Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

“BATUAN METAMORF ”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH: GEOLOGI UMUM
DOSEN PENGAMPUH: HENDRA SAPUTRA M.PD

OLEH
1.NURUL AISAH: 12111321412
2.NANDA SYAHRIAN PRATAMA: 12111311659
3.ZURAH GUSENA: 12111321572
4.RICO PERADANA: 12111313520

KELAS 2D
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM (UIN SUSKA RIAU)
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji syukur kepada kehadiran Allah Swt, dimana telah
melimpahkan rahmat dan karunianya serta saya dapat menyelesaikan tugas kelompok mata
kuliah Geologi Umum dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.

Makalah ini kami susun dengan semampu yang kami bisa dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Tim Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini:

1.Bapak Hendra Saputra M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah


Geologi Umum
2.Rekan-rekan satu tim kelompok 6
Terlepas dari itu semua saya selaku penulis menyadari masih adanya beberapa
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu saya siap jika menerima saran
dan kritik dari teman-teman sekalian.

Akhir kata kami ucapkan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan juga terutama semoga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang
membacanya.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekanbaru, 22 Mei 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………iii
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………….
A.Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
B.Rumusan Masalah………………………………………………………...2
C.Tujuan Pembuatan Makalah………………………………………………2
Bab 2 Pembahasan……………………………………………………………
A.Pengertian Batuan Metamorf……………………………………………...3
B.Proses terbentuknya batuan metamorf…………………………………….4
C.Tipe-tipe metamorfosa…………………………………………………….6
D.Tekstur Batuan Metamorf…………………………………………………8
E.Struktur Batuan Metamorf…………………………………………………12
F.Komposisi Mineral Metamorf……………………………………………..16
G.Klasifikasi Metamorf………………………………………………………17
H.Penanaman Batuan Metamorf……………………………………………...23
Bab 3 Penutup…………………………………………………………………
A.Kesimpulan…………………………………………………………………25
B.Saran………………………………………………………………………..25
Daftar Pustaka………………………………………………………………...26

Iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dalam ilmu geologi, pengertian batuan yaitu semua bahan penyusun kerak bumi dan
merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang telah mengkristal. Mengutip penjelasan dalam
bahan ajar yang diterbitkan Kemendikbud, bagian lapisan bumi yang tidak termasuk bagian
dari batuan ialah tanah. Secara umum, siklus batuan berawal dari magma, yakni batuan cair
yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Seiring berjalannya waktu, magma mendingin
dan membeku. Ini disebut sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi magma dapat terjadi
pada dua jenis situasi yakni di bawah permukaan bumi atau di atas permukaan bumi setelah
letusan gunung berapi.
Batu adalah kumpulan mineral sejenis atau tidak sejenis yang terikat secara padat atau
gembur. Perbedaan batu dan mineral adalah batu tidak punya susunan kimiawi yang tetap serta
tidak homogen.Batu tidak terlalu keras dan padat. Selain itu, umumnya merupakan agregat
yang berukuran besar namun juga ada yang berukuran kecil atau tersusun dari benda gelas saja.
Batuan dari segi asal dan ada di alam tergolong menjadi 3 yakni batuan sedimen, batuan beku
serta batuan metamorf. Sedangkan perkembangan batuan akan mengikuti daur batu atau siklus.
Salah satu jenis dari batuan adalah batuan Metamorf. Nama metamorf ini menjadi sebuah
nama dari jenis batuan melengkapi batuan beku dan batuan sedimen. Batuan metamorf ini
sering disebut juga sebagai batuan malihan. Batuan metamorf atau batuan malihan ini
merupakan sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu
tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith)oleh suatu proses yang disebut dengan
metamorfosis atau mengalami perubahan bentuk.
Batuan metamorf ini mempunyai kegunaan sangat penting bagi manuasia. Melalui penelitian
yang dilakukan pada batuan metamorf ini dapat diperoleh informasi yang sangat penting
mengenai suhu dan juga tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Namun saat ini
batuan metamorf telah banyak yang tersingkap di permukaan bumi dikarenakan adanya erosi
tanah dan juga pengangkatan.

