Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur atas berkat tuhan sehingga laporan
ini dapat dibuat dan juga saya ucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam proses pembuatan laporan ini dari awal sehingga
data-data pengamatan dapat diolah dengan baik dan sesuai prosedur dan prinsip
ilmiah sehingga kevalidan data dapat dikatakan cukup baik,
Laporan praktikum Sedimentologi Laut ini merupakan proses daripada
pembelajaran mahasiswa Ilmu Kelautan dalam menerapkan Ilmu yang diperoleh
melalui pembelajaran perkuliahan yang kemudian di praktikan pada Praktek
Lapang ini,
Praktek Lapang ini dilaksanakan di Sungai Dua Laut, Kabupaten Tanah Bumbu
pada tanggal 25-27 November 2022, Pada pengamatan yang dilaksanakan selama
3 hari ini dilaksanakan dengan alat-alat yang memadai sehingga dalam pengamatan
data-data yang diperoleh memiliki efisiensi yang sangat baik dan juga dengan
bimbingan langsung oleh Dosen Pengampu Mata kuliah.
Saya ucapkan sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu mata kuliah yang
telah membimbing selama Praktek Lapang yang telah tabah dalam membimbing
kami selama Praktek Lapang hingga mengolah data sehingga laporan ini dapat
selesai dengan baik dan benar sesuai standard laporan pengamatan.
II
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 2010716110002
Dosen I Dosen II
Dosen III
Muh.Afdal S.Kel.,M.Si
NIP.199307122022031007
III
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................... .... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
1.3. Ruang Lingkup ....................................................................................... 2
1.3.1. Ruang Lingkup Lokasi ................................................................ 2
1.3.2. Ruang Lingkup Materi................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1. Pengertian ................................................................................................ 3
2.2. Jenis dan Sumber Sedimen ...................................................................... 4
2.3. Transport Sedimen................................................................................... 6
2.4. Budget Sedimen....................................................................................... 9
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................... 11
3.1. Waktu dan Lokasi ................................................................................. 11
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 11
3.2.1. Alat ............................................................................................ 11
3.2.2. Bahan ......................................................................................... 12
3.3. Metode Pengambilan Data ................................................................... 12
3.3.1. Penentuan Titik Sampling.......................................................... 12
3.3.2. Oseanografi (arus dan gelombang) ............................................ 12
3.3.3. Sedimen Dasar ........................................................................... 13
3.3.4. Transport Sedimen ..................................................................... 13
3.4. Metode Analisis Data ............................................................................ 13
3.4.1. Oseanografi (arus dan gelombang) ............................................ 13
3.4.2. Analisis Ukuran butir................................................................. 15
3.4.3. Transport Sedimen (pengukuran dan prediksi).......................... 17
3.4.4. Pemetaan Sebaran Sedimen ....................................................... 19
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 20
4.1. Kondisi Oseanografi ............................................................................. 20
4.2. Ukuran dan Sebaran Butir Sedimen (megaskopis dan granulometry) .. 22
4.3. Stratifikasi Sedimen dan Geomorfologi Pantai ..................................... 29
4.4. Transpor Sedimen .................................................................................. 31
4.5. Budget Sedimen..................................................................................... 32
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 35
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
terbuka yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa dibagian selatan dan selat
laut di bagian timur. Sungai Dua juga merupakan daerah yang terpengaruh
dengan adanya angkutan yang berasal dari muara sungai seperti Sungai
Angsana, Sungai Bunati dan Sungai Dua Laut sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik dan pola sebaran
sedimennya.
Wilayah penelitian ini meliputi area Perairan Dua laut kecamatan Sungai
Loban Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan dengan cakupan 5 km
sepanjang pantai dan 3 km kea rah laut.
Ruang lingkup materi yang dibahas pada penelitian ini adalah penentuan
lokasi pengamatan dan pengambilan sampel sedimen, analisis sampel
sedimen dengan metode megaskopis dan granulometri, analisi karakteristik
dan sumber sedimen, analisis transpot sedimen serta pola sedimen
berdasarkan karakteristik dan ukuran butir sedimen.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
3
4
didominasi oleh kuarsa, feldspar dan mineral berat sedangkan di daerah tropis
didominasi oleh cangkang dan fragmen cangkang dan juga oolit (Komar, 1998).
Sedimentasi di perairan pantai, khususnya yang di dalamnya bermuara suatu
sungai akan mempunyai karakteristik yang khas dan mempunyai keterikatan
dengan proses sedimentasi di daratan dan di perairan (Dyer,1990).
Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber
yang menurut Kennet (1992) dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini dapat sampai ke dasar laut
melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau arus
laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.
2. Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa
organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-
bahan organik yang mengalami dekomposisi.
3. Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya reaksi
kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air
laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen
jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan glaukonit.
4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang bersal dari berbagai sumber dan
masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat
bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai partikel
darat yang terbawa angin. Material yang bersal dari luar angkasa merupakan
sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut. Sedimen yang
bersal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus berupa debu
volkanin, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat. Sedangkan sedimen
yang bersal dari partikel di darat dan terbawa angin banyak terjadi pada
6
daerah kering dimana proses eolian dominan namun demikian dapat juga
terjadi pada daerah sub tropis saat musim kering dan angin bertiup kuat.
Dalam hal ini umumnya sedimen tidak dalam jumlah yang dominan
dibandingkan sumber-sumber yang lain.
garis pantai yang banyak menyebabkan permasalah seperti pendangkalan, erosi dan
sebagainya seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.3. (Vironita, dkk).
Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda karena
berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat sulit mengangkut
sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang
mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir (Mawardi. 2016).
Transpor sedimen di perairan pantai dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu transpor menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport), yang
mempunyai arah rata-rata tegak lurus garis pantai dan transpor sepanjang pantai
(longshore transpor), yang mempunyai arah rata-rata sejajar pantai, lihat Gambar
2.5. (CHL 2002).
gelombang biasa yang terjadi sehari-hari akan membentuk kembali pantai yang
sebelumnya tererosi (pantai kembali stabil), sebaliknya akibat pengaruh transpor
sedimen sepanjang pantai, sedimen dapat terangkut sampai jauh dan menyebabkan
perubahan garis pantai.
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktek lapang ini terbagi menjadi peralatan
yang digunakan di lapangan dan peralatan yang digunakan di laboratorium seperti
yang dijabarkan pada Tabel 3.1. dan Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Alat yang Digunakan di Lapangan
No Alat Fungsi
1. Alat Tulis Mencatat data
2. Drague Drifteter Mengukur kecepatan arus
3. Hand GPS Penentuan koordinat lapangan
4. GPS Map Sounder Mengukur kedalaman perairan
5. Grab Sampler Mengambil sedimen di dasar perairan
11
12
No Alat Fungsi
6. Kantong Sampel Wadah tempat substrat
7. Kapal Alat transportasi
8. Kompas Menentukan arah mata angin
9. Sedimen Trap Memerangkap sedimen di perairan
dangkal
10. Stopwatch Mengukur waktu
11. Tiang Berskala Mengukur tinggi gelombang
12. Peta RBI Melihat titik lokasi pengambilan sampel
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan yang
digunakan pada saat di laboratorium dan analisis data seperti yang dijabarkan pada
Tabel 3.3.
Trap) yang diletakkan pada 10 titik di lokasi penelitian selama 3 hari (2 kali siklus
pasang surut). Pemasangan dilakukan pada lokasi yang terdampak pasang surut.
A. Gelombang
diperairan dalam dari data kecepatan angin dan fetch, dengan persamaan
sebagai berikut (U.S. Army Corps of Engineers, 2006)
Untuk gelombang yang berkembang secara penuh (full) dapat
dihitungdengan menggunakan persamaan (U.S. Army Corps of Engineers
2006):
U* = (CD x UC 2) dan UC = UW x RT
Gelombang yang merambat menuju pantai mempunyai kecepatan yang
bervariasi sepanjang garis puncak gelombang yang bergerak dengan membentuk
sudut terhadap garis kedalaman laut. Variasi kecepatan rambat gelombang ini
disebabkan karena gelombang di laut dalam bergerak lebih cepat dari pada
gelombang di laut yang lebih dangkal. Variasi tersebut menyebabkan puncak
gelombang membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur kedalaman
laut. Refraksi gelombang dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Snell’s
(U.S. Army Corps of Engineers 2006) yaitu:
Tinggi gelombang pada kedalaman dihitung dengan menggunakan persamaan (U.S.
Army Corps of Engineers 2006):
dimana:
Ho = tinggi gelombang di laut dalam
Ks = koefisien shoaling
Kecepatan arus menyusur pantai (v) akibat pengaruh gelombang pecah dihitung
dengan persamaan: sin b cos b , (Komar, 1998)
dimana:
Hb = tinggi gelombang pecah
db = kedalaman gelombang pada saat pecah
= sudut gelombang pada saat pecah
G = percepatan gravitasi (m/s2)
16
𝜌 g
𝑄1 = 𝐾 ( 𝐻 sin(2𝛼 )
16γ (ρ – ρ)(1 − n)
dimana:
s = Massa jenis sedimen
= Massa jenis air laut
b = Indeks gelombang pecah
n = Porositas sedimen
b = Sudut gelombang pecah
18
Qy = Qx =
Dimana:
Qx = volume transport sedimen sejajar pantai
Qy = volume transport sedimen tegak lurus pantai
Vu = volume utara sedimen trap
Vs = volume selatan sedimen trap
Vt = volume timur sedimen trap
Vb = volume barat sedimen trap
y
Qi = Transpor sepanjang
pantai
Garis pantai
Sel i
i-1 i+1
yi
Hasil penyusunan data yang didapat dari hasil analisis kemudian dibuat peta
sebarannya menggunakan software Surfer 21, ArcMap 10.8,dan Microsoft Excel
untuk penghitungan data hingga didapatkan sebaran spasial dari sebaran sedimen
Sebaran spasial tersebut menggambarkan keadaan sebaran sedimen di lokasi
penelitian.
20
lOMoAR cPSD| 20783732
lOMoAR cPSD| 20783732
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Arus
Pergerakan sedimen di dalam perairan dipengaruhi oleh kecepatan arus
danukuran butiran sedimen yang terkandung di dalamnya. Semakin besar ukuran
butiran sedimen membutuhkan kecepatan arus yang semakin besar untuk
mengangkut sedimen tersebut Sehingga, arah dan kecepatan arus di suatu
perairan akan mempengaruhi pola penyebaran transport sedimen di perairan
tersebut (Triatmodjo, 1999).
Perbedaan kecepatan arus berpengaruh terhadap transport sedimen, dimana
semakin besar arus yang terbentuk maka trabsport sedimennya juga akan semakin
besar, baik berupa bed load (sedimen dasar) maupun suspended load (sedimen
tersuspensi), selain faktor lain seperti karakteristik butir sedimen dan kemiringan
pantai.
20
Darlan (1996) dalam Nugroho dan Basit (2014) menyebutkan bahwa
distribusi fraksi sedimen dipengaruhi oleh arus. Pada daerah dengan turbulensi
tinggi, fraksi yang memiliki kenampakan makroskopis seperti kerikil dan pasir akan
lebih cepat mengendap dibandingkan fraksi yang berukuran mikroskopis seperti
lumpur. Dari hasil analisis arus di pesisir Sungai Dua Laut, diketahui bahwa arus
dominan berasal dari selatan menuju timur laut. Arus yang berasal dari selatan
berasal dari arus Laut Jawa yang memang berada di bagian selatan perairan Sungai
Dua Laut.
4.1.3 Gelombang
Perhitungan prediksi gelombang di wilayah pesisir dan laut Sungai Dua
Laut dilakukan pada bagian timur hingga bagian barat. Lokasi Sungai Dua Laut
yang menghadap laut terbuka akan berpengaruh terhadap panjang fetch yang
dihasilkan. Panjang fetch menentukan energi gelombang, semakin besar fetch maka
gelombang akan semakin besar dan begitupun sebaliknya. Hasil analisis prediksi
gelombang di perairan Sungai Dua Laut selama kurun waktu 2009 – 2019 dari arah
angin sebagai pembangkit gelombang dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Prediksi Gelombang di Perairan Sungai Dua Laut
No. Musim Arah Uz Fetch Tp Hmo (m)
B 5 17696,97 2,031163 0,293848
T 5 23993,29 2,247835 0,342151
Barat (Desember-
1. BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
Februari)
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 3 178076,6 3,661571 0,544511
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 1 (Maret- BD 4 115122,5 3,501693 0,591712
2.
Mei) TG 3 101661,7 3,038077 0,411416
S 5 178076,6 4,38174 0,932131
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
T 12 23993,29 3,096751 0,892916
3. Timur (Juni-Agustus) BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 4 178076,6 4,04915 0,735925
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 2 T 5 23993,29 2,247835 0,342151
4. (september- BD 6 115122,5 4,044576 0,911004
november) TG 6 101661,7 3,880521 0.856089
S 5 178076,6 4,38174 0,932131
21
Tabel 4.1. Prediksi Gelombang di Perairan Sungai Dua Laut
B
BD
Barat (Desember - 0,042844 - 0,183342 - 0,001302 -
1 TL
Februari) 2,524422 3,922308 0,209468
S
TG
B
BD
Peralihan 1 (Maret - 0,06931 - 0,196916 - 0,001772 -
2 TL
Mei) 0,920794 3,317148 0,109065
S
TG
B
BD
Timur (Juni - 0,06931 - 0,196916 - 0,001772 -
3 TL
Agustus) 1,687065 3,288095 0,096686
S
TG
B
Peralihan 2 BD
0,218633 - 0,251503 - 0,005018 -
4 (September - TL
1,542299 3,580954 0,151803
November) S
TG
Ukuran butir adalah aspek yang paling fundamental dari partikel sedimen,
yang mempengaruhi proses sedimentasi, transportasi dan pengendapan (Blott dkk.,
2001). Analisis ukuran butir memberikan petunjuk penting asal sedimen, sejarah
transportasi dan kondisi pengendapan (Folk & Ward, 1957; Friedman, 1979; Bui
dkk,1990). Distribusi ukuran butir dipengaruhi oleh faktor lain seperti jarak dari
garis pantai, jarak dari sumber (sungai), sumber material sedimen, topograf dan
mekanisme transportasi sedimen (Abuodha, 2003). Pada Tabel 4.1. dapat dilihat
ukuran butir sedimen yang terdapat di Perairan Sungai Dua Laut yang terdiri dari
nilai D50, bentuk dan tekstrur sedimen sertapersentase banyaknya sedimen dengan
klasifikasi gravel, and sand.
22
Tabel 4.3. Ukuran Butir Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Persentase (%)
St X Y D50 Bentuk Tekstur Grave San Mu
l d d
Slightly
Very Fine Pasir
122 360765 9589249 80,8 Gravelly Sedikit 0 99,3 0,7
Very Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
129 115,7503 -3,70547 306,8 Gravelly Sedikit 2,9 97,1 0
Medium Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
135 115,7411 -3,72258 332,4 18,1 81,8 0,1
Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
140 360944 9588510 261,3 7,4 92,5 0,1
Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
142 361644 9689046 506,4 22,1 77,9 0
Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
145 360364 9589086 509,2 6,2 92,8 1
Coarse Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
145 360755 9588299 266,1 7,7 92 0,3
Medium Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
146 350420 9587916 252,1 14,4 82 3,6
Very Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
149 360945 9589026 257,6 Gravelly Sedikit 2 98 0,1
Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
958987
152 360661 170 Gravelly Sedikit 3,1 96,8 0
0 Fine Berkerikil
Sand
23
Slightly
Very Fine Pasir
160 359591 9589238 261,5 Gravelly Sedikit 0,8 98,4 0,8
Very Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
164 360439 9589267 286,9 Gravelly Sedikit 4,4 95,5 0,1
Very Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
170 360690 9590086 298,9 6,3 93,5 0,2
Very Fine Berkerikil
sand
Very Fine
Gravelly Pasir
173 362439 9589631 154,1 6,9 93 0,2
Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
178 359811 9589439 263,9 8,3 91,6 0,1
Very Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
181 361229 9590039 162,4 7,3 92,5 0,2
Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
185 359935 9589600 331,5 Gravelly Sedikit 2,6 97,4 0,1
Medium Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
186 359560 9588824 277,9 Gravelly Sedikit 3,9 96 0,1
Medium Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
188 115,750 -3,712 262,9 26,5 73,5 0
Fine Berkerikil
Sand
24
Union). Ukuran butiran ditetapkan berdasarkan ukuran saringan (untuk butiran
kasar) dan ukuran/diameter sedimentasi (untuk butiran halus). Klasifikasi butiran
dilakukan berdasarkan nilai diameter referensi (D50) dari material dasar
Gambar 4.2 Peta Sebaran Nilai D50 Sedimen di perairan Sungai Dua Laut
Berdasarkan hasil analisis, nilai D50 sebaran sedimen di perairan Sungai
Dua Laut memiliki tekstur berpasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand)
yang terdapat pada 6 stasiun dan memiliki tekstur kerikil berpasir (gravelly sand)
pada 2 stasiun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekstur sedimen di perairan
Sungai Dua Laut didominasi oleh tekstur pasir dengan sedikit kerikil (slightly
gravelly sand) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Adanya sedimen bertekstur pasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly
sand) di bagian tengah lokasi penelitian dan sedimen bertekstur kerikil berpasir
(gravelly sand) pada bagian kanan dan kiri menandakan bahwa sebaran sedimen
pada bagian tengah dengan tekstur yang lebih halus dipengaruhi oleh pola arus
perairan yang pada bagian timur merupakan arus dari Laut Jawa sedangkan pada
bagian barat merupan arus dari Selat Makassar yang dihubungkan oleh Selat Laut.
25
4.2.2 Sebaran Nilai Mean Sedimen
Nilai mean (rata-rata) sedimen di perairan Sungai Dua Laut memiliki nilai
phi yang berkisar antara 0,7 – 2,5.Nilai tersebut terbagi lagi untuk diklasifikasikan
sebagai deskripsi suatu tekstur sedimen (Gambar 4.3.). Lokasi dasar perairan yang
memiliki nilai mean sebesar 0,7 – 2,0 pada lokasi penelitian memiliki tekstrur
sedimen pasir halus (fine sand). Sedangkan lokasi yang memiliki nilai mean di atas
dari 2 merupakan sedimen dengan tekstrur pasir sedang (medium sand)
Gambar 4.3 Peta Sebaran Mean Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
26
Gambar 4.4 Peta Sebaran Sorting Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Nilai sorting atau sortasi di perairan Sungai Dua Laut berada pada rentang
angka 1,5 – 3,8 dalam satuan phi. Nilai sortasi yang berada pada kisaran 0,6 – 1
masuk dalam kategori moderately sorted yang artinya terpilah dengan sedang
sedangkan yang memiliki nilai sorting dalam rentang angka 1 – 1,8 masuk dalam
kategori poorly sorted yang artinya terpilah buruk.
27
Gambar 4.5 Peta Sebaran Skewness Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Sebaran nilai Skewness di perairan Sungai Dua Laut dapat dilihat pada
Gambar 4.5. Dimana nilainya berada pada rentang -0,3 – 0,4 dalam satuan phi.
Dapat terliat pada gambar bahwa nilai Skewness di perairan Sungai Dua Laut
dominan memiliki partikel berukuran besar karena nilai yang dominan adalah nilai
pada rentan -0,11 – 0,2.
28
Gambar 4.6 Peta Sebaran Kurtosis Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
29
Gambar 4.8. Stratifikasi Sedimen
30
Gambar 4.9. Bentuk Pasir di Pesisir Sungai Dua Laut
4.3 Transport Sedimen
Trasnpor sedimen pantai adalah gerakan sedimen di daerah pantai yang
disebabkan oleh gelombang dan arus yang dibangkitkannya. Transpor sedimen
pantai dapat diklasifikasikan menjadi transpor menuju-meninggalkan pantai
(onshore- offshore transport) dan transpor sepanjang pantai (longshore
transport) (Triatmodjo, 2012).
Tabel 4.3. Volume Transport Sedimen
Keterangan:
Ox = Sejajar Pantai
Dari hasil analisis data, didapatkan kesimpulan bahwa nilai volume transpor
sedimen sejajar pantai terbesar terdapat pada stasiun 2B dengan jumlah volume
sebesar 20,778 m3/jam yang angkutannya mengarah ke barat laut. Sedangkan
volume transpor sedimen sejajar pantai dengan nilai yang terkecil terdapat pada
stasiun 4B yang hanya mendapatkan jumlah volume sebesar 0,193 m3/jam dengan
arah angkutan menuju utara.
31
Gambar 4.10. Arah Transport Sedimen di Pesisir Sungai Dua Laut
Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.10. lokasi Stasiun 2A berada di
tengah muara yang sangat memungkinkan tidak terjadinya pergerakan arus yang
merupakan salah satu faktor pengikisan material di pantai. Tidak terjadinya
pergerakan arus dibagian muara diakibatkan oleh adanya proses sedimentasi di
ujung pertemuan muara dengan lidah pasir, sehingga masukan air tidak terjadi
secara maksimal.
32
volume yang lebih besar dibandingkan dengan tabung bagian selatan maka wilayah
tersebut mengalami abrasi. Sedangkan untuk mengetahui arah transpor sedimen di
pesisir pantai, dapat dilihat dengan mengetahui jumlah volume pada tabung bagian
timur dan barat. Jika tabung pada bagian timur memiliki volume yang lebih besar
dibandingkan dengan tabung pada bagian barat, dapat disimpulkan bahwa pada
wilayah tersebut arah transpor sedimennya lebih condong dari arah timur,
begitupun sebaliknya jika volume tabung bagian barat memiliki volume yang lebih
besar daripada bagian timur maka pada wilayah tersebut arah transport sedimennya
berasal dari arah barat.
Musim (2011 -
Abrasi Sedimentasi
2021)
Barat 34% 4%
Peralihan 1 4% 26%
Timur 31% 1%
Peralihan 2 31% 69%
Total Persentase 100% 100%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa wilayah pesisir dan laut Sungai Dua
Laut merupakan wilayah yang perubahannya terjadi sangat dinamis. Pada tahun
2010 hingga 2013 terjadi proses abrasi dengan volume rata-rata terbesar senilai
33
21.020 m3/bulan. Sedangkan dalam kurun waktu 3 tahun ke belakang, yakni tahun
2017- 2019 terjadi proses sedimentasi yang besaran nilai volume terbesar sebanyak
6.112,56 m3/bulan.
34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Karakteristik sedimen di wilayah pesisir dan laut Sungai Dua
Laut dilihat darinilai D50 adalah sedimen dengan tekstur berpasir
dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand) dan kerikil berpasir
(gravelly sand). Tekstur sedimen yang paling dominan adalah
tekstur berpasir dengan sedikit kerikil (slightly gravelly sand).
2) Pola sebaran sedimen di perairan Sungai Dua Laut di bagian
tengahnya terdiri dari sedimen dengan tekstur berpasir dengan
sedikit kerikil (slightly gravelly sand) dan pada bagian timur dan
barat masing-masing terdiri dari sedimen dengan tekstrur kerikil
berpasir (gravelly sand).
3) Pola sebaran sedimen di perairan Sungai Dua Laut di bagian
tengahnya terdiri dari sedimen dengan tekstur berpasir dengan
sedikit kerikil (slightly gravelly sand) dan pada bagian timur dan
barat masing-masing terdiri dari sedimen dengan tekstrur kerikil
berpasir (gravelly sand).
5.2 Saran
Untuk penelitian yang akan datang, ada baiknya peralatan yang digunakan
lebih mendukung lagi, serta dilakukan pengambilan data yang lebih banyak
agar dapat dihasilkan data dan hasil yang lebih baik.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Komar, P.D., 1998. Beach Processes and Sedimentation, 2nd ed. New
Jersey. Kurniawan. A., Pradana. R.A. 2016. Pemodelan Aliran
Material Sedimen Akibat Arus Pasang Surut untuk
Pemeliharaan Kedalaman Perairan Pelabuhan (Studi Kasus
:Pelabuhan Tanjung Perak-Teluk Lamong, Surbaya). Jurnal
Geoid Volume 12 No 01. Departemen Teknik Geomatika,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS). Jawa Timur.
37
LAMPIRAN
38
Gambar 2.3. Angkutan Sedimen di Pantai
39
Gambar 2.6. Budget Sedimen
40
No Alat Fungsi
Perairan
6. Kantong Sampel Wadah tempat substrat
7. Kapal Alat transportasi
8. Kompas Menentukan arah mata angin
9. Sedimen Trap Memerangkap sedimen di perairan
dangkal
10. Stopwatch Mengukur waktu
11. Tiang Berskala Mengukur tinggi gelombang
12. Peta RBI Melihat titik lokasi pengambilan sampel
41
Gambar 3.2. Klasifikasi Skala Wenworth
y
Qi = Transpor sepanjang
pantai
Garis pantai
Sel i
i-1 i+1
yi
42
Tabel 4.1. Prediksi Gelombang di Perairan Sungai Dua Laut di tahun 2009-2019
No. Musim Arah Uz Fetch Tp Hmo (m)
B 5 17696,97 2,031163 0,293848
T 5 23993,29 2,247835 0,342151
Barat (Desember-
1. BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
Februari)
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 3 178076,6 3,661571 0,544511
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 1 (Maret- BD 4 115122,5 3,501693 0,591712
2.
Mei) TG 3 101661,7 3,038077 0,411416
S 5 178076,6 4,38174 0,932131
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
T 12 23993,29 3,096751 0,892916
3. Timur (Juni-Agustus) BD 5 115122,5 3,789316 0,749469
TG 5 101661,7 3,635616 0,704291
S 4 178076,6 4,04915 0,735925
B 6 17696,97 2,167989 0,357182
Peralihan 2 T 5 23993,29 2,247835 0,342151
4. (september- BD 6 115122,5 4,044576 0,911004
november) TG 6 101661,7 3,880521 0.856089
S 5 178076,6 4,38174 0,932131
43
Fine
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
145 360364 9589086 509,2 6,2 92,8 1
Coarse Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
145 360755 9588299 266,1 7,7 92 0,3
Medium Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
146 350420 9587916 252,1 14,4 82 3,6
Very Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
149 360945 9589026 257,6 Gravelly Sedikit 2 98 0,1
Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
958987
152 360661 170 Gravelly Sedikit 3,1 96,8 0
0 Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
160 359591 9589238 261,5 Gravelly Sedikit 0,8 98,4 0,8
Very Fine Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
164 360439 9589267 286,9 Gravelly Sedikit 4,4 95,5 0,1
Very Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
170 360690 9590086 298,9 6,3 93,5 0,2
Very Fine Berkerikil
sand
Very Fine
Gravelly Pasir
173 362439 9589631 154,1 6,9 93 0,2
Fine Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
178 359811 9589439 263,9 8,3 91,6 0,1
Very Fine Berkerikil
Sand
Very Fine Pasir
181 361229 9590039 162,4 7,3 92,5 0,2
Gravelly Berkerikil
44
Fine
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
185 359935 9589600 331,5 Gravelly Sedikit 2,6 97,4 0,1
Medium Berkerikil
Sand
Slightly
Very Fine Pasir
186 359560 9588824 277,9 Gravelly Sedikit 3,9 96 0,1
Medium Berkerikil
Sand
Very Fine
Gravelly Pasir
188 115,750 -3,712 262,9 26,5 73,5 0
Fine Berkerikil
Sand
Gambar 4.2 Peta Sebaran Nilai D50 Sedimen di perairan Sungai Dua Laut
45
Gambar 4.3 Peta Sebaran Mean Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Gambar 4.4 Peta Sebaran Sorting Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
46
Gambar 4.5 Peta Sebaran Skewness Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
Gambar 4.6 Peta Sebaran Kurtosis Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
47
Gambar 4.7 Stratifikasi Sedimen di Perairan Sungai Dua Laut
48
Gambar 4.10. Arah Transport Sedimen di Pesisir Sungai Dua Laut
49