Anda di halaman 1dari 23

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR

ACARA VI BATUAN : METAMORF

LAPORAN

AHMAD FAUZI
D061221020

GOWA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Geologi adalah salah satu cabang ilmu yang khusus mempelajari tentang
bumi, batuan-batuan yang ada di bumi serta proses pembentukannya dan lain
sebagainya yang mengenai bumi. Ada batuan yang dinamakan batuan beku, yaitu
batuan yang terbebtuk dari magma yang mengalami pendinginan, baik Ketika magma
di permukaan bumi, maupun Ketika masih di dalam bumi. Ada juga batuan sedimen
adalah batuan yang terbentuk karena pemadatan dan endapan dari proses
terakumulasi atau kumpulan material batuan yang terlapukkan atau terurai dari batuan
induk yang terbentuk di permukaan bumi kemudian terendapkan pada suatu cekungan
di bawah kondisi suhu dan tekanan rendah serta mempunyai karakteristik tentang
lingkungan pengendapannya. Kedua batu tersebut ternyata masih bisa menjadi jenis
batuan yang baru, akibat perubahan mineral, perubahan ini terjadi karena hal-hal
tertentu, seperti tekanan dan suhu yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya
batuan baru yaitu batun metamorf. Batuan metamorf adalah salah satu nama batuan
yang ada di muka bumi ini selain batuan beku dan juga batuan sedimen. Ia juga
sering disebut dengan batuan malihan yang berada pada kelompok batuan hasil
transformasi dari tipe batuan yang telah ada sebelumnya.Transformasi yang terjadi ini
melewati sebuah proses yang juga disebut dengan metamorphosis atau bahasa
mudahnya perubahan bentuk. Ketimbang jenis batu lainnya seperti batuan beku dan
sedimen, proses metamorf pada batuan ini terbilang cukup lama. Oleh karena itu,
pada praktikum kali ini, kita akan mempelajari tentang proses metamorfisme, proses
pembentukan batuan metamorf dan juga mineral-mineral yang terkandung di
dalamnya
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud pada praktikum kali ini, praktikan mampu mengetahui dan mendeskripsikan
mengenai batuan metamorf

Tujuan praktikum kali ini adalah Praktikan mampu mengindentifikasi struktur,


tekstur pada batuan metamorf, dan juga mampu mengidentifikasi jenis-jenis yang ada
batuan metamorf

1.3 Manfaat praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui dan mampu
mendeskripsikan serta struktur, tekstur pada batuan metamorf.

1.4 Alat dan bahan


Alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah:
1. Buku penuntun praktikum
2. Lembar kerja praktikum
3. ATK
4. HCL
5. Komperator
6. Pensil warna
7. Jas laboratorium
8. Penggaris
9. Lap kasar dan lap halus
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batuan Metamorf

Kata “metamorfosa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metamorphism” dimana


“meta” yang artinya “berubah” dan “morph” yang artinya “bentuk”. Dengan
demikian pengertian “metamorfosa” dalam geologi adalah merujuk pada
perubahan dari kelompok mineral dan tekstur batuan yang terjadi dalam suatu
batuan yang mengalami tekanan dan temperatur yang berbeda dengan tekanan
dan temperatur saat batuan tersebut pertama kalinya terbentuk. Sebagai catatan
bahwa istilah “diagenesa” juga mengandung arti perubahan yang terjadi pada
batuan sedimen. Hanya saja proses diagenesa terjadi pada temperatur dibawah
200° C dan tekanan dibawah 300 MPa (MPa = Mega Pascal) atau setara dengan
tekanan sebesar 3000 atmosfir, sedangkan “metamorofsa” terjadi pada temperatur
dan tekanan diatas “diagenesa”. Batuan yang dapat mengalami tekanan dan
temperatur diatas 300 Mpa dan 200° C umumnya berada pada kedalaman tertentu
dan biasanya berasosiasi dengan proses tektonik, terutama di daerah tumbukan
lempeng atau zona subduksi. Batas atas antara proses metamorfosa dan pelelehan
batuan masih menjadi pertanyaan hingga saat ini. Sekali batuan mulai mencair,
maka proses perubahan merupakan proses pembentukan batuan beku. Batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal (batuan beku, sedimen,
metamorf) yang mengalami perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau
Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan yang berakibat pada
pembentukan mineralmineral baru dan tekstur batuan yang baru. Batuan
metamorf (batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang
merupakan hasiltransformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith , oleh suatu proses yang disebutmetamorfisme, yang berarti
'perubahan bentuk', dimana terjadi perubahan ataualterasi( physical struktur,
tekstur dan chemical mineralogicals dari suatu batuan pada temperatur dan
tekanan tinggi dalam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang
berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen,
maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses)perubahan
mineralogi, batuan sebelumnya akan berubah tektur danstrukturnya sehingga
membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula sebagai akibat
pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi. ( Djauhari 2012)

