Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.......................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................3

1.2 Tujuan..............................................................................4

1.3 Alat dan Bahan.................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................7

BAB IV PENUTUP.......................................................................10

4.1 Kesimpulan........................................................................10

4.2 Saran.................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................11

LAMPIRAN.................................................................................12

Lampiran 1. Jurnal..................................................................12

Lampiran 2. Buku....................................................................13

i|Batuan Metamorf
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Batu Kuarsit.........................................................................................
Gambar 2. Batu Marmer........................................................................................
Gambar 3. Batu Gneiss..........................................................................................
Gambar 4. Batu Sekis Hijau...................................................................................
Gambar 5. Batu Sabak...........................................................................................
Gambar 5. Batu Sepentit.......................................................................................

ii | B a t u a n M e t a m o r f
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu


kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau
ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya,
protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang
berarti perubahan bentuk. Batuan asal atau protolith yang dikenal
panas (lebih besar dari 150 dan tekanan ekstrem (1500 bar), akan
mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith
dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan

metamorf lain yang lebih tua.


Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk
berubah bentuk. Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami
perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu,
batuan tersebut akan melebur menjadi magma. Namun saat
belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan
tersebut berubah menjadi batuan metamorf. Batuan yang telah
mengalami proses metamorphosis melalui proses metamorphosis
yang hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah
tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah
keduanya sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya
batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian, penting
diingat bahwa fluida terutam air memiliki peranan yang penting
dalam proses metamorphosis.

Batuan metamorf menyusun sekitar 15% dari kerak Bumi


dan terbentuk jauh dibawah permukaan bumi dengan perbedaan
yang besar dari batuan diatasnya serta perbedaan tekanan dan
suhu yang tinggi. Batuan metamorf juga terbentuk oleh intrusi
magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada
kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

3|Batuan Metamorf
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian batuan Metamorf
2. Dapat mengetahui struktur batuan Metamorf
3. Dapat pengetahui tekstur batuan Metamorf
4. Dapat mengetahui cara untuk mendeskripsikan batuan
Metamorf
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Alat tulis lengkap
2. Loupe
3. Skala pembanding
4. HCL
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Sample batuan metamorf
2. Modul
3. Lembar kerja minimal 10 lembar atau blanko

4|Batuan Metamorf
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari
batuan sebelumnya yang mengalami pembebanan dari
pengendapan lapisan atas, yang menyebabkan perubahan
temperatur dan tekanan secara bersamaan sehingga
mengakibatkan terbentuknya mineral baru dan memiliki tekstur
batuan khusus Metamorfisme merupakan proses kristalisasi ulang
di dalam kerak bumi yang terjadi dalam keadaan padat dan tanpa
melalui fasa cair sehingga terbentuk tekstur dan komposisi
mineralogi yang baru pada temperatur dan tekanan tertentu.
Fasies metamorfisme adalah sekumpulan mineral batuan
metamorf yang disatukan oleh ruang dan waktu sehingga
menggambarkan sebuah hubungan tetap dan teratur antara
komposisi kimiawi dengan komposisi mineral pada batuan
metamorf sehingga tampak perbedaan fasies metamorfisme yang
muncul dan klasifikasi metamorf tidak selalu berkorelasi dengan
kedalaman menyatakan bahwa fasies metamorfisme merupakan
suatu kondisi dimana temperatur dan tekanan yang spesifik, akan
mencirikan suatu kehadiran tipe atau jenis mineral tertentu
(Hasria, 2021).
Faktor yang mempengaruhi metamorfisme secara langsung
adalah tekanan, temperatur dan fluida metamorf Kenaikan
tekanan dan temperatur akan mengubah komposisi mineral
apabila melampaui batas kestabilan dan hubungan antar butir
sehingga proses metamorfisme akan membentuk batuan yang
berbeda dengan batuan asalnya Batuan asal atau disebut protolit
dari batuan metamorf berdasarkan terdiri atas batuan basal-
andesit, pelitik dan greywacke serta batulempung dan
serpih.Kehadiran mineral lempung berupa illit dan kaolinit yang
melimpah dan sebagiannya telah tergantikan oleh mineral klorit,

5|Batuan Metamorf
serta kehadiran kuarsa dan kalsit menunjukkan bahwa protolit
batuan metamorf juga berasal dari greywacke dan termasuk pada
metamorfisme derajat sangat rendah (Idrus, 2022).

Proses metamorfisme pada suatu metamorfisme regional


cenderung untuk menghasilkan batuan metamorf dengan derajat
metamorfisme yang bervariasi. Kondisi ini disebabkan oleh proses
metamorfisme yang berlangsung secara kompleks, karena dapat
didominasi oleh perubahan kondisi temperatur, perubahan kondisi
tekanan maupun kombinasi keduanya. Hasil penelitian sendiri
menunjukkan fasies metamorfisme pada daerah penelitian
berkembang mulai fasies sekis hijau, fasies atas sekis hijau, fasies
transisi epidot amfibolit dan fasies amfibolit. (Widiaputra, 2016)

Proses metamorfose dapat berlangsung sangat lama hingga


jutaan tahun. Semakin lama prosesnya, maka semakin sempurna
tingkat metamorfosenya.mSelain factor waktu, factor suhu dan
tekanan sangat menentukan sempurnanya metamorfose.
Metamorfose yang terjadi secara sempurna maka karakteristik
batuan asalnya tidak terlihat lagi. Pada metamorfisme yang tak
sempurna: perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu
Nampak mencolok. Hanya kekompakan pada batu
saja yang bertambah (Zuhdi, 2017).

Batuan Metamorf jenisnya ada bermacam - macam dan


tidak hanya satu saja. Batuan metamorf ini dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yakni batuan metamorf kontak merupakan
jenis batuan metamorf yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi, batuan metamorf
dinamo merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose
sebagai akibat adanya tekanan yang tinggi, dan batuan metamorf
kontak pneumatolistis merupakan batuan yang mengalami proses
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari sebuah
gas-gas yang ada pada magma (Herman, 2019).

6|Batuan Metamorf
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 8 Mei 2023, dilakukan praktikum mengenai
pendeskripsian batuan Metamorf.

Gambar 1. Batu metamorf Non Foliasi (Kuarsit)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf nonfoliasi. dengan memiliki warna putih susu
dan berstuktur nonfoliasi – granulos karena tidak menunjukan
adanya belahan. Selain itu batuan ini bertekstur kristoblastik –
granoblastik yang berarti batuan metamorf dimana mineral –
mineral pembentuknya berbentuk euhedral (baik). Dengan
komposisi mineral kuarsit dan berasal dari batupasir. Dapat
diketahui nama batuan ini adalah kuarsit. Batuan ini dibentuk
melalui proses metamorphisme batupasir dengan mineral kuarsa.

Gambar 2. Batu metamorf Non Foliasi (Marmer)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf nonfoliasi. dengan memiliki warna putih dan
berstuktur nonfoliasi – kataklastik karena penghancuran terhadap
batuan asal yang mengalami metamorfosa dinamo. Selain itu
batuan ini bertekstur kristoblastik – idioblastik yang berarti
batuan metamorf dimana mineral – mineral pembentuknya

7|Batuan Metamorf
berbentuk euhedral (baik). Dengan komposisi mineral kalsit,
dolomit, dan kuarsa, dan berasal dari batu gamping. Dapat
diketahui nama batuan ini adalah marmer. Batuan ini diengaruhi
suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen.

Gambar 3. Batuan metamorf foliasi (Gneiss)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf foliasi. dengan memiliki warna abu abu dan
berstuktur foliasi – gneistosa karena menunjukkan penjajaran
mineral yang planar. Selain itu batuan ini bertekstur kristoblastik
– lepidoblastik yang berarti batuan metamorf dimana mineral
dalam batuan saling sejajar dan terarah, bentuk mineralnya
tabular. Dengan komposisi mineral stress hornblande, zircon dan
kalsit, dan berasal dari granodiorit. Dapat diketahui nama batuan
ini adalah gneiss. Batuan ini dibentuk melalui proses batuan
metamorf regional/dinamik yang terjadi dibatas lempeng
konvergen.

