Anda di halaman 1dari 288

19 April 2022

Tabel Sanding Raperda RTRW Provinsi Jawa Barat versi Pansus 2019 dan Pasca Linsek 2021

Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Menimbang a. bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Menimbang a. bahwa ruang sebagai tempat hidup dan Penyesuaian berdasarkan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 telah penghidupan manusia, sehingga pengelolaan ruang masukan dari Kementerian
ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah perlu dilaksanakan secara bijaksana, berdaya guna, ATR/BPN dan Biro Hukum Provinsi
Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010; dan berhasil guna, serta terjaga keberlanjutannya Jawa Barat.
b. bahwa dengan memperhatikan perubahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan Poin-poin menimbang disesuaikan
kebijakan nasional dan dinamika keadilan sosial; karena Perda bukan lagi revisi
pembangunan di Daerah Provinsi Jawa Barat, melainkan pencabutan.
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan peraturan
perlu dilakukan revisi terhadap RTRW Provinsi
perundang-undangan di bidang penataan ruang,
Jawa Barat Tahun 2009-2029 sebagaimana
telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
dimaksud pada pertimbangan huruf a,
Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
Nasional;
2029;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan c. bahwa dengan adanya perubahan regulasi dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah kebijakan nasional, serta dinamika pembangunan di
Provinsi Jawa Barat tentang Perubahan atas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Rencana Tata
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang 2029 perlu diganti;
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009- d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
2029;
dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun
2022-2042.
Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara • Penyesuaian dan penambahan
Republik Indonesia Tahun 1945; Republik Indonesia Tahun 1945; peraturan perundangan yang
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang dicantumkan berdasarkan
tentang Pembentukan Propinsi Djawa Barat Pembentukan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara masukan linsek, dan Biro
(Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 4 Republik Indonesia Tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang- Hukum Provinsi Jawa Barat.
Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang • Penambahan UU 11 Tahun
Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara 2020 tentang Cipta Kerja dan
Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, peraturan turunannya.
Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia • Penambahan peraturan-
Negara Republik Indonesia Nomor 15) Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, peraturan terkait kelautan (UU
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 27 Tahun 2007 tentang
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Pengelolaan Wilayah Pesisir
Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan dan Pulau-Pulau Kecil, UU 32
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Tahun 2014 tentang Kelautan,
Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Permen KP 28 Tahun 2021)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) • Penambahan Perpres 18
2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Tahun 2020 tentang RPJMN
Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang- Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Pembahasan dalam Rapat Kerja
Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Pansus VI, 4 Januari 2022:
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Perlu ditambah peraturan terkait
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor Nomor 4010); RPJPD dan RPJMD.

1
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
182, Tambahan Lembaran Negara Republik 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang − Perda Provinsi Jawa Barat No.
Indonesia Nomor 4010); Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik 9 Tahun 2008 tentang RPJPD
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Provinsi Jawa Barat Tahun
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725), 2005-2025
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang − Perda Provinsi Jawa Barat No.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja 8 Tahun 2021 tentang
4725); (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Perubahan Atas PerdaProvinsi
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Jawa Barat No. 8 Tahun 2019
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indonesia Nomor 6573); tentang RPJMD Provinsi Jawa
Pembentukan Peraturan Perundang- Barat Tahun 2018-2023
undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Catatan Pansus VI:
Negara Republik Indonesia Nomor 5234); • Menghapus peraturan yang
Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah tidak terkait langsung dengan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang RTRW, dan tidak
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 82, Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mencantumkan peraturan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 yang berupa Perpres, Permen,
Nomor 5234) sebagaimana telah diubah Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Kepmen.
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Indonesia Nomor 6573); • Pencantuman UUCK sebagai
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua konsideran akan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang dikonsultasikan terlebih
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dahulu ke MK
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Tindak Lanjut:
Nomor 5679); Indonesia Nomor 5059), sebagaimana telah diubah Peraturan yang tidak terkait
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 langsung dengan RTRW dihapus
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik sesuai masukan Pansus VI dan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Biro Hukum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana
Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214),
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
2017 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Nomor 6041);
Indonesia Nomor 6573);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 2014 Nomor 82, Tambahan
2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234)
Republik Indonesia Nomor 5103);
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021
tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2021 Nomor 245, Tambahan
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

2
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Nomor 5160); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia
9. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008
Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran
tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; Negara Republik Indonesia Nomor 5603),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2018 Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Cekungan Bandung (Lembaran Negara Republik Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018, Nomor 91); Indonesia Nomor 6573);
11. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 Tentang
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok,
Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tangerang, dan Bekasi Tahun 2018-2029
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Tahun 2012 Nomor 3 Seri E, Tambahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
117), sebagaimana telah diubah dengan Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 4 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
2012 tentang Pembentukan Peraturan Daerah Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan
2015 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 183);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 86);
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Urusan Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Indonesia Nomor 6633);
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2018 tentang
Provinsi Jawa Barat Nomor 211); Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 91);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan
Cianjur (Lembaran Negara Republik Indonesia

3
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Tahun 2020 Nomor 101);
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang
Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan
Kawasan Barat Bagian Selatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 213);
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut Nomor 28
Tahun 2021 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 701);
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 45) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2019 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 236);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2019 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 237) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 8 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8
Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2021 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 252);
Memutuskan: Dengan Persetujuan Bersama Memutuskan: Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI
BARAT JAWA BARAT
dan dan
GUBERNUR JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT
MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN:

4
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA Revisi Perda RTRWP tidak lagi
PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN berupa perubahan, namun
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA 2022-2042. pencabutan.
BARAT TAHUN 2009-2029.
BAB I
Pasal I BAB I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 22 KETENTUAN UMUM
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 86) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 angka 25, angka 31, angka 34,
angka 39, angka 45, angka 55, dan angka 57 diubah,
angka 11, angka 12, angka 14, angka 42, angka 44,
angka 45, angka 46, dan angka 50 dihapus, di
antara angka 30 dan angka 31 disisipkan 1 (satu)
angka yakni angka 30A, dan di antara Angka 46 dan
angka 47 disisipkan 1 (satu) angka, yakni angka 46a,
sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Definisi
Pasal 1 Pasal 1 Pasal 1 Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud 1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Jawa Barat. • Perubahan definisi mengacu
dengan: 2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai pada Permen ATR/BPN No 11
unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang Tahun 2021 tentang Tata
1. Daerah adalah Provinsi Jawa Barat
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang Cara Penyusunan,
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan menjadi kewenangan daerah otonom. Peninjauan Kembali, Revisi,
Perangkat Daerah sebagai unsur 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya dan Penerbitan Persetujuan
penyelenggara pemerintahan Daerah.
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Substansi Rencana Tata
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang Provinsi Jawa Barat. Ruang Wilayah Provinsi,
selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan 4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat. Kabupaten, Kota, dan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa
5. Daerah Kabupaten/Kota adalah Daerah Kabupaten/Kota Rencana Detail Tata Ruang
Barat.
di Daerah Provinsi. • Penyesuaian definisi sesuai
4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat. 6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang masukan K/L saat linsek dan
5. Daerah Kabupaten/Kota adalah daerah laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi Biro Hukum
Kabupaten/Kota di Jawa Barat. sebagai satu kesatuan Wilayah, tempat manusia dan • Penambahan definisi-definisi
6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara terkait penyelenggaraan
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk kelangsungan hidupnya. penataan ruang laut sebagai
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan 7. Tata Ruang adalah wujud Struktur Ruang dan pola bagian integrasi dengan
Wilayah, tempat manusia dan makhluk lain ruang.

5
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
hidup, melakukan kegiatan dan memelihara 8. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR RZWP-3K
kelangsungan hidupnya. adalah hasil perencanaan tata ruang.
7. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan 9. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat yang Catatan Pansus VI :
pola ruang. selanjutnya disebut RTRW Provinsi adalah rencana tata • Menyeragamkan singkatan
8. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang RTRW Provinsi
permukiman dan sistem jaringan prasarana mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, • Menambahkan LSD
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan dan Rencana Tata • Mempertanyakan Holding
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan Ruang Kawasan Strategis Nasional. Zone
fungsional. 10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan • Menambahkan kembali
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan Wilayah Sungai (cek ke
9. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu Wilayah yang meliputi sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif DSDA, dan ATR)
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan dan/atau aspek fungsional.
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. 11. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem Tindak lanjut:
10. Ruang Investasi adalah kawasan perkotaan
darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat • Tidak terdapat definisi baku
dan/atau kawasan perdesaan yang diarahkan dan di laut. untuk LSD sehingga definisi
untuk pengembangan penanaman modal 12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk yang dicantumkan adalah
dalam rangka pertumbuhan ekonomi dan menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang Lahan Sawah.
pemerataan pembangunan Provinsi. meliputi penyusunan dan penetapan RTR. • Holding Zone merupakan
nomenklatur baku yang
11. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya 13. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat terdapat pada Permen
pangan bagi setiap rumah tangga, yang permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana ATR/BPN No. 11 Tahun
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial 2021 terkait pedoman
baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki penyusunan RTRW.
dan terjangkau. hubungan fungsional. • Definisi Wilayah Sungai
12. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses 14. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam (WS) tidak dicantumkan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan suatu Wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk dalam Pasal 1 namun dalam
ruang, dan pengendalian pemanfaatan Penjelasan Pasal 66 Ayat
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi (1). WS bukan merupakan
ruang.
budidaya. kewenangan Provinsi.
13. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah 15. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses Perencanaan
kegiatan yang meliputi pengaturan, Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, dan Pengendalian
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
Pemanfaatan Ruang.
penataan ruang.
16. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah kegiatan yang
14. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan
pembentukan landasan hukum bagi
pengawasan penataan ruang.
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat dalam penataan ruang. 17. Ruang Investasi adalah kawasan perkotaan dan/atau
15. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk kawasan perdesaan yang diarahkan untuk
meningkatkan kinerja penataan ruang yang pengembangan penanaman modal dalam rangka
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
dan masyarakat. provinsi.
16. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya 18. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan
pencapaian tujuan penataan ruang melalui bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
aman, merata, dan terjangkau.

6
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
17. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar 19. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan
penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan Stuktur Ruang dan Pola Ruang sesuai dengan RTR
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
18. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk pembiayaannya.
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang 20. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk
meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata mewujudkan tertib tata ruang.
ruang.
21. Kawasan adalah Wilayah yang memiliki fungsi utama
19. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk lindung atau budidaya.
mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai 22. Kawasan Lindung adalah Wilayah yang ditetapkan
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
hidup yang mencakup sumberdaya alam dan
20. PengendalianPemanfaatan Ruang adalah upaya sumberdaya buatan serta nilai sejarah dan budaya
untuk mewujudkan tertib tata ruang.
bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
21. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata 23. Kawasan Budidaya adalah Wilayah yang ditetapkan
ruang.
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
22. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
yang selanjutnya disebut RTRWP adalah rencana tata manusia, dan sumberdaya buatan.
ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi,
24. Kawasan Kars adalah kawasan batuan karbonat berupa
yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan dan batugamping dan dolomite yang memperlihatkan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional. morfologi kars.
23. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan
25. Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan dengan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,
administratif dan/atau aspek fungsional. dan teknologi pada satu Wilayah untuk jangka waktu
24. Wilayah Provinsi adalah seluruh Wilayah Jawa Barat tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah,
yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi
udara, termasuk ruang di dalam bumi berdasarkan kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya
ketentuan peraturan perundang-undangan. tertentu.
25. Kawasan adalah Wilayah yang memiliki fungsi utama 26. Kawasan Andalan adalah bagian dari kawasan budidaya,
lindung atau budidaya. baik di ruang darat maupun ruang laut yang
26. Kawasan Lindung adalah Wilayah yang ditetapkan pengembangannya diarahkan untuk mendorong
dengan fungsi utama melindungi kelestarian pertumbuhan ekonomi bagi Wilayah tersebut dan Wilayah
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam sekitarnya.
dan sumber daya buatan serta nilai sejarah dan 27. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang
budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan
selanjutnya disingkat KP2B adalah wilayah budidaya
berkelanjutan.
pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang
27. Kawasan Kars adalah kawasan batuan karbonat
memiliki hamparan Lahan Pertanian Pangan
berupa batugamping dan dolomite yang
memperlihatkan morfologi kars. Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan
Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur
28. Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan dengan
penunjangnya dengan fungsi utama untuk mendukung
kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan
politik, ekonomi, dan teknologi pada satu Wilayah nasional.

7
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi 28. Lahan Sawah adalah areal tanah pertanian basah
kemampuan mencegah, meredam, mencapai dan/atau kering yang digenangi air secara periodik
kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk dan/atau terus-menerus ditanami padi dan/atau diselingi
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
tanaman semusim lainnya.
29. Kawasan Budidaya adalah Wilayah yang ditetapkan 29. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian.
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
30. Daerah irigasi yang selanjutnya disebut DI adalah
daya manusia, dan sumber daya buatan.
kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
30. Kawasan Andalan adalah bagian dari kawasan
irigasi.
budidaya, yang pengembangannya diarahkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi bagi Wilayah 31. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
tersebut dan Wilayah sekitarnya. pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang
diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,
30A. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan
yang selanjutnya disingkat KP2B adalah wilayah penggunaan dan pembuangan air irigasi.
budidaya pertanian terutama pada wilayah 32. Wilayah Pengembangan yang selanjutnya disebut WP
perdesaan yang memiliki hamparan Lahan adalah bagian dari kawasan budidaya, yang
Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau pengembangannya diarahkan untuk mendorong
hamparan Lahan Cadangan Pertanian Pangan pertumbuhan dalam segala aspek pengembangan
Berkelanjutan serta unsur penunjangnya Wilayah untuk mendorong pertumbuhan Wilayah.
dengan fungsi utama untuk mendukung
33. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan
kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
pangan nasional. hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
31. Wilayah Pengembangan yang selanjutnya disebut WP
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
adalah bagian dari kawasan budidaya, yang
pengembangannya diarahkan untuk mendorong tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
pertumbuhan dalam segala aspek pengembangan penghidupan.
Wilayah untuk mendorong pertumbuhan Wilayah. 34. Kawasan Perkotaan adalah kawasan dengan kegiatan
32. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan
utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan
hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan kegiatan ekonomi.
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan 35. Kawasan Perdesaan adalah kawasan dengan kegiatan
dan penghidupan. utama pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam
33. Kawasan Perkotaan adalah kawasan dengan kegiatan dengan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, sosial, dan kegiatan ekonomi.
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
36. Kawasan Peruntukan Industri yang selanjutnya disingkat
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi. KPI adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan industri berdasarkan RTRW yang ditetapkan
34. Kawasan Perdesaan adalah kawasan dengan kegiatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
dengan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman undangan.
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan 37. Zona Tunda atau Holding Zone adalah kawasan hutan
sosial, dan kegiatan ekonomi. yang belum disepakati peruntukannya pada saat
35. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut
penetapan peraturan daerah, dimana mekanisme

8
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
KSN adalah Wilayah yang penataan ruangnya penetapannya mengacu pada ketentuan perundang-
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat undangan.
penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, 38. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut KSN
pertahanan keamanan negara, ekonomi, sosial
adalah Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk Wilayah
yang ditetapkan sebagai warisan dunia. karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan
36. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut
keamanan negara, ekonomi, sosial budaya, dan/atau
KSP adalah Wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat lingkungan, termasuk Wilayah yang ditetapkan sebagai
penting dalam lingkup provinsi ekonomi, sosial, warisan dunia.
budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber 39. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut KSP
daya alam dan teknologi tinggi. adalah Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
37. Kawasan Pertahanan Keamanan adalah kawasan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk lingkup provinsi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan,
kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan. serta pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi
38. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut tinggi.
PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk 40. Kawasan Pertahanan Keamanan adalah kawasan yang
melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau ditetapkan dengan fungsi utama untuk kepentingan
beberapa provinsi. kegiatan pertahanan dan keamanan.
39. Dihapus. 41. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disingkat PKN
adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
40. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebut
PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau
untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa provinsi.
beberapa kabupaten/kota. 42. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat PKW
41. Dihapus. adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
42. Dihapus.
kabupaten/kota.
43. Dihapus. 43. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL
46A. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan.
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. 44. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau
44. Wilayah Sungai yang selanjutnya disebut WS adalah buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
kesatuan Wilayah pengelolaan sumber daya air dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
45. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS
dengan 2.000 km2. adalah suatu Wilayah daratan yang merupakan satu
45. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang
adalah suatu Wilayah daratan yang merupakan satu berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air
kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut
berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

9
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas 46. Wilayah Sungai yang selanjutnya disebut WS adalah
daratan. kesatuan Wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
46. Cekungan Air Tanah yang selanjutnya disebut CAT satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau kecil
adalah suatu Wilayah yang dibatasi oleh batas yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis 47. Cekungan Air Tanah yang selanjutnya disebut CAT
seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan adalah suatu Wilayah yang dibatasi oleh batas
pelepasan air tanah berlangsung.
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti
47. Dihapus. proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah
48. Arahan Zonasi adalah pedoman yang mengatur berlangsung.
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan 48. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk sama dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi)
setiap blok/zona peruntukan yang penetapan beserta kesatuan Ekosistemnya.
zonanya dalam perencanaan rinci tata ruang. 49. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuhan-
49. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang tumbuhan, hewan, organisme dan non organisme lain
dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang serta proses yang menghubungkannya dalam
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas.
50. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk 50. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan
memberikan rangsangan terhadap pelaksanaan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut
kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang. diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan
51. Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal,
membatasi pertumbuhan, atau mengurangi rawa payau, dan laguna.
pelaksanaan kegiatan yang tidak sejalan dengan 51. Arahan Zonasi adalah pedoman yang mengatur tentang
rencana tata ruang.
persyaratan Pemanfaatan Ruang dan ketentuan
52. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona
orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, peruntukan yang penetapan zonanya dalam perencanaan
dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain
rinci tata ruang.
dalam penyelenggaraan penataan ruang.
52. Rencana Zonasi yang selanjutnya disingkat RZ adalah
53. Peran Masyarakat adalah partisipasi aktif rencana yang menentukan arah pengunaan sumber daya
masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang,
tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang. struktur dan pola ruang pada Kawasan perencanaan yang
memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh
54. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang
selanjutnya disingkat TKPRD atau tim dengan dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan
penamaan lain sesuai ketentuan adalah tim ad-hoc setelah memperoleh izin.
yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan 53. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
penataan ruang di Daerah Provinsi Jawa Barat dan selanjutnya disingkat KKPR adalah kesesuaian antara
mempunyai fungsi membantu tugas Gubernur dalam rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR.
pelaksanaan koordinasi penataan ruang di Daerah.
54. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut yang
55. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Perangkat Daerah selanjutnya disingkat KKPRL adalah kesesuaian antara
yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Kepala
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang laut dengan RTR
Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketentraman serta menyelenggarakan perlindungan dan/atau RZ.
masyarakat. 55. Konfirmasi Kesesuaian Ruang Laut yang selanjutnya
disebut Konfirmasi adalah dokumen yang menyatakan

10
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
56. Kas Daerah adalah Kas Daerah Provinsi Jawa Barat. kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang
dengan RTR dan/atau RZ.
56. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Laut yang selanjutnya disebut Persetujuan adalah
dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana
kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut dengan RTR dan/atau
RZ.
57. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk memberikan
rangsangan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan
dengan RTR.
58. Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah,
membatasi pertumbuhan, atau mengurangi pelaksanaan
kegiatan yang tidak sejalan dengan RTR.
59. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang,
termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau
pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
60. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
61. Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat
dan daerah yang bertugas untuk membantu Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dengan memberikan
pertimbangan dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut
Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk
menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketentraman serta penyelenggaraan pelindungan
masyarakat.

BAB II Tidak Diubah Dihapus BAB II Asas, Tujuan dan Sasaran


dihapus karena struktur
Tidak Diubah Dihapus Ranperda disesuaikan dengan
Perubahan definisi mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang

11
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 2 Tidak Diubah Dihapus Asas penyelenggaraan RTRWP
dihapus
Pasal 3 Tidak Diubah Substansi dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Substansi Pasal 3 terkait Tujuan
Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang dan Pasal 4 terkait Sasaran
dipindahkan ke Bab II sesuai
Pasal 4 Tidak Diubah Substansi dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Perubahan definisi mengacu pada
Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang

Bagian Kedua Bagian Kedua


Ruang Lingkup
Pasal 2 (1) Lingkup Wilayah RTRW Provinsi meliputi batas yang • Luas wilayah pada huruf a
ditentukan berdasarkan aspek administratif, telah mencakup luas
mencakup: wilayah laut sebagai hasil
a. Wilayah dengan luas kurang lebih 5.349.606 Ha
integrasi dengan RZWP-3K
(lima juta tiga ratus empat puluh sembilan ribu
enam ratus enam hektar) mencakup: • Batas koordinat berubah
1. wilayah darat termasuk pulau-pulau kecil, berdasarkan informasi dari
dengan luas kurang lebih 3.694.485 ha (tiga BIG
juta enam ratus sembilan puluh empat ribu • Pembagian WP dimasukan
empat ratus delapan puluh lima hektar); dalam pasal ini pada ayat
2. wilayah laut, dengan luas kurang lebih
(5)
1.655.121 ha (satu juta enam ratus lima puluh
lima ribu seratus dua puluh satu hektar);
b. Wilayah udara; dan Catatan Pansus VI:
c. Wilayah dalam bumi. • Pansus meminta sumber
(2) Batas Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), data batas wilayah
secara geografis terletak pada 106° 22’ 13” BT-108° geografis, konfirmasi ke
50’ 1,4” BT, dan 5° 54’ 49,58” LS–7° 49’ 15,52” LS.
BIG/ Kemendagri/ Biro
(3) Batas-batas Wilayah Daerah Provinsi terdiri atas:
a. sebelah utara, berbatasan dengan Provinsi Pemotda.
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Laut • Wilayah Udara dan Dalam
Jawa; Bumi dikonsultasikan ke
b. sebelah timur, berbatasan dengan Provinsi Jawa ATR/BPN.
Tengah;
c. sebelah selatan, berbatasan dengan Samudera Tindak lanjut:
Hindia; dan
d. sebelah barat, berbatasan dengan Provinsi • Ruang lingkup (Batas
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Wilayah) telah dikonfirmasi
Provinsi Banten. ke Kementerian Dalam
(4) Pulau-Pulau Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat Negeri melalui Berita Acara
(1) huruf a, terletak di Wilayah Daerah Kabupaten

12
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pangandaran, Kabupaten Garut, Kabupaten No. 96/BAD.II/XI/2021
Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten • RTRW Provinsi Jawa Barat
Sukabumi. telah mendapatkan
(5) Untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
rekomendasi peta dasar dari
pembangunan dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antarwilayah, dilakukan BIG melalui Berita Acara
pengembangan Wilayah dengan membagi ke dalam 6 No. 10.2/DGIG-
(enam) WP, yaitu: PRT/IGD.02/12/2021
a. WP Bodebekpunjur, sebagai pengembangan • Enam WP sudah
Kawasan Perkotaan di Wilayah Jawa Barat mempertimbangkan
dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di
kebutuhan pengembangan
KSN Jabodetabekpunjur serta antisipatif
terhadap perkembangan pembangunan wilayah wilayah di Provinsi Jawa
perbatasan, meliputi Daerah Kota Bogor, Barat. Berdasarkan
Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten pembagian WP tersebut,
Bekasi, Kota Depok dan sebagian wilayah di dianalisis lebih lanjut
Kabupaten Cianjur; terkait WP yang perlu
b. WP Purwasuka, sebagai penjabaran dari Kawasan didorong, dikendalikan,
Andalan Purwasuka, meliputi Daerah Kabupaten
ditingkatkan, dan dibatasi
Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Karawang; pengembangannya
c. WP Ciayumajakuning, sebagai penjabaran dari berdasarkan kondisi
Kawasan Andalan Ciayumajakuning yang masing-masing WP dan
antisipatif terhadap perkembangan perannya terhadap Provinsi
pembangunan Wilayah perbatasan, meliputi Jawa Barat.
Daerah Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon,
• Terkait pengembangan WP
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Kuningan, dan sebagian wilayah di lainnya akibat
Kabupaten Sumedang; ditetapkannya Daerah
d. WP Priangan Timur-Pangandaran, sebagai Otonomi Baru (DOB),
penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan penetapan DOB ke depan
Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi tidak akan mempengaruhi
dan peran kawasan di KSN Pacangsanak yaitu pembagian WP.
Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan yang
antisipatif terhadap perkembangan • Usulan penambahan ayat
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi (6) baru:
Daerah Kabupaten Garut, Kabupaten “Dalam hal terdapat
Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten penetapan DOB, maka
Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten pembagian WP mengikuti
Pangandaran; daerah induknya.”
e. WP Sukabumi dan sekitarnya, sebagai
penjabaran dari Kawasan Andalan Sukabumi
yang antisipatif terhadap perkembangan
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi
Daerah Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi,
dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur; dan
f. WP Cekungan Bandung, meliputi Daerah Kota
Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten

13
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian
wilayah di Kabupaten Sumedang.
(6) Dalam hal terdapat penetapan Daerah Otonomi Baru
(DOB), maka pembagian WP mengikuti daerah
induknya sebagaimana tercantum pada ayat (5).
(7) Peta Wilayah Daerah Provinsi, nama Pulau-Pulau
Kecil, dan arahan pembagian WP, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (4), dan ayat (5),
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 3 Muatan RTRW Provinsi meliputi:


a. tujuan, kebijakan, dan strategi Penataan Ruang;
b. rencana struktur ruang;
c. rencana Pola Ruang;
d. KSP;
e. arahan Pemanfaatan Ruang;
f. arahan pengendalian Pemanfaatan Ruang; dan
g. partisipasi masyarakat dan kelembagaan.

Dihapus Sesuai Permen ATR/BPN No 11


Tidak Diubah Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Pasal 5 Tidak Diubah Dihapus Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang,
fungsi dan kedudukan tidak perlu
dicantumkan sehingga bab dan
pasal ini dihilangkan
Dipindahkan ke Bab I – Ketentuan Umum, Bagian Luas dan Batas Wilayah Provinsi
Tidak Diubah Kedua Ruang Lingkup dipindahkan substansinya ke Bab I
– Ketentuan Umum, Bagian Kedua
Pasal 6 Pasal 6 Dipindahkan ke Bab I – Ketentuan Umum, Bagian Ruang Lingkup
(1) Lingkup wilayah RTRWP meliputi batas yang Kedua Ruang Lingkup
ditentukan berdasarkan aspek administratif,
mencakup :
a. Wilayah daratan, termasuk pulau-pulau
kecil, seluas ± 3.708.938,44 Ha
b. Wilayah udara; dan

c. Wilayah dalam bumi.

(2) Batas koordinat Daerah adalah 106° 22’ 13” BT


- 108° 50’ 1,4” BT , dan 5° 54’ 49,58” LS – 7° 49’
15,52” LS.
(3) Batas-batas wilayah Daerah terdiri atas :

14
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

a. Sebelah utara, berbatasan dengan Provinsi


Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan
Laut Jawa;
b. Sebelah timur, berbatasan dengan Provinsi
Jawa Tengah;
c. Sebelahselatan, berbatasan dengan
Samudera Hindia; dan
d. Sebelah barat, berbatasan dengan Provinsi
Banten.
Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan • Kebijakan dan strategi
Strategi Penataan Ruang dijelaskan dalam Bab II
Pasal 7 Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang Strategi Penataan Ruang
Tidak Diubah • Perubahan struktur pasal
Pasal 8 Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Pasal 9 Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan tentang Tata Cara
Strategi Penataan Ruang
Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
dimana Kebijakan dan
stategi dipisahkan dalam
pasal berbeda.
• Kebijakan dan strategi tidak
dibagi menjadi kebijakan
perencanaan, kebijakan
pemanfaatan dan kebijakan
pengendalian.
• Kebijakan dan strategi yang
bersifat teknis dicantumkan
dalam indikasi program
perwujudan ruang.
Pasal 10 Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab I – Ketentuan Umum, Bagian Substansi terkait pembagian
Kedua Ruang Lingkup Wilayah Pengembangan (WP)
Pasal 11 Pasal 11 Dipindahkan ke Bab I – Ketentuan Umum, Bagian dipindahkan ke Bab I –
Kedua Ruang Lingkup Ketentuan Umum, Bagian
(1) Pembagian WP sebagaimana dimaksud pada Pasal 10,

15
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
terdiri atas: Kedua Ruang Lingkup
a. WP Bodebekpunjur sebagai pengembangan
kawasan perkotaan di wilayah Jawa Barat dengan
kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN
Jabodetabekpunjur serta antisipatif terhadap
perkembangan pembangunan wilayah perbatasan,
meliputi Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok dan
sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur;
b. WP Purwasuka sebagai penjabaran dari Kawasan
Andalan Purwasuka, meliputi Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Karawang;
c. WP Ciayumajakuning sebagai penjabaran dari
Kawasan Andalan Ciayumajakuning yang
antisipatif terhadap perkembangan pembangunan
wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Cirebon,
Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Kuningan, dan sebagian
wilayah di Kabupaten Sumedang;
d. WP Priangan Timur-Pangandaran sebagai
penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan
Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan
peran kawasan di KSN Pacangsanak yaitu
Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan yang
antisipatif terhadap perkembangan pembangunan
wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya,
Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten
Pangandaran;
e. WP Sukabumi dan sekitarnya sebagai penjabaran
dari Kawasan Andalan Sukabumi yang antisipatif
terhadap perkembangan pembangunan wilayah
perbatasan, meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten
Sukabumi, dan sebagian wilayah di Kabupaten
Cianjur; dan
f. WP KK Cekungan Bandung, meliputi Kota
Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian
wilayah di Kabupaten Sumedang.
(2) Arahan pembagian WP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran I, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

16
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 12 Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan • Kebijakan dan strategi
Strategi Penataan Ruang dijelaskan dalam Bab II
Pasal 13 Tidak Diubah Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang Strategi Penataan Ruang
• Perubahan struktur pasal
Pasal 14 Paragraf 3 Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang mengacu pada Permen
Pengembangan Struktur Ruang ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Pasal 14 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
(1) Kebijakan pengembangan struktur ruang
Kembali, Revisi, dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf
Penerbitan Persetujuan
b, meliputi:
Substansi Rencana Tata
a. pemantapan peran perkotaan di Daerah Ruang Wilayah Provinsi,
sesuai fungsi yang telah ditetapkan, Kabupaten, Kota, dan
yaitu PKN, PKW, dan PKL; Rencana Detail Tata Ruang
b. pengembangan sistem kota-desa yang dimana Kebijakan dan
sesuai dengan dayadukung dan stategi dipisahkan dalam
dayatampung serta fungsi kegiatan pasal berbeda.
dominannya; • Kebijakan dan strategi tidak
c. pengendalian perkembangan kawasan dibagi menjadi kebijakan
perkotaan di wilayah utara serta perencanaan, kebijakan
wilayah yang berada di antara wilayah pemanfaatan dan kebijakan
utara dan selatan untuk menjaga pengendalian.
lingkungan yang berkelanjutan; • Kebijakan dan strategi yang
d. pengendalian perkembangan sistem kota di bersifat teknis dicantumkan
Wilayah selatan dengan tidak melebihi daya dalam indikasi program
dukung dan daya tampungnya;
e. penataan dan pengembangan infrastruktur
Wilayah yang dapat menjadi pengarah,
pembentuk, pengikat, pengendali dan pendorong
pengembangan Wilayah untuk mewujudkan
sistem kota di Daerah; dan
f. pelaksanaan peran WP dan KSP dalam
mewujudkan pemerataan pertumbuhan Wilayah
dan sebaran penduduk.
g. mewujudkan pembangunan, pengembangan dan
pengoperasian transportasi dalam rangka
integerasi pelayanan transportasi yang tertib,
lancar, efektif, efisien, aman, selamat, nyaman,
dan terjangkau oleh masyarakat tanpa dibatasi
oleh wilayah administratif.
(2) Strategi pemantapan peran kawasan perkotaan di

17
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi:
a. meningkatkan peran PKN sebagai pusat koleksi
dan distribusi skala internasional, nasional atau
beberapa provinsi;
b. mengembangkan kegiatan ekonomi di bagian
timur dengan orientasi pergerakan ke arah
Cirebon;
c. meningkatkan peran PKW di bagian selatan yang
mempunyai fungsi tertentu dengan skala
pelayanan nasional dan beberapa
Kabupaten/Kota;
d. meningkatkan peran PKW sebagai penghubung
pergerakan dari PKL ke PKN terdekat melalui
pengembangan prasarana dan permukiman yang
dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi di Wilayah
sekitarnya; dan
e. meningkatkan peran PKL sebagai kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala Kabupaten/Kota atau beberapa
kecamatan.
(3) Strategi pengembangan sistem kota-desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. mengendalikan mobilitas dan migrasi masuk
terutama ke Wilayah pusat pertumbuhan;
b. mengendalikan pertumbuhan permukiman skala
besar dan menengah agar terintegrasi dengan
pengembangan infrastruktur regional melalui
penyediaan sarana dan prasarana dasar yang
tetap menjaga kawasan berfungsi lindung dan
pertanian pangan berkelanjutan di kawasan
perkotaan serta mendorong pengembangan
permukiman vertikal di kawasan padat
penduduk; dan
c. mengendalikan perkembangan kegiatan industri
manufaktur di koridor Bodebek-Cikampek-
Bandung.
(4) Strategi pengendalian perkembangan kawasan
perkotaan di wilayah utara dan wilayah yang berada
di antara wilayah utara dan selatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi:
a. menetapkan WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka,
WP Ciayumajakuning, dan WP KK Cekungan

18
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bandung;
b. meningkatkan fungsi WP sebagai klaster
pengembangan ekonomi Wilayah belakangnya;
dan
c. memfungsikan PKW dan PKL untuk mendukung
klaster perekonomian di WP, melalui penyediaan
prasarana dengan kuantitas dan kualitas sesuai
standar pelayanan minimal.
(5) Strategi pengendalian dan pengembangan sistem kota
di Wilayah selatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, meliputi:
a. menetapkan WP Sukabumi dan sekitarnya serta
WP Priangan Timur-Pangandaran;
b. meningkatkan fungsi WP sebagai klaster
pengembangan ekonomi; dan
c. memfungsikan PKW dan PKL untuk mendukung
klaster perekonomian di WP, melalui penyediaan
prasarana dengan kuantitas dan kualitas sesuai
standar pelayanan minimal.
(6) Strategi penataan dan pengembangan sistem
prasarana Wilayah di Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, meliputi:
a. mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan
dan kualitas prasarana wilayah untuk
mendukung pergerakan di sepanjang koridor
kawasan perkotaan Bodebek-kawasan perkotaan
Bandung Raya-Cirebon Raya, dan koridor
penghubung PKN-PKW, antar PKW, serta
peningkatan konektivitas menuju PKL;
b. mengembangkan sistem angkutan umum massal
di Kawasan Perkotaan Bodebek, Karawang dan
Purwakarta, Kawasan Perkotaan Bandung Raya,
dan Kawasan Perkotaan Cirebon Raya untuk
mengurangi masalah transportasi perkotaan;
c. mengembangkan dan membangun pelabuhan
laut di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa
Barat, serta Bandar Udara untuk pengembangan
wilayah di Jawa Barat;
d. mewujudkan sistem prasarana wilayah untuk
mendukung pusat pertumbuhan baru di wilayah
timur Jawa Barat yang meliputi Kabupaten
Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kota Cirebon
dan Kabupaten Sumedang;
e. meningkatkan ketersediaan dan kualitas

19
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pelayanan prasarana serta fasilitas pendukung
kegiatan perkotaan dan perdesaan pada WP;
f. mengembangkan sistem energi dan kelistrikan
yang dapat memfungsikan PKW dan PKL;
g. meningkatkan ketersediaan dan kualitas
prasarana sumber daya air berbasis DAS dan
Cekungan Air Tanah untuk menunjang kegiatan
domestik, industri dan pertanian;
h. mengembangkan sistem tempat pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah regional sesuai dengan
proyeksi pertumbuhan penduduk, perkembangan
kegiatan perkotaan dan ekonomi;
i. mengembangkan sistem telekomunikasi yang
merata terutama untuk menunjang kegiatan
ekonomi yang dikembangkan di PKL dan PKW;
j. meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan budaya, terutama di PKL, untuk
meningkatkan kualitas hidup penduduk serta
mengurangi mobilitas dan migrasi ke pusat
kegiatan di PKN dan PKW; dan
k. mengembangkan sarana dan prasarana
penanggulangan bencana.
(7) Strategi pendorong terlaksananya peran WP dan KSP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,
meliputi:
a. menentukan fungsi setiap WP agar terjadi
sinergitas pembangunan;
b. menentukan arah pengembangan Wilayah sesuai
potensi dan kendala di setiap WP;
c. optimalisasi fungsi PKW dan PKL dalam setiap
WP; dan
d. meningkatkan ketersediaan dan kualitas
prasarana untuk mendukung mobilitas dan
pemenuhan kebutuhan dasar di dalam WP.
(8) Strategi mewujudkan pembangunan, pengembangan
dan pengoperasian transportasi dalam rangka
integerasi pelayanan transportasi yang tertib, lancar,
efektif, efisien, aman, selamat, nyaman, dan
terjangkau oleh masyarakat tanpa dibatasi oleh
wilayah administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf g, meliputi:

20
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. Meningkatkan keselamatan dan keamanan
transportasi perkotaan;
b. Mengembangkan jaringan prasarana transportasi
perkotaan;
c. Mengembangkan sistem transportasi perkotaan
berbasis jalan;
d. Mengembangkan sistem transportasi perkotaan
berbasis rel;
e. Mengembangkan transportasi perkotaan
terintegrasi;
f. Meningkatkan kinerja lalu lintas;
g. Mengembangkan sistem pendanaan transportasi
perkotaan;
h. Mengembangkan keterpaduan transportasi
perkotaan dan tata ruang;
i. Mengembangkan transportasi perkotaan yang
ramah lingkungan.
j. menentukan fungsi setiap WP agar terjadi
sinergitas pembangunan;
k. menentukan arah pengembangan Wilayah sesuai
potensi dan kendala di setiap WP;
l. optimalisasi fungsi PKW dan PKL dalam setiap
WP; dan
m. meningkatkan ketersediaan dan kualitas
prasarana untuk mendukung mobilitas dan
pemenuhan kebutuhan dasar di dalam WP.

Pasal 15 Paragraf 4 Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan • Kebijakan dan strategi
Strategi Penataan Ruang dijelaskan dalam Bab II
Pengembangan Pola Ruang
Tujuan, Kebijakan dan
Pasal 15 Strategi Penataan Ruang
• Perubahan struktur pasal
(1) Kebijakan pengembangan Pola Ruang mengacu pada Permen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
c, meliputi :
tentang Tata Cara
a. pengembangan Kawasan Lindung; dan Penyusunan, Peninjauan
b. pengembangan Kawasan Budidaya. Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan
(2) Kebijakan pengembangan Kawasan Lindung
Substansi Rencana Tata

21
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf Ruang Wilayah Provinsi,
a, meliputi: Kabupaten, Kota, dan
a. pencapaian luas Kawasan Lindung Rencana Detail Tata Ruang
sebesar 45%; dan dan stategi dipisahkan dalam
pasal berbeda.
b. perlindungan dan peningkatan kualitas
Kawasan Lindung. • Kebijakan dan strategi tidak
(3) Kebijakan pengembangan Kawasan Budidaya dibagi menjadi kebijakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, perencanaan, kebijakan
meliputi: pemanfaatan dan kebijakan
a. pengamanan KP2B dan luas kawasan hutan, pengendalian.
serta peningkatan produktivitas pertanian,
• Kebijakan dan strategi yang
perkebunan, kehutanan, peternakan dan
perikanan guna menjaga Ketahanan Pangan bersifat teknis dicantumkan
Daerah dan nasional; dalam indikasi program
b. pengelolaan wilayah pesisir darat dan pulau kecil
dengan pendekatan keterpaduan ekosistem,
sumber daya dan kegiatan pembangunan
berkelanjutan;
c. optimalisasi potensi lahan budidaya dan sumber
daya alam guna mendorong pertumbuhan sosial
ekonomi di wilayah yang belum berkembang
karena keterbatasan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
d. pelaksanaan prioritas pembangunan hunian
vertikal pada kawasan permukiman perkotaan
guna optimalisasi dan efisiensi ruang budidaya
yang semakin terbatas, terutama pada kawasan
yang perlu dikendalikan; dan
e. pengamanan kepentingan pertahanan dan
keamanan negara sesuai dengan rencana tata
ruang pertahanan dan keamanan.
(4) Strategi pencapaian luas Kawasan Lindung 45%
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
meliputi:
a. meningkatkan fungsi Kawasan Lindung di dalam
dan di luar kawasan hutan;
b. memulihkan secara bertahap Kawasan Lindung
yang telah berubah fungsi;
c. mengalihkan fungsi secara bertahap kawasan
hutan cadangan dan hutan produksi terbatas
menjadi hutan lindung;
d. membatasi pengembangan prasarana Wilayah di
sekitar Kawasan Lindung untuk menghindari

22
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tumbuhnya kegiatan perkotaan yang mendorong
alih fungsi Kawasan Lindung;
e. menetapkan luas kawasan hutan minimal 30%
dari luas DAS;
f. mengalihkan fungsi lindung yang tumpeng tindih
dengan kawasan budidaya yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan pemulihan
fungsi kawasan; dan
g. menetapkan dan mempertahankan lokasi-lokasi
kawasan ekosistem esensial.
(5) Strategi perlindungan dan peningkatan kualitas
Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b, meliputi:
a. mengoptimalkan pendayagunaan Kawasan
Lindung hutan dan bukan hutan melalui jasa
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
b. meningkatkan tutupan lahan hutan sebagai
penyerap emisi, pengatur tata air, dan
mengurangi risiko bencana alam;
c. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya buatan pada Kawasan Lindung;
d. membatasi dan mengendalikan penebangan, serta
penggunaan kawasan hutan untuk
mempertahankan luasan kawasan hutan;
e. mengendalikan pencemaran dan kerusakan
Daerah Aliran Sungai (DAS);
f. mencegah kerusakan lingkungan akibat kegiatan
budidaya;
g. merehabilitasi lahan kritis di Kawasan Lindung;
h. meningkatkan implementasi pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan hutan; dan
i. menyusun arahan insentif dan disinsentif serta
pengenaan sanksi dalam hal alih fungsi dan/atau
penerbitan izin pembangunan dan/atau kegiatan
di Kawasan Lindung.
(6) Strategi pengamanan KP2B dan luas kawasan hutan
serta peningkatan produktivitas pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a,
meliputi:

23
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. mengukuhkan lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian
pangan berkelanjutan sebagai KP2B yang tidak
dapat dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya
lainnya;
b. merevitalisasi dan merehabilitasi jaringan irigasi
teknis yang tidak berfungsi optimal untuk
menjaga keberlangsungan pasokan air bagi lahan
sawah;
c. memelihara jaringan irigasi teknis dan setengah
teknis melalui kerja sama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota
dan masyarakat;
d. meningkatkan produktivitas lahan sawah tadah
hujan;
e. meningkatkan produktivitas pertanian tanaman
pangan dengan sistem pola tanam yang
mendukung pelestarian unsur hara dan
kesuburan tanah, serta disesuaikan dengan
perubahan iklim global;
f. menstabilkan penyediaan sarana dan prasarana
produksi pertanian untuk mempertahankan
KP2B; dan
g. menyusun dan menetapkan pedoman
pengalihfungsian lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
(7) Strategi pengelolaan wilayah pesisir darat dan pulau
kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
meliputi:
a. merehabilitasi kawasan pelestarian ekologi pesisir
darat serta kawasan perlindungan bencana
pesisir darat;
b. mengembangkan perikanan budidaya dan
pemanfaatan hutan bakau secara lestari dan
terpadu;
c. mengendalikan pencemaran di kawasan pesisir
darat dan pulau kecil; dan
d. mengendalikan penguasaan tanah timbul oleh
masyarakat dan/atau kelompok masyarakat.
(8) Strategi optimalisasi potensi lahan budidaya dan
sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf c, meliputi:

24
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. mengelola Kawasan Hutan Rakyat sebagai sistem
penyangga kehidupan dalam menjaga
keberlangsungan di luar kehutanan;
b. meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas serta
mengembangkan ekonomi di kawasan budidaya
Wilayah tertinggal;
c. meningkatkan akses kawasan budidaya ke
jaringan arteri primer dan kolektor primer;
d. meningkatkan sarana dan prasarana pendukung
di PKL; dan
e. meningkatkan produktivitas serta
mengembangkan keterkaitan hulu dan hilir
komoditas unggulan.
(9) Strategi pelaksanaan prioritas pembangunan hunian
vertikal pada kawasan permukiman perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d,
meliputi:
a. menyediakan lingkungan siap bangun untuk
pembangunan hunian vertikal di perkotaan
dengan peran swasta dan masyarakat;
b. membangun rumah susun bersubsidi bagi
golongan masyarakat berpenghasilan menengah
ke bawah di kawasan perkotaan;
c. merevitalisasi kawasan permukiman kumuh
perkotaan menjadi kawasan hunian vertikal;
d. memanfaatakan hunian vertikal bagi golongan
menengah ke atas di perkotaan;
e. membangun kawasan terintegrasi fungsi
campuran;
f. membangun kawasan pengembangan sisipan;
g. membangun kawasan titik transit; dan
h. membangun kawasan terintegrasi blok terpadu.
(10) Strategi untuk mengamankan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 16 Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan • Kebijakan dan strategi
Tidak Diubah Strategi Penataan Ruang dijelaskan dalam Bab II
Dipindahkan ke Bab II – Tujuan, Kebijakan dan Tujuan, Kebijakan dan
Strategi Penataan Ruang Strategi Penataan Ruang
Tidak Diubah • Perubahan struktur pasal
mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021

25
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
dimana Kebijakan dan
stategi dipisahkan dalam
pasal berbeda.
• Kebijakan dan strategi tidak
dibagi menjadi kebijakan
perencanaan, kebijakan
pemanfaatan dan kebijakan
pengendalian.
• Kebijakan dan strategi yang
bersifat teknis dicantumkan
dalam indikasi program
BAB II BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN
RUANG
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 4 (1) Penataan Ruang Daerah Provinsi bertujuan untuk Perubahan pada ayat (2) huruf a
mewujudkan tata ruang Wilayah Daerah Provinsi dari kawasan lindung menjadi
yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing berfungsi lindung berdasarkan
menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia.
hasil analisis luasan rencana pola
(2) Dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sasaran sebagai ruang.
berikut:
a. tercapainya ruang berfungsi lindung seluas 45%Berdasarkan Permen ATR/BPN No
dari wilayah Jawa Barat dan tersedianya ruang 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
untuk Ketahanan Pangan dengan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
target
pencapaian pada tahun 2042; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. terwujudnya ruang investasi melalui dukungan Substansi Rencana Tata Ruang
infrastruktur strategis;
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. terwujudnya ruang untuk kawasan perkotaan dan
dan Rencana Detail Tata Ruang,
perdesaan dalam sistem wilayah yang terintegrasi;
dan Kawasan Resapan Air dan
d. terlaksananya prinsip mitigasi bencana dalam Kawasan Rawan Bencana yang
penataan ruang. pada Perda RTRWP Jabar 2009-
2029 direncanakan menjadi pola
tercapainya ruang berfungsi lindung di Wilayah ruang Kawasan Lindung berubah
Jawa Barat dan tersedianya ruang untuk

26
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Ketahanan Pangan; menjadi ketentuan khusus
terwujudnya Ruang Investasi melalui dukungan sehingga rencana pola ruangnya
infrastruktur strategis; dan dapat berupa Kawasan Budidaya.
terwujudnya ruang untuk Kawasan Perkotaan dan
Kawasan Perdesaan dalam sistem Wilayah yang Pansus VI meminta Sasaran
terintegrasi, dan terlaksananya prinsip dalam
dikembalikan seperti substansi
Penataan Ruang.
versi Pansus 2019.

Tindak lanjut:
• Huruf a disesuaikan menjadi
“tercapainya ruang kawasan
berfungsi lindung seluas 45%
dari wilayah …”
• Dalam Bab Penjelasan
ditambahkan penjelasan bahwa
45% dihitung dari luas wilayah
darat.
• Dalam Bab Penjelasan
dijelaskan konsep kawasan
berfungsi lindung 45% yang
terdiri dari ruang berfungsi
lindung baik hutan maupun
non-hutan.
Bagian Kedua Bagian Kedua
Kebijakan
Pasal 5 Pansus menyarankan
Kebijakan Penataan Ruang Daerah Provinsi, meliputi: mencantumkan LSD dalam
a. pengembangan Wilayah melalui keterkaitan poin e, perlu konfirmasi ke
fungsional antar WP dengan ketetapan Kawasan Kementerian ATR/BPN.
yang dikendalikan perkembangannya, Kawasan
yang didorong perkembangannya, Kawasan yang Tindak lanjut:
dibatasi perkembangannya, dan Kawasan yang • Kebijakan yang disusun telah
ditingkatkan perkembangannya; menaungi seluruh sektor dan
b. pemantapan peran perkotaan di Daerah Provinsi Perangkat Daerah terkait,
sesuai fungsi yang telah ditetapkan, yaitu PKN, termasuk dari sektor
PKW, dan PKL; perkebunan, pertanian, dll.
c. penataan dan pengembangan infrastruktur Wilayah • Mengakomodasi nomenklatur
yang dapat menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, sistem logistik dalam
pengendali dan pendorong pengembangan Wilayah kebijakan penataan ruang
serta mendukung sistem logistik nasional untuk terkait penataan dan
mewujudkan sistem kota di Daerah Provinsi; pengembangan infrastruktur
d. perlindungan dan peningkatan kualitas Kawasan wilayah karena definisi sistem

27
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
berfungsi lindung;. logistik lebih ke manajemen
e. pengamanan Lahan Baku Sawah, Lahan Sawah dan mengintegrasikan seluruh
yang dilindungi, dan KP2B serta peningkatan sarana prasarana transportasi.
produktivitas pertanian, guna menjaga Ketahanan • Mengakomodasi masukan
Pangan Daerah Provinsi dan nasional; pencantuman Lahan Sawah
f. pengelolaan Wilayah Pesisir, laut, dan Pulau-Pulau yang dilindungi dalam huruf e.
Kecil dengan pendekatan keterpaduan Ekosistem,
sumber daya dan kegiatan pembangunan Catatan Pansus VI (220322):
berkelanjutan; Perlu menambahkan target
g. optimalisasi potensi lahan budidaya dan sumber luasan kawasan tanaman
daya alam guna mendorong pertumbuhan sosial pangan untuk memenuhi
ekonomi di Wilayah yang belum berkembang karena kebutuhan pangan Provinsi
keterbatasan daya dukung dan daya tampung Jawa Barat 20 tahun ke
lingkungan; dan depan.
h. pengamanan kepentingan pertahanan dan
keamanan negara sesuai dengan RTR pertahanan
dan keamanan.
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang
Pasal 6 (1) Strategi untuk kebijakan pengembangan Wilayah
melalui keterkaitan fungsional antar WP dengan
ketetapan Kawasan yang dikendalikan
perkembangannya, Kawasan yang didorong
perkembangannya, Kawasan yang dibatasi
perkembangannya, dan Kawasan yang ditingkatkan
perkembangannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf a, meliputi:
a. menetapkan WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka,
WP Ciayumajakuning, WP KK Cekungan
Bandung, WP Sukabumi dan sekitarnya, serta
WP Priangan Timur-Pangandaran dengan fungsi
dan arah pengembangan tertentu sesuai potensi
dan kendala agar terjadi sinergitas
pembangunan;
b. meningkatkan fungsi WP sebagai klaster
pengembangan ekonomi berbasis pertanian,
kelautan dan perikanan, pariwisata, industri dan
perdagangan/jasa; dan
c. meningkatkan fungsi PKW dan PKL untuk
mendukung klaster perekonomian di WP, melalui
peningkatan penyediaan prasarana dengan
kuantitas dan kualitas sesuai standar pelayanan
minimal untuk mendukung mobilitas dan
pemenuhan kebutuhan dasar dalam WP.

28
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(2) Strategi untuk kebijakan pemantapan peran
perkotaan di Daerah Provinsi sesuai fungsi yang
telah ditetapkan, yaitu PKN, PKW, dan PKL,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b,
meliputi:
a. meningkatkan peran PKN sebagai pusat koleksi
dan distribusi skala internasional, nasional atau
beberapa provinsi melalui penetapan fasilitas
pendukung perhubungan (terminal, pelabuhan
dan bandara) dan fasilitas ekonomi skala regional
pada masing-masing Kawasan;
b. mewujudkan Kawasan Perkotaan baru yang
terpadu di wilayah PKN Cirebon dengan
mengintegrasikan PKW, PKL dan Kawasan
Permukiman baru di kawasan tersebut;
c. meningkatkan peran PKW sebagai penghubung
pergerakan dari PKL ke PKN terdekat melalui
pengembangan prasarana dan permukiman yang
dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi di Wilayah
sekitarnya;
d. meningkatkan peran PKL sebagai Kawasan
Perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan;
e. menata perkembangan Kawasan Perkotaan di
Wilayah utara dan tengah untuk menjaga
lingkungan yang berkelanjutan; dan
f. pengendalian perkembangan perkotaan di wilayah
selatan dengan tidak melebihi daya dukung dan
daya tampungnya.
(3) Strategi untuk kebijakan penataan dan
pengembangan infrastruktur Wilayah yang dapat
menjadi pengarah, pembentuk, pengikat, pengendali Mengakomodasi nomenklatur
dan pendorong pengembangan wilayah serta sistem logistik dalam strategi
mendukung sistem logistik nasional mewujudkan pengembangan infrastruktur, tidak
sistem kota di Daerah Provinsi sebagaimana di rencana struktur ruang, karena
dimaksud dalam Pasal 5 huruf c meliputi: definisi sistem logistik lebih ke
a. mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan manajemen dan mengintegrasikan
dan kualitas prasarana wilayah untuk seluruh sarana prasarana
mendukung pergerakan di sepanjang koridor transportasi.
kawasan perkotaan Bodebek-kawasan perkotaan
Bandung Raya- Kawasan Perkotaan Cirebon Raya,
dan koridor penghubung PKN-PKW, antar PKW,
serta peningkatan konektivitas menuju PKL;
b. mewujudkan pembangunan, pengembangan dan
pengoperasian transportasi dalam rangka
integerasi pelayanan transportasi yang tertib,

29
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
lancar, efektif, efisien, aman, selamat, nyaman,
dan terjangkau oleh masyarakat tanpa dibatasi
oleh wilayah administratif;
c. mengembangkan sistem angkutan umum massal
berbasis rel di Kawasan Perkotaan Bodebek,
Karawang dan Purwakarta, Kawasan Perkotaan
Bandung Raya, dan Kawasan Perkotaan Cirebon
Raya untuk mengurangi masalah transportasi
perkotaan;
d. mengembangkan dan membangun pelabuhan laut
di Pantai Utara dan Pantai Selatan Jawa Barat,
serta bandar udara untuk pengembangan Wilayah
di Jawa Barat;
e. mengembangkan sistem energi dan kelistrikan
yang dapat meningkatkan fungsi pendukung
kegiatan di perkotaan dan perdesaan;
f. mengembangkan sistem telekomunikasi untuk
menunjang kegiatan ekonomi di perkotaan dan
perdesaan;
g. meningkatkan ketersediaan dan kualitas
prasarana sumber daya air berbasis DAS dan
Cekungan Air Tanah untuk menunjang kegiatan
domestik, industri dan pertanian;
h. mewujudkan sistem sarana prasarana wilayah
untuk mendukung pusat pertumbuhan baru di
wilayah timur Jawa Barat yang meliputi Daerah
Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kota
Cirebon dan Kabupaten Sumedang;
i. mengembangkan sistem tempat pengolahan dan
pemrosesan akhir sampah regional sesuai dengan
proyeksi pertumbuhan penduduk, perkembangan
kegiatan perkotaan dan ekonomi;
j. meningkatkan ketersediaan dan kualitas
pelayanan sarana prasarana serta fasilitas
pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan
pada WP; dan
k. meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan budaya di PKL, untuk
meningkatkan kualitas hidup penduduk serta
mengurangi mobilitas dan migrasi ke pusat
kegiatan di PKN dan PKW.
(4) Strategi untuk kebijakan perlindungan dan
peningkatan kualitas Kawasan berfungsi lindung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d,
meliputi:
a. meningkatkan fungsi Kawasan Lindung dan

30
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
memulihkan secara bertahap Kawasan Lindung
yang telah berubah fungsi;
b. membatasi pengembangan sarana prasarana
Wilayah di sekitar Kawasan Lindung untuk
menghindari tumbuhnya kegiatan perkotaan yang
mendorong alih fungsi Kawasan Lindung;
c. meningkatkan fungsi lindung Kawasan Budidaya
yang merupakan kawasan resapan air dan
Kawasan rawan bencana melalui pengaturan jenis
kegiatan dan intensitas ruang dalam ketentuan
khusus;
d. mempertahankan lokasi-lokasi Kawasan
ekosistem esensial;
e. mengoptimalkan pendayagunaan Kawasan
Lindung hutan dan bukan hutan melalui jasa
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
f. meningkatkan tutupan lahan hutan sebagai
penyerap emisi, pengatur tata air, dan
mengurangi risiko bencana alam;
g. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya buatan pada Kawasan Lindung;
h. mengendalikan kerusakan Daerah Aliran Sungai
(DAS) melalui rehabilitasi hutan di hulu DAS
kritis dan sangat kritis;
i. meningkatkan pelibatan masyarakat dalam
pengelolaan hutan;
j. meningkatkan luasan kawasan hutan untuk Arahan perwujudan kawasan
mencapai luasan minimal 30% dari luas Daerah lindung huruf b, c, dan d dari draft
Aliran Sungai (DAS); Ranperda 2019 dicantumkan
k. mempertahankan dan meningkatkan kawasan menjadi strategi untuk mendukung
resapan air atau kawasan yang berfungsi kebijakan perlindungan dan
hidroorologis untuk menjamin ketersediaan peningkatan kualitas Kawasan
sumber daya air; dan berfungsi lindung.
l. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan
lindung yang berada di luar kawasan hutan
sehingga tetap berfungsi lindung.
(5) Strategi untuk kebijakan pengamanan Lahan Baku
Sawah, Lahan Sawah yang dilindungi, dan KP2B
serta peningkatan produktivitas pertanian, guna
menjaga Ketahanan Pangan Daerah dan nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e,
meliputi:
a. mengukuhkan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) dan Lahan Cadangan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) sebagai
KP2B yang tidak dapat dialihfungsikan untuk

31
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
kegiatan budidaya lainnya;
b. mengamankan keberadaan KP2B di kawasan
pesisir pantai utara Jawa Barat agar tetap
berfungsi sebagai salah satu lumbung padi
nasional;
c. melakukan sinergi antara pengembangan jaringan
irigasi dengan pengembangan lahan sawah;
d. merevitalisasi dan merehabilitasi jaringan irigasi
teknis yang tidak berfungsi optimal untuk
menjaga keberlangsungan pasokan air bagi lahan
sawah;
e. memelihara jaringan irigasi teknis dan setengah
teknis melalui kerja sama antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan masyarakat; dan
f. meningkatkan produktivitas pertanian melalui
pengembangan budidaya pertanian sebagai
kegiatan ekonomi Wilayah.
(6) Strategi untuk kebijakan pengelolaan Wilayah
Pesisir, laut dan Pulau Kecil dengan pendekatan
keterpaduan Ekosistem, sumber daya dan kegiatan
pembangunan berkelanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf f, meliputi:
Strategi terkait perikanan dan
a. merehabilitasi Kawasan pelestarian ekologi pesisir,
hutan bakau dipisahkan sehingga
laut dan Pulau Kecil serta Kawasan perlindungan
strategi huruf b fokus pada
bencana pesisir;
peningkatan produktivitas
b. mengembangkan kegiatan ekonomi wilayah
perikanan dan sumber daya laut
melalui peningkatan produktivitas perikanan dan
lainnya, strategi huruf c fokus
sumber daya laut lainnya;
pada pemanfaatan hutan bakau.
c. pemanfaatan hutan bakau secara lestari dan
terpadu;
d. mengendalikan pencemaran dan kerusakan
lingkungan di Kawasan Pesisir, laut dan Pulau
Kecil; dan
e. mengendalikan Pemanfaatan Ruang pada tanah
timbul melalui pengaturan Pola Ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Strategi untuk kebijakan optimalisasi potensi lahan
budidaya dan sumber daya alam guna mendorong
pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah yang belum
berkembang karena keterbatasan daya dukung dan
daya tampung lingkungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf g, meliputi:
a. meningkatkan ekonomi Wilayah yang belum
berkembang dengan peningkatan aksesibilitas

32
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan mobilitas melalui pengembangan jaringan
jalan arteri primer dan kolektor primer;
b. menumbuhkan kegiatan ekonomi melalui
peningkatan produktivitas serta pengembangan
keterkaitan hulu dan hilir komoditas unggulan
wilayah;
c. mengendalikan pertumbuhan permukiman skala
besar dan menengah agar terintegrasi dengan
pengembangan infrastruktur regional melalui
penyediaan sarana dan prasarana dasar yang
tetap menjaga Kawasan berfungsi lindung dan
pertanian pangan berkelanjutan di Kawasan
Perkotaan serta mendorong pengembangan
permukiman vertikal di Kawasan padat
penduduk; dan
d. mengendalikan perkembangan kegiatan industri
yang tidak ramah lingkungan di koridor Bodebek-
Cikampek-Bandung serta pada koridor rencana
pengembangan KPI di Jawa Barat bagian Utara.
(8) Strategi untuk kebijakan pengamanan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan
RTR pertahanan dan keamanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf h, meliputi:
a. mengembangkan kegiatan budidaya secara
selektif di dalam dan di sekitar Kawasan
pertahanan dan keamanan agar fungsi Kawasan
terjaga;
b. mengembangkan Kawasan Lindung dan/atau
Kawasan Budidaya tidak terbangun di sekitar
Kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona
penyangga yang memisahkan Kawasan
pertahanan keamanan dengan Kawasan
Budidaya terbangun; dan
c. strategi pengamanan kepentingan pertahanan
dan keamanan negara dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB III BAB III


RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Umum
Pasal 17 Pasal 7 Penyesuaian nomor Pasal dan
Pasal 17 nomenklatur karena adanya
(1) Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah Provinsi, penyesuaian struktur Ranperda
(1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi, meliputi:

33
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. sistem perkotaan; dan meliputi: mengacu pada Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
b. rencana pengembangan jaringan prasarana. a. sistem pusat permukiman;
Cara Penyusunan, Peninjauan
(2) Rencana struktur ruang wilayah provinsi b. sistem jaringan transportasi dan logistik; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
digambarkan dalam peta sebagaimana tercantum Persetujuan Substansi Rencana
c. sistem jaringan energi;
dalam Lampiran II, yang merupakan bagian tidak Tata Ruang Wilayah Provinsi,
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. d. sistem jaringan telekomunikasi dan internet; Kabupaten, Kota, dan Rencana
e. sistem jaringan sumber daya air; dan Detail Tata Ruang.
Masukan Pansus, penambahan
f. sistem jaringan prasarana lainnya. kata logistik dan internet pada
(2) Rencana Struktur Ruang Wilayah Daerah Provinsi nomenklatur sistem jaringan di
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri huruf b dan d. Perlu konfirmasi ke
dan ketelitian detail informasi skala 1:250.000 (satu Dinas Kominfo, Dinas
banding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana Perhubungan, dan Kementerian
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan ATR/BPN.
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Tindak lanjut:
Berdasarkan PP No. 26 Tahun
2012 tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik
Nasional, Logistik adalah bagian
dari rantai pasok yang menangani
arus barang, arus informasi dan
arus uang sehingga lebih bersifat
manajerial.

Hasil konsultasi Pansus VI tanggal


19 April 2022 dengan Kementerian
ATR/BPN:
Nomenklatur untuk rencana
struktur ruang mengikuti Permen
ATR/BPN No. 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang.
Bagian Kedua Bagian Kedua
Sistem Pusat Permukiman
Pasal 18 Paragraf 2 Pasal 8 • Penyesuaian nomor Pasal
(1) Sistem pusat permukiman sebagaimana dimaksud dan nomenklatur mengacu
Sistem Perkotaan dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a terdiri atas: pada Permen ATR/BPN No
Pasal 18 a. PKN, yang memiliki peran sebagi pusat koleksi 11 Tahun 2021 tentang Tata
dan distribusi skala internasional, nasional atau Cara Penyusunan,
(1) Sistem Perkotaan di Daerah terdiri atas: beberapa provinsi; Peninjauan Kembali, Revisi,
a. penetapan Kawasan Perkotaan Bodebek, b. PKW, yang memiliki peran pusat koleksi dan dan Penerbitan Persetujuan
Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan Cirebon distribusi skala nasional;

34
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
sebagai PKN, dengan peran menjadi pusat koleksi c. PKL, yang memiliki wilayah pelayanan Daerah Substansi Rencana Tata
dan distribusi skala internasional, nasional atau Kabupaten/Kota dan beberapa kecamatan; dan Ruang Wilayah Provinsi,
beberapa provinsi; d. Pusat pertumbuhan kelautan yang memiliki peran Kabupaten, Kota, dan
dalam pengembangan wilayah pesisir dan
b. Dihapus; Rencana Detail Tata Ruang
kelautan.
c. penetapan Sukabumi, Palabuhanratu, Cikampek- • Penambahan Cidaun sebagai
(2) PKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, PKW berdasarkan PP no. 13
Cikopo, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya,
ditetapkan di:
Pangandaran dan Cidaun sebagai PKW, dengan tahun 2017 tentang revisi
a. Kawasan Perkotaan Bodebek;
peran pusat koleksi dan distribusi skala nasional; RTRWN
b. Kawasan Perkotaan Bandung Raya, dan
d. Dihapus; c. Cirebon. • Penambahan PKW Patimban
e. Dihapus; guna mengantisipasi
(3) PKW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
ditetapkan di: perkembangan kawasan
f. Dihapus; perkotaan di sekitar
a. Sukabumi;
g. penetapan Cikarang-Cibitung, Tarumajaya, b. Palabuhanratu; kawasan Pelabuhan
Cibarusah, Setu, Cibinong, Cileungsi, Parung, c. Indramayu; Patimban dan kawasan
Cigudeg, Caringin, Parungpanjang, Cibadak, d. Tasikmalaya; pengembangan Jawa Barat
Cicurug, Sagaranten, Jampangkulon, Cianjur, e. Pangandaran; bagian Timur Utara
Sukanagara, Sindangbarang, Purwakarta, f. Cidaun-Rancabuaya;
Karawang, Cilamaya, Rengasdengklok, Teluk g. Patimban; • Penghapusan istilah PKL
Jambe Barat, Ciwidey, Pangalengan, Cikalong h. Kadipaten-Kertajati; dan perkotaan dan PKL pedesaan
Wetan, Padalarang, Sumedang, Conggeang-Tomo, i. Cikampek-Cikopo. menjadi PKL
Wado, Pamanukan, Subang, Jalan Cagak, • Penetapan 70 PKL
Pusakanagara, Jatibarang, Losarang, Gantar- (4) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
ditetapkan di: berdasarkan analisis
Terisi, Tukdana, Karangampel, Haurgeulis,
Arjawinangun, Sumber, Lemahabang, Palimanan, terhadap usulan PKL dari
a. Daerah Kabupaten Bekasi meliputi Cikarang-
Ciledug, Majalengka, Kertajati, Talaga, Rajagaluh, Cibitung, Tarumajaya, Cibarusah, dan Setu; Kab/Kota, Arahan Gubernur
Kuningan, Cilimus, Luragung, Ciawigebang, b. Daerah Kabupaten Bogor meliputi Cibinong, dan hasil analisis
Mandirancan, Garut, Cikajang, Pameungpeuk, Cileungsi-Jonggol, Parung, Cigudeg-Rumpin,
Rancabuaya (Caringin-Mekarmukti-Bungbulang), Caringin, dan Parungpanjang; Catatan Pansus VI:
Singaparna, Cikatomas, Ciawi, Karangnunggal, c. Daerah Kabupaten Sukabumi meliputi Cibadak, • Memisahkan pusat
Ciamis, Banjarsari, Kawali, Rancah, Panjalu, Cicurug, Sagaranten, dan Jampangkulon;
permukiman dan pusat
Cisaga, Banjar dan Parigi sebagai PKL, dengan d. Daerah Kabupaten Cianjur meliputi Cianjur,
wilayah pelayanan kabupaten/kota dan beberapa Sukanagara, dan Sindangbarang; pertumbuhan kelautan.
kecamatan. e. Daerah Kabupaten Purwakarta yaitu di • Penambahan ayat baru
Purwakarta; untuk Pusat Pertumbuhan
(2) Sistem perkotaan di Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III, yang f. Daerah Kabupaten Karawang meliputi Karawang, Kelautan.
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Rengasdengklok, Teluk Jambe Barat, dan • Konfirmasi ulang PKL ke
Daerah ini. Cilamaya;
Kab/Kota
g. Daerah Kabupaten Bandung meliputi Ciwidey
dan Pangalengan; • Cek DOB ke Biro Pemotda
h. Daerah Kabupaten Bandung Barat meliputi
Cililin dan Lembang; Tindak lanjut:
i. Daerah Kabupaten Sumedang meliputi Telah berkoordinasi dengan Biro
Sumedang, Conggeang-Tomo, dan Wado; Pemotda, didapatkan data DOB
j. Daerah Kabupaten Subang meliputi Pamanukan, sebagai berikut:
Subang, Jalan Cagak, Cipunagara, dan
Pabuaran; • Bogor Barat, calon ibukota:
Kec. Cigudeg (sudah

35
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
k. Daerah Kabupaten Indramayu meliputi direncanakan menjadi PKL)
Jatibarang, Losarang, Gantar-Terisi-Kroya, • Garut Selatan, calon ibukota:
Tukdana, Krangkeng, Haurgeulis, dan Patrol; Kec. Mekarmukti (sudah
l. Daerah Kabupaten Cirebon meliputi direncanakan menjadi PKL)
Arjawinangun, Lemahabang, Palimanan, dan • Sukabumi Utara, calon ibukota:
Ciledug; Kec. Cibadak (sudah
m. Daerah Kabupaten Majalengka meliputi direncanakan menjadi PKL)
Majalengka, Talaga, dan Rajagaluh; • Bogor Timur, calon ibukota:
n. Daerah Kabupaten Kuningan meliputi Kuningan, Kec. Jonggol (direncanakan
Cilimus, Luragung, Ciawigebang, dan menjadi bagian dari PKL
Mandirancan; Cileungsi sehingga dilakukan
o. Daerah Kabupaten Garut meliputi Garut, penyesuaian menjadi PKL
Cikajang, Pameungpeuk, Mekarmukti, dan Cileungsi-Jonggol)
Cibiuk-Limbangan; • Indramayu Barat, calon
p. Daerah Kabupaten Tasikmalaya meliputi ibukota: Kroya (direncanakan
Singaparna, Cikatomas, Ciawi, dan menjadi bagian dari PKL
Karangnunggal; Gantar-Terisi sehingga
q. Daerah Kabupaten Ciamis meliputi Ciamis, dilakukan penyesuaian menjadi
Banjarsari, Kawali, Rancah, Panjalu, dan Cisaga; PKL Gantar-Terisi-Kroya)
r. Daerah Kota Banjar; dan • Tasikmalaya Selatan, calon
s. Daerah Kabupaten Pangandaran yaitu di Parigi. ibukota: Kec. Karangnunggal
(5) Pusat pertumbuhan kelautan sebagaimana (sudah direncanakan menjadi
dimaksud pada ayat (1) huruf d tersebar di: PKL)
• Cianjur Selatan, calon ibukota:
a. Daerah Kabupaten Bekasi sebagai sentra industri Kec. Sindangbarang (sudah
maritim; direncanakan menjadi PKL)
b. Daerah Kota Cirebon, sebagai pusat pelabuhan • Garut Utara, calon ibukota:
perikanan dan sentra industri maritim; Kec. Cibiuk (diakomodasi
dengan menambahkan PKL
c. Daerah Kabupaten Cirebon, sebagai sentra Cibiuk-Limbangan di Kab.
kegiatan usaha pergaraman, sentra kegiatan Garut)
perikanan tangkap dan kegiatan perikanan
budidaya, dan sebagai pelabuhan perikanan;
d. Palabuhanratu, sebagai sentra kegiatan
perikanan tangkap dan perikanan budidaya,
pelabuhan perikanan, dan destinasi wisata;
e. Indramayu, sebagai sentra kegiatan usaha
pergaraman, sentra kegiatan perikanan tangkap
dan perikanan budidaya, dan pelabuhan
perikanan;
f. Pangandaran, sebagai destinasi wisata;
g. Cidaun-Rancabuaya, sebagai pelabuhan
perikanan dan destinasi wisata; dan
h. Patimban, sebagai sentra industri bioteknologi
kelautan.

36
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(6) Rencana sistem pusat permukiman digambarkan
dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian
detail informasi skala 1:250.000 (satu banding dua
ratus lima puluh ribu) sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II.1 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 19 Paragraf 3 • Ayat 1 dipindahkan ke Bab III – Rencana
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Penyesuaian struktur dan
Prasarana • Ayat 2 disesuaikan substansinya dan nomenklatur mengacu pada
dipindahkan ke indikasi program Permen ATR/BPN No 11 Tahun
Pasal 19
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
(1) Rencana pengembangan Sistem jaringan prasarana Kembali, Revisi, dan Penerbitan
di Daerah, meliputi:
Persetujuan Substansi Rencana
a. pengembangan sistem jaringan transportasi; Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. pengembangan sistem jaringan sumber daya air Kabupaten, Kota, dan Rencana
dan irigasi berbasis DAS dan Cekungan Air Detail Tata Ruang
Tanah;
c. pengembangan sistem jaringan energi;
d. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
dan
e. pengembangan sistem jaringan prasarana
lainnya.
(2) Pengembangan jaringan prasarana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk
menyediakan jaringan prasarana Wilayah yang
mampu mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan
budaya melalui:
a. penyediaan sistem jaringan transportasi yang
handal dan terintegrasi untuk mendukung
tumbuhnya sistem perkotaan;
b. peningkatan penyediaan infrastruktur sumber
daya air dan irigasi yang handal berbasis DAS
untuk mendukung upaya konservasi,
pendayagunaan sumber daya air serta
pengendalian daya rusak air;
c. peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas
sistem jaringan energi;
d. peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas
infrastruktur telekomunikasi; dan
e. peningkatan penyediaan sistem jaringan
prasarana lainnya.