B.Rumusan Masalah

1
1.Apa pengertian dari batuan metamorf?
2.Bagaimana tipe-tipe dari metamorfosa?
3.Bagaimana tekstur dan struktur batuan metamorf?
4.Bagaimana komposisi mineral metamorf?
5.Bagaimana penanaman batuan metamorf?
C.Tujuan Pembuatan Makalah
1.Menjelaskan pengertian batuan metamorf
2.Menjelaskan tipe-tipe metamorfosa
3.Menjelaskan tekstur dan struktur batuan metamorf
4.Menjelaskan komposisi mineral metamorf
5.Menjelaskan penanaman batuan metamorf

2
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang melengkapi daripada arti batuan beku dan batuan
sedimen. Batuan metamorf sering dikaitkan sebagai batuan malihan. Hal ini dikarenakan
bahasa metamorf lebih menuju bahasa asing sedangkan malihan terlihat bahasa yang
nasionalisme.Batuan metamorf adalah sekumpulan batu yang mengalami transformasi atau
perubahan bentuk karena proses pengangkatan atau erosi tanah lalu bermetamorfosis menjadi
batuan baru.
Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam
keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan
metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan. demikian pula dengan
prosesnya, proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan
himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan denag proses diagenesa dan proses
pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan. Proses metamorfosa
berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi, diatas 200°C dan 300 Mpa (mega
pascal), dan dalam keadaan padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu
dibawah 200°C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan normal, jauh dibawahnya, dalam
lingkungan atmosfir.

Batuan metamorf memerlukan perhatian tersendiri, karena perubahannya. berlangsung dalam


keadaan padat. Saat lempeng-lempeng tektonik bergerak dan fragmen kerak bertabrakan,
batuan terkoyak, tetarik (extended), terlipat, terpanaskan dan berubah dengan cara yang
kompleks. Tetapi meskipun batuan sudah mengalami perubahan dua kali atau lebih, biasanya
bekas atau bentuk batuan semula masih tersimpan, karena perubahannya terjadi dalam keadaan
padat.
3
Padat tidak seperti cair atau gas cenderung untuk menyimpan peristiwa-peristiwa (events)
pengubahannya. Diantara kelompok batuan, batuan metamorf merupakan yang paling
kompleks, tetapi juga paling menarik karena didalamnya tersimpan semua cerita yang telah
terjadi pada kerak bumi.
Menurut Allison dkk. (1967), menyebutkan jika batuan metamorf sebagai batuan yang
berubah karena pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi. Batuan metamorf berasal dari
batuan induk, yaitu batuan beku ataupun batuan sedimen.

B.Proses terbentuknya batuan metamorf


Proses terbentuknya batuan metamorf dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tekanan,
temperatur, dan aktivitas kimia yang berhubungan dengan batu yang sudah ada. Berikut adalah
penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya batuan metamorf.
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa.
Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan,
temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses
metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia
pada batuan yang mengalami metamorfosa. Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa
mengalami fasa cair, dengan temperatur 2000C 6500C.
Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari
rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya. Menurut
H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adalah proses yang mengubah mineral suatu batuan
pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana
kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan
diagenesa.
Disamping karena pengaruh tekanan dan temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh
fluida, dimana fluida (H₂O) dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori
batuan yang pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses metamorfisme.
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan mempunyai
peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak berperan adalah air heserta
karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflourik. Umumnya fluida dan gas tersebut
bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membantu reaksi kimia dan penyetimbangan
mekanis (Huang, 1962).
Tahap-Tahap Proses Metamorfisme
4
• Rekristalisasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini terjadi penyusunan kembali kristal-
kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya sudah ada.
• Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini pengoricntasian kembali dari susunan
kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
• Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya
telah ada.
Adapun daktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan batuan metamorf adalah,sebagai
berikut:
1.Perubahan Temperatur
Perubahan suhu atau temperatur bisa terjadi karena intrusi magma atau perubahan gradient
geothermal. Atau juga dapat terjadi karena gesekan antar massa batuan.

2.Perubahan Tekanan
Penyebab dapat terjadinya perubahan tekanan biasanya juga karena aktivitas vulkanik dan
tektonik.Perubahan tekanan juga dapat terjadi karena bertumpuknya endapan dari jenis batuan
yang sudah ada.

