Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REGULASI & IMPLEMENTASI PP NO. 24 TAHUN 2021


TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN TATA CARA PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI DENDA ADMINISTRATIF DI BIDANG KEHUTANAN

YAZID NURHUDA, SH., MA.


JAKARTA 24 JUNI 2021
DIREKTUR PENEGAKAN HUKUM PIDANA, KLHK

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DAN


PERATURAN PERUNDANGAN TURUNANNYA BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DASAR HUKUM PP
ASAS HUKUM: ULTIMUM REMEDIUM & RESTORATIVE JUSTICE
PASAL 110A PASAL 110B

1 Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha yang 1 Setiap orang yang melakukan pelanggaran Pasal 77 ayat (1)
telah terbangun dan memiliki Perizinan Berusaha di huruf b, huruf c, dan/atau huruf e, dan/atau Pasal 17 ayat (2) huruf
dalam kawasan hutan sebelum berlakunya UU ini b, huruf c, dan/atau huruf e, atau kegiatan lain di kawasan hutan
tanpa memiliki Perizinan Berusaha yang dilakukan sebelum
yang belum memenuhi persyaratan sesuai dengan berlakunya UU ini dikenai sanksi administratif, berupa: a.
ketentuan PUU di bidang kehutanan, wajib penghentian sementara kegiatan usaha; b. pembayaran
menyelesaikan persyaratan paling lambat 3 tahun sejak denda administratif; dan/atau c. paksaan pemerintah.
UU ini berlaku
2 Jika setelah lewat 3 tahun sejak berlakunya UU ini 2 Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak menyelesaikan persyaratan sebagaimana dilakukan oleh orang perseorangan yang bertempat tinggal di
dimaksud pada ayat (1), pelaku dikenai sanksi dalam dan/atau di sekitar kawasan hutan paling singkat 5
(lima) tahun secara terus menerus dengan luasan paling banyak
administratif, berupa: 5 (lima) hektar, dikecualikan dari sanksi administratif dan
a. pembayaran denda administratif; dan/atau diselesaikan melalui penataan kawasan hutan
b. pencabutan Perizinan Berusaha
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan SA dan
3
administratif dan tata cara penerimaan negara bukan pajak yang tata cara PNBP yang berasal dari denda administratif diatur
berasal dari denda administratif sebagaimana dimaksud pada dalam Peraturan Pemerintah
ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah

Kebun sawit di kawasan Punya izin lokasi dan/atau IUP yang Kegiatan ilegal di dalam Tidak punya
Dilakukan
hutan sebelum sesuai Tata Ruang (IUP untuk kawasan hutan: perkebunan, perizinan di
sebelum UU
berlakunya UU CK Korporasi)/STD-B untuk masyarakat pertambangan, dan/atau bidang
CK terbit
maksimal 25 ha) kegiatan lainnya kehutanan
RUANG LINGKUP PENGATURAN

BAB RUANG LINGKUP

I Ketentuan Umum 8 BAB


Inventarisasi Data dan Informasi Kegiatan
Usaha yang Telah Terbangun di Dalam
II Kawasan Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan 61 PASAL
di Bidang Kehutanan

Tata Cara Penyelesaian Terhadap Kegiatan Usaha


Perkebunan Kelapa Sawit Yang Telah Terbangun di
III Dalam Kawasan Hutan yang Memiliki Izin Lokasi
dan/atau Izin Usaha di Bidang Perkebunan yang
Tidak Memiliki Perizinan di Bidang Kehutanan MEKANISME PENYELESAIAN
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
IV Terhadap Kegiatan Usaha di Dalam Kawasan
Hutan yang Tidak Memiliki Perizinan di Bidang PASAL Persetujuan
Kehutanan PSDH-DR Pelepasan
110A Kawasan Hutan
V Tata Cara Perhitungan Denda Administratif KAWASAN
HUTAN
Penghentian PRODUKSI
VI PNBP Yang Berasal Dari Denda Administratif
Sementara Kegiatan Persetujuan
PASAL & Denda Penggunaan
110B Administratif,dan
Kawasan Hutan
VII Paksaan Pemerintah atau Paksaan
Pemerintah

