BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
manusia yang mengolah bahan baku/bahan mentah menjadi barang setengah jadi
atau bahan jadi. Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini
meliputi semua kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif
dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie" yang
berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu
Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang
(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam
perindustrian yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau
suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang
efektif, efisien dan aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat
diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya. Pabrik identik
dengan pengolahan bahan baku dan menghasilkan produk jadi dalam bentuk barang.
belum terdapatnya sentra atau jikapun sudah ada tetapi dirasa masih belum
maksimal dalam pengembangan dan pengelolaanya oleh karena itu perlu dilakukan
apakah layak dijadikan Sentra Industri Kecil dan Menengah dengan melakukan
B. LANDASAN HUKUM
4. Keputusan Presiden No. 56 tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil
dan Menengah
5. Keputusan Presiden No. 127 tahun 2001 tentang Bidang/ Jenis Usaha yang
Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/ Jenis Usaha Untuk Usaha Menengah
Usaha Kecil
memasarkan hasil produksi Usaha Kecil Menengah dalam bentuk Sentra Kawasan
Khusus IKM :
kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat
pariwisata.
D. SASARAN KAJIAN
kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat
pariwisata
F. PERUMUSAN MASALAH
Di Kabupaten Kuningan Jawa Barat telah memiliki beberapa industri kecil dan
potensi daya saing daerah berbasis komoditi unggulan adalah dengan dibentuknya
adalah :
potensi ?
industri ?
Salah satu kelemahan dari IKM adalah penyebaran lokasi keberadaan IKM
tersebut dan kurangnya sinergi antar pelaku IKM. Jika setiap pelaku IKM dapat
bersatu membentuk suatu kelompok atau sentra IKM maka diharapkan akan
terbentuk suatu sinergi yang positif baik dalam penyediaan bahan baku, proses
sentra IKM di setiap daerah akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pihak-pihak
Salah satu solusinya adalah membuat suatu zona/ kawasan pemasaran IKM di
H. OUTPUT KAJIAN
sehingga informasi yang disajikan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah
kepentingan masyarakat pada pelaku Usaha Kecil Menengah dan sebagai tempat
pariwisata.
I. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan Kajian ini adalah di Kabupaten Kuningan Jawa Barat yang terletak
pada titik koordinat 108° 23 - 108° 47 Bujur Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan.
Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45 - 7° 50 Lintang Selatan dan
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
definisi Industri Kecil Menengah (IKM). Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan
definisi IKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk industri kecil memiliki
jumlah tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang, sedangkan industri menengah
Pada tanggal 4 Juli 2008 ditetapkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UMKM yang disampaikan oleh UU ini juga
berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun 2008 ini, yang disebut
dengan Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah). Kemudian yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas
(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang
(1) Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
(2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
yang sama, menghasilkan produk yang sama/sejenis serta memiliki prospek untuk
maju, terjadi spesialisasi proses produksi pada masing-masing IKM dan kegiatan
ekonominya saling terkait dan saling mendukung. Kedua istilah ini dalam
pembahasan mengenai IKM kerap digunakan dalam arti yang saling bergantian,
namun klaster sesungguhnya memiliki cakupan yang lebih luas dan kompleks
dibandingkan sentra.
Salah satu sasaran dari pelaksanaan program sentra IKM adalah terciptanya
klaster-klaster bisnis IKM yang dinamis dan berdaya saing. Klaster bisnis yang
diharapkan terbentuk ini dapat berkembang dari sebuah sentra atau dari gabungan
C. Pengertian Industri
manusia yang mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi
atau bahan jadi. Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini
meliputi semua kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif
dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie" yang
berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu
Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang
(manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam
yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi,
material, energi, modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama dalam suatu sistem
produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien dan
aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat diolah lebih lanjut
untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya. Pabrik identik dengan pengolahan
Industri jasa adalah (Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktifitas industri yang
(kosumen). Industri jenis ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu gedung
(perkantoran).
Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus
yang berarti manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur
artinya mengerjakan dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan
dengan bantuan mesin dan pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh,
tetapi tetap melalui pengawasan secara manual. Contoh industri Manufaktur, yaitu :
Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang
pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain
Industri manufaktur memiliki kemungkinan yang kecil dalam hal kontak langsung
dengan konsumen karena aktifitas industri tersebut lebih banyak dilakukan dalam
suatu pabrik sedangkan industri jasa memiliki pegawai khusus yang bertugas
bahan jadi sehingga dapat digunakan oleh para konsumen dan masyarakat
Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik (memiliki
Hasil keluaran (produk) dari industri manufaktur dapat disimpan dengan jangka
waktu tertentu sedangkan hasil dari industri jasa hanya dapat dinikmati.
Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan
mencapai perbandingan rasional antara pengobanan yang dikeluarkan dan hasil yang
distribusi, dan konsumsi mengenai barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari
bahasa Yunani dari kata oikos yang berarti keluarga, rumah, tangga. dan nomos yang
sekecil-kecilnya. Prinsip ekonomi berlaku dalam tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi,
Mendirikan tempat usaha dekat dengan bahan baku, tenaga kerja atau daerah
pemasaran
Memakai bahan baku yang berkualitas terbaik, namun dengan harga paling murah
Memakai sumber daya misalnya modal, tenaga kerja, dan waktu seefisien
mungkin.
Memakai mesin modern dengan produktivitas yang tinggi namun dengan biaya
yang rendah
Dalam kegiatan distribusi adalah penyaluran barang dan jasa dari produsen ke
sebesar-besarnya dari sautu barang atau jasa dengan pengorbanan dan penggunaan
Tujuan Prinsip Ekonomi - Tujuan melakukan tindakan menurut prinsip ekonomi adalah
sebagai berikut
selalu dengan akan yang sehat bukan berdasarkan dari emosi dan hawa nafsu
dibutuhkan
Bertindak dengan memakai prinsip cos and benefit, artinya seseorang dalam
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks
pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian
didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar,
perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan
dan sebagainya.
Cabang-cabang industri
Tembakau
Tekstil
Pakaian jadi
Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
Logam dasar
Kendaraan bermotor
Klasifikasi
1. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2. Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan
3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng
curah, dll
4. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan lain-lain.
1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam
2. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain
3. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa
1. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya
2. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah
1. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja
2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah
3. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan /
4. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah
industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target
potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power
oriented industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented
industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada
4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan
tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja,
karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat
industri transportasi.
1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lapis, industri alumunium,
2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer
olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil
2. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah
3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para
atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang
media.
Selanjutnya definisi yang lain tentang Industri Kecil Menengah (IKM) adalah
industri yang memiliki skala industri kecil dan menengah. Menurut Peraturan
Kementerian Perindustrian No. 6 tahun 2016, industri kecil adalah industri yang
memiliki karyawan maksimal 19 orang, memiliki nilai investasi kurang dari 1 milyar
rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan, yang
maksimal 19 orang dan nilai investasi minimal 1 milyar rupiah atau memiliki karyawan
minimal 20 orang dan nilai investasi maksimal 15 milyar rupiah. IKM yang
ekonomi nasional. Ini dikarenakan pertumbuhan IKM yang relatif stabil. Tidak hanya
itu, kemampuan IKM untuk menyerap tenaga kerja sangat tinggi, mencapai 97,22%
Definisi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan
menggunakan bahan baku sejenis, atau mengerjakan produksi yang sama dan
Sentra IKM merupakan salah satu dari upaya pengembangan perwilayahan industri,
Karena itu pengembangan Sentra IKM menjadi tugas pemerintah daerah dan/
upaya penguatan struktur industri. Bagi daerah-daerah yang memiliki industri besar,
dapat juga didorong dengan mengembangkan Sentra Industri Kecil dan Industri
Sentra merupakan unit kecil kawasan yang memilik ciri tertentu dimana
didalamnya terdapat kegiatan proses produksi dan merupakan area yang lebih khusus
untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang telah terbentuk secara alami yang
ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya produk atau jasa yang terdiri dari
sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Di area sentra tersebut terdapat
dibawah pengaruh pasar dari suatu produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing
terdapat pengelompokan industri, industri yang sejenis atau memiliki kaitan erat
Sedangkan definisi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah lokasi
pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk
sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, atau mengerjakan produksi yang sama
industri, Karena itu pengembangan Sentra IKM menjadi tugas pemerintah daerah
dan/ pemerintah pusat sebagai salah satu upaya penyebaran lokasi industri.
upaya penguatan struktur industri. Bagi daerah-daerah yang memiliki industri besar,
dapat juga didorong dengan mengembangkan Sentra Industri Kecil dan Industri
sentra, mulai dari terbentuk, tumbuh, berkembang, dan Evolusi. Daur ini diadopsi
penurunan produktifitas, maka diduga bahwa rata-rata sentra yang difasilitasi berada
Gambar 2.1.
Sentra dalam tahap baru TERBENTUK baru memiliki 1 atau 2 unit usaha
daerah lain.
