Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kimia Oseanografi

SEDIMEN

DOSEN:

Dr. Paulina Taba, M.Phil

DISUSUN OLEH:

Nurjannah
H031 18 1002

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah

ini memuat tentang “Sedimen” yang sangat penting untuk menambah pengetahuan

seseorang. Oleh karena itu makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas

ilmu tentang hal tersebut yang akan disajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai sumber.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kimia

Oseanografi “Dr. Paulina Taba, M.Phil” yang telah membimbing dalam

pembuatan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik dan benar.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon

untuk saran dan kritiknya untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini dan

atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Makassar, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sedimentasi ................................................................................................ 3

2.2 Jenis-Jenis Sedimentasi Laut....................................................................... 4

2.3 Proses Sedimentasi...................................................................................... 4

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sedimentasi....................................... 6

2.5 Dampak Sedimentasi .................................................................................. 7

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 9

3.2 Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah pesisir yang kaya

dan beragam akan sumber daya alam dan jasa lingkungan. Negara kepulauan yang

memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk negara kedua yang memiliki

garis pantai terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah laut negeri kita, termasuk

didalamnya zona ekonoli ekslusif, mencakup 5,8 juta kilometer persegi, atau sekitar

tiga perempat dari luas keseluruhan wilaya Indonesia. Dengan kenyataan seperti itu

sumber daya pesisir dan lautan Indonesia merupakan salah satu modal dasar

pembangunan Indonesia yang sangat potensial (Dahuri, 2002).

Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut dan daratan yang

merupakan 15 % daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial sebagai modal dasar

pembangunan Indonesia sebagai tempat perdagangan dan transportasi, perikanan,

budidaya perairan, pertambangan serta pariwisata. Wilayah pesisir Indonesia sangat

potensial pula untuk dikembangkan bagi tercapainya kesejahteraan umum apabila

pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memperhatikan

faktor-faktor yang berdampak terhadap lingkungan pesisir (Dahuri, 2002). Dalam

wilayah pesisir ada banyak faktor yang berdampak diantaranya pertumbuhan

penduduk dunia yang besar, kegiatan-kegiatan manusia, pencemaran dan juga

sedimentasi. Oleh karena itu pada makala ini saya akan membahas mengenai salah

satu faktor yaitu sedimentasi laut yang bertujuan agar pembaca dapat memperoleh

sedikit pengetahuan tentang sedimentasi laut.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan

masalah yang dikaji dalam makalah ini:

1. Apakah pengertian sedimentasi laut?

2. Apa sakah jenis-jenis sedimentasi laut?

3. Bagaimana proses terjadinya sedimentasi?

4. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya sedimentasi?

5. Bagaimana dampak dari sedimentasi?

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian sedimentasi laut.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis sedimentasi laut.

3. Untuk mengetahui proses terjadinya sedimentasi.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sedimentasi.

5. Untuk mengetahui dampak dari sedimentasi.

2
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Sedimentasi

Sedimen sebenarnya berasal dari bahasa latin yaitu ”sedimentum” yang

artinya endapan. Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah

iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan

faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin dan juga gaya

gravitasi (Mawardi, 2016).

Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin,

gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan

diendapakan di daerah yang lebih rendah. Sedimentasi merupakan peristiwa

pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Proses

ini terjadi melalui 2 tahap, tahap pertama pada saat pengikisan, air membawa batuan

mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Tahap selanjutnya pada saat

kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran

air. Hal ini juga dapat disebut sebgai transport sedimen (Rifardi, 2012).

Sedimentasi Laut merupakan sungai yang mengalir dengan membawa

berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses

pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut

sedimen marine. Sedimen laut merupakan akumulasi dari mineral-mineral dan

pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari

organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang

terjadi di laut (Hutari dan Johan, 2018).

3
2.2 Jenis-Jenis Sedimentasi Laut

Menurut Mazeda dkk (2013), jenis sedimentasi laut di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Sedimen Biogenik Pelagis.

Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas

berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa

fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu

atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang

perlahan, tetapi  kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen.

Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan

kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan

mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan

produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.

2. Sedimen Terigen Pelagis

Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-

materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke

lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi.

Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut

lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan

pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer

dari daerah gletser atau tempat asalnya.

2.3 Proses Sedimentasi

Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan

materi yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain

sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material

4
yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan karakteristik

media pengangkutnya. Apabila aliran air deras, ataupun kekuatan angin sangat

kencang, maka materi akan terendapkan di tempat yang jauh dari tempat asal

terjadinya erosi maupun pelapukan. Sedimentasi (pengendapan) berlangsung secara

bertahap sehingga membentuk sedimen yang berlapis-lapis. Proses seperti inilah

yang turut membentuk muka Bumi kita ini (Setiady dkk., 2010).

Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme

pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda karena berat jenis angin

relatif lebih kecil dari air maka angin sangat sulit mengangkut sedimen yang

ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu

terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Sedimentasi merupakan suatu

peristiwa masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu

melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Pergerakan sedimen

dipengaruhi oleh kecepatan arus tergantung pada ukuran sedimen tersebut jika

diameter sedimen yang lebih besar akan tererosi dengan kecepatan arus yang lebih

besar pula (Mawardi, 2016).

Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tergantung pada dua faktor,

yaitu fakto fisika-kimia sedimen dan faktor kondisi dinamika atau gerakan air

disekitarnya. Sedimen diangkut dalam lapisan aliran air yaitu dasar aliran sebagai

muatan dasar (bed load) dan aliran permukaan sebagai muatan laying (suspended

load). Pengangkutan sedimen pantai dapat diklasifikasikan menjadi pengangkutan

menuju dan meninggalkan pantai (onshore-offshore transport) dan pengangkutan

sedimen di sepanjang pantai (longshore transport). Pengangkutan sedimen menuju

dan meniggalkan pantai mempunyai arah rata-rata tegak lurus pantai,

5
sedangkan pengangkutan sedimen sepanjang pantai mempunyai arah rata-rata

sejajar pantai (Mawardi, 2016).

2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sedimentasi

Menurut Ansar dkk (2014), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

terjadinya sedimentasi antara lain:

1. Pasang Surut

Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi.

Wilayah pantai yang mengalami peristiwa pasang surut harian ganda atau pasut surut

tipe campuran condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda dengan wilayah

pantai yang hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana wilayah yang

memiliki pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami

proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang

surut harian tunggal. Selain tipe pasang surut, perbedaan lama waktu antara pasang

dan surut juga mempengaruhi peristiwa abrasi sedimentasi.

2. Gelombang Laut

Gelombang laut adalah gerakan melingkar molekul-molekul air yang tampak

sebagai gerakan naik turun. Ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama di daerah

pecahan ombak mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan

morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada di

dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di samping mengangkut

sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan

(abrasi laut). Daya penghancur ombak terhadap daratan/batuan dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain keterjalan garis pantai dan kekerasan batuan,

6
3. Arus

Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horisontal massa

air. Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegak lurus terhadap

arah ombak, arus laut mampu membawa sedimen yang mengapung maupun yang

terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan arah pergerakan arus,

umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach

ridge atau akumulasi sedimen di sekitar jetty dan tanggul pantai menunjukkan hasil

kerja arus laut.

4. Sedimen Pantai

Sedimen pantai adalah partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran

batuan-batuan dari daratan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa-sisa rangka-

rangka organisme laut. Tidaklah mengherankan jika ukuran partikel-partikel ini

sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang terdapat

pada berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama

lain. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke laut dapat segera diangkut oleh ombak

dan arus laut, maka pantai akan dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila jumlah

sedimen melebihi kemampuan ombak dan arus laut dalam pengangkutannya, maka

dataran pantai akan bertambah.

2.5 Dampak Sedimentasi

1. Delta

Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan sungai dengan laut.

Pada saat aliran sungai mendekati laut, arusnya melemah karena adanya pengaruh

gelombang laut, sehingga material yang dibawa aliran sungai mengendap di lokasi

ini dan membentuk delta. Delta yang berkembang luas dapat menyatu dengan daratan

7
sehingga akan menambah luas daratan. Dilihat dari bentuk fisiknya, ada beberapa

bentuk delta, yaitu delta kaki burung, delta busur segitiga (kipas), dan delta kapak

(Dian dkk., 2012).

2. Meander

Meander adalah salah satu bentuk sungai yang khas. Sungai dengan kelokan

yang terbentuk dari adanya pengendapan. Meskipun sungai ini banyak terdapat di

bagian tengah suatu DAS, bahkan mendekati hilir, tetapi proses pembentukannya

dimulai di bagian hulu. Volume air di bagian hulu yang kecil mengakibatkan tenaga

yang terbentuk pun kecil. Oleh karenanya sungai akan mencari rute yang paling

mudah, yaitu materi batuan yang tidak resistan. Di bagian tengah, aliran air mulai

melambat karena relief yang datar. Di sinilah pembentukan meander mulai nyata.

Proses meander terjadi di tepi sungai baik bagian dalam maupun luar lekukan sungai.

Pada bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, di bagian lain dari

tepi sungai yang alirannya lamban akan terjadi pengendapan. Meander terbentuk dari

proses ini yang berlangsung secara terus-menerus (Murniningsih, 2018).

3. Gumuk Pasir

Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh angin.

Bentang alam ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun. Terbentuk karena

adanya akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat sehingga

pasir terangkut dan kemudian terendapkan membentuk gumuk pasir. Bentang alam

semacam ini dapat kamu temukan ketika kamu mengunjungi Pantai Parangtritis di

Yogyakarta (Haryanti dan Sutanto, 2019).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:

1. Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin,

gelombang laut dan gletsyer.

2. Jenis sedimentasi laut ini dapat di bagi menjadi dua yaitu Sedimen Terigen

Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.

3. Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan materi

yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain

sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material

yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan

karakteristik media pengangkutnya.

4. Faktor penyebab terjadinya sedimentasi yaitu adanya pasang surut air laut dalam

jangka waktu yang lama, gelombang air laut, arus, dan sedimen pantai,

5. Dampak dari adanya sedimentasi yaitu, terbentuknya delta di muara sungai,

meander (sungai yang berkelok-kelok), dan gumuk pasir.

3.2 Saran

Kita tahu sedimentasi ini berawal dari adanya erosi di suatu tempat. Jadi

dengan adanya pengendapan atau sedimentasi ini menimbulkan dampak positi

maupun dampak negativ bagi masyarakat sekitar. Sehingga tugas kita yaitu menjaga

melindungi serta melestarikan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya agar tidak

tereosi maupun tidak terabrasi yang mengakibatkan sedimentasi ini berlangsung.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ansar, N., Arsyad, M., dan Sulistiawaty, 2014, Studi Analisis Sedimentasi di Sungai
Pute Rammang-Rammang Kawasan Karst Maros, Jurnal Sains dan
Pendidikan Fisika, 3(1): 301-307.

Dahuri, R., 2002, Membangun Kembali Perekonomian Indonesia Melalui Sektor


Perikanan dan Kelautan, LISPI, Jakarta.

Dian, S., Setiawan, A.B., dan Karsinah, 2012, Dampak Sedimentasi Bendungan
Soedirman terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat, Journal of Economics
and Policy, 5(2):117-229

Haryanti, S. dan Sutanto, 2019, Pengaruh Tutupan Vegetasi terhadap Laju


Sedimentasi di Gumuk Pasir Parangkritis, Jurnal Rekayasa Lingkungan,
19(1).

Hutari, P.Z. dan Johan, Y., 2018, Analisis Sedimentasi di Pelabuhan Pulau Baai,
Jurnal Enggano, 1(3): 129-143.

Mawardi, 2016, Inovasi Memgatasi Pendangkalan pada Pelabuhan Tapak Paderi


Kota Bengkulu, Jurnal Inersia, 1(8): 39-48.

Mazeda, D., Satriadi, A., dan Setyono, H., 2013, Studi Konfigurasi Refleksi Seismik
dan Karakteristik Sedimen Dasar di Perairan Batuata, Jurnal Oceanografi,
1(2): 42-48.

Murniningsih, S., 2018, Pengaruh Pergerakan Meander terhadap Keseimbangan Alur


Sungai, CESD, 2(1): 45-52.

Rifardi 2012, Tekstur Sedimen: Sampling dan Analisis, UNRI Press, Pekan Baru.

Setiady, D., Geurhaneu, N., dan Usman, E., 2010, Proses Sedimentasi dan Erosi
Pengaruhnya terhadap Pelabuhan Sepanjang Pantai Bagian Barat dan Bagian
Timur Selat Bali, Jurnal Geologi Kelautan, 2(8): 85-94.

10

Anda mungkin juga menyukai