Anda di halaman 1dari 68

Pengelolaan Lingkungan dalam kegiatan usaha pertambangan dan

penggunaan Kawasan Hutan untuk Pertambangan

Oleh : Dr. Budi Riyanto, S.H., M.Si.


(Inspektur I, Itjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2012-2017).

PELATIHAN HUKUM PERTAMBANGAN


ANGKATAN XII 3-4 Agustus 2022

Diselenggarakan oleh:
BALAI DIKLAT TAMBANG BAWAH TANAH, BPSDM, KEMENTERIAN ESDM
Bekerja Sama dengan
PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN (PUSHEP)
Pengelolaan Lingkungan dalam
Kegiatan Usaha Pertambangan dan
Penggunaan Kawasan Hutan untuk
Pertambangan
09 Maret 2022

Oleh
Dr. Drs. Budi Riyanto, S.H., M.Si.
Daftar isi

Penutup
1.Pengawasan
1.Amda
l
1.Peranan Kawasan Hutan
1.Landasan Hukum

1.Pengant
ar
ADD A FOOTER 3
Pengantar
Pembukaan UUD 1945 alenia 4
“Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum”

UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)


“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.”
4
Dasar Hukum

1.UU Nomor 41 Tahun 1999 jo UU No. 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan


2.UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
3.UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4.UU Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan
5.UU Nomor 11 tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
6.PP No 33 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif PNBP Penggunaan Kawasan Hutan
7.PP No 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanann
8.Permenhut P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian Reklamasi Hutan
9.Permenhut P.4/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Reklamasi Hutan
10.PermenLHK Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perencanaan, Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan serta
Penggunaan Kawasan Hutan
5
Peranan Kawasan Hutan

ADD A FOOTER 6
Sumber Daya Alam

Kehutanan
Pertambangan

ADD A FOOTER 7
Hutan

Hutan Hutan
Produksi Konservasi

Hutan Lindung

ADD A FOOTER 8
Hutan Konservasi
• Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.

ADD A FOOTER 9
Hutan Lindung
• Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah instrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah

ADD A FOOTER 10
Hutan Produksi
•Kawasan hutan yang hasilnya bisa dipakai
atau diambil, baik dalam bentuk kayu
maupun non-kayu.

ADD A FOOTER 11
Penggunaan Kawasan Hutan
• Penggunaan kawasan hutan (PKH) adalah penggunaan atas
sebagian kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan tanpa merubah fungsi dan peruntukan
kawasan hutan tersebut. Kebijakan PKH bertujuan untuk mengatur
penggunaan kawasan hutan bagi kegiatan sektor lain yang
diharapkan menjadi upaya pemerintah dalam pengelolaan hutan
berkelanjutan.

ADD A FOOTER 12
Amdal
• Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya
disebut AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang perlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggara Usaha dan/atau Kegiatan

ADD A FOOTER 13
Pertambangan dalam Hutan Lindung

ADD A FOOTER 14
Pertambangan dalam Hutan Produksi

ADD A FOOTER 15
PENYEDERHANAAN DAN PERCEPATAN PROSES
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Penyederhanaan dan Percepatan Mekanisme Penggunaan
Kawasan Hutan untuk pembangunan sektor di Luar Sektor
Kehutanan, dengan diterbitkan:
1. Perubahan PP tentang Penggunaan Kawasan Hutan

PP PP 23/2021tentang
PP 24/2010 jo diganti
PP61/2012
diubah Penyelenggaraan
105/2015 Kehutaan

2. Penggantian Permen tentang Pedoman Penggunaan


Kawasan Hutan Kawasan Hutan PermenLHK 7 tahun 2021 tentang
PermenLHK P.27 Perencanaan Kehutanan,
PermenLHK tahun 2018 jo P.7 Perubahan Peruntukan Kawasan
Permenhut Tahun 2019 tentang diganti Hutan dan Perubahan Fungsi
diganti P.50/Menlhk/Setj diganti
P.16/2014 en/ Kum.1/6/2016 Pedoman Pinjam Kawasan Hutan, Serta Penggunaan
16 Pakai KH
Kawasan Hutan
STRUKTUR PERMEN
TERKAIT
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
BEBERAPA POKOK PERUBAHAN
no Hal Permen P.27/2018 jo P.7/2018 Permen 7/2021
1 Nomenklatur Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Kecukupan Luas
2 30 % dari luas DAS/Provinsi/Pulau Ditetapkan dengan kriteria dan parameter
Kawasan Hutan
3 (tiga) kewajiban :
Kewajiban PPKH pada
 Membayar PNBP Kompensasi
3 Provinsi dibawah/sama menyerahkan Lahan Kompensasi
 Membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan
kecukupan
 Melakukan Penanaman Rehab DAS
Kewajiban PPKH pada  Membayar PNBP Penggunaan
4 Provinsi diatas Kawasan Hutan Tidak berubah
kecukupan  Melakukan Penanaman Rehab DAS
 Untuk PSN yang dibangun pemerintah  dengan
pelepasan KH
5 Waduk/Bendungan Dengan IPPKH
 Non PSN atau dibangun selaian pemerintah 
dengan PPKH
PPKH Untuk Eksplorasi Diberikan 2 tahun dan tidak dapat
6 Diberikan 2 tahun dan dapat diperpanjang
Lanjutan diperpanjang
Permohonan IPPKH dilakukan setelah Permohonan PPKH dapat dilakukan sebelum
Permohonan untuk
7 pemohon mendapat izin usaha (IUP, pemohon mendapat perizinan berusaha (IUP, IUPTL
kegiatan berusaha 18
IUPTL dll) dll)
MEKANISME PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (Pasal 366)

