Anda di halaman 1dari 68

PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI

KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah bahan baku/bahan mentah menjadi barang setengah jadi

atau bahan jadi. Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini

meliputi semua kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif

dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie" yang

berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu

"Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang

menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk

dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang

(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam

bentuk jasa seperti misalnya perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman

barang dan sebagainya.

Suatu Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu

perindustrian yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau

teknologi, material, energi, modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam

suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang

efektif, efisien dan aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat

diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya. Pabrik identik

dengan pengolahan bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam bentuk barang.

Kabupaten Kuningan walaupun memiliki wilayah yang dikelilingi oleh

pegunungan, masyarakatnya juga mempunyai sentra usaha industri kecil dan

1 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

menengah. Permasalahan yang dihadapi produk komoditi Kabupaten Kuningan adalah

belum terdapatnya sentra atau jikapun sudah ada tetapi dirasa masih belum

maksimal dalam pengembangan dan pengelolaanya oleh karena itu perlu dilakukan

kajian profile sentra-sentra industri kecil di Kabupaten Kuningan. Sedangkan

tujuannya adalah untuk menganalisis produk-produk unggulan di suatu wilayah

apakah layak dijadikan Sentra Industri Kecil dan Menengah dengan melakukan

penilaian yang seksama dengan melihat indikator-indikator yang sudah ditetapkan

B. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan Kajian Profile Sentra-sentra Industri Kabupaten Kuningan didasari oleh

beberapa kebijakan dibawah ini :

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah.

3. Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05 /MBU/2007 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

4. Keputusan Presiden No. 56 tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil

dan Menengah

5. Keputusan Presiden No. 127 tahun 2001 tentang Bidang/ Jenis Usaha yang

Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/ Jenis Usaha Untuk Usaha Menengah

atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6. Intruksi Presiden No. 10 tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

7. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pengembangan

Usaha Kecil

8. Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1997 tentang Kemitraan

9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

2 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Kegiatan Kajian Profile sentra-sentra Industri di Kabupaten Kuningan

bermaksud untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam mempromosikan dan

memasarkan hasil produksi Usaha Kecil Menengah dalam bentuk Sentra Kawasan

Khusus IKM :

1. Memberikan Gambaran serta Informasi tentang Sentra – Sentra Usaha Industri

Kecil Menengah di Kabupaten Kuningan.

2. Tersedianya Zona / Sentra yang guna pengembangan dan pemasaran produk

Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan Perekonomian Kabupaten Kuningan.

3. Membantu memberikan gambaran tentang Informasi kawasan / sentra untuk

kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat

pariwisata.

4. Memberikan masukan dan sumbang saran kepada lembaga yang memiliki

kewenangan yang terkait pembentukan Sentra Usaha Kecil Menengah.

D. SASARAN KAJIAN

Adapun sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah :

1. Teridentifikasikannya Usaha Kecil Menengah di setiap Kelurahan dan Kecamatan di

Kabupaten Kuningan berdasarkan kesamaan bahan baku dan sarana ;

2. Tersusunnya pembentukan Zona / Sentra guna pengembangan dan pemasaran

produk Usaha Kecil Menengah.

E. RUANG LINGKUP KAJIAN

a. Melakukan identifikasi terhadap Usaha Kecil Menengah di setiap Kecamatan di

Kabupaten Kuningan berdasarkan kesamaan bahan baku dan sarana ; kesamaan

3 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

output yang dihasilkan dan kesamaan prospek untuk dikembangkan menjadi

sentra, dan kesamaan omzet.

b. Melakukan analisis secara komprehenship dalam rangka pembentukan suatu

kawasan / tempat untuk mempromosikan hasil produk Usaha Kecil Menengah.

c. Merumuskan gambaran penyebaran Informasi kawasan / sentra untuk

kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat

pariwisata

F. PERUMUSAN MASALAH

Di Kabupaten Kuningan Jawa Barat telah memiliki beberapa industri kecil dan

menengah unggulan dengan demikian salah satu bentuk strategi mengoptimalkan

potensi daya saing daerah berbasis komoditi unggulan adalah dengan dibentuknya

Kawasan Sentra Industri Kabupaten Kuningan, adapun rumusan permasalahannya

adalah :

1. Apakah di Kabupaten Kuningan sudah ada sentra-sentra industri yang menjadi

potensi ?

2. Apakah industri-industri tersebut dapat dikualifikasikan menjadi sentra-sentra

industri ?

3. Bagaimana tingkat potensi sentra industri tersebut ?

G. KERANGKA KERJA KAJIAN

Salah satu kelemahan dari IKM adalah penyebaran lokasi keberadaan IKM

tersebut dan kurangnya sinergi antar pelaku IKM. Jika setiap pelaku IKM dapat

bersatu membentuk suatu kelompok atau sentra IKM maka diharapkan akan

terbentuk suatu sinergi yang positif baik dalam penyediaan bahan baku, proses

pengembangan produk, maupun pemasaran hasil produksinya. Terbentuknya sentra-

4 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

sentra IKM di setiap daerah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pihak-pihak

yang berkaitan dengan IKM tersebut, maupun pemerintah sebagai pembuat

kebijakan. Pemerintah dapat membuat suatu strategi dalam pengembangan IKM

yang ada di daerah tersebut, sehingga diharapkan keberlangsungan dan

perkembangan IKM di kemudian hari.

Salah satu solusinya adalah membuat suatu zona/ kawasan pemasaran IKM di

tempat-tempat yang strategis sehingga masyarakat umum dapat dengan mudah

mengetahui dan mendapatkan produk dari IKM tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, selanjutnya dapat dibuatkan kerangka kerja konseptual

untuk kajian Pembentukan Sentra IKM di Kabupaten Kuningan sebagaimana dapat

dilihat pada Gambar berikut:

Gambar I.1. Kerangka Kerja Pembentukan Sentra

H. OUTPUT KAJIAN

Output yang diharapkan dari kegiatan kajian profile sentra-sentra industri di

Kabupaten Kuningan, adalah berupa :

 Tersedianya dokumen kajian tentang profil sentra IKM di Kabupaten Kuningan,

sehingga informasi yang disajikan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah

bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya kepada pihak;

5 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

(1) Instansi pemerintah di Kabupaten Kuningan.

(2) Masyarakat Kabupaten Kuningan, serta;

(3) Stakeholders yang terkait dan berkepentingan dengan data tersebut.

 Terumuskannya analisis pembentukan Zona / Sentra guna pengembangan dan

pemasaran produk Usaha Kecil Menengah.

 Terumuskannya suatu gambaran penyebaran Informasi kawasan / sentra untuk

kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat

pariwisata.

I. LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Kajian ini adalah di Kabupaten Kuningan Jawa Barat yang terletak

pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan.

Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan

105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.

6 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Definisi Industri Kecil Menengah

Beberapa lembaga atau instansi bahkan Undang-Undang (UU) memberikan

definisi Industri Kecil Menengah (IKM). Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan

definisi IKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri kecil memiliki

jumlah tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang, sedangkan industri menengah

memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

Pada tanggal 4 Juli 2008 ditetapkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UMKM yang disampaikan oleh UU ini juga

berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut

dengan Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah). Kemudian yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas

yang memiliki kriteria sebagai berikut:

(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; dan

(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus

juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang

memiliki kriteria sebagai berikut:

7 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai

dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan

(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh miliar rupiah).

B. Definisi Sentra IKM

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan IKM No:

32/Kep/M.KIKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan

Pengembangan Sentra IKM, SENTRA didefinisikan sebagai pusat kegiatan di

kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat IKM yang menggunakan bahan baku/sarana

yang sama, menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk

dikembangkan menjadi klaster.

Sedangkan KLASTER didefinisikan sebagai pusat kegiatan IKM pada sentra

yang telah berkembang, ditandai oleh munculnya pengusaha-pengusaha yang lebih

maju, terjadi spesialisasi proses produksi pada masing-masing IKM dan kegiatan

ekonominya saling terkait dan saling mendukung. Kedua istilah ini dalam

pembahasan mengenai IKM kerap digunakan dalam arti yang saling bergantian,

namun klaster sesungguhnya memiliki cakupan yang lebih luas dan kompleks

dibandingkan sentra.

Salah satu sasaran dari pelaksanaan program sentra IKM adalah terciptanya

mekanisme yang terstruktur untuk mentransformasikan sentra-sentra IKM menjadi

klaster-klaster bisnis IKM yang dinamis dan berdaya saing. Klaster bisnis yang

diharapkan terbentuk ini dapat berkembang dari sebuah sentra atau dari gabungan

beberapa sentra yang memiliki produk/kompetensi yang saling mendukung.

8 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengertian kata Sentra adalah sentra/sen·tra/

/séntra/ n tempat yang terletak di tengah-tengah (bandar dan sebagainya); titik

pusat; pusat (kota, industri, pertanian, dan sebagainya); sentral.

C. Pengertian Industri

Kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi

atau bahan jadi. Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini

meliputi semua kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif

dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie" yang

berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu

"Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang

menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk

dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang

(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam

bentuk jasa seperti misalnya perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman

barang dan sebagainya.

Suatu Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian

yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi,

material, energi, modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam suatu sistem

produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien dan

aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat diolah lebih lanjut

untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya. Pabrik identik dengan pengolahan

bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam bentuk barang.

9 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Industri jasa adalah (Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang

pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktifitas industri yang

lain serta dapat juga memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat

(kosumen). Industri jenis ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu gedung

(perkantoran).

Industri Manufaktur dan Jasa

Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus

yang berarti manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur

artinya mengerjakan dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan

dengan tangan. Pengertian manufaktur sekarang adalah proses pembuatan produk

dengan bantuan mesin dan pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh,

tetapi tetap melalui pengawasan secara manual. Contoh industri Manufaktur, yaitu :

Industri semen, obat-obatan, otomotif, elektronika, pakaian, makanan & minuman,

tekstil, sepatu, barang keperluan rumah tangga, dan lain lain.

Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang

pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain

maupun langsung memberikan pelayanan/jasa kepada konsumen. Contoh Industri

Jasa, yaitu: Asuransi, Bursa efek, Perbankan, Transportasi, Pendidikan, Perdagangan,

Perawatan kesehatan, Telekomunikasi, dan lain lain.