3. Aktivitas kimia
Aktivitas kimia baik fluida atau gas pada jaringan batuan yang sudah ada dapat menjadi
penyebab terbentuknya batuan metamorf karena berperan dalam perubahan komposisi
kimianya. Fluida dan gas aktif yang banyak ditemukan adalah air, karbondioksida, asam
hidroklorik, dan hidroflorik. Biasanya zat kimia ini berperan sebagai katalis yang membentuk
dan menyeimbangkan reaksi kimia.
4. Proses Perubahan Batuan Metamorf dari batuan asal
Batuan metamorf dapat terbentuk dari perubahan yang terjadi kepada batuan beku atau batuan
sedimen, berikut adalah prosesnya :
Magma mengalami pendingan sehingga membeku membentuk batuan beku. Kemudian batuan
beku mengalami pelapukan dan erosi sehingga partikel-partikelnya dibawa ke tempat lain oleh
air, angin, atau es.

5
Nah partikel yang tertumpuk disuatu tempat ini akan mengalami sedimentasi
(pengendapan)sehingga membentuk batuan sedimen (beberapa batuan beku langsung menjadi
batuan metamorf). Lalu batuan sedimen tadi mengalami perubahan menjadi batuan metamorf
karena adanya peningkatan suhu, tekanan atau aktivitas kimi. Batuan metamorf kemudian
mendekati astenosfer dan berubah lagi menjadi magma baru. Siklusnya kemudian kembali ke
proses terbentuknya batuan beku.

C.Tipe Metamorfosa
Batuan metamorposis atau metamorfosa atau metamorf(metamorphic rock) membentuk
sebagian besar kerak bumi danmembentuk 12% luas permukaan bumi. Batuan ini
diklasifikasikan berdasarkan tekstur, kandungan kimia dan mineral. Batuan ini mungkin
terbentuk berada jauh di bawah permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besaroleh
lapisan batu di atasnya. Berdasarkan tatanan geologinya, Bucher dan Frey (1994) berpendapat
bahwa proses metamorfosa dalam pembentukan batuan metamorf terbagi menjadi 2 jenis,
antara lain:
1.Metamorfosa Regional
Metamorfosa regional yang juga dikenal dengan sebutan dinamothermal merupakan proses
metamorfosa yang terjadi di daerah yang sangat luas. Adapun metamorfosa ini dibagi menjadi
3 macam, diantaranya:

 Metamorfosa Orogenik – Metamorfosa orogenik ini terjadi pada daerah sabuk


orogenik, di mana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi.
Padaumumnya, batuan metamorf yang dihasilkan dari metamorfosa ini mempunyai
butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar atau terbentang
dari ratusan hingga ribuan kilometer. Proses metamorfosa yang satu ini biasanya
memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu berkisar antara puluhan juta tahun.
 Metamorfosa Burial – Metamorfosa burial ini terjadinya akibat adanya kenaikan
tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif,
di mana kemudian akan terlipat. Proses yang terjadi pada metamorfosa ini ialah proses
rekristalisasi dan reaksi antara mineral dengan fluida.

6
 Metamorfosa Dasar Samudera (ocean floor) – Metamorfosa dasar samudera yang
dikenal dengan sebutan ocean floor ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak
samudera, tepatnya di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges).
Batuan metamorf yang dihasilkan dari proses metamorfosa ini umumnya memiliki
komposisi basa dan ultrabasa. Selain itu, adanya pemanasan air laut juga menyebabkan
mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dengan air laut tersebut.