A. Persetujuan Penggunaan Infrastruktur non komersial < 5


Kawasan Hutan dengan Ha dan Pertambangan Rakyat
dilimpahkan kepada Gubernur
Keputusan Menteri

PENGGUNAAN B. Persetujuan Kerjasama dengan


KAWASAN HUTAN Surat Dirjen PKTL a.n MenLHK

C. Persetujuan Pelaksanaan
Kegiatan Survei denan Surat
Dirjen PKTL a.n MenLHK
A. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
DENGAN KEPUTUSAN MENTERI

20
PPKH KEGIATAN-KEGIATAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (Pasal 367)

religi antara lain tempat ibadah, tempat industri selain industri


pemakaman dan wisata rohani primer hasil hutan

pertambangan meliputi pertambangan mineral, pertahanan dan keamanan, antara lain sarana dan
batubara, minyak dan gas bumi termasuk prasarana latihan tempur, stasiun radar, dan menara
sarana, prasarana, dan smelter pengintai, pos lintas batas negara (PLBN)

instalasi pembangkit, transmisi, distribusi listrik dan prasarana penunjang keselamatan umum antara lain
gardu induk serta teknologi energi baru dan keselamatan lalu lintas laut, udara, darat, karantina
terbarukan antara lain panas bumi dan sarana meteorologi, klimatologi dan geofisika
jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, jalur evakuasi bencana alam, penampungan
dan stasiun relay televisi serta stasiun bumi korban bencana alam dan lahan usahanya yang
pengamatan keantariksaan bersifat sementara

jalan umum, jalan tol, pertanian tertentu dalam rangka


dan jalur kereta api ketahanan pangan

sarana transportasi yang tidak dikategorikan


sebagai sarana transportasi umum untuk pertanian tertentu dalam rangka
keperluan pengangkutan hasil produksi ketahanan energi; atau

waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran


air minum, saluran pembuangan air dan TPA sampah, Pengolahan Limbah
sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya atau kegiatanpemulihan lingk hidup

fasilitas umum

21
PENGGUNAAN KAWASAN HUNTUK PROYEK
PRIORITAS NASIONAL (Pasal 123 UUCK)
PermenLHK 7 /2021 pasal 368 Proyek Prioriatas
Nasional
(1) Penggunaan Kawasan Hutan untuk proyek prioritas
Pemerintah, dilakukan dengan ketentuan:
a. dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh
dilakukan Dilakukan oleh
instansi pemerintah melalui mekanisme selain instansi
Pelepasan Kawasan Hutan; atau oleh
pemerintah
b. dalam hal pengadaan tanah dilakukan oleh Pemerintah
selain instansi pemerintah, dengan ketentuan:
1. bersifat permanen dengan mekanisme
Bersifat Bersifat non
Pelepasan Kawasan Hutan; atau
permanen permanen
2. bersifat tidak permanen atau untuk
menghindari fragmentasi Kawasan Hutan
serta dapat menjadi bagian Pengelolaan Hutan
dengan mekanisme Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan. Tidak menyebabkan
menyebabkan fragmentasi
(2) Penggunaan Kawasan Hutan untuk menghindari (seperti Jalan, Pipa
fragmentasi Migas SUTET)
fragmentasi Kawasan Hutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b angka 2 (dua) antara lain
pembangunan jalan umum, jalan tol, jalan angkutan
produksi, jalur kereta, tower dan saluran Persetujuan
transmisi ketenagalistrikan, saluran transmisi Pelepasan
Penggunaan Kawasan
telekomunikasi, pipa minyak dan gas bumi, saluran Kawasan Hutan Hutan (PPKH)
air, saluran irigasi, pipa air minum dengan mekanisme
Penggunaan Kawasan Hutan
PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PPKH) DARI MENTERI (Pasal 369)

Membayar PNBP Kompensasi


pada Provinsi dibawah/sama Membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan
kecukupan luas Kawasan hutan
Penamanan rehabilitasi DAS Ratio min 1 : 1

Pada Provinsi di atas kecukupan Membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan


luas kawasan hutan Penamanan rehabilitasi DAS Ratio min 1 : 1
PPKH
 Untuk PSN,
 Food Estate,
 Hankam,
 Sarpras Keselamatan Lalu Lintas,
Tanpa PNBP kompensasi, tanpa PNBP dan
 Infrastruktur Pemerintah non komersial,
 penampungan korban bencana alam dan
tanpa penanaman DAS
lahan usahanya, yang bersifat sementara
 religi, kegiatan
 Eksplorasi, Survey,
PENGENDALIAN PPKH
(Pasal 372 – 374)

Persetujuan
Penggunaan
Kawasan Hutan
diberikan dengan
pengendalian
24
KUOTA untuk Pertambangan Minerba
PENGENDALIAN PENGGUNAAN
1. Kuota 10 % KPH  Kuota IPPKH Pertambangan Minerba
KAWASAN HUTAN (Pasal 372 – 374) maximal 10% dari luas KPH
2. Kuota 10% Pulau Kecil  Kuota IPPKH Pertambangan
Minerba maksimal 10% dari luas Kawasan hutan produksi dan
hutan lindung pada Pulau Kecil
1 Batasan Luas 3. Kuota 10% di areal efektif IUPHHK  Kuota IPPKH
Pertambangan Minerba 10 % dari luas efektif areal IUPHHK

