DIREKTORAT J E N D E R A L S U M B E R D A Y A AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA I
Jl. Ir. Mohd Thaher No. 14 Lueng Bata-Banda Aceh Telp. (0651) 22701. 637977 Fax.(0651) 21118
website : http://sda.pu.go.id/bwssumatera1/ EMAIL : bwss1.aceh@gmail.com
^ *f>t*4fb*r- 2019
Nomor : S. 9 S i fpt=n -feu^ ff>^nu>t ]Pun. a fa/tor9
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal: Rencana Penataan Bates Areal Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
(IPPKH) untuk Kegiatan Pembangunan Bendungan Keureuto a.n.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kawasan
Huten Produksi Tetep di Kabupaten Aceh Utera, Provinsi Aceh
Yth.
1. Kepala Balai Pemantapan Kawasan Huten Wilayah XVIII Aceh
> 2. Kepala Balai Wilayah Sungal Sumatera-I, Direktorat Jenderai Sumber Daya Air,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
di
Tempat
wasan Hutan,
.Hut, M.Sc.
3 1 002
Tembusan:
1.Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (sebagai laporan)
2.Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Aceh
KEMENTERIAN PEKE^JAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA I
Jl. Ir. Mohd Thaher No. 14 Lueng Baia-Banda Aceh Telp. (0651) 22701, 637977 Fax.(0651) 21118
website : http://sda.po.go.id/bwssumatera1/ EMAIL : bwssi .aceh@gmail.com
/4. Apabila...
-2-
V ^isigit-Hardwinarto
^ifflPjEJ>610202 198603 1 003
Tembusan :
1.Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
2.Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
3.Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari;
4.Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung;
5.Gubernur Aceh;
6.Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Aceh;
7.Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XVIII Banda Aceh;
8.Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I.
RENCANA PENATAAN BATAS
IPPKH KEUREUTO
KEPUTUSAN MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TENTANG IPPKH
MENTER1 LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
hutan;
m.2. rencana dan realisasi reklamasi dan reboisasi;
m.3. rencana dan realisasi penanaman dalam
rangka rehabilitasi daerah aliran sungai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
m.4. pemenuhan kewajiban lainnya sesuai izin
pinjam pakai kawasan hutan.
: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KEDELAPAN
dilarang:
a.memindahtangankan Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan kepada pihak lain atau melakukan perubahan
nama tanpa persetujuan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan;
b.menjaminkan atau mengagunkan areal Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan kepada pihak lain;
c.melakukan kegiatan lainnya yang dilarang sesuai
peraturan perundang-undangan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Februari 2018
ngan aslinya,
KUM, MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
SURAT KUASA
NOMOR: 20 /SKS/H/2019
Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa dalam kedudukannya selaku Pemegang Izin Pinjam
Pakai Kawasan Hutan Nomor SK.86/Menlhk/Setjen/Pla.0/2/2018 tanggal 13 Febmari
2018 untuk Kegiatan Pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara
Provinsi Aceh, seluas 39,14 Hektar pada kawasan hutan produksi tetap.
perlindungan;
4.Menandatangani dokumen pendukung lainnya yang berkaitan dengan proses
penetapan areal kerja dan pemenuhan kewajiban izin pinjam pakai kawasan hutan
di tingkat daerah dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
5.Membuat laporan triwulan mengenai perkembangan proses pemenuhan kewajiban
izin pinjam pakai kawasan hutan kepada Pemberi Kuasa meiakii Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian PUPR;
6.Melakukan tindakan lainnya yang dianggap periu dan bermanfaat dalam
menjalankan kuasa tersebut demi kepentingan Pemberi Kuasa dan sebagaimana
Pemberi Kuasa berhak untuk melakukannya.
Untuk meiaksanakan kuasa ini Penerima Kuasa memilih domilisi di kantor Balai Wilayah
Sungai Sumatera I, Jalan Ir. Mohd. Thaher No. 14 Lueng Bata, Kota Banda Aceh,
Provinsi Aceh. Surat Kuasa ini mulai beriaku pada tanggal ditetapkan.