Sentra TUMBUH memiliki unit usaha baru yang bermunculan meniru produk
innovator, tenaga kerja berdatangan dari daerah lain, dan tenaga kerja lokal
mulai terlibat.
modifikasi, tenaga kerja menetap, banyak tenaga kerja lokal terlibat penuh,
mencari produk baru yang lebih baik di luar produk saat ini, Perusahaan
sentra IKM, yang mendorong eksistensi dan perkembangan sentra baik dengan
adalah:
3. Lokasi; Lokasi sentra atau lebih tepat disebut faktor pemasaran (karena lokasi
angkatan kerja baru dalam sentra diduga memberikan kontribusi yang besar bagi
pertumbuhan sentra.
Pada saat ini, kriteria penetapan sentra yang dapat difasilitasi oleh
kawasan sentra yang memiliki prospek untuk berkembang menjadi klaster IKM
pemasaran.
bermakna dan positif oleh faktor nilai investasi, dan nilai produksi. Adapun bahan
baku berpengaruh signifikan dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata
nilai tambah sentra dari faktor bahan baku dan jumlah unit usaha pada tahap
penurunan. Artinya, penambahan bahan baku dan jumlah unit usaha untuk
meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan sentra Industri sudah tidak efektif. Upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah sentra Industri dengan
hanya kombinasi antara investasi dan jumlah tenaga kerja yang tidak berpengaruh
terhadap nilai tambah sentra IKM. Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang
dilakukan selama ini belum diselaraskan dengan ketrampilan tenaga kerja yang
Hasil estimasi berdasarkan perbedaan IKM yang maju dengan yang kurang
maju menunjukkan pengaruh perubahan bahan baku dan nilai produksi terhadap
kinerja sentra IKM berbeda. Pada sentra IKM yang maju pengaruh bahan baku
tersebut lebih besar dibandingkan sentra IKM kurang maju. Lain halnya dengan nilai
produksi pengaruhnya terhadap nilai tambah sentra IKM maju relatif lebih kecil
daripada sentra IKM yang belum maju. Secara umum pengaruh faktor produksi
bahan baku dan investasi terhadap nilai tambah komoditas pada IKM yang maju
relatif lebih besar daripada IKM yang kurang maju, namun pengaruh tenaga kerja
Program ini bertujuan mengembangkan sentra bisnis Industri Kecil dan Menengah
yang baru atas dasar kelayakan dan kebutuhan pengembangan wilayah. Program ini
BAB III
Timur dan 6° 47 - 7° 12 Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat
Barat.
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada
lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan
Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-
1 Darma Parung 19
2 Kadugede Cipondok 12
3 Nusaherang Nusaherang 8
4 Ciniru Ciniru 9
5 Hantara Hantara 8
6 Selajambe Selajambe 7
7 Subang Subang 7
8 Cilebak Cilebak 7
9 Ciwaru Ciwaru 13
10 Karangkancana Karangkancana 9
11 Cibingbin Cibingbin 10
12 Cibeureum Cibeureum 8
14 Cimahi Cimahi 12
15 Cidahu Cidahu 12
17 Ciawigebang Ciawigebang 24
18 Cipicung Cipicung 10
19 Lebakwangi Lebakwangi 13
20 Maleber Maleber 16
21 Garawangi Garawangi 17
22 Sindangagung Sindangagung 12
23 Kuningan Kuningan 14
24 Cigugur Cigugur 10
26 Jalaksana Jalaksana 14
27 Japara Japara 10
28 Cilimus Cilimus 13
30 Mandirancan Mandirancan 12
31 Pancalang Pancalang 13
32 Pasawahan Pasawahan 10
Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 377
Agropolitan dan Wisata Termaju di Jawa Barat Tahun 2027” (Pemkab Kuningan 2006).
menyusun Masterplan Agropolitan yang ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2014
dan telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11 Tahun
Pengembangan Agropolitan, yaitu Distrik Cilimus sebagai sentra produksi ubi jalar,
sebagai sentra produksi sapi potong, dan Distrik Ciawigebang sebagai sentra
berbagai hasil kajian yang meliputi infrastruktur, potensi wilayah, kesesuaian lahan,
Tabel 3. 2
Jumlah Produksi Komoditas Unggulan di Empat Distrik Pengembangan
Agropolitan Kabupaten Kuningan Tahun 2014-2016
Distrik Komoditas Jumlah Produksi
Pengembangan Unggulan Satuan 2014 2015 2016
Agropolitan
Cilimus Ubi jalar Ton 103.330 101.212 104.833
potong
merah
yaitu gambaran makro dan gambaran mikro atau sektoral. Gambaran makro
produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi (LPE) yang digambarkan
dengan data pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Kabupaten Kuningan
Kuningan dari tahun 2003 – 2006 terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke
tahun. Peningkatan ini tentunya perlu terus didorong dan dipicu agar kinerja produksi
Untuk lebih jelasnya mengenai PDRB Kabupaten Kuningan lihat Tabel III.1 di bawah
ini :
Tabel III.1
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Kuningan Menurut Katagori
Lapangan Usaha Tahun 2011 — 2016
(PERSEN)
Besarnya peranan dari masing-masing sektor terhadap total PDRB, dapat memberikan
Dari tahun ke tahun sektor pertanian merupakan kontribusi terbesar dalam PDRB
Kabupaten Kuningan pada tahun 2006 mencapai angka sebesar 3,99% dengan nilai
PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 3.308,5 milyar rupiah yang mengalami
kenaikan dibanding tahun 2005 dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3,95%
Jika diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi
hotel dan restoran sebesar 8,87%, diikuti oleh sektor industri pengolahan 7,98%.
