DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BANTUAN
BANGUNAN KONSERVASI TANAH DAN AIR DALAM RANGKA
FASILITASI KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Bangunan
Konservasi Tanah dan Air dalam Rangka Fasilitasi Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 2
Pelaksanaan Pembuatan Bangunan Konservasi Tanah dan Air
yang telah dilaksanakan sebelum diberlakukannya Peraturan
Direktur Jenderal ini, dinyatakan tetap berlaku dan selanjutnya
disesuaikan dengan Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Januari 2019
ttd. ttd.
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG
NOMOR P.
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PENYALURAN BANTUAN BANGUNAN KONSERVASI
TANAH DAN AIR DALAM RANGKA FASILITASI
KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor SK.306/MENLHK/PDASHL/DAS.0/7/2018 tentang
Penetapan Lahan Kritis Nasional, telah ditetapkan lahan kritis di
Indonesia seluas 14.006.450 hektare. Lahan kritis tersebut berkorelasi
terhadap degradasi lahan. Degradasi lahan yang terus berkembang
lambat laun akan mengancam kelestarian lingkungan, menurunkan
produktivitas pertanian, ketahanan air, ketahanan energi, dan
ketahanan pangan nasional, serta dapat menyebabkan bencana alam
seperti banjir, tanah longsor, kekeringan.
Untuk mengurangi laju degradasi lahan perlu dilakukan upaya
rehabilitasi hutan dan lahan yang tepat. Rehabilitasi hutan dan lahan
dapat dilakukan melalui penerapan teknik konservasi tanah yang
dilakukan secara vegetatif, sipil teknis dan kimiawi.
Penerapan teknik konservasi tanah secara sipil teknis dapat
dilakukan melalui pembuatan bangunan dam pengendali (DPi), dam
penahan (DPn), embung air, pengendali jurang (gully plug/GP), dan
sumur resapan air (SRA), saluran pembuangan air dan terjunan air,
kolam dan media purifikasi, Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH), penguat
tebing secara ekohidrolika, biopori, dan teras.
Tujuan dilakukannya konservasi tanah dan air adalah melindungi
permukaan tanah dari pukulan air hujan, meningkatkan kapasitas
infiltrasi tanah dan mencegah terjadinya konsentrasi aliran permukaan.
-6-
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk teknis penyaluran bantuan bangunan konservasi
tanah dan air meliputi:
1. Ketentuan Umum;
2. Tata Cara Penetapan Bantuan;
3. Penyaluran Bantuan;
4. Pembinaan dan Pengendalian.
D. Pengertian
1. Konservasi Tanah dan Air adalah upaya perlindungan, pemulihan,
peningkatan, dan pemeliharaan Fungsi Tanah pada Lahan sesuai
dengan kemampuan dan peruntukan Lahan untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat
APBN adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat yang
ditetapkan dengan Undang-Undang.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah,
yang selanjutnya disebut Bantuan Lainnya adalah bantuan yang
tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada
perseorangan, kelompok masyarakat, dan/atau Lembaga
pemerintah/non pemerintah.
5. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA
adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalammelaksanakan kegiatan
-7-
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan penyaluran bantuan Bangunan Konservasi
tanah dan Air :
1. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.12/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 tentang Pedoman Umum
Penyaluran Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karateristik Bantuan
Pemerintah di Lingkungan kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.107/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.105/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif serta
Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
5. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola.
6. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
Nomor P.6/PDAHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis
bangunan Konservasi Tanah dan Air.
C. Pemberi Bantuan
Bantuan Bangunan Konservasi Tanah Air diberikan atau disalurkan
oleh Balai Pengeloaan DAS dan Hutan Lindung, Direktorat Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung.
D. Bentuk Bantuan
Bantuan Bangunan Konservasi Tanah dan Air, diberikan dalam bentuk :
1. Barang; atau
2. Uang
BAB III
TATA CARA PENETAPAN PENERIMA BANTUAN
B. Verifikasi Usulan
1. Verifikasi usulan pembuatan bangunan KTA dilaksanakan oleh PPK
dengan membentuk Tim Verifikasi yang ditetapkan oleh Kepala
BPDASHL.