2. Metamorfosa Lokal

Metamorfosa lokal merupakan proses metamorfosa yang terjadi di daerah yang sempit, yaitu
diantara kisaran beberapa meter hingga kilometer saja. Adapun metamorfosa ini dibagi
menjadi 6 macam, diantaranya:

 Metamorfosa Kontak – Metamorfosa kontak ini terjadi pada batuan yang mengalami
pemanasan di sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan
terjadi karena adanya pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta
deformasi akibat gerakan massa. Adapun zona metamorfosa kontak disebut
juga contact aureole. Proses yang terjadi pada zona ini umumnya ialah rekristalisasi,
reaksi kimia antara mineral, reaksi kimia antara mineral dan fluida, serta penggantian
dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan pada proses metamorfosa kontak ini
umumnya memiliki butir-butir halus.
 Metamorfosa Kaustik/Thermal/Optalic (Pirometamorfosa) – Metamorfosa kaustik
ini sebenarnya merupakan jenis khusus dari metamorfosa kontak yang menunjukkan
suatu efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi
volkanik atau quasi volkanik. Adapun contohnya ialah pada xenolith atau pada zone
dike.
 Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik – Metamorfosa kataklastik
ini terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada pahatan. Proses
yang terjadi murni ini disebabkan karena adanya gaya mekanis yang mengakibatkan
penggerusan dan sranulasi batuan. Adapun batuan yang dihasilkan pada metamorfosa
kataklastik ini memiliki sifat non-foliasi, di mana juga dikenal sebagai fault
breccia, fault gauge ataupun milonit.
 Metamorfosa Hidrotermal (Metasotisme) – Metamorfosa hidrotermal ini terjadi
akibat adanya perlokasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada
retakan-retakan batuan. Sedemikian sehingga menyebabkan perubahan komposisi
mineral dan kimia. Selain itu, perubahan juga dipengaruhi karena adanya confining
pressure.

7
 Metamorfosa Impact – Metamorfosa impact ini terjadi akibat adanya
tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Adapun kisaran waktunya hanya sekitar
beberapa mikrodetik, di mana pada umumnya ditandai dengan terbentuknya
mineral coesite dan stishovite. Selain itu, metamorfosa impact ini berkaitan erat dengan
panas bumi (geothermal).
 Metamorfosa Retrogade (Diaropteris) – Metamorfosa retrogade ini terjadi akibat
adanya penurunan temperatur. Sedemikian sehingga kumpulan mineral metamorfosa
tingkat tingginya berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih
rendah dari sebelumnya.

D.Tekstur Batuan Metamorf

Tekstur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk
atau orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf. Tekstur batuan metamorf
berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa. Dalam penggolongan tekstur pada
batuan metamorf didasarkan atas beberapa faktor sebagai berikut:

1.Tekstur beradasarkan ketahanan mineral terhadap proses metamorfisme

Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi:

a. Relict/Palimset/Sisa

Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya
atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.

b. Kristaloblastik

Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk akibat proses metamorfosa itu sendiri.
Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak
tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

2.Tekstur berdasarkan bentuk mineralnya

Tekstur batuan metamorf berdasarkan bentukan mineralnya dibedakan menjadi:

 Lepidoblastik

8
Jenis sekistoblastik membidangnya mineral pipih (mika), tekstur yang memperlihatkan
susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.

 Nematoblastik

Tekstur yang terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-


felspar, piroksen tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang
sejajar dan terarah.

 Granoblastik

Tekstur batu metamorf ini adalah kata sifat yang menerangkan sebuah anhedral
phaneritic berbutir sama batuan metamorf tekstur. Mineral penyusunnya berbentuk
granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral

9
3.Tekstur berdasarkan bentuk kristal individu

Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:

 Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.

 Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian
oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.

 Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.

4.Tekstur berdasarkan ukuran butir mineralnya


Berdasarkan ukuran butir mineralnya, dapat dibedakan menjadi :
 Fanaretik butiran cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.

 Afanitik butiran terlalu kecil untuk dapat dikenal dengan mata telanjang.

10
\
5.Tekstur khusus batuan metamorf
 Pofiroblastic
terdapat beberapa mineral yang ukurannya lebih besar dari mineral lainnya dalam
matriks / massa dasar berukuran lebih halus. Sering berada pada sekis mika - garnet
Kristal yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts.

 Poikoblastik
sama seperti porfiroblastik, namun dicirikan oleh adanya inklusi mineral asing
berukuran halus.

 Mortar teksture
apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat material yang barasal dari kristal
yang sama yang terkena pemecahan (crhusing).

 Decussate texture
Tekstur dari polimineral serabut dengan orientasi mineral yang tak teratur (kacau).

