URAIAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan (pasal 1 ayat (b) UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan).
Hutan merupakan sumberdaya alam penting yang harus dikelola sebaik-
baiknya demi kepentingan generasi saat ini dan yang akan datang.
Untuk itu diperlukan pemantapan kawasan hutan agar tetap terjaga dari
waktu ke waktu. Kawasan hutan selain sebagai tempat penyedia
sumberdaya alam untuk sektor lingkungan hidup dan kehutanan juga
tidak lepas dari kepentingan sektor-sektor lainnya yang juga mengemban
tugas untuk memastikan kemaslahatan orang banyak seperti
infrastruktur jalan. Infrastruktur jalan ini diharapkan mampu
menghubungkan antara wilayah yang satu dengan wilayah wilayah
lainnya. Ketersedian jalan akan membuka isolasi daerah, menghidupkan
kegiatan perekonomian melalui lalu lintas barang dan jasa dan
memaksimalkan layanan layanan pemerintah terhadap kebutuhan
masyarakat. Yang paling penting dengan pembangunan jalan
masyarakat menyadari kehadiran Negara dalam hal ini pemerintah di
tengah tengah mereka.
Namun, untuk memastikan bahwa penggunaan kawasan hutan untuk
pembangunan jalan itu efektif dan terukur, maka diperlukan penataan
batas yang akan memberikan ruang gerak, kepastian kredibilitas untuk
mengelola jalan. Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Tata Ruang melaksanakan penataan batas areal Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan sebagai salah satu kewajiban bagi
pemegang izin dan untuk kepastian izin di lapangan.
2. Maksud dan Maksud dilaksanakannya kegiatan penataan batas ini adalah untuk
Tujuan memproyeksikan batas secara definitif di lapangan sebagai tindak lanjut
keluarnya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai
berikut :
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.60/MENLHK/SETJEN/PLA.0/1/2022 tanggal 20 Januari 2022
tentang Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kegiatan
Penanganan Jalan dan Jembatan di Pulau Selaru Atas Nama
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Seluas
±47,91 Ha (Empat Puluh Tujuh dan Sembilan Puluh Satu Per
Seratus Hektar) Pada Kawasan Hutan Produksi Tetap dan Kawasan
Produksi yang Dapat Dikonversi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar
(D/H Kabupaten Maluku Tenggara Barat), Provinsi Maluku;
2. Surat Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
S.653/PKTL-KUH/PKH/PLA.2/7/2022 tanggal 19 Juli 2022 hal
Penyampaian Rencana Penataan Batas Areal Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kegiatan Penanganan Jalan
dan Jembatan di Pulau Selaru a.n. Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP)
dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK) di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pembuatan peta trayek batas,
pemasangan tanda batas dan pengukuran batas, pemetaan hasil
penataan batas, pembuatan dan penandatanganan berita acara tata
batas dan peta tata batas.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah didapatkannya batas
definitif trase jalan yang diijinkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan untuk ruas jalan nasional di Pulau Selaru serta untuk
memperoleh kepastian hukum, mengenai letak, posisi dan luas dari areal
PPKH P. Selaru a.n. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, baik secara administrasi maupun fisik di lapangan sesuai
dengan trayek batas yang telah ditetapkan.
3. Sasaran Sasaran dari kegiatan Tata Batas Ruas Jalan Nasional di Pulau Selaru
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku T.A 2023 meliputi:
1. Pemenuhan komitmen menyelesaikan tata batas areal PPKH untuk
Kegiatan Penanganan ruas jalan nasional di Pulau Selaru.
2. Pelaksanaan penataan batas meliputi ukuran pokok mulai dari pal
batas A sampai dengan pal batas IJ yang terdiri dari trayek jalan
sepanjang ± 38,34 kilometer dan blok seluas 47,91 Ha.
