Dosen pengampu:
Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
serta shalawat serta salam junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Proses dan Konsep Fisiologi Darah pada Ikan“
dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Hewan Air. Adapun tujuan lainnya yaitu untuk menambah wawasan tentang “Proses dan
Konsep Fisiologi Darah pada Ikan” bagi para pembaca dan juga untuk penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Uun Yanuhar, S.Pi, M.Si. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini, sehinnga
menambah wawasan kami tentang materi Proses dan Konsep Fisiologi Darah pada Ikan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan sebagian
pengetahuannya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran akan kami nantikan untuk makalah ini. Semoga makalah yang kami tulis
ini dapat bermanfaat. Sekian, dan kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 TUJUAN.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.2.1 HEMOGLOBIN.................................................................................................2
2.2.2 HEMATOKRIT.................................................................................................4
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Darah dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam
senyawa dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan
tubuh terhadam ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu. Sel darah merah
cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian
halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih yang menempel pada dinding
pembuluh darah atau bahkan menembus dinding untuk masuk ke jaringan yang lain.
1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air yang diberikan oleh
Dosen Pembimbing.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana proses dan konsep fisiologi darah pada ikan
1.3.3 Untuk memberikan bagaimana cara menghitung sel darah pada ikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1 Hemoglobin
a. Definisi Hemoglobin
Hemoglobin berasal dari dua kata yakni ‘hemos’ yang berarti darah dan
‘globin’ yang berarti protein. Hemoglobin adalah molekul protein pengangkut oksigen
yang mengandung besi dalam sel darah merah pada darah mamalia dan hewan
lainnya. Protein tetramerik ini ditemukan di dalam eritrosit. Molekul hemoglobin
terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan
satu atom besi. Hemoglobin secara alamiah ialah suatu pigmen yang berwarna, oleh
karena itu hemoglobin akan tampak berwarna kemerahan apabila berikatan dengan
oksigen dan berwarna kebiruan apabila mengalami deoksigenasi (Danico dkk, 2015).
b. Fungsi Hemoglobin
Fungsi fisilogi utama hemoglobin adalah mengatur pertukaran oksigen dengan
karbondioksida didalam jaringan tubuh mengambil oksigen paru-paru kemudian
dibawa keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. Membawa
karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolism dari paru-paru
untuk dibuang(Erdina,2016). Secara umum fungsi hemoglobin yaitu :
a. Mengikat oksigen
Protein dalam sel darah merah memiliki fungsi sebagai mengikat oksigen yang akan
disirkulasikan ke paru-paru. Menurut Depkes RI, hemoglobin berfungsi mengatur
pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam jaringan-jaringan tubuh, mengatur
oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh. Sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Widayanti,2008).
b. Pertahanan tubuh
Sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat mempertahankan tubuh dari
serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah tersebut nantikan akan di saring
oleh fungsi ginjal dan dikeluarkan melalui urin sebagai hasil toksin tubuh.
c. Menyuplai nutrisi
Selain mengangkut oksigen, darah juga akan menyuplai nutrisi ke jaringan tubuh dan
mengangkut zat sebagai hasil dari metabolisme. .
c. Struktur Hemoglobin
Molekul hemoglobin terdiri dari dua struktur utama, yaitu heme dan globin :
a. Heme
Gugus Heme ini merupakan penyusun kata (Hemo) pada Hemoglobin. Pada
hemoglobin akan terdapat empat gugus heme. Heme memiliki struktur porfirin
dengan ion magnesium pada bagian tengahnya. Setiap subunit ini memiliki atom
2
pusat yaitu Fe2+ . Kemudian Fe2+ tersebut berfungsi untuk mengikat oksigen. Proses
pengikatan oksigen disebut dengan oxyhemoglobin. Struktur dari hemoglobin yang
memiliki atom pusat berupa besi menunjukan bahwa hemoglobin adalah jenis dari
metaloprotein.
b. Globin
Terdiri dari asam amino yang menghubungkan dan membentuk rantai
polipeptida. Hemoglobin terdiri atas rantai alfa dan rantai beta. Rantai alfa memiliki
141 asam amino, sedangkan rantai beta memiliki 146 rantai asam amino. Heme dan
globin dari molekul hemoglobin dihubungkan oleh ikatan kimia (Kiswari, 2014).
d. Kadar Hemoglobin
Kadar Hemoglobin pada ikan dipengaruhi oleh jenis ikan (species), jenis
kelamin, umur, kondisi fisik, musim,tekanan udara dan kebiasaan hidup ikan.
Transport oksigen dalam darah tergantung pada komponen besar dalam pigmen
respirasi, yaitu umumnya hemoglobin. Jumlah hemoglobin bervariasi dengan jumlah
sel darah merah yang ada. Jumlah eritrosit berkisar antara 20.000-3.000.000 per ml
darah. Contoh, ikan Goosfish mempunyai eritrosit 867.000 dan ikan Mackerel
3.000.000 per ml darah. Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang
mengikat oksigen dari insang untuk dihantarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kadar
hemoglobin ikan air tawar berkisar antara 5.05-8.33 g/dl. Menurut (Sherif & Feky
2009), Pada Suhu perairan 15 – 30 C kadar hemoglobin ikan nila Normal berkisar
antara 7,5 – 8 g/dl. Dengan demikian,kadar Hemoglobin dalam darah ikan masih
dalam kisaran normal dan dapat dikatakan ikan tersebut sehat.
3
yang dihasilkan menjadi rendah (Bastiawan dkk., 1995). Hal ini membuat ikan
menjadi lemah dan tidak memiliki nafsu makan serta terlihat diam di dasar atau
menggantung di bawah permukaan air
Ikan yang mengalami kekurangan hemoglobin dalam pakan akan
menyebabkan gangguan dan penyakit, salah satunya penyakit anemia. Anemia pada
ikan disebabkan oleh kurangnya sel darah merah dan hemoglobin dalam darah
sehingga darah tidak mampu mengangkut asupan makanan ataupun oksigen yang
diperlukan oleh tubuh (Wikipedia, 2008). Gejala yang sering timbul akibat anemia
adalah kurangnya nafsu makan pada ikan, warna tubuh pucat, terdapat bercak luka
serta ikan tidak bergerak secara aktif. Anemia disebabkan kurangnya nutrisi yang
diperlukan tubuh ikan seperti zat besi (Fe), asam folat dan vitamin. Vitamin berfungsi
sebagai imunitas atau meningkatkan kemampuan tubuh ikan agar terhindar dari
penyakit. Salah satu vitamin yang dapat meningkatkan imunitas dan mencegah
anemia adalah vitamin C (Sandes, 1991). Sedangkan penyebab kurangnya zat besi
adalah rendahnya absorbsi zat besi dalam usus, rendahnya masukan zat besi dari
pakan dan kekurangan darah karena adanya penyakit (Purwani & Hadi, 2002).
2.2.2 Hematokrit
a. Pengertian Hematokrit
Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit
seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%). Nilai
hematokrit atau “volume sel packed” adalah suatu istilah yang artinya prosentase
berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah. Mengukur
kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit yang berupa
pipa kapiler berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra Acetat) yang berfungsi sebagai
bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit standar adalah sekitar 45%, namun
nilai ini dapat berbeda-beda tergantung species. Nilai hematokrit biasanya dianggap
sama manfaatnya dengan hitungan sel darah merah total.
Darah ikan tersusun atas cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari
selsel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan keping darah
(trombosit). Volume darah dari ikan teleostey, heleostey dan chondrosteiadalah
sekitar 3% dari bobot tubuh, sedangkan ikan chondrocthyes memiliki darah
sebanyak 6,6% dari berat tubuhnya (Randall, 1970 dalam Affandi, 1999).
b. Fungsi Hematokrit
Hematokrit digunakan untuk mengukur derajat anemi dan polisetemia. Untuk
mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma. Di mana plasma
terbentuk warna kuning atau kuning tua.
4
c. Metode Pengukuran Hematokrit:
Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan
hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara
manual dikenal ada 2, yaitu :
1. Metode Makrohematokrit
Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin)
dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 8 mm dengan
diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30
menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit
yang dinyatakan dalam %.
2. Metode Mikrohematokrit
Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau
darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai
ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada
2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler
(langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah
EDTA/heparin/amonium-kaliumoksalat. Prosedur pemeriksaannya, adalah sampel
darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu
ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan
kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca
hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak
digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan
juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat
diperoleh secara langsung.
5
menunjukan terjadinya anemia, dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
praktikum maka untuk kelompok 6 dan 7 dengan presentase 16.10% positif
menunjukan terjadinya anemia pada ikan. Sedangkan nilai hematokrit ikan – ikan
teleost yang normal berkisar antara 20 – 30 % dan untuk beberapa spesies laut
berkisar 42 %.
6
pembesaran 400x. Perhitungan dilakukan pada 5 kotak besar haemocytometer dan
jumlahnya dihitung dengan rumus (Nabib dan Pasaribu, 1989):
∑ eritrosit = rataan ∑ sel terhitung χ 1/volume kotak χ pengencer
7
pipet sahli sampai skala 20 mm3 atau pada skala 0,2 ml. Lalu ujung pipet
dibersihkan dengan kertas tisu. Darah dalam pipet dipindahkan ke dalam tabung Hb-
meter yang telah diisi HCl 0,1 N sampai skala 10 (merah). Darah tersebut lalu
diaduk dengan batang pengaduk selama 3-5 menit. Akuades ditambahkan ke dalam
tabung sampai warna darah tersebut seperti warna larutan standar yang ada dalam
Hb-meter tersebut. Skala hemoglobin dapat dilihat pada skala jalur gr % (kuning)
yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hemoglobin adalah molekul protein dengan struktur kompleks yang
dibentuk oleh empat subunit. Setiap subunit dibentuk oleh bagian protein (globin)
dan kelompok prostetik (heme). Ada beberapa jenis globin, hemoglobin dibentuk
oleh dua globin alfa dan dua globin beta. Kelompok heme, pada gilirannya,
memiliki atom besi, yang biasanya dalam bentuk besi. Hemoglobin berfungsi untuk
mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida, pertahanan tubuh dan
penyuplai energi. Kadar hemoglobin yang baik untuk ikan air tawar berkisar antara
5.05-8.33 g/dl. Hematokrit adalah istilah yang menunjukan besarnya volume sel-sel
eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%).
Berfungsi untuk mengukur derajat anemi dan polisetemia. Nilai hematokrit ikan –
ikan teleost yang normal berkisar antara 20 – 30 % dan untuk beberapa spesies laut
berkisar 42 %. Perhitungan jumlah sel darah Hemoglobin (Hb) diukur menurut
metode Sahli dengan Sahlinometer (Wedemeyer dan Yasutake, 1977) sedangkan
perhitungan metode nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik
menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Penghitungan total leukosit
dilaukan dengan menggunakan Larutan Turk‟s dan Haemocytometer.
Penghitungan jumlah eritrosit metode yang digunakan untuk menghitung jumlah
eritrosit adalah Haemocytometer dengan larutan Hayem yang berfungsi sebagai
pengencer.
9
DAFTAR PUSTAKA
Frimat, M., Boudhabhay, I., & Roumenina, L. T. 2019. Hemolysis derived products toxicity
and endothelium: model of the second hit. Toxins. 11(11): 660.
Johnson, R. M., Johnson, T. M., & Londraville, R. L. (2000). Evidence for leptin expression
in fishes. Journal of Experimental Zoology, 286(7): 718-724.
Kosasi, L., F. Oenzil, dan A. Yanis. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Kadar
Hemogoblin pada Mahasiswa Anggota UKM Pendekar Universitas Andalas. Jurnal
Kesehatan Andalas. 3(2) : 178-181.
Prasetio, E., Fakhrudin, M., & Hasan, H. (2017). Pengaruh Serbuk Lidah Buaya (Aloe vera)
Terhadap Hematologi Ikan Jelawat (Leptobarbus hoevenii) Yang Diuji Tantang Bakteri
Aeromonas hydrophila. Jurnal Ruaya: Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan
Kelautan, 5(2).
Purnamasari, R., dan D.R. Santi. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya. Program Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel.
Royan, F., Rejeki, S., & Haditomo, A. H. C. (2014). Pengaruh salinitas yang berbeda
terhadap profil darah ikan nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture
Management and Technology, 3(2): 109-117.
Siregar, Y. I., & Adelina, A. 2009. Pengaruh vitamin C terhadap peningkatan hemoglobin
(Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes
altivelis). Jurnal Natur Indonesia. 12(1): 75-81.
Syawal, H., N. Kusumorini, W. Manalu, dan R. Affandi. 2011. Respons Fisiologis dan
Hematologis Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Suhu Media Pemeliharaan yang Berbeda.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 12(1) : 1-11.
10