Anda di halaman 1dari 9

Perairan Indonesia yang

luas, subur dan kaya


SDI tersebut dapat
dibedakan menurut
karakteristiknya

WILAYAH PENGELOLAAN
PERIKANAN TANGKAP
(WPP)
Peraturan Menteri
Kelautan dan
Perikanan R.I. Nomor:
PER.01/MEN/2009
Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal Tentang Wilayah
Pengelolaan Perikanan
R.I

Adalah salah satu kesepakatan dalam konferensi


Committee on Fisheries ( COFI ) ke 28 FAO di Roma
pada tanggal : 31 Oktober 1995, yg tercantum
dalam resolusi Nomor : 4/1995 yang secara resmi
mengadopsi dokumen Code of Conduct for
Rensponsible Fisheries

Terjemahan dari Judul Asli Buku : Regional Guidelines for Rensponsible Fisheries in
Southeast Asia : Rensponsible Fishing Operations

1
Pada pertemuan ke 30 Dewan Southeast Asian Fisheries
Development Centre (SEAFDEC) di Bandar Sri Begawan, Brunei ✓ Tata laksana ini menjadi azas dan standar internasional mengenai pola
Darussalam tanggal 17-21 Maret 1998, secara penuh mendukung perilaku bagi praktek yang bertanggung jawab, dalam pengusahaan
program untuk Regionalisasi Tata Laksana untuk Perikanan yang sumberdaya perikanan dengan maksud untuk menjamin terlaksananya
Bertanggung Jawab melaksanakan program prioritas SEAFDEC yaitu: aspek : konservasi, pengelolaan dan pengembangan efektif sumberdaya
1) Sebagian besar dari Tata Laksana ini memerlukan modifikasi untuk hayati akuatik berkenaan dengan pelestarian ekosistem dan
menyesuaikan dengan spesifikasi regional , dan keanekaragaman hayati.
2) Kebijaksanaan regional yang jelas harus tercermin didalam Tata ✓ Tatalaksana ini mengakui arti penting aspek gizi, ekonomi, sosial,
Laksana ini. lingkungan dan budaya
✓ Pelaksanaan konvensi (perjanjian) ini bersifat sukarela
SEAFDEC (Southeast Asian Fisheries Development Centre) berupaya namun beberapa bagian dari pola perilaku tsb disusun dgn merujuk
membuat Tata Laksana Asia untuk Perikanan Pantai dan Budidaya, pada United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS)
yang dapat diperluas meliputi anggota-anggota Negara ASEAN lainnya. tahun 1982, yaitu hukum internasional terkait konservasi dan
Dalam Renstra SEAFDEC diterima di pertemuan yang sama, yang pengelolaan satu atau lebih sumberdaya perkanan.
menitikberatkan pentingnya program Tata Laksana Perikanan yang
Bertanggung Jawab.

 Keprihatinan para pakar perikanan dunia terhadap semakin tidak  Menetapkan azas sesuai dengan hukum (adat, nasional, dan
terkendali, yang mengancam sumberdaya perikanan internasional), bagi penangkapan ikan dan kegiatan
 Issue lingkungan perikanan yang bertanggung jawab.
 Penangkapan ikan Illegal (Illegal Fishing), Penangkapan ikan yang  Menetapkan azas dan kriteria kebijakan
tidak dilaporkan (Unreported Fishing), dan Penangkapan ikan yang  Bersifat sebagai rujukan (himbauan)
tidak beraturan (Unregulated Fishing) = IUU  Menjadikan tuntunan dalam setiap menghadapi
permasalahan
 Ikan sebagai sumber pangan bagi penduduk dunia  Memberi kemudahan dalam kerjasama teknis dan
 Pengelolaan sumberdaya ikan berbasis masyarakat pembiayaan
 Pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya yang tidak  Meningkatkan kontribusi pangan
mencakup konservasi  Meingkatkan upaya perlindungan sumberdaya ikan
Menggalakkan bisnis perikanan sesuai dengan hukum
 Didukung oleh berbagai konferensi internasional mengenai 
 Memajukan penelitian
perikanan

2
1. Pengelolaan Perikanan (Fisheries Management )
▪ Mempertahankan prinsip kehati-hatian (precutionary
approach) dlm merencanakan pemanfaatan sumberdaya ikan
1. Pengelolaan Perikanan (Fisheries Management) ▪ Menetapkan kerangka hukum – kebijakan
▪ Menghindari Ghost Fishing atau tertangkapanya ikan oleh
2. Operasi penangkapan (Fisheries Operation)
alat tangkap yang terbuang / terlantar
3. Pengembangan / pembangunan budi daya perikanan (Aquaculture ▪ Mengembangkan kerjasama pengelolaan, tukar menukar
Development) informasi antar instansi dan negara
4. Integrasi pengelolaan perikanan kedalam pengelolaan kawasan ▪ Memperhatikan kelestarian lingkungan
pesisir (Integration of Fisheries Into Coastal Area
2. Operasi Penangkapan (Fishing Operation)
Management)
▪ Penanganan over fishing atau penangkapan ikan berlebih
5. Penanganan pasca panen dan praktik-praktik perdagangan (Post- ▪ Pengaturan sistim perijinan penangkapan
harvesting Practices and Trade) ▪ Membangun sistem pemantauan, pengendalian dan
6. Penelitian perikanan (Fisheries Research) pengawasan atau Monitoring Controlling Surveilance (MCS)

3. Pembangunan Akukultur (Aquaculture Development)


▪ Menetapkan strategi dan rencana pengembangan
budidaya
▪ Melindungi ekosistem akuatik
▪ Menjamin keamanan produk budidaya

Lanjutan

4. Integrasi perikanan ke dalam pengelolaan kawasan pesisir


(Integration of fisheries into coastal area management) 1. Semua negara yang memanfaatkan sumberdaya ikan dan
▪ Mengembangkan penelitian dan pengkajian sumberdaya ikan
lingkungannya
di kawasan pesisir beserta tingkat pemanfaatannya
2. Semua pelaku perikanan (baik penangkap dan prosesing)
5. Penanganan Pasca Panen dan Perdagangan (Post-harvest 3. Pelabuhan-pelabuhan perikanan (konstruksi, pelayanan,
practices and trade) inspeksi, dan pelaporan)
▪ Bekerjasama untuk harmonisasi dalam program sanitasi, 4. Industri disamping harus menggunakan alat tangkap yang
prosedur sertifikasi dan lembaga sertifikasi sesuai
▪ Mengembangkan produk value added atau produk yang 5. Peneliti untuk pengembangan alat tangkap yang selektif
bernilai tambah 6. Observer program (pendataan diatas kapal)
▪ Mengembangkan perdagangan produk perikanan
7. Perikanan rakyat, perlu mengantisipasi dampak terhadap
▪ Memperhatikan dampak lingkungan kegiatan pasca panen
lingkungan dan penggunaan energi yang efisien
6. Penelitian perikanan (Fisheries research)
▪ Pengembangan penelitian
▪ Pengembangan pusat data hasil penelitian
▪ Aliansi kelembagaan internasional

3
1. NEGARA
▪ Mengambil langkah precautinary (hati-hati) dalam rangka
3. NELAYAN
melindungi atau membatasi penangkapan ikan, sesuai dengan ▪ Memenuhi ketentuan pengelolaan sumberdaya ikan secara
daya dukung sumber benar
▪ Menegakkan mekanisme yang efektif untuk pemantauan, ▪ Ikut serta mendukung langkah-langkah koservasi dan
pengendalian dan pengawasan atau monitoring, control, pengelolaan
surveillance, dan law enforcement ▪ Membatu pengelola dalam mengembangkan kerjasama
▪ Mengambil langkah-langkah konservasi jangka penjang dan pengelolaan, dan berkoordinasi dalam segala hal yg berkaitan
pemanfaatan sumberdaya ikan yang lestari dgn pengelolaan dan pengembangan perikanan
2. PENGUSAHA
▪ Supaya berperan serta dalam upaya-upaya konservasi, ikut dalam
pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi
pengelolaan perikanan (misalnya FKPPS)
▪ Ikut serta mensosialisasi dan mempublikasikan langkah-langkah
konservasi dan pengelolaan serta menjamin pelaksanaan peraturan
▪ Membantu mengembangkan kerjasama (lokal, regional) dan
koordinasi dalam segala hal yg berkaitan dgn perikanan, misalnya
meyediakan kesempatan dan fasilitas diatas kapal utk para peneliti

Illegal Fishing yaitu kegiatan penangkapan ikan :


IUU ( Illegal, Unreported dan Unregulated )
1. Yang dilakukan oleh orang atau kapal asing pada suatu perairan
Pengertian Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) yang menjadi yurisdiksi suatu negara tanpa izin dari negara
Fishing secara harfiah dapat diartikan sebagai : tersebut atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
2. Yang bertentangan dengan peraturan nasional yang berlaku atau
Kegiatan perikanan yang tidak sah, Kegiatan kewajiban internasional;
perikanan yang tidak diatur oleh peraturan yang ada, 3. Yang dilakukan oleh kapal yang mengibarkan bendera suatu negara
yang menjadi anggota organisasi pengelolaan perikanan regional
atau Aktivitasnya tidak dilaporkan kepada suatu
tetapi beroperasi tidak sesuai dengan ketentuan pelestarian dan
institusi atau lembaga pengelola perikanan yang pengelolaan yang diterapkan oleh organisasi tersebut atau
tersedia. ketentuan hukum internasional yang berlaku.

4
Kegiatan Illegal Fishing yang umum
Penyebab Illegal Fishing
terjadi di perairan Indonesia adalah :
a. Penangkapan ikan tanpa izin; 1) Meningkat dan tingginya permintaan ikan (DN/LN)
b. Penangkapan ikan dengan mengunakan izin 2)
3)
Berkurang/Habisnya SDI di negara lain
Lemahnya armada perikanan nasional
palsu; 4) Izin/dokumen pendukung dikeluarkan lebih dari satu instansi
c. Penangkapan Ikan dengan menggunakan alat 5) Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di laut
tangkap terlarang; 6) Lemahnya delik tuntutan dan putusan pengadilan
d. Penangkapan Ikan dengan jenis (spesies) yang 7) Belum ada visi yang sama aparat penegak hukum
tidak sesuai dengan Izin. 8) Lemahnya peraturan perundangan dan ketentuan pidana

Penyebab Unreported Fishing


Unreported Fishing yaitu kegiatan penangkapan ikan :
a) Lemahnya peraturan perundangan
1. Yang tidak pernah dilaporkan atau dilaporkan secara tidak b) Belum sempurnanya sistem pengumpulan data hasil
benar kepada instansi yang berwenang, tidak sesuai dengan tangkapan/ angkutan ikan
peraturan perundang-undangan nasional; c) Belum ada kesadaran pengusaha
2. Yang dilakukan di area yang menjadi kompetensi organisasi d) Hasil Tangkapan dan Fishing Ground dianggap rahasia dan
pengelolaan perikanan regional, namun tidak pernah tidak untuk diketahui pihak lain (saingan)
dilaporkan atau dilaporkan secara tidak benar, tidak sesuai e) Lemahnya Ketentuan Sanksi dan Pidana
dengan prosedur pelaporan dari organisasi tersebut. f) tempat pendaratan ikan yang sebagian besar tidak
termonitor dan terkontrol
g) Unit penangkapan di bawah <>
Kegiatan Unreported Fishing yang umum terjadi di Indonesia: h) perusahaan yang memiliki armada penangkapan memiliki
1) penangkapan ikan yang tidak melaporkan hasil tangkapan pelabuhan / tangkahan tersendiri.
yang sesungguhnya atau pemalsuan data tangkapan; i) Laporan produksi yang diberikan oleh pengurus
2) penangkapan ikan yang langsung dibawa ke negara lain perusahaan kepada dinas terkait cenderung lebih rendah
(transhipment di tengah laut) dari sebenarnya..

5
Unregulated Fishing Kegiatan Unregulated Fishing di perairan Indonesia,
yaitu kegiatan penangkapan ikan : antara lain masih belum diaturnya:

1. pada suatu area atau stok ikan yang belum diterapkan a) mekanisme pencatatan data hasil tangkapan dari
ketentuan pelestarian dan pengelolaan dan kegiatan
penangkapan tersebut dilaksanakan dengan cara yang tidak seluruh kegiatan penangkapan ikan yang ada;
sesuai dengan tanggung-jawab negara untuk pelestarian b) wilayah perairan-perairan yang diperbolehkan dan
dan pengelolaan sumberdaya ikan sesuai hukum dilarang;
internasional; c) pengaturan aktifitas sport fishing; kegiatan-
2. pada area yang menjadi kewenangan organisasi pengelolaan kegiatan penangkapan ikan menggunakan
perikanan regional, yang dilakukan oleh kapal tanpa
kewarganegaraan, atau yang mengibarkan bendera suatu
modifikasi dari alat tangkap ikan yang dilarang.
negara yang tidak menjadi anggota organisasi tersebut,
dengan cara yang tidak sesuai atau bertentangan dengan
ketentuan pelestarian dan pengelolaan dari organisasi
tersebut.

Penyebab Unregulated Fishing Kerugian Akibat IUU FISHING


➢ Subsidi BBM dinikmati oleh kapal-kapal yang tidak berhak;
➢ Pengurangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
• Potensi SDI di perairan Indonesia masih dianggap ➢ Peluang kerja nelayan Indonesia (lokal) berkurang, karena kapal-
memadai dan belum membahayakan kapal illegal adalah kapal-kapal asing yang menggunakan ABK
asing;
• Sibuk mengatur yang ada karena banyak masalah ➢ Hasil tangkapan umumnya dibawa langsung ke luar negeri (negara
• Orientasi jangka pendek asal kapal), sehingga mengakibatkan: (a) hilangnya sebagian
• Beragamnya kondisi daerah perairan dan SDI devisa negara dan (b) berkurangnya peluang nilai tambah dari
industri pengolahan;
• Belum masuknya Indonesia menjadi anggota ➢ Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya ikan karena hasil
organisasi perikanan internasional tangkapan tidak terdeteksi, baik jenis, ukuran maupun jumlahnya;
➢ Merusak citra Indonesia pada kancah International karena IUU
fishing yang dilakukan oleh kapal asing berbendera Indonesia
maupun kapal milik warga negara Indonesia. Hal ini juga dapat
berdampak ancaman embargo terhadap hasil perikanan Indonesia
yang dipasarkan di luar negeri.

6
Hasil Tangkapan Insidental /Tak Terduga (Incidental Catch)

Hasil Tangkapan Sasaran / Utama Adalah : Suatu istilah umum untuk hasil tangkapan, yang
tidak diperkirakan sebelumnya / tidak diantisipasi akan
Adalah : Komponen atau unsur stok ikan / sumberdaya
tertangkap dalam operasi penangkapan ikan, tetapi secara
(ukuran, jenis, dll) terutama yang dicari atau dituju oleh
sepintas lalu / kebetulan (insidental).
nelayan industri.
Atau bisa diartikan sebagai tangkapan spesies atau Contoh
kumpulan spesies yang benar-benar ingin ditangkap dalam 1) Binatang air termasuk mamalia laut (Paus dan Lumba-
usaha perikanan, seperti Udang, Ikan Tuna, dll lumba), penyu dan burung laut
2) Puing-puing, termasuk termasuk pecahan dari terumbu
Hasil Tangkapan Sampingan karang , dan
Adalah : Suatu istilah umum untuk komponen tangkapan, 3) Juvenil (anak ikan)
yang diantisipasi akan tertangkap selama operasi khusus masuknya juvenil (anak ikan) dlm hasil tangkapan
penangapan ikan industri, sebagai tambahan dari hasil insidental akan menjadi gagasan untuk menjelaskan kepada
tangkapan sasaran. kelompok sasaran bahwa negara memerlukan tindakan
khusus sesuai dgn keadaan regional yg khusus pula
Sustainable Fisheries = Perikanan yang
berkelanjutan

Salah satu wujud Selektifitas Alat


pelaksanaan penang- Adalah : sifat dari alat penangkapan ikan yang
kapan ikan yang ber- mengurangi / mengeluarkan hasil tangkapan
tanggung jawab, yaitu yang ukurannya tidak diinginkan dan
dengan memasang melepaskan hasil tangkapan insidental
Alat Pemisah Ikan
(API) atau Alat Alat Penangkapan Ikan Yang Selektif
Pemisah Penyu (Turtle Adalah : Alat penangkapan ikan yang telah
Exluder Device = TED) dirancang untuk mengurangi / mengeluarkan hasil
pada pukat udang tangkapan beserta jenis ikan yang ukurannya tidak
(Shrimp Trawl) TED
diinginkan dan hasil tangkapan insidental, serta
Kerangka melepaskan ikan yang keluar dari alat
Jeruji kisi-kisi penangkapan tersebut dengan daya tahan hidup
yang tinggi

Pandangan Pandangan
samping depan

7
Pemanfaatan Yang Lestari /Berkelanjutan Terumbu Karang Buatan
Cara mengeksploitasi sumberdaya yang tidak mengarah pada Struktur /susunan buatan manusia yan ditempatkan di suatu
penurunan jangka panjang dari ukuran dan keragaman perairan untuk mnarik atau memikat hewan-hewan air
hewan-hewan air. Dengan demikian, pemeliharaan potensinya dengan memberi tempat berlindung, habitat atau tempat
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan cita-cita generasi berkembang biak, yang dalam waktu yang sama berdampak
sekarang dan yang akan datang. terhadap pelarangan beberapa operasi penangkapan ikan di
tempat ini

Hasil Tangkapan (Maksimum) Yang Lestari Stok Ikan Pelintas Batas


Suatu istilah teknis dalam dinamika populasi. Hasil tangkapan Dalam siklus hidupnya, sumberdaya perikanan beruaya secaa
(maksimum) yang lestari merupakan fungsi dari upaya bebas melintasi batas nasional / negaranya.
penangkapan. Jika upaya penangkapan ikan pada suatu jenis Pengertian : Beruaya = Migrasi
perikanan tidak mengalami perubahan dalam rentang waktu Perpindahan dari suatu organisme dari tempat yang satu ketempat yang lain
tertentu, maka produksi perikanan dari jenis tertentu teoritis dengan tujuan tertentu :
bertahan. Hasil tangkapan maksimum yang lestari ✓ Mencari makan
menunjukkan suatu titik yang menghasilkan produksi lestari ✓ Mencari perlindungan
bagi upaya penangkapan tertentu ✓ Mencari tempat berkembag biak
✓ Mencari tempat untuk reproduksi
✓ Mencari tempat untuk berpijah

Beberapa macam pola ruaya yg penting bagi pengelolaan perikanan


berdasarkan UNCLOS (Konvensi Hukum Laut Internasional) Laut Bebas Yang Berhubungan Dengan Stok Ikan
Stok Ikan Peruaya Jauh (Higly Migratory) Stok Ikan Peruaya Jauh
Adalah : Jenis yang melakukan ruaya/migrasi secara luas Stok Ikan Peruaya Jauh
Jenis yang melakukan ruaya/migrasi
antara ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dan laut bebas, secara luas antara ZEE (Zona Ekonomi
melintasi Lautan / Samudera dan melintasi banyak ZEE Ekslusif) dan laut bebas, melintasi
Lautan / Samudera dan melintasi
banyak ZEE
Stok Ikan Peruaya Terbatas (Straddling Fish Stock)
Adalah : Jenis yang menyebar atau beruaya didalam dan diluar Stok Ikan Straddling (Pengangkang)
Garis 200
ZEE selama siklus hidupnya Mil laut
Jenis yang menyebar atau beruaya
didalam dan diluar ZEE selama
siklus hidupnya
Stok Ikan Berbagi
Adalah ; Jenis/spesies yang beruaya dalam ZEE atau suatu
Lihat Illustrasi / Sketsa Gambar

Stok Ikan Berbagi


negara tetapi memperluas ruayanya ke ZEE negara lain Jenis/spesies yang beruaya dalam ZEE
atau suatu negara tetapi memperluas

Stok Ikan Laut Bebas (High Sea)


ruayanya ke ZEE negara lain
berikut :

Stok Ikan
Adalah : Istilah umum untuk “Stok ikan peruaya jauh dan Batas straddling
stok ikan straddling” Stok Ikan Nasional/ Stok Ikan Laut Bebas (High Sea)
Berbagi Negara Istilah umum untuk “Stok ikan
Garis Pantai peruaya jauh dan stok ikan straddling”

8
9

Anda mungkin juga menyukai