Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI UMUM
“IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF”

Dosen Pengampu:
Hendra Saputra,
M.Pd

Disusun Oleh:

Nana Nirwana (12211320261)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN


GEOGRAFI FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS SULTAN
SYARIF KASIM
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, saya
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan nikmat
kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan akhir Geologi tentang “Pengenalan
Batuan Metamorf” dengan baik. Laporan praktikum ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin
dan dengan data yang sebenar-benarnya. Akhir kata saya mohon minta maaf sebenar benarnya
apabila masih terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan laporan ini, dikarenakan kesempurnaan
hanyalah milik allah dansumber pemasalahan adalahdiri sendiri,mohon kritik dansaran yang dapat
menunjang laporan saya, demi membangun saya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga
kegiatan praktikum Geologi ini bisa bermanfaat bagisaya dansaya dapat menerapkan ilmu-ilmunya yang
telah diberikan denganbaik dansebenar benarnya

Pekanbaru, 24 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yangmerupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak
termasuk batuan,tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis batuan yang
kita kenal adalah batuansedimenPemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada
kekhususannya. Tekstur batuanmengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada
di dalamnya, yang meliputi tingkatkristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas,
dan hubungan antar butir (fabric). Jikawarna batuan berhubungan erat dengan komposisi
kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil darirangkaian proses sebelum,dan sesudah
kristalisasi.
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal kristal dari berbagai
jenismineral, atau pecahan Kristal mineral mineral, pecahan batuan, dan dapat juga
mengandung fragmen cangkang organmisme. Pembentukan berbagai macam mineral di
alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa
berbeda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendeskripsikan batuan metamorf?


2. Bagaimana menganalisis batuan metamorf?
3. Bagaimana mengidentifikasi jenis batuan metamorf?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui deskripsi batuan metamorf
2. Untuk mengetahui hasil analisis batuan metamorf
3. Untuk mengetahui identifikasi jenis batuan metamorf
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batuan Metamorf


Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas member nama batuan
tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya
dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu
A. Warna
B. Tekstur
C. Struktur
D. Komposisi mineral pembentuk batuan

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses metamorfisme pada batuan
yang telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme adalah proses perubahan mineral dan
tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan dan temperatur
yang tinggi dalam kerak bumi tanpa mengubah komposisi kimia.

2.2 Warna
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting yaitu:
 Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
 Mika : Apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna hitam
diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran
 Feldspar : Apabila berwarna merah daging diberinama ortoklas (bidang belah
tegak lurus / 90º), bila berwarna putih abu-abu diberinama plagioklas (belahan Kristal
kembar.
 Karbonat : Biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit,cirri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCL.

2.3 Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan
susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dijadikan petunjuk tentang proses
(genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur
umum yang sering dijumpai pada batuan metamorf yaitu:
 Kristaloblastik : Mineral-mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kembali
pada saat terjadi metamorfosa.
 Tekstur Relik (sisa): tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur batuan asalnya.
Secara umum penamaannya diawali dengan “blasto” misalnya, Blastoporfiritik.

2.4 Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-
macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut, antara lain
dibedakan menjadi 2 macam:
 Berfoliasi : Bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral yang
terdapat dalam batuan tersebut.
 Non Foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan tersebut.

Berikut lembaran klasifikasi yang dapat digunakan dalam identifikasi batuan


metamorf:
CONTOH BATUAN METAMORF
BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1 Waktu

Praktikum batuan metamorf ini dilakukan di labor STEM lantai 3 gedung prodi, UIN
SUSKA RIAU pada 21 Desember 2022 pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.40 WIB pada
pertemuan ke 15 perkuliahan. Penelitian batuan metamorf dilakukan pada hari selasa, 27
Desember 2022 pada pukul 13.00 WIB.

3.2 Lokasi

Lokasi praktikum di Labor STEM Gedung prodi, UIN SUSKA RIAU. Sedangkan diarea
Pekanbaru tidak ditemukan batuan metamorf, jadi kami membelinya di aplikasi belanja
“shoope”.

3.3 Hasil Penemuan


1. Serpentinit
Batuan ini ditemukan di Malili, Sulawesi. Serpentinit adalah batuan yang terdiri
dari satu atau lebih mineral kelompok serpentine. Mineral dalam kelompok ini dibentuk
oleh serpentinisasi, hidrasi dan transformasi metamorfik dari batuan ultrabasa yang
berasal dari mantel bumi. Alterasi mineral sangat penting di dasar laut pada batas
lempeng tektonik.