PPKH untuk kegiatan usaha diberikan sesuai jangka


Jangka Waktu
2 Tertentu
waktu izin bidangnya (IUP)

1. AMDAL, Persetujuan Lingkungan


PPKH 2. Dilarang menggunakan Merkuri
3. PPKH Pertambangan Tidak dapat diberikan pada
Kawasan hutan yang telah dibebani HTR, RE dan KHDTK
3 Kelestarian 4. Inpres 7 tahun 2019  PIPPIB  Penghentian
Lingkungan pemberian izin baru pada hutan alam primer dan
lahan gambut

 HL dilarang dilakukan penambangan terbuka


4  Dilarang menyebabkan turunnya permukaan tanah
HL Tambang Tertutup
 Dilarang menyebabkan kerusakan akuiver air tanah
25
PEMOHON PPKH (Pasal 377 - 378)

 Permohonan ditujukan kepada MenLHK melalui Dirjen PKTL


 Pemohon PPKH :
a. menteri atau kepala lembaga pemerintah;
b. gubernur;
c. bupati/wali kota;
d. pimpinan badan hukum/badan usaha; atau
e. Perseorangan dan/atau masyarakat.

26
PERSYARATAN PERMOHONAN PPKH (Pasal 379 – 382)
A. PERSYARATAN ADMINISTRASI B. PERSYARATAN TEKNIS
1) PERNYATAAN KOMITMEN : a. Surat Permohonan
a. menyelesaikan Tata Batas areal PPKH; b. peta skala paling kecil 1:50.000;
b. membayar PNBP Penggunaan Kawasan c. peta citra penginderaan jauh;
c. menyampaikan pernyataan bersedia mengganti biaya investasi d. rekomendasi gubernur tentang Penggunaan Kawasan
pengelolaan/pemanfaatan hutan kepada pengelola/pemegang perizinan Hutan;
berusaha pemanfaatan hasil hutan e. pertimbangan teknis Perum Perhutani dalam hal
d. membayar PNBP Kompensasi *) hanya utk PPKH di Provinsi dgn Kwasan permohonan berada dalam wilayah kerja Perum Perhutani;
Hutan dibawah Kecukupan Luas;
f. perizinan berusaha di bidangnya;
e. menyampaikan baseline Penggunaan Kawasan Hutan;
dalam belum memiliki perizinan berusaha dilengkapi :
f. menyampaikan perizinan berusaha **) dalam hal saat permohonan PPKH
belum memiliki perizinan berusaha; - keputusan/penetapan pemenang lelang wilayah
g. menyampaikan dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan **) dalam pertambangan untuk permohonan PPKH kegiatan
hal saat permohonan PPKH belum memiliki perizinan berusaha; pertambangan, atau
h. menyampaikan NIB **) dalam hal saat permohonan PPKH belum memiliki - penetapan/penugasan sebagai pelaksana pengembang
perizinan berusaha panas bumi untuk permohonan PPKH kegiatan panas
2) PAKTA INTEGRITAS; bumi;
1. sanggup untuk memenuhi semua kewajiban; g. dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan
2. semua dokumen yang dilampirkan dalam permohonan adalah sah; dalam belum memiliki perizinan berusaha dan belum
3. tidak melakukan kegiatan di lapangan sebelum mendapat surat persetujuan memiliki dokumen lingkungan, maka penyelesaian
pelaksanaan kegiatan dari Menteri; dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan
4. bersikap transparan, jujur, objektif dan akuntabel; dimasukkan dalam pernyataan komitmen
5. tidak memberi, menerima, menjanjikan hadiah/hiburan dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan permohonan;
6. melakukan permohonan perizinan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan Seluruh dokumen discan
7. dalam hal melanggar sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) sampai
dengan angka 6 (enam) siap menghadapi konsekuensi hukum. dimasukkan dalam
3) PROFIL BADAN USAHA ATAU BADAN HUKUM termasuk NPWP, KTP, 27
dan akta CD/FD
pendirian badan usaha /badan hukum;
ALUR PERMOHONAN PPKH
(Pasal 378 dan Pasal 383)
PPKH untuk kegiatan non
Non OSS
berusaka
PPKH
Diupload melalui
PPKH untuk kegiatan berusaka
System OSS

2.a. bagi yang telah memliki Perizinan Berusaha Eksplorasi


2.b. bagi yang belum memiliki Perizinan Berusaha, untuk kegiatan Eksplorasi
2.c. bagi yang telah memliki Perizinan Berusaha Operasi Produksi /Eksploitasi
2.d. bagi yang belum meliliki Perizinan Berusaha, Operasi Produksi /Eksploitasi
28
1 ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN NON BERUSAHA (Pasal 383)

PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS


34 HK

TELAAH TEKNIS,
Spasial, Kuota, Tutupan
permohonan Lahan, Gambut, Karst, Inpres
PPKH 5 / 2009 (PIPPIB), dll MenLHK menerbitkan PPKH NON BERUSAHA
melalui
Sistem PPKH
PPKH + Peta TIDAK MELALUI OSS
di KLHK TELAAH HUKUM
 Kesesuaian fungsi KH Contoh Kegiatan
 Bebas tumpang tindih (CnC)
permohonan mendapatkan - Latihan Tempur
terhadap perizinan lain
SK + Peta PPKH
 Kesesuaian dokumen - Pos Lintas Batas Negara
- Istana Negara
Pemegang PPKH - Pertahanan Kemananan
Melakukan Pemenuhan
Komitmen - Bendungan
20 HK (a.l Tata Batas) - Jalan
- Jalur Kereta
- Penampungan korban
Penetapan Batas Areal bencana alam dan lahan
Kerja PPKH usahanya, yang bersifat
sementara
ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN OPERASI PRODUKSI
2.a BAGI PELAKU USAHA YANG TELAH MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
PROSES di OSS PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS
34 HK

TELAAH TEKNIS, MenLHK KLHK


Permohon Spasial, Kuota, Tutupan menotifikasi
menerbitkan
an PPKH Lahan, Gambut, Karst, PPKH dengan
PPKH + Peta mnggunggah
melalui Inpres 5 / 2009 (PIPPIB), Untuk SK + Peta
Sistem OSS DITERUSKAN dll
Ke KLHK Operasi ke system
(upload OSS
TELAAH HUKUM Produksi
berkas
 Kesesuaian fungsi KH
permohona
 Bebas tumpang tindih Pelaku Usaha
n di OSS) mendapat
(CnC) terhadap
SK + Peta PPKH
perizinan lain
 Kesesuaian dokumen
Pemenuhan
Komitmen
1. Tata Batas
2. myampaikan IUP
3. Menyelesai kan
AMDAL
20 HK

Penetapan Pelaku Usaha dapat melakukan


Batas Areal Kegiatan Operasi Produksi di
Kerja PKH dalam Kawasan Hutan
PEMENUHAN KOMITMEN DAN PENETAPAN BATAS AREAL KERJA PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN (Pasal 389 - 396)

Pemohon mendapat Komitmen yang harus dipenuhi :


SK + Peta PPKH a. menyelesaikan Tata Batas areal PPKH;
b. membayar PNBP Kompensasi *) hanya utk PPKH di Provinsi dgn
Kwasan Hutan dibawah Kecukupan Luas;

Pemegang PPKH c. menyampaikan baseline Penggunaan Kawasan Hutan;


d. menyampaikan pernyataan bersedia mengganti biaya investasi
melaksanakan
pengelolaan/pemanfaatan hutan kepada pengelola/pemegang
pemenuhan Komitmen
perizinan berusaha pemanfaatan hasil hutan

Jk waktu pemenuhan
komitmen paling lama 1 Bagi pemegang PPKH yang belum memiliki Perizinan Berusaha,
(satu) tahun Komitmennya di tambah dengan :
e. menyampaikan perizinan berusaha yang telah berlaku efektif
f. menyampaikan dokumen lingkungan dan persetujuan

Penetapan Batas lingkungan;


g. menyampaikan Nomor Induk Berusaha (NIB);
Areal Kerja PKH
B. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
MELALUI MEKANISME KERJASAMA

32
PROSES KERJASAMA PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (Pasal 384 - 385)
JENIS KEGIATAN PPKH KERJASAMA
a. religi non komersil, tempat ibadah, pemakaman;
b. wisata budaya non komersial;
c. penanaman/pemasangan kabel sepanjang alur/jalan;
PEMOHON Kadishut Prov/ Ka
d. PLTMH < 1 MW;
e. jalur listrik masuk desa < 70 kV;
KHDTK/ Dirut
f. kanal/saluran air tersier, normalisasi sungai/saluran irigasi, Perhutani
tanggul penahan banjir; mengajukan
g. rest area dan sarana keselamatan lalin; permohonan
h. peningkatan alur/jalan untuk jalan umum atau sarana  Ka Dishut Prov
persetujuan ke KLHK
pengangkutan hasil produksi tidak termasuk pelebaran dan
pembuatan jln baru;
 Ka KKHDTK
i. embung, cek dam, sabo, bangunan penampungan air lainnya  Dirut Perhutani
dan pipa saluran air; PERSETUJUAN
j. papan iklan, portal, gardu pandang, dan tugu; KERJASAMA
k. penanaman oleh pihak di luar kehutanan untuk kegiatan Dari Dirjen a.n
reklamasi, dan rehabilitasi hutan;
l. latihan tempur dan sarana penunjangnya selain mess, Ka Dihut/Dirut MenLHK
perkantoran, gudang, dan jalan akses; Perhutani/ Ka KHDTK
m. alat ukur klimatologi dan geofisika; Melakukan
n. bumi perkemahan; atau PENILAIAN TEKNIS PKS
o. menara telekomunikasi. (dituangkan dalam Pemohon dengan Dishut
p. Lapangan tembak BA) Prov/KA
q. Kegiatan pasca tambang meliputi pemeliharaan tailing atau dam KHDTK/Perhutani
PERSYARATAN PERMOHONAN KERJASAMA (Pasal 385)
a. Surat Permohonan e. pakta integritas dalam bentuk akta notariil:
b. peta skala paling kecil 1:50.000; 1. sanggup untuk memenuhi semua kewajiban;
hardcopy dan shp-nya 2. semua dokumen yang dilampirkan dalam permohonan adalah
sah;
c. Dokumen Lingkungan (AMDAL,
UKL-UPL atau SPPL sesuai 3. tidak melakukan kegiatan di lapangan sebelum mendapat
ketentuan) dan Persetujuan surat persetujuan pelaksanaan kegiatan dari Menteri;
Lingkungan
4. bersikap transparan, jujur, objektif dan akuntabel;
d. perizinan berusaha di bidangnya 5. tidak memberi, menerima, menjanjikan hadiah/hiburan
yang masih berlaku minimal 6 bulan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan permohonan;
6. melakukan permohonan perizinan sesuai prosedur dan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
7. dalam hal melanggar sebagaimana dimaksud pada angka 1
(satu) sampai dengan angka 6 (enam) siap menghadapi
konsekuensi hukum.