37
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Bagian Ketiga Bagian Ketiga


Sistem Jaringan Transportasi dan Logistik
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum
Pasal 20 Pasal 20 Pasal 9 (1) Sistem jaringan transportasi dan logistik • Penyesuaian struktur dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) nomenklatur mengacu pada
(1) Pengembangan sistem jaringan transportasi huruf b, terdiri atas:
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Permen ATR/BPN No 11
huruf a, terdiri atas: a. sistem jaringan jalan; Tahun 2021 tentang Tata
b. sistem jaringan kereta api; Cara Penyusunan,
a. pengembangan jaringan jalan primer yang
melayani distribusi barang dan jasa yang Peninjauan Kembali, Revisi,
c. sistem jaringan sungai, danau, dan
menghubungkan PKN, PKW, dan PKL.; dan Penerbitan Persetujuan
penyebrangan;
Substansi Rencana Tata
b. pengembangan jaringan jalan tol dalam kota d. sistem jaringan transportasi laut; dan Ruang Wilayah Provinsi,
maupun antarkota dalam rangka efisiensi antar
pusat kegiatan; e. bandar udara umum dan bandar udara Kabupaten, Kota, dan
khusus. Rencana Detail Tata Ruang
c. pengembangan jaringan kereta api dan bus
perkotaan yang berfungsi sebagai penghubung (2) Rencana sistem jaringan transportasi digambarkan • Rencana pengembangan
antar PKN, antara PKN dan PKW, serta antar dalam peta dengan ketelitian geometri dan sistem jaringan transportasi
PKW; ketelitian detail informasi skala 1:250.000 (satu dituangkan dalam batang
banding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana tubuh Ranperda (tidak
d. pengembangan bandara dan pelabuhan serta tercantum dalam Lampiran II.2 yang merupakan
terminal penumpang maupun terminal khusus dalam lampiran terpisah)
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah
guna memenuhi kebutuhan pergerakan barang ini. dan tergambarkan dalam
dan jasa dari dan ke Daerah dalam skala peta rencana struktur ruang
regional, nasional, maupun internasional; dan
e. pengembangan sistem angkutan umum massal Hasil konsultasi Pansus VI tanggal
dalam rangka mendukung pengembangan pusat 19 April 2022 dengan Kementerian
kegiatan. ATR/BPN:
Nomenklatur untuk rencana
(2) Rencana pengembangan sistem jaringan struktur ruang mengikuti Permen
transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ATR/BPN No. 11 Tahun 2021
tercantum dalam Lampiran IV, yang merupakan tentang Tata Cara Penyusunan,
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang.
Paragraf 2 Paragraf 2
Sistem Jaringan Jalan
Pasal 10 (1) Sistem jaringan jalan sebagaimana yang dimaksud • Penyesuaian struktur dan
dalam Pasal 9 huruf a terdiri atas: nomenklatur mengacu pada
a. jalan umum; Permen ATR/BPN No 11

38
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. jalan khusus; Tahun 2021 tentang Tata
c. jalan tol; Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
d. terminal penumpang;
dan Penerbitan Persetujuan
e. terminal barang; dan Substansi Rencana Tata
f. jembatan timbang. Ruang Wilayah Provinsi,
(2) Jalan umum sebagaimana yang dimaksud pada Kabupaten, Kota, dan
ayat (1) huruf a meliputi: Rencana Detail Tata Ruang
• Susbtansi rencana
1. jalan arteri; dan
transportasi pada lampiran IV
2. jalan kolektor. dimasukan ke dalam batang
(3) Jalan arteri sebagaimana yang dimaksud pada ayat tubuh
(2) huruf a merupakan jalan arteri primer yang • Perubahan rencana
meliputi: berdasarkan hasil analisis
1. Jln. Sultan Agung (Kota Bekasi); serta masukan Dinas terkait,
K/L dan hasil pembahasan
2. Jln. Sudirman (Kota Bekasi);
linsek.
3. Jln. A. Yani (Kota Bekasi); • Penyesuaian jalan sesuai
4. Jln. Cut Mutia (Kota Bekasi); dengan:
5. Jln. Juanda (Kota Bekasi); - Kepmen PUPR No.
248/KPTS/M/2015
6. Jln. Diponegoro (Tambun- Kab Bekasi); tentang Penetapan Ruas
7. Jln. Hasanudin (Tambun – Kab Bekasi); Jalan Dalam Jaringan
Jalan Primer Menurut
8. Jln. Raya Bitung (Cikarang – Kab Bekasi);
Fungsinya
9. Jln. Fatahillah (Cikarang – Kab Bekasi); - Permenko Bidang
10. Jln. R. E. Martadinata (Cikarang–Kab Bekasi); Perekonomian No. 7 Tahun
2021 tentang Perubahan
11. Fly Over Cikarang (Cikarang- Kab Bekasi);
Daftar Proyek Strategis
12. Jln. Gatot Subroto (Cikarang –Kab Bekasi); Nasional
13. Jln. Urip Sumoharjo (Cikarang-Kab Bekasi); - Perpres No. 60 Tahun
2020 tentang RTR
14. Jln. Hos Cokroaminoto (Cikarang-Kab Bekasi);
Kawasan Strategis
15. Jln. Yos Sudarso (Cikarang-Kab Bekasi); Nasional Perkotaan
16. Bts. Kota Cikarang – Bts. Kota Karawang; Jabodetabekpunjur
- Perpres No. 45 Tahun
17. Jln. Pangkal Perjuangan (Kab Karawang);
2018 tentang RTR
18. Lingkar Karawang (Kab Karawang); Kawasan Perkotaan
19. Bts. Kota Karawang – Bts. Kota Cikampek Cekungan Bandung
(Kab Karawang); - Perpres No. 55 Tahun
20. Jln. Raya Dawuan (Cikampek-Kab Karawang); 2018 tentang Rencana
Induk Transportasi

39
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
21. Jln. Jend. A. Yani (Cikampek-Kab Karawang); Jabodetabek
- Perpres No. 87 Tahun
22. Bts. Kota Cikampek – Bts.Kab. Subang/
Karawang; 2021 tentang Percepatan
Pembangunan Kawasan
23. Jln. Jend. Sudirman (Cikampek-Kab
Rebana dan Kawasan
Karawang);
Jawa Barat Bagian Selatan
24. Jln. Raya Jatisari (Cikampek-Kab Karawang); - PP No 13 Tahun 2017
25. Bts. Kab. Subang/Karawang – Bts. Kota tentang Perubahan PP No
Pamanukan; 26 Tahun 2008 tentang
26. Jln. Eyang Tirtayasa (Pamanukan-Kab Rencana Tata Ruang
Subang); Wilayah Nasional
- SK Gubernur Jawa Barat
27. Bts. Kota Pamanukan – Sewo (Kab Subang);
No. 620 Tahun 2016
28. Jln. H. Syahbana (Pamanukan-Kab Subang); tentang Penetapan Ruas-
29. Sewo – Lohbener (Kab Indramayu); Ruas Jalan Menurut
Statusnya Sebagai Jalan
30. Lohbener – Jatibarang (Kab Indramayu); Provinsi
31. Jatibarang – Langut (Kab Indramayu); • Penyesuaian terminal sesuai
32. By Pass Jatibarang (Kab Indramayu); dengan Kepmen Perhubungan
No. 109 Tahun 2019 tentang
33. Jatibarang – Bts. Kab. Cirebon/Indramayu
Penetapan Lokasi Terminal
(Cadang Pinggan);
Penumpang Tipe A di Seluruh
34. Bts. Kab. Indramayu/Cirebon (Cadang Wilayah Indonesia
Pinggan) – Bts. Kota Palimanan (Kab Cirebon);
• Penyesuaian jembatan
35. Jln. Raya Palimanan 2 (Palimanan-Kab timbang sesuai dengan SK
Cirebon); Dirjen Perhubungan Darat
36. Bts. Kota Palimanan – Bts. Kota Cirebon; Kementerian Perhubungan
No. 3723 tahun 2018
37. Jln. Raya Palimanan I (Palimanan- Kab
Cirebon);
Pembahasan dalam Kunker Pansus
38. Jln. Raya Jamblang (Kab Cirebon); VI, 5 Januari 2022:
39. Jln. Raya Klangenan (Kab Cirebon); • PSN di Kab. Bogor di antaranya
40. Jln. Brigjen. Darsono (Kab Cirebon); jalan tol Cimanggis Cibitung,
JAPEK 2 dan BORR.
41. Jln. Jend. A. Yani (Kota Cirebon); Keterangan: Rencana PSN telah
42. Bts. Kota Cirebon – Losari (Bts. Prov. Jateng); diakomodasi dalam Pasal 10
43. Jln. Kasunean (Kota Cirebon); ayat (6)
• Kabupaten dan Kota Sukabumi
44. Jln. Kalijaga (Kota Cirebon); menyepakati jaringan jalan
45. Bogor – Ciawi /Jln. Raya Tajur (Kab Bogor); lingkar diusulkan menjadi jalan
46. Ciawi – Benda (Kab Bogor); nasional dan terintegrasi
dengan jalan tol.

40
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
47. Benda – Bts. Kota Cibadak (Kab Sukabumi); Keterangan: Jalan Lingkar
Sukabumi tercantum sebagai
48. Jln. Siliwangi (Cicurug – Kab Sukabumi);
JKP-2 dalam Pasal 10 ayat (4)
49. Jln. Siliwangi (Parungkuda – Kab Sukabumi); sesuai dengan SK Gubernur
50. Jln. Suryakencana (Cibadak– Kab Sukabumi); terkait status jalan Provinsi.
Terkait usulan peningkatan
51. Bts. Kota Cibadak – Bts. Kota Sukabumi (Kab
Sukabumi); status jalan, diakomodasi
dalam Pasal 11 dengan klausul:
52. Jln. Raya Siliwangi (Cibadak-Kab Sukabumi); (1) Jaringan jalan arteri dan
53. Jln. Raya Cibolang (Cisaat-Kab Sukabumi); kolektor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10
54. Jln. Raya Cisaat (Cisaat-Kab Sukabumi); ayat (2) dan ayat (3), dapat
55. Jln. K. H. Sanusi (Kab Sukabumi); berubah status dan
fungsinya.
56. Jln. Bhayangkara (Kota Sukabumi); (2) Perubahan status dan fungsi
57. Jln. Suryakencana (Kota Sukabumi); sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan oleh
58. Jln. Rumah Sakit (Kota Sukabumi); Gubernur, Bupati, Wali Kota,
59. Jln. Siliwangi (Kota Sukabumi); setelah ditetapkan oleh
menteri yang membidangi
60. Jln. Letjen. Kosasih (Kota Sukabumi); urusan pengembangan
61. Bts. Kota Sukabumi–Gekbrong (Bts. jaringan jalan dan
Kabupaten) (Kota Sukabumi); pengembangan jaringan jalan
lainnya.
62. Gekbrong (Bts. Kabupaten) – Bts. Kota Sehingga perubahan status
Cianjur; jalan dapat dilakukan melalui
penetapan Menteri/Kepala
63. Jln. Pasir Hayam – Sp. 3 Perint. Kemerdekaan
Daerah sesuai kewenangan.
(Kab Cianjur);
• PSN di Kab. Cianjur di
64. Jln. Perintis Kemerdekaan (Kab Cianjur); antaranya Tol Cikarang-
65. Jln. Prof. M. Yamin (Kab Cianjur); Ciranjang, Sukabumi-Cianjur,
Soreang-Cidaun, akses macet
66. Jln. A. Rahman Hakim (Kab Cianjur);
Caringin Cianjur dan Puncak 2
67. Lingkar Cianjur; yang menembus kawasan
68. Bts. Kota Cianjur – Citarum (Kab Cianjur); hutan, serta terminal tipe B di
Cidaun.
69. Jln. Raya Bandung (Kab Cianjur);
Keterangan: PSN Jalan tol
70. Citarum – Rajamandala – Bts. Kota Cikarang-Ciranjang,
Padalarang (Kab Bandung Barat); Sukabumi-Ciranjang, Soreang –
Ciwidey – Cidaun, dan Caringin
71. Jln. Raya Padalarang (Padalarang- Kab
– Cianjur (Akses Puncak)
Bandung Barat);
tercantum dalam RTRWP Pasal
72. Eks. Tol Rajamandala (Kab Bandung Barat); 10 ayat (6).
Berdasarkan hasil analisis dan
73. Jln. Raya Rajamandala (Rajamandala- Kab KLHS, terdapat beberapa
Bandung Barat); rencana pembangunan yang

41
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
74. Bts. Kota Padalarang – Bts. Kota Bandung tumpang tindih dengan
(Kab Bandung Barat); kawasan lindung/koservasi dan
KP2B, di antaranya:
75. Jln. Raya Padalarang (Padalarang- Kab o Jalan tol Sukabumi –
Bandung Barat); Ciranjang (melewati KP2B)
76. Jln. Raya Cimahi (Kota Cimahi); o Jalan tol Caringin – Cianjur
(Akses Puncak), melewati
77. Jln. Raya Cibabat (Cimahi); Kawasan Hutan Konservasi
78. Jln. Cibeureum (Kota Bandung); Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango)
79. Jln. Sudirman (Kota Bandung); o Jalan tol Soreang – Ciwidey
80. Jln. Rajawali Barat (Kota Bandung); – Cidaun (melewati Hutan
Lindung Cimanggu)
81. Jln. Nurtanio (Kota Bandung); o Jalan tol Cikarang –
82. Jln. Abdul Rahman Saleh (Kota Bandung); Ciranjang (melewati KP2B
Kab. Bekasi bagian selatan
83. Jln. Pajajaran (Kota Bandung); dan KP2B Kab. Cianjur
bagian utara)
84. Jln. Pasir Kaliki (Kota Bandung);
Jalur yang tumpang tindih
85. Jln. Sukarno – Hatta (Kota Bandung); telah digeser sebagai indikasi
jalur alternatif (sesuai arahan
86. Jln. Gede Bage (Kota Bandung); PIC di Kementerian ATR/BPN).
87. Bts. Kota Bandung – Bts. Kota Cileunyi (Kab
Bandung); Pembahasan dalam Kunker Pansus
VI, 11 Januari 2022:
88. Jln. Layang Pasupati (Gasibu – Cihampelas)
• Terdapat rencana
(Kota Bandung);
pembangunan jalan baru di
89. Jln. Pasteur – Dr. Djundjunan (Kota KM 89 menuju ke Bandung
Bandung); dan Wanayasa oleh Kab.
Subang untuk mendukung
90. Jln. Surapati (Kota Bandung); kawasan industri baru.
91. Jln. Kawasan hutan produksi Hasan Keterangan: Dalam Pasal 10
Mustopa/Suci (Kota Bandung); Ranperda RTRWP dan peta
rencana struktur ruang,
92. Jln. Raya Sindanglaya (Kota Bandung); terdapat ruas jalan eksisting
93. Jln. Raya Ujung Berung (Kota Bandung); Purwakarta-Wanayasa dan
Wanayasa-Bts. Subang yang
94. Jln. Raya Cipadung (Kota Bandung); ditetapkan melalui SK
95. Jln. Cibiru (Kota Bandung); Gubernur Jawa Barat.
Rencana jalan baru di KM 89
96. Bts. Kota Cileunyi – Nagreg (Rancaekek – menuju ke Bandung dan
Cileunyi – Cicalengka/Parakan Muncang) Wanayasa, perlu dipastikan
(Kab Bandung); terlebih dahulu status jalan
97. Jln. Raya Cipacing (Cileunyi- Kab Bandung); yang akan dibangun, apakah
kewenangan Kabupaten/Kota
98. Jln. Raya Rancaekek (Rancaekek- Kab atau Provinsi.
Bandung); • Kab. Purwakarta
99. Nagreg – Bts. Kab. Bandung/Garut (Kab menyampaikan bahwa jalan di

42
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bandung); Wanayasa dan Sarangpanjang
telah menjadi jalur alternatif
100. Bts. Kab. Bandung/Garut – Bts. Kab.
menuju objek wisata yang
Tasikmalaya/ Garut;
berkembang sehingga perlu
101. Jln. Raya Limbangan (Limbangan-Kab Garut); perhatian.
Keterangan: Dalam Ranperda
102. Jln. Raya Malangbong (Malangbong) (Kab RTRWP Pasal 10 dan peta
Garut/Kab Tasikmalaya); rencana struktur ruang,
103. Bts. Kab. Tasikmalaya/Garut – Rajapolah terdapat ruas jalan eksisting
(Kab Tasikmalaya); Purwakarta-Wanayasa dan
Wanayasa-Bts. Subang yang
104. Jln. Raya Ciawi (Ciawi-Kab Tasikmalaya); ditetapkan melalui SK
105. Rajapolah – Bts. Kab. Tasikmalaya/Ciamis Gubernur Jawa Barat.
(Kab Tasikmalaya/Kab Ciamis);
Pembahasan dalam Kunker Pansus
106. Bts. Kab. Tasikmalaya/Ciamis – Ancol (Kab VI, 15 Februari 2022:
Ciamis); • Terminal di Kab. Pangandaran
107. Ancol – Bts. Kota Ciamis (Kab Ciamis); akan dipindahkan ke Cijulang.
Keterangan: Dalam Pasal 10,
108. Jln. Sudirman (Kab Ciamis); tercantum rencana terminal
109. Bts. Kota Ciamis – Bts. Kota Banjar (Kab tipe B di Kab. Pangandaran
Ciamis); sebagai kriteria minimal sarana
simpul transportasi di PKW.
110. Jln. Karangkamulyan (Ciamis – Banjar); • Terdapat rencana
111. Jln. Jend. A. Yani (Kab Ciamis); pembangunan jalan lingkar
utara di Kabupaten Ciamis.
112. Jln. Ir. H. Juanda (Kab Ciamis); Keterangan: perlu dipastikan
status rencana jaan lingkar
113. Jln. Raya Banjar (Kota Banjar);
utara yang akan dibangun,
114. Bts. Kota Banjar – Bts. Prov. Jateng (Kota apakah termasuk kewenangan
Banjar); Provinsi atau tidak.
• Kab. Garut memohon informasi
115. Jln. Raya Majenang (Kota Banjar);
terkait ruas jalan JTS, terutama
116. Gandaria – Cilodong/Bts. Depok (Kota Depok); yang termasuk ke dalam JKP-3
Keterangan: dalam Pasal 10,
117. Cilodong/Bts. Depok – Bts. Kota Bogor; terdapat 18 ruas JTS yang
118. Jln. Pajajaran (Kota Bogor); termasuk ke dalam JKP-3.
• Kab. Bandung sedang
119. Jln. Raya Kedunghalang (Kota Bogor); mengajukan usulan tol lingkar
120. Bts. Kab. Krawang/Pwk – Sadang (Cikampek – Bandung Selatan (sedang
Sadang) (Kab Purwakarta); dilakukan kajian di pusat)
Keterangan: Rencana jalan tol
121. Jln. Ir. H. Juanda (Cikampek-Kab Karawang); di Kabupaten Bandung adalah
122. Jln. By Pass Jomin (Cikampek-Kab Lingkar Selatan Bandung
Karawang); (JW66.2) yang melewati bagian
utara Kabupaten Bandung.
123. Sadang – Bts. Kota Purwakarta (Kab Terkait Rencana Jalan Tol
Purwakarta; Lingkar Bandung Selatan

43
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
124. Jln. Veteran/Tuparev (Kab Purwakarta); belum tercantum.
• PSN di Kab. Sumedang salah
125. Jln. Jend. Sudirman (Kab Purwakarta); satunya adalah tol Cisumdawu.
126. Jln. R.E. Martadinata (Kab Purwakarta); Keterangan: telah tercantum
dalam Pasal 10 dan
127. Jln. Basuki Rachmat (Kab Purwakarta); tergambarkan dalam peta
128. Bts. Kota Purwakarta – Cisomang (Kab rencana struktur ruang.
Purwakarta);
Pembahasan dalam Kunker Pansus
129. Jln. Terusan Ibrahim Singadilaga(Kab VI, 17 Februari 2022:
Purwakarta); • Perlu meningkatkan akses
130. Jln. Ibrahim (Kab Purwakarta); untuk menghidupkan Bandara
Kertajati
131. Jln. Jend. A. Yani (Kab Purwakarta); Keterangan: Terdapat rencana
132. Jln. Raya Ciganea (Kab Purwakarta); akses menuju Bandara
Kertajati, di antaranya rencana
133. Cisomang – Bts. Kota Padalarang (Kab jalan tol Akses Bandara
Purwakarta); Kertajati (JW29.1) dan jalan tol
134. Jln. Raya Purwakarta (Padalarang – Kab Kertajati – Losarang
Bandung Barat); • Terdapat rencana peningkatan
kapasitas jalan di Kota Cirebon
135. Jln. Raya Cileunyi (Cileunyi)/ Cileunyi – melalui rencan lingkar luar
Jatinangor (Kab Bandung); Cirebon (CORR).
136. Jatinangor – Bts. Kota Sumedang (Kab Keterangan: telah tercantum
Sumedang); dalam Pasal 10 dan
tergambarkan dalam peta
137. Jln. Raya Jatinangor (Jatinangor-Kab rencana struktur ruang
Sumedang); (sebagai JKP-3)
138. Jln. Raya Tanjungsari (Tanjungsari-Kab • Terdapat rencana jalan tol di
Sumedang); Kabupaten Kuningan yang
melewati kaki Gunung Ciremai
139. Jln. Pangeran Kornel (Kab Sumedang); dan berada di catchment area.
Disarankan untuk dialihkan ke
140. Jln. Palasari (Kab Sumedang);
arah Timur agar dapat
141. Bts. Kota Sumedang– Cijelag (Kab Sumedang); mendukung rencana KPI.
Keterangan: Rencana Jalan Tol
142. Jln. Prabu Gajah Agung/P. Sugih (Kab
Cirebon-Kuningan (JW59),
Sumedang);
melewati kawasan penyangga
143. Cijelag – Kadipaten (Kab Sumedang); dan daerah resapan air Taman
Nasional Gunung Ciremai dan
144. Bts. Kota Kadipaten – Bts. Kab. usulan dari Kabupaten
Majalengka/Cirebon (Prapatan); Kuningan untuk bergeser ke
145. Jln. Raya Kadipaten (Kadipaten- Kab sebelah timur jalan nasional
Majalengka); sehingga dapat mendorong
pengembangan industri di
146. Jln. Raya Jatiwangi (Jatiwangi- Kab bagian timur Kabupaten
Majalengka); Kuningan.
147. Bts. Kab. Majalengka/Cirebon (Prapatan) – • Terdapat rencana trase tol yang

44
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bts. Kota Palimanan (Kab Majalengka); belum terakomodasi dalam
Perpres 87/2021 yaitu trase tol
148. Jln. Raya Palimanan 3 (Palimanan- Kab Cipali menuju Balongan dalam
Cirebon);
rangka mendukung Kawasan
149. Cirebon – Bts. Kab. Kuningan/Cirebon; Petrokimia Balongan di Kab.
Indramayu.
150. Jln. Kanggraksan (Kota Cirebon); Keterangan: Dalam Pasal 10
151. Jln. Jend. Sudirman (Kota Cirebon); dan peta rencana struktur
ruang RTRWP, terdapat dua
152. Bts. Kab. Kuningan/Cirebon – Kota Kuningan trase rencana tol menuju
(Kab Kuningan); Balongan, yaitu Losarang-
153. Jln. Siliwangi (Kab Kuningan); Balongan dan Balongan-
Cirebon.
154. Jln. Cirendang (Kab Kuningan);
155. Jln. Pangeran Sang Adipati (Kab Kuningan); Catatan Pansus VI:
• dibedakan kewenangan jalan
156. Jln. Raya Sukamulya (Kab Kuningan); kolektor nasional/ provinsi.
157. Jln. Veteran (Kab Kuningan); Koordinasi dengan Bidang
Teknik DBMPR.
158. Bts. Kota Kuningan – Bts. Kab. • Untuk pencantuman
Kuningan/Majalengka (Cipasung); nomenklatur logistik, perlu
159. Bts. Kab. Kuningan/Majalengka (Cipasung) – dibahas lebih lanjut dengan
Cikijing; Dinas terkait

160. Cikijing – Bts. Kab. Majalengka/Ciamis Tindak lanjut:


(Cageur); Terkait sistem jaringan
161. Bts. Kab. Ciamis/Majalengka (Cageur) – Bts. transportasi, telah dikoordinasikan
Kota Ciamis; dengan Bidang Teknik DBMPR dan
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
162. Jln. Siliwangi (Kawali- Kab Ciamis); Barat. Definisi dan kewenangan
jalan akan dijelaskan dalam
163. Jln. LL. RE. Martadinata (Kab Ciamis);
Penjelasan.
164. Lingkar Nagreg (Kab Bandung;
165. Lingkar Gentong (Kab Tasikmalaya);
166. Akses Tol Kalihurip (Dawuan)– Karawang (Kab
Karawang); dan
167. Lingkar gentong (rencana) (Kab Tasikmalaya).
(4) Jalan kolektor sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (2) huruf b meliputi:
a. Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1) yang
meliputi ruas jalan:
1. Jln. Pilangsari (Kab Cirebon);
2. Jln. Slamet Riyadi (Kab Cirebon);
3. Jln. Siliwangi (Kab Cirebon);

45
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
4. Lohbener – Bts. Kota Indramayu (Kab
Indramayu);
5. Jln. Soekarno Hatta (Kab Indramayu);
6. Lingkar Indramayu (Kab Indramayu) –
Karangampel;
7. Jln. Mulia Asri (Kab Indramayu);
8. Karangampel–Bts. Kab. Cirebon/
Indramayu (Singakerta) Kab Cirebon;
9. Bts. Kab. Cirebon/Indramayu (Singakerta)
– Bts. Kota Cirebon (Kab Cirebon/Kota
Cirebon);
10. Jln. Raya Panyindangan (Kota Cirebon);
11. Jln. Diponegoro (Kota Cirebon);
12. Jln. Kapten Samadikun (Kota Cirebon);
13. Jln. Sisingamangaraja (Kota Cirebon);
14. Jln. Benteng (Kota Cirebon);
15. Jln. Yos Sudarso (Kota Cirebon);
16. Cigelung (Bts. Prov. Banten) – Bts. Kota
Jasinga (Kab Bogor);
17. Jln. Raya Jasinga (Jasinga-Kab Bogor);
18. Jln. Cigelung Baru (Jasinga- Kab Bogor);
19. Bts. Kota Jasinga – Bts. Kota Leuwiliang
(Kab Bogor);
20. Jln. Raya Leuwiliang (Leuwiliang-Kab
Bogor);
21. Bts. Kota Leuwiliang – Bts. Kota Bogor
(Kab Bogor);
22. Jln. Abd. Bin Nuh (Kota Bogor);
23. Jln. Raya Dramaga (Kab Bogor);
24. Jln. Dramaga II (Kab Bogor);
25. Cinunuk – Cileunyi Kulon (Jalan
Laboratorium) Kab Bandung;
26. Bts. Kota Rajapolah – Bts. Kota
Tasikmalaya (Kab Tasikmalaya);
27. Jln. Raya Rajapolah (Rajapolah- Kab
Tasikmalaya);
28. Jln. Raya Indihiang (Indihiang- Kab

46
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Tasikmalaya);
29. Jln. RE. Martadinata (Kota Tasikmalaya);
30. Bts. Kota Tasikmalaya – Ancol (Kota
Tasikmalaya);
31. Jln. Moch. Hatta (Kota Tasikmalaya);
32. Jln. Raya Ciamis (Kota Tasikmalaya);
33. Bts. Prov. Banten (Cibareno) – Cisolok
(Kab Sukabumi);
34. Cisolok – Sp. Kr. Hawu (Kab Sukabumi);
35. Jln. Raya Cisolok (Sp. Kr. Hawu –
Pelabuhan Ratu) Kab Sukabumi;
36. Jln. Raya Citepus (Sp. Kr. Hawu –
Pelabuhan Ratu) Kab Sukabumi;
37. Jln. Kidang Kencana (Sp. Kr. Hawu –
Pelabuhan Ratu) Kab Sukabumi;
38. Jln. Siliwangi (Sp. Kr. Hawu – Pelabuhan
Ratu) Kab Sukabumi;
39. Jln. Raya Pel. Ratu (Pelabuhan Ratu –
Bagbagan) Kab Sukabumi;
40. Bagbagan – Jampangkulon (Kab
Sukabumi);
41. Jampangkulon – Surade (Kab Sukabumi);
42. Surade – Tegalbuleud (Cibuni) Kab
Sukabumi;
43. Tegalbuleud (Cibuni) – Argabinta –
Sindangbarang (Kab Cianjur);
44. Sindangbarang – Cidaun (Kab Cianjur);
45. Cidaun – Cisela – Cilaki (Kab Cianjur);
46. Cilaki – Rancabuaya – Cijayana (Kab
Cianjur);
47. Cijayana – Sp. Cilauteureun (Kab Garut);
48. Sp. Cilauteureun – Pameungpeuk (Kab
Garut);
49. Pameungpeuk – Cikaengan (Kab Garut);
50. Cikaengan – Cipatujah (Kab Tasikmalaya);
51. Cipatujah – Kalapagenep (Kab
Tasikmalaya);

47
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
52. Kalapagenep– Cimerak (Kab Tasikmalaya);
53. Cimerak – Bts. Kota Pangandaran (Kab
Pangandaran);
54. Jln. Merdeka (Kab Pangandaran);
55. Pangandaran – Kali Pucang (Kab
Pangandaran);
56. Kali Pucang – Bts. Prov. Jateng (Kab
Pangandaran);
57. Gandaria/Bts. Depok/Tangerang –
Bts.Depok/Bgr (Ciputat – Bogor) Kota
Depok;
58. Bts. Depok/Bogor – Bogor (Kota Depok);
59. Jln. KH. Soleh Iskandar (Kemang–
Kedunghalang) Kota Bogor;
60. Ciawi – Puncak (Kab Bogor);
61. Jln. Raya Ciawi (Kab Bogor);
62. Puncak – Bts. Kota Cianjur (Kab Bogor);
63. Jln. Ir. H. Juanda (Kab Cianjur);
64. Jln. Dr. Muwardi (Kab Cianjur);
65. Jln. Ciloto (Puncak – Kab Bogor);
66. Bts. Kota Cibadak – Cikembang (Kab
Sukabumi);
67. Jln. Perintis Kemerdekaan (Cibadak- Kab
Sukabumi);
68. Cikembang – Bagbagan (Kab Sukabumi);
69. Bts. Kota Banjar – Kali Pucang (Kota
Banjar);
70. Jln. Parangsari (Kota Banjar);
71. Jln. Letjen Suwarto (Kota Banjar);
72. Jln. Raya Batulawang (Kota Banjar);
73. Jln. Raya Banjarsari (Banjarsari) Kota
Banjar;
74. Jln. Raya Pangandaran (Kab
Pangandaran);
75. Jln. Trans Yogi (Kota Depok);
76. Jln. Letda Natsir (Cikeas – Kab Bogor);

48
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
77. Cimanggis – Nagrak (Kab Bogor);
78. Jln. Ir. H. Juanda (Kota Depok);
79. Jln. Margonda Raya (Kota Depok);
80. Jln. Arif Rahman Hakim (Kota Depok);
81. Jln. Teratai Raya (Kota Depok);
82. Jln. Nusantara (Kota Depok);
83. Jln. Raya Sawangan (Kota Depok);
84. Jln. Muchtar Raya (Kota Depok);
85. Jln. Sawangan Raya (Kota Depok);
86. Cimareme – Batujajar (Kab Bandung
Barat);
87. Batujajar – Soreang (Kab Bandung Barat);
88. Jln. Lingkar Selatan Soreang – Ciwidey
(Kab Bandung) ;
89. Jln. Raya Ciwidey (Kab Bandung);
90. Jln. Bhayangkara (Kab Bandung);
91. Ciwidey – Rancabali (Kab Bandung);
92. Rancabali – Bts. Bandung/Cianjur (Kab
Bandung);
93. Bts. Bandung/Cianjur – Naringgul –
Cidaun (Kab Bandung); dan
94. Jalan Alternatif Ruas Jalan Nasional
Cirebon – Ciamis (Segmen Cipasung –
Cikijing – Panawangan) (rencana) Kab
Ciamis.
b. Jalan Kolektor Primer Dua (JKP-2) yang
meliputi ruas jalan:
1. Jl. Siliwangi (Kab Kuningan);
2. Jl. Kartini (Kota Bekasi);
3. Jl. Siliwangi (Kota Bekasi);
4. Narogong – Cileungsi (Kab Bogor);
5. Cileungsi – Cibinong (Citeureup- Kab
Bogor);
6. Jl. Mayor Oking (Citeureup– Kab Bogor);
7. Jl. Mayor Oking (Cibinong- Kab Bogor);
8. Jl. Kopo (Sp. Jl. Peta – Bts. Kota/Kab.

49
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bandung);
9. Bandung (Kopo) – Soreang (Kab
Bandung);
10. Jl. Moh. Toha (Sp. Jl. BKR – Bts.
Kota/Kab. Bandung);
11. Jl. Raya Dayeuh Kolot (Dayeuhkolot-
Kab Bandung);
12. Dayeuhkolot – Banjaran (Kab Bandung);
13. Jl. Raya Banjaran (Banjaran-Kab
Bandung);
14. Banjaran–Pangalengan (Kab Bandung);
15. Jl. Raya Cisewu (Pangalengan-Kab
Bandung);
16. Pangalengan–Cukul (Bts. Bandung/
Garut) (Kab Garut);
17. Cukul (Bts. Bandung/ Garut)– Sp.
Genteng (Kab Garut);
18. Sp. Genteng– Sp. Talegong (Sukamulya-
Kab Garut);
19. Sp. Talegong (Sukamulya) – Cisewu –
Sukarame – Rancabuaya (Palembuhan-
Kab Garut);
20. Jl. Gatot Subroto (Kota Cimahi);
21. Jl. Baros (Kota Cimahi);
22. Simpang Leuwigajah – Nanjung (Kota
Cimahi);
23. Nanjung – Patrol (Kota Cimahi);
24. Sp3. Perintis Kemerdekaan (Pasir
Hayam) – Cibeber (Kab Cianjur)
25. Jl. Raya Cibeber (Cibeber- Kab Cianjur);
26. Cibeber – Sukanagara (Kab Cianjur);
27. Jl. Raya Sukanagara (Sukanagara- Kab
Cianjur);
28. Sukanagara – Sindangbarang (Kab
Cianjur);
29. Jl. Raya Sukanagara (Sindangbarang-
Kab Cianjur);
30. Jl. Jend. A. Yani (Kota Sukabumi);

50
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
31. Jl. Oto Iskandardinata (Kota Sukabumi);
32. Jl. RH. Didi Sukardi (Kota Sukabumi);
33. Jl. Raya Baros (Kota Sukabumi);
34. Sukabumi (Baros) – Sagaranten (Kab
Sukabumi);
35. Jl. Raya Sagaranten (Sagaranten);
36. Jl. Pembangunan (Kota Sukabumi);
37. Jl. Sarasa (Kota Sukabumi);
38. Jl. Garuda (Kota Sukabumi);
39. Jl. Gudang (Sagaranten–Kab Sukabumi);
40. Sagaranten – Tegalbuleud (Kab
Sukabumi);
41. Jl. Raya Pelabuhan (Kota Sukabumi);
42. Sukabumi – Cikembar (Kab Sukabumi);
43. Jl. Sejahtera (Kota Sukabumi);
44. Jl. Cemerlang (Kota Sukabumi);
45. Jl. Lingkar Sukabumi (Kab Sukabumi);
46. Jl. Lingkar Sukabumi (Cibolang –
Pelabuhan I) Kab Sukabumi;
47. Jl. Lingkar Sukabumi (Cibolang –
Pelabuhan II) (Kab Sukabumi);
48. Jl. Lingkar Sukabumi (Baros – Jl.
Pembangunan) Kab Sukabumi;
49. Jl. Lingkar Mesjid Raudatul Irvan
(Cisaat, Cibolang, Kab Sukabumi);
50. Cikembar – Cikembang (Kab
Sukabumi);
51. Jl. Bhayangkara (Pelabuhan Ratu- Kab
Sukabumi);
52. Cibadak – Cikidang – Pelabuhanratu
(Kab Sukabumi);
53. Sp. Karanghawu – Bts. Prop. Banten
(Cikotok) Kab Sukabumi;
54. Jl. Moch. Toha (Parung Panjang- Kab
Bogor);
55. Parungpanjang – Bunar (Kab Bogor);
56. Bts. Tangerang/Bogor – Parung (Kab

51
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bogor);
57. Jl. Siliwangi (Kota Bogor);
58. Jl. Lawang Gintung (Kota Bogor);
59. Jl. Pahlawan (Kota Bogor);
60. Jl. Empang – R. Saleh Sarief Bustaman
(Kota Bogor);
61. Jl. Ir. H. Juanda (Kota Bogor);
62. Jl. Jend. Sudirman (Kota Bogor);
63. Jl. Pemuda (Kota Bogor);
64. Jl. Kebon Pedes (Kota Bogor);
65. Pondok Rajeg – Jl. Harapan Jaya
(Cibinong- Kab Bogor);
66. Jl. Harapan Jaya (Cibinong) – Bts. Kota
Bogor (Kedunghalang) Kab Bogor;
67. Bts. Kota Bogor (Kedunghalang) – Sp.3
Kedung Halang; Jalan Raya Pemda (Kota
Bogor);
68. Jl. Ir. H. Juanda (Kota Bekasi);
69. Jl. Perjuangan (Kota Bekasi);
70. Mekarmukti – Lemahabang (Kab
Bekasi);
71. Cibarusah – Mekarmukti (Kab Bekasi);
72. Cibarusah – Cibucil (Kab Bekasi);
73. Jl. Proklamasi (Kab Karawang);
74. Tanjungpura – Batujaya (Bts.
Bekasi/Karawang);
75. Cileungsi – Cibeet (Kab Bekasi);
76. Selajambe – Cibogo – Cibeet (Kab
Cianjur);
77. Rajamandala – Jbt. Citarum Lama (Kab
Cianjur);
78. Jbt. Citarum Lama – Cihaur
Wangi/Cipeuyeum (Kab Cianjur);
79. Sp. Purwakarta – Jatiluhur (Kab
Purwakarta);
80. Kosambi – Bts. Karawang/Purwakarta
(Curug) Kab Purwakarta;

52
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
81. Bts. Karawang/Purwakarta (Curug) –
Purwakarta;
82. Jl. Pahlawan (Kab Purwakarta);
83. Sp. Orion – Cihaliwung (Kab Bandung
Barat);
84. Padalarang (Sp.3 Stasion) – Sp. Cisarua
(Kab Bandung Barat);
85. Jl. Kolonel Masturi (Kota Cimahi);
86. Bts. Cimahi – Cisarua – Lembang (Kota
Cimahi);
87. Jl. Pajajaran (akses Bandara Husein
Sastranagara) Kota Bandung;
88. Jl. Pasirkaliki (Sp. Pasteur – Sp.
Sukajadi/Eyckman) Kota Bandung;
89. Jl. Sukajadi (Kota Bandung);
90. Jl. Setiabudi (Kota Bandung);
91. Jl. Sukawangi (Kota Bandung);
92. Bts. Kota Bandung – Lembang (Kab
Bandung Barat);
93. Jl. Raya Lembang (Lembang- Kab
Bandung Barat);
94. Jalan Panorama (Lembang- Kab
Bandung Barat);
95. Jalan Grand Hotel (Lembang- Kab
Bandung Barat);
96. Lembang – Bts. Kab. Bandung/Kab.
Subang;
97. Subang – Bts. Kab. Bandung/Kab.
Subang;
98. Jl. Jend. A. Yani (Kab Subang);
99. Jl. Basuki Rahmat (Kab Purwakarta);
100. Jl. Kapten Halim (Kab Purwakarta);
101. Purwakarta – Wanayasa (Kab
Purwakarta);
102. Jl. Wanayasa (Kab Purwakarta);
103. Wanayasa – Bts. Purwakarta/Subang;
104. Jl. Cagak – Bts. Purwakarta/Subang;

53
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
105. Sumedang – Bts. Sumedang/Subang
(Cikaramas) Kab Sumedang;
106. Jl. Cagak – Bts. Subang/Sumedang
(Cikaramas) Kab Sumedang;
107. Sadang – Bts. Purwakarta/Subang;
108. Bts. Purwakarta/Subang – Subang;
109. Jl. Dangdeur (Kab Subang);
110. Jl. Kapten Tendean (Kab Subang);
111. Jl. Arief Rahman Hakim (Kab Subang);
112. Jl. Mayjen Sutoyo (Kab Subang);
113. Jl. H. Ikhsan (Pamanukan- Kab
Subang);
114. Jl. Ion Martasasmita (Pamanukan- Kab
Subang);
115. Pamanukan – Pagaden (Kab Subang);
116. Jl. Jend. A. Yani (Pagaden- Kab
Subang);
117. Jl. Raya Kamarung (Pagaden- Kab
Subang);
118. Pagaden – Subang;
119. Jl. Raya Sukamelang (Kab Subang);
120. Jl. Oto Iskandardinata (Kab Subang);
121. Jl. Mesjid Agung (Kab Subang);
122. Jl. S. Parman (Kab Subang);
123. Jl. Kapten Hanafiah (Kab Subang);
124. Subang – Bantarwaru (Bts. Kab.
Subang/Indramayu);
125. Cikamurang – Bantarwaru (Bts. Kab.
Subang/Indramayu);
126. Cijelag – Bts. Sumedang/Indramayu;
127. Bts. Sumedang/Indramayu –
Cikamurang;
128. Jl. Prabu Taji Malela (Kab Sumedang);
129. Sumedang – Situraja (Kab Sumedang);
130. Jl. Raya Situraja (Situraja- Kab
Sumedang);

54
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
131. Situraja – Darmaraja (Kab Sumedang);
132. Malangbong – Bts. Garut/Sumedang;
133. Jl. KH. Abdul Halim (Kab Majalengka);
134. Jl. Jend. A. Yani (Talaga) Kab
Majalengka;
135. Majalengka – Talaga (Kab Majalengka);
136. Jl. Cipeucang (Talaga) Kab Majalengka;
137. Talaga – Cikijing (Kab Majalengka);
138. Jl. Kasturi (Cikijing) Kab Majalengka;
139. Jl. KH. Abdul Halim (Kab Majalengka);
140. Majalengka–Kadipaten(Kab Majalengka);
141. Jl. Raya Majalengka (Kadipaten- Kab
Majalengka);
142. Jl. Pasar Balong (Kadipaten- Kab
Majalengka);
143. Kadipaten (Jl. Pasar Balong) – Bts.
Majalengka/Indramayu;
144. Bts. Majalengka/Indramayu –
Jatibarang (Kab Majalengka)
145. Jl. Jend. A. Yani (Jatibarang- Kab
Indramayu );
146. Jl. Mayor Dasuki (Jatibarang- Kab
Indramayu);
147. Jalan Ir. Sutami (Kab Indramayu;
148. Pekandangan – Jatibarang (Kab
Indramayu);
149. Jl. Letnan Joni (Jatibarang- Kab
Indramayu);
150. Karangampel – Jatibarang (Kab
Indramayu);
151. Jl. Siliwangi (Jatibarang- Kab
Indramayu;
152. Jl. Dewi Sartika (Sumber- Kab Cirebon);
153. Jl. Nyi Ageng Serang (Sumber- Kab
Cirebon);
154. Sumber – Bts. Majalengka/Cirebon (Jl.
Imam Bonjol) Kab Cirebon;

55
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
155. Bts. Majalengka/Cirebon – Cigasong
(Kab Cirebon);
156. Weru – Sumber/Jl. Fatahillah (Sumber-
Kab Cirebon);
157. Sumber – Mandirancan (Jl. P. Kejaksan,
Sumber- Kab Cirebon);
158. Mandirancan – Pakembangan (Kab
Kuningan) ;
159. Pakembangan – Bojong (Jl. Linggarjati)
Kab Kuningan;
160. Jl. Nyi Mas Ganda Sari (Kab Cirebon);
161. Jalan Ariodinoto (Kota Cirebon);
162. Jalan Kasepuhan (Kota Cirebon);
163. Jalan Pulasaren (Kota Cirebon);
164. Jalan Lawanggada (Kota Cirebon);
165. Jl. Kesambi (Kota Cirebon);
166. Jl. LL. RE. Martadinata (Kab Kuningan);
167. Kuningan – Ciawigebang (Kab
Kuningan);
168. Jl. Raya Ciawigebang (Ciawigebang- Kab
Kuningan);
169. Ciawigebang – Bts. Cirebon/Kuningan
(Waled);
170. Ciawigebang – Jalaksana (Kab
Kuningan);
171. Bts. Cirebon/Kuningan (Waled) –
Ciledug (Jl. Dewi Sartika) Kab Cirebon;
172. Jl. Siliwangi (Ciledug) (Jl. P. Walang
Sungsang) Kab Cirebon;
173. Jl. Merdeka Barat (Ciledug) (Jl. Jend.
Suprapto) Kab Cirebon;
174. Jl. Merdeka Utara (Ciledug) (Jl. Ki
Bledug Jaya) Kab Cirebon;
175. Ciledug – Losari (Jl. Let. Jen. D.I.
Panaitan) Kab Cirebon;
176. Ciledug – Bts. Jateng (Bantarsari) (Jl.
Kapten P. Tendean) Kab Cirebon;
177. Oleced – Luragung (Kab Kuningan);

56
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
178. Jl. Raya Luragung (Luragung- Kab
Kuningan);
179. Luragung – Cibingbin (Kab Kuningan);
180. Cibingbin – Batas Jateng (Penanggapan)
Kab Kuningan;
181. Jl. Garuda (Kota Tasikmalaya);
182. Tasikmalaya – Manonjaya –
Panaekan/Goler (Kota Tasikmalaya);
183. Panaekan/Goler – Cimaragas – Bts. Kota
Banjar (Kab Ciamis);
184. Jl. Raya Cimaragas/Bts. Kota Banjar
(Kota Banjar);
185. Jl. Perintis Kemerdekaan (Banjar);
186. Jl. Ir. H. Juanda (Kota Tasikmalaya);
187. Jalan Brigjen Wasita Kusumah (Kota
Tasikmalaya);
188. Jalan Letnan Harun (Kota Tasikmalaya);
189. Jl. Gubernur Sewaka (Kota
Tasikmalaya);
190. Cisumur – Garuda (Letjen Mashudi)
Kota Tasikmalaya;
191. Jl. Perintis Kemerdekaan (Kota
Tasikmalaya);
192. Tasikmalaya – Karangnunggal (Kota
Tasikmalaya);
193. Jl. Raya Karangnunggal
(Karangnunggal- Kab Tasikmalaya);
194. Karangnunggal – Cipatujah (Kab
Tasikmalaya);
195. Jl. Raya Cipatujah (Cipatujah- Kab
Tasikmalaya);
196. Jl. Suherman (Kab Garut);
197. Jl. Merdeka (Kab Garut);
198. Jl. Jend. Sudirman (Kab Garut);
199. Jl. Bratayuda (Kab Garut);
200. Jl. Ciledug (Kab Garut);
201. Garut – Bts. Garut/Tasikmalaya (Kab

57
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Garut);
202. Bts. Garut/Tasikmalaya – Singaparna;
203. Jl. Alternatif Kmp. Tenjowaringin
(Salawu- Kab Tasikmalaya);
204. Jl. Raya Singaparna (Singaparna- Kab
Tasikmalaya);
205. Jl. Pasar (Singaparna- Tasikmalaya);
206. Singaparna – Tasikmalaya (Kab
Tasikmalaya);
207. Nagreg – Bts. Bandung/Garut (Kab
Garut);
208. Bts. Bandung/Garut – Garut;
209. Jl. Otista (Kab Garut);
210. Jl. Cimanuk (Kab Garut);
211. Jl. Cimanuk (Kab Garut);
212. Garut – Cikajang (Kab Garut);
213. Jl. Raya Cikajang (Cikajang- Kab Garut);
214. Cikajang – Pameungpeuk (Kab Garut);
215. Jl. Raya Pameungpeuk (Pameungpeuk-
Kab Garut);
216. Cikajang – Sumadra (Kab Garut);
217. Sumadra – Bungbulang (Kab Garut);
218. Bungbulang – Sukarame (Kab Garut);
219. Jl. Buah Batu (Sp. 4 Pelajar Pejuang 45
– Sp.4 Soekarno Hatta) Kota Bandung;
220. Jl. Terusan Buah Batu (Sp. 4 Soekarno
Hatta – Bts. Kota/Kab. Bandung) Kota
Bandung;
221. Jl. Terusan Buah Batu (Bts. Kota/Kab.
Bandung) – Bojongsoang (Kab Bandung);
222. Bojongsoang – Sp. Munjul (Jl. Siliwangi)
Kab Bandung;
223. Sp. Munjul – Ciparay (Jl. Sp. Munjul –
Jl. Raya Laswi Ciparay) Kab Bandung;
224. Jl. Raya Laswi (Ciparay- Kab Bandung);
225. Jl. Raya Laswi (s.d. Sp. 3 Jl. Cikareo/Jl.
Tengah), Majalaya (Kab Bandung);

58
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
226. Majalaya (Sp. 3 Jl. Cikareo/Jl. Tengah) –
Sawahbera (Sp. 3 Cijapati) – Bts.
Bdg/Garut (Cijapati)Kab Bandung;
227. Kadungora (Leles) – Bts.
Bandung/Garut (Cijapati) Kab Garut;
228. Jl. Cicendo (Sp. Pajajaran – Sp.
Kebonkawung) Kota Bandung;
229. Jl. Kebon Kawung (Sp. Cicendo – Sp.
Pasirkaliki) Kota Bandung;
230. Jl. Pajajaran (Sp. Pasirkaliki – Sp.
Cicendo) Kota Bandung;
231. Jl. Pasirkaliki (Sp. Kebonkawung – Sp.
Pajajaran) Kota Bandung;
232. Jl. Terusan Pasir Koja (Sp. Jamika – Sp.
Soekarno Hatta) Kota Bandung;
233. Jl. Peta (Kota Bandung);
234. Jl. BKR (Kota Bandung);
235. Jl. Pelajar Pejuang 45 (Kota Bandung);
236. Jl. Laswi (Kota Bandung);
237. Jl. Ahmad Yani (Sp. Laswi – Sp.
Supratman) Kota Bandung;
238. Jl. W.R. Supratman (Kota Bandung);
239. Jl. P. Diponegoro (Kota Bandung);
240. Jl. Cilamaya (Kota Bandung);
241. Jl. Cimandiri (Kota Bandung);
242. Jl. Depan LAN (Kota Bandung);
243. Jl. Cilaki (Kota Bandung);
244. Jl. Aria Jipang (Kota Bandung);
245. Jl. Gasibu Barat (Kota Bandung);
246. Jl. Sentot Alibasyah (Kota Bandung);
247. Jl. Kalitanjung (Kota Cirebon);
248. Jl. Pangeran Cakrabuana (Sumber_ kab
Cirebon);
249. Jl. Sultan Agung (Sumber- Kab Cirebon);
250. Kalijati – Sukamandi (Kab Subang);
251. Sp. Pancuh Tilu – Cikadu (Kab Cianjur);

59
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
252. Jl. Gedebage Selatan (Rel KA – Sp. 3
Derwati – Batas Kota Bandung/Jbt. Tol)
Kab Bandung;
253. Cipamokolan (Bts. Kota Bandung/Jbt.
Tol) – Sp. Manirancan – Jl. Lingkar Luar
Majalaya (Kab Bandung);
254. Jalan Bandara Nusawiru (Kab
Pangandaran);
255. Jalan Nagreg-Garut (Kab Bandung);
256. Jalan Lingkar Cigugur – Cisantana
(Kabupaten Kuningan) (rencana);
257. Jalan Lingkar Timur Selatan (Kabupaten
Kuningan) (rencana); dan
258. Jalan Lingkar Sumber – Talun Cisaat
(Kabupaten Cirebon) (rencana).
c. Jalan Kolektor Primer Tiga (JKP-3) yang
meliputi ruas jalan:
1. Cikembar – Jampang Tengah (Kab
Sukabumi);
2. Jampang Tengah – Kiaradua (Kab
Sukabumi);
3. Sp. Surade – Ujunggenteng (Kab
Sukabumi);
4. Jl. Dewi Sartika (Kota Depok);
5. Jl. Siliwangi (Kota Depok);
6. Jl. Tole Iskandar (Kota Depok);
7. Sp. Jl. Tole Iskandar – Pondok Rajeg (Bts.
Depok/Bogor);
8. Jalan Akses Cikarang Dry Port ( Kab
Bekasi);
9. Lembang – Maribaya (Kab Bandung
Barat);
10. Jangga – Cikamurang (Kab Indramayu);
11. Lebakjati – Rancakalong – Selaawi (Kab
Sumedang);
12. Sp. Kirisik (Wado) – Bts.
Sumedang/Garut;
13. Wado (Sp. Kirisik) – Bts.

60
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Sumedang/Majalengka (Kirisik);
14. Jl. Jend. Sudirman (Talaga- Kab
Majalengka);
15. Talaga – Bts. Majalengka/Sumedang
(Kirisik) Kab Majalengka;
16. Leuwimunding – Rajagaluh; (Kab
Majalengka)
17. Parapatan – Leuwimunding (Kab
Majalengka);
18. Parapatan – Budur (Kab Majalengka);
19. Budur – Susukan – Tegalgubug (Kab
Cirebon);
20. Mundu – Gopala (Mundu – Bts.
Indramayu/Cirebon);
21. Tegalgubug – Arjawinangun – Jagapura
(Bts. Cirebon/Indramayu (Gopala));
22. Kalipucang – Majingklak (Kab
Pangandaran);
23. Kadungora (Leles) – Cibatu – Sasakbeusi
(Kab Garut);
24. Kiarakohok (Sp. Cilauteureun) –
Cilauteureun (Kab Garut);
25. Palumbonsari – Johar – Tegalloa (Loji) Kab
Karawang;
26. Tegalloa (Loji) – Baged/Jagatamu (Bts.
Kab. Karawang/Bogor);
27. Cariu – Jagatamu/Baged (Bts. Kab.
Bogor/Karawang);
28. Waluran – Mareleng – Palangpang (Kab
Sukabumi);
29. Palangpang – Puncak Darma (Kab
Sukabumi);
30. Sp. 3 Loji (Tegalnyampai) – Cibutun (Kab
Sukabumi);
31. Cibutun – Balewer (Kab Sukabumi);
32. Balewer – Puncak Darma (Kab Sukabumi);
33. Patrol – Haurgeulis – Bantarwaru (Kab
Indramayu);

61
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
34. Rajamandala – Cipeundeuy – Cikalong
(Kab Bandung Barat) ;
35. Simpang Muara Cikadu – Sp. Pancuh Tilu
;(Kab Cianjur)
36. Cikadu – Kebon Muncang – Bts. Kab.
Bandung/Cianjur;
37. Bts. Kab. Bandung/Cianjur – Pondok
Datar;
38. Sp. 3 Panenjoan – Sawahbera (Sp. 3
Cijapati) Kab Bandung;
39. Parakan Muncang – Sp. 3 Panenjoan (Kab
Bandung);
40. Parakan Muncang – Warung Simpang
(Kab Sumedang);
41. Sp. 3 Pamoyanan – Suryalaya –
Warudoyong (Bts. Kab.
Tasikmalaya/Ciamis);
42. Warudoyong (Bts. Kab.
Tasikmalaya/Ciamis) – Sp. 3 Winduraja
(Kawali) Kab Tasikmalaya;
43. Alternatif Majalaya – Cijapati (Kab
Bandung);
44. Bandung (Kopo) – Soreang (Kab Bandung);
45. Banjaran-Soreang (Kab Bandung);
46. Bojong Lama Taruma (Kab Bekasi);
47. Bts. Purwakarta – Subang (Kab Subang)
48. Chairil Anwar (Kota Bekasi);
49. Cibiru-Lembang (Kab Bandung);
50. Cihampelas- Gununghalu (Kab Bandung
Barat);
51. Cikarang – Sukatani (Kab Bekasi);
52. Cisarua – Lembang (Kab Bandung);
53. Darmaraja - Wado (Batas
Sumedang/Garut);
54. Gununghalu-Sukanagara (Kab Cianjur);
55. Hankam Raya (Kota Bekasi);
56. Jalan Inspeksi Kalimalang (Kota Bekasi);

62
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
57. Jalan A. Yani (Kota Bandung);
58. Jalan Cikutra (Kota Bandung);
59. Jalan Horisontal Tengah Selatan Jawa
Barat (Kab Bandung);
60. Jalan Ibrahim Adjie (Kota Bandung);
61. Jampang Tengah - Kiara Dua (Kab
Sukabumi);
62. Jatimakmur (Kota Bekasi);
63. Jatiwaringin (Kota Bekasi);
64. Jl. Alternatif Kmp. Tenjowaringin (Salawu-
Kab Tasikmalaya);
65. Jl. Jend. Ahmad Yani (Kab Sukabumi);
66. Jl. Lawanggada (Kota Cirebon);
67. Jl. Merdeka(Kab Garut);
68. Jl. Nyi Mas Gandasari (Kota Cirebon);
69. Jl. Pasar (Kab Tasikmalaya);
70. Jl. Raya Luragung (Kab Kuningan);
71. Jl. Ry. Pelabuhan (Kab Sukabumi);
72. Jl. Tole Iskandar (Kota Depok);
73. Jl. Bhayangkara I (Kab Karawang);
74. Jl. Surotokunto (Kab Karawang);
75. Jl. Jend. Ahmad Yani (Kab Karawang);
76. Jl. Pangkal Perjuangan (Kab Karawang);
77. Jl. Tuparev I (Kab Karawang);
78. Jln. Al-Fathu-Jln. Terusan Al-Fathu (Kab
Bandung);
79. Jln. Pahlawan (Kab. Bogor);
80. Kaliabang (Kota Bekasi);
81. Kalimalang (Kota Bekasi);
82. Kedung Jaya (Kab Bekasi);
83. Ki Hajar Dewantara (Kab Bekasi);
84. Kranggan (Kota Bekasi);
85. Lingkar Utara (Kota Bekasi);
86. Manunggal VII (Kab Karawang);

63
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
87. Masjid Nurul Ikhsan (Kota Bekasi);
88. MT Haryono (Kab Bekasi);
89. Pebayuran – Bekasi (Kab Bekasi);
90. Pekayon Raya (Kota Bekasi);
91. Pertamina (Kab Bekasi);
92. Raya Babelan (Kab Bekasi);
93. Raya Jatiasih (Kota Bekasi);
94. Raya Pejuang (Kota Bekasi);
95. Raya Pondok Gede (Kota Bekasi);
96. Raya Sukatani (kab Bekasi);
97. Telgasari – Tempuran (Kab Karawang);
98. Wibawa Mukti (Kota Bekasi);
99. Bojongsoang-Dayeuh Kolot (Kab
Bandung);
100. Pasir Gombong – Lemahabang (Kab
Bekasi);
101. Ancaen–Pabuaran/ Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Sukabumi);
102. Angsana-Gunungkelir/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
103. Bojonghaur-Pabuaran/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Sukabumi);
104. Bolang-Suniabana /Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
105. Cibatu-Bojongkondang/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Pangandaran);
106. Cibatu-Ciwilis/Jalan Horisontal Tengah
Selatan Jawa Barat (Kab Pangandaran);
107. Cikatomas- Cilumba/ Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
108. Cineam-Sirnajaya-Citalahab/ Jalan
Horisontal Tengah Selatan Jawa Barat

64
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(Kab Tasikmalaya);
109. Cisaar - Pamarican/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab Ciamis);
110. Cisempur – Sukarame/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
111. Gunungkelir-Bojongkondang/Jalan
Horisontal Tengah Selatan Jawa Barat
(Kab Pangandaran);
112. Gunungkelir-Citalahab/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Pangandaran);
113. Pangalengan - Pintu/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Bandung);
114. Papayan - Cikalong /Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Tasikmalaya);
115. Pasirkanyere - Cibatu/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
116. Pintu - Santosa / Jalan Horisontal Tengah
Selatan Jawa Barat (Kab Bandung);
117. Rancabakung-Cibatu / Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Tasikmalaya);
118. Santosa - Cibutarua/Jalan Horisontal
Tengah Selatan Jawa Barat (Kab
Bandung); dan
119. Cirebon Outer Ring Road (CORR) Kota
Cirebon (rencana).
(5) Jalan khusus yang dimaksud pada ayat (1) huruf b
adalah Jalan Khusus Tambang (Kabupaten Bogor)
dan Jalan Khusus pendukung pariwisata;
(6) Jalan tol sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) huruf c meliputi:
1. Jalan Tol Jagorawi (JB01);
2. Taman Mini – Hankam Raya (JORR E1) (JB09);
3. Hankam Raya – Cikunir (JORR E1U) (JB10);
4. Cinere – Cimanggis (JORR II) Seksi 1-2
(Jagorawi – Kukusan) (JB16);

65
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
5. Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Cipinang
– Jaka Sampurna) (JB17);
6. Depok – Antasari Seksi 1 (Antasari –
Brigif/Cinere) (JB18);
7. Bogor Ring Road Seksi 1-2 (JB19);
8. Jakarta – Cikampek (JW03);
9. Jakarta – Cikampek II Elevated (JW04);
10. Cikopo – Palimanan (Cikampek Palimanan)
(JW05);
11. Palimanan – Cirebon/Kanci (JW06);
12. Kanci – Pejagan (JW07);
13. Ciawi – Sukabumi Seksi 1 (Ciawi – Cigombong)
(JW23);
14. Cikampek – Purwakarta – Padalarang (JW26);
15. Padaleunyi / Padalarang – Cileunyi (JW27);
16. Soreang – Pasir Koja (JW28);
17. Jalan Tol Jatiasih – Cikunir;
18. Cinere – Cimanggis (JORR II) Seksi 3 (Kukusan
– Cinere) (JB16) (rencana);
19. Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Seksi 2B
Marga Jaya – Tambun) (JB17) (rencana);
20. Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Koneksi
Tol Wiyoto Wiyono) (JB17);
21. Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Jaka
Sampurna – Jl. Hasibuan) (JB17) (rencana);
22. Depok – Antasari Seksi 3 (Sawangan –
Bojonggede) (JB18) (rencana);
23. Bogor Ring Road Seksi 3A (Sp. Yasmin – Sp.
Semplak) (JB19);
24. Cibitung – Cilincing (JORR II) Seksi 1 (Cibitung
– Telaga Asih) (JB20);
25. Cibitung – Cilincing (JORR II) Seksi 2-4 (Telaga
Asih – Cilincing) (JB20) (rencana);
26. Cimanggis – Cibitung (JORR II) Seksi 2
(Jatikarya – Cibitung) (JB21) (rencana);
27. Serpong – Cinere (JORR II) Seksi 1 (Serpong –
Pamulang) (JB22);
28. Serpong – Cinere (JORR II) Seksi 2 (Pamulang –

66
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cinere) (JB22) (rencana);
29. Jakarta – Cikampek II Selatan Paket I & II
(Jatiasih – Taman Mekar) (JW22) (rencana);
30. Jakarta – Cikampek II Selatan Paket III (Taman
Mekar – Sadang) (JW22) (rencana);
31. Ciawi – Sukabumi Seksi 2-3 (Cigombong –
Sukabumi Barat) (JW23) (rencana);
32. Ciawi – Sukabumi Seksi 4 (Sukabumi Barat –
Sukabumi Tengah) (JW23) (rencana);
33. Cileunyi – Sumedang – Dawuan Seksi 1-2
(Cileunyi – Sumedang) (JW29);
34. Cileunyi – Sumedang – Dawuan Seksi 3
(Sumedang – Cimalaka) (JW29);
35. Cileunyi – Sumedang – Dawuan Seksi 4-6
(Cimalaka – Dawuan) (JW29);
36. Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap Seksi 1A,
1B, 2 (Gedebage – Tasikmalaya) (JW30)
(rencana);
37. Depok – Antasari (JB18) (rencana);
38. Bogor Ring Road (JB19);
39. Bogor Ring Road (Penambahan Lingkup)
(JB19.1) (rencana);
40. Sentul Selatan – Karawang Barat (JORR III)
(JB39) (rencana);
41. Bogor – Serpong (via Parung) (JORR III) (JB40)
(rencana);
42. Cikunir – Karawaci (Elevated) (JB44) (rencana);
43. Cikunir – Ulujami (JORR Elevated) (JB45)
(rencana);
44. Sukabumi – Ciranjang (JW24) (rencana);
45. Ciranjang – Padalarang (JW25) (rencana);
46. Akses Bandara Kertajati (JW 29.1) (rencana);
47. Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap (JW30)
(rencana);
48. Bandung Inter Urban Toll Road (BIUTR) (JW31)
(rencana);
49. Akses Pelabuhan Patimban (JW43) (rencana);
50. Cibadak – Pelabuhanratu (JW61) (rencana);

67
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
51. North-South Link Bandung (JW64/
Pengembangan Tol dalam kota Bandung
kelanjutan Jalan Tol Soreang - Pasirkoja
(rencana);
52. Lingkar Selatan Bandung (JW66.2) (rencana);
53. Akses Patimban Extend (JW88) (rencana);
54. Karawang Barat – JORR II (Babelan) (JB38)
(rencana);
55. Pulogebang – JORR II (JB49) (rencana);
56. Pasar Jumat – Parung (JB50) (rencana);
57. Cirebon – Kuningan (JW59) (rencana);
58. Soreang – Ciwidey – Cidaun (JW60) (rencana);
59. Cipularang – Lembang (JW65) (rencana);
60. Bandung Utara Toll Road (JW66.1) (rencana);
61. Caringin – Cianjur (Akses Puncak) (JW82)
(rencana);
62. Cikarang – Ciranjang (JW42) (rencana);
63. Kuningan – Tasikmalaya (JW58) (rencana);
64. Cilincing – Bekasi (NCICD) (JB37) (rencana);
65. Balongan-Cirebon (rencana);
66. Banjar-Pangandaran (rencana);
67. Interchange Cikamurang (rencana);
68. Kertajati – Losarang (rencana);
69. Jalan Akses Cisumdawu (rencana);
70. Losarang-Balongan (rencana);
71. Losarang-Patimban (rencana);
72. Palasah-Jatibarang- Indramayu (rencana); dan
73. Interchange Cipali (Manyingsal)–Patimban
(rencana).
(7) Terminal penumpang yang dimaksud pada ayat (1)
huruf d meliputi:
a. terminal penumpang tipe A yang berlokasi di
Daerah Kota Banjar, Kota Tasikmalaya,
Kabupaten Garut, Kabupaten Kuningan, Kota
Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota
Bogor, Kabupaten Subang, Kota Depok, Kota
Bekasi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten

68
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Karawang, Kabupaten Ciamis (rencana),
Kabupaten Bogor (rencana), serta
pembangunan terminal lainnya sesuai
kebijakan dan hasil kajian.
b. terminal penumpang tipe B yang berlokasi di
Daerah Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Sukabumi, Kota Bandung, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung
Barat, Kota Bekasi (rencana), Kabupaten
Bandung (rencana), Kabupaten Bandung Barat
(rencana), Kabupaten Bogor (rencana),
Kabupaten Ciamis (rencana), Kabupaten Garut
(rencana), Kabupaten Sumedang (rencana),
serta pembangunan terminal lainnya sesuai
kebijakan dan hasil kajian.
(8) Terminal barang yang dimaksud pada ayat (1)
huruf e meliputi:
a. Daerah Kota Bandung;
b. Daerah Kota Bekasi (rencana);
c. Daerah Kota Bogor (rencana);
d. Daerah Kabupaten Bekasi; dan
e. Daerah Kabupaten Bandung.
(9) Jembatan timbang yang dimaksud pada ayat (1)
huruf f meliputi:
a. Gentong, Daerah Kabupaten Tasikmalaya;
b. Sindang Rasa, Daerah Kabupaten Ciamis;
c. Tomo, Daerah Kabupaten Sumedang;
d. Losarang, Daerah Kabupaten Indramayu;
e. Balonggadu, Daerah Kabupaten Karawang;
f. Cibaragalan, Daerah Kabupaten Purwakarta;
g. Bojong, Daerah Kabupaten Cianjur; dan
h. Kemang Bogor, Daerah Kabupaten Bogor.
Pasal 11 (1) Jaringan jalan arteri dan kolektor sebagaimana Pasal ini dimaksudkan untuk
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3), dapat mengakomodasi perubahan
berubah status dan fungsinya. status dan fungsi jalan ke
(2) Perubahan status dan fungsi sebagaimana dimaksud depannya.
pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur, Bupati, Wali
Kota, setelah dietapkan oleh menteri yang
membidangi urusan pengembangan jaringan jalan
dan pengembangan jaringan jalan lainnya.
Paragraf 3 Paragraf 3
Sistem Jaringan Kereta Api

69
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 12 (1) Sistem jaringan kereta api sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 9 huruf b terdiri atas: nomenklatur mengacu pada
a. Jaringan Jalur Kereta Api; dan Permen ATR/BPN No 11
b. Stasiun Kereta Api (KA). Tahun 2021 tentang Tata Cara
(2) Jaringan Jalur Kereta Api yang dimaksud pada ayat Penyusunan, Peninjauan
(1) huruf a meliputi: Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan
a. Double Track Jawa Selatan atau Bogor-
Yogyakarta termasuk jalur Bogor-Sukabumi; Substansi Rencana Tata
b. Cikampek – Cirebon (merupakan bagian dari Ruang Wilayah Provinsi,
jalur Jakarta - Cikampek – Semarang – Kabupaten, Kota, dan Rencana
Surabaya); Detail Tata Ruang
c. Cikampek-Padalarang; • Rencana menyesuaikan
d. Cirebon-Kroya;
dengan hasil analisis,
e. Angke – Merak;
f. kereta api perkotaan Nambo-Citayam; masukan Dinas terkait, K/L
g. kereta api perkotaan Jakarta-Bogor; serta hasil pembahasan linsek.
h. Jakarta–Bandung (Kereta api cepat); • Rencana mengacu pada:
i. Rancaekek–Tanjungsari (rencana reaktivasi); - Keputusan Menteri
j. Tanjungsari–Kertajati (rencana); Perhubungan No. 2128
k. Kertajati–Cirebon (rencana);
Tahun 2018 tentang
l. Kertajati-Bandara (rencana);
m. Cipatat – Sasaksaat – Cilame (rencana); Rencana Induk
n. Kota Cirebon–Kadipaten (rencana rekativasi); Perkeretaapian Nasional
o. Jatibarang–Karangampel (rencana reaktivasi); - Permenko Bidang
p. Terisi–Losarang (rencana reaktivasi); Perekonomian No. 7 Tahun
q. Dayeuhkolot–Majalaya (rencana reaktivasi); 2021 tentang Perubahan
r. Cijulang–Pangandaran–Banjar (rencana Daftar Proyek Strategis
reaktivasi);
Nasional
s. Cikajang–Cibatu (rencana reaktivasi);
t. Indramayu–Jatibarang (rencana reaktivasi); - Perpres No. 60 Tahun 2020
u. Kertajati-Arjawinangun (rencana); tentang RTR Kawasan
v. Cileungsi–Jonggol–Cianjur (rencana); Strategis Nasional Perkotaan
w. Subang–Akses Pelabuhan Patimban (rencana); Jabodetabekpunjur
x. Cibungur-Tanjurasa (rencana); - Perpres No. 45 Tahun 2018
y. Sukabumi-Pelabuhan Ratu (rencana); tentang RTR Kawasan
z. Rancabuaya-Pelabuhan Ratu (rencana);
Perkotaan Cekungan
aa. Cijulang–Rancabuaya (rencana);
bb. Ciwidey–Rancabuaya (rencana); Bandung
cc. High Speed Railway Jakarta–Surabaya - Perpres No. 55 Tahun 2018
(rencana); tentang Rencana Induk
dd. Galunggung–Tasikmalaya (rencana); Transportasi Jabodetabek
ee. Kereta api perkotaan Kiaracondong–Ciwidey - Perpres No. 87 Tahun 2021
(rencana reaktivasi);
tentang Percepatan
ff. Kereta api perkotaan Leuwi Panjang–
Gedebage–Jatinangor (rencana); Pembangunan Kawasan
gg. Kereta api perkotaan Leuwi Panjang–Cimahi– Rebana dan Kawasan Jawa
Padalarang–Walini (rencana); Barat Bagian Selatan

70
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
hh. Kereta api perkotaan Leuwi Panjang–Soreang - PP No 13 Tahun 2017
(rencana); tentang Perubahan PP No 26
ii. Kereta api perkotaan Babakan Siliwangi– Tahun 2008 tentang
Leuwi Panjang (rencana);
Rencana Tata Ruang
jj. Kereta api perkotaan Cimindi–Gedebage
(rencana); Wilayah Nasional
kk. Kereta api perkotaan Martadinata – Banjaran
(rencana); Pembahasan dalam Kunker Pansus
ll. Kereta api perkotaan Gedebage–Tegalluar – VI, 6 Januari 2022:
Majalaya (rencana); Kota Depok merencanakan
mm. Kereta api perkotaan Babakan Siliwangi – pengembangan sistem transportasi
Lembang – Maribaya (rencana);
berupa monorel dengan pusat di
nn. Kereta api perkotaan Parung Panjang-Citayam
(rencana); Margonda, Gutita Cibubur, Lebak
oo. Kereta api perkotaan East-West Line (Balaraja-Bulus, dan Pondok Cina.
Cikarang) Parung Panjang – Citayam – Nambo Keterangan: Pengembangan
– Cikarang – Tanjung Priok (rencana); monorel tercantum dalam RTRWP
pp. Kereta api perkotaan Cibubur – Bogor Pasal 12, dimana pada ayat (2)
(rencana); tertulis bahwa pengembangan
qq. Kereta api perkotaan Cawang-Cibubur
jaringan jalur kereta api lainnya
(rencana); dan
rr. Jaringan jalur kereta api lainnya sesuai sesuai hasil kebijakan dan hasil
kebijakan dan hasil kajian. kajian dapat dilakukan dan pada
ayat (3) tertulis bahwa salah satu
(3) Stasiun KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, meliputi: lokasi stasiun penumpang
angkutan umum massal berbasis
a. Stasiun KA di Daerah Kota Bekasi, Kota Bogor,
rel terdapat di Kota Depok.
Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota
Sukabumi, Kota Tasik, Kota Banjar, Kota
Cirebon, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Pembahasan dalam Kunker Pansus
Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, VI, 15 Februari 2022:
Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Reaktivasi kereta Cikajang-Cibatu
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, di Kab. Garut sudah terbangun
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten dan mulai aktif, pembebasan lahan
Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
sudah dilaksanakan secara
Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten
Garut, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten bertahap.
Sumedang; Keterangan: Rencana reaktivasi
kereta api perkotaan Cikajang-
b. Stasiun Commuter Line di Daerah Kota Bogor,
Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Cibatu tercantum dalam Pasal 12
dan Kabupaten Bekasi; dan dalam Lampiran Indikasi
Program direncanakan pada tahun
c. stasiun penumpang angkutan umum massal
berbasis rel di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, 2023, menerus hingga tahun 2042.
Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten
Bekasi, Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Pembahasan dalam Kunker Pansus
Metropolitan Cirebon Raya-Kertajati, dan VI, 17 Februari 2022:
stasiun lainnya sesuai hasil kajian. • Perlu membuka akses Kertajati

71
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
ke Kab. Cirebon, dengan rute
Kertajati – Jatibarang –
Arjawinangun – Plered – Brebes.
Keterangan: Telah terdapat
rencana jaringan kereta api
Kertajati – Arjawinangun
sebagai akses dari Kertajati ke
Kab. Cirebon. Jaringan kereta
api tersebut terhubung dengan
jaringan kereta api Cikampek –
Cirebon yang memanjang
hingga Jawa Tengah. Selain itu,
terdapat rencana yang dapat
meningkatkan akses ke
Kertajarti, seperti Tanjungsari -
Kertajati, Kertajati – Cirebon,
dan Kertajati – Bandara.
• Kota Cirebon merencanakan
jalur kereta api Kambangan
dan kereta dari Pelabuhan
Cirebon namun trase belum fix.
Keterangan: Dalam Ranperda
RTRWP Pasal 12 ayat (2) huruf
pp, terdapat klausul “Jaringan
jalur kereta api lainnya sesuai
kebijakan dan hasil kajian”
yang dapat dijadikan dasar
dalam pengembangan jaringan
jalur kereta api yang belum
terencanakan dalam RTRWP.
• Diperlukan kebijakan
transportasi terintegrasi untuk
mengantisipasi fenomena
commuter di PKN Cirebon Raya
• Keterangan: Dalam Ranperda
RTRWP Pasal 12 ayat (3),
terdapat rencana stasiun
penumpang angkutan umum
massal dengan salah satu
lokasinya adalah Metropolitan
Cirebon Raya-Kertajati yang
dapat dijadikan dasar dalam

72
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pengembangan konsep
transportasi terintegrasi.