O
RENCANA PENATAAN BATAS
IPPKH KEUREUTO
TENTANG
PENETAPAN LOKASI PENGADAAN TANAH UNTUK WADUK KRUENG
KEUREUTOE DIKECAMATAN PAYA BAKONG DAN KECAMATAN TANAH LUAS
KABUPATEN ACEH UTARA
Aceh;
5.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
6.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
7.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
8.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, yang telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015
Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Menetapkan lokasi pengadaan tanah untuk Waduk Krueng
KESATU Keureutoe di Kecamatan Paya Bakong dan Kecamatan Tanah Luas
Ditetapkan di Lhokseumawe,
padatanggal 11 September 2017 M
20Dzulhijjah 1438 H
RENCANA PENATAAN BATAS
IPPKH KEUREUTO
4.Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.43/Menhut-II/2013 Tanggal 19 Agustus 2013 tentang Penataan Batas Areal
Kerja Izin Pemanfaatan Hutan, Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan, Persetujuan Prinsip Pelepasan
Kawasan Hutan dan Pengelolaan Kawasan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan dan Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus.
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.44/Menhut-II/2012 tanggal 11 Desember 2012 jo. P
62/Menhut-II/2013 tanggal 15 November 2013, tentang Pengukuhan Kawasan Hutan.
6.Peraturan Direktur jenderal Planologi Kehutanan Nomor P5/VII-KUH/2011 tanggal 22 juni 2011, Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penataan Batas Areal Kerja Izin Pemanfaatan Hutan.
7.Peraturan Direktur jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. P.3/PKTiySETDIT/PU.2/9/2016 tanggal 9
September 2016 tentang Petunjuk Teknis Pengukuhan Kawasan Hutan.
8.Peraturan Direktur jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.2/vn-SET/2014 tanggal 4 Februari 2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penataan Batas Kawasan Hutan dan Wilayah Tedentu yang Ditunjuk Sebagai Kawasan Hutan dan Wilayah
Tertentu yang ditunjuk sebagai kawasan hutan dengan menggunakan GNSS ^Global Navigation Satellite System).
-1
PERNYATAAN No.
I. Areal persetujuan prinsip Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Pembangunan
Bendungan Keureuto a.n. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada
Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) di Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh seluas
39,14 ha perlu segera diukur dan dipancang di lapangan.
II. Dasar pelaksanaan penataan batas areal kerja kami adalah Peta Kerja Penataan Batas Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Pembangunan Bendungan Keureuto a.n. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) di
Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh seluas 39,14 ha Skala 1 : 10.000 yang telah kami
teliti" dan bubuhi paraf di sepanjang trayek batas yang akan ditata batas di lapangan,
serta telah disetujui oleh Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan atas
nama Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
2.Peta Kawasan Hutan Provinsi Aceh skala 1 : 250.000 (Lampiran Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia nomor
SK.580/MenLHK/SETJEN/SET. 1/12/2018 tanggal 17 Desember 2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.865/Menhut-II/2014
tanggal 11 November 2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan
Provinsi Aceh).
3.Peta Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Pembangunan Bendungan Keureuto
a.n. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Kawasan Hutan
Produksi Tetap (HP) di Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh seluas 39,14 ha
(Lampiran Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor SK.86/Menlhk/Setjen/PLA.0/2/2018 tanggal 13 Februari 2018).
