Anda di halaman 1dari 41

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Letak Geografis Dan Administrasi Pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas wilayah 27.263,10 Kilometerpersegi, terletak di bagian tenggara Provinsi dengan posisi antara Selatan dan 115o2628 hingga Kalimantan Timur, 01o2821 Lintang Utara hingga 01o0806 Lintang 117o3643 Bujur Timur. Batas-batas

administratif adalah sebagai berikut: (lihat Gambar 2.1) Sebelah Utara : Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Bulungan, dan Kota Bontang Sebelah Timur Sebelah Barat Sebelah Selatan : : : Selat Makasar Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Balikpapan. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 Kecamatan dan 226 desa, dengan Ibukota Kabupaten terletak di Tenggarong. Ke-18 Kecamatan yang berada dalam cakupan wilayah administratif Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1. Kecamatan Tabang yang terletak paling utara wilayah kabupaten merupakan kecamatan terluas dengan cakupan luas hampir mendekati 30 persen (atau 7.764,50 Kilometer persegi) dari keseluruhan luas wilayah, sedangkan Kecamatan Sanga-sanga merupakan kecamatan terkecil dengan cakupan luas hanya kurang dari satu persen luas wilayah kabupaten (atau 233,40 KM2). Penajam Pasir Utara dan Kota

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

13

Tabel 2.1 Luas, Jumlah Desa dan Letak Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2007 Luas Wilayah Km2 1045,9 754,5 233,4 644,2 1405,7 928,6 1108,2 1143,7 398,1 859,5 437 1798,8 939,09 1165,7 3410,1 1302,2 1923,9 7764,5 27263 Persen 3,84 2,77 0,86 2,36 5,16 3,41 4,06 4,20 1,46 3,15 1,60 6,60 3,44 4,28 12,51 4,78 7,06 28,48 100,00 Jumlah Desa 21 7 5 8 12 13 7 20 13 13 18 8 13 11 19 8 11 19 226 Letak Wilayah Bujur Timur 116 50' - 117 14' 116 59' - 117 24' 117 01' - 117 17' 116 49' - 117 08' 116 29' - 117 03' 116 31' - 116 35' 115 58' - 116 31' 11627' - 116 46' 116 47' - 117 04' 116 41' - 117 08' 116 58' - 117 08' 117 13' - 117 36' 117 07' - 117 32' 117 06' - 117 30' 116 28' - 117 09' 11557' - 116 33' 115 46' - 116 28' 115 26' - 116 18' 115 26' - 117 36' Lintang 052' LS - 108'LS 043' LS - 055'LS 035' LS - 045'LS 034' LS - 045'LS 026'LS - 054'LS 018'LS - 045'LS 000' LU- 029'LS 007' LS - 036'LS 021' LS - 034'LS 002' LS - 034'LS 007' LS - 027'LS 024' LS - 054'LS 011'LS - 031'LS 013'LS - 007'LS 039' LU- 018'LS 011' LU- 012'LS 027' LU-002'LU 128' LU-018'LU 128' LU-108'LU

No

Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Kabupaten

SUMBER : BPS KAB.KUTAI KARTANEGARA, 2007

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

14

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Kartanegara

2.2.

Gambaran Umum Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara

1. Kecamatan Samboja Kecamatan Samboja terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Penajam Pasir Utara. Luas wilayah kecamatan ini mencapai 1.045,90 Kilometer persegi yang terbagi ke dalam 21 desa. Ibukota kecamatan ini adalah Samboja (Desa Samboja Kuala). Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 44.170 jiwa dengan kepadatan rata-rata 42 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan ini mempunyai aksesibilitas yang sangat baik dan. berjarak sekitar 97 Kilometer (melalui jalan darat) dari Kota Tenggarong ke arah tenggara. 2. Kecamatan Muara Jawa Berbatasan langsung dengan Kecamatan Samboja di sebelah utara adalah Kecamatan Muara Jawa. Kecamatan ini memiliki luas wilayah yang lebih kecil daripada Kecamatan Samboja, yaitu 754,50 Kilometer persegi dan membawahi hanya 7 wilayah administratif desa. Ibukota kecamatan ini adalah Muara Jawa. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 24.519 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 32 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan ini juga memiliki aksesibilitas yang baik baik melalui jalan darat maupun sungai. Jarak darat dari kota Tenggarong lewat Kota Samarinda sekitar 100 kilometer yang dapat ditempuh lebih kurang 2,5 jam dalam keadaan normal. 3. Kecamatan Sanga-sanga Kecamatan Sanga-sanga terletak di sebelah utara Kecamatan Muara Jawa dan berjarak sekitar 70 kilometer dari Tenggarong via Kota Samarinda. Kecamatan ini adalah kecamatan terkecil dari keseluruhan kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah hanya 233,40 Kilometer persegi. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 14.446 jiwa dan kepadatan penduduk sekitar 63 jiwa per kilometer persegi. Ibukota kecamatan ini adalah Sanga-sanga.
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

16

4. Kecamatan Loa Janan Kecamatan Loa Janan terletak di sebelah barat Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan Sanga-sanga dan berjarak sekitar 60 kilometer dari Tenggarong. Desa-desa yang merupakan bagian dari bagian wilayah administratif kecamatan ini berjumlah 8 buah dan beribukota di Loa Janan. Luas wilayah Kecamatan ini 644,20 kilometer persegi, yang didominasi oleh topografi yang kasar (sekitar 90 persen). Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 51.209 jiwa dengan kepadatan sekitar 79 jiwa per kilometer persegi. Oleh karena kondisi topografi wilayah, secara umum besar penduduk terkonsentrasi di sekitar ibukota kecamatan. 5. Kecamatan Loa Kulu Kecamatan Loa Kulu terletak di sisi barat-laut Kecamatan Loa Janan. Seperti halnya Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu juga memiliki karakter topografi yang kasar dan hanya sebagian kecil saja wilayah yang bertopografi datar, yaitu bagian wilayah di sepanjang Sungai Mahakam. Luas wilayah kecamatan ini lebih dari duakali lipat luas wilayah Kecamatan Loa janan (sekitar 1.405,70 kilometer persegi), namun dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit, yaitu 38.745 jiwa pada tahun 2006. Rata-rata kepadatan penduduk sekitar 28 jiwa per kilometer persegi. Namun demikian angka ini sesungguhnya agak menyesatkan oleh karena wilayah yang ditinggali hanya sebagian kecil saja dan terpusat pada ibukota kecamatan. Ibukota kecamatan ini adalah Loa Kulu. 6. Kecamatan Muara Muntai Kecamatan Muara Muntai merupakan kecamatan yang berada di sisi barat wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Barat. Luas wilayah kecamatan ini adalah 928,6 kilometer persegi, yang terdiri dari 13 desa. Ibukota kecamatan adalah Muara Muntai. Jumlah Penduduk pada tahun 2006 adalah 17.674 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata yang cukup rendah yaitu 28 jiwa per kilometer persegi. Seperti yang tersirat dalam nama kecamatan, lebih dari setengah topografi wilayah kecamatan ini didominasi oleh dataran inundasi. BAB II sebagian

