Anda di halaman 1dari 35

MINERAL PENYUSUN BATUAN BEKU

OLEH :
YOSIA Y. O. LOLONG
TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PRISMA MANADO


2022
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita patut
memanjatkan puja dan puji syukur ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, kepada kita, sehingga makalah “Mineral Penyusun Batuan Beku” ini
dapat selesai.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Manado, 22 Juni 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mineral dan Batuan Beku................................................... 2-3
B. Proses Pembentukan Batuan beku.......................................................3-4
C. Mineral sebagai Penyusun Batuan Beku..................................... 5-12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara Kesatuan
Republik Indonesia
merupakan negara
dengan wilayah
perairan terbesar di dunia
dan dua pertiga dari
wilayahnya merupakan
wilayah
perairan. Secara
geografis Indonesia
merupakan negara
maritim. Namun
pengetahuan tentang
bentuk muka bumi juga

1
2

diperlukan sebagai salah


satu materi
yang harus dipelajari.
Geologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bumi
dan
terutama tentang kulit
bumi baik mengenai
komposisi struktur dan
sejarahnya.
Geologi atau perolehan
geologi (bahasa latin petra
= batu - batuan, roek atau
stone dalam bahasa
Inggris). Dalam
3

kehidupan dimuka bumi


ini, Kulit bumi
(daratan) terdiri dari
macam ± macam batuan.
Batuan ± batuan beku ini
berasal
dari akibat pendinginan
magma atau meletusnya
gunung merapi.
Perubahan
bentuk batuan ini
dikarenakan proses
alamiah hujan, erosi,banjir,
angin, kemudian
terkikisnya batuan ini
terbawa oleh aliran.
4

Selain aspek geomorfologi,


dalam kerangka geologi
kelautan seperti halnya
proses geologi yang terjadi
di darat, juga terdapat
pengaruh sedimentasi, baik
itu
sedimen di daerah
dekat pantai (Nearshore)
ataupun di perairan laut
dalam
(Deepsea). Sedimentasi di
laut sangat penting artinya
dalam kerangka geologi
kelautan, diantaranya
adalah karena morfologi
5

permukaan dasar laut


juga ikut
dikontrol oleh pengaruh
supply sedimen, juga
batas-batas antar bagian-
bagian
morfologi dasar laut juga
ikut dikontrol oleh
sedimentasi. Disamping
itu proses
sedimentasi di laut juga
akan mempengaruhi
proses-proses di bagian
lainnya.
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
6

merupakan negara
dengan wilayah
perairan terbesar di dunia
dan dua pertiga dari
wilayahnya merupakan
wilayah
perairan. Secara
geografis Indonesia
merupakan negara
maritim. Namun
pengetahuan tentang
bentuk muka bumi juga
diperlukan sebagai salah
satu materi
yang harus dipelajari.
Geologi adalah ilmu yang
7

mempelajari tentang bumi


dan
terutama tentang kulit
bumi baik mengenai
komposisi struktur dan
sejarahnya.
Geologi atau perolehan
geologi (bahasa latin petra
= batu - batuan, roek atau
stone dalam bahasa
Inggris). Dalam
kehidupan dimuka bumi
ini, Kulit bumi
(daratan) terdiri dari
macam ± macam batuan.
8

Batuan ± batuan beku ini


berasal
dari akibat pendinginan
magma atau meletusnya
gunung merapi.
Perubahan
bentuk batuan ini
dikarenakan proses
alamiah hujan, erosi,banjir,
angin, kemudian
terkikisnya batuan ini
terbawa oleh aliran.
Selain aspek geomorfologi,
dalam kerangka geologi
kelautan seperti halnya
9

proses geologi yang terjadi


di darat, juga terdapat
pengaruh sedimentasi, baik
itu
sedimen di daerah
dekat pantai (Nearshore)
ataupun di perairan laut
dalam
(Deepsea). Sedimentasi di
laut sangat penting artinya
dalam kerangka geologi
kelautan, diantaranya
adalah karena morfologi
permukaan dasar laut
juga ikut
10

dikontrol oleh pengaruh


supply sedimen, juga
batas-batas antar bagian-
bagian
morfologi dasar laut juga
ikut dikontrol oleh
sedimentasi. Disamping
itu proses
sedimentasi di laut juga
akan mempengaruhi
proses-proses di bagian
lainny
Bumi tertutupi oleh
daratan dan lautan, dimana
bagian lautan lebih besar
daripada
11

