STRUKTUR GARIS
STRUKTUR GARIS
BAB I
PENDAHULUAN
STRUKTUR GARIS
1.2.2 Tujuan
1. Praktikan dapat memahami definisi batuan metamorf.
2. Praktikan dapat memahami tekstur serta struktur pada batuan metamorf.
3. Praktikan dapat mengklarifikasikan batuan metamorf.
1.3. ALAT DAN BAHAN
1.3.1. Alat
1. Loupe 10x pembesaran
2. Alat Pembanding
3. Alat tulis menulis
4. Kamera (HP)
1.3.2. Bahan
1. Batuan Piroklastik
2. Air
3. Skala Wentworth
4. Skala Fisher
5. Problem Set
BAB II
TEORI DASAR
STRUKTUR GARIS
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama
batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang
telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang
berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150
°Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang
besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf
lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu
marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan
tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
STRUKTUR GARIS
STRUKTUR GARIS
Jika planar disebut foliasi. Seandainya struktur planar tersebut disusun oleh lapisan-
lapisan yang menyebar atau melensa dari mineral-mineral yang berbeda tekstur,
misal: lapisan yang kaya akan mineral granular (seperti: felspar dan kuarsa)
berselang-seling dengan lapisan-lapisan kaya mineral-mineral tabular atau prismatik
(seperti: feromagnesium), tekstur tersebut menunjukkan sebagai gneis. Seandainya
foliasi tersebut disebabkan oleh penyusunan yang sejajar dari mineral-mineral pipih
berbutir sedang-kasar (umumnya mika atau klorit) disebut skistosity. Pecahan batuan
ini biasanya sejajar dengan skistosity menghasilkan belahan batuan yang
berkembang kurang baik.
Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain yaitu
didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk batuan
metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-tama
dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran mineral)
atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral) (Tabel 3.12). Pada metamorfisme tingkat
tinggi akan berkembang struktur migmatit (Gambar 3.12). Setelah penentuan struktur
diketahui, maka penamaan batuan metamorf baik yang berstruktur foliasi maupun
berstruktur non foliasi dapat dilakukan. Misal: struktur skistose nama batuannya
sekis; gneisik untuk genis; slatycleavage untuk slate/ sabak. Sedangkan non foliasi,
misal: struktur hornfelsik nama batuannya hornfels; liniasi untuk asbes.
Variasi yang luas dari tekstur, struktur dan komposisi dalam batuan metamorf,
membuatnya sulit untuk mendaftar satu atau lebih dari beberapa kenampakkan yang
diduga hasil dari proses metamorfisme. Oleh sebab itu hal terbaik untuk
mempertimbangkan secara menerus seperti kemungkinan banyaknya perbedaan
kenampakan-kenampakan yang ada.
STRUKTUR GARIS
Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan
akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau
variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia,
dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami
metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair
(Diktat Praktikum Petrologi, 2006).
Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain
oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal.
Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama
terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya
metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C + 500C yang ditandai dengan
munculnya mineral-mineral Mg – carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite,
Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum
terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya
(Bucher & Frey, 1994).
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan,
mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak
berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik.
Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat
membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).
STRUKTUR GARIS
a. Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses
deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang
dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk
yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini
memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.
b. Metamorfosa Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada
daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat.
Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.
2. Metamorfosa Lokal
Merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara
beberapa meter sampai kilometer saja.
STRUKTUR GARIS
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Data 01
No. Urut : 01
No. Peraga :-
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Putih
Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Granoblastik )
Struktur Batuan : Non Foliasi (Granulose )
Komposisi Mineral :
Nama Warna Bentuk persentase
Mineral Mineral mineral % % % Rata 2
9 9 9
Kalsit Putih tulang Prismatik 90%
0 0 0
1 1 1
Kuarsa Putih bening Prisma segi enam 10%
0 0 0
STRUKTUR GARIS
3.1.2. Data 02
No. Urut : 02
No. Peraga :-
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna Lapuk : Abu- Abu
Warna Segar : Putih
Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Nematoblastik)
Struktur Batuan : Foliasi( Monolitik )
Komposisi Mineral :
Nama Warna Bentuk persentase
% % % Rata 2
Mineral Mineral mineral
Kuarsa Putih bening Prisma segi enam 100 100 100 100 %
atau susu
STRUKTUR GARIS
3.1.3. Data 03
No. Urut : 03
No. Peraga :-
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Hitam Keabu-abuan
Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Nematoblastik)
Struktur Batuan : Foliasi( Gneistosa )
Komposisi Mineral :
Nama Warna Bentuk persentase
% % % Rata 2
Mineral Mineral mineral
Amphibol Hitam/hijau Memanjang 70 70 70 70%
Mika Coklat Memipih 20 20 20 20%
Plagioklas Putih pucat Prismatik 10 10 10 10%
STRUKTUR GARIS
3.1.4. Data 04
No. Urut : 04
No. Peraga :-
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Hijau
Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Grano Nematoblastik)
Struktur Batuan : Non Foliasi( Hornferlsik)
Komposisi Mineral :
Nama Warna Bentuk persentase
% % % Rata 2
Mineral Mineral mineral
Garnet Hijau Tabular 55 55 55 55%
% %
Kuarsa Putih bening Prisma segi enam 30 30 30 30 %
% %
Biotit Hitam Memipih 15 15 15 15 %
kehijauan
STRUKTUR GARIS
3.1.5. Data 05
No. Urut : 05
No. Peraga :-
Jenis Batuan : Batuan Metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna Segar : Hijau Muda
Tekstur Batuan : Kristoblastik ( Lepidoblastik)
Struktur Batuan : Foliasi( Phylitik)
Komposisi Mineral :
Nama Warna Bentuk persentase
% % % Rata 2
Mineral Mineral mineral
Epidot Hijau muda 60 60 60 60%
Plagioklas Putih susu prismatik 30 30 30 30%
Klorite Hijau 10 10 10 10%
3.2 Pembahasan
MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH
09320130020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS
3.2.1 Data 01
Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 01 ini, dapat kita lihat
jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi
dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah putih yaitu
warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan
ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi
dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan
komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk
batuan ini keristiblastiknya adalah granoblastik (kristal atau mineral mempunyai
bentuk equigranular atau bentuk kristalnya seragam). Strukturnya adalah non
foliasi(tidak ada penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah granulose yaitu
struktur dari minerlnya equigranular tanpa terjadi penjajaran pipih.