7,48%. Keempat adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,18%. Selanjutnya
penggalian yaitu sebesar 1,76%. Ketujuh sektor pertanian sebesar 1,46%, disusul
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 1,05%. Terakhir sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,55%. Untuk lebih jelasnya laju pertumbuhan
Gambar 3.3
Grafik PDRB Kabupaten Kuningan Tahun 2008 - 2016
( Triliun Rp. )
yaitu sebesar 41,65%. Sementara distribusi sektor listrik, gas dan air bersih hanya
PDRB Kabupaten Kuningan namun jika dilihat data seriesnya, sektor pertanian
mengalami penurunan.
Perekonomian Kabupaten Kuningan pada tahun 2015 tumbuh sebesar 74,11% ini
berarti sedikit lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 73,70%.
Gambar 3.4
Grafik Kontribusi PDRB Menurut Katagori Lapangan Usaha
Kabupaten Kuningan Tahun 2015 — 2016 (persen)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan pada tahun 2016
atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 18,57 Triliun sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan tercatat sebesar Rp. 13,98 Triliun. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,58
Triliun atau meningkat sebesar 9,20% dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan
PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 0,80 Triliun
hingga tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga
berlaku pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 9,82 Triliun dan meningkat hingga
menjadi Rp. 18,57 Triliun di tahun 2016. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar
harga konstan yang mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13,98 Triliun di
tahun 2016, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup baik.
Nilai Tambah Bruto (NTB) dari sektor Primer pada tahun 2016 adalah sebesar Rp.
4,75 Triliun atau tumbuh sebesar Rp. 0,37 Triliun dari tahun 2015. Sektor Primer
secara Total menyumbang 25,25% dari total NTB yang diproduksi oleh penduduk
Kabupaten Kuningan di tahun 2016 atau turun dari tahun 2015 yang menyumbang
BAB IV
A. KERANGKA PENDEKATAN
Merupakan pendekatan yang berbasis kondisi eksisting fakta lapangan dari tentang
Kuningan.
langsung ke wilayah studi dengan cara menggali informasi yang utuh di lapangan
tentang data dan informasi mengenai kajian pembentukan sentra IKM yang ada di
1. Daerah Penelitian
2. Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,
b. Data Sekunder, yaitu data yang bukan diperoleh sendiri oleh peneliti.
Tabel 4.1.
Data-data yang diperlukan Untuk Kajian Profile Sentra-sentra industri
5 Data-data pendukung
lainnya (rujukan)
dengan metoda wawancara dan survai. Selanjutnya dalam tahap analisis data dan
Metodologi survai dan pengumpulan data mencakup kegitan survai lapangan dan
survai instansional yang berlokasi di Kab. Kuningan. Pengumpulan data secara umum
terbagi dalam dua kegiatan yaitu (1) survai lapangan; dan (2). Survay instansional.
Dalam kajian ini akan digunakan 2 (dua) metode teknik analisis data, meliputi:
a. Analisis Deskriptif
tabulasi data.
b. Metode Kuantitatif
Analisis dengan mengolah data dari hasil kajian yang telah dinyatakan dalam
obyek yang diteliti. Dalam kajian ini alat analisis yang digunakan adalah distribusi
(kontribusi), dari masing-masing objek data yang berasal dari hasil data
dilapangan.
komoditi di suatu wilayah dengan 8 kriteria seperti pada Tabel dibawah ini :
Kurang =1
5 Cukup =2
Kontinuitas Lancar =3
7 Teknologi Sederhana = 1
10 Madya =2
Tinggi =3
8 Sarana dan Prasarana Kurang =1
10 Memadai = 2
Lengkap =3
BAB V
oleh perkembangan yang terjadi di wilayah di sekitarnya baik lingkup Jawa Barat
dalam kerangka Kebijakan Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, perancangan
lingkup regional tersebut. Provinsi Jawa Barat melalui Rencana Tata Ruang Wilayah
untuk kawasan itu sendiri dan sekitarnya yang diharapkan bisa mewujudkan
untuk menjadi kawasan agribisnis yang didukung oleh sektor industri, perdagangan
dan jasa, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan,
Secara umum Kebijakan Tata Ruang Wilayah Jawa Barat tersebut menunjukan
tidak dilakukan dengan intensitas yang sama di setiap bagian wilayah Jawa Barat.
Wilayah selatan Jawa Barat mendapat penekanan yang lebih rendah dari wilayah
utara dan tengah karena daya dukung dan daya tampungnya relatif lebih terbatas
sebagai akibat dari luasnya kawasan berfungsi lindung di wilayah tersebut. Dengan
aktivitas ekonomi dan penduduk akan lebih banyak berlangsung di wilayah utara dan
industri pengolahan baik berbasis pertanian maupun non pertanian, permukiman, dan
Namun demikian, daerah di wilayah ini tidak memiliki peluang yang sama untuk
Kabupaten Kuningan yang memiliki kawasan berfungsi lindung cukup luas, terutama
kualitas dan fungsi sumberdaya alam dan lingkungan sebagai sistem penyangga
pilihan yang paling rasional bagi Kabupaten Kuningan adalah memposisikan diri
sebagai Kabupaten penghasil produk pertanian dan penyedia berbagai jenis jasa
pesat dalam konteks regional terutama terletak pada pengelolaan sub-sub wilayah
adalah :
1. Tape Ketan
Salah satu makanan khas yang laris manis dijadikan oleh-oleh adalah peuyeum
ketan atau tenar disebut tape ketan Kuningan. Makanan khas Kuningan ini, terbuat
dari bahan beras ketan yang dipermentasi. Dibungkus dengan daun jambu air,
Menuju ke sana, bisa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Tapi bagi
berminat bisa membeli di toko oleh-oleh yang banyak bertebaran di sepanjang jalan
arah Kuningan-Cirebon.
Di Tarikolot, ada dua pengrajin tape yang paling terkenal, yakni Sari Asih dan
Pamella. Bisa dikatakan, mereka adalah pengrajin tape pionir. Produksi tape itu
sendiri kebanyakan dikelola dengan pola industri rumah tangga. Pekerjanya pun
kebanyakan warga di kampung itu sendiri. Rata-rata ibu rumah tangga. Jadi industri
2. Minuman Kesehatan
Minuman Jeruk Nipis Peras merupakan salah satu minuman yang kini menjadi
“JENIPER”. Jeniper sendiri singkatan dari jeruk nipis peras, dimana minuman ini
banyak sekali memiliki khasiat untuk kesehatan tubuh anda. Oleh sebab itu minuman
jeniper ini selalu banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke kota kuningan
Jeruk nipis sendiri merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan vitamin C
atau antioksidan cukup banyak. Hal itu yang menjadikan jeniper merupakan salah
Minuman jeniper sendiri tersedia dalam dua jenis, yakni jenis yang siap minum dan
juga yang jenis sirup. Untuk jenis siap minum dikemas dalam botol kecil sedangkan
untuk yang jenis sirup dikemas dalam kemasan yang lumayan besar.
Saat ini banyak sekali toko oleh-oleh khas kuningan yang menjual jeruk nipis peras,
baik yang siap minum ataupun yang sirup. Untuk yang siap minum dijual per dus,
dimana dalam satu dus tersebut berisi kurang lebih 10 botol yang siap minum.
anda bisa melihat langsung proses produksinya, itupun jika anda kesana bertepatan
Disana anda akan mendapatkan harga yang berbeda dibandingkan dengan anda
Kuningan-Cirebon.
3. Tahu Kopeci
Tahu merupakan panganan yang diolah dari biji kedelai melalui proses
nusantara.
Tahu Kopeci bentuknya sama seperti Tahu Sumedang dan sama-sama dikemas
dengan keranjang anyaman. Namun ada yang membuat tahu ini berbeda yakni
apabila setelah digoreng tidak kopong, tetap padat berisi, lebih mengenyangkan dan
juga lebih gurih. Komposisi tahu yang memiliki kepadatan dan gurih ini, salah satunya
oleh cara pembuatan dan penggunaan air yang jernih. Sebab, tidak sedikit jumlah
pengolahan.
Kopeci ini dijual dengan harga Rp 500 per buah, dan kalau beli dengan jumlah yang
banyak Tahu Kopeci akan dibungkus dengan tempat khusus yang terbuat dari bambu.
Sebagai pelengkap para pedagang Tahu juga menyedia lontong dan susu kedelai,
yang akan membuat menyantap Tahu khas Kuningan ini kian nikmat. Gigitan pertama
terasa renyah dan ranum di luar, gigitan kedua terasa gurih dan lembut memberikan
sensasi hangat di mulut. Gigitan selanjutnya, lidah tak mau berhenti bergoyang.