bagian daratan. Akan


tetapi daratan adalah
bagian dari kulit bumi
yang dapat diamati
langsung dengan dekat,
maka banyak hal-hal yang
dapat diketahui secara
cepat dan jelas.
Salah satu diantaranya
adalah kenyataan bahwa
daratan tersusun oleh
jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan
berbeda-beda materi
penyusun serta berbeda
pula dalam proses
12

terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu
yang khusus membahas
tentang batuan. Adapun
batuan yang
dibahas kali ini adalah
batuan yang berasal dari
magma yaitu dinamakan
batuan beku.
Batuan beku sebenarnya
telah banyak
dipergunakan orang
dalam kehidupan sehari-
hari
hanya saja kebanyakan
orang hanya mengetahui
13

cara mempergunakannya
saja, dan sedikit
yang mengetahui asal
kejadian dan seluk-beluk
mengenai batuan beku ini.
Secara sederhana
batuan beku adalah batuan
yang terbentuk dari
pembekuan magma.
Batuan beku adalah batuan
yang terbentuk langsung
dari permukaan magma.
Proses
pembentukan tersebut
merupakan proses
14

perubahan fase padat.


Proses pembentukan
magma akan
menghasilkan kristal-
kristal mineral primer
atau gelas. Proses
pembentukan
magma akan sangat
berpengaruh terhadap
tekstur dan struktur
primer batuan, sedangkan
komposisi batuan sangat di
pengaruhi oleh sifat
magma asal.
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit
bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang
dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
15

kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu
sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses
terbentuknya. Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang
batuan. Adapun batuan yang dibahas kali ini adalah batuan yang berasal
dari magma yaitu dinamakan batuan beku. Batuan beku sebenarnya telah
banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja
kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan
sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku
ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magma. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari
permukaan magma. Proses pembentukan tersebut merupakan proses
perubahan fase padat. Proses pembentukan magma akan menghasilkan
kristal-kristal mineral primer atau gelas. Proses pembentukan magma akan
sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan,
sedangkan komposisi batuan sangat di pengaruhi oleh sifat magma asal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mineral dan batuan beku?
2. Bagaimana Batuan beku terbentuk?

3. Apa saja yang menjadi penyusun batuan beku?


C. Tujuan
Mengetahui pengertian batuan beku, bagaimana batuan beku terbentuk, serta
mineral penyusun daribatuan beku,
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Mineral dan Batuan Beku


Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya
bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi
unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan
yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.

Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe
batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan
kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500 °C dan bersifat mobile (dapat bergerak)

16
17

serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan terlarut yang bersifat volatil (air, karbon dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang,
dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatil (non-gas)
yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Saat magma mengalami penurunan suhu dalam perjalanan naik ke permukaan bumi,
mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL.
Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan seri reaksi Bowen. Dalam
mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu untuk mengetahui karakteristik batuan beku
yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.
Batuan beku dan metamorf membentuk sekira 90–95% volume bagian atas kerak
bumi atau sedalam 15 km.
Batuan beku penting secara geologi karena:
 Mineral-mineral dan kimia globalnya memberikan informasi tentang komposisi
dari mantel, di mana batuan beku tersebut ter-ekstraksi, serta temperatur dan
tekanan yang memungkinkan terjadinya ekstraksi ini, dan atau batuan asal yang
mencair.
 Umur absolut dapat diperoleh dengan berbagai jenis penanggalan radiometrik
dengan demikian dapat dibandingkan dengan strata geologi yang berdekatan,
sehingga urutan waktu kejadian dapat ditentukan.
 Fitur-fitur mereka merupakan karakteristik lingkungan-lingkungan tektonik
tertentu, sehingga memungkinkan rekonstruksi tektonik (lihat tektonika lempeng).
2. Proses Pembentukan Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang berasal dari hasil proses pembekuan magma
igneous ,yang merupakan magma yang berasal dari material silikat yang panas dan
pijar yang terdapat di dalam bumi. Magma merupakan material silikat yang sangat panas
yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 600˚C samapai 1500˚C.
Magma disusun oleh bahan yang berupa gas (volatil) seperti H2O dan CO2,dan
bukan gas yang umumnya terdiri dari Si, O , Fe , Al , Ca , K , Mg ,Na , dan minor
element seperti V,Sr,Rb,dll.Magma terdapat dalam rongga di dalam bumi yang din
sebut dapur magma (magma chamber).Karena magma relatif lebih ringan dari
batuan yang ada di sekitarnya , maka magma akan bergerak naik ke atas.Gerakan
18

dari magma ke atas ini kadang-kadang di sertai oleh tekanan yang besar dari magma itu
sendiri atau dari tekanan disekitar dapur magma , yang menyebabkan terjadinya
erupsi gunung api.Erupsi gunung berapi ini kadang-kadang hanya menghasilkan lelehan
lava atau disertai dengan letusan yang hebat(eksplosif).

