Anda di halaman 1dari 25

PEMANFAATAN CITRA SENTINEL-2A

UNTUK ANALISIS PERSEBARAN DAN KERAPATAN VEGETASI

MENGGUNAKAN METODE NDVI DI KABUPATEN SUKABUMI

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

dosen pengampu Siti Hamidah, M.Pd

oleh:

Kelompok 2

Alifiah Marenti 1804819

Alvien Hanif Ramadhan 1805475

Ayi Susandi 1807945

Bella Melania Damanik 1807273

PROGRAM STUDI SAINS INFORMASI GEOGRAFI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
PEMANFAATAN CITRA SENTINEL-2A UNTUK ANALISIS
PERSEBARAN DAN KERAPATAN VEGETASI MENGGUNAKAN
METODE NDVI DI KABUPATEN SUKABUMI

Alifiah Marenti1, Alvien Hanif Ramadhan2, Ayi Susandi3, Bella Melania


Damanik4
Mahasiswa Program Studi Sains Informasi Geografi/Departemen Pendidikan
Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia, 2020

ABSTRAK

Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa Barat dengan luas


mencapai 4.100 km2. Kabupaten Sukabumi juga merupakan kabupaten terluas
kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Sebagai
wilayah administrasi, kabupaten Sukabumi menjadi tempat terpusatnya
berbagai macam aktivitas, seperti dalam sektor perdagangan sampai sektor
pariwisata. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
pola persebaran, tingkat kerapatan vegetasi, sebaran vegetasi
menggunakan teknik NDVI, dan juga untuk mengetahui hasil analisis dari
teknik NDVI tersebut bagi kerapatan dan persebaran vegetasi di
Kabupaten Sukabumi. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan spektral
dan menggunakan algoritma NDVI untuk mengetahui pesebaran dan kerapan
vegetasi di Kabupaten Sukabumi. Kemudian, untuk teknik pengambilan data
berupa data citra satelit Sentinel 2-A untuk Kabupaten Sukabumi dan
pengambilan data sampling.

2
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
A. Latar Belakang Masalah................................................................................6
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
E. Metode Penelitian.........................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................9
A. Landasan Teori Umum..................................................................................9
B. Landasan Teori Khusus...............................................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PEMBAHASAN....................................................................................................13
A. Pola Persebaran dan Kerapatan Vegetasi di Wilayah Kabupaten Sukabumi
13
B. Analisis NDVI Persebaran Vegetasi dan Kerapatan di Kabupaten
Sukabumi............................................................................................................18
BAB IV..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
A. Simpulan.....................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................22

3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Karakteristik Gelombang Tampak........................................................11
Gambar 2 Peta Indeks Vegetasi Kabupaten Sukabumi..........................................17

4
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rentang Nilai NDVI.................................................................................13
Tabel 2 Sebaran Vegetasi.......................................................................................15

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Penulis..................................................................................23


Lampiran 2 Daftar Pembagian Tugas....................................................................25

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kabupaten sukabumi adalah kabupaten terluas di Provinsi Jawa
Barat, luasnya mencapai 4.100 km2. Ibukota Kabupaten ini adalah Kota
Pelabuhan Ratu. Kabupaten Sukabumi berbatasan dengan beberapa
kabupaten, di utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, di timur
berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, dan di barat berbatasan dengan
Kabupaten lebak serta di selatan Kabupaten ini berbatasan dengan
Samudera Hindia
Sebagai wilayah administrasi, kabupaten Sukabumi menjadi
tempat terpusatnya berbagai macam aktivitas, seperti dalam sektor
perdagangan sampai sektor pariwisata. Menurut Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, ruang terbuka hijau pada wilayah kota
memiliki proporsi paling sedikit adalah 30% persen dari luas wilayah kota.
Ruang Terbuka Hijau dapat mempengaruhi udara di sekitar secara
langsung maupun tidak langsung karena ruang terbuka hijau atau vegetasi
dapat mereduksi polutan, menghasilkan oksigen dan memperbaiki kualitas
iklim serta berfungsi untuk pengontrol radiasi matahari, hal tersebut dapat
memberikan dampak positif terhadap kualitas udara.
Ruang terbuka hijau adalah kawasan yang didominasi oleh
tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai perlindungan habitat, sarana
lingkungan atau kota, pengamatan jaringan parsarana, dan sebagai
budidaya pertanian. ideal ruang terbuka hijau adalah 30% dari luas
wilayahnya namun di Indonesia hanya baru mencapai 10% dari luas
wilayahnya. (Hakim, R, 2002).
Dengan adanya teknologi pengindraan jauh pada saat ini,
memudahkan mendeteksi sebaran penutup lahan berupa vegetasi, lalu
mendeteksi pola sebaran vegetasi, kerapatan vegetasi dan juga luas

7
vegetasi di wilayah tertentu khususnya di Kabupaten Sukabumi.
Pengertian dari penginderaan jauh sendiri yaitu, gambaran lingkungan
bumi yang direkam dengan menggunakan sensor radiasi elektromagnetik
sehingga dapat diinterpretasikan dan menghasilkan informasi yang
berguna (Curran, 1985).
Dengan mengintegrasikan teknologi penginderaan jauh untuk
melihat sebaran dan kerapatan vegetasi dapat menggunakan citra satelit
Sentinel-2A. Citra satelit Sentinel-2A merupakan sebuah citra beresolusi
tinggi yang dikembangkan pada Program Copernicus Eropa yang
digunakan untuk pemantauan lingkungan (Rosina dan Kopecka, 2016).
Dengan melibatkan teknik NDVI (Normalized Difference Vegetation
Index) yang merupakan sebuah teknik transformasi citra penajaman
spektral untuk menganilisa vegetasi (Putra,2011), diharapkan mampu
mempermudah dalam mengkaji pemetaan vegetasi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola persebaran vegetasi di wilayah Kabupaten Sukabumi
berdasarkan hasil pengamatan menggunakan citra satelit Sentinel-2A?
2. Bagaimana tingkat kerapatan vegetasi di Kabupaten Sukabumi
berdasarkan hasil pengamatan menggunakan citra satelit Sentinel-2A?
3. Bagaimana sebaran vegetasi menggunakan Teknik NDVI di Kabupaten
Sukabumi?
4. Bagaimana menganalisis hasil teknik NDVI untuk kerapatan dan
persebaran vegetasi di Kabupaten Sukabumi

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pola persebaran vegetasi di Kabupaten Sukabumi.
2. Untuk mengetahui tingkat kerapatan vegetasi di Kabupaten Sukabumi.
3. Untuk mengetahui sebaran vegetasi menggunakan teknik NDVI di
Kabupaten Sukabumi
4. Untuk mengetahui analisis hasil teknik NDVI untuk kerapatan dan
persebaran vegetasi di Kabupaten Sukabumi

8
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi perkembangan IPTEK
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, manfaat
yang dapat diperoleh adalah menambah dan memberikan wawasan
keilmuan pada aspek penginderaan jauh terutama perkembangan mengenai
persebaran dan tingkat kerapatan vegetasi khususnya di Kabupaten
Sukabumi.
2. Untuk mengetahui kerapatan vegetasi dari citra satelit Sentinel 2-A dan
hasil NDVI sehingga dapat dianalisis
3. Dapat mengetahui persebaran vegetasi sehingga memudahkan analisis
Kabupaten Sukabumi dalam perencanaan penataan keruangan.

E. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan spektral dan
menggunakan algoritma NDVI untuk mengetahui pesebaran dan kerapan
vegetasi di Kabupaten Sukabumi. Kemudian, untuk teknik pengambilan
data berupa data citra satelit Sentinel 2-A untuk Kabupaten Sukabumi dan
pengambilan data sampling.

9
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Umum

1. Konsep Vegetasi
Vegetasi merupakan keseluruhan tutupan tumbuhan yang terdapat pada
wilayah di daratan. “Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis
tumbuhan disuatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan
suatu daera dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang
maupun waktu. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa
komunitas yang predominan disebut sosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis
tumbuhan yang tumbuh bersama-sama disuatu lingkungan” (Soetikno, 1990).
Penyebaran vegetasi digambarkan di suatu daerah dari segi ruang maupun
waktu. Masing-masing vegetasi memiliki komunitas yang tumbuh secara
bersama-sama pada wilayah tertentu. Mengingat vegetasi merupakan suatu
fenomena yang terus berubah, maka unit-unit vegetasi tidak dapat diterapkan
secara absolut. Analisis ialah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Dari
analisis tersebut kita dapat mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan vegetasi.

2. Pengolahan Citra
Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang
banyak melibatkan persepsi visual, baik secara konvensional maupun digital.
Pada kasus ini pengolahan citra akan dilakukan dengan digital, lebih jelasnya
dengan komputer. Pengolahan citra memiliki tujuan yaitu memperbaiki
kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin(komputer).
Jadi, input-nya adalah citra, output-nya citra pula tetapi citra output tersebut
mempunyai kualitas yang lebih baik dibanding citra input.

3. Citra Satelit Sentinel-2A

10
Citra satelit Sentinel-2A merupakan satelit observasi bumi milik
European Space Agency (ESA) yang diluncurkan pada tanggal 23 Juni 2015
di Guiana Space Centre, Kourou, French Guyana. Satelit Sentinel-2A ini
memiliki 13 saluran spektral dari saluran cahaya tampak, inframerah dekat,
serta gelombang pendek inframerah.

Gambar 1 Karakteristik Gelombang Tampak

Satelit yang dirancang untuk bertahan selama 7 tahun ini, mempunyai resolusi
spasial 10 meter, 20 meter dan 60 meter dari berbagai band yang berbeda-
beda karakteristiknya. Setiap band tersebut dapat dipadukan dengan band
lainnya agar menghasilkan suatu komposit.

B. Landasan Teori Khusus

1. Kerapatan Vegetasi
Kerapatan Vegetasi Kerapatan vegetasi adalah satu aspek yang
mempengaruhi karakteristik vegetasi dalam citra. Kerapatan vegetasi
umumnya diwujudkan dalam bentuk persentase untuk mengetahui tingkat
suatu kerapatan vegetasi. Pada penelitian Siti Imami (1998) dalam Ahmad

11
Fadly (2005) untuk mengetahui sejauh mana hubungan kerapatan vegetasi
terhadap pantulan spektralnya dengan analisis digital. Indeks vegetasi adalah
salah satu parameter yang memiliki besaran nilai vegetasi tersebut yang
didapatkan dari pengolahan data citra satelit melalui komputer sehingga
diperoleh data berupa algoritma yang bervariasi. “Secara praktis, indeks
vegetasi ini merupakan suatu transformasi matematis yang melibatkan
beberapa saluran sekaligus, dan menghasilkan citra baru yang lebih
representatif dalam menyajikan fenomena vegetasi” (Danoedoro, 2012).

2. Indeks Vegetasi
“Secara praktis, indeks vegetasi ini merupakan suatu transformasi
matematis yang melibatkan beberapa saluran sekaligus, dan menghasilkan
citra baru yang lebih representatif dalam menyajikan fenomena vegetasi”
(Danoedoro, 2012).
Model Algoritma pada transformasi indeks vegetasi yang digunakan
adalah NDVI (Normalied Difference Vegetation Index) NDVI merupakan
indeks vegetasi yang sering digunakan.

Vegetasi yang aktif melakukan fotosintesis akan menyerap sebagian


besar gelombang merah sinar matahari dan mencerminkan gelombang
inframerah dekat lebih tinggi. Vegetasi yang sudah mati atau kurang sehat
lebih banyak mencerminkan gelombang merah dan lebih sedikit pada
gelombang inframerah dekat (Maksum, Z, 2015).

NDVI dihitung berdasarkan per-piksel dari selisih normalisasi antara


kanal merah dan inframerah dekat pada citra: Rumus NDVI dapat dilihat pada
persamaan :

NDVI = (NIR-RED)/(NIR+RED)

Rentang nilai NDVI yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel berikut (Wahyunto, 2013):

Rentang Klasifikasi Kerapatan

-1<NDVI<-0,03 Lahan tidak bervegetasi

12
-0,03<NDVI<0,15 Kehijauan sangat rendah

0,15<NDVI<0,25 Kehijauan rendah

0,15<NDVI<0,25 Kehijauan sedang

0,15<NDVI<0,25 Kehijauan tinggi

Tabel 1 Rentang Nilai NDVI


3. Matriks Konfusi
Matriks Konfusi (Confusion Matrix) merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu metode klasifikasi. Pada
dasarnya confusion matrix mengandung informasi yang membandingkan hasil
klasifikasi yang dilakukan oleh sistem dengan hasil klasifikasi yang seharusnya
(Solichin, 2017). Matriks konfusi atau biasa disebut dengan matriks kesalahan
membandingkan antar basis kategori, hubungan antara data referensi yang
diketahui (ground truth) dan hasil dari klasifikasi otomatis. Dengan demikian
matriks berbentuk square dengan angka pada baris dan kolom sama dengan
angka pada kategori tingkat akurasi klasifikasi yang akan dinilai (Lillesand dan
Kiefer, 2000).

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pola Persebaran dan Kerapatan Vegetasi di Wilayah


Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi adalah sebuah kabupaten di Tatar
Pasundan, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota
Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas kedua
di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi di Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor di utara, Kabupaten
Cianjur di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Lebak di
barat. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi 40 % berbatasan dengan lautan
dan 60% merupakan daratan.

Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang relatif luas yaitu


± 419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah
sebagai berikut: Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah
62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443 Ha (24,63 %), perkebunan 95.378
Ha (22, 71%), Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %), Hutan 135. 004 Ha
(32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %). Beberapa puncak
gunung terdapat di bagian utara, diantaranya: Gunung Halimun (1.929 m
dpl), Gunung Salak (2.211 m dpl), dan yang tertinggi adalah Gunung
Gede (2.958 m dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m dpl) yang secara
administratif berada di Kecamatan Kadudampit. Di antara sungai yang
mengalir adalah Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso, yang bermuara di
Samudra Hindia.

Berdasarkan Fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa Kabupaten


Sukabumi perlu mengetahui persebaran vegetasi dan tingkat kerapatan
yang dengan adanya informasi tersebut memudahkan pemerintah dalam
pengambilan keputusan baik itu untuk pengembangan vegetasi yang sudah

14
ada ataupun dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan yang
baru. Hasil dari analisis NDVI ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi
dalam perencanaan tata ruang.

Peresebaran nilai kerapatan vegetasi yang didapatkan dari NDVI


menunjukan bahwa jika nilai mendekati angka 1 maka, vegetasi semakin
tebal dan begitu juga sebaliknya jika nilai mendekati 0 maka, vegetasi di
daerah tersebut semakin renggang.

Berikut adalah tabel sebaran vegetasi dalam persen (%)

No Nama Kelas Luas (Ha) Persentase


1. Kelas Lahan Tidak Bervegetasi 781,004 0,19%
2. Kelas Kehijauan Sangat rendah 26522,999 6.30%
3. Kelas Kehijauan Rendah 64987,170 15.44%
4. Kelas Kehijauan Sedang 64052,046 15.22%
5. Kelas Kehijauan Tinggi 264606,109 62,86%

Tabel 2 Sebaran Vegetasi

15
Gambar 2 Peta Indeks Vegetasi Kabupaten Sukabumi

16
Dari hasil Peta Indeks vegetasi diatas, kelas sebaran vegetasi
dibagi kedalam 5 kelompok yaitu : Kelas Lahan Tidak Bervegetasi,
Kehijauan Sangat Rendah, Kehijauan Rendah, Kehijauan Sedang,
Kehijauan Tinggi dan Kehijauan Sangat Tinggi.

Kelas tidak bervegetasi mempunyai luasan 781,004 ha dari luas


total wilayah Kabupaten Sukabumi . Kelas ini tersebar pada wilayah
Kecamatan Jampang tengah, Ciracap dan tegal buleud . Kelas tidak
bervegetasi ini artinya sama sekali tidak memliki vegetasi pada
wilayahnya.

Kelas kehijauan sangat rendah mempunyai luasan 26522,999 ha


dari luas total wilayah Kabupaten Sukabumi. Pola persebarannya merata
ke seluruh wilayah, terdapat banyak juga di kecamtan Ciemas, Lengkong
dan Waluran. Kelas kehijauan sangat rendah merupakan kelas yang
hanya memliki vegetasi sedikit, lahan di dominasi oleh batuan serta
lahan kosong.

Kelas kehijauan rendah memiliki luasan 64987,170 hektar dari


total luas wilayah. Vegetasi ini tersebar ke seluruh kecamatan seperti
kecamtan Jampang Tengah, Warungklara dan Cikembar. Vegetasi pada
kelas ini meliputi padang rumput dan stepa.

Kelas kehijauan sedang memiliki luasan 64052,046 hektar dari


total luas wilayah. Kehijauan rendah adalah tanaman yang berwarna
hijau dan memiliki kerapatan yang sedang dan sudah milai rapat seperti,
Semak belukar sawah dan kebun. Vegetasi pada kelas ini tersebar hampir
di seluruh wilayah kabupaten sukabumi dan yang paling banyak seperti
di kecamtan yang berbatasan dengan Cianjur seperti Purabaya dan
kecamatan Nyalindung.

Kelas kehijauan tinggi memiliki luasan 264606,109 hektar dari


total luas wilayah. Vegetasi ini tersebar ke seluruh kecamatan.
Vegetasi pada kelas ini meliputi Hutan hujan tropis dan hutan daaerah
hangat dan tegalan. Kelas kehijauan tinggi ini yang paling luas

17
diantara yang lain pada Kabupaten Sukabumi yang dalam artian
Kabupaten Sukabumi masih memiliki Vegetasi yang terjaga dan
perawatan yang baik yang menyebabkan Kabupaten sukabumi
memliki persentase yang sangat tinggi pada kelas kehijauan tinggi ini.

B. Analisis NDVI Persebaran Vegetasi dan Kerapatan di


Kabupaten Sukabumi
Penilaian tutupan lahan atau kerapatan vegetasi pada suatu waktu dapat
diturunkan melalui NDVI dari data citra yang sudah diolah.

Daerah yang memiliki vegetasi yang sangat jarang, seharusnya dapat


dilakukan reboisasi. Dengan melakukan reboisasi maka dapat menjaga
kualitas udara dan air di daearah. Didaerah yang memiliki vegetasi yang
jarang dapat dilakukan reboisasi atau penggunaan wilayah sebagai daerah
pertanian atau perkebunan. Dengan pertanian dan perkebunan maka akan
menambah produktivitas tanah untuk menambah penghasilan dari
penanaman dalam bidang pertanian maupun perkebunan. Pada daerah yang
memiliki kerapatan vegetasi sedang, dapat digunakan sebagai tempat
wisata. Dengan cara mengubah wilayah tersebut menjadi taman bermain,
taman hijau, ataupun wisata penanaman pohon. Dengan mengubah menjadi
tempat wisata maka akan menambah pendapatan masyarakat dan dapat
dikenal masyarakat dalam maupun luar sehingga banyak yang berkunjung
ke tempat wisata tersebut. Pada kelas kehijauan tinggi yang memiliki
vegetasi sangat rapat dapat tetap digunakan sebagai hutan yang terus
terawasi dan terawat. Hutan sangat efektif untuk mengurangi pemasan
global, maka dari itu sukabumi berkontribusi dalam mengurangi emisi gas
karbon dan suhu rata-rata bumi. Pada, Kelas kehijuan rendah merupakan
daerah lahan basah. Pada daerah ini dapat digunakan sebagai tambak garam,
hutan mangrove ataupun tambak ikan. Dengan demikian masyarakat dapat
lebih produktif dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

Data yang didapat dari citra NDVI dapat dikorelasikan dengan citra
Sentinel-2A. Wilayah Kabupaten Sukabumi sebagian besar masih memiliki
lahan hijau yang tersebar di seluruh wilayah. . Dengan demikian wilayah

18
Kabupaten Sukabumi masih dikategorikan sebagai kabupaten yang masih
memiliki vegetasi yang terjaga dengan baik walaupun Kabupaten Sukabumi
selalu mengadakan berbagai macam pembangunan.

19
BAB IV

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pola persebaran vegetasi di
Kabupaten Sukabumi tersebar dalam 5 kelas dengan tingkat kerapatan
vegetasi masing-masing, yakni kelas lahan tidak bervegetasi sebanyak
0,19%, kelas kehijauan sangat rendah sebesar 6,30%, kelas kehijauan
rendah sebesar 15,44%, kelas kehijauan sedang sebesar 15,22%, dan kelas
kehijauan tinggi sebesar 62,86%.
Sedangkan untuk sebaran vegetasi menggunakan teknik NDVI, sebagian
besar wilayah Kabupaten Sukabumi masih memiliki lahan hijau yang
tersebar di seluruh wilayah dan masih dikategorikan sebagai kabupaten
yang masih memiliki vegetasi yang terjaga dengan baik.
B. Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

Andini, S. W., Prasetyo, Y., & Sukmono, A. (2018). Analisis Sebaran


Vegetasi dengan Citra Satelit Sentinel Menggunakan Metode NDVI dan
Segmentasi. Jurnal Geodesi Undip, 7(1), 14-24.

Nurmalasari, I., & Santosa, S. H. M. B. (2018). Pemanfaatan Citra


Sentinel-2A untuk Estimasi Produksi Pucuk Teh di Sebagian Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Bumi Indonesia, 7(1).

Solichin, A. 2017. Mengukur Kinerja Algoritma Klasifikasi Dengan


Confusion Matrix. http://achmatim.net/2017/03/19/mengukurkinerja-algoritma-
klasifikasi dengan confusion-matrix/ diakses pada 24 Maret 2020

21
LAMPIRAN
Lampiran 1 Identitas Penulis

Penulis 1 :
Nama lengkap : Alifiah Marenti
Nama panggilan : Fia/Alifia
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 12 Maret 1999
Alamat : Jl. Geger Kalong Girang No. 45 Gg. Geger Sari, RT.02/001 Kel.
Geger Kalong, Kec. Sukasari, Bandung
Riwayat pendidikan :
SDN Sunter Agung 13 PG
SMPN 116 Jakarta
SMAN 80 jakarta
No. Hp : 089678300444
Email : alifiamarenti3@gmail.com
Motto hidup : kerjakan saja
Hobi : membaca webtoon
Penulis 2 :
Nama lengkap : Alvien Hanif Ramadhan
Nama panggilan : Shawn
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 21 November 2000
Alamat : Jl. Geger Kalong Girang No. 71B
Riwayat pendidikan :
SDIT Nurul Fikri Depok
SMP IPB Soedirman Jakarta Timur
SMAN 4 Depok
No. Hp : 085811875626
Email : nbvautomatic@gmail.com
Motto hidup : Jangan jauh-jauh dari Allah
Hobi : Cuci kaki

22
Penulis 3 :
Nama lengkap : Ayi Susandi
Nama panggilan : Ayi
Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 04 Juni 1999
Alamat : Jln. Cipaku Indah V No. 18A
Riwayat pendidikan :
SD 3 Pamalayan
SMP N 1 Ciamis
SMA Pribadi Depok
No. Hp : 081394514365
Email : asusid04@gmail.com
Motto hidup : tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
Hobi : Cuci Tangan
Penulis 4 :
Nama lengkap : Bella Melania Damanik
Nama panggilan : Bella
Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 31 Desember 1999
Alamat : Jl. Cidadap Hilir No. 55/169 A
Riwayat pendidikan :
TK PGRI Andhika
SDN Cijambe Tengah
SMPN 1 Kota Sukabumi
SMAN 1 Kota Sukabumi
No. Hp : 085603811375
Email : bellameldmnik31@gmail.com
Motto hidup : hasil tidak akan mengkhianati usaha
Hobi : mendengarkan musik

23
Lampiran 2 Daftar Pembagian Tugas
JUDUL : Pemanfaatan Citra Sentinel-2A untuk
Analisis Persebaran dan Kerapatan Vegetasi Menggunakan Metode NDVI
di Kabupaten Sukabumi
JURUSAN : Sains Informasi Geografi
ANGGOTA : Alifiah Marenti
Alvien Hanif Ramadhan
Ayi Susandi
Bella Melania Damanik

KELENGKAPAN KETERANGAN

HALAMAN SAMPUL Bella Melania Damanik


ABSTRAK Bella Melania Damanik
DAFTAR ISI Bella Melania Damanik
DAFTAR GAMBAR Bella Melania Damanik
DAFTAR TABEL Bella Melania Damanik
DAFTAR LAMPIRAN Bella Melania Damanik
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Alifiah Marenti
Rumusan Masalah Alifiah Marenti
Tujuan Penelitian Alifiah Marenti
Manfaat Penelitian Alifiah Marenti
Metode Penelitian Alifiah Marenti
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori Umum Alvien Hanif Ramadhan
Landasan Teori khusus Alvien Hanif Ramadhan
BAB III PEMBAHASAN
Pola Persebaran dan Kerapatan Ayi Susandi
Vegetasi di Wilayah Kabupaten
Sukabumi
Analisis NDVI Persebaran Vegetasi Ayi Susandi
dan Kerapatan di Kabupaten
Sukabumi
BAB IV PENUTUP
Simpulan Bella Melania Damanik
Saran Bella Melania Damanik
DAFTAR PUSTAKA Bella Melania Damanik
LAMPIRAN Bella Melania Damanik

24
25

Anda mungkin juga menyukai