Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karuniaNya
sehingga laporan dengan judul Praktikum Ilmu Ukur Tambang ini dapat
1. Bapak Hepryandi L.Dj. Usup, S.T., M.T. selaku Koordinator Mata kuliah Ilmu
Ukur Tambang;
2. Bapak Noveriady, S.T., M.T. dan Bapak Ikhwan Fajeri., S.T., M.T. selaku dosen
pembimbing dalam Praktikum Ilmu Ukur Tambang.
3. Teman-teman seperjuangan kelompok 1, terima kasih atas kerja samanya.
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pertambangan ilmu ukur tambang adalah ilmu yang sangat penting
dunia pertambangan. Ilmu ukur tambang itu sendiri erat kaitannya dengan awal
bukaan tambang.
Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang
mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kedudukan lubang bukaan
tambang), dan kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian di dalam
stope.
Survey dalam ilmu ukur tambang adalah suatu teknik pengambilan data yang
dapat memberikan nilai panjang, tinggi dan arah relatif dari suatu objek ke objek
lainnya. Definisi arti kata surveying mengacu pada pengumpulan data yang
Jadi, surveying adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu dari bidang tanah
hingga penentuan bentuk dan ukuran bumi, sedangkan pengukuran adalah yang
berhubungan dengan penggunaan peralatan dari pita ukur hingga pengukuran jarak
pengukuran yang tepat serta peralatan ukur yang tepat pula. Peralatan yang
dipertanggungjawabkan.
1
2
Ilmu ukur tambang merupakan salah satu mata kuliah pada semester VI di
kuliah ini mempelajari tentang pemetaan dan cara perhitungan data pengukuran
Praktikum Ilmu Ukur Tambang, yaitu memetakan salah satu area pusat kegiatan
Maksud
dari teori-teori dasar Ilmu Ukur Tambang yang didapatkan oleh praktikan
pemetaan tambang bawah tanah yang terdiri dari tahap pengukuran di lapangan,
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ilmu ukur tambang ini yaitu
sebagai berikut.
BAB II
DASAR TEORI
Ilmu ukur tambang ialah suatu kegiatan kerja yang dilakukan dalam beberapa
pekerjaan tambang bawah tanah untuk mengetahui dan memperoleh data kedudukan
Ilmu ukur tanah ialah suatu ilmu yang mempelajari sebagian bentuk permukaan
bumi, bentuk mana dilakukan dengan cara mengukur tanah. Proses perhitungan dan
Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang
Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah kerja
berapa besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore
yang akan digali, juga untuk memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut
grafik yang mungkin dibuat, apabila diadakan suatu penambahan kerja yang efisien.
Mengenai peralatan ukur tambang ini pada umumnya tidak jauh berbeda
dengan alat-alat ukur tanah, kecuali apabila alat tersebut tidak dapat digunakan
Traversing adalah :
3
4
- Kurang begitu nyata atau teliti seperti yang dilakukan pada ukur tanah, jadi
kesalahan.
- Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pada ukur tanah, sehingga
pengukurannya.
dilakukan, mengingat tinggi mine haulage tunnel agak kurang dari panjang
1. Bentuk
2. Titik ikatnya.
Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan
Poligon Tertutup
Poligon tertutup atau kring adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya
Poligon Bercabang
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih
Poligon Kombinasi
koordinat dan jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada
koordinat.
Dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui
a. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,
b. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja,
poligon ini tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
sedangkan ujung yang lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada
f. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan
poligon ini tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
koordinat, sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini
poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada koreksi koordinat.
seperti ini akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan
1. Pembacaan Langsung
penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dari 0-360 dengan
2. Defleksi
Teleskop di set di belakang sasaran dengan posisi jarum pada titik nol
menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dari 0-
180 pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi/deviasi dari titik
3. Dengan Bearing
Bearing adalah suatu sudut yang diukur ke kiri atau ke kanan antara garis
Nama dari bearing tersebut tergantung dari letak empat titik dari kwadran.
