Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTIKUM II

PRAKTIKUM GEODESI SATELIT II


“PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN
DATA GPS METODE DIFERENSIAL”

Tanggal Penyerahan : 17 Juni 2020


Disusun Oleh :

Fachri Taufik / 232015141


Kelas : C
Kelompok : 3 (Tiga)
1. Hisyam Fawwazudin 232016037
2. Sena Denis Permana 232016051
3. Ahmad Nur Firdaus R. 232016085
4. Wilfrido Galenson L. 232017034
Nama Asisten :
Afren Ridhwan 23-2016-073
Baharudin Alwi 23-2016-113

LABORATORIUM SURVEI PEMETAAN JURUSAN


TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI
NASIONAL
BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 1

1.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ............................................. 1

BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 2

2.1 Pengamatan GNSS Metode Radial ................................................................ 2

2.2 Metode Penentuan Posisi Diferensial ............................................................ 3

2.2.1 Mode Rapid Static ...................................................................................... 4

2.2.2 Mode Statik ................................................................................................ 5

2.3 Format Data RINEX ...................................................................................... 5

2.3.1 RINEX Obersavasi ................................................................................. 5

2.3.2 RINEX Navigasi ..................................................................................... 6

2.4 Pengolahan Baseline (Triple Difference) ...................................................... 6

2.5 HDS 2003 ...................................................................................................... 7

2.6 Hi-Target Geomatics Office (HGO) .............................................................. 7

2.7 Trimble Business Center (TBC) .................................................................... 8

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ......................................................... 9

3.1 Persiapan ....................................................................................................... 9

3.3 Pengamatan GPS ......................................................................................... 12

3.3.1 Pengamatan Metode Diferensial Mode Statik ...................................... 12

3.4 Pengolahan Data .......................................................................................... 13

3.4.1 Hi-Target Geomatics Office (HGO) ..................................................... 13

3.4.2 HDS2003 .............................................................................................. 16

3.4.2 Trimble Business Center (TBC) ........................................................... 19

Fachri Taufik / 232015141 / C i


DAFTAR ISI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS ...................................................................... 27

4.1 Hasil ............................................................................................................. 27

4.2 Analisis ........................................................................................................ 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 33

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 33

5.2 Saran ............................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

LAMPIRAN 1 FORMULIR DESKRIPSI TITIK PENGAMATAN ............. 35

LAMPIRAN 2 BASELINE PROCESSING REPORT .................................... 38

Fachri Taufik / 232015141 / C ii


BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan praktikum Geodesi Sateli II yang dilaksanakan oleh
mahasiwa/I Teknik Geodesi, Itenas adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa/I dapat memahami secara praktik pengamatan GPS metode
radial diferensial.
2. Mahasisw/I dapat mamahami konsep penggunaan alat yang digunakan
untuk pengamatan GPS.
3. Mahasiswa/I dapat mamahami konsep secara lapangan dalam
melakukan pengamatan GPS.
4. Mahasiswa/I dapat mengolah data pengamatan menggunakan software
HDS2003, Hi- Target Geomatics Office, dan Trimble Business Center.
5. Mahasiswa/I dapat menampilkan hasil reports pengolahan data
pengamatan.
1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiwa/I
Teknik Geodesi Itenas pada pengamatan GPS dilaksanakan pada:
hari,tanggal : Sabtu, 14 Maret 2020
waktu : 07.00 – 16.00 WIB
tempat : Institut Teknologi Nasional, Sport Jabar Arcamanik,
Lapangan Puter, Cukang Kawung, Bandung, Jawa Barat.

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiwa/I


Teknik Geodesi Itenas pada pengolahan data GPS dilaksanakan pada:
hari,tanggal : Rabu, 10 Juni 2020
waktu :16.00 – 18.00 WIB
tempat : Dilakukan secara daring menggunakan Google Meet.

Fachri Taufik / 232015141 / C 1


BAB II DASAR TEORI

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengamatan GNSS Metode Radial


Sistem GPS kini telah berkembang menjadi bagian dari GNSS (Global
Navigation Satellite System) yang sampai saat ini, survei GNSS menjadi
penentuan posisi berbasis satelit yang paling teliti. Akibat semakin beragamnya
kebutuhan pemetaan dan penentuan posisi, kini pemilihan metode dapat
disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diharapkan. Metode penentuan posisi
radial merupakan metode penentuan posisi yang telah lama digunakan. Metode
radial ini merupakan metode yang digunakan dalam pengamatan yang dilakukan
dalam fungsi baseline yang dimana dua buah alat GPS dipasang bersamaan yang
satu bertindak sebagai referensi yang satu bertindak sebagai rover. Metode radial
umumnya menghasilkan tingkat ketelitian posisi yang rendah hal ini disebabkan
karena dimana satu titik hanya diukur satu kali, sehingga tidak ada ukuran lebih
pada titik tersebut, namun waktu survei lebih cepat yang berdampak pada biaya
operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan metode lainnya,metode radial
membutuhkan waktu dan jumlah sesi pengukuran yang lebih sedikit (30 s.d 40%)
dengan metoda lain. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan metode radial:

No Kelebihan Kekurangan

1 Tiga sesi pengukuran untuk Geometri untuk penentuan posisi


menghasilkan tiga baseline bebas lebih lemah.

2 Waktu akuisisi dan pengolahan data Kontrol kualitas lemah.


lebih cepat.

3 Biaya yang dikeluarkan murah, Receiver yang diperlukan


transportasi, dan akomodasi lebih relative sedikit.
murah.

Fachri Taufik / 232015141 / C 2


BAB II DASAR TEORI

Pada metode radial koordinat berasal dari posisi relative terhadap satu titik
sebagai base, sehingga perataannya sehingga perataan kesalahan hanya pada
baseline yang terhubung dengan titik sebagai base dan tidak dapat diratakan
kesalahannya terhadap keseluruhan baseline.