Perbedaan Dasar Industri Manufaktur dan Industri Jasa

Perbedaan dasar antara kedua jenis industri tersebut, seperti berikut:

 Industri manufaktur memiliki kemungkinan yang kecil dalam hal kontak langsung

dengan konsumen karena aktifitas industri tersebut lebih banyak dilakukan dalam

10 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

suatu pabrik sedangkan industri jasa memiliki pegawai khusus yang bertugas

untuk melayani para konsumen.

 Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi

bahan jadi sehingga dapat digunakan oleh para konsumen dan masyarakat

umum, sedangkan industri jasa yang menyediakan pelayanan jasa kepada

konsumen yang membutuhkan.

 Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik (memiliki

wujud) sedangkan industri jasa tidak berwujud.

 Hasil keluaran (produk) dari industri manufaktur dapat disimpan dengan jangka

waktu tertentu sedangkan hasil dari industri jasa hanya dapat dinikmati.

 Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan

dengan industri jasa.

Industri dan Prinsip Ekonomi

Pengertian prinsip ekonomi adalah panduan dalam kegiatan ekonomi untuk

mencapai perbandingan rasional antara pengobanan yang dikeluarkan dan hasil yang

diperoleh. atau Prinsip ekonomi dapat juga diartikan pengorabanan sekecil-kecilnya

untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk

memperoleh hasil semaksimal mungkin.

Ekonomi merupakan sebagian ilmu sosial yang berhubungan dengan produksi,

distribusi, dan konsumsi mengenai barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari

bahasa Yunani dari kata oikos yang berarti keluarga, rumah, tangga. dan nomos yang

berarti peraturan, aturan, hukum.

Prinsip Ekonomi memberi kita keuntungan yang pertama adalah dapat

memaksimalkan keuntungan dimana mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya,

keuntungan kedua adalah meminimalkan kerugian dimana dengan pengorbanan yang

11 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

sekecil-kecilnya. Prinsip ekonomi berlaku dalam tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi,

distribusi, dan konsumsi.

Sedangkan Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Produksi adalah dasar dalam

menghasilkan barang dan jasa sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi dan

pengorbanan tertentu. Contoh Penerapannya - Contoh-contoh penerapan prinsip

ekonomi pada kegiatan produksi :

 Mendirikan tempat usaha dekat dengan bahan baku, tenaga kerja atau daerah

pemasaran

 Menggunakan tenaga kerja yang terampil

 Memakai bahan baku yang berkualitas terbaik, namun dengan harga paling murah

 Memakai sumber daya misalnya modal, tenaga kerja, dan waktu seefisien

mungkin.

 Memakai mesin modern dengan produktivitas yang tinggi namun dengan biaya

yang rendah

 Menentukan harga jual yang menguntungkan

 Menentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan

Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

Dalam kegiatan distribusi adalah penyaluran barang dan jasa dari produsen ke

konsumen. Contoh Penerapan - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi

berdasarkan kegiatan distribusi :

 Meningkatkan kualitas pelayanan

 Penyaluran barang yang tepat waktu

 Memakai sarana distribusi yang dengan harga murah

 Membeli barang dari produsen secara langsung

 Menyediakan barang dan jasa yang populer bagi konsumen

12 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

 Membeli barang di produsen yang tepat

 Menentukan lokasi perusahaan yang berada di antara produsen dan konsumen.

Prinsip Ekonomi dalam Kegiatan Konsumsi

Dalam kegiatan konsumsi adalah upaya dalam memperoleh kepuasaan

sebesar-besarnya dari sautu barang atau jasa dengan pengorbanan dan penggunaan

anggaran tertentu. Contoh Penerapan - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi

berdasarkan kegiatan konsumsi

 Membeli barang yang berkualiatas

 Membeli barang dengan harga terjangkau atau murah

 Membuat daftar barang yang dibutuhkan

 Memilih barang sebelum membelinya

 Mengadakan tawar menawar sebelum membeli barang

 Mampu mengendalikan pengeluaran dengan memperhatikan pendapatan kita.

Tujuan Prinsip Ekonomi

Tujuan Prinsip Ekonomi - Tujuan melakukan tindakan menurut prinsip ekonomi adalah

sebagai berikut

 Mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin

 Memperkecil adanya kerugian akibat dari kesalahn-kesalahan tertentu

 Mencegah terjadinya konsumsi yang boros

 Mempergunakan kemampuan dan modal yang dimiliki

Ciri-Ciri Orang Yang Menerapkan Prinsip Ekonomi

 Bertindak rasional, artinya seseorang yang melakukan kegiatan atau tindakan

selalu dengan akan yang sehat bukan berdasarkan dari emosi dan hawa nafsu

 Bertindak ekonomis, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dengan

segala perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang

13 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

 Bertindak hemat, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dapat

menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan sesuai dengan yang

dibutuhkan

 Membuat skala prioritas, artinya seseorang memenuhi kebutuhan dengan

membuat urutan kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dari yang mendesak

sampai yang dapat ditunda-tunda

 Bertindak dengan memakai prinsip cos and benefit, artinya seseorang dalam

melakukan kegiatan selalu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat

yang diterima dari kegiatna yang dilakukannya.

Industri dan kebutuhan barang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan

industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga

menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.

Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari

definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur

(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut

semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan

komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam

industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.

Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu

negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks

pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian

14 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri

didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar,

modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut,

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan

keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan

masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai himpunan perusahaan-

perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan

jenis industrinya. Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan,

dan sebagainya.

Cabang-cabang industri

Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:

 Makanan, dan minuman

 Tembakau

 Tekstil

 Pakaian jadi

 Kulit, dan barang dari kulit

 Kayu, barang dari kayu, dan anyaman

 Kertas, dan barang dari kertas

 Penerbitan, percetakan, dan reproduksi

 Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir

 Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia

 Karet, dan barang-barang dari plastik

 Barang galian bukan logam

 Logam dasar

15 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

 Barang-barang dari logam, dan peralatannya

 Mesin, dan perlengkapannya

 Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data

 Mesin listrik lainnya, dan perlengkapannya

 Radio, televisi, dan peralatan komunikasi

 Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam

 Kendaraan bermotor

 Alat angkutan lainnya

 Furniture, dan industri pengolahan lainnya

Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986,

industri dibedakan menjadi:

1. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb

2. Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan

bermotor, tekstil, dll

3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng

curah, dll

4. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan lain-lain.

Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku :

1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam

sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,

pertambangan, dan lain lain.

2. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain

selain alam sekitar.

16 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

3. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa

yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,

transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Jenis industri berdasarkan modal

1. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya

besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

2. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah

besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja

1. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja

berjumlah antara 1-4 orang.

2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah

antara 5-19 orang.

3. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan /

tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.

4. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah

antara 100 orang atau lebih.

Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi

1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented

industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target

konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen

potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.

17 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power

oriented industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman

penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja /

pegawai untuk lebih efektif, dan efisien.

3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented

industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada

untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.

4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan

tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja,

karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat

ditemukan di mana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri otomotif, dan

industri transportasi.

Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi

1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk

kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lapis, industri alumunium,

industri pemintalan, dan industri baja.

2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang

jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh

konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri

otomotif, dan industri meubeler.

Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan

Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer

(ekstraktif), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis

18 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

menambahkan sektor kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur,

dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada

masing-masing sektor mengalami perubahan.

1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil

olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil

produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

2. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah

diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya

pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya.

3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.

Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih

banyak lagi yang lainnya.

4. Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian pengetahuan, dan

teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para

peneliti, dokter, dan pengacara.

5. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor

kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat

atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang

pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-profit, kesehatan, kultur, dan

media.

Selanjutnya definisi yang lain tentang Industri Kecil Menengah (IKM) adalah

industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah. Menurut Peraturan

Kementerian Perindustrian No. 6 tahun 2016, industri kecil adalah industri yang

memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai investasi kurang dari 1 milyar

rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan, yang

dimaksud dengan industri menengah adalah industri yang memiliki karyawan

19 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 milyar rupiah atau memiliki karyawan

minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 milyar rupiah. IKM yang

mendominasi populasi industri di dalam negeri berperan penting dalam pembangunan

ekonomi nasional. Ini dikarenakan pertumbuhan IKM yang relatif stabil. Tidak hanya

itu, kemampuan IKM untuk menyerap tenaga kerja sangat tinggi, mencapai 97,22%

pada awal tahun 2016.

Definisi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan

industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk sejenis,

menggunakan bahan baku sejenis, atau mengerjakan produksi yang sama dan

dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.

Sentra IKM merupakan salah satu dari upaya pengembangan perwilayahan industri,

Karena itu pengembangan Sentra IKM menjadi tugas pemerintah daerah dan/

pemerintah pusat sebagai salah satu upaya penyebaran lokasi industri.

Disamping pemerataan, pengembangan Sentra IKM juga berfungsi sebagai

upaya penguatan struktur industri. Bagi daerah-daerah yang memiliki industri besar,

dapat juga didorong dengan mengembangkan Sentra Industri Kecil dan Industri

Menengah untuk mendukung industri besar.

D. Pengertian Sentra Industri

Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana

didalamnya terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus

untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang

ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari

sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Di area sentra tersebut terdapat

kesatuan fungsional secara fisik : lahan, geografis, infrastruktur, kelembagaan dan

sumberdaya manusia, yang berpotensi untuk berkembangnya kegiatan ekonomi

20 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

dibawah pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing

tinggi (Setiawan, 2004).

Sentra industri mempunyai pengertian suatu wilayah dimana didalamnya

terdapat pengelompokan industri, industri yang sejenis atau memiliki kaitan erat

diantara industri tersebut.

Sedangkan definisi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah lokasi

pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk

sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, atau mengerjakan produksi yang sama

dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.

Sentra IKM merupakan salah satu dari upaya pengembangan perwilayahan

industri, Karena itu pengembangan Sentra IKM menjadi tugas pemerintah daerah

dan/ pemerintah pusat sebagai salah satu upaya penyebaran lokasi industri.

