Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN

TEKNOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA IV BATUAN METAMORF

LAPORAN

OLEH :
GAMALIEL JHONI SIALLA
D061221082

GOWA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang

mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah

ada. Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat

dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja

baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta

serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga

sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang

komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga

merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.

Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,

samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan..

Batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi yang merupakan

kumpulan dari mineral-mineral yang telah mengkristal. Secara umum, siklus

batuan berawal dari magma, yakni batuan cair yang terbentuk jauh di bawah

permukaan bumi. Seiring berjalannya waktu, magma mendingin dan

membeku. Ini disebut sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi magma

dapat terjadi pada dua jenis situasi yakni di bawah permukaan bumi atau di
atas permukaan bumi setelah letusan gunung berapi.

Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan

aslinya,berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan


(T) dantekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorf disebut juga dengan batuan

malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan.

Prosesmetamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral

dan teksturbatuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses

pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses

metamorfosa berlangsungakibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi,

diatas 200°C dan 300 Mpa (megapascal), dan dalam keadaan padat.

Sedangkan proses diagenesa berlangsung padasuhu dibawah 200°C dan proses

pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauhdibawahnya, dalam lingkungan

atmosfir.Preses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:”Perubahan

himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) pada t(solid slate)

pada suhu diatas 200°C dan tekanan 300 Mpa”.Batuan metamorf memerlukan

perhatian tersendiri, karena perubahannyaberlangsung dalam keadaan padat.

Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak danfragmen kerak bertabrakan,

batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat,terpanaskan dan berubah dengan

cara yang kompleks. Tetapi meskipun batuansudah mengalami perubahan

dua kali atau lebih, biasanya bekas atau bentukbatuan semula masih

tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaanpadat. Padat tidak

seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwa-peristiwa

pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf merupakan yang

paling kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnyatersimpan


semua cerita yang telah terjadi pada kerak bumi. Oleh karena itu diadakan

praktikum ini.
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum kali ini adalah

1.2.1 Maksud

Adapun maksud dari praktikum ini adalah praktikan dikenalkan batuan

penyusun kerak bumi. Adapun batuan yang dikenalkan pada

praktikum kali ini adalah batuan metamorf.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah

1. Praktikan mampu menentukan dan membedakan batuan metamorf

2. Praktikan mampu menjelaskan proses terbentuknya batuan metamorf

3. Praktikan mampu mengetahui dan mendeskripsikan mengenai

batuan metamorf

1.3 Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui dan

mampu mendeskripsikan serta menentukan struktur, tekstur pada

batuan metamorf.

1.4 Alat dan bahan

Alat dan bahan pada praktikum kali ini adalah:

1. Buku penuntun praktikum

2. Lembar kerja praktikum


3. ATK

4. HCL

5. Komperator
6. Pensil warna

7. Jas laboratorium

8. Penggaris

9. Lap kasar dan lap halus


BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1.1 Pengertian Batuan Metamorf

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi dan segala

isinya,termasuk batuan-batuan penyusun kerak bumi. Salah satu jenisa batuan

penyusun kerak bumi adalah batuan metamorf. Batuan Metamorf adalah

batuan yang dihasilkan dari perubahan–perubahan fundamental batuan yang

sebelumnya telah ada. Proses metamorf terjadi dalam keadaan padat dengan

perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses– proses

rekristalisasi, orientasi dan pembentukan mineral–mineral baru dengan

penyusunan kembali elemen–elemen kimia yang sebenarnya telah ada batuan

metamorf merupakan salah satu batuan yang membentuk litosfer.

Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3 – 20km)

yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni

tanpa melalui fasa cair. Proses metamorfosa suatu proses yang tidak mudah

untuk dipahami karena sulitnya menyelidiki kondisi di kedalaman dan

panjangnya waktu. Batuan metamorf membentuk sebagian besar kerak bumi

dan membentuk 12% dari permukaan tanah bumi. Batuan metamorf

diklasifikasikan berdasarkan protolitnya, susunan kimia dan mineralnya, dan


teksturnya. Mereka mungkin terbentuk hanya dengan terkubur dalam-dalam di

bawah permukaan bumi, di mana mereka tunduk pada suhu tinggi dan tekanan

besar dari lapisan batuan di atasnya. Diadakannya praktikum ini adalah untuk

mempelajari pengklasifikasian dari


batuan metamorf sehingga praktikan mampu untuk mengklasifikasikan

batuan metamorf.

2.2 Tipe metaforfisme

Berdasarkan suhu dan tekanan yang terjadi pada saat proses

metamorfisme,maka terdapat tiga tingkat derajat metamorfisme yang dapat

diketahui, yaitu derajat metamorfisme rendah, derajat metamorfisme sedang,

dan derajat metamorfisme tinggi, batas antar derajat metamorfisme sangat

dipengaruhi oleh jenis batuan dan jumlah air pada batuan tersebut. Derajat

metamorfisme memperlihatkan hubungan antara tekanan, suhu, dan kedalaman

pada saat proses metamorfsime.

Metamorfisme Derajat Rendah Metamorfosa ini terjadi pada suhu

disekitar 200° - 320°C dengan tekanan yang cenderung rendah. Ciri khas

batuan metamorf yang terbentuk pada derjat rendah adalah memiliki mineral-

mineral hydrous yang melimpah, mineral hydrous itu sendiri adalah mineral

yang mengandung H2O dalam struktur kristalnya contohnya adalah :

a. Mineral lempung

b. Serpentine

c. Chlorite

Metamorfisme Derajat Tinggi Proses keterbentukan batuan metamorf

ini terjadi pada suhu lebih dari 320°C dengan tekanan yang cenderung tinggi.
Seiring dengan meningkatnya suhu dan tekanan maka kandungan air pada

batuan akan semakin berkurang, oleh karena itu batuan metamorf derajat

tinggi tidak memiliki


banyak mineral hydrous, batuan metamorf derajat tinggi tersusun dari

mineral non- hydrous antara lain adalah :

a. Muscovite

b. Biotite

c. Pyroxene

d. Garnet

( Djauhari Noor 2012)

Gambar 2.1 Hubungan antara Tekanan, Temperatur,


Kedalaman, dan Derajat Metamorfosa

2.3 Tekstur dan struktur batuan metamorf

Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadistruktur

foliasi dan nonfolias


a. Foliasi

Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi

inidapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi

lapisan- lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity),

permukaan belahan planar(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal

tersebut. Struktur foliasi yang ditemukan adalah :

- Slaty cleavage

Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir

sangathalus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-

bidang belahplanar yang sangat rapat, teratur dan sejajar.

Batuannya disebut slate(batusabak).

Gambar 2.2 Slaty cleavage


- Phyletic

Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage

tetapiterlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat

pemisahanmineral pipih dengan mineral granular. Batuannya

disebut phyllite(filit)

Gambar 2.3 Phyletic

- Schistosic

Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral

pipih,prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit)

yang berukuranbutir sedang sampai kasar. Batuannya disebut

schist (sekis).
Gambar 2.4 Schistosic
- Gneissic/Gnissose

Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran

mineralyang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara

mineral-mineralgranuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-

mineral tabular atauprismatic (miaaneral ferromagnesium).

Penjajaran mineral ini umumnyatidak menerus melainkan

terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar 2.5 Gneissic

a. Strukrur non foliasi

Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya

terdiridari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang

umum dijumpai antara lain:


- Hornfelsic/Granulose

Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional

danequigranular dan umumnya berbentuk polygonal.

Batuannya disebuthornfels (batutanduk).

Gambar 2.6 Hornfelsic/Granulose

- Kataklastik

Terbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineralberukuran

kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi.Struktur

kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa

kataklastik.Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).