Gambar 1 Ilustrasi Pengamtan GPS Metode Radial

2.2 Metode Penentuan Posisi Diferensial


Pada metode diferensial, yang kadang kala dinamakan metode penentuan posisi
vector, dengan mengurangkan data yang diamati oleh dua receiver GPS pada waktu
yang bersamaan, maka beberapa jenis kesalahan dan bias dari data dapat dieliminasi
atau direduksi. Pengeliminasian dan pereduksian ini akan meningkatkan akurasi dan
presisi data, dan selanjutnya akan meningkatkan tingkat akurasi dan presisi dari posisi
yang diperoleh. Pada prinsipnya menggunakan data GPS dilokasi pengamat yang
sama dengan data digunakan untuk menurunkan hasil. Hanya dalam hal ini dari
stasion reverensi yang jaraknya sekitar 140 km juga digunakan untuk menerapkan
penentuan posisi secara statik. Pada penentuan posisi diferensial, jenis-jenis kesalahan
dan bias yang dapat serta tidak dapat dieliminasi atau direduksi dengan proses
pengurangan data. Penentuan posisi secara diferensial dapat diaplikasikan secara
ststik maupun dengan menggunakan dat pseudorange dan/ataupun fase. Aplikasi
utama dari penentuan posisi diferensial antara lain adalah survai pemetaan,survai
geodesi,serta navigasi berketelitian menengah dan tinggi. Metode-metode survai
dengan GPS yang diaplikasikan saat ini,seoerti metode staTIK, singkat,pseudo-
kinemati,dan stop and go,juga didasarkan pada metode penentuan posisi secara
difernsial. Dalam penentuan posisi

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB II DASAR TEORI

secara diferensial, ada beberapa aplikasi yang menuntut informasi posisi real-
time secara instan (real-time). Untuk melayani aplikasi-aplikasi tersebut saat ini
tersedia dua yang umumnya dikenal dengan nama DGPS (Differensial GPS) dan
RTK (Real Time Kinematic).

Gambar 2 Penentuan Posisi Diferensial

2.2.1 Mode Rapid Static


Pengamatan GNSS dapat digunakan untuk melakukan pengukuran bidang
tanah, gcp, dan pengukuran titik orde 1 sampai 3. Untuk memenuhi kebutuhan
pengukuran posisi yang semakin berkembang, diperlukan efektifitas dalam
penentuan posisi, yaitu dengan mempersingkat waktu pengamatan. Metode rapid
static dapat dilakukakan untuk menghemat waktu dan biaya dengan ketelitian
yang dihasilkan mencapai vector. Untuk mencapai ketelitian vector diperlukan
titik vector unutuk melakukan proses post-processing. Metode penentuan posisi
dengan survei vector singkat (rapid static) pada dasarnya adalah survei dengan
waktu pengamatan yang lebih singkat, yaitu 5- 20 menit. Prosedur operasional
lapangan survei vector singkat adalah sama seperti pada survei vector, hanya
selang waktu pengamatannya yang lebih singkat. Metode vector singkat sangat
bertumpu pada proses penentuan ambiguitas fase secara cepat. Oleh sebab itu
disamping memerlukan perangkat lunak yang andal dan canggih, metode vector
singkat juga memerlukan geometri pengamatan yang baik, tingkat residu
kesalahan dan bias yang vector rendah, serta lingkungan pengamatan yang vector
tidak menimbulkan multipath. Dalam hal ini, penggunaan data dua frekuensi juga
akan lebih diharapkan. Metode survei vector singkat umumnya hanya
diaplikasikan untuk baseline yang vector pendek (Abidin,2007).

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB II DASAR TEORI

2.2.2 Mode Statik


Penetuan posisi secara vector (static positioning) adalah penentuan posisi dari
titik-titik yang vector (diam). Penentuan posisi tersebut dapat dilakukan secara
absolut maupun diferensial, dengan menggunakan data pseudorange dan/atau fase.
Dibandingkan dengan metode penentuan posisi vector, ukuran lebih pada suatu titik
pengamatan yang diperoleh dengan metode vector biasanya lebih banyak. Hal ini
menyebabkan keandalan dan ketilitian posisi yang diperoleh umumnya vector paling
tinggi (dapat mencapai orde mm sampai cm). Salah satu bentuk implementasi dari
metode penentuan posisi staatik yang vector adalah survei GNSS untuk penentuan
koordinat dari titik-titik vector untuk keperluan pemetaan ataupun pemantauan
fenomena deformasi dan geodinamika (Abidin,2007).

2.3 Format Data RINEX


Receiver Independen Exchange Format (RINEX) adalah format pertukaran
data untuk raw data satelit. Hal ini membuat pengguna dapat melakukan post-
processing pada data untuk menghasilkan data dengan ketelitian yang lebih tinggi
biasanya dengan data lain yang tidak didapatkan dari receiver, seperti model
vector dan kondisi atmosfer pada saat pengukuran. Hasil akhir dari receiver
navigasi biasanya berupa posisi, atau kecepatannya. Namun, perhitungan jumlah
ini didasarkan pada serangkaian pengukuran dari satu atau lebih satelit. Meskipun
receiver dapat menghitung posisi secara real time, namun posisi yang dihasilkan
secara real time masih mengandung banyak kesalahan, sehingga perlu dilakukan
post processing untuk hasil yang lebih akurat. RINEX memungkinkan
pengelolaan dan pembuangan hasil dari receiver, serta pengolahan offline dengan
banyak aplikasi.

2.3.1 RINEX Obersavasi


Data RINEX observasi merupakan data mengenai posisi lokasi pengamatan,
lamanya waktu pengamatan, interval pengamatan (30 detik), jumlah satelit GPS
yang terobservasi dan informasi mengenai kode-kode seperti, C1 dan P2
(pseudorange), L1/2 (carrier phase), S1/2 (signal strength) untuk setiap satelit
GPS yang terobservasi saat pengamatan. Pada RINEX Observation files disimpan
data pengamatan fase dan data pseudorange.

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB II DASAR TEORI

2.3.2 RINEX Navigasi


Data RINEX navigasi merupakan data mengenai parameter ionosfer (alpha,
beta), waktu, data ephemeris satelit dan kesehatan satelit. Dan data RINEX
navigation files disimpan data-data orbit satelit.

2.4 Pengolahan Baseline (Triple Difference)


Pengolahan baseline pada dasarnya bertujuan menghitungbaseline
(Dx,Dy,Dz) menggunakan data fase sinyal GPS yang dikumpulkan pada dua titik
ujung dari baseline yang bersangkutan, yang diilustrasikan pada gambar berikut:

Gambar 3 Pengolahan Data Baseline GPS

Pada survey GPS geodetic, pengolahan baseline umumnya dilakukan secara


beranting satu persatu (single baseline) dari baseline ke baseline, dimulai dari
suatu tetap yang telah diketahui koordinatnya, sehingga membentuk suatu
jaringan yang tertutup. Tapi perlu juga dicatat di sini bahwa pengolahan baseline
dapat dilakukan secara sesi per sesi pengamatan, dimana satu sesi terdiri dari
beberapa baseline (single session, multi baseline).
Padaproses pengestimasian vector baseline, data fase double-difference
digunakan. Meskipun begitu biasanya data pseudorange juga digunakan oleh
perangkat lunak pengolahan baseline sebagai data pembantu dalam beberapa hal
seperti penentuan koordinat pendekatan, sinkronisasi waktu kedua receiver GPS
yang digunakan, dan pendeksian cycle slips.

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB II DASAR TEORI

Gambar 4 Skema Perhitungan Baseline

2.5 HDS 2003


HDS 2003 adalah salah satu software yang digunakan untuk mendapatkan data
ephemeris dengan rentang waktu tertentu dari data pengamatan GPS.

Gambar 5 Tampilan software HDS2003

2.6 Hi-Target Geomatics Office (HGO)


Hi-Target Geomatics Office adalah perangkat lunak pengolah data desktop.
Karena terdapat alat baru untuk memproses baseline, program ini dapat menghitung
data untuk pengamatan waktu yang sangat lama, dan dapat mengeluarkan kesalahan

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB II DASAR TEORI

yang dihasilkan membuat pekerjaan untuk memproses baseline sangat


sederhana. Perangkat lunak ini mendukung solusi multi-sistem GPS / Glonass /
Compass.

2.7 Trimble Business Center (TBC)


Trimble Business Center ialah sebuah software sebagai alat untuk melakukan
proses pengolahan baseline yang terbentuk dari dua pengamatan GNSS. Pada
Trimble business center versi 3 banyak terdapat fitur tambahan layaknya software
design CAD. Tetapi dalam manual praktis ini tidak akan membahas tentang fitur
terbaru tersebut hanya pengolahan data dengan metode post-processing. Fitur
yang dimiliki oleh software Trimble Business Center ini adalah :

1. Import dan export raw data GNSS (rinex file)


2. Tampilan grafik dari data project berupa plan view, error flag, dan
baseline timeline
3. Editor signal satellite
4. Baseline post-processing
5. Adjustment networks baseline
6. Reports dan quality assurance tool

Gambar 6 Software Trimble Business Center

Fachri Taufik / 232015141 / C 3


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Persiapan
Dalam praktikum Geodesi Satelit II ini diperlukan beberapa persiapan untuk
mendukung pelaksanaan praktikum secara lapangan dan pengolahan data secara
mandiri, dimana dalam hal ini ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Memahami pelaksanaan prakitikum Geodesi Satelit II ini baik secara teori


maupun secara praktik.
2. Tentukan wilayah mana saja yang akan digunakan dalam pengamatan GPS.
3. Mempersiapkan alat – alat praktikum yang akan digunakan yaitu, GPS
RTK, statif, meteran, accu, dan kabel positif negatif.
4. Melakukan pengecekan alat sebelum melakukan pengamatan.
5. Menentukan metode yang akan digunakan untuk pengamatan.
6. Siapkan form pengamatan titik GPS.
7. Lakukan sentring alat dan accu sesuai dengan prosedur dalam melakukan
pengamatan.
8. Lakukan download data pengamatan titik GPS.
9. Dalam melakukan pengolahan data GPS dapat menggunakan 3
software,yaitu Hi-Target Geomatics Office, HDS2003, Trimble Business
Center (TBC)3.2 Peralatan
Dalam praktikum ini adalah beberapa alat yang digunakan untuk menunjang
kelancaran praktikum pada saat pengamatan GPS hingga pengolahan data
menggunakan software, yaitu:

No Gambar Keterangan

Fachri Taufik / 232015141 / C 9


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1 GPS RTK Hi-Target

2 Statif

3 Meteran

4 Accu

Fachri Taufik / 232015141 / C 10


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

5 Kabel posited negative

6 SoftwareTrimble Business
Center

7 Software HDS2002

8 Software HGO

Fachri Taufik / 232015141 / C 11


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.3 Pengamatan GPS


3.3.1 Pengamatan Metode Diferensial Mode Statik
Pengamatan Metode Diferensial Mode Statik dilakukan di lokasi Lapangan
Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, berikut adalah langkah – langkah yang
dilakukan untuk pengamatan:

1. Berdirikan statif diatas titik yang akan diamati koordinatnya.


2. Pasang dudukan untuk GPS RTK, kemudian perhatikan nivo kotaknya
lalu lakukan sentring alat hingga nivo tersebut berada di dalam gartis
lingkaran hitam.
3. Pasang GPS RTK pada dudukan yang telah di sentring pada statif.
4. Hitung tinggi alat dari titik tersebut menggunakan meteran.
5. Nyalakan GPS RTK dengan menekan tombol power berwarna merah.
6. Tekan tombol “F” dengan lama untuk menentukan nilai elevation
angle pada alat, apabila sudah pasti nilanya, klik “F” satu kali.
7. Kemudian tekan tombol “F” sebanyak dua kali untuk menentukan nilai
interval pada alat. Setelah mendapatkan nilainya, maka klik tombol
satu kalu untuk melakukan fiksasi.
8. Setelah menentukan nilai elevation angle dan interval, selanjutnya
melakukan pengamatan data GPS selama satu jam penuh. Untuk
melakukannya klik tombol power sebanyak dua kali, lalu tunggu 30 –
60 menit.
9. Setelah melakukan perekaman, klik tombol power dua kali untuk
melakukan stop.
10. Isi form pengamatan GPS yang telah diberikan oleh asisten dosen.
11. Matikan GPS RTK jika telah selesai melakukan perekaman data GPS dan
rapihkan kembali alat yang telah diberdirikan ke tempatnya masing
– masing.

Fachri Taufik / 232015141 / C 12


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.4 Pengolahan Data


3.4.1 Hi-Target Geomatics Office (HGO)
3.4.1.1 Pengunduhan Data Ephemeris/ Navigasi
Berikut adalah langkah – langkah pegunduhan data menggunakan software
Hi -Taget Geomatics Offices yang bertujuan untuk mendapatkan data ephimiris
untuk mengetahui data astrinomis posisi benda langit:

No Gambar Keterangan

1 Bukalah software
Hi-Target
Geomatics Office
(HGO), lalu buatlah
New Project dan
pilihlah tempat
penyimpanannya.

Akan muncul tab


Project Properties
seperti gambar
disamping lalu klik
OK.

Akan muncul tab


Coordinates, pada
toolbar Ellipsoid
ganti dengan WGS
1984.

Fachri Taufik / 232015141 / C 13


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pada toolbar
Projection ganti
dengan Transverse
Mercator lalu klik
OK.

Pada toolbars
Tool(T) pilih SP3
Gate(P) untuk
menentukan
rentang waktu
pengamatan.

6 Akan muncul tab


seperti gambar
disamping, pada
praktikum ini
rentang waktu
pengamatan
dilakukan selama 1
bulan (14 Maret
2020 – 14 April
2020)

Fachri Taufik / 232015141 / C 14


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pilihlah tempat
penyimpanan dalam
computer.

Lalu klik Start dan


tunggu prosesnya
hingga menunjukan
angka 0/2 lalu klik
Stop.

9 Lakukan pada
folder penyimpanan
file dari data Hi-
Target Geomatics
Office (HGO)ini,
data tersebut berupa
folder 2020_74 dan
2060.

10 Kedua file tersebut


merupakan data
ephimiris yang kita
dapatkan
menggunakan
software Hi-Target
Geomatics Office
(HGO).

Fachri Taufik / 232015141 / C 15


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

11

Kedua data tersebut


merupakan type data
20N dan SP3.

3.4.2 HDS2003
3.4.2.1 Konversi Raw Data ke Format RINEX
Berikut adalah langkah – langkah konversi raw data menggunakan
software HDS2003 ke format RINEX yang bertujuan untuk pertukaran data survei
GPS dan presisi navigasi:

No Gambar Keterangan

Bukalah software
HDS2003 lalu pilih
tools New Project
buatlah file dan pilih
tempat
penyimpanannya.

2 Langkah selanjutnya
akan muncul tab
Import data pada
praktikum ini pilihlah
Hi-Target ZHO
Observation Data,
hal ini disesuaikan
dengan penggunaan

Fachri Taufik / 232015141 / C 16


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

alat yang digunakan


saat pengamatan GPS
di lapangan.

3 I

mport data dari data


GPS yang sudah di
download sebelumnya
pada file GPS 1
import data BASE.

Pada file GPS 2


import data ARC dan
ITN.

Pada file GPS 3


import data CKW
dam PUTER.

6 Berikut adalah
implementasi yang
berupa gambar sinyal
pengamatan GPS di
daerah Itenas,
Cukangkawung,

Fachri Taufik / 232015141 / C 17


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Arcamanik, dan
Lapang Puter.

Pilih tools List


dibagian bawah,
sehingga akan muncul
list dari data
pengamatan GPS.

8 Pilih tools edit dari


setiap files dan pada
kolom Fixed
hilangkan .zhd nya
sehingga menjadi
ARC,BASE,CKW,P
UTER,ITN dan pada
kolom Antenna
Height ubah sesuai
dengan ketinggian alat
pada saat praktikum
(contoh =1,635).

9 Lakukan select file


pada semua pada lalu
klik kanan dan pilih
Convert to RINEX
untuk mendapatkan
data GPS statistic.

Fachri Taufik / 232015141 / C 18


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

10 Lalu pada cek pada


folder penyimpanan
hasilnya akan sebagai
berikut, lalu langkah
terakhir copy-kan data
emphiris yang telah
didapatkan
menggunakan Hi-
Target Geomatics
Office (HGO).

3.4.2 Trimble Business Center (TBC)


3.4.2.1 Pengolahan Statik
Berikut adalah langkah – langkah pengolahan data statistic
menggunakan software Trimble Business Center (TBC) yang berupa pengolahan
data baseline yang terbentuk dari pengamatan GNSS:

No Gambar Keterangan

1 Bukalah software
Trimble Business
Center (TBC) pada
Common Tasks dan
pilihlah Start a new
project.

Fachri Taufik / 232015141 / C 19


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2 Pada tab New Project


akan muncul pilihan
template yang akan
digunakan, pada
praktikum ini
gunakam template
Metric, lalu pilih OK.

3 Pemilihan template
metric akan
menghasilkan
tampilan seperti
gambar disamping.

4 Pada toolbar Geodetic


pilihlah Change
Coordinate System
dan untuk Coordinate
Sytem and Zone pilih
UTM Zone 48S.

Pada Select
Horizontal Datum
pilih WGS 1984.

Fachri Taufik / 232015141 / C 20


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pada Select Geoid


Model pilih No Geoid
Model.

7 Gunakan toolbar
import untuk
menginput data, data
yang digunakan
adalah data RINEX
dan emphiris.

8 Gunakan 5 data
RINEX dan 1 data
emphiris
(brdc0740.20N) lalu
pilih import.

9 Akan ada tab


Receiver Raw Data
Check In yang dimana
pada Manucfacturer
diubah menjadi Hi-
Target.

Fachri Taufik / 232015141 / C 21


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

10

Apabila muncul
Import Error maka
pilih NO.

11 Pada Project Explorer


di kanan akan ada data
baseline Sessions,
pada Sessions
PUTER-ARC klik
kanan dan pilih
Disable Baseline
karena baseline
tersebut tidak
digunakan.

12 Pada Sessions ITN –


CKW klik kanan dan
pilih Disable Baseline
karena baseline
tersebut tidak
digunakan.

13 Pada Project Explorer


di kanan akan ada
juga data baseline
Point, dan pilihlah
baseline BASE lalu
klik kanan dan pilih
Add Coordinate.

Fachri Taufik / 232015141 / C 22


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

14 Koordinat yang
diguanakan adalah
Easting, Northing,
dan Elevation sesuai
dengan data mutlak
BM yang digunakan.
(Contoh ITN 1 Itenas
E: 791304.278 m ,
N:9236774.416 m
E: 741.988 m

15 Apabila koordinat
base sudah diinput
pada tools Import klik
2 tanda tanya “?”
tersebut dan pilih
Quality Control.

16 Berikut adalah hasil


base yang memiliki
tanda segitiga sebagai
ciri bahwa base
sebagai referensi garis
dasar pengamatan.

17 Pada setiap sessions


yang memilki kata
depan base seperti
BASE---ARC, BASE-
--PUTER, BASE---
ITN, BASE--- CKW
lalu klik kanan dan

Fachri Taufik / 232015141 / C 23


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

pilih Session Editor


lakukan satu per satu.

18 Lakukan edit session


pada setiap base
dengan memilih mana
saja sinyal yang baik
untuk digunakan. Ini
adalah hasil edit
session BASE---
ARC.

19

Berikut ini hasil edit


sessions BASE ---
PUTER.

20

Berikut ini hasil edit


sessions BASE ---
ITN.

Fachri Taufik / 232015141 / C 24


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

21 Berikut ini hasil edit


sessions BASE ---
CKW.

22 Lakukan select file


pada semua session base
lalu klik kanan dan pilih
Process Baseline.

23 Berikut adalah
gambaran dari
pengamatan GPS.

24

Lakukan saving data.

Fachri Taufik / 232015141 / C 25


BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

25 Lalu pilih tools report


mengenai baseline dan
point untuk
mengetahui kesalahan
dan kebenaran data
yang diolah.

Fachri Taufik / 232015141 / C 26


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Hasil
Berikut adalah hasil yang di dapatkan dari pengolahan data pengamatan GPS
yang menggunakan 3 software yaitu Hi- Target Geomatics Office, HDS2003, dan
Trimble Business Center (TBC), pada awal pengolahan data kota menggunakan
software Hi-Target Geomatics Office yang menghasilkan data ephemeris sebagai
berikut:

Gambar 7 Data Ephimeris menggunakan software Hi-Target Geomatics Office

Setelah mendapatkan data ephemeris dengan menggunakan software Hi-


Target Geomatics Office selanjutnya melakukan konversi data pengamatan GPS
tersebut ke format RINEX, dengan hasil sebagai berikut:

Gambar 8 Hasil Data RINEX menggunakan software HDS2003

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Apabila telah melakukan konversi data ke format RINEX maka lakukan


pengolahan sinyal GPS pada session editor setiap base dengan menggunakan software
Trimble Business Center (TBC) , sehingga hasilnya akan sebagai berikut:

Gambar 9 Hasil Pengolahan Sinyal GPS menggunakan software Trimble


Business Center (TBC).

Gambar 10 Hasil Session Editor BASE – ARC menggunakan


software Trimble Business Center (TBC).

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Gambar 11 Hasil Session Editor BASE – PUTER menggunakan software


Trimble Business Center (TBC).

Gambar 12 Hasil Session Editor BASE – ITN menggunakan


software Trimble Business Center (TBC).

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Gambar 13 Hasil Session Editor BASE – CKW menggunakan


software Trimble Business Center (TBC).

Gambar 14 Hasil Baseline Processing Report menggunakan


software Trimble Business Center (TBC).

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Gambar 15 Hasil Baseline Processing Report menggunakan


software Trimble Business Center (TBC).

Gambar 17 Ilustrasi Data dari Pengamatan Sinyal GPS


menggunakan software Trimble Business Center (TBC).

4.2 Analisis
Analisis yang dapat diambil dari praktikum diatas adalalah bahwa data ephemeris
atau data navigasi merupakan data tambahan karena data navigasi yang dihasilkan
tidak selalu sesuai dengan yang dihasilkan saat pengamatan ini dikarenakan setiap
alat yang belum tentu mengalami peng-updatean secara berkala. Data ephemeris ini di
dapatkan dengan menggunakan software Hi-Target Geomatics Office dengan rentang
waktu pengamatan 30 hari, untuk hasil yang baik.

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Software HDS2003 disni berfungsi sebagai alat untuk mengkonversi data GPS
ke format RINEX yang dimana format RINEX ini adalah format standar untuk
pertukaran data survey GPS dan navigasi presisi, tujuan dari konversi ini adalah
agar kita mendapatkan suatu koordinat dalam pengolahan GPS metode static,
namun hal yang penting dalam penggunaan software ini adalh kita harus
mengetahui antenna height pada setiaap baseline yang di dapatkan pada saat
pengamatan GPS di lapangan untuk itu sangat penting untuk mencatat nilai tinggi
alat pada saat pengamatan.

Software Trimble Business Center adalah software yang mengolah data


pengamatan GPS yang berupa data RINEX dan data ephemeris untuk
membuktikan apakah pengamatan yang dilakukan di lapangan sudah benar atau
belum, hal tersebut dibuktikan dengan hasil yang akan didapatkan pada koordinat
titik pengamatan yang dicari serta ketelitian horizontal dan nilai Root Mean
Square (RMS) Error yang didapatkan untuk masing-masing baseline. Pada intinya
penggunaan software ini adalah membuang sinyal yang kurang baik agar
mendapatkan sinyal paling baik.

Fachri Taufik / 232015141 / C 27


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Geodesi Satelit II ini adalah
dalam prinsip pengambilan data GPS di lapangan dengan metode statik,
pengambilan data di base serta di titik pengamatan yang akan diketahui
koordinatnya harus dilakukan secara serentak dalam satu waktu sama dengan
rentan waktu selama 30 hari.

Apabila sudah mendapatkan data pengamatan koordinat, selanjutnya


dilakukan pengolahan data menggunakan tiga perangkat lunak secara berurutan,
yaitu Hi-Target Geomatics Office (HGO) untuk mengunduh data ephemeris, HDS
2003 untuk mengedit dan mengkonversi data GPS menjadi format RINEX, dan
Trimble Business Center (TBC) untuk melakukan pengolahan data statik yang
nantinya akan mendapatkan koordinat dari titik yang diamati. Hasil akhir yang
akan didapat adalah Point List dan Baseline list yang manggambarkan Root Mean
Square (RMS) artinya memperlihatkan ketelitian dari pengamatan serta kebenaran
kita mengolah data pengamatan GPS tersebut.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum Geodesi Satelit II semoga setiap pertemuan praktikum
yang dilakukan secara daring ini dapat dilakukan secara efektif dan jelas.

Fachri Taufik / 232015141 / C 33


DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Ramadhon, S. 2015. Analisis Ketelitian Data Pengukuran


menggunakan GPS dengan Metode Diferensial Statik dalam
Moda Jaring Dan Radial. Swara Patra, 5(2).

Kasfari, R., Yuwono, B. D., & Awaluddin, M. 2018. Pengamatan


Penurunan Muka Tanah Kota Semarang Tahun 2017. Jurnal
Geodesi Undip, 7(1), 120-130.

Abidin, H. Z., Jones, A., & Kahar, J. 2011. Survei dengan GPS. Jakarta:
Pradnya Paramita.

Abidin, H. Z. 2007. Penentuan posisi dengan GPS dan aplikasinya.


Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Abidin, H. Z. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: Pradnya Paramita.

Fachri Taufik / 232015141 / C 34


LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
FORMULIR
DESKRIPSI
TITIK
PENGAMATAN

Fachri Taufik / 232015141 / C 35


LAMPIRAN

Fachri Taufik / 232015141 / C 36


LAMPIRAN

Fachri Taufik / 232015141 / C 37


LAMPIRAN

LAMPIRAN
2 BASELINE
PROCESSIN
G REPORT

Fachri Taufik / 232015141 / C 38


Project file data Coordinate System
Name: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH Name: World wide/UTM
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1.vce Datum: WGS 1984
Size: 174 KB Zone: 48 South

Modified: 12/06/2020 21:17:48 (UTC:7) Geoid:

Time zone: SE Asia Standard Time Vertical datum:


Reference number:

Description:

Baseline Processing Report

Processing Summary
Observation From To Solution H. Prec. V. Prec. Geodetic Ellipsoid Height
Type (Meter) (Meter) Az. Dist. (Meter)
(Meter)
BASE --- ARC (B1) BASE ARC Fixed 0,004 0,011 108°09'47 4699,412 -30,663

BASE --- CKW (B2) BASE CKW Fixed 0,007 0,009 358°39'38 1583,227 53,942

BASE --- ITN (B4) BASE ITN Fixed 0,006 0,010 46°35'57 36,111 -13,764
BASE --- PUTER BASE PUTER Fixed 0,003 0,009 267°30'40 1445,353 9,055
(B5)

Acceptance Summary
Processed Passed Flag Fail
4 4 0 0

BASE - ARC (Invalid leap seconds-Invalid leap seconds) (S1)


Baseline observation: BASE --- ARC (B1)

Processed: Invalid leap seconds

Solution type: Fixed

Frequency used: L1 only

Horizontal precision: 0,004 m

Vertical precision: 0,011 m

RMS: 0,006 m

Maximum PDOP: 3,611

Ephemeris used: Broadcast

Antenna model: NGS Absolute

Processing start time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing stop time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing duration: 01:02:00


Processing interval: 10 seconds
Vector Components (Mark to Mark)
From: BASE

Grid Local Global

Easting 791304,728 m Latitude S6°53'51,05069 Latitude S6°53'51,05069

Northing 9236775,416 m Longitude E107°38'09,34833 Longitude E107°38'09,34833

Elevation 767,528 m Height 767,528 m Height 767,528 m

To: ARC

Grid Local Global

Easting 795764,780 m Latitude S6°54'38,73102 Latitude S6°54'38,73102

Northing 9235284,827 m Longitude E107°40'34,80159 Longitude E107°40'34,80159

Elevation 736,866 m Height 736,866 m Height 736,866 m

Vector

Easting 4460,052 m NS Fwd Azimuth 108°09'47 X -4192,835 m

Northing -1490,589 m Ellipsoid Dist. 4699,412 m Y -1551,311 m

Elevation -30,663 m Height -30,663 m Z -1450,583 m

Standard Errors
Vector errors:

σ Easting 0,001 m σ NS fwd Azimuth 0°00'00 σ X 0,002 m

σ Northing 0,001 m σ Ellipsoid Dist. 0,001 m σ Y 0,005 m

σ Elevation 0,005 m σ Height 0,005 m σ Z 0,001 m

Aposteriori Covariance Matrix (Meter²)


X Y Z

X 0,0000044547

Y -0,0000075212 0,0000263763

Z 0,0000007541 -0,0000025311 0,0000021047


Occupations
From To

Point ID: BASE ARC


Data file: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data \SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1\BASE.20O tbc-1\ARC.20O
Receiver type: Unknown Unknown

Receiver serial number: 1121373 1121304

Antenna type: V30 GNSS V30 GNSS

Antenna serial number: -------- --------

Antenna height (measured): 1,672 m 1,672 m

Antenna method: Antenna Phase Center Antenna Phase Center


Tracking Summary
Residuals
Mean = -0.003 m Std. Dev. = 0.010 m Min. = -0.023 m Max. = 0.016 m

3.02

G 11
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean 0.001 m Std. Dev.' 0.005 m Min.' -0.015 m Max.' 0.013 m

0,04

G 14
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds
Mean = -0.002 m Std. Dev. = 0.003 m Min. = -0.014 m Max. = 0.006 m

3.02

G 16
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean 0.001 m Std. Dev.' 0.005 m Min.' -0.016 m Max.' 0.015 m

0,04

Invalid leap seconds - Invalid leap seconds


Mean = 0.004 m Std. Dev. = 0.006 m 0.013 m Max. = 0.024 m

3.32

Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean 0.001 m Std. Dev.' 0.004 m Min.' -0.009 m Max.' 0.013 m

J,04

G 27
Invalid leap seconds - I nvalid leap seconds
Mean = -0.005 m Std. Dev. = 0.019 m Min. = -0.039 m Max. = 0.046 m

3.02

G 31
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean' -0.003 m Std. Dev.' 0.004 m Min.' -0.013 m Max.' 0.008 m

0,04

G 32
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds
Processing style
Elevation mask: 10,0 deg

Auto start processing: Yes

Start automatic ID numbering: AUTO0001

Continuous vectors: No

Generate residuals: Yes

Antenna model: Automatic

Ephemeris type: Automatic

Frequency: Multiple Frequencies

Processing Interval: Use all data

Force float: No

Acceptance Criteria
Vector Component Flag Fail
Horizontal Precision > 0,050 m + 1,000 ppm 0,100 m + 1,000 ppm

Vertical Precision > 0,100 m + 1,000 ppm 0,200 m + 1,000 ppm

BASE - CKW (Invalid leap seconds-Invalid leap seconds) (S2)


Baseline observation: BASE --- CKW (B2)

Processed: Invalid leap seconds

Solution type: Fixed

Frequency used: L1 only

Horizontal precision: 0,007 m

Vertical precision: 0,009 m

RMS: 0,015 m

Maximum PDOP: 2,120

Ephemeris used: Broadcast

Antenna model: NGS Absolute

Processing start time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing stop time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing duration: 00:32:20


Processing interval: 10 seconds
Vector Components (Mark to Mark)
From: BASE

Grid Local Global

Easting 791304,728 m Latitude S6°53'51,05069 Latitude S6°53'51,05069

Northing 9236775,416 m Longitude E107°38'09,34833 Longitude E107°38'09,34833

Elevation 767,528 m Height 767,528 m Height 767,528 m

To: CKW

Grid Local Global

Easting 791276,445 m Latitude S6°52'59,52662 Latitude S6°52'59,52662

Northing 9238359,420 m Longitude E107°38'08,14291 Longitude E107°38'08,14291

Elevation 821,470 m Height 821,470 m Height 821,470 m

Vector

Easting -28,283 m NS Fwd Azimuth 358°39'38 X -38,489 m

Northing 1584,004 m Ellipsoid Dist. 1583,227 m Y 243,234 m

Elevation 53,942 m Height 53,942 m Z 1565,088 m

Standard Errors
Vector errors:

σ Easting 0,003 m σ NS fwd Azimuth 0°00'00 σ X 0,003 m

σ Northing 0,002 m σ Ellipsoid Dist. 0,002 m σ Y 0,005 m

σ Elevation 0,005 m σ Height 0,005 m σ Z 0,002 m

Aposteriori Covariance Matrix (Meter²)


X Y Z

X 0,0000087646

Y -0,0000031617 0,0000206295

Z 0,0000010690 -0,0000050532 0,0000051700


Occupations
From To

Point ID: BASE CKW


Data file: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data \SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1\BASE.20O tbc-1\CKW.20O
Receiver type: Unknown Unknown

Receiver serial number: 1121373 1121360

Antenna type: V30 GNSS V30 GNSS

Antenna serial number: -------- --------

Antenna height (measured): 1,672 m 1,672 m

Antenna method: Antenna Phase Center Antenna Phase Center


Tracking Summary
Residuals
Mean = 0.008 m Std. Dev. = 0.014 m Min. = -0.014 m Max. = 0.049 m

3.32

Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean 0.002 m Std. Dev.' 0.005 m Min.' -0.008 m Max.' 0.014 m

J,04

Invalid leap seconds - I nvalid leap seconds


Mean = 0.002 m Std. Dev. = 0.008 m 0.016 m Max. = 0.021 m

3.32

G 11
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean -0.006 m Std. Dev.' 0.018 m Min. -0.045 m Max. 0.038 m

J,04

G 14
Invalid leap seconds - I nvalid leap seconds
Mean = -0.001 m Std. Dev. = 0.017 m Min. = -0.033 m Max. = 0.044 m

3.02

Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean' -0.005 m Std. Dev.' 0.011 m Min.' -0.028 m Max.' 0.018 m

0,04

G 27
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds
Mean = 0,003 m Std. Dev. = 0,034 m Min. = -0,099 m Max. = 0,076 m

G3
Invalid lesp seconds - Invalid leap seconds

Mean = -0,018 m Std. Dev. = 0,032 m Mi 0,082 m Max. = 0,038 m

G 32
Invalid leap seconds - Invalid lesp seconds
Processing style
Elevation mask: 10,0 deg

Auto start processing: Yes

Start automatic ID numbering: AUTO0001

Continuous vectors: No

Generate residuals: Yes

Antenna model: Automatic

Ephemeris type: Automatic

Frequency: Multiple Frequencies

Processing Interval: Use all data

Force float: No

Acceptance Criteria
Vector Component Flag Fail
Horizontal Precision > 0,050 m + 1,000 ppm 0,100 m + 1,000 ppm

Vertical Precision > 0,100 m + 1,000 ppm 0,200 m + 1,000 ppm

BASE - ITN (Invalid leap seconds-Invalid leap seconds) (S4)


Baseline observation: BASE --- ITN (B4)

Processed: Invalid leap seconds

Solution type: Fixed

Frequency used: L1 only

Horizontal precision: 0,006 m

Vertical precision: 0,010 m

RMS: 0,006 m

Maximum PDOP: 5,835

Ephemeris used: Broadcast

Antenna model: NGS Absolute

Processing start time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing stop time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing duration: 00:58:30


Processing interval: 5 seconds
Vector Components (Mark to Mark)
From: BASE

Grid Local Global

Easting 791304,728 m Latitude S6°53'51,05069 Latitude S6°53'51,05069

Northing 9236775,416 m Longitude E107°38'09,34833 Longitude E107°38'09,34833

Elevation 767,528 m Height 767,528 m Height 767,528 m

To: ITN

Grid Local Global

Easting 791331,119 m Latitude S6°53'50,24301 Latitude S6°53'50,24301

Northing 9236800,098 m Longitude E107°38'10,20295 Longitude E107°38'10,20295

Elevation 753,764 m Height 753,764 m Height 753,764 m

Vector

Easting 26,391 m NS Fwd Azimuth 46°35'57 X -21,769 m

Northing 24,682 m Ellipsoid Dist. 36,111 m Y -18,132 m

Elevation -13,764 m Height -13,764 m Z 26,288 m

Standard Errors
Vector errors:

σ Easting 0,002 m σ NS fwd Azimuth 0°00'12 σ X 0,002 m

σ Northing 0,002 m σ Ellipsoid Dist. 0,002 m σ Y 0,005 m

σ Elevation 0,005 m σ Height 0,005 m σ Z 0,002 m

Aposteriori Covariance Matrix (Meter²)


X Y Z

X 0,0000049161

Y -0,0000009990 0,0000249094

Z 0,0000012606 -0,0000068988 0,0000049009


Occupations
From To

Point ID: BASE ITN


Data file: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data \SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1\BASE.20O tbc-1\ITN.20O
Receiver type: Unknown Unknown

Receiver serial number: 1121373 1121304

Antenna type: V30 GNSS V30 GNSS

Antenna serial number: -------- --------

Antenna height (measured): 1,672 m 1,672 m

Antenna method: Antenna Phase Center Antenna Phase Center


Tracking Summary
Residuals
I ean = -0.001 m Std. Dev. = 0.002 m Mi 0.008 m flax. = 0.008 m

018

0.06

0.02

T,0Z

-0,04

G8
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean = 0,000 m Std. Dev. = 0,003 m lain. = -0,014 m I' ax. = 0,010 m

008

0,06

-0,0Z

€.04

-0,06

G 11
invalid leap seconds - Invalid leap seconds
Mean = -0.005 m Std. Dev. = 0.006 m Mi 0.027 m Max. = 0.015 m

o l4
Invalid lesp seconds - Invalid leap seconds

Mean = 0,020 m Std. Dev. = 0,013 m Min. = -0,005 m Max. = 0,046 m

1 16
Invalid leap seconds - Invalid lesp seconds
Mean = 0,009 m Std. Dev. = 0,008 m Min. = -0,032 m Max. = 0,035 m

G 22
Invalid lesp seconds - Invalid leap seconds

Mean = 0,003 m Std. Dev. = 0,003 m Min. = -0,016 m Max. = 0,012 m

G 27
Invalid leap seconds - Invalid lesp seconds
Processing style
Elevation mask: 10,0 deg

Auto start processing: Yes

Start automatic ID numbering: AUTO0001

Continuous vectors: No

Generate residuals: Yes

Antenna model: Automatic

Ephemeris type: Automatic

Frequency: Multiple Frequencies

Processing Interval: Use all data

Force float: No

Acceptance Criteria

Vector Component Flag Fail


Horizontal Precision > 0,050 m + 1,000 ppm 0,100 m + 1,000 ppm
Vertical Precision > 0,100 m + 1,000 ppm 0,200 m + 1,000 ppm
BASE - PUTER (Invalid leap seconds-Invalid leap seconds) (S5)
Baseline observation: BASE --- PUTER (B5)

Processed: Invalid leap seconds

Solution type: Fixed

Frequency used: L1 only

Horizontal precision: 0,003 m

Vertical precision: 0,009 m

RMS: 0,009 m

Maximum PDOP: 2,983

Ephemeris used: Broadcast

Antenna model: NGS Absolute

Processing start time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing stop time: Invalid leap seconds (Local: UTC+7hr)

Processing duration: 01:02:20


Processing interval: 10 seconds

Vector Components (Mark to Mark)


From: BASE

Grid Local Global

Easting 791304,728 m Latitude S6°53'51,05069 Latitude S6°53'51,05069

Northing 9236775,416 m Longitude E107°38'09,34833 Longitude E107°38'09,34833

Elevation 767,528 m Height 767,528 m Height 767,528 m

To: PUTER

Grid Local Global

Easting 789859,482 m Latitude S6°53'53,09312 Latitude S6°53'53,09312

Northing 9236720,603 m Longitude E107°37'22,31243 Longitude E107°37'22,31243

Elevation 776,584 m Height 776,584 m Height 776,584 m

Vector

Easting -1445,246 m NS Fwd Azimuth 267°30'40 X 1375,900 m

Northing -54,813 m Ellipsoid Dist. 1445,353 m Y 438,764 m

Elevation 9,055 m Height 9,055 m Z -63,383 m


Standard Errors
Vector errors:

σ Easting 0,001 m σ NS fwd Azimuth 0°00'00 σ X 0,002 m

σ Northing 0,001 m σ Ellipsoid Dist. 0,001 m σ Y 0,004 m

σ Elevation 0,005 m σ Height 0,005 m σ Z 0,001 m

Aposteriori Covariance Matrix (Meter²)


X Y Z

X 0,0000038104

Y -0,0000059123 0,0000199986

Z 0,0000007573 -0,0000018137 0,0000017884

Occupations
From To

Point ID: BASE PUTER


Data file: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data \SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1\BASE.20O tbc-1\PUTER.20O
Receiver type: Unknown Unknown

Receiver serial number: 1121373 1121360

Antenna type: V30 GNSS V30 GNSS

Antenna serial number: -------- --------

Antenna height (measured): 1,672 m 1,672 m

Antenna method: Antenna Phase Center Antenna Phase Center


Tracking Summary
Residuals
Clean = -0,013 m Std. Dev. = 0,013 m Min. = -0,047 m flax. = 0,017 m

018

0.06

0.02

T,0Z

-0,04

10.14.30
09 ’6i 00

G 11
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

'lean = -0,002 m Std. Dev. = 0,006 m win. = -0,023 m flax. = 0,017 m

008

0,06

A,0Z

€.04
10:02.10

G 14
Mean = 0,002 m Std. Dev. = 0,005 m win. = -0,011 m flax. = 0,017 m

018

0.06

0.02

T,0Z

-0,04

10.14.30
09 ’6i 00

G 16
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

'lean = -0,006 m Std. Dev. = 0,007 m win. = -0,025 m flax. = 0,010 m

008

0,06

A,0Z

€.04
10:02.10

G 22
Mean = 0,002 m Std. Dev. = 0,007 m win. = -0,015 m flax. = 0,018 m

018

0.06

0.02

T,0Z

-0,04

10.14.30
09 ’6i 00

G 26
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean = 0,000 m Std. Dev. = 0,004 m lain. = -0,011 m Plax. = 0,011 m

008

0,06

A,0Z

€.04
10:02.10

G 27
Mean = 0.014 m Std. Dev. = 0.023 m Min. = -0.047 m Max. = 0.062 m

3.32

G 31
Invalid leap seconds - Invalid leap seconds

Mean -0.003 m Std. Dev.' 0.005 m Min.' -0.023 m Max.' 0.013 m

J,04

G 32
Invalid leap seconds - I nvalid leap seconds
Processing style
Elevation mask: 10,0 deg

Auto start processing: Yes

Start automatic ID numbering: AUTO0001

Continuous vectors: No

Generate residuals: Yes

Antenna model: Automatic

Ephemeris type: Automatic

Frequency: Multiple Frequencies

Processing Interval: Use all data

Force float: No

Acceptance Criteria

Vector Component Flag Fail


Horizontal Precision > 0,050 m + 1,000 ppm 0,100 m + 1,000 ppm

Vertical Precision > 0,100 m + 1,000 ppm 0,200 m + 1,000 ppm

6/12/2020 10:18:35 PM D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH Trimble Business Center


\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data tbc-
1.vce
Project file data Coordinate System
Name: D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH Name: World wide/UTM
\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data
tbc-1.vce Datum: WGS 1984
Size: 211 KB Zone: 48 South

Modified: 12/06/2020 22:19:56 (UTC:7) Geoid:

Time zone: SE Asia Standard Time Vertical datum:


Reference number:

Description:

Point List
ID Easting Northing Elevation Feature Code
(Meter) (Meter) (Meter)
ARC 795300,497 9235440,906 741957,157

BASE 791304,728 9236775,416 741988,000


CKW 791279,384 9238193,550 742041,921

ITN 791328,371 9236797,513 741974,236

PUTER 790009,928 9236726,348 741997,038

6/12/2020 10:20:31 PM D:\ANGGITA PRATIWI SUTRISNO\KULIAH Trimble Business Center


\SEMESTER 6\Geodesi Satelit II\olah data tbc-
1.vce

Anda mungkin juga menyukai