UU 41/1999 jo uu UU 11/2021
41/2004 tentang diubah
tentang CIPTA
KEHUTANAN KERJA
PENYEDERHANAAN DAN PERCEPATAN PROSES
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Penyederhanaan dan Percepatan Mekanisme Penggunaan
Kawasan Hutan untuk pembangunan sektor di Luar Sektor
Kehutanan, dengan diterbitkan:
1. Perubahan PP tentang Penggunaan Kawasan Hutan
PP PP 23/2021tentang
PP 24/2010 jo diganti
diubah Penyelenggaraan
PP61/2012 105/2015 Kehutaan
6
PPKH KEGIATAN-KEGIATAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (Pasal 367)
religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman industri selain industri
dan wisata rohani primer hasil hutan
pertambangan meliputi pertambangan mineral, pertahanan dan keamanan, antara lain sarana dan
batubara, minyak dan gas bumi termasuk sarana, prasarana latihan tempur, stasiun radar, dan menara
prasarana, dan smelter pengintai, pos lintas batas negara (PLBN)
instalasi pembangkit, transmisi, distribusi listrik dan prasarana penunjang keselamatan umum antara lain
gardu induk serta teknologi energi baru dan terbarukan keselamatan lalu lintas laut, udara, darat, karantina dan
antara lain panas bumi sarana meteorologi, klimatologi dan geofisika
jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan jalur evakuasi bencana alam, penampungan korban
stasiun relay televisi serta stasiun bumi pengamatan bencana alam dan lahan usahanya yang bersifat sementara
keantariksaan
fasilitas umum
7
PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PPKH) DARI MENTERI (Pasal 369)
Persetujuan
Penggunaan Kawasan
Hutan diberikan
dengan pengendalian
9
PENGENDALIAN PENGGUNAAN KUOTA untuk Pertambangan Minerba
1. Kuota 10 % KPH Kuota IPPKH Pertambangan Minerba
KAWASAN HUTAN (Pasal 372 – 374) maximal 10% dari luas KPH
2. Kuota 10% Pulau Kecil Kuota IPPKH Pertambangan
Minerba maksimal 10% dari luas Kawasan hutan produksi dan
hutan lindung pada Pulau Kecil
1 Batasan Luas 3. Kuota 10% di areal efektif IUPHHK Kuota IPPKH
Pertambangan Minerba 10 % dari luas efektif areal IUPHHK
PPKH
1. AMDAL, Persetujuan Lingkungan
2. Dilarang menggunakan Merkuri
3. PPKH Pertambangan Tidak dapat diberikan pada
Pemohon mendapat
Komitmen yang harus dipenuhi :
SK + Peta PPKH a. menyelesaikan Tata Batas areal PPKH;
b. membayar PNBP Kompensasi *) hanya utk PPKH di Provinsi dgn
Kwasan Hutan dibawah Kecukupan Luas;
c. menyampaikan baseline Penggunaan Kawasan Hutan;
Pemegang PPKH d. menyampaikan perizinan berusaha yang telah berlaku efektif **)
melaksanakan dalam hal pada saat permohonan, pemegang PPKH belum memiliki
15
KEWAJIBAN PENGENDALIAN
KARHUTLA BAGI PEMEGANG PPKH
SESUAI PERMENLHK P.32/2016 TENTANG
PENGENDALIAN KARHUTLA
16
KEWAJIBAN PENGENDALIAN KARHUTLA BAGI PEMEGANG PPKH PERTAMBANGAN
Pasal 34
(1) Setiap Pemegang PPKH untuk Kegiatan Pasal 39
Pertambangan wajib menyiapkan SDM Setiap karyawan pada Pemegang PPKH
pengendalian kebakaran hutan dalam untuk Kegiatan Pertambangan wajib
Brigdalkarhutla direkrut sebagai anggota Regu Pendukung
(2) SDM Dalkarhutla, dipersiapkan untuk Pengendali Kebakaran Hutan
mengisi:
a. Organisasi Brigdalkarhutla; Pasal 51
b. Regu Dalkarhutla (1) Setiap PPKH untuk Kegiatan
(3) Regu Dalkarhutla, terdiri atas: Pertambangan wajib menyiapkan
a. Regu Inti; sarpras untuk menunjang kegiatan
b. Regu Pendukung; dan Brigdalkarhutla
c. Regu Perbantuan. (2) Sarpras Dalkarhutla, sekurang-kurangnya
terdiri dari:
Pasal 36 a. sarpras pencegahan kebakaran hutan;
Setiap unit manajemen atau distrik atau sektor di b. sarpras pemadaman kebakaran hutan;dan
dalam Pemegang PPKH untuk Kegiatan c. sarpras lainnya.
Pertambangan wajib ditempatkan sekurang-
kurangnya 1 (satu) Regu Inti Pengendali
Kebakaran Hutan.
KEWAJIBAN PENGENDALIAN KARHUTLA BAGI PEMEGANG PPKH NON PERTAMBANGAN
Pasal 42
(1) Setiap Pemegang PPKH untuk Kegiatan Non Pertambangan wajib menyiapkan sumberdaya
manusia pengendalian kebakaran hutan dan lahan dalam organisasi kelompok-kelompok
Masyarakat Peduli Api (MPA).
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jumlah Masyarakat Peduli Api (MPA), tugas dan
fungsi dalam Dalkarhutla diatur dengan Keputusan Kepala atau Pimpinan masing-masing
pemegang ijin atau pengelola atau penanggung jawab.
Pasal 63
(3) Setiap Pemegang PPKH untuk Kegiatan Non Pertambangan wajib menyiapkan sarpras
pengendalian kebakaran hutan dan lahan bagi organisasi kelompok MPA.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jumlah dan jenis sarpras Dalkarhutla diatur
dengan Keputusan Kepala atau Pimpinan masing-masing pemegang ijin atau pengelola atau
penanggung jawab.
SANKSI (BAB V. Pasal 509 – 514)
a. melakukan kegiatan sebelum memperoleh PBAK PKH,;
b. tidak membayar PNBP Kawasan Hutan;
c. tidak melakukan penanaman dalam rangka Rehabilitasi DAS;
Pasal 510
d. tidak membayar PNBP Kompensasi, bagi Pemegang PPKH pada provinsi yang kurang Kecukupan Luas Kawasan
Hutannya;
TEGURAN TERTULIS
e. tidak melakukan Pemberdayaan Masyarakat sekitar areal ppkh; 3 kali, masing masing 30 Hari
f. tidak membayar PSDH dan/atau DR;
g. tidak melaksanakan kewajiban lain yang diperintahkan oleh Menteri;
h. tidak menyelenggarakan Perlindungan Hutan; atau
i. tidak melaksanakan Reklamasi dan/atau Reboisasi pada Kawasan Hutan yang diberikan PPKH yang sudah tidak
digunakan.
a. memindahtangankan PPKH kepada pihak lain atau melakukan perubahan nama Pemegang PPKH tanpa
persetujuan Menteri; Pasal 512
b. melakukan kegiatan pertambangan terbuka pada Kawasan HL;
c. melakukan kegiatan pertambangan pada Kawasan HL yang mengakibatkan: PENCABUTAN
1. Turunnya permukaan tanah;
2. Berubahnya fungsi pokok Kawasan Hutan secara permanen; dan/atau
PPKH
3. Terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
d. melakukan tindak pidana bidang LHK yang telah berkekuatan hukum tetap; dan/atau
e. tidak melaksanakan perintah Sanksi Administratif Pembekuan PPKH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 511.
KEMBALI HIJAU
20
21
TERIMA KASIH