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

17

7. Kecamatan Muara Wis Kecamatan Muara Wis merupakan kecamatan di sisi barat wilayah kabupaten Kutai Kartanegara yang melingkupi wilayah Kecamatan Muara Muntai di sisi utara dan timur. Luas wilayah kecamatan ini adalah 1.108,20 kilometer persegi, yang terdiri dari 7 desa. Ibukota kecamatan berada di Muara Wis. Jumlah penduduk pada tahun 2006 hanya 8.396 jiwa, oleh karenanya kepadatan penduduk kecamatan ini sangat rendah yaitu 8 jiwa per kilometer persegi. 8. Kecamatan Kota Bangun Kecamatan Kota Bangun merupakan kecamatan yang berada di tengah wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang beribukota di Kota Bangun. Ibukota kecamatan ini dapat dicapai dengan jalur darat dari Tenggarong ke arah barat. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 72 kilometer. Dengan luas wilayah sekitar 1.143,70 kilometer persegi, Kecamatan Kota Bangun terdiri dari 20 desa. Jumlah Penduduk pada tahun 2006 adalah 28.001 jiwa, sehingga kepadatan penduduk rata-rata

kecamatan ini sekitar 28 jiwa per kilometer persegi. 9. Kecamatan Tenggarong Kecamatan Tenggarong adalah ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara dan merupakan wilayah terpadat dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 sekitar 71.270 jiwa dan kepadatan penduduk 179 jiwa per kilometer persegi. Luas wilayah kecamatan ini 398,1 kilometer persegi, dengan ketinggian ratarata 10 meter dari permukaan laut. Topografi wilayah pada umumnya datar dan bergelombang. Bagian wilayah yang datar terutama dijumpai di sekitar Sungai Mahakam, sedangkan bagian wilayah yang bergelombang berada di wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Kota Bangun. 10. Kecamatan Sebulu Kecamatan Sebulu terletak di bagian tengah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama-sama dengan tiga kecamatan lainnya (Kecamatan Kota Bagun, Tenggarong, dan Kecamatan Tenggarong Seberang). Ibukota kecamatan ini adalah Sebulu. Luas wilayah kecamatan ini adalah 859,50
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

18

kilometer yang terbagi ke dalam 13 desa. Lebih dari dua pertiga wilayah ini bertopografi bergelombang dan berbukit. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 33.797 jiwa, dengan kepadatan rata-rata sekitar 39 jiwa perkilometer persegi. 11. Kecamatan Tenggarong Seberang Kecamatan Tenggarong Seberang merupakan kecamatan kembar dari Kecamatan Tenggarong yang berada di sisi timur Sungai Mahakam. Ibukota kecamatan ini berada di Tenggarong Seberang. Luas wilayahnya mencapai 437 kilometer persegi, yang terbagi ke dalam 18 desa. Topografi wilayah kecamatan ini mirip dengan Kecamatan Tenggarong. Bagian wilayah yang bergelombang dan berbukit terutama berada pada wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan Sebulu. 12. Kecamatan Anggana Kecamatan Anggana merupakan kecamatan yang terletak pada delta Sungai Mahakam di sisi timur wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibukota kecamatan ini adalah Anggana. Jarak Anggana dan Tenggarong berkisar 67 kilometer via Kota Samarinda. Luas wilayah kecamatan ini mencapai 1.789,80 kilometer persegi yang terdiri dari 8 desa. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 27.607 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 15 jiwa per kilometer persegi. 13. Kecamatan Muara Badak Tepat di sebelah utara Kecamatan Anggana adalah Kecamatan Muara badak. Kecamatan ini memiliki luas wilayah 939,09 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 13 desa. Ibukota kecamatan adalah Muara badak, yang juga merupakan tempat konsentrasi penduduk. Jumlah penduduk Kecamatan Muara Badak pada tahun 2006 mencapai 36.190 jiwa dan dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 39 jiwa per kilometer persegi. Jarak Muara Badak dan Tenggarong adalah 87 kilometer via jalan raya. 14. Kecamatan Marang Kayu Kecamatan Marang Kayu merupakan bagian dari kecamatankecamatan yang berada di sisi timur wilayah kabupaten Kutai Kartanegara
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

19

yang berbatasan langsung dengan Selat Makasar. Ibukota kecamatan ini adalah Marang Kayu yang berjarak sekitar 95 kilometer dari Tenggarong ke arah timur laut menuju Kota Bontang. Luas wilayah Kecamatan Marang

Kayu adalah 1.165,70 kilometer persegi yang terbagi atas 11 wilayah desa. Jumlah Penduduk tahun 2006 mencapai 22.117 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 19 jiwa per kilometer persegi. 15. Kecamatan Muara Kaman Di sebelah barat Kecamatan Marang Kayu adalah Kecamatan Muara Kaman, yang beribukota di Muara Kaman. Di kecamatan ini pula merupakan tempat diketemukannya situs sejarah kerajaan Kutai kuno. Jarak antara Muara Kaman dengan Tenggarong adalah 89 kilometer via jalan raya. Kecamatan Muara Kaman merupakan kecamatan terluas kedua setelah Kecamatan Tabang, dengan luas wilayah 3.410,10 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 19 wilayah desa. Jumlah penduduk pada tahun 2006

mencapai 32.043 jiwa dan dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 9 jiwa per kilometer persegi. 16. Kecamatan Kenohan Kecamatan Kenohan merupakan kecamatan yang berada pada sisi barat laut wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibukota kecamatan ini adalah Kehala. Untuk mencapai ibukota kecamatan ini pada umumnya digunakan taksi air mulai dari Kota bangun, oleh karena jalan darat tidak memungkinkan. Luas wilayah kecamatan ini sekitar 1.302 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 8 wilayah desa. Jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 11.884 jiwa, dan pada umumnya terpusat di sekitar ibukota kecamatan saja. Kepadatan penduduk rata-rata Kecamatan Kenohan sekitar 9 jiwa per kilometer persegi. 17. Kecamatan Kembang Janggut Di sebelah utara Kecamatan Kenohan adalah Kecamatan Kembang Janggut. Ibukota kecamatan ini adalah Kembang Janggut. Seperti halnya Kehala, Kembang Janggut hanya dapat dijangkau ole taksi air dari Kota bangun. Lama tempuh antara Kembang janggut dengan Kota bangun adalah 5 (lima) jam pada kondisi normal. Luas wilayah kecamatan ini adalah
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

20

1.923,90 kilometer persegi yang terbagi ke dalam 11 wilayah desa. Jumlah Penduduk pada tahun 2006 mencapai 20.451 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 11 jiwa per kilometer persegi. 18. Kecamatan Tabang Kecamatan Tabang adalah kecamatan pada posisi paling utara dan berbatasan langsung dengan kabupaten-kabupaten lain di sekitar Kabupaten Kutai Kartanegara. Ibukota kecamatan ini adalah Tabang, yang berjarak 8 (delapan) jam perjalanan dari Kota bangun dengan menggunakan taksi air. Kecamatan Tabang merupakan kecamatan terluas, dengan luas wilayah mencapai 7.764,50 kilomater persegi. Jumlah desa di wilayah ini adalah 19 buah. Namun demikian, tampaknya konsentrasi penduduk terbesar hanya dijumpai di ibukota kecamatan, Tabang. Jumlah penduduk tahun 2006 tercatat hanya 10.100 jiwa dan dengan kepadatan rata-rata 1 jiwa per kilometer persegi.

2.3. Fisik Dasar Wilayah 2.3.1. Iklim Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografinya yakni iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5-7C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130 150 hari/ tahun. Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dibagi ke dalam 6 (enam) kalsifikasi curah hujan, dengan penyebarannya seperti disajikan pada Tabel 2.2.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

21

Tabel 2.2 Luas dan Penyebaran Daerah Curah Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara
Klasifikasi Curah Hujan Lokasi Penyebaran di Kab. Kutai Kartanegara Bagian Timur (sepanjang pantai) dari utara ke selatan, wilayah : kec. Ma. Badak, Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu, Ma. Kaman. Kec. Kota Bangun. Bagian tengah membujur dari utara ke selatan. Bagian barat, wilayah : Kec. Kembang Janggut ke utara. Sebagian wilayah Kec. Tabang (membujur dari selatan ke utara). Pada ujung barat, wilayah Kecamatan Tabang. Luas Wilayah (KM2) Sifat Fisik (%) Mempunyai 2 bulan lembab, yaitu bulan Agustus dan bulan September. Bulan lembab, bulan Juli & Agustus. Bulan lembab : Juli. Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering. Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering. Tidak terdapat bulan lembab & bulan kering. --

No.

1.

0- 2.000 mm/thn.

12.919,71

47,39

2. 3. 4.

2.000-2.500 mm/thn. 2.500-3.000 mm/thn. 3.000-3.500 mm/thn.

6.241,95 2.073,59 1.403,35

22,90 7,61 5,15

5.

3.500-4.400 mm/thn.

1.487,66

4,46

6.

> 4.000 mm/thn.

3.136,84 27.263,10

11,51 100,00

Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber : Pengembangan Pusat Data Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah (PDP3D) Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2000.

2.3.2. Fisiografi Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dapat dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) satuan fisiografi, yaitu : rawa pasang surut (Tidal Swamp), dataran alluvial (Alluvial Plain), jalur kelokan sungai (Meander Belt), rawa (Swamp), lembah alluvial (Alluvial Valley), teras (Terrain), dataran (Plain), perbukitan (Hill), dan pegunungan (Mountain). Data selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 2.3. Dari tabel tersebut tampak jelas bahwa wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara didominasi oleh empat satuan fisiografi, yaitu berturut-turut dataran, perbukitan, pegunungan, dan rawa pasang surut. Ke-empat satuan fisiografi ini menguasai lebih dari dua pertiga luas wilayah kabupaten. Bagian terluas adalah adalah dataran yang mencakup sepertiga dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Bagian terluas kedua di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah adalah daerah perbukitan dan pegunungan. Perbukitan dan pegunungan sebagian besar dapat dijumpai di wilayah Kecamatan Tabang
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

22

dan Kecamatan Kembang Janggut, walaupun di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Kenohan, Muara Wis, dan lain lain.
Tabel 2.3 Penyebaran dan Luas Satuan Fisiografi Kabupaten Kutai Kartanegara Luas (KM2) 2.997,95 2.349,99 1.462,41 2.691,71 88,76 918,84 8.959,82 4.304,61 3.488,99 27.263,10 Prosentase (%) 11,00 8,62 5,36 9,87 0,33 3,37 32,86 15,79 12,80 100,00

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Satuan Fisiografi Rawa Pasang Surut (Tidal Swamp) Dataran Alluvial (Alluvial Plain) Jalur Kelokan Sungai (Meander Belt) Rawa (Swamp) Lembah Alluvial (Alluvial Valley) Teras Teras (Terraces) Dataran (Plain) Perbukitan (Hill) Pegunungan (Mountain) JUMLAH

Sumber :

Pengembangan Pusat DataPerencanaan dan Pengendalian Pembangunan di Daerah (PDP3D) Kabupaten KutaiTahun 2000.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

23

Gambar 2.2. Peta Fisiografi

2.3.3. Topografi Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum memiliki kondisi topografi yang beragam. Relief yang berkembang adalah berbukit, bergelombang dan landai/datar, dengan komposisi 30 persen merupakan relief berbukit dan bergelombang, dan 70 persen relief landai/datar (lihat Tabel 2.4). Sedangkan bila dilihat dari kemiringan lereng yang ada, maka wilayah kabupaten ini didominasi oleh kemiringan lereng antara 0-2 persen dan 15 25 persen. Topografi dapat dikatakan sebagai sifat dasar dari lahan karena menentukan sistem alam yang lain: misalnya pola aliran air, yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap erosi dan sedimentasi. Distribusi kelas kemiringan lereng regional di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara dapat dilihat dalam Gambar 2.3.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

25

Tabel 2.4 Kemiringan Lereng di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara


Luas Wilayah 0-2% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Samboja Muarajawa Sanga-sanga Loajanan Loakulu Muaramuntai Muarawis Kotabangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muarabadak Marangkayu Muarakaman Kenohan Kembangjanggut Tabang Jumlah 103.419 72.301 29.567 96.003 211.909 116.962 152.031 106.116 47.343 103.002 64.622 145.868 100.448 123.385 341.025 130.236 239.583 1.316.162 3.499.811 16.990 35.440 12.448 2.526 12.064 49.369 85.470 29.403 5.259 8.891 6.461 92.607 40.938 20.207 199.551 47.297 47.176 28.924 741.021 2-8% 3.693 0 0 842 4.721 4.114 28.023 6.818 0 5.928 2.660 11.576 7.642 12.762 64.743 34.398 22.851 74.705 285.476 Luas Kelas Lereng/Kemiringan (Dalam Ha) 8 - 15 % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26.338 26.338 15 - 25 % 45.799 15.121 4.668 29.473 52.451 15.281 16.113 26.421 30.053 54.089 10.642 9.261 16.921 37.224 76.716 48.525 75.187 106.789 670.734 25 - 40 % 1.478 4.725 6.224 13.474 0 0 0 0 0 5.187 11.782 0 4.913 1.596 0 0 0 96.254 145.633 40 - 60 % 15.513 6.144 0 12.210 63.991 17.632 11.209 21.733 6.011 11.855 10.642 16.206 12.554 22.866 0 0 44.228 330.425 603.219 > 60 % 1.477 0 0 5.895 7.343 6.464 0 0 0 0 0 0 0 2.127 0 0 2.948 113.015 139.269

No.

Kecamatan

Sumber : BPN 2003

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

26

Gambar 2.3. Peta Kemiringan Lereng

2.3.4. Hidrologi Potensi air di Kabupaten Kutai Kartanegara berasal dari air hujan (curah hujan), air permukaan dan air tanah. Curah hujan adalah air yang jatuh di permukaan tanah selama periode hujan; air permukaan adalah air berada di permukaan tanah baik itu yang mengalir (sungai) maupun yang menggenang (danau); sedangkan air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air merupakan unsur penting bagi pemenuhan berbagai kebutuhan hidup dan aktivitas manusia, seperti kebutuhan domestik (khususnya air minum), kebutuhan untuk peternakan, irigasi, industri, kebutuhan untuk tambak, dan sebagainya. Ketiga sumber air tersebut di atas mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk kebutuhan domestik pada umumnya digunakan air hujan dan air tanah, sedangkan untuk menunjang kebutuhan perhubungan, aktivitas social-ekonomi

masyarakat dan perikanan peranan sungai dan danau sangat penting. Menurut data yang dalam Kutai Kartanegara Dalam Angka (2007), terdapat sekitar 26 buah danau besar dan kecil, serta 30 sungai besar dan kecil yang mengalir di wilayah Kabupaten Kartanegara. Di antara ke-26 danau tersebut, ada 4 (empat) danau yang memiliki luas lebih dari 500 hektar, yaitu Danau Semayang (13.000 hektar), Danau Melintang (11.000 hektar), Danau Muara Wis (1.000 hektar), dan Danau Ngayau (920 hektar). Sedangkan dari ke-30 sungai yang mengalir di wilayah kabupaten ini, ada sekitar 10 (sepuluh) sungai yang merupakan sungai besar, yaitu Sungai Mahakam (920 kilometer), Sungai Emboyong (500 kilometer), Sungai Kedang Kepala (319 kilometer), Sungai Belayan (319 kilometer), Sungai Jembayan (180 kilometer), Sungai Keham (150 kilometer), Sungai Kedang Pahu (144 kilometer), Sungai Puan Cepak (140 kilometer), Sungai Kedang Rantau (132 kilometer), dan Sungai Loa Haur (120 kilometer).