Catatan Pansus VI:


Perlu diperjelas teknologi jaringan
kereta api yang digunakan, seperti
LRT, MRT, dll.

Tindak lanjut:
Terminologi jaringan kereta api
telah mencakup seluruh teknologi
bagi moda angkutan umum massal
yang berbasis rel.
Paragraf 4 Paragraf 4
Sistem Jaringan Sungai, Danau, dan Penyebrangan
Pasal 13 Perubahan sistematika dan
(1) Sistem jaringan sungai, danau, dan penyebrangan nomenklatur mengacu pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c Permen ATR/BPN No 11 Tahun
terdiri atas: 2021 tentang Tata Cara
a. alur pelayaran sungai dan alur pelayaran Penyusunan, Peninjauan Kembali,
danau; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. pelabuhan sungai dan danau; dan Substansi Rencana Tata Ruang
c. pelabuhan penyebrangan.
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
(2) Alur Pelayaran Sungai dan Alur Pelayaran Danau dan Rencana Detail Tata Ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu
di alur-pelayaran sungai Cikarang-Bekasi-Laut Keputusan Menteri Perhubungan
Jawa, Muara Gembong, Waduk Saguling, Waduk
Jatiluhur, Waduk Cirata, dan Majingklak. No. KP 432 Tahun 2017 tentang
Rencana Induk Pelabuhan
(3) Pelabuhan sungai dan danau sebagaimana Nasional
dimaksud pada ayat (1) huruf b berlokasi di
Citarum Hilir Daerah Kabupaten Bekasi (Pelabuhan
Tarumajaya dan Pelabuhan Inland Waterways Lokasi dituliskan berdasarkan
Cikarang Bekasi Laut Jawa), Cibinong Daerah Lampiran IV Rencana Infrastruktur
Kabupaten Bogor, Daerah Kabupaten Karawang per WP hasil pembahasan Pansus
(Pelabuhan Pusakajaya), Daerah Kabupaten Agustus 2019.
Subang, Daerah Kabupaten Purwakarta, Daerah
Kabupaten Indramayu, Daerah Kabupaten Cirebon,
Catatan Pansus VI:
Daerah Kabupaten Kuningan, Daerah Kabupaten
Sumedang, Daerah Kabupaten Garut, Daerah Dikoordinasikan kembali dengan
Kabupaten Ciamis, Daerah Kabupaten Dishub.
Pangandaran, Daerah Kota Banjar, Daerah
Kabupaten Sukabumi, Daerah Kabupaten Cianjur, Tindak lanjut:
dan Daerah Kabupaten Bandung Barat; dan Hasil koordinasi dengan Dishub:
(4) Pelabuhan Penyebrangan sebagaimana dimaksud Pelabuhan penyeberangan di

73
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pada ayat (1) huruf c berlokasi di Daerah Cibinong Kab. Bogor tidak ada.
Kabupaten Indramayu (Tirtamaya-Pulau Biawak)
dan Daerah Kabupaten Pangandaran (Pelabuhan
Majingklak).

Paragraf 5 Paragraf 5
Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pasal 14 • Perubahan sistematika dan
(1) Sistem jaringan transportasi laut sebagaimana nomenklatur mengacu pada
dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, terdiri atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
a. pelabuhan laut; dan Penyusunan, Peninjauan
b. alur pelayaran di laut. Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
(2) Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud pada ayat
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
(1) huruf a, meliputi:
Kabupaten, Kota, dan Rencana
a. pelabuhan utama terletak di Daerah Kabupaten Detail Tata Ruang
Subang (Pelabuhan Patimban); • Susbtansi rencana transportasi
b. pelabuhan pengumpul terletak di Daerah Kota pada lampiran IV dimasukan ke
Cirebon (Pelabuhan Cirebon); dalam batang tubuh
c. pelabuhan pengumpan terdiri dari: • Penyesuaian rencana
pelabuhan laut dengan
1. Pelabuhan pengumpan regional di Daerah
Keputusan Menteri
Kabupaten Sukabumi (Palabuhan Ratu),
Kabupaten Indramayu (Pelabuhan Perhubungan Republik
Indramayu/Losarang) dan Daerah Indonesia Nomor KP 432 Tahun
Kabupaten Pangandaran (Pelabuhan 2017 tentang Rencana Induk
Pangandaran); dan Pelabuhan Nasional
2. Pelabuhan pengumpan lokal di Daerah • Penambahan pelabuhan
Kabupaten Bekasi (Pelabuhan Tarumajaya perikanan dan alur pelayaran
dan Pelabuhan Muara Gembong), Daerah sesuai dengan integrasi RTRWP
Kabupaten Subang (Pelabuhan Pamanukan dan RZWP-3K
Blanakan, Pelabuhan Ciasem, Pelabuhan
Mayangan, Pelabuhan Muara Tawar),
Daerah Kabupaten Cirebon (Pelabuhan Catatan Pansus VI:
Astanajapura, Pelabuhan Muara Gebang, Rencana dicek kembali dengan
Pelabuhan Bondet, Pelabuhan Gebang dinas terkait
Mekar), Daerah Kota Cirebon (Pelabuhan
Kejawanan), Daerah Kabupaten Indramayu Tindak lanjut:
(Pelabuhan Balongan, Pelabuhan Eretan, Telah dicek dan diperbaiki oleh
Pelabuhan Juntinyuat, Pelabuhan
DKP dan Dishub.
Karangsong, Pelabuhan Patrol, Pelabuhan
Sukra, Pelabuhan Tirtamaya), Daerah
Kabupaten Pangandaran (Pelabuhan Batu
Karas, Pelabuhan Parigi, Pelabuhan Catatan Pansus VI 220322:
Majingklak), Daerah Kabupaten PPI perlu pengecekan lapangan

74
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Tasikmalaya (Pelabuhan Cipatujah), Daerah bagaimana keadaan eksistingnya.
Kabupaten Garut (Pelabuhan
Pameungpeuk, Pelabuhan Pakenjeng,
Pelabuhan Caringin), Daerah Kabupaten
Cianjur (Pelabuhan Sindang Barang) dan
Daerah Kabupaten Sukabumi (Pelabuhan
Ujung Genteng, Pelabuhan Cisolok,
Pelabuhan Ciwaru, Pelabuhan Palangpang).
d. Terminal khusus terdapat di perairan Daerah
Kabupaten Sukabumi, perairan Daerah
Kabupaten Cianjur, perairan Daerah
Kabupaten Karawang, perairan Daerah
Kabupaten Bekasi, perairan Daerah Kabupaten
Indramayu, perairan Daerah Kabupaten
Cirebon, dan perairan Daerah Kota Cirebon;
e. Pelabuhan perikanan terdiri atas:
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN),
terdapat di PPN Kejawanan Daerah Kota
Cirebon dan PPN Palabuhanratu Daerah
Kabupaten Sukabumi;
2. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), terdapat
di PPP Eretan Wetan Daerah Kabupaten
Indramayu, PPP Bondet Daerah Kabupaten
Cirebon, PPP Cilauteureun Daerah
Kabupaten Garut, PPP Ciparage Daerah
Kabupaten Karawang, PPP Blanakan
Daerah Kabupaten Subang, PPP Muara
Ciasem Daerah Kabupaten Subang;
3. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), terdapat
di:
i. Daerah Kabupaten Bekasi yaitu PPI
Paljaya, PPI Muara Jaya, PPI Muara
Bendera, PPI Muaragembong;
ii. Daerah Kabupaten Karawang yaitu PPI
Tanjung Pakis, PPI Sedari, PPI Cemara,
PPI Sungai Buntu, PPI Pasir Putih, PPI
Tangkolak, dan PPI Pakis Jaya;
iii. Daerah Kabupaten Subang yaitu PPI
Rawameneng, PPI Mayangan, PPI
Terungtum, PPI Genteng, PPI Anggasari,
PPI Cirewang, PPI Cilamaya Girang, PPI
Muara, dan PPI Blanakan;
iv. Daerah Kabupaten Indramayu yaitu PPI
Ujung Gebang, PPI Sukahaji, PPI Eretan

75
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kulon, PPI Majakerta, PPI Lombang, PPI
Glayem, PPI Limbangan, PPI Dadap, PPI
Karangsong, PPI Juntinyuat, PPI
Tegalagung, dan PPI Pabean Udik;
v. Daerah Kabupaten Cirebon yaitu PPI
Mundu Pesisir, PPI Gebang Mekar, PPI
Ambulu, PPI Bungko Lor, PPI Karang
Reja, PPI Selopenganten (PPI
Bandengan), dan PPI Ender;
vi. Daerah Kota Cirebon yaitu PPI Pesisir,
PPI Cangkol, PPI Kesenden, dan PPI
Kejawanan;
vii. Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu PPI
Cikembang, PPI Cibangban, PPI Cisolok,
PPI Loji, PPI Ciwaru, PPI Kalapa
Condong, PPI Ujung Genteng, PPI Mina
Jaya, dan PPI Tegal Buleud;
viii. Daerah Kabupaten Cianjur yaitu PPI
Cikakap, dan PPI Jayanti dan PPI
Cigebang;
ix. Daerah Kabupaten Garut yaitu PPI
Rancabuaya, PPI Cicalobak, PPI Cimari
Muara, dan PPI Cijeruk;
x. Daerah Kabupaten Tasikmalaya yaitu
PPI Pamayangsari dan PPI Nusa
Cimanuk; dan
xi. Daerah Kabupaten Pangandaran yaitu
PPI Muara Gatah, PPI Legok Jawa, PPI
Madasari, PPI Batukaras, PPI Nusawiru,
PPI Bojongsalawe, PPI Cikidang, PPI
Plataragung, dan PPI Majingklak.
(3) Alur pelayaran laut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berupa alur-pelayaran umum dan
perlintasan, terdiri dari:
a. alur pelayaran masuk Pelabuhan Patimban
yang terkoneksi dengan alur pelayaran
dan/atau perlintasan internasional; dan
b. alur pelayaran umum dan perlintasan terdapat
di perairan Daerah Kabupaten Bekasi,
sepanjang perairan utara Daerah Kabupaten
Bekasi hingga Daerah Kabupaten Karawang,
Pelabuhan Tanjung Pakis Daerah Kabupaten
Karawang, Pelabuhan Kejawanan Daerah Kota
Cirebon, Perairan Subang, Perairan Indramayu,

76
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pelabuhan Palabuhanratu, Perairan
Pangandaran, Pelabuhan Bojongsalawe,
Pelabuhan Cirebon dan Pelabuhan Patimban.

Paragraf 6 Paragraf 6
Bandar Udara Umum dan Bandar Udara Khusus
Pasal 15 (1) Bandar udara umum dan bandar udara khusus • Perubahan sistematika dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e terdiri nomenklatur mengacu pada
atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. bandar udara pengumpul; 2021 tentang Tata Cara
b. bandar udara pengumpan; dan Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan
c. bandar udara khusus.
Penerbitan Persetujuan
(2) Bandar udara pengumpul sebagaimana dimaksud Substansi Rencana Tata Ruang
pada ayat (1) huruf a terletak di Daerah Kota Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Bandung (Bandar Udara Husein Sastranegara),
Kota, dan Rencana Detail Tata
Daerah Kabupaten Majalengka (Bandar Udara
Kertajati), Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Ruang
Karawang; • Susbtansi rencana
(3) Bandar udara pengumpan sebagaimana dimaksud transportasi pada lampiran IV
pada ayat (1) huruf b terletak di Daerah Kabupaten dimasukan ke dalam batang
Pangandaran (Bandar Udara Nusawiru), Kota tubuh
Cirebon (Bandar Udara Cakrabuana), dan Daerah • Penyesuaian dengan
Kota Tasikmalaya (Bandar Udara Wiriadinata); Keputusan Menteri
(4) Bandar udara khusus sebagaimana dimaksud pada Perhubungan Republik
ayat (1) huruf c terletak di Daerah Kota Tasikmalaya Indonesa Nomor KM 166
(Pangkalan Udara Wiriadinata), Daerah Kota Tahun 2019 tentang Tatanan
Bandung (Pangkalan Udara Husein Sastranegara), Kebandarudaraan Nasional
Kabupaten Bogor (Pangkalan Udara Atang Senjaya
dan Lapangan terbang Rumpin), Daerah Kabupaten
Subang (Pangkalan Udara Suryadarma), Daerah Pembahasan dalam Kunker Pansus
Kabupaten Bandung (Pangkalan Udara Sulaeman), VI, 19 Januari 2022:
Daerah Kabupaten Majalengka (Pangkalan Udara Kementerian ATR/BPN
Sugiri-Sukani), dan Daerah Kabupaten Bandung menyampaikan terkait program
Barat (Lapangan Udara Suparlan). bandar udara di Karawang
kewenangan Kementerian
Perhubungan (tercantum dalam
rencana induk). Untuk sementara
Bandara Cikembar, pembangunan
jangan di tahun pertama sehingga
bisa memikirkannya kembali.
Keterangan: Bandara di Karawang
telah tercantum dalam ayat (2).

77
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pada Lampiran Indikasi Program,
Pengembangan Bandara Karawang
direncanakan untuk dilaksanakan
pada tahap ke-1 dan menerus
hingga tahap ke-5. Untuk Bandara
Cikembar, dalam IP hanya tertulis
lokasi (Kab. Sukabumi) dengan
rencana pelaksanaan kajian teknis
di tahap ke-1 dan ke-2 (2022 –
2028) dan pembangunan mulai di
tahap ke-3 (2029).
Pasal 21 Pasal 21 Rencana pengembangan jaringan SDA berbasis
DAS dan CAT tercantum dalam indikasi program. Perubahan sistematika
(1) Rencana pengembangan sistem jaringan mengacu pada Permen
sumber daya air berbasis DAS dan Cekungan ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal tentang Tata Cara Penyusunan,
19 ayat (1) huruf b, dilaksanakan dalam Peninjauan Kembali, Revisi,
Wilayah Sungai (WS) dan Cekungan Air Tanah dan Penerbitan Persetujuan
(CAT) yang terdiri atas: Substansi Rencana Tata Ruang
a. WS: Wilayah Provinsi, Kabupaten,
1. WS Ciliwung- Cisadane; Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
2. WS Cisadea-Cibareno;
3. WS Citarum;
4. WS Cimanuk-Cisanggarung;
5. WS Citanduy; dan
6. WS Ciwulan-Cilaki.
b. CAT:
1. CAT Bogor;
2. CAT Sukabumi;
3. CAT Cianjur;
4. CAT Jampangkulon;
5. CAT Bekasi-Karawang;
6. CAT Subang;
7. CAT Ciater;
8. CAT Lembang;
9. CAT Batujajar;
10. CAT Bandung-Soreang;
11. CAT Cibuni;

78
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
12. CAT Banjarsari;
13. CAT Tasikmalaya;
14. CAT Garut;
15. CAT Malangbong;
16. CAT Sumedang;
17. CAT Sukamantri;
18. CAT Ciamis;
19. CAT Kawali;
20. CAT Kuningan;
21. CAT Majalengka;
22. CAT Indramayu;
23. CAT Sumber-Cirebon; dan
24. 4 (empat) CAT lintas Provinsi yaitu CAT
Serang-Tangerang, CAT Jakarta, CAT
Sidareja, dan CAT Tegal-Brebes.
(2) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber
daya air berbasis DAS dan CAT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. pengembangan waduk/bendungan, situ, dan
embung dalam rangka konservasi dan
pendayagunaan sumber daya air;
b. pengembangan prasarana pengendali daya rusak
air;
c. pengembangan jaringan irigasi;
d. rehabilitasi lahan kritis dan sangat kritis di
kawasan hutan dan di luar kawasan hutan serta
di kawasan imbuhan/resapan air; dan
e. pemulihan CAT yang kritis.
(3) Rencana pengembangan sistem jaringan sumber
daya air berbasis DAS dan CAT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Bagian Bagian Keempat


Keempat Sistem Jaringan Energi
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum

79
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 22 Pasal 22 Pasal 16 • Perubahan sistematika dan
(1) Pengembangan sistem jaringan energi sebagaimana (1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud nomenklatur mengacu pada
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf c, terdiri dalam Pasal 7 huruf c, terdiri atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
atas: 2021 tentang Tata Cara
a. jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi;
a. pengembangan instalasi, jaringan distribusi, dan Penyusunan, Peninjauan
dan
transmisi listrik untuk meningkatkan pasokan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
listrik ke seluruh Wilayah; b. jaringan infrastruktur ketenagalistrikan. Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. pengembangan infrastruktur pembangkitan (2) Rencana sistem jaringan energi digambarkan dalam Kabupaten, Kota, dan Rencana
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail Detail Tata Ruang
jaringan energi dengan memanfaatkan energi informasi skala 1:250.000 (satu banding dua ratus • Rencana pengembangan
baru terbarukan yang berasal dari panas bumi, lima puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II.3 yang merupakan bagian tidak sistem jaringan energi
energi potensial air, energi surya, energi angin,
dan bioenergi; dan terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. tertuang dalam batang
tubuh Ranperda (tidak boleh
c. pengembangan energi tak terbarukan yang
di lampiran terpisah) dan
bersumber dari bahan bakar minyak, dan gas,
serta pemanfaatan batubara untuk tergambarkan dalam peta
meningkatkan pasokan energi. rencana struktur ruang

(2) Rencana pengembangan sistem jaringan energi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran IV, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 2 Paragraf 2
Jaringan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi
Pasal 17 • Perubahan sistematika dan
(1) Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi nomenklatur mengacu pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a Permen ATR/BPN No 11 Tahun
meliputi: 2021 tentang Tata Cara
a. infrastruktur minyak dan gas bumi; Penyusunan, Peninjauan
b. jaringan minyak dan gas bumi; dan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
c. jaringan gas perkotaan. Persetujuan Substansi Rencana
(2) Infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah kilang Kabupaten, Kota, dan Rencana
minyak di Daerah Kabupaten Indramayu; Detail Tata Ruang
(3) Jaringan minyak dan gas bumi sebagaimana • Susbtansi rencana jaringan
dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas: energi dan kelistrikan pada
a. jaringan minyak dan gas bumi di Daerah lampiran IV dimasukan ke
Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten dalam batang tubuh
Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten • Penyesuaian rencana
Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, berdasarkan masukan dari
dan Kabupaten Majalengka;
Dinas terkait.
b. jaringan pipa gas dan pipa bawah laut untuk • Penyesuaian integrasi RTRWP
minyak dan gas bumi di Kabupaten Indramayu,
dengan RZWP3K
Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten

80
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Bekasi, dan Kabupaten Subang; dan Catatan Pansus VI: perlu
c. jaringan pipa gas di permukaan laut (FSRU) di ditambahkan jaringan gas
Daerah Kabupaten Karawang. perkotaan, akan ditambahkan Tim
(4) Jaringan gas perkotaan sebagaimana dimaksud dan DESDM
pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
Tindak lanjut:
a. Kabupaten Cirebon;
Telah dikoordinasikan dengan
b. Kabupaten Karawang; DESDM, lokasi jaringan gas
c. Kabupaten Subang; perkotaan dicantumkan sesuai
dengan rencana pembangunan dari
d. Kota Cirebon;
pusat dan jaringan eksisting.
e. Kabupaten Indramayu; Kota Bandung, Kabupaten
f. Kota Bekasi; Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, dan Kota Cimahi didapatkan
g. Kabupaten Bekasi;
dari KSP (Kebijakan Satu Peta)
h. Kota Bogor;
i. Kota Depok;
j. Kota Bandung;
k. Kabupaten Bandung;
l. Kabupaten Bandung Barat; dan
m. Kota Cimahi.
Paragraf 3 Paragraf 3
Jaringan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Pasal 18 • Perubahan sistematika dan
(1) Jaringan infrastruktur ketenagalistrikan nomenklatur mengacu pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b Permen ATR/BPN No 11 Tahun
terdiri atas: 2021 tentang Tata Cara
a. infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan Penyusunan, Peninjauan
sarana pendukung; dan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
b. jaringan infrastruktur penyaluran tenaga listrik Persetujuan Substansi Rencana
dan sarana pendukung. Tata Ruang Wilayah Provinsi,
(2) Infrastruktur pembangkitan tenaga listrik dan Kabupaten, Kota, dan Rencana
sarana pendukung sebagaimana dimaksud pada Detail Tata Ruang
ayat (1) huruf a terdiri atas: • Susbtansi rencana jaringan
a. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di energi dan kelistrikan pada
Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Waduk lampiran IV dimasukan ke
Saguling, Waduk Jatigede, dan PLTS atap di dalam batang tubuh.
Kawasan industri yang tersebar di • Penyesuaian rencana
kabupaten/kota.
berdasarkan RUPTL.

81
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di • Penyesuaian integrasi RTRWP
Daerah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, dengan RZWP3K
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi,
Catatan Pansus:
Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Tasikmalaya; Dikoordinasikan kembali dengan
c. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di DESDM
Daerah Kabupaten Sukabumi (PLTB
Palabuhanratu), Kabupaten Garut (PLTB Tindak lanjut:
Pameungpeuk), dan Kabupaten Cirebon; Telah dikoordinasikan dengan
d. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di DESDM, penyesuaian terdapat
Daerah Kabupaten Bandung, Kabupaten
pada lokasi PLTS, PLTB, PLTGU,
Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Subang, Kabupaten dan PLTSa.
Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kabupaten PLTSa Kota Bandung dan Kota
Garut, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Bekasi tercantum di Perpres
Bogor; 35/2018, sedangkan PLTSa
e. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Bandung ada di Perpres
Kabupaten Indramayu yaitu Sukra dan
45/2018
Balongan, Kabupaten Cirebon yaitu Mundu,
Astanajapura, dan Pangenan, dan Kabupaten
Sukabumi yaitu Palabuhanratu dan Simpenan;
f. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Daerah
Kabupaten Bekasi;
g. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
di Daerah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten
Karawang;
h. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di
Daerah Kota Bandung, Kota Bekasi, dan
Kabupaten Bandung;
i. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Daerah
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung
Barat, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten
Sukabumi;
Pengembangan sumber energi terbaharukan di
seluruh kabupaten/kota; dan
j. pembangkit listrik lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Jaringan infrastruktur penyaluran tenaga listrik
dan sarana pendukung sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. jaringan transmisi tenaga listrik antarsistem
meliputi:
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di

82
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
seluruh kabupaten/kota;
2. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) di seluruh kabupaten/kota; dan
3. Jaringan transmisi tenaga listrik lainnya
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Jaringan distribusi tenaga listrik meliputi:
1. gardu listrik 70 KV (tujuh puluh kilovolt) di
Daerah Kabupaten Bandung, Kota Bekasi,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Pangandaran,
Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kota
Bogor, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota
Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten
Sukabumi, dan Kabupaten Sumedang;
2. gardu listrik 150 KV (seratus lima puluh
kilovolt) di Daerah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kota Cimahi,
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kota
Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota
Cirebon, Kota Depok, Kota Sukabumi, Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Sumedang, dan Kabupaten Tasikmalaya;
3. gardu listrik 500 KV (lima ratus kilovolt) di
Daerah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi,
Kabupaten Bekasi, Kota Tasikmalaya,
Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten
Sumedang; dan
4. jaringan distribusi tenaga listrik lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Bagian Kelima Bagian Kelima
Sistem Jaringan Telekomunikasi dan Internet
Pasal 23 Pasal 19
Pasal 23 (1) Sistem jaringan telekomunikasi dan internet • Perubahan sistematika dan
Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi melalui sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, nomenklatur mengacu pada
pembangunan/pemanfaatan teknologi pita lebar dan/atau terdiri atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun

83
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
teknologi nirkabel, dan/atau teknologi hibrid (campuran), a. jaringan tetap bergerak; dan 2021 tentang Tata Cara
atau teknologi telekomunikasi radio (ROIP) untuk Penyusunan, Peninjauan
b. jaringan bergerak tetap.
mendukung e-governance dan layanan publik. Kembali, Revisi, dan Penerbitan
(2) Jaringan bergerak sebagaimana dimaksud pada Persetujuan Substansi Rencana
ayat (1) huruf a berupa jaringan seluler dan Tata Ruang Wilayah Provinsi,
terestrial satelit meliputi: Kabupaten, Kota, dan Rencana
a. pengembangan jaringan seluler dalam Detail Tata Ruang
penanganan area blankspot di seluruh • Susbtansi rencana jaringan
kabupaten/kota di Daerah Provinsi; telekomunikasi pada lampiran
b. pengembangan jaringan satelit dalam IV dimasukan ke dalam batang
penanganan area blankspot di seluruh tubuh
kabupaten/kota di Daerah Provinsi;
Catatan Pansus VI:
c. pemanfaatan dan pengembangan stasiun bumi
di Daerah Kabupaten Purwakarta dan Perlu dikoordinasikan kembali
Kabupaten Bogor; dengan Diskominfo
d. pengembangan cakupan dan kualitas layanan
melalui pengaturan lokasi dan ketentuan Tindak lanjut:
teknis layanan jaringan nirkabel; dan Telah dikoordinasikan dan
ditambahkan masukan dari
e. mengarahkan penataan dan pengaturan
menara telekomunikasi bersama. Diskominfo, tercantum dalam ayat
(4).
f. titik-titik lokasi area publik yang ditentukan
berdasarkan kriteria tertentu.
(3) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berupa jaringan kabel serat optik dan
pembangunan serat optik besama yang meliputi:
pengembangan jaringan kabel berupa
pengembangan sistem prasarana jaringan
kabel serat optik dan pembangunan saluran
serat optik bersama di seluruh
kabupaten/kota di Daerah Provinsi;
a. pengembangan jaringan kabel serat optik dalam
penanganan area blankspot di seluruh
kabupaten/kota di Daerah Provinsi;
b. jaringan kabel darat yang melayani seluruh
ibukota Kecamatan kabupaten/kota di Daerah
Provinsi;
c. jaringan kabel bawah laut di Daerah Kabupaten
Karawang (SKKL JASUKA di Tanjung Pakis ke
arah Tanjung Pandan), Daerah Kabupaten
Bekasi, Daerah Kabupaten Indramayu, dan
Daerah Kabupaten Cirebon; dan
d. pembangunan jaringan kabel diarahkan terpadu
dengan pembangunan jaringan prasarana

84
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
lainnya, khususnya dalam waktu pelaksanaan
pembangunan.
(4) Rencana sistem jaringan telekomunikasi dan
daerah blankspot digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima
puluh ribu) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II.4 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Bagian Keenam
Keenam Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum
Pasal 20 • Perubahan sistematika dan
(1) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana nomenklatur mengacu pada
dimaksud dalam Pasal 7 huruf e, terdiri atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. sistem jaringan irigasi; 2021 tentang Tata Cara
b. sistem pengendalian banjir; dan Penyusunan, Peninjauan
c. jaringan dan bangunan sumber daya air. Kembali, Revisi, dan Penerbitan
(2) Rencana sistem jaringan sumber daya air Persetujuan Substansi Rencana
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri Tata Ruang Wilayah Provinsi,
dan ketelitian detail informasi skala 1:250.000 Kabupaten, Kota, dan Rencana
(satu banding dua ratus lima puluh ribu) Detail Tata Ruang
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.5.A • Susbtansi rencana jaringan
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari sumberdaya air dan irigasi
Peraturan Daerah ini. pada lampiran IV dimasukan ke
(3) Tabel sistem jaringan sumber daya air dituangkan dalam batang tubuh
dalam Lampiran II.5.B yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 2 Paragraf 2
Sistem Jaringan Irigasi
Pasal 21 • Perubahan sistematika dan
(1) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud nomenklatur mengacu pada
dalam Pasal 20 huruf a, terdiri atas: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. Jaringan irigasi kewenangan Pemerintah Pusat, 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
meliputi:
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
1. Jaringan irigasi lintas Daerah provinsi; Persetujuan Substansi Rencana
2. Jaringan irigasi lintas Daerah Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten/Kota; dan Kabupaten, Kota, dan Rencana
3. Jaringan irigasi utuh Daerah Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota. • Penyesuaian dengan Permen PU
No. 14/PRT/M/2015 Tentang

85
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. Jaringan irigasi kewenangan Pemerintah Kriteria dan Penetapan Status
Provinsi, meliputi: Daerah Irigasi
1. Jaringan irigasi lintas Daerah
Catatan Pansus VI:
Kabupaten/Kota; dan
Didiskusikan dengan Dinas
2. Jaringan irigasi utuh Daerah Sumber Daya Air Provinsi Jawa
Kabupaten/Kota. Barat.
c. Jaringan irigasi tambak kewenangan
pemerintah Provinsi; dan Tindak lanjut:
d. Rencana pembangunan jaringan irigasi baru. Telah didiskusikan dengan DSDA
(2) jaringan irigasi kewenangan pemerintah pusat Provinsi Jawa Barat dan diperbaiki
sesuai masukan.
lintas Daerah provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a angka 1 yaitu DI Manganti
(Daerah Kabupaten Ciamis dan Daerah Kabupaten
Pangandaran), DI Bantarheulang (Daerah
Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar), dan D.I.
Cisanggarung (Daerah Kabupaten Cirebon) dan DI
Cisanggarung (Daerah Kabupaten Cirebon).
(3) jaringan irigasi kewenangan pemerintah pusat
lintas Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 yaitu DI
Cikunten II (Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya), DI Cipamingkis (Daerah Kabupaten
Bekasi dan Kabupaten Bogor), DI Ciwaringin
(Daerah Kabupaten Cirebon dan Kabupaten
Majalengka), DI Jatiluhur (Daerah Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten
Purwakarta), DI Lakbok Utara (Daerah Kabupaten
Ciamis, Kota Banjar), DI Rentang (Daerah
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Majalengka).
(4) jaringan irigasi kewenangan pemerintah pusat
utuh Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 terletak di
Daerah Kabupaten Cianjur (DI Cihea), Daerah
Kabupaten Cirebon (DI Cikeusik dan DI
Seuseupan), Daerah Kabupaten Indramayu (DI
Cipanas II dan DI Cipancuh), Daerah Kabupaten
Majalengka (DI Kamun), Daerah Kabupaten
Subang (DI Cileuleuy dan DI Leuwi Nangka),
Daerah Kabupaten Sukabumi (DI Cikaranggeusan,
DI Ciletuh), dan Daerah Kabupaten Tasilmalaya (DI

86
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cikunten I).
(5) jaringan irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi
lintas Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1 tercantum
dalam Lampiran III, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini yaitu:
a. DI Cijanggel di Daerah Kabupaten Bandung
Barat dan Kota Cimahi;
b. DI Cibeunying/Ciatel di Daerah Kabupaten
Bandung dan Kota Bandung);
c. DI Buahbatu di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kota Bandung;
d. DI Ciyasana di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kota Bandung;
e. DI Malang di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kota Cimahi;
f. DI Ciregol di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kota Bandung;
g. DI Depok di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kota Bandung;
h. DI Cangkuang di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Sumedang;
i. DI Cisadane Empang di Daerah Kabupaten
Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok;
j. DI Parakanjati di Daerah Kabupaten Bogor
dan Kota Depok;
k. DI Ciliwung Katulampa di Daerah Kabupaten
Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok;
l. DI Cibanon di Daerah Kabupaten Bogor dan
Kota Bogor;
m. DI Bantarjati di Daerah Kabupaten Bogor dan
Kota Bogor;
n. DI Kranji di Daerah Kabupaten Bogor dan
Kota Depok;
o. DI Cibalok di Daerah Kabupaten Bogor dan
Kota Bogor;
p. DI Angke V di Daerah Kota Depok dan
Kabupaten Bogor;
q. DI Cipager di Daerah Kabupaten Cirebon,
Kota Cirebon, dan Kabupaten Kuningan;
r. DI Paniis Lebak di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Kuningan;
s. DI Setupatok di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kota Cirebon;
t. DI Katiga di Daerah Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Kuningan;
u. DI Mungkal Gajah di Daerah Kabupaten

87
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cirebon dan Kabupaten Kuningan;
v. DI Jawa di Daerah Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Kuningan;
w. DI Cipurut di Daerah Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Kuningan;
x. DI Cibacang di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Kuningan;
y. DI Pundong di Daerah Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Purwakarta;
z. DI Cisalada di Daerah Kabupaten Sukabumi
dan Kota Sukabumi;
aa. DI Cimulu di Daerah Kabupaten Tasikmalaya
dan Kota Tasikmalaya;
bb. DI Cigede di Daerah Kabupaten Tasikmalaya
dan Kota Tasikmalaya;
cc. DI Cibanjaran di Daerah Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya;
dd. DI Cikalang di Daerah Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya;
ee. DI Ciaro/Cisaat di Daerah Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Garut;
ff. DI Cisimpen di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Garut;
gg. DI Batu di Daerah Kabupaten Cirebon dan
Kota Cirebon;
hh. DI Cirongkob di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kota Cirebon;
ii. DI Cisamaya di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Kuningan;
jj. DI Cigolempang di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Kuningan;
kk. DI Leuwijawa di Daerah Kabupaten Cirebon
dan Kabupaten Kuningan;
ll. DI Cikembang di Daerah Kota Banjar dan
Kabupaten Ciamis;
mm. DI Gunung Putri di Daerah Kota Banjar dan
Kabupaten Ciamis;
nn. DI Wangundireja di Daerah Kota Banjar dan
Kabupaten Ciamis;
oo. DI Ciranjeng di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Sumedang;
pp. DI Sukapura di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kota Bandung;
qq. DI Ranjeng di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kota Bandung;
rr. DI Sudiplak di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kota Bandung;
ss. DI Rancacili di Daerah Kabupaten Bandung

88
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan Kota Bandung;
tt. DI Gempol di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kota Bandung;
uu. DI Bongkok di Daerah Kabupaten Bandung
Barat dan Kota Cimahi;
vv. DI Citopeng/Cikendal di Daerah Kota
Bandung dan Kota Cimahi;
ww. DI Lagadar di Daerah Kabupaten Bandung
Barat dan Kota Cimahi;
xx. DI Leuwi Kuya di Daerah Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Bandung Barat;
yy. DI Cibereum di Daerah Kota Sukabumi dan
Kabupaten Sukabumi; dan
zz. DI Cipeundeuy Kadulawang di Daerah Kota
Sukabumi dan Kabupaten Sukabumi.
(6) jaringan irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi
utuh Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2, yaitu:
a. DI Ciherang, DI Cirasea, DI Wangisagara, dan
DI. Wanir di Daerah Kabupaten Bandung;
b. DI Cihoe Cikumpeni dan DI Sasak di Daerah
Kabupaten Bogor;
c. DI Ciputra Haji dan DI Merjan di Daerah
Kabupaten Ciamis;
d. DI Babancong, DI Cibalagung, DI Ciheulang,
DI Cimenteng, DI Cipadang Cibeleng, DI
Susukan Gede, dan DI Tonjong Panto di
Daerah Kabupaten Cianjur;
e. DI Ambit, DI Jamblang, dan DI Walahar di
Daerah Kabupaten Cirebon;
f. DI Cipaleubuh di Daerah Kabupaten Garut;
g. DI Cipanas I dan DI Pedati di Daerah
Kabupaten Indramayu;
h. DI Waru di Daerah Kabupaten Karawang;
i. DI Cijangkelok dan DI Lame di Daerah
Kabupaten Kuningan
j. DI Cibutul, DI Cigasong, DI Cikamangi, dan
DI Cikeruh di Daerah Kabupaten Majalengka;
k. DI Cisomang, DI Pondok Salam, dan DI
Wanayasa di Daerah Kabupaten Purwakarta;
l. DI Curug Agung di Daerah Kabupaten
Subang;
m. DI Cidadali, DI Cigangsa, DI Cikarang
Cigangsa, DI Cikarang Nguluwung, DI
Cimandiri, DI Ciseureuh Cibeureum, dan DI
Parung Bongkong di Daerah Kabupaten
Sukabumi;

89
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
n. DI Sentig dan DI Ujung Jaya di Daerah
Kabupaten Sumedang; dan
o. DI Biuk, DI Ciramajaya, dan DI Padawaras di
Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
(7) jaringan irigasi tambak kewenangan pemerintah
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, yaitu:
a. DI Tambak Muara Gembong di Daerah
Kabupaten Bekasi;
b. DI Tambak Kapur Asem di Daerah Kabupaten
Karawang;
c. DI Tambak Muara Baru di Daerah Kabupaten
Karawang;
d. DI Tambak Bandeng di Daerah Kabupaten
Subang;
e. DI Tambak Tanjung Tiga di Daerah
Kabupaten Subang; dan
f. DI Tambak Blanakan di Daerah Kabupaten
Subang.
(8) Rencana pembangunan jaringan irigasi baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
terdiri dari: Daerah Irigasi Sadawarna (Daerah
Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang dan
Kabupaten Indramayu), Daerah Irigasi Rengrang di
Kabupaten Sumedang; Daerah Irigasi Cileuweung
dan Daerah Irigasi Jangkelok di Kabupaten
Kuningan, Daerah Irigasi Leuwigoong dan
Candragoyang di Kabupaten Garut, Daerah Irigasi
Parigi dan Cimerak di Kabupaten Pangandaran,
Daerah Irigasi Cikalong di Kabupaten
Tasikmalaya, Daerah Irigasi Caringin dan
Cipeundeuy-Kadulawang di Kabupaten Sukabumi,
Daerah Irigasi Cilandak, Tonjong Panto, Cidadali,
dan Curugdengdeng di Daerah Kabupaten Cianjur.
(Cirebon Timur, Indramayu)
a. Pembangunan irigasi baru, meliputi:
1. DI Rengrang di Daerah Kabupaten
Sumedang;
2. DI Cileuweung di Daerah Kabupaten
Kuningan;
3. DI Leuwigoong di Daerah Kabupaten
Garut;
4. DI Candragoyang di Daerah Kabupaten
Garut;
5. DI Parigi di Daerah Kabupaten

90
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pangandaran;
6. DI Cimerak di Daerah Kabupaten
Pangandaran;
7. DI Cikalong di Daerah Kabupaten
Tasikmalaya;
8. DI Caringin dan Cipeundeuy –
Kadulawang di Daerah Kabupaten
Sukabumi;
9. DI Cilandak, Tonjong Panto, Cidadali, dan
Curugdengdeng di Daerah Kabupaten
Cianjur;
10. DI Jangkelok di Daerah Kabupaten
Kuningan;
11. DI Cimandiri di Daerah Kabupaten
Sukabumi;
12. DI Parungbangkong di Daerah Kabupaten
Cianjur;
13. DI Tanjong Panto di Daerah Kabupaten
Cianjur;
14. DI Cikaso di Daerah Kabupaten
Sukabumi;
15. Bendung Karet di Daerah Kabupaten
Indramayu;
16. Bendung Karet di Daerah Kabupaten
Cirebon;
17. Bendung Daerah Irigasi Cimalagunung di
Daerah Kabupaten Sumedang;
18. Bendung Daerah Irigasi Cikelek di Daerah
Kabupaten Sumedang;
19. Bendung Leuwinangka di Daerah
Kabupaten Subang; dan
20. Bendung-bendung baru lainnya pada
Wilayah Sungai di Daerah Provinsi.
b. Pembangunan DI baru dan peningkatan DI
eksisting pada waduk yang dibangun,
meliputi:
1. DI baru: DI Sadawarna, DI Cileuweung,
DI Jangkelok;
2. Peningkatan DI: DI Lakbok Utara, DI
Lakbok Selatan, DI Cipanas 1, DI Cipanas
2, DI Rawaonom, DI Panulisan, DI
Cijangkelok; dan
3. Pembangunan DI baru dan peningkatan
DI pada waduk lainnya yang akan
dibangun di Daerah Provinsi.
Paragraf 3 Paragraf 3
Sistem Pengendali Banjir

91
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 22 (1) Sistem pengendali banjir sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 20 huruf b, meliputi: nomenklatur mengacu pada
a. Sistem pengendali banjir Kawasan Jabodetabek; Permen ATR/BPN No 11 Tahun
b. Sistem pengendali banjir metropolitan Bandung 2021 tentang Tata Cara
Raya; Penyusunan, Peninjauan
c. Sistem pengendali banjir Cirebon Raya; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
d. Sistem pengendali banjir kawasan Pangandaran;
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
e. Sistem pengendali banjir kawasan Pantura; dan Kabupaten, Kota, dan Rencana
f. Sistem pengendali banjir kawasan BIJB. Detail Tata Ruang
(2) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud • Pencantuman PSN sesuai
pada ayat (1) terdiri atas: Permenko Bidang
a. jaringan pengendalian banjir; dan Perekonomian No. 7 Tahun
b. bangunan pengendalian banjir. 2021 tentang Perubahan Daftar
Proyek Strategis Nasional
(3) Jaringan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a meliputi Sungai Cimande
(Daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor), Sungai Cibeet
(Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang), Sungai
Ciliwung (Daerah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota
Depok), Sungai Cipunagara (Daerah Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi)
Sungai Cisadane (Daerah Kabupaten Bogor, Kota
Bogor) dan Sungai Citarik (Daerah Kabupaten Bogor),
dan sungai-sungai lainnya di Daerah Provinsi.
(4) Bangunan Pengendalian Banjir sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a. Bangunan pengendalian banjir, terdiri dari:
1. Bendung Katulampa (Daerah Kota Bogor);
2. Bendung Sukamahi (Daerah Kabupaten
Bogor);
3. Floodway Cisangkuy (Daerah Kabupaten
Bandung);
4. Intake Nanjung (Daerah Kabupaten Bandung);
5. Pintu Air Empang (Daerah Kota Bogor;
6. Waduk Ciawi (Daerah Kabupaten Bogor);
7. Waduk Cibeet (Daerah Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Karawang);
8. Waduk Cijurey (Kabupaten Bogor);
9. Embung Pengendali Banjir (Daerah Kabupaten
Ciamis);
10. Waduk di hulu Cikeas dan Cileungsi;
11. Normalisasi Kali Bekasi; dan
12. Pembuatan bendungan, tanggul, perbaikan

92
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tebing sungai, revetment, ground sill, check
dam, krib, pengarah arus, jeti, break water,
tanggul pantai, bendung gerak, rumah pompa,
kolam detensi, kolam retensi, polder, long
storage, dry dam, retarding basin, floodway,
terowongan dan bangunan pengendali banjir
lainnya di seluruh wilayah sungai di Daerah
Provinsi.
b. Infrastruktur pendukung pengendalian banjir run-
off, terdiri dari pembuatan sumur resapan,
biopori, sumur imbuhan, sumur injeksi air tanah
dalam, ground water tank, rain water harvesting,
dan bangunan infrastruktur pengendali run-off
lainnya di seluruh wilayah sungai di Daerah
Provinsi.
c. Infrastruktur pengendali banjir, pengamanan
pantai, dan pemeliharaan sarana/prasarana
pengamanan pantai, terdiri dari tanggul pantai,
revetment, breakwater, jeti, groin, estuary dam,
polder, pintu gerak, rumah pompa, flood gate, dan
infrastruktur pengendali banjir pantai lainnya
pada pantai utara dan selatan Daerah Provinsi.
Paragraf 4 Paragraf 4
Jaringan dan Bangunan Sumber Daya Air
Pasal 23 (1) Jaringan dan bangunan sumber daya air • Perubahan sistematika dan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 huruf c nomenklatur mengacu pada
meliputi: Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. jaringan sumber daya air; dan 2021 tentang Tata Cara
b. bangunan sumber daya air. Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan
(2) Jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud
Penerbitan Persetujuan
pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
Substansi Rencana Tata Ruang
a. sistem jaringan sumber daya air lintas provinsi; Wilayah Provinsi, Kabupaten,
dan
Kota, dan Rencana Detail Tata
b. sistem jaringan sumber daya air lintas Ruang
kabupaten/kota.
• Pencantuman PSN sesuai
(3) sistem jaringan sumber daya air lintas provinsi Permenko Bidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a Perekonomian No. 7 Tahun
meliputi WS Cidanau-Ciujung-Cidurian, Ciliwung- 2021 tentang Perubahan
Cisadane, Cimanuk-Cisanggarung, dan Citanduy.
Daftar Proyek Strategis
(4) sistem jaringan sumber daya air lintas Nasional
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam ayat

93
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(2) huruf b meliputi:
a. WS Ciliwung – Cisadane; Pembahasan dalam Kunker Pansus
VI, 15 Februari 2022:
b. WS Cisadea-Cibareno;
• PSN di Kab. Tasikmalaya salah
c. WS Citarum; satunya adalah Bendungan
d. WS Cimanuk-Cisanggarung; Leuwikeris
e. WS Citanduy; Keterangan: telah tercantum
dalam Pasal 23 dan
f. WS Cidanau – Ciujung – Cidurian; dan
tergambarkan dalam peta
g. WS Ciwulan-Cilaki. rencana struktur ruang.
(5) WS Citarum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) • PSN di Kab. Sumedang salah
huruf c merupakan WS Strategis Nasional; satunya adalah Bendungan
(6) Bangunan sumber daya air sebagaimana dimaksud Cipanas.
pada ayat (1) huruf b meliputi: Keterangan: telah tercantum
dalam Pasal 23 dan
a. Bendungan, berlokasi di Kabupaten Bandung,
tergambarkan dalam peta
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor,
rencana struktur ruang.
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang,
Catatan Pansus VI:
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka,
Penambahan teknologi sumber air
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
irigasi di pesisir selatan
Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten
(memanfaatkan air laut)
Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Bekasi, dan
Tindak lanjut:
bendungan lainnya di Daerah Provinsi;
Sumber air irigasi di pesisir selatan
b. Bendung, berlokasi di Kabupaten Bandung,
(memanfaatkan air laut) sampai
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten
dengan saat ini belum
Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon,
memungkinkan karena
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
elevasi/ketinggian sumber air yaitu
Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan,
laut berada lebih rendah dari areal
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
sawah/pertanian.
Pangandaran, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya,
Kota Bekasi, Kota Tasikmalaya, dan bendung
lainnya di Daerah Provinsi.

Bendungan atau bendung yang berlokasi di


Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten
Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,

94
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, dan Kabupaten Sumedang, sumber air
irigasi di pesisir utara dan pesisir selatan
(memanfaatkan air laut).

Bagian Bagian Ketujuh


Ketujuh Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 24 Pasal 24 Pasal 24 (1) Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana • Perubahan sistematika dan
(1) Pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya dimaksud dalam Pasal 7 huruf f, terdiri atas: nomenklatur mengacu pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM); Permen ATR/BPN No 11 Tahun
huruf e, terdiri atas: b. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL); 2021 tentang Tata Cara
a. peningkatan pelayanan sistem air minum; c. sistem pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Penyusunan, Peninjauan
Beracun (B3); dan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
b. pengelolaan air limbah dan drainase;
d. sistem jaringan persampahan. Persetujuan Substansi Rencana
c. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya (2) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Tata Ruang Wilayah Provinsi,
dan beracun (B3);
meliputi: Kabupaten, Kota, dan Rencana
d. pengelolaan persampahan; a. SPAM Regional Jatiluhur; Detail Tata Ruang
e. pembangunan sarana distribusi perdagangan; b. SPAM Regional Cirebon Raya (Jatigede); • Susbtansi rencana sistem
f. pengembangan/pembangunan industri c. SPAM Regional Bandung Raya; jaringan prasarana lainnya
rumahan (home industry); dan d. SPAM Perkotaan; yang terdapat dalam rencana
g. peningkatan prasarana dasar permukiman e. SPAM Perdesaan; infrastruktur permukiman
perdesaan. f. SPAM Berbasis Masyarakat; pada lampiran IV dimasukan ke
(2) Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana g. SPAM Regional lainnya sesuai dokumen Rencana dalam batang tubuh.
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Induk SPAM (RISPAM). • Rencana diseusaikan dengan
tercantum dalam Lampiran IV, yang merupakan (3) SPAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b masukan dari Dinas terkait.
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. meliputi:
a. SPALD-T Regional Bandung Raya (IPAL Regional Pembahasan dalam Kunker Pansus
Lagadar); VI, 15 Februari 2022:
b. SPALD-T Regional Cirebon Raya (IPAL Regional • Terdapat rencana
Babadan); dan pembangunan TPA Nangkalea
c. pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah di Kab. Tasikmalaya yang
Domestik (SPALD) Terpusat dan Setempat di merupakan P1 dalam Perpres
Kabupaten/Kota. 87 Tahun 2021 tentang
(4) Sistem pengelolaan limbah B3 sebagaimana Rebana-Jabsel
dimaksud pada ayat (1) huruf c yaitu Pengelolaan Keterangan: TPA Nangkalea

95
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
limbah B3 terpadu di Daerah Kabupaten Karawang. tidak tercantum dalam RTRWP
(5) Sistem jaringan persampahan sebagaimana karena bukan TPA Regional.
dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi: • Pemanfaatan TPA Leuwigajah di
a. Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Kota Cimahi belum optimal
Sampah (TPPAS), terdiri dari TPPAS Regional Lulut karena dihentikan akibat
Nambo (Kabupaten Bogor), TPPAS Regional longsor
Cidampa (Kabupaten Karawang), TPPAS Regional Keterangan: Dalam Lampiran
Ciwaringin (Kabupaten Cirebon), TPPAS Regional Indikasi Program, terdapat
Legoknangka (Kabupaten Bandung), TPPAS program Penataan dan
Leuwigajah, TPPAS Pangandaran, dan TPPAS Pengelolaan Persampahan
Sarimukti; Pasca Operasional dengan
b. Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti, lokasi Eks TPA Leuwigajah.
Kabupaten Bandung Barat, beroperasi hingga
Desember 2024; Catatan Pansus VI:
c. Stasiun Peralihan Antara (SPA) terletak di Rencana dikoordinasikan kembali
Jelekong dan Gedebage; dengan Disperkim
d. TPA bersama Kabupaten Tasikmalaya dan Kota
Tasikmalaya serta TPA bersama Kabupaten Tindak lanjut:
Sukabumi dan Kota Sukabumi; • Telah dikoordinasikan dengan
e. TPA Bantargebang di Kota Bekasi, dikelola oleh Disperkim.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga tahun • Cakupan pelayanan
2026; pengelolaan limbah B3 terpadu
f. Pengembangan TPST atau TPA Lokal yang cakupan pelayanannya
mendukung penanganan sampah di dijabarkan dalam Penjelasan.
Kabupaten/Kota; dan • Wilayah Pelayanan TPPAS akan
g. TPS3R dan fasilitas pendukungnya untuk ditambahkan dalam Penjelasan
mendukung pengurangan sampah dari sumber sebagai berikut:
yang berlokasi di seluruh kabupaten/kota. Wilayah Pelayanan
(6) Rencana sistem jaringan prasarana lainnya o TPPAS Lulut Nambo: Bogor,
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri Kota Bogor, Kota Depok
dan ketelitian detail informasi skala 1:250.000 (satu o TPPAS Cidampa: Kota
banding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana Bekasi, Kab Bekasi,
tercantum dalam Lampiran II.6 yang merupakan Karawang, Purwakarta
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. o TPPAS Ciwaringin: Kab
Cirebon, Kota Cirebon, Kab
Indramayu (kemungkinan
ditambah Majalengka dan
Sumedang)
o TPPAS Legoknangka: Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kab
Bandung, Kab Bandung
Barat, Kab Garut dan Kab

96
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Sumedang
o TPPAS Leuwigajah: KBB,
Cimahi, Kab Bandung
o TPPAS Sarimukti: KBB,
Cimahi, Kab Bandung

BAB IV BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH DAERAH PROVINSI
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Umum
Pasal 25 Bagian Kedua Rencana Pola Pasal 25
(1) Rencana Pola Ruang Wilayah Daerah Provinsi, terdiri Perubahan nomenklatur mengacu
Ruang Paragraf 1 atas: pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Umum a. Kawasan Lindung; dan
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Pasal 25 b. Kawasan Budidaya. Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
(2) Rencana Pola Ruang Wilayah Daerah Provinsi Substansi Rencana Tata Ruang
(1) Rencana pola ruang wilayah provinsi, terdiri atas: digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
a. kawasan peruntukan lindung provinsi; dan dan ketelitian detail informasi skala 1:250.000 (satu dan Rencana Detail Tata Ruang
banding dua ratus lima puluh ribu) dan tabel
b. arahan pengembangan kawasan peruntukan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III, yang
budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi. merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
(2) Rencana pola ruang wilayah provinsi digambarkan Daerah ini.
dalam peta sebagaimana tercantum dalam
Lampiran V, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Bagian Kedua


Kawasan Lindung
Pasal 26 Pasal 26
Paragraf 2 Kawasan Lindung Daerah Provinsi sebagaimana • Perubahan sistematika dan
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a, meliputi: nomenklatur mengacu pada
Rencana Kawasan Peruntukan Lindung Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. Badan air;
2021 tentang Tata Cara
Pasal 26 b. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap Penyusunan, Peninjauan
Rencana pola ruang Perwujudan kawasan peruntukan Kawasan bawahannya; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
lindung provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 c. Kawasan perlindungan setempat; Persetujuan Substansi Rencana
ayat (1) huruf a, meliputi: Tata Ruang Wilayah Provinsi,
d. Kawasan konservasi; Kabupaten, Kota, dan Rencana
a. menetapkan kawasan lindung provinsi sebesar 45%
e. Kawasan pencadangan konservasi di laut; Detail Tata Ruang
dari luas seluruh wilayah Daerah yang meliputi
• Substansi pada Ranperda versi
kawasan lindung dalam kawasan hutan dan kawasan f. Kawasan hutan adat;
lindung di luar kawasan hutan dengan target Agustus 2019 disesuaikan dan
g. Kawasan lindung geologi; dan dicantumkan dalam kebijakan,

97
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pencapaian pada tahun 2029; h. Kawasan cagar budaya. strategi serta indikasi program.
b. meningkatkan luasan kawasan hutan untuk
mencapai luasan minimal 30% dari luas Daerah Catatan Pansus VI:
Aliran Sungai (DAS); Rencana pola ruang Perwujudan kawasan peruntukan Pasal 26 hasil pembahasan Pansus
lindung provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 tahun 2019 dimunculkan kembali
c. mempertahankan dan meningkatkan kawasan ayat (1) huruf a, meliputi:
resapan air atau kawasan yang berfungsi dengan penyesuaian 45% dari luas
hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumber a. menetapkan kawasan lindung provinsi sebesar 45% wilayah darat dan penyesuaian
daya air; dan dari luas seluruh wilayah darat Daerah yang tahun 2042
meliputi kawasan lindung dalam kawasan hutan
d. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan lindung di luar kawasan hutan
yang berada di luar kawasan hutan sehingga tetap dengan target pencapaian pada tahun 2029 2042; Tindak lanjut:
berfungsi lindung. • Huruf a telah diakomodasi
b. meningkatkan luasan kawasan hutan untuk
dalam sasaran penataan ruang.
mencapai luasan minimal 30% dari luas Daerah
Aliran Sungai (DAS); • Huruf b, c, dan d telah
diakomodasi dalam strategi
c. mempertahankan dan meningkatkan kawasan
resapan air atau kawasan yang berfungsi untuk mencapai sasaran
hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumber tercapainya kawasan berfungsi
daya air; dan lindung sebesar 45%.
d. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan
lindung yang berada di luar kawasan hutan
sehingga tetap berfungsi lindung.

Pasal 27 Pindah ke Pasal 26 dengan penyesuaian substansi Perubahan sistematika dan


Pasal 27 nomenklatur mengacu pada
Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Permen ATR/BPN No 11 Tahun
huruf a, terdiri dari: 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
a. kawasan lindung di dalam kawasan hutan terdiri Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
atas hutan konservasi dan hutan lindung; dan Substansi Rencana Tata Ruang
b. kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
hutan terdiri atas kawasan yang menunjang fungsi dan Rencana Detail Tata Ruang
lindung di wilayah darat.

Pasal 28 Pasal 28 Pindah ke Pasal 26 dengan penyesuaian substansi


(1) Kawasan peruntukan lindung sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 26, terdiri dari: nomenklatur mengacu pada
Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap 2021 tentang Tata Cara
kawasan bawahannya, meliputi: Penyusunan, Peninjauan
1. kawasan hutan lindung; dan Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
2. kawasan resapan air.
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. kawasan perlindungan setempat, meliputi: Kabupaten, Kota, dan Rencana

98
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
1. sempadan pantai; Detail Tata Ruang
2. sempadan sungai; • Seluruh lokasi peruntukan
lindung tercantum dalam
3. kawasan sekitar waduk dan danau/situ; dan batang tubuh Ranperda dan
4. kawasan sekitar mata air. tergambarkan dalam lampiran
peta (peta rencana pola ruang
c. kawasan konservasi, meliputi:
ataupun peta ketentuan
1. kawasan cagar alam; khusus)
2. kawasan suaka margasatwa;
3. taman nasional;
4. taman hutan raya;
5. taman wisata alam;
6. taman buru;
7. kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ;
8. kawasan koridor bagi satwa yang dilindungi;
9. kawasan ekosistem esensial; dan
10. kawasan cagar biosfer.
d. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
e. kawasan rawan bencana yang tingkat kerawanan
dan potensi ancaman tinggi, meliputi:
1. kawasan rawan gerakan tanah tinggi;
2. kawasan rawan letusan gunung api;
3. kawasan rawan gempa bumi;
4. kawasan yang terletak di zona sesar aktif;
5. kawasan rawan tsunami;
6. kawasan rawan abrasi;
7. kawasan rawan gelombang pasang; dan
8. kawasan rawan banjir.
f. kawasan lindung geologi, meliputi:
1. kawasan cagar alam geologi; dan
2. kawasan kars.
g. kawasan ekosistem mangrove.
(2) Lokasi kawasan peruntukan lindung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VI,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

99
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 27 Kawasan badan air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 huruf a dengan luas kurang lebih 41.743 Ha (empat
puluh satu ribu tujuh ratus empat puluh tiga hektar)
tersebar di Kabupaten/Kota.
Ketentuan Pasal 29 dihapus. Pasal 28
(1) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap • Perubahan sistematika dan
Kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam nomenklatur mengacu pada
Pasal 26 huruf b, dengan luas kurang lebih 228.657 Permen ATR/BPN No 11 Tahun
Ha (dua ratus dua puluh delapan ribu enam ratus
2021 tentang Tata Cara
lima puluh tujuh hektar), mencakup kawasan hutan
lindung dan kawasan hutan lindung yang berupa Penyusunan, Peninjauan
ekosistem mangrove. Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
(2) Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud pada Tata Ruang Wilayah Provinsi,
ayat (1) terdiri dari: Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
a. hutan lindung di Daerah Kabupaten Bandung;
• Rencana kawasan yang
b. hutan lindung di Daerah Kabupaten Bandung memberikan perlindungan
Barat;
terhadap kawasan dibawahnya
c. hutan lindung dan Kawasan Ekosistem mangrove dalam Lampiran IV tentang
di Daerah Kabupaten Bekasi; Penetapan lokasi kawasan
d. hutan lindung di Daerah Kabupaten Bogor; lindung dimasukkan dalam
e. hutan lindung di Daerah Kabupaten Cianjur; batang tubuh dan digambarkan
dalam peta rencana pola ruang.
f. Kawasan Ekosistem mangrove di Daerah
Kabupaten Cirebon
g. hutan lindung di Daerah Kabupaten Garut;
h. Kawasan Ekosistem mangrove di Daerah
Kabupaten Indramayu;
i. hutan lindung di Daerah Kabupaten Karawang;
j. hutan lindung di Daerah Kabupaten Majalengka;
k. Kawasan Ekosistem mangrove di Daerah
Kabupaten Pangandaran;
l. hutan lindung di Daerah Kabupaten Purwakarta;
m. hutan lindung dan Kawasan Ekosistem mangrove
di Daerah Kabupaten Subang;
n. hutan lindung dan Kawasan Ekosistem mangrove
di Daerah Kabupaten Sukabumi;
o. hutan lindung di Daerah Kabupaten Sumedang;
dan
p. hutan lindung di Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

100
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(3) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan ditetapkan sebagai hutan lindung,
namun berdasarkan penetapan garis pantai berada
di perairan laut dan pemanfaatannya sebagai
Kawasan perikanan, Kawasan pergaraman, Kawasan
pariwisata, Kawasan pencadangan konservasi di
laut, Kawasan pertambangan dan energi, dan
Kawasan transportasi, ditetapkan sebagai zona
tunda (holding zone).
(4) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
ayat (3), terdiri dari:
a. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan perikanan
seluas kurang lebih 1.819 Ha (seribu delapan
ratus sembilan belas hektar), tersebar di
Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang, dan Kabupaten Indramayu;
b. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pergaraman
seluas kurang lebih 364 Ha (tiga ratus enam
puluh empat hektar) terletak di Daerah
Kabupaten Indramayu;
c. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pariwisata
seluas kurang lebih 103 Ha (seratus tiga
hektar), tersebar di Daerah Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang;
d. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 288 Ha
(dua ratus delapan puluh delapan hektar),
terletak di Kabupaten Bekasi;
e. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pertambangan
dan energi seluas kurang lebih 89 Ha (delapan
puluh sembilan hektar), terletak di Daerah
Kabupaten Subang; dan
f. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan transportasi
seluas kurang lebih 3 Ha (tiga hektar), tersebar
di Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang, dan Kabupaten Subang.
(5) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud

101
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pada ayat (4) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Ketentuan Pasal 30 dihapus. Pasal 29 Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 26 huruf c dengan luas kurang lebih 11.191 nomenklatur mengacu pada
Ha (sebelas ribu seratus sembilan puluh satu hektar), Permen ATR/BPN No 11 Tahun
terdiri atas: 2021 tentang Tata Cara
a. Kawasan sempadan pantai terletak di Daerah Penyusunan, Peninjauan
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Karawang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Persetujuan Substansi Rencana
Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Sukabumi, Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Kabupaten, Kota, dan Rencana
Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran. Detail Tata Ruang
• Rencana kawasan perlindungan
b. Kawasan sempadan sungai berada di semua Wilayah setempat dalam Lampiran IV
Kabupaten/Kota yang dilewati oleh sungai.
tentang Penetapan lokasi
c. Kawasan sekitar waduk dan danau/situ berada di kawasan lindung dimasukkan
semua Wilayah Kabupaten/Kota yang terdapat dalam batang tubuh dan
waduk dan danau/situ.
digambarkan dalam peta
1. Waduk Ir. H. Juanda-Jatiluhur, terletak di rencana pola ruang.
Daerah Kabupaten Purwakarta;
2. Waduk Cirata, terletak di Daerah Kabupaten Catatan Pansus VI:
Purwakarta-Cianjur-Bandung Barat; Dicek kembali list situ/waduk di
3. Waduk Cileunca, Waduk Cipanunjang, dan Situ Provinsi Jawa Barat
Sipatahunan, terletak di Daerah Kabupaten
Bandung; Tindak lanjut:
4. Waduk Saguling, Situ Ciburuy, dan Situ Wilayah sungai serta Situ/waduk
Lembang, terletak di Daerah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat akan
Bandung Barat; ditambahkan sebagai Lampiran.
5. Situ Gede, Waduk Pongkor, Situ Kemang, Waduk
Lido dan Waduk Cikaret, terletak di Daerah
Kabupaten Bogor;
6. Waduk Darma, Waduk Wulukut, dan Waduk
Dadap Berendung, terletak di Daerah Kabupaten
Kuningan;
7. Waduk Sedong dan Situ Patok, terletak di
Daerah Kabupaten Cirebon;
8. Waduk Cipancuh dan Situ Bolang, terletak di
Daerah Kabupaten Indramayu;
9. Waduk Sindang Pano, Waduk Sangyang, Situ

102
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Anggrarahan dan Situ Rancabeureum, terletak di
Daerah Kabupaten Majalengka;
10. Waduk Jatigede, terletak di Daerah Kabupaten
Sumedang;
11. Waduk Cibeureum, terletak di Daerah
Kabupaten Bekasi;
12. Situ Kamojang, terletak di Daerah Kabupaten
Karawang;
13. Situ Bagendit, terletak di Daerah Kabupaten
Garut;
14. Situ Gede, terletak di Daerah Kota Tasikmalaya;
dan
15. Situ Bojongsari, terletak di Daerah Kota Depok.
d. Kawasan perlindungan setempat lainnya:
1. Kebun Raya Kuningan di Daerah Kabupaten
Kuningan;
2. Taman Keanekaragaman Hayati Kiarapayung di
Daerah Kabupaten Sumedang; dan
3. Taman Keanekaragaman Hayati Desa Nagrog di
Daerah Kabupaten Bandung.
Ketentuan Pasal 31 dihapus. Pasal 30 (1) Kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam • Perubahan sistematika dan
Pasal 26 huruf d, dengan luas kurang lebih 228.113 nomenklatur mengacu pada
Ha (dua ratus dua puluh delapan ribu seratus tiga Permen ATR/BPN No 11
belas hektar), terdiri atas:
Tahun 2021 tentang Tata
a. Cagar Alam Arca Domas, Cagar Alam Yan Lapa, Cara Penyusunan,
dan Cagar Alam Dungus Iwul, terletak di Peninjauan Kembali, Revisi,
Daerah Kabupaten Bogor;
dan Penerbitan Persetujuan
b. Cagar Alam Talaga Warna, terletak di Daerah Substansi Rencana Tata
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur; Ruang Wilayah Provinsi,
c. Cagar Alam Takokak, Cagar Alam Cadas Kabupaten, Kota, dan
Malang, dan Cagar Alam Bojong Larang Jayanti, Rencana Detail Tata Ruang
terletak di Daerah Kabupaten Cianjur; • Kawasan konservasi dalam
d. Cagar Alam Gunung Simpang, terletak di Lampiran IV tentang
Daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Penetapan lokasi kawasan
Cianjur; lindung dimasukan dalam
e. Cagar Alam Telaga Patengan, Cagar Alam batang tubuh dan
Gunung Malabar, Cagar Alam Cigenteng Cipanji digambarkan dalam peta
I/II dan Cagar Alam Gunung Tilu, terletak di rencana pola ruang
Daerah Kabupaten Bandung;
• Kawasan lindung Jawa Barat
f. Cagar Alam Papandayan (perluasan) dan Cagar sesuai dengan Perda Provinsi

103
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Alam Kawah Kamojang, terletak di Daerah Jawa Barat No. 1 Tahun
Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut; 2013 tentang Pedoman
g. Cagar Alam Gunung Tangkubanparahu, Pelestarian dan Pengendalian
terletak di Daerah Kabupaten Bandung Barat Pemanfaatan Kawasan
dan Kabupaten Subang; Lindung
h. Cagar Alam Talaga Bodas dan Leuweung
Sancang, terletak di Daerah Kabupaten Garut;
i. Cagar Alam Sukawayana, Cagar Alam
Cibanteng, dan Cagar Alam Tangkuban
Perahu (Palabuhanratu), terletak di Daerah
Kabupaten Sukabumi; Catatan Pansus VI:
j. Cagar Alam Burangrang, terletak di Daerah Cagar alam Panjalu/Koorders
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang; disesuaikan delineasinya, tadinya
di Daerah Kabupaten Pangandaran
k. Cagar Alam Gunung Jagat, terletak di Daerah
menjadi di Daerah Kabupaten
Kabupaten Sumedang; Ciamis.
l. Cagar Alam Pananjung Pangandaran dan Laut
Pangandaran, terletak di Daerah Kabupaten Tindak lanjut:
Pangandaran; Diperbaiki sesuai informasi dari
Dishut.
m. Cagar Alam Panjalu/Koorders, terletak di
Daerah Kabupaten Ciamis;
n. Cagar Alam Junghuhn, terletak di Daerah
Kabupaten Bandung Barat;
o. Suaka Margasatwa Cikepuh, terletak di Daerah
Kabupaten Sukabumi;
p. Suaka Margasatwa Gunung Sawal, terletak di
Daerah Kabupaten Ciamis;
q. Suaka Margasatwa Sindangkerta, terletak
di Daerah Kabupaten Tasikmalaya;
r. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
terletak di Daerah Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor;
s. Taman Nasional Gunung Halimun-Salak,
terletak di Daerah Kabupaten Sukabumi dan
Kabupaten Bogor;
t. Taman Nasional Gunung Ciremai, terletak di
Daerah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Majalengka;
u. Taman Hutan Raya Ir. H Juanda, terletak di
Daerah Kota Bandung, Kabupaten Bandung
dan Kabupaten Bandung Barat;
v. Taman Hutan Raya Pancoran Mas, terletak di

104
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Daerah Kota Depok;
w. Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan
Palasari, terletak di Daerah Kabupaten
Sumedang;
x. Taman Wisata Alam Talaga Warna dan Taman
Wisata Alam Gunung Pancar, terletak di Daerah
Kabupaten Bogor;
y. Taman Wisata Alam Sukawayana, terletak di
Daerah Kabupaten Sukabumi;
z. Taman Wisata Alam Jember, terletak di Daerah
Kabupaten Cianjur;
aa. Taman Wisata Alam Telaga Patengan dan
Taman Wisata Alam Cimanggu, terletak di
Daerah Kabupaten Bandung;
bb. Taman Wisata Gunung Tangkubanparahu,
terletak di Daerah Kabupaten Bandung Barat
dan Kabupaten Subang;
cc. Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, terletak
di Daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut;
dd. Taman Wisata Alam Papandayan, Taman
Wisata Alam Gunung Guntur, dan Taman
Wisata Alam Talaga Bodas, terletak di Daerah
Kabupaten Garut;
ee. Taman Wisata Alam Gunung Tampomas,
terletak di Daerah Kabupaten Sumedang;
ff. Taman Wisata Alam Linggarjati, terletak di
Daerah Kabupaten Kuningan;
gg. Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran,
terletak di Daerah Kabupaten Pangandaran;
hh. Taman Wisata Alam lainnya, tersebar di
kabupaten/kota;
ii. Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi,
terletak di Daerah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.
jj. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Muara Gembong, terletak di Daerah Kabupaten
Bekasi;
kk. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Kebun Raya Bogor, terletak di Daerah Kota
Bogor;

105
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
ll. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Taman Safari Indonesia, Taman Buah
Mekarsari, dan Gunung Salak Endah, terletak
di Daerah Kabupaten Bogor;
mm. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Taman Bunga Nusantara dan Kebun Raya
Cibodas, terletak di Daerah Kabupaten Cianjur;
nn. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Pantai Pangumbahan dan Perairan
Sukawayana, terletak di Daerah Kabupaten
Sukabumi;
oo. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Kawasan Jatiluhur-Sanggabuana, terletak di
Daerah Kabupaten Purwakarta;
pp. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Kawah Putih dan Gunung Patuha, terletak di
Daerah Kabupaten Bandung;
qq. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Kebun Binatang Bandung, terletak di Daerah
Kota Bandung;
rr. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Pantai Cimapang-Rancabuaya, terletak di
Daerah Kabupaten Garut;
ss. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Gunung Cakrabuana, Sirah Cimunjul dan
Gunung Galunggung, terletak di Daerah
Kabupaten Tasikmalaya;
tt. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Pantai Majingklak, Karang Kamulyan, Panjalu,
dan Cukang Taneuh, terletak di Kabupaten
Ciamis;
uu. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Gunung Ageung, terletak di Daerah Kabupaten
Majalengka; dan
vv. Kawasan perlindungan plasma nutfah eks-situ
Muara Cimanuk dan Pulau Biawak, terletak di
Daerah Kabupaten Indramayu.
(2) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan ditetapkan sebagai Kawasan konservasi,
namun berdasarkan penetapan garis pantai berada di
perairan laut dan pemanfaatannya sebagai Kawasan
perikanan, Kawasan pariwisata, dan Kawasan

106
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
transportasi, ditetapkan sebagai zona tunda (holding
zone).
(3) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), terdiri dari:
a. Kawasan konservasi/Kawasan perikanan seluas
kurang lebih 7 Ha (tujuh hektar), terletak di
Daerah Kabupaten Cianjur;
b. Kawasan konservasi/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 1 Ha (satu
hektar), terletak di Daerah Kabupaten Sukabumi.
c. Kawasan konservasi/Kawasan pariwisata seluas
kurang lebih 7 Ha (tujuh hektar), terletak di
Daerah Kabupaten Cianjur; dan
d. Kawasan konservasi/Kawasan transportasi seluas
kurang lebih 1 Ha (satu hektar), terletak di
Daerah Kabupaten Cianjur.
(4) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 31 (1) Kawasan pencadangan konservasi di laut • Perubahan sistematika dan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf e nomenklatur mengacu pada
dengan luas kurang lebih 46.844 Ha (empat puluh Permen ATR/BPN No 11 Tahun
enam ribu delapan ratus empat puluh empat 2021 tentang Tata Cara
hektar), terdiri atas: Penyusunan, Peninjauan
a. Taman, yang terdapat di: Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
1. Daerah Kabupaten Bekasi yaitu Kawasan Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Konservasi Mangrove Muara Gembong; Kabupaten, Kota, dan Rencana
2. Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu Suaka Detail Tata Ruang
Pulau Kecil Geopark Ciletuh, Taman Pesisir • Substansi sesuai dengan
Pantai Penyu Pangumbahan, Kawasan hasil integrasi RTRWP
Konservasi Mangrove Ciemas, dan Kawasan dengan RZWP-3K
Konservasi Mangrove Cibitung;
3. Daerah Kabupaten Tasikmalaya yaitu Suaka Catatan Pansus VI:
Pesisir Pamayang; Dikoordinasikan kembali
4. Daerah Kabupaten Subang yaitu Suaka Alam dengan DKP terkait luasan dan
Perairan Blanakan; lokasinya.
5. Daerah Kabupaten Indramayu yaitu Suaka
Alam Perairan Eretan, dan Pulau Biawak dan Tindak lanjut:

107
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pantai Majakerta; dan Telah dikoordinasikan dan
6. Daerah Kabupaten Pangandaran yaitu diperbaiki sesuai masukan DKP.
Kawasan Konservasi Taman Pesisir
Pangandaran.
b. Kawasan Konservasi Maritim, yang terdapat di:
1. Perairan Kabupaten Karawang yaitu Karang
Temiyang, Karang Sendulang, dan Karang
Kapalan dan kawasan terumbu karang
Pantai Cilamaya; dan
2. Kabupaten Subang yaitu Karang Bui.
(2) Kawasan yang berdasarkan penetapan garis pantai
berada di perairan laut dan pemanfaatannya sebagai
Kawasan pencadangan konservasi di laut namun
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dibidang kehutanan masih ditetapkan
sebagai hutan lindung atau hutan produksi
ditetapkan sebagai zona tunda (holding zone) yang
selanjutnya disebut:
a. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 288 Ha
(dua ratus delapan puluh delapan hektar),
tersebar di Daerah Kabupaten Bekasi dan
Kabupaten Subang;
b. Kawasan konservasi/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 1 Ha (satu
hektar), terletak di Daerah Kabupaten Sukabumi;
dan
c. Kawasan hutan produksi/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 65 Ha
(enam puluh lima hektar), tersebar di Daerah
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Pangandaran.
(3) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Pasal 32 Perubahan sistematika dan
Kawasan hutan adat sebagaimana dimaksud dalam nomenklatur mengacu pada
Pasal 26 huruf f dengan luas kurang lebih 31 Ha (tiga Permen ATR/BPN No 11 Tahun
puluh satu hektar) terletak di Daerah Kabupaten Ciamis. 2021 tentang Tata Cara

108
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Ketentuan Pasal 32 dihapus. Masuk ke Pasal 30 Kawasan Konservasi • Kawasan konservasi dalam
Lampiran IV tentang
Penetapan lokasi kawasan
lindung dimasukan dalam
batang tubuh
• Substansi kawasan
pelestarian alam masuk ke
Pasal 30 Kawasan
Konservasi
Ketentuan Pasal 33 dihapus. Pindah ke Pasal 34 Kawasan Cagar Budaya • Kawasan cagar budaya
dalam Lampiran IV tentang
Penetapan lokasi kawasan
lindung dimasukan dalam
batang tubuh Pasal 34
Ketentuan Pasal 34 dihapus. Masuk ke ketentuan khusus Substansi terkait rawan bencana
dicantumkan dalam pasal
ketentuan khusus, mengacu
Permen ATR/BPN No 14 Tahun
2021 tentang pedoman
penyusunan basis data dan
Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Ketentuan Pasal 35 dihapus. Pasal 33
Kawasan Lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam • Perubahan sistematika dan
Pasal 26 huruf g dengan luas kurang lebih 21.739 Ha nomenklatur mengacu pada
(dua puluh satu ribu tujuh ratus tiga puluh sembilan Permen ATR/BPN No 11 Tahun
hektar), terdiri atas: 2021 tentang Tata Cara
a. Kawasan Geologi Pasir Pawon dan Gua Pawon, Penyusunan, Peninjauan
terletak di Daerah Kabupaten Bandung Barat; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
b. Kawasan Geologi Batu Obsidian Nagreg, terletak di Persetujuan Substansi Rencana
Daerah Kabupaten Bandung; Tata Ruang Wilayah Provinsi,
c. Kawasan Geologi Ciletuh, terletak di Daerah Kabupaten, Kota, dan Rencana
Kabupaten Sukabumi; Detail Tata Ruang
d. Kawasan Geologi di Daerah Kabupaten Ciamis; • Kawasan lindung geologi
e. Kawasan Geologi di Daerah Kabupaten Tasikmalaya; dalam Lampiran IV tentang

109
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan Penetapan lokasi kawasan
f. Kawasan Karst di Daerah Kabupaten Bogor, lindung dimasukan dalam
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Karawang, batang tubuh dan
Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten
digambarkan dalam peta
Pangandaran.
rencana pola ruang
• Substansi pada pasal ini terkait
kawasan rawan bencana geologi
dicantumkan dalam pasal
ketentuan khusus.