Mengingat rasanya yang lezat, Tahu Kopeci kerap dijadikan oleh-oleh khas Kuningan.
4. Batik Kuningan
Batik merupakan salah satu kerajinan yang telah ditetapkan UNESCO sebagai
warisan budaya bangsa Indonesia. Sebuah jati diri bangsa melalui seni kerajinan yang
sudah diakui dunia ini ternyata hampir semua daerah di Indonesia memiliki ciri khas
tersendiri dalam menciptakan seni lukis batik. Salah satunya di Kabupaten Kuningan,
Jawa Barat, yang menjadikan seni lukis batik menjadi terasa indah di tangan para
ahlinya. Paduan antara nilai sejarah dengan keindahan dalam melukis menjadi
menarik jika dilihat. Kuningan memiliki keberagaman budaya, sejarah dan ciri khas
daerah yang sudah lebih dulu dikenal, seperti Kuda Kuningan “Si Windu”, Ikan Dewa,
keindahan Ciremai, Gedung Linggarjati, dan lainnya. Nah, sebagai salah satu tujuan
Bukan hanya itu saja, Anda pun bisa melihat proses pembuatan yang terbilang cukup
Anda bisa mampir ke sebuah tempat penghasil kerajinan batik Kuningan di Nisya
Disini Anda dapat melihat bagaimana batik khas Kuningan dibuat di tangan-tangan
para ahlinya. Di mulai dari membuat mal design, motif, melukis dengan canting,
mewarnai hingga membuat kemeja ataupun lainnya sesuai keperluan dan pesanan.
Batik telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, sehingga
tidak berlebihan jika setiap daerah di Indonesia saat ini berupaya untuk
lapangan kerja disamping tetap menghargai dan mencintai hasil budaya sendiri.
Untuk mengembangkan hal ini, tentu sangat diperlukan peran pemerintah baik pusat
maupun daerah terutama dalam penyediaan bahan baku yang mudah dan murah
serta adanya peraturan seperti diwajibkannya baju seragam batik untuk pegawai
5. Pengolahan Susu
CV. MULTI MURNI PRIMA merupakan industri pengolahan susu sapi murni,
Cahaya Dluha Home Industry adalah usaha yang bergerak dibidang Olahan
Susu Sapi Pasteurisasi & Yoghurt, Yoghurt, Salad Yoghurt, Susu Sapi Rempah-
tersebut yang bahan bakunya masih bergantung pada pasokan dari luar Kuningan.
Luas areal bawang merah di Kabupaten Kuningan mencapai 200 hektare adapun
varietas yang paling banyak dibudidayakan petani adalah varietas sumenep yang
pasar modern .
1. BAWANG TUNGGAL
2. MEKAR ASIH
Dari Data Rekapitulasi Komoditi Industri Kecil Dan Menengah ( IKM ) Kabupaten
Kuningan Tahun 2016 yang telah dibagi menjadi 4 wilayah / distrik yaitu :
1. Distrik Kuningan
2. Distrik Cilimus
3. Distrik Ciawigebang
4. Distrik Luragung
Tabel V.1. Rekapitulasi Unit Usaha, Tenaga Kerja & Nilai Investasi per Distrik
JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN USAHA KERJA INVESTA KET
(Orang) SI (Juta
Rp)
1 KUNINGAN 695 2.064 9.881
2 CIGUGUR 163 523 3.194
3 NUSAHERANG 74 168 1.480
4 KADUGEDE 199 495 2.389
I KUNINGAN
5 DARMA 215 714 3.482
6 SELAJAMBE 56 170 1.554
7 HANTARA 116 230 1.968
8 CINIRU 88 243 1.223
JUMLAH 1.606 4.607 25.171
JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN USAHA KERJA INVESTA KET
(Orang) SI (Juta
Rp)
1 CILIMUS 235 706 12.443
2 CIGANDAMEKAR 183 623 4.608
3 CIPICUNG 64 156 2.073
JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN KET
USAHA KERJA INVESTASI
(Orang) (Juta Rp)
1 CIAWIGEBANG 288 778 6.553
2 LEBAKWANGI 75 283 2.630
3 GARAWANGI 151 669 5.237
III CIAWIGEBANG
4 SINDANGAGUNG 96 331 3.121
5 KALIMANGGIS 55 124 1.242
6 CIDAHU 59 129 1.203
JUMLAH
UNIT TENGA NILAI
NO DISTRIK KECAMATAN KET
USAHA KERJA INVESTASI
(Orang) (Juta Rp)
1 LURAGUNG 65 156 1.692
2 CIWARU 56 109 539
3 KARANG 24 38 580
KENCANA
4 CIBEUREUM 88 463 2.589
IV LURAGUNG 5 CIBINGBIN 74 225 1.876
6 CIMAHI 29 99 1.173
7 CILEBAK 39 113 571
8 SUBANG 73 126 1.219
9 MALEBER 67 156 1.290
JUMLAH 515 1.485 11.529
TENAGA
REKAPITULASI UNIT NILAI INVESTASI (Juta
KERJA KETERANGAN
DISTRIK USAHA Rp)