VIII Ketentuan Penutup


BAB II. INVENTARISASI DATA KEGIATAN USAHA DI DALAM KAWASAN HUTAN YANG TIDAK MEMILIKI
PERIZINAN DI BIDANG KEHUTANAN

OBYEK SUMBER DATA & INFORMASI

1
evaluasi data permohonan (pelepasan
atau tukar menukar kawasan hutan untuk
Menteri melakukan
Kegiatan usaha perkebunan perkebunan)
inventarisasi data &
kelapa sawit di kawasan hutan informasi giat usaha di
(yang memiliki IL/IUP/STD-B & Kawasan Hutan inventarisasi terestris dan non terestris
2
sesuai dengan rencana tata
oleh: a) Pemerintah atau b) Pemerintah
ruang)
dan Pemda
3 operasi pengamanan Hutan
Ditetapkan dengan
Keputusan Menteri
Kegiatan ILEGAL di dalam Kawasan 4 pengumpulan bahan keterangan; dan/atau
Hutan:
• pertambangan,
• perkebunan, dan/atau
• kegiatan lain: minyak dan gas
bumi; panas bumi; tambak; 5
pertanian; perumahan; wisata
pengawasan
alam; industri; dan/atau sarana dan
prasarana)
BAB III. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA YANG TELAH TERBANGUN DAN MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA DI DALAM
KAWASAN HUTAN (PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110A UUCK)

Menteri Melakukan Tidak Tumpang Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan


Kriteria Pasal 110A Verifikasi Administratif Tindih dengan
dan Teknis Perizinan di 1. Luasan Permohonan pelepasan
Bidang Kehutanan Perizinan di kawasan hutan dikurangi
• Kebun sawit sudah (clean and clear) Bidang 2. Perkebunan sawit dalam Perizinan di
terbangun Kehutanan Bidang Kehutanan:
Terbit a. Kerja sama 1 daur 25 tahun sejak
• Memiliki izin lokasi Pemberitahuan
Terlebih masa tanam
dan/atau izin usaha Menteri (Pasal Tumpang
Permo- 19) berdasarkan Dahulu b. Menteri fasilitasi kemitraan atau
di bidang honan atas Tindih dengan Kerja sama
perkebunan yang Kepmen
Inisiatif Penetapan Datin Perizinan di
sesuai tata ruang Hutan IUP Terbit 1. Luasan Perizinan di Bidang Kehutanan
sendiri (maksimal 1 tahun Bidang
yang diterbitkan Produksi Terlebih dikurangi
(Pasal 20) setelah PP Kehutanan
oleh Pejabat yang Dahulu 2. Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
24/2021 terbit)
berwenang
(IUP/STD-B)
1. Persetujuan melanjutkan kegiatan usaha 1 daur max. 15
Tidak Tumpang thn sejak masa tanam: Kerja Sama/Kemitraan dengan
Menteri Menerbitkan Perintah
Tindih dengan Menteri.
Pembayaran PSDH & DR
Perizinan di 2. Kewajiban:
Hutan Bidang a. Giat jangka benah silvikultur → tanaman kehutanan.
BAYAR PSDH-DR Skema Lindung/ Kehutanan b. Dilarang replanting.
Penyelesaian Konservasi

PNBP KLHK 1. Persetujuan melanjutkan usaha 1 daur max. 15 thn sejak masa tanam.
Tumpang
2. Kerja Sama dengan Pemegang Perizinan di Bidang Kehutanan di
Tindih dengan Kawasan Hutan Lindung/Konservasi.
Persetujuan Melanjutkan Kegiatan Usaha selama satu daur (15 tahun) bagi usaha Perizinan di 3. Menteri memfasilitasi Kerja sama
perkebunan sawit merujuk pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 4. Kewajiban:
77.P/Hum/2019 tertanggal 31 Desember 2019 (Putusan gugatan class action
Bidang a. Giat jangka benah silvikultur → tanaman kehutanan
terhadap PP 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Kehutanan b. Dilarang replanting.
Fungsi Kawasan Hutan)
SANKSI ADMINISTRATIF PASAL 110A UUCK