- Milonitic

Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik

padametamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah

mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-

goresan searah dan belumterjadi rekristalisasi mineral-mineral

primer. Batiannya disebutmylonite (milonit).

- Phylonitic

Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur

milonitiktetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri

lainnya adlahkenampakan kilap sutera pada batuan yang

,mempunyai struktur ini.Batuannya disebut phyllonite (filonit).

( abdul kholil)

2.4 Mineral-mineral penciri batuan metamorf

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral

yang berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang terbentuk

akibat proses metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3,yaitu :

1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf

seperti kuarsa, felspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin dan bijih
besi.

2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf

seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dandolomit


Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit,

silimanit,stautolit, kordierit, epidot dan klorit.

Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat

dapat dibedakan menjadi secretionary growth, concentrionary growth dan

replacement (Ramberg, 1952 dalam jackson, 1970). Secretionary growth

merupakan pertumbuhan kristal hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada

batuan yang terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut.

Concentrionary growth adalah proses pendesakan kristal oleh kristal lainnya

untuk membuat ruang pertumbuhan. sedangkan replacement merupakan

proses penggantian mineral lama oleh mineral baru dan tekanan merupakan

faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada batuan metamorf (Huang,

1965) . Alam hal ini dikenal dua golongan mineral yaitu Stressmineral dan

antistress mineral.

( Bayu )

2.5 Fasies metamorfisme


Fasies metamorfisme merupakan suatu bentuk dari pengelompokan

mineral- mineral metamorfik yang ada dan didasarkan pada tekanan dan suhu

tertentu yang dicapai oleh mineral tersebut dalam pembentukannya pada

batuan metamorf. Sehingga dapat digambarkan bahwa batuan yang mengalami

metamorfisme pada suhu dan tekanan yang sama akan menghasilkan satu
jenis batuan metamorf yang memiliki karakteristik yang sama.
Gambar 2.6 Fasies Metamorfisme

2.5.1 Metamorfis kontak

Metamorfosa Kontak adalah metamorfosa yang terjadi didekat intrusi

batuan beku dan merupakan hasil dari kenaikan temperatur yang tinggi dan

berhubungan dengan intrusi batuan beku. Metamorfosa kontak hanya terjadi

disekeliling intrusi yang terpanaskan oleh magma dan bagian kontak ini

dikenal sebagai “aureole metamorphic”. Derajat metamorfosa akan meningkat

kesegala arah kearah luar dari tubuh intrusi. Metamorfosa kontak biasanya

dikenal sebagai metamorfosa yang bertekanan rendah dan temperatur tinggi

dan batuan yang dihasilkan seringkali batuan berbutir halus tanpa foliasi dan

dikenal sebagai hornfels.


2.5.2 Metamorfisme Regional

Metamorfosa Regional adalah metamorfosa yang terjadi pada wilayah

yang sangat luas dimana tingkat deformasi yang tinggi dibawah tekanan

diferensial.
Metamorfosa jenis ini biasanya akan menghasilkan batuan metamorf dengan

tingkat foliasi yang sangat kuat, seperti Slate, Schists, dan Gneisses. Tekanan

diferensial berasal dari gaya tektonik yang berakibat batuan mengalami

tekanan (kompresi), dan tekanan ini umumnya berasal dari dua masa benua

yang saling bertumbukan satu dengan lainnya. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa batuan metamorfosa regional terjadi pada inti dari rangkaian

pegunungan atau pegunungan yang mengalami erosi. Hasil dari tekanan

kompresi pada batuan yang terlipat dan adanya penebalan kerak dapat

mendorong batuan kearah bagian bawah sehingga menjadi lebih dalam yang

memiliki tekanan dan temperatur lebih tinggi. ( Djauhari Noor 2012)

2.6 Klasifikasi penamaan batuan metamorf

Nama-nama batuan metamorf biasanya langsung dan cukup jelas.