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

28

2.4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Wilayah 2.4.1. Sosial Kependudukan Tahun 2006 jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat sebanyak 542.233 jiwa. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk yang tercatat pada tahun 2003 yaitu sebanyak 487.297 jiwa. Kondisi ini juga terjadi hampir di semua kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini berarti selama tiga tahun telah terjadi penambahan penduduk lebih dari 54.000 jiwa atau rata-rata lebih dari 18.000 jiwa per tahun.
Tabel 2.5. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2006 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kecamatan Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah Luas area (km) 1045,9 754,5 233,4 644,2 1405,7 928,6 1108,2 1143,7 398,1 859,5 437 1798,8 939,09 1165,7 3410,1 1302,2 1923,9 7764,5 27263 Jumlah penduduk Persen 2006 7,65 4,61 2,55 9,17 6,65 3,13 1,58 5,31 13,95 6,51 9,54 5,10 6,32 4,51 5,94 2,29 3,25 1,93 100,00 44170 24519 14667 51209 38745 17674 8396 28001 71270 33797 49393 27607 36190 22117 32043 11884 20451 10100 542233 Kepadatan (jiwa/km2) 42 32 63 79 28 19 8 24 179 39 113 15 39 19 9 9 11 1 20

2003 37267 22470 12445 44703 32394 15253 7714 25898 67999 31724 46491 24845 30795 21974 28937 11145 15833 9410 487297

Persen 8,15 4,52 2,70 9,44 7,15 3,26 1,55 5,16 13,14 6,23 9,11 5,09 6,67 4,08 5,91 2,19 3,77 1,86 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007

Walaupun konsentrasi penduduk masih terdapat di Kecamatan Tenggarong (menampung 71.270 jiwa penduduk pada tahun 2006 atau 13,14 persen dari keseluruhan jumlah penduduk), namun share terhadap kecamatan-kecamatan lain mengalami penurunan selama periode 20032006. Dari Tabel 2.5 tampak bahwa 11 kecamatan di wilayah Kabupaten BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

29

Kutai Kartanegara yang mengalami penurunan share, sedangkan hanya 7 kecamatan yang mengalami peningkatan share. Ke-11 kecamatan yang mengalami penurunan share tersebut adalah Kecamatan Muara Jawa (-0,09 persen), Muara Wis (-0,03 persen), Kota Bangun (-0,15 persen), Tenggarong (-0,81 persen), Sebulu (-0,28 persen), Tenggarong Seberang (-0,43 persen), Anggana (-0,01 persen), Marang Kayu (-0,43 persen), Muara Kaman (-0,03 persen), Kenohan (0,10 persen), dan Kecamatan Tabang (-0,13 persen). Ke7 kecamatan yang mengalami peningkatan Share adalah Kecamatan Samboja (+0,50 persen), Sanga-sanga (+0,15 persen), Loa Janan (+0,27 persen), Loa Kulu (+0,50 persen), Muara Muntai (+0,13 persen), Muara Badak (+0,35 persen), dan Kecamatan Kembang Janggut (+0,52 persen). Perubahan share ini menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan dengan share positif mengalami perkembangan penduduk yang lebih tinggi dari pada kecamatan-kecamatan dengan share negatif. Dengan demikian, di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara ada 3 wilayah kecamatan dengan trend perkembangan penduduk yang tinggi selama periode 2003-2006, yaitu Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa kulu, dan Kecamatan Kembang janggut. Di samping perkembangan penduduk, informasi sosial kependudukan yang cukup penting peranannya dalam penyusunan Master Plan PJU Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Kepadatan Penduduk. Semakin tinggi kepadatan penduduk suatu wilayah, semakin tinggi pula peranan wilayah tersebut sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Seperti yang tampak dalam Tabel 2.5 di atas, hanya 4 (empat) kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk di atas 50 jiwa per kilometer persegi. Kecamatankecamatan tersebut adalah Kecamatan Tenggarong (179 jiwa per kilometer persegi), Kecamatan Tenggarong Seberang (113 jiwa per kilometer persegi), Kecamatan Loa Janan (79 jiwa per kilometer persegi), dan Kecamatan Sanga-sanga (63 jiwa perkilometer persegi). Di samping itu, di Kabupaten Kutai Kartanegara juga terdapat 4 (empat) kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk di bawah 10 jiwa per kilometer persegi. Kecamatankecamatan tersebut adalah Kecamatan Tabang (1 jiwa per kilometer persegi), Kecamatan Muara Wis (8 jiwa per kilometer persegi), Kecamatan BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

30

Muara Kaman dan Kecamatan Kenohan (masing-masing 9 jiwa per kilometer persegi). Distribusi keruangan kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara per desa/kelurahan dapat dilihat dalam Gambar 2.4, sedangkan informasi dasar dari gambar tersebut dapat dilihat dalam Lampiran.

2.4.2. Sosial Ekonomi Hasil pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya di bidang sosial dan ekonomi pasca keruntuhan Orde Baru secara umum menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Di bidang sosial, seperti yang tampak dalam Tabel 2.6, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama tiga tahun terakhir, yaitu mulai dari 67,8 pada tahun 2002 hingga mencapai 71,3 pada tahun 2005. Peningkatan IPM ini ditunjang kenaikan yang cukup signifikan dari ketiga unsur pembentuk IPM, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, dan pengeluaran perkapita riil. Angka harapan hidup merupakan cerminan dari kondisi kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan. Semakin tinggi angka harapan hidup yang dicapai suatu masyarakat, semakin tinggi pula derajat kesehatan masyarakat tersebut dan semakin baik sanitasi lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal dan beraktivitas. Angka harapan hidup masyarakat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami terus mengalami peningkatan dari 66,2 tahun pada tahun 2002 menjadi 67,5 tahun pada tahun 2006. Hasil yang cukup menggembirakan juga dicapai dalam peningkatan pendidikan masyarakat seperti yang terlihat dalam semakin tingginya angka melek huruf dan jenjang pendidikan yang dicapai. Jika pada tahun 2002 angka melek huruf dan lamanya tahun pendidikan baru mencapai 95,7 persen dan 7,7 tahun, maka pada tahun 2005 angka tersebut berubah menjadi 96,4 persen dan 8,3 tahun. Di samping itu hasil yang sama juga diperoleh pengeluaran perkapita riil, yang mana menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, yaitu 592.500 rupiah pada tahun 2002, menjadi 620.800 rupiah.

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

31

Tabel 2.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kutai Kartanegara NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KOMPONEN Angka Harapan Hidup (Tahun) Angka Melek Hidup (Persen) Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran Perkapita Riil yang Disesuaikan (Ribuan) IPM Peringkat IPM Dalam Provinsi Kalimantan Timur Peringkat IPM Secara Nasional Reduksi Shortfall 2004-2005 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006 2002 66,2 95,7 7,7 592,5 67,8 9 114 2004 66,7 95,8 8,1 619,2 70,4 8 131 2005 67,5 96,4 8,3 620,8 71,3 9 128 2,81 126,05

Hasil yang menggembirakan juga dicapai oleh pembangunan di bidang ekonomi. Seperti yang tampak dalam Tabel 2.7 dan Tabel 2.8, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode 2002-2006 baik dengan atau tanpa minyak dan gas bumi. Jika pada tahun 2002 PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara baru mencapai 23 triliun rupiah lebih (dengan migas) atau hampir 5 triliun rupiah (tanpa migas), maka pada tahun 2005 telah mencapai lebih dari 66 triliun rupiah (dengan migas) atau 14,5 triliun rupiah, suatu peningkatan yang sangat fantastis (tiga kali lipatnya PDRB tahun 2002).

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

32

Tabel 2.7 PDRB dengan Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Juta Rupiah)
NO SEKTOR EKONOMI 2000 2005 2006
*)

1 2 3 4

Pertanian (Agriculture) Pertambangan dan Penggalian (Mining and Quarrying) Industri Pengolahan (Manufacturing Industry) Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity, Gas and Water Supply) Bangunan dan Konstruksi (Construction) Perdagangan, Restoran dan Hotel (Trade, Restaurant and Hotel) Pengangkutan dan Komunikasi (Transportation and Communication) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (Financial, Dwelling and Business Service)

1.930.664 19.450.109 445.377 11.852

3.176.916 51.320.762 785.246 22.318

3.832.148 57.630.325 869.192 28.293

512.650

1.714.210

1.729.167

568.313

1.234.049

1.477.653

116.979

233.265

276.400

159.111

252.424

262.903

Jasa-Jasa (Services) PDRB (Gross Domestic Regional Product)

209.454 23.404.509

442.579 59.181.769

472.865 66.578.947

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006 Tabel 2.8 PDRB tanpa Minyak dan Gas Bumi Atas Dasar Harga Berlaku (Dalam Juta Rupiah)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SEKTOR EKONOMI Pertanian (Agriculture) Pertambangan dan Penggalian (Mining and Quarrying) Industri Pengolahan (Manufacturing Industry) Listrik, Gas dan Air Minum (Electricity, Gas and Water Supply) Bangunan dan Konstruksi (Construction) Perdagangan, Restoran dan Hotel (Trade, Restaurant and Hotel) Pengangkutan dan Komunikasi (Transportation and Communication) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (Financial, Dwelling and Business Service) Jasa-Jasa (Services) PDRB (Gross Domestic Regional Product) 2000 1.930.664 805.677 445.377 11.852 512.650 568.313 116.979 159.111 209.454 4.760.077 2005 3.176.916 3.749.098 785.246 22.318 1.714.210 1.234.049 233.265 252.424 442.579 11.610.105 2006
*)

3.832.148 5.578.663 869.192 28.293 1.729.167 1.477.653 276.400 262.903 472.865 14.527.285

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

33

Namun demikian, peningkatan yang fantastis ini hanya ditopang oleh dua sektor ekonomi saja yang sangat mendominasi struktur PDRB Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu sektor pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri Pengolahan. Seperti yang tampak dalam Gambar 2.4 dan Gambar 2.5, kedua sector ini menguasai 88 persen (dengan migas) atau 45 persen (tanpa migas) keseluruhan struktur PDRB. Ketergantungan terhadap kedua sektor ini, khususnya minyak dan gas bumi, tentunya tidak baik untuk perkembangan ekonomi daerah dalam jangka panjang. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensial lainnya, terutama pertanian dan perdagangan, perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius mulai dari sekarang.

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006 Gambar 2.4 Persentase PDRB dengan Migas Atas Dasar Harga Berlaku

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

34

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2006 Gambar 2.5 Persentase PDRB tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku

2.5. Penggunaan Lahan dan Pemanfaatan Ruang Penggunaan lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat

dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar, yaitu penggunaan lahan untuk perhutanan, rawa, pertanian dan non pertanian. Dari empat kelompok penggunaan lahan untuk perhutanan, khususya hutan rakyat, hutan lebat, hutan sejenis, hutan rawa dan hutan belukar, komposisi hutan belukar mendominasi bentang lahan wilayah perhutanan. Penggunaan lahan selanjutnya yang juga mendominasi adalah hutan lebat 1.024.535 hektar, sedangkan penggunan lahan untuk hutan sejenis luasnya hanya 62.339 hektar. Dominasi penggunaan lahan hutan tersebut menunjukkan adanya sistem penghijauan yang relatif baik. Pola penggunaan lahan pertanian di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara distribusinya relatif menyebar dan merata di semua kecamatan. Penggunaan lahan pertanian ini terdiri dari sawah, pertanian lahan kering, perkebunan dan kebun campuran. Penggunaan lahan pertanian jenis pertanian lahan kering, sesuai dengan ketersediaan data menunjukkan adanya dominasi yaitu seluas 104.007 hektar. Pada sisi lain lahan-lahan pertanian produktif di wilayah Kutai Kartanegara relatif masih luas. Hal ini BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

35

dapat dilihat dari keberadaan lahan sawah yang luasnya mencapai 53.987 hektar. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan non industri melliputi bangunan permukiman, serta perkantoran, industri dan jasa. Dari data yang ada ketahui bahwa penggunaan lahan untuk permukiman relatif terbatas. Dari total luas lahan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, penggunaan lahan untuk perkantoran hanya seluas 15.669 hektar. Selanjutnya distribusi luasan penggunaan lahan pada masing-masing kecamatan di daerah kajian dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan sebaran keruangannya dapat dilihat dalam Gambar 2.6 di bawah ini.

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

36

Tabel 2.9 Luas Penggunaan Lahan di Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara


No Kecamatan Perkantoran/ Perusahaan 25 20 15 23 75 3 3 9 40 56 7 25 70 25 6 5 12 5 Jumlah 424 Sawah Permukiman 694 753 266 880 1.436 688 250 1.348 2.270 1.221 974 1.012 986 561 860 673 415 382 15.669 Perkebunan 137 1.516 9 1.253 8.905 72 512 970 1.316 316 1.292 865 815 796 244 814 16.400 0 36.232 Pertanian Lahan Kering 1.110 864 1.137 5.147 6.094 1.296 456 3.541 1.392 10.871 1.214 37.365 2.634 2.670 13.324 1.592 2.500 10.800 104.007 Kebun Campuran 2.399 1.560 1.369 3.483 3.560 520 1.323 3.315 3.622 2.536 2.573 3.260 3.655 5.368 2.728 3.560 443 215 45.489 Hutan Lebat 10.999 0 0 48 48.094 48.940 21.815 14.324 0 5.432 6.151 0 5.948 597 71.676 48.296 95.682 646.533 1.024.535 Hutan Sejenis 0 21.620 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22.503 1.816 0 16.400 0 0 0 62.339 Hutan Rawa 0 0 0 0 0 0 23.200 18.715 0 0 1.028 0 0 0 21.628 0 0 0 64.571 Hutan Belukar 17.020 19.769 8.158 21.054 31.472 33.525 41.009 20.387 14.587 32.370 9.684 14.903 18.764 57.849 175.981 38.691 40.103 102.547 697.873 Semak Alangalang 15.848 4.776 6.017 1.240 3.094 1.664 13.800 9.763 3.516 1.973 1.139 1.400 3.399 3.167 17.128 3.094 0 0 91.018 Kolam/ Tambak/ Rawa 400 808 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.087 539 0 6.248 0 0 0 11.682 0 0 0 1.680 3.496 16.500 496 470 654 650 30.000 1.616 462 637 1.164 319 297 58.441 Lainlain Luas Wilayah 84.256 60.677 23.074 63.540 139.134 92.172 140.565 83.027 39.053 84.729 41.213 128.638 81.982 96.221 340.150 129.547 191.975 776.068 2.596.021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Samboja Muarajawa Sanga-sanga Loajanan Loakulu Muaramuntai Muarawis Kotabangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muarabadak Marangkayu Muarakaman Kenohan Kembangjanggut Tabang

5.684 1.384 718 1.717 4.432 140 150 4.672 2.322 13.571 5.700 6.055 1.476 2.766 2.410 603 116 71 53.987

30.634 8.360 5.651 29.575 31.728 2.516 21.797 6.835 11.788 16.950 11.775 8.175 41.250 22.521 11.740 31.728 36.400 15.600 345.023

Gambar 2.6 Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Di samping informasi bentuk, distribusi, dan luasan penggunaan lahan, informasi lain yang cukup penting peranannya dalam penyusunan Master Plan PJU adalah informasi mengenai bentuk, distribusi dan luasan, serta perkembangan lahan terbangun di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara. Berdasarkan data penggunaan lahan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.10, lahan terbangun di Wilayah Kutai Kartanegara mencapai 2.726.310 hektar yang meliputi permukiman (15.669 hektar), perkantoran, perusahaan dan industri (424 hektar) serta lain-lain seluas 58.441 hektar (termasuk jaringan jalan dan jalur hijau). Diantara jenis-jenis kawasan

terbangun tersebut, 0,6 persennya merupakan kawasan perumahan. Trend perkembangan luasan kawasan terbangun terus meningkat dan secara spasial mengikuti jalur jalan-jalan dan sungai, khususnya untuk kawasan permukiman atau perumahan. Secara spasial, sebaran kawasan terbangun di daerah kajian antara lain : a) Kawasan Perkantoran, Perusahaan dan Industri Kawasan perkantoran, perusahan dan industri di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam realitanya memiliki porsi relatif kecil dibandingkan kawasan terbangun lainnya termasuk kawasan

permukiman. Dari total lahan terbangun di daerah penelitian, hanya 0,02 persen yang dimanfaatkan untuk bangunan perkantoran, perusahaan dan industri. Apabila dibandingkan komposisi lahan untuk bangunan perkantoran, perusahaan dan industri terlihat bahwa Kecamatan Loa Kulu menempati posisi pertama dengan luas pemanfaatan 75 hektar, dan terendah di Kecamatan Muara Muntai dan Muara Wis yaitu sekitar 0,71 persen. Untuk kawasan perkantoran umumnya didominasi oleh kompleks perkantoran pemerintah daerah. Begitu juga dengan kawasan industri dan jasa umumnya didominasi oleh kompleks industri dan perusahaan-perusahaan swasta. b) Kawasan Permukiman Kawasan permukiman tersebar di beberapa kecamatan dengan luasan yang beragam. Luas penggunaan lahan permukiman atau perumahan terluas adalah di Kecamatan Tenggarong 2.270 hektar, BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

39

kemudian Kecamatan Loa Kulu 1.436 hektar dan terendah di Kecamatan Muara Wis yang mencapai 250 hektar. Pada Tabel 2.10 terlihat komposisi lahan permukiman atau perumahan terhadap kawasan terbangun pada masing-masing kecamatan tergolong tinggi. Di Kecamatan Tenggarong misalnya, 5,5 persen merupakan lahan yang dimanfaatkan untuk bangunan permukiman atau perumahan. Begitu juga dengan di Kecamatan Muara Jawa, Sanga-sanga, Loa Janan, Loa Kulu, Kota Bangun, Sebulu dan Muara Badak rata-rata penggunaan lahan permukiman tidak lebih dari 2 persen. c) Kawasan lain-lain (infrastuktur jalan dan jalur hijau) Apabila dibandingkan dengan luas penggunaan lahan untuk permukiman dan perumahan, penggunaan lahan terbangun (jenis lainlain) tergolong rendah. Di Kecamatan Loa Kulu, perbandingan lahan terbangun antara perumahan/permukiman, perkantoran/industri dan lain-lain adalah 45: 2,35: 25,62. Dominasi lahan terbangun dalam hal ini perumahan/permukiman terhadap lahan terbangun lain-lain

(infrastruktur jalan dan jalur hijau) tidak hanya terjadi di Kecamatan Loa Kulu saja tetapi juga dihampir semua kecamatan di wilayah tengah Kabupaten Kutai Kartanegara yang diteliti. Di Kecamatan Tenggarong lahan terbangun lain-lain jauh lebih sempit dibandingkan lahan permukiman/perumahan (81 persen : 16,91 persen). Sedangkan perbandingan yang tidak terlalu menonjol dapat dijumpai di

Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Kaman, dimana ratarata lahan terbangun untuk permukiman dengan lahan terbangun lainnya relatif seimbang. Dengan mengetahui posisi (luas dan komposisi ) perumahan dan permukiman terhadap lahan terbangun seperti telah diuraikan di atas, dimana terlihat adanya dominasi lahan permukiman dan perumahan dibandingkan lahan terbangun lainnya.

BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

40

Tabel 2.10 Lahan Terbangun Permukiman Komposisi terhadap kawasan terbangun 4,43 4,81 1,70 5,62 9,16 4,39 1,60 8,60 14,49 7,79 6,22 6,46 6,29 3,58 5,49 4,30 2,65 2,44 100,00 Perkantoran, perusahaan, industri Luas Komposisi Komposisi penggunaa terhadap terhadap n lahan kawasan luas terbangun terbangun wilayah 25 20 15 23 75 3 3 9 40 56 7 25 70 25 6 5 12 5 424 5,90 4,72 3,54 5,42 17,69 0,71 0,71 2,12 9,43 13,21 1,65 5,90 16,51 5,90 1,42 1,18 2,83 1,18 100,00 0,02 0,03 0,06 0,04 0,05 0,00 0,00 0,01 0,10 0,07 0,02 0,01 0,07 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,02 Lain-lain Komposisi terhadap kawasan terbangun 0,00 0,00 0,00 0,00 2,87 5,98 28,23 0,85 0,80 1,12 1,11 51,33 2,77 0,79 1,09 1,99 0,55 0,51 100,00

No

Kecamatan

Luas penggunaa n lahan terbangun 694 753 266 880 1.436 688 250 1.348 2.270 1.221 974 1.012 986 561 860 673 415 382 15.669

Komposisi terhadap luas wilayah 0,7 1,0 1,1 1,4 1,0 0,7 0,2 1,2 5,5 1,4 2,2 0,6 1,0 0,5 0,3 0,5 0,2 0,0 0,6

Luas penggunaa n lahan terbangun 0 0 0 0 1.680 3.496 16.500 496 470 654 650 30.000 1.616 462 637 1.164 319 297 58.441

Komposisi terhadap luas wilayah 0,00 0,00 0,00 0,00 1,20 3,76 11,72 0,43 1,14 0,76 1,49 16,68 1,72 0,40 0,19 0,89 0,17 0,04 2,14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Samboja Muarajawa Sanga-sanga Loajanan Loakulu Muaramuntai Muarawis Kotabangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muarabadak Marangkayu Muarakaman Kenohan Kembangjanggut Tabang Jumlah

Gambar 2.7 Peta Persentase (%) Lahan Terbangun Kabupaten Kutai Kartanegara

Berdasarkan Kepmenkimpraswil Nomor : 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, pengertian dari rencana pola pemanfaatan ruang adalah rencana yang menggambarkan letak, ukuran dan fungsi dari kegiatan-kegiatan lindung dan budidaya. Substansi dari rencana pola pemanfaatan ruang meliputi batas-batas kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya (kawasan lindung dan kawasan budidaya). Tujuan pengembangan rencana pola pemanfaatan ruang adalah : 1. Pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya dukung lingkungan. 2. Tersedianya lahan yang dapat menampung perkembangan penduduk dan tenaga kerja. 3. Terciptanya sinkronisasi antara rencana pola pemanfaatan ruang dan rencana struktur tata ruang yang dikembangkan. 4. Memperhatikan kesesuaian lahan dan kondisi eksisting. 5. Mewujudkan aspirasi masyarakat. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017 dikembangkan dengan proporsi untuk kawasan lindung sebesar 855.226,60 Ha (28,67%) dan kawasan budidaya sebesar 2.128.261,18 Ha (71,33%). Dengan proporsi kawasan lindung yang kurang dari 30 persen, sudah selayaknya rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara ini ditinjau kembali. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena undang-undang penataan ruang yang baru, yaitu Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mensyaratkan bahwa proporsi kawasan lindung sekurang-kurangnya 30 persen dari luas wilayah kabupaten atau propinsi. Secara lebih lengkap, rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Kutai Kartanegara pada Tahun 2017 dapat dilihat dalam Tabel 2.11.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

43

Tabel 2.11 Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara


No A. 1 2 3 4 5 6 7 Pemanfaatan Ruang Kawasan Lindung Hutan Lindung Cagar Alam Taman Nasional Kutai Taman Hutan Raya Hutan Wisata Suaka Alam Hutan Pendidikan Kawasan Perlindungan Setempat Sempadan Sungai Sempadan Danau Sempadan Pantai Kawasan Pantai Berhutan Bakau Total Kawasan Lindung Kawasan Budidaya Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi Total Kawasan Budidaya Kehutanan Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) Pertanian Perkebunan Pertambangan Permukiman Perikanan Total Kawasan Budidaya Non Kehutanan Total Kawasan Budidaya Total 0.00 305902.96 16908.91 37303.56 56729.77 0.00 25139.45 0.00 335123.72 18130.83 55807.08 4180.32 855226.60 (%) 0 10.25 0.57 1.25 1.90 0.00 0.84 0.00 11.23 0.61 1.87 0.14 28.67