PASAL 110A
Wajib menyelesaikan persyaratan perizinan berusaha di bidang Kehutanan paling lambat 3
Tahun sejak UUCK diundangkan →
Jika lewat dari 3 Tahun, dikenakan sanksi:
- Sanksi administratif → 10 X besaran PSDH & DR, dan/atau
- Pencabutan Izin Lokasi/IUP → dilakukan oleh Penerbit Izin atas Rekomendasi Menteri

Jika sudah dicabut izinnya, maka penyelesaiannya


menggunakan mekanisme PASAL 110B
BAB IV. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA DI KAWASAN HUTAN TANPA MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)
Data & Informasi
Kriteria & Identifikasi berdasarkan
Verifikasi oleh Tidak Ada
Kepmen Datin Tumpang
a. Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Menteri untuk b. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan
• Tanpa memiliki Perizinan (Pasal 17) Tindih dengan
menentukan status sawit) atau sesuai dengan Perizinan di bidangnya
Berusaha (IL/IUP Kebun/IUP Perizinan di
pelanggaran Permohonan Bidang untuk kegiatan pertambangan atau kegiatan
Tambang, dll)
atas Inisiatif Kehutanan
• Dilakukan sebelum UUCK lainnya
• Kegiatan Usaha di dalam
Sendiri (Pasal 43
Status Pelanggaran:
Kawasan Hutan: ayat (4))
1. Durasi waktu Tumpang- a. Kerja sama dengan Pemegang Izin → Areal yang
Pertambangan, Perkebunan, pelanggaran; tindih tumpang tindih
dan kegiatan lain (minyak 2. Luasan areal yang dengan
dan gas bumi; panas bumi; Hutan b. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan
dilanggar; Perizinan di
tambak; pertanian; 3. Perhitungan besaran Produksi Bidang
sawit) atau sesuai dengan Perizinan di
perumahan; wisata alam; denda administratif Kehutanan bidangnya untuk kegiatan pertambangan atau
industri; dan/atau sarana kegiatan lainnya.
dan prasarana) c. Menteri Fasilitasi Kerja sama.
Bagi Badan Usaha &
Perseorangan > 5Ha
Sanksi Administratif
1. Penghentian Kewajiban mengembalikan Kawasan Hutan
PNBP KLHK
sementara kegiatan Hutan kepada Negara
2. Perintah pembayaran Lindung/
Denda Administratif
Konservasi
Diatur PENGECUALIAN SECARA LIMITATIF
Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar kawasan
hutan paling singkat 5 tahun secara terus menerus dengan luasan paling terhadap Kegiatan Strategis dan Tidak
banyak 5 Ha, dikecualikan dari Sanksi Administratif → Diselesaikan melalui Terelakkan di dalam Kawasan Hutan
Program Penataan Kawasan Hutan
Lindung/Konservasi
Perhutanan Sosial Kemitraan Konservasi TORA
PENGECUALIAN TERHADAP KEGIATAN STRATEGIS DAN TIDAK TERELAKKAN DI KAWASAN HUTAN
LINDUNG/KONSERVASI (PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)

Pelaku Usaha telah membayar Denda Administratif

KAWASAN HUTAN
KAWASAN HUTAN LINDUNG KONSERVASI

a. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan di Kawasan


Diterbitkan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan Hutan Konservasi
b. Kerja Sama