 Saccaroidal texture
Yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir

11
E.Struktur Batuan Metamorf
Struktur batuan metamorf Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau
orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan
metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh
adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf sedangkan struktur non foliasi
tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
1.Struktur foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena
adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran
(schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut
(Jacson, 1970). Ada empat pembagian struktur foliasi yaitu adalah:
1.Slaty Cleavage

Yaitu merupakan struktur Foliasi dimana dijumpai atau umumnya terdiri dari mineral pipih
dan sangathalus (mineral lempung ). Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir
sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut Slate (batusabak).

2.Phylitic
Yaitu merupakan struktur yang hampir sama dengan slaty cleavage, tapi tingkatannya lebih
tinggi, ditunjukkan oleh kahadiran kilap sutra yang disebabkan oleh kehadiran mika yang
sangat halus. terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih
dengan mineral granular. Batunya disebut phillit (filit).

12
3.Schistocsis
Yaitu merupakan struktur foliasi yang disebabkan oleh penjajaran mineral-mineral pipih.
Kenampakan belahannya lebih jelas dari filit sehingga lebih mudah dibelah. Susunan paralel
mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran
butir sedang sampai kasar. Nama batunya disebut sekis

4.Gneissic
Yaitu merupakan struktur foliasi yang diperlihatkan, oleh perjajaran mineral-mineral
gramilar atau berbatir kasar, umumnya berupa kwarsa dan feldspar. Struktur ini seringkali
memperlihatkan belahan-belahan tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang putus-
putus). Terbentuk oleh adanya perselingan, lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk
berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-
mineral tabular atau prismatic (mineral ferromagnesium). Nama batuannya disebut gneis
(genis).

2.Struktur non foliasi


Struktur non foliasi adalah struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral yang
equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran granular, seringkali terjadi pada
metamorfosa termal. Struktur non foliasi dibagi menjadi lima, yaitu:
1.Hornfelsic
Struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam. Terbentuk oleh
mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk polygonal.
13
Batuannya disebut Hornfels (batutanduk).

2.Kataklastik
Terbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya
membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa
kataklastik. Kelompok batuan mineral tersebut tidak menunjukkam amh. Misalnya breksi
patahan yang biasanya dijumpai pada zona-zona patahan atau sesar. Batuannya
disebut Cataclasite (kataklasit).

3.Milonitic
Adalah struktur yang dicirikan oleh skistositas yang berkembang baik dihasilkan dari
pengurangan ukuran butir akibat tektonik. Pada umumnya mengandung porfiroklas bundar
serta fragmen litik yang memiliki komposisi yang sama dengan komposisi matriksnya.
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Ciri struktur ini
adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan
belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batuannya disebut Mylonite (milonit).

14
4.Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Ciri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang
,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut Phyllonite (filonit).

5.Liniasi
Struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus atau fibrous.

15
F.Komposisi Mineral Metamorf
Jenis-jenis mineral yang terdapat dalam batuan metamorf yaitu adalah sebagai berikut
1. Kuarsa: bentuk mineral kuarsa pada batuan metamorf yaitu pipih atau menkristal tak beraturan.
2. Mika: bentuk pipih dan melembar halus, dapat memberikan warna interferensiyang akan lebih
gelap.
3. Klorit: berwarna hijau pada saat nikol sejajar, sudut gelapan 2°-9º, belahan 1 arah bentuk
fibrous.
4. Andalusit: warna transparan sampai dengan merah, sudut gelapan 90°, relief tinggi,
pleokroisme dwikroik.
5. Silimanite: warna absorbsi tidak berwarna, bentuk prismatic Panjang berserabut, Sudut gelapan
45 derajat, jenis gelapan simetris.
6. Kyanite: warna transparan sampai biru muda, bentuk plate tabular, relief tinggi, pleokroisme
monokroik, sudut belahan membentuk 85 dengan panjang Kristal
7. Garnet: warna coklat muda pada saat nikol sejajar, nikol silang berwarna hitam, bentuk krisral
dodechahedral-trapezohedron, relief sangat tinggi, belahan 2 arah, pecahan tidak rata.
8. Cordierit: warna transparan, bentuk Kristal prismatic pendek, relief rendah, sudut pemadaman
90 derajat, kembaran polisintetik.