B. 1

157209.28 832882.82 179643.86 1169736

5.27 27.92 6.02 39.21

5397.45 899335.17 0 11655.02 42137.58 958525.22 1169735.96

0.18 30.14 0.00 0.39 1.41 32.13 39.21

Total Pemanfaatan Ruang


Sumber : RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara

2983487.78

100.00

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

44

2.6. Fasilitas Pelayanan Umum Wilayah 2.6.1. Fasilitas Pendidikan Salah satu sarana prasana sosial yang perlu diperhatikan dalam rencana pembangunan adalah fasilitas pendidikan. Di daerah kajian telah tersedia fasilitas pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas secara cukup. Saat ini jumlah fasilitas pendidikan dasar yang ada tercatat sebanyak 446 unit, SLTP sebanyak 75 unit dan SMU sebanyak 47 unit (lihat Tabel 2.12). Analisa menempatkan terhadap ketersediaan Tenggarong fasilitas pendidikan wilayah tingkat yang dasar

Kecamatan

sebagai

memiliki

ketersediaan cukup tinggi, yaitu terdapat 42 unit. Padahal idealnya hanya dibutuhkan sekitar 11 unit. Begitu juga dengan fasilitas pendidikan di tingkat dasar dan menengah, jumlah ketersediaannya mengungguli daerah-daerah lainnya, yakni masing-masing 75 dan 47 unit. Hal ini dapat dimaklumi karena Tenggarong selain berfungsi sebagai ibukota kabupaten juga mempunyai populasi penduduk paling besar dibandingkan kecamatan lainnya. Data yang tersaji pada tabel 2.12 juga memperlihatkan terdapat beberapa wilayah yang memiliki satu unit fasilitas pendidikan di tingkat menengah. Wilayah tersebut adalah Kecamatan Sanga-Sanga, Loa Kulu, Muara Muntai, Muara Wis, Anggana, dan Kenohan. Rendahnya ketersediaan fasilitas pendidikan di wilayah tersebut disebabkan karena jumlah populasi penduduk tergolong sedikit dan dinggap belum memenuhi standart minimum untuk didirikannya fasilitas pendidikan (population treshold).

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

45

Tabel 2.12 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kecamatan Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah Penduduk 44170 24519 14667 51209 38745 17674 8396 28001 71270 33797 49393 27607 36190 22117 32043 11884 20451 10100 542233 Jml Fasilitas 41 21 16 29 29 17 11 36 42 26 30 22 23 24 32 14 19 14 446 SD (1/6400) Jml Keterangan Ideal 7 4 2 8 6 3 1 4 11 5 8 4 6 3 5 2 3 2 85 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jml Fasilitas SLTP (1/12000) Jml Keterangan Ideal 4 2 1 4 3 1 1 2 6 3 4 2 3 2 3 1 2 1 45 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Jml Fasilitas SMU (1/28000) Jml Keterangan Ideal 2 1 1 2 1 1 0 1 3 1 2 1 1 1 1 0 1 0 19 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

5 3 2 5 7 4 1 6 9 4 9 1 7 2 4 1 3 2 75

5 2 1 2 1 1 1 2 7 6 3 1 3 4 3 1 2 2 47

2.6.2. Fasilitas Kesehatan Kondisi kesehatan di wilayah kajian dapat dilihat dari ketersediaan sarana prasarana yang ada. Sejauh ini sarana kesehatan di wilayah Kutai Kartanegara sudah merata, dimana dalam pelayanan kesehatan dasar telah tersedia 2 unit rumah sakit, 27 unit puskesmas induk dan 127 PUSTU (puskesmas pembantu) (lihat Tabel 2.13) . Layanan kesehatan berupa rumah sakit sejauh ini hanya terdapat di Kecamatan Samboja dan Tenggarong, masing-masing satu unit. Meskipun sarana kesehatan rumah sakit tidak dapat dijumpai di seluruh wilayah kecamatan namun masyarakat tetap dapat mengakses layanan kesehatan dengan baik, karena umumnya masingmasing kecamatan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dasar berupa puskesmas dan pustu. Di beberapa kecamatan bahkan tersedia puskesmas lebih dari satu, yaitu

seperti di Samboja, Loa Janan, Kota Bangun, Tenggarong, Sebulu, Tenggarong Seberang dan Kecamatan Tabang. Secara rinci jumlah ketersediaan fasilitas kesehatan pada masing-masing kecamatan di Kutai Kartanegara disajikan pada Tabel 2.13. 2.6.3. Fasilitas Peribadatan Dalam rencana pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman, sarana lingkungan yang penting selain fasilitas pendidikan dan kesehatan adalah fasilitas peribadatan. Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari masjid, gereja katolik, gereja protestan, dan pure. Secara umum ketersediaan fasilitas peribadatan di Kabupaten Kutai Kartanegara sudah cukup merata, dimana dalam pelayanan kegiatan peribadatan telah tersedia 445 unit masjid, 27 unit geraja katolik, 86 unit gereja protestan dan 4 unit pure, sehingga secara keseluruhan telah tersedia 563 unit sarana peribadatan (lihat tabel 2.14). Dengan melihat tingginya jumlah ketersediaan fasilitas ibadah berupa masjid, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan pemeluk agama islam. Sedangkan pemeluk agama lainnya seperti kristen, hindu atau budha hanya sebagian kecil saja.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

47

Tabel 2.13 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Samboja

Kecamatan Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang

RS 1 1 2

PUSKESMAS 2 1 1 3 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2
27

PUSTU 15 7 5 4 8 7 3 7 9 9 12 7 4 7 9 6 6 2
127

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007

2.6.4. Jaringan Jalan A. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaannya Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki kondisi geografis dengan ketinggian rata-rata 5 hingga 100 meter sedikit banyak mempengaruhi dalam perencanaan jalan. Kondisi geometrik Jaringan Jalan Kabupaten Kutai Kartanegara banyak dijumpai tikungan/belokan. Demikian juga dengan kelandaiannya, akan banyak dijumpai tanjakan maupun penurunan. Pada tingkat jalan di bawahnya seperti Jalan Kecamatan, Jalan Desa dan Jalan di suatu Kawasan Permukiman/Perumahan hal yang sama juga akan dijumpai. Disamping masalah geometrik, hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perkerasannya. Sampai saat ini upaya pemerintah untuk menormalisasi jalan yang berkaitan dengan perbaikan geometrik dan perkerasannya, baru sebatas pada sebagian ruas Jalan Propinsi dan Kabupaten. Walaupun kondisi geometrik suatu jalan BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

48

merupakan salah satu parameter ketertarikan untuk menghuni suatu kawasan, namun hal tersebut bisa diminimalisasi dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang lain.

Tabel 2.14 Jumlah Ketersediaan Fasilitas Ibadah Kabupaten Kutai Kartanegara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kecamatan Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Total Mesjid
56 21 8 34 38 13 8 30 30 25 35 24 35 34 32 7 12 4 445

Gereja Katolik
3 1 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 7 27

Gereja Protestan
12 2 1 4 5 2 2 9 1 8 2 7 6 1 3 6 15 86

Pure
1 3 4

Wihara
-

Jumlah
71 23 10 40 43 17 8 34 42 27 49 27 43 41 34 10 18 26 563

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2003

Dalam Perencanaan Pengembangan suatu wilayah, kondisi jalan yang banyak tikungan dan tanjakan, bukanlah suatu permasalahan yang mengakibatkan terhentinya proses pengembangan tersebut, sebab hal mendasar yang harus diperhatikan terletak pada ada tidaknya suatu ruas jalan yang bisa menjangkau suatu wilayah permukiman. Sehingga, sebelum dibangun suatu wilayah permukiman terlebih dahulu harus disediakan prasarana jalan. Kondisi jaringan jalan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan jenis permukaan jalan dibedakan menjadi jalan aspal, kerikil, tanah dan jenis lainnya. Jalan aspal panjangnya 370,76 km, jalan kerikil dan tanah BAB II
Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

49

panjangnya masing-masing 403,42 dan 440,52 km, sedangkan jenis jalan lainnya panjangnya 99,61 km. Dengan melihat kondisi jalan tersebut dapat diketahui bahwa kualitas jalan di sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara perlu

ditingkatkan, terutama dalam kaitannya dengan penyusunan rencana pengembangan pembangunan perumahan dan permukiman. Namun demikian, kondisi tersebut dapat dimaklumi karena transportasi utama di wilayah kajian sebagian besar didominasi oleh transportasi air. Selanjutnya untuk dapat mengetahui panjang jalan pada masingmasing kecamatan berdasarkan jenis permukaan jalannya dapat dilihat pada tabel 2.15.