Disamping pemerataan, pengembangan Sentra IKM juga berfungsi sebagai

upaya penguatan struktur industri. Bagi daerah-daerah yang memiliki industri besar,

dapat juga didorong dengan mengembangkan Sentra Industri Kecil dan Industri

Menengah untuk mendukung industri besar.

E. Tahap Perkembangan Sentra Industri

Tahap Perkembangan Sentra, menunjukkan tahapan perkembangan sebuah

sentra, mulai dari terbentuk, tumbuh, berkembang, dan Evolusi. Daur ini diadopsi

dari perkembangan sentra menurut Marshall. Jika tambahan perkuatan menghasilkan

penurunan produktifitas, maka diduga bahwa rata-rata sentra yang difasilitasi berada

dalam tahapan yang sedang berevolusi.

21 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Gambar 2.1.

Tahap Perkembangan Sentra – Marshall

Ciri-ciri masing-masing tahap perkembangan adalah:

 Sentra dalam tahap baru TERBENTUK baru memiliki 1 atau 2 unit usaha

innovator/pionir yang memulai usahanya, dan Tenaga kerja didatangkan dari

daerah lain.

 Sentra TUMBUH memiliki unit usaha baru yang bermunculan meniru produk

innovator, tenaga kerja berdatangan dari daerah lain, dan tenaga kerja lokal

mulai terlibat.

 Sentra BERKEMBANG dicirikan dengan termasuk ke dalam kategori Unit usaha

baru bermunculan meniru produk innovator atau menciptakan produk

modifikasi, tenaga kerja menetap, banyak tenaga kerja lokal terlibat penuh,

munculnya unit usaha pemasok bahan baku pembuatan produk sentra,

munculnya pedagang pengumpul/individu yang bertindak sebagai agen

penjualan, dan Pemerintah Daerah membentuk institusi pendukung.

 Sentra BEREVOLUSI tampak dari Pengusaha "besar" dalam sentra mulai

mencari produk baru yang lebih baik di luar produk saat ini, Perusahaan

Pemasok bahan baku termasuk ke dalam kategori berkembang, Institusi

22 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

bentukan pemerintah daerah berfungsi dengan efektif, dan Daya saing

produk sentra kuat dan berkelanjutan.

F. Faktor Pengembang Sentra Industri

Faktor pengembang sentra adalah hal yang menjadi trigger/pencetus bagi

perkembangan sentra lebih lanjut. Pandangan terhadap faktor pembentuk dan

pengembang sentra membantu pengambil keputusan untuk memahami latar

belakang munculnya suatu sentra dan hal-hal yang mengembangkannya untuk

memperkirakan dampak aksi perkuatan yang diberikan.

Beberapa hal yang muncul dan dikelompokkan sebagai faktor pengembang

sentra IKM, yang mendorong eksistensi dan perkembangan sentra baik dengan

ataupun tanpa perkuatan yang sengaja diberikan kepada mereka, diantaranya

adalah:

1. Pasar; permintaan local, ekspor, turisme, permintaan industry pengolahan,

permintaan antar daerah, dan proyek pemerintah.

2. Perilaku; Kemauan berkelompok, kerjasama, dan individu sentral.

3. Lokasi; Lokasi sentra atau lebih tepat disebut faktor pemasaran (karena lokasi

disini adalah bagian dari promosi).

4. Teknologi; dukungan perguruan tinggi

5. Pertumbuhan Penduduk. Faktor penduduk tidak muncul secara eksplisit dalam

jawaban wawancara. Faktor ini merujuk pada pertumbuhan populasi penduduk

dalam sentra dan keikutsertaan pemuda dalam proses produksi.

Jika diamati, pertumbuhan penduduk akibat perkawinan dan tumbuhnya

angkatan kerja baru dalam sentra diduga memberikan kontribusi yang besar bagi

pertumbuhan sentra.

23 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

G. Kriteria Pemilihan Sentra Industri

Pada saat ini, kriteria penetapan sentra yang dapat difasilitasi oleh

Kementerian Koperasi, adalah sebagai berikut:

1) Terdapat sejumlah IKM, dengan kapasitas produksi yang memadai dalam

kawasan sentra yang memiliki prospek untuk berkembang menjadi klaster IKM

dengan pangsa pasar yang layak.

2) Mempunyai omzet penjualan minimal mencapai Rp 200 juta/bulan.

3) Mempunyai prospek pasar yang berkelanjutan.

4) Mempunyai jaringan kemitraan dalam pengadaan bahan baku maupun

pemasaran.

5) Mampu menyerap tenaga kerja minimal 40 orang dalam sentra.

6) Mengutamakan bahan baku lokal.

7) Menggunakan teknologi yang berpotensi meningkatkan mutu produk.

8) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung.

H. Faktor Penentu Kinerja Sentra Industri

Hasil menunjukkan bahwa fungsi produksi sentra Industri dipengaruhi secara

bermakna dan positif oleh faktor nilai investasi, dan nilai produksi. Adapun bahan

baku berpengaruh signifikan dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata

nilai tambah sentra dari faktor bahan baku dan jumlah unit usaha pada tahap

penurunan. Artinya, penambahan bahan baku dan jumlah unit usaha untuk

meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan sentra Industri sudah tidak efektif. Upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah sentra Industri dengan

meningkatkan investasi dan nilai produksi. Peningkatan nilai investasi dapat

dilakukan oleh pemerintah daerah/lokal dengan menyediakan pinjaman modal,

24 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

sedangkan nilai produksi dapat ditingkatkan dengan penggunaan teknologi yang

relatif modern dan/atau melakukan innovasi.

Apabila penambahan faktor produksi tersebut dilakukan bersama-sama maka

hanya kombinasi antara investasi dan jumlah tenaga kerja yang tidak berpengaruh

terhadap nilai tambah sentra IKM. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang

dilakukan selama ini belum diselaraskan dengan ketrampilan tenaga kerja yang

bekerja pada sektor Industri.

Hasil estimasi berdasarkan perbedaan IKM yang maju dengan yang kurang

maju menunjukkan pengaruh perubahan bahan baku dan nilai produksi terhadap

kinerja sentra IKM berbeda. Pada sentra IKM yang maju pengaruh bahan baku

tersebut lebih besar dibandingkan sentra IKM kurang maju. Lain halnya dengan nilai

produksi pengaruhnya terhadap nilai tambah sentra IKM maju relatif lebih kecil

daripada sentra IKM yang belum maju. Secara umum pengaruh faktor produksi

bahan baku dan investasi terhadap nilai tambah komoditas pada IKM yang maju

relatif lebih besar daripada IKM yang kurang maju, namun pengaruh tenaga kerja

lebih besar pada IKM yang kurang maju.

I. Program Pengembangan Sentra

Program ini bertujuan mengembangkan sentra bisnis Industri Kecil dan Menengah

yang baru atas dasar kelayakan dan kebutuhan pengembangan wilayah. Program ini

mencakup rangkaian kebijakan dan aktivitas sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi potensi sektor unggulan daerah menjadi sentra bisnis IKM

berdasarkan kelayakan usaha.

2. Mengembangkan keterkaitan antar usaha dalam satu kawasan industri.

3. Mengembangkan sistem insentif untuk pengembangan sentra baru.

4. Melaksanakan perencanaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi

25 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB III

KONDISI UMUM DAERAH

Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur

Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik

koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan 105° 20 - 108° 40 Bujur Timur.

Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat

berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ceremai (3.076 m) di perbatasan

dengan Kabupaten Majalengka. Gunung Ceremai adalah gunung tertinggi di Jawa

Barat.

Gambar 3.1. Peta Wilayah Kabupaten Kuningan

Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada

lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan

Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-

Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan

26 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

 Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon

 Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

 Sebelah Selatan : Kab. Ciamis & Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)

 Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka

A. Pembagian Administrasi Daerah

Tabel.3.1 Tabel Wilayah Administrasi Kab. Kuningan

No Kecamatan Ibu Kota Jumlah Desa/ Kelurahan

1 Darma Parung 19

2 Kadugede Cipondok 12

3 Nusaherang Nusaherang 8

4 Ciniru Ciniru 9

5 Hantara Hantara 8

6 Selajambe Selajambe 7

7 Subang Subang 7

8 Cilebak Cilebak 7

9 Ciwaru Ciwaru 13

10 Karangkancana Karangkancana 9

11 Cibingbin Cibingbin 10

12 Cibeureum Cibeureum 8

13 Luragung Luragung Landeuh 14

14 Cimahi Cimahi 12

15 Cidahu Cidahu 12

16 Kalimanggis Kalimanggis Kulon 6

17 Ciawigebang Ciawigebang 24

18 Cipicung Cipicung 10

19 Lebakwangi Lebakwangi 13

20 Maleber Maleber 16

27 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

21 Garawangi Garawangi 17

22 Sindangagung Sindangagung 12

23 Kuningan Kuningan 14

24 Cigugur Cigugur 10

25 Kramatmulya Kalapa Gunung 17

26 Jalaksana Jalaksana 14

27 Japara Japara 10

28 Cilimus Cilimus 13

29 Cigandamekar Babakan Jati 11

30 Mandirancan Mandirancan 12

31 Pancalang Pancalang 13

32 Pasawahan Pasawahan 10

Kabupaten Kuningan Kuningan 377

Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 377

desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kuningan.

Kabupaten Kuningan sebagai salah satu daerah yang dinilai mampu

menjalankan kawasan agropolitan secara efektif telah merancang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan visi “Kuningan sebagai Kabupaten

Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027” (Pemkab Kuningan 2006).

Dalam sektor pertanian (agribisnis), dinamika pembangunan Kabupaten Kuningan

diupayakan pada seluruh subsistemnya dengan fokus pada subsistem pengolahan

(agroindustri) yang secara keseluruhan mewujudkan kawasan agropolitan yang

padu. Untuk menunjang pembangunan tersebut, Kabupaten Kuningan telah

menyusun Masterplan Agropolitan yang ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2014

dan telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun

2005 (Bapeda Kabupaten Kuningan 2016)

28 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Masterplan Agropolitan Kabupaten Kuningan telah menetapkan empat Distrik

Pengembangan Agropolitan, yaitu Distrik Cilimus sebagai sentra produksi ubi jalar,

Distrik Kuningan sebagai sentra produksi sapi perah, Distrik Luragung

sebagai sentra produksi sapi potong, dan Distrik Ciawigebang sebagai sentra

produksi bawang merah. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan

berbagai hasil kajian yang meliputi infrastruktur, potensi wilayah, kesesuaian lahan,

agroklimat dan pergerakan eksternal-internal perekonomian.

