Anda di halaman 1dari 29

SINERGITAS PENGELOLAAN

CAGAR BIOSFER

Oleh: Ir. Wiratno, M.Sc.


Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Disampaikan pada Webinar: Sinergi Pengelolaan KK Samota untuk Wista Alam Berkelanjutan
Rabu, 24 Juni 2020
©Deeplyfish
Definisi Cagar Biosfer

UU No. 5 Tahun 1990


Definisi Cagar Biosfer

Strategi Seville (1995)


5 AREA STRATEGIS
MENCAPAI AGENDA TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2030

World Network Biosphere Reserve (WNBR) memiliki fungsi model yang efektif untuk pembangunan berkelanjutan

Inklusif, dinamis dan berorientasi hasil kolaborasi dan jaringan dalam program MAB dan WNBR

Kemitraan eksternal yang efektif dan dana yang berkelanjutan serta cukup untuk program effective
L funding for the MAB and the WNBR
external partnership, sufficient and sustainable

Komprehensif, modern, terbuka dan komunikasi transparan, informasi dan pembagian data

Pengelolaan efektif dalam program MAB dan WNBR

Lima Action Plan (2016)


16 CAGAR BIOSFER DI INDONESIA
Sebaran 16 Cagar Biosfer di Indonesia
KEUNGGULAN KAWASAN KONSERVASI YANG
MENYANDANG STATUS CAGAR BIOSFER
1. Konsep pengelolaan kawasan terbaik saat ini à
memadukan konservasi dengan pembangunan ekonomi
secara berkelanjutan
2. Pengelolaan kolaboratif, kooperatif dan komunikatif
3. Melibatkan multi-stakeholders à partnership à tidak
merubah status dan fungsi
4. Menanggulangi konflik kepentingan
5. Pendekatan bioregional (ekosistem) à sistem zonasi
yang saling menndukung
6. Pengelolaan didukung oleh iptek (logistic support)
7. Pergaulan dunia àcitra negara àmodel CB
APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PENGELOLA CB

1. Harus menjadi acuan untuk


pembangunan berkelanjutan
2. Meningkatkan positioning à priority à
KSN à Status Internasional – Strategis
3. Menciptakan peluang à Keunggulan
dan Nilai Penting
4. Memberikan nilai tambah à Branding
5. Memberikan manfaat à Keberlanjutan
pemanfaatan à Kesejahteraan
DITJEN KSDAE MENDUKUNG
PENGELOLAAN CAGAR BIOSFER
Upaya Ditjen KSDAE dalam mendukung
Pengelolaan Cagar Biosfer

Mengelola kawasan konservasi yang menjadi Area Inti Cagar Biosfer


melalui Balai Besar/Balai Taman Nasional dan Balai Besar/Balai KSDA.
Upaya Ditjen KSDAE dalam mendukung
Pengelolaan Cagar Biosfer

Mendukung Komite Nasional MAB Indonesia dan para pihak melakukan


Bimbingan Teknis dan Monitoring Pengelolaan Cagar Biosfer, seperti:
Pembentukan Zonasi, Penyusunan Management and Action Plan,
Periodic Review, dan Kelembagaan Cagar Biosfer.
Upaya Ditjen KSDAE dalam mendukung Pengelolaan
Cagar Biosfer

Menyelenggarakan workshop tahunan yang mengundang dan


melibatkan para pihak, seperti: Komite Nasional MAB, Pemda, dan para
pihak lainnya.
Upaya Ditjen KSDAE dalam mendukung
Pengelolaan Cagar Biosfer

Menyusun dan mempublikasikan Buku


Pedoman Pengelolaan Cagar
Biosfer, bekerja sama dengan KN MAB
Indonesia - LIPI serta Forda Press - Badan
Litbang dan Inovasi KLHK.

Melibatkan mitra terkait dalam pelaksanaan


pengelolaan area inti cagar biosfer.
Upaya Ditjen KSDAE dalam mendukung
Pengelolaan Cagar Biosfer

Membangun best practices dalam bentuk Role Model di Area


Inti cagar biosfer (TN Betung Kerihun dan TN Danau Sentarum)

BBTN Betung Kerihun Danau Sentarum


1. Kemitraan pemanfaatan HHBK (Madu Hutan)
di zona tradisional TN Danau Sentarum.
2. Pengembangan dan Pemanfaatan Energi
Hijau (Biogas/Mikro/Mini Hidro) untuk
kesejahteraan Masyarakat Adat Dayak
secara kolaboratif pada daerah penyangga
TN Betung Kerihun
Pengelolaan CB di Indonesia ke Depan
Isu Penting Pengelolaan CB di Indonesia
Poin Penting
Sidang ICC MAB UNESCO Ke-31
17–21 Juni 2019, Paris, Perancis

1. Implementasi Lima Action Plan (LAP).


2. Implementasi Process of Excellence dalam rangka
peningkatan dan perbaikan kualitas pengelolaan
Cagar Biosfer.
3. Strategi komunikasi dan branding pengelolaan
kawasan cagar biosfer dengan mendorong tanda
pagar (tagar) #ProudToShare
4. Mendorong peran generasi muda untuk terlibat
aktif dalam pengelolaan Cagar Biosfer melalui
Youth Activities and MAB Young Forum.
5. Memanfaatkan dan membangun hubungan dalam
jaringan pengelola cagar biosfer dunia (WNBR)
untuk saling berbagi dan membangun kerjasama
pengelolaan Cagar Biosfer.
CAGAR BIOSFER SAMOTA
Karakteristik Hiu Paus
Kepmen KP No. 18/2013 tentang Penentapan Status
Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus)
Kelas : Chondrichthyes
Sub Kelas : Elasmobranchii
Bangsa : Orectolobiformes
Suku : Rhincodontidae
Marga : Rhincodon
Jenis : Rhincodon typus
Nama umum : Hiu Paus, Hiu Bodoh, Hiu Geger Lintang,
Hiu Totol, Hiu Bintang, Hiu Bingkoh.

Vulnerable Appendix II Source: http://www.aboututila.com/ScubaInfo/Whale-Sharks/Whale-Shark-Facts.htm


Sumber: Whale Shark Indonesia Project

Aceh : Maret-April Madura: September-November Timor, NTT: Agustus-November


Pangandaran: Agustus-September Probolinggo: Januari-Mei Teluk Cenderawasih: Hampir sepanjang tahun
Upaya
Konservasi
2. PELESTARIAN

Penelitian dan
Pengembangan ©Republika

Survey dan monitoring 3. PEMANFAATAN


populasi
Pengembangan wisata bahari
Penyusunan Rencana
Pengelolaan Aksi (Ekotourism) hiu paus berbasis
Konservasi konservasi. Memanfaatkan spesies
dilindungi sebagai objek wisata tentu
1. PERLINDUNGAN harus dilakukan secara bertanggung
jawab untuk meminimalkan dampak
Perlindungan Habitat melalui
pencadangan kawasan konservasi negatif dari aktivitas wisata terhadap hiu
perairan Penyadaran Masyarakat paus. Tidak hanya peningkatan ekonomi
saja, namun isu keberlanjutan dan edukasi
IUCN Redlist (vulnerable di tahun 2000),
appendix II (CITES) perlu menjadi faktor yang diperhitungkan
http://www.yangrame.com/menikmati-sensai-berenang-
bersama-hiu-paus-wow/
KKP sudah membuat aturan interaksi wisatawan dengan hiu paus
yang mengadopsi atuan yang diterapkan di NMP Australia (Pedoman
Umum Monitoring Hiu Paus di Indonesia, 2015)
Kecepatan maksimum kapal

1 2 3
Kapal digunakan memiliki izin Jarak minimum kapal
ketika mendekati kelompok hiu
resmi dari pengelola, jumlah
yang diperbolehkan 1 kapal
paus adalah 10 knot pada jarak dengan kelompok hiu paus
1 mil dan 2 knot pada jarak 50 30 meter
untuk 1 kelompok hiu paus
meter dari kelompok hiu paus

4
Jumlah pengunjung disesuaikan
dengan kapasitas kapal dan
wajib menggunakan pelampung
5 Durasi berinteraksi
watching 60 menit
6 Tidak boleh memberi
makan hiu paus
selama di kapal

7 Pengambilan foto hiu paus


dilakukan tanpa menggunakan
blitz
8 Wisatawan harus mengikuti
arahan pemandu 9 Jumlah maksimum
perenang adalah 6 orang
wisatawan dan 1 pemandu

10 Jarak minimum berenang


adalah 3 meter antara
perenang dengan hiu paus
https://today.line.me/id/pc/article/Menilik+Pesona+Taman+Nasional+ wanawisata.com/2017/06/tempat-wisata-taman-nasional-teluk.html

Potensi Wisata
Teluk+Cendrawasih+Taman+Laut+Terbaik+Indonesia-JMeEJM

Jasa wisata berbasis hiu paus


Keuntungan 384 juta per tahun.
Peluang ekonomi wisata hiu paus
berdasarkan nilai daya dukung adalah 2
miliar lebih per tahun di perairan Kwatisore
(77% menjadi tujuan wisata di bagian
Indonesia Timur).
Sehingga peluang wisata berbasis hiu dapat dimaksimalkan
melalui pendekatan cagar biofer.

Ekowisata Hiu Paus di Teluk Cenderawasih


ØHingga 2012 ada sekira 40 ØDapat Berinteraksi dan
ekor hiu paus yang hidup Berenang Bersama Hiu
di kawasan teluk ini Paus
ØSelalu ada sepanjang Ø Sebagai Pusat Penelitian https://kitorangpapuanews.com/berkunjung-ke-taman-nasional-teluk-cenderawasih-di-papua/

tahun (Mei & Oktober Hiu Paus Terbesar di


Bulan Terbaik
Ekowisata Hiu Paus di Samota
Indonesia
Berkunjung) Ø Salah satu lokasi wisata di Nusa Tenggara Barat. Terdapat
Tiga segitiga Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora
Whale Shark Center TN Teluk Cendrawasih

• Whale Shark Center dibangun pada tahun 2019 melalui usulan


pembangunan proyek SBSN Bidang KSDAE TA 2019
• Pembangunan difokuskan pada pengembangan sarana prasarana
wisata alam serta pengelolaan keanekaragaman hayati dan
penyelamatan satwa.
• Whale Shark Center dibangun sebagai upaya cipta kondisi pengelolaan
sanctuary dan habitat Hiu Paus di Taman Nasional Teluk Cendrawasih,
dengan konsep multifungsi dengan tujuan utama ekowisata hiu paus,
khususnya bagi pengembangan ekonomi wilayah.

Anda mungkin juga menyukai