2. Tim dapat terdiri dari unsur BPDASHL, Dinas Provinsi yang
membidangi kehutanan dan KPH.
3. Verifikasi usulan pembuatan bangunan KTA dilakukan dalam 2
tahap yaitu pemeriksaaan kelengkapan administrasi dan teknis.
4. Pemeriksaan kelengkapan administrasi dilakukan terhadap
keabsahan dokumen yang menjadi persyaratan organisasi kelompok
masyarakat dan Lembaga Non Pemerintah/Pemerintah.
5. Usulan yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan
verifikasi teknis berupa kelayakan calon lokasi pembuatan bangunan
KTA.
Contoh formulir verifikasi administrasi dan formulir verifikasi teknis
Bantuan Bangunan KTA sebagaimana tercantum dalam Format 3
sampai dengan Format 5.
BAB IV
PENYALURAN BANTUAN
A. Bantuan Barang
1. Berdasarkan surat keputusan Kepala BPDASHL selaku KPA tentang
pemberian bantuan pembuatan bangunan KTA dalam bentuk barang,
pelaksanaan pengadaan bangunan KTA dilakukan melalui
mekanisme:
a. penyedia; atau
b. swakelola.
2. Ketentuan pengadaan bangunan KTA mengacu kepada ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah.
3. Serah terima bantuan bangunan KTA dari Kepala BPDASHL kepada
penerima bantuan melalui mekanisme Hibah dengan mengacu kepada
ketentuan peraturan perundangan.
B. Bantuan Uang
1. Perjanjian Kerja sama
a. Berdasarkan surat keputusan Kepala BPDASHL selaku KPA
tentang pemberian bantuan pembuatan bangunan KTA dalam
pemberian bentuk uang, selanjutnya PPK membuat Perjanjian
Kerja sama dengan penerima bantuan.
b. Perjanjian Kerja sama paling sedikit memuat :
1) identitas para pihak;
2) hak dan kewajiban para pihak;
3) jumlah bantuan yang diberikan;
4) jangka waktu penyelesaian;
5) tata cara dan syarat penyaluran;
6) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menggunakan bantuan sesuai rencana yang ditetapkan;
7) pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk
menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke kas Negara;
8) sanksi;
9) melaporkan penggunaan dana secara berkala kepada PPK;
dan
- 15 -
6. Sanksi
Sanksi kepada penerima bantuan diberikan dalam hal:
a. Penerima bantuan tidak melaksanakan pekerjaan bantuan
bangunan KTA maka penerima bantuan wajib mengembalikan
sebesar uang yang telah diberikan oleh pemberi bantuan (PPK);
b. Penerima bantuan dalam melaksanakan pekerjaan melampaui
batas akhir sesuai dengan perjanjian yang mengakibatkan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan, dikenakan denda
keterlambatan sesuai dengan ketentuan perundangan;
c. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh penerima bantuan berakibat
pada kerugian negara, maka penerima bantuan wajib
mengembalikan sebesar kerugian negara yang terjadi berdasarkan
hasil audit.
- 18 -
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
Nomor : ………………………
Lampiran : ……………………...
Perihal : ………………………
Kepada Yth.
Kepala BPDASHL ....................................
Di …………………
Tembusan:
Kepala Dinas Provinsi....................
Keterangan:
*) Kepala Desa/Lurah untuk di luar kawasan, Kepala KPH untuk di dalam kawasan
- 20 -
1. NAMA KELOMPOK :
2. PENGURUS KELOMPOK
a. Ketua :
b. Sekretaris :
c. Bendahara :
3. ALAMAT KELOMPOK : RT…. RW….. Desa……… Kec.….....
Kabupaten/Kota……Provinsi………
4. PENGUKUHAN KELOMPOK : a. Pejabat yang Mengukuhkan
b. Tanggal Pengukuhan
5. JUMLAH ANGGOTA : ……. (………….) orang
6. KEGIATAN KELOMPOK :
7. NO. TELP/HP KETUA KELOMPOK :
Data-data yang kami sampaikan benar apa adanya.