Tabel 3. 2
Jumlah Produksi Komoditas Unggulan di Empat Distrik Pengembangan
Agropolitan Kabupaten Kuningan Tahun 2014-2016
Distrik Komoditas Jumlah Produksi
Pengembangan Unggulan Satuan 2014 2015 2016
Agropolitan
Cilimus Ubi jalar Ton 103.330 101.212 104.833

Kuningan Sapi perah Ekor 5.871 5.138 5.184

Luragung Sapi Ekor 17.537 15.933 21.102

potong

Ciawigebang Bawang Ton 6.563 4.300 3.604

merah

Sumber: BPS Kabupaten Kuningan (2016)

29 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

B. Perekonomian Wilayah Kabupaten Kuningan

Gambaran perekonomian daerah bisa dikelompokan ke dalam dua bagian,

yaitu gambaran makro dan gambaran mikro atau sektoral. Gambaran makro

merupakan informasi mengenai keadaan perekonomian dalam skala gabungan atau

agregasi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, pemerataan, kesempatan kerja,

kondisi kemiskinan dan kemampuan keuangan (fiskal) daerah. Gambaran mikro

menguraikan kondisi spesifik dalam berbagai sektor penting di Kabupaten Kuningan.

Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah

adalah laju pertumbuhan PDRB. Indikator tersebut menggambarkan laju pertumbuhan

produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi (LPE) yang digambarkan

dengan data pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Kabupaten Kuningan

mengalami pertumbuhan positif, terlihat dari angka PDRB konstan Kabupaten

Kuningan dari tahun 2003 – 2006 terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke

tahun. Peningkatan ini tentunya perlu terus didorong dan dipicu agar kinerja produksi

dari sektor perekonomian dapat dioptimalkan semaksimal mungkin.

Untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kabupaten Kuningan lihat Tabel III.1 di bawah

ini :

30 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Tabel III.1
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Kuningan Menurut Katagori
Lapangan Usaha Tahun 2011 — 2016
(PERSEN)

Sumber : Kuningan Satu Data , 2016

31 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Besarnya peranan dari masing-masing sektor terhadap total PDRB, dapat memberikan

gambaran tentang tingkat potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Kuningan.

Dari tahun ke tahun sektor pertanian merupakan kontribusi terbesar dalam PDRB

Kabupaten Kuningan. Ini mencerminkan juga bahwa Kabupaten Kuningan masih

daerah agraris belum bergeser ke sektor industri. Laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Kuningan pada tahun 2006 mencapai angka sebesar 3,99% dengan nilai

PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 3.308,5 milyar rupiah yang mengalami

kenaikan dibanding tahun 2005 dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3,95%

dengan nilai PDRB sebesar 3.181,7 milyar rupiah.

32 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Jika diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi

ke yang terendah, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor perdagangan,

hotel dan restoran sebesar 8,87%, diikuti oleh sektor industri pengolahan 7,98%.

Sektor ekonomi ketiga tertinggi pertumbuhannya yaitu sektor jasa-jasa sebesar

7,48%. Keempat adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,18%. Selanjutnya

sektor bangunan sebesar 2,81%. Urutan keenam sektor pertambangan dan

penggalian yaitu sebesar 1,76%. Ketujuh sektor pertanian sebesar 1,46%, disusul

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,05%. Terakhir sektor

pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,55%. Untuk lebih jelasnya laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Sumber : BPS Kabupaten Kuningan, 2016

Gambar 3.3
Grafik PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 2008 - 2016
( Triliun Rp. )

33 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Distribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Kuningan sangat dominan

yaitu sebesar 41,65%. Sementara distribusi sektor listrik, gas dan air bersih hanya

berperan sebesar 0,41%. Meskipun masih merupakan penunjang terbesar dalam

PDRB Kabupaten Kuningan namun jika dilihat data seriesnya, sektor pertanian

mengalami penurunan.

Perekonomian Kabupaten Kuningan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 74,11% ini

berarti sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 73,70%.

Seluruh kategori perekonomian menunjukkan pertumbuhan positif pada tahun 2015.

Gambar 3.4
Grafik Kontribusi PDRB Menurut Katagori Lapangan Usaha
Kabupaten Kuningan Tahun 2015 — 2016 (persen)

34 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan pada tahun 2016

atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 18,57 Triliun sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan tercatat sebesar Rp. 13,98 Triliun. Bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,58

Triliun atau meningkat sebesar 9,20% dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan

PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,80 Triliun

atau meningkat sebesar 6,09% dari tahun sebelumnya.

Tingkat perkembangan perekonomian Kabupaten Kuningan sejak tahun 2008

hingga tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga

berlaku pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 9,82 Triliun dan meningkat hingga

menjadi Rp. 18,57 Triliun di tahun 2016. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar

harga konstan yang mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13,98 Triliun di

tahun 2016, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup baik.

Nilai Tambah Bruto (NTB) dari sektor Primer pada tahun 2016 adalah sebesar Rp.

4,75 Triliun atau tumbuh sebesar Rp. 0,37 Triliun dari tahun 2015. Sektor Primer

secara Total menyumbang 25,25% dari total NTB yang diproduksi oleh penduduk

Kabupaten Kuningan di tahun 2016 atau turun dari tahun 2015 yang menyumbang

peran sebesar 26,75%.

35 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB IV

PENDEKATAN DAN METODA PELAKSANAAN

A. KERANGKA PENDEKATAN

Terkait kajian profile sentra-sentra industri di Kabupaten Kuningan, terdapat sejumlah

pendekatan yang digunakan, yaitu:

1. Pendekatan Kondisi Obyektif

Merupakan pendekatan yang berbasis kondisi eksisting fakta lapangan dari tentang

kondisi perekonomian yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan di Kabupaten

Kuningan.

2. Pendekatan Kajian Teori dan Empiris

Merupakan pendekatan yang menggunakan kajian teori dan studi empiris

(terdahulu) tentang database perekonomian.

- Analisis menggunakan pendekatan kajian teori yaitu :

melakukan analisis dengan mendasarkan pada rujukan teori-teori yang

dikemukakan oleh beberapa ahli terkait tema dimaksud.

- Analisis menggunakan pendekatan studi empiris yaitu :

melakukan analisis dengan mendasarkan pada kajian-kajian terdahulu yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya tema dimaksud, yang disesuaikan

dengan konteks Kabupaten Kuningan.

3. Pendekatan Survey Lapangan

Pendekatan survey data lapangan dimaksudkan melakukan observasi secara

langsung ke wilayah studi dengan cara menggali informasi yang utuh di lapangan

tentang data dan informasi mengenai kajian pembentukan sentra IKM yang ada di

masing-masing kecamatan di Kabupaten Kuningan.

36 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

B. METODE YANG DIGUNAKAN

1. Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah seluruh kecamatan di K abupaten Kuningan, yaitu

sebanyak 32 kecamatan, dan ditetapkan dengan berbagai pertimbangan dan

keterbatasan dalam penelitian.

2. Jenis Data

Jenis data dan informasi terdiri dari :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,

dicermati atau dicatat untuk pertama kali oleh si peneliti sendiri.

b. Data Sekunder, yaitu data yang bukan diperoleh sendiri oleh peneliti.

Tabel 4.1.
Data-data yang diperlukan Untuk Kajian Profile Sentra-sentra industri

No. Data Dinas Terkait

1 Aturan dan Kebijakan tentang Dinas Koperasi


IKM dan IKM
2 Daerah dalam angka a BPS Kab. Kuningan
Kab. Kuningan Tahun 2016

3 Data IKM di Kab. Kuningan Dinas DisdagPerin Kab.


Kuningan
4 Data Eksisting Kab. Kuningan BPS

5 Data-data pendukung
lainnya (rujukan)

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam tahap pengumpulan data lapangan juga digunakan pendekatan

dengan metoda wawancara dan survai. Selanjutnya dalam tahap analisis data dan

perumusan hasil digunakan pendekatan scientific problem solving.

37 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Metodologi survai dan pengumpulan data mencakup kegitan survai lapangan dan

survai instansional yang berlokasi di Kab. Kuningan. Pengumpulan data secara umum

terbagi dalam dua kegiatan yaitu (1) survai lapangan; dan (2). Survay instansional.

Survai lapangan dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara

terstruktur berupa kuesioner untuk responden maupun wawancara bebas (in

depth) kepada narasumber terkait. Sedangkan survai instansional dilakukan untuk

memperoleh dokumen-dokumen yang yang ada di instansi pemerintah untuk

kebutuhan kajian pembentukan sentra IKM di Kabupaten Kuningan.

4. Teknik Analisis Data

Dalam kajian ini akan digunakan 2 (dua) metode teknik analisis data, meliputi:

a. Analisis Deskriptif

Merupakan analisis bersifat uraian atau penjelasan dengan membuat tabel-tabel,

grafik-grafik, bagan, mengelompokkan, menganalisa data berdasarkan pada hasil

jawaban kuisioner yang diperoleh dari tanggapan responden dengan menggunakan

tabulasi data.

b. Metode Kuantitatif

Analisis dengan mengolah data dari hasil kajian yang telah dinyatakan dalam

satuan angka untuk dianalisis dengan perhitungan statistik terhadap variabel

obyek yang diteliti. Dalam kajian ini alat analisis yang digunakan adalah distribusi

frekuensi, perbandingan rasio, analisis pertumbuhan (growth), analisis share

(kontribusi), dari masing-masing objek data yang berasal dari hasil data

dilapangan.

