Pemulihan
Ekonomi
Nasional(PEN)
Food Estate
KALIMANTAN TENGAH, PAPUA,
SUMATERA SELATAN DAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
Tujuan Paludiculture
Melakukan penelitian dan kajian terhadap komoditas ekosistem gambut, seperti hasil
gambut bukan kayu dan jasa lingkungan sesuai karakteristik ekosistem gambut yang
potensial untuk dikembangkan;
Melakukan teknik paludiculture, agrosilvopasture, agrosilvofishery sesuai karakteristik
ekosistem gambut uang potensial untuk dikembangkan;
Melakukan kajian efektivitas pelaksanaan tata kelola air di ekosistem gambut melalui
pendekatan KHG;
Tujuan Agroforestry
Melakukan penyediaan bahan pangan dari kawasan hutan Perhutanan Sosial untuk
ketahanan pangan;
Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan kawasan hutan secara lestari dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat
Gambar 1.1. Ruang Lingkup Pelaksanaan Kegiatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Food
Estate Tahun 2020
Ruang lingkup pelaksanaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk pengembangan lahan
pangan dari kawasan hutan pada rencana operasional ini adalah:
a. Proses pembuatan dan penyusunan KLHS cepat perngembangan lahan pangan di 4 (empat)
wilayah yaitu, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Papua, Provinsi Sumatera Selatan dan
Provinsi Sumatera Utara;
b. Kegiatan perubahan fungsi dan pelepasan kawasan hutan serta kegiatan penataan batas
kawasan hutan dalam rangka penyediaan lahan pangan di Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Provinsi
Papua di Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digoel
Ruang lingkup kegiatan pemulihan ekosistem gambut, yaitu
a. Pemulihan Ekosistem Gambut melalui kegiatan pembangunan sekat kanal, rehabilitasi vegetasi,
dan pengembangan Desa Mandiri Peduli Gambut dilaksanakan di lahan eks PLG blok A,B,C,D,E
b.Inventarisasi karakteristik Ekosistem Gambut skala 1:50.000 dilaksanakan di Kab Merauke,
Kabupaten Mappi, Kabupaten Boven Digoel di Provinsi Papua dan Provinsi Sumatera Selatan.
Ruang lingkup kegiatan kajian paludiculture yaitu:
a. Identifikasi permasalahan dan potensi restorasi kubah gambut dan pengelolaan paludiculture
untuk mendukung ketahanan pangan.
b. Kajian implementasi iptek paludiculture dan agroforestry ramah gambut.
c. Kajian implementasi model restorasi lahan gambut berbasis masyarakat.
d. Kajian revitalisasi sosial, ekonomi masyarakat dalam upaya pemulihan lahan gambut
terdegradasi di Provinsi Kalimantan Tengah.
e. Kajian adopsi tanaman penghasil pangan dengan sistem paludiculture yang sesuai dengan
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan ekosistem gambut di Kalimantan Tengah.
f. Kajian pengelolaan dan pengembangan budi daya burung Collocalia fuciphaga (walet) di lahan
gambut.
g. Identifikasi indigenous species (jenis lokal) lahan gambut bernilai tinggi dan aplikasi teknologi arang
terpadu untuk agroforestri sebagai upaya restorasi dan peningkatan perekonomian masyarakat
Kalimantan Tengah.
h. Kajian pengembangan silvopasture pada hutan lahan gambut di Provinsi Kalimantan Tengah.
i. Kajian pengembangan model silvofishery di lahan gambut berbasis strategi konservasi.
j. Kajian aspek lingkungan restorasi dan rehabilitasi kubah gambut di Provinsi Kalimantan Tengah.
k.Pembahasan hasil kajian pengembangan model restorasi lahan gambut berbasis masyarakat untuk
menunjang ketahanan pangan.
l. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pasca kegiatan.
Struktur Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN)
lingkup Kementerian LHK
LOKASI
KEGIATAN
Penataan Kawasan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang dilakukan secara cepat (rapid assessment)
Kegiatan dilaksanakan di Jakarta dan provinsi-provinsi sebagai lokus pelaksanaan kegiatan,
yaitu Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Papua.
Peta Sebaran Indikatif Rencana Penyediaan Lahan Food Estate di Eks PLG Provinsi Kalimantan Tengah
B. PAPUA
Kabupaten Merauke, Mappi dan Boven Digoel
Luas : 2.052.551 ha
(Kawasan Hutan : 1.304.574,06 ha dan APL
734.337,03 ha)
Tahapan yang harus ditempuh:
1) Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
(HP/HPT/HL --> HPK)
2) Pelepasan Kawasan Hutan (HPK --> APL)
3) Tata batas kawasan hutan
4) Tata batas pelepasan kawasan hutan
Kegiatan yang dilaksanakan TA 2020:
1. Perubahan Fungsi dan Perubahan Peruntukan
(1 Paket, Rp 1.739.134.000,-)
2.Tata batas kawasan hutan dan pelepasan
2.800 km (Rp. 28.989.698.370)
Kegiatan yang dilaksanakan TA 2021
Tata batas pelepasan 7.514 KM
(Rp.42.122.661.370)
D. SUMATERA SELATAN
Kab. Musi Banyuasin, Pali, Musi Rawas Utara, Muara Enim, Banyuasin, Ogan
Komering Ilir, Kota Palembang, OKU Timur, Ogan Komering Ulu, Musi Rawas)
Luas : 235.351 ha
Tahapan yang harus ditempuh:
1) Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
(HP/HPT/HL --> HPK)
2) Pelepasan Kawasan Hutan (HPK --> APL)
3) Tata batas kawasan hutan
Kegiatan yang dilaksanakan TA 2020:
1. Perubahan Fungsi dan Perubahan Peruntukan
(1 Paket, Rp 1.170.872.000,-)
2.Tata batas kawasan hutan dan pelepasan
298,07 km