Karena magma merupakan


cairan yang panas, maka ion-
ion yang menyusun magma
akan bergerak bebas tak
beraturan.sebaliknya pada
saat magma mengalami
pendinginan,pergerakan ion-
ion yang tidak beraturan ini
akan menurun,dan ion-ion
akan
mulai mengatur dirinya
menyusun bentuk yang
teratur.proses ini di sebut
kristalisasi.pada
19

proses ini yang merupakan


kebalikan dari proses
pencairan,ion-ion akan saling
mengikat
satu dengan yang lainnya dan
melepaskan kebebasan untuk
bergerak.ion-ion tersebut akan
membentuk ikatan kimia dan
membentuk kristal yanmg
teratur.pada umumnya
material
yang menyusun magma tidak
membeku pada waktu yang
bersamaan.
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang menyusun magma
akan bergerak bebas tak beraturan.sebaliknya pada saat magma mengalami
pendinginan,pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini akan menurun,dan ion-ion
akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur.proses ini di sebut
kristalisasi.pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan,ion-ion
akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk
20

bergerak.ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal


yanmg teratur.pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada
waktu yang bersamaan.

Kecepatann pendinginan
magma akan sangat
berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada
ukuraan kristal apabila
pendinginan magma
berlangsung
denagan lambat, ion-ion
mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan dirinya,
sehingga
akan menghasilkan bentuk
kristal yang besar. Sebaliknaya
pada pendingan yang cepat ,
ion-
21

ion tersebut tidak


mempunyai kesempatan
untuk mengembangkan
dirinya sehingga akan
menbentuk kristal yang
kecil. Apabila pendinginan
berlangsung sangat cepat
maka tidak
ada kesempatan bagi ion
untuk menbentuk kristal,
sehingga hasil pembekuan
nya akan
menghasilkan atom yang tidak
beraturan (hablur), yang
dinamakan dengan mineral
glass.
22

Pada saat magma mengalami


pendinginan, atom-atom
oksigen dan silikon akan
saling mengikat pertama kali
untuk membentuk tetrahedra
oksigen-silikon. Kemudian
Kecepatann pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada ukuraan kristal apabila pendinginan magma berlangsung
denagan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya,
sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang besar. Sebaliknaya pada pendingan yang
cepat , ion-ion tersebut tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan dirinya
sehingga akan menbentuk kristal yang kecil. Apabila pendinginan berlangsung
sangat cepat maka tidak ada kesempatan bagi ion untuk menbentuk kristal,
sehingga hasil pembekuan nya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur),
yang dinamakan dengan mineral glass. Pada saat magma mengalami pendinginan,
atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk
tetrahedra oksigen-silikon.
23

3. Mineral Sebagai Penyusun Batuan Beku


Mineral merupakan bahan anorganik yang bersifat padat dan merupakan elemen
pembentuk batuan. Jika kamu mengambil sebuah bongkah batuan pastinya akan
menemukan berbagai mineral yang terkandung di dalamnya. Mineral-mineral penyusun
batuan pada dasarnya mudah dikenali baik secara kasat mata maupun mikroskopis. Lalu
mineral apa saja yang sering dijumpai pada batuan?. Berikut ini mineral yang banyak
dijumpai pada batuan,

1. Olivin
Olivin (sebagai batu mulia disebut juga peridot atau krisolit), adalah mineral
magnesium besi silikat dengan rumus (Mg,Fe)2SiO4. Banyak ditemukan di bawah
permukaan bumi namun lapuk dengan cepat di permukaan bumi.