38 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Gambar IV.1. Alur Analisis dan Perumusan Hasil

Kemudian selanjutnya dilakukan system penilaian kelayakan sentra dari produk

komoditi di suatu wilayah dengan 8 kriteria seperti pada Tabel dibawah ini :

Tabel IV.2. Kriteria Penetapan dan Penilaian Sentra

No Kriteria Bobot Keterangan Nilai

1 Jumlah IKM 10 10-29 IKM =1


30-49 IKM =2
lebih dari 50 IKM =3
100-274 juta Rp/bulan =1
2 Omzet 25 275-349 juta Rp/bulan =2
350-424 juta Rp/bula =3
3 Pemasaran produk 15 Kurang Luas = 1
Lokal/ Luar Negeri 7 Luas =2
8 Sangat Luas = 3
Kemitraan 10 Kurang bermitra =1
4 Kerjasama pasar 5 Cukup bermitra =2
Kerjasama bahanbaku 5 Sangat bermitra =3
5 Tenaga Kerja Kurang dari 100 orang = 1
10
100 – 149 orang =2

39 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Lebih dari 150 orang =3


6 Bahan Baku L=40% ; I=60% =1
Ratio Bahan baku lokal / 10 L=60% ; I=40% =2
import 5 L=100% ; I=0% =3

Kurang =1
5 Cukup =2
Kontinuitas Lancar =3
7 Teknologi Sederhana = 1
10 Madya =2
Tinggi =3
8 Sarana dan Prasarana Kurang =1
10 Memadai = 2
Lengkap =3

40 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB V

GAMBARAN IKM DI KABUPATEN KUNINGAN

A. Gambaran Umum Industri di Kabupaten Kuningan

Dinamika pembangunan yang berlangsung di Kabupaten Kuningan dipengaruhi

oleh perkembangan yang terjadi di wilayah di sekitarnya baik lingkup Jawa Barat

terutama Wilayah Cirebon, Indramayu, dan Majalengka (CIAYUMAJA) maupun di

daerah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kebijakan, implementasi

pembangunan, serta dinamika masyarakat di kawasan tersebut berimbas secara

langsung dan tidak langsung terhadap penyelenggaraan pembangunan dan dinamika

masyarakat di Kabupaten Kuningan. Bahkan secara makro regional, koridor umum

kebijakan pembangunan di Kabupaten Kuningan telah ditetapkan secara eksternal

dalam kerangka Kebijakan Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, perancangan

kebijakan pembangunan Kabupaten Kuningan khususnya untuk jangka panjang harus

memperhitungkan kebijakan dan prospek perkembangan yang akan terjadi dalam

lingkup regional tersebut. Provinsi Jawa Barat melalui Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi sampai dengan tahun 2013 telah menetapkan kebijakan

pengembangan kawasan Cirebon – Indramayu – Majalengka - Kuningan

(CIAYUMAJAKUNING) sebagai salah satu kawasan andalan di Jawa Barat. Kawasan

andalan adalah kawasan yang berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi

untuk kawasan itu sendiri dan sekitarnya yang diharapkan bisa mewujudkan

pemerataan pemanfaatan ruang secara nasional. PKW CIAYUMAJAKUNING diarahkan

untuk menjadi kawasan agribisnis yang didukung oleh sektor industri, perdagangan

dan jasa, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan,

perkebunan, dan peternakan dengan meningkatkan fungsi pelabuhan.

41 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Secara umum Kebijakan Tata Ruang Wilayah Jawa Barat tersebut menunjukan

Pembangunan Jawa Barat ke depan yang mengarah pada peningkatan pertumbuhan

ekonomi dengan memposisikan industry pengolahan sebagai penggerak utama --

dengan tetap memperhatikan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup--

tidak dilakukan dengan intensitas yang sama di setiap bagian wilayah Jawa Barat.

Wilayah selatan Jawa Barat mendapat penekanan yang lebih rendah dari wilayah

utara dan tengah karena daya dukung dan daya tampungnya relatif lebih terbatas

sebagai akibat dari luasnya kawasan berfungsi lindung di wilayah tersebut. Dengan

demikian, di masa mendatang baik dalam jangka menengah maupun panjang

aktivitas ekonomi dan penduduk akan lebih banyak berlangsung di wilayah utara dan

tengah dimana Kabupaten Kuningan merupakan salah satu bagiannya. Kegiatan

industri pengolahan baik berbasis pertanian maupun non pertanian, permukiman, dan

berbagai kegiatan jasa pendukungnya akan banyak terkonsentrasi di wilayah ini.

Namun demikian, daerah di wilayah ini tidak memiliki peluang yang sama untuk

memanfaatkannya melalui langkah industrialisasi. Kondisi alam daerah menjadi

penentu terpenting atas besar kecilnya peluang ke arah industrialisasi tersebut.

Kabupaten Kuningan yang memiliki kawasan berfungsi lindung cukup luas, terutama

di wilayah barat dan selatan, harus mempertimbangkan dengan seksama pilihan

industrialisasi tersebut. Risiko kegiatan industri pengolahan berat khususnya industri

manufaktur demikian besar. Kegiatan tersebut sangat berpotensi menimbulkan

pencemaran dalam berbagai bentuk yang pada gilirannya akan memerosotkan

kualitas dan fungsi sumberdaya alam dan lingkungan sebagai sistem penyangga

kehidupan. Dengan kelimpahan sumberdaya alam dan keindahan bentang alamnya,

pilihan yang paling rasional bagi Kabupaten Kuningan adalah memposisikan diri

sebagai Kabupaten penghasil produk pertanian dan penyedia berbagai jenis jasa

lingkungan khususnya jasa pariwisata alam. Kabupaten Kuningan memiliki kelebihan

42 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

kandungan sumberdaya dalam kedua bidang ini sebagai wujud keunggulan

komparatifnya yang kurang dimiliki oleh kabupaten/kota lain khususnya di Kawasan

Andalan CIAYUMAJAKUNING. Kesempatan Kabupaten Kuningan untuk berkembang

pesat dalam konteks regional terutama terletak pada pengelolaan sub-sub wilayah

pembangunan yang merupakat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Sub wilayah

pembangunan tersebut juga merupakan pintu gerbang (outlet) interaksi Kabupaten

Kuningan dengan perekonomian luar, khususnya dengan wilayah Cirebon. Sub

wilayah tersebut meliputi Kuningan, Cilimus, Ciawigebang, Luragung, dan Kadugede.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dimaksud secara proporsional akan memicu

kemajuan perekonomian wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan.

Adapun Komoditas unggulan produk-produk IKM di Kabupaten Kuningan diantaranya

adalah :

1. Tape Ketan

Salah satu makanan khas yang laris manis dijadikan oleh-oleh adalah peuyeum

ketan atau tenar disebut tape ketan Kuningan. Makanan khas Kuningan ini, terbuat

dari bahan beras ketan yang dipermentasi. Dibungkus dengan daun jambu air,

membuat tape ketan ini lain dari yang lain.

Desa Tarikolot, salah satu desa sentra

para pembuat tape. Di desa yang terletak di

kecamatan Cibeureum ini, dikenal sebagai

desa pengrajin tape khas Kuningan.

Desa Tarikolot sendiri jaraknya sekitar 30

kilometeran dari pusat kota Kuningan.

Menuju ke sana, bisa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Tapi bagi

berminat bisa membeli di toko oleh-oleh yang banyak bertebaran di sepanjang jalan

arah Kuningan-Cirebon.

43 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Di Tarikolot, ada dua pengrajin tape yang paling terkenal, yakni Sari Asih dan

Pamella. Bisa dikatakan, mereka adalah pengrajin tape pionir. Produksi tape itu

sendiri kebanyakan dikelola dengan pola industri rumah tangga. Pekerjanya pun

kebanyakan warga di kampung itu sendiri. Rata-rata ibu rumah tangga. Jadi industri

rumahan ini, cukup lumayan dalam menyerap lapangan kerja.

2. Minuman Kesehatan

Minuman Jeruk Nipis Peras merupakan salah satu minuman yang kini menjadi

produk minuman khas dari kota kuningan dengan merk

“JENIPER”. Jeniper sendiri singkatan dari jeruk nipis peras, dimana minuman ini

banyak sekali memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh anda. Oleh sebab itu minuman

jeniper ini selalu banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke kota kuningan

untuk dijadikan oleh-oleh.

Jeruk nipis sendiri merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan vitamin C

atau antioksidan cukup banyak. Hal itu yang menjadikan jeniper merupakan salah

satu oleh-oleh khas kuningan yang memiliki daya tarik tersendiri.

44 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Minuman jeniper sendiri tersedia dalam dua jenis, yakni jenis yang siap minum dan

juga yang jenis sirup. Untuk jenis siap minum dikemas dalam botol kecil sedangkan

untuk yang jenis sirup dikemas dalam kemasan yang lumayan besar.

Saat ini banyak sekali toko oleh-oleh khas kuningan yang menjual jeruk nipis peras,

baik yang siap minum ataupun yang sirup. Untuk yang siap minum dijual per dus,

dimana dalam satu dus tersebut berisi kurang lebih 10 botol yang siap minum.

Lokasinya berada di desa ciawigebang, tepatnya didepan sma ciawigebang. Disini

anda bisa melihat langsung proses produksinya, itupun jika anda kesana bertepatan

dengan proses produksi yang sedang berlangsung.

Disana anda akan mendapatkan harga yang berbeda dibandingkan dengan anda

membelinya langsung di toko oleh-oleh yang berada disepanjang jalan utama

Kuningan-Cirebon.

45 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

3. Tahu Kopeci

Tahu merupakan panganan yang diolah dari biji kedelai melalui proses

fermentasi. Kuliner yang satu ini sangat mudah

ditemukan di seantero Jawa, termasuk di

Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Diantara

sentra prduksi tahu yang terkenal adalah

produksi tahu Koperasi Pemuda Cikentrungan

(Kopeci). Berlokasi di Jalan Veteran, Tahu

Kopeci selalu diburu para penikmat kuliner

nusantara.

Tahu Kopeci bentuknya sama seperti Tahu Sumedang dan sama-sama dikemas

dengan keranjang anyaman. Namun ada yang membuat tahu ini berbeda yakni

apabila setelah digoreng tidak kopong, tetap padat berisi, lebih mengenyangkan dan

juga lebih gurih. Komposisi tahu yang memiliki kepadatan dan gurih ini, salah satunya

oleh cara pembuatan dan penggunaan air yang jernih. Sebab, tidak sedikit jumlah

pabrik pembuatan jarang melakukan perhatian terhadap bahan baku dalam

pengolahan.

