Anda di halaman 1dari 4

33

MODUL - 9

Modul : 9 (sembilan)
Tanggal : 29 November 2014
Topik : Merekomendasikan saran tindak lanjut EAFM

Ringkasan
Tugas pada modul ini menjelaskan cara merekomendasikan saran tindak lanjut EAFM, contoh
yang diambil pada domain sumberdaya ikan. Hasil diskusi dengan mengambil studi kasus di
WPP 717, merekomendasikan saran tindak lanjut EAFM khususnya domain sumberdaya ikan
menganut prinsip pesimistis, dimana upaya pengelolaan yang dilakukan memiliki target
peningkatan satu tingkat dari nilai awal pada tahun awal. Rencana kegiatan pengelolaan
jangka pendek, hendaknya menggunakan prinsip SMART (specific, measurable, assignable,
realistic, time related)

PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang dikaruniai dengan ekosistem
perairan tropis memiliki karakteristik dinamika sumberdaya perairan, termasuk didalamnya,
sumberdaya ikan yang tinggi. Tingginya dinamika sumberdaya ikan ini tidak terlepas dari
kompleksitas ekosistem tropis (tropical ecosystem complexities), yang telah menjadi salah
satu ciri dari ekosistem tropis. Kompleksitas dalam pengelolaan perikanan ini yang mendasari
pentingnya penerapan pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan (EAFM). Lebih
lanjut, pengelolaan perikanan tujuan ultimatnya adalah memberikan manfaat social ekonomi
yang optimal bagi masyarakat, tidak dapat dilepaskan dari dinamika ekosistem yang menjadi
media hidup bagi sumberdaya ikan itu sendiri.
EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) adalah pendekatan pencapaian
tujuan pengelolaan perikanan melalui pemahaman tentang interaksi antara komponen biotik,
abiotik dan manusia dalam sebuah unit ekosistem perairan. Lebih lanjut, EAFM melengkapi
dan mengintegrasikan berbagai pendekatan yang ada untuk perikanan, kelautan dan
pengelolaan sumber daya pesisir (Adrianto, 2014)
Upaya pengelolaan perikanan sebagai sebuah unit ekosistem, tentunya membutuhkan
penilaian secara terpadu dan terintegrasi meliputi domain sumberdaya ikan, domain habitat
dan ekosistem, domain teknik penangkapan ikan, domain social, domain ekonomi dan domain
kelembagan. Hal ini diperlukan mengingat perikanan sebagai sebuah system memiliki
keterkaitan antar komponen biotik, abiotic dan ekosistem. Lebih lanjut hasil penilaian agregat
komposit semua domain EAFM dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penentuan
kebijakan pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Tujuan
1. Mampu merekomendasikan saran tindak lanjut EAFM di WPP 717.

Training of Trainer
ECOSYSTEM APPROACH TO FISHERIES MANAGEMENT
34

METODE PELAKSANAAN
Studi Area Kasus
Studi area kasus yang diangkat dalam merekomendasikan saran tindak lanjut EAFM di
adalah WPP 717. WPP 717 terdiri dari jenis udang, demersal, pelagis kecil dan tuna besar.
Status sumberdaya ikan di WPP 717 tiap jenis berbeda. Untuk jenis udang dan tuna besar
(madidihang dan mata besar) berada pada kondisi over exploited sedangkan jenis ikan
demersal, pelagis kecil dan tuna besar (cakalang) berada pada kondisi moderate.

Gambar 1. WPP 717 sebagai Studi Kasus Area


Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan modul - 9, adalah sebagai berikut :
No Alat dan Bahan Keterangan
1. Spidol Alat tulis pada kertas peraga
2. Kertas kerja Media peraga
3. Pulpen Alat tulis
4. Form isian domain EAFM Panduan isian

Metode
Rekomendasi saran tindak lanjut EAFM di WPP 717 dilakukan melalui diskusi dan
selanjutnya dipresentasikan. Diskusi dilakukan secara kelompok untuk memberikan
rekomendasi saran tindak lanjut EAFM. Presentasi hasil diskusi kelompok dilakukan untuk
mendapatkan masukan dan saran dari kelompok lainnya.

HASIL PELAKSANAAN
Hasil diskusi terhadap rekomendasi saran tindak lanjut domain sumberdaya ikan EAFM
di WPP 717, ditampilkan pada Tabel 22 dan Tabel 23

Training of Trainer
ECOSYSTEM APPROACH TO FISHERIES MANAGEMENT
35

Tabel 22. Periode Rencana Kegiatan Pengelolaan (Domain Sumberdaya Ikan) EAFM di WPP
717
Rencana Perbaikan
Nilai
Indikator Jangka pendek (tahun) Jangka menengah (tahun) Jangka panjang (tahun)
Tahun 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Domain Sumberdaya Ikan
1. CpUE Baku 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2. Tren ukuran ikan 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
3. Proporsi ikan
yuwana yang 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3
ditangkap
4. Komposisi
spesies hasil 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
tangkapan
5. "Range Collapse"
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
sumberdaya ikan
6. Spesies ETP 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

Tabel 23. Rekomendasi Kegiatan Pengelolaan Jangka Pendek (Domain Sumberdaya Ikan)
EAFM di WPP 717
Skor saat ini Skor sasaran
Indikator Kegiatan Pengelolaan
Skor Kriteria Skor Kriteria
1. CpUE Baku 3 stabil atau 3 Stabil atau o mempertahan aktivitas yang
meningkat meningkat telah dijalankan, dengan terus
mendorongkan DKP untuk
melakukan pencatatan, terutama
di TPI/ PPI dan Pendaratan
industri
2. Tren ukuran 1 Ada tapi 2 Ada dan o DKP melakukan sosialisasi
ikan jumlahnya tetap jumlahnya ukuran ikan layak tangkap di
bertambah tahun-1
o mendorongkan rekomendasi alat
tangkap dan atau teknik
penangkapan ikan yang selektif
tahun 1 dan tahun 2
o Pemantauan dan pencatatan
ikan yang tertangkap per upaya
tangkap, tahun 1-5
3. Proporsi 1 trend ukuran rata- 2 trend ukuran o DKP melakukan sosialisasi
ikan yuwana rata ikan yang relatif tetap ukuran ikan layak tangkap di
yang ditangkap tahun-1
ditangkap semakin kecil o Mendorongkan rekomendasi alat
tangkap dan atau teknik
penangkapan ikan yang selektif
tahun 1 dan tahun 2
o Pemantauan dan pencatatan
ikan yang tertangkap per upaya
tangkap, tahun 1-5
4. Komposisi 2 banyak (30 - 3 sedikit (<30%) o Pemantauan dan pencatatan
spesies 60%) ikan yang tertangkap per upaya
hasil tangkap, tahun 1-5
tangkapan
5. "Range 2 relatif tetap, 3 semakin o DKP bersama Universitas
Collapse" tergantung mudah, mengadakan kajian mengenai
sumberdaya spesies target; tergantung lokasi potensi SPAGS, nursery
ikan fishing ground spesies target; ground, dan habitat unik lainnya,
jauh, tergantung fishing ground tahun 1-2
spesies target relatif tetap o Menciptakan pendapatan/
jaraknya, pekerjaan alternatif kepada
tergantung nelayan, tahun 2
spesies target o Hasil penelitian, dijadikan dasar
pertimbangan dalam
menentukan zonasi wilayah
pesisir tahun 3

Training of Trainer
ECOSYSTEM APPROACH TO FISHERIES MANAGEMENT
36

o Monitoring dan evaluasi terpadu


oleh DKP dan masyarakat tahun
4-5
6. Spesies 1 terdapat individu 2 tertangkap o Sosialisasi, peraturan terkait
ETP ETP yang tetapi dilepas perlindungan hewan dilindungi
tertangkap tetapi tahun-1
tidak dilepas o Pemetaan partisipatif bersama
masyarakat untuk melihat lokasi-
lokasi interaksi nelayan/ warga
terhadap spesies ETP
o Monitoring dan evaluasi terpadu
oleh DKP dan masyarakat tahun
4-5

RESPON LANJUTAN
Hasil diskusi yang dipresentasikan terkait rekomendasi saran tindak lanjut domain
sumberdaya ikan EAFM di WPP 717, sebagai berikut :
1. Rekomendasi saran tindak lanjut domain sumberdaya ikan di WPP 717 menganut prinsip
pesimistis, dimana upaya pengelolaan yang dilakukan memiliki target peningkatan satu
tingkat dari nilai awal pada tahun awal.
2. Rencana kegiatan pengelolaan jangka pendek, hendaknya menggunakan prinsip SMART
(specific, measurable, assignable, realistic, time related)

Training of Trainer
ECOSYSTEM APPROACH TO FISHERIES MANAGEMENT

Anda mungkin juga menyukai