III. Garis batas areal kerja kami yang akan ditata batas di lapangan pada peta kerja tata
batas skala 1:10.000 diberi tanda dengan huruf dan angka sebagai berikut:
Trayek Batas Panjang Keterangan
Sebagian batas luar kawasan hutan yang
merupakan batas areal Izin Pinjam Pakai
PUPR.1 - PUPR.2... PUPR.28 - PUPR.1 2.622 m
dan batas sendiri buatan Kementerian
Pekeriaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sebagian batas luar kawasan hutan yang
merupakan batas areal Izin Pinjam Pakai
PUPR.29 - PUPR.30 ... PUPR.65 - PUPR.29 3.721 m
dan batas sendiri buatan Kementerian
Pekeriaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sebagian batas luar kawasan hutan yang
merupakan batas areal Izin Pinjam Pakai
PUPR.66 - PUPR.67 ... PUPR.69 - PUPR.66 221m dan batas sendiri buatan Kementerian
Pekeriaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jumlah 6.564 m
IV. Pelaksanaan penataan batas di lapangan selanjutnya mengikuti ketentuan teknis tata
batas sebagai berikut:
Sebagai titik awal pengukuran dan penataan batas di lapangan adalah Titik PUPR.1
dengan koordinat Geografis pendekatan 97 6' 14.09" BT dan 4 53" 58.63" LU. Titik
PUPR.1 ditetapkan dengan cara mengadakan pengukuran ikatan dari titik X yaitu
muara anak sungai Keureuto dengan koordinat geografis pendekatan 97 5' 59.79" BT
dan 4 53' 56.88" LU dengan ketentuan ikatan X ke titik PUPR.1 dengan Azimuth 82
40' 7,42" jarak datar lurus sejauh 444,98 m. Setelah titik PUPR.1 ditetapkan dan
dipancang di lapangan, selanjutnya penataan batas mengikuf ketentuan trayek batas
sebagai berikut:
KOORDINAT
AZIMUTH
JARAK JUMLAH GEOGRAFIS
No TRAYEK NAM A TITIK
M' S"
(m) PAL BUJUR UNTANG
D
TIMUR UTARA KETERANGAN
X - PUPR.1 82 40 7,424 444,96 X 975'59.79J 453'56.88' Ikatan Anak
Sungai
Keureuto ke
titik PUPR.1
1 PUPR.1 - PUPR.2 74 14 50,03 100 1 B/HP/PP/PUPR.1 97 6' 14.09" 4 53' 58.63" Titik awal
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
2 PUPR.2 - PUPR.3 84 30 43,18 100 1 B/HP/PP/PUPR.2 97 6' 17.20" 4 53' 59.49" Batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
3 PUPR.3 - PUPR.4 354 25 0,682 100 1 B/HP/PP/PUPR.3 97 6' 20.35" 4 53' 59.78" sda
4 PUPR.4 - PUPR.5 324 48 11,72 100 1 B/HP/PP/PUPR.4 97 6' 20.08" 4 54' 2.73" sda
5 PUPR.5 - PUPR.6 21 39 5,51 100 1 B/HP/PP/PUPR.5 97 6' 18.23" 4 54' 5.39" sda
6 PUPR.6 - PUPR.7 47 20 58,31 100 1 B/HP/PP/PUPR.6 97 6' 19.37" 4 54' 8.20" sda
7 PUPR.7 - PUPR.8 91 26 2,504 100 1 B/HP/PP/PUPR.7 97 6' 21.74" 4 54' 10.36" sda
8 PUPR.8 - PUPR.9 107 8 53,07 100 1 B/HP/PP/PUPR.8 97 6' 24.87" 4 54' 10.26" sda
9 PUPR.9 - PUPR.10 121 56 24,42 100 1 B/HP/PP/PUPR.9 97 6' 27.96" 4 54' 9.29" sda
10 PUPR.10 - PUPR.ll 120 27 34,83 100 1 B/HP/PP/PUPR.10 97 6' 30.68" 4 54' 7.56" sda
11 PUPR.11 - PUPR.12 125 41 36,83 100 1 B/HP/PP/PUPR.11 97 6' 33.46" 4 54' 5.90" sda
12 PUPR.12 - PUPR.13 137 2 25,48 100 1 B/HP/PP/PUPR.12 97 6' 36.07" 4 54' 3.99" sda
13 PUPR.13 - PUPR.14 112 42 52,35 85 1 B/HP/PP/PUPR.13 97 6' 38.25" 4 54' 1.62" sda
14 PUPR.14 - PUPR.15 264 50 0,473 113 1 B/HP/PP/PUPR.14 97 6' 40.75" 4 54' 0.55" sda
15 PUPR.15 - PUPR.16 317 0 46,47 88 1 HP/PP/PUPR.15 97 6' 37.11" 4 54' 0.24" Batas sendiri
areal IPPKH
16 PUPR.16 - PUPR.17 317 11 19,11 100 1 HP/PP/PUPR.16 97 6' 35.20" 4 54' 2.32" sda
17 PUPR.17 - PUPR.18 317 18 49,63 96 1 HP/PP/PUPR.17 97 6' 33.01" 4 54' 4.72" sda
18 PUPR.18 - PUPR.19 280 2 46,94 105 1 HP/PP/PUPR.18 97 6' 30.94" 4 54' 7.00" sda
19 PUPR.19 - PUPR.20 277 39 8,752 100 1 HP/PP/PUPR.19 97 6' 27.61" 4 54' 7.61" sda
20 PUPR.20 - PUPR.21 274 8 8,69 84 1 HP/PP/PUPR.20 97 6' 24.40" 4 54' 8.07" sda
KOORDINAT
AZIMUTH
MRAK JUMLAH GEOGRAFIS
No TRAYEK NAMATTTTK
PAL BUJUR UNTANG
D M1 S"
TIMUR UTARA KETERANGAN
21 PUPR.21 - PUPR.22 232 10 57,55 36 HP/PP/PUPR.21 97 6' 21.71' 4 54' 8.28" sda
22 PUPR.22 - PUPR.23 201 35 45,88 48 HP/PP/PUPR.22 97 6' 20.80" 4 54' 7.58' sda
23 PUPR.23 - PUPR.24 158 18 19,26 115 HP/PP/PUPR.23 97 6' 20.24' 4 54' 6.19' sda
24 PUPR.24 - PUPR.25 162 2 22,66 149 HP/PP/PUPR.24 97 6' 21.59" 4 54' 2.72' sda
25 PUPR.25 - PUPR.26 219 31 1,764 44 HP/PP/PUPR.25 97 6' 23.04" 4 53' 58.16' sda
26 PUPR.26 - PUPR.27 267 46 37,57 91 HP/PP/PUPR.26 97 6' 22.13" 4 53' 57.07" sda
27 PUPR.27 - PUPR.28 287 55 18,68 82 HP/PP/PUPR.27 97 6'19.23" 4 53'56.97" sda
28 PUPR.28 - PUPR.1 287 5 49,23 86 HP/PP/PUPR.28 97 6' 16.73" 4 53' 57.80' sda
29 PUPR.1 B/HP/PP/PUPR.1 97 6' 14.09" 4 53' 58.63' Titik akhir
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
2.622 28
Sebagai titik awal pengukuran dan penataan batas di lapangan adalah Titik PUPR.29
dengan koordinat Geografls pendekatan 97 6' 43.83" BT dan 4 54' 1.22" LU. Titik
PUPR.29 ditetapkan dengan cara mengadakan pengukuran ikatan dari titik PUPR.14
yaitu pal batas pada trayek "PUPR.1 - PUPR.2 ... PUPR.28 - PUPR.1" dengan koordinat
geografis pendekatan 97 6' 40.75" BT dan 4 54' 0.55" LU dengan ketentuan ikatan
PUPR.14 ke titik PUPR.29 dengan Azimuth 77 25' 19,03" jarak datar lurus sejauh
97,24 m. Setelah titik pupr.29 ditetapkan dan dipancang di lapangan, selanjutnya
penataan batas mengikuti ketentuan trayek batas sebagai berikut:
KOORDINAT
AZIMUTH GEOGRAFIS
MRAK JUMLAH BU1UR UNTANG
No TRAYEK D M' (m) PAL NAMA TITIK TTMUR UTARA KETERANGAN
PUPR.14 - PUPR.29 77 25 19,03 97,24 B/HP/PP/PUPR.14 976'40.751 4 54'0.55' Ikatan yang
merupakan pal
batas pada
trayek PUPR.1
- PUPR.2
PUPR.28
PUPR.1
1 PUPR.29 - PUPR.30 46 34 35,32 100 1 B/HP/PP/PUPR.29 97 6' 43.83' 4 54' 1.22' Titik awal
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