Tahu Kuningan berukuran kecil dan

berwarna cokelat di bagian luarnya

dengan cita rasa kedelai yang masih

sangat kental. Tahu Kopeci sangat

cocok dinikmati bersamaan dengan

cabai rawit. Disamping rasanya yang

gurih dan empuk, harganya pun tak

membuat kantong jadi bolong. Tahu

46 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Kopeci ini dijual dengan harga Rp 500 per buah, dan kalau beli dengan jumlah yang

banyak Tahu Kopeci akan dibungkus dengan tempat khusus yang terbuat dari bambu.

Sebagai pelengkap para pedagang Tahu juga menyedia lontong dan susu kedelai,

yang akan membuat menyantap Tahu khas Kuningan ini kian nikmat. Gigitan pertama

terasa renyah dan ranum di luar, gigitan kedua terasa gurih dan lembut memberikan

sensasi hangat di mulut. Gigitan selanjutnya, lidah tak mau berhenti bergoyang.

Mengingat rasanya yang lezat, Tahu Kopeci kerap dijadikan oleh-oleh khas Kuningan.

4. Batik Kuningan

Batik merupakan salah satu kerajinan yang telah ditetapkan UNESCO sebagai

warisan budaya bangsa Indonesia. Sebuah jati diri bangsa melalui seni kerajinan yang

sudah diakui dunia ini ternyata hampir semua daerah di Indonesia memiliki ciri khas

tersendiri dalam menciptakan seni lukis batik. Salah satunya di Kabupaten Kuningan,

Jawa Barat, yang menjadikan seni lukis batik menjadi terasa indah di tangan para

ahlinya. Paduan antara nilai sejarah dengan keindahan dalam melukis menjadi

menarik jika dilihat. Kuningan memiliki keberagaman budaya, sejarah dan ciri khas

daerah yang sudah lebih dulu dikenal, seperti Kuda Kuningan “Si Windu”, Ikan Dewa,

keindahan Ciremai, Gedung Linggarjati, dan lainnya. Nah, sebagai salah satu tujuan

wisata di Indonesia, batik Kabupaten Kuningan tentunya bisa anda membelinya

sebagai buah tangan yang menarik ataupun keperluan berpakaian Anda.

47 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Bukan hanya itu saja, Anda pun bisa melihat proses pembuatan yang terbilang cukup

rumit, perlu keahlian dan ketelitian yang tinggi dalam pembuatannya.

Anda bisa mampir ke sebuah tempat penghasil kerajinan batik Kuningan di Nisya

Batik, Jalan Cikubangsari, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.

Disini Anda dapat melihat bagaimana batik khas Kuningan dibuat di tangan-tangan

para ahlinya. Di mulai dari membuat mal design, motif, melukis dengan canting,

mewarnai hingga membuat kemeja ataupun lainnya sesuai keperluan dan pesanan.

Batik telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, sehingga

tidak berlebihan jika setiap daerah di Indonesia saat ini berupaya untuk

mengembangkan kekhasan batik di setiap daerahnya.

Jadi, tumbuh kembangnya industri batik, diharapkan akan mampu membuka

lapangan kerja disamping tetap menghargai dan mencintai hasil budaya sendiri.

Untuk mengembangkan hal ini, tentu sangat diperlukan peran pemerintah baik pusat

maupun daerah terutama dalam penyediaan bahan baku yang mudah dan murah

serta adanya peraturan seperti diwajibkannya baju seragam batik untuk pegawai

negeri maupun swasta bahkan anak sekolah.

48 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

5. Pengolahan Susu

Di wilayah Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan juga terdapat beberapa

industri pengolahan susu diantaranya :

 CV. Lembah Kemuning Dairy Farm merupakan sebuah perusahaan Industri

Pengolahan Susu, produk minuman pasteurisasi susu dengan berbagai varian

rasa coklat, vanila dan strowberi

 CV. MULTI MURNI PRIMA merupakan industri pengolahan susu sapi murni,

dengan memproduksi minuman susu Pasteurisasi dan Homogenisasi.

 Cahaya Dluha Home Industry adalah usaha yang bergerak dibidang Olahan

Susu Sapi Pasteurisasi & Yoghurt, Yoghurt, Salad Yoghurt, Susu Sapi Rempah-

rempah dengan 21 racikan, Brownies, Susu Sapi Pasteurisasi aneka rasa:

strawbery, coklat, durian, jambu, leci. puding yoghurt dll

6. Industri Bawang Goreng

Pemerintah Kabupaten Kuningan Jawa Barat terus menggenjot produksi

bawang merah untuk memenuhi kebutuhan industri bawang goreng di daerah

tersebut yang bahan bakunya masih bergantung pada pasokan dari luar Kuningan.

Luas areal bawang merah di Kabupaten Kuningan mencapai 200 hektare adapun

varietas yang paling banyak dibudidayakan petani adalah varietas sumenep yang

biasa digunakan pelaku usaha industri bawang goreng.

49 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Salah satu per usahaan yang

memprodu ks i Ba wang Goreng

ada lah PT Baw ang Kun in gan

Kencana yan g me rupak an p io n ir

perusahaa n bawa ng goreng di

Kabupaten Kun ingan. M u la i

tahun 1 997 per us ahaan in i te lah m enj ad i pe masok b awang goreng ke PT

Indofood Sukses M akmur . Kemu d ian , mu la i tah un 2 01 3 p roduk si

perusahaa n in i ` d ipasa rkan ke K obe & Inafood. Sebelu mnya , h as il

produks i per usaha an in i d ipas ark an ke pasa r pasar tr a d is iona l da n p asar

pasar modern .

Terdapat 6 Industri Bawang Goreng di

Kuningan sebagai berikut :

1. BAWANG TUNGGAL

2. MEKAR ASIH

3. SATRIA PALAWIJA UTAMA, CV

4. SINAR TANI,PT / TIMU MUHARI

5. SUMBER REJEKI BAWANG

B. Pembagian Wilayah IKM di Kabupaten Kuningan

Dari Data Rekapitulasi Komoditi Industri Kecil Dan Menengah ( IKM ) Kabupaten

Kuningan Tahun 2016 yang telah dibagi menjadi 4 wilayah / distrik yaitu :

1. Distrik Kuningan

2. Distrik Cilimus

3. Distrik Ciawigebang

4. Distrik Luragung

50 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Tabel V.1. Rekapitulasi Unit Usaha, Tenaga Kerja & Nilai Investasi per Distrik

JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN USAHA KERJA INVESTA KET
(Orang) SI (Juta
Rp)
1 KUNINGAN 695 2.064 9.881
2 CIGUGUR 163 523 3.194
3 NUSAHERANG 74 168 1.480
4 KADUGEDE 199 495 2.389
I KUNINGAN
5 DARMA 215 714 3.482
6 SELAJAMBE 56 170 1.554
7 HANTARA 116 230 1.968
8 CINIRU 88 243 1.223
JUMLAH 1.606 4.607 25.171

JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN USAHA KERJA INVESTA KET
(Orang) SI (Juta
Rp)
1 CILIMUS 235 706 12.443
2 CIGANDAMEKAR 183 623 4.608
3 CIPICUNG 64 156 2.073

4 JAPARA 58 191 1.859


II CILIMUS 5 JALAKSANA 101 288 3.152
6 PANCALANG 94 174 980
7 KRAMATMULYA 136 415 3.544
8 MANDIRANCAN 94 286 1.206
9 PASAWAHAN 27 61 293
JUMLAH 992 2.900 30.158

*Sumber : Dinas Perdagangan & Perindustian Kuningan 2017

JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN KET
USAHA KERJA INVESTASI
(Orang) (Juta Rp)
1 CIAWIGEBANG 288 778 6.553
2 LEBAKWANGI 75 283 2.630
3 GARAWANGI 151 669 5.237
III CIAWIGEBANG
4 SINDANGAGUNG 96 331 3.121
5 KALIMANGGIS 55 124 1.242
6 CIDAHU 59 129 1.203

JUMLAH 724 2.314 19.986

51 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN KET
USAHA KERJA INVESTASI
(Orang) (Juta Rp)
1 LURAGUNG 65 156 1.692
2 CIWARU 56 109 539
3 KARANG 24 38 580
KENCANA
4 CIBEUREUM 88 463 2.589
IV LURAGUNG 5 CIBINGBIN 74 225 1.876
6 CIMAHI 29 99 1.173
7 CILEBAK 39 113 571
8 SUBANG 73 126 1.219
9 MALEBER 67 156 1.290
JUMLAH 515 1.485 11.529

TENAGA
REKAPITULASI UNIT NILAI INVESTASI (Juta
KERJA KETERANGAN
DISTRIK USAHA Rp)
(Orang)
JUMLAH 3.837 11.306 86.844,000 104 KOMODITI
*Sumber : Dinas Perdagangan & Perindustian Kuningan 2017

52 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Tabel V.2. Rekapitulasi Produk Komoditi Unggulan IKM Tahun 2016 :

Jumlah Ikm tenaga Nilai


No. Distrik Kecamatan KOMODITI UNGGULAN
(Unit) Kerja Investasi Emping
Melinjo,Ketempling,Gadung,Tahu,Tempe,Kue
1 KUNINGAN 695 2.064 9.881 Kering,kerupuk
2 CIGUGUR 163 523 3.194 Pasteurisasi susu,Karamel Susu,Tape Ketan
3 NUSAHERANG 74 168 1.480 Gula Merah,Kecimpring,kopi Bubuk
4 KADUGEDE 199 495 2.389 Keripik Singkong,Sirup,Gula Merah
1. Kuningan 5 DARMA 215 714 3.482 Tembakau,Jagung Goreng,Krupuk Metal,Cendol
6 SELAJAMBE 56 170 1.554 Tempe,tahu,Wajit
7 HANTARA 116 230 1.968 Gula Merah,Opak Ketan,Kripik Singkong
8 CINIRU 88 243 1.223 Emping Melinjo,Gula Merah
JUMLAH 1606 4607 25171
1 Cilimus 235 706 12.443 AMDK,Pasta Ubi Jalar,Jahe Instan
2 Cigandamekar 183 623 4.608 Roti,Kerupuk
3 Cipicung 64 156 2.073 Rangginang,Gemblong,
4 Japara 58 191 1.859 Roti,Emping Melinjo
2. Cilimus 5 Jalaksana 101 288 3.152 Tahu,Tempe,Nata de Coco
6 Pancalang 94 174 980 Emping Melonjo,Rangginang
7 Kramatmulya 136 415 3.544 Bawang Goreng,Kue Kering,Tahu,Tempe
8 Mandirancan 94 286 1.206 Gula Merah,Kripik Singkong,Kue Satu
9 Pasawahan 27 61 293 Telor asin,Stik ubi Jalar
JUMLAH 992 2900 30.158
1 CIAWIGEBANG 288 778 6.553 Bawang Goreng,Tahu,Tempe
2 LEBAK WANGI 75 283 2.630 Kerupuk,Tahu,Tempe,Rangginang
3 GARAWANGI 151 669 5.237 Tahu,Tempe,Roti
3. Ciawigebang SINDANGAGUNG Sirup Jeruk Nipis,Bawang Goreng,Tahu,Tempe
4 96 331 3.121
5 KALIMANGGIS 55 124 1.242 Bawang goreng,Gemblong
6 CIDAHU 59 129 1.203 Bawang goreng,Roti,Tahu,Tempe
JUMLAH 724 2314 19.986
1 LURAGUNG 65 156 1.692 Tahu, Tempe, Keripik Pisang
2 CIWARU 56 109 539 Tahu, Tempe, Keripik Pisang,Keripik Talas

