Anda di halaman 1dari 31

EKOTOKSIKOLOGI LAUT

PENDAHULUAN

SELASA
Jam 08.50-10.30
PERATURAN IKUT PERKULIAHAN
 Datang tepat waktu. Toleransi hanya
diberikan 10 menit.
 Memakai Pakaian berkerah. Boleh kemeja
atau kaos.
 Memakai Sepatu.

Jika ketahuan tidak memakai pakaian


berkerah dan bersepatu, maka akan
dikeluarkan dan absensi tidak dihitung.
EKOTOKSIKOLOGI LAUT

KONTRAK KULIAH
MANFAAT MATA KULIAH
 Ekotoksikologi laut memberi pemahaman
tentang sumber, sifat-sifat serta pengaruh
bahan-bahan toksik terhadap biota laut
melalui pendekatan tentang absorpsi,
distribusi, ekskresi, biotransformasi,
metabolisme serta transformasi kimia dan
fisika.
 Oleh sebab itu, mata kuliah ini ditawarkan untuk
membantu Anda dalam memperoleh pengetahuan
aspek-aspek kehidupan dan ancaman terhadap
kehidupan laut dari berbagai bahan toksik.
DESKRIPSI
 Ekotoksikologi laut merupakan mata
kuliah wajib di jurusan ilmu kelautan.
 Mata kuliah ini mempelajari tentang
ekotoksikologi organisme, populasi,
komunitas serta ekosistem.
Tujuan Instruksional Umum
 Melalui mata kuliah ekotoksikologi
laut ini mahasiswa akan mampu
menganalisa tingkat toksisitas bahan
terhadap biota laut
Tujuan Instruksional Khusus
 Mahasiswa akan dapat menyebutkan TIU, TIK, pokok
bahasan dan sub pokok bahasan, evaluasi, tugas,
daftar pustaka, mata kuliah ekotoksikologi
 Mahasiswa akan dapat menjelaskan definisi dan
membahas toksikologi organisme, Populasi,
komunitas dan ekosistem
 Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan membahas
sumber bahan toksik dan efeknya
 Mahasiswa akan dapat menghitung dan mengukur
efek toksiksitas
 Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan membahas
mengenai isu-isu khusus dalam ekotoksikologi
Organisasi Materi
TIU : Melalui mata kuliah ecotoksikologi mahasiswa akan mampu menganalisa tingkat toksisitas

Perhitungan dan pengukuran efek Sumber bahan toksik dan efeknya Isu Khusus
toksiksitas

Ekotoksikologi ekosistem

Ekotoksikologi komunitas

Ekotoksikologi Populasi

Ekotoksikologi organisme

Definisi arti penting ekotoksikologi


STRATEGI PERKULIAHAN
a. Ceramah pada semua pertemuan
b. Tanya Jawab pada semua pertemuan
c. Diskusi pada semua pertemuan
d. Tugas
e. Praktikum
REFERENSI
David J. Hoffman,
et al., 2003.
Handbook of
ecotoxicology.
Lewis Publishers.
1290 halaman.
REFERENSI

Michael C.
Newmann and
William H.
Clement. 1996.
Ecotoxicology: a
comprehensive
treatment. CRC
Press. 852
halaman
REFERENSI
P.J. den Besten, M.
Munawar. 2005.
Ecotoxicological
testing of marine and
freshwater
ecosystems :
emerging techniques,
trends, and
strategies. Taylor and
Francis Press. 260
halaman
REFERENSI
Richard T. Di
Giulio and David
E. Hinton. 2008.
The toxicology of
fishes. Taylor and
Francis Press.
1079 halaman.
TUGAS
 Tugas yang diberikan adalah tugas perorangan
 Tugas Perorangan pertama adalah berupa paper (8-10
halaman). Paper ini menjelaskan reaksi, pandangan atau
pendapat pribadi Anda berdasarkan pengalaman
terhadap isu-isu yang dibahas dalam diskusi perkuliahan
sebelumnya. Paper ini harus diketik dengan format 2
spasi, A4, Times new roman 12. Paper dikumpulkan
paling lambat pada pertemuan ke 7
 Tugas Perorangan kedua adalah berupa jurnal review.
Paper ini harus diketik dengan format 2 spasi, A4, Times
new roman 12. Paper dikumpulkan paling lambat pada
pertemuan ke 15 (terakhir)
 Keterlambatan dikenai pengurangan 5 point setiap hari.
KRITERIA PENILAIAN
 Penilaian dalam ujian tertulis UTS dan UAS
adalah kejelasan dalam argumentasi;
dalam Praktikum adalah peran aktif
mahasiswa dan kerapian laporan; dalam
tugas akan dinilai dari kerapian proposal,
aktifitas analisa, kerapian laporan, dan
performance dalam persentasi.
 Penilaian akan mengacu pada
mekanisme PAP
PAP
 Penilaian akan dilakukan dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut :
 Nilai Point Range Nilai
A 4 ≥ 80
B+ 3.5 75 – 79.9
B 3 70 – 74.9
C+ 2.5 60 – 69.9
C 2 55 – 59.9
D+ 1.5 50 – 54.9
D 1 45 – 49.9
E 0 ≤ 44.9
Bobot nilai
Bobot nilai :
 UTS 15%
 UAS 15%
 Praktikum 30%
 Tugas 1 = 20%
 Tugas 2 = 20%
MATERI KULIAH
Minggu Materi Kuliah Pengajar

1 Pendahuluan Wahyu Andy N, ST, MSc

2-3 Organismal ecotoxicology Wahyu Andy N, ST, MSc

4-5 Population Ecotoxicology Wahyu Andy N, ST, MSc

6-7 Community ecotoxicology Wahyu Andy N, ST, MSc

8 UTS
9-10 Ecosystem ecotoxicology Indah Wahyuni A, SPi, MSi

11-12 Perhitungan dan pengukuran efek Indah Wahyuni A, SPi, MSi


toksiksitas
13-14 Sumber bahan toksik dan efeknya Indah Wahyuni A, SPi, MSi

15 • Metode untuk mengestimasi, Indah Wahyuni A, SPi, MSi


memprediksi dan menilai resiko
dalam ekotoksikologi
Isu khusus
16 UAS
PRAKTIKUM
 Kecepatan Pembiusan ikan hias dengan
menggunakan bahan alami
 Lethal dan sublethal efek ikan hias dengan
menggunakan bahan alami

Laporan kelompok, dipresentasikan.


Dikumpulkan paling lambat 2 minggu setelah
praktikum. Keterlambatan dikenai
pemotongan nilai 5 point setiap hari.
WEBSITE
 SAP dan bahan kuliah (Slide)
nantinya dapat diakses melalui situs:

http://kelautan.site88.net
EKOTOKSIKOLOGI LAUT

PENDAHULUAN
PENGERTIAN
 Istilah ekotoksikologi pertama kali
digunakan oleh Truhaut pada tahun
1969, yang berarti ilmu tentang
pengaruh bahan pencemar terhadap
organisme, sampai efek ekologi
bahan pencemar.
 Uji toksisitas pada satu atau lebih
komponen ekosistem (Chairns, 1989)

Cairns, J., Jr., Will the real ecotoxicologist please stand up?, Environ. Toxicol. Chem., 8, 843, 1989.
 Ekotoksikologi adalah ilmu dari bahan
pencemar (contaminants) di alam dan
efeknya terhadap kehidupan di alam,
termasuk manusia (Newman dan
Unger, 2003)

Newman, M.C. and Unger, M.A., Fundamentals of Ecotoxicology, CRC Press/Lewis Publishers, Boca
Raton, FL, 2003.
Toksikologi lingkungan VS
Ekotoksikologi
 Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan
menimbulkan pencemaran lingkungan
(Cassaret, 2000) dan,
 Ekotoksikologi adalah ilmu yang
mempelajari racun kimia dan fisik pada
mahluk hidup, khususnya populasi dan
komunitas termasuk ekosistem, termasuk
jalan masuknya agen dan interaksi dengan
lingkungan (Butler, 1978).
Historical Overview: First Observations of
Ecotoxic Effects of Different Classes of
Environmental Contaminants
Date Contaminant(s) Effects

1850s Industrial revolution; soot from coal burning Industrial melanism of moths

1863 Industrial wastewater Toxicity to aquatic organisms; first acute toxicity tests

1874 Spent lead shot Ingestion resulted in death of waterfowl and pheasants

1887 Industrial wastewater Zones of pollution in rivers established by species tolerance

1887 Arsenic emissions from metal smelters Death of fallow deer and foxes

1907 Crude oil spill Death of thousands of puffins

1924 Lead and zinc mine runoff Toxicity of metal ions to fish

1927 Hydrogen sulfide fumes in oil field Large die-off of both wild birds and mammals

1950s DDT and organochlorines Decline in American robins linked to DDT use for Dutch Elm
disease; eggshell thinning in bald eagles, osprey, and brown pelicans linked to DDT; and fish-
eating mammals at risk

1960s Anticholinesterase pesticides Die-offs of wild birds, mammals, and other vertebrate species

1970s Mixtures of toxic wastes, including Human, aquatic, and wildlife health at risk
dioxins at hazardous waste sites

Agricultural drainwater containing Multiple malformations and impaired reproduction in aquatic


1980s
selenium and other contaminants birds in central California

Radioactive substances from Worst nuclear incident in peacetime, affecting a wide variety of
1986
Chernobyl nuclear power station organisms and ecosystems

1990s Complex mixtures of potential endocrine disrupting chemicals, including Abnormally developed reproductive organs, altered serum hormone concentrations, and decreased
PCBs and organochlorine pesticides egg viability in alligators from contaminated lakes in Florida

Source: Adapted from: Hoffman, D. J., Rattner, B. A., Burton, G. A. Jr., and Lavoie, D. R., Ecotoxicology, in
Handbook of Toxicology, Derelanko, M. J., and Hollinger, M. A., Eds., CRC Press, Boca Raton, FL, 2002.
JANUS1 CONTEXT
 Koestler (1991) adalah orang
pertama yang mendefinisikan “janus
context”
 Semua level organisasi biologi
mempunyai dua wajah (pengertian)
secara bersamaan bagi ilmuwan
 Ini bisa berarti keseluruhan dari
beberapa bagian dan juga bisa berarti
sebagian dari keseluruhan
1Janus adalah dewa romawi, yang dipahat di pintu dengan 2 wajah menghadap ke arah yang berlawanan

Koestler, A., Holons and hierarchy theory, In From Gaia to Selfish Gene. Selected Writings in the Life
Sciences, Barlow, C. (ed.), MIT Press, Cambridge, MA, 1991, pp. 88–100.
There is a translation problem at the
core of ecotoxicology: how to translate
mechanisms at one level into effects of
another. This problem is not unique to
ecotoxicology, but arises in studies of any
hierarchical system. In such systems,
processes at one level take their mechanisms
from the level below and find their
consequences at the level above.
(Caswell 1996)

Caswell, H., Demography meets ecotoxicology: Untangling the population level effects of toxic substances, In
Ecotoxicology. A Hierarchical Treatment, Newman, M.C. and Jagoe, C.H. (eds.), CRC Press/Lewis
Publishers, Boca Raton, FL, 1996, pp. 255–292.
 Ada masalah pengartian pada inti
ekotoksikologi yaitu bagaimana
mengartikan mekanisme dalam satu level
terhadap pengaruh pada level lainnya.
 Problem ini tidak terbatas pada
ekotoksikologi saja, tapi terjadi dalam studi
tentang semua sistem hierarki.
 Pada sistem seperti itu, proses yang terjadi
pada satu tingkatan, berasal dari tingkatan
dibawahnya, dan berakibat pada tingkatan
diatasnya.

Anda mungkin juga menyukai