Rasio magnesium dan besi bervariasi: forsterit (bila Mg dominan) ataupun fayalit
(bila Fe dominan). Komposisi olivin umumnya dinyatakan sebagai persentase molar
forsterit (Fo) dan fayalit (Fa) (contoh: Fo70Fa30). Forsterit memiliki titik lebur yang
sangat tinggi dalam tekanan atmosfer, yaitu mencapai 1900 °C, tetapi fayalit memiliki
titik lebur yang lebih rendah (kira-kira 1200 °C). Titik lebur bervariasi antara kedua
pembentuknya, sebagaimana sifat-sifat lainnya. Olivin bisa menggabungkan unsur selain
oksigen, silikon, magnesium, dan besi; hanya dalam jumlah sedikit. Umumnya mangan
dan nikel merupakan unsur tambahan dengan konsentrasi tertinggi.

Olivin dinamai berdasarkan warnanya yang hijau seperti zaitun (dianggap sebagai
hasil dari bekas nikel), meskipun bisa juga berubah menjadi kemerahan sebagai hasil dari
perkaratan besi.

Olivin dengan sifat tembus cahaya kadang-kadang juga digunakan sebagai batu mulia
yang disebut peridot (péridot, kata bahasa Prancis untuk olivin), juga disebut krisolit (dari
kata bahasa Yunani χρυσός, "emas" dan λίθος, "batu"). Beberapa batu olivin berkualitas
terbaik didapatkan dari lapisan mantel pada bebatuan di pulau Zabargad di Laut Merah.

Olivin terdapat pada batuan beku mafik dan ultramafik dan sebagai mineral dasar dari
beberapa batuan metamorf. Olivin yang kaya akan magnesium mengkristal dari magma
yang kaya akan magnesium dan rendah silika. Magma itu mengkristal menjadi batuan
mafik seperti gabbro dan basalt. Batuan ultramafik seperti peridotit dan dunit bisa jadi
merupakan sisa yang tertinggal setelah proses ekstrasi magma, dan secara khas mereka
lebih diperkaya pada olivin setelah ekstraksi peleburan parsial. Olivin dan varian struktral
24

bertekanan tinggi lainnya meliputi lebih dari 50% dari mantel atas bumi, dan olivin
adalah salah satu mineral yang paling sering dijumpai di Bumi menurut volumenya.
Proses metamorfisme dari batuan dolomit tidak murni atau batuan sedimen lain yang kaya
magnesium dan kurang silikat juga menghasilkan olivin kaya-Mg atau forsterit.

Olivin kaya-Fe relatif jauh lebih sedikit tetapi terdapat pada batuan beku dalam
jumlah kecil pada granit dan riolit langka, dan olivin sangat-kaya Fe bisa berada dengan
stabil dalam kuarsa dan tridymite. Sebaliknya, olivin kaya-Mg tidak dapat berada dengan
stabil pada mineral silikat karena akan bereaksi membentuk orthopiroksin
((Mg,Fe)2Si2O6).

Olivin kaya-Mg bersifat stabil pada tekanan yang ekuivalen terhadap kedalaman 410
km di dalam tanah. Karena dianggap sebagai mineral paling berlimpah di bagian atas
mantel bumi pada kedalaman yang dangkal, sifat-sifat olivin banyak berpengaruhsecara

dominan pada ilmu reologi pada bagian tersebut dan juga pada aliran padatan yang
mengalirkan lempeng tektonik.

2. Piroksen
Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan pada
batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika tetrahedral
dan mengkristal monoklinik dan ortorombik. Piroksen mempunyai rumus kimia umum
XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium, natrium, besi+2, magnesium dan sedikit seng, mangan,
dan litium. Sedangkan Y adalah ion kromium, aluminium, besi+3, magnesium, mangan,
skandium, titanium, vanadium dan besi+2).

Piroksen memiliki struktur umum yang terdiri dari rantai tunggal silika tetrahedra.
Piroksen yang mengkristal dalam sistem monoklinik dikenal sebagai klinopiroksen dan
yang mengkristal dalam sistem ortorombik dikenal sebagai ortopiroksen.
25

Mineral dalam gugus Piroksen berlimpah baik pada batuan beku maupun metamorf.
Kerentanan mereka terhadap pelapukan kimia dan mekanik membuat mereka menjadi
penyusun batuan sedimen yang langka.

Piroksen diklasifikasikan sebagai mineral ferromagnesian karena memiliki kandungan


magnesium dan besi yang tinggi. Kondisi pembentukan mereka hampir secara eksklusif
terbatas pada lingkungan suhu yang tinggi, tekanan tinggi, atau keduanya.

