Anda di halaman 1dari 21

PELAKSANAAN PERHUTANAN SOSIAL

PASCA UNDANG UNDANG CIPTA KERJA

San Afri Awang


Fakultas Kehutanan UGM
MANDATORI: UUCK DAN P23
(1) UU 41/99 TTG KEHUTANAN PS 29 A DAN 29 B
HASIL PERUBAHAN DALAM UUCK
(2) PP 23 : KHUSUS KAWASAN HUTAN JAWA:
a. pasal 18
b. pasal 108
c. pasal 112
d. pasal 113
PERHUTAAN SOSIAL : DEFINISI
Pengelolaan Perhutanan Sosial adalah
kegiatan Pemanfaatan Hutan yang dilakukan
oleh Kelompok Perhutanan Sosial melalui
Persetujuan Pengelolaan HD, HKm, HTR,
Kemitraan Kehutanan dan Hutan Adat pada
kawasan hutan lindung, hutan produksi atau
hutan konservasi sesuai dengan fungsinya
APA YANG AKAN DIWUJUDKAN PS ?

• Pemanfaatan Hutan melalui pengelolaan


Perhutanan Sosial didalam Kawasan Hutan
Negara dan Hutan Adat dilaksanakan untuk
mewujudkan kelestarian Hutan, kesejahtera
an Masyarakat, keseimbangan lingkungan,
dan menampung dinamika sosial budaya,
diperlukan pemberian persetujuan, penga
kuan, dan peningkatan kapasitas kepada
Masyarakat.
PENGELOLAAN PS TERDIRI ATAS:

(1) Hutan Desa;


(2) Hutan Kemasyarakatan;
(3) HTR;
(4) Hutan Adat; dan
(5) kemitraan Kehutanan.
KEGIATAN PS MELIPUTI:
a. Penataan areal dan penyusunan rencana;
(penadaan batas, batas blok/petak, per KK,
rencana tahunan dan 10 tahunan)….MASALAH?
b. Pengembangan usaha (pemanfaatan kawasan,
jasling, kayu dan non kayu)….MASALAH ?
c. penanganan konflik tenurial;
d. pendampingan; dan
e. kemitraan lingkungan.
PENINGKATAN PENGELOLAAN PS

a. Fasilitasi (MASALAH…..)
b. pengembangan kelembagaan (MASALAH..)
c. bimbingan teknis (MASALAH….)
d. pendidikan dan pelatihan (MASALAH…)
PEMANFAATAN KEBUN RAKYAT (SAWIT)

a. kemitraan Kehutanan atau kemitraan


konservasi;
b. Hutan Desa; dan/atau
c. Hutan Kemasyarakatan.

Metoda Rehabilitasi : JANGKA BENAH


Pp 23 PENYELENGGARAAN KEHUTANAN

Pasal 18
(1) Untuk tujuan tertentu Kawasan Hutan dapat ditetapkan
sebagai:
a. Kawasan Hutan dengan tujuan khusus (lokasi PS)
b. Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus (lokasi PS di Jawa)
c. Kawasan Hutan untuk ketahanan pangan.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan


oleh Menteri.
Pasal 112
(1) Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 108 ayat (1) huruf b ditetapkan untuk kepentingan:

a. Perhutanan Sosial;
b. Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan
Kawasan Hutan;
c. Penggunaan Kawasan Hutan;
d. rehabilitasi Hutan;
e. Perlindungan Hutan; atau
f. Pemanfaatan Jasa Lingkungan.
(2) Penetapan Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada areal
yang tidak dilimpahkan pengelolaannya kepada badan
usaha milik negara bidang Kehutanan pada sebagian Hutan
Negara yang berada pada Kawasan Hutan Produksi dan
Hutan Lindung di Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa
Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten.
(3) Penetapan Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan:

a. tidak mengubah fungsi pokok Kawasan Hutan;


b. tidak mengubah bentang lahan pada Hutan Lindung
atau Hutan Produksi; dan
c. penutupan Hutannya bukan berupa Hutan primer.

(4) Penetapan Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus


ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 113
(1)Pengelolaan Kawasan Hutan dengan
pengelolaan khusus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 112 dilaksanakan oleh Menteri.

(2) Menteri menetapkan kriteria dan standar


pengelolaan Kawasan Hutan dengan
pengelolaan khusus untuk mewujudkan
pengelolaan Hutan lestari.
PENGELOLAAN HUTAN DI PULAU JAWA