9. Straulite: warna kuning muda pada saat nikol sejajar, nikol silang berwarna hitam, relief tinggi,
dijumpai adanya inklusi kuarsa.

10. Sphene: warna transparan, bentuk euhedral berbentuk seperti ketupat, relief tinggi, jenis
gelapan simetris.
11.Glaukofan: amfibol umum , natrium, magnesium, dan aluminium silikat yang terjadi hanya di
sekis kristal yang terbentuk dari batuan kaya natrium oleh karakteristik
metamorfosis tingkat rendah dari zona subduksi.
12. Hornblende: adalah kelompok mineral - mineral inosilikat kompleks. Hornblende bukan
mineral terpisah, melainkan bagian dari amfibol, hanya saja berwarna gelap.
13.Serpentin: Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinisasi, hidrasi dan
transformasi metamorfik dari batuan ultrabasa yang berasal dari mantel
bumi. Alterasi mineral sangat penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik.
16
G.Klasifikasi Metamorf
1.Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan foliasi
Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan foliasi terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Berfoliasi Sangat Kuat.

 “Slate” (Batu Sabak)

Adalah peralihan dari sedimen yang berubah ke metamorfik., Slate


merupakan derajat metamorphose rendah dari lempung sangat halus, dan keras,
memperlihatkan belahan-belahan yang rapat dimana mulai terdapat daun-daun mika
halus.
 Filit (“phyllite”)

Filit adalah derajat metamorphose yang lebih tinggi daripada sabak, di mana daun-daun
mika (dan klorit) sudah cukup besar, bidang foliasinya mengkilap (berkilap sutera pada
pecahan-pecahan) dan memberikan belahan Phyllite yang khas. Batuan ini merupakan
peralihan dari batu sabak ke skiss.
 Skiss (“Schist”)

17
Skiss adalah batuan yang paling umum yang dihasilkan metamorfosa regional, sangat
khas adalah kepingan-kepingan yang jelas dari mineral-mineral pelat seperti mika,
talk, klorit, hematite dan mineral-mineral kuarsa, grafit, feldspar, sugit, hornblende,
garnet, epidot.
2. Berfoliasi Lemah.

Berfoliasi lemah yaitu batuan metamorf yang berfoliasi tetapi tidak mudah/tidak dapat
pecah melalui bidang foliasi. Orientasi mneral-mineral pipih berselingan dengan
mineral yang tidak pipih yang berbutir sama besar. Batuannya yaitu:

Gneis (“Gneiss”). Gneis adalah merupakan batuan metamorfosa regional yang


berderajat tinggi, bersifat faneritk, berbutir sedang sampai kasar, mempunyai sifat
bandel karena gneissosity.

3. Berfoliasi Sangat Lemah Sampai Tidak Berfoliasi.


 Kuarsit(“Quartzite”)

Batuan ini terdiri dari kuarsa yang terpatahkan atau disementasikan oleh silica
kristalin, sehingga merupakan batuan yang kompak, membelah melalui butiran kuarsa
tanpa foliasi. Batuan ini terjadi karena metamorfosa regional dari batu pasir kuarsa pada
semua derajat metamorfosa.

18
 “Hornfles” (batutanduk)

 Batuan ini terbentuk dalam bagian dalam daerah kontak sekitar tubuh batuan beku.
Pada umumnya batuan ini merupakan rekristalisasi batuan asalnya, tak ada foliasi tetapi
batuan halus dan padat. Teksturnya afanitik sampai faneriktik halus, berkomposisi
kuarsa, feldspar, mika.
 “Serpentinite”

Batuan ini bersifat non foliasi sampai lineasi, berwarna hitam, hijau sampai kuning
pucat. Komposisi utama terdiri dari mineral-mineral serpentin atau talk hijau, massif
dan talk berserabut.