Batuan ini memiliki komposisi mineral kalsit dengan warna putih tulang,
bentuknya adalah prismatik dengan persentase 90. Kuarsa warna putih, bentuk
umumnya prisma segi enam serta persentasenya adalah 10%. Nama batuan ini adalah
MARMER.
STRUKTUR GARIS
Marmer atau biasa disebut batu pualam merupakan batuan hasil proses
metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur. Pengaruh dari
temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya
kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk foliasi ataupun non foliasi.
Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur batukapur dan
membentuk struktur dan tekstur baru. Dari hasil metamorfisme inilah yang
membentuk batukapur menjadi marmer. Marmer banyak ditemukan dipangkep,
sulawesi selatan.
Marmer digunakan sebagai bahan ornamen, bahan utama pembuatan tehel dan
sebagai objek untuk seni pahat dan patung. Sistem pertambangannya dapat
digunakan open pit (tambang terbuka). Dimana marmer dipotong secaea blokdan
dipindahkan ketahap selanjutnya.
STRUKTUR GARIS
3.2.2 Data 02
Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 02 ini, dapat kita lihat
jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi. Warna lapuknya adalah abu-abu yaitu warna yang telah terkontaminasi
dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah putih yaitu
warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan
ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi
dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan
komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk
batuan ini keristiblastiknya adalah nematoblastik (tekstur yang tersusun oleh mineral-
mineral prismatik yang tersusun searah dan teratur). Strukturnya adalah non foliasi
(tidak ada penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah granulose yaitu struktur dari
minerlnya equigranular tanpa terjadi penjajaran pipih.
Batuan ini memiliki komposisi mineral kuarsa warna putih, bentuk umumnya
prisma segi enam dengan kekerasan 7 skala mohs serta persentasenya adalah 100%.
Nama batuan ini adalah KUARSIT.
STRUKTUR GARIS
Kuarsit termasuk salah satu jenis batuan metamorf yang kelas dan kaya akan
mineral-mineral kuarsa. Terbentuk karena batu pasir kuasra atau batu pasir dari urat-
urat kuarsa yang tersemenkan dengan silika menglami proses metamorfisme atau
mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangks waktu lama atau
tertentu. Panas yang intens dan tekanan dar metamorfosis menyebabkan butir kuarsa
untuk kompak dan menjadi erat, sehingga membentuk kuarsit sangat keras dan padat.
Kuarsit terbentuk oleh panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis reginal dari
batupasir.Keterdapatan batuan ini terutama diiindonesia terdapat disepanjang pantai
barat sumatra, jawa bagian selatan dan utara juga disulawesi tengah poso.
Kuarsit digunakan di berbagai sektor namun paling berguna adalah insutr.
Sebagai batu hias dan juga kontruksi jalan. Sistem penambangannya digunakan
peralatan secara sederhana antara lain gancu dan linggis.
STRUKTUR GARIS
3.2.3 Data 03
Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 03 ini, dapat kita lihat
jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi
dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hitam keabu-
abuan yaitu warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli
batuan. Batuan ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari
proses rekristalisasi dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya
perubahan bentuk dan komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa
bagian namun untuk batuan ini keristiblastiknya adalah nematoblastik (tekstur yang
tersusun oleh mineral-mineral prismatik yang tersusun searah dan teratur).
Strukturnya adalah foliasi (adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah
gneistosa yaitu struktur foliasi idak menerus dengan ukuran butir sedang himhha
kasar.