Jumlah istilah khusus dan ekspresi samar relative kecil. Namun demikian,

untuk dapat berkomunikasi dengan ahli geologi lainnya bekerja dengan batuan

metamorf, perlu untuk mendefinisikan yang umum digunakan nama dan

ekspresi dan untuk meninjau secara singkat klasifikasi yang digunakan saat ini

prinsip batuan metamorf. Tidak ada satu prinsip klasifikasi tunggal yang

digunakan untuk deskripsi batuan metamorf, yang berarti bahwa semua batuan

metamorf mungkin memiliki serangkaian nama yang benar dan diterima.


Namun, modal komposisi mineralogi dan struktur mesoskopik adalah kriteria

utama untuk penamaan batuan metamorf. Selain itu, komposisi dan sifatnya

protolit (bahan asli) merupakan kriteria klasifikasi yang


penting. Akhirnya, beberapa nama khusus yang mapan juga digunakan dalam

metamorf geologi. Nama-nama batuan metamorf terdiri dari nama akar dan

rangkaian awalan. Akar nama dapat berupa nama khusus (misalnya, amfibolit)

atau nama yang menggambarkan struktur batuan (misalnya, gneiss). Nama

akar selalu mencakup beberapa mineral metamorf yang dominan secara modal

(amphibolite terutama terdiri dari amfibol + plagioklas; gneiss terutama terdiri

dari feldspar ± kuarsa). Batu itu dapat dicirikan lebih lanjut dengan

menambahkan awalan ke nama akar. Awalan dapat menentukan beberapa

fitur struktural yang khas batuan atau dapat memberikan beberapa informasi

mineralogi tambahan (misalnya, garnet-amphibolit yang mengandung epidot

berpita, garnet-hornblende gneiss leucocratic terlipat). Awalan bersifat

opsional dan nama dapat terdiri dari akar saja. (Kurt Butcher 2002)
3.1.3 Sampel Nomor Urut 3

Gambar 3.3
Sampel 3

Sampel di atas merupakan jenis batuan metamorf dengan warna segar


yaitu Hitam Kehijauan, warna lapuknya Cokelat Kehitaman. Tekstur pada
batuan ini yaitu Granoblastik dan struktur nya non foliasi. Nama mineral nya
yaitu ada dua yaitu Omphacite dan Garnet, omphacite berbentuk prismatic
pendek sedangkan garnet berbentuk granular. Warna omphacite yaitu hijau tua
dan garnet berwarna merah kecoklatan. Fasies metamorfisme pada batuan
tersebut adalah eklogit. Nama batuan tersebut adalah eklogite
3.1.4 Sampel G13

Gambar 3.4 Sampel 4

Jenis batuan yaitu batuan metamorf dengan warna segar abu-abu


kehitaman dan warna lapuknya coklat. Tekstur pada pada batuan ini adalah
kristaloblastik dan memiliki struktur yaitu foliasi. Nama mineralnya yaitu
biotite (mica group) yang berbentuk lembaran dan berwarna hitam. Fases
metaforfisme pada batuan ini adalah Zeolite dan nama batuan tersebut adalah
Slate
3.1.5 Sampel SO2000

Gambar 3.5 Sampel 5

Jenis batuan yaitu batuan metamorf dengan warna segar abu-abu

kehitaman dan warna lapuknya yaitu cokelat kemerahan. Tekstur pada batuan

ini adalah Granoblastik dengan struktur foliasi. Mineral yang terkandung di

batu ini adalah kuarsa dan feldspar dengan bentuk prismatik dengan warna

putih dan cokelat. Fasies metamorfisme yang terjadi pada batuan ini adalah

granulite. Nama batuan ini adalah Gneiss.


BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini adalah
3.1.1 Sampel VTBC 07

Gambar 3.1 Sampel 1

Jenis batuan ini adalah batuan metamorf dengan warna segar hijau

kehitaman dan warna lapuknya yaitu cokelat. Tekstur pada batuan ini adalah

Nematoblastik dengan Foliasi. Mineral yang terkandung pada batuan ini yaitu

Aktinolit dan memiliki bentuh pipih dan juga muscovit karena terdapat

mineral yang berbentuk pipih. Warna mineralnya yaitu hijau dan putih. Fasies

metamorfisme yang terjadi yaitu sekis hijau dan nama batuan ini adalah Sekis
Aktinolit.
3.1.2 Sampel E12

Gambar 3.2 Sampel 2

Jenis batuan ini adalah batuan metamorf dengan warna segar yaitu

putih tulang dan warna lapuknya cokelat. Tekstur pada batuan ini yaitu

palimset (sedimen) dan strukturnya non foliasi. Mineral yang terkandung di

dalamnya yaitu kuarsa dengan bentuk anhedral, warna mineralnya yaitu putih.

Fases metamorfisme pada batuan ini adalah Amphibollite. Nama batuan ini

adalah Kuarsit
3.2 Pembahasan

3.2.1 Batuan metamorf eclogite

Pada batuan ini, terbentuk pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi.

Batuan ini terbentuk pada tekanan 10-18 Kbar. Sedangkan batuan ini terbentuk

pada suhu berkisar 300-100 C. Jenis fasies pada batuan ini adalah fasies

regional, termasuk ke dalam fasies eclogite. Batuan ini sangat keras dan

terbentuk jauh di dalam bumi.

3.2.2 Batuan metamorf Slate

pada Batuan ini terbentuk pada tekanan dan suhu yang rendah. Batuan

ini terbentuk pada tekanan 0-2 Kbar. Sedangkan batuan ini terbentuk pada

suhu 0-200 C.

3.2.3 Batuan metamorf Gneiss

Batuan ini terbentuk pada tekanan yang rendah berkisarr 0-2 Kbar tetapi

di suhu yang lumayan tinggi yaitu 250-800 C.

3.2.4 Batuan metamorf akinolite

Batuan ini terebntuk pada tekanan dan suhu yang lumayan tinggi. Batuan

ini terbentuk pada tekanan 2-12 Kbar. sedangkan untuk suhu, batuan ini
terbentuk pada suhu 500-700 C.
3.2.5 Batuan metamorf Kuarsit

Batuan ini termasuk pada batuan zeolite, yait terbentuk pada suhu dan

tekanan yng rendah. Yaitu batuan ini terbentuk pada tekanan 0-2 Kbar dab

suhu berkisar 0- 200 C.


BA

IV

PE

NU

TU

4.1 Kesimpulan

Jadi, batuan metamorf merupakan salah satu jenis batuan yang

terbentuk karena tekanan dan suhu. Struktur pada batuan metamorf itu ada dua

yaitu foliasi dan non foliasi. Tekstur pada batuan dibedakan menjadi dua yaitu

tekstur umum dan khusus.

4.2 Saran

Adapun saran pada praktikum kali ini adalah

4.2.1 Saran untuk Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium kali ini adalah

1. Perawatan harus dilakukan untuk memastikan kebersihan dan

ketertiban di laboratorium

2. Menambahkan pendingin ruangan agar para praktikan merasa nyaman

selama melakukan praktikum


3. Penambahan jumlah tempat duduk

4.2.2 Saran untuk Asisten

Adapun saran untuk asisten pada praktikum kali ini adalah

1. Sabar saat menghadapi melakukan praktikun

2. Tetap ramah dalam menghadapi praktikan

3. Memberikan penjelasan saat praktikan tidak mengerti


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kholil struktur sama tekstur batuan metamorf Retrieved From

Academia.com

Bayu Dzulkifri Batuan Metamorf Retrieved From Academia.com

Djauhari Noor (2012) Pengantar Geologi Edisi kedua Bogor Fakultas

Teknik Universitas Pakuan

Professor Dr. Kurt Bucher ( 2002) Petrogenesis of Metamorphic Rocks

Origina1ly New York published by Springer-Verlag Berlin

Heidelberg Softcover reprint ofthe hardcover 7th edition 2002

Anda mungkin juga menyukai