Oleh :
KELOMPOK VIII
1. MOCHAMAT RIDO C.131.13.0210
2. IKVANU PRIONO C.131.13.0210
3. BUDI PRAYITNO C.131.13.0210
4. JUVENTIUS EKO SM C.131.13.0210
5. LUKMAN WAHYUDI C.131.13.0210
6. BAYU ADI KURNIAWAN C.131.13.0210
7. HANIF NUR FAUZI C.131.13.0210
8. ARDI SETYADI C.131.13.0210
9. MUHAMMAD YANUAR C.131.13.0210
10. BOWO PAMUNGKAS C.131.13.0210
LAPORAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
Tanggal pengesahan :
Disahkan oleh :
Dosen Pendamping
Praktikum Mekanika Tanah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum Mekanika
Tanah. Laporan praktikum ini kami tulis sebagai salah sate tugas mata kuliah praktikum
dan Aplikasi Mata Kuliah Mekanika tanah pada Program Studi S-1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Semarang.
Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat dengan jelas dan
menghayati tentang pelaksanaan praktikum secara detail, dengan cara melihat dan
melakukan secara langsung di Laboratorium Mekanika Tanah yang ada di Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang.
Penyusunan laporan ini dilakukan oleh semua anggota kelompok, yang telah
mendapatkan informasi, bimbingan dan penjelasan serta hal-hal atau keterangan-
keterangan lain yang berupa saran sebagai masukan bagi isi laporan ini. Untuk itu kami
selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Kusrin, ST,MT selaku Dosen mata kuliah Mekanika Tanah I dan II
2. Ibu Ir. Diah S.B, MT selaku Dosen dan Pengampu Laboratorium Mekanika
Tanah.
3. Suratno, A.Md selaku Asisten dan Pembimbing Laboratorium Mekanika Tanah
4. Mahasiswa dan Mahasiswi Kelas regular (pagi) angkatan 2011 yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu yang telah membantu kami atas tersusunnya laporan ini.
Walaupun begitu banyak pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini,
namun kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu kami berharap adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktikum Mekanika Tanah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
KELOMPOK VIII
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK..................................................................... v
PENDAHULUAN..................................................................................................... vi
BAB I PERCOBAAN SONDIR...................................................................... 1
1.1. Tujuan Percobaan ........................................................................... 1
1.2. Alat-alat yang Digunakan .............................................................. 1
1.3. Prinsip dan Cara Kerja ................................................................... 1
1.4. Cara Membaca Manometer ............................................................ 2
1.5. Cara Menggambar Grafik .............................................................. 2
1.6. Rumus ............................................................................................ 3
1.7. Tabel Hasil Sondir........................................................................... 3
iii
BAB VI SIEVE ANALYSIS (GRAIN SIZE) .................................................. 2
6.1. Tujuan Percobaan ........................................................................... 2
6.2. Alat-alat yang Digunakan .............................................................. 42
6.3. Cara kerja........................................................................................ 42
6.4. Perhitungan Sieve Analysis ............................................................ 43
PENUTUP................................................................................................................. 82
iv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
v
PENDAHULUAN
Dalam Ilmu Teknik Sipil, tanah merupakan satu hal yang tidak bisa diabaikan
karena tanah akan menahan beban dari setiap bangunan yang kita dirikan. Dengan
memperhatikan hal tersebut maka sebelum kita melaksanakan atau membuat suatu
bangunan terlebih dahulu harus diadakan penyelidikan terhadap tanah tersebut. Hal ini
dimaksud untuk menjaga dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Penyelidikan dapat dilakukan secara teoritis di bangku kuliah dan secara
praktikum yang meliputi:
I. PRAKTIKUM DI LAPANGAN
a. Praktikum Sondir
b. Praktikum Booring
II PRAKTIKUM DI LABORATORIUM
a. Praktikum soil Test
b. Praktikum Direct Shear test
c. Praktikum Grain Size (Sieve Analysis)
d. Praktikum Hidrometer
e. Praktikum Alterberg Limit
f. Praktikum Standart Proctor
g. Praktikum Pemadatan Tanah
h. Praktikum Konsolidasi
vi
KELOMPOK 8 1
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB I
PERCOBAAN SONDIR
f. Hasil pembacaan manometer pada gerakan jarum yang pertama dan yang
kedua hasilnya kita catat pada blangko yang telah tersedia sebagai bahan
data perhitungan.
g. Setelah mencapai kedalaman 1 m dilakukan penyambungan pipa conus
(panjang pipa conus : 1 m). Kemudian melanjutkan pekerjaan tersebut di
atas hingga mencapai kedalaman yang dikehendaki atau ditentukan.
1.6. Rumus
Total friction : (Conus + Cleef Conus x 20/10) +A
Dimana A = Total Friction sebelumnya.
10 = Luas conus (cm’).
Local
Kedalaman Conus Conus & Cleef Total Friction
Friction
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
(kg/cm2)
0,00 0 0 0 0 x 2 ) = 0
0,20 26 32 6 0 +( 6 x 2 ) = 12
0,40’ 14 18 4 12 +( 4 x 2 ) = 20
0,60 10 18 8 20 +( 8 x 2 ) = 36
0,80 16 24 8 36 +( 8 x 2 ) = 52
1,00 6 8 2 52 +( 2 x 2 ) = 56
1,20 6 14 8 56 +( 8 x 2 ) = 72
1,40 4 12 8 72 +( 8 x 2 ) = 88
1,60 5 10 5 88 +( 5 x 2 ) = 98
1,80 4 11 7 98 +( 7 x 2 ) = 112
2,00 8 14 6 112 +( 6 x 2 ) = 124
2,20 10 14 4 124 +( 4 x 2 ) = 132
2,40 10 14 4 132 +( 4 x 2 ) = 140
2,60 12 16 4 140 +( 4 x 2 ) = 148
2,80 10 14 4 148 +( 4 x 2 ) = 156
3,00 9 12 3 156 +( 3 x 2 ) = 162
3,20 9 12 3 162 +( 3 x 2 ) = 168
3,40 8 11 3 168 +( 3 x 2 ) = 174
3,60 7 10 3 174 +( 3 x 2 ) = 180
3,80 6 10 4 180 +( 4 x 2 ) = 188
4,00 5 8 3 188 +( 3 x 2 ) = 194
4,20 15 20 5 194 +( 5 x 2 ) = 204
4,40 15 20 5 204 +( 5 x 2 ) = 214
4,60 20 25 5 214 +( 5 x 2 ) = 224
4,80 20 25 5 224 +( 5 x 2 ) = 234
5,00 21 26 5 234 +( 5 x 2 ) = 244
5,20 24 30 6 244 +( 6 x 2 ) = 256
5,40 25 30 5 256 +( 5 x 2 ) = 266
5,60 25 30 5 266 +( 5 x 2 ) = 276
5,80 20 25 5 276 +( 5 x 2 ) = 286
6,00 15 20 5 286 +( 5 x 2 ) = 296
6,20 10 14 4 296 +( 4 x 2 ) = 304
6,40 10 14 4 304 +( 4 x 2 ) = 312
6,60 9 13 4 312 +( 4 x 2 ) = 320
6,80 7 10 3 320 +( 3 x 2 ) = 326
7,00 7 10 3 326 +( 3 x 2 ) = 332
7,20 6 10 4 332 +( 4 x 2 ) = 340
7,40 9 14 5 340 +( 5 x 2 ) = 350
7,60 10 15 5 350 +( 5 x 2 ) = 360
7,80 9 13 4 360 +( 4 x 2 ) = 368
8,00 8 12 4 368 +( 4 x 2 ) = 376
BAB II
DIRECT SHEAR TEST
b. Pelaksanaan percobaan
1. Sample tanah yang dicetak dimasukkan ke dalam sample pada direct shear test
apparat.
2. Beban vertical (beban normal) dipasang di tempatnya, guna mendapatkan
tegangan normal (an) dan alat pemutar untuk mendapatkan tegangan geser (es).
3. Pemutar diusahakan dalam keadaan yang tetap. Bisa dilakukan dengan
kecepatan 2 detik atau 1 putaran, maka lebih tepat kiranya dipakai stopwatch.
4. Pada sample sudah mengalami kegeseran, jarum dial akan bergerak pada skala
konstan dan segera dicatat angkanya.
5. Percobaan dilakukan beberapa kali pada beban normal yang berbeda-beda
dengan demikian dapat dilakukan dengan 3 beban normal yang berbeda untuk
2 jenis sample tanah.
2.5. Perhitungan
Berat ring = 0.70 kg
Diameter penampang sample = 6.3 cm
Luas penampang (F) = ¼ x D2
= 31,17 cm2
Angka kalibrasi = 0.2
3. Tanah kedalaman 5 m :
as = (16x0.2)/31.17 = 0.106 kg/cm2
as = (18x0.2)/31.17 = 0.119 kg/cm2
as = (20x0.2)/31.17 = 0.133 kg/cm2
2.6. Kesimpulan
1. Dan hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 1 meter tanah
mempunyai kohesi (c) = 0,050 kg/cm’ dengan sudut geser (0) = 13,09°
2. Dan hash percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 3 meter tanah
mempunyai kohesi (c) = 0,1027 kg/cm’ dengan sudut geser (0) = 5,75°
3. Dan hasil percobaan Direct Shear Test didapat untuk kedalaman 5 meter tanah
mempunyai kohesi (c) = 0,0990 kg/cm2 dengan sudut geser (0) = 5,97°
BAB II
3. Persiapan alat
a. Bersihkan silinder pemadatan dan plat dasar yang akan digunakan kemudian
timbang beratnya (=W ).
b. Pasang dan klem plat atas dengan silinder gabungan. Pada saat pelaksanaan
penumbukan, silinder harus diletakkan pada dasar yang kokoh, bilamana perlu
harus dilandasi dengan blok beton.
3.4. Perhitungan
3.4.1. Mencari kadar air atau water content
a. Data sample tanah standart proctor
No. Percobaan 1 2 3 4 5
Berat tanah basah + cawan (gr) 51,60 44,00 72,00 66,05 60,00
Berat cawan (gr) 15,70 15,80 15,50 15,65 15,75
Berat tanah kering + cawan (gr) 45,00 38,00 59,50 48,80 50,05
Berat air (gr) 6,60 6,00 12,50 9,55 9,95
Berat tanah kering (gr) 29,30 22,20 44,00 33,15 34,30
Kadar air (%) 22,52 27,02 28,40 28,80 29,00
Tabel 3.1 Data sample tanah standart proctor
b. Langkah perhitungan
Percobaan 1 – 5
No. Percobaan 1 2 3 4 5
Berat tanah basah + proctor silinder
5000 5050 5095 5090 5095
(gr)
Berat proctor silinder (gr) 3900 3900 3900 3900 3900
Berat tanah basah (gr) 1100 1150 1195 1190 1195
Volume proctor (cm3) 902,90 902,90 902,90 902,90 902,90
Berat isi basah b (gr/cm3) 1,22 1,27 1,33 1,31 1,32
Berat isi kering k (gr/cm3) 0,99 1,00 1,03 1,01 1,02
Kadar pori (n) % - - - - -
Tabel 3.2. Data percobaan Proctor
b. Langkah Perhitungan
Rumus b =
= 1.22 gram/cm3
= 1.27 gram/cm3
= 1.33 gram/cm3
= 1.31 gram/cm3
= 1.32 gram/cm3
Rumus :
Dimana :
b = berat volume tanah basah (gr/cm3)
W = kadar air (%)
Percobaan 1 – 5
gram / cm3
gram / cm3
gram / cm3
gram / cm3
gram / cm3
3.5. Kesimpulan
Berdasarkan nilai kadar air di atas didapat perbandingan bahwa nilai kadar air dengan
contoh tanah yang sama tetapi pada cawan yang berbeda nilai kadar airnya tidak jauh
berbeda. Kadar air maksimum dari sampel tersebut yaitu 28,40%.
BAB IV
4.4. Perhitungan
RUMUS :
Catatan :
1. Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-getaran, karena
nilai Wo tidak akan tepat
2. Ukuran/Volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air sekurang-kurangnya
adalah 100 gram
3. Nilai berat volume pasir yang digunakan =0, berat yang akan mengisi kerucut Wo,
perlu ditentukan terlebih dahulu setiap penggantian pasir yang akan digunakan /
jika keadaannya sudah berubah misalnya kotor.
4.4.1 Data
-
Berat botol + corong + pasir mula = 5230 gram
-
Berat botol + corong + pasir sisa = 3120 gram
-
Berat pasir dalam corong = 1320 gram
-
Berat isi pasir / d pasir = 1,7 gr/cm3
-
Berat pasir dalam lubang (1-2-3) = 790 gram
-
Volume lubang = 464,71 cm3
-
Berat tanah basah + tempat = 1160 gram
-
Berat tempat = 110 gram
-
Berat tanah basah = 1050 gram
gr/cm3
gr/cm3
Hasil test =
= 159,505%
4.6 Kesimpulan
Hasil tes lebih dari 90%, jadi hasil tes pemadatan tanah memenuhi persyaratan.
BAB V
SOIL TEST DAN SPESIFIK GRAFITI (GS)
Hitungan :
Kadar air =
Catatan
Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan 2 benda uji
dengan cawan, yang hasilnya harus hampir sama, kemudian harganya dirata-ratakan.
Jika selisih harga kedua percobaan terlalu berbeda, harus diulangi.
1 3 5
No Uraian
meter meter meter
1 Berat kaleng (W) (gr) a 15.5 16.95 16.3
2 Berat tanah basah + kaleng (W) (gr) b 74.3 62.6 57
3 Berat tanah kering + kaleng (W) (gr) c 64 55 49.8
= 21.24%
= 19.97%
= 21.49%
Wi = (b–a) t1
Dimana :
Wi = harga din Picnometer
a = Berat Picnometer kosong
b = Berat Picnometer + aquadest
t1 °C = Angka pada table koreksi suhu.
3. Picnometer yang telah diketahui harga airnya ( = Wt ) diisi beberapa gram sample
kering ( 30 – 40 gram ) dan ditimbang beratnya, misal beratnya ( = c gram ),
dengan catatan sample dikit ditumbuk agar mudah dalam memasukkannya ke
dalam Picnometer.
4. Picnometer yang telah diisi sample tadi lalu diisi aqudest tidak sampai penuh
kemudian kita diamkan selama 24 jam.
5. Setelah 24 jam, picnometer yang sudah berisi sample tadi dikocok-kocok sampai
gelembung – gelembung udara tidak ada dan air diatas tanah bersih.
6. Kemudian Picnometer diatas diisi lagi dengan aquadest, misalnya beratnya ( d
gram )
7. Temperatur aqudest didalam Picnometer diukur t °C (lihat table )
8. Specific Gravity ( GS ) dapat dihitung dengan rumus :
Rumus : atau
Rumus :
Atau atau
Dimana V = Vv + Vs
t C = angka pada tabel suhu
No. URAIAN 1m 3m 5m
1 No. picnometer 2 4 5
2 Berat picnometer kosong ( gram ) 29.1 25.9 31
3 Berat picnometer + aquadest ( gram ) 78.5 75.6 81.9
4 Ukur suhu ( ti° C) 30.0 30.1 29.0
( dilihat dalam tabel koreksi suhu ) 1.00428 1.00430 1.00400
5 Harga air picnometer uil = ( 3-2 ) . 4 49.61 49.91 51.10
2. Perhitungan data
Mencari harga air picnometer (W’) dan harga specific grafity (Gs)
Untuk tanah kedalaman 1 m
-
Berat picnometer kosong = 29.1 gram ( a )
-
Herat picnometer + aquades = 78.5 gram ( b )
-
Suhu pengukuran ( ti° C) = 30.0
-
Koreksi suhu ti° C = 1.00428
-
Berat picnometer + tanah kering = 59.1 gram ( c )
-
Berat picnometer + tanah kering + aquadest = 94.65 gram ( d )
-
Suhu pengukuran (t2° C) = 31.0
-
Koreksi suhu t2° C = 1.00456
w1 = (b – a) t1 °C
= (78.5 – 29.1) 1.00428
= 49.61 gram
Gs =
= 2.16
w1 = (b – a) t1 °C
= (75.6 – 25.9) 1.00430
= 49.91 gram
Gs =
= 2.56
Gs =
= 2.09
Untuk tanah 1 m
-
Berat kaleng (w1 ) = 15.5 gram
-
Berat tanah basah + kaleng (3.3,2 ) = 74.30 gram
-
Berat tanah kering + kaleng ( w3) = 64 gram
ww = w2 – w3
= 74 – 64
= 10 gram
ws = w3 – w1
= 64 – 16
= 49 gram
Vv = ww
= 10 gram
Vs =
= 22.5 gram
b =
= 1.79 gr / cm3
untuk tanah 3 m
-
Berat kaleng (w1) = 17 gram
-
Berat tanah basah + kaleng ( w2) = 62.6 gram
-
Berat tanah kering + kaleng ( w3) = 55 gram
ww = w2 – w3
= 63 – 55
= 7.6 gram
ws = w3 – w1
= 55 – 17
= 38 gram
Vv = ww
= 7.6 gram
Vs =
= 14.8 gram
b =
= 2.03 gr / cm3
untuk tanah 5 m
-
Berat kaleng ( w1 ) = 16.3 gram
-
Berat tanah basah + kaleng ( w2) = 57 gram
-
Berat tanah kering + kaleng ( w3) = 49.8 gram
ww = w2 – w3
= 57 – 50
= 7.2 gram
ws = w3 – w1
= 50 – 16
= 34 gram
Vv = ww
= 7.2 gram
Vs =
= 16.0 gram
b =
= 1.75 gr / cm3
untuk tanah 1 m
-
berat volume basah (b) = 1.79 gr/cm3
-
(w) kadar air = 21.24%
k =
untuk tanah 3 m
berat volume basah (b) = 2.03 gr/cm3
(w) kadar air = 19.97%
k =
untuk tanah 5 m
berat volume basah (b) = 1.75 gr/cm3
(w) kadar air = 21.49%
k =
Kedalaman 1 m
k = 1.48 gr/cm3
Gs = 2.16
n =
= 31.48%
Kedalaman 3 m
k = 1.70 gr/cm3
Gs = 2.56
n =
= 33.59%
Kedalaman 5 m
k = 1.44 gr/cm3
Gs = 2.09
n =
= 31.10%
Untuk tanah kedalaman 1 m
E =
= 0.46
Untuk tanah kedalaman 3 m
E =
= 0.51
Untuk tanah kedalaman 5 m
E =
= 0.45
BAB VI
SIEVE ANALYSIS ( GRAIN SIZE )
Rumus :
Prosentase = x 100 %
Dimana :
a = Berat butiran yang tertinggal dalam saringan.
b = Berat mula-mula seluruhnya
Pekerjaan begitu selanjutnya sampai pada saringan paling halus (saringan paling
bawah).
Perhitungan 1 m
Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan. Untuk kedalaman 1
m berat tanah kering mula-mula = 100 gr.
1. Diameter saringan = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 19,65 gr
Prosentase = = 19,65 %
Prosentase = = 16,65 %
Prosentase = = 7,70 %
Prosentase = = 11,20 %
Prosentase = = 6,04 %
Prosentase = = 3,70 %
Prosentase = = 6,30 %
Prosentase = = 2,50 %
Prosentase = = 4,20 %
A. Kedalaman 1 M
Sample Prosentase
Brt. Sample Prosentase Prosentase
Diameter tanah yg yg
No tanah awal Komulatif Final
(mm) tertinggal tertinggal
(gr) P (%) (%)
(gr) (%)
l 4,75 100 19,65 19,65 19,65 80,85
2 2,00 100 16,65 16,65 36,30 63,70
3 1,18 100 7,70 7,70 44,00 56,00
4 0,85 100 11,20 11,20 55,20 44,80
5 0,42 100 6,04 6,04 61,24 38,76
6 0,30 100 3,70 3,70 64,94 35,06
7 0,18 100 6,30 6,30 71,24 28,76
8 0,15 100 2,50 2,50 73,74 26,26
9 0,075 100 4,20 4,20 77,94 22,06
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % – P
= 100 % – 77,94 %
= 22,06 %
Perhitungan 3 M
Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan. Untuk kedalaman 2 m berat
tanah kering mula-mula = 100 gr.
1. Diameter saringan. = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 22,70 gr
Prosentase = = 22,70 %
Prosentase = = 18,85 %
Prosentase = = 6,85 %
Prosentase = = 8,85 %
Prosentase = 5,35 %
Prosentase = = 3,25 %
Prosentase = = 5,10 %
Prosentase = = 1,95 %
Prosentase = = 4,10 %
B. Kedalaman 3 M
Prosentas
Sample tnh
Brt. Sample e
Diameter Yg Komulatif Finer
No Tnh Awal Yg
( mm ) tertinggal P (%) (%)
( gr ) tertinggal
(gr)
(%)
1 4,75 100 22,70 22,70 22,70 77,30
2 2,00 100 18,85 18,85 41,55 58,45
3 1,18 100 6,85 6,85 48,40 51,60
4 0,85 100 8,85 8,85 57,25 42,75
5 0,42 100 5,35 5,35 62,60 37,40
6 0,30 100 3,25 3,25 65,85 34,15
7 0,18 100 5,10 5,10 70,95 29,05
8 0,15 100 1,95 1,95 72,90 27,10
9 0,075 100 4,10 4,10 77,00 23,00
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % - P
= 100 % - 77 %
= 23,00 %
Perhitungan 5 M
Prosentase yang tertinggal pada masing-masing saringan. Untuk kedalaman 2
kering mula-mula = 100 gr.
1. Diameter saringan. = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan = 17,95 gr
Prosentase = = 17,95 %
Prosentase = = 19,50 %
Prosentase = = 7,25 %
Prosentase = = 11,10 %
Prosentase = = 5,90 %
Prosentase = = 3,50 %
Prosentase = = 5,70 %
Prosentase = = 1,70 %
Prosentase = = 4,70 %
C. Kedalaman 5 M
Rumus :
Kadar Lumpur = 100 % – P
= 100 % – 77,30 %
= 22,70 %
BAB VII
PERCOBAAN DENGAN HIDROMETER
0 ( 0" ) 9 1,8 0
1/4 ( 15" ) 9 1,8 0
1/2 ( 30" ) 8 1,6 0,2
1 ( 60" ) 7 1,4 0,2
2 ( 120") 6 1,2 0,2
5 ( 300") 5 1,0 0,2
10 ( 600") 4 0,8 0,2
48 ( 2880") 0 0 0,8
Nita Hidrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n = 22,06 %
2. t = 15 detik
z = 26 – 1,8 = 24,2 cm
D = (106 x 10-7 x 24,2 / 15)1/2 = 0 mm
Pr = 0 / 1,8 x 22,06 % =0%
Pf = 22,06 % – 0,00 = 22,06 %
3. t = 30 detik
z = 26 – 1,6 = 24,4 cm
D = (106 x 10-7 x 24,4 / 30)1/2 = 0,0029 mm
Pr = 0,2 / 1,8 x 22,06 % = 2,451 %
Pf = 22,06 % – 2,45 = 19,61 %
4. t = 60 detik
z = 26 – 1,4 = 24,6 cm
D = (106 x 10-7 x 24,6 / 60)1/2 = 0,0021 mm
Pr = 0,2 / 1,8 x 22,06 % = 2,451 %
Pf = 19,61 % – 2,45 = 17,16 %
5. t = 120 detik
z = 26 – 1,2 = 24,8 cm
D = (106 x 10-7 x 24,8 / 120)1/2 = 0,0015 mm
Pr = 0,2 / 1,8 x 22,06 % = 2,451 %
Pf = 17,16 % – 2,45 = 14,71 %
6. t = 300 detik
z = 26 – 1 = 25 cm
D = (106 x 10-7 x 25 / 300)1/2 = 0,0009 mm
Pr = 0,2 / 1,8 x 22,06 % = 2,451
Pf = 14,71 % – 2,45 = 12,26 %
7. t = 600 detik
z = 26 – 0,8 = 25,2 cm
D = (106 x 10-7 x 25,2 / 600)1/2 = 0,0007 mm
Pr = 0,2 / 1,8 x 22,06 % = 2,451
Pf = 12,26 % – 2,45 = 9,80 %
8. t = 2880 detik
z = 26 – 0 = 26 cm
D = (106 x 10-7 x 26 / 2880)1/2 = 0,0003 mm
Pr = 0,8 / 1,8 x 22,06 % = 9,804
Pf = 9,80 % – 9,80 = 0,00 %
Checking prosentase
N = E Pr
22,06 = 22,06
0 ( 0" ) 9 1,4 0
1/4 ( 15" ) 9 1,4 0
1/2 ( 30" ) 8 1,2 0,2
1 ( 60" ) 7 1,0 0,2
2 ( 120") 6 0,8 0,2
5 ( 300") 5 0,6 0,2
10 ( 600") 4 0,4 0,2
48 ( 2880") 0 0 0,4
Nita Hidrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n = 23,00 %
2. t = 15 detik
z = 26 – 1,4 = 24,6 cm
D = (106 x 10-7 x 24,6 / 15)1/2 = 0,0042 mm
Pr = 0 / 1,4 x 23,00 % =0%
Pf = 23,00 % – 0,00 = 23,00 %
3. t = 30 detik
z = 26 – 1,2 = 24,8 cm
D = (106 x 10-7 x 24,6 / 30)1/2 = 0,0030 mm
Pr = 0,2 / 1,4 x 23,00 % = 3,286 %
Pf = 23,00 % – 3,29 = 19,71 %
4. t = 60 detik
z = 26 – 1 = 25 cm
D = (106 x 10-7 x 25 / 60)1/2 = 0,0021 mm
Pr = 0,2 / 1,4 x 23,00 % = 3,286 %
Pf = 19,71 % – 3,29 = 16,43 %
5. t = 120 detik
z = 26 – 0,8 = 25,2 cm
D = (106 x 10-7 x 25,2 / 120)1/2 = 0,0015 mm
Pr = 0,2 / 1,4 x 23,00 % = 3,286 %
Pf = 16,43 % – 3,29 = 13,14 %
6. t = 300 detik
z = 26 – 0,6 = 25,4 cm
D = (106 x 10-7 x 25,4 / 300)1/2 = 0,0009 mm
Pr = 0,2 / 1,4 x 23,00 % = 3,286 %
Pf = 13,14 % – 3,29 = 9,86 %
7. t = 600 detik
z = 26 – 0,4 = 25,6 cm
D = (106 x 10-7 x 25,6 / 600)1/2 = 0,0007 mm
Pr = 0,2 / 1,4 x 23,00 % = 3,286 %
Pf = 9,86 % – 3,29 = 6,57 %
8. t = 2880 detik
z = 26 – 0 = 26 cm
D = (106 x 10-7 x 26 / 2880)1/2 = 0,0003 mm
Pr = 0,4 / 1,4 x 23,00 % = 6,571 %
Pf = 6,57 % – 6,57 = 0,00 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
23,00 = 23,00
0 ( 0" ) 6 1,2 0
1/4 ( 15" ) 6 1,2 0
1/2 ( 30" ) 5 1,0 0,2
1 ( 60" ) 4 0,8 0,2
2 ( 120") 3 0,6 0,2
5 ( 300") 2 0,4 0,2
10 ( 600") 1 0,2 0,2
48 ( 2880") 0 0 0,2
Nita Hidrometer ( a ) = 26 cm
n = prosentase
n = 22,70 %
2. t = 15 detik
z = 26 – 1,2 = 24,8 cm
D = (106 x 10-7 x 24,8 / 15)1/2 = 0,0042 mm
Pr = 0 / 1,2 x 22,70 % =0%
Pf = 22,70 % – 0,00 = 22,70 %
3. t = 30 detik
z = 26 – 1 = 25 cm
D = (106 x 10-7 x 25 / 30)1/2 = 0,0030 mm
Pr = 0,2 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 22,70 % – 3,78 = 18,92 %
4. t = 60 detik
z = 26 – 0,8 = 25,2 cm
D = (106 x 10-7 x 25,2 / 60)1/2 = 0,0021 mm
Pr = 0,2 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 18,92 % – 3,78 = 15,13 %
5. t = 120 detik
z = 26 – 0,6 = 25,4 cm
D = (106 x 10-7 x 25,4 / 120)1/2 = 0,0015 mm
Pr = 0,2 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 15,13 % – 3,78 = 11,35 %
6. t = 300 detik
z = 26 – 0,4 = 25,6 cm
D = (106 x 10-7 x 25,6 / 300)1/2 = 0,0010 mm
Pr = 0,2 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 11,35 % – 3,78 = 7,57 %
7. t = 600 detik
z = 26 – 0,2 = 25,8 cm
D = (106 x 10-7 x 25,8 / 600)1/2 = 0,0007 mm
Pr = 0,2 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 7,57 % – 3,78 = 3,78 %
8. t = 2880 detik
z = 26 – 0 = 26 cm
D = (106 x 10-7 x 26 / 2880)1/2 = 0,0003 mm
Pr = 0,4 / 1,2 x 22,70 % = 3,783 %
Pf = 3,78 % – 3,78 = 0,00 %
Checking prosentase
N = Σ Pr
22,70 = 22,70
Dari praktikum yang telah dilakukan telah didapat data-data dan parameter-
parameter sebagai berikut :
BAB VIII
ALTERBERG LIMIT
8.1.5. Pelaksanaan :
a. Taruhkan contoh-contoh (sebanyak 100 gr) dalam mangkok-mangkok
porselen, campur rata air destilasi kira 15 cc – 20 cc. Aduk, tekan dengan
spatel, bila perlu tambah air secara merata sehingga adukan benar-benar
merata.
b. Bila adukan tanah ini telah merat dan kebasahannya telah menghasilkan 30
– 40 pukulan pada percobaan, taruh adukan pada mangkok casagrande.
Gunakan spatel, sebar clan letakkan dengan baik sehingga tidak terdapat
gelembung udara di dalam tanah. Ratakan permukaan tanah dan buat
mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung terbawah mangkok,
dengan demikian tebal tanah bagian terdalam adalah 1 cm.
c. Jika ada kelebihan taruhlah adukan tanah tersebut ke mangkok porselen.
Dengan alai pembarut buat alur lures pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi 2 bagian simetris.
Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat
pembarut. Segera gerakkan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan
jatuh pada alasnya dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai kedua
bagian tanah bertemu sepanjang 12,7 mm. Catat pukulan yang diperlukan
tersebut. Pada percobaan pertama, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 – 40 kali, jika ternyata lebih dari 40 kali berarti tanah kurang
basah. Untuk itu kembalikan tanah tersebut ke mangkok porselen sampai
merata.
d. Setelah jumlah pukulan dicatat, ambil segera mangkok casagrande
sebagian tanah dengan menggunakan spatel secara tegak lurus alur tersebut
bagian tanah yang sating bertemu.
e. Periksalah kadar air tanah dengan alat periksa kadar air tanah.
f. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok casagrande,
kembalikan ke mangkok porselen, tambah lagi air secara merata.
g. Ulangi pekerjaan di atas, sehingga diperoleh 3 atau 4 data sehingga kadar
air dengan jumlah pukulan antara 10 dan 50 pukulan, selisih pukulan
masing-masing hamper sama.
h. Percobaan ini harus dilaksanakan dari tanah yang kurang cair kemudian
makin cair.
8.1.6. Hitungan :
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan
merupakan titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai abses dan kadar air
sebagai ordinat, tank garis lurus pada perpotongan garis penghubung tersebut
dengan garis vertical 25 kali pukulan. Batas cair dilaporkan sebagai bilangan
bulat yang terdekat.
Untuk Percobaan 1
Banyak ketukan = 37,00
Berat kaleng ( gr) = 15,70
Berat tanah basah + kaleng ( gr ) = 19,20
Berat tanah kering + kaleng ( gr ) = 18,25
Berat tanah basah ( gr ) = 19,20 – 15,70 = 3,50
Berat tanah kering ( gr) = 18,25 – 15,70 = 2,55
Berat air ( gr ) = 19,20 – 18,25 = 0,95
Untuk Percobaan 2
Banyak ketukan = 28,00
Berat kaleng ( gr) = 16,40
Berat tanah basah + kaleng ( gr ) = 62,00
Berat tanah kering + kaleng ( gr ) = 46,95
Berat tanah basah ( gr ) = 62,00 – 16,40 = 45,60
Berat tanah kering ( gr) = 46,95 – 16,40 = 30,55
Berat air ( gr ) = 62,00 – 46,95 = 15,05
Untuk Percobaan 3
Banyak ketukan = 17,00
Berat kaleng ( gr) = 16,10
Berat tanah basah + kaleng ( gr ) = 73,30
Berat tanah kering + kaleng ( gr ) = 53,90
Bern tanah basah ( gr ) = 73,30 – 16,10 = 57,20
Berat tanah kering ( gr) = 53,90 – 16,10 = 37,80
Berat air ( gr ) = 73,30 – 53,90 = 19,40
Untuk Percobaan 4
Banyak ketukan = 13,00
Berat kaleng ( gr ) = 16,65
Berat tanah basah + kaleng ( gr ) = 66,25
Berat tanah kering + kaleng ( gr ) = 46,10
Berg tanah basah ( gr ) = 66,25 – 16,65 = 49,60
Berat tanah kering ( gr ) = 46,10 – 16,65 = 29,45
Berat air ( gr ) = 66,25 – 46,10 = 20,15
8.1.9. Kesimpulan
Batas cair adalah nilai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair
dan plastis, atau dapat dikatakan batas cair adalah batas suatu tanah berubah
dari keadaan cair menjadi plastis. Pada percobaan didapat nilai liquid limit
sebesar 46.35 %.
8.2.4. Perhitungan :
Plastis Limit
Berat tanah basah + kaleng = 56.00 gr
Berat tanah kering + kaleng = 51.38 gr
Berat kaleng = 16.50 gr
PL =
= 13.24 %
Percobaan PL
Banyak ketukan -
Berat tanah basah + kaleng ( gr ) 56
Berat tanah kering + kaleng ( gr ) 51,38
Berat Air ( gr ) 4,62
Berat kaleng ( gr ) 16.50
Berat tanah kering ( gr ) 34,88
Kadar Air (%) 13,24
8.2.6. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan di atas adalah tanah mempunyai batas
plastisitas dan batas cair tertentu, kedua batas tersebut dipengaruhi oleh kadar
air pada tanah. Pada percobaan yang telah dilakukan didapat nilai PI sebesar
33.11 %
BAB IX
PERCOBAAN BOORING
9.1 Tujuan
Untuk mengetahui struktur lapisan tanah termasuk jenis serta warnanya dan juga
kedudukan MAT (Muka Air Tanah).
Pengambilan contoh tanah dilakukan tiap meter, baik pengambilan dengan memakai
tabung (undistrurbed) dan pengambilan secara biasa (distrurbed), tanah yang diambil
kemudian diperiksa di laboratorium.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pelaksanaan Mata Kuliah Praktikum Mekanika Tanah ini, mahasiswa
memperoleh pengetahuan terhadap percobaan-percobaan yang telah dilakukan seperti
sondir, soil test, Batas cair, dll. Sekaligus juga merupakan pelengkap dari pembelajaran
mahasiswa secara teori di kelas.
B. Saran-Saran
Untuk meningkatkan motivasi praktikum, dibutuhkan suatu cara atau sarana yang
dapat merangsang motivasi kerja praktikum tersebut. Oleh karena itu perlu ditingkatkan
kualitas asistensi dalam membimbing praktikum dan juga didukung dengan peralatan
yang lebih baik untuk membantu kelancaran dan ketelitian dalam praktikum.
Dengan adanya saran tersebut diatas, maka diharapkan untuk praktek-praktek
selanjutnya, kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.
TERIMA KASIH
• Perhitungan 1 m
Prosentase yang tertinggal pada masing – masing saringan.Untuk kedalaman 1 m berat tanah
kering mula – mula = 100 gr.
1. Diameter saringan. = 4,75 mm
Berat tanah sisa dalam saringan 19,65 gr
Prosentase = 19,65 x 100 % = 19,65 %
100