Gambar 4. Batuan metamorf foliasi (sekis hijau)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf foliasi. dengan memiliki warna hitam dan
berstuktur foliasi – gneistosa karena terdapat mineral mika dan
mineral granular, tetapi orientasi mineral pipihnya tidak
menerus/terputus. Selain itu batuan ini bertekstur kristoblastik –
lepidoblastik yang berarti batuan metamorf dimana mineral dalam

8|Batuan Metamorf
batuan saling sejajar dan terarah, bentuk mineralnya tabular.
Dengan komposisi mineral stress mika dan horblende, mineral
antistress kuarsa dan feldspar dan berasal dari batuan beku
andesit. Dapat diketahui nama batuan ini adalah sekis hijau.

Gambar 5. Batuan metamorf foliasi (batusabak)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf foliasi. dengan memiliki warna hitam keabu-
abuan dan berstuktur foliasi – filitik karena belahannya rapat,
mulai terdapat daun-daun mika halus, memberikan warna kilap.
Selain itu batuan ini bertekstur kristoblastik – granoblastik yang
berarti batuan metamorf dimana mineral – mineral pembentuknya
berbentuk euhedral (baik). Dengan komposisi mineral stress mika,
mineral antistress kuarsa dan berasal dari batusabak. Dapat
diketahui nama batuan ini adalah filit. Batuan ini dibentuk
melalui proses yang metamorfosis lebih jauh dan menyebabkan
mika putih berbutir sangat halus menjadi memiliki orientasi
tertentu.

Gambar 6. Batuan metamorf non foliasi (Serpentit)


Batuan metamorf yang pertama diseskripsikan berjenis
batuan metamorf non foliasi. dengan memiliki warna putih susu
dan berstuktur nonfoliasi – liniasi karena tidak menunjukan
adanya belahan. Selain itu batuan ini bertekstur kristoblastik –
nematoblastik yang berarti batuan metamorf dimana mineral –
mineral pembentuknya berbentuk prismatis, menyerat, dan

9|Batuan Metamorf
menjarum. Dapat diketahui nama batuan ini adalah serpentit.
Batuan ini dibentuk melalui serpentinisai batuan ultrabasa.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pratikum yang dilaksanakan
adalah :
1. Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu
kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti perubahan bentuk.
2. Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan
menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi. Struktur Foliasi
merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa.
Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-
mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi
butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage)
atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. Struktur Non
Foliasi Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan
umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular).
3. Tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk
tabular. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya
berbentuk prismatic.
4. Mengetahui cara mendeskripsian batuan metamorf yaitu
dengan cara mengenai besar kecilnya ukuran butir suatu
batuan
4.2 Saran
Sebaiknya praktikan tidak ribut pada saat pratikum
berlangsung dan mendengarkan dengan baik saat asisten

10 | B a t u a n M e t a m o r f
laboratorium menjelaskan agar pratikum dapat berjalan
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Hasria. (2021). Fasies Batuan Metamorf Daerah Wumbubangka,
Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal Geomine, Vol. 9, No. 1, Hal. 55-
64.
Idrus, A. (2022). Protolit Batuan Metamorf Di Pegunungan Rumbia
Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi tenggara,
Indonesia. Jurnal Geologi Dan Sumber Daya Mineral, Vol.
23, No.1, Hal. 25-33.
Suroyo, H. (2019). Geologi Dasar. Bandung: Republika.
Widiaputra, T. (2016). Penentuan Fasies Metamorfisme pada
Batuan Metamorf daerah Bayah, Kabupaten Lebak,
Propinsi Banten. urnal Universitas Padjadjaran
Bandung, Vol.6, No.9, 12-13
Zuhdi, M. (2019). Pengantar Geologi. Lombok: Duta Pustaka Ilmu.

11 | B a t u a n M e t a m o r f
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal

12 | B a t u a n M e t a m o r f
Lampiran 2. Buku

13 | B a t u a n M e t a m o r f
14 | B a t u a n M e t a m o r f

Anda mungkin juga menyukai