3. Penyelesaian penataan batas sebagaimana dimaksud, sampai
dengan terbitnya peta penetapan areal kerja PPKH yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan adalah pada ruas jalan nasional di Pulau Selaru
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
5. Sumber 1. Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Tahun
Pendanaan Anggaran 2023
Pagu Anggaran:
Rp. 555.586.000,-
(Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Lima Ratus Delapan Puluh
Enam Ribu Rupiah)
8. Standar Teknis Norma, Standar, Pedoman, Prosedur dan Kriteria yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga serta standar teknis yang dikeluarkan
oleh instansi lain yang berkaitan dengan kegiatan Tata Batas Ruas Jalan
Nasional di Pulau Selaru.
RUANG LINGKUP
13. Peralatan, PPK menyediakan fasilitas kantor untuk penyedia jasa. PPK hanya
Material, Personil mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas
dan Fasilitas dari atau Project Officer (PO) dalam rangka pelaksanaan kegiatan jasa
Pejabat Pembuat konsultansi.
Komitmen
14. Peralatan, Peralatan dan material yang harus disediakan oleh penyedia jasa untuk
Material, Personil pekerjaan ini meliputi:
dan Fasilitas Dari
Perlengkapan (sewa);
Penyedia Jasa
Konsultansi Komputer/Laptop (sewa);
Printer A3 dan A4 (sewa);
Kendaraan roda empat (sewa);
Kendaraan roda enam sedang (sewa);
Alat-alat untuk pelaksanaan Penataan Batas Kawasan Hutan di
lapangan dengan spesifikasi minimal sebagai berikut.
Komputer
Prosesor 2.00 GHz (minimal)
RAM 4Gb
Keyboard & Mouse standar
Laptop
Prosesor 2.00 GHz (minimal)
RAM 8Gb
Mouse standar
Kamera Digital
Format Gambar : JPEG
Format Video : MP4
Pixel Efektif : 20 MP
Mendukung Fungsi Geotagging
Handy Talky
Jangkauan Komunikasi : Minimal 3-5 km
Drone
Waktu Maksimum Terbang : 23 Menit
Sistem Satelit : GPS/GLONASS
Penyimpanan : 64 GB
Kamera : 12,76 MP
Format Gambar : JPEG, DNG (RAW)
Format Video : MP4, MOV
15. Lingkup 1. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas
Kewenangan dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
Penyedia Jasa pekerjaan;
2. Penyedia Jasa wajib memahami dan memberikan komentar
terhadap Kerangka Acuan Kerja. Penyedia Jasa juga berwenang
menentukan metodologi yang dianggap paling baik dan sesuai untuk
menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan;
3. Penyedia Jasa dapat mengatur penugasan tenaga ahli sesuai
kebutuhannya dengan cermat yang disesuaikan dengan jadwal tiap
tahap kegiatan dan waktu yang tersedia sehingga seluruh sumber
daya yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik dan tepat waktu;
4. Penyedia Jasa harus membuat Rencana Kerja Terinci mengenai
semua tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Rencana kerja ini
akan digunakan sebagai acuan bagi Pengguna Jasa untuk
melakukan pemantauan kemajuan pekerjaan;
5. Pengguna Jasa sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada
Penyedia Jasa untuk mewakili kepentingannya dalam pekerjaan ini
antara lain terkait pengurusan izin untuk memperoleh validitas data
ke Lembaga/instansi terkait, melakukan survey dan sosialisasi
pekerjaan ke masyarakat, melakukan koordinasi dengan Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IX Ambon dan Dinas/
Instansi yang terkait dengan pekerjaan ini, serta kegiatan lainnya.
Dengan adanya pelimpahan kewenangan ini, Penyedia Jasa dapat
melaksanakan tugasnya dengan efisien dan optimal sehingga hasil
kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pedoman awal untuk
penyusunan program lebih lanjut.
