Pada tanggal 8-10 Mei, bertempat di Novotel Airport Ngurah Rai Bali dilaksanakan rapat
Sosialisasi NSPK dan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah
serta Workshop Pengawasan Teknis Penataan Ruang. Rapat diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian ATR/BPN
dalam rangka meningkatkan pemahaman terkait Norma, Standar, Prosedur, Kriteria (NSPK)
serta terkait pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. Rapat dibuka oleh
Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah (PPRPT)
Kementerian ATR/BPN (Bpk. Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP) dan dihadiri oleh Bappeda, Dinas
PUPR, Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, NTB, NTT, Jawa Timur, Jawa
Tengah dan DIY. Pemaparan materi dari Ditjen PPRPT terkait NSPK Pengendalian
Pemanfaatan Ruang, NSPK Penertiban Pemanfaatan Ruang, NSPK Pengendalian dan
Pemantauan Pertanahan, NSPK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar dilanjutkan
dengan penjelasan terkait petunjuk teknis pengawasan pemanfaatan ruang serta penjelasan
pengisian kuisioner pengawasan teknis penataan ruang yang akan diinput dalam aplikasi
siwastek (sistem informasi pengawasan teknis). Masing-masing kabupaten/kota diberikan
username dan password utk selanjutnya menginput data2 terkait penataan ruang sesuai format
yg diminta.
Dorong Tertib Pemanfaatan Ruang, Kementerian
ATR/BPN Sosialisasikan NSPK dan Program
Stategis PPRPT di Aceh
Semakin berkembangnya permasalahan tata ruang dan pertanahan yang terjadi di
Indonesia, maka diperlukan berbagai inovasi dalam pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan yang
berkembang dalam suatu wilayah tersebut. Sosialisasi Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah (PPRPT) di
seluruh Indonesia sangat diperlukan sebagai landasan operasional pelaksanaan
pengendalian pemanfaatan ruang bagi seluruh pemangku kepentingan di lapangan.
Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo saat Rapat Kerja Nasional Kementerian
ATR/BPN beberapa bulan yang lalu, mengatakan untuk segera mendorong
Pemerintah Daerah (Pemda) menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) khususnya
memberikan kepastian pada kawasan Potensi Ekonomi, Program Strategis Nasional
termasuk kawasan rawan bencana.
"Penguatan tata ruang sebagai payung hukum pembangunan ini sangat penting.
Percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional segera dapat
dilakukan untuk mengejar posisi Negara kita menjadi Negara yang sangat
diperhitungkan di tingkat internasional," ujar Direktur Jenderal PPRPT, Budi
Situmorang pada acara Sosialisasi NSPK dan Program Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah serta Workshop Pengawasan Teknis Penataan Ruang
di Kyriad Muraya Hotel, Aceh, Kamis (23/5).
Hal ini untuk mencegah maraknya alih fungsi lahan, yang bertentangan dengan
hukum dan peraturan perundang-undangan, salah satu contohnya kawasan
pertanian menjadi non pertanian; Konflik antar sektor dan Sengketa Kepemilikan
Lahan; Banyaknya Kasus Tanah Terlantar yang belum dimanfaatkan dan
ditindaklanjuti sesuai dengan ijin peruntukannya.
Muhammad Ikhsan Kepala Bidang Tata Ruang PUPR Provinsi Aceh mengatakan
pengendalian pemanfaatan ruang di Provinsi Aceh perlu usaha yang lebih keras.
Kalau dilihat lebih lanjut terjadi beberapa penyimpangan di aceh khususnya
penyimpangan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan fungsi ruangnya,
namun tidak dominan karena pengembangan pembangunan di Aceh tidak sebesar
di Pulau Jawa. "Jadi penyimpangan yang terjadi masih bisa kita atasi dan toleransi
namun itu harus menjadi perhatian serius bagi kita karena kalo kita tidak serius
arahnya akan menjadi besar dan itu tidak sanggup kita kendalikan. Jadi peran kita
adalah bagaimana memberikan pembinaan kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota
tentang sistem pengendalian yang bagus, bagaimana mengendalikan sistem ruang,
pola ruang yang telah kita rencanakan dalam tata ruang," ujarnya.
Acara sosialisasi dan Workshop ini dilaksanakan selama 3 hari tanggal 23 - 25 Mei
2019, dengan Peserta yang hadir berjumlah 118 orang berasal dari Pulau Sumatra
yang terdiri atas: Unsur Bidang Penataan Ruang di Dinas PUPR, Bappeda Provinsi,
Kabupaten/Kota serta Bidang Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan
pada Kanwil dan Kantah Badan Pertanahan Nasional. Sosialisasi dan Workshop ini
diharapkan mampu membangun serta meningkatkan sinergitas pelaksanaan
program antara Direktorat Jenderal PPRPT dengan Pemerintah Daerah,
meningkatkan pemahaman terkait NSPK PPRPT, serta meningkatkan kemampuan
daerah dalam melaksanakan pengawasan teknis penataan ruang di daerah.
(HF/NA/AF)