2.2 Tipe metaforfisme


Berdasarkan suhu dan tekanan yang terjadi pada saat proses metamorfisme,
maka terdapat tiga tingkat derajat metamorfisme yang dapat diketahui, yaitu
derajat metamorfisme rendah, derajat metamorfisme sedang, dan derajat
metamorfisme tinggi, batas antar derajat metamorfisme sangat dipengaruhi oleh
jenis batuan dan jumlah air pada batuan tersebut. Derajat metamorfisme
memperlihatkan hubungan antara tekanan, suhu, dan kedalaman pada saat proses
metamorfsime.
5. Metamorfisme Derajat Rendah
Metamorfosa ini terjadi pada suhu disekitar 200° - 320°C dengan tekanan yang
cenderung rendah. Ciri khas batuan metamorf yang terbentuk pada derjat rendah
adalah memiliki mineral-mineral hydrous yang melimpah, mineral hydrous itu
sendiri adalah mineral yang mengandung H2O dalam struktur kristalnya,
contohnya adalah :
a. Mineral lempung
b. Serpentine
c. Chlorite
6. Metamorfisme Derajat Tinggi
Proses keterbentukan batuan metamorf ini terjadi pada suhu lebih dari 320°C
dengan tekanan yang cenderung tinggi. Seiring dengan meningkatnya suhu dan
tekanan maka kandungan air pada batuan akan semakin berkurang, oleh
karena itu batuan metamorf derajat tinggi tidak memiliki banyak mineral
hydrous, batuan metamorf derajat tinggi tersusun dari mineral non-hydrous
antara lain adalah :
a. Muscovite
b. Biotite
c. Pyroxene
d. Garnet
( Djauhari Noor 2012)
2.3 Tekstur dan struktur batuan metamorf

Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadistruktur foliasi


dan nonfoliasi

a. Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi inidapat
terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan(gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan
planar(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. Struktur foliasi
yang ditemukan adalah :
- Slaty cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangathalus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belahplanar
yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut
slate(batusabak).

- Phyletic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapiterlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahanmineral
pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite(filit)

- Schistosic

Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih,prismatic


atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuranbutir
sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).

- Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineralyang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineralgranuler
(feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atauprismatic
(mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnyatidak
menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

b. Strukrur non foliasi

Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiridari


butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai
antara lain:

- Hornfelsic/Granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional
danequigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya
disebuthornfels (batutanduk).
- Kataklastik
Terbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineralberukuran kasar
dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi.Struktur kataklastik
ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik.Batuannya disebut
cataclasite (kataklasit).

- Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik padametamorfosa
kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir

halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan


belumterjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebutmylonite (milonit).

- Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitiktetapi
umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlahkenampakan
kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini.Batuannya
disebut phyllonite (filonit). ( abdul kholil)
2.4 Mineral-mineral penciri batuan metamorf

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang
berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3,yaitu :
1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti
kuarsa, felspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin dan bijih besi.
2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf seperti
kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dandolomit.
Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit, silimanit,stautolit,
kordierit, epidot dan klorit.
Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat dapat
dibedakan menjadi secretionary growth, concentrionary growth dan replacement
(Ramberg, 1952 dalam jackson, 1970). Secretionary growth merupakan pertumbuhan
kristal hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada batuan yang terbentuk akibat
adanya tekanan pada batuan tersebut. Concentrionary growth adalah proses
pendesakan kristal oleh kristal lainnya untuk membuat ruang pertumbuhan.
sedangkan replacement merupakan proses penggantian mineral lama oleh mineral
baru dan tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada
batuan metamorf (Huang, 1965) . Alam hal ini dikenal dua golongan mineral yaitu
Stressmineral dan antistress mineral.
( Bayu )
2.5 Fasies metamorfisme

2.5.1 Metamorfis kontak


Metamorfosa Kontak adalah metamorfosa yang terjadi didekat intrusi batuan
beku dan merupakan hasil dari kenaikan temperatur yang tinggi dan berhubungan
dengan intrusi batuan beku. Metamorfosa kontak hanya terjadi disekeliling intrusi
yang terpanaskan oleh magma dan bagian kontak ini dikenal sebagai “aureole
metamorphic”. Derajat metamorfosa akan meningkat kesegala arah kearah luar dari
tubuh intrusi. Metamorfosa kontak biasanya dikenal sebagai metamorfosa yang
bertekanan rendah dan temperatur tinggi dan batuan yang dihasilkan seringkali
batuan berbutir halus tanpa foliasi dan dikenal sebagai hornfels.

2.5.2 Metamorfis Regional


Metamorfosa Regional adalah metamorfosa yang terjadi pada wilayah yang
sangat luas dimana tingkat deformasi yang tinggi dibawah tekanan diferensial.
Metamorfosa jenis ini biasanya akan menghasilkan batuan metamorf dengan tingkat
foliasi yang sangat kuat, seperti Slate, Schists, dan Gneisses. Tekanan diferensial
berasal dari gaya tektonik yang
berakibat batuan mengalami tekanan (kompresi), dan tekanan ini umumnya berasal
dari dua masa benua yang saling bertumbukan satu dengan lainnya. Dengan
demikian dapat
dikatakan bahwa batuan metamorfosa regional terjadi pada inti dari rangkaian
pegunungan atau pegunungan yang mengalami erosi. Hasil dari tekanan kompresi
pada batuan yang terlipat dan adanya penebalan kerak dapat mendorong batuan
kearah bagian bawah sehingga menjadi lebih dalam yang memiliki tekanan dan
temperatur lebih tinggi. ( Djauhari Noor 2012)

2.6 Klasifikasi penamaan batuan metamorf

Nama-nama batuan metamorf biasanya langsung dan cukup jelas. Jumlah istilah
khusus dan ekspresi samar relative kecil. Namun demikian, untuk dapat
berkomunikasi dengan ahli geologi lainnya bekerja dengan batuan metamorf, perlu
untuk mendefinisikan yang umum digunakan nama dan ekspresi dan untuk meninjau
secara singkat klasifikasi yang digunakan saat ini prinsip batuan metamorf. Tidak ada
satu prinsip klasifikasi tunggal yang digunakan untuk deskripsi batuan metamorf,
yang berarti bahwa semua batuan metamorf mungkin memiliki serangkaian nama
yang benar dan diterima. Namun, modal komposisi mineralogi dan struktur
mesoskopik adalah kriteria utama untuk penamaan batuan metamorf. Selain itu,
komposisi dan sifatnya protolit (bahan asli) merupakan kriteria klasifikasi yang
penting. Akhirnya, beberapa nama khusus yang mapan juga digunakan dalam
metamorf geologi. Nama-nama batuan metamorf terdiri dari nama akar dan rangkaian
awalan. Akar nama dapat berupa nama khusus (misalnya, amfibolit) atau nama yang
menggambarkan struktur batuan (misalnya, gneiss). Nama akar selalu mencakup
beberapa mineral metamorf yang dominan secara modal (amphibolite terutama terdiri
dari amfibol + plagioklas; gneiss terutama terdiri dari feldspar ± kuarsa). Batu itu
dapat dicirikan lebih lanjut dengan menambahkan awalan ke nama akar. Awalan
dapat menentukan beberapa fitur struktural yang khas batuan atau dapat memberikan
beberapa informasi mineralogi tambahan (misalnya, garnet-amphibolit yang
mengandung epidot berpita, garnet-hornblende gneiss leucocratic terlipat). Awalan
bersifat opsional dan nama dapat terdiri dari akar saja. (Kurt Butcher 2002)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1

Sampel tidak diketahui, merupakan jenis batuan metamorf dengan warna


segar yaitu warna hijau kehitaman, warna lapuknya cokelat. Tekstur pada batuan ini
yaitu Granoblastik dan struktur nya non foliasi. Nama mineral nya yaitu ada dua yaitu
Serpentin dan Garnet, serpentin berbentuk pipih sedangkan granular berbentuk
piroksin. Warna serpentin yaitu hijau dan garnet berwarna cokelat. Fasies
metamorfisme pada batuan tersebut adalah eklogit. Nama batuan tersebut adalah
eklogite
3.1.2 Sampel G13

Jenis batuan yaitu batuan metamorf dengan warna segar yaitu hitam ke
abu-abuan dan warna lapuknya yaitu kuning kecoklatan. Tekstur pada pada batuan ini
adalah Lepidoblastik dan memiliki struktur yaitu foliasi slaty cleavage. Nama
mineralnya yaitu Grafit yang berbentuk garnit dan berwarna abu-abu kehitaman.
Fases metaforfisme pada batuan ini adalah Zeolite dan nama batuan tersebut adalah
Slate

3.1.3 Sampel SO2000


Jenis batuan yaitu batuan metamorf dengan warna segar abu-abu keputihan dan

warna lapuknya yaitu cokelat kehitaman. Tekstur pada batuan ini adalah Granoblastik

dengan struktur foliasi. Mineral yang terkandung di batu ini adalah Burnet dengan

bentuk granit dengan warna cokelat keputihan, dan juga mengandung mineral kuarsa.

Fases metamorfisme yang terjadi pada batuan ini adalah Hornfels. Nama batuan ini

adalah Gneiss

3.1.4 Sampel VTBC 07


Jenis batuan ini adalah batuan metamorf dengan warna segar hijau kehitaman dan

warna lapuknya yaitu kuning kecokelatan. Tekstur pada batuan ini adalah

Nematoblastik dengan Foliasi. Mineral yang terkandung pada batuan ini yaitu

Aksinolit dan juga mika karena terdapat mineral mika yang berbentuk pipih. Warna

mineralnya yaitu hijau dan putih. Fases metamorfisme yang terjadi yaitu amphibolite.

Nama batuan ini adalah Aktinolit

3.1.5 Sampel E12


Jenis batuan ini adalah batuan metamorf dengan warna segar yaitu putih jernih dan

warna lapuknya cokelat kehitaman. Tekstur pada batuan ini yaitu Granoblastik dan

strukturnya foliasi. Mineral yang terkandung di dalamnya yaitu kuarsa dan zeolite

dengan bentuk perismatik, warna mineralnya yaitu putih. Fases metamorfisme pada

batuan ini adalah zeolite. Nama batuan ini adalah Kuarsit

3.2 Pembahasan
3.2.1 Batuan metamorf eclogite

Pada batuan ini, terbentuk pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Batuan ini

terbentuk pada tekanan 10-18 Kbar. Sedangkan batuan ini terbentuk pada suhu

berkisar 300-100 C. Jenis fasies pada batuan ini adalah fasies regional, termasuk ke

dalam fasies eclogite. Batuan ini sangat keras dan terbentuk jauh di dalam bumi.

3.2.2 Batuan metamorf Slate

pada Batuan ini terbentuk pada tekanan dan suhu yang rendah. Batuan ini

terbentuk pada tekanan 0-2 Kbar. Sedangkan batuan ini terbentuk pada suhu 0-200 C.

3.2.3 Batuan metamorf Gneiss

Batuan ini terbentuk pada tekanan yang rendah berkisarr 0-2 Kbar tetapi di suhu

yang lumayan tinggi yaitu 250-800 C

3.2.4 Batuan metamorf akinolite

Batuan ini terebntuk pada tekanan dan suhu yang lumayan tinggi. Batuan ini

terbentuk pada tekanan 2-12 Kbar. sedangkan untuk suhu, batuan ini terbentuk pada

suhu 500-700 C

3.2.5 Batuan metamorf Kuarsit


batuan ini termasuk pada batuan zeolite, yait terbentuk pada suhu dan tekanan

yng rendah. Yaitu batuan ini terbentuk pada tekanan 0-2 Kbar dab suhu berkisar 0-

200 C

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi batuan metamorf merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk karena

tekanan dan suhu. Struktur pada batuan metamorf itu ada dua yaitu foliasi dan non

foliasi. Tekstur pada batuan dibedakan menjadi dua yaitu tekstur umum dan khusus.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Laboratorium

Saran untuk laboratorium yaitu tetap mempertahankan kebersihan,dan pintuk lab

di mohon agar dibuka terus Ketika praktikum agar udara segar bisa masuk

4.2.2 Saran untuk Asisten

Saran untuk asisten yaitu tetap sabar menjelaskan praktikan yang kurang

memahami tentang batuan metamorf

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kholil struktur sama tekstur batuan metamorf Retrieved From

Academia.com

Bayu Dzulkifri Batuan Metamorf Retrieved From Academia.com

Djauhari Noor (2012) Pengantar Geologi Edisi kedua Bogor Fakultas Teknik

Universitas Pakuan

Professor Dr. Kurt Bucher ( 2002) Petrogenesis of Metamorphic Rocks Origina1ly

New York published by Springer-Verlag Berlin Heidelberg Softcover

reprint ofthe hardcover 7th edition 2002

Anda mungkin juga menyukai