(Orang)
JUMLAH 3.837 11.306 86.844,000 104 KOMODITI
*Sumber : Dinas Perdagangan & Perindustian Kuningan 2017
JUMLAH
3.837 11.306 86,844
KOMULTIF
BAB VI
Kajian Profile Sentra Industri di Kabupaten Kuningan secara umum ingin mengetahui
apakah IKM yang ada di setiap kecamatan di Kabupaten Kuningan dapat dibentuk
pemasaran;
e. Mampu menyerap tenaga kerja minimal sebanyak 40 (empat puluh) orang dalam
kawasan sentra;
Penilaian ini digunakan oleh Instansi yang membidangi Koperasi dan IKM untuk
oleh Kementerian Koperasi dan IKM. Sebuah sentra yang akan dibina diusulkan oleh
Tabel VI.1. Data Perkembangan Potensi Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
Di Kabupaten Kuningan s/d Tahun 2016
Dari Data Tabel di atas dengan mengambil data di 4 distrik Kuningan, Cilimus,
Ciawigebang dan Luragung dari tahun 2015 s/d 2016, jumlah Unit Usaha mengalami
peningkatan dari 3.735 unit usaha menjadi 3.837, jumlah Tenaga Kerja dari 10.686
orang menjadi 11.306 orang dan Nilai Investasi otomatis juga mengalami peningkatan
Gambar VI.1. Grafik Perkembangan Potensi Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
Di Kabupaten Kuningan s/d Tahun 2016
Dari data pada Tabel VI.1 di atas dan telah dilakukan penilaian untuk mendapatkan
potensi sentra IKM dengan menggunakan system pola penilaian seperti di bawah ini :
3. Jumlah Serapan Tenaga Kerja, Jika jumlah total serapan tenaga kerja di
wilayah tersebut :
4. Pemakaian Bahan Baku lokal, Jika jumlah persentase pemakaian bahan baku
(L=lokal, I=Import) :
Kurang nilai 1
Memadai nilai 2
Lengkap nilai 3
yaitu :
1. Distrik Kuningan,
2. Distrik Cilimus,
3. Distrik Ciawigebang,
4. Distrik Luragung,
Akan dihasilkan Laporan Hasil Penilaian Tabel VI.2. Potensi Produk Industri Kecil
dan mengalami banyak kemajuan baik dari Jumlah IKM, serapan tenaga kerja, dan
yang akan terus berkembang dan digemari pembeli lokal ataupun manca negara,
setelah kami lakukan penilaian maka didapat Tabel seperti di atas, yang kami berikan
Dari hasil Tabel penilaian diatas dengan melihat posisi peringkat / rangking dapat
Kueh Kering dan Tahu KOPECI di wilayah Kecamatan Kuningan dengan nilai
investasi Rp. 9,8 Milyar dan Rangking 2 (dua) komoditi potensialnya adalah
Jagung Goreng Marning dan Kerupuk Metal di wilayah Kecamatan Darma dengan
nilai investasi Rp. 3,4 Milyar. Selanjutnya menempati Rangking 3 (tiga) sampai 8
diwilayah Kecamatan Cigugur, rangking 3 (tiga) dengan nilai investasi Rp. 3,1
Sale Pisang, Rangking 7 (tujuh) produk Emping Mlinjo dan Rangking 8 (delapan)
Kripik Singkong.
Jalar ( Pasta Ubi Jalar) dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah Kecamatan
Cilimus, yaitu PT. GALIH ESETIKA perusahaan Export produk pasta ubi jalar ke
Jepang dan Korea, dengan nilai investasi sebesar Rp. 12,4 Milyar dan Rangking 2
(dua) produk Roti, banyak terdapat pabrik home industri di wilayah Kecamatan
Cigandamekar yang memproduksi roti berbagai rasa dengan nilai total investasi
sebesar Rp. 4,6 Milyar, Rangking 3 (tiga) produk Bawang Goreng dan Batik
bawang goreng untuk kebutuhan mie instant INDOFOOD, dengan nilai total
investasi sebesar Rp. 3,5 Milyar. Selanjutnya Rangking 4 (empat) produk Tahu,
Tempe dan Nata De Coco dengan total investasi sebesar Rp. 3,1 Milyar, Rangking
industri rumahan yaitu Jahe Instan, Stik Ubi Jalar, Opak Bakar, Kripik Singkong
perusahaan pabrik Minuman syrup Jeruk Nipis merk JENIPER, dengan nilai
investasi sebesar Rp. 6,5 Milyar. Minuman Syrup Jeruk Nipis Peras ini sudah
total nilai investasi sebesar Rp. 5,2 Milyar. Rangking 3 (tiga) adalah produk
makanan ringan Gemblong, yaitu produk industri rumahan makanan ringan yang
terbuat dari singkong dan digoreng dengan nilai total investasi sebesar Rp. 3,1
cuhcur.