Ampibolit (“Amphibollite”)

Ampibolit

Batuan ini sama dengan skis hornblende, tetapi foliasi tak berkembang dengan baik.
Hasil dari metamorfosa regional batuan basalt atau gabro (gang,sill,stock) berwarna
kelabu, hijau atau hitam dan mengandung mineral-mineral epidot, augit hijau, biotit,
dan almandine.
19
2.Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan komposisi kimia

Klasifikasi ini ditinjau dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam batuan metamorf
yang mencirikan batuan asalnya, terbagi dalam 5 kelompok:

a.Calcic metamorphic rock:

Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Al, umumnya
terdiri atas batulempung dan serpih. Sebagai contoh : batusabak, pilit

Batu sabak

b. Quartz feldspatic rock:

Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur kwarsa dan feldspar.
Batuan asal umumnya terdiri dari batupasir, batuan beku basa, sebagai contoh: gneiss.

c. Calcareous metamorphic rock:

Adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Sebagai contoh :
Marmer

20
d. Basic Metamorphic rock.

Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semi basa dan menengah, serta

tuffa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur-unsur K, Al, Fe,
Mg. e.

e.Magnesia Metamorphic rock.

Adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur Mg, sebagai contoh :
serpentinit, skiss klorit.

Skis klorit serpentinite

3.Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan metamorfisme

 Batuan metamorf Dinamo/kinetis


Jenis batuan metamorf ini terbentuk dari mineral satu ke mineral lainnya (batuan
yang disebabkan karena tekanan tinggi yang dihasilkan oleh gerak diatropisme).
Metamorfosis ini banyak dijumpai di daerah patahan dan lipatan. Contoh, batulumpur
(mudstone) menjadi batu tulis (slate), batu bara menjadi antrasit, sabak, gneis dan
serpih.

21
Batu slate batu antrasit batu serpih

 Batuan metamorf pneumatolitis kontak

Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami proses
metamorfosis akibat adanya suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas
magma yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan.
Beberapa contoh dari batuan metamorf ini, yaitu batu marmer, batolit, lakolit, dan
batuan sill.

batu lakolit batu batolit batu sill

3. Batuan metamorf hydrothermal


Jenis batuan metamorf hydrothermal terjadi karena pengaruh air panas baik yang berasal
dari magma maupun dari air tanah yang mengalami pemanasan disebut
hydrothermal.Contohnya ialah feldspar yang keras menjadi liat, kaolin yang lunak,
hornblende menjadi klorit, olivin menjadi serpentin.

22
Selain itu batuan di permukaan bumi dekat sumber air panas dan geyser diperlunak oleh uap
panas dan air panas dan warnanya menjadi agak pucat.

H.Penanaman Batuan Metamorf

Penamaan batuan metemorfik dimaksudkan untuk digunakan mengenali dan


memberikan informasi yang berarti mengenai batuan tersebut. Ada 5 kriteria utama sebagai
dasar dalam menamai batuan metamorf.
1. asal batuan semula
2. mineralogy batuan metemorf
3. tekstur

4. penamaan secara khusus


5. tekstur dalam mineralogy

Istilah metabasit, metapelit, adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku dan
batuan sedimen. Metasedimen, metabatuapasir, metabatulempung, metagranit semua
mengisyaratkan asal batuan semula.

Sekis, genis, filit, hornfels adalah penamaan didasarkan pada tekstur batuan metamorf
tersebut. Kuarsit, serpentinit, hornblendit, batuan metamorfik glaukofanitik adalah penamaan
didasarkan kandungan mineralnya.

F Slate adalah batuan metamorf derajat sangat rendah, disusun oleh mineral pilosilikat sangat halus
tersusun membentuk orientasi kesejajaran yang memperlihatkan lembaran.

F Filit bertekstur sekistose tetapi disusun oleh mineral piloslikat yang halus (dalam ukurang 0,1 –
1 mm).

F Sekis ditandai oleh penjajaran mineral pipih berukuran > 1 mm sehingga mudah dikenali dengan
mata telanjang. Pada sekis tampak keharian mineral pipih lebih melimpah dibandingkan
mineral granular.

F Gneis berkristal sangat kasar, dapat mencapai beberapa milimeter dan mineral tabularnya
memperlihatkan foliasi. Batuan ini didominasi oleh mineral granular dengan sedikit mineral
pipih (tabular/prismatic) yang menjajar. Ahli Eropa menggunakan genes sebagai batuan yang
kasar, sedikit kandungan mikanya, derajat tinggi.
23
Istilah ortogenes dipakai untuk genes yang berasal dari batuan beku dan paragenes untuk genes
yang berasal dari batuan sedimen.

F Milonit, merupakan batuan metamorf kataklastik yang disusun oleh matriks anata 50 – 90% dan
sisanya berupa porfiroklas. Jika hampir keseluruhan terdiri dari matriks dan porfiroklas kurang
dari 10% maka disebut ultra milonit. Pilonit adalah batuan metamorf kataklastik yang kaya
akan mineral pilosilikat yang secara khas memperlihatkan seperti slate. Sedangkan batuan
metamorfik yang bertekstur granoblastik disekitar intrusi dikenal dengan hornfels.

Berikut ini nama-nama batuan metamorf berdasarkan pada penamaan yang khas
padanya :
F Sekis hijau adalah batuan metamorf berasal dari batuan beku basa, berwarna hijau, berfoliasi,
berderajat rendah, umumnya disusun oleh klorit, epidot dan aktinolit.

F Sekis biru berasal dari batuan beku, berwarna gelap kebiruan, pada derajat sangat rendah, tekstur
berfoliasi, warnanya disebabkan oleh melimpah kehadiran amfibol Na terutama glaukofan dan
krosit.

F Amfibolit utamanya disusun oleh mineral hijau gelap hornblende dan plagiklas dengan ditambah
berbagai mineral aksesori.

F Serpentinit adalah batuan berwarna hijau, hitam atau kemerah-merahan, disusun secara
mencolok oleh sepentin. Batuan ini merupakan batuan metamorf berasal dari batuan beku ultra
basa.

F Eklogit adalah batuan metamorf berkomposisi utama darnet dan omfasit (piroksen klono hijau
rumput) tanpa plagiklas dengan sedikit mineral aksesori kuarsa, kianit, amfibol, zoisit dan rutil.

F Granulit, batuan metamorf dicirikan oleh tekstur granoblastik, berukuran butir seragam bahkan
membentuk kristal yang sempurna (polygonal) dan mineral penyusunnya terbentuk pada
temperatur tinggi, seperti feldspar, piroksen, amfibol.

F Magmatit adalah pencampuran batuan metamorf, sekis atau genes derajat tinggi berselang-
seling dengan urat-urat batuan beku berkomposisi granitik hasil anateksis.

24
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses metamorfisme, dimana
terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical (mineralogical) dari
suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi.

2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi proses metamorfisme melip


uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan aktivitas larutan kimia.

3.Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu metamorfisme sentuh atau


kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme regional.

B.Saran
Dengan terbentuknya makalah ini, kami. mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun bagi pembaca agar bisa memahami dan mempelajari batuan metamorf

25
DAFTAR PUSTAKA

http://repastrepost.blogspot.com/2016/09/batuan-metamorf-pengertian-penamaan.html?m=1

https://m.merdeka.com/jateng/8-jenis-batuan-metamorf-dan-contohnya-ini-kegunaannya-
bagi-kehidupan-kln.html?page=2

http://geologinotes.blogspot.com/2016/12/tekstur-komposisi-mineral-dan.html?m=1

Blatt, Harvey and Robert J. Tracy, Petrology, W.H.Freeman, 2nd ed., 1996, p. 355 ISBN 0-
7167-2438-3 2. Wilkinson, Bruce H.; McElroy, Brandon J.; Kesler, Stephen E.; Peters,
Shanan E.; Rothman,

Edward D. (2008). "Global geologic maps are tectonic speedometers – Rates of rock cycling
from area-age frequencies". Geological Society of America Bulletin. 121 (5–6): 760–79.
doi:10.1130/B26457.1.

https://segudangnyailmu.blogspot.com/2021/01/batuan-metamorf-pengertian-
tekstur.html?m=1

https://www.academia.edu/38268543/Kupdf_net_batuan_metamorf

https://www.zenius.net/blog/pengertian-batuan-metamorf

26

Anda mungkin juga menyukai