B. Panjang Jalan menurut Kondisi Jalan Jalan merupakan faktor kunci yang menstimulasi akses ke berbagai pusat kegiatan. Oleh karena itu eksistensi jalan di Kutai Kartanegara sangat penting dalam rencana pembangunan penerangan jalan umum. Panjang jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah 1.499,47 Km. 279,92 km diantaranya

tergolong baik kondisinya, sedangkan yang berada dalam kondisi rusak panjangnya mencapai 614,3 km dan 115,24 km rusak berat (Tabel 2..16). Dalam kaitannya dengan penyusunan rencana pembangunan PJU daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, perlu diperhatikan aksesibilitas di wilayah Kecamatan Tenggarong, Tenggarong Seberang, Muara Kaman, dan Kecamatan Sebulu mengingat kondisi jalan yang terkategori rusak dan sangat rusak relatif panjang. Pada sisi lain, upaya pengembangan dan peremajaan kondisi jalan di Kecamatan marang kayu, Loa Kulu, Sanga-Sanga, Kenohan, Anggana, dan Kecamatan Muara Badak harus terus dilakukan karena sebagian besar kondisi jalan di daerah tersebut tergolong cukup baik.
Tabel 2.15 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Jalan dan Kecamatan (Km) No 1 2 3 4 5 6 Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Kecamatan Aspal 30,51 4,79 22,17 12,83 55,38 Kerikil 26,41 4,83 4,95 5,57 35,86 20,39 Tanah 14,6 0 3,04 2,02 4,6 16,9 Lainnya 6,35 2,11 5,16 0,17 8,33 11,48 Jumlah 77,87 11,73 35,32 20,59 104,17 48,77

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

50

No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kecamatan Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah

Aspal 16,26 94,9 20,91 48,24 6,53 13,63 27,34 17,27

Kerikil 7,11 26,46 12,84 66,75 15,94 7,64 16,93 34,3 36,02 40,16 41,26

Tanah 39,35 2,04 57,03 58,04 14,1 25,43 2,32 49,62 64,28 26,45 39,5 21,2 440,52

Lainnya 41,84 16,01 2,24 43,54 5,07 47,47 19,16 10,34 29,94 30,59 78,8 358,6

Jumlah 46,46 86,6 180,78 147,94 121,82 44,67 80,35 130,42 127,91 96,55 111,35 100 1573,3

370,76

403,42

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara, 2003

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tabel 2.16 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan dan Kecamatan (Km) Rusak Kecamatan Baik Sedang Rusak Berat Samboja Muara Jawa Sanga- Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah 22,14 6,9 3,27 2,02 11,66 40,61 1,24 20,38 6,01 29,63 15,48 10,34 37,55 12,78 59,91 279,92 24,64 4,83 16,06 18,57 46,21 7,5 18,85 20,49 46,23 46,88 33,16 11,55 42,01 46,5 43,55 9,1 33,5 20,38 490,01 21,28 15,99 42,55 41,27 19,45 50,69 65,05 80,12 58,96 25,67 8,71 68,44 62,16 7,02 44,66 2,28 614,3 115,24 9,81 3,75 8,16 2,88 28,89 19,7 9,32 1,44 0 0 11,86 19,43 -

Jumlah 77,87 11,73 35,32 20,59 104,17 48,77 46,46 74,06 180,78 147,94 121,82 44,67 80,35 130,42 127,91 73,1 90,94 82,57 1499,47

Sumber : Dinas Bina Mirga Kabupaten Kutai Kartanegara, Tahun 2001.

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

51

2.6.5. Fasilitas Penerangan (Listrik) Pelayanan kebutuhan listrik penduduk di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang didistribusi ke 18 (Delapan Belas) Wilayah Kecamatan. Pada umumnya pemakaian listrik di daerah ini adalah untuk keperluan rumah tangga, usaha, industri serta umum. Dari proporsinya yang dominan untuk rumah tangga sebesar 25.626.691 Watt dari jumlah tenaga listrik sebesar 40.680.594 Watt (Lihat Tabel 2.17).
Tabel 2.17 Banyaknya Satuan Sambungan Menurut Jenis Pelanggang dan Ranting No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Ranting ULD Dondang ULD Handil BCD ULD Sanga-Sanga ULD Muara Badak ULD Muara Pantuan Ranting Tenggarong ULD Senoni ULD Muara Kaman ULD Sebulu Sub Ranting Sebuntal ULD Peranghat Ranting Kota Bangun Sub Ranting Genting Tanah Sub Ranting Ritan Baru Sub Ranting Muara Muntai ULD Muara Siran ULD Semayan ULD Kahalan ULD Tabang ULD Jantur ULD Muara Aloh Jumlah Banyaknya Satuan Sambungan Listrik (SS) Rumah Usaha Industri Umum Jumlah Tangga 14.604 818 1.275 3.829 1.261 426 2.917 590 216 987 147 143 238 306 539 123 28.421 888 5 6 44 25 28 190 2 1 51 1 21 7 1 8 13 1.297 10 1 1 1 1 14 276 1 17 21 7 2 32 5 3 14 2 2 4 8 3 6 397 15.778 824 1.299 3.895 1.293 456 3.14 597 220 1.058 150 172 249 317 550 136 30.129

Sumber : RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara, 2001

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

52

2.6.6. Fasilitas Telekomunikasi Sejalan dengan perkembangan wilayah Kutai Kartanegara yang terus meningkat, manfaat pelayanan jasa telepon semakin besar dirasakan oleh masyarakat, baik untuk keperluan usaha ataupun keperluan rumah tangga. Pelayanan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Kutai Kartanegara ditangani oleh Kantor Cabang Telekomunikasi (Kancatel) Samarinda. Pelayanan jasa Telekomunikasi ini belum merata ke setiap wilayah kecamatan, mengingat masih terbatasnya jaringan telekomunikasi yang ada. Pelayanan jaringan telekomunikasi hingga saat ini baru meliputi beberapa wilayah kecamatan saja. Manifestasi dari semakin dibutuhkannya pelayanan jenis prasarana ini, dapat diperlihatkan kondisi sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara seperti diperlihatkan dalam tabel 2.18. Untuk sarana telekomunikasi berupa wartel (warung telepon) telah tersedia sebanyak 73 unit yang tersebar di Kecamatan Tenggarong 65, Tenggarong Seberang dan Kota Bangun masing-masing satu unit. Sementara jenis telepon umum koin dan calling card di daerah peneltian belum tersedia secara memadai.
Tabel 2.18 Jumlah dan Pelanggan Telepon di Kabupaten Kutai Kartanegara Telepon Kecamatan Wartel Calling Card Umum Koin Samboja Muara Jawa Sanga-Sanga Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Kota Bangun Tenggarong Sebulu Tenggarong Seberang Anggana Muara Badak Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Kembang Janggut Tabang Jumlah
Sumber : BPS, 2007

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 1 2 65 1 2 1 73

Masterplan Penerangan Jalan Umum (PJU) Kabupaten Kutai Kartanegara 2008

BAB II

53

Anda mungkin juga menyukai