BATUAN METAMORF
GEOLOGI PERTAMBANGAN
SMKN KADIPATEN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah berkaitan
dengan batuan beku. Solawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda Rasul yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya sahabatnya
tabiinnya serta kepada kita selaku umatnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada kakak ridwan ali selaku kaka
pembina yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari,makalah yang tulis ini masih jauh kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang
terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu
tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat belum mencapai titik
peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan,
susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid
state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian, penting diingat bahwa
fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam proses metamorfosis.
Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara pembentukan
batuan metamorf, selain itu kita juga dapat mengetahui tekstur, struktur batuan metamorf.
1.3 TUJUAN
1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan metamorf secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batuan metamorf.
1.4 MANFAAT
3
BAB II
PEMBAHASAN
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metamorfisme,
dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical
(mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi dalam kerak bumi atau
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami
proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur
dan tekanan yang tinggi.
Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan
temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah
hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru,
begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah mineral
suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak
bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk
pelapukan dandiagenesa.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat
bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan
strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
4
Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu
lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang
merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses
pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
2.2Agen-agen Metamorfisme
Adapun agen-agen metamorfisme yaitu:
1. Panas (Temperatur).Suhu atau temperatur merupakan agen atau faktor pengontrol yang
berperan dalam proses metamorfisme. Kenaikan suhu atau temperatur dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dan rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam
batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur sekitar 350-
1200 derajat celcius.
2.Tekanan atau pressure merupakan faktor pengontrol atau agen dari proses metamorfisme.
Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan rekristalisasi pada mineral
dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi ini tekanan sekitar 1-10.000 bar
(Jackson).
3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.
Adanya kenaikan temperatur, tekanan dan aktivitas larutan kimia, menyebabkan terjadinya
perubahan dan rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali mineral-mineral dan batuan
yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur sekitar 350oC –
1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar (Jackson) = (0,9869) atm.
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat
terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty),
orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi
dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage
5
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
- Phylitic
Struktur ini osaic sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih
dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
- Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic
atau osaiclar (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai
kasar. Batuannya disebut schist (sekis).
- Gneissic/Gnissose
6
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler
(feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral
ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi
akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik.
Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan
7
goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral
primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).
- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi
umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap
sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut
phyllonite (filonit).
TeksturBatuanMetamorf.
Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa, diantaranya:
• Relict /Palimpset /Sisa; masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya. Awalan blasto
digunakan untuk penamaan tekstur batuan metamorf ini. Batuan yang mempunyai
kondisi seperti ini sering disebut batuan meta beku atau metasedimen.
• Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur
ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
• Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata.
• Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal
• Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri.
• Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian
oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya.
• Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya.
• Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral.
• Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral
• Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
8
• Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular.
• Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik.
• Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral.
• Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi :
• Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya.
Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts.
• Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak
melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
• Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang
berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).
• Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan
keteraturan orientasi.
• Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
b.Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh
disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang
mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika
semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan
saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
9
2. Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer.
Termasuk dalam tipe ini adalah:
a. Metamorfosa regional/dinamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temperatur
dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
b.Metamorfosa beban/burial
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pada daerah
geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian atas, maka
lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan mengalami proses metamorfosa.
10
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
6. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral
ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage)
tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih
transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari
calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.
1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen
Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki
struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).
11
Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
1. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur
dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa,
feldspar, mika dan amphibole.
12
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis
kaya amphibole dan mika.
2. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
3. Marmer
13
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan
dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat,
kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.
4. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
5. Milonit
14
Gambar 1. 13 Batu milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-
mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir
batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
6. Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya
terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit,
namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki
orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
15
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau
7. Serpetinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
8. Hornfels
16
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan sedimen maka dapat di simpulakan
bahwa :
1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metam
orfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) da
n chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi.
2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme melip
uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan aktivitas larutan kimia.
3.Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme sentuh ata
u kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme regional.
4.Secara umum ada beberapa fasies dari batuan metamorf yang meliputi:
• Fasies granulit
• Fasies eklogite
3.2 SARAN
Untuk lebih memperdalam pemahaman dan pengetahuan mengenai batuan metamorf
sebaiknya banyak membaca literatur-literatur yang lebih variatif yang berkaitan
dengan batuan metamorf serta mengkaji nya secara mendalam dan dibarengi dengan
pengamatan batuan dilaboratorium dan pengamatan langsung singkapan batuan
metamorf di lapangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://mithaariany.wordpress.com/2012/05/30/batuan-metamorf/http://
effmakalahsripsi.blogspot.com/2011/11/makalah-tentang-batuan-metamorf.html
https://brainly.co.id/tugas/4184486#readmore
19