Pasal 34 (1) Kawasan Cagar Budaya sebagaimana yang dimaksud Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 26 huruf h, dengan luas kurang lebih nomenklatur mengacu pada
367 Ha (tiga ratus enam puluh tujuh hektar), Permen ATR/BPN No 11 Tahun
meliputi:
2021 tentang Tata Cara
a. Gunung Padang, terletak di Daerah Kabupaten Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Cianjur; dan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. Kawasan Percandian Batujaya, terletak di Substansi Rencana Tata Ruang
Daerah Kabupaten Karawang. Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
(2) Cagar budaya lainnya berupa benda, situs, dan Rencana Detail Tata Ruang
bangunan, struktur, dan kawasan diatur lebih lanjut
dalam RTRW Kabupaten/Kota dan RDTR Pencantuman cagar budaya yang
Kabupaten/Kota. masuk ke rencana pola ruang
berdasarkan pembahasan dengan
Dinas terkait.

Pembahasan dalam Kunker Pansus


VI, 17 Februari 2022:
Diperlukan penataan untuk
Kawasan Cagar Budaya Linggarjati
dan diusulkan menjadi Kawasan
Strategis Pariwisata Kuningan.
Keterangan: Dalam Lampiran
Indikasi Program terkait Kawasan
Cagar Budaya, terdapat program
Pelindungan dan pengembangan
fungsi Kawasan cagar budaya
dengan salah satu lokasinya
Museum Linggarjati.
Ketentuan Pasal 36 dihapus. Masuk ke Pasal 30 Kawasan Konservasi Substansi terkait taman buru
dicantumkan dalam batang tubuh
Ranperda Pasal 30

110
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Masuk ke Pasal 30 Kawasan Konservasi Substansi terkait plasma nutfah
Ketentuan Pasal 37 dihapus. dicantumkan dalam batang tubuh
Ranperda Pasal 30
Masuk ke Pasal 30 Kawasan Konservasi Substansi terkait kawasan
Ketentuan Pasal 38 dihapus. terumbu karang dicantumkan
dalam batang tubuh Ranperda
Pasal 30
Masuk ke ketentuan khusus Substansi terkait koridor bagi
satwa yang dilindungi
Ketentuan Pasal 39 dihapus. dicantumkan dalam batang tubuh
Ranperda terkait Ketentuan
Khusus
Penjelasan terkait lampiran
penetapan kawasan lindung
Ketentuan Pasal 40 dihapus. dihapus karena sudah tercantum
dalam setiap pasal terkait di
batang tubuh Ranperda
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum
Pasal 35 Perubahan sistematika dan
Pasal 40A Rencana Pola Ruang Kawasan peruntukan budidaya nomenklatur mengacu pada
Rencana pola ruang kawasan peruntukan budidaya yang yang memiliki nilai strategis provinsi sebagaimana Permen ATR/BPN No 11 Tahun
memiliki nilai strategis provinsi sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf b, meliputi: 2021 tentang Tata Cara
dalam Pasal 25 ayat (1) huruf b, meliputi: Penyusunan, Peninjauan
a. Kawasan hutan produksi; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
a. kawasan hutan produksi; b. Kawasan pertanian; Persetujuan Substansi Rencana
b. kawasan pertanian; Tata Ruang Wilayah Provinsi,
c. Kawasan perikanan;
Kabupaten, Kota, dan Rencana
c. kawasan pesisir darat dan pulau kecil; d. Kawasan pergaraman; Detail Tata Ruang
d. kawasan perikanan; e. Kawasan pertambangan dan energi;
e. kawasan pertambangan dan energi; f. Kawasan peruntukan industri;
f. kawasan peruntukan industri; g. Kawasan pariwisata;
g. kawasan pariwisata; h. Kawasan permukiman;
h. kawasan permukiman; i. Kawasan pembuangan hasil pengerukan di laut;
i. kawasan pertahanan dan keamanan; dan j. Kawasan transportasi; dan
j. kawasan hutan rakyat. Kawasan perkebunan rakyat k. Kawasan pertahanan dan keamanan.

Paragraf 2 Paragraf 2
Kawasan Hutan Produksi

111
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 36 (1) Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 35 huruf a dengan luas kurang lebih nomenklatur mengacu pada
388.509 Ha (tiga ratus delapan puluh delapan ribu Permen ATR/BPN No 11 Tahun
lima ratus sembilan hektar), tersebar di: 2021 tentang Tata Cara
a. Daerah Kabupaten Bogor; Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
b. Daerah Kabupaten Sukabumi; Persetujuan Substansi Rencana
c. Daerah Kabupaten Cianjur; Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Paragraf 3 Kabupaten, Kota, dan Rencana
d. Daerah Kabupaten Bandung Barat; Detail Tata Ruang
Rencana Kawasan Budidaya
e. Daerah Kabupaten Bekasi; • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
dijelaskan luasan dan lokasi
Pasal 41 f. Daerah Kabupaten Purwakarta; dari kawasan yang dimaksud.
(1) Kawasan hutan produksi yaitu kawasan hutan yang g. Daerah Kabupaten Karawang; Tujuan dari kawasan
telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya. dimasukkan secara umum
h. Daerah Kabupaten Subang; dalam tujuan penataan ruang
(2) Pengelolaan kawasan hutan produksi diarahkan i. Daerah Kabupaten Indramayu; Catatan Pansus VI:
untuk: • Diperlukan proyeksi Hutan
j. Daerah Kabupaten Majalengka;
a. meningkatkan pembangunan lintas sektor dan Produksi, memperhitungkan
subsektor, serta kegiatan ekonomi sekitarnya; k. Daerah Kabupaten Cirebon; penambahan hutan di luar
l. Daerah Kabupaten Kuningan; kawasan hutan.
b. meningkatkan fungsi lindung;
• Luas hutan produksi dicek
c. meningkatkan upaya pelestarian kemampuan m. Daerah Kabupaten Bandung; kembali, beda dengan SK
sumber daya hutan; n. Daerah Kabupaten Garut; KLHK.
d. meningkatkan pendapatan masyarakat terutama • Perlu dicek kembali data Dinas
o. Daerah Kabupaten Ciamis; Kehutanan terkait Hutan
di daerah setempat; dan
p. Daerah Kabupaten Pangandaran; Rakyat
e. mendorong perkembangan usaha dan peranserta
masyarakat setempat. q. Daerah Kabupaten Sumedang; Tindak lanjut:
(3) Kawasan hutan produksi, tersebar di Kabupaten r. Daerah Kabupaten Tasikmalaya; • Luas Hutan Produksi menjadi
Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, 388.509 hektar karena koreksi
s. Daerah Kota Tasikmalaya; dan
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, geometris dan koreksi tutupan
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, t. Daerah Kota Banjar. lahan (kawasan terbangun dan
Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, badan air)
(2) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang • Data Hutan Rakyat dari Dinas
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bandung, kehutanan ditetapkan sebagai hutan produksi, Kehutanan diakomodasi
Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten namun berdasarkan penetapan garis pantai berada di menjadi kawasan pertanian
Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar. perairan laut dan pemanfaatannya sebagai kawasan karena tutupan lahannya
perikanan, kawasan pariwisata, dan kawasan berupa pertanian lahan kering
pencadangan konservasi di laut ditetapkan sebagai campur semak
zona tunda (holding zone).
(3) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri dari:
a. Kawasan hutan produksi/Kawasan perikanan
seluas kurang lebih 883 Ha (delapan ratus
delapan puluh tiga hektar), tersebar di Daerah
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tasikmalaya, dan

112
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kabupaten Pangandaran;
b. Kawasan hutan produksi/Kawasan pariwisata
seluas kurang lebih 1 Ha (satu hektar), terletak di
Daerah Kabupaten Pangandaran; dan
c. Kawasan hutan produksi/Kawasan pencadangan
konservasi di laut seluas kurang lebih 65 Ha
(enam puluh lima hektar), tersebar di Daerah
Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Pangandaran.
(4) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 3 Paragraf 3
Kawasan Pertanian
Pasal 42 Pasal 42 Pasal 37 (1) Luas Kawasan Pertanian sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 35 huruf b, kurang lebih adalah nomenklatur mengacu pada
(1) Kawasan pertanian, ditetapkan dengan ketentuan
2.049.654 Ha (dua juta empat puluh sembilan ribu Permen ATR/BPN No 11
sebagai berikut:
enam ratus lima puluh empat hektar) meliputi Tahun 2021 tentang Tata
a. Kawasan tanaman pangan: sampe poin bawah Kawasan tanaman pangan, Kawasan hortikultura, Cara Penyusunan,
masukkan luasnya Kawasan perkebunan, dan Kawasan perternakan, Peninjauan Kembali, Revisi,
1. Kawasan tanaman pangan, ditetapkan dengan yang tersebar di seluruh Daerah Kabupaten/Kota. dan Penerbitan Persetujuan
ketentuan sebagai berikut: (2) Dalam rangka perwujudan kemandirian, ketahanan, Substansi Rencana Tata
dan kedaulatan pangan Daerah Provinsi, dilakukan Ruang Wilayah Provinsi,
a) memiliki kesesuaian lahan untuk Kabupaten, Kota, dan
dikembangkan sebagai kawasan tanaman pengendalian luasan Kawasan pertanian yang
tersebar di seluruh Kabupaten/Kota yang memiliki Rencana Detail Tata Ruang
pangan serta memperhatikan aspek penetapan • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
kawasan; dan Kawasan pertanian dan pengembangan lahan sawah.
dijelaskan luasan dan lokasi
b) terutama berlokasi di lahan beririgasi teknis. (3) Pengendalian luasan Kawasan pertanian dari kawasan yang dimaksud.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan Tujuan dari kawasan
2. Pengembangan kawasan tanaman pangan, dengan memperhatikan: dimasukkan secara umum
diarahkan untuk: dalam tujuan penataan ruang
Luas LBS di Daerah Provinsi seluas 930.940 ha
a) meningkatkan luas kawasan tanaman pangan (sembilan ratus tiga puluh ribu sembilan ratus • Seluruh substansi terkait
beririgasi teknis; empat puluh hektar) sebagaimana ditetapkan ketentuan dicantumkan dalam
dalam peraturan perundang-undangan; Indikasi Arahan Zonasi
b) mendukung ketahanan pangan provinsi dan
• Pengaturan terkait KP2B
nasional; Luas LSD di Daerah Provinsi seluas 878.101 ha dicantumkan dalam Ketentuan
c) meningkatkan produktivitas melalui pola (delapan ratus tujuh puluh delapan ribu seratus Khusus
intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam satu hektar) 773.256 ha (tujuh ratus tujuh puluh Catatan Pansus VI:
yang sesuai dengan kondisi tanah dan tiga ribu dua ratus lima puluh enam hektar) • Kawasan pertanian tersebar di
perubahan iklim; 809.382 ha (delapan ratus sembilan ribu tiga seluruh kab/kota
ratus delapan puluh dua hektar) sebagaimana
d) mengembangkan jaringan prasarana sumber • Perlu ditambahkan luasan LSD
ditetapkan dalam peraturan perundang-
daya air yang mampu menjamin ketersediaan dan LBS

113
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
air; undangan; dan • Perlu ada program antar
e) meningkatkan kesejahteraan petani dan dan a. Luas LBS dan LSD di Daerah Provinsi Perangkat Daerah dalam
pemanfaatan lahan yang lestari. sebagaimana ditetapkan dalam peraturan mendukung pengendalian KP2B
perundang-undangan; dan Tindak lanjut:
3. Kawasan tanaman pangan tersebar di Penambahan ayat (3) huruf a dan b
Kabupaten/Kota sesuai ketentuan peraturan b. Luas KP2B di Daerah Provinsi ditetapkan seluas untuk mencantumkan LSD dan
perundang-undangan. kurang lebih 729.576 Ha (tujuh ratus dua puluh LBS
sembilan ribu lima ratus tujuh puluh enam
b. Kawasan hortikultura:
hektar). Hasil konsultasi Pansus VI tanggal
1. Kawasan hortikultura ditetapkan dengan
(4) Pengembangan lahan sawah yang dilindungi untuk 19 April 2022 dengan Kementerian
ketentuan sebagai berikut:
periode 20 tahun ke depan adalah sebesar 30% (tiga Pertanian dan Kementerian
a) tersedianya sumber daya manusia terdiri dari puluh persen) dilakukan melalui mengoptimalkan ATR/BPN:
pelaku usaha, penyuluh hortikultura, dan potensi lahan tidak produktif dengan peningkatan 1. LBS dan LSD tidak perlu
pihak lain yang terkait dalam kegiatan pembangunan DI baru serta sarana prasarana dicantumkan luasannya dalam
pelayanan dan usaha hortikultura; lainnya yang mendukung penyediaan pangan di batang tubuh RTRWP karena
Daerah Provinsi. merupakan dasar pertimbangan
b) tersedianya sumber daya alam berupa lahan, dalam penetapan LP2B.
iklim, sumber daya air, dan sumber daya 2. Batang tubuh RTRWP hanya
genetik; dan menuliskan luasan KP2B.
c) tersedianya sumber buatan berupa sarana dan
prasarana hortikultura.
2. Pengembangan kawasan diarahkan untuk:
a) mengelola dan mengembangkan sumber daya
hortikultura secara optimal, bertanggung
jawab, dan lestari;
b) memenuhi kebutuhan, keinginan, selera,
estetika, dan budaya masyarakat terhadap
produk dan jasa hortikultura;
c) meningkatkan produksi, produktivitas,
kualitas, nilai tambah, daya saing, dan pangsa
pasar;
d) meningkatkan konsumsi produk dan
pemanfaatan jasa hortikultura.
e) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan
usaha;
f) memberikan perlindungan kepada petani,
pelaku usaha, dan konsumen hortikultura
nasional;
g) meningkatkan sumber devisa negara; dan
h) meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan
kemakmuran rakyat.
3. kawasan hortikultura tersebar di Kabupaten dan
Kota.

114
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
c. kawasan perkebunan:
1. Kawasan perkebunan, ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) memiliki kesesuaian lahan untuk
dikembangkan sebagai kawasan perkebunan;
dan
b) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
kawasan perkebunan.
2. pengembangan kawasan perkebunan diarahkan
untuk:
a) meningkatkan pembangunan lintas sektor dan
subsektor, serta kegiatan ekonomi sekitarnya;
b) meningkatkan pendapatan Daerah;
c) meningkatkan kesempatan kerja masyarakat
setempat;
d) mendorong terciptanya keterkaitan sektor hulu
dan hilir perkebunan yang dapat menstimulasi
pengembangan ekonomi wilayah;
e) meningkatkan nilai ekspor; dan
f) mendukung keberlanjutan ekosistem di
wilayah sekitarnya, terutama yang berfungsi
lindung;
g) mengembangkan sistem informasi
perkebunan;
h) menyediakan sarana pendukung pemasaran
hasil perkebunan; dan
i) mengembangkan pusat penelitian perkebunan.
3. kawasan perkebunan tersebar di Kabupaten dan
Kota.
d. kawasan peternakan:
1. kawasan peternakan mencakup penetapan lokasi
yang digunakan untuk kepentingan
pengembangan peternakan termasuk penyediaan
lahan hijauan pakan ternak, penyediaan lahan
untuk sarana dan prasarana hijauan peternakan
yang memenuhi persyaratan teknis peternakan
dan kesehatan hewan;
2. pengembangan kawasan peternakan
diselenggarakan dalam rangka mencukupi
kebutuhan pangan, bahan asal hewan secara
mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, bagi
peningkatan kesejahteraan peternak dan

115
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
masyarakat sekitar;
3. pengembangan kawasan peternakan dapat
dilaksanakan secara tersendiri dan/atau
terintegrasi dengan budidaya tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan,
dan bidang lainnya yang terkait; dan
4. kawasan peternakan tersebar di Kabupaten dan
Kota.
(2) KP2B seluas lebih kurang 791.591,61 (tujuh ratus
sembilan puluh satu ribu lima ratus sembilan puluh
satu koma enam satu) hektar terdiri dari lahan
pertanian tanaman berkelanjutan dan lahan cadangan
pangan berkelanjutan.

Pasal 43 Substansi tergabung dalam Pasal


Ketentuan Pasal 43 dihapus. 37 – Kawasan Pertanian

Pasal 44 Ketentuan Pasal 44 dihapus. Substansi tergabung dalam Pasal


37 – Kawasan Pertanian
Pasal 45 Diintegrasikan pada rencana struktur ruang dan • Perubahan sistematika dan
Pasal 45 pola ruang sesuai dengan nomenklatur dalam nomenklatur mengacu pada
(1) Pengembangan kawasan pesisir darat dan pulau pedoman penyusunan RTRW provinsi Permen ATR/BPN No 11
kecil, meliputi: Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan,
a. pengembangan kawasan wisata; Peninjauan Kembali, Revisi,
b. pengembangan kawasan permukiman; dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata
c. pengembangan kawasan bisnis kelautan; dan Ruang Wilayah Provinsi,
d. pengembangan kawasan energi baru terbarukan. Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
(2) Pengembangan kawasan wisata di wilayah pesisir • Substansi diintegrasikan
darat dan pulau kecil sebagaimana dimaksud pada dengan substansi dalam
ayat (1) huruf a, diarahkan untuk: RZWP3K lalu dicantumkan
a. mengembangkan kawasan wisata pesisir darat dan dalam rencana struktur dan
pulau kecil yang mempertahankan konservasi pola ruang sesuai dengan
lingkungan dan keberadaan kehidupan sosial Permen ATR/BPN No 11 Tahun
masyarakat setempat; 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
b. mengembangkan kawasan wisata di wilayah
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
pesisir darat bagian utara dengan prioritas pada
Persetujuan Substansi Rencana
pengembangan Kawasan Wisata Budaya Pesisir
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Cirebon;
Kabupaten, Kota, dan Rencana
c. mengembangkan kawasan wisata bahari di Detail Tata Ruang
wilayah pesisir darat bagian utara meliputi Bekasi,

116
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Karawang, Subang dan Indramayu, dan Cirebon;
dan
d. mengembangkan kawasan wisata bahari di
wilayah pesisir darat bagian selatan yang
ditetapkan berdasarkan perwilayahan
pengembangan pariwisata meliputi pengembangan
Kawasan Pantai Pangandaran, Tasikmalaya,
Garut, Cianjur, dan Sukabumi.
(3) Pengembangan kawasan permukiman di kawasan
pesisir darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, diarahkan untuk:
a. Wilayah pesisir darat bagian utara, dilaksanakan
melalui pengembangan kawasan permukiman
yang dilengkapi sarana dan prasarana dasar serta
berada di luar kawasan kerusakan pesisir dan
rawan bencana pesisir;
b. Wilayah pesisir darat bagian selatan, dilaksanakan
melalui penataan kawasan permukiman berbasis
mitigasi bencana, serta peningkatan pelayanan
sarana dan prasarana dasar permukiman yang
terintegrasi;
c. pengembangan kawasan permukiman pesisir darat
berbasis ekowisata; dan
d. mendukung pariwisata berkelanjutan.
(4) Pengembangan kawasan bisnis kelautan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diarahkan untuk:
a. mengembangkan kawasan di bidang perikanan
laut meliputi:
1. kawasan pelabuhan perikanan;
2. kawasan perikanan budidaya; dan
3. kawasan industri pengolahan perikanan.
b. mengembangkan kawasan di bidang
pertambangan dengan memperhatikan faktor nilai
tambah, potensi bahan galian, faktor pembatas,
daya dukung dan dayatampung lingkungan serta
kebijakan Pemerintah;
c. mengembangkan kawasan di bidang industri
maritim dengan memperhatikan:
1. kondisi wilayah hinterland;
2. persaingan dengan wilayah sekitar;
3. lokasi strategis terhadap aglomerasi aktivitas

117
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perekonomian masyarakat;
4. kebutuhan permintaan lahan industri;
5. kecenderungan industri yang berkembang;
6. ketersediaan prasarana transportasi regional;
7. ketersediaan jaringan utilitas;
8. keberlanjutan dan berwawasan lingkungan;
9. sumber daya manusia; dan
10. jaminan keamanan.
d. mengembangkan kawasan ekonomi garam;
e. mengembangkan infrastruktur perhubungan laut,
mencakup pelabuhan utama untuk kapal cepat
maupun ferry yang menghubungkan antarpulau
serta pelayaran rakyat untuk pengangkutan
barang dan jasa; dan
f. mengembangkan jasa kelautan, meliputi
dukungan jasa finansial dan jasa bisnis informasi.
(5) Kawasan pesisir darat dan pulau kecil, terletak di
wilayah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran.
(6) Pulau kecil terletak di wilayah Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, dan Kabupaten Indramayu.
(7) Nama-nama Pelabuhan Perikanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf a, dan pulau kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tercantum dalam
Lampiran VA sebagai bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Paragraf 4 Paragraf 4
Kawasan Perikanan
Pasal 46 Pasal 46 Pasal 38 (1) Kawasan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam • Perubahan sistematika dan
Pasal 35 huruf c, dengan luas kurang lebih nomenklatur mengacu pada
(1) Pengembangan kawasan perikanan, meliputi: 1.349.381 Ha (satu juta tiga ratus empat puluh Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. pengembangan kawasan budidaya air tawar; sembilan ribu tiga ratus delapan puluh satu hektar) 2021 tentang Tata Cara
terdiri dari: Penyusunan, Peninjauan
b. pengembangan kawasan budidaya air payau; a. kawasan perikanan tangkap; Kembali, Revisi, dan
c. dihapus; b. kawasan perikanan budidaya laut; dan Penerbitan Persetujuan
c. kawasan perikanan budidaya di darat. Substansi Rencana Tata Ruang
d. pengembangan kawasan industri pengolahan (2) Kawasan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud Wilayah Provinsi, Kabupaten,

118
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perikanan. pada ayat (1) huruf a tersebar di perairan Daerah Kota, dan Rencana Detail Tata
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Ruang
(2) Pengembangan kawasan perikanan sebagaimana
Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, • Penyesuaian integrasi RTRWP
dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan untuk:
Kota Cirebon, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten dan RZWP-3K
a. meningkatkan produksi ikan; Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
b. meningkatkan konsumsi ikan; dan Kabupaten Pangandaran.
dijelaskan luasan dan lokasi
(3) Kawasan perikanan budidaya laut sebagaimana
c. meningkatkan ekspor hasil perikanan; dimaksud pada ayat (1) huruf b tersebar di perairan dari kawasan yang dimaksud.
Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kota Tujuan dari kawasan
d. meningkatkan kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja; Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sukabumi, dimasukkan secara umum
Kabupaten Garut, dan Kabupaten Pangandaran. dalam tujuan penataan ruang
e. meningkatkan pendapatan pembudidaya (4) Kawasan perikanan budidaya di darat sebagaimana
perikanan; dan • Seluruh substansi terkait
dimaksud pada ayat (1) huruf c tersebar di seluruh
ketentuan dicantumkan dalam
f. meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumber Daerah Kabupaten/Kota di Daerah Provinsi.
(5) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan Indikasi Arahan Zonasi
daya perikanan.
penetapan garis pantai berada di perairan laut dan
(3) Kawasan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat pemanfaatannya sebagai Kawasan perikanan namun Catatan Pansus VI:
(1) tersebar di wilayah Kabupaten Bekasi, Kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan perundang- Perlu diperjelas antara perikanan
Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Indramayu, undangan di bidang kehutanan sebagai hutan di darat dan di laut
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten lindung atau hutan produksi atau Kawasan
Majalengka, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, konservasi, ditetapkan sebagai zona tunda (holding
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, Tindak lanjut:
zone) yang terdiri dari:
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, a. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap Telah dikoordinasikan dengan DKP
Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Kawasan bawahannya/Kawasan perikanan dan dipisahkan antara perikanan
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Bekasi, Kota seluas kurang lebih 1.819 Ha (seribu delapan tangkap, perikanan budidaya laut,
Depok, Kota Bogor, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, ratus sembilan belas hektar), tersebar di dan perikanan budidaya darat.
dan Kabupaten Pangandaran. Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang, dan Kabupaten Indramayu;
b. Kawasan konservasi/Kawasan perikanan
seluas kurang lebih 7 Ha (tujuh hektar),
terletak di Daerah Kabupaten Cianjur; dan
c. Kawasan hutan produksi/Kawasan perikanan
seluas kurang lebih 883 Ha (delapan ratus
delapan puluh tiga hektar), tersebar di Daerah
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Pangandaran.
(6) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Pasal 47 Pasal 47 Pindah ke Pasal 40


Kawasan pertambangan dan energi, ditetapkan dengan Perubahan sistematika dan
ketentuan sebagai berikut: nomenklatur mengacu pada

119
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. kawasan pertambangan, ditetapkan dengan Permen ATR/BPN No 11 Tahun
ketentuan sebagai berikut: 2021 tentang Tata Cara
1. memiliki sumber daya dan potensi Penyusunan, Peninjauan Kembali,
pertambangan yang berwujud padat, cair Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
atau gas berdasarkan data geologi, setelah Substansi Rencana Tata Ruang
dikoreksi oleh ruang yang tidak Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
diperbolehkan, dan masih layak untuk
dan Rencana Detail Tata Ruang
dieksploitasi secara ekonomis;
2. merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan
untuk pemusatan kegiatan pertambangan
secara berkelanjutan dan bukan di daerah
dengan kerentanan bencana tinggi;
3. merupakan bagian proses upaya mengubah
kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi
riil;
4. tidak mengganggu fungsi kelestarian
lingkungan hidup dan masyarakat
sekitarnya; dan
5. tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. pengembangan kawasan pertambangan secara
kewilayahan dalam bentuk Wilayah
Pertambangan yang terdiri dari Wilayah
Pencadangan Negara, Wilayah Usaha
Pertambangan dan Wilayah Pertambangan
Rakyat, diarahkan untuk:
1. meningkatkan pendapatan dan perekonomian
Daerah;
2. meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar kawasan;
3. mendorong peningkatan nilai tambah barang
tambang untuk ekspor;
4. mendorong upaya pengendalian pemanfaatan
kawasan pertambangan secara lestari, baik
untuk pertambangan skala besar maupun
skala kecil;
5. mendorong penerapan penambangan yang
memenuhi persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja;
6. meningkatkan penanggulangan kerusakan
lahan eks pertambangan;
7. mendukung keberlanjutan ekosistem di
sekitar kawasan; dan

120
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
8. mengembangkan alih teknologi penambangan
bagi masyarakat di sekitar kawasan.
c. penetapan kawasan pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan:
1. secara transparan, partisipatif dan
bertanggung jawab;
2. secara terpadu dengan memperhatikan
pendapat dari instansi pemerintah terkait
dan masyarakat, dengan mempertimbangkan
aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya,
serta berwawasan lingkungan; dan
3. memperhatikan aspirasi kabupaten/kota.
d. pemanfaatan ruang untuk pertambangan
mengacu pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) yang ditetapkan berdasarkan analisis
Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) dan
kesesuaian tata ruang serta ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. penetapan kawasan energi ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. ketersediaan jenis/sumber energi;
2. keekonomian;
3. kelestarian lingkungan hidup;
4. kecukupan untuk pembangunan yang
berkelanjutan; dan
5. kondisi geografis.
f. pengembangan kawasan energi diarahkan untuk:
1. meningkatkan kemandirian pengelolaan
energi;
2. menjamin ketersediaan energi;
3. menyediakan sumber energi;
4. menjamin pengelolaan energi secara optimal,
terpadu, dan berkelanjutan;
5. memanfaatkan energi secara efisien di semua
sektor;
6. meningkatkan akses masyarakat yang tidak
mampu dan/atau yang tinggal di daerah
tertinggal terhadap energi untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata;
7. mengembangkan kemampuan industri energi

121
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan jasa energi agar mandiri dan
meningkatkan profesionalisme sumber daya
manusia;
8. menciptakan lapangan kerja; dan
9. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Paragraf 5 Paragraf 5
Kawasan Pergaraman
Pasal 39 (1) Luas Kawasan pergaraman sebagaimana dimaksud • Perubahan sistematika dan
dalam Pasal 35 huruf d kurang lebih 30.351 Ha (tiga nomenklatur mengacu pada
puluh ribu tiga ratus lima puluh satu hektar) Permen ATR/BPN No 11 Tahun
tersebar di:
2021 tentang Tata Cara
a. Daerah Kabupaten Karawang yaitu Cilebar, Penyusunan, Peninjauan
Tempuran, Cilamaya Kulon, dan Cilamaya Kembali, Revisi, dan
Wetan;
Penerbitan Persetujuan
b. Daerah Kabupaten Subang yaitu Legonkulon; Substansi Rencana Tata Ruang
c. Daerah Kabupaten Indramayu yaitu Losarang, Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kandanghaur, Cantigi, Karangampel, Kota, dan Rencana Detail Tata
Krangkeng, Sukra, dan Indramayu; Ruang
d. Daerah Kabupaten Cirebon yaitu Kapetakan, • Substansi sesuai dengan hasil
Suranenggala, Gunung Jati, Mundu, Gebang, perintegrasian RTRWP dengan
Pangenan, Losari, dan Astanajapura; dan RZWP-3K
e. Daerah Kabupaten Sukabumi yaitu Cibitung,
Tegal Buleud, dan Surade. Catatan Pansus VI:
(2) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan Penambahan lokasi kawasan
penetapan garis pantai berada di perairan laut dan pergaraman di Karangampel,
pemanfaatannya sebagai Kawasan pergaraman, Krangkeng, Mundu, Gebang,
namun berdasarkan ketentuan peraturan Pangenan, dan Losari. Perlu dicek
perundang-undangan di bidang kehutanan sebagai kembali lokasi dan
hutan lindung, ditetapkan sebagai zona tunda
penggambarannya dalam rencana
(holding zone), yaitu Kawasan yang memberi
perlindungan terhadap Kawasan pola ruang.
bawahannya/Kawasan pergaraman seluas kurang
lebih 364 Ha (tiga ratus enam puluh empat hektar) Tindak lanjut:
terletak di Daerah Kabupaten Indramayu. Telah dikoordinasikan dan
(3) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud diperbaiki sesuai dengan
pada ayat (2) digambarkan dalam peta dengan masukan Pansus VI dan DKP.
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

122
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Paragraf 6 Paragraf 6
Kawasan Pertambangan dan Energi
Pasal 40 (1) Luas Kawasan pertambangan dan energi • Perubahan sistematika dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf e nomenklatur mengacu pada
dengan luas kurang lebih 129.753 ha (seratus dua Permen ATR/BPN No 11 Tahun
puluh sembilan ribu tujuh ratus lima puluh tiga
2021 tentang Tata Cara
hektar) terdiri dari:
a. kawasan pertambangan dan energi di wilayah Penyusunan, Peninjauan
darat; dan Kembali, Revisi, dan
b. kawasan pertambangan dan energi di wilayah Penerbitan Persetujuan
laut. Substansi Rencana Tata Ruang
(2) Kawasan pertambangan dan energi di wilayah darat Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dengan Kota, dan Rencana Detail Tata
luas kurang lebih 2.996 ha (dua ribu sembilan ratus
Ruang
sembilan puluh enam hektar) terletak di:
• Substansi disesuaikan dengan
a. Daerah Kabupaten Bandung;
masukan Dinas terkait
b. Daerah Kabupaten Bandung Barat;
c. Daerah Kabupaten Bogor; Catatan Pansus VI:
• Perlu dipisahkan luasan dan
d. Daerah Kabupaten Cianjur;
lokasi pertambangan dan
e. Daerah Kabupaten Cirebon; energi di darat dan laut.
f. Daerah Kabupaten Garut; • Berdasarkan UU 3 Tahun
g. Daerah Kabupaten Karawang; 2020, IUP harus tercantum
dalam RTRW. Akomodasi
h. Daerah Kabupaten Kuningan;
dalam RTRWP dapat dilakukan
i. Daerah Kabupaten Majalengka; dalam rencana pola ruang,
j. Daerah Kabupaten Pangandaran; IAZ, atau ketentuan khusus.
k. Daerah Kabupaten Purwakarta; • Lokasi dicek kembali.

l. Daerah Kabupaten Subang;


m. Daerah Kabupaten Sukabumi; Tindak lanjut:
n. Daerah Kabupaten Sumedang; • Pemisahan antara
pertambangan dan energi di
o. Daerah Kabupaten Tasikmalaya;
darat dengan pertambangan
p. Daerah Kota Tasikmalaya; dan energi di laut.
(3) Kawasan pertambangan dan energi di wilayah laut • Pencantuman IUP sebagai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan Kawasan Pertambangan dan
luas kurang lebih 126.756 ha (seratus dua puluh Energi mempertimbangkan
enam ribu tujuh ratus lima puluh enam hektar)
terletak di: luasan dan masa aktif/berlaku
IUP. Untuk IUP yang tidak
a. Kawasan energi PLTGU Muara Tawar, tergambarkan dalam peta
Tarumajaya, dan Babelan di Daerah Kabupaten
rencana pola ruang,

123
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bekasi; menggunakan ketentuan
b. Kawasan energi PLTGU Cilamaya Wetan di khusus Kawasan Pertambangan
Daerah Kabupaten Karawang; Mineral dan Batu Bara
c. Kawasan energi PLTU Sukra dan Balongan di • Menambahkan dalam
perairan Daerah Kabupaten Indramayu; penjelasan: “Yang dimaksud
dengan Pertambangan Minyak
d. Kawasan energi PLTU Mundu, Astanajapura dan
Bumi dan Gas Bumi dapat
Pangenan di perairan Daerah Kabupaten Cirebon;
berbentuk lapangan gas
e. Kawasan energi PLTU Palabuhanratu dan kondensat dan jalur pipa yang
Simpenan di perairan Daerah Kabupaten
dikelola PHE – ONWJ (akan
Sukabumi; dan
dicek kembali ke RZWP3K)”
f. Perairan Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota
Cirebon untuk Pertambangan Minyak Bumi dan
Gas Bumi.
(4) Kawasan Daerah Provinsi yang berdasarkan
penetapan garis pantai berada di perairan laut dan
pemanfaatannya sebagai Kawasan pertambangan
dan energi namun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
kehutanan masih ditetapkan sebagai hutan lindung,
ditetapkan sebagai zona tunda (holding zone), yaitu
Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan pertambangan dan
energi seluas kurang lebih 89 Ha (delapan puluh
sembilan hektar) di Daerah Kabupaten Subang.
(5) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Paragraf 7 Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 48 Pasal 41 (1) Luas Kawasan peruntukan industri sebagaimana • Perubahan sistematika dan
Pasal 48 dimaksud dalam Pasal 35 huruf f, kurang lebih nomenklatur mengacu pada
(1) Kawasan peruntukan industri ditetapkan di: 136.432 Ha (seratus tiga puluh enam ribu empat Permen ATR/BPN No 11 Tahun
ratus tiga puluh dua hektar) 112.009 (seratus dua
a. Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-1 2021 tentang Tata Cara
belas ribu sembilan hektar) yang tersebar di seluruh
meliputi Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten/Kota. Penyusunan, Peninjauan
Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta (2) Dalam hal di Daerah Kabupaten/Kota terdapat Kembali, Revisi, dan Penerbitan
dan Kabupaten Subang; Kawasan peruntukan industri dengan luasan kurang Persetujuan Substansi Rencana

124
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)-2 dari 150 Ha (seratus lima puluh hektar), diatur lebih Tata Ruang Wilayah Provinsi,
meliputi Kabupaten Cirebon, Kabupaten lanjut dalam RTRW Kabupaten/Kota dan RDTR Kabupaten, Kota, dan Rencana
Indramayu, dan Kabupaten Majalengka; Kabupaten/Kota. Detail Tata Ruang
c. Kawasan Peruntukan Industri (KPI) meliputi (3) Dalam hal luasan KPI sebagaimana dimaksud pada
• Mengacu pada PP No 14 Tahun
Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kab. ayat (1) tidak dimanfaatkan menjadi kawasan
industri atau peruntukan industri lainnya dalam 2015 tentang Rencana Induk
Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Pembangunan Industri
Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten jangka waktu 5 (lima) tahun, maka:
a. Bupati/Wali Kota harus mengembalikan Nasional dan Perda 8 tahun
Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten
Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, memanfaatkan peruntukan lahan KPI ke fungsi 2018 tentang RPIP
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur, asalnya atau dimanfaatkan untuk fungsi • Luasan kawasan peruntukan
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kawasan Budidaya berfungsi lindung lainnya
industri didasarkan pada hasil
Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten yang ditetapkan dalam revisi RTRW
Kabupaten/Kota dan RDTR Kabupaten/Kota. analisis terhadap kesepakatan
Bogor, Kabupaten Sukabumi bersama antara Provinsi dan
b. Bupati/Wali Kota tidak dapat mengajukan
(2) Pembangunan lokasi industri ditetapkan dengan perluasan atau penambahan KPI baru selama Kab/Kota atas usulan yang
ketentuan sebagai berikut: rencana KPI dalam rencana tata ruang belum diberikan pada November 2020
a. kewajiban perusahaan industri berlokasi di terealisasi. • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
kawasan industri kecuali untuk industri yang (4) Dalam pengembangan KPI, Bupati/Wali Kota dijelaskan luasan dan lokasi
memerlukan lokasi khusus, industri kecil, dan menyusun Rencana Pembangunan Industri
dari kawasan yang dimaksud.
menengah, sesuai ketentuan peraturan Kabupaten/Kota (RPIK).
Sebelum melakukan revisi RTRW Kabupaten/Kota Tujuan dari kawasan
perundang-undangan;
dan RDTR Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dimasukkan secara umum
b. memenuhi ketentuan teknis untuk kegiatan
pada ayat (3) huruf a, Bupati/Wali Kota harus dalam tujuan penataan ruang
industri;
melakukan penyusunan Rencana Pembangunan • Seluruh substansi terkait
c. tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan Industri Kabupaten/Kota (RPIK). ketentuan dicantumkan dalam
hidup dan menjamin pemanfaatan sumber daya (5) Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri
alam yang berkelanjutan; Indikasi Arahan Zonasi
(WPPI) di Daerah Provinsi meliputi:
d. tidak mengubah KP2B dan beririgasi teknis; dan a. WPPI-1, terdiri dari Kabupaten Bogor, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Catatan Pansus VI:
e. menyediakan lahan bagi kegiatan usaha mikro, Purwakarta dan Kabupaten Subang; • Perlu dianalisis berapa luasan
kecil dan menengah. b. WPPI-2, terdiri dari Kabupaten Cirebon, KPI eksisting dan berapa luasan
(3) Pengembangan kawasan industri diarahkan untuk: Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten KPI rencana.
Majalengka.
a. mengoptimalkan kawasan industri yang telah ada • Pengembangan KPI perlu diatur
di WPPI -1; terutama terkait dengan alih
b. mengembangkan kawasan industri di WPPI-2; fungsi lahan pertanian.
c. memprioritaskan pengembangan industri yang • Pengaturan terkait KPI lebih
berteknologi tinggi, ramah lingkungan, dan baik dilakukan di RTR
membangkitkan kegiatan ekonomi; Kabupaten/Kota.
d. memprioritaskan pengembangan industri yang • Pengembangan KPI sebaiknya
menerapkan manajemen mutu dan kendali mutu; didasarkan pada rencana induk
e. mendorong pertumbuhan dan perkembangan provinsi yang berfokus pada
industri kecil dan menengah yang ramah WPPI-1 dan WPPI-2. Kab/kota
lingkungan, hemat lahan dan dapat menyerap di luar WPPI-1 dan WPPI-2
tenaga kerja lokal. pengembangan industrinya
(4) Pembangunan lokasi industri yang dilakukan di luar berupa industri kecil dan
kawasan industri atau zona industri, ditetapkan menengah.

125
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan ketentuan sebagai berikut: • Perlu ada kajian dalam
a. memperhatikan keseimbangan dan kelestarian menindaklanjuti usulan KPI
sumber daya alam serta mencegah timbulnya dari kab/kota karena tidak
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; mungkin semua usulan
b. dilengkapi dengan unit pengolahan limbah; diakomodasi.
• Perlu memperhatikan izin yang
c. mengutamakan pasokan air baku dari sumber air
permukaan; telah terbit dan akan terbit ke
depannya.
d. industri ramah lingkungan dan memenuhi kriteria
ambang limbah;
Tindak lanjut:
e. pengelolaan limbah secara terpadu untuk industri
• Alih fungsi lahan pertanian
dengan lokasi berdekatan; dan
diatur dalam IAZ Kawasan
f. memperhatikan ketentuan lain sebagaimana diatur Pertanian dan Ketentuan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Khusus KP2B.
• Rencana pola ruang KPI perlu
diatur dalam RTRW Provinsi
karena menjadi dasar
pengembangan KPI dalam RTR
Kab/Kota, sehingga
perencanaan dapat memenuhi
kaidah hirarkis dan
komplementer.
• Penambahan arahan WPPI
sesuai rencana induk provinsi.
Berdasarkan Permen ATR/BPN No
Ketentuan Pasal 49 dihapus. 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang,
Kawasan perdagangan dan jasa
tidak menjadi muatan RTRW
Provinsi.
Paragraf 8 Paragraf 8
Kawasan Pariwisata
Pasal 50 Pasal 42 (1) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada • Perubahan sistematika dan
Pasal 50 pasal 35 huruf g tersebar pada daerah nomenklatur mengacu pada
(1) Pengembangan kawasan pariwisata diarahkan untuk: kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat Daerah Permen ATR/BPN No 11 Tahun
Provinsi, yang mencakup wilayah darat dan laut.
a. mengembangkan destinasi wisata melalui penataan 2021 tentang Tata Cara
kembali berbagai potensi dan kekayaan sumber (2) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada Penyusunan, Peninjauan

126
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
daya alam, dan buatan serta menjaga ayat (1) meliputi: Kembali, Revisi, dan Penerbitan
keanekaragaman hayati secara terpadu dan Persetujuan Substansi Rencana
a. Destinasi Pariwisata Provinsi;
berkelanjutan; Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi; dan
b. mengintegrasikan perencanaan pariwisata lokal dan c. Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi. Kabupaten, Kota, dan Rencana
nasional; Detail Tata Ruang
(3) Destinasi Pariwisata Provinsi sebagaimana dimaksud
c. mengusahakan objek, daya tarik, dan usaha-usaha pada ayat (2) huruf a, meliputi: • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
terkait bidang wisata yang dikembangkan untuk dijelaskan luasan dan lokasi
a. Destinasi Pariwisata Provinsi Bogor-Cianjur-
memberi manfaat bagi ekonomi lokal; dari kawasan yang dimaksud.
Sukabumi;
d. mengembangkan kawasan tematik perkotaan yang b. Destinasi Pariwisata Provinsi Karawang-Bekasi; Tujuan dari kawasan
berfungsi sebagai objek wisata buatan yang c. Destinasi Pariwisata Provinsi Cirebon-Raya; dimasukkan secara umum
mendukung ekonomi kota; dalam tujuan penataan ruang
d. Destinasi Pariwisata Provinsi Cekungan
e. mengurangi pencemaran lingkungan; Bandung; dan • Seluruh substansi terkait
f. mengembangkan pengelolaan pariwisata; e. Destinasi Pariwisata Provinsi Pangandaran- ketentuan dicantumkan dalam
Tasikmalaya-Garut-Cianjur. Indikasi Arahan Zonasi
g. mempertahankan keaslian dan kelestarian obyek
wisata berbasis hutan; dan (4) Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi sebagaimana • Pengembangan destinasi
dimaksud pada ayat (2) huruf b, meliputi: pariwisata dijabarkan dalam
h. mengembangkan taman bumi (geopark) dengan
mengutamakan perlindungan dan pelestarian Situs indikasi program.
a. Kawasan Ekowisata Puncak dan sekitarnya;
Geologi (Geosite), Warisan Geologi (Geoheritage), b. Kawasan Geowisata Palabuhanratu-Ciletuh-
Keanekaragaman Geologi (Geodiversity), Catatan Pansus VI:
Ujung-genteng dan sekitarnya;
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan
c. Kawasan Pariwisata Cagar Budaya Cianjur- • Substansi Kawasan Pariwisata
Keragamana Budaya (Cultural Diversity). lebih berfokus pada kawasan
Sukabumi dan sekitarnya;
(2) Pengembangan kawasan pariwisata, terdiri atas: pariwisata pesisir dan laut.
d. Kawasan Pariwisata Industri Bekasi-Karawang
a. Destinasi pariwisata Bogor-Cianjur-Sukabumi dan sekitarnya; Perlu ada substansi yang
dengan pusat destinasi pariwisata provinsi Daerah e. Kawasan Pariwisata Sejarah dan Keraton di memuat kawasan pariwisata di
Kota Bogor, meliputi: darat.
Cirebon dan sekitarnya;
1. Kawasan Strategis Ekowisata Alam Puncak dan f. Kawasan Pariwisata Kreatif Bandung dan • Substansi Kawasan Pariwisata
sekitarnya; sekitarnya; perlu mencantumkan rencana
2. Kawasan Strategis Taman Bumi (Geopark) g. Kawasan Pariwisata Alam Bandung Selatan- dan nomenklatur dalam
Ciletuh-Palabuhanratu dan Taman Bumi Garut dan sekitarnya; Rencana Induk Pariwisata
(Geopark) Pongkor; Provinsi.
h. Kawasan Budaya Priangan dan Alam Bahari di
3. Kawasan Strategis Pariwisata Cagar Budaya Priangan dan sekitarnya; dan • Terdapat 1.561 destinasi wisata
Cianjur-Sukabumi dan sekitarnya; i. Kawasan Ekowisata Pantai APRA-Cipatujah dan dan 434 desa wisata sudah
4. Kawasan Pariwisata Cikidang di Kabupaten sekitarnya. ditetapkan.
Sukabumi; (5) Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi
5. Kawasan Pengembangan Pariwisata Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, Tindak lanjut:
Perkotaan Bogor-Depok dan sekitarnya; dan meliputi: • Penambahan ayat terkait
6. Kawasan Pengembangan Ekowisata dan Budaya a. Kawasan Pariwisata Alam Perkotaan Bogor-Depok pengembangan kawasan
Gunung Halimun-Salak-Gede Pangrango dan dan sekitarnya; pariwisata di darat sesuai
sekitarnya. b. Kawasan Ekowisata Gunung Halimun-Salak- dengan Rencana Induk
b. Destinasi pariwisata Karawang-Bekasi dengan pusat Gede Pangrango dan sekitarnya; Pariwisata Provinsi.
destinasi pariwisata provinsi Daerah Kabupaten c. Kawasan Pariwisata Heritage Karawang-Bekasi • Desa wisata beririsan dengan
kawasan lainnya, semua

127
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bekasi, meliputi: dan sekitarnya; kawasan dapat dijadikan
1. Kawasan Strategis Pariwisata Industri Bekasi- d. Kawasan Agrowisata Perkebunan Subang- menjadi desa wisata.
Karawang dan sekitarnya; dan Purwakarta dan sekitarnya;
2. Kawasan Pengembangan Pariwisata Heritage e. Kawasan Pariwisata Pantai Utara Subang- Masukan Disparprov:
Karawang-Bekasi dan sekitarnya. Indramayu dan sekitarnya; Ditambahkan definisi DPP, KSPP,
c. Destinasi pariwisata Cirebon Raya dengan pusat f. Kawasan Ekowisata Alam Pegunungan KPPP, serta wisata bahari di bagian
destinasi pariwisata provinsi Daerah Kota Cirebon, Majalengka-Kuningan dan sekitarnya; ketentuan umum dan/atau di
meliputi: g. Kawasan Pariwisata Pendidikan Berbasis Alam bagian penjelasan mengacu pada
1. Kawasan Strategis Pariwisata Sejarah dan Bandung Barat-Purwakarta dan sekitarnya; dan Riparprov dan Permen KP Nomor
Keraton di Cirebon dan sekitarnya; h. Kawasan Pariwisata Kriya dan Budaya 93 Tahun 2020 tentang Desa
2. Kawasan Pengembangan Pariwisata Pantai Utara Tasikmalaya dan sekitarnya. Wisata Bahari.
Subang-Indramayu dan sekitarnya; (6) Pengembangan Kawasan pariwisata sebagaimana
3. Kawasan Pariwisata Jatigede di Kabupaten dimaksud ayat (2) tercantum dalam Lampiran III.1,
Sumedang; dan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
4. Kawasan Pengembangan Ekowisata Alam
Pegunungan Majalengka-Kuningan dan
(7) Kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud pada
sekitarnya.
ayat (2) seluas xxx Ha merupakan kawasan potensial
d. Destinasi pariwisata Cekungan Bandung dengan untuk wisata bahari, dengan 3.753 Ha (tiga ribu
pusat destinasi pariwisata provinsi Daerah Kota tujuh ratus lima puluh tiga hektar) yang merupakan
Bandung, meliputi: kegiatan wisata bahari utama.
1. Kawasan Strategis Pariwisata Kreatif Bandung
Potensi wisata bahari seluas 1.655.121 Ha (satu juta
dan sekitarnya;
2. Kawasan Strategis Taman Bumi (Geopark) enam ratus lima puluh lima ribu seratus dua puluh
Rajamandala Bandung Barat dan sekitarnya; satu hektar) terletak pada Perairan Pesisir Daerah
Provinsi dengan prioritas pengembangan pada
3. Kawasan Strategis Pariwisata Alam Bandung
wilayah kawasan pariwisata dalam peta rencana
Selatan-Garut dan sekitarnya;
pola ruang sebagaimana tercantum pada Lampiran
4. Kawasan Pengembangan Agrowisata Perkebunan
III seluas 3.753 Ha (tiga ribu tujuh ratus lima puluh
Subang-Purwakarta dan sekitarnya;
5. Kawasan Pengembangan Pariwisata Purwakarta tiga hektar).
di Kabupaten Purwakarta; (8) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan
6. Kawasan Pengembangan Pariwisata Kota Raya penetapan garis pantai berada di perairan laut dan
Walini di Kabupaten Bandung Barat; pemanfaatannya sebagai Kawasan pariwisata,
7. Kawasan Pengembangan Pariwisata Pendidikan namun berdasarkan ketentuan peraturan
Berbasis Alam Bandung Barat-Purwakarta dan perundang-undangan di bidang kehutanan masih
sekitarnya; dan ditetapkan sebagai hutan lindung atau hutan
8. Kawasan Pengembangan Pariwisata Heritage Kota produksi atau kawasan konservasi ditetapkan
Bandung dan sekitarnya. sebagai zona tunda (holding zone) terdiri dari:
a. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
e. Destinasi pariwisata Pangandaran-Tasikmalaya-
Kawasan bawahannya/Kawasan pariwisata seluas
Garut-Cianjur dengan pusat destinasi pariwisata
kurang lebih 103 Ha (seratus tiga hektar), tersebar
provinsi Daerah Kabupaten Pangandaran, meliputi:
di Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
1. Kawasan Strategis Budaya Priangan dan Alam Karawang, Kabupaten Subang;
Baharu di Priangan dan sekitarnya;
b. Kawasan konservasi/Kawasan pariwisata seluas
2. Kawasan Strategis Ekowisata Pantai Apra- kurang lebih 7 Ha (tujuh hektar), terletak di

128
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cipatujah dan sekitarnya; Daerah Kabupaten Cianjur; dan
3. Kawasan Strategis Taman Bumi (Geopark) c. Kawasan hutan produksi/Kawasan pariwisata
Galunggung Tasikmalayan, dan Taman Bumi seluas kurang lebih 1 Ha (satu hektar), terletak di
(Geopark) Pangandaran; Daerah Kabupaten Pangandaran.
4. Kawasan Pariwisata Pangandaran Raya di (9) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
Kabupaten Pangandaran; dan pada ayat (8) digambarkan dalam peta dengan
5. Kawasan Pengembangan Pariwisata Kriya dan ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
Budaya Tasikmalaya dan sekitarnya. skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(10) Kawasan pariwisata lainnya diatur lebih lanjut
dalam RTRW Kabupaten/Kota dan RDTR
Kabupaten/Kota.
Paragraf 9 Paragraf 9
Kawasan Permukiman
Pasal 51 Pasal 51 Pasal 43 • Perubahan sistematika dan
(1) Pengembangan kawasan permukiman Luas Kawasan permukiman sebagaimana dimaksud nomenklatur mengacu pada
perkotaan, ditetapkan dengan ketentuan dalam Pasal 35 huruf h, kurang lebih 619.297 Ha (enam Permen ATR/BPN No 11 Tahun
sebagai berikut: ratus sembilan belas ribu dua ratus sembilan puluh 2021 tentang Tata Cara
tujuh hektar) yang mencakup dari kawasan permukiman
a. pengembangan permukiman perkotaan di Penyusunan, Peninjauan
perkotaan dan kawasan permukiman pedesaan yang
kawasan rawan bencana alam dan bencana Kembali, Revisi, dan Penerbitan
tersebar di seluruh Kabupaten/Kota.
alam geologi, dilaksanakan dengan Persetujuan Substansi Rencana
persyaratan teknis;
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. berada di luar kawasan yang ditetapkan Kabupaten, Kota, dan Rencana
sebagai kawasan rawan bencana gunung api; Detail Tata Ruang
c. memiliki akses menuju pusat kegiatan • Pada Bab Rencana Pola Ruang,
masyarakat di luar kawasan; dijelaskan luasan dan lokasi
d. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan dari kawasan yang dimaksud.
utilitas pendukung; dan Tujuan dari kawasan
e. sesuai kriteria teknis kawasan peruntukan dimasukkan secara umum
permukiman yang ditetapkan berdasarkan dalam tujuan penataan ruang
ketentuan peraturan perundang-undangan. • Seluruh substansi terkait
(2) Pengembangan kawasan permukiman perkotaan ketentuan dicantumkan dalam
diarahkan untuk: Indikasi Arahan Zonasi
a. mengembangkan kawasan permukiman
vertikal dengan intensitas pemanfaatan ruang
menengah hingga tinggi;
b. kawasan perkotaan yang memiliki
karakteristik intensitas pemanfaatan ruang
menengah hingga tinggi, mencakup kawasan

129
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perkotaan yang menjadi kota inti PKN;
c. mengendalikan kawasan permukiman
horizontal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah, dan
tinggi termasuk kawasan penyangganya;
d. kawasan perkotaan yang memiliki
karakteristik intensitas pemanfaatan ruang
menengah, mencakup kawasan perkotaan
selain yang berfungsi sebagai kota inti PKN;
e. mengembangkan kawasan permukiman
perkotaan dengan pendekatan pertumbuhan
ekonomi, penguatan komunitas dan
penyehatan lingkungan;
f. mengembangkan kawasan permukiman
perkotaan yang menjaga kearifan lokal
dengan lingkungan berkualitas berkelanjutan;
g. kawasan permukiman perkotaan yang
mempertahankan kawasan bersejarah atau
cagar budaya;
h. pengembangan sarana distribusi
perdagangan;
i. pengembangan kawasan siap bangun atau
lingkungan siap bangun di perkotaan;
j. peningkatan kualitas lingkungan
permukiman kumuh;
k. pembangunan kawasan dan sarana olahraga;
l. pembangunan kawasan dan sarana
pendidikan
m. pembangunan pusat kebudayaan;
n. pembangunan rumah sakit dan pusat
kesehatan masyarakat; dan
o. pengembangan/pembangunan industri
rumahan (home industry).
(3) Pengembangan kawasan permukiman
perdesaan, diarahkan untuk:
a. pengembangan ruang permukiman horizontal
dengan mempertimbangkan kegiatan dalam
kawasan perdesaan, mencakup kegiatan
pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, pengelolaan sumber
daya alam, pelayanan jasa pemerintahan,

130
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;
b. pengembangan sarana dan prasarana
berbasis masyarakat;
c. pengembangan kawasan terpadu pada desa
yang berdekatan;
d. pengembangan permukiman perdesaan yang
mempertahankan kearifan lokal;
e. pengembangan permukiman perdesaan yang
mendukung ekonomi lokal unggulan,
penguatan komunitas, dan penyehatan
lingkungan berkelanjutan;
f. pengembangan infrastruktur untuk
menghubungkan desa terisolir;
g. pengendalian pertumbuhan kawasan
permukiman perdesaan di sepanjang koridor
Jawa Barat Bagian Selatan sesuai dengan
daya dukung lingkungan dan prinsip mitigasi
bencana;
h. kawasan permukiman perdesaan yang
mempertahankan kawasan bersejarah atau
cagar budaya;
i. pembangunan kawasan dan sarana olaraga;
j. pembangunan sarana pendidikan dan pusat
kegiatan belajar; dan
k. pembangunan pusat kesehatan masyarakat
pembantu.

Pasal 52 Ketentuan Pasal 52 dihapus. Sesuai dengan Ketentuan


Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang,
RTH merupakan kewenangan
Kabupaten/Kota
Pasal 52A Dihapus Definisi Hutan Rakyat dalam
Pasal 52A Permen ATR/BPN No 11 Tahun
(1) Pengelolaan kawasan hutan rakyat diarahkan untuk: 2021 tentang Tata Cara

131
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. menjaga ketersedian/kebutuhan akan kayu rakyat Penyusunan, Peninjauan Kembali,
dan bahan baku industri olahan kayu lainnya; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. memanfaatkan hasil hutan bukan kayu maupun Substansi Rencana Tata Ruang
jasa lingkungan sesuai dengan fungsinya; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. mendorong perkembangan usaha dan peran serta dan Rencana Detail Tata Ruang
masyarakat melalui perhutanan sosial berupa adalah Hutan Rakyat yang
perpaduan tanaman hutan dengan sektor lainnya; ditetapkan oleh Kementerian
d. sebagai calon sumber benih berkualitas; dan Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
yang mana tidak terdapat di
e. mendukung fungsi ekologis.
Provinsi Jawa Barat sehingga
(2) Kawasan hutan rakyat sebagaimana dimaksud pada substansi hutan rakyat
ayat (1) tersebar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota. dihapuskan. Data terkait potensi
(3) Penetapan kawasan hutan rakyat sebagaimana hutan rakyat dari Dinas
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai ketentuan Kehutanan diakomodasi dalam
peraturan perundang-perundangan. Kawasan Pertanian (sebagai kebun
campuran).
Paragraf 10 Paragraf 10
Kawasan Pembuangan Hasil Pengerukan di Laut
Pasal 44 Luas Kawasan pembuangan hasil pengerukan di laut • Permen ATR/BPN No 11 Tahun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf i dengan 2021 tentang Tata Cara
luas kurang lebih 192 Ha (seratus sembilan puluh dua Penyusunan, Peninjauan
hektar) terletak di perairan Daerah Kota Cirebon.
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
• Substansi sesuai dengan hasil
integrasi RTRWP dan RZWP-3K
Paragraf 11 Paragraf 11
Kawasan Transportasi
Pasal 45 (1) Luas Kawasan transportasi sebagaimana dimaksud • Permen ATR/BPN No 11 Tahun
dalam Pasal 35 huruf j, kurang lebih 32.211 Ha (tiga 2021 tentang Tata Cara
puluh dua ribu dua ratus sebelas hektar) terletak di: Penyusunan, Peninjauan
a. Daerah Kabupaten Bekasi; Kembali, Revisi, dan Penerbitan
b. Daerah Kabupaten Cianjur; Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
c. Daerah Kabupaten Subang;
Kabupaten, Kota, dan Rencana
d. Daerah Kabupaten Cirebon; Detail Tata Ruang
e. Daerah Kota Cirebon; • Substansi sesuai dengan hasil
f. Daerah Kabupaten Garut; integrasi RTRWP dan RZWP-3K

132
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
g. Daerah Kabupaten Indramayu;
h. Daerah Kabupaten Karawang;
i. Daerah Kabupaten Majalengka;
j. Daerah Kabupaten Pangandaran;
Kabupaten Subang;
k. Daerah Kabupaten Sukabumi; dan
l. Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
(2) Kawasan di Daerah Provinsi yang berdasarkan
penetapan garis pantai berada di perairan laut dan
pemanfaatannya sebagai Kawasan transportasi
namun berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kehutanan masih
ditetapkan sebagai hutan lindung atau kawasan
konservasi ditetapkan sebagai zona tunda (holding
zone) terdiri dari:
a. Kawasan yang memberi perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya/Kawasan transportasi
seluas kurang lebih 3 Ha (tiga hektar), tersebar di
Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Subang; dan
b. Kawasan konservasi/Kawasan transportasi seluas
kurang lebih 0,41 Ha (nol koma empat satu
hektar), terletak di Daerah Kabupaten Cianjur.
(3) Zona tunda (holding zone) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi
skala 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh
ribu) tercantum dalam Lampiran III, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Paragraf 12 Paragraf 12
Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Pasal 53 Tidak Diubah Pasal 46 (1) Luas Kawasan pertahanan dan keamanan Disesuaikan dengan Permen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf k, ATR/BPN No 11 Tahun 2021
kurang lebih 3.386 Ha (tiga ribu tiga ratus delapan tentang Tata Cara Penyusunan,
puluh enam hektar), meliputi:
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
a. kawasan pendidikan dan/atau latihan militer Penerbitan Persetujuan Substansi
TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, TNI Rencana Tata Ruang Wilayah
Angkatan Laut dan Kepolisian; Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
b. kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara; Rencana Detail Tata Ruang

133
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
c. kawasan pangkalan TNI Angkatan Laut; dan
d. kawasan militer dan kepolisian lainnya.
(2) Kawasan pertahanan dan keamanan lainnya diatur
lebih lanjut dalam RTRW Kabupaten/Kota dan RDTR
Kabupaten/Kota.

Dihapus Perubahan sistematika dan


Tidak Diubah nomenklatur mengacu pada
Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Pasal 54 Bagian Kesatu Dihapus Sistematika dan ruang lingkup
RTRWP mengacu pada Permen
WP Bodebekpunjur ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Pasal 54 Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Rencana Tata Ruang Wilayah
Bodebekpunjur, meliputi agroforestri, pariwisata, Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, Rencana Detail Tata Ruang
pertambangan, agribisnis dan agrowisata. sehingga:
(2) Fokus pengembangan WP Bodebekpunjur, meliputi: • Pembagian wilayah
pengembangan (WP) dipindah
a. Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Bekasi,
ke pasal ruang lingkup wilayah
diarahkan sebagai kota terdepan, berbatasan
sedangkan arahan
dengan ibukota negara yang merupakan bagian
pengembangan WP dipindah ke
dari pengembangan KSN Jabodetabekpunjur
Lampiran I
untuk mendorong pengembangan PKN kawasan
• Fokus pengembangan masuk
perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan
ke strategi perwujudan struktur
dan jasa perkotaan, serta mengembangkan sektor
ruang dan WP
perdagangan, jasa dan industri padat tenaga kerja;
• Rencana infrastruktur masuk
b. Kabupaten Bogor, dan Bekasi, diarahkan menjadi ke Bab III – Rencana Struktur
kawasan penyangga dalam sistem PKN kawasan Ruang
perkotaan Jabodetabek, serta untuk • Susbtansi bersifat teknis
mengembangkan sektor industri ramah masuk ke Indikasi Arahan
lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, Zonasi dan Indikasi Program
tidak mengakibatkan alih fungsi lahan di (KP2B),
serta kegiatan pertambangan mineral logam dan
non logam untuk mendukung pembangunan di
Bodebekpunjur; dan
c. Kawasan Puncak di Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Cianjur, diarahkan pada kegiatan

134
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
rehabilitasi dan revitalisasi Kawasan Lindung di
KSN Jabodetabekpunjur.
(3) Rencana pengembangan jaringan prasarana di WP
Bodebekpunjur, terdiri atas:
a. pengembangan sistem jaringan transportasi
meliputi:
1. pembangunan jalan bebas hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan
ruas jalan strategis;
3. pembangunan dan perbaikan akses menuju
perbatasan antar provinsi;
4. pembangunan simpang
susun/flyover/underpass tidak sebidang;
5. pembangunan jalur kereta api strategis;
6. peningkatan jalur kereta api eksisting;
7. pengembangan jaringan dan layanan kereta
api perkotaan;
8. pembangunan/pengembangan
stasiun/bangunan operasional pada jalur
kereta api;
9. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan, telekomunikasi,
dan kelistrikan pada jalur kereta api;
10. pembangunan/rehabilitasi Terminal Tipe A;
11. pembangunan/rehabilitasi Terminal Tipe B di
Kabupaten Bogor;
12. pembangunan Terminal Barang di Kawasan
Setu Kabupaten Bekasi, Bantar Gebang
Kabupaten Bekasi, Pulo Gadung Kota Bekasi,
Rancamaya Kota Bogor, Tanah Baru Kota Depok
dan Rawa Pasung Kota Bekasi;
13. pembangunan Automated People Mover (APM)/
Automated Guideway Transit (AGT)/Tram;
14. pembangunan dan pengembangan sistem
angkutan umum massal perkotaan berbasis rel
yang menghubungkan wilayah Jabodetabek;
15. peningkatan akses terhadap angkutan umum
dengan pembangunan beriorientasi angkutan
umum/Transit Oriented Development (TOD)
16. pembangunan Terminal dan Inland
Waterways/CBL Cikarang- Bekasi-Laut Jawa;

135
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
17. pembangunan pelabuhan pengumpan lokal;
18. pengembangan lalu lintas dan angkutan
sungai, danau dan penyeberangan; dan
19. pengembangan transportasi massal perkotaan
berbasis jalan.
b. pengembangan jaringan sumber daya air meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS Ciliwung-Cisadane, dan WS Citarum;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya
Rusak Air di WS Ciliwung-Cisadane, dan WS
Citarum;
3. pembangunan jaringan irigasi baru Daerah
Irigasi Tambak di Muara Gembong Kabupaten
Bekasi; dan
4. pembangunan embung diprioritaskan dibangun
di daerah yang sering mengalami kekeringan.
c. pengembangan jaringan energi, meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi
dan transmisi listrik di Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan
Kota Bekasi;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta
jaringan energi dengan memanfaatkan energi
baru terbarukan seperti panas bumi, surya,
bioenergi, dan energi baru terbarukan lainnya
di Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota Depok,
dan Kota Bekasi; dan
3. pengembangan infrastruktur energi tak
terbarukan minyak dan gas serta pemanfaatan
batu bara di Kabupaten Bogor, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota
Depok, dan Kota Bekasi.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya,
meliputi:
1. peningkatan cakupan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengelolaan Air
(Water Treatment Plant) dan jaringan pipa
distribusi;
2. pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah

136
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Domestik Terpusat dan Setempat;
3. penataan jaringan drainase perkotaan utama
perkotaan dan drainase permukiman; dan
4. pembangunan Tempat Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir Sampah Regional Lulut
Nambo.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan hunian vertikal di Kawasan
Perkotaan Bodebek;
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun di Kawasan Perkotaan
Bodebek;
d. penataan permukiman kumuh;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan
g. pengembangan pusat pemerintahan;
h. pembangunan kawasan olahraga terpadu di PKN,
kawasan olahraga di PKW, dan sarana olahraga di
PKL;
i. pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah
Sakit Tipe B di PKW, dan Rumah Sakit Tipe C di
PKL;
j. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
k. pembangunan sarana peribadatan;
l. pembangunan pusat kebudayaan;
m. pengendalian pengembangan permukiman di
kawasan Puncak untuk mendukung fungsi
konservasi kawasan;
n. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
o. pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
p. peningkatan teknologi perumahan untuk hunian
layak, aman dan terjangkau; dan
q. peningkatan kualitas permukiman di kawasan

137
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman di
desa tertinggal, permukiman kumuh nelayan, desa
di kawasan perbatasan dengan Provinsi Banten
dan Provinsi DKI Jakarta, serta kawasan rawan
bencana;
b. penataan kawasan permukiman perdesaan dengan
prinsip konservasi dan pengelolaan bencana;
c. penataan permukiman kumuh;
d. perbaikan rumah tidak layak huni;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan
g. pembangunan sarana peribadatan;
h. pembangunan sarana pendidikan;
i. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
j. pembangunan sarana olahraga dan pusat kegiatan
belajar;
k. pembangunan pusat kesehatan masyarakat; dan
l. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(6) Rencana pengembangan kawasan industri, meliputi:
a. Kawasan Industri MM2100 di Cibitung Kabupaten
Bekasi;
b. Kawasan Industri EJIP (NEGAI) di Cikarang,
Cibarusah, Kabupaten Bekasi;
c. Kawasan Industri Internasional Bekasi atau
Bekasi International Industrial Estate di Desa
Sukaresmi, Kabupaten Bekasi;
d. Kawasan Industri Jababeka di Cikarang,
Kabupaten Bekasi;
e. Kawasan Industri Lippo Cikarang di Cikarang,
Kabupaten Bekasi;
f. Kawasan Industri Patria Manunggal Jaya di
Cikarang, Kabupaten Bekasi;
g. Kawasan Industri Gobel di Cibitung, Kabupaten
Bekasi;
h. Pusat Kawasan Industri dan Pergudangan Bertaraf
Internasional di Marunda, Kabupaten Bekasi;

138
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
i. Kawasan Industri Sentul di Kabupaten Bogor; dan
j. Pusat Kawasan Industri Cibinong, Kecamatan
Citeureup-Cileungsi-Klapanunggal-Gunungputri,
Kabupaten Bogor.

