Oleh :
Kevin Ferdinan
1954251016
MNH 7
FAKULTAS KEHUTANAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
segala puji syukur kehadirat Allahu rabbi, penulis panjatkan. Karena hanya dengan taufid dan
hidayah-Nya penulis dapat meyelesaikan laporan yang berjudul “Penginstalan Citra Sentinel
2” meskipun terdapat beberapa kesulitan yang penulis alami. Penyelesaian laporan praktikum
ini sebagai salah satu syarat dalam mata kuliah “Pengindraan Jarak Jauh (PJJ)” Departemen
Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad Saw, segenap keluarga, sahabat keluarga, sahabat-sahabatnya serta siapa saja
yang mengikuti dan mematuhi sesudah-Nya.
Penulisan laporan ini semaksimal mungkin kami upayakan dan di dukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancarkan dalam penulisanya. Untuk itu tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
meranmpungkan laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. oleh karena itu, dengan
lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki laporan praktikum ini.
Kevin Ferdinan
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................1
Tujuan .................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................4
METODE PRAKTIKUM.................................................................................................7
Prosedur Praktikum.............................................................................................................7
Hasil.....................................................................................................................................10
Pembahasan.........................................................................................................................10
Kesimpulan..........................................................................................................................13
Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sedangkan pada kombinasi nilai indeks dapat digunakan untuk menganalisis obyek sawah,
hutan rawa, hutan, perairan dan lahan terbangun.
Penginderaan jauh (remote sensing) adalah ilmu dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan sutu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji
Lillesand dan Kiefer (dalam Syah, 2010). Sedangkan Sutanto (dalam Arifin dkk, 2014)
mengatakan penafsiran citra penginderaan jauh berupa pegenalan obyek dan elemen yang
tergambar pada citra penginderaan jauh serta penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik.
Sistem satelit dalam penginderaan jauh tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi
sensor pada wahana (platform) satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor. Integrasi
teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan
arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk
berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah, adapun tingkat
ketelitian citra merupakan ukuran atau nilai kemampuan suatu cita dalam menyajikan atau
menampilkan objek yang ada di permukaan bumi. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, citra satelit mulai marak digunakan sebagai komponen data
penginderaan jauh.
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra
serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisisdata, dan jumlah pengguna serta bidang
penggunaannya. Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumberdaya
telah dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat initelah beredar banyak
jenis satelit sumber daya. Mulai dari negara maju sepertiAmerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah
seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumber daya yang diluncurkan itu
menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (Quick Birth milik
Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat).
Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah
banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.
Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial
dalam penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat
dikembangkan untuk berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan
3
wilayah, adapun tingkat ketelitian citra merupakan ukuran atau nilai kemampuan suatu cita
dalam menyajikan atau menampilkan objek yang ada di permukaan bumi. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, citra satelit mulai marak digunakan sebagai
komponen data penginderaan jauh. Citra Quickbird merupakan citra beresolusi tinggi yang
memiliki resolusi spasial 0,6 m (pankromatik) dan 2,4 m (multispektral). Hal tersebut dapat
dilihat dari resolusi spasial (RS) yang melekat pada suatu citra satelit. Resolusi spasial adalah
ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan/dibedakan dan dikenali pada citra. Resolusi
spasial mencerminkan seberapa rinci suatu sensor yang dipasang pada satelit dapat merekam
suatu objek di permukaan bumi secara terpisah. Semakin besar nilai resolusi spasial yang
dimiliki oleh suatu citra satelit, maka informasi objek yang ditampilkan akan terlihat semakin
rinci. Kerincian informasi atas suatu objek yang divisualisasikan pada citra akan
memudahkan operator dalam melakukan proses identifikasi suatu objek secara detail.
Tujuan
Tujuan dari praktikum Pengindraan Jarak Jauh (PJJ) yang berjuful “Penginstalan Citra
Sentinel 2” adalah untuk mengetahui pengertian dan fungsi beserta cara mendowload citra
yang tidak berawan.
4
TINJAUAN PUSTAKA
visualisasi citra dan dapat meningkatkan kemampuan dalam menginterpretasikan suatu citra
yang lebih informatif dalam menghasilkan klasifikasi tutupan lahan.
penginderaan jarak jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang dan kepentingan,
salah satunya adalah untuk mengidentifikasi suatu wilayah. Melalui citra penginderaan jauh
ini kita dapat mengetahui vegetasi apa saja yang terdapat di wilayah tersebut. Pengindraan
jarak jauh (PJJ) sangat berkaitan erat dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) karena,
Penginderaan Jarak Jauh adalah ilmu teknik untuk memeroleh informasi dari suatu
objek yang berada disekitar permukaan bumi tanpa melalui kontak langusng,
melainkan dengan bantuan teknologi sensor untuk menghasilkan citra. Sementara
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem berbasis komputer untuk mengelola
data-data informasi spasial yang memiliki referensi lokasi pasti di permukaan bumi.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini
menjadi alat yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi,menganalisis, dan
menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuandata atribut dan spasial (Prahasta,
2002). Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang
diolah memiliki referensi geografi.
Sentinel atau Misi Sentinel (Sentinel Mission) adalah salah satu misi yang tergabung
dalam program Copernicus dari European Space Agency (ESA) atau agensi antariksa
gabungan beberapa negara benua Eropa. Program Copernicus sendiri bertujuan untuk
menyediakan wahana observasi bumi berkelanjutan, yang berguna untuk berbagai tujuan
seperti mitigasi perubahan iklim, manajemen lingkungan, dan sebagainya. Misi Sentinel
terdiri dari beberapa satelit dengan bermacam macam goal. Satelit pertama diluncurkan pada
April 2014 (Sentinel 1A). Sampai saat ini ada 8 satelit sentinel telah diluncurkan dan
beberapa satelit, termasuk generasi baru telah direncenakan untuk diluncurkan secara
bertahap.
ini, daerah yang sama di bumi dapat diobservasi setiap 5 hari sekali secara oleh keduanya
secara bergantian. Sinar matahari yang dipantulkan bumi menjadi faktor utama dari
pengamatan sensor pasif Multispectral Instrument (MSI) pada keduanya.
Data citra Sentinel-2 efektif digunakan untuk area yang tidak terlalu luas seperti
danau atau waduk,karena memiliki resolusi spasial yang tinggi dan waktu perekaman yang
singkat. Citra yang dihasilkan olehsatelit Sentinel-2 memiliki resolusi spasial sebesar 10
meter untuk 4 band, 20 meter untuk 6band, dan 3band sisanya memiliki resolusi spasial
sebesar 60 meter. Citra satelit Sentinel-2 juga memiliki 13bandmultispektral, yang dibagi atas
spektrum visible (coastal aerosol , merah, hijau), near infrared, dansortwaveinfrared.
7
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengindraan Jarak Jauh (PJJ) yang berjudul “Penginstalan Citra Sentinel
2” ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022 pada pukul 17.00 WIB sampai dengan
selesai. Praktikum ini dilaksanakan secara offline untuk yang pembagian materi beserta
pembagian arahan dan juga di laksanakan secara online untuk lebih detail tata caranya
melalui google classroom, WhatsApp (WA), dan Youtube sebagai acuan tutorial.
Prosedur Praktikum
a) Login/ Daftar
1. Kunjungi situs USGS Earth Explore, setelah berada dihalaman situs earth explore ini
anda bisa langsung mencari data. Namun karena untuk bisa mengunduh syaratnya
harusnya harus mempunyai akun.
8
b) Menetukan area
1. Geocoder, cari lokasi dengan mengetik tempat kita jadi, dibawah pilih world features
pada location name = ketikan nama tempat yang akan dicari, SIAK. Setelah itu klik
show.
2. Setelah itu akan muncul koordinat titik lokasi, selanjutnya klik data sets, pilih clear
all selected, lalu centang sentilent dan klik result.
9
3. Selanjutnya silahkan tentukan tanggal liputan data (data range), dan tutupan awan
(cloud cover)
yaitu pencitraan radar dengan sensor aktif yang tidak membutuhkan cahaya matahari serta
menggunakan gelombang mikro. Pengindraan jauh optik merupakan sesnsor optik untuk
mendeteksi radiasi sinyal matahari dalam gelombang visible dan near infrared (disingkat
menjadi VNIR) yang dipantulkan atau dihamburkan dari permukaan bumi. Bentuk citranya
seperti fotografi dengan kamera tinggi pada wahana luar angkasa. Perbedaan material
permukaan seperti air, tanah, pepohonan, gedung dan jalan terletak pada pantulan gelombang
tampak dan infrared nya (Pradipta, I.M.D., 2015). Pengindraan jauh dengan radar ini ialah
pencitraan dengan memancarkan radiasi gelombang radar ke suatu permukaan bumi yang
dicitrakan. Citra permukaan bumi dibentuk oleh pantulan atau hamburan energi gelombang
radar dari permukaan daratan maupun perairan dan sinyal gelombangnya dikembalikan lagi
ke sensor. Kelebihan dengan menggunakan pencitraan ini adalah perekamannya dapat
dilakukan pada kondisi siang dan malam hari, serta penetrasi gelombangnya dapat
menembuas awan, pepohonan serta perairan dangkal tergantung dari jenis band yang
digunakan(Pradipta, I.M.D., 2015).
Sentinel-2 merupakan pencitraan optik Eropa yang diluncurkan pada tahun 2015.
Sentinel-2 merupakan satelit pertama yang diluncurkan sebagai bagian dari program
European Space Agency (ESA) Copernicus. Satelit ini membawa berbagai petakresolusi
tinggi imager multispectral dengan 13 band spektral. Satelit ini akan melakukan pengamatan
terestrial dalam mendukung layanan seperti pemantauan hutan, deteksi perubahan lahan
tutupan, dan manajemen bencana alam.
Batas wilayah didefinisikan sebagai garis khayal yang menggambarkan batas antar
wilayah kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan negara. Sesuai UU No. 4
Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, batas wilayah merupakan salah satu unsur yang
harus digambarkan pada peta dasar. Sementara itu, UU No. 6 Tahun 2014 membawa
12
implikasi pada arti penting pemetaan batas desa. Pada BAB III Pasal 8 Ayat 3 disebutkan
bahwa pembentukan desa harus memenuhi syarat batas wilayah desa yang dinyatakan
dalambentuk peta desa yang ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota. Selanjutnya, Pasal
17 Ayat 1 menyatakan bahwa “peraturan daerah kabupaten/kota tentang pembentukan,
penghapusan, penggabungan, dan perubahan status desa jadi kelurahan dan/atau kelurahan
menjadi desa diundangkan setelah mendapat nomor registrasi dari gubernur dan kode desa
dari Kementerian Dalam Negeri”. Peraturan daerah tersebutharus disertai lampiran peta batas
wilayah desa. Penetapan dan penegasan batas desa/kelurahan menjadi penting terkait
keuangan dan aset desa karena dana alokasi desa dihitung berdasarkan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.Pada tahun 1969/1970,
jumlah desa tercatat sebanyak 44.478, dan pada tahun 1973/1974 bertambah menjadi 45.587,
kemudian pada tahun 1978/1979 desa bertambah lagi sekitar 15.000 total menjadi 60.645.
Pada tahun 1983/1984, ketika terjadi penataan desa baru berdasarkan UU No. 5 Tahun 1979,
jumlah desa/kelurahan bertambah menjadi 66.437. Berdasarkan Permendagri No. 18
Tahun2013 tentang Kode dan Data Wilayah AdministrasiPemerintahan jumlah
desa/kelurahan telah mencapai 81.253. Namun demikian, laju pemekaran yang meningkat
dari tahun ke tahun ini hampir keseluruhan tidak didahului bahkan diikuti dengan penetapan
dan penegasan desa yang mengakibatkan tidak jelasnya pembagian aset desa, sehingga
mengakibatkan konflik antar-desa dan bahkan antar-daerah kabupaten/kota jika batas desa
yang belum ditetapkan dan ditegaskan tersebut sekaligus merupakan batas daerah.
Citra digital atau peta hasil unduhan, biasanya belum memiliki koordinat bumi
(georeferensi), atau masih berkoordinat lokal (baris dan kolom). Syarat utama untuk dapat
digunakan atau ditampilkan bersama dengan data lain misalnya peta rupabumi yang sudah
bergeoreferensi atau titik batas hasil tracking di lapangan, untuk itu data citra digeoreferensi
sesuai dengan sistem georeferensi peta dasar yang digunakan sebagai acuan. Untuk
memastikan posisi citra terkoreksi (rectified) maka dilakukan superimpose dengan peta RBI.
Apabila posisi citra baru sudah menempel pada peta rupabumi maka proses rektifikasi
dianggap sudah benar, tetapi apabila sebaliknya, maka proses orthorektifikasi perlu diulang
dengan memperbaiki posisi titik ikat (Ground Control Point/GCP) atau mencari GCP lain
yang lebih representatif.
13
diperoleh dengan sutu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau
fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer (dalam Syah, 2010).
Saran
Sebaiknya dalam melakukan penginstalan Citra Sentinel 2 ini lebih teliti lagi dan
memiliki akses internet dan kapasitas komputer yang cukup kuat biar tidak terjadi hal-hal
yang tidak di inginkan seperti hangnya komputer karena sistem komputer tidak support.
Serta dalam menentukan lokasi suatu daerah, baik provinsi, kabupaten, kecamatan dan
lain-lain lebih detail lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Putri Abdi. Sudarsono, Bambang., D. R. S. (2018) ‘Analisis Kombinasi Citra Sentinel-1a Dan
Citra Sentinel-2a Untuk Klasifikasi Tutupan Lahan (Studi Kasus: Kabupaten Demak,
Jawa Tengah)’, Jurnal Geodesi Undip, 7(2), pp. 85–96. doi:
10.1016/j.cirp.2008.03.009.
Riadi, B. and Makmuriyanto, A. (2014) ‘Kajian Percepatan Penetapan dan Penegasan Batas
Kecamatan/Distrik, Desa/Kelurahan Secara Kartometris’, Majalah Ilmiah Globe, 16(2).
Lasmi R, Sawitri S, Bambang DY. 2015. Kajian Pemanfaatan Data Pengindraan Jauh
Untuk Identifikasi Objek Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus : Kecamatan
Tembalang Kota Semarang). Jurnal GEODESI UNDIP, 4(1):2337-845X.
Muhammad I , Hadinoto. 2015. Aplikasi Teknologi Pengindraan Jarak Jauh Untuk
15