Secara karakteristik, Piroksen lebih umum ditemukan di mafik dan batuan beku
ultrabasa di mana mereka terkait dengan plagioklas olivin dan kaya kalsium dan dalam
batuan metamorfik bermutu tinggi seperti granulites dan eclogites. Enstatit, clinoenstatit,
dan kosmochlor terdapat pada meteorit.

3. Hornblende

Hornblende adalah kelompok mineral - mineral inosilikat kompleks (ferrohornblende


- magnesiohornblende).[3] Hornblende bukan mineral terpisah, melainkan bagian dari
amfibol, hanya saja berwarna gelap.

Hornnblende adalah campuran isomorf dari tiga molekul; silikat kalsium-besi-


magnesium, silikat alumunium-besi-magnesium, dan sebuah silikat besi-magnesium
Rumus umum hornblende adalah (Ca,Na)2–3(Mg,Fe,Al)5(Al,Si)8O22(OH,F)2.

Hornblende mempunyai kekerasan dari 5-6, berat jenis 2,9-3,4 dan biasanya berwarna
hijau opak, coklat kehijauan, coklat, atau hitam.
26

Belahannya memiliki sudut 56-124 derajat. Hornblende sering sulit dibedakan dengan
mineral - mineral piroksen dan biotit mika, karena juga berwarna hitam dan bisa
ditemukan di granit dan charnockit.

Hornblende adalah konstituen umum di banyak batuan beku dan batuan metamorf
seperti granit, syenit, diorit, gabbro, basalt, andesit, gneis, dan sekis.

Hornblende adalah mineral utama dari amfibolit. Hornblende berwarna coklat sangat
gelap hingga hitam dapat mengandung titanium yang biasanya disebut hornblende
basaltik, karena mereka biasanya merupakan konstituen pada basalt dan batuan sejenisnya.
Hornblende dapat terubah (ter-alterasi) menjadi klorit dan epidot.

Ada jenis tertentu hornblende yang megandung kurang dari 5% besi oksida dan
erwarna abu-abu hingga putih. Jenis ini dinamakan edenit, diambil dari nama Edenville,
Orange County, New york, tempat mineral tersebut ditemukan.

Mineral-mineral lain di kelompok hornblende termasuk:

 pargasit
 hastingsit
 tschermakit

4. Biotit
27

Biotit adalah mineral filosilikat umum yang ada di dalam grup mika, dengan perkiraan
rumus kimia K(Mg,Fe) 3AlSi3O10(OH)2K(Mg,Fe)3AlSi3O10(OH)2. Lebih umum, mika
mengacu pada seri mika gelap, terutama serangkaian larutan-pelarut antara iron-
endmember annit, dan magnesium-endmember plogopit; ditambah lagi alumina-
endmember siderofilit. Biotit diberi nama oleh J.F.L. Hausmann pada tahun 1847 untuk
menghormati fisikawan Prancis Jean-Baptiste Biot, yang, pada tahun 1816, meneliti sifat
optik dari mika, dan menemukan banyak sifat - sifat optiknya.

Nama "biotit" biasanya digunakan di lapangan karena kelompok mineral mika hitam
(annite, siderophyllite, fluorophlogopite, eastonite, dan sebagainya) umumnya tidak dapat
dibedakan tanpa pengamatan optik, kimia, ataupun x-ray analisis. Biotit adalah mineral
utama yang ditemukan dalam berbagai batuan beku seperti batuan diorit, granit, gabro,
peridotit dan pegmatit.

Biotit juga dapat terbentuk pada kondisi metamorfik ketika batu lempung terkena
panas dan tekanan hingga membentuk sekis dan gneiss. Meskipun biotit sangat tidak tahan
terhadap pelapukan dan dapat berubah menjadi mineral lempung, tetapi kadang-kadang
biotit masih dapat ditemukan dalam material sedimen dan batu pasir.

Biotit sangat mudah untuk diidentifikasi, dan dengan sedikit pengalaman seseorang
akan dapat mengenalinya secara visual. Biotit merupakan mika hitam dengan belahan
yang sempurna dan kilap vitreous. Ketika biotit dipisahkan menjadi lembaran tipis,
lembaran tersebut sebenarnya bersifat fleksibel, tetapi apabila dilenturkan lebih kuat lagi
maka lembaran tersebut akan patah. Lembaran biotit apabila disinari maka akan tembus
cahaya dan menghasilkan pendaran berwarna coklat, abu-abu atau kehijauan. Geologist
yang berpengalaman kadang-kadang dapat mengenali phlogopit dengan warna coklatnya.