• KHDPK DIKELUARKAN DARI KAWASAN HUTAN YANG DIKELOLA OLEH


BUMN KEHUTANAN (Perum Perhutani);
• WILAYAH KHDPK MERUPAKAN WILAYAH RUSAK DAN TIDAK PRODUKTIF,
PERMUKIMAN, KONFLIK TENURIAL, IJIN PENGGUNAAN KAWASAN, DAN
PERHUTANAN SOSIAL
• WILAYAH PERHUTANAN SOSIAL DALAM KHDPK MENGACU PADA PIAPS;
• PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH HUTAN MELALUI PENATAAN
KAWASAN HUTAN MELALUI KEGIATAN TORA, PERHUTANAN SOSIAL DAN
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN;
• ASSET PERHUTANI DAPAT DIMANFAATKAN OLEH PEMEGANG
PERSETUJUAN PS MELAUI KERJASAMA ATAU HIBAH;
• PBB DAN BAGI HASIL = 0. PS BAYAR PNBP
TRANSFORMASI PS LAMA KE KHDPK
• IJIN KULIN KK DAN IPHPS YANG SUDAH DITERBITKAN TETAP BERLAKU SAMPAI
MASA IJIN BERAKHIR DAN SELANJUTNYA MENGIKUTI ATURAN PERMEN PS
YANG BARU;
• PENGUSULAN IJIN KULIN KK DAN IPHPS YANG SEDANG BERPROSES AKAN
DIFASILITASI DAN MENYESUAIKAN DENGAN PERTAURAN MENTERI TTG
PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL (PPS)
• SKEMA PS DALAM KHDPK SAMA DENGAN SELURUH INDONESIA :
– HTR
– HKM
– HD
– KEMITRAAN
– HUTAN ADAT

• LMDH MENJADI KELOMPOK PERHUTANAN SOSIAL (KPS)


• AREAL LMDH YG MASUK PIAPS MENJADI SKEMA PS, AREAL YANG TIDAK
MASUK PIAPS MENJADI AREAL KEMITRAAN PERHUTANI UNTUK DIJADIKAN
CHAMPION ENTITAS BISNIS.
TEKS / WACANA
• DALAM POSMODERNISM dengan aliran
dekonstruksi yang berbasis pada teori kritik
dinyatakan bahwa nalar tertinggi dalam
perdebatan ilmiah adalah Bahasa , yang dalam
realitasnya diwujudkan berupa TEKS. Dari teks ini
memunculkan discursus atau wacana. Dalam
TEKS ada actor-power relationship
• Dalam TEKS selalu ada tafsir atas realitas
• TEKS kebijakan pasti menimbulkan TAFSIR atas
realitas
• Pp 23 dan Permen pasti dirumuskan atas TAFSIR
berdasarkan realitas hutan dan PS di Jawa
POLITIK KEMAKMURAN
PELAKU EKONOMI PAS 33 UUD 1945

(1) PEMERINTAH MELALUI BUMN (tidak terbukti


memakmurkan rakyat)
(2) SWASTA MELALUI KORPORASI (tidak terbukti
memakmurkan rakyat)
(3) RAKYAT MELALUI PENGUASAAN ASSET (PS
akan membuktikan ini jika prasyaratnya
dipenuhi)
PRASYARAT KEBERHASILAN PS
• KESIAPAN KELEMBAGAAN PS :
– Lokasi khdpk harus segera ditetapkan 1 – 1,2 jt ha
– UPT KHDPK, termasuk urusan PS
– Bentuk organisasi kewilayahan atau seksi perwilayah berdasarkan
provinsi
– Dukungan pendanaan UPT KHDPK
– Konstruksi pengetahuan lokal ke dalam tata aturan PS
– Penguatan KTH dan Koperasi
• DUKUNGAN POLITIK
– Relasi pemerintah, pemerintah daerah, dan dishut provinsi
– Dukungan antar K/L pada program PS
– Dukungan bank pemerintah dan investor untuk komoditas tertentu
– Dukungan permodalan BLU, APBN, APBD, dan dana tidak
mengikat lainnya yang sah.
• MEMBANGUN SALING PERCAYA
– Membangun rasa saling percaya antar para pihak dalam PS
• MEMBANGUN RASA SALING PERCAYA
– Membangun saling percaya antar para pihak dalam PPS
– Pemerintah memberikan pelayanan persetujuan PPS
sederhana, cepat, dan efisien menggunakan online
– DANA AMANAH untuk PS di Jawa harus diwujudkan
– Peran KPH terhadap PS di luar jawa perlu pencermatan ulang
mengingat KPH merupakan tata kelola hutan ditingkat tapak

• KEPEMIMPINAN
– Harus mampu menjamin berjalannya orkestra mewujudkan
persetujuan PS, dan pasca persetujuan, sehingga tercipta
pelayanan maksimal, stabilitas bekerja yang baik, dan kepuasan
publik untuk PS
– Harus mampu menyelesaikan persetujuan PS secepatnya
– Mampu menyelesaikan transformasi PS di Jawa dengan baik,
efisien dan segera
POLITIK EKOLOGI PS
• MENINGGALKAN PAHAM FILOSOFI CARTESIAN
(manusia sebagai center dan kendalikan alam
untuk menjadi obyek pembangunan yang
cenderung merusak);
• PEMANFAATAN SDH BERBASIS PADA
KESEIMBANGAN (lingkungan, sosial, dan
ekonomi);
• KEMAKMURAK RAKYAT DAN STABILITAS
EKOLOGI MENJADI JARGON BARU DALAM PS.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai