Kelas I03
Disusun Oleh:
Ryan Iqro Mahameru 175080601111032
Faradhillah Adibah 175080601111033
Jimmy Echlesia Permata 175080607111003
Lutfi Oktasyah 175080607111007
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Pertama tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan berkat-Nya Tugas Makalah Dinamika Ekosistem Kelautan
dapat diselesaikan. Tugas Makalah ini berisi tentang materi Tides, Tidal Mixing,
And Internal Waves. Materi yang dibahas yaitu tentang keseluruhan yang
berhubungan dengan Tides, Tidal Mixing, And Internal Waves.
Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Memahami materi Tides, Tidal Mixing, And Internal Waves.
2. Mengetahui hubungan Tides, Tidal Mixing, And Internal Waves dengan
organisme laut.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Introduction
Pasang surut terjadi akibat gaya tarik gravitasi bulan dan matahari yang
sering disebut sebagai naik turunnya permukaan air laut dua kali dalam sehari.
Perubahan tinggi permukaan air laut menyebabkan adanya zonasi bagi organisme
intertidal. Pasang surut juga dapat menimbulkan arus yang menyebabkan
terjadinya interaksi antara badan air dengan sedimen didasar sehingga terjadi
turbulensi. Turbulensi ini menyebabkan adanya campuran pada lapisan bawah
perairan. Apabila arus ini terjadi secara kuat, maka turbulensi yang ditimbulkan
dapat mencegah adanya stratifikasi pada kolom perairan sehingga seluruh wilayah
intertidal teraduk secara merata.
Apabila tidal mixing terjadi secara lemah dan kolom perairan menjadi
terstratifikasi, maka interaksi antara arus pasang surut dengan topografi dasar
pantai menyebabkan terbentuknya gelombang internal (internal waves) pada
wilayah termoklin saat periode pasang surut. Gelombang ini akan menyebarkan
hasil dari pembusukan di dasar pantai sehingga menyebabkan terjadinya vertical
mixing dan distribusi nutrient yang berdampak pada produksi fitoplankton.
Terkadang gelombang yang membawa sisa pembusukan dapat mempengaruhi
distribusi dari zooplankton dan larva ikan.
Selama arus tidal bergerak menuju dan menjauhi pantai, mereka akan
berinteraksi dengan topografi dasar pantai yang menimbulkan arus secara acak
sehingga membentuk gyre di sekitar pantai. Perpaduan dari kolom perairan yang
teraduk secara merata dengan gyre disekitarnya dapat menghasilkan kondisi yang
sesuai untuk telur dan larva ikan. Pada materi ini, akan dijelaskan beberapa
fenomena yang menarik akibat adanya pergerakan air di daerah pasang surut.
Arah arus pasang surut sangat bervariasi dan tergantung pada cara
gelombang pasang merambat di daerah setempat. Sepanjang pantai lurus atau
dalam saluran terbatas arus cenderung sejajar dengan pantai. Di daerah terbuka
gelombang pasang tidak dibatasi menjadi bujursangkar, dan arus secara umum
akan memiliki komponen utara-selatan (v) dan timur-barat (u).
7.2.6 Generating internal interface waves: lee waves and internal bores
Mekanisme yang umum terjadi yang menyebabkan adanya gelombang
antarmuka pada lapisan pycnocline yaitu ketika air mengalir melewati sebuah
hambatan. Dalam percobaan yang dilakukan oleh Long (1954), dengan
menggunakan reservoir atau tabung panjang yg diisi dengan dua lapisan air
dengan densitas yang berbeda yang kemudian diletakan suatu objek penghalang
pada dasar lapisan tersebut, lapisan yang berada di dasar reservoir terpaksa
mengalir dari arah kiri menuju kanan. Gelombang Lee terbentuk pada antarmuka
antar fluida hilir dari hambatan tersebut. Gelombang Lee ini mengalir dengan
kecepatan yang sama dengan aliran air, namun dengan arah yang berbeda. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa gelombang Lee yang diamati merupakan gelombang
internal yang terseleksi oleh kecepatan aliran air. Gelombang lee biasanya
dikaitkan dengan aliran air yang stabil, namun seringkali arus pasang surut
menghasilkan gelombang itu pada sisi kiri punggungan dangkal.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Witman et al. (1993) menyebutkan bahwa
dorongan air panas yang dihasilkan dari gelombang internal dengan amplitudo
maksimum dari kedalaman 27 m, mengandung dua sampai tiga kali fitoplankton
lebih banyak dibanding kadar fitoplankton biasanya pada kedalaman 29 m di Teluk
Maine. Gelombang internal tersebut merupakan gelombang lee yang berasal dari
puncak batu. Dengan adanya arus pasang surut yang melewati fitur-fitur
geomorfologi, nutrisi dapat bercampur ke dalam air permukaan sekaligus
membawa fitoplankton menuju hewan bentik filter-feeder. Tipe lain dari gelombang
Lee yang dihasilkan dari mekanisme yang sama, selama periode banjir atau
pasang surut, dapat terjadi pada tepi continental shelves.
Pada saat air pasang, ketika air mengalir ke landas kontinental, akan ada
lebih banyak air yang melewati lapisan atas bagian B dibandingkan lapisan atas
bagian A. Kondisi ini terjadi karena lapisan memiliki ketebalan yang sama di setiap
lokasi dan air yang melewati bagian B akan lebih cepat daripada air yang melewati
bagian A. Pada lapisan bawah, terdapat lebih banyak air yang melewati bagian A
daripada melewati B. Kekurangan yang terjadi pada lapisan atas akan ditambah
dengan kelebihan yang terdapat di lapisan bawah yang menyebabkan terjadinya
antarmuka di antara keduanya menjadi naik di sekitar shelf break. Pada saat aliran
arus surut, maka yang terjadi adalah sebaliknya dan antarmuka antara lapisan
menjadi turun.
Ketika model pasang surut hidrodinamik dari landas kontinen Eropa barat
laut digunakan untuk membangun peta arus S2, dan ketika efeknya terhadap
plankton yang bermigrasi secara vertikal dihitung, muncul daerah konvergensi,
divergensi, dan retensi. Konsekuensi lain dari migrasi vertikal melalui arus pasang
surut, bagi organisme yang naik ke permukaan untuk memberi makan pada malam
hari, adalah bahwa mereka terus-menerus menghadapi bercak fitoplankton (non-
migrasi) yang berbeda.
(b) Migrations synchronized with the tides
Beberapa organisme melakukan migrasi vertikal yang disinkronkan
dengan pasang surut, naik ke kolom air ketika pasang mengalir dalam satu arah,
dan tetap dekat dengan dasar ketika arus mengalir ke arah yang berlawanan.
Migrasi vertikal selaras dengan pasang surut M2 adalah strategi kehidupan yang
penting bagi organisme di muara sungai.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasang surut terjadi akibat gaya tarik gravitasi bulan dan matahari yang
sering disebut sebagai naik turunnya permukaan air laut dua kali dalam sehari.
Perubahan tinggi permukaan air laut menyebabkan adanya zonasi bagi organisme
terjadinya interaksi antara badan air dengan sedimen didasar sehingga terjadi
turbulensi.
Apabila tidal mixing terjadi secara lemah dan kolom perairan menjadi
terstratifikasi, maka interaksi antara arus pasang surut dengan topografi dasar
wilayah termoklin saat periode pasang surut. Gelombang ini akan menyebarkan
3.2 Saran