STRUKTUR GARIS
STRUKTUR GARIS
3.2.4 Data 04
Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 04 ini, dapat kita lihat
jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi
dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hijau yaitu
warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan
ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi
dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan
komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk
batuan ini keristiblastiknya adalah grano nematoblastik (gabungan dari tekstur
granoblastik dan nematoblastik yaitu teksturnya tersusun atas material-material
berbentuk prismatik dan tabular yang terarah). Strukturnya adalah non foliasi (tidak
adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah honfelsik atau kenampakan
STRUKTUR GARIS
STRUKTUR GARIS
3.2.5 Data 05
Pada pendeskripsian batuan percobaan nomor urut 05 ini, dapat kita lihat
jenis batuan ini adalah batuan metamorf yaitu batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme yaitu proses yang terjadi karena adanya pengaruh tekanan dan suhu
yang tinggi. Warna lapuknya adalah coklat yaitu warna yang telah terkontaminasi
dengan udara luar seperti cuaca atau air., serta warna segarnya adalah hijau yaitu
warna yang tidak terkontaminasi dengan udara luar atau warna asli batuan. Batuan
ini memiliki tekstur kristoblastik yaitu tekstur yang berasal dari proses rekristalisasi
dimana tekstur batuan asal sudah tidak nampak akibat adanya perubahan bentuk dan
komposisi mineral. Kristoblastik ini dibagi menjadi beberapa bagian namun untuk
batuan ini keristiblastiknya adalah lepidoblastik (tekstur yangmaterial-materialnya
berbentuk tabular atau pipih yang tersusun sejajar dan terarah). Strukturnya adalah
MUH. KARNOHA AMIR MARWANSYAH
09320130020
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR GARIS
foliasi (adanya penjajaran kristal) dan lebih khusunya adalah philitic yaitu
rekristalisasi lebih kasar dari slatycleavage, lebih mengkilap dari batuan sabak dan
mineralnya lebih banyak.
Batuan ini memiliki komposisi mineral diantaranya adalah epidot berwarna
hijau muda bentuk pipih (tabular) dengan persentase rata-ratanya adaah 60%.
Plagioklas berwarna putih berbentuk prismatik dengan persentase 30% dan juga
klorit berwarna hijau bentuk tabular (pipih) dan persentasenya 10%. Nama batuan ini
adalah FILIT (PHYLITE).
Filit merupakan batuan metamorf yang mengalami proses metamorfisme.
Batuan asal filit adalah batuan metamorf sebdiri yaitu slate. Slate mengalami proses
metamorfisme dimana slate terjadi rekristalisasi kembali mengubah tekstur dan
struktur slate. Perubahan inilah yang membentuk batuan filit. Dengan kata lain filit
adalah lanjutan dari slate, tekstur dan struktur slate dan filit hampir sama, namun
yang memebedakan filit lebih kasar dari slate dan lebih mngkilap. Filit dihasilkan
oleh metamorfisme regional rendah.
Filit digunakan sebagai bahan isoator yang tahan api, bahan interior untuk
laintai dan dinding. Dan juga sebagai bahan kontruksi bangunan. Sistem
penammbangannya yaitu open pit.
STRUKTUR GARIS
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,
batuan metamorf merupakan batuan hasil ubahan dari batuan asalnya (batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf) yang mengalami proses metamorfisme, proses
metamorfisme dibagi menjadi 3 yaitu metamorfisme kontak (dipengaruhi oleh suhu),
dan metamorfisme dinamik (dipengaruhi oleh tekanan) dan metamorfisme regional
(dipengaruhi oleh suhu dan tekanan).
Dalam pembentukan batuan metamorf, pasti akan memiliki mineral penyusun,
mineral-mineral penyusunnya terbagi menjadi dua yaitu mineral stress atau mineral
stabil contoh mika, kuarsa, epidot dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress atau
mineral tahan tekanan contoh mika, zeolit, tremolit, aktinolit, glaukofan,
hornblenblende, serpentin dan lain-lain. Dan juga mineral anti stress yaitu mieral
yang terbentuk bukan dalam kodisi tekanan, umumnya berbentuk equidimensional
contohnya kuarsa, garnet, kalsit, stroulit, feldpar, kordierit, epidot dll.
Tekstur batuan metamrf dibagi menjadi dua yaitu kristoblastik dan tektur yang
berasal dari proses rekristalisasi dan juga tekstur sisa. Struktur batuan metamorf
terbagi menjadi dua yaitu foliasi (adanya) dan non foliasi atau tidak ada pensejajaran
mineral.
4.1 Saran
STRUKTUR GARIS
Saya harap agar asisten memberi respon praktikan pada saat asistensi, dan
sebelum menyetujui laporan praktikan (ACC) sebaiknya praktikan direspon lagi,
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan praktikan dalam memahami mata acara
dari laporan tersebut dan jika ada praktikan yang kurang paham, tolong dibimbing
sampai praktikan paham (setidaknya harus ada yang praktikan tahu dari mata acara
tersebut meskipun sedikit), sehingga pada saat seminar nanti, praktikan dapat
mempertanggungjawabkan isi laporannya.
DAFTAR PUSTAKA