Seluruh dokumen discan


dimasukkan dalam
CD/FD 34
C. PERSETUJUAN KEGIATAN SURVEI

35
PPKH UNTUK KEGIATAN SURVEI
(Pasal 387)

Pemohon Survei

Permohonan ditujukan Kepada


MenLHK c.q Dirjen PKTL

Telaah teknis 15 HK

persetujuan Dirjen a.n


MenLHK 36
PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN SURVEI (Pasal 387)

Kegiatan survei (contoh survei Seismic 2D/3D, survey Panas Bumi, Survey Jalan Tol dll)

a. Surat Permohonan f. pakta integritas:


b. Peta skala paling kecil 1:50.000; 1. sanggup untuk memenuhi semua kewajiban;
hardcopy dan shp-nya 2. semua dokumen yang dilampirkan dalam permohonan
c. Dokumen Lingkungan (UKL- adalah sah;
UPL atau SPPL sesuai 3. tidak melakukan kegiatan di lapangan sebelum mendapat
ketentuan) dan Persetujuan surat persetujuan pelaksanaan kegiatan dari Menteri;
Lingkngan 4. bersikap transparan, jujur, objektif dan akuntabel;
5. tidak memberi, menerima, menjanjikan hadiah/hiburan
d. perizinan berusaha di
dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan
bidangnya yang masih berlaku permohonan;
minimal 6 bulan
6. melakukan permohonan perizinan sesuai prosedur dan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
7. dalam hal melanggar sebagaimana dimaksud pada angka
1 (satu) sampai dengan angka 6 (enam) siap menghadapi
Seluruh dokumen discan
konsekuensi hukum.
dimasukkan dalam
CD/FD
D. PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN YANG
DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR

38
PELIMPAHAN KEWENANGAN PPKH KE GUBERNUR (PASAL 423 - 434 )

Kewenangan Pemberian PPKH dilimpahkan kepada


Gubernur, untuk:
 pembangunan fasilitas umum yang bersifat non
komersial untuk luas paling banyak 5 (lima) hektar; dan
 pertambangan rakyat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan
yang dimohon oleh perseorangan dan/atau kelompok
orang dan/atau masyarakat
39
KEGIATAN-KEGIATAN PPKH YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Pasal 423)
a. religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman dan wisata rohani;
b. jalan umum;
c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air
dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;
d. fasilitas umum;
fasilitas umum non e. pertahanan dan keamanan, antara lain sarana dan prasarana latihan tempur,
stasiun radar, dan menara pengintai, pos lintas batas negara (PLBN), jalan inspeksi
komersial < 5 f. prasarana penunjang keselamatan umum antara lain keselamatan lalu lintas laut,
(lima) hektar lalu lintas udara, lalu lintas darat, karantina dan sarana meteorologi, klimatologi dan
geofisika;
g. jalur evakuasi bencana alam, penampungan korban bencana alam dan lahan
usahanya yang bersifat sementara;
PPKH yang h. tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah, fasilitas pengolahan limbah, atau kegiatan
pemulihan lingkungan hidup.
diterbitkan
Gubernur

Perseorangan maksimal 5 Ha
pertambangan
rakyat
(Komersial)
Koperasi maksimal 10 Ha
PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PPKH) DARI MENTERI (Pasal 424)

fasilitas umum
non komersial Penanaman pohon berkayu di kanan
< 5 (lima) kiri atau sekeliling PPKH
hektar

Membayar PNBP Kompensasi


pada Provinsi
dibawah/sama Membayar PNBP Penggunaan
kecukupan luas Kawasan Kawasan Hutan
hutan
PPKH Penamanan rehabilitasi DAS Ratio
diterbitkan min 1 : 1
Gubernur pertambangan
rakyat
(Komersial) Membayar PNBP Penggunaan
Pada Provinsi di atas Kawasan Hutan
kecukupan luas kawasan
hutan Penamanan rehabilitasi DAS Ratio
min 1 : 1
PROSES PPKH GUBERNUR (Pasal 427) Catatan :
Untuk PPKH Pertambangan
Rakyat (perizinan berusaha)
juga harus dilakukan
Bukti
Penolakan Surat
melalui System OSS
check list Penolakan
 Permohonan ditolak
form (oleh
 Berkas dikembalikan persyartan Kadishut/
tidak Persyaratan pejabat yg tidak
memenuhi tidak lengkap/ ditunjuk) memenuhi
tdk memenuhi ketentuan

Dishut Verifikasi Bukti check


Diajukan Persyaratan/ list form Telaah Gub
Pemo Prov/ persyartan Teknis,
kepada ceklist form menerbit
hon Pejabat yg telah yuridis dll
Gubernur persaratan kan PPKH
memenuhi
ditunjuk