Serpentinit tersusun oleh mineral grup serpentin >50% (Williams, 1954). Menurut
Hess (1965) dalam Ringwood (1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit dapat
dihasilkan dari mantel oleh hidrasi dari mantel ultramafik (mantel peridotit dan dunit).
Deskripsi Megaskopis:

Warna : Hijau kehitaman

Struktur : Foliasi, Schistositic

Ketahanan Metamorfosa:

Kristaloblastik Ukuran butir :

Fanerik
Bentuk Kristal : Euhedral

Komposisi : Mika, Serpentin, Hornblende


Berdasarkan strukturnya yang foliasi dapat diketahui bahwa pengaruh
metamorfisme yangdominan pada saat pembentukan batuan ini adalah tekanan. Tekanan
mengakibatkan mineral-mineral yang pipih mengelompok dan membentuk penjajaran
mineral.
Berdasarkan komposisi utama batuan yang berupa serpentin dapat diketahui
bahwa batuan ini terbentuk dari batuan beku basa sampai ultra basa yang
mengalami metamorfosa regional. Karena mineral serpentin sendirimerupakan mineral
hasil metamorfosa mineral olivine ataupun piroksen. Mineral ini banyakterkandung pada
batuan beku basa ataupun ultra basa. Batuan ini mengalami
metamorfisme pada kedalaman kerak bumi pada
zona subduksi, karena pengaruh dorongan tektonik batuan initerangkat dan tersingkap
pada permukaan bumi.

2. Sekis Mika
Batuan ini ditemukan di Gunung Malimo, Sulawesi Utara. Sekis mika merupakan
salah satu batuan metamorf derajat tinggi, sebab batuan ini terbentuk akibat panas dan
tekanan yang tinggi. Pembentukan batuan metamorf dapat terjadi pada Zona Subduksi
atau Zona pertemuan Lempeng.

Sekis mika sering disebut sebagai “Pondasi Pulau Jawa” karena batuan ini
merupakan batuan tertua yang tersingkap di Pulau Jawa. Sekis (Schist) sebagai
sumber mika yang utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam
pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika. Filit sebagai bahan
isolator/isolasi elektrik dan bahan bangunan. Keunikan sekis mika adalah kenampakan
khas batuan metamorf berstruktur foliasi; tersusun oleh mineral feldspar, kuarsa, dan
mineral mika pipih yang melimpah.

3. Sekis Hornblende
Batuan ini ditemukan di Lampung, Sumatera. Sekis yang kaya akan hornblende.
Umumnya dengan plagioklas felspar yang melimpah juga. Digolongkan ke dalam
amfibolit.
Sekis hornblende tersusun atas mineral hornblend, plagioklas dan kuarsa, se-
bagian kecil hadir klorit. Batuan ini terbentuk pada 370oC-420oC (Barker, 1994),
termasuk ke dalam fasies sekis amfibolit.
4. Marmer Murni

Batuan ini ditemukan di Lampung, Sumatera. Salah satu jenis batuan yang ada di
Bumi adalah batu marmer. Batuan marmer ini merupakan salah satu jenis batuan
metamorf atau malihan, dimana proses terbentuknya batu marmer ini karena diakibatkan
oleh proses metamorfosis batu kapur atau batu gamping. Batu marmer seringkali kita
temukan sebagai batu yang menghiasi rumah, sebagai batu yang digunakan untuk lantai,
dinding, bahkan furniture seperti meja, bangku, dan lain sebagainya.

Alasan mengapa batu marmer ini seringkali dipilih sebagai batu penghias rumah
adalah karena batu ini mempunyai tampilan yang sangat indah. Marmer mempunyai
corak atau pola tertenu dan mempunyai beragam warna yang mengombinasinya, hal
inilah yang membuat marmer indah dan cocok digunakan sebagai bahan untuk dekorasi
bagunan. Selain itu juga karena batu marmer mempunyai sifat yang tanah lama dan juga
mudah dipahat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih banyak mengenai
batu marmer. Artikel ini akan menjelaskan mengenai berbagai macam informasi
mengenai batu marmer.

Ciri- ciri Batu Marmer

Sebagai salah satu jenis batu alam, dan salah satu jenis batuan metamorf atau
malihan, batu marmer ini mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan jenis
batu lain. Beberapa jenis dari batu marmer adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai struktur batu yang kompak.


2. Gugusan kristal yang ada di batu marmer relatif sama dengan tekstur halus
sampai yang agak kasar.
3. Pada umumnya marmer tersusun atas mineral kalsit dengan mineral minor
lainnya seperti mika, klhorit, kuarsa, dan jenis silikat lainnya seperti graphit,
hematit, dan juga limorit.
4. Mempunyai nilai komersil atau ekonomi yang bergantung pada warna dan
tekstur batu tersebut.
5. Terpengaruh oleh porositas, kekuatan regangan, dan kekuatan terhadap cuaca.

Manfaat Batuan Marmer

1. Penghias rumah

2. Sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam furniture

3. Sebagai bahan pembuat batu nisan

4. Bahan dasar pembersi rumah

5. Sebagai pupuk

6. Untuk bahan pewarna

7. Penetral asam

8. Sumber kalsium tambahan untuk hewan ternak

9. Sebagai alat terapi penyembuh penyakit tertentu


5. Genes
Batuan ini ditemukan di Pulau Bacan, Maluku. Batu Genes (Gneiss) adalah batuan
metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh "bands" (garis-garis) dan lensa dari berbagai
komposisi mineral. Band-band dalam batuan ini sering mengandung mineral yang
bertekstur granular, yang memperlihatkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral
penyusunnya.
Penampilan dan tekstur seperti diatas itulah yang menjadi penciri utama batuan
gneiss. Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari
teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.

Meskipun gneiss tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen memiliki


bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-band ini biasanya
dicirikan dengan selang-seling perubahan warna mineral yang gelap dan terang dalam
bentuk yang memanjang (orientasi / penjajaran mineral). Orientasi mineral gelap kadang-
kadang menunjukkan tekanan dari proses metamorfosis yang dilewatinya.
Beberapa spesimen dari gneiss mengandung mineral khas karakteristik lingkungan
metamorf. Mineral ini antara lain adalah biotit, kordierit, sillimanit, kyanit,
staurolit, andalusit dan garnet. Batu genes kadang-kadang dinamai berdasarkan komposisi
mineral-mineral ini, contohnya "garnet gneiss", "korundum gneiss", dan "biotit gneiss".

6. Batu Sabak/ Slate

Batuan ini ditemukan di Pegunungan Schwaner, Kalimantan. Batu sabak adalah


salah satu contoh batuan metamorf berbutir halus yang berasal dari perubahan serpih atau
batu lumpur dengan metamorfisme regional tingkat rendah. Batuan ini biasa disebut
"slate" dan sering digunakan atau dimanfaatkan sebagai atap rumah serta interior lantai
(ubin) karena daya tahan dan tampilannya yang menarik.
Batu sabak utamanya tersusun atas mineral-mineral lempung ataupun mika,
tergantung pada tingkat metamorfismenya. Biasanya mineral lempung dalam batu serpih
akan berubah menjadi mineral mika akibat kenaikan suhu maupun tekanan. Selain
mineral-mineral lempung, batu slate (sabak) juga bisa mengandung mineral kuarsa yang
berlimpah dengan sejumlah kecil feldspar, kalsit, pirit, hematit, dan mineral-mineral
penyerta lainnya. Kebanyakan batu sabak berwarna abu-abu muda hingga abu-abu tua.
Ada juga beberapa berwarna hijau, merah, hitam, ungu, serta coklat. Warna batuan sabak
sering ditentukan oleh jumlah dan jenis zat besi serta bahan organik di dalam batuan
tersebut.

Tektonik yang menghasilkan batu sabak biasanya merupakan bekas cekungan


sedimen yang terlibat dalam aktivitas lempeng konvergen. Batu serpih maupun batu
lumpur di dalam cekungan akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga mengalami
sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme). Kekuatan tekanan maupun panas inilah
kemudian merubah mineral-mineral lempung pada serpih dan batu lumpur tersebut.
Selanjutnya akibat tekanan terus menerus, tekstur foliasi akan berkembang membentuk
sudut siku-siku sehingga menghasilkan foliasi vertikal, biasanya memotong lapisan serpih
ataupun batu lumpur. Batu sabak termasuk jenis batuan metamorf karena
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu. Selain akibat tekanan dan
suhu, batuan yang dikategorikan sebagai batuan metamorf juga ditentukan oleh
teksturnya (foliasi dan non foliasi) yang dapat terbentuk selama peristiwa metamorfisme.

7. Marmer Hitam

Batuan ini ditemukan di Lahat, Sumatera Selatan. Sebagai salah satu jenis
batuan alam dan sebagai salah satu jenis batuan malihan atau metamorf, batu marmer ini
mempunyai beberapa jenis. Jenis dari batu marmer ini biasanya dibedakan berdasarkan
warna, tekstur, dan juga komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut. Jenis- jenis
dari batuan marmer antara lain sebagai berikut:

 Statuary marble, yakni jenis batuan marmer yang putih bersih dan mempunyai
teksture yang bagus.
 Architectural marble, yakni batuan marmer yang mempunyai warna teksur, mutu, dan
kekuatan yang bagus.
 Ornamental marble, yakni batuan marmer yang memiliki warna yang indah.
 Onix marble, yakni batuan marmer yang yang jernih dan terdiri dari materal- material
organik dan juga kalsit.
 Cipolin marble, yakni batuan marmer yang banyak mengandung mika dan juga talk.
 Ruin marble, merupakan batuan marmer yang bertekstur hakus dan juga kristal yang
tidak teratur.
 Breccia marble, merupakan batuan marmer yang mempunyai tekstur asar dan juga
paesegi.
 Shell marble, merupakan batuan marmer yang terdiri dari fosil- fosil.
 Carrara marble, yakni batu marmer yang mempunyai warna putih murni. Batu jenis
ini seringkali digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi sebagai bahan dasar pembuatan
patung dan juga air mancur.
 Limestone, yakni marmer yang yang memiliki warna begie atau coklat. Batu marmer
ini bisa ditemukan dari danau ataupun bekas danau.
 Breksi, yakni batu marmer yang terbentuk karena adanya bekas longsoran tanah.
 Marmer budidaya, adalah marmer yang dibuat oleh manusia, yakni kombinasi antara
debu marmer dan juga semen.
 Marmer hijau, yakni batuan pertama yang hanya sekedar terlihat seperti mamrmer
namun bukan marmer asli.

Itulah jenis- jenis dari batu marmer yang mana jenis- jenis tersebut disandarkan pada
warna dan juga tekstur batuan itu sendiri.
8. Filit

Batuan ini ditemukan di Bobonaro, Timtim. Filit adalah tipe batuan metamorf
berfoliasi yang terbuat dari batusabak yang termetamorfosis lebih jauh dan
menyebabkan mika putih berbutir sangat halus menjadi memiliki orientasi tertentu.
Filit memiliki komposisi utama berupa kuarsa, serisit mika, dan klorit. batuan Filit
memiliki komposisi mineral mika (23,25%), mineral klorit (53,75%) dan mineral
kuarsa (22%).

9. Kuarsit

Batuan ini ditemukan di Balaisebut, Kalimantan Barat. Kuarsit adalah batuan


metamorf non-foliasi yang keras, yang merupakan hasil perubahan dari batupasir kuarsa.
Batupasir berubah menjadi kuarsit melalui pemanasan dan tekanan yang biasanya terkait
dengan kompresi tektonik dalam sabuk orogenic

Kuarsit memiliki komposisi kuarsa berukuran kasar (1‒4 mm) dengan kontak antar
butir suture. Kalsit sekunder juga dijumpai pada kontak tersebut.
10. Zeolit

Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium,
kalium dan barium. Zeolit juga sering disebut sebagai molecular sieve/ molecular mesh
karena zeolit memiliki pori-pori berukuran melekuler sehingga mampu
memisahkan/menyaring molekul dengan ukuran tertentu.

Secara umum rumus emphiris zeolit adalah M2nO, Al2O3, xSiO2, dan yH2O.
Pembentukan mineral zeolit berasal dari abu gunung berapi dan garam laut selama
jutaan tahun dan terbentuk dalam jumlah yang cukup besar di alam. Kelimpahan
zeolit di Indonesia dapat ditemukan di daerah yang dilalui jalur pegunungan vulkanik
yang merupakan sumber utama tufa yang mengalami transformasi menjadi zeolit.

Zeolit adalah sekelompok mineral aluminosilikat yang memiliki beberapa jenis


mineral sebagai anggotanya. Karakteristik khusus zeolit membuat mineral ini
memiliki kemampuan adsorpsi dan presipitasi permukaan yang dapat digunakan
untuk membuat deterjen ramah lingkungan.

Zeolit pertama kali ditemukan pada tahun 1756 oleh Cronstedt, ahli mineral dari
Swedia. Zeolit merupakan kristal alumina-silika yang mempunyai struktur berongga
atau berpori dan mempunyai sisi aktif yang bermuatan negatif yang mengikat secara
lemah kation penyeimbang muatan.

Anda mungkin juga menyukai