Tape Ketan khas Kuningan. Salah satu makanan khas yang laris manis dijadikan
oleh-oleh adalah peuyeum ketan atau tenar disebut tape ketan Kuningan.
62 KAJIAN PROFILE SENTRA INDUSTRI KAB. KUNINGAN - 2018
PROFILE SENTRA-SENTRA INDUSTRI
KABUPATEN KUNINGAN 2018
Makanan khas Kuningan ini, terbuat dari bahan beras ketan yang dipermentasi.
dibungkus dengan daun jambu air, membuat tape ketan ini lain dari yang lain.
Desa Tarikolot, salah satu desa sentra para pembuat tape. Di desa yang terletak
di Kecamatan Cibeureum, dikenal sebagai desa pengrajin tape khas Kuningan. ada
dua pengrajin tape yang paling terkenal, yakni Sari Asih dan Pamella. Bisa
dikatakan, mereka adalah pengrajin tape pionir. Produksi tape itu sendiri
kebanyakan warga di kampung itu sendiri. Rata-rata ibu rumah tangga. Jadi
industri rumahan ini, cukup lumayan dalam menyerap lapangan kerja. Dengan
total nilai investasi sebesar Rp. 2,5 Milyar. Rangking 2 (dua) masih ditempati
produk Tape Ketan dan Papais Ketan di wilayah Kecamatan Cibingbin, industri
rumahan dengan total nilai investasi sebesar Rp. 1,8 Milyar. Posisi Rangking 3
masing adalah produk Kripik Tempe, Pisang Sale, Wajit Subang, Stik Kripi Talas,
baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait, Stake holder
serta pihak swasta, adapun kelemahan dan kekurangan Industri Kecil dan Menengah
5. Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan terkadang label tidak sesuai
dengan isi.
6. Minimnya permodalan.
BAB VII
KESIMPULAN
KESIMPULAN :
1. Secara umum Kebijakan Tata Ruang Wilayah Jawa Barat tersebut menunjukan
dan lingkungan hidup) tidak dilakukan dengan intensitas yang sama di setiap
bagian wilayah Jawa Barat. Wilayah selatan Jawa Barat mendapat penekanan
yang lebih rendah dari wilayah utara dan tengah karena daya dukung dan daya
tampungnya relatif lebih terbatas sebagai akibat dari luasnya kawasan berfungsi
jangka menengah maupun panjang aktivitas ekonomi dan penduduk akan lebih
daerah di wilayah ini tidak memiliki peluang yang sama untuk memanfaatkannya
yang memiliki kawasan berfungsi lindung cukup luas, terutama di wilayah barat
dalam berbagai bentuk yang pada gilirannya akan memerosotkan kualitas dan
hingga tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB atas dasar harga
berlaku pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp. 9,82 Triliun dan meningkat hingga
menjadi Rp. 18,57 Triliun di tahun 2016. Begitu pula dengan nilai PDRB atas dasar
harga konstan yang mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 13,98 Triliun di
tahun 2016, pertumbuhan ini meskipun tidak terlalu tinggi namun relatif cukup
baik.
3. Definisi Sentra menurut Setiawan, merupakan unit kecil kawasan yang memilik
merupakan area yang lebih khusus untuk suatu komoditi kegiatan ekonomi yang
telah terbentuk secara alami yang ditunjang oleh sarana untuk berkembangnya
produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil dan
menengah.
produk Kueh Kering dan Tahu KOPECI di wilayah Kecamatan Kuningan dan
Kecamatan Darma.
Jadi pada Distrik 1 Kuningan yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi
Ubi Jalar ( Pasta Ubi Jalar) dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah
Cigandamekar.
Jadi pada Distrik 2 Cilimus yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi
1. Pasta Ubi Jalar dan Air Minum Dalam Kemasan di wilayah Kecamatan
Cilimus.
Jadi pada Distrik 4 Luragung yang memungkinkan bisa untuk dijadikan potensi
e. Kemasan sangat sederhana, tidak menarik dan terkadang label tidak sesuai
dengan isi.
f. Minimnya permodalan.