Jangka waktu mengikuti Perizinan Berusaha di bidangnya

Hutan
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Konservasi Lindung/Konservasi
Kegiatan/Usaha meliputi: Yang dimaksud dengan “sarana prasarana Kegiatan strategis dan tidak terelakkan Sarana dan prasarana kepentingan
a. minyak dan gas bumi; untuk kepentingan umum” meliputi: yang mempunyai izin di bidangnya yang umum milik Pemerintah Pusat dan
b. panas bumi; a. sarana prasarana kelistrikan; berada di dalam Kawasan Hutan Pemerintah Daerah meliputi:
c. sarana prasarana untuk kepentingan b. sarana prasarana perhubungan; Konservasi meliputi: • sarana prasarana pertahanan dan
umum dan/atau strategis; dan/atau c. sarana prasarana telekomunikasi (BTS); a. wisata; keamanan;
d. kegiatan tambang sebagaimana d. sarana prasarana penunjang tambang b. panas bumi; • sarana prasarana religi;
dimaksud dalam Keputusan Presiden antara lain meliputi: sarana prasarana c. sarana prasarana kelistrikan; • sarana prasarana pengairan;
Nomor 41 Tahun 2004 tentang pelabuhan, terminal khusus/pelabuhan d. sarana prasarana perhubungan; • sarana prasarana perhubungan untuk
Perizinan atau Perjanjian di Bidang khusus angkutan produksi, dan e. sarana prasarana telekomunikasi umum;
Pertambangan yang Berada di pengelolaan dampak kegiatan (BTS). • sarana prasarana mitigasi bencana.
Kawasan Hutan. pertambangan.
PENGECUALIAN TERHADAP KEGIATAN PEMERINTAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI KAWASAN HUTAN
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)

Tidak dikenakan Sanksi


PASAL 110B UUCK
Administratif
Pembayaran Denda

Sarana
Prasarana Hutan Produksi
Persetujuan Pelepasan
Kawasan Hutan
Pemerintah
Penyelesaian diatur
dalam Peraturan Persetujuan Penggunaan
Hutan Lindung
Perundang-Undangan Kawasan Hutan
Kehutanan

Kerja Sama Kawasan


Hutan Konservasi
Konservasi
BAB V. PENGHITUNGAN DENDA ADMINISTRATIF (PASAL 110B UUCK)
Persentase
Tutupan
Persenta
se Tarif
Pendapatan
Bersih /
Tarif Denda
dari
Luas
Pelanggaran
Jangka Waktu
Pelanggaran
Denda
Administratif (D)
D = L x J x TD Jasa Appraisal
Hutan Denda Tahun Persentase dalam dalam Kawasan
(DK) (PB) Keuntungan Kawasan Hutan Luas Jangka Waktu Tarif Denda
/ Tahun (TD) Hutan (J) Pelanggaran Pelanggaran dari Persentase
Denda dalam dalam
(L)
Administratif = Kawasan x Kawasan
x Keuntungan /
1 2 3 4 5 6 7 Tahun
(D) Hutan Hutan
(2 x 3) (4 x 5 x 6) (TD)
(L) (J)
Tinggi 60% 60% x TD x L x J
( 50 %) J = Lama Pelanggaran – Usia Tidak Produkstif Kegiatan Usaha
Sedang (21- 40% 40% x TD x L x J
Tarif Denda
49 %)
dari Pendapatan
Rendah 20% 20% x TD x L x J Tarif Denda
TD = PB x DTH Persentase
Keuntungan / = Bersih / x Tutupan
( 20 %) Tahun
Tahun Hutan (DTH)
(PB)
(TD)

Contoh Perhitungan Denda Perkebunan Kelapa Sawit:


Pembukaan Kawasan Hutan untuk perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 hektar dilakukan pada Januari 2005. Diasumsikan bahwa pohon kelapa sawit mulai
produktif pada tahun ke-6 sejak masa tanam (Januari 2010). Asumsi keuntungan bersih/tahun/hektar, yaitu sebesar Rp25.000.000,00 (perhitungan keuntungan
bersih/tahun/hektar dihitung berdasarkan fluktuasi keuntungan pertahunnya). Berdasarkan informasi citra satelit dan data pendukung lainnya, kondisi tutupan
hutan pada saat dilakukan pembukaan Kawasan Hutan tahun 2005 tergolong dalam prosentase rendah (20%), sehingga Tarif Denda Tutupan Hutan (DTH) masuk
ke dalam kategori 20%
J = Jp – Je
= 15 thn - 5 thn =10 thn
TD = PB x DK D = L x J x TD
TD = Rp 25.000.000,00 x 20% D = 10.000 Ha x 10 thn x Rp 5.000.000,00
= Rp 5.000.000,00 Denda Administratif merupakan PNBP KLHK
D = Rp 500.000.000.000