Contoh Lampiran Surat Format 1. Deskripsi dan Sketsa Calon Lokasi Bantuan
Bangunan KTA
1. Dusun/Blok : ……………………………………………….
2. Desa/Kelurahan : ……………………………………………….
3. Kecamatan : ……………………………………………….
4. Kabupaten/Kota : ……………………………………………….
5. Provinsi : …………………………………………….…
6. Status lahan : ………………………………………………..
7. DAS/Sub DAS (Sungai) : ………………………………………………..
8. Topografi : ………………………………………………..
9. Koordinat : ………………………………………………..
10. Struktur tanah : ………………………………………………..
11. Ketersediaan bahan : ………………………………………..
12. Aksesibilitas : ………………………………………………..
13. Alur Sungai : ………………………………………………..
a. Lebar Alur Atas : ………………………………………………..
b. Lebar Alur Bawah : ………………………………………………..
c. Kedalaman Sungai : ………………………………………………..
d. Bentuk Alur Sungai : ………………………………………………..
14. Sketsa calon lokasi Bangunan KTA ………..:
- 22 -
KOP SURAT
Nomor : ……………..…
Lampiran : …………………
Perihal : …………………
Kepada Yth.
Kepala BPDASHL ....................................
Di …………………
(tempat, tgl/bln/th)
Pimpinan Lembaga
(Nama )
Jabatan
Tembusan:
Kepala Dinas Provinsi ...............
- 23 -
1. Dusun/Blok : ……………………………………………….
2. Desa/Kelurahan : ……………………………………………….
3. Kecamatan : ……………………………………………….
4. Kabupaten/Kota : ……………………………………………….
5. Provinsi : …………………………………………….…
6. Status lahan : ……………………………………………….
7. DAS/Sub DAS (Sungai) : ……………………………………………….
8. Topografi : ……………………………………………….
9. Koordinat : ……………………………………………….
10. Struktur tanah : ……………………………………………….
11. Ketersediaan bahan : ……………………………………………….
12. Aksebilitas : ……………………………………………….
13. Alur Sungai : ……………………………………………….
a. Lebar Alur Atas : ……………………………………………….
b. Lebar Alur Bawah : ……………………………………………….
c. Kedalaman Sungai : ……………………………………………….
d. Bentuk Alur Sungai : ……………………………………………….
14. Sketsa calon lokasi Bangunan KTA ………..:
- 24 -
VERIFIKASI ADMINISTRASI
KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN BANTUAN KTA ………..
TAHUN......
1. Nama Kelompok :
2. Desa/Blok :……………………………………………………………
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota ……………………………………………………………
:…..
5. Provinsi ……………………………………………………………
:…..
……………………………………………………………
…..
……………………………………………………………
…..
No. PERSYARATAN ….. HASIL PENILAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 Pengurus Kelompok Ada Tidak Ada
2 Pengukuhan Kelompok
a. Pejabat yang
Mengukuhkan Ada Tidak Ada
b. Tanggal Pengukuhan: Ada Tidak Ada
3 Alamat kelompok Sesuai Tidak Sesuai
4 Usulan diketahui Kepala Desa Ada Tidak Ada
5 Daftar Anggota Ada Tidak Ada
6 Jumlah Anggota Sesuai Tidak Sesuai
7 Sketsa lokasi kegiatan Ada Tidak Ada
...........................
NIP.
- 25 -
VERIFIKASI ADMINISTRASI
KELOMPOK CALON PENERIMA
BANTUAN KONSERVASI TANAH DAN AIR ………..
TAHUN......
1. Nama Lembaga :
2. Desa/Blok :……………………………………………………………
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota ……………………………………………………………
:…..
5. Provinsi ……………………………………………………………
:…..
……………………………………………………………
…..
……………………………………………………………
…..
No. PERSYARATAN ….. HASIL PENILAIAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 Pengukuhan Lembaga Ada Tidak Ada
2 Alamat Lembaga/ Sesuai Tidak Sesuai
3 Struktur Organisasi Lemabaga Ada Tidak Ada
4. Nomor Pokok Wajib Pajak Ada Tidak Ada
.
Rekomendasi: Layak/Tidak Layak untuk ditindaklanjuti dengan verifikasi
teknis.
……….., ....................................
Tim Verifikator
.......................
NIP.
- 26 -
VERIFIKASI TEKNIS
KELOMPOK CALON PENERIMA BANTUAN
BANGUNAN KONSERVASI TANAH DAN AIR ………..
TAHUN......
1. Nama Kelompok/Lembaga :
2. Desa/Blok :……………………………………………………………
3. Kecamatan :
4. Kabupaten/Kota ……………………………………………………………
:…..
5. Provinsi ……………………………………………………………
:…..
……………………………………………………………
…..
……………………………………………………………
…..
No. PERSYARATAN *) HASIL PENILAIAN
….. KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 Persyaratan umum lokasi Sesuai Tidak Sesuai
2. Persyaratan khusus antara lain:
d. Luas DTA Sesuai Tidak Sesuai
b. Kemiringan Alur Sesuai Tidak Sesuai
e.
c. Kemiringan DTA Sesuai Tidak Sesuai
d. Erosi/sedimentasi Sesuai Tidak Sesuai
3. Sketsa lokasi ada tidak
1. Nama ......
NIP .......
(Tanda tangan)
2. Nama ......
NIP .......
(Tanda tangan)
3. Nama ......
NIP .......
(Tanda tangan)
- 27 -
Berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat dan
menandatangani surat perjanjian kerja sama tentang pembuatan bangunan
konservasi tanah dan air dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam
pasal-pasal berikut:
- 29 -
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 1
(1) Lingkup pekerjaan dalam surat perjanjian kerja sama ini adalah
pembuatan bangunan KTA …….. pada lokasi yang ditetapkan.
(2) Hasil pembuatan bangunan KTA ……..sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan.
Pasal 2
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dari...................sampai
dengan.......................
Pasal 3
(1) Dalam pelaksanaan lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1, PIHAK PERTAMA akan membayar biaya pelaksanaan pekerjaan
dengan anggaran DIPA BA – 029 Balai Pengelolaan DASHL
……………………….. tahun.....
(2) PIHAK PERTAMA membayar biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
sebesar Rp………… (…………………………………) dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Pembayaran Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari
keseluruhan dana dilakukan dan SPKS telah ditandatangani oleh
PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA;
b. Pembayaran Tahap II sebesar 30% dari keseluruhan dana
dilakukan jika pembuatan Bangunan KTA telah mencapai realisasi
fisik minimal 50% (lima puluh persen).
(3) PIHAK PERTAMA membayarkan biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
setelah PIHAK KEDUA menyampaikan laporan.
(4) PIHAK PERTAMA membayarkan biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
melalui rekening bersama nomor ….atas nama ........(kelompok
masyarakat/Lembaga) pada Bank…………..
- 30 -
Pasal 4
(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Kewajiban PIHAK PERTAMA:
1) mengusulkan pembayaran biaya pelaksanaan sesuai
dengan ketentuan.
2) mengevaluasi seluruh hasil pekerjaan pembuatan bangunan
KTA…… yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
b. Hak PIHAK PERTAMA:
1) memberikan arahan dan mengawasi pekerjaan yang
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
2) menerima laporan kemajuan dan realisasi pekerjaan dari PIHAK
KEDUA.
3) memutuskan perjanjian kerja sama secara sepihak apabila:
1. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kegiatan yang nyata
setelah menerima pembayaran Tahap I sebesar 70% (tujuh
puluh persen).
2. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pekerjaan setelah
menerima Pembayaran Tahap II sebesar 30% (tiga puluh
persen).
(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Kewajiban PIHAK KEDUA:
1) Melaksanakan pekerjaan sebagaimana tercantum pada Pasal 1
berdasarkan Pedoman Teknis pelaksanaan BKTA yang telah
ditetapkan.
2) memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.
3) menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal penyelesaian pekerjaan
yang telah ditetapkan.
4) mengembalikan uang pembayaran Tahap I dan Tahap II yang
sudah diterima apabila tidak melaksanakan kegiatan secara
nyata di lapangan.
5) membuat laporan kemajuan dan realisasi pekerjaan setiap bulan
kepada PIHAK PERTAMA dalam rangkap 2 (dua).
6) membuat laporan akhir kepada PIHAK PERTAMA sebelum
dilakukan serah terima pekerjaan.
- 31 -
Pasal 5
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai 100% (seratus persen) berupa
bangunan KTA ……., PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada
PIHAK PERTAMA dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan.
PERSELISIHAN
Pasal 6
(1) Apabila salah satu PIHAK tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
kesepakatan yang tercantum dalam perjanjian ini, maka pihak
yang merasa dirugikan berhak mengajukan keberatan secara lisan
maupun tulisan.
(2) Apabila timbul perselisihan antar PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat berdasarkan azas
kekeluargaan dan kebersamaan.
(3) Apabila dengan cara musyawarah tidak tercapai penyelesaian, kedua
belah pihak berkesepakatan untuk menunjuk Panitia Arbitrase
di Pengadilan Negeri…………………..
(4) Selama proses penyelesaian dengan cara musyawarah atau melalui
Pengadilan Negeri, tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda
pelaksanaan kegiatan pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
- 32 -
WAN PRESTASI
Pasal 7
Jika Pihak KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka
waktu pelaksanaan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 2 perjanjian ini,
PIHAK KEDUA dikenakan penggantian kerugian negara sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Pasal 8
Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeur) maka ketidakmampuan PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan bukan merupakan kesalahan.
(1) Keadaan kahar meliputi: peperangan, bencana alam, revolusi,
kerusuhan, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi
kewajiban/kegiatan.
(2) (Apabila terjadi keadaan kahar, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan dengan dilampiri surat pernyataan kahar dari
Pemerintah setempat atau Instansi yang berwenang kepada PIHAK
PERTAMA paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya keadaan kahar.
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 9
Perubahan-perubahan yang dikehendaki dan disepakati oleh PARA PIHAK
maupun segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini
diatur/dituangkan dalam aturan yang merupakan satu kesatuan utuh
dengan perjanjian ini serta mempunyai ketentuan hukum yang sama.
- 33 -
PENUTUP
Pasal 10
(1) Perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat serta berlaku sejak tanggal
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap, masing-masing bermaterai cukup
dan memiliki kekuatan hukum yang sama.