Contoh :
Bearing A B = N 0 E
Bearing A C = N 0
Bearing A D = N 0
Bearing A E = N 0
Jadi, bearing tersebut dapat dibuat dari Kutub Utara geografis ke arah
kanan atau kiri, demikian pula sebaliknya dari Kutub Selatan ke arah kanan
atau kiri.
9
4. Dengan Azimuth
jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan dengan
menggunakan posisi seperti ini tanpa setting ulang kecuali harus melaksanakan
Azimuth : Ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara atau Selatan ke suatu
Contoh :
Azimuth 0 1 = 0
Azimuth 0 2 = 0
Azimuth 0 3 = 0
Azimuth 0 4 = 0
dengan yang lainnya). Untuk menghitung bearing suatu urutan dari titik, ada
a). Sudut diukur searah dengan perputaran jarum jam, azimuth dari arah yang
baru adalah azimuth mula-mula + sudut lurus atau angle right antara arah
tersebut -180.
b). Kalau jumlah azimuth awal + sudut lurusnya kurang dari 1800, perlu
ditambah 3600 dulu sebelum dikurangi dengan 1800 atau dapat juga
5. Dengan Repetisi
dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa
sudut terbaca dari piringan sertambang dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang
pembacaan ke-2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada akhir pengukuran
dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek sudut
terakhir harus sesuai dengan setting pertama. Instrumen terdiri dr 0-360 ke arah
kanan.
menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok2 pada akhir pencatatan.
Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bawah garis
anting-anting ditepatkan pada titik patok yang berada di bawah, tetapi untuk
perintisan tambang bawah tanah titik as dari sumbu I ditepatkan dengan plum
bob yang tergantung pada atap (roof), kecuali instrument tersebut tidak ada as
3. Harus memperhatikan gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya, juga
sebagainya).
pembacaan yang sangat hati-hati. Juga perlu dipehatikan pada daerah sekitar patok
yang akan dipasangi instrument tersebut, karena batuan dalam batuan induk (country
rock) yang tidak kuat dapat mengakibatkan kecelakaan bagi operator (surveyor) dan
lepas, daerah penirisan maupun pada pitth. Pengukur (transimen) umumnya kurang
memperhatikan hal ini, untuk pengukuran jarak pendek akan menimbulkan kesalahan
sudut tertentu.
Tim kerja (man crew) cukup tiga orang dengan pembagian tugas sebagai berikut
Cara pemberian nomor pada patok maupun tanda merupakan salah satu
masalah bagi pengukur dalam suatu penambangan, dimana diperlukan drift yang
parale, cross cut dan lain-lain, sehingga titik-titik yang tidak dapat berhubungan
Sistem penomoran akan memusingkan juga, bila ada selective mining untuk
suatu level yang bercabang, biasanya titik diberi nama berdasarkan urutan level
ke bawah, misalnya level 100 ft akan diberi nomor patok 101, 102, 103, dan
seterusnya, dan untuk level 200 dengan nomor 201, 202, 203 dan seterusnya.
Hanya pada daerah yang luas seperti rail road tunnel akan praktis untuk
menempatkan patok dilantai. Dan hal yang begitu praktis jarang ditemui.
Plum bob digantungkan pada spad dengan tali simpul agar mudah
bila ada getaran titik tersebut tidak berubah, hal ini untuk menghindari kesalan
memungkinkan.
Jadi lokasi dari patok yang tepat betul harus diperhatikan, ini untuk
mencegah instrument terhindar dari jatuhnya batuan lepas yang disebabkan oleh
4 2
FS
Yang perlu diperhatikan di sini adalah penerangan atau lampu dan alat
pembesar bacaan sudut (magnifaying glass atau loupe) karena dengan mata biasa
pembacaan akan kurang teliti jika sampai kemenit. Bila instrument dipasang
pengukuran sudut searah jarum jam harus diukur double atau dua kali.
ditepatkan pada angka dipita, dalam pemeliharaan atau penggunaan pita harus
hati-hati, misalnya jangan sekali-kali menarik pita sepanjang daerah yang akan
diukur, jika hal ini terjadi pada drift yang basah akan menyebabkan
6. Baca dan catat HA, lepaskan penggerak bagian bawah dan putar di lingkaran
9. Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya tidak
perlu. Jika HA dibuat double, ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan
10. Setelah semua pengukuran regular lengkap, pembantu membawa ujung 0 dari
3. unting-unting
4. plumb bob
7. pencil
Yang dimaksud dengan detail ialah pengukuran titik yang dilakukan pada
perubahan arah.
surveyor mengukur dengan angle right 15. Setelah sudutnya diputar, buat
tanda pada tembok dengan karbit atau crayon. Operasi ini diteruskan
titik-titik tertentu). Bila lebar drift pada titik tersebut berbeda, maka
2. Metode Offset
Ada tiga cara untuk menentukan evaluasi atau ketinggian suatu titik pada
- dengan mengukur kedalaman suatu shart dengan pita ukur atau spesial
case.
Gambar 6 melukiskan diagram metode transit dan pita ukur dari pada
Untuk menutup titik itu tambahkan HI. Bila tanggul digunakan untuk
itu fositif, maka jarak vertikal bertambah (VO = SO sin VA). Rumus dasar
Elevasi FS = elevasi IS + HI + VD + HS
(lihat gambnar 7) :
= elevasi A HI + VD + HS
Gambar 2.14 Cara Pengukuran Elevasi dengan Transit dan Pita Ukur
1. Theodolite
sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut
tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut sudut tersebut
18
berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah
titik lapangan.
Kontruksi Theodolite
1. .Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang
tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak
lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang
plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat
pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi
penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung
Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis garis pembagian skala dan
lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran
dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam
360 atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam
400 g.
3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki
Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama
2. Plum Bob
untuk mengukur ketegakan suatu benda atau bidang. Plum bob berguna dalam
penyentringan alat ukur yang tidak memiliki alat duga optik, unting-unting ini
terdiri dari benang yang diberi pemberat. Alat ini cukup sederhana dimana
terbuat dari bahan besi dengan permukaan berwarna besi putih, kuningan dan
juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk prisma dengan ujung lainnya
berbagai bentuk lainnya dimana salah satu ujungnya tetap dibuat runcing.
menstabilkan alat seperti theodolite dan waterpass. Alat ini mempunyai 3 kaki
yang sama panjang dan dapat diubah-ubah panjangnya sesuai dengan yang
diperlukan. Tripod terdiri dari bidang level/kepala statif , sekrup pengunci, tali
4. Kompas Geologi
kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas
Receiver GPS tipe navigasi, yang dilengkapi dengan Kompas Digital. Alat ini
titik
5. Rambu Ukur
Rambu Ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi
dengan menggunakan pesawat sipat datar, rambu ukur biasanya terdiri dari
beberapa jenis, antara lain seperti gambar 24 di bawah ini. Rambu Interval 5
mm Rambu Interval 10 mm
mendirikan alat atau memasang alat dengan benar, sedangkan untuk yang
Tetapi jangan lupa yang sangat penting yaitu setelah memasang alat,
wajib mengukur tinggi alat. Jika alat sudah terpasang tinggal mengarahkan
loops ke target.
21
Standart pengukuran elevasi dengan sudut vertikal, bacaan pada loops terdapat
tiga benang:
1. Benang atas.
2. Benang tengah.
3. Benang bawah.
6. Pita Ukur/Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang
pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan rollmeter hingga 0,5 mm.
Roll Meter ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis.
Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch.
Pita ukur atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30
meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm.
Roll Meter juga memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai ialah
tingkat pemuaian dikarenakan perubahan suhu udara. Dan daya regang ialah
perubahan panjang disebabkan regangan atau tarikan. Daya muai dan daya
regang meteran dipengaruhi oleh jenis Roll Meter, yang di bagi berdasarkan
untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk
membuat lingkaran. Pada ujung pita dilengkapi dengan pengait dan diberi
magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan pengukuran, dan pita tidak
7. Lampu Penerangan
penerangan dapat berupa senter, lampu rumah, lampu neon dan lain-lain.
8. Alat Tulis
Alat tulis merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencatat, menulis,
data praktikum ilmu ukur tambang. Alat tulis dapat berupa buku, pensil,polpen,
Cara Perhitungan
Perhitungan Azimuth
Bearing = 53
Azimuth ( 2-3) = ( 1-2) + AR 2-3 180
Perhitungan Ordinat
Ordinat (Y) A-S = HDA-S cos VA
Perhitungan Koordinat
Koordinat X
X3-4 = X2-3 + Absis 3-4
X = 9101
Koordinat Y
Y3-4 = Y2-3 + Ordinat 3-4
Y = 10926
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Ilmu Ukur Tambang dilakukan pada hari Jumat, 5 Mei 2017 pukul
19.00 - selesai. Bertempat di salah satu area pusat kegiatan mahasiswa atau
tepatnya di depan ruang kelas dan lorong jalan penghubung antara Teknik
Ukur Tambang pada semester genap tahun 2017. Dalam praktikum Ilmu Ukur
Tambang, mahasiswa dibentuk dalam sebuah kelompok yang ditentukan oleh dosen
pembimbing. Masing-maisng kelompok terdiri dari tiga belas atau lebih orang.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Ilmu Ukur Tambang adalah
sebagai berikut.
1. Theodolite
3. Tripod Theodolite
4. Kompas geologi
6. Pita ukur/meteran
244
25
7. Rambu ukur
9. Alat tulis
Prosedur kerja pengukuran praktikum Ilmu Ukur Tambang yaitu sebagai berikut.
6. Mengatur kaki statif hingga kedudukan statif dalam keadaan datar dan
pengunci.
ukur.
9. Melihat centering : jika paku (titik) sudah terlihat tepat di lingkaran kecil, maka
12. Memutar theodolite kearah kanan / searah jarum jam sebanyak 1 kali untuk
menentukan Azimuth.
13. Mengukur elevasi dan koordinat titik dengan menggunakan GPS dan mencatat
14. Mengukur tinggi alat dengan menggunakan meteran dan mencatat pada tabel
pengukuran.
15. Menekan tombol FUNC sebanyak 2 kali untuk menyalakan lampu atau lampu
laser.
18. Menekan tombol [V/%] untuk menampilkan pembacaan sudut vertikal dan
20. Mengukur jarak dari titik tengah alat ke kiri dan kanan dinding terowongan,
21. Mengukur tinggi dari alat ke atap terowongan menggunakan meteran atau
22. Setelah itu, memindahkan alat pada lokasi rambu yang diukur.
23. Melakukan langkah kerja no. 8 dan no.9 lalu menembakkan alat ke bawah titik
sebelumnya.
24. Melalukan langkah kerja dari no.13 sampai no. 23 hingga semua titik selesai
BAB IV
HASIL PENGUKURAN
1. Perhitungan Azimuth
4
28
4. Perhitungan VD
VDA-S = SDA-S sin A-S
6. Perhitungan Ordinat
7. Perhitungan Koordinat
Koordinat X
XS-1 = XA-S + LS-1
X = 822473
Koordinat Y
Y = 9754731
8. Perhitungan Elevasi
Z = 15 meter
Pada titik (PA-S) hingga titik (P5-6), elevasinya bernilai sama yaitu dengan
ketinggian 15 m.
Titik (P7-8)
= 17,70 meter
= 23,85 meter
1
LAMPIRAN
4.2 Hasil Perhitungan
3 140 43 10 93 6 0 0 0 0
2 4 1,81 0,6 0,6 9,3 0 9,3 5,888 -7,199 822464,513 9754711,229
1,15
4 227 15 0 266 31 50 0 0 0
3 5 1,57 0,6 0,6 18,2 0 18,2 -13,365 -12,354 822451,148 9754698,875
1,35
5 317 5 50 269 50 50 0 0 0
4 6 2,17 0,6 0,6 4,9 0 4,9 -3,336 3,589 822447,812 9754702,464
1,25
6 48 4 10 270 58 20 0 0 0
5 7 1,98 0,6 0,6 3,4 0 3,4 2,529 2,272 822450,341 9754704,736
1,45
7 49 26 30 181 22 20 36 56 50
6 8 2 0,6 0,6 4,5 2,71 3,6 2,732 2,338 822453,073 9754707,074
1,45
31
DAFTAR PUSTAKA