Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI JENIS-JENIS SATELIT METEOROLOGI ORBIT

POLAR DAN GEOSTATIONER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PJ Atmosfer yang
diampu oleh:

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, MT.


Riki Ridwana, S.Pd., M.Sc.

Dibuat Oleh :
Ayi Susandi (1807945)

PROGRAM STUDI SAINS INFORMASI GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITASI PENDIDKAN INDONESIA

2021
1. Orbit Polar
Orbit Polar adalah yang satelit  mengelilingi bumi berada dekat
atau melewati daerah kutub bumi, dengan eksentrisitas orbital sama
dengan 900 jika dilihat dari garis khatulistiwa.
Jadi Satelit polar mengorbit hampir paralel dengan garis meridien 
bumi. Mereka melewati kutub utara dan kutub selatan bumi tiap
kali revolusi bumi. Saat bumi berotasi menuju timur dibawah satelit, tiap
monitor mengoperkan gambar kebarat sehingga menghasilkan gambar
dengan area yang lebih besar.
Orbit polar sering digunakan untuk pemetaan muka
bumi, observasi muka bumi,  satelit pengintai dan beberapa satelit cuaca. 
Selain itu ada juga yang menggunakan satelit jenis ini untuk komunikasi. 
Kekurangan dari satelit polar adalah bahwa tidak ada satu tempat
di permukaan bumi dapat dirasakan terus menerus dari satelit dalam orbit
kutub. Satelit polar tidak tepat pada satu tempat di bumi, melainkan
berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain.

Posisi satelit pada orbitnya ada tiga macam yaitu:


 Low Earth Orbit (LEO): 500-2,000 km diatas permukaan bumi.
 Medium Earth Orbit (MEO): 8,000-20,000 km diats permukaan bumi.
 Geosynchronous Orbit (GEO): 35,786 km diatas permukaan bumi.
Yang dihasilkan oleh satelit polar antara lain :
 Lokasi, intensitas dan pergerakan badai tropis
 Deteksi kebakaran hutan
 Deteksi debu vulkanik (Volcanic ash detection)
 Local sounding
 Deteksi awan rendah dan kabut
 Analisa tipe awan, NDVI, SST dan LST, OLR
 Pemantauan ozon total

Satelit polar yang digunakan dalam bidang meteorologi ; Polar


Operational Enviromental Satellite (POES) contohnya DMSP, NOAA,
TRMM,METOP-2,FY-3, METEOR, Terra dan Aqua.
A. NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Sensor pada misi NOAA yang relevan untuk pengamatan bumi
adalah Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) Menurut
orbit satelit,NOAA dibagi menjadi dua macam yaitu orbit geostasioner
dan orbit polar. Satelit NOAA dengan orbit polar adalah satelit yang
memonitor bumi pada ketinggian 540 mil di atas permukaan bumi
(NOAA 2008).
Spesifikasi NOAA

B. DMSP (Defense Meteorological Satellite Program)


Parameter orbit DMSP: Sun-synchronous polar orbits, ketinggian
811 - 853 km (nominal 833 km), kemiringan = 98,9o, periode = 101,6
menit, biasanya ada dua satelit yang beroperasi pada satu waktu (satu di
pagi hari) dan satu di waktu penyeberangan ekuator di pagi hari). Selama
lebih dari 30 tahun, program DMSP militer AS, dengan satelit orbit kutub
LEO (ketinggian 830 km), sebenarnya merupakan sistem paralel penuh
dengan seri NOAA-POES, program satelit cuaca sipil LEO AS di orbit
kutub.
C. TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission)
TRMM distabilkan tiga sumbu menggunakan bias momentum nol
(dirancang dan dibangun di GSFC). Mode misi pengarah Bumi nominal
memerlukan rotasi satu kali per orbit di sekitar sumbu y pesawat ruang
angkasa. Perangkat keras penentuan sikap terdiri dari ESA (Earth Sensor
Assembly), DSS (Digital Sun Sensor), CSS (Coarse Sun Sensor), TAM
(Three-Axis Magnetometer), dan sensor kecepatan gyroscopic.
D. Fengyun – 3
Satelit seri FY-3 memantau bencana meteorologi skala besar,
bencana alam sekunder akibat cuaca dan perubahan lingkungan, dan
menyediakan parameter geofisika untuk penelitian ilmiah dalam
perubahan iklim dan variabilitasnya, diagnosis iklim, dan prediksinya.
Seri FY-3 menyajikan informasi meteorologi global dan regional untuk
penerbangan, navigasi laut, pertanian, kehutanan, aktivitas kelautan,
hidrologi, dan banyak sektor ekonomi lainnya.

E. Modis Terra/Aqua
MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer)
merupakan salah satu instrumen milik Amerika Serikat yang diletakkan
pada satelit Terra milik Jepang. MODIS ini diluncurkan pada 18
Desember 1999.
Spesifikasi Terra

2. Orbit Geostationer

Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di


atas ekuator Bumi (lintang 0°), dengan eksentrisitas orbital sama dengan
nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan
tampak diam (tidak bergerak) diangkasa karena periode orbit
objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan perioda rotasi Bumi.
Satelit geostasioner memiliki posisi tetap yaitu pada lintang
0°, perbedaan lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit
geostasioner memiliki kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan rotasi
bumi. Oleh karena itulah satelit ini seakan-akan terlihat diam pada satu
titik jika dipantau dari permukaan bumi.
Akan tetapi satelit geostasioner memiliki kekurangan
dalam resolusi ruang. Area yang diamati terbatas hanya pada area tertentu
saja. Selain itu resolusi wilayahnya terlalu kasar karena letak satelit
geostasioner yang tinggi. Oleh karena itu satelit geostasioner lemah
dalam pencitraan pada ruang sempit tapi cocok untuk memonitor sistem
cuaca besar.

Hasil pengamatan satelit geostationer untuk meteorology dan klimatologi

 Lokasi, intensitas, dan pergerakan  badai tropis,


 Deteksi debu vulkanik (Volcanic ash detection)
 Pergerakan awan, angin, dan uap air
 Deteksi kabut dan awan rendah
 Analisa tipe awan, SST, LST, OLR
 Radiasi matahari, pemantauan ozon total
 Kelembaban troposfer atas
 Estimasi Presipitasi
 Sounding suhu dan kelembaban

Satelit geostasioner yang digunakan dalam


bidang meteorologi ; Geostationary Operational Enviromental Satellite
(GOES) :  GMS/MTSAT, Meteosat,INSAT,FY-2, dll.
A. Spesifikasi Karakteristik Spektrum dan Kanal Tipe GMS

B. Multi-Functional Transport Satellite (MTSAT)


Merupakan satelit cuaca yang mengamati perkembangan atmosfer
dalam rangka pencegahan dan mitigasi bencana cuaca.
Spesifikasi MTSAT
C. Meteosat
sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam program
meteorologi dunia. Program ini terdiri dari tujuh satelit. Satelit
Meteosat pertama telah menempati orbit pada 1977. Satelit Meteosat
dimiliki oleh the European Organisation Eumetsat. Saat ini, Meteosat-
5 dioperasikan dengan Meteosat-6 sebagai back-up.
Spesifikasi Meteosat
Daftar Pustaka

Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca. Presitipasi dari Data TRMM (Tropical
Rainfall Measuring Mission). [Daring] Tersedia di
http://wxmod.bppt.go.id/index.php/riset/presipitasi-trmm [Diakses 6 Maret
2021)

Syaifullah, M. D., & Nuryanto, S. (2016). Pemanfaatan Data Satelit GMS Multi
Kanal untuk Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca. Jurnal Sains & Teknologi
Modifikasi Cuaca, 17(2), 47-55.

Mahatmanto, Pratiknyo Adi. (2016). Sistem Otomatisasi Pengolahan Data Satelit


METOP-A di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Pekayon Jakarta LAPAN.
Tersedia di http://wiki-pustekdata.lapan.go.id/litbangyasa/publikasi/Makalah /
2016/17 .pdf [Diakses 6 Maret 2021)

METEOROLOGY, K. (2012, October 14). Let's study about Meteorology and


Astronomy.Retrieved from SATELIT POLAR:
http://kamusmeteorology.blogspot.com/

Loppies, R. (2010, Oktober Kamis 14). Inderaja di Indonesia. Retrieved from


Karakteristik Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration): http://satelit-inderaja.blogspot.com/

NOAA. (2021, Maret 07). Specifications GOES. Retrieved from NOAA Satellite
Informastion System : https://www.noaasis.noaa.gov

Anda mungkin juga menyukai