(tempat, tgl/bln/tahun)
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Petujuk Pengisian
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
No Uraian Isian
(1) Diiisi dengan nama lembaga penerima bantuan
(2) Diiisi dengan nama pimpinan Lembaga penerima bantuan
(3) Diiisi dengan alamat lembaga penerima bantuan
(4) Diiisi dengan nama bantuan
(5) Diiisi nomor dan tanggal Surat Keputusan Penerima Bantuan
(6) Diiisi dengan nomor dan tanggal Surat Perjanjian Kerja Sama
(7) Diiisi dengan nama bantuan
(8) Diiisi dengan nilai bantuan berdasarkan Surat Keputusan atau
Perjanjian Kerja Sama
(9) Diiisi dengan bulan dan tahun
(10) Diiisi dengan tahap II, tahap III, atau tahap IV bantuan yang
telah diterima
(11) Diiisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan yang telah
diterima
(12) Diiisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan yang telah
diterima
(13) Diiisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan yang
dipergunakan
(14) Diiisi dengan jumlah angka dan huruf bantuan yang belum
dipergunakan
(15) Diiisi dengan nama bantuan
(16) Diiisi dengan persentase bantuan operasional yang belum
dipergunakan (jumlah angka 13 dibagi dengan jumlah angka 12
dikali 100%)
(17) Diiisi dengan nama kota, tanggal dan tahun SPTB
ditandatangani
(18) Diiisi dengan nama Lembaga penerima bantuan
(19) Diiisi dengan nama pimpinan Lembaga penerima bantuan
- 36 -
KOP SURAT
LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
NOMOR …………………………….(1)
…………………..,…………. (17)
Pimpinan/Ketua
Lembaga……..(18)
Materai
Rp6000,-
………………………………….(19)
- 37 -
Petujuk Pengisian
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
No Uraian Isian
(1) Diiisi dengan nomor Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
(2) Diiisi dengan hari pembuatan Laporan Penyelesaian Pekerjaan
(3) Diiisi dengan tanggal pembuatan Laporan Penyelesaian Pekerjaan
(4) Diiisi dengan bulan pembuatan Laporan Penyelesaian Pekerjaan
(5) Diiisi dengan tahun pembuatan Laporan Penyelesaian Pekerjaan
(6) Diiisi dengan nama pimpinan penerima bantuan
(7) Diiisi dengan nama Lembaga penerima bantuan
(8) Diiisi dengan alamat Lembaga penerima bantuan
(9) Diiisi dengan nomor dan tanggal Surat Keputusan Penetapan
Penerima Bantuan
(10) Diiisi dengan nomor dan tanggal Surat Perjanjian Kerja Sama
(11) Diiisi dengan jenis bantuan yang diterima (sarana/prasarana,
rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan atau bantuan lainnya
yang memiliki karakteristrik bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh
PA)
(12) Diiisi dengan bentuk bantuan diterima (pembangunan ruang kelas,
pengadaan bibit/pupuk, atau lainnya)
(13) Diiisi dengan jumlah angka dan huruf nilai bantuan yang diterima
sesuai dengan Surat Keputusan atau Perjanjian Kerja sama
(14) Diiisi dengan tanggal pembuatan Laporan Kemajuan Penyelesaian
Pekerjaan
(15) Diiisi dengan bentuk bantuan diterima (pembangunan ruang kelas,
pengadaan bibit/pupuk, atau lainnya)
(16) Diiisi dengan persentase kemajuan penyelesaian pekerjaan
(17) Diiisi dengan nama kota dan tanggal pembuatan Laporan Kemajuan
Penyelesaian Pekerjaan
(18) Diiisi dengan nama Lembaga penerima bantuan
(19) Diiisi dengan nama pimpinan Lembaga penerima bantuan
- 38 -
KOP SURAT
Pada hari ini ........... ........ (2) tanggal ................... (3) bulan ................... (4) tahun .................. . (5) yang
bertanda tangan di bawah ini:
a. Nama : ..................................................................... (6)
Jabatan : Pimpinan/Ketua ............................................ (7)
Alamat : ..................................................................... (8)
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU
b. Nama : ..................................................................... (9)
NIP : ..................................................................... (10)
Jabatan : PPK Satker. ................................................... (11)
Alamat : ..................................................................... (12)
yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa ................... (13) sesuai dengan
Surat Keputusan Nomor ................... (14) dan Perjanjian Kerja Sama nomor ...................... (15).
2. PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : ........................ (......) (16)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : ........................ (.......) (17)
c. Jumlah total sisa dana : ........................ (.......) (18)
3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana Bantuan .....................................
(19) sebesar ..................... (.......) (20) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK
KESATU berupa ......................... (21) dengan nilai ....................... (22).
5. PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar ......... (23)
sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir.*)
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh Para Pihak
pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
ttd. ttd.