• Pemerintah dapat menggunakan jasa penaksir (appraisal) dalam menentukan besaran Denda Administratif
• Perhitungan keuntungan bersih/tahun/hektar dihitung berdasarkan fluktuasi keuntungan pertahunnya
BAB VII. PAKSAAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKU USAHA YANG TIDAK BERITIKAD BAIK MEMBAYAR DENDA ADMINISTRATIF

Paksaan Pemerintah berupa:


1. Pemblokiran
2. Pencegahan ke luar negeri
3. Penyitaan
4. Paksa Badan
MENTERI • Blokir bekerja sama
dengan OJK
SA: Denda - Blokir Rekening
Tidak Taat Paksaan • Pencegahan bekerja
Administratif - Pencegahan sama dengan Ditjen
Pemerintah
Surat
Imigrasi
Peringatan

6 bulan Menteri LHK

1. Barang Bergerak/Tidak
Syarat : bergerak
1. tidak memenuhi kewajiban pembayaran sanksi Surat 2. Penyitaan atas rekening bank
administrasi dengan nilai sekurang-kurangnya dan akta perusahaan
Paksa
Rp1.000.000.000 Penyitaan 3. Barang yang disita dilarang
2. diragukan itikad baiknya dalam membayar denda dipindahtangankan,
administratif disewakan, dipinjamkan,
30 hari disembunyikan, dihilangkan
kalender atau dirusak.
4. Barang sitaan dapat disimpan
1. Menteri mengeluarkan Surat Perintah Paksa di Kantor Kementerian
2. Parate Eksekusi dapat dibantu POLRI/TNI Lingkungan Hidup dan
3. Diberitahukan (Langsung, Pos, Ekspedisi kurir Kehutanan dan/atau di
dengan bukti kirim) tempat lain, yaitu Setiap
Orang menyesuaikan dengan
Paksa Badan sifat dari barang atau
pertimbangan tertentu dari
Menteri.
PENGECUALIAN BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN

PASAL 41 PP 24/2021
Dalam hal kegiatan usaha di dalam Kawasan Hutan yang tidak memiliki Perizinan di bidang kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan oleh
orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dengan luasan paling banyak
5 (lima) hektar, dikecualikan dari Sanksi Administratif dan diselesaikan melalui penataan Kawasan Hutan

Bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan dibuktikan dengan:


• kartu tanda penduduk
• surat keterangan tempat tinggal dan/atau domisili yang diterbitkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat, yang alamatnya di dalam Kawasan Hutan atau di
desa yang berbatasan langsung dengan Kawasan Hutan -

Orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat 5 tahun
secara terus menerus
dibuktikan dengan memiliki tempat tinggal tetap dan surat keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat -

Orang perseorangan yang menguasai Kawasan Hutan dengan luasan paling banyak 5 ha dibuktikan dengan:
• bukti penguasaan tanah;
• surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah setempat; atau
• surat pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan termasuk di dalamnya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) -

Pembuktian terhadap orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
dilakukan melalui verifikasi teknis -

PERHUTANAN KEMITRAAN
PENATAAN KAWASAN HUTAN TORA
KONSERVASI
SOSIAL
AMANAT PP 24 TAHUN 2021 TERKAIT PENGATURAN PERATURAN MENTERI YANG BERSINERGI DENGAN PP 23 TAHUN 2021

Tata Cara Persetujuan Pelepasan Program Penataan Kawasan Hutan


Kawasan Hutan

Tata Cara Persetujuan Melanjutkan PNBP Pemanfaatan Hutan


Kegiatan Usaha

Tata Cara Kemitraan atau Kerja Sama Perlindungan Hutan

Tata Cara Persetujuan Penggunaan Pengawasan Kehutanan


Kawasan Hutan
KEMENTERIAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai