Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BATUAN METAMORF

DIBUAT UNTUK TUGAS MAKALAH

DIBUAT OLEH KELOMPOK 3:

1. Laksa Putra Setiawan


2. Hermawan
3. Krisnawati
4. Pardiansyah
5. Redi Maulana
6. Rifki Faturohman
7. Riki Syafaat
8. Rizki Rafly Haryadi
9. Yohanes Virman Setiawan

GEOLOGI PERTAMBANGAN

SMKN KADIPATEN

2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah berkaitan
dengan batuan beku. Solawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda Rasul yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya sahabatnya
tabiinnya serta kepada kita selaku umatnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada kakak ridwan ali selaku kaka
pembina yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari,makalah yang tulis ini masih jauh kata sempurna. Oleh
karna itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kadipaten,31 januari 2020

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ..........................................................i


DAFTAR ISI.........................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................
1.1 Latar Belakang...................................................3
1.2 Rumusan Masalah..............................................3
1.3 Tujuan................................................................3
1.4 Manfaat................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................
2.1 Pengertian Batuan Metamorf............................4
2.2 Agen Agen Batuan Metamorf...........................4
2.3 Struktur Dan Tekstur Batuan Metamorf............5
2.4 Jenis jenis Batuan Metamorfisme......................9
2.5 Mineral mineral Penyusun Batuan Metamorf..10
2.6 Macam Macam Batuan Metamorf...................11
2.7 Manfaat Batuan Metamorf...............................17
BAB III PENUTUP...............................................................
3.1 Kesimpulan ....................................................18
3.2 Saran...............................................................18
DAFTAR PUSTAKA.........................................................19

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang
terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu
tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat belum mencapai titik
peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan,
susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid
state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian, penting diingat bahwa
fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam proses metamorfosis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah yaitu bagaiman cara pembentukan
batuan metamorf, selain itu kita juga dapat mengetahui tekstur, struktur batuan metamorf.

1.3 TUJUAN

tujuan pembuatan malakah ini adalah :

1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan metamorf secara umum,proses
pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis batuan metamorf.

2. Menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik tentang batuan metamorf.

1.4 MANFAAT

 Untuk meningkatkan tingkat belajar siswa sebagai media baca sehari-hari


 Dalam pembuatan makalah tiap kelompok dituntut bekerja sama dan itu
mengajarkan kebersamaan
 Untuk media pembelajaran supaya nanti saat terjun ke dunia kerja kita
tidak asing lagi dalam pembuatan makalah atau laporan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian batuan metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metamorfisme,
dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical
(mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi dalam kerak bumi atau
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami
proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur
dan tekanan yang tinggi.

Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan
temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah
hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru,
begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah mineral
suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak
bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk
pelapukan dandiagenesa.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat
bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan
strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

4
Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu
lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang
merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses
pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

2.2Agen-agen Metamorfisme
Adapun agen-agen metamorfisme yaitu:
1. Panas (Temperatur).Suhu atau temperatur merupakan agen atau faktor pengontrol yang
berperan dalam proses metamorfisme. Kenaikan suhu atau temperatur dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dan rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam
batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur sekitar 350-
1200 derajat celcius.

2.Tekanan atau pressure merupakan faktor pengontrol atau agen dari proses metamorfisme.
Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan rekristalisasi pada mineral
dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi ini tekanan sekitar 1-10.000 bar
(Jackson).
3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.
Adanya kenaikan temperatur, tekanan dan aktivitas larutan kimia, menyebabkan terjadinya
perubahan dan rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali mineral-mineral dan batuan
yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi ini temperatur sekitar 350oC –
1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar (Jackson) = (0,9869) atm.

2.3 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf


Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan
nonfoliasi (Jacson, 1997 di dalam Setyobudi, 2012).

1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat
terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty),
orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi
dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
- Slaty Cleavage

5
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar 1. 1 Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa


Pembentukan Struktur

- Phylitic
Struktur ini osaic sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih
dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

Gambar 1. 2 Struktur osaicl

- Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic
atau osaiclar (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai
kasar. Batuannya disebut schist (sekis).

Gambar 1. 3 Struktur Schistosic dan


Sketsa Pembentukan Struktur

-   Gneissic/Gnissose

6
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler
(feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral
ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar 1. 4 Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur

2. Struktur Non Foliasi


Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari
butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:
- Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh osaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan
umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk).

Gambar 1. 5 Sruktur Granulose

- Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi
akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik.
Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan

7
goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral
primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).

Gambar 1. 6 Struktur Milonitic

- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi
umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap
sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut
phyllonite (filonit).

TeksturBatuanMetamorf.
Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa, diantaranya:
• Relict /Palimpset /Sisa; masih  menunjukkan  sisa  tekstur  batuan  asalnya.  Awalan  blasto
digunakan  untuk  penamaan  tekstur  batuan metamorf ini. Batuan  yang  mempunyai 
kondisi seperti ini sering disebut batuan meta beku atau metasedimen.
• Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur
ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
• Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata.
• Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal
• Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri.
• Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri dan sebagian
oleh bidang permukaan kristal di sekitarnya.
• Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain di sekitarnya.
• Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk euhedral.
• Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk subhedral
• Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal berbentuk anhedral.
Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral

8
• Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk tabular.
• Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk prismatik.
• Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya sutured (tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral.
• Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas
mineralnya unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi :
• Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya.
Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts.
• Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak
melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
• Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada massa dasar material yang
berasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).
• Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan polimineralik yang tidak menunjukkan
keteraturan orientasi.
• Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.

2.4 Jenis-jenis Metamorfisme


Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua:
1. Metamorfosa Lokal
Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja.
Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:
a. Metamorfosa kontak/thermal
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan temperatur yang tinggi, dan biasanya
jenis ini ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi magma/ekstrusi dengan batuan di
sekitarnya dengan lebar 2 – 3 km. Salah satu contohnya pada zona intrusi yang dapat
menyebabkan pertambahan suhu pada daerah disekitar intrusi.

b.Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh
disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang
mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika
semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan
saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

9
2. Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer.
Termasuk dalam tipe ini adalah:
a. Metamorfosa regional/dinamothermal
Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang mempengaruhi adalah temperatur
dan tekanan yang tinggi. Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.

b.Metamorfosa beban/burial
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi terjadi pada daerah
geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian atas, maka
lapisan sedimen yang ada di bagian bawah cekungan akan mengalami proses metamorfosa.

2.5 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf


1. Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg),
Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada
foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis
batuan beku dan batuan metamorf.
2. Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku dan
merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite umumnya
berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang, abu-abu terang.
Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
3. Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung
unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral
Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-orthite.
4. Potassium feldspar (Orthoclase)
Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar,
potassium feldspars adalah mineral silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk
kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
5. Mica

10
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).
6. Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral
ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan belahan (cleavage)
tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya berwarna putih
transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut terbuat dari
calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari batugamping.

2.6 Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Gambar 1. 7 Batu slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen
Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki
struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine
grained).

Asal                             : Metamorfisme Shale dan Mudstone


Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir                : Very fine grained
Struktur                       : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah

11
Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi lembaran tipis
2. Filit

Gambar 1. 8 Batu Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit.
Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal                             : Metamorfisme Shale


Warna                          : Merah, kehijauan
Ukuran butir                : Halus
Stuktur                        : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi                   : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas                      : Membelah mengikuti permukaan gelombang

1. Gneiss

Gambar 1. 9 Batu gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur
dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa,
feldspar, mika dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


Warna                                : Abu-abu
Ukuran butir                      : Medium – Coarse grained
Struktur                             : Foliated (Gneissic)
Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

12
Derajat metamorfisme   : Tinggi
Ciri khas                            : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis
kaya amphibole dan mika.

2. Sekis

Gambar 1. 10 Batu sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende.
Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang
diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme siltstone, shale, basalt


Warna                          : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse
Struktur                       : Foliated (Schistose)
Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

3. Marmer

Gambar 1. 11 Batu marmer

13
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan
dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat,
kompak dan tanpa foliasi.
Asal                             : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna                          : Bervariasi
Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi
dengan HCl.

4. Kuarsit

Gambar 1. 12 Batu kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir
(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis
menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur
asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme sandstone (batupasir)


Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir                : Medium coarse
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                      : Lebih keras dibanding glass

5. Milonit

14
Gambar 1. 13 Batu milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-
mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir
batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik


Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir                : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

6. Filonit

Gambar 1. 14 Bat filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya
terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit,
namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki
orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)

Asal                             : Metamorfisme Shale, Mudstone

Warna                          : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman


Ukuran butir                : Medium – Coarse grained
Struktur                       : Non foliasi

15
Komposisi                   : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas                      : Permukaan terlihat berkilau

7. Serpetinit

Gambar 1. 15 Batu sepertinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini
dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses
metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal               : Batuan beku basa


Warna            : Hijau terang / gelap
Ukuran butir  : Medium grained
Struktur         : Non foliasi
Komposisi     : Serpentine
Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

8. Hornfels

Gambar 1. 16 Batu hornfels

16
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan
intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil.
Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme kontak shale dan claystone


Warna                          : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir                : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                   : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
2.8 Manfaat Batuan Metamorf
1. Dimanfaatkan menjadi meja, asbak, guci, hiasan-hiasan (Pualam)
2. Sebagai pembuatan kaca dan keramik, batu perhiasan (kuarsa)
3. Sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik, dan jaman dahulu
digunakan sebagai pengganti buku (sabak)
4. Sebagai bahan lantai, dekorasi bangunan, batu nisan dan dinding (marmer)

17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan sedimen maka dapat di simpulakan
bahwa :

1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metam
orfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) da
n chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi.
2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme melip
uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan aktivitas larutan kimia.
3.Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme sentuh ata
u kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme regional.
4.Secara umum ada beberapa fasies dari batuan metamorf yang meliputi:

• Fasies metamorfisme kontak

• Fasies metamorfisme regional

• Fasies granulit

• Fasies eklogite

5. Mineral penyusun batuan metamorf merupakan mineral-mineral yang ada pada


batuan yang telah ada sebelumnya, baik mineral yang berasal dari batuan beku, s
edimen, maupun metamorf.

3.2 SARAN
Untuk lebih memperdalam pemahaman dan pengetahuan mengenai batuan metamorf
sebaiknya banyak membaca literatur-literatur yang lebih variatif yang berkaitan
dengan batuan metamorf serta mengkaji nya secara mendalam dan dibarengi dengan
pengamatan batuan dilaboratorium dan pengamatan langsung singkapan batuan
metamorf di lapangan.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://mithaariany.wordpress.com/2012/05/30/batuan-metamorf/http://
effmakalahsripsi.blogspot.com/2011/11/makalah-tentang-batuan-metamorf.html
https://brainly.co.id/tugas/4184486#readmore

19

Anda mungkin juga menyukai