3 KARANGKANCANA 24 38 580 Wajit,kerupuk Pareredan

4 CIBEUREUM 88 463 2.589 Tape Ketan,tembakau


4. Luragung 5 CIBINGBIN 74 225 1.876 Tahu, Tempe, Keripik Pisang

6 CIMAHI 29 99 1.173 Kerupuk,keripik Singkong

7 CILEBAK 39 113 571 Gula Merah

8 SUBANG 73 126 1.219 Gula Merah, Wajit Ketan

9 MALEBER 67 156 1.290 Rangginang,kerupuk,tahu,tempe


JUMLAH 515 1485 11.529

JUMLAH
3.837 11.306 86,844
KOMULTIF

*Sumber : Dinas Perdagangan & Perindustian Kuningan 2017

53 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kreteria Penetapan Sentra Industri di Kabupaten Kuningan

Kajian Profile Sentra Industri di Kabupaten Kuningan secara umum ingin mengetahui

apakah IKM yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Kuningan dapat dibentuk

menjadi sentra-sentra tertentu.

Adapun Kriteria Sentra IKM adalah :

a. Terdapat minimal 10 (sepuluh) perusahaan IKM, dengan kapasitas produksi yang

memadai dalam kawasan sentra yang memiliki prospek untuk dikembangkan

menjadi bagian integral dari klaster;

b. Mempunyai omzet penjualan minimal mencapai Rp. 100 juta/bulan;

c. Mempunyai prospek pasar yang baik;

d. Mempunyai jaringan kemitraan dalam pengadaan bahan baku maupun

pemasaran;

e. Mampu menyerap tenaga kerja minimal sebanyak 40 (empat puluh) orang dalam

kawasan sentra;

f. Mengutamakan bahan baku lokal (dalam negeri);

g. Menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya

h. meningkatkan mutu produk;

i. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung.

Penilaian ini digunakan oleh Instansi yang membidangi Koperasi dan IKM untuk

menilai sentra-sentra yang potensial dan prospektif untuk difasilitasi pembinaannya

oleh Kementerian Koperasi dan IKM. Sebuah sentra yang akan dibina diusulkan oleh

instansi yang membidangi koperasi dan IKM di tingkat kabupaten/kota untuk

54 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

kemudian diverifikasi oleh instansi yang membidangi di tingkat Propinsi untuk

kemudian diputuskan oleh Kementerian Koperasi di tingkat Pusat.

TAHUN 2015 TAHUN 2016


JUMLAH JUMLAH

NO DISTRIK TENGA NILAI KET DISTRIK TENGA NILAI KET


UNIT UNIT
KERJA INVESTASI KERJA INVESTASI
USAHA USAHA
(Orang) (Juta Rp) (Orang) (Juta Rp)

1 KUNINGAN 1.549 4.284 25.127 KUNINGAN 1.606 4.607 25.171

2 CILIMUS 708 2.174 19.815 CILIMUS 992 2.900 30.158

3 CIAWIGEBANG 966 2.754 29.322 CIAWIGEBANG 724 2.314 19.986

4 LURAGUNG 512 1.474 11.492 LURAGUNG 515 1.485 11.529

JUMLAH 3.735 10.686 85.756 JUMLAH 3.837 11.306 86.844

*Sumber : Dinas Perdagangan & Perindustian Kuningan 2017

Tabel VI.1. Data Perkembangan Potensi Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
Di Kabupaten Kuningan s/d Tahun 2016

Dari Data Tabel di atas dengan mengambil data di 4 distrik Kuningan, Cilimus,

Ciawigebang dan Luragung dari tahun 2015 s/d 2016, jumlah Unit Usaha mengalami

peningkatan dari 3.735 unit usaha menjadi 3.837, jumlah Tenaga Kerja dari 10.686

orang menjadi 11.306 orang dan Nilai Investasi otomatis juga mengalami peningkatan

dari Rp. 85.756.000,- meningkat menjadi Rp. 86.844.000,-.

Gambar VI.1. Grafik Perkembangan Potensi Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
Di Kabupaten Kuningan s/d Tahun 2016

55 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Dari data pada Tabel VI.1 di atas dan telah dilakukan penilaian untuk mendapatkan

potensi sentra IKM dengan menggunakan system pola penilaian seperti di bawah ini :

Jumlah IKM, Jika jumlah perusahaan IKM di wilayah tersebut :

 10 – 29 unit mendapat nilai 1,

 30 – 49 unit mendapat nilai 2,

 Lebih dari 50 unit mendapat nilai 3.

2. Jumlah Omzet, Jika jumlah total perolehan omzet di wilayah tersebut :

 Rp. 100 – 274 juta / bulan mendapat nilai 1

 Rp. 275-349 juta /bulan mendapat nilai 2

 Rp. 350-424 juta /bulan mendapat nilai 3

3. Jumlah Serapan Tenaga Kerja, Jika jumlah total serapan tenaga kerja di

wilayah tersebut :

 Kurang dari 100 orang mendapat nilai 1

 100 – 149 orang mendapat nilai 2

 Lebih dari 150 orang mendapat nilai 3

4. Pemakaian Bahan Baku lokal, Jika jumlah persentase pemakaian bahan baku

(L=lokal, I=Import) :

 L=40% ; I=60% mendapat nilai 1

 L=60% ; I=40% mendapat nilai 2

 L=100% ; I=0% mendapat nilai 3

5. Kemitraan Kerjasama pasar Kerjasama bahan baku :

 Kurang bermitra mendapat nilai 1

 Cukup bermitra mendapat nilai 2

 Sangat bermitra mendapat nilai 3

6. Teknologi yang digunakan :

 Sederhana mendapat nilai 1

56 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

 Madya mendapat nilai 2

 Tinggi mendapat nilai 3

7. Sarana dan prasarana :

 Kurang nilai 1

 Memadai nilai 2

 Lengkap nilai 3

Dengan melakukan survey, pengambilan data dan wawancara dengan pelaku

usaha, selanjutnya dilakukan pembagian wilayah atau Distrik menjadi 4 Distrik

yaitu :

1. Distrik Kuningan,

2. Distrik Cilimus,

3. Distrik Ciawigebang,

4. Distrik Luragung,

Akan dihasilkan Laporan Hasil Penilaian Tabel VI.2. Potensi Produk Industri Kecil

dan Menengah di Kabupaten Kuningan yang mungkin berpotensi bisa dijadikan

Sentra, mengingat potensi tersebut hingga sekarang masih terus dikembangkan

dan mengalami banyak kemajuan baik dari Jumlah IKM, serapan tenaga kerja, dan

Omzet yang terus meningkat.

57 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Gambar VI.2. Flow Line Penilaian Kelayakan Sentra Produk Komoditi

58 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Tabel VI.2. Potensi Sentra Industri Kab. Kuningan 2018

*Hasil Pengolahan data

59 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Banyak produk-produk Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Kuningan

yang akan terus berkembang dan digemari pembeli lokal ataupun manca negara,

setelah kami lakukan penilaian maka didapat Tabel seperti di atas, yang kami berikan

penilaian dengan memberikan peringkat / rangking dari 1 sampai 9.

Dari hasil Tabel penilaian diatas dengan melihat posisi peringkat / rangking dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Distrik Kuningan, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah produk

Kueh Kering dan Tahu KOPECI di wilayah Kecamatan Kuningan dengan nilai

investasi Rp. 9,8 Milyar dan Rangking 2 (dua) komoditi potensialnya adalah

Jagung Goreng Marning dan Kerupuk Metal di wilayah Kecamatan Darma dengan

nilai investasi Rp. 3,4 Milyar. Selanjutnya menempati Rangking 3 (tiga) sampai 8

(delapan) masing-masing adalah produk Susu ( Pasteurisasi susu / Yoghart)

diwilayah Kecamatan Cigugur, rangking 3 (tiga) dengan nilai investasi Rp. 3,1

Milyar, Produk Kerupuk di wilayah Kecamatan Kadugede menempati rangking 4

(empat). Kemudian rangking 5 (lima) Produk Tempe, Rangking 6 (enam) Produk

Sale Pisang, Rangking 7 (tujuh) produk Emping Mlinjo dan Rangking 8 (delapan)

Kripik Singkong.

Gambar VI.3. Grafik Produk Komoditi Unggulan wilayah Distrik 1 Kuningan


60 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018
PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

2. Distrik Cilimus, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah produk Ubi

Jalar ( Pasta Ubi Jalar) dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah Kecamatan

Cilimus, yaitu PT. GALIH ESETIKA perusahaan Export produk pasta ubi jalar ke

Jepang dan Korea, dengan nilai investasi sebesar Rp. 12,4 Milyar dan Rangking 2

(dua) produk Roti, banyak terdapat pabrik home industri di wilayah Kecamatan

Cigandamekar yang memproduksi roti berbagai rasa dengan nilai total investasi

sebesar Rp. 4,6 Milyar, Rangking 3 (tiga) produk Bawang Goreng dan Batik

Kuningan, di wilayah Kecamatan Kramatmulya banyak terdapat pabrik pengolahan

bawang goreng untuk kebutuhan mie instant INDOFOOD, dengan nilai total

investasi sebesar Rp. 3,5 Milyar. Selanjutnya Rangking 4 (empat) produk Tahu,

Tempe dan Nata De Coco dengan total investasi sebesar Rp. 3,1 Milyar, Rangking

5 (lima) sampai dengan Rangking 9 (sembilan) masing-masing produk hasil

industri rumahan yaitu Jahe Instan, Stik Ubi Jalar, Opak Bakar, Kripik Singkong

dan Kripik Tempe.