Mineral biotit memiliki kegunaan secara komersial seperti dapat digunakan sebagai
pengisi dan "extender" dalam cat, sebagai aditif untuk lumpur pengeboran, sebagai pengisi
inert dan media cetakan, dan sebagai lapisan permukaan pada industri aspal. Biotit juga
digunakan dalam potassium-argon dan metode-metode argon pada dating batuan beku.
28

Biotit sering mengelabui para pendulang emas, baik itu yang berpengalaman
sekalipun. Serpihan kecil biotit dalam dulang dapat menghasilkan refleksi berwarna
perunggu terang apabila terkena sinar matahari. Refleksi ini dapat menipu pendulang
dengan berpikir bahwa ia telah menemukan emas.

5. Plagioklas

Plagioklas adalah serangkaian mineral tektosilikat (kerangka silikat) dalam kelompok


feldspar. Daripada mengacu pada mineral tertentu dengan komposisi kimia tertentu,
plagioklas adalah seri larutan padat kontinu, lebih dikenal sebagai seri feldspar plagioklas
(dari Yunani Kuno untuk "fraktur oblique", mengacu pada dua sudut pembelahan). Ini
pertama kali diperlihatkan oleh ahli mineral Jerman Johann Friedrich Christian Hessel
(1796–1872) pada tahun 1826. Serial ini berkisar dari albite hingga endmembers anorthite
(dengan komposisi masing-masing NaAlSi3O8 sampai CaAl2Si2O8), di mana natrium
dan atom kalsium dapat saling menggantikan satu sama lain dalam mineral. struktur kisi
kristal. Plagioklas di tangan sampel sering diidentifikasi oleh kembaran kristal
polysynthetic atau efek 'rekaman-alur'.

Plagioklas adalah mineral penyusun utama di kerak Bumi, dan merupakan alat
diagnostik penting dalam petrologi untuk mengidentifikasi komposisi, asal dan evolusi
batuan beku. Plagioklas juga merupakan konstituen utama batuan di dataran tinggi bulan
Bumi. Analisis spektrum emisi termal dari permukaan Mars menunjukkan bahwa
plagioklas adalah mineral yang paling melimpah di kerak Mars.
29

6. Ortoklas

Ortoklas (formula akhir KAlSi3O8) adalah sebuah mineral tektosilikat penting yang
membentuk batuan beku. Namanya berasal dari bahasa Yunani yang berarti "retakan
lurus", karena dua bidang bersihannya ada pada sudut yang tepat menghadap satu sama
lain. Nama lainnya ialah feldspar alkali dan feldspar kalium (feldspar potasium). Permata
yang dikenal sebagai batu bulan sebagian besar terdiri dari ortoklas.

Ortoklas adalah mineral pembentuk batuan yang masuk dalam seri larutan padat
kalium natrium feldspar. Mineral ini merupakan komponen utama penyusun batuan granit,
dimana kristalnya yang berwarna pink menyebabkan warna granit menjadi semakin khas.

Selain pink (merah muda), kristal mineral ini bisa berwarna putih, tidak berwarna,
krem, kuning pucat, maupun merah kecoklatan. Ortoklas dapat hadir sebagai kristal
berbentuk prismatik sempurna, pendek, dan mempunyai kembaran.
30

7. Kuarsa

Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Mineral ini
memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal terkristalisasi (silikon
dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm³. Bentuk umum
kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Batuan beku atau batuanigneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari mamag yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat
mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam
magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan


bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan
peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat
(magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s
Reaction Series.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kuarsa

https://id.wikipedia.org/wiki/Ortoklas

https://id.wikipedia.org/wiki/Olivin#:~:text=Olivin%20(sebagai%20batu%20mulia
%20disebut,dengan%20cepat%20di%20permukaan%20bumi.&text=Rasio
%20magnesium%20dan%20besi%20bervariasi,fayalit%20(bila%20Fe
%20dominan).

https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/geologi-teknik/makalah-
batuan-beku-geologi-kel/15887058

https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/20/165909769/batuan-beku-
definisi-jenis-dan-penamaanya?page=all

Anda mungkin juga menyukai