2 PUPR.30 - PUPR.31 28 48 50,92 1 B/HP/PP/PUPR.30 97 6' 46.19' 4 54' 3.43" Batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
3 PUPR.31 - PUPR.32 29 19 29,42 100 1 B/HP/PP/PUPR.31 97 6' 47.76' 4 54' 6.24' sda
KOORDINAT
AZIMUTH GEOGRAFIS
3ARAK JUMLAH BUJUR LINTANG
No TRAYEK PAL NAMA TTTIK TIMUR UTARA KETERANGAN
4 PUPR.32 - PUPR.33 31 32 33,43 100 B/HP/PP/PUPR.32 97 6' 49.36" 4 54' 9.06' sda
5 PUPR.33 - PUPR.34 14 23 13,63 100 B/HP/PP/PUPR.33 97 6' 51.07" 4 54' 11.82' sda
6 PUPR.34 - PUPR.35 353 38 0,672 100 B/HP/PP/PUPR.34 97 6' 51.88" 4" 54' 14.93" sda
7 PUPR.35 - PUPR.36 359 1 28,06 100 B/HP/PP/PUPR.35 97 6' 51.55" 4 54' 18.14' sda
8 PUPR.36 - PUPR.37 17 32 9,368 100 B/HP/PP/PUPR.36 97 6' 51.51" 4 54' 21.36' sda
9 PUPR.37 - PUPR.38 61 56 50,16 100 B/HP/PP/PUPR.37 97 6' 52.50" 4 54' 24.44' sda
10 PUPR.38 - PUPR.39 78 29 15,58 100 B/HP/PP/PUPR.38 97 6' 55.19" 4 54' 25.86' Sda
11 PUPR.39 - PUPR.40 52 52 21,84 100 B/HP/PP/PUPR.39 97 6' 58.32' 4 54' 26.48' sda
12 PUPR.40 - PUPR.41 61 42 26,78 100 B/HP/PP/PUPR.40 97 7' 0.84' 4" 54' 28.36' sda
13 PUPR.41 - PUPR.42 93 22 47,18 100 B/HP/PP/PUPR.41 97 7' 3.48" 4 54' 29.77" sda
14 PUPR.42 - PUPR.43 85 26 28,2 100 B/HP/PP/PUPR.42 97 7' 6.71' 4 54' 29.56" sda
15 PUPR.43 - PUPR.44 57 28 19,86 81 B/HP/PP/PUPR.43 97 7 9.90" 4 54' 29.79' sda
16 PUPR.44 - PUPR.45 185 55 59,84i 79 B/HP/PP/PUPR.44 97 7 12.09' 4 54'31.18" sda
17 PUPR.45 - PUPR.46 150 11 41,57 122 B/HP/PP/PUPR.45 97 7 11.81 4 54' 28.63' sda
18 PUPR.46 - PUPR.47 150 11 41,51 100 B/HP/PP/PUPR.46 97 7 13.74' 4 54' 25.20' sda
19 PUPR.47 - PUPR.48 150 11 41,37 100 1 B/HP/PP/PUPR.47 97 7 15.33" 4 54' 22.37" sda
20 PUPR.48 - PUPR.49 150 11 41,38 100 B/HP/PP/PUPR.48 97 7 16.93" 4 54' 19.55' sda
21 PUPR.49 - PUPR.50 147 33 3,393 146 B/HP/PP/PUPR.49 97 7 18.52' 4 54' 16.72' sda
22 PUPR.50 - PUPR.51 290 7 43,46 100 B/HP/PP/PUPR.50 97 7 21.03' 4 54' 12.71' sda
23 PUPR.51 - PUPR.52 302 0 25,33 57 HP/PP/PUPR.51 97 7 18.00' 4 54' 13.84' Batas sendiri
areal IPPKH
24 PUPR.52 - PUPR.53 324 16 7,53 112 HP/PP/PUPR.52 97 7 16.46' 4 54' 14.82' sda
25 PUPR.53 - PUPR.54 298 29 16,71 141 HP/PP/PUPR.53 97 7 14.37" 4 54' 17.77" sda
26 PUPR.54 - PUPR.55 291 34 24,24 100 HP/PP/PUPR.54 97 7 10.37" 4 54' 19.98" sda
27 PUPR.55 - PUPR.56 260 54 22,7 92 HP/PP/PUPR.55 97 7 7.38" 4 54' 21.18" sda
28 PUPR.56 - PUPR.57 260 54 22,75 100 HP/PP/PUPR.56 97 7 4.45" 4 54' 20.73' sda
29 PUPR.57 - PUPR.58 260 54 22,8 100 HP/PP/PUPR.57 97 7 1.25" 4 54' 20.24"
30 PUPR.58 - PUPR.59 260 54 22,85 94 HP/PP/PUPR.58 97 6' 58.04' 4 54' 19.74' sda
31 PUPR.59 - PUPR.60 189 51 31,25 107 HP/PP/PUPR.59 97 6' 55.04' 4 54' 19.28" sda
32 PUPR.60 - PUPR.61 189 51 31,57 100 HP/PP/PUPR.60 97 6' 54.43' 4 54' 15.89" sda
33 PUPR.61 - PUPR.62 190 11 26,32 100 HP/PP/PUPR.61 97 6' 53.86' 4 54' 12.69" sda
34 PUPR.62 - PUPR.63 219 23 51,47 100 HP/PP/PUPR.62 97 6' 53.26" sda
4 54' 9.50'
35 PUPR.63 - PUPR.64 227 20 54,19 100 HP/PP/PUPR.63 97 6' 51.20" 4 54' 7.01' sda
36 PUPR.64 - PUPR.65 235 13,1 100 HP/PP/PUPR.64 97 6' 48.81" 4 54' 4.83" sda
37 PUPR.65 - PUPR.29 232 12 33,97 90 HP/PP/PUPR.65 97 6' 46.14 4 54' 2.99' sda
38 PUPR.29 B/HP/PP/PUPR.29 97 6' 43.83" 4 54' 1.22' Titik akhii
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
3.721 37
Sebagai titik awal pengukuran dan penataan batas di lapangan adalah Titik PUPR.66
dengan koordinat geografis pendekatan 97 71 21.85" BT dan 4 54' 11.42" LU. Tltik
PUPR.66 ditetapkan dengan cara mengadakan pengukuran ikatan dari titik PUPR.50
yaitu pal batas pada trayek "PUPR.29 - PUPR.30 ... PUPR.65 - PUPR.29" dengan
koordinat geografis pendekatan 97 7" 21.03" BT dan 4 54" 12.71" LU dengan
ketentuan ikatan PUPR.50 ke titik PUPR.66 dengan Azimuth 147 4' 40,86" jarak datar
lurus sejauh 47,19 m. Setelah tih'k PUPR.66 ditetapkan dan dipancang di lapangan,
KOORDINAT
AZIMUTH GEOGRAFIS
JARAK JUMLAH BUJUR UNTANG
No TRAYEK M' PAL NAMATTTIK TIMUR UTARA KETERANGAN
PUPR.50 - PUPR.6614? 4 40,86 47,15 B/HP/PP/PUPR.50 97 7 21.03' 4 54'12.71' Ikatan yang
menipakan pat
batas pada
trayek PUPR.29
PUPR.30
PUPR.65
PUPR.29
1 PUPR.66 - PUPR.67 146 47 ^,5 108 1 B/HP/PP/PUPR.66 97 7 21.85' 454'11.42"Titlk awal
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
2 PUPR.67 - PUPR.68 295 51 55,97 23 B/HP/PP/PUPR.67 97 7 23.73" 4 54' 8.49" Batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
3 PUPR.68 - PUPR.69 321 15 9,846 27 HP/PP/PUPR.68 97 7 23.07" 4 54' 8.82' Batas sendiri
areal IPPKH
4 PUPR.69 - PUPR.66 340 0 7,422 63 HP/PP/PUPR.69 97" 7 22.53' 454'9.50"sda
5 PUPR.66 B/HP/PP/PUPR.66 97 7 21.85' 454'11.42"Trtik akhir
pengukuran,
batas IPPKH
yang
merupakan
batas luar
kawasan hutan
221
V. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan jarak dan atau azimuth dalam daftar trayek
di atas perbaikannya mengacu pada peta kerja tata batas yang telah disepakati dan
disahkan.
VI. Apabila dalam pelaksanaan tata batas di lapangan trayek batas memotong batas-batas
yang sudah ada di lapangan (batas perkebunan yang sudah ada pelepasan dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, batas permukiman yang sudah definitif dan lainnya),
maka pengukuran mengikub" batas tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
dituangkan dalam berita acara.
VIII. Pelaksanaan pengukuran dan penataan batas di lapangan akan diselenggarakan dengan
Pengawasan oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XVIII Banda Aceh.
:
ai Sumatera I
. M.Enq
03 1 002
Disahkan di Jakarta
Pada Tanggal: !.l..:M