30 HK

42
TATA BATAS AREAL PPKH YANG DITERBITKAN GUBERNUR (Pasal 429)

Pemohon Ka BPKH Ka BPKHa.n


mengesahkan PELAKSA Dirjen
Setelah Pemegang PPKH
NAAN
mendapat membuat Rencana RPB dan TATA
mengesahkan
SK + Peta PPKH Penataan Batas (RPB) Mengeluarkan Hasil Tata
BATAS
dari Gubernur
Instruksi Kerja Batas

Pemegang PPKH
Pemegang PPKH mengajukan Penetapan
boleh Penetapan Batas Batas Areal Kerja kepada
Gubernur, dilampiri
berkegiatan di Areal Kerja PKH - Hasil tata batas
Lapangan - Bukti pemenuhan
komitmen lainnya
PENGAWASAN
44
Definisi

• Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan


pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan
bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. The process of ensuring that actual activities conform the
planned activities.

45
Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan
terjadinya penyimpangan atas rencana atau target.
Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1.mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;
2.menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;
3.mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran
rencana.
ADD A FOOTER 46
Pasal 65 UU Nomor 41 tahun 1999
Ketentuan lebih lanjut tentang pengawasan kehutanan diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

• Peraturan Pemerintah memuat aturan antara lain :

1. Kelembagaan pengawasan,

2. Obyek pengawasan,

3. Tata cara dan mekanisme pengawasan,

4. Tindak lanjut pengawasan.


ADD A FOOTER 47
Pengawasan di Bidang
Kehutanan
• Pengawasan di bidang kehutanan meliputi meliputi :
a. Obyek pengawasan
• Pengawasan kehutanan dilakukan berdasarkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria yang ditetapkan oleh Menteri terhadap kegiatan pengelolaan hutan berupa :
1) Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;
2) Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan (Perizinan berusaha atau
persetujuan pemerintah di bidang kehutanan);
3) Rehabilitasi dan reklamasi hutan;
4) Perlindungan hutan dan konservasi alam.

ADD A FOOTER 48
Obyek pengawasan meliputi :

1) Pemegang Perizinan Berusaha (Pasal 80 ayat (2) UU No. 41/2009


yang diubah oleh RUU Cipta Kerja).
2) Pejabat pelaksana kegiatan di bidang kehutanan (UU No. 18/2013
yang diubah oleh RUU Cipta Kerja).
3) Orang/setiap orang yang terlibat dalam kegiatan di bidang
kehutanan.

ADD A FOOTER 49
Kewenangan pengawasan
Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap pemegang perizinan
berusaha yang tidak dilakukan pengawasan oleh Gubernur. Pengawasan di
bidang kehutanan berdasarkan antara lain:

a.terjadi keresahan pengaduan masyarakat; atau


b.penyerahan kewenangan pengawasan kehutanan oleh
Gubernur.

ADD A FOOTER 50
MONITORING DAN EVALUASI

ADD A FOOTER 51
MONEV (Pasal 412)

(1) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan Monev


Persetujuan Penggunaan Kawasan
Hutan, Menteri menyelenggarakan
monitoring dan evaluasi terhadap
Persetujuan Penggunaan Kawasan dilakukan oleh Dilakukan oleh
Hutan. BPKH
Pemprov
(2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Persetujuan Penggunaan Kawasan
Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilimpahkan kepada gubernur
(3) Dalam hal monitoring dan evaluasi Dalam hal :
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 1. Pemegang PPKHnya
tidak dapat dilaksanakan, Menteri dapat
menarik pelimpahan dan menugaskan Gubernur/ Pem Provinsi
Kepala Balai atau pejabat yang ditunjuk. 2. PPKH yang dikeluarkan oleh
(4) Menteri dapat menugaskan direktur Gubernur
jenderal yang mempunyai tugas dan 3. Kerjasama yang salah satu
fungsi di bidang pengawasan atau pelakunya adalah Pemprov
perlindungan dan pengamanan Hutan
untuk melakukan pengawasan terhadap 4. Menteri memberikan tugas
pelaksanaan Penggunaan Kawasan kepada BPKH
Hutan.
PENYELESAIAN TERHADAP KEGIATAN
MIGAS YANG TELAH TERBANGUN

53
KEGIATAN MIGAS
TELAH TERBANGUN

Terbangun sebelum Terbangun sebelum berlakunya


berlakunya UU 41 tahun 1999 UU 11 tahun 2020 tentang Cipta
tentang Kehutanan Kerja

Persetujuan Penggunaan Sanksi Administratif (Denda)


Kawasan Hutan (PPKH)
Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan (PPKH)
Kegiatan Penggunaan Kawasan Hutan sebelum berlakunya
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

Persyaratan
 Pernyataan Komitmen
 Pakta integritas dibuat dalam bentuk akta notariil atau surat pernyataan
bermeterai cukup bagi pemohon yang merupakan instansi pemerintah
 Peta lokasi skala paling kecil 1:50.000
 Dokumen Perizinan Berusaha atau sejenisnya yang telah diterbitkan oleh
instansi yang berwenang
 Dokumen lingkungan
 Kronologis keberadaan kegiatan dan dokumen pendukung yang sah
PERSETUJUAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PPKH)
ATAS KEGIATAN YANG TELAH SEBELUM UU
NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

(Diselesaikan dengan PP 24 tahun 2021)