Gambar VI.4. Grafik Produk Komoditi Unggulan wilayah Distrik 2 Cilimus

61 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

3. Distrik Ciawigebang, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah produk

Minuman (Jeruk Nipis Peras) di wilayah Kecamatan Ciawigebang, yaitu

perusahaan pabrik Minuman syrup Jeruk Nipis merk JENIPER, dengan nilai

investasi sebesar Rp. 6,5 Milyar. Minuman Syrup Jeruk Nipis Peras ini sudah

sangat terkenal di seluruh Indonesia karena mengandung banyak khasiat untuk

kesehatan dan menjadi Produk Komoditi unggulan Kabupaten Kuningan. Rangking

2 (dua) adalah produk Bawang Goreng di wilayah Kecamatan Garawangi dengan

total nilai investasi sebesar Rp. 5,2 Milyar. Rangking 3 (tiga) adalah produk

makanan ringan Gemblong, yaitu produk industri rumahan makanan ringan yang

terbuat dari singkong dan digoreng dengan nilai total investasi sebesar Rp. 3,1

Milyar. Selanjutnya menempati Rangking 4 (empat) sampai dengan 6 (enam)

masing-masing adalah produk Opak Bakar, Gorengan, jagung marning dan

cuhcur.

Gambar VI.5. Grafik Produk Komoditi Unggulan wilayah Distrik 3 Ciawigebang

4. Distrik Luragung, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah produk

Tape Ketan khas Kuningan. Salah satu makanan khas yang laris manis dijadikan

oleh-oleh adalah peuyeum ketan atau tenar disebut tape ketan Kuningan.
62 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018
PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Makanan khas Kuningan ini, terbuat dari bahan beras ketan yang dipermentasi.

dibungkus dengan daun jambu air, membuat tape ketan ini lain dari yang lain.

Desa Tarikolot, salah satu desa sentra para pembuat tape. Di desa yang terletak

di Kecamatan Cibeureum, dikenal sebagai desa pengrajin tape khas Kuningan. ada

dua pengrajin tape yang paling terkenal, yakni Sari Asih dan Pamella. Bisa

dikatakan, mereka adalah pengrajin tape pionir. Produksi tape itu sendiri

kebanyakan dikelola dengan pola industri rumah tangga. Pekerjanya pun

kebanyakan warga di kampung itu sendiri. Rata-rata ibu rumah tangga. Jadi

industri rumahan ini, cukup lumayan dalam menyerap lapangan kerja. Dengan

total nilai investasi sebesar Rp. 2,5 Milyar. Rangking 2 (dua) masih ditempati

produk Tape Ketan dan Papais Ketan di wilayah Kecamatan Cibingbin, industri

rumahan dengan total nilai investasi sebesar Rp. 1,8 Milyar. Posisi Rangking 3

(tiga) adalah produk Rangginang dan Gemblong di wilayah Kecamatan Luragung.

Selanjutnya menempati Rangking 4 (empat) sampai dengan 9 (sembilan) masing-

masing adalah produk Kripik Tempe, Pisang Sale, Wajit Subang, Stik Kripi Talas,

Wajit Ketan, Kripi Pisang dan Kripik singkong.

Gambar VI.6. Grafik Produk Komoditi Unggulan wilayah Distrik 4 Luragung

63 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Pada dasarnya Industri Kecil dan Menengah khususnya di Kabupaten Kuningan

masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan yang memerlukan pembenahan

baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait, Stake holder

serta pihak swasta, adapun kelemahan dan kekurangan Industri Kecil dan Menengah

di Kabupaten Kuningan diantaranya adalah sbb :

1. Kurang memperlihatkan aspek higienis.

2. Masih ada penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BPT) tidak bebas/bahan

tambahan yang dilarang.

3. Pengelolaan/manajemen usaha masih sederhana.

4. Mutu sangat beragam, banyak yang belum memenuhi standar.

5. Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan terkadang label tidak sesuai

dengan isi.

6. Minimnya permodalan.

64 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

BAB VII

KESIMPULAN

KESIMPULAN :

1. Secara umum Kebijakan Tata Ruang Wilayah Jawa Barat tersebut menunjukan

Pembangunan Jawa Barat ke depan yang mengarah pada peningkatan

pertumbuhan ekonomi dengan memposisikan industry pengolahan sebagai

penggerak utama (dengan tetap memperhatikan pelestarian sumberdaya alam

dan lingkungan hidup) tidak dilakukan dengan intensitas yang sama di setiap

bagian wilayah Jawa Barat. Wilayah selatan Jawa Barat mendapat penekanan

yang lebih rendah dari wilayah utara dan tengah karena daya dukung dan daya

tampungnya relatif lebih terbatas sebagai akibat dari luasnya kawasan berfungsi

lindung di wilayah tersebut. Dengan demikian, di masa mendatang baik dalam

jangka menengah maupun panjang aktivitas ekonomi dan penduduk akan lebih

banyak berlangsung di wilayah utara dan tengah dimana Kabupaten Kuningan

merupakan salah satu bagiannya. Kegiatan industri pengolahan baik berbasis

pertanian maupun non pertanian, permukiman, dan berbagai kegiatan jasa

pendukungnya akan banyak terkonsentrasi di wilayah ini. Namun demikian,

daerah di wilayah ini tidak memiliki peluang yang sama untuk memanfaatkannya

melalui langkah industrialisasi. Kondisi alam daerah menjadi penentu terpenting

atas besar kecilnya peluang ke arah industrialisasi tersebut. Kabupaten Kuningan

yang memiliki kawasan berfungsi lindung cukup luas, terutama di wilayah barat

dan selatan, harus mempertimbangkan dengan seksama pilihan industrialisasi

tersebut. Risiko kegiatan industri pengolahan berat khususnya industri manufaktur

demikian besar. Kegiatan tersebut sangat berpotensi menimbulkan pencemaran

65 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

dalam berbagai bentuk yang pada gilirannya akan memerosotkan kualitas dan

fungsi sumberdaya alam dan lingkungan sebagai sistem penyangga kehidupan.

2. Tingkat perkembangan perekonomian Kabupaten Kuningan sejak tahun 2008

hingga tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga

berlaku pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 9,82 Triliun dan meningkat hingga

menjadi Rp. 18,57 Triliun di tahun 2016. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar

harga konstan yang mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13,98 Triliun di

tahun 2016, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup

baik.

3. Definisi Sentra menurut Setiawan, merupakan unit kecil kawasan yang memilik

ciri tertentu dimana didalamnya terdapat kegiatan proses produksi dan

merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang

telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya

produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan

menengah.

4. Pemetaan wilayah distrik IKM di Kabupaten Kuningan menjadi 4 wilayah yaitu :

Kuningan, Cilimus, Ciawigebang dan Luragung.

5. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Objek wisata di Kabupaten

Kuningan, baik wisman lokal maupun mancanegara memberikan juga peningkatan

omzet dan pemasaran produk IKM di Kabupaten Kuningan.

6. Hasil akhir penilaian dan pendataan sebagai berikut :

a. Distrik 1 Kuningan, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah

produk Kueh Kering dan Tahu KOPECI di wilayah Kecamatan Kuningan dan

Rangking 2 (dua) produk Jagung Marning dan Kerupuk Metal di wilayah

Kecamatan Darma.

66 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

Jadi pada Distrik 1 Kuningan yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi

kawasan sentra industri adalah produk :

1. Kue Kering dan Tahu Kopeci di wilayah Kecamatan Kuningan.

2. Jagung Marning dan Kerupuk Metal di wilayah Kecamatan Darma.

b. Distrik 2 Cilimus, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah produk

Ubi Jalar ( Pasta Ubi Jalar) dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah

Kecamatan Cilimus dan Rangking 2 (dua) produk Roti di wilayah Kecamatan

Cigandamekar.

Jadi pada Distrik 2 Cilimus yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi

kawasan sentra industri adalah produk :

1. Pasta Ubi Jalar dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah Kecamatan

Cilimus.

2. Produk Roti di wilayah Kecamatan Cigandamekar.

c. Distrik 3 Ciawigebang, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah

produk Minuman ( Jeruk Nipis Peras ) diwilayah Kecamatan Ciawigebang dan

Rangking 2 (dua) produk Bawang Goreng diwilayah Kecamatan Garawangi.

Jadi pada Distrik 3 Ciawigebang yang memungkinkan bisa untuk dijadikan

potensi kawasan sentra industri adalah produk :

1. Minuman Syrup Jeruk Nipis di wilayah Kecamatan Ciawigebang.

2. Produk Bawang Goreng dan Roti di wilayah Kecamatan Garawangi.

d. Distrik 4 Luragung, Rangking 1 (pertama) Komoditi potensialnya adalah

produk Tape Ketan khas Kuningan.

Jadi pada Distrik 4 Luragung yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi

kawasan sentra industri adalah produk :

1. Tape Ketan di wilayah Kecamatan Cibeureum.

2. Papais Ketan di wilayah Kecamatan Cibingbin.

67 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018


PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018

7. Adapun kelemahan dan kekurangan Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten

Kuningan diantaranya adalah sbb :

a. Kurang memperlihatkan aspek higienis.

b. Masih ada penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BPT) tidak bebas/bahan

tambahan yang dilarang.

c. Pengelolaan/manajemen usaha masih sederhana.

d. Mutu sangat beragam, banyak yang belum memenuhi standar.

e. Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan terkadang label tidak sesuai

dengan isi.

f. Minimnya permodalan.

68 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018

Anda mungkin juga menyukai