16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesaian pekerjaan Penataan Batas Kawasan Hutan
Penyelesaian di Pulau Selaru, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku,
Pekerjaan dialokasikan selama 45 (Empat Puluh Lima) Hari Kalender
17. Personil Berikut merupakan kualifikasi personil yang dibutuhkan pada Paket
Penataan Batas Areal PPKH untuk Kegiatan Penanganan Jalan dan
Jembatan di Pulau Selaru
Kualifikasi Jumlah
No. Posisi
Pendidikan Keahlian Pengalaman Orang
I. Tenaga Ahli
1. Ketua Tim S1 Kehutanan 3 Tahun 1
Sistem
S1 Teknik
2. Informasi Ahli Geodesi Muda 2 Tahun 1
Geodesi
Geografis
D3/S1 Semua
4. Operator SIG - 1 Tahun 1
Jurusan
Operator
5. SMA 1 Tahun 1
Komputer
21. Laporan Final 1. Laporan hasil pelaksanaan tata batas dan peta final hasil tata batas
Tata Batas harus diserahkan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Maluku.
Adapun sistematika laporan hasil penataan batas areal kerja
persetujuan penggunaan kawasan hutan sesuai dengan Lampiran II
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 7 Tahun
2021, antara lain:
Bab I Pendahuluan
Bab II Lokasi dan Keadaan Fisik
Bab III Pelaksanaan
A. Dasar Pelaksanaan
B. Tenaga dan Peralatan
C. Pelaksanaan Penataan Batas
Bab IV Hasil Pelaksanaan Penataan Batas
A. Persiapan
B. Hasil Penataan Batas
1. Panjang Batas
2. Jumlah Pal Batas
3. Panjang Rintis Batas
4. Koordinat Titik Belok atau Tempat Strategis
5. Luas Areal Kerja Hasil Penataan Batas
6. Peta Hasil Tata Batas
Bab V Hasil Pelaksanaan Supervisi
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Lampiran-Lampiran
Laporan disusun dan dicetak dengan Sampul Laporan berwarna coklat.
2. Pembuatan laporan disusun dengan berkoordinasi kepada Kepala
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Ambon. Laporan Final
Tata Batas ini merupakan laporan yang akan diasistensikan kepada
BPKH Wilayah IX Ambon, dan harus diserahkan selambat-lambatnya
100 (seratus) hari kalender setelah diterbitkannya SPMK.
3. Laporan ditandatangani oleh Pemegang Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan dan diketahui/ditandatangani oleh Kepala Balai
Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IX Ambon dan
disahkan/ditandatangani oleh Direktur atas nama Direktur Jenderal
dalam bentuk digital ang sudah tersertifikat elektronik atau analog,
dengan dilampiri dokumen :
a. Rencana Penataan Batas;
b. Instruksi Kerja Penataan Batas;
c. Surat Perintah Tugas;
d. Berita Acara dan Peta Hasil Pelaksanaan Penataan Batas;
e. Berita Acara hasil pelaksanaan supervise
f. Daftar koordinat Pal Batas dan koordinat titik kontrol.
4. Laporan Final Tata Batas yang telah mendapatkan persetujuan dan
rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
harus diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari
kalender setelah diterbitkannya SPMK sebanyak 5 (lima) dokumen.
5. Laporan yang sudah mendapatkan rekomendasi dan persetujuan
juga diserahkan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk Hard Copy
dan softcopy yang tersimpan dalam media penyimpanan eksternal
yang terdiri atas File Microsoft Word (*.doc) dan File PDF hasil scan
Dokumen Lingkungan yang telah mendapatkan rekomendasi (*.pdf)
serta Peta Hasil Tata Batas dalam format Shape File (*.shp).
22. Laporan Akhir Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh
lima) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Laporan akhir sekurang-kurangnya berisi penjelasan mengenai hasil
pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan termasuk hasil pelaksanaan
Tata Batas definitif secara umum, analisis dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan, saran dan rekomendasi terhadap hasil pekerjaan, dan lain-lain.
Laporan Akhir juga diserahkan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk
Hard Copy dan softcopy yang tersimpan dalam Hardisk External. File yg
diserahkan terdiri dari file Microsoft Words (*.doc) dan File PDF hasil
scan Dokumen Laporan Akhir (*.pdf).
HAL-HAL LAIN
23. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia jasa dapat menyelenggarakan pertemuan dan
diskusi terkait substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf/personil di lingkungan organisasi Pejabat
Pembuat Komitmen.