Pasal 55 Bagian Kedua Dihapus Sistematika dan ruang lingkup


WP Purwasuka RTRWP mengacu pada Permen
Pasal 55 ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP
Purwasuka meliputi tanaman pangan dan Peninjauan Kembali, Revisi, dan
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, Penerbitan Persetujuan Substansi
perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, Rencana Tata Ruang Wilayah
pariwisata dan pertambangan. Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
(2) Fokus pengembangan WP Purwasuka, meliputi: Rencana Detail Tata Ruang
a. PKW Cikampek-Cikopo, diarahkan untuk sehingga:
memenuhi fungsinya sebagai PKW dengan • Pembagian wilayah
melengkapi sarana dan prasarana yang pengembangan (WP) dipindah
terintegrasi dengan Wilayah pengaruhnya; ke pasal ruang lingkup wilayah
sedangkan arahan
b. Kabupaten Purwakarta, diarahkan untuk kegiatan
pengambangan WP dipindah ke
industri non-polutif dan non-ekstraktif atau tidak
Lampiran I
mengganggu irigasi dan cadangan air, serta tidak
mengakibatkan alih fungsi lahan pada KP2B, • Fokus pengembangan masuk
tanaman pangan dan hortikultura, agroforestri, ke strategi perwujudan struktur
industri kreatif, pariwisata dan agroindustri, serta ruang dan WP
kegiatan pertambangan mineral logam dan non- • Rencana infrastruktur masuk
logam; ke Bab III – Rencana Struktur
Ruang
c. Kabupaten Subang, diarahkan menjadi simpul • Susbtansi bersifat teknis
pendukung pengembangan PKN Kawasan masuk ke Indikasi Arahan
Perkotaan Bandung Raya untuk kegiatan Zonasi dan Indikasi Program
pertanian tanaman pangan dan hortikultura,
agroforestri, industri non-polutif dan non-
ekstraktif yang tidak mengganggu irigasi dan
cadangan air serta tidak mengakibatkan alih
fungsi lahan pada KP2B, kegiatan bisnis kelautan,
serta kegiatan pertambangan mineral non-logam;
dan
d. Kabupaten Karawang, diarahkan menjadi simpul
pendukung pengembangan PKN Kawasan
Perkotaan Bodebek, untuk kegiatan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura, bisnis
kelautan, kegiatan agroindustri, industri non-
polutif dan non-ekstraktif yang tidak mengganggu
irigasi dan cadangan air, dan tidak mengakibatkan
alih fungsi lahan pada KP2B.

139
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(3) Rencana pengembangan jaringan prasarana di WP
Purwasuka, terdiri atas:
a. rencana sistem jaringan transportasi, meliputi:
1. pembangunan jalan bebas hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan
ruas jalan strategis;
3. pembangunan simpang
susun/flyover/underpass tidak sebidang;
4. pembangunan jalur kereta api strategis;
5. peningkatan jalur kereta api eksisting;
6. pembangunan/pengembangan stasiun/
bangunan operasional pada jalur kereta api;
7. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan, telekomunikasi,
dan kelistrikan pada jalur kereta api;
8. pengembangan/rehabilitasi Terminal Tipe A;
9. pembangunan pelabuhan utama;
10. pembangunan pelabuhan pengumpan lokal;
11. pembangunan pelabuhan sungai dan danau;
12. pembangunan bandar udara Karawang di
Kabupaten Karawang;
13. pengembangan lalu lintas dan angkutan
sungai, danau dan penyeberangan;
b. pengembangan jaringan sumber daya air, meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS Citarum;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya
Rusak Air di WS Citarum;
3. pembangunan Jaringan Irigasi Baru Daerah
Irigasi Tambak yaitu Kapur Asem dan Muara
Baru di Kabupaten Karawang; Bandeng,
Tanjung Tiga, dan Blanakan di Kabupaten
Subang;
4. pembangunan embung diprioritaskan
dibangun di Kawasan pertanian yang sering
mengalami kekeringan.
c. pengembangan jaringan energi, meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi

140
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan transmisi listrik di di Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, dan
Kabupaten Karawang;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya
serta jaringan energi dengan memanfaatkan
energi baru terbarukan seperti panas bumi,
surya, bioenergi, dan energi baru terbarukan
lainnya di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Subang, dan Kabupaten Karawang; dan
3. pengembangan infrastruktur energi tak
terbarukan minyak dan gas serta
pemanfaatan batu bara di Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, dan
Kabupaten Karawang.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya,
meliputi:
1. peningkatan cakupan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengelolaan
Air (Water Treatment Plant) dan jaringan pipa
distribusi;
2. pembangunan SPAM Jatiluhur;
3. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Terpusat dan Setempat;
4. penataan jaringan drainase utama perkotaan
dan drainase permukiman; dan
5. pembangunan dan pengembangan TPPAS
Regional Bekarpur.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan hunian vertikal terutama di
kawasan industri;
b. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun;
c. penataan permukiman kumuh;
d. perbaikan rumah tidak layak huni;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
g. pengembangan tempat pemilahan dan

141
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pengolahan sampah domestik dengan konsep
reuse, reduce, recycle;
h. pembangunan kawasan olah raga di PKW dan
sarana olah raga di PKL;
i. pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW dan
Rumah Sakit Tipe C di PKL;
j. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
k. pembangunan sarana peribadatan;
l. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
m. pembangunan pusat kebudayaan;
n. pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
o. peningkatan teknologi perumahan untuk hunian
layak, aman dan terjangkau; dan
p. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman di
desa tertinggal, permukiman kumuh nelayan,
dan kawasan rawan bencana;
b. penataan kawasan permukiman perdesaan
dengan prinsip konservasi dan pengelolaan
bencana;
c. penataan permukiman kumuh;
d. perbaikan rumah tidak layak huni;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
g. pembangunan sarana peribadatan;
h. pembangunan sarana pendidikan, dan ilmu
pengetahuan;
i. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
j. pembangunan sarana olah raga dan pusat
kegiatan belajar;
k. pembangunan pusat kesehatan masyarakat; dan

142
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
l. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(6) Rencana pengembangan kawasan industri, meliputi:
a. Kawasan Industri KIIC di Kecamatan Teluk
Jambe, Kabupaten Karawang;
b. Kawasan Industri Taman Niaga Karawang Prima
diKecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang;
c. Kawasan Industri Indotaisei Kota Bukit Indah, di
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang;
d. Kawasan Industri Kujang Cikampek di
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang;
e. Kawasan Industri Mandalapratama Permai di
Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang;
f. Kawasan Industri Mitrakarawang, Kecamatan
Ciampel, Kabupaten Karawang;
g. Kawasan Industri Karawang 2000 di Kabupaten
Karawang;
h. Kawasan Industri Suryacipta di Kecamatan
Ciampel, Kabupaten Karawang;
i. Kawasan Industri Kota Bukit Indah di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Purwakarta; dan
j. Kawasan Industri Lion di Kecamatan Campaka,
Kabupaten Purwakarta.
Pasal 56 Dihapus Sistematika dan ruang lingkup
Bagian Ketiga
RTRWP mengacu pada Permen
WP Ciayumajakuning
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Pasal 56 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP
Ciayumajakuning meliputi tanaman pangan dan Penerbitan Persetujuan Substansi
hortikultura, agroforestri, agribisnis, agroindustri, Rencana Tata Ruang Wilayah
perikanan, pertambangan dan pariwisata. Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
(2) Fokus pengembangan WP Ciayumajakuning, Rencana Detail Tata Ruang
meliputi: sehingga:
• Pembagian wilayah
a. Kota Cirebon, diarahkan sebagai kawasan
pengembangan (WP) dipindah
perkotaan inti dari PKN dengan sarana dan
ke pasal ruang lingkup wilayah
prasarana yang terintegrasi dengan wilayah
sedangkan arah pengembangan
pengaruhnya, serta menjadi simpul utama
WP dipindah ke Lampiran I
pelayanan jasa dan perdagangan, di Daerah bagian
timur, serta untuk kegiatan wisata budaya dan • Fokus pengembangan masuk
religi; ke strategi perwujudan struktur
ruang dan WP

143
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. Kabupaten Cirebon, diarahkan sebagai bagian dari • Rencana infrastruktur masuk
PKN dengan sarana dan prasarana yang ke Bab III – Rencana Struktur
terintegrasi, dan mengarahkan kegiatan utama Ruang
pada sektor bisnis kelautan, tanaman pangan dan • Susbtansi bersifat teknis
hortikultura, pariwisata dan kegiatan masuk ke Indikasi Arahan
pertambangan mineral; Zonasi dan Indikasi Program
c. Kabupaten Indramayu, diarahkan menjadi PKW
dengan sarana dan prasarana yang terintegrasi,
serta diarahkan untuk kegiatan utama tanaman
pangan dan hortikultura, bisnis perikanan dan
kelautan, industri yang tidak mengganggu irigasi
dan cadangan air serta tidak mengakibatkan alih
fungsi lahan pada KP2B, pertambangan terutama
minyak, gas, agribisnis dan agroindustri;
d. Kabupaten Majalengka, diarahkan menjadi lokasi
Bandara Internasional Jawa Barat dan Aerocity di
Kertajati, daerah konservasi utama Taman
Nasional Gunung Ciremai, serta untuk kegiatan
tanaman pangan dan hortikultura, agroindustri,
dan industri yang berteknologi tinggi, ramah
lingkungan, dan membangkitkan kegiatan
ekonomi, pertambangan mineral serta
pengembangan sarana dan prasarana yang
terintegrasi di PKW Kadipaten;
e. Kabupaten Kuningan, diarahkan sebagai PKL,
dengan sarana dan prasarana pendukung, serta
diarahkan untuk menampung kegiatan sektor
tanaman pangan dan hortikultura, wisata alam,
agroindustri, dan daerah konservasi utama Taman
Nasional Gunung Ciremai, termasuk perlindungan
sumber air; dan
f. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai PKL,
dengan sarana dan prasarana, untuk kegiatan
utama tanaman pangan dan hortikultura, industri,
pariwisata, pendidikan dan ilmu pengetahuan,
serta kegiatan pertambangan mineral.
(3) Rencana pengembangan jaringan prasarana WP
Ciayumajakuning, terdiri atas:
a. pengembangan jaringan transportasi, meliputi:
1. pembangunan/pengembangan jalan bebas
hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan ruas
jalan strategis;
3. pembangunan dan perbaikan akses menuju

144
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perbatasan antar provinsi;
4. pembangunan jalur kereta api menuju Bandar
Udara Internasional Kertajati;
5. pengembangan jaringan dan layanan kereta api
perkotaan;
6. reaktivasi dan peningkatan atau revitalisasi
jalur kereta api;
7. pembangunan/pengembangan stasiun/
bangunan operasional pada jalur kereta api;
8. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan, telekomunikasi,
dan kelistrikan pada jalur kereta api;
9. pengembangan Terminal Tipe A;
10. pembangunan Pelabuhan Pengumpul dan
Pengumpan Lokal;
11. pelabuhan/terminal khusus penunjang aktivitas
perekonomian;
12. pembangunan pelabuhan sungai dan danau;
13. pembangunan pelabuhan penyeberangan;
14. pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa
Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka;
15. pengembangan lalu lintas dan angkutan sungai,
danau dan penyeberangan; dan
16. pengembangan transportasi massal perkotaan
berbasis jalan.
b. pengembangan jaringan sumber daya air meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS. Cimanuk-Cisanggarung;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya Rusak
Air di WS. Cimanuk-Cisanggarung;
3. pembangunan jaringan irigasi baru yaitu
Daerah Irigasi Rengrang di Kabupaten
Sumedang; dan
4. pembangunan embung diprioritaskan dibangun
di daerah yang sering mengalami kekeringan.
c. pengembangan jaringan energi, meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi dan
transmisi listrik di Kabupaten Cirebon,

145
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Kuningan dan Kota Cirebon;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta
jaringan energi dengan memanfaatkan energi
baru terbarukan seperti panas bumi, air, surya,
bioenergi, dan energi baru terbarukan lainnya di
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten
Kuningan, dan Kota Cirebon; dan
3. pengembangan infrastruktur energi tak
terbarukan minyak dan gas serta pemanfaatan
batu bara di Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Kuningan dan Kota Cirebon.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya,
meliputi:
1. peningkatan cakupan dan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengelolaan Air
(Water Treatment Plant) dan jaringan pipa
distribusi;
2. pembangunan SPAM Regional Cirebon
Raya/Jatigede;
3. pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Terpusat Regional dan Setempat;
4. penataan jaringan drainase utama perkotaan
dan drainase permukiman; dan
5. pembangunan dan pengembangan TPPAS
Regional Cirebon Raya.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan hunian vertikal
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. penataan permukiman kumuh;
d. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun;
e. pembangunan kawasan permukiman di Kertajati
Aerocity Kabupaten Majalengka;
f. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;

146
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
g. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
h. pengembangan tempat pemilahan dan
pengolahan sampah domestik dengan konsep
reuse, reduce, recycle;
i. pembangunan sarana peribadatan;
j. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
k. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
l. pembangunan kawasan olah raga terpadu di
PKN, kawasan olah raga di PKW, dan sarana olah
raga di PKL;
m. pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN,
Rumah Sakit Tipe B di PKW dan Rumah Sakit
Tipe C di PKL;
n. pembangunan pusat kebudayaan;
o. pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
p. peningkatan teknologi perumahan untuk hunian
layak, aman dan terjangkau; dan
q. Peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman di
desa tertinggal, desa di wilayah perbatasan
dengan Provinsi Jawa Tengah, permukiman
kumuh nelayan dan kawasan rawan bencana;
b. penataan kawasan permukiman perdesaan
dengan prinsip konservasi dan pengelolaan
bencana;
c. penataan permukiman kumuh;
d. perbaikan rumah tidak layak huni;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
g. pembangunan sarana peribadatan
h. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;

147
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
i. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
j. pembangunan sarana olah raga dan pusat
kegiatan belajar;
k. pembangunan pusat kesehatan masyarakat; dan
l. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
peratasan lintas kabupaten.kota dan provinsi.
(6) Rencana Pengembangan Kawasan Industri di
Kertajati Aerocity Kabupaten Majalengka.

Pasal 57 Bagian Keempat Dihapus


Sistematika dan ruang lingkup
WP Priangan Timur-Pangandaran
RTRWP mengacu pada Permen
Pasal 57 ATR/BPN No 11 Tahun 2021
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP tentang Tata Cara Penyusunan,
Priangan Timur-Pangandaran meliputi kehutanan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan
tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, Penerbitan Persetujuan Substansi
perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, Rencana Tata Ruang Wilayah
industri kerajinan dan pertambangan mineral.
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
(2) Fokus pengembangan WP Priangan Timur- Rencana Detail Tata Ruang
Pangandaran, meliputi: sehingga:
a. Kota Tasikmalaya, diarahkan sebagai bagian dari • Pembagian wilayah
PKW dengan sarana dan prasarana yang pengembangan (WP) dipindah
terintegrasi, serta pusat pengembangan industri ke pasal ruang lingkup wilayah
kerajinan, perdagangan dan jasa; sedangkan arahan
b. Kabupaten Tasikmalaya, diarahkan untuk pengembangan WP dipindah ke
kegiatan tanaman pangan dan hortikultura, Lampiran I
perkebunan, kehutanan, peternakan, agroindustri, • Fokus pengembangan masuk
perikanan dan industri pengolahan perikanan, ke strategi perwujudan struktur
pusat pengembangan industri kerajinan, wisata ruang dan WP
alam, serta kegiatan pertambangan mineral logam • Rencana infrastruktur masuk
dan non-logam; ke Bab III – Rencana Struktur
Ruang
c. Kabupaten Garut, diarahkan untuk kegiatan • Susbtansi bersifat teknis
tanaman pangan dan hortikultura dan masuk ke Indikasi Arahan
agroindustri, perkebunan, kehutanan, peternakan, Zonasi dan Indikasi Program
perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta
kegiatan pertambangan mineral logam dan non-
logam serta pengembangan sarana dan prasarana
yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat
khusus di PKL Rancabuaya;
d. Kabupaten Ciamis, diarahkan untuk kegiatan
tanaman pangan dan hortikultura, agroindustri,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan,

148
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
serta kegiatan pertambangan mineral non-logam;
e. Kota Banjar, diarahkan sebagai PKL dengan
sarana dan prasarana perkotaan yang terintegrasi,
kegiatan tanaman pangan, perdagangan, jasa, dan
sebagai pintu gerbang Daerah berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah; dan
f. Kabupaten Pangandaran, diarahkan sebagai
bagian dari PKW dengan sarana dan prasarana
yang terintegrasi, kegiatan tanaman pangan dan
hortikultura serta sebagai daerah tujuan wisata
nasional dan internasional.
(3) Rencana pengembangan jaringan prasarana di WP
Priangan Timur-Pangandaran, terdiri atas:
a. pengembangan sistem jaringan transportasi,
meliputi:
1. pembangunan/pengembangan jalan bebas
hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan
ruas jalan strategis;
3. pembangunan jalur kereta api strategis;
4. reaktivasi dan peningkatan/revitalisasi jalur
kereta api;
5. pembangunan/pengembangan stasiun/
bangunan operasional pada jalur kereta api;
6. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan, telekomunikasi,
dan kelistrikan pada jalur kereta api;
7. pembangunan/rehabilitasi terminal tipe A;
8. pembangunan/rehabilitasi Terminal Tipe B;
9. pembangunan pelabuhan pengumpan lokal;
10. pelabuhan/terminal khusus penunjang
aktivitas perekonomian;
11. pengembangan pelabuhan pengumpan regional
dan pelabuhan penyeberangan;
12. pembangunan pelabuhan sungai dan danau;
13. pembangunan Bandar Udara Nusawiru;
14. pengembalian fungsi Bandar Udara
Wiriadinata sebagai pangkalan udara;
15. pengembangan Lalu Lintas dan Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan; dan
16. pengembangan angkutan massal perkotaan

149
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
berbasis jalan.
b. pengembangan sistem jaringan sumber daya air
meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS Citanduy dan WS Ciwulan-Cilaki;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya
Rusak Air di WS Citanduy dan WS Ciwulan-
Cilaki;
3. pembangunan jaringan irigasi baru di Daerah
Irigasi Leuwigoong dan Daerah Irigasi
Candragoyang di Kabupaten Garut; Daerah
Irigasi Parigi dan Daerah Irigasi Cimerak di
Kabupaten Pangandaran; serta Daerah Irigasi
Cikalong di Kabupaten Tasikmalaya; dan
4. pembangunan embung diprioritaskan
dibangun di daerah yang sering mengalami
kekeringan.
c. pengembangan sistem jaringan energi meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi
dan transmisi listrik di Kabupaten Garut,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Pangandaran, Kota Tasikmalaya,
dan Kota Banjar;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta
jaringan energi dengan memanfaatkan energi
baru terbarukan seperti panas bumi, air,
surya, bioenergi, dan energi baru terbarukan
lainnya di Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Banjar; dan
3. pengembangan infrastruktur energi tak
terbarukan minyak dan gas serta pemanfaatan
batu bara di Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Pangandaran, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Banjar.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya,
meliputi:
1. peningkatan cakupan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengelolaan Air
(Water Treatment Plant) dan jaringan pipa

150
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
distribusi;
2. pembangunan SPAM di Kabupaten
Pangandaran dan SPAM Rancabuaya di
Kabupaten Garut;
3. pengembangan sistem pengelolaan air limbah
domestik terpusat dan setempat;
4. penataan jaringan drainase utama perkotaan
dan drainase permukiman; dan
5. pengembangan TPA bersama Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun;
b. penataan permukiman kumuh;
c. perbaikan rumah tidak layak huni;
d. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
e. pengembangan pusat pemerintahan;
f. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
g. pengembangan tempat pemilahan dan pengolahan
sampah domestik dengan konsep reuse, reduce,
recycle;
h. pembangunan kawasan olah raga di PKW, serta
sarana olah raga di PKL;
i. pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW, serta
Rumah Sakit Tipe C di PKL;
j. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
k. pembangunan sarana peribadatan;
l. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
m. pembangunan pusat kebudayaan;
n. pembangunan pusat bisnis kelautan dan pusat
rekreasi terpadu skala nasional dan internasional;
o. pembangunan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non-hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
p. peningkatan teknologi perumahan untuk hunian

151
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
layak, aman dan terjangkau; dan
q. peningkatan kulaitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas Kabupaten/Kota dan Provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman di
desa tertinggal, permukiman kumuh nelayan, desa
di wilayah perbatasan dengan provinsi jawa tengah
dan kawasan rawan bencana;
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. penataan permukiman kumuh;
d. penataan kawasan permukiman perdesaan dengan
prinsip konservasi dan pengelolaan bencana;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
r. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
f. pembangunan sarana peribadatan;
g. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
h. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
i. pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan
belajar;
j. pembangunan pusat kesehatan masyarakat; dan
k. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Pasal 58 Bagian Kelima Dihapus Sistematika dan ruang lingkup


WP Sukabumi dan Sekitarnya RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Pasal 58
tentang Tata Cara Penyusunan,
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Sukabumi dan sekitarnya, meliputi kehutanan,
Penerbitan Persetujuan Substansi
peternakan, tanaman pangan dan hortikultura,
perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri Rencana Tata Ruang Wilayah
pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
mineral. Rencana Detail Tata Ruang
(2) Fokus pengembangan WP Sukabumi dan sekitarnya, sehingga:
meliputi: • Pembagian wilayah
pengembangan (WP) dipindah

152
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. Kota Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan ke pasal ruang lingkup wilayah
pusat agrondustri, peternakan, agropolitan, wisata sedangkan arahan
agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu pengembangan WP dipindah ke
resapan air, serta perdagangan dan jasa yang Lampiran I
mendukung fungsi PKW Sukabumi; • Fokus pengembangan masuk
b. Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk ke strategi perwujudan struktur
pengembangan tanaman pangan dan hortikultura, ruang dan WP
agroforestri, agribisnis, pengembangan kawasan • Rencana infrastruktur masuk
penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata ke Bab III – Rencana Struktur
pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri Ruang
non-polutif dan tidak mengganggu resapan air serta • Susbtansi bersifat teknis
tidak mengakibatkan alih fungsi lahan sawah, masuk ke Indikasi Arahan
perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Zonasi dan Indikasi Program
Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah
sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan
melalui pengembangan wisata pantai dan minat
khusus serta perikanan tangkap, pertambangan
mineral logam dan non-logam serta pengembangan
sarana dan prasarana yang terintegrasi yang
diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala
nasional dan internasional di PKW Palabuhanratu;
dan
c. Kabupaten Cianjur, diarahkan untuk
pengembangan agroindustri, tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, kehutanan,
pengembangan kawasan penggembalaan umum
ternak ruminansia, wisata agro, wisata alam,
industri kreatif, pengembangan wilayah pesisir
untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus,
kawasan perdagangan dan jasa yang mendukung
fungsi PKW Cidaun, serta pertambangan mineral
logam dan non-logam.
(3) Rencana jaringan prasarana di WP Sukabumi dan
sekitarnya, terdiri atas:
a. pengembangan sistem jaringan transportasi,
meliputi:
1. pembangunan/pengembangan jalan bebas
hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan
ruas jalan strategis;
3. peningkatan jalan lintas selatan Jawa Barat
menjadi jalan nasional;
4. pembangunan jalur kereta api strategis;
5. peningkatan jalur kereta api eksisting;

153
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
6. pembangunan/pengembangan stasiun/
bangunan operasional pada jalur kereta api;
7. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan,
telekomunikasi, dan kelistrikan pada jalur
kereta api;
8. pengembangan/rehabilitasi Terminal Tipe A;
9. rehabilitasi Terminal Tipe B
10. pembangunan Pelabuhan Pengumpan
Regional dan Lokal;
11. pengembangan pelabuhan sungai dan danau;
12. pembangunan pelabuhan/terminal khusus
penunjang aktivitas perekonomian;
13. kajian pengembangan bandara di Kabupaten
Sukabumi; dan
14. pengembangan Lalu Lintas dan Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan.
b. pengembangan jaringan sumber daya air,
meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS. Cisadea-Cibareno;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya
Rusak Air di WS.Cisadea-Cibareno;
3. pembangunan jaringan irigasi baru di Daerah
Irigasi Caringin dan Daerah Irigasi
Cipeundeuy di Kabupaten Sukabumi; serta
Daerah Irigasi Parung Bangkong, Daerah
Irigasi Tonjong Panto, Daerah Irigasi Cidadali,
dan Daerah Irigasi Curugdengdeng di
Kabupaten Cianjur; dan
4. pembangunan embung diprioritaskan
dibangun di daerah yang sering mengalami
kekeringan.
c. pengembangan jaringan energi, meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi
dan transmisi listrik di Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sukabumi, dan Kota Sukabumi;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta
jaringan energi dengan memanfaatkan energi
baru terbarukan seperti seperti panas bumi,

154
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
angin, air, surya, bioenergi, dan energi baru
terbarukan lainnya di Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sukabumi, dan Kota Sukabumi;
dan
3. pengembangan infrastruktur energi tak
terbarukan Minyak dan Gas serta
pemanfaatan batu bara di Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Sukabumi, dan Kota Sukabumi.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana
lainnya, meliputi:
1. peningkatan cakupan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengolahan
Air (Water Treatment Plant) dan jaringan pipa
distribusi;
2. pengembangan SPAM Palabuhanratu di
Kabupaten Sukabumi;
3. peningkatan sistem pengelolaan air limbah
domestik terpusat dan setempat;
4. penataan jaringan drainase utama perkotaan
dan drainase permukiman perkotaan; dan
5. pengembangan TPA bersama Kabupaten
Sukabumi dan Kota Sukabumi.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun;
b. pengembangan permukiman perkotaan yang
memperhatikan prinsip konservasi;
c. penataan permukiman kumuh;
d. perbaikan rumah tidak layak huni;
e. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
f. pengembangan pusat pemerintahan;
g. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
h. pengembangan tempat pemilahan dan pengolahan
sampah domestik dengan konsep reuse, reduce,
recycle;
i. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;

155
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
j. pembangunan sarana peribadatan;
k. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
l. pembangunan kawasan olah raga di PKW, serta
sarana olah raga di PKL;
m. pembangunan Rumah Sakit Tipe B di PKW, dan
Rumah Sakit Tipe C di PKL;
n. pembangunan pusat kebudayaan;
o. pembangunan pusat bisnis kelautan dan
pariwisata;
p. peningkatan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
q. peningkatan teknologi perumahan untuk hunian
layak, aman dan terjangkau; dan
r. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas Kabupaten/Kota dan Provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman di
desa tertinggal, desa perbatasan dengan Provinsi
Banten, permukiman kumuh nelayan dan
kawasan rawan bencana;
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
d. penataan kawasan permukiman perdesaan dengan
prinsip konservasi dan penanggulangan bencana;
e. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
f. pembangunan sarana peribadatan;
g. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
h. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
i. pembangunan sarana olah raga dan pusat
kegiatanbelajar; dan
j. pembangunan Pusat kesehatan masyarakat; dan
k. peningkatan kualitas permukiman di kawasan
lintas Kabupaten/Kota dan Provinsi.

156
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 59 Bagian Keenam Dihapus Sistematika dan ruang lingkup


WP KK Cekungan Bandung RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Pasal 59
tentang Tata Cara Penyusunan,
(1) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP KK Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Cekungan Bandung meliputi tanaman pangan dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
hortikultura, perikanan, agroforestri, industri non-
polutif dan ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi Rencana Tata Ruang Wilayah
dan cadangan air serta tidak mengakibatkan alih Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
fungsi lahan pada KP2B, industri kreatif, perdagangan, Rencana Detail Tata Ruang
jasa, pariwisata dan perkebunan, dengan sehingga:
meningkatkan manajemen pembangunan yang • Pembagian wilayah
berkarakter lintas kabupaten/kota yang secara kolektif pengembangan (WP) dipindah
berbagi peran membangun dan mempercepat ke pasal ruang lingkup wilayah
perwujudan PKN Kawasan Perkotaan Bandung Raya. sedangkan arah pengembangan
(2) Fokus pengembangan WP KK Cekungan Bandung, WP dipindah ke Lampiran I
mencakup: • Fokus pengembangan masuk
ke strategi perwujudan struktur
a. Kota Bandung, diarahkan sebagai kota inti dari PKN
ruang dan WP
dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa,
• Rencana infrastruktur masuk
industri kreatif dan teknologi tinggi, dan pariwisata;
ke Bab III – Rencana Struktur
b. Kabupaten Bandung, diarahkan sebagai bagian dari Ruang
PKN, dengan kegiatan utama industri non-polutif, • Susbtansi bersifat teknis
dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi masuk ke Indikasi Arahan
dan cadangan air serta tidak mengakibatkan alih Zonasi dan Indikasi Program
fungsi lahan pada KP2B, agroindustri, wisata alam,
tanaman pangan dan hortikultura, dan perkebunan;
c. Kabupaten Bandung Barat, diarahkan sebagai
bagian dari PKN dengan kegiatan utama industri
non-polutif, dan non-ekstraktif atau tidak
mengganggu irigasi dan cadangan air serta tidak
mengakibatkan alih fungsi lahan pada KP2B,
tanaman pangan dan hortikultura, industri kreatif
dan teknologi tinggi;
d. Kota Cimahi, diarahkan sebagai kota inti dari PKN
dengan kegiatan utama perdagangan dan jasa,
industri kreatif, teknologi tinggi dan industri non-
polutif; dan
e. Kabupaten Sumedang, diarahkan sebagai bagian
dari PKN, dilengkapi sarana dan prasarana
pendukung, serta pusat pendidikan tinggi di
kawasan Jatinangor, kegiatan tanaman pangan dan
hortikultura, agroindustri, serta industri non-polutif
dan non-ekstraktif atau tidak mengganggu irigasi

157
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan cadangan air serta tidak mengakibatkan alih
fungsi lahan pada KP2B.
(3) Rencana pengembangan jaringan prasarana Wilayah di
WP KK Cekungan Bandung, terdiri atas :
a. pengembangan sistem jaringan transportasi,
meliputi:
1. pembangunan jalan bebas hambatan;
2. pembangunan/peningkatan kapasitas dan ruas
jalan strategis;
3. pengembangan jaringan dan layanan kereta api
perkotaan;
4. pembangunan jalur kereta api strategis;
5. peningkatan jalur kereta api eksisting;
6. reaktivasi jalur kereta api;
7. pembangunan/pengembangan stasiun/
bangunan operasional pada jalur kereta api;
8. pembangunan, rehabilitasi/peningkatan dan
revitalisasi sistem persinyalan, telekomunikasi,
dan kelistrikan pada jalur kereta api;
9. pembangunan pelabuhan angkutan sungai,
danau, dan penyeberangan;
10. pengembangan/rehabilitasi Terminal Tipe A;
11. Rehabilitasi Terminal Tipe B;
12. pengembalian fungsi Bandar Udara Husein
Sastranegara sebagai pangkalan udara;
13. pengembangan Lalu Lintas dan Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan; dan
14. Pengembangan transportasi massal perkotaan
berbasis jalan.
b. pengembangan jaringan sumber daya air, meliputi:
1. pembangunan Sistem Penyediaan Air Baku di
WS Citarum;
2. pembangunan Sistem Pengendalian Daya Rusak
Air di WS.Citarum; dan
3. pembangunan embung diprioritaskan dibangun
di daerah yang sering mengalami kekeringan.
c. pengembangan jaringan energi, meliputi:
1. pengembangan instalasi, jaringan distribusi dan

158
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
transmisi listrik di Kota Bandung, Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota
Cimahi, dan Kabupaten Sumedang;
2. pengembangan infrastruktur pembangkitan
tenaga listrik dan sarana pendukungnya serta
jaringan energi dengan memanfaatkan energi
baru terbarukan seperti panas bumi, air, surya,
bioenergi, dan energi baru terbarukan lainnya di
Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten
Sumedang; dan
3. pengembangan infrastruktur minyak dan gas
serta pemanfaatan batu bara di Kota Bandung,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
d. pengembangan sistem jaringan prasarana lainnya,
meliputi:
1. peningkatan cakupan pelayanan air minum
berupa pembangunan Instalasi Pengelolaan Air
(Water Treatment Plant) dan jaringan pipa
distribusi;
2. pembangunan SPAM Regional Bandung Raya;
3. peningkatan dan pengembangan sistem
pengolahan air limbah domestik terpusat
regional dan setempat;
4. penataan jaringan drainase utama perkotaan
dan drainase permukiman; dan
5. penataan dan pengelolaan persampahan paska
operasional TPA Leuwigajah, penataan dan
optimalisasi TPK Sarimukti, serta pembangunan
dan pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka.
(4) Rencana pengembangan permukiman perkotaan,
meliputi:
a. pengembangan hunian vertikal di kawasan
perkotaan, industri dan pendidikan;
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. penataan permukiman kumuh;
d. pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi;
e. pengembangan kawasan siap bangun dan
lingkungan siap bangun;
f. penyediaan dan pencadangan tanah untuk

159
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
perumahan dan kawasan permukiman;
g. pengembangan pusat pemerintahan;
h. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
i. pengembangan tempat pemilahan dan pengolahan
sampah domestik dengan konsep reuse, reduce,
recycle;
j. pembangunan sarana pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
k. pembangunan sarana peribadatan;
l. pembangunan sarana distribusi perdagangan;
m. pembangunan kawasan olah raga terpadu di PKN
dan sarana olah raga di PKL;
n. pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, dan
Rumah Sakit Tipe C di PKL; dan
o. pembangunan pusat kebudayaan.
p. pembangunan Ruang Terbuka Hijau dan Ruang
Terbuka Publik (non hijau) yang mendukung
ekonomi kreatif perkotaan;
q. peningkaan teknologi perumahan untuk hunian
layak, aman dan terjangkau; dan
r. Peningkatan kualitas permukiman di kawasan
perbatasan lintas kabupaten/kota dan provinsi.
(5) Rencana pengembangan permukiman perdesaan,
meliputi:
a. peningkatan infrastruktur dasar permukiman
kawasan rawan bencana;
b. perbaikan rumah tidak layak huni;
c. penataan kawasan permukiman perdesaan dengan
prinsip konservasi terutama di WP KK Cekungan
Bandung Raya bagian utara dan selatan;
d. penyediaan dan pencadangan tanah untuk
perumahan dan kawasan permukiman;
e. peningkatan cakupan pelayanan persampahan;
f. pengembangan tempat pemilahan dan pengolahan
sampah domestik dengan konsep reuse, reduce,
recycle;
g. pembangunan sarana peribadatan;
h. pembangunan sarana pendidikan; dan
i. pembangunan sarana distribusi perdagangan;

160
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
j. pembangunan sarana olah raga dan pusat
kegiatan belajar; dan
k. pembangunan Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pasal 60 Pasal 60 Dihapus Tercantum dalam Bab III –
Rencana Struktur Ruang
Rencana keterkaitan fungsional antar WP dalam
pembangunan dan peningkatan jaringan prasarana
Wilayah, terdiri atas:
a. WP Bodebekpunjur-WP Purwasuka-WP KK
Cekungan Bandung-WP Ciayumajakuning, meliputi:
1. pembangunan jalan tol;
2. pembangunan Jalan Kolektor Primer Lintas
Utara;
3. peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan
strategis;
4. pembangunan jalur kereta api;
5. peningkatan jalur kereta api eksisting;
6. pembangunan jalur Kereta Api cepat lintas
Jakarta-Bandung- Bandar Udara Internasional
Kertajati;
7. pengembangan jaringan dan layanan Kereta Api
semi cepat Jakarta-Surabaya;
8. pembangunan dan pengembangan rel jalur
kereta api menuju potensi wisata;
9. peningkatan kondisi jaringan irigasi di bagian
utara; dan
10. pembangunan pipanisasi gas alam jalur South
Sumatera West Java (SSWJ) dan Trans Line
Jawa Barat.
b. WP Ciayumajakuning-WP KK Cekungan Bandung -
WP Priangan Timur-Pangandaran, meliputi:
1. pembangunan jalan bebas hambatan;

2. peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan


strategis.
3. peningkatan kapasitas jaringan kereta api;
4. peningkatan keandalan sistem jaringan jalur
kereta api lintas selatan; dan
5. pembangunan dan pengembangan rel jalur

161
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
kereta api menuju potensi wisata.
c. WP KK Cekungan Bandung-WP Sukabumi dan
sekitarnya-WP Priangan Timur-Pangandaran,
meliputi:
1. pembangunan Jalur Tengah Selatan Jawa Barat
Kabupaten Sukabumi-Kabupaten Pangandaran;
2. peningkatan status jalan lintas selatan menjadi
jalan nasional;
3. peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan
strategis;
4. penyelesaian penanganan jalan dan jembatan di
bagian selatan;
5. pembangunan jalan poros tengah di jalur
Bandung- Pangalengan-Rancabuaya.
6. pembangunan jalan alternatif Ciwidey-Cidaun;
7. pembangunan dan pengembangan jaringan rel
kereta api; dan
8. peningkatan pengembangan areal irigasi Jawa
Barat Selatan.
d. WP Bodebekpunjur-WP KK Cekungan Bandung-WP
Sukabumi dan sekitarnya, meliputi:
1. pembangunan jalan Tol Ciawi-Lido-Sukabumi,
jalan Tol Sukabumi-Ciranjang, dan jalan Tol
Ciranjang-Padalarang;
2. pembangunan Jalan Tol Bogor-Ciawi-
Sukabumi;
3. pembangunan Jalan Tol Sukabumi-
Palabuhanratu;
4. pembangunan Jalan Tol Cikarang-Ciranjang;
5. pembangunan jalan poros barat di jalur
Palabuhanratu-Cikidang-Cibadak-Bogor-
Depok-Jakarta;
6. pembangunan Jalan poros timur Puncak-
Sentul-Kota Bunga dan Simpang
Sukamakmur-Cariu;
7. peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan
strategis;
8. pembangunan jalur ganda (double track) Kereta
Api Antar Bogor-Sukabumi sebagai bagian dari
lintas Bogor-Yogyakarta;

162
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
9. peningkatan Jalur Kereta Api ganda lintas
stasiun Bogor- Sukabumi-Cianjur-Padalarang;
10. pembangunan dan pengembangan rel jalur
kereta api menuju potensi wisata;
11. pengembangan dan pemantapan jaringan jalan
arteri primer yang menghubungkan PKN
Kawasan Perkotaan bodetabek dengan
Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandar Udara
Soekarno-Hatta; dan
12. modernisasi Daerah Irigasi Jatiluhur.

BAB V BAB V
Tidak Diubah KAWASAN STRATEGIS
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Umum
Pasal 61 Pasal 61 Pasal 47 (1) Kawasan strategis di Wilayah Daerah Provinsi terdiri • Perubahan sistematika dan
atas: nomenklatur mengacu pada
(1) KSN meliputi:
a. KSN; dan Permen ATR/BPN No 11 Tahun
a. Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur;
b. KSP. 2021 tentang Tata Cara
b. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung; Penyusunan, Peninjauan
(2) KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
c. Kawasan Stasiun Telecommand Rancabungur; terdiri atas: Kembali, Revisi, dan Penerbitan
d. Kawasan Pusat Tekonologi Satelit dan Pusat Persetujuan Substansi Rencana
a. KSN Perkotaan Jabodetabek-Punjur;
Teknologi Penerbangan Rumpin; dan Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. KSN Perkotaan Cekungan Bandung; Kabupaten, Kota, dan Rencana
e. Kawasan Pangandaran-Kalipuncang-Segara
c. KSN Pangandaran–Kalipucang–Segara Anakan– Detail Tata Ruang
Anakan-Nusakambangan (Pacangsanak);
Nusakambangan (Pacangsanak); • Perubahan KSN berdasarkan
f. Kawasan Produksi dan Pengujian Roket
d. KSN stasiun telecommand Rancabungur; RTRWP PP 13 Tahun 2017
Pameungpeuk;
e. KSN Pusat Teknologi Satelit dan Pusat Teknologi • Penambahan KSN di wilayah
g. Kawasan Teropong Bintang Bosscha.
Penerbangan Rumpin; laut sesuai RTRLN
(2) KSP ditetapkan dengan memperhatikan KSN • Perubahan KSP berdasarkan
f. KSN Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang terdiri
g. KSN Teropong Bintang Bosscha; hasil workshop KSP bersama PD
atas:
dan masukan Gubernur
a. KSP Bandung Utara; h. KSN Daerah Pendaratan Militer Kabupaten
Indramayu dan Kabupaten Sukabumi; • Perubahan lima KSP menjadi
b. KSP Sukabumi Bagian Selatan dan sekitarnya; tiga KSP, dimana KSP Kertajati
i. KSN Daerah Pembuangan Amunisi Kabupaten
c. KSP Kertajati Aerocity dan sekitarnya; Aerocity dan sekitarnya, KSP
Cirebon; dan
d. KSP Mundu-Losari; Mundu-Losari dan KSP
j. KSNT Pulau-Pulau Kecil Terluar yaitu Pulau Batu Patimban tercakup dalam KSP
e. KSP Patimban; Kolotok dan Pulau Nusamanuk di Kabupaten
Jawa Barat Bagian Timur Utara
(3) Rencana Tata Ruang KSP sebagaimana dimaksud Tasikmalaya.
pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Daerah (3) KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dengan ketelitian peta minimal 1:5.000. terdiri atas:

163
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(4) Arahan pengembangan KSP sebagaimana dimaksud a. KSP Bandung Utara meliputi Wilayah Daerah
pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran VIII, yang Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, yang
Daerah ini. berada di sebelah utara garis kontur 750 mdpl
(tujuh ratus lima puluh meter di atas permukaan
laut);
b. KSP Sukabumi Bagian Selatan dan Sekitarnya
meliputi Wilayah Daerah Kabupaten Sukabumi
(Kecamatan Ciracap, Kecamatan Ciemas,
Kecamatan Surade, Kecamatan Cibitung, dan
Kecamatan Tegal Buleud); dan
KSP Jawa Barat Bagian Timur Utara meliputi
wilayah Daerah Kabupaten Subang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Majalengka, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan
dan Kabupaten Sumedang.
c. KSP Patimban, meliputi Wilayah Daerah
Kabupaten Subang (sebagian Kecamatan
Pusakanagara dan Kecamatan Pusakajaya);
d. KSP Kertajati Aerocity, meliputi Wilayah Daerah
Kabupaten Majalengka (sebagian Kecamatan
Kertajati, Kecamatan Jatitujuh, dan Kecamatan
Kadipaten); dan
e. KSP Mundu-Losari, meliputi Wilayah Daerah
Kabupaten Cirebon (sebagian Kecamatan
Mundu, Kecamatan Pangenan, Kecamatan
Gebang, Kecamatan Babakan, Kecamatan
Pabedilan, dan Kecamatan Losari).
(4) KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri
dan ketelitian detail informasi skala 1:250.000 (satu
banding dua ratus lima puluh ribu) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedua Bagian Kedua
Arah Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 48 (1) KSP Bandung Utara sebagaimana dimaksud dalam Pembahasan dalam Rapat Pansus
Pasal 47 ayat (3) huruf a, memiliki sudut kepentingan
VI bersama Pakar dan Lembaga
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Masyarakat, 31 Januari 2022:
(2) Arah pengembangan KSP Bandung Utara Terdapat kekhawatiran untuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf kawasan KBU yaitu alih fungsi
a, sebagai berikut: rusaknya wilayah hijau menjadi
wilayah yang merusak
a. perwujudan Kawasan Lindung untuk mendukung
keseimbangan lingkungan di KBU.
fungsi konservasi air, tanah, keanekaragaman

164
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
hayati, tipe ekosistem, dan menjaga makro Lembang yang seharusnya asri
climate, serta mencegah dan/atau mengurangi menjadi banjir, tanah longsor
resiko bencana; menjadi ketakutan untuk warga
b. penataan dan pengembangan Kawasan budidaya Lembang.
secara terkendali sesuai daya dukung dan daya Keterangan: arahan pengembangan
tampung lingkungan; KSP Bandung Utara disusun salah
c. menerapkan kaidah konservasi lahan dan satunya untuk mengantisipasi alih
kegiatan budidaya ramah lingkungan, khususnya fungsi rusaknya wilayah hijau dan
pada daerah budidaya pertanian, perkebunan dan bencana banjir. Pengaturan lebih
kehutanan; rinci untuk KSP Bandung Utara
d. perwujudan Stuktur Ruang yang mendukung tercantum dalam Lampiran V
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; terkait KSP dimana muatan dan
e. pengendalian dan pembatasan pembangunan substansinya diadopsi dari Perda
guna mempertahankan fungsi hidroorologis pada Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun
lahan dengan kondisi normal dan baik, serta 2016 tentang Pedoman
memiliki keterbatasan luas; Pengendalian Kawasan Bandung
f. pencegahan peningkatan kekritisan fungsi Utara sebagai Kawasan Strategis
hidroorologis pada lahan dengan kondisi mulai Provinsi Jawa Barat (salah satu
kritis dan agak kritis; peraturan yang terdampak UUCK)
g. pemulihan dan penanggulangan pada lahan
dengan kondisi fungsi hidroorologis kritis dan
sangat kritis;
h. menerapkan prinsip meminimalisasi air larian
dengan melakukan rekayasa teknis dan rekayasa
vegetasi untuk mengurangi air larian, dan
meningkatkan fungsi resapan lahan;
i. menerapkan prinsip bangunan ramah lingkungan
untuk setiap pembangunan gedung;
j. melakukan pembangunan gedung secara vertikal
dan membatasi penambahan bangunan gedung
yang bersifat horisontal;
k. pada kawasan dengan ketinggian 1.000 mdpl
(seribu meter di atas permukaan laut) atau lebih,
pendirian bangunan vertikal paling tinggi 3 (tiga)
lantai;
l. melakukan peletakan bangunan hanya pada
kelerengan kurang dari 30% (tiga puluh persen),
serta menerapkan struktur bangunan tahan
gempa;
m. pada lokasi dengan kemiringan lereng lebih dari
30% (tiga puluh persen), sekitar mata air,
sempadan sungai, perbatasan zona lindung dan
zona budidaya, digunakan untuk area
penghijauan dan reboisasi, ruang terbuka hijau
(RTH) atau RTHA;
n. penetapan KDB, KDH, dan Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) mengacu pada KDB paling tinggi,
KDH paling rendah, KLB paling tinggi per pola

165
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
ruang per zona, berdasarkan pertimbangan
tingkat resapan air per zona, kepadatan wilayah,
dan ketinggian wilayah dari atas permukaan laut;
o. ketentuan pemanfaatan ruang di KSP Bandung
Utara sebagaimana tercantum dalam Lampiran V,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini; dan
p. penyusunan dan penetapan RTR Kabupaten/Kota
yang wilayahnya masuk dalam KSP Bandung
Utara mengacu pada ketentuan pemanfaatan
ruang sebagaimana dimaksud pada huruf o.
Pasal 49 (1) KSP Sukabumi Bagian Selatan dan Sekitarnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf
b, memiliki sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi.
(2) Arah pengembangan KSP Sukabumi Bagian Selatan
dan Sekitarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 ayat (3) huruf a, sebagai berikut:
a. pengembangan pusat kegiatan ekonomi yang
berbasis perikanan tangkap berupa
pengembangan minapolitan, peningkatan
teknologi sarana perikanan tangkap dan
pengembangan pelabuhan perikanan;
b. pengembangan Kawasan wisata minat khusus
dengan memanfaatkan potensi alam;
c. penataan dan pengembangan kawasan Ciletuh
Palabuhanratu UNESCO Global Geopark
(CPUGGp);
d. mempertahankan keberadaan Kawasan Lindung
geologi;
e. pengembangan infrastruktur penghubung ke
Kawasan dengan memperhatikan daya dukung
dan daya tampung ruang;
f. menjaga kelestarian lingkungan pantai berupa
pengendalian sempadan pantai, penanganan
rawan tsunami, pengendalian Pemanfaatan Ruang
di pesisir; dan
g. menerapkan mitigasi bencana.
Pasal 50 (1) KSP Jawa Barat Bagian Timur Utara sebagaimana Pembahasan dalam Kunker Pansus
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf c, ditinjau
VI, 18 Januari 2022:
dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Bappenas menyampaikan dalam
(2) Arah Pengembangan KSP Jawa Barat Bagian Timur pengembangan industri di Rebana
Utara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat diperlukan Master Plan yang

166
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(3) huruf c, sebagai berikut: mengatur dan memperhatikan jenis
a. membentuk Kawasan Perkotaan baru yang industri, KLHS, pendidikan
berkelanjutan melalui pengembangan Kawasan vokasional, bahan baku,
Perkotaan yang memadukan konsep multi-pusat ketersediaan SDA dan SDM, risiko
(polycentric urban region) dan kota kompak bencana, dampak sosial dan
(compact city) untuk mendukung efisiensi lahan ekonomi, serta
dan energi;
kepemilikan/penguasaan lahan.
b. mengembangkan Kawasan Perkotaan baru yang
terpadu dengan mengintegrasikan PKN, PKW dan Keterangan: Master Plan akan
PKL; disusun oleh pihak
c. membentuk Wilayah perkotaan mandiri sesuai swasta/kab/kota yang akan
karakteristik dan potensi melalui pengembangan melakukan pembangunan. Arahan
pusat-pusat pertumbuhan yang terdiri dari pengembangan pada Pasal 50
Kawasan permukiman dan Kawasan peruntukan diharapkan dapat menjadi dasar
industri, yang selaras serta tidak mengganggu
dalam penyusunan Master Plan ke
Kawasan pertanian dan perikanan;
d. mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan depannya.
serta kualitas sarana dan prasarana wilayah
untuk mendukung pergerakan serta pelayanan
publik dalam kawasan dan antar kawasan;
e. mengembangkan kawasan permukiman dan KPI
ramah lingkungan; dan
f. peningkatan daya saing kawasan dengan
pembentukan KPI dan pengembangan
konektivitas tinggi antar kawasan.

(1) KSP Patimban sebagaimana dimaksud dalam Pasal


47 ayat (3) huruf c, ditinjau dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi.
(2) Arah Pengembangan KSP Patimban sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf c, sebagai
berikut:
a. pengembangan Kawasan Perkotaan baru yang
ramah lingkungan, terintegrasi dengan PKW serta
terpadu dengan Pelabuhan Patimban;
b. pengembangan Kawasan-kawasan yang dapat
mendukung operasionalisasi Pelabuhan Patimban
dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung ruang;
c. peningkatan konektivitas ke Pelabuhan Patimban
dari dalam dan luar Kawasan;
d. penyediaan dan peningkatan ketersediaan serta
kualitas sarana dan prasarana wilayah untuk
mendukung pergerakan serta pelayanan publik;
e. menjaga keterpaduan fungsi Kawasan di darat

167
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan pesisir;
f. mencegah dan mengendalikan kemungkinan
dampak pencemaran dari aktivitas pelabuhan
yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat; dan
g. menjaga Kawasan yang berfungsi lindung.
Pasal 51 (1) KSP Kertajati Aerocity sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (3) huruf d, ditinjau dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi.
(2) Arah Pengembangan KSP Kertajati Aerocity
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf
d, sebagai berikut:
a. pengembangan Kawasan Perkotaan baru yang
ramah lingkungan, terintegrasi dengan PKW serta
terpadu dengan aerocity;
b. pengembangan Kawasan pendukung dan
penghubung untuk mendukung aerocity dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
ruang;
c. peningkatan konektivitas ke Bandara Kertajati
dari dalam dan luar Kawasan;
d. penyediaan dan peningkatan ketersediaan serta
kualitas sarana dan prasarana wilayah untuk
mendukung pergerakan serta pelayanan publik;
dan
e. menjaga Kawasan yang berfungsi lindung.
Pasal 52 (1) KSP Mundu-Losari sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (3) huruf e, ditinjau dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi.
(2) Arah pengembangan KSP Mundu-Losari sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf e, sebagai
berikut:
a. pengembangan Kawasan yang dapat mendukung
percepatan peningkatan ekonomi dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
ruang;
b. peningkatan konektivitas antar dan inter
Kawasan, terutama ke simpul transportasi untuk
mendukung fungsi Kawasan;
c. penyediaan dan peningkatan ketersediaan serta
kualitas sarana dan prasarana wilayah untuk
mendukung pengembangan Kawasan serta
pelayanan publik;

168
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
d. melindungi Kawasan pesisir dan pantai;
e. menjaga keterpaduan fungsi Kawasan di darat
dan pesisir;
f. menjaga Kawasan yang berfungsi lindung; dan
g. peningkatan kerjasama Kawasan perbatasan
provinsi.
BAB VI BAB VI Perubahan sistematika dan
Tidak Diubah ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH nomenklatur mengacu pada
PROVINSI Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Umum
Pasal 62 Pasal 51 53 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Daerah Provinsi, Sistematika dan ruang lingkup
Tidak Diubah meliputi: arahan pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
a. KKPR;
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
b. indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) tentang Tata Cara Penyusunan,
tahunan; Peninjauan Kembali, Revisi, dan
c. pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Penerbitan Persetujuan Substansi
Ruang (SPPR). Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Kedua Bagian Kedua
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Paragraf 1 Paragraf 1
Umum

Pasal 52 54 (1) Setiap Orang yang melakukan kegiatan pemanfaatanSistematika dan ruang lingkup
ruang, wajib memperoleh KKPR sebagaimana arahan pemanfaatan ruang dalam
dimaksud dalam Pasal 53 huruf a sesuai ketentuanRTRWP mengacu pada Permen
perundang-undangan. ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
(2) KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
dari:
Penerbitan Persetujuan Substansi
a. KKPR Darat; dan Rencana Tata Ruang Wilayah
b. KKPR Laut. Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang

169
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Paragraf 2 Paragraf 2

Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Darat

Pasal 53 55 (1) KKPR Darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 • Sistematika dan ruang lingkup
ayat (2) huruf a dilaksanakan untuk: arahan pemanfaatan ruang
a. kegiatan berusaha; dalam RTRWP mengacu pada
pada Permen ATR/BPN No 11
b. kegiatan nonberusaha; dan Tahun 2021 tentang Tata Cara
c. kegiatan yang bersifat strategis nasional. Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
(2) Pelaksanaan KKPR Darat sebagaimana dimaksud Persetujuan Substansi Rencana
pada ayat (1) dilakukan melalui: Tata Ruang Wilayah Provinsi,
a. konfirmasi KKPR; Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
b. persetujuan KKPR; dan • Substansi KKPR Darat
c. rekomendasi KKPR. disesuaikan dengan Permen
ATR/BPN No. 13 tahun 2021
(3) Pelaksanaan KKPR Darat sebagaimana dimaksud tentang KKPR dan SPPR.
pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) KKPR Darat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan revisi
RTRW Provinsi.
Paragraf 3 Paragraf 3
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut
Pasal 54 56 (1) KKPR Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 • Sistematika dan ruang lingkup
ayat (2) huruf b, menjadi persyaratan dasar arahan pemanfaatan ruang
Perizinan Berusaha dan/atau penerbitan perizinan dalam RTRWP mengacu pada
nonberusaha. pada Permen ATR/BPN No 11
(2) KKPR Laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Tahun 2021 tentang Tata Cara
dilaksanakan melalui: Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
a. Persetujuan untuk kegiatan berusaha; atau Persetujuan Substansi Rencana
b. Persetujuan atau Konfirmasi untuk kegiatan Tata Ruang Wilayah Provinsi,
nonberusaha. Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
(3) Pelaksanaan KKPR Laut sebagaimana dimaksud • Substansi KKPR Laut
pada ayat (1) dan (2) dilakukan sesuai dengan disesuaikan dengan Permen KP
ketentuan peraturan perundang-undangan. No. 28 tahun 2021 tentang
(4) KKPR Laut sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Penyelenggaraan Penataan
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan Ruang Laut
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Indikasi Program Utama Jangka Menengah Lima
Tahunan

170
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 55 57 (1) Indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) Sistematika dan ruang lingkup
tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 arahan pemanfaatan ruang dalam
huruf b, terdiri atas: RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. perwujudan rencana Struktur Ruang;
tentang Tata Cara Penyusunan,
b. perwujudan rencana Pola Ruang; dan Peninjauan Kembali, Revisi, dan
c. perwujudan KSP. Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah
(2) Indikasi program perwujudan rencana Stuktur Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a Rencana Detail Tata Ruang
terdiri dari:
a. perwujudan sistem pusat permukiman;
b. perwujudan sistem jaringan transportasi;
c. perwujudan sistem energi;
d. perwujudan sistem telekomunikasi;
e. perwujudan sistem sumber daya air; dan
f. perwujudan sistem prasarana lainnya.
(3) Indikasi program perwujudan rencana Pola Ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
dari:
a. indikasi program perwujudan Kawasan Lindung;
dan
b. indikasi program perwujudan Kawasan Budidaya.

Pasal 56 58 (1) Indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) Sistematika dan ruang lingkup
tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, arahan pemanfaatan ruang dalam
meliputi: RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. program utama;
tentang Tata Cara Penyusunan,
b. lokasi; Peninjauan Kembali, Revisi, dan
c. sumber pendanaan; Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah
d. instansi pelaksana; dan Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
e. waktu pelaksanaan. Rencana Detail Tata Ruang

(2) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,


berisikan tempat dimana usulan program utama
akan dilaksanakan.
(3) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, swasta,

171
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
masyarakat dan/atau sumber lain sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Instansi pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, meliputi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, swasta dan/atau masyarakat.
(5) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, meliputi 5 (lima) tahapan, yaitu:
a. tahap kesatu, yaitu tahun 2022-2023;
b. tahap kedua, yaitu tahun 2024-2028;
c. tahap ketiga, yaitu tahun 2029-2033;
d. tahap keempat, yaitu tahun 2034-2038; dan
e. tahap kelima, yaitu tahun 2039-2042.
Pasal 57 59 Indikasi program utama jangka menengah 5 (lima) Sistematika dan ruang lingkup
tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 dan arahan pemanfaatan ruang dalam
Pasal 58 tercantum dalam Lampiran VI, yang merupakan RTRWP mengacu pada Permen
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Bagian Keempat
Keempat Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
Pasal 58 60 (1) SPPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf • Sistematika dan ruang lingkup
c, dilakukan melalui penyelarasan indikasi program arahan pemanfaatan ruang
utama jangka menengah 5 (lima) tahunan, dengan dalam RTRWP mengacu pada
program sektoral dan kewilayahan serta dokumen pada Permen ATR/BPN No 11
rencana pembangunan secara terpadu. Tahun 2021 tentang Tata Cara
(2) Pelaksanaan SPPR sebagaimana dimaksud pada ayat Penyusunan, Peninjauan
(1) menghasilkan dokumen: Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
a. SPPR jangka menengah 5 (lima) tahunan; dan Tata Ruang Wilayah Provinsi,
b. SPPR jangka pendek 1 (satu) tahunan. Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
(3) Dokumen SPPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) • Substansi SPPR disesuaikan
menjadi masukan untuk penyusunan rencana dengan Permen ATR/BPN No.
pembangunan dan pelaksanaan peninjauan kembali
13 tahun 2021 tentang KKPR
dalam rangka revisi RTRW Provinsi.
dan SPPR.

BAB VII BAB VII


ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

172
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
WILAYAH PROVINSI

Bagian Kesatu Bagian Kesatu


Umum
Pasal 63 Pasal 59 61 Arahan pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah Daerah Provinsi meliputi: arahan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam RTRWP mengacu
a. indikasi arahan zonasi sistem provinsi;
pada Permen ATR/BPN No 11
b. penilaian pelaksanaan Pemanfaatan Ruang;
Tahun 2021 tentang Tata Cara
c. arahan Insentif dan Disinsentif; dan
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
d. arahan sanksi.
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Kedua Bagian Kedua
Indikasi Arahan Zonasi Sistem Provinsi
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum
Pasal 64 Pasal 60 62 Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah Indikasi arahan zonasi sebagaimana dimaksud dalam arahan pengendalian pemanfaatan
Pasal 61 huruf a terdiri atas: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. indikasi arahan zonasi Struktur Ruang; Tahun 2021 tentang Tata Cara
b. indikasi arahan zonasi Pola Ruang; dan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
c. ketentuan khusus.
Substansi Rencana Tata Ruang
Paragraf 2 Paragraf 2 Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
Indikasi Arahan Zonasi Struktur Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang

Pasal 65 Paragraf 2 Pasal 61 63 Indikasi arahan zonasi Struktur Ruang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 62 huruf a memuat:
Arahan Zonasi Struktur Ruang
a. indikasi arahan zonasi sistem pusat permukiman;
Pasal 65 b. indikasi arahan zonasi jaringan transportasi;
c. indikasi arahan zonasi jaringan energi;
Arahan zonasi struktur ruang untuk sistem perkotaan dan
prasarana wilayah, ditetapkan dengan memperhatikan: d. indikasi arahan zonasi jaringan telekomunikasi;
a. pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar e. indikasi arahan zonasi jaringan sumber daya air;
jaringan prasarana wilayah nasional dan Daerah, dan
serta untuk mendukung berfungsinya sistem
f. indikasi arahan zonasi prasarana lainnya.
perkotaan nasional dan Daerah;
b. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang
menyebabkan gangguan terhadap fungsi sistem
perkotaan dan sistem prasarana wilayah nasional
dan Daerah; dan

173
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
c. pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar
tidak mengganggu fungsi sistem perkotaan dan
sistem prasarana wilayah nasional dan Daerah.
Pasal 66 Pasal 62 64 (1) Indikasi arahan zonasi sistem pusat permukiman Sistematika dan nomenklatur
Pasal 66 sebagaimana dimaksud Pasal 63 huruf a meliputi: arahan pengendalian pemanfaatan
(1) Arahan zonasi untuk PKN, ditetapkan dengan ruang dalam RTRWP mengacu
a. indikasi arahan zonasi untuk PKN;
memperhatikan: pada Permen ATR/BPN No 11
b. indikasi arahan zonasi untuk PKW; Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk kegiatan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
ekonomi berskala nasional dan regional/antar c. indikasi arahan zonasi untuk PKL; dan
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
provinsi; dan d. indikasi arahan zonasi untuk pusat pertumbuhan Substansi Rencana Tata Ruang
b. pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai kelautan. Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
pusat permukiman dengan intensitas pemanfaatan (2) Indikasi arahan zonasi untuk PKN sebagaimana dan Rencana Detail Tata Ruang
ruang tingkat menengah hingga tinggi yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, disusun dengan
berkelanjutan, melalui pengembangan hunian memperhatikan:
vertikal guna efisiensi lahan.
a. pengaturan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan
(2) Arahan zonasi untuk PKW ditetapkan dengan ekonomi berskala nasional dan regional/antar
memperhatikan: provinsi;
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk kegiatan b. pengembangan fungsi Kawasan Perkotaan sebagai
ekonomi antar kabupaten/kota; dan pusat permukiman dengan intensitas
b. pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai Pemanfaatan Ruang tingkat menengah hingga
pusat permukiman dengan intensitas pemanfaatan tinggi yang berkelanjutan, melalui pengembangan
ruang tingkat menengah yang berkelanjutan, hunian vertikal guna efisiensi lahan dengan tetap
melalui pengendalian pengembangan hunian memperhatikan daya dukung dan daya tampung
horisontal. lingkungan di masing-masing Daerah
Kabupaten/Kota;
(3) Arahan zonasi untuk PKL ditetapkan dengan
memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan c. penyediaan sarana dan prasarana sesuai Standar
ekonomi berskala kabupaten/kota, yang didukung Pelayanan Minimal;
dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan. d. pada PKN yang dikendalikan perkembangannya,
pemanfaatan ruang ditekankan pada
pengendalian perkembangan Kawasan Perkotaan,
optimalisasi infrastruktur yang telah ada dan
peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur
yang ada; dan
e. pada PKN yang didorong perkembangannya,
pemanfaatan ruang ditekankan pada
pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan
untuk menjalankan fungsinya sebagai PKN,
meningkatkan kualitas dan skala pelayanan
infrastruktur yang ada serta menata
perkembangan Kawasan Permukiman yang ada.
(3) Indikasi arahan zonasi untuk PKW sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, disusun dengan
memperhatikan:

174
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. pengendalian Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan
ekonomi antar Daerah Kabupaten/Kota;
b. pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai
pusat permukiman dengan intensitas Pemanfaatan
Ruang tingkat menengah yang berkelanjutan,
melalui pengendalian pengembangan hunian
horizontal dengan tetap memperhatikan daya
dukun dan daya tampung lingkungan di masing-
masing Daerah Kabupaten/Kota;
c. penyediaan sarana dan prasarana sesuai Standar
Pelayanan Minimal;
d. pada PKW yang dikendalikan perkembangannya,
Pemanfaatan Ruang ditekankan pada pengendalian
perkembangan Kawasan Perkotaan, optimalisasi
infrastruktur yang telah ada dan peningkatan
kualitas pelayanan infrastruktur yang ada; dan
e. pada PKW yang didorong perkembangannya,
Pemanfaatan Ruang ditekankan pada realisasi
pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan
untuk menjalankan fungsinya sebagai PKW,
meningkatkan kualitas dan skala pelayanan
infrastruktur yang ada sesuai dengan fungsinya
sebagai PKW serta menata perkembangan Kawasan
Permukiman yang ada.
(4) Indikasi arahan zonasi untuk PKL sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, disusun dengan
memperhatikan:
a. Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan ekonomi
berskala kabupaten/kota, yang didukung dengan
fasilitas dan infrastruktur perkotaan;
b. pengembangan fungsi Kawasan Perkotaan dengan
intensitas Pemanfaatan Ruang yang
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan di masing-masing Daerah
Kabupaten/Kota; dan
c. penyediaan sarana dan prasarana sesuai Standar
Pelayanan Minimal.
(5) Indikasi arahan zonasi untuk pusat pertumbuhan
kelautan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, disusun dengan memperhatikan:
a. Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan ekonomi
kelautan dan perikanan yang didukung dengan
fasilitas dan infrastruktur;

175
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. pengembangan kegiatan untuk mendukung sentra
produksi bahan baku, sentra pengumpul,
pengolahan, dan distribusi dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan; dan
c. penyediaan sarana dan prasarana sesuai Standar
Pelayanan Minimal.
Pasal 67 Pasal 63 65 (1) Indikasi arahan zonasi jaringan transportasi
Pasal 67 sebagaimana dimaksud Pasal 63 huruf b meliputi: Sistematika dan nomenklatur
(1) Arahan zonasi untuk jaringan jalan ditetapkan a. indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalan; arahan pengendalian pemanfaatan
dengan memperhatikan : ruang dalam RTRWP mengacu
b. indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan
a. perencanaan pembangunan jalan tol pada Permen ATR/BPN No 11
kereta api;
memperhatikan kawasan rawan bencana; Tahun 2021 tentang Tata Cara
c. indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
b. pelarangan pemanfaatan ruang yang mengubah sungai, danau, dan penyeberangan;
pola ruang sebagaimana ditetapkan dalam Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
d. indikasi arahan zonasi untuk transportasi laut; Substansi Rencana Tata Ruang
Rencana Tata Ruang di sepanjang sisi jalan;
dan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. perlindungan terhadap fungsi Kawasan Lindung;
e. indikasi arahan zonasi untuk bandar udara dan dan Rencana Detail Tata Ruang
d. perlindungan terhadap KP2B; Bandar udara khusus.
e. penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan (2) Indikasi arahan zonasi untuk jaringan jalan Pembahasan dalam Kunker Pansus
yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a VI, 6 Januari 2022:
jalan; ditetapkan dengan memperhatikan: Kota Depok menyampaikan bahwa
f. pengendalian jalan masuk tol secara penuh dan a. jaringan jalan arteri primer, meliputi: dibutuhkan JPO untuk
tidak ada persimpangan sebidang; menghubungkan antara satu
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
g. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan kampung dengan kampung lainnya
i. pemanfaatan lahan di sepanjang sisi jalan yang terpotong jalan tol.
jalan di sekitar kawasan rawan bencana;
arteri primer untuk kegiatan skala nasional,
h. pembangunan jalan sesuai standar spesifikasi Keterangan: IAZ jalan tol
provinsi dan kabupaten/kota dengan tingkat
prasarana jalan; intensitas menengah hingga tinggi dengan tercantum dalam Pasal 63 ayat (2)
mengikuti ketentuan pemanfaatan bagian- huruf d, dimana salah satu
i. pemanfaatan jalan sesuai dimensi dan muatan
sumbu terberat; bagian jalan sesuai dengan ketentuan pengaturannya adalah penyediaan
peraturan perundang-undangan; akses penghubung kawasan yang
j. diizinkan untuk mengembangkan prasarana terpisahkan oleh pembangunan
pelengkap jalan dengan syarat sesuai dengan ii. pendirian bangunan dengan fungsi
kondisi dan kelas jalan; penunjang yang berkaitan dengan jalan tol.
pemanfaatan ruas jalan pendirian fasilitas
k. penyediaan jalur hijau atau ruang terbuka hijau penunjang pada bagian-bagian jalan dan Pembahasan dalam Kunker Pansus
(RTH) sepanjang jalan; bangunan penghubung jalan sesuai VI, 11 Januari 2022:
l. diizinkan untuk mengembangkan prasarana ketentuan perundang-undangan; dan
Kab. Karawang merencanakan
pelengkap jalan dengan syarat sesuai dengan iii. pergerakan lokal dengan tidak mengurangi kawasan TOD Kereta Cepat
kondisi dan kelas jalan; fungsi pergerakan; Keterangan: Pengaturan terkait
m. penyediaan akses penghubung kawasan yang 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: TOD tercantum dalam IAZ sistem
terpisahkan oleh pembangunan jalan tol;
i. pendirian bangunan dengan penetapan jaringan transportasi (Pasal 63 ayat
n. pengendalian jalan penghubung dari pintu keluar garis sempadan bangunan yang terletak di (7)), yaitu: Dalam pengembangan

176
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tol ke jalan non tol yang tidak menimbulkan tepi jalan arteri primer; sistem jaringan transportasi, dapat
kemacetan; dan
ii. alih fungsi lahan berfungsi budidaya di dikembangkan sistem transit dan
o. ketentuan akses keluar jalan tol yang harus sepanjang jalan arteri primer; dan pengembangan kawasan
memperhatikan fungsi jalan. berorientasi transit (Transit
iii. pemanfaatan bagian-bagian jalan dengan
(2) Arahan zonasi untuk pengembangan terminal, syarat memperoleh izin dari penyelenggara Oriented Development/TOD) sesuai
ditetapkan dengan memperhatikan: jalan. ketentuan peraturan perundang-
undangan.
a. pengembangan terminal dilakukan dengan 3. kegiatan yang dilarang, yaitu:
merujuk pada rencana induk jaringan lalu lintas
i. pembangunan reklame dan sejenisnya di
angkutan jalan;
median dan trotoar jalan kegiatan
b. pengembangan terminal pada pusat kegiatan pemanfaatan jalan yang mengakibatkan
yang difungsikan sebagai simpul transportasi; terganggunya ketertiban pemanfaatan jalan,
kelancaran lalu lintas, dan keselamatan
c. penerapan ketentuan intensitas bangunan dan
pengguna jalan; dan
persyaratan bangunan gedung;
ii. alih fungsi lahan yang bersifat lindung di
d. penerapan konservasi air tanah;
sepanjang sisi jalan.
e. penyediaan ruang terbuka hijau (RTH);
b. Jaringan jalan kolektor primer, meliputi:
f. penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
sampah dan limbah;
i. pemanfaatan lahan di sepanjang koridor
g. perlindungan terhadap KP2B;
jalan kolektor primer untuk kegiatan skala
h. diperbolehkan pengembangan sistem transit dan provinsi dan kabupaten/kota dan beberapa
kawasan berorientasi transit sesuai skala kecamatan dengan mengikuti ketentuan
kegiatan dan ketentuan teknis dalam ketentuan pemanfaatan bagian-bagian jalan sesuai
peraturan perundang-undangan; dengan ketentuan peraturan perundang-
i. penerapan mitigasi bencana; dan undangan;

j. penerapan aksesibilitas pengembangan terminal ii. prasarana pergerakan yang


untuk penyandang disabilitas. menghubungkan pusat-pusat kegiatan; dan

(3) Arahan zonasi untuk prasarana perkeretaapian, iii. pendirian bangunan dengan fungsi
ditetapkan dengan memperhatikan: penunjang yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang jalan pendirian fasilitas
a. penggunaan ruang manfaat jalur kereta api penunjang pada bagian-bagian jalan dan
sebagai ruang bebas yang harus bebas dari bangunan penghubung jalan sesuai
segala rintangan dan benda penghalang di kiri, ketentuan peraturan perundang-undangan;
kanan, atas, dan bawah jalan rel;
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
b. diperbolehkan penggunaan ruang milik jalur
kereta api untuk keperluan lain atas izin pemilik i. pendirian bangunan dengan
prasarana perkeretaapian dengan ketentuan memperhatikan penetapan garis sempadan
tidak membahayakan konstruksi jalan rel, bangunan yang terletak di tepi jalan
fasilitas operasi kereta api, dan perjalanan kereta kolektor primer;
api; ii. alih fungsi lahan berfungsi budidaya di
c. pengendalian pemanfaatan ruang di sepanjang sepanjang jalan kolektor primer; dan
sisi jaringan jalur kereta api, dilakukan dengan iii. pemanfaatan bagian-bagian jalan dengan
intensitas menengah hingga tinggi yang syarat memperoleh izin dari penyelenggara
kecenderungan pengembangan ruangnya

177
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dibatasi; jalan.
d. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang 3. kegiatan yang dilarang, yaitu:
pengawasan jalur kereta api yang dapat
i. pembangunan reklame dan sejenisnya di
mengganggu kepentingan operasi dan
median dan trotoar jalan pemanfaatan
keselamatan transportasi perkeretaapian;
ruang pada bagian-bagian jalan yang
e. pembatasan pemanfaatan ruang yang peka mengakibatkan terganggunya ketertiban
terhadap dampak lingkungan akibat lalu lintas pemanfaatan jalan, kelancaran lalu lintas,
kereta api di sepanjang jalur kereta api; dan keselamatan pengguna jalan; dan
f. pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara ii. alih fungsi lahan yang bersifat lindung di
jaringan jalur kereta api dan jalan; sepanjang sisi jalan.
g. penetapan garis sempadan bangunan di sisi c. pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan yang
jaringan jalur kereta api dengan memperhatikan memiliki intensitas pergerakan tinggi serta
dampak lingkungan dan kebutuhan kegiatan yang dan/atau menyebabkan hambatan
pengembangan jaringan jalur kereta api; samping di sepanjang sisi jalan arteri dan
kolektor agar tidak menganggu kinerja fungsi
h. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
jaringan jalan;
sarana dan prasarana kereta api di sekitar
kawasan rawan bencana; dan d. pengaturan jalan tol meliputi:
i. pengembangan jalur hijau atau Ruang Terbuka 1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu pendirian
Hijau (RTH) sepanjang jalur kereta api. bangunan dengan fungsi penunjang yang
berkaitan dengan jalan tol;
(4) Arahan zonasi untuk jaringan transportasi sungai,
danau dan penyeberangan, ditetapkan dengan 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
memperhatikan: pemanfaatan lahan di sepanjang jalan tol
dengan pembatasan intensitas bangunan dan
a. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat
penetapan garis sempadan jalan;
mengganggu keselamatan dan keamanan
pelayaran; 3. kegiatan yang dilarang, yaitu alih fungsi lahan
yang bersifat lindung di sepanjang sisi jalan;
b. ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara
bebas di atas perairan yang berdampak pada 4. pengendalian jalan masuk tol secara penuh
keberadaan alur pelayaran sungai, danau dan dan tidak ada persimpangan sebidang;
penyeberangan;
5. penyediaan akses penghubung kawasan yang
c. ketentuan pelarangan kegiatan di bawah perairan terpisahkan oleh pembangunan jalan tol;
yang berdampak pada keberadaan alur pelayaran
6. pengendalian jalan penghubung dari pintu
sungai, danau dan penyeberangan; dan
keluar tol ke jalan non tol yang tidak
d. pembatasan pemanfaatan perairan yang menimbulkan kemacetan; dan
berdampak pada keberadaan alur pelayaran
7. ketentuan akses keluar jalan tol yang harus
sungai, danau dan penyeberangan, termasuk
memperhatikan fungsi jalan.
pemanfaatan ruang di pelabuhan sungai, danau
dan penyeberangan. e. pengaturan jalan khusus meliputi
memperhatikan:
(5) Arahan zonasi untuk pelabuhan ditetapkan dengan
memperhatikan: kegiatan yang diperbolehkan, yaitu pendirian
bangunan dengan fungsi penunjang yang
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk
berkaitan dengan pemanfaatan ruang jalan;
kebutuhan operasional dan pengembangan
kawasan pelabuhan; kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu

178
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. perlindungan terhadap fungsi Kawasan Lindung; pendirian bangunan dengan penetapan garis
sempadan bangunan yang terletak di tepi jalan
c. perlindungan terhadap lahan sawah beririgasi
khusus;
teknis/KP2B;
pemanfaatan lahan di sepanjang koridor jalan
d. penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
khusus untuk kegiatan skala kabupaten/kota
sampah dan limbah;
dan beberapa kecamatan; dan
e. penyediaan ruang terbuka hijau (RTH);
prasarana pergerakan yang menghubungkan
f. ketentuan pelarangan kegiatan di ruang udara pusat-pusat kegiatan;
bebas di atas badan air yang berdampak pada
1. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu alih
keberadaan jalur transportasi laut;
fungsi lahan yang bersifat lindung di sepanjang
g. pembatasan pemanfaatan ruang di lingkungan sisi jalan.
kerja dan kepentingan pelabuhan, yang telah
2. dapat digunakan untuk lalu lintas umum
mendapatkan izin; dan
sepanjang tidak merugikan kepentingan
h. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan penyelenggara jalan khusus berdasarkan izin
pelabuhan di sekitar kawasan rawan bencana. dari penyelenggara jalan khusus.
(6) Arahan zonasi untuk alur pelayaran, ditetapkan f. persyaratan dan kriteria pemanfaatan jalan
dengan memperhatikan : meliputi:
a. pengendalian pemanfaatan ruang pada badan air 1. pengaturan jalan umum dan jalan khusus
di sepanjang alur pelayaran; dan sesuai ketentuan peraturan perundang-
b. pemanfaatan ruang pada kawasan pesisir dan undangan;
pulau kecil di sekitar badan air di sepanjang alur 2. pembangunan jalan sesuai standar spesifikasi
pelayaran yang dilakukan dengan tidak prasarana jalan;
mengganggu aktivitas pelayaran.
3. pemanfaatan jalan sesuai dimensi dan muatan
(7) Arahan zonasi untuk untuk bandara ditetapkan sumbu terberat;
dengan memperhatikan:
4. pengembangan prasarana pelengkap dan
a. perencanaan pembangunan bandara pendukung jalan dengan syarat sesuai dengan
memperhatikan kawasan rawan bencana; kondisi dan kelas jalan;
b. pengendalian pemanfaatan ruang untuk 5. penetapan garis sempadan bangunan di sisi
kebutuhan operasional dan pengembangan jalan yang memenuhi ketentuan ruang
kawasan bandara; pengawasan jalan;
c. perlindungan terhadap fungsi Kawasan Lindung; 6. pembatasan kegiatan pada ruang milik jalan di
d. perlindungan terhadap lahan sawah beririgasi luar kepentingan jalan yang mengganggu
teknis/KP2B; keamanan, keselamatan, dan kelancaran lalu
lintas serta angkutan jalan;
e. pembangunan bandara dan pemanfaatan ruang
di sekitar bandara sesuai dengan kebutuhan 7. setiap perencanaan dan pembangunan
pengembangan bandara berdasarkan ketentuan jaringan jalan (jalan arteri, jalan kolektor,
teknis dalam peraturan perundang-undangan; jalan tol) wajib memperhatikan Kawasan
Lindung dan kawasan konservasi;
f. penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah dan limbah; 8. perlindungan terhadap KP2B di sepanjang sisi
jalan nasional dan provinsi;
g. penyediaan ruang terbuka hijau (RTH);
9. perencanaan pembangunan jalan dan jalan tol
h. penetapan batas-batas kawasan keselamatan

179
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
operasi penerbangan dan kawasan kebisingan; memperhatikan kawasan rawan bencana;
dan
10. penerapan rekayasa teknis dalam
i. penerapan mitigasi bencana. pembangunan jalan di sekitar kawasan rawan
bencana;
(8) Arahan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya
air, ditetapkan dengan memperhatikan: g. pengaturan terminal meliputi:
a. perlindungan infrastruktur sumber daya air 1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu pendirian
(SDA); bangunan dengan fungsi penunjang terminal
bagi pergerakan orang, barang, dan kendaraan;
b. ketentuan mengenai alih fungsi lahan KP2B dan/
atau lahan sawah beririgasi teknis yang sudah 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
ditetapkan dalam rencana tata ruang; kegiatan pendukung aktivitas terminal sesuai
dengan skala pelayanan terminal (kantor,
c. perlindungan mata air dan sumber air lainnya;
perdagangan jasa, fasilitas terminal),
d. pembangunan infrastruktur sumber daya air pemanfaatan ruang disekitar terminal dengan
sesuai standar dan kriteria perencanaan; intensitas sedang dan tinggi; dan
e. perlindungan kawasan sempadan sumber daya 3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu
air; pemanfaatan ruang di dalam lingkungan kerja
f. perlindungan bangunan prasarana sumber daya terminal dan alih fungsi lahan yang bersifat
air; lindung di sepanjang sisi terminal kegiatan
yang mengganggu kegiatan operasional
g. pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar terminal, keselamatan, keamanan, dan
wilayah sungai dengan tetap menjaga fungsi kenyamanan fungsi fasilitas utama dan
sungai, kelestarian lingkungan dan fungsi fasilitas penunjang terminal;
lindung kawasan;
h. pengaturan jembatan timbang meliputi:
h. pemanfaatan ruang di sekitar wilayah sungai
lintas kabupaten/kota harus selaras dengan 1. kegiatan yang diperbolehkan yaitu:
pemanfaatan ruang pada wilayah sungai di i. pendirian bangunan dengan fungsi
kabupaten/kota yang berbatasan; penunjang kegiatan pada jembatan timbang;
i. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan ii. tempat parkir kendaraan; dan
prasarana sumber daya air di sekitar kawasan
iii. fasilitas penunjang (tempat ibadah, toilet
rawan bencana; dan
umum, kantin, tempat istirahat pengemudi);
j. penyiapan ruang evakuasi dan prasarana mitigasi
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
bencana di sekitar bangunan prasarana sumber
rumah dinas/mess petugas dan kegiatan
daya air.
pendukung aktivitas di area jembatan timbang;
(9) Arahan zonasi untuk untuk sistem jaringan energi dan
ditetapkan dengan memperhatikan:
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu
a. pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar Pemanfaatan Ruang di dalam lingkungan kerja
jaringan pipa minyak dan gas bumi yang terminal yang tidak sesuai dengan fungsi
memperhitungkan aspek keamanan dan jembatan timbang, alih fungsi lahan yang
keselamatan kawasan di sekitarnya; bersifat lindung di sepanjang sisi jembatan
b. pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik timbang. kegiatan yang mengganggu kegiatan
yang memperhitungkan jarak aman dari kegiatan operasional jembatan timbang, keselamatan,
lain; dan keamanan, dan kenyamanan fungsi fasilitas
utama dan fasilitas penunjang jembatan
c. ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bebas

180
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
di sepanjang jalur transmisi; timbang.
d. penyediaan RTH di bangunan pembangkit energi; (3) Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan kereta
api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
e. penyediaan pengolahan limbah dan pengelolaan
ditetapkan dengan memperhatikan:
emisi;
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu kegiatan
f. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
pengoperasian kereta api dalam ruang manfaat
pembangkit listrik di sekitar kawasan rawan
jalur kereta api;
bencana;
pendirian bangunan dengan fungsi penunjang
g. pembangunan prasarana pertambangan dan
pelayanan sarana dan prasarana stasiun kereta
energi sesuai standar teknis perencanaan.
api;
(10) Arahan zonasi untuk sistem jaringan
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
telekomunikasi, ditetapkan dengan memperhatikan:
kegiatan yang tidak membahayakan konstruksi
a. pemanfaatan ruang untuk penempatan stasiun jalan rel dan fasilitas operasi kereta api dengan
bumi dan menara pemancar telekomunikasi izin dari pemilik jalur dalam ruang milik jalur
secara terpadu yang memperhitungkan aspek kereta api dan ruang pengawasan jalur kereta api;
keamanan dan keselamatan aktivitas kawasan di
1. penggunaan ruang milik jalur kereta api untuk
sekitarnya;
keperluan lain atas izin pemilik prasarana
b. pemasangan kabel yang dibangun mengikuti perkeretaapian dengan ketentuan tidak
jaringan jalan arteri, kolektor dan lokal dengan membahayakan konstruksi jalan rel, fasilitas
koordinasi antar level pemerintahan; dan operasi kereta api, dan perjalanan kereta api;
c. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan 2. pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan
jaringan prasarana telekomunikasi di sekitar jalur kereta api dengan intensitas menengah
kawasan rawan bencana. hingga tinggi dengan pengembangan ruangnya
(11) Arahan zonasi untuk prasarana persampahan dan air dibatasi; dan
minum, ditetapkan dengan memperhatikan: 3. penggunaan ruang manfaat jalur kereta api
a. persyaratan pembangunan TPPAS dan SPAM sebagai ruang bebas yang harus bebas dari
yang dilengkapi dengan pengolahan limbah; segala rintangan dan benda penghalang di kiri,
kanan, atas, dan bawah jalan rel;
b. pengembangan RTH dan KDB untuk pembuatan
sumur resapan air (artificial water catchment) di c. kegiatan yang dilarang, yaitu pemanfaatan ruang
sekitar bangunan SPAM dan TPPAS; manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta
api, ruang pengawasan jalur kereta api yang
c. penerapan rekayasa teknis pada pembangunan dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran
TPPAS dan SPAM di kawasan rawan bencana dan operasi kereta api dan keselamatan pengguna
zona resapan tinggi. kereta api; dan
pemanfaatan ruang yang peka terhadap
dampak lingkungan akibat lalu lintas kereta
api di sepanjang jalur kereta api;
d. batas ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik
jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur
kereta api diukur sesuai peraturan perundang-
undangan;
e. pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara
jaringan jalur kereta api dan jalan;

181
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
f. penetapan garis sempadan bangunan di sisi
jaringan jalur kereta api dengan memperhatikan
dampak lingkungan dan kebutuhan
pengembangan jaringan jalur kereta api;
g. setiap perencanaan dan pembangunan jaringan
kereta api wajib memperhatikan Kawasan
Lindung dan kawasan konservasi;
h. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
sarana dan prasarana kereta api di sekitar
kawasan rawan bencana; dan
i. pengembangan jalur hijau atau RTH sepanjang
jalur kereta api.
(4) Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan sungai,
danau, dan penyeberangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c ditetapkan dengan
memperhatikan:
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
1. sarana dan prasarana penunjang operasional
alur pelayaran di sungai, danau, dan
penyebrangan; dan
2. dermaga.
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
1. pelabuhan sesuai skala pelayanan; dan
2. pemanfaatan perairan yang berdampak pada
keberadaan alur pelayaran sungai, danau, dan
penyeberangan, termasuk pemanfaatan ruang
di pelabuhan sungai, danau, dan
penyeberangan.
c. kegiatan yang dilarang, yaitu:
1. kegiatan yang dapat mengganggu keselamatan
dan keamanan pelayaran;
2. kegiatan di ruang udara bebas di atas perairan
yang berdampak pada keberadaan alur
pelayaran sungai, danau, dan penyeberangan;
dan
3. kegiatan di bawah perairan yang berdampak
pada keberadaan alur pelayaran sungai, danau,
dan penyeberangan.
(5) Indikasi arahan zonasi untuk jaringan transportasi
laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
ditetapkan dengan memperhatikan:

182
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
1. pelabuhan;
2. pengerukan alur pelabuhan;
3. pengembangan pelabuhan jangka panjang;
4. fasilitas pembangunan dan pemeliharaan
kapal;
5. pembangunan TUKS/tersus;
6. kegiatan lalu lintas kapal yang masuk dan
keluar TUKS/tersus;
7. tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
8. pendaratan hasil tangkapan perikanan;
9. pelaksanaan operasional kapal perikanan;
10. tambat labuh kapal perikanan dan kapal
pengawas perikanan;
11. perbekalan dan perbaikan kapal perikanan;
12. bongkar muat, penelitian, uji coba kapal;
13. penempatan kapal mati;
14. pemasaran dan distribusi ikan; dan
15. RTH.
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
1. wisata sejarah dan budaya;
2. permukiman;
3. wilayah kerja dan wilayah pengoperasian
pelabuhan perikanan;
4. salvage;
5. pekerjaan bawah air;
6. pengerukan;
7. pertambangan minyak bumi;
8. pertambangan gas bumi;
9. perikanan tangkap dengan alat penangkapan
ikan dinamis/bergerak yang tidak mengganggu
kegiatan kepelabuhanan;

183
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
10. industri pengolahan hasil perikanan
(pengalengan, penggaraman, pengeringan,
pengasapan, pembekuan, pemindangan, dan
pengolahan dan pengawetan lainnya);
11. industri maritim;
12. fasilitas umum;
13. dumping area;
14. perdagangan dan jasa;
15. perkantoran;
16. pipetack pom pelabuhan;
17. loading dock;
18. wisata alam bentang laut dan wisata alam
pantai/pesisir; dan
19. bangunan pelindung pantai dan bangunan
infrastruktur.
c. kegiatan yang dilarang, yaitu:
1. pertambangan panas bumi;
2. perikanan tangkap dengan alat penangkapan
ikan statis dan/atau bergerak yang
mengganggu kegiatan kepelabuhanan;
3. pemasangan rumah ikan dan alat bantu
penangkapan ikan seperti rumpon serta
terumbu karang buatan;
4. perikanan budidaya laut;
pertambangan minyak bumi;
pertambangan gas bumi;
5. wisata olahraga air dan wisata bawah laut;
6. pertambangan pasir laut; dan
7. pelarangan kegiatan di ruang udara bebas di
atas badan air yang berdampak pada
keberadaan jalur transportasi laut.
d. perlindungan terhadap fungsi kawasan lindung
dan lahan KP2B di sekitar kawasan pelabuhan

184
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
laut;
e. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
pelabuhan di sekitar kawasan rawan bencana;
f. pengembangan pelabuhan laut berpedoman pada
Rencana Induk Pelabuhan, standar teknis, serta
peraturan perundangan terkait lainnya yang
berlaku;
g. pengendalian pemanfaatan ruang pada badan air
di sepanjang alur pelayaran;
h. pemanfaatan ruang pada kawasan pesisir dan
pulau kecil di sekitar badan air di sepanjang alur
pelayaran yang dilakukan dengan tidak
mengganggu aktivitas pelayaran; dan
i. arahan pengendalian pada Alur pelayaran–
perlintasan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Zona terlarang pada area 500 (lima ratus)
meter dihitung dari sisi terluar instalasi atau
bangunan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;
2. pengaturan perlindungan lingkungan
maritim;
3. penetapan sistem rute (skema pemisah lalu
lintas di laut, rute dua arah, garis haluan
yang dianjurkan, rute air dalam, daerah yang
harus dihindari, daerah lalu lintas
pedalaman, dan daerah kewaspadaan);
4. pembatasan kecepatan kapal dan/atau
penetapan ship routing sistem sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perhubungan;
5. setiap kapal-kapal yang melintas transit
dilarang membuang benda-benda sisa
beracun atau benda berbahaya seperti
sampah di perairan Indonesia;
6. setiap kapal dilarang untuk melakukan
pembersihan tangki-tangki kapal atau
mengotori wilayah perairan Indonesia disaat
melakukan lintas transit; dan
7. kapal-kapal yang membawa bahan nuklir
diharuskan mempunyai peralatan
perlindungan keamanan dan tetap
berhubungan dengan TNI-AL, sesuai dengan
konvensi perlindungan fisik bahan-bahan

185
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
nuklir.
(6) Indikasi arahan zonasi untuk bandar udara dan
bandar udara khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e ditetapkan dengan memperhatikan:
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu Pemanfaatan
Ruang untuk kebutuhan operasional bandar
udara;
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
Pemanfaatan Ruang di sekitar bandar udara
sesuai dengan kebutuhan pengembangan
bandara berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu pendirian bangunan
serta menanam atau memelihara pepohonan di
dalam Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) yang ketinggiannya melebihi
batas maksimum yang ditetapkan dalam KKOP;
d. perencanaan pembangunan bandara
memperhatikan Kawasan rawan bencana;
e. perlindungan terhadap fungsi Kawasan Lindung;
f. perlindungan terhadap lahan sawah beririgasi
teknis/KP2B;
g. penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah dan limbah;
h. RTH;
i. penetapan batas-batas Kawasan keselamatan
operasi penerbangan dan Kawasan kebisingan;
dan
j. penerapan mitigasi bencana.
(7) Dalam pengembangan sistem jaringan transportasi,
dapat dikembangkan sistem transit dan
pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit
Oriented Development/TOD) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(8) Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan
transportasi dan prasarana transportasi dapat
dilakukan pada semua zona kawasan lindung dan
budi daya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 64 66 Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan energi Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf c arahan pengendalian pemanfaatan

186
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
ditetapkan dengan memperhatikan: ruang dalam RTRWP mengacu
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu: pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. pemanfaatan ruang sisi kanan, kiri dan ruang
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
bawah saluran udara tegangan tinggi dan saluran
udara tegangan ekstra tinggi secara teknis aman Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain Substansi Rencana Tata Ruang
termasuk rumah tinggal selama tidak masuk Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dalam ruang bebas; dan Rencana Detail Tata Ruang
2. jalur hijau; dan
Permen ESDM No. 13 Tahun 2021
3. RTH;
tentang Ruang Bebas dan Jarak
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: Bebas Minimum Jaringan
1. pemanfaatan ruang di sekitar jaringan pipa Transmisi Tenaga Listrik dan
minyak dan gas bumi yang memperhitungkan Kompensasi atas Tanah,
aspek keamanan dan keselamatan kawasan di Bangunan, dan/atau Tanaman
sekitarnya; dan
yang Berada di Bawah Ruang
2. pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik Bebas Jaringan Transmisi Tenaga
yang memperhitungkan jarak aman dengan Listrik
kegiatan lain;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu
1. pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur
transmisi;
2. pendirian bangunan di sekitar SUTT dan SUTET
untuk bangunan dengan resiko kebakaran tinggi
seperti pom bensin dan tempat penimbunan
bahan bakar; dan
3. pemanfaatan ruang di sekitar pembangkit listrik
yang tidak memperhitungkan jarak aman;
d. ketentuan pembangunan jaringan gas mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. ketentuan ruang bebas dan jarak minimum
mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
f. prasarana minimal yang perlu disediakan adalah
penyediaan RTH, penyediaan pengolahan limbah
dan pengelolaan emisi dan pembangunan prasarana
pertambangan dan energi sesuai standar teknis
perencanaan;
g. setiap perencanaan dan pembangunan jaringan
energi dan kelistrikan wajib memperhatikan
Kawasan Lindung dan kawasan konservasi;
h. pengembangan pembangkit listrik ramah

187
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
lingkungan;
i. penerapan rekayasa teknis dan analisis risiko
bencana dalam pembangunan pembangkit listrik di
sekitar Kawasan rawan bencana;
j. pengembangan sistem jaringan listrik dan sarana
prasarana penunjangnya diperbolehkan pada semua
Kawasan Budidaya; dan
k. pengembangan sistem jaringan listrik dan sarana
prasarana penunjangnya diperbolehkan secara
terbatas dan bersyarat pada semua Kawasan
Lindung.
Pasal 65 67 Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan Sistematika dan nomenklatur
telekomunikasi dan internet sebagaimana dimaksud arahan pengendalian pemanfaatan
dalam Pasal 63 huruf d ditetapkan dengan ruang dalam RTRWP mengacu
memperhatikan:
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu: Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. bangunan atau jaringan pendukung kegiatan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
telekomunikasi dan internet; dan
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
2. infrastruktur lainnya yang tidak mengganggu
jaringan telekomunikasi dan internet baik di atas Substansi Rencana Tata Ruang
tanah maupun di bawah tanah; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: dan Rencana Detail Tata Ruang
1. penempatan stasiun bumi dan menara pemancar
telekomunikasi dan internet secara terpadu yang
memperhitungkan aspek keamanan dan
keselamatan aktivitas kawasan di sekitarnya; dan
2. kegiatan pembangunan yang tidak mengganggu
di sekitar jaringan telekomunikasi dan internet
baik di atas tanah maupun di bawah tanah
dengan mengikuti persyaratan pengaturan
jaringan telekomunikasi;
bangunan lainnya dengan mengikuti persyaratan
pengaturan jaringan telekomunikasi dan internet;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu pendirian bangunan di
sekitar menara telekomunikasi dan internet dalam
radius bahaya keamanan dan keselamatan;
d. pemasangan kabel yang dibangun mengikuti
jaringan jalan arteri, kolektor dan lokal dengan
koordinasi level antarpemerintah;
e. setiap perencanaan dan pembangunan jaringan
telekomunikasi dan internet wajib memperhatikan
kawasan lindung dan kawasan konservasi;
f. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
jaringan prasarana telekomunikasi dan internet di
sekitar kawasan rawan bencana;
g. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dan

188
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
internet serta sarana prasarana penunjangnya
diperbolehkan pada semua Kawasan Budidaya; dan
h. pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dan
internet serta sarana prasarana penunjangnya
diperbolehkan secara terbatas dan bersyarat pada
semua Kawasan Lindung.
Pasal 66 68 (1) Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan sumber Sistematika dan nomenklatur
daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 arahan pengendalian pemanfaatan
huruf e, sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
a. pengaturan jaringan irigasi meliputi: pada Permen ATR/BPN No 11
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu Tahun 2021 tentang Tata Cara
pembangunan bangunan pemeliharaan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
jaringan irigasi; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu Substansi Rencana Tata Ruang
pembangunan bangunan di atas saluran Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
irigasi; dan kegiatan perikanan/pertanian dan Rencana Detail Tata Ruang
sepanjang tidak merusak tatanan lingkungan
dan fungsi irigasi;
3. kegiatan yang dilarang, yaitu pemanfaatan
ruang dan pendirian bangunan yang dapat
merusak sempadan dan jaringan irigasi;
b. pengaturan sistem jaringan dan bangunan
pengendalian banjir meliputi:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. bangunan pengendalian banjir; dan
ii. kegiatan pendukung sistem jaringan dan
bangunan pengendalian banjir;
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
kegiatan perikanan, pertanian, dan wisata
alam sepanjang tidak merusak tatanan
lingkungan dan bentang alam fungsi
pengendalian banjir;
kegiatan pertanian sepanjang tidak merusak
tatanan lingkungan dan bentang alam;
kegiatan wisata alam dengan tidak
menganggu bentang alam dan fungsi
kawasan;
3. kegiatan yang dilarang, yaitu kegiatan yang
dapat mengganggu fungsi pengendalian banjir;
c. pengaturan jaringan dan bangunan sumber daya
air meliputi:

189
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. bangunan sumber daya air,
ii. kegiatan pendukung jaringan dan bangunan
sumber daya air; dan
iii. kegiatan perikanan;
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
i. kegiatan pertanian sepanjang tidak merusak
tatanan lingkungan dan bentang alam
fungsi jaringan serta bangunan sumber daya
air;
ii. kegiatan wisata alam dengan tidak
menganggu bentang alam dan fungsi
kawasan jaringan dan bangunan sumber
daya air; dan
iii. kegiatan transportasi dengan tidak
menganggu bentang alam dan fungsi
kawasan jaringan dan bangunan sumber
daya air;
3. kegiatan yang dilarang, yaitu kegiatan yang
dapat mengganggu fungsi jaringan dan
bangunan sumber daya air;
d. perlindungan terhadap infrastruktur sumber daya
air (SDA);
e. memperhatikan ketentuan mengenai alih fungsi
lahan KP2B dan/ atau lahan sawah beririgasi
teknis yang sudah ditetapkan dalam RTR;
f. pembangunan infrastruktur sumber daya air
sesuai standar dan kriteria perencanaan;
g. perlindungan Kawasan sempadan sumber daya
air;
h. Pemanfaatan Ruang di sekitar wilayah sungai,
danau, embung, dan waduk memperhatikan
pedoman instrumen pengendalian terkait sungai,
danau, embung dan waduk;
i. pengelolaan sumber daya air memperhatikan
wilayah sungai dan daerah aliran sungai;
j. Pemanfaatan Ruang di sekitar wilayah sungai,
danau, embung, dan waduk di Kawasan
perbatasan harus selaras dengan pemanfaatan
ruang di sekitar sumber daya air di
kabupaten/kota yang berbatasan;

190
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
k. perlindungan bangunan prasarana sumber daya
air;
l. setiap perencanaan dan pembangunan prasarana
sumber daya air wajib memperhatikan Kawasan
Lindung dan Kawasan konservasi;
m. penerapan rekayasa teknis dalam pembangunan
prasarana sumber daya air di sekitar Kawasan
rawan bencana;
n. penyiapan ruang evakuasi dan prasarana mitigasi
bencana di sekitar bangunan prasarana sumber
daya air;
o. pengembangan sistem jaringan sumber daya air
dan sarana prasarana penunjangnya
diperbolehkan pada semua kawasan peruntukan
budi daya Kawasan Budidaya; dan
p. pengembangan sistem jaringan sumber daya air
dan sarana prasarana penunjangnya
diperbolehkan secara terbatas dan bersyarat pada
semua kawasan peruntukan lindung Kawasan
Lindung.
(2) Pelaksanaan pengaturan sistem pengendalian banjir
dan bangunan sumber daya air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan dengan
syarat tetap menjaga kelestarian lingkungan dan
fungsi lindung kawasan.
Pasal 67 69 Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan prasarana Sistematika dan nomenklatur
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf f arahan pengendalian pemanfaatan
meliputi: ruang dalam RTRWP mengacu
a. indikasi arahan zonasi untuk sistem penyediaan air pada Permen ATR/BPN No 11
minum (SPAM) regional memperhatikan: Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu kegiatan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
pembangunan sarana dan prasarana SPAM serta Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
kegiatan pembangunan penunjang SPAM; Substansi Rencana Tata Ruang
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
kegiatan wisata terbatas yang tidak mengganggu dan Rencana Detail Tata Ruang
keberlangsungan penyediaan air minum serta
mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana Catatan Pansus VI:
air minum; IAZ akan dicek kembali oleh
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu kegiatan Disperkim
yang mengganggu keberlangsungan fungsi
penyediaan air minum, mengakibatkan kerusakan Tindak lanjut:
prasarana dan sarana penyedia air minum;
Telah dicek dan diberikan
4. persyaratan teknis pembangunan SPAM

191
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
mengikuti peraturan perundang-undangan yang masukan oleh Disperkim,
berlaku; perbaikan dilakukan di IAZ
5. persyaratan pembangunan SPAM dilengkapi jaringan persampahan.
dengan pengolahan limbah;
6. pembuatan sumur resapan air (artificial water
catchment) di sekitar bangunan SPAM;
7. pengembangan SPAM diperbolehkan pada setiap
peruntukan budi daya Kawasan Budidaya;
8. pengembangan SPAM diperbolehkan secara
terbatas dan bersyarat pada semua kawasan
peruntukan lindung Kawasan Lindung;
9. setiap perencanaan dan pembangunan SPAM
wajib memperhatikan Kawasan Lindung dan
kawasan konservasi; dan
10. penerapan rekayasa teknis pada pembangunan
SPAM di kawasan rawan bencana dan zona
resapan air.
b. Indikasi arahan zonasi untuk SPALD memperhatikan:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu pembangunan
prasarana dan sarana air limbah dalam rangka
mengurangi, memanfaatkan kembali, dan
mengolah air limbah dan RTH;
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu
kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
angka 1 yang tidak mengganggu fungsi sistem
pengelolaan air limbah;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
i. pembuangan sampah;
ii. pembuangan bahan berbahaya dan beracun;
iii. pembuangan limbah bahan berbahaya dan
beracun; dan
iv. kegiatan lain yang dapat mengganggu fungsi
sistem pengelolaan air limbah.
4. pemanfaatan ruang untuk jaringan pengelolaan
air limbah domestik diprioritaskan pada Kawasan
permukiman padat penduduk;
5. pembuangan efluen air limbah ke media
lingkungan hidup tidak melampaui standar baku
mutu air limbah;
6. sistem jaringan pengelolaan limbah disesuaikan

192
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan ketinggian muka air tanah di lokasi
jaringan pengelolaan limbah;
kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu kegiatan
yang mengganggu fungsi sistem jaringan air
limbah;
7. pembuatan sumur resapan air (artificial water
catchment) di sekitar bangunan SPALD;
8. pengembangan SPALD diperbolehkan pada setiap
peruntukan budidaya Kawasan Budidaya;
9. pengembangan SPALD diperbolehkan secara
terbatas dan bersyarat pada semua kawasan
peruntukan lindung Kawasan Lindung;
10. setiap perencanaan dan pembangunan SPALD
wajib memperhatikan Kawasan Lindung dan
kawasan konservasi; dan
11. penerapan rekayasa teknis pada pembangunan
SPALD di kawasan rawan bencana dan zona
kawasan resapan air.
c. Indikasi arahan zonasi sistem pengelolaan limbah B3
memperhatikan:

1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:


i. kegiatan pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan limbah B3;
dan
ii. fasilitas penunjang kegiatan pengelolaan
limbah B3.
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat yaitu:
i. kegiatan pendukung kegiatan pengelolaan
limbah B3;
ii. kegiatan pergudangan; dan
iii. kegiatan industri.
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan
yang menganggu fungsi kawasan pengelolaan
limbah;
4. Pengelolaan limbah B3 mengikuti tata cara dan

193
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
persyarakatan teknis sesuai dengan perundang-
undangan berlaku;
5. Penetapan lokasi pengelolaan limbah B3 harus
didahului dengan analisis daya dukung dan daya
tampung lingungan; dan
6. Pengembangan sistem pengelolaan limbah B3
dalam perencanaan diperbolehkan secara terbatas
dan bersyarat pada semua kawasan budidaya dan
kawasan lindung
d. Indikasi arahan zonasi untuk sistem jaringan
persampahan memperhatikan:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa
pemrosesan akhir sampah;
ii. lahan urug saniter (sanitary landfill), dan
iii. pemeliharaan dan industri terkait pengolahan
sampah;
2. pemanfaatan gas metan di TPA;
3. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat kegiatan
penunjang operasional TPPAS dan pengelolaan 3R;
4. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu kegiatan
permukiman dan sosial ekonomi yang
mengganggu fungsi kawasan TPA sampah;
5. lokasi TPPAS harus didukung oleh studi
lingkungan yang telah disepakati oleh instansi
yang berwenang;
6. pengelolaan sampah dalam TPPAS dilakukan
dengan sistem yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan;
7. persyaratan pembangunan TPPAS yang dilengkapi
dengan pengolahan limbah;
8. pengembangan sistem jaringan persampahan
diperbolehkan pada setiap peruntukan budi daya
Kawasan Budidaya;
9. pengembangan sistem jaringan persampahan
diperbolehkan secara terbatas dan bersyarat pada
semua kawasan peruntukan lindung Kawasan
Lindung;
10. setiap perencanaan dan pembangunan TPPAS

194
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
wajib memperhatikan Kawasan Lindung dan
kawasan konservasi; dan
11. penerapan rekayasa teknis pada pembangunan
TPPAS di kawasan rawan bencana dan zona
resapan air.
Paragraf 3 Paragraf 3 Paragraf 3 Sistematika dan nomenklatur
Indikasi Arahan Zonasi Pola Ruang arahan pengendalian pemanfaatan
Arahan Zonasi untuk Kawasan Peruntukan Lindung ruang dalam RTRWP mengacu
Pasal 68 70 (1) Indikasi arahan zonasi pola ruang sebagaimana pada Permen ATR/BPN No 11
dimaksud dalam Pasal 62 huruf b memuat indikasi Tahun 2021 tentang Tata Cara
arahan zonasi untuk: Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
a. Kawasan Lindung; dan Substansi Rencana Tata Ruang
b. Kawasan Budidaya. Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
(2) Indikasi arahan zonasi Kawasan Lindung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi indikasi arahan zonasi untuk:
a. Badan air;
b. Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan di bawahnya;
c. Kawasan perlindungan setempat;
d. Kawasan konservasi;
e. Kawasan pencadangan konservasi di laut;
f. Kawasan hutan adat;
g. Kawasan lindung geologi; dan
h. Kawasan cagar budaya;
(3) Indikasi arahan zonasi Kawasan Budidaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi indikasi arahan zonasi untuk:
a. Kawasan hutan produksi;
b. Kawasan pertanian;
c. Kawasan perikanan;
d. Kawasan pergaraman;
e. Kawasan pertambangan dan energi;
f. Kawasan peruntukan industri;
g. Kawasan pariwisata;
h. Kawasan permukiman;
i. Kawasan pembuangan hasil pengerukan di laut;

195
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
j. Kawasan transportasi; dan .
k. Kawasan pertahanan dan keamanan.
Pasal 69 71 Indikasi arahan zonasi untuk Badan Air sebagaimana
dimaksud pada Pasal 70 ayat (2) huruf a, sebagai
berikut:
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
1. pembangunan prasarana lalu lintas air;
2. alur pelayaran air;
3. pembangunan bangunan pengambilan dan
pembuangan air;
4. kegiatan pengamanan badan air;
5. kegiatan menjaga penjagaan kualitas air;
6. jaringan prasarana sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
dan
7. pembangunan bangunan penunjang kegiatan di
badan air sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
1. kegiatan pendidikan/penelitian;
2. kegiatan perikanan;
3. kegiatan wisata air
4. kegiatan olahraga air;
5. pembangunan bangunan fasilitas umum
jembatan, pemasangan kabel listrik, kabel
telepon, pipa air minum, pipa gas, dan mikrohidro
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
6. pembuangan limbah cair setelah pengolahan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. kegiatan yang dilarang, yaitu:
1. pembuangan limbah cair/padat secara langsung
tanpa pengolahan;
2. pembuangan limbah padat;
3. kegiatan yang merusak kelestarian kawasan
badan air; dan
4. kegiatan yang merusak kualitas air.

196
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 68 Pasal 70 72 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan yang • Sistematika dan nomenklatur
Tidak diubah memberikan perlindungan terhadap Kawasan di arahan pengendalian
bawahnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 70 ayat (2) pemanfaatan ruang dalam
huruf b, sebagai berikut: RTRWP mengacu padaPermen
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu hutan lindung ATR/BPN No 11 Tahun 2021
dan preservasi sumber daya alam; tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: dan Penerbitan Persetujuan
1. wisata alam, kegiatan pendidikan dan penelitian Substansi Rencana Tata Ruang
tanpa merubah bentang alam dan tidak merusak Wilayah Provinsi, Kabupaten,
fungsi lindung; Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
2. kegiatan yang memiliki kemampuan tinggi dalam • Hutan lindung masuk ke
menahan limpasan air hujan dan sesuai dengan kawasan yang memberikan
daya dukung lingkungan; perlindungan terhadap
kawasan pertanian pangan berkelanjutan kawasan di bawahnya
mengacu pada peraturan perundangan melalui
mekanisme persetujuan penggunaan kawasan Pembahasan dalam Kunker Pansus
hutan tanpa merusak fungsi lindung; dan VI, 11 Januari 2022:
Kabupaten Karawang
3. kegiatan lain di luar kegiatan kehutanan yang menyampaikan terkait
mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat pengembangan minapolitan dan
dielakkan mengacu pada peraturan perundangan mangrove di bagian utara.
melalui pemberian persetujuan penggunaan Keterangan: pengaturan terkait
kawasan hutan; mangrove tercantum dalam IAZ
c. pengembangan jaringan, bangunan utilitas dan kawasan yang memberikan
prasarana transportasi (jalan dan jalan KA) hanya perlindungan terhadap kawasan di
diperkenankan dengan persyaratan: bawahnya, sedangkan
pengembangan minapolitan
1. memberikan manfaat yang lebih besar terhadap tercantum dalam Indikasi Program
perekonomian provinsi/kabupaten/kota; Perwujudan Kawasan Perikanan.
2. tidak menyebabkan berkurangnya fungsi ekologis, Pengaturan terkait mangrove
yang berkaitan dengan tata air, keanekaragaman tercantum juga dalam Indikasi
hayati, terganggunya pola hidup satwa; dan Program Perwujudan kawasan
yang memberikan perlindungan
3. mendapat persetujuan dari instansi yang
terhadap kawasan di bawahnya,
berwenang berkaitan dengan status lahan.
dengan salah satu lokasinya
d. kegiatan yang dilarang, yaitu: adalah Kabupaten Karawang.
1. seluruh kegiatan yang berpotensi mengurangi
luas kawasan hutan, tutupan vegetasi dan
mengganggu fungsi resapan air, dan
2. seluruh kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi
pertambangan di Kawasan hutan lindung yang
memiliki keunikan geologi dan di kawasan

197
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
resapan air;
e. pengendalian Pemanfaatan Ruang untuk jasa
lingkungan pada zona pemanfaatan;
f. ketentuan pemanfaatan ruang pada Kawasan hutan
lindung dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
g. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
Kawasan bawahannya yang merupakan Ekosistem
mangrove memiliki ketentuan pengendalian:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu hutan
mangrove, hutan lindung, pemanfaatan hasil
hutan bukan kayu, dan preservasi sumber daya
alam;
2. kegiatan yang diperbolehkan secara terbatas,
yaitu:
i. kegiatan pendidikan;
ii. penelitian;
iii. wisata alam;
Kawasan pertanian pangan berkelanjutan
mengacu pada peraturan perundangan melalui
mekanisme pinjam pakai tanpa merusak
fungsi lindung; dan
iv. kegiatan lain di luar kegiatan kehutanan yang
mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat
dielakkan mengacu pada peraturan
perundangan melalui pemberian persetujuan
penggunaan kawasan hutan;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
i. pemanfaatan kayu mangrove dan vegetasi
pantai;
ii. pelarangan kegiatan yang dapat merusak;
iii. mengurangi luas dan/atau mencemari
Ekosistem mangrove dan vegetasi pantai; dan
iv. pelarangan kegiatan yang dapat menganggu
fungsi ekosistem mangrove, vegetasi pantai
dan/atau tempat perkembangan biota laut;
4. Kawasan di sekitar Ekosistem mangrove dapat
ditetapkan menjadi Kawasan Ekosistem esensial
untuk mendukung terjaminnya proses ekologis
yang menunjang kelangsungan hidup dari flora,
fauna, dan ekosistemnya;
5. pelaksanaan perlindungan Kawasan Ekosistem
esensial sebagaimana dimaksud pada angka 4
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
6. pembatasan alih fungsi vegetasi hutan pantai dan

198
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
mangrove.

Pasal 69 Dihapus Substansi terkait ketentuan pada


Pasal 69 kawasan resapan air/kawasan
Arahan zonasi untuk kawasan resapan air/kawasan resapan air tanah dicantumkan
imbuhan air tanah, ditetapkan dengan memperhatikan: dalam ketentuan khusus sesuai
a. pengendalian pemanfaatan ruang secara terbatas dengan Permen ATR/BPN No 11
untuk kegiatan budidaya, yang memiliki Tahun 2021 tentang Tata Cara
kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
hujan harus sesuai dengan daya dukung
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
lingkungan;
Substansi Rencana Tata Ruang
b. pemanfaatan ruang wajib memelihara fungsi
resapan air; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. kegiatan penghijauan dan penyediaan sumur dan Rencana Detail Tata Ruang
resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun dan Permen ATR/BPN No 14
yang sudah ada; Tahun 2021 tentang pedoman
d. menjaga fungsi hidrogeologis kawasan kars, penyusunan basis data
dengan memperhatikan pelarangan kegiatan
penambangan di kawasan tersebut;
e. penerapan prinsip kemampuan tinggi dalam
menahan limpasan air hujan (zero delta Q policy)
terhadap setiap kegiatan budidaya terbangun
yang diajukan izinnya;
f. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat
mengurangi daya serap tanah terhadap air;
g. ketentuan pengendalian/pembatasan
pemanfaatan hasil tegakan selanjutnya diatur
dalam peraturan perundang-undangan;
h. ketentuan pelarangan kegiatan pemanfaatan
ruang yang dapat mengganggu bentang alam,
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi,
kelestarian flora dan fauna, serta fungsi
lingkungan hidup;
i. ketentuan pelarangan kegiatan yang merusak
kualitas dan kuantitas air, kondisi fisik kawasan,
dan daerah tangkapan air;
j. melarang pengambilan air tanah baru melalui
sumur bor;
k. mewajibkan membangun sumur imbuhan air
tanah sejumlah 2 (dua) titik terhadap 1 (satu)
titik sumur produksi air tanah; dan
l. mengubah fungsi seluruh sumur produksi air
tanah menjadi sumur ASR (aquifer storage and
recovery), yaitu sumur bor air tanah dengan
fungsi ganda yang mampu produksi dan

199
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
imbuhan air tanah.

Pasal 70

Pasal 71 Pasal 71 73 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan perlindungan • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 71 setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk sempadan sungai dan kawasan huruf c, sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
sekitar waduk dan situ, ditetapkan dengan a. untuk sempadan pantai, meliputi: RTRWP mengacu pada Permen
memperhatikan: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
1. kegiatan yang diperbolehkan yaitu: tentang Tata Cara Penyusunan,
a. penetapan lebar sempadan sungai, waduk/situ; Peninjauan Kembali, Revisi,
i. pembangunan prasarana lalu lintas air;
b. pemanfaatan ruang untuk RTH; dan Penerbitan Persetujuan
ii. pembangunan bangunan pengambilan dan Substansi Rencana Tata Ruang
c. ketentuan perizinan bangunan hanya untuk pembuangan air; Wilayah Provinsi, Kabupaten,
pengelolaan badan air atau pemanfaatan air;
iii. pembangunan bangunan penunjang kegiatan di Kota, dan Rencana Detail Tata
d. ketentuan tanah timbul sebagai lahan milik Ruang
laut/pantai;
negara dan merupakan lahan bebas, • Sempadan masuk ke kawasan
diperuntukkan bagi perluasan Kawasan iv. kegiatan pengamanan laut; yang memberikan perlindungan
Lindung; v. pemanfaatan struktur alami dan struktur setempat
e. ketentuan pelarangan membuang secara buatan untuk mencegah abrasi, akresi, intrusi Pembahasan dalam Kunker Pansus
langsung limbah padat, limbah cair, limbah air laut dan kerusakan lingkungan lainnya; dan VI, 6 Januari 2022:
gas dan limbah B3; Pemberlakuan sempadan sungai
vi. RTH; menjadi RTH membantu
f. ketentuan pelarangan kegiatan penataan dan
2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: pemenuhan RTH, dengan
pemanfaatan ruang yang dapat mengganggu
ketentuan sempadan untuk setu
kelestarian sumber daya air, keseimbangan i. kegiatan yang memberikan nilai tambah
sebesar 50 m dan sungai 10-15 m.
fungsi lindung, kelestarian flora dan fauna, Kawasan menjadi Kawasan wisata dengan
Keterangan: IAZ untuk kawasan
serta pemanfaatan hasil tegakan. tidak mengganggu fungsi sempadan pantai;
sempadan sungai dan kawasan
ii. kegiatan pertanian; sekitar waduk dan situ tercantum
dalam RTRWP Pasal 71, yang
iii. kegiatan perikanan;
menyebutkan bahwa kegiatan
iv. permukiman eksisting; pengamanan sungai dan RTH
v. pertahanan keamanan; merupakan kegiatan yang
diperbolehkan dan penetapan lebar
vi. transportasi; sempadan sungai, waduk/situ
vii. wisata; dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
viii. ilmu pengetahuan dan teknologi; undangan dengan memperhatikan
ix. pengembangan ruang/bangunan evakuasi; dan aspek mitigasi bencana.
x. pengembangan jaringan dan sarana prasarana Pembahasan dalam Kunker
kota dengan mengikuti ketentuan teknis yang Pansus VI, 11 Januari 2022:
berlaku;
Diperlukan arahan dan
3. kegiatan yang dilarang, yaitu kegiatan yang dapat dukungan terkait penyikapan
menurunkan fungsi ekologis dan estetika tanah timbul dan abrasi di
Kawasan yang mengubah dan/atau merusak

200
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
bentang alam, kelestarian fungsi pantai dan akses Kabupaten Bekasi.
terhadap kawasan sempadan pantai; Keterangan: IAZ untuk kawasan
4. penetapan lebar sempadan pantai sesuai rawan abrasi dan/atau rawan
ketentuan peraturan perundang-undangan; gelombang diatur dalam IAZ
5. penetapan lebar sempadan pantai yang Kawasan perlindungan
bertampalan dengan Kawasan rawan bencana setempat. Selain itu, tercantum
harus memperhatikan aspek mitigasi bencana; juga dalam Lampiran Indikasi
dan Program terkait Perwujudan
6. ketentuan pelarangan membuang secara langsung Aksi Penanggulangan Bencana,
limbah padat, limbah cair, limbah gas dan limbah mitigasi struktural:
B3. Penanganan daerah yang sudah
pemanfaatan ruang Kawasan sempadan pantai terdampak parah akibat abrasi
yang berada pada Kawasan rawan abrasi dan banjir rob; dengan lokasi: di
dan/atau rawan gelombang pasang dengan pesisir utara Jawa Barat,
memperhatikan: terutama di Kab. Bekasi (Desa
i. pengendalian ketat untuk kegiatan kegiatan Pantai Bahagia, Kec. Muara
untuk hunian, bangunan, infrastruktur Gembong), Kab. Karawang (Desa
penting, vital, dan strategis; Cemarajaya, Kec. Cibuaya).
ii. pemanfaatan ruang wajib melakukan kajian
pengurangan tingkat abrasi dan analisa risiko Pembahasan dalam Kunker Pansus
bencana; VI, 15 Februari 2022:
iii. pemasangan pemecah gelombang dan/atau Kab. Pangandaran merencanakan
penahan gelombang; pemanfaatan sempadan sungai dan
pantai seperti RISPAM di Bali
iv. pengembangan hutan bakau/sabuk hijau Keterangan: Pada Ranperda
sebagai pelindung alami; dan RTRWP Pasal 71 terkait IAZ
v. pemasangan sistem peringatan dini, papan Kawasan perlindungan setempat,
informasi, rambu bahaya, serta jalur evakuasi. kawasan sempadan pantai dan
sungai diperbolehkan untuk
b. sempadan sungai dan Kawasan sekitar waduk dan pembangunan bangunan
situ meliputi: pengambilan dan pembuangan air.
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. pembangunan sarana prasarana lalu lintas air;
ii. pembangunan bangunan pengambilan dan
pembuangan air;
iii. pembangunan bangunan penunjang sistem
prasarana kota; dan
iv. kegiatan pengamanan sungai, RTH, dan
kegiatan transportasi untuk jalan inspeksi;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, yaitu:
i. kegiatan yang memberikan nilai tambah
Kawasan menjadi Kawasan wisata dengan

201
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tidak mengganggu fungsi sempadan sungai,
pendayagunaan sumber daya air, pengendalian
daya rusak air, fungsi sistem jaringan sumber
daya air dan nilai visual bentang alam;
ii. pengembangan jaringan sarana prasarana
infrastruktur dengan mengikuti ketentuan
teknis yang berlaku;
iii. budidaya perikanan air tawar sesuai daya
dukung dan daya tampung sungai; dan
iv. kegiatan pertanian,
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
i. bangunan dan gedung selain yang
diperbolehkan pada huruf a angka 1;
ii. kegiatan yang mengganggu dan merusak
bentang alam, kesuburan dan keawetan tanah;
iii. kegiatan yang mengganggu dan merusak fungsi
hidrologi, kelestarian, flora dan fauna serta
kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
iv. kegiatan yang merusak kualitas dan kuantitas
air sungai;
4. penetapan lebar sempadan sungai, waduk/situ
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. penetapan lebar sempadan sungai, waduk/situ
yang bertampalan dengan Kawasan Rawan
Bencana harus memperhatikan aspek mitigasi
bencana; dan
6. ketentuan pelarangan membuang secara
langsung limbah padat, limbah cair, limbah gas
dan limbah B3.
Pasal 72 Dihapus Pasal ini dihilangkan karena tidak
Tidak Diubah masuk dalam rencana pola ruang,
sesuai dengan Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang

202
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 73 Pasal ini dihilangkan karena tidak
Ketentuan Pasal 73 dihapus. masuk dalam rencana pola ruang,
sesuai dengan Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 74 Pasal 72 74 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan konservasi e. Sistematika dan nomenklatur
Pasal 74 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf d arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan cagar alam dan suaka ditetapkan dengan memperhatikan: pemanfaatan ruang dalam
margasatwa, ditetapkan dengan memperhatikan: RTRWP mengacu pada Permen
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. ketentuan pemanfaatan ruang kegiatan penelitian 1. kegiatan konservasi, hutan lindung, Cagar Alam,
tentang Tata Cara Penyusunan,
dan pengembangan, ilmu pengetahuan, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya, Taman
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat Nasional, Taman Wisata Alam;
Penerbitan Persetujuan
menunjang budidaya; 2. penelitian dan pengembangan, ilmu
Substansi Rencana Tata Ruang
pengetahuan, pendidikan, preservasi sumber
b. ketentuan pelarangan kegiatan selain ketentuan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
daya alam; dan
pada huruf a; Kota, dan Rencana Detail Tata
3. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;
Ruang
c. pendirian bangunan sederhana dibatasi hanya b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
f. Cagar alam dan suaka
untuk menunjang kegiatan penelitian, dan 1. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk
margasatwa masuk ke kawasan
pengembangan, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang kegiatan penelitian, dan
konservasi
dan kegiatan lainnya yang dapat menunjang pengembangan, ilmu pengetahuan, dan
budidaya; pendidikan;
2. kegiatan lainnya yang dapat menunjang budidaya;
d. ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain dan
ketentuan pada huruf c; 3. pemanfaatan sumberdaya alam sesuai ketentuan
e. ketentuan pelarangan terhadap penanaman flora peraturan perundang-undangan;
dan pelepasan satwa yang bukan merupakan Kawasan hortikultura yang berada di luar zona
flora dan satwa dalam kawasan; dan inti Kawasan konservasi;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu:
f. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat 1. pendirian bangunan selain ketentuan pada huruf
mengganggu bentang alam dan merusak koleksi b;
tumbuhan dan satwa. 2. kegiatan yang dapat mengganggu bentang alam,
mengganggu kesuburan dan keawetan tanah,
fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna,
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
merusak koleksi tumbuhan dan satwa; dan
3. kegiatan penanaman flora dan pelepasan satwa
yang bukan merupakan flora dan satwa dalam
kawasan;
d. penetapan zonasi penataan kawasan sesuai
karakteristik pengelolaannya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

203
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 73 75 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan pencadangan g. Sistematika dan nomenklatur
konservasi di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal arahan pengendalian
70 ayat (2) huruf e, sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
1. perlindungan habitat dan populasi ikan serta tentang Tata Cara Penyusunan,
alur migrasi biota laut; Peninjauan Kembali, Revisi, dan
2. perlindungan ekosistem pesisir dan laut yang Penerbitan Persetujuan
unik dan/atau rentan terhadap perubahan; Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
3. perlindungan situs budaya/adat tradisional; dan Kota, dan Rencana Detail Tata
4. pembangunan infrastruktur/sarana prasarana. Ruang
h. Substansi kawasan
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: pencadangan konservasi di laut
1. penelitian, pengembangan dan/atau pendidikan; (KPL) sesuai dengan hasil
integrasi antara RTRWP dan
2. wisata alam bentang laut; RZWP-3K
3. wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau
kecil;
4. wisata alam bawah laut;
5. wisata budaya;
6. penangkapan ikan;
7. pembudidayaan ikan;
8. energi; dan
9. fasilitas umum.
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
1. kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan
keutuhan potensi Kawasan dan perubahan fungsi
Kawasan;
2. kegiatan yang dapat mengganggu pengelolaan
jenis sumber daya ikan beserta habitatnya untuk
menghasilkan keseimbangan antara populasi dan
habitatnya;
3. kegiatan yang dapat mengganggu alur migrasi
biota laut dan pemulihan ekosistemnya;
4. kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan
fungsi kawasan;
5. penangkapan ikan yang menggunakan alat
tangkap yang bersifat merusak Ekosistem di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

204
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
6. semua jenis kegiatan penambangan;
7. kegiatan menambang terumbu karang yang dapat
menyebabkan abrasi; dan
8. mengambil terumbu karang di Kawasan
konservasi, menggunakan bahan peledak dan
bahan beracun dan/atau cara lain yang
mengakibatkan rusaknya Ekosistem terumbu
karang, kegiatan membuang jangkar/berlabuh,
dan pembuangan sampah dan limbah.
d. prasarana minimum yang dipersyaratkan meliputi
pembangunan fasilitas aksesibilitas, sarana dan
prasarana pengelolaan, sarana dan prasarana
pelayanan, sarana dan prasarana perlindungan dan
pengamanan, serta sarana dan prasarana
komunikasi dan informasi.
e. arahan pengendalian pada kawasan konservasi
dilaksanakan sebagai berikut:
1. mendukung upaya pengelolaan kawasan
konservasi perairan yang efektif;
2. meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
wawasan peserta didik tentang konservasi;
3. ramah lingkungan serta desain dan tata letak
bangunan harus disesuiakan dengan ketentuan
yang ada untuk memadukan antara fungsi
konservasi, edukasi, wisata dan ekonomi di
kawasan ini;
4. penggunaan kapal berdasarkan ukurannya, jenis
alat tangkap serta batasan jumlah pengambilan
sumber daya ikan untuk melindungi
keberlanjutan keanekaragaman sumber daya
ikan; dan
5. memperhatikan jenis ikan yang dibudidayakan,
jenis pakan, teknologi, jumlah unit serta daya
dukung, dan kondisi lingkungan sumber daya
ikan.
f. arahan pengendalian pada Kawasan Konservasi
Maritim dilaksanakan sebagai berikut:
1. mendukung upaya pengelolaan kawasan
konservasi maritim yang efektif;
2. meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
wawasan peserta didik tentang konservasi; dan
3. ramah lingkungan serta desain dan tata letak

205
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
bangunan harus disesuiakan dengan ketentuan
yang ada untuk memadukan antara fungsi
konservasi, edukasi, wisata dan ekonomi di
kawasan ini.
g. Penggambaran titik/sumur minyak bumi dan gas
bumi dalam Kawasan Konservasi Perairan Pulau
Biawak dilakukan setelah adanya penetapan
kawasan konservasi dari Menteri Kelautan dan
Perikanan;
h. Sumur minyak bumi dan gas bumi yang ada dalam
Kawasan konservasi Perairan Pulau Biawak
merupakan sumur non aktif; dan
i. Aktivasi kegiatan sumur pada Kawasan Konservasi
Pulau Biawak merujuk pada peraturan perundangan
yang berlaku.
Pasal 75 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi dan • Sistematika dan nomenklatur
Ketentuan Pasal 75 dihapus. Pasal 75 – IAZ Kawasan Pencadangan Konservasi di arahan pengendalian
Laut pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada pada
Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
• Suaka alam dan suaka alam
laut hasil integrasi dengan
RZWP3K masuk ke kawasan
pencadangan konservasi di laut
Pasal 76 Masuk ke Pasal 72 – IAZ Kawasan yang i. Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah memberikan perlindungan terhadap kawasan di arahan pengendalian
bawahnya pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada pada
Permen ATR/BPN No 11 Tahun
2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
j. Mangrove masuk ke kawasan
yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan di bawahnya

206
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 77 Pasal 77 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi k. Sistematika dan nomenklatur
arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan taman nasional,
pemanfaatan ruang dalam
ditetapkan dengan memperhatikan:
RTRWP mengacu pada Permen
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk ATR/BPN No 11 Tahun 2021
pendidikan, penelitian dan wisata alam tanpa tentang Tata Cara Penyusunan,
mengubah bentang alam; Peninjauan Kembali, Revisi, dan
b. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat Penerbitan Persetujuan
mengubah bentang alam, mengganggu Substansi Rencana Tata Ruang
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, Wilayah Provinsi, Kabupaten,
kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian Kota, dan Rencana Detail Tata
fungsi lingkungan hidup; Ruang

c. penetapan zonasi penataan kawasan sesuai • Kawasan taman nasional


karakteristik pengelolaannya berdasarkan masuk ke kawasan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan konservasi
d. pengendalian pemanfaatan ruang untuk jasa
lingkungan panas bumi pada zona pemanfaatan.

Pasal 78 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi • Sistematika dan nomenklatur


Pasal 78 arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan taman hutan raya, pemanfaatan ruang dalam
ditetapkan dengan memperhatikan : RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk tentang Tata Cara Penyusunan,
penelitian, pendidikan dan wisata alam; Peninjauan Kembali, Revisi,
b. ketentuan pelarangan kegiatan selain ketentuan dan Penerbitan Persetujuan
pada huruf a; Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
c. pengendalian pemanfaatan ruang untuk jasa Kota, dan Rencana Detail Tata
lingkungan panas bumi pada zona pemanfaatan; Ruang
d. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat • Kawasan taman taman hutan
mengganggu bentang alam dan merusak koleksi raya masuk ke kawasan
tumbuhan dan satwa; dan konservasi
e. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
menunjang kegiatan penelitian, pendidikan dan
wisata alam berdasarkan rencana pengelolaan.

Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi • Sistematika dan nomenklatur


Pasal 79 arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan taman wisata pemanfaatan ruang dalam
alam, ditetapkan dengan memperhatikan : RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021

207
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk wisata tentang Tata Cara Penyusunan,
alam tanpa mengubah bentang alam; Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
b. pengendalian pemanfaatan ruang untuk jasa
Substansi Rencana Tata Ruang
lingkungan panas bumi pada zona pemanfaatan;
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
c. ketentuan pelarangan kegiatan selain ketentuan Kota, dan Rencana Detail Tata
pada huruf a; Ruang
• Kawasan taman wisata alam
d. pendirian bangunan dibatasi untuk menunjang
kegiatan wisata alam; dan masuk ke kawasan konservasi

e. ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain


ketentuan pada huruf c.
Pasal 80 Tidak Diubah Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
ke pasal ketentuan khusus, sesuai
dengan Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Permen ATR/BPN No 14 Tahun
2021 tentang pedoman
penyusunan basis data
Pasal 81 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
Pasal 81 ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan gerakan tanah tinggi dengan Permen ATR/BPN No 11
– menengah, ditetapkan dengan memperhatikan: Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
a. pembangunan pada kawasan rawan gerakan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
tanah tinggi dihindarkan; Substansi Rencana Tata Ruang
b. ketentuan dalam pembatasan pemanfaatan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
ruang untuk tidak diperkenankan mendirikan dan Rencana Detail Tata Ruang
bangunan hunian, meminimalkan jaringan dan Permen ATR/BPN No 14
infrastruktur, dan kegiatan diarahkan untuk Tahun 2021 tentang pedoman
hutan, perkebunan, ruang terbuka hijau, penyusunan basis data
wisata alam dan olah raga terbuka;
c. pengendalian pembangunan secara ketat,
memperhatikan teknis stabilitas lereng, sistem
drainase, tidak mengganggu kestabilan lereng,
menjaga vegetasi berakar kuat dan dalam, tidak
berada di bantaran sungai, dan melakukan
pemetaan detil gerakan tanah, kajian geologi
teknik, dan analisis risiko bencana;
d. disarankan untuk relokasi bangunan, tidak
melakukan perluasan atau penambahan
bangunan, melakukan kajian geologi teknik,

208
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
membangun dinding penahan longsor pada
daerah rawan longsor tinggi atau sering
mengalami kejadian longsor;
e. pemasangan papan informasi bahaya, rambu
bahaya, dan jalur evakuasi;
f. memetakan dan meyiapkan lahan - lahan
evakuasi dan hunian sementara di daerah
terdekat kawasan rawan bencana gerakan
tanah tinggi;
g. meningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
untuk masyarakat yang masih tinggal di
kawasan rawan gerakan tanah tinggi;
h. memperbaiki sistem drainase; dan
i. wajib melakukan analisis risiko bencana bagi
kegiatan yang berada di lokasi rawan gerakan
tanah.

Pasal 82 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah


Pasal 82 ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan bencana dengan Permen ATR/BPN No 11
gunung api, ditetapkan dengan memperhatikan: Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
a. pemanfaatan ruang pada kawasan rawan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Bencana III (KRB III) tidak boleh dilakukan Substansi Rencana Tata Ruang
pembangunan atau pengembangan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
pembangunan, diarahkan untuk hutan; dan Rencana Detail Tata Ruang
b. pemanfaatan ruang pada kawasan rawan dan Permen ATR/BPN No 14
bencana II (KRB II) diarahkan untuk pertanian Tahun 2021 tentang pedoman
dan perkebunan; penyusunan basis data

c. pemanfaatan ruang pada kawasan rawan


bencana I (KRB I) masih dapat dimanfaatkan
untuk permukiman dengan ketentuan mengikuti
aturan mitigasi bencana erupsi gunung api;
d. pemanfaatan ruang di KRB II dan I wajib
melakukan analisa risiko bencana bencana
gunung api;
e. pemasangan papan info bahaya, rambu dan
jalur evakuasi;
f. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses; dan
g. diperbolehkan kegiatan yang bersifat
pengamatan, bangunan pengendali bencana,

209
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan sarana prasarana penangulangan bencana
atau infrstruktur jaringan listrik, energi, air
bersih, jalan, jembatan, dan untuk kepentingan
umum sesuai hasil kajian risiko bencana.
Pasal 83 Pasal 83 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan gempa, ditetapkan
dengan Permen ATR/BPN No 11
dengan memperhatikan:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. pengendalian pembangunan di kawasan rawan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
gempa harus mengikuti ketentuan aturan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
bangunan tahan gempa sesuai dengan analisis Substansi Rencana Tata Ruang
risiko bencana; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
b. pengendalian pembangunan pada daerah yang dan Rencana Detail Tata Ruang
pernah terdampak gempa wajib melakukan dan Permen ATR/BPN No 14
penguatan bangunan menjadi bangunan tahan Tahun 2021 tentang pedoman
gempa; penyusunan basis data

c. pemasangan papan info bahaya, rambu dan


jalur evakuasi; dan
d. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses.

Pasal 84 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah


Pasal 84 ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk zona koridor 250m kiri kanan sesar dengan Permen ATR/BPN No 11
aktif, ditetapkan dengan memperhatikan : Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
a. pemanfaatan untuk hunian dan bangunan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
strategis wajib melakukan analisis risiko bencana Substansi Rencana Tata Ruang
sesar aktif; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
b. pemanfaatan pada zona koridor sesar aktif, dan Rencana Detail Tata Ruang
pemanfaatan diarahkan untuk hutan, dan Permen ATR/BPN No 14
perkebunan, pertanian, penghijauan, dan taman; Tahun 2021 tentang pedoman
penyusunan basis data
c. pengendalian ketat bagi kegiatan wisata dengan
mengacu pada mitigasi bencana sesar aktif;
d. bangunan yang terletak pada koridor sesar aktif
disarankan untuk dapat direlokasi;
e. pengendalian ketat atau relokasi terhadap
Bangunan yang terletak pada jalur sesar aktif;
f. pemasangan papan info bahaya, rambu dan jalur
evakuasi; dan
g. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses.

210
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 85 Pasal 85 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan bencana tsunami,
dengan Permen ATR/BPN No 11
ditetapkan dengan memperhatikan:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. pemanfaatan ruang pada rawan bencana tsunami Penyusunan, Peninjauan Kembali,
wajib melakukan analisis risiko bencana Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
tsunami; Substansi Rencana Tata Ruang
b. pelarangan pada rawan tsunami tinggi Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dikembangkan untuk permukiman; dan Rencana Detail Tata Ruang
dan Permen ATR/BPN No 14
c. pembuatan infratruktur proteksi bencana yang Tahun 2021 tentang pedoman
memadai, seperti pemecah ombak atau tanggul penyusunan basis data
penahan;
d. penetapan sIstem peringatan dini, rambu dan
papan info peringatan bencana tsunami, jalur
evakuasi, shelter atau bangunan perlindungan
terhadap tsunami, dan tempat evakuasi
sementara baik vertikal dan horisontal;
e. perlindungan dan penetapan vegetasi pantai,
bakau, gumuk dan bukit pasir, dan sempadan
pantai; dan
f. pembatasan Kegiatan hunian, wisata dan
pendukung wisata pantai di kawasan rawan
tsunami dengan ketentuan sesuai persyaratan
mitigasi bencana tsunami.

Pasal 86 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah


Pasal 86 ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan abrasi, dengan Permen ATR/BPN No 11
ditetapkan dengan memperhatikan: Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
a. pengendalian ketat untuk kegiatan kegiatan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
untuk hunian, bangunan, infrastruktur penting, Substansi Rencana Tata Ruang
vital, dan strategis; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
b. pemanfaatan ruang wajib melakukan kajian dan Rencana Detail Tata Ruang
pengurangan tingkat abrasi dan analisa risiko dan Permen ATR/BPN No 14
bencana abrasi; Tahun 2021 tentang pedoman
penyusunan basis data
c. pengembangan hutan bakau; dan
d. pemasangan papan informasi dan rambu bahaya
abrasi.

211
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 87 Pasal 87 Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan gelombang pasang,
dengan Permen ATR/BPN No 11
ditetapkan dengan memperhatikan:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. pelarangan untuk pembangunan perumahan; Penyusunan, Peninjauan Kembali,
b. pemanfaatan untuk Kegiatan wisata pantai, atau Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
kegiatan tertentu lain diperbolehkan setelah Substansi Rencana Tata Ruang
dilakukan analisa risiko bencana; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
c. ketentuan bangunan penunjang wisata harus dan Permen ATR/BPN No 14
dibangun dengan ketentuan mitigasi bencana Tahun 2021 tentang pedoman
gelombang pasang; penyusunan basis data
d. pemasangan pemecah gelombang dan/atau
penahan gelombang;
e. pembuatan sabuk hijau sebagai pelindung alami;
dan
f. pemasangan sistem peringatan dini, papan
informasi dan rambu bahaya, serta jalur jalur
evakuasi.

Pasal 87A Pasal 87A Dipindah ke Ketentuan Khusus Substansi dalam Pasal ini pindah
ke pasal ketentuan khusus, sesuai
Arahan zonasi untuk kawasan rawan banjir, ditetapkan
dengan Permen ATR/BPN No 11
dengan memperhatikan:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. penetapan batas dataran banjir; Penyusunan, Peninjauan Kembali,
b. pemanfaatan dataran banjir bagi RTH dan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
pengendalian pembangunan fasilitas umum Substansi Rencana Tata Ruang
dengan kepadatan rendah; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
c. ketentuan mengenai pelarangan kegiatan untuk dan Permen ATR/BPN No 14
fasilitas umum; Tahun 2021 tentang pedoman
d. pengendalian permukiman di kawasan rawan penyusunan basis data
banjir; dan
e. pemasangan sistem peringatan dini, papan info
dan rambu peringatan, jalur evakuasi, dan
tempat evakuasi sementara.

Pasal 74 76 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan hutan adat Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf f, arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11

212
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. kegiatan yang diperbolehkan yaitu: Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
1. hutan adat;
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
2. hutan lindung; dan Substansi Rencana Tata Ruang
3. Kawasan konservasi; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
1. permukiman;
2. wisata alam;
3. kegiatan pendidikan dan penelitian tanpa
merubah bentang alam dan tidak merusak fungsi
lindung;
4. kawasan pertanian;
5. jaringan dan bangunan utilitas; dan
6. prasarana transportasi;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu seluruh kegiatan yang
berpotensi mengurangi luas Kawasan hutan,
tutupan vegetasi dan mengganggu fungsi resapan
air.

Pasal 75 77 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan lindung geologi Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf g, arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. kegiatan pendidikan/penelitian yang tidak
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
mengganggu atau mengubah sistem/siklus
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
hidrologi yang ada;
Substansi Rencana Tata Ruang
2. kegiatan yang tidak merusak/komponen geologi
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Ekosistemnya;
dan Rencana Detail Tata Ruang
3. RTH;
Pembahasan dalam Kunker Pansus
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
VI, 15 Februari 2022:
1. kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan
Kab. Pangandaran merencanakan
yang tidak mengubah bentang alam;
kawasan karst dapat dibangun
2. kegiatan pariwisata, dengan pengaturan
untuk pariwisata
kapasitas wisatanya sedemikian rupa
Keterangan: Delineasi kawasan
(berdasarkan daya dukung lingkungan kawasan)
karst termasuk ke dalam kawasan
sehingga jumlah pengunjung yang datang tidak
lindung geologi, dimana dalam IAZ
mengganggu kegiatan pelestarian Kawasan;
(RTRWP Pasal 75) kegiatan
3. pembangunan hanya sebatas yang dibutuhkan
pariwisata diperbolehkan bersyarat
untuk jalur jalan wisatawan, tanpa mengganggu
(perlu memperhatikan kapasitas
fungsi utama perlindungan/pelestasiran/
wisata berdasarkan daya dukung
kawasan; dan
lingkungan kawasan) sehingga
4. kegiatan eksisting dengan tidak mengganggu
jumlah pengunjung yang datang

213
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
fungsi kawasan lindung geologi; tidak mengganggu kegiatan
c. kegiatan yang dilarang, yaitu: pelestarian kawasan.
1. kegiatan pertambangan; Berdasarkan ketentuan khusus
2. seluruh jenis kegiatan yang mengganggu fungsi Kawasan Karst, dapat dilakukan
imbuhan air; kegiatan lain selama tidak
3. kegiatan yang berpotensi mengganggu atau mengganggu proses karstifikasi,
mengubah sistem/siklus hidrologi yang ada; merusak bentuk dan fungsi
4. kegiatan yang berpotensi merusak/komponen kawasan karst. Kegiatan lain
geologi dan ekosistemnya; dilaksanakan sesuai dengan
5. memotong kayu atau vegetasi hutan; peraturan perundang-undangan.
6. meninggalkan/membuang sampah atau barang-
barang lain yang mengganggu; dan
7. penambahan luasan kegiatan terbangun
eksisting.
d. Kawasan di sekitar Kawasan Lindung geologi dapat
ditetapkan menjadi Kawasan Ekosistem esensial
untuk mendukung terjaminnya proses ekologis
yang menunjang kelangsungan hidup dari flora,
fauna, dan Ekosistemnya;
e. pelaksanaan perlindungan Kawasan Ekosistem
esensial sebagaimana dimaksud pada huruf d
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
f. prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait
dengan pemanfaatan ruang pada Kawasan Lindung
geologi seperti pembangunan jalan patroli dalam
kawasan dengan memperhatikan aspek ekologis,
pusat informasi, dimaksudkan sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian,
menara pengintai dan pos penjagaan batas
perbatasan.

Pasal 88 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi • Sistematika dan nomenklatur


Tidak Diubah arahan pengendalian
pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
• Kawasan taman buru masuk ke
kawasan konservasi

214
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 89 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi • Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah arahan pengendalian
pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
• Kawasan perlindungan plasma
nutfah masuk ke kawasan
konservasi
Pasal 90 Masuk ke Pasal 74 – IAZ Kawasan Konservasi • Sistematika dan nomenklatur
Ketentuan Pasal 90 dihapus. arahan pengendalian
pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
• Kawasan terumbu karang
masuk ke kawasan konservasi
Pasal 91 Masuk ke Ketentuan Khusus • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 91 arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan koridor bagi satwa yang pemanfaatan ruang dalam
dilindungi, ditetapkan dengan memperhatikan: RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk tentang Tata Cara Penyusunan,
kegiatan wisata alam; dan Peninjauan Kembali, Revisi,
b. ketentuan pelarangan penangkapan satwa yang dan Penerbitan Persetujuan
dilindungi ketentuan peraturan perundang- Substansi Rencana Tata Ruang
undangan. Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
• Hasil integrasi dengan RZWP3K
Pasal 76 78 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan cagar budaya Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (2) huruf h, arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu kegiatan
Tahun 2021 tentang Tata Cara
pendidikan dan penelitian sesuai peraturan
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
perundang-undangan;

215
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
1. museum; Substansi Rencana Tata Ruang
2. pariwisata; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
3. RTH; dan dan Rencana Detail Tata Ruang
4. sarana dan prasarana penunjang sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku;
c. kegiatan yang dilarang, yaitu:
1. kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak
sesuai dengan fungsi Kawasan;
2. kegiatan yang dapat merusak cagar budaya;
3. kegiatan yang dapat mengubah bentukan geologi
tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan; dan
4. kegiatan yang mengganggu kelestarian
lingkungan di sekitar cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, meliputi peninggalan sejarah,
bangunan arkeologi, monumen nasional, serta
wilayah dengan bentukan geologi tertentu.
Dihapus Sistematika dan nomenklatur
Paragraf 4 arahan pengendalian pemanfaatan
Arahan Zonasi Kawasan Peruntukan Budidaya ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Pasal 92 Pasal 77 79 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan hutan produksi Sistematika dan nomenklatur
Pasal 92 sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf a, arahan pengendalian pemanfaatan
Arahan zonasi untuk kawasan hutan produksi dan sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
hutan rakyat, ditetapkan dengan memperhatikan: pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. pengendalian pemanfaatan hasil hutan untuk 1. hutan produksi; Penyusunan, Peninjauan Kembali,
menjaga kestabilan neraca sumber daya
2. kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
kehutanan;
dan bukan kayu dalam hutan alam dan hutan Substansi Rencana Tata Ruang
b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk tanaman; dan Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan Rencana Detail Tata Ruang
3. kegiatan usaha pemanfaatan kawasan untuk
c. ketentuan jarak penebangan pohon yang budidaya tanaman obat dan kegiatan penelitian
diperbolehkan di kawasan hutan produksi lebih serta pendidikan;
besar dari 500 meter dari tepi waduk, lebih
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
besar dari 200 meter dari tepi mata air dan kiri
kanan sungai di daerah rawa, lebih besar dari budidaya tanaman hias;
100 meter dari tepi kiri kanan sungai, 50 meter
budidaya jamur;
dari kiri kanan tepi anak sungai, lebih besar
dari 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang, budidaya lebah dan penangkaran satwa;
lebih besar dari 130 kali selisih pasang tertinggi

216
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan pasang terendah dari tepi pantai; 1. kegiatan usaha pemanfaatan jasa lingkungan;
d. ketentuan penebangan pohon di kawasan hutan 2. kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi
rakyat dilakukan dengan tetap memperhatikan Ekosistem dalam hutan alam dan hutan tanaman;
fungsi lindung kawasan;
kegiatan pertanian;
e. ketentuan konversi hutan produksi dengan skor
kegiatan perkebunan;
lebih kecil dari 124 di luar hutan suaka alam
dan hutan konservasi, serta secara ruang 3. kegiatan pemanfaatan lainnya dengan tidak
dicadangkan untuk pengembangan menimbulkan dampak negatif pada fungsi
infrastruktur, pertambangan, pertanian dan ekologis, sosial, ekonomi, dan lingkungan;
perkebunan; 4. kegiatan penggunaan Kawasan hutan untuk
f. ketentuan luas kawasan hutan dalam setiap kepentingan pembangunan di luar kegiatan
DAS atau pulau, paling rendah 30% dari luas kehutanan (untuk tujuan strategis yang tidak
daratan; dapat dielakkan) sesuai peraturan perundangan;
g. ketentuan luas hutan lebih kecil dari 30% perlu 5. kegiatan pemanfaatan hasil hutan untuk menjaga
menambah luas hutan, dan luas hutan lebih kestabilan neraca sumber daya kehutanan;
besar dari 30% tidak boleh secara bebas 6. wisata alam yang tidak mengganggu fungsi
mengurangi luas kawasan hutan di kawasan; dan
kabupaten/kota; dan
7. bangunan penunjang kegiatan pemanfaatan hasil
h. ketentuan pemanfaatan ruang pada kawasan hutan dan pencegahan serta penanggulangan
hutan produksi dilaksanakan sesuai ketentuan bencana;
peraturan perundang-undangan.
c. kegiatan yang dilarang, yaitu kegiatan yang merusak
dan menurunkan bentang alam serta kualitas fungsi
kawasan;
d. ketentuan penebangan pohon di kawasan hutan
rakyat dilakukan dengan tetap memperhatikan
fungsi lindung kawasan;
e. ketentuan luas kawasan hutan dalam setiap DAS
atau pulau, paling rendah 30% (tiga puluh persen)
dari luas daratan;
f. ketentuan luas hutan lebih kecil dari 30% (tiga
puluh persen) perlu menambah luas hutan, dan luas
hutan lebih besar dari 30% (tiga puluh persen) tidak
boleh secara bebas mengurangi luas kawasan hutan
di kabupaten/kota; dan
g. ketentuan pemanfaatan ruang pada Kawasan hutan
produksi dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 93 Pasal 78 80 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan pertanian • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 93 sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf b, arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan pertanian, ditetapkan sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen

217
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan memperhatikan: a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
1. kegiatan pertanian; tentang Tata Cara Penyusunan,
a. Arahan zonasi untuk kawasan tanaman pangan:
Peninjauan Kembali, Revisi,
1. dilaksanakan dalam wilayah tersendiri atau 2. kegiatan eksisting bukan kegiatan pertanian dan Penerbitan Persetujuan
bertumpangsari dengan tanaman lain; dengan luasan kurang dari 150 Ha (seratus lima Substansi Rencana Tata Ruang
puluh hektar) yang telah diatur dalam RTR Wilayah Provinsi, Kabupaten,
2. penyiapan lahan harus menghindarkan wilayah kabupaten/kota; dan
terjadinya erosi permukaan tanah, Kota, dan Rencana Detail Tata
kelongsoran tanah, dan atau kerusakan 3. kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian. Ruang
sumber daya lahan melalui tindakan • IAZ Kawasan Pertanian
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
konservasi berkaitan dengan vegetatif dan digabungkan menjadi satu
1. kegiatan pendukung pertanian; pasal
sipil teknis berupa pembuatan pematan,
terasering, dan saluran drainase; 2. kegiatan penelitian pertanian; dan • KP2B diatur lebih lanjut dalam
Ketentuan Khusus
3. lahan untuk budidaya tanaman pangan yaitu 3. kegiatan ekowisata dengan tetap
lahan datar sampai dengan lahan mempertahankan fungsi utama Kawasan sebagai
berkemiringan (30%) yang diikuti dengan Kawasan pertanian dan kegiatan penunjang
upaya tindakan konservasi; dan pariwisata;
4. untuk kemiringan lahan >30% wajib kegiatan permukiman perdesaan;
dilakukan tindakan konservasi; dan kegiatan lain non pertanian dengan luas kurang
5. penetapan tata ruang wilayah dalam kaitan dari 150 Ha (seratus lima puluh hektar) yang
dengan pengembangan tanaman pangan diatur dalam RTRW kabupaten/kota dengan tidak
wajib menjamin terpeliharanya kelestarian mengganggu keberlangsungan kegiatan pertanian
sumber daya alam, fungsi lingkungan, dan di sekitarnya;
keselamatan masyarakat, serta selaras c. kegiatan dilarang, yaitu:
dengan kepentingan kegiatan lain.
1. perumahan;
b. Arahan zonasi untuk kawasan hortikultura: 2. industri;
1. dilaksanakan dalam wilayah tersendiri, 3. pertambangan;
bertumpangsari dengan tanaman lain, 4. alih fungsi Kawasan pertanian yang telah
dan/atau berintegrasi dengan wilayah usaha ditetapkan sebagai KP2B, LP2B, LSD, LBS; dan
lainnya; 5. kegiatan yang mengganggu fungsi Kawasan
2. kawasan hortikultura berada di luar zona inti sebagai kawasan pertanian.
Kawasan konservasi;
d. penyiapan lahan pertanian harus menghindarkan
3. lahan untuk budidaya hortikultura yaitu terjadinya erosi permukaan tanah, kelongsoran
lahan datar sampai dengan lahan tanah, dan atau kerusakan sumber daya lahan
berkemiringan (30%) yang diikuti dengan melalui tindakan konservasi berkaitan dengan
upaya tindakan konservasi berkaitan dengan vegetatif dan sipil teknis berupa pembuatan
vegetatif dan sipil teknis berupa pembuatan pematang, terasering, dan saluran drainase;
pematang, terasering dan saluran drainase; e. untuk kemiringan lahan kurang lebih dari 30% (tiga
4. untuk kemiringan lahan >30% wajib puluh persen) wajib dilakukan tindakan konservasi;
dilakukan tindakan konservasi;
f. penetapan Tata Ruang Wilayah dalam kaitan dengan
5. penetapan tata ruang wilayah dalam kaitan pengembangan Kawasan pertanian wajib menjamin
dengan pengembangan hortikultura wajib terpeliharanya kelestarian sumber daya alam, fungsi
menjamin terpeliharanya kelestarian sumber lingkungan, dan keselamatan masyarakat, serta
daya alam, fungsi lingkungan, dan selaras dengan kepentingan kegiatan lain;
keselamatan masyarakat, serta selaras

218
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan kepentingan kegiatan lain; dan pengalihan fungsi lahan pertanian dari pertanian
lahan kering yang tidak produktif (di luar LSD)
6. dalam hal terjadi tata ruang wilayah yang
menjadi peruntukan lain harus dilakukan tanpa
mengakibatkan alih fungsi kawasan
mengurangi kelestarian sumber daya alam, fungsi
hortikultura, Pemerintah Daerah wajib
lingkungan, dan keselamatan masyarakat, serta
menyediakan terlebih dahulu kawasan
selaras dengan kepentingan kegiatan lain;
pengganti yang setara.
g. pemanfaatan ruang kegiatan industri untuk
c. Arahan zonasi untuk kawasan perkebunan:
pengolahan hasil pertanian di Kawasan pertanian
1. ketentuan kemiringan lahan 0% sampai dipastikan menyediakan buffer dan instalasi limbah
dengan 8% untuk pola monokultur, yang tidak mengganggu aktivitas pertanian maupun
tumpangsari, interkultur atau campuran jaringan prasarana sumberdaya air dan irigasi;
melalui konservasi vegetatif mencakup
h. ketentuan pengaturan komoditas Kawasan
tanaman penutup tanah, penggunaan mulsa,
perkebunan memperhatikan kesesuaian lahan, luas
dan pengelolaan tanah minimum;
minimum dan maksimum penggunaan lahan untuk
2. ketentuan kemiringan lahan 8% sampai perkebunan, dan pemberian hak atas areal;
dengan 15% untuk pola tanam monokultur,
tumpangsari, interkultur atau campuran, i. pengendalian pemanfaatan ruang untuk segala
tindakan konservasi vegetatif dan tindakan aspek yang berkaitan dengan peternakan
konservasi sipil teknis; memperhatikan penyediaan lahan untuk Kawasan
penggembalaan umum yang harus dipertahankan
3. ketentuan kemiringan lahan 15% sampai keberadaan dan kemanfaatannya secara
dengan 40% untuk pola tanam monokultur, berkelanjutan;
interkultur atau campuran, melalui tindakan
konservasi vegetatif dan tindakan konservasi j. pengelolaan peternakan dan kesehatan hewan di
sipil teknis, serta menggunakan tanaman kawasan peternakan perlu memperhatikan penyakit
tahunan perkebunan yang bersifat hewan, cemaran biologik, kimiawi, fisik, maupun
konservasi; dan kesalahan dalam pengelolaan dan pengurusan
ternak;
4. ketentuan komoditas berdasarkan
kesesuaian lahan, serta luas minimum dan k. penerapan teknologi ramah lingkungan dalam
maksimum penggunaan lahan untuk pengelolaan limbah yang berasal dari aktivitas
perkebunan dan pemberian hak atas areal. pertanian.
d. Arahan zonasi untuk kawasan peternakan:
1. ketentuan tatacara budidaya ternak yang
baik dengan tidak mengganggu ketertiban
umum;
2. pengendalian pemanfaatan ruang untuk
segala aspek yang berkaitan dengan
peternakan, termasuk penyediaan lahan
untuk kawasan penggembalaan umum yang
harus dipertahankan keberadaan dan
kemanfaatannya secara berkelanjutan;
3. ketentuan perubahan lahan peternakan dan
kesehatan hewan akibat perubahan tata
ruang harus disediakan lahan pengganti
terlebih dahulu di tempat lain yang sesuai
dengan persyaratan peternakan dan
kesehatan hewan serta agroekosistem,

219
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
kecuali dalam hal lahan peternakan dan
kesehatan hewan untuk kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan;
4. ketentuan persyaratan baku mutu air yang
dipergunakan untuk kepentingan peternakan
dan kesehatan hewan sesuai dengan
peruntukannya;
5. pengelolaan peternakan dan kesehatan
hewan yang memperhatikan penyakit hewan,
cemaran biologik, kimiawi, fisik, maupun
kesalahan dalam pengelolaan dan
pengurusan ternak; dan
6. pengendalian pemanfaatan ruang untuk
pengembangan atau pengusahaan
peternakan bekerjasama dengan
pengusahaan tanaman pangan, hortikultura,
perikanan, perkebunan, dan kehutanan serta
bidang lainnya dalam memanfaatkan lahan
di kawasan tersebut sebagai sumber pakan
ternak murah.
e. Arahan zonasi untuk KP2B:
1. alih fungsi lahan yang sudah ditetapkan
sebagai KP2B untuk kepentingan umum
dilaksanakan dengan ketentuan penggantian
lahan sebagai berikut:
a) paling sedikit 3 (tiga) kali luas lahan dalam
hal yang dialihfungsikan lahan beririgasi;
b) paling sedikit 2 (dua) kali luas lahan dalam
hal yang dialihfungsikan lahan reklamasi
rawa pasang surut dan non pasang surut
(lebak);
c) paling sedikit 1 (satu) kali luas lahan
dalam hal yang dialihfungsikan lahan tidak
beririgasi.
2. penggantian lahan dilakukan dengan
ketentuan:
a) pembukaan lahan baru di luar lahan
KP2B; atau
b) pengalihafungsian lahan dari lahan
nonpertanian ke pertanian, terutama dari
tanah terlantar dan/atau tanah bekas
kawasan hutan.
3. penyediaan pengganti lahan yang sudah

220
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
ditetapkan sebagai KP2B dilakukan paling
lambat 2 (dua) tahun setelah alih fungsi
dilakukan.

Pasal 94 Substansi kawasan perkebunan


Ketentuan Pasal 94 dihapus. masuk ke Pasal 78 – IAZ
Kawasan Pertanian
Pasal 95 Substansi kawasan peternakan
Ketentuan Pasal 95 dihapus. asuk ke Pasal 78 – IAZ Kawasan
Pertanian
Pasal 96 Masuk ke Ketentuan Khusus • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 96 arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan pesisir darat dan pulau pemanfaatan ruang dalam
kecil ditetapkan dengan memperhatikan : RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk tentang Tata Cara Penyusunan,
permukiman petani/nelayan dengan kepadatan Peninjauan Kembali, Revisi,
rendah; dan Penerbitan Persetujuan
b. pengendalian pemanfaatan ruang untuk Substansi Rencana Tata Ruang
kawasan pengembangbiakan dan/atau kawasan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sabuk hijau; Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
c. pengendalian pemanfaatan sumber daya • Substansi dipindahkan ke
perikanan tidak melebihi potensi lestari; Ketentuan Khusus karena
d. pengendalian kawasan budidaya tambak kawasan tidak terdapat dalam
udang/ikan dengan atau tanpa unit Permen ATR/BPN No 14 Tahun
pengolahannya; 2020 tentang pedoman
penyusunan basis data
e. ketentuan pemanfaatan pulau kecil dan perairan
di sekitarnya untuk tujuan observasi, penelitian
dan kompilasi data dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan wajib melibatkan lembaga
dan/atau instansi terkait dan/atau pakar
setempat; dan
f. ketentuan memenuhi syarat pengelolaan
lingkungan, memperhatikan kemampuan sistem
tata air setempat serta menggunakan teknologi
yang ramah lingkungan untuk kegiatan selain
kegiatan konservasi, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan di pulau kecil.

Pasal 97 Pasal 79 81 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan perikanan • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 97 sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf c, arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan perikanan, ditetapkan sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
a. diperbolehkan perikanan tangkap dengan ketentuan: RTRWP mengacu pada Permen

221
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan memperhatikan: 1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
i. pemanfaatan yang tidak melebihi potensi tentang Tata Cara Penyusunan,
a. pengendalian pemanfaatan ruang untuk
lestarinya atau jumlah tangkapan yang Peninjauan Kembali, Revisi,
pembudidaya ikan air tawar, payau dan jaring
diperbolehkan; dan Penerbitan Persetujuan
apung;
ii. perikanan tangkap dengan ukuran armada Substansi Rencana Tata Ruang
b. pengendalian pemanfaatan sumber daya dibawah 30 Gross Tone (GT); Wilayah Provinsi, Kabupaten,
perikanan dengan memperhatikan iii. menangkap ikan ukuran layak tangkap; dan Kota, dan Rencana Detail Tata
kelestariannya; dan iv. menangkap ikan saat bukan musim kawin Ruang
c. pengendalian kawasan budidaya ikan di kolam ikan; • Hasil integrasi RTRWP dengan
air tenang, kolam air deras, kolam jaring apung, 2. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu: RZWP3-K
sawah dan tambak. i. penelitian dan pendidikan;
ii. penempatan alat bantu penangkap ikan;
iii. bioteknologi dan biofarmakologi;
iv. pariwisata;
v. perikanan budidaya lepas pantai;
vi. tarsus;
vii. energi; dan
viii. pembuangan material keruk (dumping area),
pemanfaatan air laut selain energi;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
i. menangkap ikan dengan menggunanakan
bahan peledak, potassium dan/atau bahan
beracun;
ii. menggunakan alat tangkap tidak ramah
lingkungan dan bersifat merusak Ekosistem di
Wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
iii. menangkap ikan dengan ukuran kecil (tidak
layak tangkap),
iv. kegiatan pertambangan; dan
v. membuang sampah dan limbah;
4. penggunaan alat tangkap yang diperbolehkan,
yaitu mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku
5. prasarana minimum yang dipersayaratan dengan
pemanfaatan ruang perikanan tangkap yaitu
tempat pemasaran ikan, alat tangkap ikan
pelagis, alat bantu penangkap, kapal penangkap
ikan, transmitter sistem pemantauan kapal
perikanan dan pangkalan pendaratan ikan/
pelabuhan perikanan;
6. menjaga kelestarian sumber daya ikan dan
lingkungannya;
7. pemasangan rumpon harus diatur tempat dan
waktunya, tidak boleh mengganggu alur
pelayaran, tidak boleh pada saat ikan memijah
atau bertelur, tidak boleh dipasang diperairan
selat, tidak boleh terkosentrasi satu tempat
menyebabkan ikan tidak tersebar merata,

222
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
terutama rumpon-rumpon yang dipasang tetap;
8. kapal yang digunakan tidak tercantum dalam
daftar kapal yang melakukan penangkapan ikan
tidak diatur sah, tidak dilaporkan, dan tidak
diatur (illegal, unreported, and unregulated
fishing); dan
9. untuk kapal penangkap ikan dalam satuan
armada ditambah persyaratan berupa daftar
kapal penangkap ikan, jenis alat penangkapan
ikan, kapal pengangkut ikan, dan kapal
pendukung operasi penangkapan berupa kapal
lampu.
b. diperbolehkan perikanan budidaya dengan
ketentuan:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. pembudidaya ikan;
ii. sarana prasarana Wilayah yang mendukung
kegiatan perikanan;
iii. kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan
dengan memperhatikan kelestariannya,
fasilitas pendukung perikanan dan
iv. kegiatan penelitian perikanan;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat,
yaitu:
i. kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah
pendukung perikanan;
ii. kegiatan ekowisata dengan tetap
mempertahankan fungsi utama Kawasan
sebagai Kawasan perikanan;
iii. kegiatan pariwisata; dan
iv. kegiatan penunjang pariwisata, permukiman,
fasilitas pendukung permukiman dan
pertanian;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu
kegiatan yang menganggu fungsi kawasan
sebagai kawasan perikanan;
4. kegiatan pembudidayaan harus menghindari
areal terumbu karang;
5. koefisien pemanfaatan perairan untuk budidaya
laut adalah 80% (delapan puluh persen), dimana
terdapat ruang sebesar 20% (dua puluh persen)
untuk alur-alur/lalu lintas perahu yang
mendukung kegiatan budidaya; dan
6. pengembangan budidaya laut disertai dengan
kegiatan pengembangan/peremajaan bibit.
c. penggambaran wilayah kerja yang
bersinggungan/overlap dengan zona perikanan
tangkap menunjukan bahwa zona tersebut

223
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
merupakan wilayah kerja/pengembangan
pertambangan.
d. sebelum terbitnya Persetujuan KKPRL terhadap
kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, zona
perikanan tangkap yang bersinggungan dengan
Wilayah kerja migas tetap diperuntukan bagi
kegiatan utamanya yakni, perikanan tangkap.
e. diperbolehkan perikanan budidaya pada wilayah
perairan dengan kriteria jarak 0-4 mil dari garis
pantai, dengan ketentuan:
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
i. pembudidaya ikan dan jaring apung;
ii. sarana prasarana Wilayah yang mendukung
kegiatan perikanan;
iii. kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan
dengan memperhatikan kelestariannya;
iv. budidaya laut skala kecil dengan metode, alat
dan teknologi yang tidak merusak Ekosistem
di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan
v. kegiatan masyarakat non nelayan yang tidak
mempunyai akses untuk mengembangkan
budidaya laut, budidaya laut dengan teknologi
tradisional, semi intensif dan intensif,
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat,
yaitu:
i. fasilitas pendukung perikanan;
ii. kegiatan penelitian perikanan;
iii. penempatan rumah ikan dan terumbu karang
buatan;
iv. bioteknologi dan biofarmakologi;
v. kegiatan industri maritim;
vi. kegiatan industri pengolahan ikan;
vii. kegiatan usaha kecil, mikro, dan menengah
pendukung perikanan;
viii. kegiatan ekowisata dengan tetap
mempertahankan fungsi utama Kawasan
sebagai Kawasan perikanan;
ix. kegiatan penunjang pariwisata;
x. permukiman;
xi. pelabuhan;
xii. fasilitas umum; dan
xiii. pemanfaatan air laut selain energi;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
i. kegiatan yang menganggu fungsi Kawasan
sebagai Kawasan perikanan;
ii. menempatkan rumah ikan dan alat bantu
penangkapan ikan;
iii. pertambangan mineral, pasir laut dan migas;

224
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan
iv. alur pelayanan dan perlintasan;
4. prasarana minumun yang dipersyaratkan
diantaranya gudang pakan ikan, obat ikan dan
pupuk, keramba, jaring apung dan keramba
jarring tancap, perahu, aerator dan infrastruktur
penunjang kawasan;
f. ketentuan tata cara budidaya perikanan yang baik
dengan tidak mengganggu ketertiban umum;
g. pada kawasan perikanan dalam dikembangkan
pengelolaan terpadu dengan pengembangan model
silvofishery (mangrove dan perikanan); dan
h. diperbolehkan penetapan Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp) dan Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) serta Wilayah Kerja Operasional Pelabuhan
Perikanan (WKOPP) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
Pasal 80 82 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan pergaraman Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf d, arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. kegiatan pergaraman;
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
2. sarana prasarana yang mendukung kegiatan
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
pergaraman; dan
Substansi Rencana Tata Ruang
3. kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dengan memperhatikan kelestariannya;
dan Rencana Detail Tata Ruang
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat yaitu:
1. fasilitas pendukung pergaraman;
2. kegiatan penelitian pergaraman dan perikanan;
3. kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah
pendukung pengaraman; dan
4. permukiman;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu kegiatan
yang menganggu fungsi Kawasan sebagai Kawasan
pergaraman;
d. aktivitas pergarama dilakukan di wilayah daratan;
e. di wilayah perairan hanya disedikan inlet yang
berfungsi untuk mengalirkan air laut ke lokasi
pertambakan garam; dan
f. lokasi inlet diproteksi dari kegiatan lain yang
berpotrensi mencemari perairan.
Pasal 98 Pasal 81 83 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan pertambangan Sistematika dan nomenklatur
Pasal 98 dan energi sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) arahan pengendalian pemanfaatan
Arahan zonasi untuk kawasan pertambangan huruf e, sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
dan energi, ditetapkan dengan memperhatikan: pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
a. keseimbangan biaya dan manfaat serta 1. kegiatan pertambangan energi sesuai dengan Penyusunan, Peninjauan Kembali,

225
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
keseimbangan risiko dan manfaat; kriteria teknis dan peraturan yang berlaku; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
b. pengendalian bangunan di sekitar instalasi dan 2. sarana prasarana pendukung kegiatan
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
peralatan kegiatan pertambangan dan energi pertambangan energi;
dan Rencana Detail Tata Ruang
yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan
3. bongkar muat barang yang berupa bahan baku,
memperhatikan kepentingan wilayah sekitarnya;
hasil produksi, dan penunjang; dan
c. ketentuan pelarangan kegiatan penambangan
4. prasarana jaringan tenaga listrik dan kegiatan
terbuka di dalam Kawasan Lindung;
pembangunan prasarana penunjang jaringan
d. ketentuan pelarangan kegiatan penambangan tenaga listrik,
dan energi di kawasan rawan bencana dengan
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, yaitu:
tingkat kerentanan tinggi;
1. kegiatan pendukung kegiatan pertambangan
e. ketentuan pelarangan kegiatan penambangan
energi;
dan energi yang menimbulkan kerusakan
lingkungan; 2. pertanian;
f. ketentuan pelarangan lokasi pertambangan pada 3. RTH;
kawasan perkotaan; 4. permukiman; dan
g. penetapan lokasi pertambangan dan energi yang 5. wisata minat khusus;
berada pada kawasan perdesaan harus
mematuhi ketentuan mengenai radius minimum c. kegiatan yang dilarang, yaitu kegiatan yang
terhadap permukiman dan tidak terletak di mengakibatkan terganggunya kegiatan
daerah resapan air untuk menjaga kelestarian pertambangan energi;
sumber air dan kelengkapan lainnya; dan d. arahan untuk kawasan pertambangan energi di
h. ketentuan pelarangan lokasi penggalian pada pesisir dan laut, yaitu:
lereng curam lebih besar dari 40% dan 1. pengembangan usaha energi mewajibkan setiap
kemantapan lerengnya kurang stabil, untuk pelaku usaha untuk memiliki izin lingkungan
menghindari bahaya erosi dan longsor. berupa analisis dampak lingkungan (AMDAL)
atau Rencana Pengelolaan Lingkungan/Rencana
Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL);
2. penerapan metode pengelolaan limbah yang
tepat guna dan ramah lingkungan untuk
meminimalkan dampak pencemaran;
3. pemantapan kerjasama pengelolaan PLTU dan
PLTGU antara pemerintah, masyarakat,
perusahaan, dan pemangku kepentingan
lainnya;
e. arahan zonasi untuk Kawasan pertambangan
mineral pada wilayah perairan dan pesisir
dilaksanakan sebagai berikut:
1. pada Kawasan perikanan tradisional, pengusaha
pasir laut wajib memperhatikan kepentingan
nelayan tradisional yang memanfaatkan
Kawasan tersebut sebagai sumber mata
pencahariannya;

226
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
2. wajib menyusun rencana pemeliharaan dan
pemulihan lingkungan Ekosistem pesisir dan
laut;
3. melaporkan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di lokasi penambangan kepada
Gubernur dan/atau instansi yang bertanggung
jawab di bidang lingkungan hidup di daerah
yang bersangkutan;
4. wajib memelihara kelestarian fungsi Ekosistem
laut serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan ekosistem laut yang
ditimbulkannya; dan
5. wajib menyusun rencana pemberdayaan
masyarakat pesisir.
f. arahan zonasi untuk kawasan pengelolaan energi
pada Wilayah perairan dan pesisir dilaksanakan
sebagai berikut:
1. menaati ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang kepelabuhanan, lalu lintas
angkutan di perairan, keselamatan pelayaran
dan perlindungan lingkungan maritim;
2. menaati ketentuan peraturan perundang-
undangan dari instansi Pemerintah lainnya yang
berkaitan dengan usaha pokoknya;
3. memelihara sarana bantu navigasi pelayaran,
alur pelayaran, kolam pelabuhan, dan fasilitas
yang diperlukan sesuai dengan izin
pembangunan yang diberikan;
4. pengendalian terhadap pembuangan air limbah
dari usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik
tenaga termal;
5. bertanggungjawab sepenuhnya atas operasional
dan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan
yang dilakukan; dan
6. menyampaikan laporan mengenai pencatatan
produksi bulanan senyatanya, hasil analisa
laboratorium, kadar parameter, debit air limbah
harian, dan beban pencemaran air limbah
kepada instansi terkait.
g. kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi yang
berada pada zona pengelolaan energi (PLTGU Jawa
Satu Power) dilakukan berdasarkan kesepakatan
yang telah disetujui oleh pihak-pihak yang terkait

227
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan kegiatan tersebut;
h. pelaksanaan pertambangan minyak dan gas bumi
pada zona pengelolaan energi mempertimbangkan
urgensi dan resiko terhadap keberlangsungan
kegiatan utama (pengelolaan energi) dan juga
lingkungan sekitar;
i. pengaturan kawasan pertambangan energi harus
memperhatikan keseimbangan biaya dan manfaat
serta keseimbangan risiko dan manfaat;
j. pengendalian bangunan di sekitar instalasi dan
peralatan kegiatan pertambangan dan energi yang
berpotensi menimbulkan bahaya dengan
memperhatikan kepentingan wilayah sekitarnya; dan
k. penetapan kawasan energi ditetapkan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. ketersediaan jenis/sumber energi;
2. keekonomian;
3. kelestarian lingkungan hidup;
4. kecukupan untuk pembangunan yang
berkelanjutan; dan
5. kondisi geografis.
Pasal 99 Pasal 82 84 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan peruntukan • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 99 industri sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf arahan pengendalian
(1) Arahan zonasi untuk kawasan industri, ditetapkan f, sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
dengan memperhatikan: a. KPI di setiap Kabupaten/Kota dapat mewadahi RTRWP mengacu pada Permen
kegiatan industri, baik berupa Kawasan industri, ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. penetapan persyaratan AMDAL/dokumen tentang Tata Cara Penyusunan,
lingkungan; Sentra IKM, Industri Besar, maupun industri kecil
dan menengah; Peninjauan Kembali, Revisi,
b. arahan zonasi peruntukan kawasan industri dan Penerbitan Persetujuan
b. KPI ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: Substansi Rencana Tata Ruang
lainnya yang mengacu pada standar teknis
kawasan industri berdasarkan ketentuan i. Memperhatikan kondisi lahan dari aspek daya Wilayah Provinsi, Kabupaten,
peraturan perundang-undangan; dukung lahan, potensi terhadap ancaman Kota, dan Rencana Detail Tata
bencana, dan topografi; Ruang
c. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah sesuai • Penyesuaian berdasarkan
standar internasional; ii. Memperhatikan status dan pola guna lahan dari
masukan K/L saat linsek
aspek pertanahan dan penataan ruang (tidak
d. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah B3; • Pengelolaan Limbah B3
berada pada lahan penguasaan adat, tidak
mengacu pada Permen LHK No.
e. penyediaan RTH pada kawasan industri paling berada pada KP2B, LSD, LBS, dan lahan
6 Tahun 2021 tentang Tata
sedikit 20% dari luas kawasan; pertanian lainnya serta tidak berada pada
Cara dan Persyaratan
kawasan lindung);
f. ketentuan jarak dari permukiman dan sungai; Pengelolaan Limbah B3
iii. Memenuhi ketentuan luas lahan sesuai dengan
g. perumahan baru bagi tenaga kerja dapat ketentuan peraturan perundangan; Pembahasan dalam Kunker Pansus
dibangun di Kawasan Industri;
iv. Mempunyai aksesibilitas yang dapat VI, 11 Januari 2022:

228
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
h. ketentuan pelarangan pengembangan kawasan mempermudah pengangkutan bahan baku dan Kab. Karawang dalam mewujudkan
industri yang menyebabkan kerusakan kawasan logistik, pergerakan tenaga kerja, dan distribusi KPI tidak 100% akan
resapan air dan kerusakan ekosistem; hasil produksi; dikembangkan menjadi industri,
i. ketentuan pelarangan pengambilan air tanah di v. Terdapat sumber air baku (air permukaan, air tetapi termasuk sarana-prasarana
zona pemanfaatan air tanah kritis dan rusak; dan bersih yang dikelola PDAM, dan olahan air penunjang termasuk Limbah B3,
limbah industri), dengan tidak menggunakan air komersial dan permukiman.
j. pengembangan kawasan industri yang tidak Keterangan: Berdasarkan RTRWP
irigasi pertanian dan sumber air artesis;
mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi Pasal 82 terkait IAZ KPI, kegiatan
Kawasan Lindung serta KP2B. Terdapat tempat pembuangan limbah (laut, air yang diperbolehkan antara lain
permukaan, dan aplikasi ke tanah); infrastruktur dasar serta
(2) Zonasi industri di luar kawasan industri, ditetapkan
dengan memperhatikan: vi. Terdapat sistem pembuangan dan pengolahan infrastruktur pendukung industri.
khusus limbah (tidak diperbolehkan membuang Kegiatan yang diperbolehkan
a. penetapan lokasi sesuai daya dukung dan limbah ke laut, air permukaan, dan tanah secara bersyarat adalah perumahan,
dayatampung lingkungan; langsung) untuk mencegah pembuangan limbah perdagangan jasa, fasilitas sosial
b. ketentuan persyaratan melakukan produksi secara langsung ke laut, air permukaan, dan dan umum, perkantoran,
bersih, penerapan manajemen quality control, tanah; pemerintahan, transportasi,
hemat air dan ramah lingkungan; pertanian, pelabuhan ikan,
vii. Wajib menyediakan perumahan, sarana
pertambangan, dan pengembangan
c. kemampuan penggunaan teknologi, potensi prasarana, serta fasilitas sosial dan umum di
bangunan prasarana dengan
sumber daya alam dan sumber daya manusia di dalam KPI.
mengikuti ketentuan teknis yang
sekitarnya; c. Pertimbangan lain dalam penetapan KPI adalah berlaku. Dalam Lampiran Indikasi
d. penetapan persyaratan AMDAL/dokumen sebagai berikut: Program, terdapat pula rencana
lingkungan; i. Ketersediaan jaringan energi dan kelistrikan; pengembangan prasarana
pengolahan limbah B3 dengan Kab.
e. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah ii. Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi; Karawang sebagai salah satu
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- iii. Kepadatan permukiman; lokasinya.
undangan;
d. indikasi arahan zonasi untuk Kawasan industri,
f. penyediaan RTH pada zona industri paling sedikit ditetapkan dengan memperhatikan:
30% dari luas kawasan;
1. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
g. ketentuan pembatasan pembangunan
perumahan baru di sekitar lokasi industri kecuali i. kegiatan Kawasan industri berserta
perumahan bagi pekerja industri; infrastruktur dasar;
ii. pengembangan sentra industri; dan
h. ketentuan pelarangan pengembangan zona
industri yang menyebabkan kerusakan kawasan iii. infrastruktur penunjang industri, sarana
resapan air; penunjang kegiatan industri lainnya, dan RTH;
i. ketentuan pelarangan pengambilan air tanah di 2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat,
zona pemanfaatan air tanah kritis dan rusak; dan yaitu:
j. pengembangan zona industri yang tidak i. perumahan;
mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi ii. perdagangan jasa;
Kawasan Lindung serta KP2B.
iii. fasilitas sosial dan umum (pendidikan,
kesehatan, fasilitas ibadah, olahraga);
iv. perkantoran;
v. pemerintahan;
vi. sarana dan prasarana transportasi;

229
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
vii. transportasi;
viii. pertanian;
ix. pelabuhan ikan;
x. pertambangan;dan
xi. pengembangan bangunan prasarana dengan
mengikuti ketentuan teknis yang berlaku;
3. kegiatan yang dilarang, yaitu:
i. kegiatan industri yang menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan terutama yang
menimbulkan dampak polusi udara dan
dampak kerusakan kawasan resapan air dan
keselamatan lingkungan sekitarnya; dan
ii. membuang limbah ke laut, air permukaan,
dan tanah secara langsung.
4. pembangunan lokasi kawasan industri
ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
i. kewajiban perusahaan industri berlokasi di
kawasan industri kecuali untuk industri
yang memerlukan lokasi khusus serta usaha
mikro, kecil, dan menengah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
ii. memenuhi ketentuan teknis untuk kegiatan
industri;
iii. tidak mengganggu kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan menjamin
pemanfaatan sumber daya alam yang
berkelanjutan;
iv. tidak mengubah KP2B dan beririgasi teknis;
dan
v. menyediakan lahan bagi kegiatan usaha
industri kecil dan menengah dalam kawasan
industri.
e. Indikasi arahan zonasi industri di luar kawasan
industri, ditetapkan dengan memperhatikan:
1. penetapan lokasi sesuai daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
2. ketentuan persyaratan melakukan produksi
bersih, penerapan manajemen quality control,
hemat air dan ramah lingkungan;
3. kemampuan penggunaan teknologi, potensi
sumber daya alam dan sumber daya manusia

230
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
di sekitarnya;
4. penetapan persyaratan AMDAL/dokumen
lingkungan;
5. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
6. penyediaan RTH pada zona industri paling
sedikit 10% dari luas kawasan;
7. ketentuan pembatasan pembangunan
perumahan baru di sekitar lokasi industri
kecuali perumahan bagi pekerja industri;
8. ketentuan pelarangan pengembangan zona
industri yang menyebabkan kerusakan
kawasan resapan air;
9. ketentuan pelarangan pengambilan air tanah di
zona pemanfaatan air tanah kritis dan rusak;
dan
10. pengembangan kawasan industri yang tidak
mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi
Kawasan Lindung serta KP2B.
f. bangunan industri baru dilarang mempunyai akses
langsung ke jalan arteri primer, kolektor primer 1,
serta jalur pariwisata;
g. industri yang berada di jalan arteri primer, kolektor
primer 1 dan kolektor primer 2 serta jalur pariwisata
dilarang melakukan perluasan lahan kegiatan,
kapasitas produksi dan/atau penambahan tenaga
kerja;
h. setiap kawasan peruntukan industri wajib
mengembangkan jalan antar kawasan;
i. pemanfaatan ruang kegiatan industri wajib
menyediakan zona penyangga dengan lingkungan
sekitar;
j. penetapan persyaratan AMDAL/dokumen
lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
k. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah sesuai
standar internasional;
l. ketentuan persyaratan pengelolaan limbah B3
sesuai dengan standar yang berlaku;
m. penyediaan RTH pada kawasan industri paling
sedikit 10% dari luas kawasan;

231
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
n. ketentuan jarak dari permukiman dan sungai sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
o. ketentuan pelarangan pengembangan kawasan
industri yang menyebabkan kerusakan kawasan
resapan air dan kerusakan ekosistem;
p. ketentuan pelarangan pengambilan air tanah di zona
pemanfaatan air tanah kritis dan rusak;
q. pengembangan sistem transit dan pengembangan
kawasan berorientasi transit pada kawasan
peruntukan industri diperbolehkan, dengan
persyaratan berdasarkan peraturan perundang-
undangan; dan
r. arahan zonasi kawasan peruntukan industri lainnya
yang mengacu pada standar teknis kawasan industri
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 100 Pasal ini dihilangkan karena tidak


Ketentuan Pasal 100 dihapus. masuk dalam rencana pola ruang,
sesuai dengan Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 101 Pasal 83 85 Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan pariwisata Penyesuaian nomenklatur dan
Pasal 101 sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf g, sistematika sesuai dengan Permen
Arahan zonasi untuk kawasan pariwisata, ditetapkan sebagai berikut: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
dengan memperhatikan: tentang Tata Cara Penyusunan,
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Peninjauan Kembali, Revisi, dan
a. pengembangan budaya masyarakat; 1. kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan Penerbitan Persetujuan Substansi
b. pengendalian pemanfaatan potensi alam; pembangunan pariwisata dan fasilitas penunjang Rencana Tata Ruang Wilayah
pariwisata; Provinsi, Kabupaten, Kota, dan
c. penentuan lokasi wisata alam dan wisata minat Rencana Detail Tata Ruang
khusus yang tidak mengganggu fungsi Kawasan 2. kegiatan pemanfaatan potensi alam dan budaya
Lindung; masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
d. pengendalian pertumbuhan sarana dan
prasarana penunjang wisata yang mengganggu 3. pendidikan dan penelitian;
fungsi Kawasan Lindung, terutama resapan air; 4. kegiatan perlindungan terhadap cagar budaya;
e. perlindungan terhadap situs peninggalan 5. ruang terbuka hijau;
kebudayaan masa lampau dan peninggalan
6. RTNH; dan
sejarah;
7. penyediaan sarana prasarana sesuai dengan
f. ketentuan pemanfaatan taman nasional, taman

232
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
hutan raya dan taman wisata alam untuk kriteria teknis yang berlaku sesuai dengan skala
kegiatan wisata dilaksanakan sesuai asas pelayanannya;
konservasi sumber daya alam hayati dan
mitigasi bencana;
ekosistem serta luas lahan untuk pembangunan
sarana dan prasarana paling luas 10% dari luas wisata alam;
zona pemanfaatan dan penerapan eco wisata alam pantai/pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
architecture;
wisata alam bentang laut;
g. ketentuan pelarangan mengubah dan/atau
merusak bentuk arsitektur setempat, bentang wisata alam bawah laut;
alam dan pemandangan visual; wisata sejarah;
h. persyaratan AMDAL; wisata budaya;
i. pelestarian lingkungan hidup dan cagar budaya wisata olahraga air;
yang dijadikan kawasan pariwisata sesuai
prinsip-prinsip pemugaran; perikanan tangkap tradisional, dan/atau
pendidikan dan penelitian; dan
j. ketentuan pengembangan kawasan pariwisata;
dan wisata snorkling;
k. penerapan mitigasi bencana di daya tarik wisata wisata diving;
dan destinasi pariwisata. wisata surfing;
kegiatan pengembangan budaya masyarakat,
mitigasi bencana; dan
kondisi darurat di laut.
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, yaitu:
1. jasa akomodasi;
2. kegiatan penunjang wisata;
3. permukiman yang mendukung kegiatan wisata;
4. sarana transportasi;
5. pelabuhan perikanan;
6. perikanan budidaya laut; dan
7. energi yang tidak mengganggu kegiatan wisata;
wisata panorama laut;
8. bangunan pelindung pantai;
pertambangan dengan rencana pascatambang
menyesuaikan arahan untuk kawasan pariwisata;
c. kegiatan yang dilarang meliputi semua kegiatan yang
berpotensi terjadinya perubahan lingkungan fisik
alamiah ruang untuk Kawasan wisata;
d. pengendalian pemanfaatan potensi alam;
e. penentuan lokasi wisata alam dan wisata minat

233
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
khusus yang tidak mengganggu fungsi Kawasan
Lindung;
f. pengendalian pertumbuhan sarana dan prasarana
penunjang wisata yang mengganggu fungsi Kawasan
Lindung, terutama resapan air;
perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan
masa lampau dan peninggalan sejarah;
g. ketentuan pemanfaatan taman nasional, taman hutan
raya dan taman wisata alam untuk kegiatan wisata
dilaksanakan sesuai asas konservasi sumber daya
alam hayati dan Ekosistem serta luas lahan untuk
pembangunan sarana dan prasarana paling luas 10%
(sepuluh persen) dari luas zona pemanfaatan dan
penerapan eco architecture;
h. ketentuan pelarangan mengubah dan/atau merusak
bentuk arsitektur setempat, bentang alam dan
pemandangan visual;
i. ketentuan pemenuhan dokumen lingkungan;
pelestarian lingkungan hidup dan cagar budaya yang
dijadikan Kawasan pariwisata sesuai prinsip-prinsip
pemugaran;
ketentuan pengembangan Kawasan pariwisata;
j. penerapan mitigasi bencana di daya tarik wisata dan
destinasi pariwisata;
k. penerapan sustainable tourism bersama masyarakat
dalam pengembangan pariwisata;
penerapan Kawasan pariwisata berbasiskan
ketahanan dan mitigasi bencana;
l. untuk perairan pantai:
1. diutamakan bagi kepentingan ruang penghidupan
dan akses kepada nelayan kecil, nelayan
tradisional, pembudidaya ikan kecil, wisata bahari
berkelanjutan, dan prasarana umum;
2. koefisien pemanfaatan perairan untuk sarana dan
prasarana penunjang pariwisata yang bersifat
menetap paling tinggi 40% (empat puluh persen)
dari total keseluruhan zona pariwisata;
3. mitigasi bencana untuk perairan pantai, berupa
deteksi ketinggian gelombang air, deteksi tsunami,
dan kecepatan angin; dan
4. penegakan kebijakan dan regulasi serta

234
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pembinaan penggunaan alat tangkap ramah
lingkungan yang tidak merusak terumbu karang
di perairan;
m. kegiatan pariwisata yang berada di dalam / sekitar
Objek Vital Nasional (PLTU/PLTGU maupun Obvitnas
Balongan) mengikuti ketentuan keselamatan yang
berlaku pada kawasan tersebut.
Pasal 102 Pasal 84 86 (1) Indikasi arahan zonasi untuk Kawasan permukiman • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 102 sebagaimana dimaksud Pasal 70 ayat (3) huruf h, arahan pengendalian
Arahan zonasi untuk kawasan permukiman perkotaan dan sebagai berikut: pemanfaatan ruang dalam
perdesaan, ditetapkan dengan memperhatikan: a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu: RTRWP mengacu pada Permen
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. ketentuan penggunaan lahan permukiman baru 1. permukiman; tentang Tata Cara Penyusunan,
disesuaikan dengan karakteristik serta daya Peninjauan Kembali, Revisi,
2. perumahan;
dukung lingkungan untuk kawasan perkotaan dan Penerbitan Persetujuan
dan pembangunan kawasan terintegrasi fungsi 3. perdagangan jasa; Substansi Rencana Tata Ruang
campuran serta blok terpadu; Wilayah Provinsi, Kabupaten,
4. perkantoran;
b. memperhatikan ketentuan mengenai KP2B; Kota, dan Rencana Detail Tata
5. pemerintahan; Ruang
c. ketentuan pemanfaatan ruang di kawasan • Disesuaikan berdasarkan
6. fasilitas sosial dan umum;
permukiman perdesaan yang sehat dan aman masukan Dinas terkait
dari bencana alam, serta kelestarian lingkungan 7. industri eksisting;
hidup; 8. pertanian
d. penyediaan sarana, prasarana dan utilitas 9. perkebunan
pendukung kegiatan dan pengelolaan
lingkungan yang terpadu dalam kawasan 10. sarana transportasi
permukiman; 11. RTH
e. penyediaan sarana peribadatan sesuai 12. kegiatan pengembangan jaringan sarana
ketentuan perundang-undangan; prasarana kota dengan kriteria teknis yang
f. penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan berlaku sesuai dengan skala pelayanannya;
sesuai kriteria yang ditentukan; dan
g. penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, 13. kegiatan lainnya penunjang permukiman;
taman dan lapangan olahraga; b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, yaitu
h. penyediaan kebutuhan sarana distribusi kegiatan lain non permukiman dengan luas
perdagangan dengan mempertimbangkan kurang dari 150 Ha (seratus lima puluh hektar)
kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan yang diatur dalam RTRW kabupaten/kota dengan
pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko tidak mengganggu keberlangsungan kegiatan
modern serta fasilitas yang bersih, sehat, aman, permukiman di sekitarnya;
tertib dan nyaman; c. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu kegiatan
i. peremajaan kawasan permukiman kumuh; yang mengakibatkan terganggunya kenyamanan,
keamanan dan ketertiban kegiatan permukiman;
j. persyaratan bangunan sesuai ketentuan
intensitas bangunan dan standar bangunan d. ketentuan penggunaan lahan permukiman baru
gedung; disesuaikan dengan karakteristik serta daya
dukung lingkungan untuk Kawasan Perkotaan
k. persyaratan konservasi air tanah, lingkungan

235
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
hidup dan pembangunan prasarana dan pembangunan kawasan terintegrasi fungsi
pengendalian banjir; campuran serta blok terpadu;
l. penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana; e. ketentuan pemanfaatan ruang di Kawasan
Permukiman perdesaan yang sehat dan aman dari
m. persyaratan sistem transit dan pengembangan
bencana alam, serta kelestarian lingkungan
kawasan berorientasi transit berdasarkan
hidup;
peraturan perundang-undangan; dan
f. penyediaan sarana, prasarana dan utilitas
n. ketentuan mengenai kawasan bersejarah atau
pendukung kegiatan dan pengelolaan lingkungan
cagar budaya.
yang terpadu dalam Kawasan Permukiman;
g. penyediaan sarana pendidikan, sarana kesehatan,
sarana peribadatan, sarana ruang terbuka,
taman dan lapangan olahraga sesuai ketentuan
dan kriteria yang berlaku;
h. penyediaan kebutuhan sarana distribusi
perdagangan dengan mempertimbangkan kondisi
sosial ekonomi masyarakat, keberadaan pasar
tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern
serta fasilitas yang bersih, sehat, aman, tertib dan
nyaman;
i. pengembangan sistem transit dan pengembangan
Kawasan berorientasi transit pada Kawasan
Permukiman diperbolehkan, dengan persyaratan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
j. persyaratan bangunan sesuai ketentuan
intensitas bangunan dan standar bangunan
gedung;
k. memperhatikan persyaratan konservasi air tanah,
lingkungan hidup dan pembangunan prasarana
pengendalian banjir dalam pengembangan
permukiman;
l. penyediaan jalur dan ruang evakuasi bencana;
m.permukiman yang ditetapkan sebagai bagian dari
kawasan cagar budaya atau sebagai bangunan
cagar budaya perlu memperhatikan ketentuan
khusus terkait kawasan bersejarah atau cagar
budaya dalam pengembangannya;
n. pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan,
ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. pengembangan permukiman perkotaan di
kawasan rawan bencana alam dan bencana
alam geologi, dilaksanakan dengan
persyaratan teknis;
2. berada di luar kawasan yang ditetapkan

236
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
sebagai Kawasan rawan bencana gunung api;
3. memiliki akses menuju pusat kegiatan
masyarakat di luar kawasan;
4. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan
utilitas pendukung;
5. sesuai kriteria teknis Kawasan peruntukan
permukiman yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
6. mengembangkan Kawasan Permukiman
vertikal pada Kawasan Perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah
hingga tinggi;
7. Kawasan Perkotaan yang memiliki
karakteristik intensitas pemanfaatan ruang
menengah hingga tinggi, mencakup kawasan
perkotaan yang menjadi kota inti PKN;
8. mengendalikan Kawasan Permukiman
horizontal pada Kawasan Perkotaan dengan
intensitas Pemanfaatan Ruang menengah,
termasuk kota mandiri dan kota satelit; dan
9. Kawasan Perkotaan yang memiliki
karakteristik intensitas Pemanfaatan Ruang
menengah, mencakup Kawasan Perkotaan
selain yang berfungsi sebagai kota inti PKN;
dan
10. pengembangan jalur atau ruang terbuka hijau
(RTH) di kawasan perkotaan dengan
memanfaatkan lahan kosong di kawasan
permukiman;
o. pengembangan Kawasan Permukiman perdesaan
diarahkan pada pengembangan ruang
permukiman horisontal dengan
mempertimbangkan kegiatan dalam Kawasan
Perdesaan, mencakup kegiatan pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan,
dan pengelolaan sumberdaya.
(2) Pengembangan Kawasan Permukiman lebih lanjut
diatur dalam Peraturan Gubernur tentang Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP) Provinsi Jawa Barat.

Pasal 102A Pasal 102A Dipindah ke Ketentuan Khusus • Sistematika dan nomenklatur
Arahan zonasi untuk kawasan kawasan budidaya rawan arahan pengendalian

237
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
bencana, ditetapkan dengan memperhatikan: pemanfaatan ruang dalam
RTRWP mengacu pada Permen
a. pembangunan pada daerah kerentanan gerakan
ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tanah menengah rendah harus dilakukan
tentang Tata Cara Penyusunan,
pengendalian secara ketat, memperhatikan
Peninjauan Kembali, Revisi,
teknis stabilitas lereng, sistem drainase, tidak
dan Penerbitan Persetujuan
mengganggu kestabilan lereng, menjaga vegetasi
Substansi Rencana Tata Ruang
berakar kuat dan dalam, tidak berada di
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
bantaran sungai, dan melakukan pemetaan
Kota, dan Rencana Detail Tata
detil gerakan tanah, kajian geologi teknik, dan
Ruang
analisis risiko bencana;
• Substansi dipindahkan ke
b. pada daerah kerentanan gerakan tanah Ketentuan Khusus karena
menengah rendah dengan potensi longsor tinggi kawasan tidak terdapat dalam
atau sering mengalami kejadian longsor Permen ATR/BPN No 14 Tahun
disarankan untuk relokasi bangunan, tidak 2020 tentang pedoman
melakukan perluasan atau penambahan penyusunan basis data
bangunan, melakukan kajian geologi teknik,
membangun dinding penahan longsor;
c. pada daerah kerentanan gerakan tanah
menengah rendah dengan kemiringan lereng >
30 %, atau di bawah tebing, tidak disarankan
untuk bangunan hunian;
d. pembangunan di daerah sekitar kawasan rawan
gunung api dilakukan dengan pengaturan
mitigasi bencana gunungapi;
e. didaerah alur aliran lahar erupsi gunung api
dan/atau sempadan sungai tidak
diperkenankan bangunan hunian;
f. pembangunan di kawasan rawan gempa tinggi
harus mengikuti ketentuan aturan bangunan
tahan gempa sesuai dengan percepatan (>0,3g)
dan intensitas maksimum > VIII MMI;
g. pembangunan di kawasan rawan gempa
menengah harus mengikuti ketentuan aturan
bangunan tahan gempa sesuai dengan
percepatan (0,2-0,3g) dan intensitas maksimum
VI - VII MMI;
h. pembangunan di kawasan rawan gempa rendah
harus mengikuti ketentuan aturan bangunan
tahan gempa sesuai dengan percepatan (0,1-
0,2g) dan intensitas maksimum < VI MMI;
i. pembangunan pada daerah yang pernah
terdampak gempa wajib melakukan penguatan
bangunan menjadi bangunan tahan gempa di
atas intensitas maksimum yang pernah terjadi;

238
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
j. pada daerah perkotaan atau lokasi obyek vital
dan strategis harus dilakukan kajian
mikrozonasi kegempaan; dan
k. pembangunan berdekatan pada kawasan rawan
tsunami dilakukan berdasarkan ketentuan dan
kaidah mitigasi bencana tsunami.

Pasal 85 87 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan pembuangan Sistematika dan nomenklatur
hasil pengerukan di laut sebagaimana dimaksud dalam arahan pengendalian pemanfaatan
Pasal 70 ayat (3) huruf i, sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan setelah memperolah
Tahun 2021 tentang Tata Cara
ijin, yaitu membuang limbah B3 dengan jenis yang
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
diperbolehkan sesuai ketentuan perundang-
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
undangan pembuangan material setelah
Substansi Rencana Tata Ruang
memperoleh izin berdasarkan ketentuan perundang-
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
undangan;
dan Rencana Detail Tata Ruang
b. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
1. kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap
daerah sensitif (Kawasan konservasi laut, daerah
rekreasi atau wisata bahari, Kawasan
mangrove/hutan bakau, Ekosistem lamun dan
terumbu karang, taman nasional, taman wisata
alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, kawasan rawan bencana alam,
daerah pemijahan dan pembesaran ikan serta
budidaya perikanan, alur migrasi biota laut yang
dilindungi, wilayah pengelolaan perikanan, alur
pelayaran, dan daerah khusus militer)
berdasarkan kajian pemodelan sebaran dampak;
dan
2. kegiatan yang mengganggu dan merusak
ekosistem laut berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 86 88 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan transportasi Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) huruf j, arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. sarana transportasi;
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
2. fasilitas penunjang kawasan transportasi;
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
3. perdagangan dan jasa skala lingkungan;
Substansi Rencana Tata Ruang
4. RTH; dan
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
5. RTNH;
dan Rencana Detail Tata Ruang
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat, yaitu:
1. bangunan prasarana kota dengan mengikuti
ketentuan teknis yang berlaku;

239
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
2. fasilitas perdagangan dan jasa;
3. kegiatan campuran;
4. permukiman;
5. perkantoran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
6. pergudangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
7. kegiatan usaha sektor informal;
8. industri penunjang kegiatan transportasi,
industri pengolahan hasil perikanan;
9. pendidikan penelitian;
10. wisata alam;
11. wisata budaya;
12. wisata sejarah;
13. wilayah kerja dan wilayah pengoperasian
pelabuhan perikanan;
14. pekerjaan bawah air;
15. bangunan pelindung pantai; dan
16. kegiatan energi;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan, yaitu:
1. semua kegiatan yang menimbulkan gangguan
terhadap fungsi Kawasan transportasi;
2. perikanan tangkap statis dan/atau bergerak yang
mengganggu kegiatan pelabuhan;
3. wisata bawah laut;
4. perikanan budidaya laut; dan
5. pertambangan mineral;
d. pengembangan sistem transit dan pengembangan
Kawasan berorientasi transit pada Kawasan
transprotasi diperbolehkan, dengan persyaratan
berdasarkan peraturan perundang-undangan; dan
e. kawasan transportasi yang berada pada daerah
rawan bencana dalam pemanfaatan ruangnya perlu
mempertimbangkan mitigasi bencana;
f. pembangunan pelabuhan hanya dapat dilakukan
oleh otoritas pelabuhan untuk pelabuhan yang
diusahakan secara komersial dan unit
penyelenggara pelabuhan untuk pelabuhan yang
belum diusahakan secara komersial, namun badan
usaha pelabuhan dapat juga melakukan kegiatan
pembangunan pelabuhan dengan syarat harus
berdasarkan konsesi dengan otoritas pelabuhan,
yang bertanggung jawab terhadap dampak yang
timbul selama pelaksanaan pembangunan dan
operasional pelabuhan yang bersangkutan;
g. arahan pengendalian pada zona pelabuhan
perikanan sebagai berikut:
1. persyaratan pembangunan pelabuhan, meliputi

240
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
teknis, kelestarian lingkungan, dan rencana
induk kepelabuhanan;
2. kegiatan kepelabuhanan perikanan harus
menjamin kelestarian lingkungan; dan
3. kegiatan kepelabuhanan perikanan harus
mempertimbangkan pengendalian pencemaran
dan mitigasi bencana;
h. penggelaran pipa migas yang melintasi zona
pelabuhan laut (Pelabuhan Patimban) dilakukan
setelah memperoleh izin dari pengelola pelabuhan
dan dengan memperhatikan keselamatan alur
pelayaran/perlintasan.
i. aktivitas terminal khusus yang berada pada
Pelabuhan Perikanan yang telah memiliki WKOPP
(Pelabuhan Palabuhanratu) dilakukan setelah
memperoleh kesepakatan pengelola pelabuhan
perikanan.
Pasal 103 Pasal 87 89 Indikasi arahan zonasi untuk kawasan pertahanan dan Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah. keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat arahan pengendalian pemanfaatan
(3) huruf k, sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. kegiatan yang diperbolehkan, yaitu:
Tahun 2021 tentang Tata Cara
1. pembangunan prasarana dan sarana penunjang Penyusunan, Peninjauan Kembali,
pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang Substansi Rencana Tata Ruang
berlaku; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
2. serta rumah dinas, rumah susun umum, negara dan Rencana Detail Tata Ruang
atau khusus, fasilitas pendidikan, kesehatan,
peribadatan, olahraga, sosial sesuai dengan skala
pelayanannya; dan
3. pengembangkan Kawasan Lindung dan/atau
Kawasan Budidaya tidak terbangun disekitar
pertahanan dan keamanan sebagai zona
penyangga yang memisahkan kawasan
pertahanan keamanan dengan Kawasan
Budidaya terbangun dan pertanian;
b. kegiatan yang dilarang, yaitu semua kegiatan yang
menimbulkan gangguan terhadap aktivitas Kawasan
pertahanan dan keamanan;
c. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan
utilitas pendukung; dan
d. sesuai kriteria teknis kawasan pertahanan dan
keamanan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

241
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Paragraf 4 Paragraf 4
Ketentuan Khusus
Pasal 88 90 Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal Sistematika dan nomenklatur
62 huruf c, terdiri atas: arahan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam RTRWP mengacu
a. KKOP;
pada Permen ATR/BPN No 11
b. KP2B;
Tahun 2021 tentang Tata Cara
c. Kawasan rawan bencana;
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
d. Cagar Budaya;
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
e. Kawasan resapan air;
Substansi Rencana Tata Ruang
f. Kawasan sempadan;
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
g. Kawasan pertahanan dan keamanan;
dan Rencana Detail Tata Ruang
h. Kawasan karst;
i. Kawasan pertambangan mineral dan batubara;
j. migrasi satwa; dan
k. Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi.

Pasal 89 91 (1) KKOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf Sistematika dan nomenklatur
a, dengan ketentuan pembatasan tinggi bangunan arahan pengendalian pemanfaatan
dan jenis kegiatan sesuai ketentuan peraturan ruang dalam RTRWP mengacu
perundangan-undangan. pada Permen ATR/BPN No 11
(2) Peta ketentuan khusus KKOP tercantum dalam Tahun 2021 tentang Tata Cara
Lampiran VIII, yang merupakan bagian tidak Penyusunan, Peninjauan Kembali,
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Pasal 90 92 (1) KP2B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf Sistematika dan nomenklatur
b, dengan ketentuan sebagai berikut: arahan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam RTRWP mengacu
a. pemanfaatan ruang diarahkan untuk kegiatan
pada Permen ATR/BPN No 11
tanaman pangan berkelanjutan;
Tahun 2021 tentang Tata Cara
b. lahan KP2B yang telah ditetapkan sebagai LP2B Penyusunan, Peninjauan Kembali,
dapat beralih fungsi untuk kepentingan umum Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
yang pelaksanaannya sesuai ketentuan Substansi Rencana Tata Ruang
peraturan perundang-undangan; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. alih fungsi lahan yang sudah ditetapkan sebagai dan Rencana Detail Tata Ruang
LP2B untuk kepentingan umum dilaksanakan
dengan ketentuan penggantian lahan sebagai
berikut:
a. paling sedikit 3 (tiga) kali luas lahan dalam
hal yang dialihfungsikan lahan beririgasi;
b. paling sedikit 2 (dua) kali luas lahan dalam
hal yang dialihfungsikan lahan reklamasi

242
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
rawa pasang surut dan non pasang surut
(lebak);
c. paling sedikit 1 (satu) kali luas lahan dalam
hal yang dialihfungsikan lahan tidak
beririgasi.
d. penggantian lahan KP2B yang telah ditetapkan
sebagai LP2B dilakukan dengan ketentuan:
1. pembukaan lahan baru di luar lahan KP2B;
atau
2. pengalihafungsian lahan dari lahan
nonpertanian ke pertanian, terutama dari
tanah terlantar dan/atau tanah bekas
kawasan hutan;
3. penyediaan pengganti lahan yang sudah
ditetapkan sebagai LP2B dilakukan paling
lambat 2 (dua) tahun setelah alih fungsi
dilakukan;
(2) KP2B seluas lebih kurang 729.576 Ha (tujuh ratus
dua puluh sembilan ribu lima ratus tujuh puluh
enam hektar).
(3) Peta ketentuan khusus KP2B tercantum dalam
Lampiran VIII, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 91 93 (1) Kawasan rawan bencana sebagaimana yang Sistematika dan nomenklatur
dimaksud Pasal 90 huruf c, dengan ketentuan arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
a. ketentuan khusus pembangunan untuk pada Permen ATR/BPN No 11
Kawasan rawan gerakan tanah menengah; Tahun 2021 tentang Tata Cara
ketentuan khusus pembangunan untuk Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Kawasan rawan gerakan tanah tinggi; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. ketentuan khusus pembangunan untuk Substansi Rencana Tata Ruang
Kawasan rawan gunung api tingkat I,II,III; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. ketentuan khusus pembangunan untuk dan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan rawan bencana tsunami tinggi;
d. ketentuan khusus pembangunan untuk zona
koridor sesar aktif;
e. ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan gempa bumi;
f. ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan banjir;
g. ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan banjir bandang;
h. ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan kegagalan teknologi;
i. ketentuan khusus pembangunan untuk

243
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kawasan rawan cuaca ekstrim;
j. Ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi;
k. Ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan kekeringan; dan
l. Ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan.
Ketentuan khusus pembangunan untuk
Kawasan rawan epidemi dan wabah penyakit
(Malaria, DBD, Campak, Difteri, Hepatitis).
(2) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tersebar di:
a. Kawasan rawan gerakan tanah, meliputi:
i. kategori tingkat sedang tersebar di Daerah
Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Pangandaran, Kota Bandung,
Kota Banjar, Kota Bogor, Kota Cimahi,
Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten
Ciamis, Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Garut, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Cirebon, dan Kota
Sukabumi;
ii. kategori tingkat tinggi menengah, tersebar
di Daerah Kabupaten Bogor, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Pangandaran, Kota
Bandung, Kota Banjar, Kota Bogor, Kota
Cimahi, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, dan
Kota Tasikmalaya;
b. Kawasan rawan gunung api, meliputi:
i. rawan letusan gunung api Wayang Windu,
terletak di Daerah Kabupaten Bandung;
ii. rawan letusan gunung api Talaga Bodas,
tersebar di Daerah Kabupaten Ciamis,

244
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
dan Kota Tasikmalaya;
iii. rawan letusan gunung api Salak, tersebar di
Daerah Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, dan Kota Bogor;
iv. rawan letusan gunung api Perbakti, tersebar
di Daerah Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Sukabumi;
v. rawan letusan gunung api Papandayan,
tersebar di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut;
vi. rawan letusan gunung api Guntur, tersebar
di Daerah Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut;
vii. rawan letusan gunung api Gede, tersebar di
Daerah Kabupaten Bogor, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Kota
Sukabumi;
viii. rawan letusan gunung api Galunggung,
tersebar di Daerah Kabupaten Tasikmalaya,
Kabupaten Garut, dan Kota Tasikmalaya;
ix. rawan letusan gunung api Tangkuban
Parahu, tersebar di Daerah Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kota Bandung, dan Kota Cimahi; dan
x. rawan letusan gunung api Ciremai, tersebar
di Daerah Kabupaten Cirebon, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kota
Cirebon;
c. Kawasan rawan tsunami tingkat tinggi,
meliputi:
i. kategori tingkat rendah, tersebar di pantai
Daerah Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten
Karawang, Kabupaten Pangandaran,
Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten
Tasikmalaya;
ii. kategori tingkat sedang, tersebar di pantai
Daerah Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Garut, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Sukabumi, dan Kabupaten Tasikmalaya;
dan
iii. kategori tingkat tinggi, tersebar di pantai
Daerah Kabupaten Ciamis Pangandaran,
Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut,
Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten
Sukabumi;

245
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kawasan bencana alam geologi, meliputi:
1. Kawasan Gunung Salak, terletak di Daerah
Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Sukabumi;
2. Kawasan Gunung Gede-Pangrango, terletak
di Daerah Kabupaten Bogor, Kabupaten
Cianjur dan Kabupaten Sukabumi;
3. Kawasan Gunung Patuha, Kawasan
Gunung Wayang Windu, dan Kawasan
Gunung Talagabodas, terletak di Daerah
Kabupaten Bandung;
4. Kawasan Gunung Ciremai, terletak di
Daerah Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Cirebon dan Kabupaten Majalengka;
5. Kawasan Gunung Guntur, terletak di
Daerah Kabupaten Garut;
6. Kawasan Gunung Tangkubanparahu,
terletak di Daerah Kabupaten Bandung
Barat dan Kabupaten Subang;
7. Kawasan Gunung Papandayan, terletak di
Daerah Kabupaten Garut dan Kabupaten
Bandung; dan
8. Kawasan Gunung Galunggung, terletak di
Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan
Kabupaten Garut.
d. Kawasan yang terletak di zona sesar aktif,
terletak di Sesar Cimandiri (Palabuhanratu-
Padalarang), Sesar Lembang (Bandung Barat),
dan Sesar Baribis (Kuningan-Majalengka);
e. Kawasan rawan gempa bumi dengan kategori
tingkat tinggi tersebar di Daerah Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Garut, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota
Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Depok,
Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya
tektonik, tersebar di daerah rawan gempa bumi
Bogor-Puncak-Cianjur, daerah rawan gempa
bumi Sukabumi-Padalarang- Bandung, Daerah
rawan gempa bumi Purwakarta-Subang-
Majalengka, dan daerah rawan gempa bumi
Garut- Tasikmalaya-Ciamis;

246
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
f. Kawasan rawan banjir kategori tinggi, tersebar
di Daerah Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota
Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon,
Kota Depok, Kota Sukabumi, dan Kota
Tasikmalaya;
g. Kawasan rawan banjir bandang kategori tinggi,
tersebar di Daerah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota
Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota
Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya;
h. Kawasan rawan kegagalan teknologi kategori
tinggi, tersebar di Daerah Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang; dan
i. Kawasan rawan cuaca ekstrim kategori tinggi
tersebar di Daerah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota
Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon,
Kota Depok, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Sukabumi;
j. Kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi,
tersebar di pantai Daerah Kabupaten Bekasi,

247
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis
Pangandaran, dan Kota Cirebon;
k. Kawasan rawan kekeringan kategori tingkat
tinggi, tersebar di Daerah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Pangandaran,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota
Sukabumi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar;
l. Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan
tingkat tinggi, tersebar di Daerah Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten
Tasikmalaya;
Kawasan rawan epidemi dan wabah penyakit,
meliputi:
i. tingkat ancaman sedang tersebar di
Daerah Kabupaten Bandung, Kabupaten
Bandung Barat, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Cirebon,
Kabupaten Garut, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Karawang, Kabupaten
Kuningan, Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota
Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota
Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota
Depok, Kota Sukabumi, dan Kota
Tasikmalaya;
ii. kategori tingkat rendah tersebar di Daerah
Kabupaten Majalengka, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Subang;
(3) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan gerakan tanah sedang menengah,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a poin i,
sebagai berikut:

248
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. pemanfaatan ruang diarahkan untuk Kawasan
Lindung, hutan, perkebunan, ruang terbuka
hijau, wisata alam dan olah raga terbuka;
b. pemanfaatan ruang yang diperbolehkan secara
bersyarat dan terbatas adalah pembangunan
jaringan infrastruktur;
c. pembatasan pemanfaatan ruang untuk
bangunan atau hunian dengan pengaturan
intensitas bangunan rendah;
d. pengendalian pembangunan secara ketat,
memperhatikan teknis stabilitas lereng, sistem
drainase, tidak mengganggu kestabilan lereng,
menjaga vegetasi berakar kuat dan dalam, tidak
berada di bantaran sungai, dan melakukan
pemetaan detil gerakan tanah, kajian geologi
teknik, dan analisis risiko bencana;
e. penyediaan sistem peringatan dini, pemasangan
papan informasi bahaya, rambu bahaya, dan
jalur evakuasi;
f. melakukan kajian geologi teknik, membangun
dinding penahan longsor pada daerah yang
sering mengalami kejadian longsor.
(4) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan gerakan tanah tinggi, sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a poin ii, sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Ruang diarahkan untuk Kawasan
Lindung;
b. pembangunan atau pengembangan pusat
hunian beserta sarana dan prasarana
pendukung kegiatan sosial ekonomi pada
Kawasan rawan gerakan tanah tinggi
dihindarkan;
c. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat adalah
prasarana pengelolaan lingkungan yang
langsung memberikan dampak pada
peningkatan kualitas lingkungan (sistem
jaringan drainase) dan jaringan prasarana pada
tingkat pelayanan wilayah yang melintas zona
tersebut;
d. disarankan untuk relokasi bangunan, tidak
melakukan perluasan atau penambahan
bangunan, melakukan kajian geologi teknik,
membangun dinding penahan longsor pada
daerah rawan longsor tinggi atau sering
mengalami kejadian longsor; dan
e. penyediaan sistem peringatan dini, pemasangan
papan informasi bahaya, rambu bahaya, dan
jalur evakuasi.

249
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(5) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan bencana gunung api tingkat I, II, III,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Ruang pada Kawasan rawan
bencana kategori rendah I (KRB I) masih dapat
dimanfaatkan untuk permukiman dengan
ketentuan mengikuti aturan mitigasi bencana
erupsi gunung api;
b. Pemanfaatan Ruang pada Kawasan rawan
bencana kategori sedang II (KRB II) diarahkan
untuk pertanian dan perkebunan;
c. Pemanfaatan Ruang pada Kawasan rawan
bencana kategori tinggi III (KRB III) tidak boleh
dilakukan pembangunan atau pengembangan
pembangunan, pemanfaatan ruang diarahkan
untuk kawasan lindung, hutan, perkebunan,
dan ruang terbuka hijau;
d. Pemanfaatan Ruang di kategori rendah dan
sedang KRB I dan KRB II wajib melakukan
analisa risiko bencana gunung api;
e. penyediaan sistem peringatan dini, pemasangan
papan info bahaya, rambu, dan jalur evakuasi;
f. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses; dan
g. diperbolehkan kegiatan yang bersifat
pengamatan, bangunan pengendali bencana,
dan sarana prasarana penangulangan bencana
atau infrstruktur jaringan listrik, energi, air
bersih, jalan, jembatan, dan untuk kepentingan
umum sesuai hasil kajian risiko bencana.
(6) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan bencana tsunami tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, sebagai berikut:
a. pemanfaatan ruang pada rawan bencana
tsunami wajib melakukan analisis risiko
bencana tsunami;
b. pembuatan infrastruktur proteksi bencana yang
memadai, seperti pemecah ombak atau tanggul
penahan;
c. penyediaan sistem peringatan dini, rambu dan
papan info peringatan bencana tsunami, jalur
evakuasi, shelter atau bangunan perlindungan
terhadap tsunami, tempat evakuasi sementara
dan tempat evakuasi akhir baik vertikal dan
horisontal;
d. perlindungan vegetasi pantai, bakau, gumuk,
bukit pasir, dan penetapan sempadan pantai;

250
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
e. pembatasan kegiatan hunian, wisata, dan
pendukung wisata pantai; dan
f. penguatan struktur bangunan sesuai ketentuan
persyaratan mitigasi bencana tsunami.
(7) Ketentuan khusus pembangunan untuk zona
koridor sesar aktif sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d, sebagai berikut:
a. pemanfaatan untuk hunian dan bangunan
strategis wajib melakukan analisis risiko
bencana sesar aktif;
b. pemanfaatan pada zona koridor sesar aktif,
pemanfaatan diarahkan untuk hutan,
perkebunan, pertanian, penghijauan, dan
taman;
c. pengendalian ketat bagi kegiatan wisata dengan
mengacu pada mitigasi bencana sesar aktif;
d. pengendalian ketat atau relokasi terhadap
bangunan yang terletak pada jalur sesar aktif;
e. penentuan jarak sempadan sesar aktif sesuai
hasil kajian;
f. penyediaan sistem peringatan dini, pemasangan
papan info bahaya, rambu dan jalur evakuasi;
dan
g. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses.
(8) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan gempa bumi tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf e, sebagai berikut:
a. pengendalian pembangunan di Kawasan rawan
gempa harus mengikuti ketentuan standar
bangunan tahan gempa sesuai dengan analisis
risiko bencana;
b. pengendalian pembangunan pada daerah yang
pernah terdampak gempa wajib melakukan
penguatan bangunan menjadi bangunan tahan
gempa;
c. penyediaan sistem peringatan dini, pemasangan
papan info bahaya, rambu dan jalur evakuasi;
dan
d. penetapan tempat evakuasi yang aman dan
mudah diakses.
(9) Ketentuan khusus pembangunan untuk Kawasan
rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf f, sebagai berikut:
a. penetapan batas dataran banjir;
b. pemanfaatan dataran banjir bagi RTH dan
pengendalian pembangunan fasilitas umum
dengan kepadatan rendah;

251
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
c. ketentuan mengenai pelarangan kegiatan untuk
fasilitas umum;
d. pengendalian permukiman di kawasan rawan
banjir;
e. pemasangan sistem peringatan dini, papan info
dan rambu peringatan, jalur evakuasi, dan
tempat evakuasi sementara; dan
f. ketentuan huruf a sampai huruf e diatur lebih
lanjut dalam RTRW Kabupaten/Kota dan RDTR
Kabupaten/Kota.
(10) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan banjir bandang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf g, sebagai berikut:
a. penyediaan struktur tanggul sebagai bangunan
pengendali banjir bandang sesuai standar
konstruksi yang ditetapkan;
b. penyediaan konstruksi jaringan drainase yang
memadai dan sesuai standar konstruksi yang
ditetapkan;
konstruksi bangunan gedung dan non gedung
wajib memiliki konstruksi dan bahan bangunan
tahan banjir;
c. kegiatan bangunan yang sudah ada dan
memiliki izin yang wajib menerapkan pedoman
keselamatan bencana dan mitigasi bencana
serta bersedia dijadikan tempat evakuasi;
d. pemilihan jenis vegetasi yang mendukung fungsi
resapan dan kelestarian lingkungan, terasering
dan sistem drainase yang tepat;
e. penyediaan sistem atau alat peringatan dini;
f. wajib melaksanakan reboisasi dan pengerukan
sekitar sungai hulu dan hilir;
g. mempertahankan area ruang terbuka hijau di
sekitar sempadan sungai hulu dan hilir; dan
h. menyediakan rambu, rute jalur evakuasi dan
tempat evakuasi bencana.
(11) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan kegagalan teknologi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf h, sebagai berikut:
a. menyediakan daerah penyangga;
b. menyediakan ruang penyimpanan khusus untuk
bahan material yang mudah terbakar atau
berbahaya;
c. menyediakan material bangunan ataupun
peralatan yang tahan api;
d. menyusun standar operasi dan prosedur
penyelamatan;
e. perencanaan kesiapsiagaan dalam peningkatan

252
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
kemampuan pemadaman kebakaran dan
penganggulangan asap, tanggap darurat, dan
evakuasi; dan
f. menyediakan sistem deteksi dan peringatan dini.
(12) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan cuaca ekstrim sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf i sebagai berikut:
a. mempertahankan area ruang terbuka hijau;
b. pembuatan sabuk hijau sebagai pelindung
alami;
c. pemilihan jenis vegetasi yang mendukung fungsi
resapan dan kelestarian lingkungan, terasering
dan sistem drainase yang tepat;
d. penyediaan infrastruktur yang memadai sesuai
dengan kepadatan penduduk dan menggunakan
konstruksi yang sesuai dengan rona lingkungan;
dan
e. menyediakan sistem deteksi dan peringatan dini.
(13) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan bencana gelombang ekstrim dan abrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf j sebagai
berikut:
a. pengendalian ketat untuk kegiatan kegiatan
untuk hunian, bangunan, infrastruktur penting,
vital, dan strategis;
b. pemanfaatan ruang wajib melakukan kajian
pengurangan tingkat abrasi dan analisa risiko
bencana;
c. pemasangan pemecah gelombang dan/atau
penahan gelombang;
d. pengembangan hutan bakau/sabuk hijau
sebagai pelindung alami; dan
e. pemasangan sistem peringatan dini, papan
informasi, rambu bahaya, serta jalur evakuasi.
(14) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan bencana kekeringan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf k sebagai berikut:
a. mempertahankan area ruang terbuka hijau
untuk resapan air;
b. penyediaan infrastruktur yang mendukung
tersedianya cadangan air di wilayah terbangun,
seperti biopori, embung, sumur dalam;
c. penyediaan system penyediaan air bersih
terpadu;
d. penyediaan teknologi modifikasi cuaca;
(15) Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan bencana kebakaran hutan dan lahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf l sebagai

253
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
berikut:
a. pemanfaatan ruang pada rawan bencana
kebakaran hutan dan lahan wajib melakukan
analisis risiko bencana;
b. pengembangan hutan kemasyarakatan sebagai
buffer zone;
c. pembuatan zona fire breaker dengan penanaman
vegetasi tahan kebakaran;
d. penyediaan infratruktur pemadaman yang
memadai;
e. perencanaan kesiapsiagaan dalam peningkatan
kemampuan pemadaman kebakaran dan
penganggulangan asap, tanggap darurat, dan
evakuasi;
f. penyediaan sistem deteksi dan peringatan dini,
rambu dan papan info peringatan bencana, dan
jalur evakuasi.Pelarangan pembangunan
kembali dan pembangunan baru pada kawasan
rawan bencana resiko tinggi;
Ketentuan khusus pembangunan untuk kawasan
rawan bencana epidemi dan penyakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf m sebagai berikut:
a. penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai
sesuai dengan tingkat kepadatan penduduk dan
tingkat kerawanan seperti rumah sakit,
puskesmas, tempat karantina terpadu; dan
b. peningkatan jumlah dan kapasitas tenaga
kesehatan;
(16) Kegiatan mitigasi bencana pada kawasan rawan
bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan melibatkan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota dan/atau Masyarakat.
(17) Kegiatan mitigasi bencana sebagaimana dimaksud
pada ayat (17) dapat diatur lebih lanjut dalam RTRW
Kabupaten/Kota dan RDTR Kabupaten/Kota.
(18) Peta ketentuan khusus kawasan rawan bencana
tercantum pada Lampiran VIII yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah.

Pasal 92 94 (1) Ketentuan khusus untuk Cagar Budaya Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf d, arahan pengendalian pemanfaatan
merupakan pengaturan terhadap bangunan cagar ruang dalam RTRWP mengacu
budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya pada Permen ATR/BPN No 11
dan kawasan cagar budaya sesuai dengan Tahun 2021 tentang Tata Cara
penetapannya berdasarkan kriteria yang berlaku. Penyusunan, Peninjauan Kembali,
(2) Ketentuan khusus untuk Cagar Budaya Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur Substansi Rencana Tata Ruang

254
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pemanfaatan ruang pada: Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
a. Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tapak Gajah dan Rencana Detail Tata Ruang
(Prasasti Kebon Kopi) terletak di Daerah Kota
Bogor;
b. Prasasti Muara Cianten, Prasasti Pasir Awi, dan
Prasasti Jambu (Prasasti Pasir Koleangkak),
terletak di Daerah Kabupaten Bogor;
c. Gedung Merdeka, Gedung Sate, Kantor Pos
Besar Bandung, Museum Geologi, Hotel Savoy
Homann, Gedung Dwi Warna, dan Hotel
Preanger, terletak di Daerah Kota Bandung;
d. Observatorium Bosscha, terletak di Daerah
Kabupaten Bandung Barat;
e. Gedung Naskah Linggajati, terletak di Daerah
Kabupaten Kuningan;
f. Taman Kepurbakalaan Sunyaragi dan Gedung
Balai Kota Cirebon, terletak di Daerah Kota
Cirebon;
g. makam Cut Nyak Dien, terletak di Daerah
Kabupaten Sumedang;
h. bangunan, struktur, situs dan kawasan yang
diduga cagar budaya dengan melihat kriteria
cagar budaya; dan
i. Cagar budaya lainnya yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Ketentuan khusus untuk Cagar Budaya diarahkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pengendalian Pemanfaatan Ruang untuk
pendidikan, penelitian, dan pariwisata;
b. ketentuan pelarangan kegiatan dan pendirian
bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi
kawasan;
c. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat
merusak cagar budaya;
d. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat
mengubah bentukan geologi tertentu yang
mempunyai menfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan;
e. ketentuan pelarangan Pemanfaatan Ruang yang
menggangu kelestarian lingkungan di sekitar
cagar budaya;
f. perlindungan terhadap situs peninggalan
kebudayaan masa lampau dan peninggalan
sejarah; dan
g. pelestarian lingkungan hidup dan cagar budaya

255
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
yang dijadikan Kawasan pariwisata sesuai
prinsip-prinsip pemugaran;
(4) Kegiatan pelestarian Cagar Budaya harus
dilaksanakan atau dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli
Pelestarian dengan memperhatikan etika pelestarian.
(5) Peta ketentuan khusus Cagar Budaya tercantum
dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah.

Pasal 93 95 (1) Ketentuan khusus Kawasan resapan air Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf e, arahan pengendalian pemanfaatan
dengan ketentuan sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. pengendalian pemanfaatan ruang secara terbatas
Tahun 2021 tentang Tata Cara
untuk kegiatan budidaya, yang memiliki
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
hujan harus sesuai dengan daya dukung
Substansi Rencana Tata Ruang
lingkungan;
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
b. pemanfaatan ruang wajib memelihara fungsi dan Rencana Detail Tata Ruang
resapan air;
c. kegiatan penghijauan dan penyediaan sumur Pembahasan dalam Kunker Pansus
resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun VI, 15 Februari 2022:
yang sudah ada; Kondisi Kab. Bandung tidak bisa
lagi menggunakan air tanah,
d. menjaga fungsi hidrogeologis kawasan resapan diharapkan dapat mencari sumber
air, dengan memperhatikan pelarangan kegiatan air baku lainnya
penambangan di kawasan tersebut; Keterangan: Pengaturan terkait
e. penerapan prinsip kemampuan tinggi dalam pengambilan air tanah tercantum
menahan limpasan air hujan (zero delta Q policy) dalam Ranperda RTRWP Pasal 93
terhadap setiap kegiatan budidaya terbangun terkait Ketentuan Khusus Kawasan
yang diajukan izinnya; Resapan Air.

f. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat


mengurangi daya serap tanah terhadap air;
g. arahan pengendalian/pembatasan pemanfaatan
hasil tegakan selanjutnya diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
h. ketentuan pelarangan kegiatan pemanfaatan
ruang yang dapat mengganggu bentang alam,
kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi,
kelestarian flora dan fauna, serta fungsi
lingkungan hidup;
i. ketentuan pelarangan kegiatan yang merusak
kualitas dan kuantitas air, kondisi fisik kawasan,
dan daerah tangkapan air;

256
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
j. melarang pengambilan air tanah baru melalui
sumur bor;
k. mewajibkan membangun sumur imbuhan air
tanah sejumlah 2 (dua) titik terhadap 1 (satu) titik
sumur produksi air tanah;
l. mengubah fungsi seluruh sumur produksi air
tanah menjadi sumur ASR (Aquifer Storage And
Recovery), yaitu sumur bor air tanah dengan
fungsi ganda yang mampu produksi dan imbuhan
air tanah;
m. pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan dan
imbuhan air tanah, dengan menjaga efektifitas
sumur resapan air tanah dan sumur imbuhan air
tanah;
n. pelaksanaan penanganan air tanah diterapkan
secara ketat pada zona aman, zona rawan, zona
kritis dan zona rusak; dan
o. pengendalian penggunaan air tanah diterapkan
secara ketat melalui pengurangan dan
penyesuaian pengambilan air tanah terhadap
kondisi sumur.
(2) Peta ketentuan khusus kawasan resapan air
tercantum dalam Lampiran VIII, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 94 96 Ketentuan khusus Kawasan sempadan sebagaimana Sistematika dan nomenklatur


dimaksud dalam Pasal 90 huruf f, sebagai berikut: arahan pengendalian pemanfaatan
a. batas sempadan pantai yang dihasilkan berdasarkan ruang dalam RTRWP mengacu
ketentuan peraturan perundang-undangan mencakup pada Permen ATR/BPN No 11
dan/atau melewati kawasan pemukiman, industri, Tahun 2021 tentang Tata Cara
pusat ekonomi dan infrastruktur publik lainnya maka Penyusunan, Peninjauan Kembali,
penetapan batas sempadan pantai wajib menerapkan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
pedoman bangunan (building code) bencana; Substansi Rencana Tata Ruang
b. ketentuan khusus sempadan sungai meliputi: Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
1. hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk: dan Rencana Detail Tata Ruang
i. bangunan prasarana sumber daya air, fasilitas
jembatan dan dermaga, jalur pipa gas dan air
minum, rentangan kabel listrik dan
telekomunikasi;
ii. kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu
fungsi sungai, antara lain kegiatan menanam
tanaman sayur-mayur; dan
iii. bangunan ketenagalistrikan;
2. dalam hal di dalam sempadan sungai terdapat

257
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
tanggul untuk kepentingan pengendali banjir,
perlindungan badan tanggul dilakukan dengan
larangan menanam tanaman selain rumput,
mendirikan bangunan dan mengurangi dimensi
tanggul;
3. pemanfaatan sempadan sungai danau dilakukan
berdasarkan izin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, dengan mempertimbangkan
rekomendasi teknis dari pengelola sumber daya air
pada Wilayah sungai yang bersangkutan; dan
4. dalam hal pada Kawasan sempadan terdapat
bangunan dalam sempadan sungai, maka
bangunan tersebut dinyatakan dalam status quo
dan secara bertahap harus ditertibkan untuk
mengembalikan fungsi sempadan, namun
ketentuan tidak berlaku bagi bangunan yang
terdapat dalam sempadan sungai untuk fasilitas
kepentingan tertentu yang meliputi bangunan
prasarana sumber daya air, fasilitas jembatan dan
dermaga, jalur pipa gas dan air minum, rentangan
kabel listrik dan telekomunikasi dan bangunan
ketenagalistrikan dengan memperhatikan aturan
bangunan tersebut sesuai peraturan
perundangan.
c. ketentuan khusus sempadan danau meliputi:
1. sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan tertentu dan bangunan tertentu seperti
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
pariwisata, olah raga dan/atau aktivitas budaya
dan keagamaan, bangunan prasarana sumber daya
air, jalan akses, jembatan, dan dermaga, jalur pipa
gas dan air minum, rentangan kabel listrik dan
telekomunikasi, prasarana pariwisata, olahraga,
dan keagamaan, prasarana dan sarana sanitas dan
bangunan ketenagalistrikan;
2. selain pembatasan pemanfaatan sempadan danau
pada sempadan danau dilarang untuk mengubah
letak tepi danau, membuang limbah, menggembala
ternak dan mengubah aliran air masuk atau ke
luar danau; dan
3. pemanfaatan sempadan danau dilakukan
berdasarkan izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dalam pengelolaan sumber daya air serta dilakukan
dengan mempertimbangkan rekomendasi teknis
dari pengelola sumber daya air pada wilayah
sekitar danau yang bersangkutan;
d. ketentuan khusus pada alur pipa migas meliputi:

258
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
1. pemeriksaan secara periodik dan berkala pada
jaringan pipa transmisi, distribusi dan pipa hulu
yang terdapat di dasar laut terutama pada lokasi-
lokasi yang potensial untuk terjadinya kegagalan
struktur pipa, jalur pipa yang melewati lokasi
tempat labuh kapal, jalur pipa yang melewati lokasi
penangkapan ikan di sekitar daerah terumbu
karang dan jalur pipa yang melewati lokasi-lokasi
di alur pelayaran;
2. pemeriksaan dilakukan secara periodik dan berkala
pada jaringan pipa untuk mendeteksi adanya
korosi, kebocoran pipa, pipa retak dan marine
growth; dan
3. menjaga kestabilan pipa di dasar laut dan
mencegah terjadinya kegagalan struktur pada
sistem perpipaan.
e. ketentuan khusus pada alur kabel telekomunikasi
meliputi:
1. penempatan, pemendaman, dan penandaan;
2. pemendaman kabel bawah laut pada alur
pelayaran mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku;
3. kegiatan pemasangan kabel bawal laut dengan
jarak 50 m (lima puluh meter);
4. tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan
atau instalasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran
dan fasilitas Telekomunikasi-Pelayaran;
5. memperhatikan ruang bebas dalam pembangunan
jembatan;
6. memperhatikan koridor pemasangan kabel laut
dan pipa bawah laut
7. pemutusan/kerusakan oleh pemilik kabel/pipa
bawah laut terhadap kabel/pipa bawah laut
lainnya;
8. pemutusan/kerusakan pada kabel/pipa laut lain,
harus menanggung biaya perbaikannya; dan
9. ganti rugi untuk mencegah kerusakan pada kabel
atau pipa bawah laut.
f. Peta ketentuan khusus sempadan tercantum dalam
Lampiran VIII, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 95 97 Ketentuan khusus Kawasan pertahanan dan keamanan Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf g arahan pengendalian pemanfaatan
ditetapkan dengan memperhatikan: ruang dalam RTRWP mengacu
a. pemanfaatan Kawasan pertahanan dan keamanan pada Permen ATR/BPN No 11
harus sejalan dengan fungsi peratahanan; Tahun 2021 tentang Tata Cara

259
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. pemanfaatan Kawasan pertahanan dan keamanan Penyusunan, Peninjauan Kembali,
di luar fungsi pertahanan dilaksanakan sesuai Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
dengan ketetnuan peraturan perundang-udangan Substansi Rencana Tata Ruang
yang berlaku; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. pemanfaatan Wilayah di sekitar kawasan dan Rencana Detail Tata Ruang
pertahanan dan keamanan harus mendukung dan
menjaga fungsi kergiatan pertahanan dan
keamanan;
d. pemanfaatan wilayah di sekitar Kawasan pertahanan
dan keamanan yang tidak mendukung fungsi
kegiatan pertahanan dan keamanan harus
memenuhi persyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. kawasan pertahan dan keamanan yang berada pada
daerah rawan bencana dalam pemanfaatan
ruangnya perlu mempertimbangkan 9 bencana; dan
f. kawasan pertahanan dan keamanan meliputi
pangkalan militer, daerah latihan militer, instalasi
militer, daerah uji coba peralatan dan persenjataan
militer, obyek vital nasional yang bersifat strategis
dan/atau kepentingan pertahanan udara.
g. peta ketentuan khusus kawasan pertahanan dan
keamanan tercantum dalam Lampiran VIII, yang
merupaka bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Pasal 96 98 Ketentuan khusus Kawasan Karst sebagaimana Sistematika dan nomenklatur


dimaksud dalam Pasal 90 huruf h, dengan ketentuan arahan pengendalian pemanfaatan
sebagai berikut: ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
a. Kawasan Karst ditunjukan dengan bentuk eksokarst
Tahun 2021 tentang Tata Cara
dan endokarst tertentu yang mempunyai kriteria Penyusunan, Peninjauan Kembali,
sebagai berikut: Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
1. memiliki fungsi ilmiah sebagai obyek penelitian Substansi Rencana Tata Ruang
dan penyelidikan bagi pengembangan ilmu Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
pengetahuan; dan Rencana Detail Tata Ruang
2. memiliki fungsi sebagai daerah imbuhan air
tanah yang mampu menjadi media meresapkan
air permukaan ke dalam tanah;
3. memiliki fungsi sebagai media penyimpanan air
tanah secara tetap (permanen) dalam bentuk
akuifer yang keberadaannya mencukupi fungsi
hidrologi;
4. memiliki mata air permanen; dan
5. memiliki gua yang membentuk sungai atau

260
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
jaringan sungai bawah tanah.
b. Bentuk eksokarst sebagaimana dimaksud pada
huruf a terdiri atas:
1. mata air permanen;
2. bukit karst;
3. dolina;
4. uvala;
5. polje; dan/atau
6. telaga.
c. Bentuk endokarst sebagaimana dimaksud pada
huruf a terdiri atas:
1. sungai bawah tanah; dan/atau
2. speleotem.
e. Ketentuan pada Kawasan Karst memperhatikan:
1. pemanfaatannya bagi perlindungan bentang
alam yang memiliki ciri langka (unik) dan/atau
bersifat indah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata
2. merupakan Kawasan Lindung sumber daya
alam, yang penetapannya mengikuti peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. tidak boleh ada kegiatan pertambangan; dan
4. dapat dilakukan kegiatan lain, asal tidak
berpotensi mengganggu proses karstifikasi,
merusak bentuk-bentuk karst di bawah dan di
atas permukaan, serta merusak fungsi Kawasan
Karst.
f. Kepada pelaku kegiatan usaha di dalam dan sekitar
Kawasan Karst yang mengganggu proses karstifikasi
yang sedang berlangsung serta merusak bentuk-
bentuk morfologi, gua dengan speleotem di dalamnya
dan fungsi Kawasan Karst diberikan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
g. Kawasan hutan produksi yang bertampalan dengan
Kawasan Karst harus tetap mempertahankan fungsi
lindung Kawasan dan dalam pengembangannya
mengacu kepada aturan pengelolaan kawasan
lindung sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
h. Peta ketentuan khusus Kawasan Karst tercantum
dalam Lampiran VIII, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 97 99 (1) Ketentuan khusus Kawasan pertambangan mineral Sistematika dan nomenklatur
dan batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal arahan pengendalian pemanfaatan
90 huruf i merupakan Wilayah Usaha Pertambangan ruang dalam RTRWP mengacu
(WUP), dengan ketentuan sebagai berikut: pada Permen ATR/BPN No 11

261
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. penerbitan perizinan kegiatan pertambangan, Tahun 2021 tentang Tata Cara
termasuk Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) Penyusunan, Peninjauan Kembali,
diperbolehkan; Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
b. ketentuan pelarangan kegiatan pertambangan Substansi Rencana Tata Ruang
terbuka di dalam Kawasan Lindung; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. ketentuan pelarangan kegiatan pertambangan dan dan Rencana Detail Tata Ruang
energi di Kawasan dengan tingkat kerentanan
tinggi;
d. ketentuan pelarangan kegiatan pertambangan dan
energi yang menimbulkan kerusakan lingkungan; Catatan paska pembahasan
e. ketentuan pelarangan lokasi pertambangan pada Pansus VI:
Kawasan Perkotaan; • Ketentuan terkait kelerengan
f. penetapan lokasi pertambangan dan energi yang dihapus
berada pada kawasan perdesaan harus mematuhi • Ayat (2) huruf a, wujud cair dan
ketentuan mengenai radius minimum terhadap gas dihapus menjadi hanya
permukiman dan tidak terletak di daerah resapan padat saja
air untuk menjaga kelestarian sumber air dan
kelengkapan lainnya;
(2) penetapan kawasan pertambangan mineral dan
batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan ketentuan meliputi:
a. memiliki sumber daya dan potensi pertambangan
yang berwujud padat berdasarkan data geologi,
setelah dikoreksi oleh ruang yang tidak
diperbolehkan, dan masih layak untuk
dieksploitasi secara ekonomis;
b. merupakan Wilayah yang dapat dimanfaatkan
untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara
berkelanjutan dan bukan di daerah dengan
kerentanan bencana tinggi;
c. merupakan bagian proses upaya mengubah
kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil;
d. tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan
hidup dan masyarakat sekitarnya; dan
e. tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Peta ketentuan khusus kawasan pertambangan
mineral dan batubara tercantum dalam Lampiran
VIII, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 98 100 (1) Ketentuan khusus migrasi satwa sebagaimana Sistematika dan nomenklatur
dimaksud dalam Pasal 90 huruf j meliputi: arahan pengendalian pemanfaatan
a. migrasi mamalia laut yaitu migrasi hiu paus ruang dalam RTRWP mengacu
terdapat di perairan Daerah Kabupaten pada Permen ATR/BPN No 11
Karawang dan Kabupaten Indramayu; Tahun 2021 tentang Tata Cara
b. migrasi ikan tertentu yaitu migrasi ikan sidat Penyusunan, Peninjauan Kembali,
yang selanjutnya terdapat di perairan Daerah Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Kabupaten Sukabumi dan Perairan Kabupaten Substansi Rencana Tata Ruang

262
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cianjur; Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
c. migrasi penyu yang terdapat di perairan dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur,
Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten
Pangandaran.
(2) Arahan pengendalian pada alur migrasi biota
dilaksanakan sebagai berikut:
a. pengaturan perlindungan lingkungan maritim;
b. penetapan sistem rute (skema pemisah lalu
lintas di laut, rute dua arah, garis haluan yang
dianjurkan, rute air dalam, daerah yang harus
dihindari, daerah lalu lintas pedalaman, dan
daerah kewaspadaan).
(3) Ketentuan khusus untuk alur migrasi biota laut
sebagai berikut:
a. alur migrasi biota diperuntukan bagi
keberlangsungan biota yang dilindungi dan
terancam punah, dan/atau biota yang memiliki
nilai ekonomis tinggi;
b. kegiatan yang bersinggungan atau berdekatan
dengan alur migrasi biota laut mengutamakan
kehidupan dan kelestarian biota tersebut;
c. pada alur migrasi biota laut tidak diperbolehkan
adanya kegiatan yang menghambat,
mengganggu, mengalihfungsikan, dan/atau
memindahkan alur migrasi biota laut.
(4) Peta ketentuan khusus migrasi satwa tercantum
dalam Lampiran VIII, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 99 101 (1) Ketentuan khusus Kawasan pertambangan minyak Sistematika dan nomenklatur
dan gas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 arahan pengendalian pemanfaatan
huruf k, merupakan pengaturan Wilayah kerja ruang dalam RTRWP mengacu
pertambangan untuk pelaksanaan eksplorasi dan pada Permen ATR/BPN No 11
eksploitasi yang dilaksanakan sesuai dengan Tahun 2021 tentang Tata Cara
peraturan perundang-undangan. Penyusunan, Peninjauan Kembali,
(2) Peta ketentuan khusus kawasan pertambangan Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
minyak dan gas tercantum pada Lampiran VIII, yang Substansi Rencana Tata Ruang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
Peraturan Daerah. dan Rencana Detail Tata Ruang
Bagian Ketiga Bagian Ketiga Sistematika dan nomenklatur
arahan pengendalian pemanfaatan
Penilaian Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang

263
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Paragraf 1 Paragraf 1
Umum
Pasal 104 Bagian Ketiga Pasal 100 102 (1) Penilaian pelaksanaan pemanfaatan ruang, • Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf b, arahan pengendalian
Arahan Perizinan terdiri atas: pemanfaatan ruang dalam
a. penilaian pelaksanaan KKPR; dan
Pasal 104 RTRWP mengacu pada Permen
b. penilaian perwujudan RTR.
(1) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud Pasal 63 (2) Penilaian pelaksanaan KKPR sebagaimana dimaksud ATR/BPN No 11 Tahun 2021
huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang pada ayat (1) huruf a dilaksanakan untuk tentang Tata Cara Penyusunan,
berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang memastikan: Peninjauan Kembali, Revisi,
berdasarkan rencana struktur dan Pola Ruang yang a. kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR; dan dan Penerbitan Persetujuan
ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini. b. pemenuhan prosedur perolehan KKPR. Substansi Rencana Tata Ruang
(3) Penilaian perwujudan RTR sebagaimana dimaksud Wilayah Provinsi, Kabupaten,
(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat
pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan penilaian
Pemerintah Daerah yang berwenang. Kota, dan Rencana Detail Tata
perwujudan rencana Struktur Ruang dan rencana
(3) Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan Pola Ruang. Ruang
menurut prosedur sesuai dengan ketentuan (4) Penilaian perwujudan RTR sebagaimana dimaksud • Penyesuaian substansi
peraturan perundang-undangan. pada ayat (3) dilakukan terhadap: mengacu pada PP No. 21 Tahun
a. kesesuaian program; 2021
(4) Setiap pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang
b. kesesuaian lokasi; dan
menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang
c. kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan
menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana
pemanfaatan.
tata ruang.
(5) Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau
diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar
batal demi hukum.
(6) Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui
prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak
sesuai dengan RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah
Daerah.
(7) Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat
adanya perubahan RTRW dapat dibatalkan oleh
Pemerintah Daerah.
(8) Arahan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang
meliputi:
a. Izin yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. Rekomendasi terhadap izin pemanfaatan ruang
yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota pada KSP; dan

264
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
c. Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf b diajukan sebelum izin pemanfaatan
ruang diterbitkan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses pelayanan
perizinan pemanfaatan ruang ditetapkan dalam
Peraturan Gubernur.
Paragraf 2 Paragraf 2
Penilaian Pelaksanaan Ketentuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang
Pasal 101 103 (1) Penilaian pelaksanaan KKPR sebagaimana dimaksud • Sistematika dan nomenklatur
dalam Pasal 102 ayat (1) huruf a dilaksanakan arahan pengendalian
untuk memastikan: pemanfaatan ruang dalam
a. kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR; dan
RTRWP mengacu pada Permen
b. pemenuhan prosedur perolehan KKPR.
(2) Penilaian kepatuhan pelaksanaan ketentuan KKPR ATR/BPN No 11 Tahun 2021
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tentang Tata Cara Penyusunan,
dilakukan pada periode: Peninjauan Kembali, Revisi,
a. selama pembangunan; dan dan Penerbitan Persetujuan
b. pasca pembangunan. Substansi Rencana Tata Ruang
(3) Penilaian pada periode selama pembangunan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
Kota, dan Rencana Detail Tata
dilakukan untuk memastikan kepatuhan
pelaksanaan dalam memenuhi ketentuan KKPR. Ruang
(4) Penilaian pada periode selama pembangunan • Penyesuaian substansi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a mengacu pada PP No. 21 Tahun
dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun sejak 2021
diterbitkannya KKPR.
(5) Penilaian pada periode pasca pembangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan untuk memastikan kepatuhan hasil
pembangunan dengan ketentuan dokumen KKPR.
(6) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) ditemukan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan yang tertuang dalam dokumen KKPR,
pelaku kegiatan Pemanfaatan Ruang diharuskan
melakukan penyesuaian.
(7) Dalam hal hasil penilaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) ditemukan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan yang tertuang dalam dokumen KKPR,
dilakukan pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 102 104 Hasil penilaian pelaksanaan ketentuan dalam dokumen


KKPR pada periode selama pembangunan dan pasca Penyesuaian substansi mengacu
pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 pada PP No. 21 Tahun 2021
dituangkan dalam bentuk tekstual dan spasial.

265
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi

Pasal 103 105 Penilaian pelaksanaan ketentuan dalam dokumen KKPR Penyesuaian substansi mengacu
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. pada PP No. 21 Tahun 2021
Paragraf 3 Paragraf 3
Penilaian Pemenuhan Prosedur Perolehan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Pasal 104 106 (1) Penilaian pemenuhan prosedur perolehan KKPR • Sistematika dan nomenklatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1) arahan pengendalian
huruf b dilakukan untuk memastikan kepatuhan pemanfaatan ruang dalam
pelaku pembangunan/pemohon terhadap tahapan
RTRWP mengacu pada Permen
dan persyaratan perolehan KKPR sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. ATR/BPN No 11 Tahun 2021
(2) KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tentang Tata Cara Penyusunan,
diterbitkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui Peninjauan Kembali, Revisi,
prosedur yang benar, batal demi hukum. dan Penerbitan Persetujuan
(3) KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang Substansi Rencana Tata Ruang
tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan RTR Wilayah Provinsi, Kabupaten,
dapat dibatalkan oleh instansi pemerintah yang
Kota, dan Rencana Detail Tata
menerbitkan KKPR.
(4) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat Ruang
pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), • Penyesuaian substansi
dapat dimintakan ganti kerugian yang layak kepada mengacu pada PP No. 21 Tahun
instansi pemerintah yang menerbitkan KKPR. 2021
(5) Tata cara pemberian ganti kerugian yang layak
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan.
Paragraf 4 Paragraf 4
Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang
Pasal 105 107 (1) Penilaian perwujudan RTR Pasal 102 ayat (1) huruf b • Sistematika dan nomenklatur
dilakukan dengan penilaian perwujudan rencana arahan pengendalian
Struktur Ruang dan rencana Pola Ruang. pemanfaatan ruang dalam
(2) Penilaian perwujudan rencana Struktur Ruang dan
RTRWP mengacu pada Permen
rencana Pola Ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. Penilaian tingkat perwujudan rencana Struktur tentang Tata Cara Penyusunan,
Ruang; dan Peninjauan Kembali, Revisi,
b. Penilaian tingkat perwujudan rencana Pola dan Penerbitan Persetujuan
Ruang. Substansi Rencana Tata Ruang
(3) Penilaian tingkat perwujudan rencana Struktur Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
Kota, dan Rencana Detail Tata
dilakukan dengan penyandingan pelaksanaan
program pembangunan pusat-pusat permukiman Ruang
dan sistem jaringan prasarana terhadap rencana • Penyesuaian substansi
Struktur Ruang. mengacu pada PP No. 21 Tahun

266
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(4) Penilaian tingkat perwujudan rencana Pola Ruang 2021
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan dengan penyandingan pelaksanaan
program pengelolaan lingkungan, pembangunan
berdasarkan Perizinan Berusaha, dan hak atas
tanah terhadap rencana Pola Ruang.
(5) Penilaian perwujudan RTR dilakukan 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun dan dilaksanakan 1 (satu)
tahun sebelum peninjauan kembali tata ruang.
(6) Pelaksanaan penilaian perwujudan RTR dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun dalam hal terdapat perubahan kebijakan yang
bersifat strategis nasional yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 106 108 Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian pelaksanaan Penyesuaian substansi mengacu
pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal pada PP No. 21 Tahun 2021
107 mengacu pada peraturan perundang-undangan.
Bagian Bagian Keempat
Keempat
Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif
Pasal 105 Bagian Keempat Pasal 107 109 (1) Ketentuan Insentif dan Disinsentif sebagaimana • Sistematika dan nomenklatur
Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif dimaksud dalam Pasal 61 huruf c, merupakan arahan pengendalian
ketentuan yang diterapkan untuk mendorong pemanfaatan ruang dalam
Paragraf 1 pelaksanaan Pemanfaatan Ruang sesuai dengan RTR
RTRWP mengacu pada Permen
dan untuk mencegah Pemanfaatan Ruang yang tidak
Insentif sesuai RTR, ATR/BPN No 11 Tahun 2021
(2) Ketentuan Insentif dan Disinsentif sebagaimana tentang Tata Cara Penyusunan,
Pasal 105
dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk: Peninjauan Kembali, Revisi,
(1) Insentif sebagaimana dimaksud Pasal 63 huruf c a. meningkatkan upaya pengendalian Pemanfaatan dan Penerbitan Persetujuan
dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Ruang dalam rangka mewujudkan Tata Ruang Substansi Rencana Tata Ruang
Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha dan/atau sesuai dengan RTR; Wilayah Provinsi, Kabupaten,
masyarakat yang mewujudkan RTRWP yang lebih b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar
baik atau lebih cepat dari yang telah ditetapkan. Kota, dan Rencana Detail Tata
sejalan dengan RTR; dan
c. meningkatkan kemitraan semua masyarakat Ruang
(2) Insentif kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan • Penyesuaian substansi
diberikan dalam bentuk: dengan RTR. mengacu pada PP No. 21 Tahun
a. kompensasi; 2021
b. kerja sama pendanaan;
Pembahasan dalam Rapat Pansus
c. dukungan program serta kegiatan VI bersama Pakar dan Lembaga
pembangunan, Masyarakat, 31 Januari 2022:
d. penyediaan infrastruktur; dan/atau Pengembangan insentif-disinsentif
e. penghargaan. untuk menjaga keseimbangan/
meningkatan koordinasi
(3) Insentif kepada dunia usaha dan masyarakat
pembangunan antara:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan
• Kawasan perkotaan, kawasan
dalam bentuk:
pinggiran, dan kawasan

267
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
a. keringanan retribusi Daerah; perdesaan
b. kompensasi; • Pertumbuhan (ekonomi),
pemerataan (sosial), dan
c. kerja sama pendanaan; pelestarian (budaya &
d. penyediaan infrastruktur; lingkungan)
e. kemudahan prosedur perizinan: • Tekanan nasional-global dan
aspirasi lokal-regional
1. memangkas waktu perizinan menjadi lebih
Keterangan: arahan insentif-
cepat;
disinsentif tercantum dalam Pasal
2. memberikan pelayanan perizinan online 107 – 117 sesuai dengan PP No. 21
secara menyeluruh; Tahun 2021 dimana dalam
3. memfasilitasi perizinan secara proaktif; pelaksanaannya akan mengacu
dan/atau pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f. penghargaan.

Pasal 108 110 (1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Penyesuaian substansi mengacu
merupakan perangkat untuk memotivasi, pada PP No. 21 Tahun 2021
mendorong, memberikan daya tarik, dan/atau
memberikan percepatan terhadap kegiatan
Pemanfaatan Ruang perwujudan ruang yang
memiliki nilai tambah pada zona yang perlu
didorong atau dikendalikan pengembangannya.
(2) Ketentuan Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan:
a. rencana struktur ruang, rencana pola ruang
wilayah kabupaten/kota Daerah Provinsi, dan
kawasan strategis kabupaten/kota Daerah
Provinsi;
b. ketentuan umum zonasi indikasi arahan zonasi;
dan
c. peraturan perundang-undangan sektor terkait
lainnya.
(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. Insentif fiskal; dan/atau
b. Insentif non fiskal.
Pasal 109 111 (1) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasal Penyesuaian substansi mengacu
110 ayat (3) huruf a, dapat berupa pemberian pada PP No. 21 Tahun 2021
keringanan pajak, retribusi, dan/atau penerimaan
negara bukan pajak.
(2) Insentif nonfiskal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 108 ayat (3) huruf b, dapat berupa:
a. pemberian kompensasi;

268
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. subsidi;
c. imbalan;
d. sewa ruang;
e. urun saham;
f. fasilitasi persetujuan KKPR;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi.
(3) Pemberian insentif fiskal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan insentif non fiskal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 110 112 (1) Pemerintah Daerah Provinsi dapat memberikan Penyesuaian substansi mengacu
insentif kepada: pada PP No. 21 Tahun 2021
a. pemerintah daerah provinsi lain, Pemerintah dan mengacu pada pengaturan
Daerah Kabupaten/Kota, dan pemerintah sektoral, misalnya di kawasan
daerah kabupaten/kota lainnya; dan lindung telah diatur Peraturan
b. Masyarakat. Gubernur Nomor 29 Tahun 2014
(2) Insentif kepada pemerintah daerah provinsi lain, tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
pemerintah daerah kabupaten/kota lainnya Barat Nomor 1 Tahun 2013
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dapat tentang Pedoman Pelestarian dan
berupa: Pengendalian Pemanfaatan
a. pemberian kompensasi; Kawasan Lindung, yang telah
b. pemberian penyediaan prasarana dan sarana; mengatur mengenai Bentuk dan
c. penghargaan; dan/atau Tata Cara Penerapan Insentif dan
d. publikasi atau promosi daerah. Disinsentif.
(3) Insentif kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf b, dapat berupa:
a. pemberian keringanan pajak dan/atau retribusi;
b. subsidi;
c. pemberian kompensasi;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. fasilitasi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang;
h. penyediaan prasarana dan sarana;
i. penghargaan; dan/atau
j. publikasi atau promosi.
Pasal 106 Pasal 111 113 Dalam rangka pengelolaan Kawasan Lindung berbasis Substansi pengelolaan kawasan
Tidak Diubah DAS dan pemanfaatan sumber daya air, Pemerintah lindung berbasis DAS dan
Daerah Provinsi melakukan pembagian peran dalam pemanfaatan sumberdaya air
pembiayaan dan pemberian insentif dengan provinsi disesuaikan.
yang berbatasan.

269
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 107 Pasal 112 114 (1) Untuk mewujudkan Kawasan Lindung 45% kawasan Angka 45% dalam kawasan
berfungsi lindung di wilayah darat dan lindung dihapuskan
meningkatkan luasan kawasan hutan untuk
mencapai luasan minimal 30% dari luas Daerah
Aliran Sungai (DAS), Pemerintah Daerah Provinsi
dapat memberikan bantuan keuangan dan/atau jasa
lingkungan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan
proporsi luas Kawasan Lindung dan apresiasi
terhadap upaya perwujudan program pencapaian
luas Kawasan Lindung di wilayahnya.
(2) Dalam rangka pengelolaan Kawasan Lindung
berbasis DAS dan pemanfaatan sumber daya air,
Pemerintah Daerah Provinsi memfasilitasi
pengaturan Insentif dan pembagian peran dalam
pembiayaan antar kabupaten/kota yang secara
geografis terletak di daerah hulu dan hilir DAS, yang
ditetapkan melalui pola kerja sama antar daerah.
Pasal 108 Pasal 108 Pasal 113 115 (1) Untuk mewujudkan KP2B, Pemerintah Daerah Penyesuaian nomenklatur
(1) Untuk mewujudkan KP2B, Pemerintah Daerah dapat Provinsi dapat memberikan Insentif kepada
memberikan insentif kepada masyarakat petani dan masyarakat petani dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupaten/Kota. (2) Pemberian Insentif kepada petani sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:
(2) Pemberian insentif kepada petani sebagaimana a. keringanan retribusi Daerah;
dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk: b. kompensasi biaya sosial petani;
a. keringanan retribusi Daerah; c. pengembangan infrastruktur pertanian bantuan
b. kompensasi biaya sosial petani; program, pembiayaan, serta teknologi dan
informasi; dan
c. pengembangan infrastruktur pertanian; pembiayaan penelitian serta pengembangan
benih dan varietas unggul;
d. pembiayaan penelitian serta pengembangan kemudahan dalam mengakses informasi dan
benih dan varietas unggul; teknologi;
penyediaan sarana dan prasarana produksi
e. kemudahan dalam mengakses informasi dan
pertanian;
teknologi;
d. penghargaan bagi petani berprestasi;
f. penyediaan sarana dan prasarana produksi penyediaan sarana dan prasarana pengolahan
pertanian; hasil pertanian dan peningkatan nilai tambah;
pemberian beasiswa pertanian; dan
g. penghargaan bagi petani berprestasi; pemberian program magang ke negara maju di
bidang pertanian
h. penyediaan sarana dan prasarana pengolahan (3) Pemberian Insentif kepada masyarakat dan/atau
hasil pertanian dan peningkatan nilai tambah; Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan dalam bentuk:
i. pemberian beasiswa pertanian;
penambahan luas lahan;
j. pemberian program magang ke negara maju di a. penghargaan;
bidang pertanian; dan b. penyediaan sarana prasarana; dan
c. bantuan keuangan khusus. untuk sektor

270
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
k. pemberian fasilitasi asuransi pertanian. pertanian.
(3) Pemberian insentif kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan dalam bentuk:
a. penambahan luas lahan;
b. penghargaan; dan
c. bantuan keuangan untuk sektor pertanian.

Pasal 109 Pasal 114 116 Tata cara dan mekanisme pemberian insentif Penyesuaian nomor Pasal
Tidak Diubah. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 sampai dengan
Pasal 115 diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Gubernur.
Pasal 110 Pasal 115 117 (1) Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah Penyesuaian substansi mengacu
Tidak Diubah. dan/atau memberikan batasan terhadap kegiatan pada PP No. 21 Tahun 2021
Pemanfaatan Ruang yang sejalan dengan RTR dalam
hal berpotensi melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
(2) Ketentuan disinsentif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun berdasarkan:
a. rencana struktur ruang, rencana Pola Ruang
Wilayah kabupaten/kota Daerah Provinsi dan
Kawasan strategis kabupaten/kota Daerah
Provinsi;
b. ketentuan umum zonasi kabupaten/kota indikasi
arahan zonasi; dan
c. peraturan perundang-undangan sektor terkait
lainnya.
(3) Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. Disinsentif fiskal; dan/atau
b. Disinsentif nonfiskal.
Pasal 116 118 (1) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasal Penyesuaian substansi mengacu
117 ayat (3) huruf a dapat berupa pengenaan pajak pada PP No. 21 Tahun 2021
dan/atau retribusi yang tinggi.
(2) Disinsentif nonfiskal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 117 ayat (3) huruf b dapat berupa:
a. kewajiban memberi kompensasi atau imbalan;
b. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana;
dan/atau
c. pemberian status tertentu.
(3) Pemberian Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Disinsentif nonfiskal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

271
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 117 119 (1) Disinsentif dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah Penyesuaian substansi mengacu
Provinsi kepada: pada PP No. 21 Tahun 2021
a. Pemerintah Daerah provinsi lain, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, dan/atau Pemerintah
Daerah kabupaten/kota lain; dan
b. Masyarakat.
(2) Disinsentif kepada Pemerintah Daerah provinsi lain,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan/atau
Pemerintah Daerah kabupaten/kota lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat berupa
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
(3) Disinsentif kepada Masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat berupa:
a. pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi;
b. kewajiban memberi kompensasi atau imbalan;
dan/atau
c. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
Bagian Kelima Bagian Kelima Sistematika dan nomenklatur
Arahan Sanksi arahan pengendalian pemanfaatan
ruang dalam RTRWP mengacu
pada Permen ATR/BPN No 11
Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali,
Revisi, dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota,
dan Rencana Detail Tata Ruang
Pasal 118 120 (1) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal Penyesuaian substansi mengacu
61 huruf d berupa sanksi administratif adalah pada PP No. 21 Tahun 2021
arahan untuk memberikan sanksi bagi siapa saja
yang melakukan pelanggaran ketentuan kewajiban
pemanfaatan ruang sesuai dengan RTR yang
berlaku.
(2) Arahan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan perangkat atau upaya pengenaan sanksi
yang diberikan kepada pelanggar pemanfaatan
ruang.
(3) Arahan sanksi admistratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berfungsi:
a. untuk mewujudkan tertib tata ruang dan
tegaknya peraturan perundang-undangan bidang
penataan ruang; dan
b. sebagai acuan dalam pengenaan sanksi
administratif terhadap:
1. Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan
RTRWP;

272
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
2. Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan
KKPR yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang;
3. Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan
persyaratan KKPR yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang;
4. Pemanfaatan Ruang yang menghalangi akses
terhadap kawasan yang dinyatakan oleh
peraturan perundang-undangan sebagai milik
umum;
5. penggunaan dokumen persetujuan KKPRL
atau konfirmasi kesesuaian ruang laut yang
tidak sah;
6. tindakan tidak melaporkan pendirian
dan/atau penempatan bangunan dan
instalasi di laut kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan;
7. tindakan tidak menyampaikan laporan
tertulis pelaksanaan KKPRL secara berkala
tiap 1 (satu) tahun sekali kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan;
8. pelaksanaan persetujuan KKPRL yang tidak
sesuai dengan RTR, Rencana Zonasi Antar
Wilayah (RZ KAW), dan/atau (Rencana Zonasi
Kawasan Strategis Nasional Tertentu) RZ
KSNT; dan/atau
9. pelaksanaan persetujuan KKPR Laut yang
mengganggu ruang penghidupan dan akses
nelayan kecil, nelayan tradisional, dan
pembudidaya ikan kecil.
(4) Arahan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan berdasarkan:
a. besar atau kecilnya dampak yang ditimbulkan
akibat pelanggaran Pemanfaatan Ruang;
b. nilai manfaat pengenaan sanksi yang diberikan
terhadap pelanggaran Pemanfaatan Ruang;
dan/atau
c. kerugian publik yang ditimbulkan akibat
pelanggaran Pemanfaatan Ruang.
(5) Penerapan sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditetapkan lebih lanjut
dengan Peraturan Gubernur.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), berupa:
a. peringatan tertulis;

273
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. denda administratif;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian sementara pelayanan umum;
e. penutupan lokasi;
f. pencabutan KKPR;
g. pembatalan KKPR;
h. pembongkaran bangunan; dan/atau
i. pemulihan fungsi ruang.
Pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII BAB VIII Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah PARTISIPASI MASYARAKAT, DAN KELEMBAGAAN mengacu pada Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Bagian Kesatu Bagian Kesatu
Umum
Pasal 119 121 Partisipasi masyarakat dan kelembagaan terdiri atas: • Sistematika dan nomenklatur
a. hak dan kewajiban masyarakat; mengacu pada Permen
b. peran masyarakat; dan ATR/BPN No 11 Tahun 2021
c. kelembagaan. tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
Ruang
• Kelembagaan dan Peran
Masyarakat disatukan menjadi
satu bab
Pasal 111 Pasal 111 Pindah ke Pasal 126 Sistematika dan nomenklatur
mengacu pada Permen ATR/BPN
(1) Dalam rangka koordinasi Penyelenggaraan Penataan
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Ruang di Daerah, dibentuk tim koordinasi penataan
Cara Penyusunan, Peninjauan
ruang daerah atau tim dengan penamaan lain sesuai
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
ketentun.
Persetujuan Substansi Rencana
(2) Pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada ayat Tata Ruang Wilayah Provinsi,
(1), ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Muatan disesuaikan dengan PP 21
Tahun 2021

274
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Bagian Kedua Bagian Kedua Sistematika dan nomenklatur
Hak dan Kewajiban Masyarakat mengacu pada Permen ATR/BPN
Tidak Diubah No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 112 Pasal 120 122 Dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk: Muatan disesuaikan dengan PP 21
Tidak Diubah. a. mengetahui rencana tata ruang; Tahun 2021
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang;
c. mengajukan usulan pemanfaatan ruang;
d. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian
yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata
ruang;
e. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang
terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang di wilayahnya;
f. mengajukan tuntutan pembatalan izin persetujuan
kegiatan penataan ruang dan penghentian
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang kepada pejabat berwenang;
g. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada
pemerintah dan/atau pemegang izin pelaksana
kegiatan pemanfaatan ruang apabila kegiatan
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang menimbulkan kerugian; dan
h. mendapatkan pendampingan dan bantuan hukum
terhadap permasaahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Pasal 113 Pasal 121 123 Dalam Pemanfaatan Ruang, setiap orang wajib: Muatan disesuaikan dengan PP 21
Tidak Diubah. Tahun 2021
a. menaati RTR yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan RTR;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan KKPR;
d. memberikan akses terhadap Kawasan yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum;
e. menyampaikan laporan terjadinya permasalahan
pelaksanaan Pemanfaatan Ruang; dan
f. menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian

275
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Bagian Ketiga Bagian Ketiga


Partisipasi Masyarakat Peran Masyarakat
Pasal 114 Pasal 122 124 (1) Penyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Muatan disesuaikan dengan PP 21
Tidak Diubah. pemerintah Daerah dengan melibatkan peran Tahun 2021 dan Tata cara dalam
masyarakat baik orang perseorangan dan pelaku pengaturan PP No. 68 Tahun 2010
usaha dan dunia usaha. tentang Bentuk dan Tata Cara
(2) Peran masyarakat dalam penataan ruang Peran Masyarakat dalam Penataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan, Ruang.
antara lain, melalui partisipasi dalam:
a. penyusunan RTR;
b. Pemanfaatan Ruang;
c. pengendalian Pemanfaatan Ruang;
d. pengelolaan resiko bencana; dan
e. rehabilitasi kerusakan lingkungan. Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan
bentuk peran masyarakat dalam penataan ruang
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 123 125 (1) Pemerintah Daerah Provinsi menyelenggarakan Muatan disesuaikan dengan PP 21
pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan Tahun 2021
Pemanfaatan Ruang. Muatan disesuaikan dengan UU
(2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud No. 11/2021 tentang UUCK pada
pada ayat (1), meliputi: bagian perubahan terhadap UU
a. melakukan fasilitasi peningkatan kapasitas, 27/2007 JO. UU No. 1 Tahun 2014
pemberian akses teknologi dan informasi, tentang Pengelolaan Wilayah
permodalan, dan akses ekonomi produktif lainnya; Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
dan
b. mendorong kemitraan antara masyarakat, dunia Pemberdayaan Masyarakat adalah
usaha, dan Pemerintah/Pemerintah Daerah upaya pemberian fasilitas,
Provinsi. dorongan, atau bantuan kepada
Masyarakat dan nelayan
tradisional agar mampu
menentukan pilihan yang terbaik
dalam memanfaatkan Sumber
Daya Pesisir dan Pulau- Pulau
Kecil secara lestari.

Pasal 115 Pengajuan gugatan tercantum dalam Pasal 122 • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 115 terkait hak masyarakat mengacu pada Permen
(1) Masyarakat yang dirugikan akibat penyelenggaraan ATR/BPN No 11 Tahun 2021
penataan ruang dapat mengajukan gugatan melalui tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,

276
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pengadilan. dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang
(2) Dalam hal masyarakat mengajukan gugatan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tergugat harus Kota, dan Rencana Detail Tata
membuktikan bahwa tidak terjadi penyimpangan Ruang
dalam penyelenggaraan penataan ruang. • Muatan disesuaikan dengan PP
21 Tahun 2021

Bagian Bagian Keempat Sistematika dan nomenklatur


Keempat Kelembagaan mengacu pada Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 124 126 (1) Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang Muatan disesuaikan dengan PP 21
secara partisipatif, Gubernur dapat membentuk Tahun 2021
Forum Penataan Ruang. Pembahasan dalam Rapat Pansus
(2) Anggota Forum Penataan Ruang sebagaimana VI bersama Pakar dan Lembaga
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas instansi vertikal Masyarakat, 31 Januari 2022:
bidang pertanahan, perangkat daerah, asosiasi Diperlukan Penguatan/ koordinasi
profesi, asosiasi akademisi, dan tokoh masyarakat. kelembagaan
(3) Forum Penataan Ruang sebagaimana dimaksud • Antar kabupaten/ kota:
pada ayat (1) bertugas untuk memberikan masukan kawasan strategis, investasi,
dan pertimbangan dalam penyelenggaraan penataan ketenagakerjaan
ruang. • Antar propinsi: penataan
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Forum Penataan Pantura dan Pansela
Ruang mengacu pada ketentuan peraturan • Dengan pemerintah pusat:
perundang-undangan. infrastruktur strategis
• Dengan non-pemerintah: forum
penataan ruang

Keterangan: Koordinasi dan


kelembagaan dalam
penyelenggaraan penataan ruang
sebagaimana diatur dalam PP No.
21 Tahun 2021 dilaksanakan
melalui Forum Penataan Ruang,
dimana dalam pelaksanaannya
mengacu pada Permen ATR/BPN
No. 15 Tahun 2021 tentang Forum
Penataan Ruang.
Pasal 115A Dihapus Sistematika dan nomenklatur
BAB XIIA mengacu pada Permen ATR/BPN
SISTEM INFORMASI No 11 Tahun 2021 tentang Tata

277
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Cara Penyusunan, Peninjauan
Pasal 115A Kembali, Revisi, dan Penerbitan
(1) Pemerintah Daerah mengembangkan sistem Persetujuan Substansi Rencana
informasi penyelenggaraan penataan ruang. Tata Ruang Wilayah Provinsi,
(2) Pengembangan sistem informasi sebagaimana Kabupaten, Kota, dan Rencana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Perangkat Detail Tata Ruang
Daerah Provinsi yang melaksanakan urusan
pemerintahan bidang penataan ruang.
(3) Ketentuan mengenai pengembangan sistem informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Gubernur.

Jangka waktu dipindah ke ketentuan lain-lain, Sistematika dan nomenklatur


Tidak Diubah. sedangkan keterangan terkait album peta mengacu pada Permen ATR/BPN
dicantumkan dalam setiap pasal yang memiliki No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Pasal 116 lampiran peta Cara Penyusunan, Peninjauan
Tidak Diubah.
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Pasal 117 Persetujuan Substansi Rencana
Pasal 117 Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Peraturan Daerah ini dilengkapi dengan Dokumen Materi Detail Tata Ruang
Teknis dan Album Peta dengan tingkat ketelitian minimal
1: 250.000, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.

Tidak Diubah
Pasal 118 Substansi termuat di bab arahan pengendalian Sistematika dan nomenklatur
pemanfaatan ruang dengan penyesuaian berdasarkan mengacu pada Permen ATR/BPN
PP 21/2021 No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Pasal 119 Cara Penyusunan, Peninjauan
Tidak Diubah.
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Pasal 120 Persetujuan Substansi Rencana
Tidak Diubah. Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang

Tidak Diubah
Pasal 121 Dihapus Ketentuan pasal 121 dihapus
Ketentuan Pasal 121 dihapus.

Tidak Diubah

278
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
Pasal 122 Pasal 122 Substansi disesuaikan, pindah ke Pasal 120 • Sistematika dan nomenklatur
Arahan sanksi sebagaimana dimaksud Pasal 63 huruf d Ketentuan Sanksi mengacu pada Permen
merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap: ATR/BPN No 11 Tahun 2021
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan tentang Tata Cara Penyusunan,
rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang; Peninjauan Kembali, Revisi,
dan Penerbitan Persetujuan
b. pelanggaran ketentuan arahan peraturan zonasi Substansi Rencana Tata Ruang
berdasarkan RTRWP; Wilayah Provinsi, Kabupaten,
c. pemanfaatan ruang tanpa izin dan rekomendasi Kota, dan Rencana Detail Tata
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan Ruang
RTRWP dan ketentuan peraturan perundang- • Substansi disesuaikan dengan
undangan; PP 21 Tahun 2021
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin dan
rekomendasi pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan RTRWP dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan izin pemanfaatan ruang yang
diterbitkan berdasarkan RTRWP;
f. pemanfataan ruang yang menghalangi akses
terhadap kawasan yang oleh peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik
umum; dan
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh
dengan prosedur yang tidak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 123 Substansi disesuaikan, pindah ke Pasal 127 • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 123 Ketentuan Sanksi mengacu pada Permen
(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggar ATR/BPN No 11 Tahun 2021
ketentuan Pasal 122, dapat dikenakan sanksi tentang Tata Cara Penyusunan,
administratif dan sanksi pidana. Peninjauan Kembali, Revisi,
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada dan Penerbitan Persetujuan
ayat (1) dikenakan untuk pelanggaran administratif Substansi Rencana Tata Ruang
berbentuk : Wilayah Provinsi, Kabupaten,
Kota, dan Rencana Detail Tata
a. peringatan tertulis; Ruang
b. penghentian sementara kegiatan; • Substansi disesuaikan dengan
c. penghentian sementara pelayanan umum; PP 21 Tahun 2021
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
(3) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana

279
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dimaksud pada ayat (2), dikenakan pada pelanggaran
Pasal 122 huruf a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf f,
dan huruf g.
(4) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Gubernur.
(5) Pengenaan sanksi pidana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dikenakan pada pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 huruf c.
(6) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi
administratif diatur dalam Peraturan Gubernur.
Pasal 124 Substansi disesuaikan, pindah ke Pasal 127 • Sistematika dan nomenklatur
Bagian Ketiga Ketentuan Sanksi mengacu pada Permen
Biaya Paksaan Penegakan Hukum ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi,
Pasal 124 dan Penerbitan Persetujuan
(1) Dalam hal orang dan/atau badan hukum menolak Substansi Rencana Tata Ruang
untuk ditertibkan dan/atau membongkar Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sebagaimana dimaksud pada Pasal 123 ayat (2) huruf Kota, dan Rencana Detail Tata
g, Pemerintah Daerah menertibkan dan/atau Ruang
membongkar bangunan, dan kepada yang • Substansi disesuaikan dengan
bersangkutan dapat dikenakan pembebanan biaya PP 21 Tahun 2021
paksaan penegakan hukum.
(2) Biaya paksaan penegakan hukum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan
Daerah dan disetorkan ke Kas Daerah.
(3) Petunjuk pelaksanaan pembebanan biaya paksa
sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam
Peraturan Gubernur sesuai peraturan perundang-
undangan.

BAB IX BAB IX
PENYELIDIKAN PENYIDIKAN
Pasal 125 • Sistematika dan nomenklatur
(1) Penegakan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh mengacu pada Permen
Satuan Polisi Pamong Praja dan Penyidik Pegawai ATR/BPN No 11 Tahun 2021
Negeri Sipil sesuai dengan kewenangannya, tentang Tata Cara Penyusunan,
berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja Peninjauan Kembali, Revisi,
Kabupaten/Kota dan Kepolisian, berdasarkan dan Penerbitan Persetujuan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Substansi Rencana Tata Ruang
(2) Dalam hal terdapat pelanggaran yang dikenakan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, Kota, dan Rencana Detail Tata
Satuan Polisi Pamong Praja melaporkan tahapan Ruang

280
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
pelaksanaan penindakan perkara kepada Penyidik
Pegawai Negeri Sipil untuk mendapat penanganan • Substansi ada di KUHAP,
lebih lanjut. kepolisian atau PPNS akan
(3) Selain Pejabat Penyidik Polri yang bertugas menyidik melakukan penyidikan sesuai
tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana itu, jadi tidak perlu
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dicantumkan disini.
dapat dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah
yang pengangkatannya ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam pelaksanaan tugas penyidikan, Pejabat
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berwenang:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya tindak pidana;
b. melakukan Tindakan pertama pada saat di
tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan
memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab.
BAB IX BAB IX
KETENTUAN PIDANA SANKSI
Pasal 125 Pasal 126 127 • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 125 mengacu pada Permen
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pemanfaatan
(1) Barang siapa melakukan pelanggaran terhadap Ruang dapat dipidana sesuai dengan ketentuan ATR/BPN No 11 Tahun 2021
ketentuan Pasal 122 huruf c, diancam pidana peraturan perundang-undangan. tentang Tata Cara Penyusunan,
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Peninjauan Kembali, Revisi,
Setiap Orang yang melakukan kegiatan yang dilarang dan Penerbitan Persetujuan
denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan indikasi Substansi Rencana Tata Ruang
puluh juta rupiah).
arahan zonasi dikenakan sanksi sesuai ketentuan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peraturan perundang-undangan per sektor. Kota, dan Rencana Detail Tata
adalah pelanggaran.
Ruang
(3) Dalam hal tindak pidana yang dilakukan diancam • Substansi disesuaikan dengan
dengan pidana yang lebih tinggi dari ancaman pidana PP 21 Tahun 2021
dalam Peraturan Daerah ini, maka diancam pidana • Pengertian Orang adalah orang
yang lebih tinggi, sesuai ketentuan peraturan perseorangan atau badan
perundang-undangan. usaha, baik yang berbentuk

281
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) badan hukum maupun tidak
merupakan penerimaan Daerah dan disetorkan ke
Kas Daerah.
Pasal 128 (1) Setiap Orang yang:
a. melanggar ketentuan dalam Pasal 52 ayat (1) dan
Pasal 121 huruf a, dan huruf b;
b. tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan KKPR;
c. tidak memberikan akses terhadap kawasan yang
oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai milik umum; dan/atau
d. memperoleh KKPR dengan prosedur yang tidak
benar,
dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. paksaan pemerintah, berupa:
1. biaya paksaan penegakan hukum;
2. penggantian atau kompensasi lahan; dan/atau
3. pembongkaran bangunan.
c. denda administratif;
d. penghentian sementara kegiatan;
e. penghentian sementara pelayanan umum;
f. penutupan lokasi;
g. pencabutan KKPR;
h. pembatalan KKPR; dan/atau
i. pemulihan fungsi ruang.
Pasal 129 (1) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana •
dimaksud dalam Pasal 127 dapat dilaksanakan
secara:
a. bertahap;
b. langsung; dan/atau
c. kumulatif, meliputi:
1. internal; dan
2. eksternal.
(2) Untuk menentukan pengenaan sanksi administratif
secara bertahap atau kumulatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dengan mempertimbangkan:
a. tingkat atau berat-ringannya jenis pelanggaran
yang dilakukan oleh penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan;
b. tingkat penaatan penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap pemenuhan perintah
atau kewajiban yang ditentukan dalam sanksi
administratif;
c. rekam jejak ketaatan penanggungjawab usaha

282
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dan/atau kegiatan; dan/atau
d. tingkat pengaruh atau implikasi pelanggaran
terhadap lingkungan hidup.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi
administratif diatur dalam Peraturan Gubernur.
Pasal 130 (1) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 127, tidak membebaskan
pelanggar ketentuan larangan dari tanggung jawab
pemulihan dan sanksi pidana.
(2) Setiap Orang yang dalam melakukan usaha
dan/atau kegiatannya memanfaatkan ruang yang
telah ditetapkan tanpa memiliki persetujuan
kesesuaian pemanfaatan ruang, mengakibatkan
kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang, atau mengakibatkan kematian orang,
dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap Orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang yang mengakibatkan
perubahan fungsi ruang atau mengakibatkan
kerugian terhadap harta benda atau kerusakan
barang, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 131 (1) Setiap Pejabat Pemerintah yang berwenang yang
menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata
ruang dikenakan sanksi pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pelaku dapat dikenakan pidana tambahan
berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat
dari jabatannya.
Pasal 126 Substansi disatukan ke Pasal 131 Sistematika dan nomenklatur
Pasal 126 mengacu pada Permen ATR/BPN
Bupati/Walikota dan Pejabat Pemerintah yang No 11 Tahun 2021 tentang Tata
menerbitkan izin berdasarkan Rencana Tata Ruang Cara Penyusunan, Peninjauan
Kabupaten/Kota yang tidak sesuai dengan RTRWP, Kembali, Revisi, dan Penerbitan
diancam pidana sesuai ketentuan peraturan perundang- Persetujuan Substansi Rencana
undangan. Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 127 Bagian Kelima Dihapus Sistematika dan nomenklatur
mengacu pada Permen ATR/BPN
Penegakan Peraturan Daerah No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Pasal 127 Persetujuan Substansi Rencana

283
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
(3) Penegakan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Satuan Polisi Pamong Praja dan Penyidik Pegawai Kabupaten, Kota, dan Rencana
Negeri Sipil (PPNS) sesuai dengan kewenangannya, Detail Tata Ruang
berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten/Kota dan Kepolisian, berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam hal terdapat pelanggaran yang dikenakan
sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 ayat
(3), Satuan Polisi Pamong Praja melaporkan tahapan
pelaksanaan penindakan perkara kepada Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk mendapat
penanganan lebih lanjut.
Sistematika dan nomenklatur
Tidak Diubah mengacu pada Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Pasal 128 Cara Penyusunan, Peninjauan
Tidak Diubah.
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
BAB X BAB X
Tidak Diubah. KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 129 Pasal 127 (1) Pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, semua • Sistematika dan nomenklatur
Pasal 129 Pasal 131 132 Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan RTR mengacu pada Permen
(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua harus disesuaikan dengan RTR melalui kegiatan ATR/BPN No 11 Tahun 2021
peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penyesuaian Pemanfaatan Ruang. tentang Tata Cara Penyusunan,
penataan ruang yang telah ada tetap berlaku (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka: Peninjauan Kembali, Revisi,
sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum dan Penerbitan Persetujuan
diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini. a. Terhadap proses pelaksanaannya perizinan yang Substansi Rencana Tata Ruang
masih berlangsung, maka prosesnya disesuaikan Wilayah Provinsi, Kabupaten,
(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:
dengan ketentuan perundang-undangan serta Kota, dan Rencana Detail Tata
a. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dikoordinasikan dalam Forum Penataan Ruang Ruang
dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah; • Muatan disesuaikan dengan PP
Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa
b. izin Pemanfaatan Ruang dan kesesuaian kegiatan 21 Tahun 2021
berlakunya;
Pemanfaatan Ruang yang telah dikeluarkan tetap
b. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan
berlaku sesuai dengan masa berlakunya;
tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan
Daerah ini berlaku ketentuan : c. Pemanfaatan Ruang di Provinsi Jawa Barat yang
1. untuk yang belum dilaksanakan diselenggarakan tanpa izin Pemanfaatan Ruang
pembangunannya, izin tersebut disesuaikan atau KKPR dan tidak sesuai dengan KKPR
dengan fungsi kawasan berdasarkan dengan ketentuan peraturan daerah ini, akan
Peraturan Daerah ini; ditertibkan dan disesuaikan dengan peraturan
daerah ini; dan
2. untuk yang sudah dilaksanakan
pembangunannya, pemanfaatan ruang d. izin pemanfaatan ruang yang telah habis masa
dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan akan diperpanjang,
berlakunya dan dilakukan penyesuaian ditindaklanjuti melalui mekanisme penerbitan

284
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
dengan fungsi kawasan berdasarkan KKPR.
Peraturan Daerah ini; dan
(3) Pemanfaatan ruang pada kawasan hutan yang
3. untuk yang sudah dilaksanakan tercakup dalam zona tunda (holding zone)
pembangunannya dan tidak memungkinkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, 30, 31, 36,
untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi 38, 39, 40, 42, dan 45 tetap berlaku sampai
kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, ditetapkannya peraturan perundang-undangan
izin yang telah diterbitkan harus dibatalkan mengenai perubahan peruntukan dan/atau fungsi
dan terhadap kerugian yang timbul sebagai kawasan hutan.
akibat pembatalan izin tersebut dapat
diberikan penggantian yang layak.
c. Izin pemanfaatan ruang yang sudah habis masa
berlakunya dan tidak sesuai dengan Peraturan
Daerah ini dilakukan penyesuaian berdasarkan
Peraturan Daerah ini; dan
d. pemanfaatan ruang di Daerah yang
diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai
berikut:
1. yang bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang
yang bersangkutan ditertibkan dan
disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini;
dan
2. yang sudah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk
mendapatkan izin yang diperlukan.

BAB XI BAB XI Sistematika dan nomenklatur


KETENTUAN LAIN-LAIN mengacu pada Permen ATR/BPN
No 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan
Kembali, Revisi, dan Penerbitan
Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
Pasal 128 (1) Jangka waktu RTRWP adalah 20 (dua puluh) tahun. • Sistematika dan nomenklatur
132 133 mengacu pada Permen
(2) RTRWP ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam setiap
periode 5 (lima) tahunan. ATR/BPN No 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara
(3) Peninjauan kembali RTRWP dapat dilakukan lebih
dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi Penyusunan, Peninjauan
perubahan lingkungan strategis berupa: Kembali, Revisi, dan
Penerbitan Persetujuan
a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan; Substansi Rencana Tata

285
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan Ruang Wilayah Provinsi,
dengan undang-undang; Kabupaten, Kota, dan
c. perubahan batas daerah yang ditetapkan dengan Rencana Detail Tata Ruang
undang-undang; dan • Menyesuaikan dengan
d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat substansi PP No. 21 Tahun
strategis. 2021.
• Menyesuaikan dengan
masukan linsek.
Pasal 129 (1) Sengketa pemanfaatan ruang dapat diselesaikan Sistematika dan nomenklatur
133 134 melalui pengadilan dan/atau di luar pengadilan. mengacu pada Permen ATR/BPN
(2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan No 11 Tahun 2021 tentang Tata
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat Cara Penyusunan, Peninjauan
dilakukan secara musyawarah mufakat dan/atau Kembali, Revisi, dan Penerbitan
menggunakan jasa pihak ketiga, baik yang memiliki Persetujuan Substansi Rencana
kewenangan dalam mengambil keputusan maupun
Tata Ruang Wilayah Provinsi,
yang tidak memiliki kewenangan mengambil
keputusan. Kabupaten, Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang
(3) Hasil kesepakatan penyelesaian sengketa di luar
pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dinyatakan secara tertulis dan bersifat mengikat
para pihak.
(4) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dilakukan
para pihak sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(5) Sengketa akibat adanya perubahan kebijakan dapat
diselesaikan melalui fasilitasi Forum Penataan
Ruang Daerah.
Pasal 130 (1) Tanah timbul merupakan tanah yang dikuasai Penambahan pengaturan
134 135 langsung oleh Negara. terkait tanah timbul
(2) Tanah timbul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan arahan
meliputi tanah yang timbul pada pesisir laut, tepian Kementerian ATR/BPN.
sungai, tepian danau dan pulau. Pengaturan didasarkan pada
(3) Tanah timbul dengan luasan paling luas 100 m2 Pasal 12 PP 16 2004 tentang
(seratus meter persegi) merupakan milik dari pemilik Penatagunaan Tanah
tanah yang berbatasan langsung dengan tanah
timbul dimaksud. Pembahasan dalam Kunker
(4) Terhadap Tanah timbul yang luasnya dengan luasan Pansus VI, 11 Januari 2022:
lebih dari 100 m2 (seratus meter persegi) dapat Diperlukan arahan dan
diberikan hak atas tanah dengan ketentuan sesuai dukungan terkait penyikapan
peraturan perundang-undangan. tanah timbul dan abrasi di
Kabupaten Bekasi.
Keterangan: Tanah timbul

286
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
diatur dalam Pasal 130

Pasal 131 (1) Tanah yang berasal dari hasil reklamasi di Wilayah Penambahan pengaturan
135 136 perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan terkait tanah reklamasi
bekas sungai dikuasai langsung oleh Negara. berdasarkan arahan
(2) Tanah reklamasi dapat diberikan hak atas tanah Kementerian ATR/BPN.
dengan ketentuan sesuai peraturan perundang- Pengaturan didasarkan pada
undangan. Pasal 35 PM 125 2018 tentang
(3) Pelaksanaan reklamasi wajib menjaga dan Pengerukan dan Reklamasi
memperhatikan: dan Pasal 16 Permen ATR/BPN
a. keberlanjutan kehidupan dan penghidupan No. 17 Tahun 2016 Tentang
masyarakat; Penataan Pertanahan di
b. keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan Wilayah Pesisir dan Pulau-
dan kepentingan pelestarian fungsi lingkungan pulau kecil.
pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
c. persyaratan teknis pengambilan, pengerukan, dan
penimbunan/ pengurugan material.
(4) Gubernur berwenang menerbitkan izin pelaksanaan
reklamasi pada perairan laut paling jauh 12 (dua
belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut
bebas dan/atau ke arah perairan kepulauan dengan
ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pasal 132 Pengaturan Ruang Dalam Bumi diarahkan untuk: Penambahan pengaturan
136 137 Ruang Dalam Bumi sebagai
a. Kegiatan yang diperbolehkan pada ruang bawah
tanah dangkal yaitu akses stasiun kereta api arahan umum dalam
perkotaan MRT, sistem jaringan prasarana jalan, pengembangan pembangunan
sistem jaringan utilitas, kawasan perkantoran, dan pemanfaatan ruang di
fasilitas parkir, perdagangan dan jasa, pendukung dalam bumi. Pengaturan
kegiatan gedung di atasnya dan pondasi bangunan mengikuti standar aturan
gedung di atasnya.
b. Kegiatan yang diperbolehkan pada ruang bawah Provinsi DKI Jakarta (Pergub
tanah dalam yaitu sistem angkutan massal berbasis No. 167 Tahun 2012 tentang
rel (kereta api perkotaan), sistem jaringan prasarana Ruang Bawang Tanah) sebagai
jalan, sistem jaringan utilitas dan pondasi bangunan daerah yang telah
gedung di atasnya. memanfaatkan ruang dalam
c. Pelaksanaan pemanfaatan ruang dalam bumi bumi.
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b
mengacu kepada peraturan perundang-undangan.
d. Pemanfaatan ruang bawah bumi diatur lebih lanjut
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota.

287
Raperda Nomor …. Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perda Nomor 22 Raperda Nomor …. Tahun 2022 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Catatan Pembahasan Pansus VI
Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 versi Provinsi Jawa Barat Tahun 2022-2042 versi pasca Linsek 2021
Perubahan/Keterangan
Agustus 2019 (Februari 2022)
Pasal Materi Bab/Pasal Materi
BAB XII BAB XII
Tidak Diubah. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 130 Pasal 133 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua
Tidak Diubah. 137 138 peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan
ruang daerah, dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah
ini.
Pasal 134 139 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22
Seri E); dan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2
Tahun 2016 tentang Pedoman Pengendalian Kawasan
Bandung Utara sebagai Kawasan Strategis Provinsi
Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016 Nomor 2 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 194),
b. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5
Tahun 2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa Barat Tahun
2019-2039.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 131 Dihapus Terkait Pergub juklak
Tidak Diubah.
Pasal 132 Dihapus Penghapusan atas masukan Biro
Ketentuan Pasal 132 dihapus. Hukum dan HAM
Pasal 133 Pasal 135 140 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
Tidak Diubah. diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat.

288

Anda mungkin juga menyukai