RUANG LINGKUP PENGATURAN
BAB RUANG LINGKUP

I Ketentuan Umum 8 BAB


Inventarisasi Data dan Informasi Kegiatan
Usaha yang Telah Terbangun di Dalam
II Kawasan Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan 61 PASAL
di Bidang Kehutanan

Tata Cara Penyelesaian Terhadap Kegiatan Usaha


Perkebunan Kelapa Sawit Yang Telah Terbangun di
III Dalam Kawasan Hutan yang Memiliki Izin Lokasi
dan/atau Izin Usaha di Bidang Perkebunan yang
Tidak Memiliki Perizinan di Bidang Kehutanan MEKANISME PENYELESAIAN
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
IV Terhadap Kegiatan Usaha di Dalam Kawasan
Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan di Bidang Persetujuan
PASAL Pelepasan
Kehutanan
110A PSDH-DR
Kawasan Hutan
V Tata Cara Perhitungan Denda Administratif

Penghentian
VI PNBP Yang Berasal Dari Denda Administratif
Sementara Kegiatan Persetujuan
PASAL & Denda Penggunaan
110B Administratif,dan Kawasan Hutan
VII Paksaan Pemerintah atau Paksaan
Pemerintah

VIII Ketentuan Penutup


SANKSI ADMINISTRATIF PASAL 110A UUCK

• PASAL 110A
• Wajib menyelesaikan persyaratan perizinan berusaha di bidang Kehutanan paling lambat 3 Tahun sejak
UUCK diundangkan 
• Jika lewat dari 3 Tahun, sanksi:
- Sanksi administrasi  10 X besaran PSDH & DR, dan/atau
- Pencabutan izin

Jika sudah dicabut izinnya, maka penyelesaiannya


menggunakan mekanisme PASAL 110B
BISNIS PROSES
PPKH (kegiatan yang telah terbangun)
PP 24/2021 Pemegang IPPKH
diberi waktu 1 tahun
INDIKASI utk memenuhi
PELANGGARAN komitmen
34 HK

Identifikasi dan
Pemegang PPKH
verifikasi Status
Pelanggaran
Pemohon
Permo
honan Ke Telaah
Men Terbit Melakukan
Pemenuhan
MenLHK LHK PPKH Komitmen
Penetapan Sanksi
administrasi
Oleh Menteri
Persyaratan:
1.Penghentian 1. Persyaratan administrasi 20 HK
Sementara Kegiatan 2. Persyaratan Teknis
2.Perintah 3. Salinan Keputusan
Pembayaran Denda Penetapan Sanksi
adminstratif 4. Bukti Penyelesaian Sanksi
administratif
Pemegang PPKH Penetapan
Surat Penagihan dapat melaksanakan Batas Areal
Pembayaran oleh
kegiatan di lapangan Kerja PKH
Dirjen

PNBP
KLHK
3 thn 59
JENIS-JENIS KEGIATAN
PPKH (kegiatan yang telah terbangun)
PP 24/2021

1. Pertambangan;
2. Perkebunan
3. Minyak dan gas bumi,
4. panas bumi,
5. tambak,
6. pertanian,
7. Permukiman (pada provinsi yang
kecukupan kawasan hutan kurang)
8. wisata alam,
9. industri dan/atau sarana prasarana;
10. Kegiatan lain
60
SYARAT-SYARAT PERMOHONAN
PPKH (KETERLANJURAN)
PP 24/2021

I. PERSYARATAN ADMINISTRASI
a. Pernyataan Komitmen
b. Pakta integritas
c. profil badan usaha atau badan hukum termasuk NPWP, KTP, dan
akta pendirian badan usaha atau badan hukum

II. PERSYARATAN TEKNIS


a. Surat Permohonan;
b. Peta lokasi
c. dokumen perizinan atau sejenisnya yang telah diterbitkan oleh
instansi yang berwenang
d. Persetujuan Lingkungan, Dokumen Lingkungan (AMDAL); bagi yang
telah memiliki Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan
e. Salinan Keputusan Penetapan Sanksi Telah menyelesaikan
f. Bukti Penyelesaian Sanksi administratif Sanksi administratif
JANGKA WAKTU
PPKH (KETERLANJURAN)
PP 24/2021

 bagi kegiatan perkebunan


Satu daur  paling lama satu daur berjalan atau dalam hal
sisa daur berjalan kurang dari 3 (tiga) tahun,
maka jangka waktu PPKH nya 3 tahun

Sesuai Izin  Kegiatan yang wajib izin bidang


Bidang

20 Tahun  tambak, pertanian, permukiman, wisata alam


dan atau industri

 sarana prasarana untuk kepentingan


Selama
umum
Digunakan

62
Penutup

1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam harus memenuhi


Prinsip-prinsip Kelestarian.
2. Filosofis Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan
di luar SEKTOR KEHUTANAN agar tetap dalam
pengawasan dan Pengelolaan Hutan sebagai
EKOSISTEM.
3. Pengawasan dari Pemerintah yang KETAT sebagai
faktor penentu Kelestarian Pemanfaatan Sumber Daya
Alam.
4. Kedisiplinan dan Etika Moral Pelaku Ekonomi sangat
diperlukan dalam Olehpemanfaatan Sumber Daya Alam
yangDr.Lestari.
Drs. Budi Riyanto, S.H., M.Si.
64
ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN EKSPLORASI
2.a BAGI PELAKU USAHA YANG TELAH MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
PROSES di OSS PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS
34 HK

TELAAH TEKNIS, MenLHK KLHK


Permohon Spasial, Kuota, Tutupan menotifikasi
menerbitkan
an PPKH Lahan, Gambut, Karst, PPKH dengan
PPKH + Peta mnggunggah
melalui Inpres 5 / 2009 (PIPPIB), Untuk SK + Peta
Sistem OSS DITERUSKAN dll
Ke KLHK Operasi ke system
(upload OSS
TELAAH HUKUM Produksi
berkas
 Kesesuaian fungsi KH
permohona
 Bebas tumpang tindih Pelaku Usaha
n di OSS) mendapat
(CnC) terhadap
SK + Peta PPKH
perizinan lain
 Kesesuaian dokumen

Catatan : Pelaku Usaha dapat melakukan


PPKH untuk Kegiatan Eksplorasi, tidak Kegiatan Eksplorasi di dalam
dibebani kewajiban Tata Batas dan Kawasan Hutan
Pembayaran PNBP
ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN EKSPLORASI
2.b BAGI PELAKU USAHA YANG BELUM MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
PROSES di OSS PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS
34 HK

TELAAH TEKNIS, Pelaku


MenLHK KLHK Pelaku usaha
Permohon Spasial, Kuota, Tutupan menerbitkan menotifikasi usaha - menyelesaikan
an PPKH Lahan, Gambut, Karst, PPKH dengan mengurus
PPKH + Peta mnggunggah Dkmn Ling (UKL-
melalui Inpres 5 / 2009 (PIPPIB), Perizinan
Untuk SK + Peta UPL)
Sistem OSS DITERUSKAN dll Berusaha
Ke KLHK Operasi ke system - Mendapat
(upload OSS melalui Sistem
TELAAH HUKUM Produksi Persetujuan Lingk
berkas OSS
 Kesesuaian fungsi KH
permohona
 Bebas tumpang tindih Pelaku Usaha
n di OSS) mendapat
(CnC) terhadap Mendapatkan
SK + Peta PPKH
perizinan lain Perizinan Usaha
 Kesesuaian dokumen (IUP) Operasi
Eksplorasi

Pelaku Usaha dapat melakukan


Catatan : Kegiatan Eksplorasi di dalam
PPKH untuk Kegiatan Eksplorasi, tidak Kawasan Hutan setalah mendapat
dibebani kewajiban Tata Batas dan Perizinan Berusaha untuk
Pembayaran PNBP Kegiatan Eksplorasi
ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN OPERASI PRODUKSI
2.a BAGI PELAKU USAHA YANG TELAH MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
PROSES di OSS PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS
34 HK

TELAAH TEKNIS, MenLHK KLHK


Permohon Spasial, Kuota, Tutupan menotifikasi
menerbitkan
an PPKH Lahan, Gambut, Karst, PPKH dengan
PPKH + Peta mnggunggah
melalui Inpres 5 / 2009 (PIPPIB), Untuk SK + Peta
Sistem OSS DITERUSKAN dll
Ke KLHK Operasi ke system
(upload OSS
TELAAH HUKUM Produksi
berkas
 Kesesuaian fungsi KH
permohona
 Bebas tumpang tindih Pelaku Usaha
n di OSS) mendapat
(CnC) terhadap
SK + Peta PPKH
perizinan lain
 Kesesuaian dokumen
Pemenuhan
Komitmen
1. Tata Batas
2. myampaikan IUP
3. Menyelesai kan
AMDAL
20 HK

Penetapan Pelaku Usaha dapat melakukan


Batas Areal Kegiatan Operasi Produksi di
Kerja PKH dalam Kawasan Hutan
ALUR PPKH UNTUK KEGIATAN OPERASI PRODUKSI
2.d BAGI PELAKU USAHA YANG BELUM MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
PROSES di OSS PROSES DI KLHK PROSES di Sistem OSS
34 HK

TELAAH TEKNIS, KLHK


Pelaku
MenLHK
Permohon Spasial, Kuota, Tutupan menotifikasi usaha Pelaku usaha
menerbitkan
an PPKH Lahan, Gambut, Karst, PPKH dengan mengurus - menyelesaikan
PPKH + Peta mnggunggah
melalui Inpres 5 / 2009 (PIPPIB), Perizinan AMDAL
Untuk SK + Peta
Sistem OSS DITERUSKAN dll Berusaha - Mendapat
Ke KLHK Operasi ke system
(upload OSS melalui Sistem Persetujuan Lingk
TELAAH HUKUM Produksi
berkas OSS
 Kesesuaian fungsi KH
permohona
 Bebas tumpang tindih Pelaku Usaha
n di OSS) mendapat
(CnC) terhadap Mendapatkan
SK + Peta PPKH
perizinan lain Perizinan Usaha
 Kesesuaian dokumen (IUP) Operasi
Pemenuhan
Komitmen Produksi
1. Tata Batas
2. myampaikan IUP
3. Menyelesai kan
AMDAL
20 HK
Catatan : Pelaku Usaha dapat melakukan
Untuk pengajuan PPKH Operasi Penetapan Kegiatan Operasi Produksi di
Produksi/Eksploitasi, pelaku usaha Batas Areal dalam Kawasan Hutan setalah
Kerja PKH mendapat Perizinan Berusaha
sebelumya telah mendapat Perizinan
Berusaha Eksplorasi untuk Kegiatan OP

Anda mungkin juga menyukai