BAB 04
ANALISIS INTERIM DEVELOPMENT ASSESMENT PLAN
(IDAP) KAWASAN PRIORITAS
ANALISIS
INTERIM DEVELOPMENT
ASSESMENT PLAN (IDAP)
KAWASAN PRIORITAS
KAWASAN SEKITAR DANAU RANAU
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Berdasarkan PP No. 50/2011, Danau Ranau dan sekitarnya ditetapkan sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Sedangkan berdasarkan Rencana Tata Ruang Pulau
Sumatera, Kawasan Sekitar Danau Ranau ditetapkannya pengembangan dan pemantapan
jaringan transportasi danau, pendayagunaan sumber air dengan berbasis pada WS,
pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan imbuhan air tanah pada CAT Ranau yang
berada di Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten OKU Selatan, pengembangan dan
rehabilitasi kawasan peruntukan pertambangan panas bumi di Danau Ranau (Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan) serta rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan
ekowisata danau yang didukung prasarana dan sarana pariwisata di Danau Ranau.
Di sisi lain, berdasarkan RTRW Kabupaten OKU Selatan, Kawasan Sekitar Danau Ranau
juga ditetapkan sebagai sumber air baku untuk kegiatan permukiman, kegiatan pertanian,
dan kegiatan industri, kawasan peruntukan perikanan penangkapan ikan di Danau Ranau
di Kecamatan Banding Agung, kawasan peruntukan pariwisata berupa wisata alam dan
kawasan panas bumi geothermal yang terletak di Danau Ranau. Sedangkan berdasarkan
RTRW Provinsi Lampung, Kawasan Sekitar Danau Ranau ditetapkan sebagai simpul atau
sistem transportasi danau serta kawasan pertanian, perkebunan, perikanan dan
pariwisata Danau Ranau.
Gambar 4- 1
Fungsi Utama Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Pada penetapan delineasi kawasan pada 5 (lima) Kawasan Prioritas ini dilakukan
berdasarkan batas administrasi dan batas fungsional yang akan diatur muatan INSDAL di
sekitar Kawasan Sekitar Danau Ranau.
Kawasan Objek Strategis, bahwa : Kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Prioritas
harus memiliki kriteria, sebagai berikut :
1. Kawasan yang memiliki sudut kepentingan strategis yang harus dilindungi fungsinya;
2. Kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan; dan
3. Kawasan cepat tumbuh yang harus dikendalikan.
Gambar 4- 2
Penetapan Delineasi Kawasan Prioritas Melalui Tahapan INPUT-PROSES-OUTPUT
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tahapan pertama, melakukan input data terkait aspek-aspek yang berpengaruh terhadap
penilaian kriteria pada masing-masing Kawasan Prioritas. Beberapa aspek yang menjadi
indikasi kriteria dalam penetapan Kawasan Prioritas dapat dilihat pada Tabel 4-1 berikut :
Tabel 4- 1
Indikasi Aspek dalam Penetapan Kawasan Prioritas
No Aspek Deskripsi
1 Nilai Strategis Memiliki nilai strategis dalam lingkup Nasional-Provinsi-Kabupaten/
Kota
2 Luas Wilayah (Ha) Luas kawasan prioritas penanganan
3 Penduduk Jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk
No Aspek Deskripsi
4 Perekonomian Karakteristik kegiatan ekonomi (primer, sekunder, & tersier)
5 Kecenderungan Kawasan yang mulai dan berpotensi untuk berkembangnya berbagai
Perkembangan aktivitas lingkungan, ekonomi, dan sosial yang dipengaruhi oleh
Kawasan kegiatan-kegiatan ekonomi kawasan yang telah berkembang dan
memiliki nilai strategis
6 Pengumpulan
Sebaran dan jumlah sarana sosial dan sarana umum (fasos & fasum)
Fasilitas/Sarana
7 Jaringan Jalan Karaktersitik sistem jaringan jalan
8 Tutupan Lahan Penggunaan lahan di sekitar badan air yang dapat mengancam
kelestarian dan fungsi Danau dan kawasan sekitar
9 Daya Dukung Lahan Kemampuan lahan dalam mendukung perkembangan kegiatan
pemanfaatan ruang
10 Area Sempadan Batas sempadan danau (Permen PU 28/2015 psl 12 ayt 1) adalah 50
Danau meter disesuaikan dengan karakterisitik area sekitar (misal jalan, dll)
11 Kebencanaan Kawasan yang berpotensi menimbulkan bencana pada kawasan dan
sekitarnya
12 Status Kepemilikan
Status kepemilikan lahan di kawasan prioritas dan sekitarnya
Lahan
13 Pengaruh Kawasan Danau yang dapat memberikan pengaruh terhadap dan diberikan
pengaruh oleh kawasan prioritas
Sumber: Hasil Analisis dan Studi Literatur, 2019
Mengacu pada 13 (tigabelas) aspek dalam penetapan Kawasan Prioritas diatas, maka
tahapan kedua adalah melakukan identifikasi kriteria Kawasan Prioritas berdasarkan ke-
13 (tigabelas) aspek tersebut.
Identifikasi kriteria Kawasan Prioritas dilakukan pada 5 (lima) kawasan yang menjadi opsi
Kawasan Prioritas pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Ranau, seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 4-2 berikut :
Tabel 4- 2
Identifikasi Kriteria Kawasan Prioritas pada Wilayah DTA Danau Ranau
KP. II : KP. III :
KP. I :
NO ASPEK DESKRIPSI BUAY PEMATANG RIBU WARKUK RANAU
BANDING AGUNG
RANAU TENGAH SELATAN
1 Nilai Strategis Memiliki nilai Pusat Kegiatan Pusat Ibukota Pusat Desa Tanjung
strategis dalam Transportasi Danau Kecamatan Buay Baru (Kab/Kota &
lingkup Ranau (Provinsi), Pusat Pematang Ribu Ranau Kec), sebagai KSP
Nasional- Pengembangan Tengah (Kab/Kota), Wisata Danau
Provinsi- Pembangkit Tenaga Sebagai Sumber Air CAT Ranau (Prov &
Kabupaten/Kota Listrik Berbasis Panas Ranau (Nasional & Prov), Kab/Kota), Sebagai
Bumi (Nasional & dan sebagai KSP Wisata Sumber Air CAT
Provinsi), Pusat Ibukota Danau Ranau (Prov & Ranau (Nasional &
Kec. Banding Agung Kab/Kota) -> 2 Strategis Prov), dan sebagai
(Kab/Kota), Pusat Kab/Kota, 2 Strategis KSK Pertumbuhan
Pengembangan Bandar Provinsi, & 1 Strategis Ekonomi Kawasan
Udara Danau Ranau Nasional Panas Bumi
sebagai Badara Perintis Gheotermal (Kab) ->
(Provinsi & Kab/Kota), 3 Strategis
Sebagai Sumber Air CAT Kab/Kota, 2
Ranau (Nasional & Prov), Strategis Provinsi, &
Pusat Pengembangan 1 Strategis Nasional
Kawasan Ekowisata dan
Wisata Alam Danau
Ranau (Nasional, Prov &
Kab), sebagai KSP
Pengembangan Ekonomi
Terpadu Danau Ranau
(Prov), sebagai Sumber
Jaringan Air Baku dari air
permukaan Danau
Ranau di Banding Agung
(Kab/Kota), Pusat
Kegiatan Perikanan
Tangkap Danau Ranau di
Banding Agung
(Kab/Kota), sebagai KSP
Wisata Danau Ranau
Wilayah atau area sempadan danau secara keseluruhan dijadikan sebagai kawasan
prioritas untuk pengendalian pemanfaatan ruang disekitar Danau Ranau, dan ditetapkan
dengan kriteria 50 (limapuluh) meter dari bibir perairan danau, sehingga tidak dilakukan
analisis kriteria seperti halnya yang dilakukan pada 5 (lima) Kawasan Prioritas yang telah
ditetapkan untuk menjadi opsi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Tabel 4- 3
Kriteria Penetapan Delineasi Kawasan Prioritas
No Aspek Ranking Kriteria
1 Nilai Strategis 1 < 4 (Kab/Kota), < 4 (Prov), < 2 (Nasional)
2 4 - 5 (Kab/Kota), 4 - 5 (Prov), 2 (Nasional)
3 > 5 (Kab/Kota), > 5 (Prov), > 2 (Nasional)
2 Luas Wilayah (Ha) 1 < 2.254,86 Hektar
2 2.254,86 - 3.292,80 Hektar
3 > 3.292,80 Hektar
3 Penduduk 1 < 12.022 Jiwa
2 12.022 Jiwa - 15.786 Jiwa
3 > 15.786 Jiwa
4 Perekonomian 1 < 7 Kegiatan/Sektor
2 7-8 Kegiatan/Sektor
3 > 8 Kegiatan/Sektor
5 Kecenderungan 1 < 2 Kegiatan Kawasan Yang Berpengaruh
Perkembangan 2 2 Kegiatan Kawasan Yang Berpengaruh
Kawasan 3 > 2 Kegiatan Kawasan Yang Berpengaruh
6 Pengumpulan 1 < 483 Unit Sarana/Fasilitas
Fasilitas/Sarana 2 483 - 806 Unit Sarana/Fasilitas
3 > 806 Unit Sarana/Fasilitas
7 Jaringan Jalan 1 Jaringan Jalan Lokal
2 Jaringan Jalan Kolektor
3 Jaringan Jalan Kolektor dan Jalan Lokal
8 Tutupan Lahan 1 < 14,1% Terbangun & > 85,9% Non Terbangun
Dari hasil identifikasi kriteria pada masing-masing Kawasan Prioritas diatas, selanjutnya
dilakukan Analisis Penilaian Kriteria dengan mempertimbangkan tingkat urgensi
penanganan dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka optimalisasi dan
penyelamatan fungsi Danau Ranau dan sekitarnya berdasarkan kriteria dari masing-
masing Kawasan Prioritas yang telah teridentifikasi yang dikaitkan langsung dengan
klasifikasi rank-size dari masing-masing kriteria penetapan delineasi yang telah ditetapkan.
Output dari Analisis Penilaian Kriteria dalam Penetapan Kawasan Prioritas di wilayah DTA
Danau Ranau, dapat dilihat pada Tabel 4-4 berikut :
Tabel 4- 4
Analisis Penilaian Kriteria dalam Penetapan Kawasan Prioritas di Wilayah DTA Danau Ranau
Kapri II : Kapri III :
Kapri I : Kapri V :
Buay Pematang Warkuk Kapri IV :
No Aspek Banding Lumbok
Ribu Ranau Ranau Sukau
Agung Seminung
Tengah Selatan
1 Nilai Strategis 3 1 1 3 1
2 Luas Wilayah (Ha) 3 3 1 3 1
3 Penduduk 3 2 1 3 1
4 Perekonomian 3 2 2 1 1
Kecenderungan
5 3 2 3 3 1
Perkembangan Kawasan
Pengumpulan
6 3 2 1 1 1
Fasilitas/Sarana
7 Jaringan Jalan 1 3 3 2 1
8 Tutupan Lahan 3 3 3 1 1
9 Daya Dukung Lahan 2 2 2 2 2
10 Area Sempadan Danau 3 3 3 1 3
11 Kebencanaan 2 2 2 2 1
Status Kepemilikan
12 3 1 3 3 3
Lahan
Keterangan :
Skala Prioritas :
Kawasan Prioritas I > 29
Prioritas Utama
Kawasan Prioritas Ii 23 - 29
Kawasan Prioritas Iii < 23
Gambar 4- 3
Kawasan Prioritas Terpilih
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Dari hasil analisis karakteristik atau kriteria di kawasan perencanaan Danau Ranau dapat
ditetapkan delineasi Kawasan Prioritas yang menjadi alternatif pengendalian pemanfaatan
ruang dalam rangka optimalisasi dan penyelamatan fungsi Danau Ranau, dengan melalui
penetapan delineasi kawasan dalam mendukung perwujudan pola ruang atau kawasan
penataan areal dan pengembangan potensi pariwisata Danau Ranau, dengan wilayah
perencanaan yang terbagi menjadi 3 (tiga) Kawasan Utama, yaitu :
1. Kawasan Inti: kawasan ini meliuti seluruh perairan Danau Ranau, dimana pada zona
ini akan difokuskan kepada wisata air, pengembangan ekosistem danau, perikanan,
serta pengembangan panas bumi.
2. Kawasan Penyangga: kawasan ini meliputi daerah atau area sempadan danau dan
daerah tangkapan air Danau Ranau, kawasan ini pengembangan dilakukan dengan
memperhatikan daerah sekitar seperti misalnya jenis tanah, lereng, morfologi, serta
aspek alinnya agar tidak merusak ekosistem dalam kawasan ini juga akan dibagi
menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
3. Kawasan Penunjang: kawasan ini meliputi wilayah luar Danau Ranau, wilayah ini juga
secara langsung berperan terhadap perkembangan daerah wisata dan juga
berpotensi untuk meningkatkan daerah disekitar DTA Danau Ranau.
Dengan demikian, delineasi Kawasan Prioritas di wilayah DTA Danau Ranau ditetapkan di
Kecamatan Banding Agung, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah dan
Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan
serta Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Penetapan delineasi dengan pendekatan ini merupakan hasil kesepakatan antara pihak
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah tahun 2019. Penentuan delineasi atau
penentuan Kawasan Prioritas ini ditetapkan seluas ± 9.411,11 Ha yang terdiri atas
seluruh / sebagian Kecamatan / Desa di Kecamatan Banding Agung dengan luas ±
3.633,12 Hektar, Buay Pematang Ribu Ranau Tengah dengan luas ± 2.972,02 Hektar,
Warkuk Ranau Selatan dengan luas ± 1.236,40 Hektar Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan, Provinsi Sumatera Selatan dan Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat
Provinsi Lampung dengan luas ± 1.569,88 Hektar, secara substantif telah mengacu pada
ketentuan peraturan yang berlaku, serta dapat diproses lebih lanjut sebagai kawasan
perencanaan RTA Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Lampung Barat.
1. Luas deliniasi Badan Air Danau Ranau dengan ketinggian 541,87 mdpl dengan luas
12.742,31 Hektar ;
2. Pada tahap selanjutnya, perlu adanya pengukuran lebih rinci terkait luas Badan Air dan
Sempadan Danau Ranau oleh Badan / Lembaga yang membidangi ; dan
3. Luas Badan Air dan Sempadan Danau Ranau akan disesuaikan berdasarkan SK
Menteri PUPR.
Delineasi Kawasan Prioritas dalam rangka optimalisasi dan penyelamatan fungsi Danau
Ranau di wilayah DTA Danau Ranau itu sendiri, dapat dilihat pada Tabel 4-5 berikut :
Tabel 4- 5
Delineasi Kawasan Prioritas dalam rangka Optimalisasi dan Penyelamatan Fungsi Danau
Ranau di Wilayah DTA Danau Ranau
Luas Persentase
No Kelurahan/Kecamatan
(Ha) (%)
I Banding Agung 3.633,12 38,6
1 Air Rupik 270,31
2 Bandar Agung Ranau 29,84
3 Banding Agung 620,9
4 Karang Indah 96,78
5 Merbau 52,56
6 Penantian 121,52
7 Rantau Nipis 177,33
8 Sidodadi 81,07
9 Sipatuhu 204,43
10 Sipatuhu Ii 98,31
11 Sugih Waras 188,66
12 Suka Negeri 165,06
13 Sukamaju 129,37
14 Surabaya 382,09
15 Surabaya Timur 552,76
Untuk lebih jelasnya mengenai batas delineasi Kawasan Prioritas Danau Ranau dapat
dilihat pada Gambar 4-4 berikut :
Gambar 4- 4
Peta Delineasi Kawasan Prioritas Danau Ranau
Danau Ranau berjarak sekitar 342 km dari kota Palembang, 130 km dari kota Baturaja,
dan 50 kilometer dari Kota Muara Dua, ibu kota Kabupaten OKU Selatan, dengan jarak
tempuh dengan mobil sekitar 7 sampai dengan 8 jam dari kota Palembang melalui Kota
Baturaja dan Prabumulih. Sementara dari Bandar Lampung, kawasan wisata ini bisa
ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di
perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung
Barat Propinsi Lampung. Dengan posisi Kawasan Danau yang strategis dan berada di 2
(dua) provinsi, akan berpengaruh terhadap konektivitas antar wilayah baik antar wilayah
kecamatan mapun kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi
Lampung. Konektivitas antar kawasan pada Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat dilihat
pada Gambar 4-5 berikut :
Gambar 4- 5
konektivitas (Conectivity) Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tahapan analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) berdasarkan delapan kategori atau
aspek tersebut dapat dilihat pada Gambar 4-6 berikut :
Gambar 4- 6
Tahapan Analisis SKL Berdasarkan 6 Aspek
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) yang dilakukan di kawasan perencanaan adalah
menggunakan teknik super impose (overlay/tumpang tindih peta), dimana masing-masing
aspek memiliki kriteria tahapan analisis yang berbeda. Dari kedelapan tahapan analisis
menghasilkan Satuan Kemampuan Lahan (SKL) di Kawasan Sekitar Danau Ranau, seperti
yang terdapat pada Gambar 4-7 sampai Gambar 4-12.
Berdasarkan hasil analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) padatabel diatas, maka akan
menghasilkan kemampuan lahan dalam menyediakan ruang untuk pengembangan
kegiatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam mendukung fungsinya sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
kawasan tanpa mengabaikan pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka
optimalisasi dan penyelamatan fungsi Danau Ranau. Tahapan dari analisis kemampuan
lahan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4-13 berikut :
Gambar 4- 7
Tahapan Analisis Kemampuan Lahan
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Dari tahapan tersebut, menghasilkan output kemampuan lahan dalam menyediakan ruang
untuk pengembangan kegiatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau, seperti yang terdapat
pada Gambar 4-14 dan Tabel 4-6.
Gambar 4- 8
Peta SKL berdasarkan Morfologi
Gambar 4- 9
Peta SKL berdasarkan Kestabilan Lereng
Gambar 4- 10
Peta SKL berdasarkan Kemudahan Dikerjakan
Gambar 4- 11
Peta SKL berdasarkan Kebutuhan Drainase
Gambar 4- 12
Peta SKL terhadap Erosi
Gambar 4- 13
Peta SKL terhadap Bencana Alam
Gambar 4- 14
Peta Kemampuan Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tabel 4- 6
Kemampuan Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
No Kecamatan / Desa Luas (Ha) Persentase (%)
I BANDING AGUNG 4.035,43
1 Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi 32,19 0,80
2 Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi 2.884,17 71,47
3 Kemampuan Pengembangan Sedang 220,45 5,46
4 Kemampuan Pengembangan Rendah 91,95 2,28
5 Kemampuan Lahan Sangat Rendah 806,68 19,99
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 2.533,23
1 Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi 924,97 36,51
2 Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi 1.017,07 40,15
3 Kemampuan Pengembangan Sedang 236,11 9,32
4 Kemampuan Pengembangan Rendah 104,00 4,11
5 Kemampuan Lahan Sangat Rendah 251,08 9,91
III WARKUK RANAU SELATAN 1.233,03
1 Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi 284,07 23,04
2 Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi 129,65 10,51
3 Kemampuan Pengembangan Sedang 238,89 19,37
4 Kemampuan Pengembangan Rendah 278,78 22,61
5 Kemampuan Lahan Sangat Rendah 301,63 24,46
Grand Total Kawasan Prioritas 7.801,68
1 Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi 1.241,23 15,91%
2 Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi 4.030,88 51,67%
3 Kemampuan Pengembangan Sedang 695,45 8,91%
4 Kemampuan Pengembangan Rendah 474,73 6,09%
5 Kemampuan Lahan Sangat Rendah 1.359,39 17,42%
Sumber: Hasil Analisis (Perhitungan GIS), 2019
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa Kawasan Sekitar Danau
Ranau didominasi dengan lahan yang memiliki kemampuan untuk pengembangan
pemanfaatan ruang agak tinggi yaitu sekitar 4.895,11 hektar atau sekitar 52,25% dari
luas wilayah Kawasan Sekitar Danau Ranau, dan hanya sekitar 2.350,97 hektar atau
25,10% yang memiliki kemampuan pengembangan rendah sampai sangat rendah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4-15 berikut :
Gambar 4- 15
Persentase (%) Satuan Kemampuan Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan Keppres No. 32 tahun 1990 Tentang Penentuan Kawasan Lindung dan
budidaya bahwa dalam proses analisis penentuan kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan bawahannya (kawasan hutan lindung) digunakan
beberapa kriteria yang sudah ditetapkan serta penghitungan skor melalui proses
pembobotan dengan menggunakan teknik super impose (overlay/tumpang tindih peta),
yang meliputi data kondisi kemiringan lahan, intensitas curah hujan dan jenis tanah.
Sedangkan untuk penentuan kawasan perlindungan setempat dan perlindungan terhadap
kawasan rawan bencana alam dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang
sudah ditetapkan dalam Keppres No. 32 Tahun 1990 dan diperkuat perhitungan skor
lokasi untuk peruntukan lahan (SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/1980. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4-7 sampai Tabel 4-8 berikut :
Tabel 4- 7
Kriteria Kesesuaian Lahan
No Fungsi Kawasan Jenis Fungsi Kawasan Kriteria
1 Lindung Kawasan Hutan lindung Kemiringan > 40
Ketinggian > 2000 mdpl
Jenis tanah sangat peka erosi : regosol, litosol,
organosol, dan renzina serta mempunyai
kemiringan tidak kurang dari 15 %
Skor fisik wilayah > 175
Rawan Bencana Daerah bahaya gerakan tanah (Bahaya Erosi)
Sempadan Sungai Selebar 100 m di kiri kanan sungai
Sempadan Pantai Selebar 100 m dari garis pantai
Tabel 4- 8
Perhitungan Skor Lokasi Untuk Peruntukan Lahan
Variabel Nilai Rentang Variabel Kategori Dan Bobot
Kemiringan Lereng KELAS LERENG KEMIRINGAN LERENG (%) KATEGORI BOBOT
1 0-8 Datar 20
2 (8-15) Landai 40
3 15-25 Agak Curam 60
4 25-40 Curam 80
5 >40 Sangat Curam 100
Kepekaan Tanah KELAS TANAH JENIS TANAH KATEGORI BOBOT
Analisis daya dukung lahan merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan lokasi-
lokasi yang potensial dikembangkan sebagai kawasan budidaya dan kawasan lindung.
Analisis ini menggunakan 7 variabel fisik, yaitu topografi, kemiringan, jenis tanah, geologi,
hidrologi, klimatologi, dan rawan bencana alam.
Dari hasil analisis akan didapatkan lahan yang available (daerah yang boleh dibangun/
budidaya), lahan conditional (lahan yang bersyarat pembangunannya), dan lahan not
available (lahan yang tidak boleh dibangun/ kawasan lindung). Dengan kata lain dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
Gambar 4- 16
Proses Analisis Daya Dukung Lahan dengan Metoda Overlay
Sumber: Hasil Studi Literatur, 2018
Tabel 4- 9
Variabel Fisik yang digunakan dalam Analisis Daya Dukung Lahan da Lingkungan
Kriteria
No Variabel Fungsi Kodisi Real Analisa
Rentang Keterangan
1 Kemiringan Melihat Kecuraman Lereng 0% – 8% (datar) 0-15 % Ijin
8% – 15% (landai) 15-25% Syarat
15% – 25% (agak curam) 25-30% Tidak Diijinkan
25% – 45% (curam) > 40%
45% atau lebih (sangat curam)
2 Ketinggian Melihat Ketinggian dari 0-1000 mdpl Permukiman, Pertanian 0-1000 mdpl Ijin
Permukaan Bumi
1000-2000 dpl Permukiman, Perkebunan 1000-2000 Syarat
>2000 mdpl Hutan Lindung >1500 Tidak
Diijinkan
3 Jenis Tanah Melihat Kepekaan Tanah Aluvial,Tanah Glei, Planosol, Tidak Peka Aluvial Tidak Peka
Terhadap Erosi Hidromorf Kelabu, Laterite Air (Ijin)
Tanah
Latosol Agak Peka Latosol Agak Peka
(Ijin)
Brown Forest Soil, Non Calcic Kurang Peka Grumosol Peka (Syarat)
Brown, Mediteran
Andosol, Laterite, Grumusol, Peka Andosol Peka (Syarat)
Podsol, Podsolik
Regosol, Litosol, Organosol, Sangat Peka Regosol Tidak
Renzina direkomendasi
kan untuk
perumahan
4 Geologi Melihat struktur dan kekuatan Aluvial Ijin
batuan pendukungnya Andesit, basal, Bersyarat
diabas
Hasil gunung Tidak diijinkan
api kuarter tua
Hasil gunung Ijin
api tak terurai
Miosen, fasies Bersyarat
sedimen
Kriteria
No Variabel Fungsi Kodisi Real Analisa
Rentang Keterangan
Kliosen, fasies Ijin
sedimen
Klitosen, fasies Tidak diijinkan
gunung api
5 Hidrogeologi Luah Sumur lebih dari 25 l/detik. (Akuifer dengan aliran melalui Luah Sumur Ijin
celahan, retakan dan saluran antara 5 sampai
perlarutan. Keterusan 64 sampai 25 l/detik.
64.8 m2/hari dan di beberapa
tempat dapat mencapai 5000
m2/hari
Luah Sumur antara 5 sampai 25 (Akuifer dengan aliran ruang Luah Sumur Syarat/
l/detik. antara butir, setempat melalui kurang dari 5 Terbatas
rekahan dengan keterusan 120 l/detik.
sampai 260 m2/hari, umumnya
berupa akuifer konglomerat dan
batu pasir dengan kedalaman
sumur 60 – 200 m, kapasitas
jenis 0.5 sampai 1.5/det/men;
pada daerah ini sumur pada
umumnya mengalir dengan
sendiri)
Luah Sumur kurang dari 5 l/detik. (Akuifer dengan aliran melalui Nir Akuifer Tidak
ruang antar butir ; setempat direkomendasi
melalui rekahan, dan saluran kan untuk
pelarutan, terdiri dari beberapa perumahan
akuifer konglomerat dan batu
pasir dan batu lempung.
Keterusan 7 sampai 190
m3/hari dengan kapasitas 0.1
sampai 0.4 l/dtk/m)
Nir Akuifer (Daerah air tanah langka atau
tak berarti)
6 Intensitas Melihat banjir dan aliran <13,5 mm/hari hujan Sangat Rendah 5,95 -11,91 Ijin
Hujan permukaan mm/hari hujan
13,6 – 20,7 mm/hari hujan Rendah 11,91 – 17,86 Ijin’
Kriteria
No Variabel Fungsi Kodisi Real Analisa
Rentang Keterangan
mm/hari hujan
20,7 – 27,7 mm/hari hujan Sedang 23,81 – 29,76 Syarat/
mm/hari hujan Terbatas
27,7 – 34,8 mm/hari hujan Tinggi 29,76 – 35,71 Tidak
mm/hari hujan direkomendasi
kan untuk
perumahan
>34,8 mm/hari hujan Sangat Tinggi
Sumber: Berbagai Kriteria Fisik* dan Hasil Analisis, 2018
Metoda yang digunakan adalah dengan metoda overlay melalui program GIS (Geography
Information System). Analisis daya dukung ini didapat dengan tahapan sebagai berikut:
1. Analisis daya dukung berdasarkan variabel – variabel fisik (lihat Gambar 4-16 dan
Tabel 4-9)
a. Variabel dengan kriteria utama (topografi, kemiringan, jenis tanah, geologi, dan
hidrologi) ;
b. Variabel dengan kriteria penunjang (peta rawan bencana berupa rawan banjir) ;
dan
c. Variabel dengan kreteria penyisih (peta curah hujan), sehingga menghasilkan
output (keluaran).
2. Mengoverlaykan point no 1 dengan Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas
Danau Ranau berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten OKUS Selatan
dan Kabupaten Lampung Barat.
Dimana variabel yang digunakan untuk analisis fisik daya dukung lahan Kawasan Prioritas
Danau Ranau merujuk pada :
Untuk menghasilkan daya dukung lahan Kawasan Prioritas Danau Ranau, digunakan 3
kriteria, yaitu:
1. Lahan potensial yaitu lokasi yang direkomendasikan (Ijin/ I)) untuk budidaya
(memenuhi kriteria).
2. Lahan kendala yaitu lokasi yang bersyarat/terbatas (Syarat/ B) pengembangannya
untuk budidaya, permukiman (karena faktor ketersediaan air, struktur batuan/ jenis
tanah yang kurang mendukung, dan berpotensi banjir), namun bisa diatasi dengan
rekayasa teknologi yang memperhatikan keseimbangan lingkungan.
3. Lahan limitasi yaitu lokasi yang tidak direkomendasikan (Tidak Ijin/ T) untuk
pengembangan budidaya, karena banyak variabel fisik tidak terpenuhi dan sangat
penting untuk keamanan dan keselamatan (ancaman bencana).
Dari hasil analisis fisik tersebut didapatkan daya dukung lahan Kawasan Prioritas Danau
Ranau seperti yang terdapat pada Tabel 4-10 berikut :
Tabel 4- 10
Daya Dukung Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
No Kecamatan Luas (Ha) Persentase (%)
I BANDING AGUNG 4.035,43
1 Kendala (Conditional) 118,01 2,92
2 Limitasi (Not Available) 798,82 19,80
3 Potensial (Available) 3.118,60 77,28
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 2.533,23
1 Kendala (Conditional) 1.703,31 67,24
2 Limitasi (Not Available) 246,29 9,72
3 Potensial (Available) 583,63 23,04
III WARKUK RANAU SELATAN 1.233,03
1 Kendala (Conditional) 397,02 32,20
2 Limitasi (Not Available) 290,81 23,59
3 Potensial (Available) 545,20 44,22
Grand Total Kawasan Prioritas 7,801.68
1 Kendala (Conditional) 2.218,33 28,43
2 Limitasi (Not Available) 1.335,92 17,12
3 Potensial (Available) 4.247,43 54,44
Sumber: Hasil Analisis (Perhitungan GIS), 2019
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa daya dukung lahan di Kawasan Prioritas
Danau Ranau didominasi oleh lahan potensial yaitu lahan yang berpotensi untuk
dikembangkan dan memenuhi kriteria untuk zona atau kawasan peruntukan budidaya
dengan luas 5.149,82 ha atau sekitar 54,72% dari luas wilayah total kawasan ini.
Gambar 4- 17
Diagram Persentase (%) Daya Dukung Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Dengan demikian, kawasan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan yang mampu
menjalankan fungsinya sebagai Danau Prioritas Nasional, Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional dan sebagai Kawasan Strategis Provinsi serta sebagai KSK Pertumbuhan
Ekonomi Kawasan Panas Bumi Gheotermal, yang berada di 2 (dua) Provinsi. Untuk lebih
jelasnya mengenai daya dukung lahan Kawasan Prioritas Danau Ranau dapat dilihat pada
Gambar 4-18. Hasil analisis daya dukung lahan tersebut dapat menentukan arahan pola
pemanfaatan ruang yang dapat mendukung kegiatan pada kawasan perencanaan, yang
terdiri dari peruntukan zona lindung dan zona budidaya.
Gambar 4- 18
Peta Daya Dukung Lahan Kawasan Sekitar Danau Ranau
Daya tampung kawasan sangat berkaitan dengan alokasi penggunaan lahan perumahan
yaitu dengan mempertimbangkan kondisi eksisting persebaran kawasan permukiman dan
juga arahan peran kawasan tersebut dalam rencana struktur kota. Daya tampung pada
poin ini berusaha untuk melihat jumlah kebutuhan ruang untuk perumahan pada tahun
perencanaan 2039 dengan membandingkan kesesuaian lahan potensial yang ada.
Asumsi dasar perhitungan daya tampung penduduk (Luthfi Muta’ali, 2012) pada Kawasan
Sekitar Danau Ranau
Dari hasil analisis daya tampung lahan perumahan bahwa dapat diketahui kebutuhan unit
rumah dengan luas lahan perumahan sebesar 3.934,65 Ha dapat menampung jumlah
rumah sebanyak 277.022 unit dan untuk daya tampung penduduk maksimum dapat
menampung sebesar 1.385.112 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat perbandingan daya
tampung penduduk dan daya tampung rumah dalam lingkup kecamatan di Kawasan
Sekitar Danau Ranau hingga tahun 2039 pada Tabel 4-11 dan Gambar 4-19 berikut :
Tabel 4- 11
Daya Tampung Perumahan dan Daya Tampung Penduduk di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kecamatan
Buay Grand Total
Warkuk
Komponen Standar Satuan Rumus Banding Pematang Kawasan
Ranau
Agung Ribu Ranau Prioritas
Selatan
Tengah
Kesesuaian Lahan Perumahan
Luas Ha A 2.903,72 2.684,21 940,59 6.528,52
(Ha)
Kesesuaian
Sarana Pelayanan Umum (Ha) 30% Ha B = [Ax30%] 871,12 805,26 282,18 1.958,56
Lahan
Jaringan Jalan dan Utilitas Lainnya
Terbangun 20% Ha C = [Ax20%] 580,74 536,84 188,12 1.305,70
(Ha)
Luas Lahan Perumahan (Ha) 50% Ha D = [Ax50%] 1.451,86 1.342,11 470,3 3.264,27
Bagi Rumah Kavling Besar (Ha) 1 Ha E = [Dx1/10] 145,19 134,21 47,03 326,43
Perumahan Rumah Kavling Sedang (Ha) 3 Ha F = [Dx3/10] 435,56 402,63 141,09 979,28
Baru Rumah Kavling Kecil (Ha) 6 Ha G = [Dx6/10] 871,12 805,26 282,18 1.958,56
meter H=
Rumah Kavling Besar (Unit) 1.000 1.452 1.342 470 3.264,00
persegi [(Ex10.000m)/1.000m2]
Jumlah Unit meter
Rumah Kavling Sedang (Unit) 300 I = [(Fx10.000m)/300m2] 14.519 13.421 4.703 32.643,00
Rumah persegi
meter
Rumah Kavling Kecil (Unit) 101 J = [(Gx10.000m)/101m2] 86.249 79.729 27.938 193.916,00
persegi
Daya Tampung Rumah (Unit) K = H+I+J 102.220 94.492 33.112 229.824
5
Daya Tampung Penduduk (Jiwa) L = Kx5 511.098 472.461 165.558 1.149.117
jiwa/rumah
Keterangan :
Kesesuaian Lahan Perumahan dan Terbangun : diadopsi dari Lahan Potensial dan Kendala dalam analisis daya dukung lahan
Rata-rata tiap rumah : 5 jiwa
Gambar 4- 19
Peta Daya Tampung Penduduk dan Daya Tampung Perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Gambar 4- 20
Daya Tampung Penduduk (Jiwa) dan Daya Tampung Rumah (Unit) di Kawasan Sekitar Danau
Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan daya tampung penduduk bahwa Kawasan Sekitar Danau
Ranau memiliki daya tampung penduduk maksimal sebesar 1.385.112 jiwa. Dengan total
luas lahan perumahan 50% dari kesesuaian lahan perumahan sebesar 3.934,65 Ha
sehingga diketahui bahwa Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat menampung jumlah
penduduk hingga 20 (duapuluh) tahun mendatang yaitu tahun 2039 dengan total jumlah
penduduk sebesar 87.075 jiwa.
Tabel 4- 12
Perbandingan Daya Tampung Penduduk Tahun 2039
Selisih
Jumlah Jumlah
Daya Jumlah Penduduk
Penduduk Penduduk
Perumahan Tampung Penduduk yang masih
No Kecamatan tahun tahun Keterangan
(50%) (Ha) Penduduk tahun 2017 dapat
2017 2039
(Jiwa) dengan 2039 Tertampung
(Jiwa) (Jiwa)
(Jiwa)
Banding
1 1.451,86 511.098 19.730 32.893 13.163 578.336 Mencukupi
Agung
Buay
Pematang
2 1.342,11 472.461 13.864 18.311 4.447 510.425 Mencukupi
Ribu Ranau
Tengah
Warkuk
3 Ranau 470,3 165.558 11.291 22.896 11.605 211.820 Mencukupi
Selatan
Kawasan Sekitar
3.264,27 1.149.117 44.885 74.100 29.215 1.300.581
Danau Ranau
Penduduk adalah aspek utama dalam perencanaan, sehingga perencanaan disusun untuk
penduduk dan oleh penduduk. Perkembangan penduduk adalah segala kegiatan yang
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kualitas, kuantitas dan
mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup (UU
No. 08 tahun 1992 - PKPKS).
Gambar 4- 21
Trend Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau Tahun 2012-2017
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Upaya untuk mencapai proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang adalah dengan
target. Salah satu yang penting dalam analisis penduduk adalah mengetahui perkiraan
jumlah penduduk dimasa mendatang dengan melalui berbagai metode. Metode yang
digunakan dalam menganalisis aspek kependudukan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
adalah dengan Metode Exponential Smoothing atau Peramalan. Berikut adalah diagram
alir proses analisis proyeksi penduduk yang dilakukan pada Kawasan Sekitar Danau
Ranau, yang dapat dilihat pada Gambar 4-22 berikut :
Gambar 4- 22
Bagan Alir Proses Analisis Proyeksi Penduduk
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Metode exponential smoothing merupakan metode peramalan yang cukup baik untuk
peramalan jangka panjang dan jangka menengah, terutama pada tingkat operasional
suatu perusahaan, dalam perkembangan dasar matematis dari metode
smoothing (forcasting by Makridakis, hal 79-115), sehingga dapat dilihat bahwa konsep
exponential telah berkembang dan menjadi metode praktis dengan penggunaan yang
cukup luas, terutama dalam peramalan bagi persediaan.
Tabel 4- 13
Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau Tahun 2019-2039
Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
No Kecamatan/Desa 2019 2024 2029 2034 2039 2019- 2024- 2029- 2034- 2019-
Lower Moderate Optimis Lower Moderate Optimis Lower Moderate Optimis Lower Moderate Optimis Lower Moderate Optimis 2024 2029 2034 2039 2039
I BANDING AGUNG 19.472 20.740 22.011 21.652 23.222 24.802 23.887 25.707 27.528 26.160 28.189 30.224 28.454 30.673 32.893 12,68 10,99 9,79 8,83 49,44
1 AIR RUPIK 1.211 1.226 1.242 1.278 1.299 1.321 1.346 1.372 1.399 1.415 1.445 1.476 1.484 1.518 1.552 6,36 5,90 5,50 5,15 24,96
2 BANDAR AGUNG RANAU 3.811 3.857 3.902 4.082 4.146 4.211 4.357 4.436 4.515 4.634 4.725 4.817 4.913 5.015 5.117 7,92 7,22 6,69 6,23 31,14
3 BANDING AGUNG 849 857 865 897 908 920 945 959 973 994 1.010 1.027 1.043 1.061 1.080 6,36 5,76 5,55 5,16 24,86
4 KARANG INDAH 354 361 368 370 380 389 388 399 410 405 418 430 423 437 450 5,71 5,40 4,88 4,65 22,28
5 MERBAU 881 887 894 932 941 951 983 995 1.007 1.035 1.049 1.063 1.088 1.103 1.119 6,38 5,89 5,56 5,27 25,17
6 PENANTIAN 737 745 754 776 788 800 816 830 845 856 873 890 896 915 934 6,10 5,63 5,33 4,94 23,87
7 RANTAU NIPIS 1.275 1.292 1.309 1.346 1.369 1.393 1.418 1.447 1.476 1.491 1.524 1.558 1.564 1.602 1.639 6,42 5,96 5,56 5,20 25,21
8 SIDODADI 652 660 669 672 683 694 693 706 719 714 729 744 736 752 768 3,74 3,60 3,48 3,23 14,80
9 SIPATUHU 1.945 1.991 2.037 2.055 2.114 2.174 2.167 2.238 2.309 2.281 2.361 2.442 2.396 2.485 2.574 6,73 6,21 5,76 5,41 26,36
10 SIPATUHU II 1.043 1.768 2.494 1.904 2.847 3.790 2.808 3.926 5.045 3.735 5.005 6.275 4.678 6.084 7.490 51,96 33,11 24,38 19,36 200,32
11 SUGIH WARAS 1.531 1.534 1.536 1.627 1.631 1.635 1.722 1.728 1.733 1.818 1.825 1.831 1.914 1.921 1.929 6,45 5,99 5,65 5,35 25,59
12 SUKA NEGERI 662 668 674 697 705 714 733 743 753 769 780 792 805 818 831 5,93 5,46 5,18 4,92 23,29
13 SUKAMAJU 698 702 706 735 741 748 773 781 789 811 820 829 850 860 870 5,95 5,48 5,07 4,95 23,23
14 SURABAYA 872 891 910 917 942 967 963 992 1.022 1.009 1.043 1.076 1.056 1.093 1.131 6,26 5,69 5,28 5,11 24,29
15 SURABAYA TIMUR 252 256 260 265 270 276 278 285 291 292 299 307 305 314 322 6,15 5,43 5,50 4,89 23,85
16 TANGSI AGUNG 407 409 412 429 433 437 451 456 461 474 480 486 497 503 510 6,07 5,49 5,42 4,94 23,79
17 TANJUNG AGUNG 908 935 961 954 988 1.022 1.000 1.041 1.081 1.048 1.094 1.140 1.096 1.147 1.197 6,35 5,77 5,46 5,00 24,56
18 TANJUNG HARAPAN 652 928 1.204 953 1.229 1.505 1.253 1.529 1.805 1.554 1.830 2.106 1.854 2.130 2.406 25,00 19,93 16,68 14,25 99,83
19 TERAP MULIA 350 354 359 366 372 379 382 390 399 399 408 418 416 426 437 5,57 5,28 4,76 4,55 21,73
20 WAY TIMAH 382 419 455 397 436 476 411 454 496 426 471 517 440 489 537 4,62 4,20 4,23 3,87 18,02
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 14.075 14.231 14.388 14.933 15.162 15.390 15.807 16.087 16.373 16.689 17.018 17.345 17.577 17.943 18.311 6,96 6,39 5,94 5,57 27,27
1 GEDONG BARU 427 429 432 449 453 457 471 476 481 494 500 506 517 523 530 5,79 5,25 5,20 4,74 22,69
2 HANGKUSA 447 455 462 468 479 489 490 503 516 512 527 541 534 551 567 5,84 5,52 4,84 4,81 22,73
3 JEPARA 550 558 565 576 587 597 603 616 629 630 645 660 657 674 690 5,66 5,36 4,93 4,55 22,12
4 PADANG RATU 505 510 515 530 537 545 555 564 573 581 591 602 606 618 630 5,83 5,14 5,06 4,65 22,33
5 PAKHDA SUKA 272 276 280 286 292 297 301 307 314 315 323 330 330 338 346 6,07 5,72 5,10 4,85 23,57
6 SIMPANG SENDER 5.731 5.791 5.850 6.175 6.265 6.354 6.626 6.739 6.851 7.081 7.213 7.344 7.539 7.687 7.834 8,62 7,82 7,20 6,67 33,91
7 SIMPANG SENDER TENGAH 640 647 653 674 683 692 707 719 730 742 755 768 776 791 805 5,97 5,49 5,21 4,82 23,28
8 SUBIK 235 237 239 246 249 252 257 261 265 269 273 277 280 285 290 5,44 5,16 4,53 4,69 21,34
9 SUKA MARGA 1.193 1.205 1.217 1.255 1.272 1.290 1.318 1.339 1.361 1.381 1.406 1.431 1.446 1.473 1.501 6,00 5,50 5,14 4,89 23,34
10 SUKABUMI 526 531 536 552 559 567 579 587 596 605 615 626 632 643 655 5,78 5,11 5,03 4,63 22,20
11 SUKARAMI 680 685 691 716 723 731 752 761 771 788 799 811 825 837 850 5,79 5,47 5,19 4,81 23,01
12 TANJUNG BARU RANAU 277 279 281 289 292 295 301 305 309 314 318 322 326 331 336 4,98 4,75 4,21 4,35 19,57
13 TANJUNG KEMALA 603 611 620 632 644 656 662 676 691 692 709 725 723 741 760 5,81 5,34 4,92 4,83 22,58
14 TANJUNG SARI 347 349 352 364 368 372 382 386 391 399 405 410 417 423 429 5,68 5,11 4,86 4,63 21,88
15 TANJUNG SETIA 1.067 1.084 1.101 1.120 1.144 1.168 1.174 1.203 1.233 1.229 1.263 1.297 1.284 1.322 1.360 6,09 5,57 5,19 4,86 23,52
16 WAY RELAI 575 584 594 601 615 628 629 645 662 657 676 695 685 706 728 5,72 5,41 4,98 4,75 22,56
III WARKUK RANAU SELATAN 10.648 12.009 13.372 12.610 14.202 15.791 14.609 16.394 18.179 16.628 18.587 20.545 18.662 20.779 22.896 18,09 15,12 13,02 11,44 71,22
1 BEDENG TIGA 941 1.436 1.932 1.690 2.279 2.867 2.452 3.121 3.790 3.223 3.964 4.704 4.000 4.806 5.612 48,40 32,19 24,12 19,30 190,48
2 GUNUNG AJI 969 1.111 1.253 1.146 1.301 1.456 1.325 1.492 1.659 1.504 1.682 1.861 1.684 1.873 2.062 16,20 13,94 12,18 10,80 64,57
3 KOTA BATU 3.049 3.216 3.382 3.229 3.446 3.662 3.419 3.676 3.932 3.614 3.906 4.197 3.813 4.136 4.458 8,28 7,37 6,74 6,22 31,82
Gambar 4- 23
Sebaran Jumlah Penduduk Tahun 2039 (Jiwa) dan Laju Pertumbuhan Penduduk 20 Tahun
Mendatang (%) di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Gambar 4- 24
Grafik Proyeksi Jumlah Penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau Per Lima Tahun (2019-2039)
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Dikaitkan dengan hasil analisis daya tampung ruang (hasil analisis sub bab 4.4.4), bahwa
perkembangan jumlah penduduk yang diproyeksikan sampai tahun 2039 di Kawasan
Sekitar Danau Ranau adalah sebesar 87.075 jiwa, menunjukan masih dapat ditampung
oleh kawasan ini, sampai dengan jumlah penduduk total sebesar 1.385.112 jiwa untuk
duapuluh tahun mendatang (tahun 2039), dan dengan luas wilayah pengembangan
potensial yang cocok untuk dikembangkan seluas 7.869,29 hektar.
Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2019-2039 di Kawasan Sekitar Danau Ranau itu
sendiri (secara umum) diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
dengan laju pertumbuhan sebesar 41,93%, dimana Kecamatan Banding Agung
merupakan kawasan yang mengalami pertumbuhan jumlah penduduk tertinggi
dibandingkan dengan kecamatan lainnya sebesar 32.893 jiwa atau sekitar 37,78% dari
keseluruhan jumlah penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau dengan laju pertumbuhan
penduduk sekitar 49,44%. Hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan Banding Agung ini
merupakan Pusat Kegiatan yang ada di Kawasan Sekitar Danau Ranau dan akan
mengalami perkembangan yang pesat sehingga dalam rencananya akan ditetapkan
sebagai pusat pelayanan kawasan (PPK) Kawasan Sekitar Danau Ranau. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4-25 berikut :
Gambar 4- 25
Grafik Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau Tahun 2019-
2039
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Menurut Pedoman RDTR Kota tahun 2009, standarisasi tingkat kepadatan penduduk
dibagi kedalam empat kategori, yang diantaranya adalah :
Berikut adalah arahan tingkat kepadatan penduduk sampai 20 tahun mendatang (2039)
pada Kawasan Sekitar Danau Ranau berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
klasifikasi dan standarisasi Sturgess, yang dapat dilihat pada Tabel 4-14 berikut :
Tabel 4- 14
Proyeksi Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Rank
No Kecamatan/Desa 201 202 202 203 203 Sturges Pedoman RDTR
9 4 9 4 9 s 2009
I BANDING AGUNG 6 7 8 8 9 R R
1 AIR RUPIK 5 5 5 5 6 R SR
BANDAR AGUNG
2 131 141 151 161 172 R S
RANAU
3 BANDING AGUNG 1 1 2 2 2 R SR
4 KARANG INDAH 4 4 4 4 5 R SR
5 MERBAU 17 18 19 20 21 R SR
6 PENANTIAN 6 7 7 7 8 R SR
7 RANTAU NIPIS 7 8 8 9 9 R SR
8 SIDODADI 8 9 9 9 9 R SR
9 SIPATUHU 10 11 11 12 13 R SR
Lingkup Desa
Rendah : <186 Jiwa/Ha
Sedang : 186-370 Jiwa/Ha
Tinggi : >370 Jiwa/Ha
Lingkup Kecamatan
Rendah : <10 Jiwa/Ha
Sedang : 10-14 Jiwa/Ha
Tinggi : >14 Jiwa/Ha
Berdasarkan tabel hasil proyeksi kepadatan penduduk diatas, menunjukan bahwa tingkat
kepadatan penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau berdasarkan klasifikasi sturgess
masih tergolong rendah sampai kurun waktu 20 tahun mendatang dengan tingkat
kepadatan 9 jiwa/ha. Dilihat dari skala kecamatan dan desa juga masih tergolong rendah,
namun ada 1 kecamatan yang tergolong berkepadatan tinggi yang terdapat pada
Kecamatan Warkuk Ranau Selatan sekitar 19 jiwa/ha. Sedangkan dalam skala desa, Desa
Tapak Siring Kecamatan Sukau memiliki tingkat kepadatan tinggi yaitu sekitar 554 jiwa/ha.
Dilihat berdasarkan standar kepadatan penduduk menurut pedoman RDTR Kota tahun
2009, Kawasan Sekitar Danau Ranau masuk pada kategori kepadatan sangat rendah
dengan nilai 6-19 jiwa/ha. Sedangkan berdasarkan lingkup desa, menunjukan tingkat
kepadatan sangat rendah sampai sedang yaitu 0-200 jiwa/ha, namun Desa Tapak Siring
Kecamatan Sukau merupakan wilayah yang masuk pada kategori kepadatan tinggi. Untuk
lebih jelasnya mengenai sebaran kondisi tingkat kepadatan penduduk di Kawasan Sekitar
Danau Ranau , dipetakan dalam Gambar 4-26 berikut :
Gambar 4- 26
Peta Proyeksi Kepadatan Penduduk Kawasan Sekitar Danau Ranau Tahun 2039
Karena keterbatasan data, analisis IPM untuk Kawasan Sekitar Danau Ranau dan
(secara umum) didasarkan pada data IPM Kabupaten. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi , IPM Kabupaten mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
dalam kurun waktu lima (5) tahun kebelakang yaitu dari tahun 2012-2017. Peningkatan
IPM menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesehatan, harapan hidup,
sekolah, maupun hidup layak semakin panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai IPM
Kabupaten dari tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel 4-15 berikut :
Tabel 4- 15
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tahun 2013-2017
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
No Tahun
Kabupaten Provinsi
1 2013 57,45 55,55
2 2014 57,96 56,25
3 2015 58,21 56,75
4 2016 59,02 57,25
5 2017 59,35 58,05
Rata-rata 58,40 56,77
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2018 (BPS, 2019))
Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan tabel diatas, IPM Kabupaten pada tahun 2013 masih sebesar 57,45 dan
secara bertahap meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 59,35 pada tahun 2017.
Apabila dibandingkan dengan IPM Provinsi , menunjukan bahwa Kabupaten memiliki IPM
yang tinggi dibandingkan dengan IPM Provinsi yang hanya sekitar 58,05 pada tahun 2017.
Berdasarkan pada kategori capai IPM yang bersumber dari BPS, IPM Kabupaten berada
pada kategori rendah (IPM<60). Dengan adanya peningkatan IPM dari tahun 2013-2017,
sehingga kedepannya (dalam kurun waktu 5-20 tahun mendatang) akan mengalami
peningkatan seiring dengan perkembangan wilayah.
Berdasarkan pertimbangan dari IPM Kabupaten OKU Selatan, dapat dikategorikan bahwa
Kawasan Sekitar Danau Ranau tergolong kawasan yang memiliki IPM rendah (IPM<60).
Namun dengan seiring waktu, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang IPM dan akan
mengalami peningkatan. Hal ini diasumsikan bahwa dengan semakin berkembangnya
Kawasan Sekitar Danau Ranau sebagai Danau Prioritas Nasional, Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional dan sebagai Kawasan Strategis Provinsi serta sebagai KSK
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Panas Bumi Gheotermal, maka akan mendukung proses
perkembangan kawasan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi di Kawasan Sekitar
Danau Ranau, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2013-2016,
dapat dilihat pada Gambar 4-27 berikut :
Gambar 4- 27
Grafik Perkembangan Kawasan Sekitar Danau Ranau Berdasarkan IPM Kabupaten OKU
Selatan yang dapat mewakili Kondisi IPM Tahun 2013-2017
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan. Karena keterbatasan data, analisis kemiskinan
(penduduk miskin) untuk Kawasan Sekitar Danau Ranau dan (secara umum) didasarkan
pada data penduduk miskin Kabupaten OKU Selatan yang dilihat dari aspek garis
kemiskinan yaitu : pendapatan per kapita (rupiah). Berdasarkan data Survey Sosial
Ekonomi Nasional tahun 2018, penduduk miskin Kabupaten OKU Selatan dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan dan penurunan yang dilihat dari ukuran garis kemiskinan.
Hal ini dikarenakan ukuran garis kemiskinan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
yaitu pada tahun 2013 hanya sebesar Rp. 298.858,- dan secara bertahap dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan hingga mencapai Rp. 406.678,- pada tahun 2017. Untuk
lebih jelasnya mengenai Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten OKU
Selatan dari tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Tabel 4-16 berikut :
Tabel 4- 16
Ukuran Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013-2017
Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan
No Tahun
(Rp)
Jumlah (Jiwa) Persentase %)
1 2013 298.858 13.600 22,79
2 2014 331.147 14.400 23,70
3 2015 348.780 11.650 18,87
4 2016 379.630 12.200 19,50
5 2017 406.678 13.380 20,82
Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2018 (BPS, 2019)
Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan pertimbangan dari penduduk miskin dan garis kemiskinan Kabupaten OKU
Selatan, dapat dikategorikan bahwa Kawasan Sekitar Danau Ranau tergolong kawasan
yang memiliki penduduk miskin yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan faktor pendapatan masyarakat yang tidak sesuai dengan ukuran garis
kemiskinan di Kabupaten OKU Selatan yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Namun dengan seiring waktu, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang penduduk miskin
dan (secara umum) diharapkan dapat menurun dengan tingkat pendapatan penduduk
yang semakin meningkat, sehingga dapat menurunkan tingkat kemiskinan penduduk
yang dapat mendukung perkembangan kawasan ini Danau Prioritas Nasional, Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional dan sebagai Kawasan Strategis Provinsi serta sebagai KSK
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Panas Bumi Gheotermal yang inklusif dan berkelanjutan.
Gambar 4- 28
Grafik Perkembangan Penduduk Miskin dan Ukuran Garis Kemiskinan Kabupaten OKU Selatan
yang Terpusat pada Kawasan Sekitar Danau Ranau Tahun 2013-2017
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Analisis Sosial Budaya dilakukan untuk memahami faktor sosial kemasyarakatan yang
mempengaruhi perkembangan wilayah serta hubungan sebab akibat diantara faktor-faktor
tersebut. Hasil analisis ini diharapkan dapat mengidentifikasi struktur dan kualitas
sumber daya manusia, karakteristik masyarakat setempat, kecenderungan perkembangan,
kendala dalam pengembangan serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan.
Dari hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, terlihat bahwa mereka menaruh
perhatian besar pada perlidungan tempat-tempat kegiatan masyarakat (seperti kawasan
pertanian dan perkebunan) dan perlindungan wilayah danau. Ini memperlihatkan bahwa
masyarakat yakin bahwa pemeliharaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup harus berawal dari kedua hal tersebut. Seperti halnya kawasan pertanian dan
perkebunan serta perikanan harus selalu terawat karena masyarakat sangat tergantung
pada kegiatan tersebut sebagai sumber mata pencaharian. Perlindungan tempat kegiatan
masyarakat juga dapat merangsang dibuatnya peraturan-peraturan daerah untuk
melindungi kearifan setempat.
1. Wilayah peruntukan kawasan lindung sempadan danau dan sungai yang diubah
menjadi kawasan investasi berbasis lahan, menuntut peninjauan kembali baik dari
segi administratif maupun peruntukan ;
2. Wilayah sempadan danau dan sungai perlu dilestarikan karena mengalami abrasi
yang cukup besar sehingga mengancam keberlanjutan Kawasan Sekitar Danau
Ranau ;
3. Kearifan lokal masyarakat dalam memelihara habitat atau sumber pakan beberapa
jenis satwa perlu dikaji. Hal ini dapat membantu pengawasan mutu habitat dan
ekosistem ;
4. Kegiatan pembangunan dihindarkan dari habitat-habitat khusus seperti sempadan
danau dan sempadan sungai termasuk menghindari blocking sungai dan danau untuk
menjamin keterkaitan ekosistem. Kegiatan alih fungsi lahan harus menyisakan lorong
ekosistem sebagai jalur pergerakan satwa liar yang dilindungi ;
5. Perlu adanya studi pengawasan mutu air dan studi biota perairan di Danau Ranau ;
6. Peningkatan ekonomi berbasis masyarakat disesuaikan dengan kapasitas
masyarakat melalui pengembangan komoditas lokal dan unggulan. Masyarakat perlu
didampingi untuk mengembangkan potensi wilayah tanpa merusak sumber daya alam.
7. Mekanisme pemberian izin dibangun dalam sudut pandang satu pintu dan
mengacu pada keberadaan nilai konservasi tinggi demi menekan kerusakan
lingkungan ;
8. Pemberian izin lokasi tidak hanya didasarkan pada peruntukan kawasan, nilai
konservasi tinggi bisa digunakan sebagai acuan penerapan praktik pengelolaan
terbaik bagi pihak pengguna ruang (best management practice) ; dan
9. Pembentukan skema pengawasan nilai konservasi tinggi dan penerapan reward
and punishment terkait pengelolaan atau penurunan fungsi nilai konservasi tinggi.
Diperlukan adanya kebijakan pemerintah mengenai perlindungan dan pemanfaatan
sumber daya alam berbasis kearifan lokal demi mendukung skema pembangunan
berkelanjutan.
4.3.9. Perekonomian
Tujuan dari analisis perekonomian disini adalah untuk mengetahui karakteristik ekonomi
dan sektor yang menjadi unggulan di Kawasan Sekitar Danau Ranau. Analisis kondisi
perekonomian yang dilakukan adalah analisis karakteristik ekonomi wilayah yang
digunakan untuk mengetahui potensi wilayah dalam seluruh sektor usaha. Tujuan dari
analisis karakteristik ekonomi wilayah adalah untuk memperoleh gambaran potensi
kegiatan perkonomian, baik dalam segi ekonomi primer, sekunder maupun tersier.
Analisis yang digunakan dalam menentukan karakteristik ekonomi wilayah yang dapat
menjadi potensi wilayah di Kawasan Sekitar Danau Ranau, adalah dengan menggunakan
analisis Location Quotient (LQ) untuk mengetahui komoditas basis, analisis Shift Share,
dan analisis penggabungan nilai location quotient dan pergeseran bersih. Analisis
penggabungan ini, berguna untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam
memproduksi komoditas tertentu pada sektor tertentu.
Dalam menentukan sektor atau komoditas basis , dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis Location Quotient (LQ). Rumayar et al (2005) menyatakan bahwa analisis Location
Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui apakah suatu komoditas merupakan
komoditas basis/non basis atau suatu komoditas mempunyai keunggulan
komparatif/tidak. Data yang digunakan dalam analisis LQ di Kawasan Sekitar Danau
Ranau, adalah data produksi komoditas pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
industri rumah tangga, perdagangan dan jasa dalam kurun waktu dua tahun ke belakang
yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2017. Hal ini dimaksudakn untuk mengetahui
sektor lapangan usaha yang menjadi komoditas basis maupun non basis.
Nilai LQ dihitung berbasis pada produksi dan jumlah dari masing-masing sektor atau
komoditas dengan menggunakan rumus atau formulasi berikut :
Si/S
LQ =
Ni/N
Keterangan:
Si = Nilai PDRB sektor lapangan usaha i di wilayah Kabupaten/Kota
Ni = Nilai PDRB sektor lapangan usaha i di wilayah Provinsi
S = Jumlah Nilai PDRB seluruh sektor lapangan usaha di wilayah
Kabupaten/Kota
Hasil analisis Location Quotient (LQ) yang dilakukan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
didasarkan pada data dari masing-masing kecamatan yang ada di kawasan ini, sehingga
dapat dilihat pada Tabel 4-17 berikut :
Tabel 4- 17
Interpretasi Analisis Location Quotient (LQ) pada Sektor /Lapangan Usaha di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Analisis penggabungan nilai LQ dan pergeseran bersih (PB), ditujukan untuk mengetahui
sektor mana yang termasuk sektor basis dan non basis serta mengetahui sektor atau
komoditas mana yang termasuk sektor/komoditas unggulan, sektor/komoditas potensial,
sektor/komoditas berkembang, dan sektor/komoditas terbelakang. Dalam penetuannya,
harus memenuhi kriteria-kriteria berikut :
1. Nilai LQ>1 dan nilai PB>0, maka sektor/komoditas tersebut termasuk sektor/
komoditas unggulan baik di tingkat kecamatan maupun tingkat wilayah kabupaten.
2. Nilai LQ>1 dan nilai PB<0, maka sektor/komoditas tersebut dikatakan sebagai sektor
potensial.
3. Nilai LQ<1 dan nilai PB>0, maka sektor/komoditas tersebut termasuk sektor
berkembang.
4. Nilai LQ<1 dan nilai PB<0, maka sektor/komoditas tersebut dikatakan sebagai sektor
terbelakang.
Untuk mengetahui lapangan usaha pada masing-masing sektor yang dapat berpotensi
manjadi sektor/komoditas unggulan, sektor/komoditas potensial, sektor/komoditas
berkembang maupun sektor/komoditas terbelakang di Kawasan Sekitar Danau Ranau
dapat dilihat pada Gambar 4-29 berikut :
Gambar 4- 29
Interpretasi Hasil Analisis Akhir : Penggabungan Nilai Location Quotient (LQ) dan Pertumbuhan
Bersih (PB) pada Sektor Lapangan Usaha di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Kemampuan keuangan daerah merupakan salah satu tolok ukur dalam melihat berhasil
atau tidaknya pelaksanaan otonomi di daerah. Untuk itu, analisis terhadapnya sangat
diperlukan guna mengetahui kemampuan suatu daerah dalam membiayai
penyelenggaraan pembangunan di daerahnya. Kemampuan keuangan pembangunan
daerah, sekurang-kurangnya terdiri dari :
Berdasarkan data struktur APBD dapat disusun serangkaian kuantitatif kinerja keuangan
dan pembangunan daerah yang berdasarkan pada prinsip-prinsi otonomi dan kemandirian
penyelenggaran pembangunan daerah. Analisis struktur keuangan daerah pada sisi
pendapatan dapat digunakan untuk menilai kapasitas fiscal, ketergantungan keuangan
daerah dan kemandirian daerah.
Kapasitas fiskal daerah menunjukan tingkat otonomi fiscal, yaitu kemampuan pemerintah
daerah untuk membiayai sendiri (kemandirian kegiatan pemerintah daerah, pembangunan
dan pelayanan kepada masyarakat). Kapasitas fiscal diukur dengan membandingkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total Penerimaan Daerah. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut :
Nilai KFD antara 0-1, semakin mendekati nilai 1 (besar), maka semakin besar kemampuan
fiskal daerah dan tingkat kemandirian semakin tinggi dan sekaligus ketergantungan
terhadap pihak luar semakin rendah.
Berdasarkan kriteria maka Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) dan Kemandirian Keuangan
Daerah Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 4- 18
Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) dan Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten OKU Selatan
Tahun 2013-2017
Pendapatan Asli Daerah
Tahun Total Penerimaan Daerah KFD Keterangan
(PAD)
2013 22,895,949,983.74 820,129,560,154.74 0.03 Sangat Rendah
2014 33,315,778,610.00 892,865,070,540.00 0.04 Sangat Rendah
2015 39,355,000,000.00 921,252,773,250.00 0.04 Sangat Rendah
2016 35,696,934,790.00 1,155,991,129,940.00 0.03 Sangat Rendah
2017 89,517,652,590.00 1,222,276,013,060.00 0.07 Sangat Rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4- 19
Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) dan Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Barat
Tahun 2013-2017
Pendapatan Asli Daerah
Tahun Total Penerimaan Daerah KFD Keterangan
(PAD)
2013 14,329,341,468.00 710,170,926,272.00 0.02 Sangat Rendah
2014 28,526,269,929.00 844,880,332,267.00 0.03 Sangat Rendah
2015 21,562,317,426.07 690,082,257,793.07 0.03 Sangat Rendah
2016 37,980,719,600.00 831,445,066,564.00 0.05 Sangat Rendah
2017 49,078,910,603.87 1,020,799,728,472.87 0.05 Sangat Rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan analisis diatas, nilai KFD pada tahun 2013-2017 adalah dibawah 1 sehingga
dapat dilihat bahwa kemapuan fiskal daerah dan tingkat kemandirian sangat rendah serta
sangat tergantung terhadap bantuan pihak luar (terutama pemerintah pusat, provinsi dan
pinjaman). Selain itu, dapat diihat bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan daerah, dimana untuk Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Lampung
Barat tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah sangat
rendah.
Tabel 4- 20
Kriteria Penilaian Ketergantungan Fiskal Daerah-Pusat
Nilai KFDP Ketergantungan Fiskal Daerah-Pusat
<0,25 Sangat tidak mandiri, ketergantungan terhadap pusat sangat tinggi
0,26-0,50 Tidak mandiri, ketergantungan terhadap pusat tinggi
0,51-0,75 Mandiri
>0,75 Sangat mandiri
Berdasarkan data diatas maka Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kabupaten OKU
Selatan dan Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada Tabel 4-21 dan Tabel 4-22
sebagai berikut:
Tabel 4- 21
Ketergantungan Fiskal Daerah-Pusat Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013-2017
Pendapatan Asli
Tahun Dana Perimbangan KFDP Keterangan
Daerah (PAD)
2013 22,895,949,983.74 720,546,969,966.00 0.03 Sangat Tidak Mandiri
2014 33,315,778,610.00 791,181,021,380.00 0.04 Sangat Tidak Mandiri
2015 39,355,000,000.00 778,809,531,000.00 0.05 Sangat Tidak Mandiri
2016 35,696,934,790.00 886,483,544,550.00 0.04 Sangat Tidak Mandiri
2017 89,517,652,590.00 871,408,759,450.00 0.10 Sangat Tidak Mandiri
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Tabel 4- 22
Ketergantungan Fiskal Daerah-Pusat Kabupaten OKU Selatan Tahun 2013-2017
Pendapatan Asli
Tahun Dana Perimbangan KFDP Keterangan
Daerah (PAD)
2013 14,329,341,468.00 594,662,795,844.00 0.02 Sangat Tidak Mandiri
2014 28,526,269,929.00 694,019,558,338.00 0.04 Sangat Tidak Mandiri
2015 21,562,317,426.07 511,649,376,585.00 0.04 Sangat Tidak Mandiri
2016 37,980,719,600.00 618,645,650,000.00 0.06 Sangat Tidak Mandiri
2017 49,078,910,603.87 826,678,258,881.00 0.06 Sangat Tidak Mandiri
Sumber : Hasil Analisis, 2019
Menurut Paul Hersey dan Kenneth Blanchard (dalam Nataluddin, 2001), pola hubungan
keuangan pusat daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah terdiri dari empat pola yaitu:
2. Pola Hubungan Konsultif, campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang,
karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan otonomi.
4. Pola Hubungan Delegatif, campur tangan pemerintah pusat sudah tidak ada karena
daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam melaksanakan urusan otonomi
daerah.
Jika dikaitkan dengan nilai KFDP tersebut, maka tingkat kemandirian fiscal daerah
mempengaruhi pola hubungan pusat dan daerah dapat dilihat pada Tabel 4-23 berikut:
Tabel 4- 23
Klasifikasi Indeks Kemandirian Wilayah
Adapun klasifikasi indeks kemandirian Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Lampung
Barat adalah sangat tidak mandiri dengan pola hubungan Pusat-Daerah adalah Instruktif
artinya peranan pemerintah pusat lebih dominan daripada kemandirian pemerintah
daerah (daerah yang tidak mampu melaksanakan otonomi daerah).
Analisis kelembagaan pada prinsipnya adalah menggunakan aspek kultural dan struktural
dalam memahami sebuah kelembagaan, karena setiap kelembagaan memuat kedua
aspek tersebut sekaligus. Di Kawasan Sekitar Danau Ranau terdapat beberapa kegiatan
diantaranya wisata, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, dan lain sebagainya,
dimana kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pengelolaan. Adapun pengelolaan
masing-masing kegiatan dapat dilihat pada Gambar 4-30 dan Gambar 4-31 berikut :
Gambar 4- 30
Model Kelembagaan Pengelola Pariwisata
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Gambar 4- 31
Model Kelembagaan Pengelola Perikanan Tangkap
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utilitas yang sangat diperlukan dalam
menunjang aktivitas kawasan. Dalam beberapa tahun ke depan, kebutuhan energi listrik
di Kawasan Sekitar Danau Ranau diprediksi akan terus meningkat seiring dengan
perkembangan jumlah penduduk maupun aktivitas sosial ekonomi. Kebutuhan listrik
untuk penduduk di kawasan ini disesuaikan dengan standar kebutuhan listrik bagi kota-
kota menengah di Indonesia. Pelayanan listrik di Kawasan Sekitar Danau Ranau dilayani
oleh PLN (Persero).
Arahan pengembangan sistem energi terutama listrik diarahkan sesuai dengan kebutuhan
pengembangannya. Untuk menganalisis kebutuhan energi listrik dilakukan dengan
pendekatan terhadap asumsi sebagai berikut:
1. Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan energi listrik rumah tangga, dengan
asumsi sebagai berikut:
(a) Kebutuhan domestik dihitung berdasarkan jumlah KK, dimana 1 KK diasumsikan
berjumlah 5 orang yang menempati 1 unit rumah.
(b) Tipe rumah dan pembagian daya listrik, meliputi :
- Rumah tipe kecil, daya yang disalurkan sebesar 900 watt tiap rumah.
- Rumah tipe sedang, daya yang disalurkan sebesar 1.300 watt tiap rumah.
- Rumah tipe besar, daya yang disalurkan sebesar 2.200 watt tiap rumah.
(c) Kebutuhan Listrik Domestik Minimum di Kawasan Sekitar Danau Ranau sebesar
7.837 KVA.
(d) Kebutuhan Listrik Domestik Maksimum di Kawasan Sekitar Danau Ranau sebesar
38.313 KVA.
Adapun hasil proyeksi kebutuhan energi listrik dan kebutuhan jaringan energi listrik di
Kawasan Sekitar Danau Ranau di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam kurun waktu 20
tahun mendatang (2038) dapat dilihat pada Tabel 4-24 dan berikut :
Tabel 4- 24
Proyeksi Kebutuhan Energi Kelistrikan Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
Jumlah Penduduk Jiwa 61.351 67.918 74.365 80.743 87.075
Jumlah Rumah Unit 12.270 13.584 14.873 16.149 17.415
Kebutuhan Minimum (KVA)
1 Domestik KVA 5.522 6.113 6.693 7.267 7.837
2 Non Domestik KVA 1.104 1.223 1.339 1.453 1.567
3 Penerangan Jalan KVA 552 611 669 727 784
Jumlah Daya Minimum KVA 7.178 7.946 8.701 9.447 10.188
Jumlah Gardu Pembagi 29 32 35 38 41
Kebutuhan Maksimum (KVA)
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
1 Domestik KVA 26.994 29.884 32.721 35.527 38.313
2 Non Domestik KVA 5.399 5.977 6.544 7.105 7.663
3 Penerangan Jalan KVA 2.699 2.988 3.272 3.553 3.831
Jumlah Daya Maksimum KVA 35.093 38.849 42.537 46.185 49.807
Jumlah Gardu Pembagi 140 155 170 185 199
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis, 2019
Keterangan:
Standar kebutuhan minimum domestik = 450 KVA
Standar kebutuhan maksimum domestik = 2200 KVA
Kebutuhan non domestik = 20% dari keb. domestik
Kebutuhan non domestik = 10% dari keb. domestik
Berdasarkan hasil analisis (Tabel 4-24), pada tahun 2039 di Kawasan Sekitar Danau
Ranau memiliki total kapasitas energi minimum sebesar 10.188 KVA dengan jumlah gardu
pembagi sebanyak 41 unit dan total kapasitas energi maksimum sebesar 49.807 KVA
dengan jumlah gardu pembagi sebanyak 199 unit.
Standar pembangunan gardu listrik ukuran dan kapasitas maksimum gardu per unit
adalah :
- Luas tanah : 6 x 9 m2
Dengan Kapasitas maksimum 500.000 Watt akan membutuhkan gardu listrik pembagi
sebanyak 25 unit gardu listrik sebagai gardu pembagi. Perhitungan tersebut merupakan
kebutuhan minimum yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Bila tingkat kebutuhan energi
listrik penduduk semakin meningkat sejalan dengan kemajuan teknologi, maka jumlah
daya listrik yang harus disediakan akan semakin besar pula. Pengembangan jaringan
listrik di Kawasan Sekitar Danau Ranau sebaiknya dilakukan secara bertahap, sesuai
dengan perkembangan penduduk dan kegiatan yang berlangsung pada tahun-tahun
perencanaan, ini disebabkan karena tingkat kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh
proyeksi jumlah penduduk pada tahun perencanaan.
Tingkat kebutuhan akan energi listrik dapat meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah
penduduknya dan mengikuti perkembangan kota. Kebutuhan energi listrik (rumah tangga,
non rumah tangga dan penerangan jalan) pada tiap-tap kelurahan/desa berbeda-beda.
Pengembangan ini sebaiknya terpadu dengan pengembangan jaringan lainnya seperti air
bersih, telepon dan mengikuti jaringan jalan, selain tidak menimbulkan kesulitan dalam
pengaturan jaringan listrik juga untuk menghindarkan pekerjaan yang tumpang tindih pada
suatu lokasi yang sama, selain itu dimaksudkan untuk mengarahkan perkembangan kota.
Dikaitkan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2017-2026
sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 1415 K/20/MEM/2017 (Tanggal 29 Maret
2017), Asumsi pertumbuhan ekonomi Nasional 2017-2026 lebih rendah dibandingkan
dengan asumsi yang digunakan pada RUPTL 2016-2025, sehingga proyeksi rata-rata
penjualan pada RUPTL 2017-2026 adalah 8,3%, sedangkan rata-rata penjualan pada
RUPTL 2016-2025 adalah 8,6%. Pertumbuhan penjualan terjadi di Jawa-Bali, sedangkan
di luar Jawa mengalami peningkatan pertumbuhan penjualan (termasuk ).
Gambar 4- 32
Proyeksi Kebutuhan Penjualan Tenaga Listrik PLN dan Kebutuhan Listrik Tahun 2017-2026
Sumber: Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2017-2026
Strategi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), sesuai dengan kebutuhan listrik di
Kawasan Sekitar Danau Ranau yang semakin meningkat (beradasarkan proyeksi RUPTL
tahun 2017-2026), adalah :
Mengacu pada strategi pengembangan EBT di sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2017-2026, maka strategi pengembangan energi kelistrikan
yang akan dikembangkan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dikaitkan dengan kebutuhan
energi kelistrikan sampai tahun 2039 yaitu sebesar 10.188 KVA (minimum) sampai
49.807 KVA (maksimum) dan juga dengan memanfaatkan PLTMH yang ada di Kecamatan
Banding Agung, meskipun yang saat ini hanya melayani kebutuhan energi kelistrikan di
luar Kawasan Sekitar Danau Ranau. Perwujudan layanan enenrgi kelistrikan tersebut,
dapat dilakukan melalui strategi :
Untuk menunjang realisasi tersebut, selain perlu strategi, juga direncanakan sistem
penerangan listrik dengan penekanan faktor-faktor sebagai berikut:
Secara umum sarana komunikasi di Kawasan Sekitar Danau Ranau masih kurang
memadai, seperti sarana komunikasi berupa telepon umum tidak dapat dijumpai di
kawasan ini, sedangkan untuk telepon seluler hanya beberapa kelurahan/desa saja yang
dapat menjangkau atau menerima signal telepon seluler masih lemah. Telekomunikasi
menjadi kebutuhan sekaligus gaya hidup ciri masyarakat perkotaan, sistem telkomunikasi
di Kawasan Sekitar Danau Ranau telah dilayani jaringan telepon GSM oleh satu operator
yaitu Telkomsel. Dengan sistem telepon seluler memungkinkan akses telkomunikasi bisa
lebih luas tergantung pada kemampuan daya pancar BTS yang ada. Akan tetapi kondisi
komunikasi ini belum melayani sinyal yang baik bagi Kawasan Sekitar Danau Ranau.
Tabel 4- 25
Analisis Kebutuhan Jaringan Telekomunikasi di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tahun Rencana
No Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) Jiwa 61.351 67.918 74.365 80.743 87.075
2 Jumlah Rumah Tangga (KK) KK 15.338 16.980 18.591 20.186 21.769
Kebutuhan Domestik ( 4%
3 SST 2.454 2.717 2.975 3.230 3.483
dari jumlah penduduk, SST)
Rumah Kav. Sedang & Kav.
Kecil (80% dari keb. SST 1.963 2.173 2.380 2.584 2.786
domestik)
Rumah Kav. Besar (20% dari
SST 491 543 595 646 697
keb. domestik)
Kebutuhan Non Domestik
4 (3% dari kebutuhan SST 74 82 89 97 104
domestik)
Kegiatan Sosial Ekonomi
(75% dari keb. non SST 55 61 67 73 78
domestik)
Telepon Umum (25% dari
SST 18 20 22 24 26
keb. non domestik)
Tahun Rencana
No Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
Total Sambungan (SST) 2.528 2.798 3.064 3.327 3.587
Jumlah Tiang 126 140 153 166 179
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis, 2019
Pengembangan jaringan telepon di Kawasan Sekitar Danau Ranau ini dilakukan untuk
membuka dan mengurangi keterisolasian wilayah serta meningkatkan produktivitas pada
wilayah yang memiliki sumberdaya potensial ini. Pada masa datang, rencana
pengembangan jaringan telepon ini akan diarahkan dengan prioritas utama pada pusat
pelayanan kawasan dan pusat pelayanan lingkungan.
Saat ini kebutuhan air bersih di Kawasan Sekitar Danau Ranau bersumber dari PDAM
dengan sistem perpipaan dan juga dari sumur galian. Selain itu, terdapat juga keran
umum yang merupakan bantuan dari Kementerian PUPR, namun sayangnya ada beberapa
keran yang sudah tidak berfungsi.
Pengembangan jaringan air bersih di Kawasan Sekitar Danau Ranau berupa rencana
kebutuhan dan sistem penyediaan air minum. Perkiraan Kebutuhan air minum di Kawasan
Sekitar Danau Ranau di Kawasan Sekitar Danau Ranau sampai 20 tahun mendatang
(2039) adalah sebesar 508,320 lter/detik. Dimana total kebutuhan tesebut sudah
termasuk total kebutuhan domestik, non domestik dan tingkat kebocoran. Dalam
pemenuhan kebutuhan air minum diperlukan bangunan pengolahan air berupa WTP
(water treatment plant) dengan kapasitas minimal 5 liter/detik. Mengingat daerah
pelayanan yang berjauhan, maka diperlukan 3 WTP untuk memenuhi distribusi air minum
di Kawasan Sekitar Danau Ranau, khususnya dengan sumber utama berupa air perpipaan
untuk pemenuhan air minum di Puskawasan ini. Meskipun saat ini sudah tersedia namun
masih membutuhkan peningkatan tingkat pelayanan air bersih yang dapat terjangkau oleh
seluruh masyarakat.
Analisis proyeksi kebutuhan air bersih (minum) di Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat
dilihat pada Tabel 4-26 berikut :
Tabel 4- 26
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
Kebutuhan Domestik
1 Target Penduduk Jiwa 61.351 67.918 74.365 80.743 87.075
2 % Penduduk Terlayani Saluran Rumah % 90 92,5 95 97,5 100
3 % Penduduk Terlayani Kran Umum % 10 7,5 5 2,5 0
4 Kebutuhan Air Bersih (SR) Liter/orang/hari 150 150 150 150 150
5 Kebutuhan Air Bersih (KU) Liter/orang/hari 30 30 30 30 30
6 Jumlah Penduduk Terlayani SR Jiwa 55.216 62.824 70.647 78.724 87.075
7 Jumlah Penduduk Terlayani KU Jiwa 6.135 5.094 3.718 2.019 0
8 Jumlah Unit yang Diperlukan SR Unit 11.043 12.565 14.129 15.745 17.415
9 Jumlah Unit yang Diperlukan KU Unit 61 51 37 20 0
10 Kebutuhan Air Bersih SR Liter/detik 95,861 109,070 122,651 136,674 151,172
11 Kebutuhan Air Bersih KU Liter/detik 2,130 1,769 1,291 0,701 0,000
Total Kebutuhan Air Domestik Liter/detik 97,991 110,838 123,942 137,375 151,172
Kebutuhan Non Domestik
1 Sarana Pendidikan Liter/hari 37.577 41.600 45.549 49.455 53.333
2 Sarana Kesehatan Liter/hari 1.345.877 1.489.940 1.631.370 1.771.286 1.910.193
3 Sarana Peribadatan Liter/hari 13.211.448 16.191.120 19.410.838 22.883.206 26.613.015
4 Sarana RTH Liter/hari 1.284.151 1.421.607 1.556.550 1.690.049 1.822.586
5 Sarana Olahraga dan Rekreasi Liter/hari 42.455 48.012 53.663 59.478 65.455
6 Sarana Perdagangan Liter/hari 276.846 306.480 335.572 364.353 392.926
7 Sarana Pelayanan Umum Lainnya Liter/hari 107 110 113 120 120
Total Kebutuhan Air Non Domestik Liter/detik 187,482 225,681 266,593 310,393 357,148
Kebutuhan Air Total
1 Kebutuhan Domestik & Non Domestik (Liter/detik) 285,473 336,520 390,535 447,768 508,320
2 Kehilangan Air (KA) (Liter/detik) 71,368 84,130 97,634 111,942 127,080
3 Pemadam Kebakaran (PK) (Liter/detik) 57,095 67,304 78,107 89,554 101,664
4 Total Produksi Rata-rata (TPR) (Liter/detik) 413,936 487,954 566,276 649,264 737,065
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
5 Kebutuhan Harian Maksimum (KHM) (Liter/detik) 496,724 585,544 679,531 779,117 884,477
6 Kebutuhan Jam Puncak (KJP) (Liter/detik) 724,389 853,919 990,982 1.136,212 1.289,863
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Kebutuhan air non domestik dapat dilihat pada Tabel 4-27 berikut :
Tabel 4- 27
Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kebutuhan Air (Liter/hari)
No Sarana Jenis Satuan Asumsi
2019 2024 2029 2034 2039
1 Pendidikan TK 3.068 3.396 3.718 4.037 4.354 Liter/Anak/hari 1 TK = 50 orang
SD 13.804 15.282 16.732 18.167 19.592 Liter/Anak/hari 1 SD = 180 orang
SMP 6.902 7.641 8.366 9.084 9.796 Liter/Anak/hari 1 SLTP = 270 orang
SMA 13.804 15.282 16.732 18.167 19.592 Liter/Anak/hari 1 SMU = 540 orang
Jumlah 37.577 41.600 45.549 49.455 53.333
2 Kesehatan Posyandu 6.135 6.792 7.437 8.074 8.708 Liter/Tempat Tidur/hari 1 PK = 5 Tempat Tidur
Balai Pengobatan 1 RS = 100 Tempat
1.329.272 1.471.557 1.611.242 1.749.432 1.886.625 Liter/Tempat Tidur/hari
/ Poskesdes Tidur
Praktek Dokter /
123 136 149 161 174 Liter/Orang/hari 1 Kantor = 20 orang
Apotek
Pustu 123 136 149 161 174 Liter/Orang/hari 1 Kantor = 20 orang
Puskesmas dan 1 Puskesmas = 25
10.225 11.320 12.394 13.457 14.513 Liter/Tempat Tidur/hari
BP Tempat Tidur
Jumlah 1.345.877 1.489.940 1.631.370 1.771.286 1.910.193
90% dari jumlah
3 Peribadatan Langgar 12.195.182 14.945.649 17.917.696 21.122.960 24.565.860 Liter/orang/hari penduduk & 50% yang
datang setiap shalat
90% dari jumlah
Mesjid
1.016.265 1.245.471 1.493.141 1.760.247 2.047.155 Liter/orang/hari penduduk & 50% yang
Lingkungan
datang setiap shalat
Sistem drainase pada Kawasan Sekitar Danau Ranau, secara umum mengikuti jaringan
jalan khususnya di jaringan jalan lingkungan permukiman dan jalan utama, sebetulnya
sistem drainase sudah cukup baik khususnya di kawasan perumahan-perumahan yang
hanya belum terintegrasi sehingga sistem drainase yang ada untuk menyelesaikan sistem
pengendali air di kawasan-kawasan tersebut.
Ditinjau dari kebutuhan drainase yang dihubungkan dengan intensitas curah hujan dan
jumlah volume limbah buangan yang akan dihasilkan akibat perkembangan kegiatan di
Kawasan Danau Rnau, perlu dilakukan analisis pengembangan drainase dengan
pertimbangan berikut :
1. Jaringan drainase di Kawasan Sekitar Danau Ranau memerlukan sistem terpisah dari
buangan/limbah rumah tangga sehingga limpasan air tidak mencemari sungai, danau
dan badan penerima buangan (laut) ;
2. Mengalirkan limpasan air hujan secepatnya melalui suatu sistem jaringan drainase ke
badan air terdekat dengan menghemat panjang saluran ;
3. Sedapat mungkin mengikuti jalan utama untuk memudahkan pengawasan dan
pemeliharaan ;
4. Pengaliran air hujan diupayakan memanfaatkan energi gravitasi dan menghindari
penggunaan pompa ; dan
5. Ekonomis pembuatannya dan membutuhkan investasi yang rendah.
1. Kualitas air run off perlu terjaga dari kontaminasi buangan rumah tangga sehingga
perlu pemisahan saluran buangan rumah tangga dengan saluran air hujan ;
2. Saluran harus sependek mungkin dan dapat berupa saluran terbuka atau saluran
tertutup sesuai dengan keadaan lokasinya ;
3. Kecepatan aliran tidak boleh merusak badan drainase atau terjadinya
penggerusan/erosi ; dan
4. Pada daerah yang relatif datar harus dibuat dengan kemiringan yang minimal,
sehingga air dapat mengalir dengan baik.
Berdasarkan kondisi intensitas curah hujan dan hari hujan (klimatologi), dasar
pertimbangan dan ketentuan pengembangan saluran drainase serta sejalan dengan
perkembangan kota, maka perlu pula diperhatikan perkembangan saluran drainase jalan
yang ada . Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah :
Pembangunan saluran drainase ini, diharapkan supaya air akibat limpasan air hujan atau
akibat buangan limbah rumah tangga dapat teralirkan dengan optimal sehingga genangan
air tidak terjadi lagi, serta diharapkan aliran drainase yang ada menjadi tidak terputus satu
sama lain, dimana sebelum ada saluran drainase alirannya banyak terputus.
Sistem pengelolaan air kotor/ air limbah ini erat hubungannya dengan sanitasi atau
kesehatan lingkungan dan masyarakat, sehingga pengelolaannya ini harus benar-benar
direncanakan dengan sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Secara umum kondisi pelayanan prasarana air limbah secara teknis belum memadai.
Untuk meningkatkan kondisi dan tingkat pelayanan air limbah, maka yang dibutuhkan
adalah:
1. Pembangunan sarana sanitasi setempat, baik secara individual maupun komunal.
2. Pembangunan sarana sanitasi komunal bagi kawasan perkotaan dan limbah yang
memungkinkan menghasilkan bahan berbahaya (B3) dan kemungkinan pencemaran
lainnya, khususnya bagi kegiatan Industri, pariwisata dan komersial.
3. Penyuluhan personil instansi pengolahan dan penyuluhan kepada penduduk dalam
peningkatan aspirasi masyarakat untuk membangun sendiri sarana sanitasi di tempat
tinggalnya masing-masing dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
pengelolaan air limbah.
4. Monitoring untuk memantau pengelolaan air limbah domestik maupun non domestik,
serta kualitas dan kuantitas badan-badan air yang ada diperkotaan.
Sistem pembuangan air limbah di Kawasan Sekitar Danau Ranau berupa air limbah
domestik (rumah tangga), yang pengelolaan air limbah domestik umumnya dilakukan
dengan menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation) berupa jamban, baik
yang dikelola secara individu maupun secara komunal, yang dilengkapi dengan tangki
septik atau cubluk. Namun demikian, belum seluruh masyarakat yang ada di Kawasan
Sekitar Danau Ranau membuat tangki septictank/cubluk yang memenuhi syarat
kesehatan. Jika pola ini dilakukan secara terus-menerus akan berdampak pada kesehatan
masyarakat dimana ketika kepadatan semakin tinggi maka penampungan air limbah akan
langsung kontak dengan rumah disekitarnya serta air limbah yang ditampung dan
menyerap ke tanah serta masuk ke air tanah yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Selain limbah domestik, permasalahan pencemaran dan limbah cair yang ada di Kawasan
Sekitar Danau Ranau tidak terlepas dari kondisi daya dukung yang ada pada saat ini.
Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam kurun waktu 20 tahun mendatang akan mengalami
perkembangan kota yang pesat, sehingga sistem pengelolaan air limbah ini erat
hubungannnya dengan sanitasi atau kesehatan lingkungan, pengelolaan air limbah ini
harus benar-benar direncanakan dengan sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan masyarakatnya.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, arahan rencana pengelolaan air limbah akan tetap
dilakukan dengan menggunakan sistem pengolahan setempat (on site system sanitation),
yaitu dengan mengembangkan sistem penggunaan tangki septik yang ada di tiap-tiap
rumah dengan lebih meningkatkan kuantitas dan kualitasnya, serta sebaiknya
melengkapinya dengan bidang resapan. Mengingat penyediaan WC yang dilengkapi tangki
septik ini tidak semua golongan masyarakat mampu menyediakannya, maka pengadaan
WC atau MCK umum (komunal) dibutuhkan.
Melihat kebutuhan pengelolaan air limbah, serta besarnya investasi yang digunakan untuk
pembuatan saluran air limbah, maka untuk pengelolaan air limbah di Kawasan Sekitar
Danau Ranau dilakukan secara individu oleh masyarakat dan secara komunal pada
kawasan perumahan, perdagangan dan lain-lain. Sedangkan sistem pengelolaan air
limbahnya yaitu dengan menggunakan sistem setempat (onsite system).
Timbulan air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air bersih, pada umumnya
timbulan air limbah yang dihasilkan kurang lebih 70% - 80% dari pemakaian air bersih.
Berdasarkan hasil perhitungan untuk perkiraan jumlah timbulan air limbah yang dihasilkan
pada tahun 2039 di Kawasan Sekitar Danau Ranau diperkirakan sebesar 6.870,58
liter/hari, seperti yang terdapat pada Tabel 4-28 berikut :
Tabel 4- 28
Proyeksi Volume Timbulan Air Limbah Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
1 Target Penduduk (Jiwa) 61.351 67.918 74.365 80.743 87.075
% Penduduk Terlayani Septictank (%) 80 80 80 80 80
% Penduduk Terlayani MCK (%) 20 20 20 20 20
Jumlah Penduduk Terlayani Septictank (Jiwa) 49.081 54.334 59.492 64.594 69.660
Jumlah Penduduk Terlayani MCK (Jiwa) 12.270 13.584 14.873 16.149 17.415
2 Kebutuhan Pelayanan Sarana Unit
Standar Pelayanan Septictank untuk Keluarga (1 KK = 5 jiwa) (Jiwa) 5 5 5 5 5
Standar Pelayanan untuk MCK (1 MCK = 100 jiwa) (Jiwa) 100 100 100 100 100
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Septicktank untuk Keluarga (1 KK = 5 jiwa) (Unit) 9.816 10.867 11.898 12.919 13.932
Proyeksi Jumlah Kebutuhan MCK (1 MCK = 100 jiwa) (Unit) 123 136 149 161 174
3 Jumlah Timbulan Lumpur Tinja
Lumpur Tinja Domestik yang dihasilkan tiap orang (30 lt x jumlah penduduk)/365 hari (lt/Hari) 4.034,04 4.465,84 4.889,75 5.309,13 5.725,48
Lumpur Tinja Non Domestik (20% tinja domestik) (lt/Hari) 806,81 893,17 977,95 1.061,83 1.145,10
Total Lumpur Tinja Domestik dan Non-Domestik (lt/Hari) 4.840,85 5.359,01 5.867,70 6.370,95 6.870,58
4 Kebutuhan Truk Tinja Kapasitas 2 m3 (jumlah lumpur tinja/kapasitas truk) (Unit) 2 3 3 3 3
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Berdasarkan hasil analisis diatas, menunjukan bahwa perkiraan kebutuhan sarpras untuk
air limbah dan volume limbah Kawasan Sekitar Danau Ranau adalah :
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinam-bungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Di Kawasan Sekitar Danau Ranau, sampah
menjadi persoalan yang utama karena masyarakat cenderung mengelola sampah dengan
cara tradisional yaitu dengan cara menimbunnya pada lahan kosong serta membakarnya.
Selain itu, sistem persampahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau juga dilayani dengan
sistem pengangkutan sampah secara komunal yang diangkut dengan truk sampah yang
selanjutnya ditimbun di TPA yang ada di Kawasan Sekitar Danau Ranau, terutama pada
kawasan pemerintahan, komersil dan lingkungan komplek perumahan di kawasan
perkotaan. Terdapat 2 (dua) TPA yang berada di Kawasan Sekitar Danau Ranau yang
diantaranya :
Namun, daerah pelayanan persampahan saat ini belum menyeluruh, dimana wilayah
pelayanan yang sudah tercakup meliputi kawasan-kawasan sepanjang jalur jalan utama
saja sedangkan sisanya masih dikelola oleh masyarakat secara perorangan ataupun
kelompok-kelompok kebersihan. Untuk masa mendatang, sistem pengelolaan sampah
akan lebih ditekankan pada sistem komunal.
Tabel 4- 29
Proyeksi Timbulan Sampah (Domestik dan Non Domestik) dan Kebutuhan Prasarana Persampahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Tahun Rencana
No. Komponen Satuan
2019 2024 2029 2034 2039
Sampah Domestik
1 Jumlah Penduduk Jiwa 61.351 67.918 74.365 80.743 87.075
2 Target Pelayanan % 80 85 90 95 100
3 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 49.081 57.730 66.929 76.706 87.075
4 Volume Sampah yang Dihasilkan Liter/orang/hari 153.378 169.795 185.913 201.858 217.688
5 Volume Sampah Masyarakat yang Terlayani Liter/orang/hari 122.702 144.326 167.321 191.765 217.688
Total Sampah Domestik m3/hari 122,702 144,326 167,321 191,765 217,688
Sampah Non Domestik
1 Sarana Pendidikan Liter/hari 1.879 2.080 3.416 3.709 4.000
2 Sarana Kesehatan Liter/hari 348 385 632 686 740
3 Sarana Peribadatan Liter/hari 1.881 2.083 6.842 7.428 8.011
4 RTH / Taman Liter/hari 12.327 13.647 38.739 42.062 45.360
5 Sarana Olahraga & Rekreasi Liter/hari 18.213 22.209 47.899 55.853 64.510
6 Sarana Perdagangan Liter/hari 8.743 9.678 27.775 30.158 32.523
7 Sarana Pelayanan Umum Lainnya Liter/hari 68 73 117 124 132
8 Jalan Liter/hari 78.428 78.428 78.428 78.428 78.428
Total Sampah Non Domestik m3/hari 43,458 50,155 125,420 140,020 155,275
Jumlah Timbunan Sampah m3/hari 166,160 194,480 292,742 331,785 372,962
Sarana yang Dibutuhkan
1 Gerobak Pengangkut = 2 riit sehari (1m3) unit 83 97 146 166 186
2 Dump Truck/ TPSS (10 m3) unit 17 19 29 33 37
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis, 2019
Keterangan:
Standar sampah/ orang = 2,5 liter/orang/hari
Gerobak pengangkutnya berkapasitas 1000 liter (1m3)
Dump Truck berkapasitas 10.000 liter (10 m3)
Tabel 4- 30
Proyeksi Timbulan Sampah Non Domestik di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Volume Sampah yang Dihasilkan (liter/hari)
No Sarana Jenis Standar Satuan Asumsi
2019 2024 2029 2034 2039
1 Pendidikan TK 153 170 279 303 327 0,10 - 0,15 Liter/Anak/hari 1 TK = 50 orang
SD 690 764 1.255 1.363 1.469 0,10 - 0,15 Liter/Anak/hari 1 SD = 180 orang
SMP 345 382 627 681 735 0,10 - 0,15 Liter/Anak/hari 1 SLTP = 270 orang
SMA 690 764 1.255 1.363 1.469 0,10 - 0,15 Liter/Anak/hari 1 SMU = 540 orang
Jumlah 1.879 2.080 3.416 3.709 4.000
2 Kesehatan Pos Kesehatan 61 68 112 121 131 0,50 - 0,75 Per pegawai/hari 1 Kantor = 20 orang
RS. Bersalin 205 226 372 404 435 0,50 - 0,75 Per pegawai/hari 1 Kantor = 20 orang
Apotek 31 34 56 61 65 0,50 - 0,75 Per pegawai/hari 1 Kantor = 20 orang
Laboratorium 31 34 56 61 65 0,50 - 0,75 Per pegawai/hari 1 Kantor = 20 orang
Puskesmas 20 23 37 40 44 0,50 - 0,75 Per pegawai/hari 1 Kantor = 20 orang
Jumlah 348 385 632 686 740
3 Peribadatan Langgar 1.472 1.630 5.354 5.813 6.269 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 300 m2
Mesjid Lingkungan 409 453 1.487 1.615 1.742 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 1000 m2
T. Ibadah Non Muslim 0 0 0 0 0 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 2000 m2
Jumlah 1.881 2.083 6.842 7.428 8.011
4 RTH Taman Skala RT 0 0 0 0 0 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Taman Skala RW 0 0 0 0 0 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Taman Kelurahan 3.681 4.075 13.386 14.534 15.674 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Taman Kecamatan 2.454 2.717 8.924 9.689 10.449 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Taman Kota 3.681 4.075 13.386 14.534 15.674 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Hutan Kota 1.039 1.150 1.259 1.367 1.474 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Pemakaman 1.472 1.630 1.785 1.938 2.090 0,20 - 0,60 Per meter2/hari
Jumlah 12.327 13.647 38.739 42.062 45.360
5 Olahraga dan Gedung Pertemuan 3.681 4.075 13.386 14.534 15.674 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 1500 m2
Rekreasi Bioskop 409 453 1.487 1.615 1.742 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 2000 m2
Gedung Serbaguna 307 340 1.115 1.211 1.306 0,20 - 0,60 Per meter2/hari Luas per unit 1500 m2
Lap Olahraga 13.816 17.341 31.911 38.493 45.788 0,50 - 0,75 Per orang/hari Pemakai: 20% dari jumlah penduduk
Perkiraan jumlah timbulan sampah sampai 20 tahun mendatang (2039) adalah sebesar
372,962 m3/hari (total timbulan tesebut sudah termasuk total timbunan domestik dan
non domestik). Dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana persampahan
diperlukan penyediaan:
1. Gerobak sampah sebanyak 186 unit dengan kapasitas 1 m3 yang dilakukan sebanyak
2 riit sehari.
2. Dump Truck sebanyak 37 unit dengan kapasitas 10 m3.
Jaringan jalan merupakan suatu kumpulan dari ruas-ruas jalan yang disatukan dalam
suatu simpul (persimpangan).
Analisis kebutuhan jaringan jalan yang dimaksud disini, dilakukan dengan melalui dua
tahap yaitu identifikasi kondisi jaringan jalan eksisting, dan analisis kebutuhan dan konsep
pengembangan jaringan jalan.
Jaringan jalan merupakan kumpulan dari fungsi jalan kolektor yang menghubungkan
unit-unit aktivitas. Pada kawasan perencanaan ruas jalan jalan kolektor dan lokal
yang merupakan ruas jalan yang dominan. Dimana :
a. Kondisi jalan utama di Kawasan Sekitar Danau Ranau relatif sudah baik dan
sudah teraspal cukup baik dengan lebar jalan Kolektor 6 meter, sedangkan untuk
jaringan jalan lokal yang menuju ibu kota kecamatan dan desa-desa yang ada di
Kawasan Sekitar Danau Ranau mempunyai lebar sekitar 4 -5 meter.
b. Untuk pola jaringan jalan di kawasan perencanaan merupakan gabungan antara
jalan kolektor yang membentuk pola linier. Jaringan jalan ini merupakan bagian
dari sistem jaringan jalan pada Kawasan Sekitar Danau Ranau, dimana pola
sistemnya berkaitan satu sama lain dengan beberapa jaringan jalan dalam
kawasan.
c. Untuk pola jaringan jalan di sekitar lingkungan permukiman sebagian besar
membentuk pola grid.
d. Kondisi geometrik jalan terbagi berdasarkan kelas jalan yang ada, yaitu jalan
utama berupa jalan kolektor primer dan beberapa jalan-jalan lokal yang masuk
dalam wilayah perencanaan secara garis besar dalam kondisi yang cukup baik.
Kondisi geometrik jalan, terbagi menjadi 2 lajur dan 2 arah dengan median jalan,
yang merupakan jalan utama.
e. Perkerasan jalan terbuat dari aspal dengan bahu yang juga diperkeras aspal.
Dengan lebar lajur dan bahu jalan yang bervariasi maka RUMIJA pada koridor
perencanaan juga bervariasi.
Selain adanya perbaikan kondisi sistem jaringan jalan yang mengalami penurunan
kualitas di seluruh Kawasan Sekitar Danau Ranau, penambahan ruas dan pembuatan
jaringan jalan baru juga diperlukan. Rencana pembangunan jaringan jalan baru dan
penambahan ruas jalan adalah sebagai berikut:
Analisis kebutuhan pelayanan sarana pada Kawasan Sekitar Danau Ranau terdiri dari
kebutuhan sarana perumahan, sarana perdagangan dan jasa, dan sarana pelayanan
umum.
Terdapat beberapa jenis sarana perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau yaitu
bangunan yang sifatnya permanen, semi permanen, hingga non permanen (temporer).
Selain itu juga, terdapat tipe bangunan rumah yang bervariasi yaitu mulai dari tipe
bangunan rumah kaveling besar, kaveling sedang dan kaveling kecil. Bentuk bangunan
yang ada di kawasan ini disesuaikan dengan tingkat ekonomi serta keperluan dari pemilik
bangunan.
Kondisi perumahan dan permukiman yang ada saat ini di Kecamatan Banding Agung, BPR
Ranau Tengah, Warkuk Ranau Selatan dan Kecamatan Sukau masih bersifat linier dan
mengelompok, dengan struktur bangunan yang bervariasi antara permanen dan semi
permanen, hal ini dikarenakan masih mengikuti bentuk rumah adat Lampung dan
Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil survey tahun 2019 (perhitungan GIS, 2019), Keberadaan perumahan di
Kawasan Sekitar Danau Ranau saat ini sekitar 14.065 unit bangunan rumah yang tersebar
di 4 Kecamatan, dimana Kecamatan Banding Agung Sekitar 4.933 unit bangunan rumah,
Kecamatan BPR Ranau tengah sekitar 3.467 unit bangunan rumah rumah, Kecamatan
Warkuk Ranau Selatan sekitar 2.823 unit bangunan rumah dan Kecamatan Sukau sekitar
2.842 unit bangunan rumah. Dimana sebarannya meliputi rumah kaveling besar sebanyak
1.406 unit (10%), rumah kaveling sedang sebanyak 4.220 unit (30%), dan rumah kaveling
kecil sebanyak 8.439 unit (60%). Dengan asumsi bahwa perbandingan jumlah rumah
kaveling besar : rumah kaveling sedang : rumah kaveling kecil adalah 1 : 3 : 6 (sesuai
standar Permen Perumahan Rakyat 11/2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan
Perumahan dan Permukiman).
1. Penggunaan data proyeksi jumlah penduduk pada tahun rencana per 5 tahun (2019,
2024, 2029, 2034, dan 2039), dimana menggunakan asumsi bahwa setiap rumah
dihuni oleh 1 Kepala Keluarga (KK), dan 1 KK terdiri dari 5 orang,
2. Penggunaan standar Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman, serta Peraturan
Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang perbandingan ukurannya,
dimana perbandingan antara jumlah rumah mewah (rumah kaveling besar), rumah
sedang (rumah kaveling sedang), dan rumah sederhana (rumah kaveling kecil) secara
berurutan adalah 1 : 3 : 6.
3. Penggunaan standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan dalam penentuan luas kaveling minimum adalah 101
m2/unit.
Dengan demikian, klasifikasi jenis perumahan yang akan dianalisis dalam pemenuhan
kebutuhan sarana perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
Bila 1 KK terkecil rata-rata terdiri dari lima jiwa (ayah, ibu, dan 3 orang anak), maka
kebutuhn luas lantai minimum dihitung dengan :
1. Asumsi : 1 KK = : 5 Orang
2. Luas Lantai Utama (m2) : 33,6
3. Luas Lantai Pelayanan (m2) : 16,8
4. Total Luas Lantai Permukiman (m2) : 50,4 = 51
Jika koefisien dasar bangunan (KDB) 50%, maka luas kaveling minimum (kaveling kecil)
untuk keluarga dengan anggota 5 orang, maka :
100
Luas Kaveling Minimum (1 KK = 5 Orang) = x 51 m2
50
= 101 m2
Dengan menggunakan beberapa asumsi serta standar dan peraturan tersebut, maka hasil
analisis kebutuhan sarana perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat dilihat
pada Tabel 4-31 berikut :
Tabel 4- 31
Proyeksi Kebutuhan Sarana Perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kebutuhan Rumah (Tahun 2024) Kebutuhan Rumah (Tahun 2029) Kebutuhan Rumah (Tahun 2034) Kebutuhan Rumah (Tahun 2039)
Uraian
No Kecamatan/Desa
Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
I BANDING AGUNG
1 AIR RUPIK A 26 79 159 264 28 84 168 280 30 89 177 295 31 93 186 310
B 30 90 180 300 30 90 180 300 30 90 180 300 30 90 180 300
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 6 10
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.040,00 936,00 628,99 2.604,99
2 BANDAR AGUNG RANAU A 84 253 505 842 90 271 542 903 96 289 578 963 102 307 614 1.023
B 94 281 561 936 94 281 561 936 94 281 561 936 94 281 561 936
C 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8 17 27 8 26 53 87
D 0 0 0 0 0 0 0 0 2.340,00 2.406,00 1.717,63 6.463,63 8.340,00 7.806,00 5.346,43 21.492,43
3 BANDING AGUNG A 18 55 110 184 19 58 117 195 21 62 123 205 22 65 130 216
B 21 63 126 210 21 63 126 210 21 63 126 210 21 63 126 210
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 4 6
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 600,00 540,00 362,88 1.502,88
4 KARANG INDAH A 8 23 47 78 8 25 49 82 9 26 52 86 9 27 54 90
B 9 26 53 88 9 26 53 88 9 26 53 88 9 26 53 88
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 300,00 100,80 400,80
5 MERBAU A 19 57 114 190 20 60 121 201 21 64 128 213 22 67 134 224
B 22 65 130 217 22 65 130 217 22 65 130 217 22 65 130 217
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 7
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 380,00 642,00 431,42 1.453,42
6 PENANTIAN A 16 48 96 160 17 51 101 169 18 53 107 178 19 56 112 187
B 18 55 109 182 18 55 109 182 18 55 109 182 18 55 109 182
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 5
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 680,00 312,00 310,46 1.302,46
7 RANTAU NIPIS A 28 84 167 279 30 89 177 295 31 93 187 312 33 98 197 328
B 32 95 189 316 32 95 189 316 32 95 189 316 32 95 189 316
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 8 12
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 780,00 1.002,00 774,14 2.556,14
8 SIDODADI A 14 42 83 139 14 43 86 144 15 45 89 149 15 46 92 154
B 16 49 98 163 16 49 98 163 16 49 98 163 16 49 98 163
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 SIPATUHU A 43 130 261 435 46 139 277 462 49 147 293 488 51 154 309 515
B 49 146 291 486 49 146 291 486 49 146 291 486 49 146 291 486
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 8 18 29
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 156,00 205,63 201,63 2.480,00 2.532,00 1.802,30 6.814,30
10 SIPATUHU II A 76 227 455 758 101 303 605 1.009 126 377 753 1.255 150 449 899 1.498
B 31 94 189 314 31 94 189 314 31 94 189 314 31 94 189 314
C 45 133 266 444 70 209 416 695 95 283 564 941 119 355 710 1.184
D 44.800,00 40.020,00 26.792,64 111.612,64 69.900,00 62.610,00 41.973,12 174.483,12 94.500,00 84.750,00 56.851,20 236.101,20 118.800,00 106.620,00 71.547,84 296.967,84
11 SUGIH WARAS A 33 98 196 327 35 104 208 347 37 110 220 366 39 116 231 386
Kebutuhan Rumah (Tahun 2024) Kebutuhan Rumah (Tahun 2029) Kebutuhan Rumah (Tahun 2034) Kebutuhan Rumah (Tahun 2039)
Uraian
No Kecamatan/Desa
Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
B 37 112 224 373 37 112 224 373 37 112 224 373 37 112 224 373
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 7 13
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.580,00 1.122,00 753,98 3.455,98
12 SUKA NEGERI A 14 43 86 143 15 45 90 151 16 48 95 158 17 50 100 166
B 16 49 98 163 16 49 98 163 16 49 98 163 16 49 98 163
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 3
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 620,00 258,00 173,38 1.051,38
13 SUKAMAJU A 15 45 90 150 16 47 95 158 17 50 99 166 17 52 104 174
B 17 51 103 171 17 51 103 171 17 51 103 171 17 51 103 171
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 400,00 360,00 141,12 901,12
14 SURABAYA A 19 58 116 193 20 61 123 204 22 65 129 215 23 68 136 226
B 22 65 131 218 22 65 131 218 22 65 131 218 22 65 131 218
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 5 8
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 620,00 858,00 475,78 1.953,78
15 SURABAYA TIMUR A 6 17 33 55 6 17 35 58 6 18 37 61 6 19 39 64
B 6 19 38 63 6 19 38 63 6 19 38 63 6 19 38 63
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 440,00 96,00 64,51 600,51
16 TANGSI AGUNG A 9 26 52 87 9 28 55 92 10 29 58 97 10 31 61 102
B 10 30 60 100 10 30 60 100 10 30 60 100 10 30 60 100
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 200,00 180,00 120,96 500,96
17 TANJUNG AGUNG A 20 61 123 204 22 65 130 216 23 68 137 228 24 72 144 239
B 23 68 137 228 23 68 137 228 23 68 137 228 23 68 137 228
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 7 11
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 120,00 -20,16 -100,16 940,00 1.146,00 669,31 2.755,31
18 TANJUNG HARAPAN A 30 90 181 301 36 108 217 361 42 126 253 421 48 144 289 481
B 22 65 130 217 22 65 130 217 22 65 130 217 22 65 130 217
C 8 25 51 84 14 43 87 144 20 61 123 204 26 79 159 264
D 8.100,00 7.590,00 5.100,48 20.790,48 14.100,00 12.990,00 8.729,28 35.819,28 20.120,00 18.408,00 12.370,18 50.898,18 26.120,00 23.808,00 15.998,98 65.926,98
19 TERAP MULIA A 8 23 45 76 8 24 48 80 8 25 50 84 9 26 52 87
B 9 26 52 87 9 26 52 87 9 26 52 87 9 26 52 87
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -260,00 66,00 44,35 -149,65
20 WAY TIMAH A 10 29 57 95 10 30 60 99 10 31 62 103 11 32 64 107
B 10 31 62 103 10 31 62 103 10 31 62 103 10 31 62 103
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 4
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 350,03 740,00 366,00 245,95 1.351,95
A 496 1.488 2.976 4.960 551 1.652 3.303 5.506 604 1.813 3.627 6.045 658 1.974 3.947 6.579
B 493 1.480 2.960 4933 493 1.480 2.960 4933 493 1.480 2.960 4933 493 1.480 2.960 4933
GRAND TOTAL BANDING AGUNG
C 3 8 16 27 58 172 343 573 111 333 667 1.112 165 494 987 1.646
D 3.040,00 2.436,00 1.636,99 7.112,99 57.560,00 51.504,00 34.610,69 143.674,69 111.480,00 100.032,00 67.221,50 278.733,50 164.860,00 148.074,00 99.505,73 412.439,73
II BPR RANAU TENGAH
1 GEDONG BARU A 9 27 55 91 10 29 58 96 10 30 61 101 11 32 64 106
B 11 32 63 106 11 32 63 106 11 32 63 106 11 32 63 106
Kebutuhan Rumah (Tahun 2024) Kebutuhan Rumah (Tahun 2029) Kebutuhan Rumah (Tahun 2034) Kebutuhan Rumah (Tahun 2039)
Uraian
No Kecamatan/Desa
Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60,48 60,48
2 HANGKUSA A 10 29 59 98 10 31 62 103 11 32 65 108 11 34 68 113
B 11 33 67 111 11 33 67 111 11 33 67 111 11 33 67 111
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 340,00 306,00 104,83 750,83
3 JEPARA A 12 36 72 119 13 38 75 126 13 40 79 132 14 41 83 138
B 14 41 82 137 14 41 82 137 14 41 82 137 14 41 82 137
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 120,00 80,64 0,64
4 PADANG RATU A 11 33 65 109 11 34 69 115 12 36 72 120 13 38 76 126
B 12 37 75 124 12 37 75 124 12 37 75 124 12 37 75 124
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 600,00 240,00 60,48 900,48
5 PAKHDA SUKA A 6 18 36 59 6 19 38 63 7 20 40 66 7 21 42 69
B 7 20 41 68 7 20 41 68 7 20 41 68 7 20 41 68
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 228,00 52,42 200,42
6 SIMPANG SENDER A 127 381 762 1.271 137 411 822 1.370 147 441 881 1.469 0 470 940 1.567
B 140 420 841 1401 140 420 841 1401 140 420 841 1401 140 420 841 1401
C 0 0 0 0 0 0 0 0 7 21 40 68 17 50 99 166
D 0 0 0 0 0 0 0 0 6.880,00 6.192,00 4.060,22 17.132,22 16.680,00 15.012,00 9.987,26 41.679,26
7 SIMPANG SENDER TENGAH A 14 42 83 138 15 44 88 146 15 46 92 154 16 48 97 161
B 16 47 95 158 16 47 95 158 16 47 95 158 16 47 95 158
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100,00 390,00 161,28 651,28
8 SUBIK A 5 15 30 50 5 16 32 53 6 17 33 55 6 17 35 58
B 6 17 35 58 6 17 35 58 6 17 35 58 6 17 35 58
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 SUKA MARGA A 26 77 155 258 27 82 163 272 29 86 172 286 30 90 180 300
B 29 88 177 294 29 88 177 294 29 88 177 294 29 88 177 294
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 6
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.020,00 618,00 314,50 1.952,50
10 SUKABUMI A 11 34 68 113 12 36 72 119 13 38 75 125 13 39 79 131
B 13 39 78 130 13 39 78 130 13 39 78 130 13 39 78 130
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100,00 90,00 60,48 250,48
11 SUKARAMI A 15 44 88 146 15 46 93 154 16 49 97 162 17 51 102 170
B 17 50 101 168 17 50 101 168 17 50 101 168 17 50 101 168
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 300,00 100,80 400,80
12 TANJUNG BARU RANAU A 6 18 35 59 6 19 37 62 6 19 39 64 7 20 40 67
B 7 21 41 69 7 21 41 69 7 21 41 69 7 21 41 69
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Rumah (Tahun 2024) Kebutuhan Rumah (Tahun 2029) Kebutuhan Rumah (Tahun 2034) Kebutuhan Rumah (Tahun 2039)
Uraian
No Kecamatan/Desa
Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Kebutuhan Rumah (Tahun 2024) Kebutuhan Rumah (Tahun 2029) Kebutuhan Rumah (Tahun 2034) Kebutuhan Rumah (Tahun 2039)
Uraian
No Kecamatan/Desa
Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling Kaveling
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil Besar Sedang Kecil
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, kebutuhan akan sarana perumahan di
Kawasan Sekitar Danau Ranau pada 20 tahun mendatang 2039 diperkirakan berjumlah
17.415 unit dengan luas kebutuhan lahan sekitar 436,21 Ha atau 4.362.109,20 meter
persegi. Akan tetapi bila dilihat dari daya tampung kawasan diperkirakan dapat
menampung hingga 1.385.112 jiwa atau sekitar 277.022 KK atau rumah.
Selain perlu adanya penambahan fasilitas atau sarana perumahan dalam pemenuhan
kebutuhan sarana perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau, juga perlu adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas sarana perumahan/permukiman melalui perbaikan
bangunan rumah yang sudah tidak layak huni dan penambahan luas kaveling rumah
sesuai dengan standar kebutuhan yang sudah ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penambahan fasilitas / sarana perumahan dalam
upaya pemenuhan kebutuhan sarana perumahan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
sampai 20 tahun mendatang, dapat dilihat pada Gambar 4-33 berikut :
Gambar 4- 33
Perbandingan Jumlah Rumah Eksisting dengan Kebutuhan Penambahan Jumlah Rumah
sampai Tahun 2039 di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Sarana perdagangan dan jasa merupakan salah satu fasilitas pelayanan bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik dalam segi sandang, pangan maupun papan.
Sarana perdagangan dan jasa di Kawasan Sekitar Danau Ranau dilayani oleh Pasar pada
setiap Kecamatan, toko, warung dan bahkan pada setiap ibukota kecamatan sudah
terdapat minimarket. Keberadaan pasar di di setiap ibukota kecamatan masih bersifat
belum permanen, sehingga pada saat hari pasar akan menjadi pasar tumpah di pinggir
jalan kolektor maupun pada jalan lokal.
Sarana perdagangan dan jasa yang dibutuhkan di suatu kawasan sangat variatif, meliputi
warung, pertokoan, pasar, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Standar yang
digunakan dalam analisis kebutuhan sarana perdagangan dan jasa adalah dengan
menggunakan standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan dan luas tiap unit (m2) didapat dari Standar Cipta Karya Dept.PU
mengenai Penyediaan Sarana Perumahan.
Untuk standar sarana perdagangan terdiri dari 1 warung melayani 1.000 jiwa dengan
luasan 100 m2, 1 pertokoan melayani 5.000 jiwa dengan luasan 1.200 m2, 1 pasar (pusat
belanja lingkungan) melayani 30.000 jiwa dengan luasan 13.500 m2, dan untuk pusat
perbelanjaan melayani 120.000 jiwa dengan luasan 36.000 m2. Hasil analisis proyeksi
kebutuhan sarana perdagangan yang ada di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam kurun
waktu 20 tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 4-32 berikut :
Tabel 4- 32
Proyeksi Kebutuhan Sarana Perdagangan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. WARUNG
Jumlah
Warung Kebutuhan Warung (Unit) Luas Kebutuhan Warung (m2) Kebutuhan Penambahan Warung (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Warung (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksistin
g (Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 503 22 25 28 30 33 2.201 2.480 2.753 3.022 3.289 -481 -478 -475 -473 -470 -48.099 -47.820 -47.547 -47.278 -47.011
1 AIR RUPIK 15 1 1 1 1 2 124 132 140 148 155 -14 -14 -14 -14 -13 -1.376 -1.368 -1.360 -1.352 -1.345
2 BANDAR AGUNG RANAU 248 4 4 5 5 5 390 421 452 482 512 -244 -244 -243 -243 -243 -24.410 -24.379 -24.349 -24.318 -24.288
3 BANDING AGUNG 6 1 1 1 1 1 87 92 97 103 108 -5 -5 -5 -5 -5 -514 -508 -503 -497 -492
4 KARANG INDAH 5 0 0 0 0 0 37 39 41 43 45 -5 -5 -5 -5 -5 -463 -461 -459 -457 -455
5 MERBAU 26 1 1 1 1 1 89 95 101 106 112 -25 -25 -25 -25 -25 -2.511 -2.505 -2.499 -2.494 -2.488
6 PENANTIAN 10 1 1 1 1 1 75 80 85 89 93 -9 -9 -9 -9 -9 -925 -920 -916 -911 -907
7 RANTAU NIPIS 30 1 1 1 2 2 131 139 148 156 164 -29 -29 -29 -28 -28 -2.869 -2.861 -2.852 -2.844 -2.836
8 SIDODADI 13 1 1 1 1 1 67 69 72 74 77 -12 -12 -12 -12 -12 -1.233 -1.231 -1.228 -1.226 -1.223
9 SIPATUHU 35 2 2 2 2 3 204 217 231 244 257 -33 -33 -33 -33 -32 -3.296 -3.283 -3.269 -3.256 -3.243
10 SIPATUHU II 25 2 4 5 6 7 249 379 505 628 749 -23 -21 -20 -19 -18 -2.251 -2.121 -1.996 -1.873 -1.751
11 SUGIH WARAS 13 2 2 2 2 2 154 164 173 183 193 -11 -11 -11 -11 -11 -1.146 -1.137 -1.127 -1.117 -1.107
12 SUKA NEGERI 8 1 1 1 1 1 67 71 75 79 83 -7 -7 -7 -7 -7 -733 -729 -725 -721 -717
13 SUKAMAJU 5 1 1 1 1 1 71 75 79 83 87 -4 -4 -4 -4 -4 -429 -425 -421 -417 -413
14 SURABAYA 12 1 1 1 1 1 91 97 102 108 113 -11 -11 -11 -11 -11 -1.109 -1.103 -1.098 -1.092 -1.087
15 SURABAYA TIMUR 5 0 0 0 0 0 26 28 29 31 32 -5 -5 -5 -5 -5 -474 -472 -471 -469 -468
16 TANGSI AGUNG 6 0 0 0 0 1 41 44 46 49 51 -6 -6 -6 -6 -5 -559 -556 -554 -551 -549
17 TANJUNG AGUNG 9 1 1 1 1 1 96 102 108 114 120 -8 -8 -8 -8 -8 -804 -798 -792 -786 -780
18 TANJUNG HARAPAN 7 1 2 2 2 2 120 151 181 211 241 -6 -5 -5 -5 -5 -580 -550 -520 -489 -459
19 TERAP MULIA 5 0 0 0 0 0 36 38 40 42 44 -5 -5 -5 -5 -5 -464 -462 -460 -458 -456
20 WAY TIMAH 20 0 0 0 1 1 46 48 50 52 54 -20 -20 -20 -19 -19 -1.955 -1.952 -1.950 -1.948 -1.946
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 354 14 15 16 17 18 1.439 1.539 1.637 1.735 1.831 -340 -339 -338 -337 -336 -33.961 -33.861 -33.763 -33.666 -33.569
TENGAH
1 GEDONG BARU 4 0 0 0 1 1 43 46 48 51 53 -4 -4 -4 -3 -3 -357 -354 -352 -349 -347
2 HANGKUSA 4 0 0 1 1 1 46 49 52 54 57 -4 -4 -3 -3 -3 -354 -351 -348 -346 -343
3 JEPARA 3 1 1 1 1 1 57 60 63 66 69 -2 -2 -2 -2 -2 -244 -240 -237 -234 -231
4 PADANG RATU 11 1 1 1 1 1 52 55 57 60 63 -10 -10 -10 -10 -10 -1.049 -1.046 -1.043 -1.040 -1.037
5 PAKHDA SUKA 3 0 0 0 0 0 28 30 31 33 35 -3 -3 -3 -3 -3 -272 -270 -269 -267 -265
6 SIMPANG SENDER 240 6 6 7 7 8 585 635 685 734 783 -234 -234 -233 -233 -232 -23.415 -23.365 -23.315 -23.266 -23.217
7 SIMPANG SENDER TENGAH 11 1 1 1 1 1 65 69 73 77 81 -10 -10 -10 -10 -10 -1.035 -1.031 -1.027 -1.023 -1.020
8 SUBIK 6 0 0 0 0 0 24 25 27 28 29 -6 -6 -6 -6 -6 -576 -575 -574 -572 -571
9 SUKA MARGA 18 1 1 1 1 2 122 129 136 143 150 -17 -17 -17 -17 -16 -1.678 -1.671 -1.664 -1.657 -1.650
10 SUKABUMI 8 1 1 1 1 1 54 57 60 63 66 -7 -7 -7 -7 -7 -746 -743 -740 -737 -735
11 SUKARAMI 6 1 1 1 1 1 69 73 77 81 85 -5 -5 -5 -5 -5 -531 -527 -523 -519 -515
12 TANJUNG BARU RANAU 6 0 0 0 0 0 28 30 31 32 34 -6 -6 -6 -6 -6 -572 -571 -569 -568 -566
13 TANJUNG KEMALA 4 1 1 1 1 1 62 66 69 73 76 -3 -3 -3 -3 -3 -338 -334 -331 -328 -324
14 TANJUNG SARI 2 0 0 0 0 0 35 37 39 41 43 -2 -2 -2 -2 -2 -165 -163 -161 -159 -157
15 TANJUNG SETIA 17 1 1 1 1 1 110 117 123 130 136 -16 -16 -16 -16 -16 -1.590 -1.583 -1.577 -1.570 -1.564
Jumlah
Warung Kebutuhan Warung (Unit) Luas Kebutuhan Warung (m2) Kebutuhan Penambahan Warung (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Warung (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksistin
g (Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
16 WAY RELAI 11 1 1 1 1 1 59 63 66 70 73 -10 -10 -10 -10 -10 -1.041 -1.037 -1.034 -1.031 -1.027
III WARKUK RANAU SELATAN 258 13 16 18 21 23 1.337 1.579 1.818 2.055 2.290 -245 -242 -240 -237 -235 -24.463 -24.221 -23.982 -23.746 -23.510
1 BEDENG TIGA 30 2 3 4 5 6 193 287 379 470 561 -28 -27 -26 -25 -24 -2.807 -2.713 -2.621 -2.530 -2.439
2 GUNUNG AJI 10 1 1 2 2 2 125 146 166 186 206 -9 -9 -8 -8 -8 -875 -854 -834 -814 -794
3 KOTA BATU 140 3 4 4 4 4 338 366 393 420 446 -137 -136 -136 -136 -136 -13.662 -13.634 -13.607 -13.580 -13.554
4 PAGAR DEWA 10 2 3 3 4 4 232 273 313 354 395 -8 -7 -7 -6 -6 -768 -727 -687 -646 -606
5 PILLA 7 1 2 2 2 2 129 151 172 194 215 -6 -5 -5 -5 -5 -572 -549 -528 -506 -485
6 SUKAJAYA 10 1 1 1 1 1 76 89 102 115 128 -9 -9 -9 -9 -9 -924 -911 -898 -885 -872
7 TANJUNG BARU 5 1 1 1 1 1 99 106 112 119 125 -4 -4 -4 -4 -4 -401 -394 -388 -382 -375
8 TANJUNG JATI 46 1 2 2 2 2 145 163 180 197 214 -45 -44 -44 -44 -44 -4.455 -4.437 -4.420 -4.403 -4.386
- -
- - -
KAWASAN SEKITAR DANAU RANAU 1.115 49 56 62 68 74 4.977 5.598 6.208 6.812 7.410 -1066 -1059 -1041 -1047 -1041 106.52 105.90
105.292 104.690 104.090
3 2
B. PERTOKOAN
Jumlah
Pertokoan Kebutuhan Pertokoan (Unit) Luas Kebutuhan Pertokoan (m2) Kebutuhan Penambahan Pertokoan (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Pertokoan (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
- - - - -
I BANDING AGUNG 109 4 5 6 6 7 5.283 5.952 6.607 7.254 7.894 -105 -104 -103 -103 -102
125.517 124.848 124.193 123.546 122.906
1 AIR RUPIK 6 0 0 0 0 0 298 317 336 354 372 -6 -6 -6 -6 -6 -6.902 -6.883 -6.864 -6.846 -6.828
2 BANDAR AGUNG RANAU 45 1 1 1 1 1 936 1.011 1.084 1.156 1.228 -44 -44 -44 -44 -44 -53.064 -52.989 -52.916 -52.844 -52.772
3 BANDING AGUNG 5 0 0 0 0 0 208 221 234 246 259 -5 -5 -5 -5 -5 -5.792 -5.779 -5.766 -5.754 -5.741
4 KARANG INDAH 1 0 0 0 0 0 88 93 98 103 108 -1 -1 -1 -1 -1 -1.112 -1.107 -1.102 -1.097 -1.092
5 MERBAU 3 0 0 0 0 0 215 228 242 255 269 -3 -3 -3 -3 -3 -3.385 -3.372 -3.358 -3.345 -3.331
6 PENANTIAN 3 0 0 0 0 0 181 192 203 214 224 -3 -3 -3 -3 -3 -3.419 -3.408 -3.397 -3.386 -3.376
7 RANTAU NIPIS 4 0 0 0 0 0 314 334 354 374 393 -4 -4 -4 -4 -4 -4.486 -4.466 -4.446 -4.426 -4.407
8 SIDODADI 2 0 0 0 0 0 161 167 173 179 184 -2 -2 -2 -2 -2 -2.239 -2.233 -2.227 -2.221 -2.216
9 SIPATUHU 4 0 0 0 0 1 489 522 554 586 618 -4 -4 -4 -4 -3 -4.311 -4.278 -4.246 -4.214 -4.182
10 SIPATUHU II 3 0 1 1 1 1 599 910 1.211 1.506 1.798 -3 -2 -2 -2 -2 -3.001 -2.690 -2.389 -2.094 -1.802
11 SUGIH WARAS 9 0 0 0 0 0 369 392 416 439 463 -9 -9 -9 -9 -9 -10.431 -10.408 -10.384 -10.361 -10.337
12 SUKA NEGERI 2 0 0 0 0 0 162 171 181 190 199 -2 -2 -2 -2 -2 -2.238 -2.229 -2.219 -2.210 -2.201
13 SUKAMAJU 3 0 0 0 0 0 169 180 189 199 209 -3 -3 -3 -3 -3 -3.431 -3.420 -3.411 -3.401 -3.391
14 SURABAYA 3 0 0 0 0 0 218 232 245 258 271 -3 -3 -3 -3 -3 -3.382 -3.368 -3.355 -3.342 -3.329
15 SURABAYA TIMUR 1 0 0 0 0 0 62 66 70 74 77 -1 -1 -1 -1 -1 -1.138 -1.134 -1.130 -1.126 -1.123
16 TANGSI AGUNG 2 0 0 0 0 0 99 105 111 117 122 -2 -2 -2 -2 -2 -2.301 -2.295 -2.289 -2.283 -2.278
17 TANJUNG AGUNG 6 0 0 0 0 0 231 245 259 274 287 -6 -6 -6 -6 -6 -6.969 -6.955 -6.941 -6.926 -6.913
18 TANJUNG HARAPAN 4 0 0 0 0 0 289 361 433 505 577 -4 -4 -4 -4 -4 -4.511 -4.439 -4.367 -4.295 -4.223
19 TERAP MULIA 1 0 0 0 0 0 86 91 96 100 105 -1 -1 -1 -1 -1 -1.114 -1.109 -1.104 -1.100 -1.095
Jumlah
Pertokoan Kebutuhan Pertokoan (Unit) Luas Kebutuhan Pertokoan (m2) Kebutuhan Penambahan Pertokoan (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Pertokoan (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
20 WAY TIMAH 2 0 0 0 0 0 109 114 119 124 129 -2 -2 -2 -2 -2 -2.291 -2.286 -2.281 -2.276 -2.271
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 43 3 3 3 3 4 3.453 3.694 3.930 4.163 4.395 -40 -40 -40 -40 -39 -48.147 -47.906 -47.670 -47.437 -47.205
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 104 110 115 121 127 0 0 0 0 0 104 110 115 121 127
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 111 117 124 130 136 0 0 0 0 0 111 117 124 130 136
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 136 143 151 158 166 0 0 0 0 0 136 143 151 158 166
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 124 131 138 144 151 0 0 0 0 0 124 131 138 144 151
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 67 71 75 79 83 0 0 0 0 0 67 71 75 79 83
6 SIMPANG SENDER 32 1 1 1 1 2 1.404 1.525 1.644 1.763 1.880 -31 -31 -31 -31 -30 -36.996 -36.875 -36.756 -36.637 -36.520
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 157 166 175 184 193 0 0 0 0 0 157 166 175 184 193
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 57 60 64 66 70 0 0 0 0 0 57 60 64 66 70
9 SUKA MARGA 8 0 0 0 0 0 292 310 327 343 360 -8 -8 -8 -8 -8 -9.308 -9.290 -9.273 -9.257 -9.240
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 129 136 143 150 157 0 0 0 0 0 129 136 143 150 157
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 166 175 185 195 204 0 0 0 0 0 166 175 185 195 204
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 67 71 74 77 81 0 0 0 0 0 67 71 74 77 81
13 TANJUNG KEMALA 2 0 0 0 0 0 149 157 166 174 182 -2 -2 -2 -2 -2 -2.251 -2.243 -2.234 -2.226 -2.218
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 84 89 94 98 103 0 0 0 0 0 84 89 94 98 103
15 TANJUNG SETIA 1 0 0 0 0 0 264 280 296 311 326 -1 -1 -1 -1 -1 -936 -920 -904 -889 -874
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 143 151 159 167 175 0 0 0 0 0 143 151 159 167 175
III WARKUK RANAU SELATAN 36 3 3 4 4 5 3.209 3.790 4.363 4.931 5.495 -33 -33 -32 -32 -31 -39.991 -39.410 -38.837 -38.269 -37.705
1 BEDENG TIGA 0 0 1 1 1 1 464 688 910 1.129 1.347 0 1 1 1 1 464 688 910 1.129 1.347
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 301 349 398 447 495 0 0 0 0 0 301 349 398 447 495
3 KOTA BATU 30 1 1 1 1 1 812 879 944 1.007 1.070 -29 -29 -29 -29 -29 -35.188 -35.121 -35.056 -34.993 -34.930
4 PAGAR DEWA 0 0 1 1 1 1 556 654 752 850 947 0 1 1 1 1 556 654 752 850 947
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 308 361 414 465 516 0 0 0 0 0 308 361 414 465 516
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 183 214 245 276 306 0 0 0 0 0 183 214 245 276 306
7 TANJUNG BARU 6 0 0 0 0 0 237 253 269 284 300 -6 -6 -6 -6 -6 -6.963 -6.947 -6.931 -6.916 -6.900
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 348 390 432 473 514 0 0 0 0 0 348 390 432 473 514
GRAND TOTAL 188 10 11 13 13 16 11945 13436 14900 16348 17784 -178 -177 -175 -175 -172 -213655 -212164 -210700 -209252 -207816
Jumlah
Pusat Luas Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan Kebutuhan Penambahan Pusat Perbenjaan Luas Kebutuhan Penambahan Pusat
Belanja Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan (Unit)
No. Kecamatan/Desa (m2) Lingkungan (Unit) Perbenjaan Lingkungan (m2)
Lingkungan
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
Jumlah
Pusat Luas Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan Kebutuhan Penambahan Pusat Perbenjaan Luas Kebutuhan Penambahan Pusat
Belanja Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan (Unit)
No. Kecamatan/Desa (m2) Lingkungan (Unit) Perbenjaan Lingkungan (m2)
Lingkungan
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 1 1 1 1 1 1 9.905 11.161 12.388 13.601 14.802 0 0 0 0 0 -3.595 -2.339 -1.112 101 1.302
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 559 594 630 664 698 0 0 0 0 0 559 594 630 664 698
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 0 0 0 0 0 1.756 1.895 2.032 2.168 2.303 0 0 0 0 0 1.756 1.895 2.032 2.168 2.303
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 389 414 438 462 486 0 0 0 0 0 389 414 438 462 486
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 166 175 185 194 203 0 0 0 0 0 166 175 185 194 203
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 402 428 453 478 504 0 0 0 0 0 402 428 453 478 504
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 339 360 380 401 420 0 0 0 0 0 339 360 380 401 420
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 589 627 664 701 738 0 0 0 0 0 589 627 664 701 738
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 301 312 324 335 346 0 0 0 0 0 301 312 324 335 346
- - - - -
9 SIPATUHU 1 0 0 0 0 0 917 978 1.039 1.099 1.158 -1 -1 -1 -1 -1
12.583 12.522 12.461 12.401 12.342
10 SIPATUHU II 0 0 0 0 0 0 1.122 1.706 2.270 2.824 3.371 0 0 0 0 0 1.122 1.706 2.270 2.824 3.371
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 691 736 780 824 868 0 0 0 0 0 691 736 780 824 868
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 303 321 339 356 374 0 0 0 0 0 303 321 339 356 374
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 318 337 355 373 392 0 0 0 0 0 318 337 355 373 392
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 410 435 460 484 509 0 0 0 0 0 410 435 460 484 509
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 117 124 131 138 145 0 0 0 0 0 117 124 131 138 145
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 185 197 207 219 230 0 0 0 0 0 185 197 207 219 230
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 432 460 486 513 539 0 0 0 0 0 432 460 486 513 539
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 0 542 677 812 948 1.083 0 0 0 0 0 542 677 812 948 1.083
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 162 171 180 188 197 0 0 0 0 0 162 171 180 188 197
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 205 214 223 233 242 0 0 0 0 0 205 214 223 233 242
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 1 0 1 1 1 1 6.475 6.926 7.368 7.805 8.240 -1 0 0 0 0 -7.025 -6.575 -6.132 -5.695 -5.260
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 194 206 216 228 239 0 0 0 0 0 194 206 216 228 239
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 208 220 232 243 255 0 0 0 0 0 208 220 232 243 255
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 254 269 283 297 311 0 0 0 0 0 254 269 283 297 311
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 232 245 258 271 284 0 0 0 0 0 232 245 258 271 284
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 126 134 141 149 156 0 0 0 0 0 126 134 141 149 156
- - - -
6 SIMPANG SENDER 1 0 0 0 0 0 2.633 2.859 3.083 3.305 3.525 -1 -1 -1 -1 -1 -9.975
10.868 10.641 10.417 10.195
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 294 311 329 346 362 0 0 0 0 0 294 311 329 346 362
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 108 113 119 125 131 0 0 0 0 0 108 113 119 125 131
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 548 581 612 644 675 0 0 0 0 0 548 581 612 644 675
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 241 255 268 282 295 0 0 0 0 0 241 255 268 282 295
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 311 329 347 365 383 0 0 0 0 0 311 329 347 365 383
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 126 133 139 145 151 0 0 0 0 0 126 133 139 145 151
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 279 295 311 326 342 0 0 0 0 0 279 295 311 326 342
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 158 167 176 185 193 0 0 0 0 0 158 167 176 185 193
Jumlah
Pusat Luas Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan Kebutuhan Penambahan Pusat Perbenjaan Luas Kebutuhan Penambahan Pusat
Belanja Kebutuhan Pusat Belanja Lingkungan (Unit)
No. Kecamatan/Desa (m2) Lingkungan (Unit) Perbenjaan Lingkungan (m2)
Lingkungan
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 495 526 555 584 612 0 0 0 0 0 495 526 555 584 612
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 267 283 298 313 328 0 0 0 0 0 267 283 298 313 328
III WARKUK RANAU SELATAN 1 0 1 1 1 1 6.017 7.106 8.181 9.245 10.303 -1 0 0 0 0 -7.483 -6.394 -5.319 -4.255 -3.197
1 BEDENG TIGA 0 0 0 0 0 0 869 1.290 1.706 2.117 2.525 0 0 0 0 0 869 1.290 1.706 2.117 2.525
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 564 655 747 837 928 0 0 0 0 0 564 655 747 837 928
- - - - -
3 KOTA BATU 1 0 0 0 0 0 1.522 1.648 1.769 1.889 2.006 -1 -1 -1 -1 -1
11.978 11.852 11.731 11.611 11.494
4 PAGAR DEWA 0 0 0 0 0 0 1.042 1.227 1.410 1.593 1.775 0 0 0 0 0 1.042 1.227 1.410 1.593 1.775
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 578 678 775 872 968 0 0 0 0 0 578 678 775 872 968
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 344 401 459 517 575 0 0 0 0 0 344 401 459 517 575
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 445 475 504 533 562 0 0 0 0 0 445 475 504 533 562
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 653 732 810 887 964 0 0 0 0 0 653 732 810 887 964
- - -
GRAND TOTAL 3 1 3 3 3 3 22397 25193 27937 30651 33345 -2 0 0 0 0 -9849 -7155
18103 15308 12563
Jumlah
Pusat Kebutuhan Penambahan Pusat Luas Kebutuhan Penambahan Pusat Perbenjaan
Kebutuhan Pusat Perbelanjaan (Unit) Luas Kebutuhan Pusat Perbelanjaan (m2)
No. Kecamatan/Desa Perbelanjaan Perbenjaan (Unit) (m2)
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 1 0 0 0 0 0 6.603 7.441 8.258 9.067 9.868 -1 -1 -1 -1 -1 -29.397 -28.559 -27.742 -26.933 -26.132
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 373 396 420 443 466 0 0 0 0 0 373 396 420 443 466
2 BANDAR AGUNG RANAU 1 0 0 0 0 0 1.171 1.263 1.355 1.445 1.535 -1 -1 -1 -1 -1 -34.829 -34.737 -34.646 -34.555 -34.465
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 260 276 292 308 324 0 0 0 0 0 260 276 292 308 324
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 110 117 123 129 135 0 0 0 0 0 110 117 123 129 135
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 268 285 302 319 336 0 0 0 0 0 268 285 302 319 336
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 226 240 254 267 280 0 0 0 0 0 226 240 254 267 280
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 393 418 443 467 492 0 0 0 0 0 393 418 443 467 492
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 201 208 216 223 230 0 0 0 0 0 201 208 216 223 230
9 SIPATUHU 0 0 0 0 0 0 611 652 693 733 772 0 0 0 0 0 611 652 693 733 772
10 SIPATUHU II 0 0 0 0 0 0 748 1.137 1.514 1.883 2.247 0 0 0 0 0 748 1.137 1.514 1.883 2.247
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 461 491 520 549 579 0 0 0 0 0 461 491 520 549 579
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 202 214 226 238 249 0 0 0 0 0 202 214 226 238 249
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 212 224 237 249 261 0 0 0 0 0 212 224 237 249 261
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 273 290 307 323 339 0 0 0 0 0 273 290 307 323 339
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 78 83 87 92 97 0 0 0 0 0 78 83 87 92 97
Jumlah
Pusat Kebutuhan Penambahan Pusat Luas Kebutuhan Penambahan Pusat Perbenjaan
Kebutuhan Pusat Perbelanjaan (Unit) Luas Kebutuhan Pusat Perbelanjaan (m2)
No. Kecamatan/Desa Perbelanjaan Perbenjaan (Unit) (m2)
Eksisting
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 124 131 138 146 153 0 0 0 0 0 124 131 138 146 153
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 288 307 324 342 359 0 0 0 0 0 288 307 324 342 359
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 0 361 452 542 632 722 0 0 0 0 0 361 452 542 632 722
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 108 114 120 125 131 0 0 0 0 0 108 114 120 125 131
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 137 143 149 155 161 0 0 0 0 0 137 143 149 155 161
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 2 0 0 0 0 0 4.316 4.617 4.912 5.204 5.493 -2 -2 -2 -2 -2 -67.684 -67.383 -67.088 -66.797 -66.507
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 130 137 144 152 159 0 0 0 0 0 130 137 144 152 159
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 139 147 155 162 170 0 0 0 0 0 139 147 155 162 170
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 170 179 189 198 207 0 0 0 0 0 170 179 189 198 207
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 155 164 172 181 189 0 0 0 0 0 155 164 172 181 189
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 84 89 94 99 104 0 0 0 0 0 84 89 94 99 104
6 SIMPANG SENDER 2 0 0 0 0 0 1.755 1.906 2.055 2.203 2.350 -2 -2 -2 -2 -2 -70.245 -70.094 -69.945 -69.797 -69.650
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 196 208 219 230 242 0 0 0 0 0 196 208 219 230 242
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 72 76 80 83 87 0 0 0 0 0 72 76 80 83 87
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 365 387 408 429 450 0 0 0 0 0 365 387 408 429 450
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 161 170 179 188 197 0 0 0 0 0 161 170 179 188 197
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 207 219 231 243 255 0 0 0 0 0 207 219 231 243 255
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 84 89 93 97 101 0 0 0 0 0 84 89 93 97 101
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 186 197 207 218 228 0 0 0 0 0 186 197 207 218 228
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 106 112 117 123 129 0 0 0 0 0 106 112 117 123 129
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 330 350 370 389 408 0 0 0 0 0 330 350 370 389 408
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 178 188 199 209 218 0 0 0 0 0 178 188 199 209 218
III WARKUK RANAU SELATAN 1 0 0 0 0 0 4.012 4.737 5.454 6.164 6.869 -1 -1 -1 -1 -1 -31.988 -31.263 -30.546 -29.837 -29.131
1 BEDENG TIGA 0 0 0 0 0 0 580 860 1.137 1.411 1.684 0 0 0 0 0 580 860 1.137 1.411 1.684
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 376 437 498 558 619 0 0 0 0 0 376 437 498 558 619
3 KOTA BATU 1 0 0 0 0 0 1.015 1.099 1.180 1.259 1.337 -1 -1 -1 -1 -1 -34.985 -34.901 -34.820 -34.741 -34.663
4 PAGAR DEWA 0 0 0 0 0 0 695 818 940 1.062 1.184 0 0 0 0 0 695 818 940 1.062 1.184
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 386 452 517 581 646 0 0 0 0 0 386 452 517 581 646
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 229 268 306 345 383 0 0 0 0 0 229 268 306 345 383
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 297 317 336 356 374 0 0 0 0 0 297 317 336 356 374
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 435 488 540 591 643 0 0 0 0 0 435 488 540 591 643
- - - - -
GRAND TOTAL 4 0 0 0 0 0 14931 16795 18624 20435 22230 -4 -4 -4 -4 -4
129069 127205 125376 123567 121770
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Keterangan :
Angka minus (-) menunjukan bahwa tidak perlu adanya penambahan fasilitas / sarana atau dengan kata lain nol (0), karena sudah terpenuhi dengan jumlah fasilitas/sarana eksisting (sudah melebihi kebutuhan ideal)
Penduduk pendukung dan luas tiap unit (m2) didapat dari standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Standar Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana Perumahan
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa kebutuhan akan sarana
perdagangan dan jasa di Kawasan Sekitar Danau Ranau pada 20 tahun mendatang (2039)
diperkirakan masih dapat tercukupi.
Sarana perdagangan dan jasa memegang peranan penting dalam proses pemenuhan
kebutuhan penduduk. Sarana ini juga memiliki pengaruh terhadap pengembangan
Kawasan Sekitar Danau Ranau yang berpotensi sebagai pariwisata dan
pertanian/perkebunan.
Sarana pelayanan umum yang akan dianalisis disini terdiri dari sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana peribadatan serta sarana olahraga dan rekreasi. Standar yang
digunakan dalam analisis kebutuhan sarana perdagangan dan jasa adalah dengan
menggunakan standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan dan Standar Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana
Perumahan.
Sarana pendidikan merupakan salah satu fasilitas vital bagi pembangunan sumber daya
manusia suatu bangsa. Fasilitas pendidikan terdiri dari fasilitas pendidikan formal dan
fasilitas pendidikan informal. Fasilitas pendidikan formal meliputi SD, SMP, SMA.
Kondisi sarana Pendidikan di Kawasan Sekitar Danau Ranau sudah dilayani hampir
merata pada setiap desa yang ada. Baik itu mulai dari TK, SD, SMP dan SMA/SMK. Untuk
kejenjang perguruan tinggi atau Akademi, masyakat di Kawasan Sekitar Danau Ranau
bersekolah di Ibukota kabupaten dan Ibukota Provinsi. Keberadaan sarana pendidikan di
Kawasan Sekitar Danau Ranau saat ini sekitar 97 unit yang tersebar di 4 Kecamatan, dan
terdiri dari 20 unit TK, 56 Unit SD, 14 Unit SMP dan 7 Unit SMA.
Dalam memenuhi kebutuhan sarana pendidikan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam
kurun waktu 20 tahun mendatang (2039), diperlukan analisis proyeksi kebutuhan sarana
pendidikan dengan standar operasional untuk 1 TK melayani 1.250 jiwa dengan luasan
1.200 m2, 1 SD melayani 1.600 jiwa dengan luasan 3.600 m2, 1 SMP melayani 4.800 jiwa
dengan luasan 2.700 m2, 1 SMA melayani 4.800 jiwa dengan luasan 2.700 m2. Dalam
melakukan analisis proyeksi kebutuhan sarana pendidikan di kawasan ini adalah
menggunakan dasar perhitungan dari jumlah penduduk proyeksi. Hasil analisis proyeksi
kebutuhan sarana pendidikan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat dilihat pada Tabel
4-33.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa kebutuhan sarana
pendidikan di Kawasan Sekitar Danau Ranau pada 20 tahun mendatang (2039)
diperkirakan masih dapat tercukupi untuk jenjang SD, hanya saja perlu adanya
penambahan sarana pendidikan lainnya yang diantaranya :
1. SMP sebanyak 4 unit dengan kebutuhan lahan sekitar 1,12 ha (11.179,69 m2) ;
2. SMA sebanyak 11 unit dengan kebutuhan lahan sekitar 30,01 ha (30.079,69 m2) ;
dan
3. Penyediaan sekolah yang khusus untuk memberi pengetahuan dan keterampilan di
bidang pariwisata dan pertanian dengan kategori SPU Skala Kota (SPU-1.1), berupa
SMK dan PT atau Akademi, hal ini dikarenakan Kawasan Sekitar Danau Ranau
merupakan kawasan pariwisata dan pertanian/perkebunan.
Tabel 4- 33
Kebutuhan Sarana Pendidikan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. SEKOLAH DASAR (SD)
Jumlah
Kebutuhan SD (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SD (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SD (m2)
SD
No. Kecamatan / Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
-
I BANDING AGUNG 18 14 16 17 19 21 49.525 55.805 61.938 68.004 74.009 -4 -2 -1 1 3 -8.996 -2.862 3.204 9.209
15.275
1 AIR RUPIK 1 1 1 1 1 1 2.795 2.972 3.148 3.321 3.492 0 0 0 0 0 -806 -628 -452 -279 -108
2 BANDAR AGUNG RANAU 2 2 3 3 3 3 8.780 9.475 10.159 10.838 11.513 0 1 1 1 1 1.580 2.275 2.959 3.638 4.313
3 BANDING AGUNG 1 1 1 1 1 1 1.946 2.070 2.189 2.311 2.430 0 0 0 0 0 -1.654 -1.530 -1.411 -1.289 -1.170
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 828 875 923 968 1.013 0 0 0 0 0 828 875 923 968 1.013
5 MERBAU 1 1 1 1 1 1 2.012 2.140 2.266 2.392 2.518 0 0 0 0 0 -1.589 -1.460 -1.334 -1.208 -1.082
6 PENANTIAN 1 0 1 1 1 1 1.697 1.800 1.901 2.003 2.102 -1 -1 0 0 0 -1.904 -1.800 -1.699 -1.598 -1.499
7 RANTAU NIPIS 1 1 1 1 1 1 2.945 3.134 3.321 3.506 3.688 0 0 0 0 0 -655 -466 -279 -95 88
8 SIDODADI 1 0 0 0 0 0 1.505 1.562 1.618 1.674 1.728 -1 -1 -1 -1 -1 -2.095 -2.039 -1.982 -1.926 -1.872
9 SIPATUHU 1 1 1 1 2 2 4.583 4.892 5.195 5.495 5.792 0 0 0 1 1 983 1.292 1.595 1.895 2.192
10 SIPATUHU II 1 2 2 3 4 5 5.612 8.528 11.351 14.119 16.853 1 1 2 3 4 2.012 4.928 7.751 10.519 13.253
11 SUGIH WARAS 2 1 1 1 1 1 3.456 3.679 3.899 4.120 4.340 -1 -1 -1 -1 -1 -3.744 -3.521 -3.301 -3.080 -2.860
12 SUKA NEGERI 1 0 0 0 0 1 1.517 1.607 1.694 1.782 1.870 -1 -1 -1 -1 0 -2.084 -1.994 -1.906 -1.818 -1.730
13 SUKAMAJU 1 0 0 0 1 1 1.589 1.683 1.775 1.865 1.958 -1 -1 -1 0 0 -2.012 -1.917 -1.825 -1.735 -1.643
14 SURABAYA 2 1 1 1 1 1 2.048 2.176 2.300 2.421 2.545 -1 -1 -1 -1 -1 -5.153 -5.024 -4.901 -4.779 -4.655
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 585 621 655 691 725 0 0 0 0 0 585 621 655 691 725
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 927 983 1.037 1.094 1.148 0 0 0 0 0 927 983 1.037 1.094 1.148
17 TANJUNG AGUNG 1 1 1 1 1 1 2.162 2.300 2.432 2.565 2.693 0 0 0 0 0 -1.438 -1.301 -1.168 -1.035 -907
18 TANJUNG HARAPAN 1 1 1 1 1 2 2.709 3.386 4.061 4.739 5.414 0 0 0 0 1 -891 -214 461 1.139 1.814
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 808 853 898 941 983 0 0 0 0 0 808 853 898 941 983
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 1.024 1.071 1.116 1.163 1.208 0 0 0 0 0 1.024 1.071 1.116 1.163 1.208
- - - - -
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 15 9 10 10 11 11 32.373 34.628 36.839 39.026 41.200 -6 -5 -5 -4 -4
21.627 19.373 17.161 14.974 12.800
1 GEDONG BARU 1 0 0 0 0 0 972 1.028 1.082 1.139 1.193 -1 -1 -1 -1 -1 -2.628 -2.572 -2.518 -2.462 -2.408
2 HANGKUSA 1 0 0 0 0 0 1.040 1.100 1.161 1.217 1.276 -1 -1 -1 -1 -1 -2.561 -2.500 -2.439 -2.383 -2.324
3 JEPARA 1 0 0 0 0 0 1.271 1.343 1.415 1.485 1.553 -1 -1 -1 -1 -1 -2.329 -2.257 -2.185 -2.115 -2.048
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 1.159 1.226 1.289 1.355 1.418 0 0 0 0 0 1.159 1.226 1.289 1.355 1.418
5 PAKHDA SUKA 1 0 0 0 0 0 630 668 707 743 779 -1 -1 -1 -1 -1 -2.970 -2.932 -2.894 -2.858 -2.822
6 SIMPANG SENDER 4 4 4 4 5 5 13.163 14.297 15.415 16.524 17.627 0 0 0 1 1 -1.238 -104 1.015 2.124 3.227
7 SIMPANG SENDER TENGAH 1 0 0 0 0 1 1.469 1.557 1.643 1.728 1.811 -1 -1 -1 -1 0 -2.131 -2.043 -1.958 -1.872 -1.789
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 538 567 596 623 653 0 0 0 0 0 538 567 596 623 653
9 SUKA MARGA 2 1 1 1 1 1 2.738 2.903 3.062 3.220 3.377 -1 -1 -1 -1 -1 -4.462 -4.298 -4.138 -3.980 -3.823
10 SUKABUMI 1 0 0 0 0 0 1.206 1.276 1.341 1.409 1.474 -1 -1 -1 -1 -1 -2.394 -2.324 -2.259 -2.192 -2.126
11 SUKARAMI 1 0 0 0 1 1 1.555 1.645 1.735 1.825 1.913 -1 -1 -1 0 0 -2.045 -1.955 -1.865 -1.775 -1.688
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 632 664 695 725 756 0 0 0 0 0 632 664 695 725 756
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 1.395 1.476 1.555 1.631 1.710 0 0 0 0 0 1.395 1.476 1.555 1.631 1.710
14 TANJUNG SARI 1 0 0 0 0 0 792 837 880 923 965 -1 -1 -1 -1 -1 -2.808 -2.763 -2.720 -2.678 -2.635
15 TANJUNG SETIA 1 1 1 1 1 1 2.477 2.628 2.774 2.918 3.060 0 0 0 0 0 -1.123 -972 -826 -682 -540
Jumlah
Kebutuhan SD (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SD (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SD (m2)
SD
No. Kecamatan / Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 1.337 1.413 1.490 1.564 1.638 0 0 0 0 0 1.337 1.413 1.490 1.564 1.638
III WARKUK RANAU SELATAN 10 8 10 11 13 14 30.087 35.530 40.903 46.226 51.516 -2 0 1 3 4 -5.913 -470 4.903 10.226 15.516
1 BEDENG TIGA 1 1 2 2 3 4 4.347 6.451 8.528 10.584 12.627 0 1 1 2 3 747 2.851 4.928 6.984 9.027
2 GUNUNG AJI 1 1 1 1 1 1 2.819 3.276 3.733 4.187 4.640 0 0 0 0 0 -781 -324 133 587 1.040
3 KOTA BATU 3 2 2 2 3 3 7.610 8.240 8.847 9.443 10.031 -1 -1 -1 0 0 -3.191 -2.561 -1.953 -1.357 -770
4 PAGAR DEWA 1 1 2 2 2 2 5.211 6.134 7.052 7.965 8.876 0 1 1 1 1 1.611 2.534 3.452 4.365 5.276
5 PILLA 1 1 1 1 1 1 2.891 3.389 3.877 4.361 4.842 0 0 0 0 0 -709 -212 277 761 1.242
6 SUKAJAYA 1 0 1 1 1 1 1.719 2.007 2.297 2.585 2.873 -1 0 0 0 0 -1.881 -1.593 -1.303 -1.015 -727
7 TANJUNG BARU 0 1 1 1 1 1 2.225 2.376 2.522 2.666 2.808 1 1 1 1 1 2.225 2.376 2.522 2.666 2.808
8 TANJUNG JATI 2 1 1 1 1 1 3.265 3.659 4.048 4.435 4.820 -1 -1 -1 -1 -1 -3.935 -3.542 -3.152 -2.765 -2.381
GRAND TOTAL 43 31 36 38 43 46 111985 125963 139680 153256 166725 -12 -7 -5 0 3 -42815 -28839 -15120 -1544 11925
Jumlah SMP Kebutuhan SMP (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SMP (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SMP (m2)
No. Kecamatan / Desa Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 2 5 5 6 6 7 12.381 13.951 15.485 17.001 18.502 3 3 4 4 5 6.981 8.551 10.085 11.601 13.102
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 699 743 787 830 873 0 0 0 0 0 699 743 787 830 873
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 1 1 1 1 1 2.195 2.369 2.540 2.710 2.878 1 1 1 1 1 2.195 2.369 2.540 2.710 2.878
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 487 518 547 578 608 0 0 0 0 0 487 518 547 578 608
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 207 219 231 242 253 0 0 0 0 0 207 219 231 242 253
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 503 535 566 598 629 0 0 0 0 0 503 535 566 598 629
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 424 450 475 501 525 0 0 0 0 0 424 450 475 501 525
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 736 784 830 876 922 0 0 0 0 0 736 784 830 876 922
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 376 390 404 419 432 0 0 0 0 0 376 390 404 419 432
9 SIPATUHU 1 0 0 0 1 1 1.146 1.223 1.299 1.374 1.448 -1 -1 -1 0 0 -1.554 -1.477 -1.401 -1.326 -1.252
10 SIPATUHU II 0 1 1 1 1 2 1.403 2.132 2.838 3.530 4.213 1 1 1 1 2 1.403 2.132 2.838 3.530 4.213
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 864 920 975 1.030 1.085 0 0 0 0 0 864 920 975 1.030 1.085
12 SUKA NEGERI 1 0 0 0 0 0 379 402 424 446 467 -1 -1 -1 -1 -1 -2.321 -2.298 -2.276 -2.255 -2.233
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 397 421 444 466 489 0 0 0 0 0 397 421 444 466 489
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 512 544 575 605 636 0 0 0 0 0 512 544 575 605 636
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 146 155 164 173 181 0 0 0 0 0 146 155 164 173 181
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 232 246 259 273 287 0 0 0 0 0 232 246 259 273 287
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 541 575 608 641 673 0 0 0 0 0 541 575 608 641 673
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 1 677 847 1.015 1.185 1.353 0 0 0 0 1 677 847 1.015 1.185 1.353
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 202 213 224 235 246 0 0 0 0 0 202 213 224 235 246
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 256 268 279 291 302 0 0 0 0 0 256 268 279 291 302
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 3 3 3 3 4 4 8.093 8.657 9.210 9.757 10.300 0 0 0 1 1 -7 557 1.110 1.657 2.200
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 243 257 271 285 298 0 0 0 0 0 243 257 271 285 298
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 260 275 290 304 319 0 0 0 0 0 260 275 290 304 319
Jumlah SMP Kebutuhan SMP (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SMP (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SMP (m2)
No. Kecamatan / Desa Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 318 336 354 371 388 0 0 0 0 0 318 336 354 371 388
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 290 307 322 339 354 0 0 0 0 0 290 307 322 339 354
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 158 167 177 186 195 0 0 0 0 0 158 167 177 186 195
6 SIMPANG SENDER 2 1 1 1 2 2 3.291 3.574 3.854 4.131 4.407 -1 -1 -1 0 0 -2.109 -1.826 -1.546 -1.269 -993
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 367 389 411 432 453 0 0 0 0 0 367 389 411 432 453
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 134 142 149 156 163 0 0 0 0 0 134 142 149 156 163
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 685 726 766 805 844 0 0 0 0 0 685 726 766 805 844
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 302 319 335 352 368 0 0 0 0 0 302 319 335 352 368
11 SUKARAMI 1 0 0 0 0 0 389 411 434 456 478 -1 -1 -1 -1 -1 -2.311 -2.289 -2.266 -2.244 -2.222
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 158 166 174 181 189 0 0 0 0 0 158 166 174 181 189
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 349 369 389 408 428 0 0 0 0 0 349 369 389 408 428
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 198 209 220 231 241 0 0 0 0 0 198 209 220 231 241
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 619 657 694 730 765 0 0 0 0 0 619 657 694 730 765
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 334 353 372 391 410 0 0 0 0 0 334 353 372 391 410
III WARKUK RANAU SELATAN 4 3 3 4 4 5 7.522 8.882 10.226 11.557 12.879 -1 -1 0 0 1 -3.278 -1.918 -574 757 2.079
1 BEDENG TIGA 0 0 1 1 1 1 1.087 1.613 2.132 2.646 3.157 0 1 1 1 1 1.087 1.613 2.132 2.646 3.157
2 GUNUNG AJI 1 0 0 0 0 0 705 819 933 1.047 1.160 -1 -1 -1 -1 -1 -1.995 -1.881 -1.767 -1.653 -1.540
3 KOTA BATU 0 1 1 1 1 1 1.902 2.060 2.212 2.361 2.508 1 1 1 1 1 1.902 2.060 2.212 2.361 2.508
4 PAGAR DEWA 1 0 1 1 1 1 1.303 1.533 1.763 1.991 2.219 -1 0 0 0 0 -1.397 -1.167 -937 -709 -481
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 723 847 969 1.090 1.211 0 0 0 0 0 723 847 969 1.090 1.211
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 430 502 574 646 718 0 0 0 0 0 430 502 574 646 718
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 556 594 631 667 702 0 0 0 0 0 556 594 631 667 702
8 TANJUNG JATI 2 0 0 0 0 0 816 915 1.012 1.109 1.205 -2 -2 -2 -2 -2 -4.584 -4.485 -4.388 -4.291 -4.195
GRAND TOTAL 9 11 11 13 14 16 27.996 31.490 34.921 38.315 41.681 2 2 4 5 7 3.696 7.190 10.621 14.015 17.381
Jumlah
SMA Kebutuhan SMA (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SMA (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SMA (m2)
No. Kecamatan / Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 1 5 5 6 6 7 12.381 13.951 15.485 17.001 18.502 4 4 5 5 6 9.681 11.251 12.785 14.301 15.802
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 699 743 787 830 873 0 0 0 0 0 699 743 787 830 873
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 1 1 1 1 1 2.195 2.369 2.540 2.710 2.878 1 1 1 1 1 2.195 2.369 2.540 2.710 2.878
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 487 518 547 578 608 0 0 0 0 0 487 518 547 578 608
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 207 219 231 242 253 0 0 0 0 0 207 219 231 242 253
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 503 535 566 598 629 0 0 0 0 0 503 535 566 598 629
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 424 450 475 501 525 0 0 0 0 0 424 450 475 501 525
7 RANTAU NIPIS 1 0 0 0 0 0 736 784 830 876 922 -1 -1 -1 -1 -1 -1.964 -1.916 -1.870 -1.824 -1.778
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 376 390 404 419 432 0 0 0 0 0 376 390 404 419 432
9 SIPATUHU 0 0 0 0 1 1 1.146 1.223 1.299 1.374 1.448 0 0 0 1 1 1.146 1.223 1.299 1.374 1.448
10 SIPATUHU II 0 1 1 1 1 2 1.403 2.132 2.838 3.530 4.213 1 1 1 1 2 1.403 2.132 2.838 3.530 4.213
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 864 920 975 1.030 1.085 0 0 0 0 0 864 920 975 1.030 1.085
Jumlah
SMA Kebutuhan SMA (Unit) Luas Kebutuhan SD (m2) Kebutuhan Penambahan SMA (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan SMA (m2)
No. Kecamatan / Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 379 402 424 446 467 0 0 0 0 0 379 402 424 446 467
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 397 421 444 466 489 0 0 0 0 0 397 421 444 466 489
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 512 544 575 605 636 0 0 0 0 0 512 544 575 605 636
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 146 155 164 173 181 0 0 0 0 0 146 155 164 173 181
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 232 246 259 273 287 0 0 0 0 0 232 246 259 273 287
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 541 575 608 641 673 0 0 0 0 0 541 575 608 641 673
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 1 677 847 1.015 1.185 1.353 0 0 0 0 1 677 847 1.015 1.185 1.353
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 202 213 224 235 246 0 0 0 0 0 202 213 224 235 246
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 256 268 279 291 302 0 0 0 0 0 256 268 279 291 302
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 2 3 3 3 4 4 8.093 8.657 9.210 9.757 10.300 1 1 1 2 2 2.693 3.257 3.810 4.357 4.900
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 243 257 271 285 298 0 0 0 0 0 243 257 271 285 298
2 HANGKUSA 1 0 0 0 0 0 260 275 290 304 319 -1 -1 -1 -1 -1 -2.440 -2.425 -2.410 -2.396 -2.381
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 318 336 354 371 388 0 0 0 0 0 318 336 354 371 388
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 290 307 322 339 354 0 0 0 0 0 290 307 322 339 354
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 158 167 177 186 195 0 0 0 0 0 158 167 177 186 195
6 SIMPANG SENDER 0 1 1 1 2 2 3.291 3.574 3.854 4.131 4.407 1 1 1 2 2 3.291 3.574 3.854 4.131 4.407
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 367 389 411 432 453 0 0 0 0 0 367 389 411 432 453
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 134 142 149 156 163 0 0 0 0 0 134 142 149 156 163
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 685 726 766 805 844 0 0 0 0 0 685 726 766 805 844
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 302 319 335 352 368 0 0 0 0 0 302 319 335 352 368
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 389 411 434 456 478 0 0 0 0 0 389 411 434 456 478
12 TANJUNG BARU RANAU 1 0 0 0 0 0 158 166 174 181 189 -1 -1 -1 -1 -1 -2.542 -2.534 -2.526 -2.519 -2.511
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 349 369 389 408 428 0 0 0 0 0 349 369 389 408 428
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 198 209 220 231 241 0 0 0 0 0 198 209 220 231 241
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 619 657 694 730 765 0 0 0 0 0 619 657 694 730 765
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 334 353 372 391 410 0 0 0 0 0 334 353 372 391 410
III WARKUK RANAU SELATAN 2 3 3 4 4 5 7.522 8.882 10.226 11.557 12.879 1 1 2 2 3 2.122 3.482 4.826 6.157 7.479
1 BEDENG TIGA 0 0 1 1 1 1 1.087 1.613 2.132 2.646 3.157 0 1 1 1 1 1.087 1.613 2.132 2.646 3.157
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 705 819 933 1.047 1.160 0 0 0 0 0 705 819 933 1.047 1.160
3 KOTA BATU 1 1 1 1 1 1 1.902 2.060 2.212 2.361 2.508 0 0 0 0 0 -798 -640 -488 -339 -192
4 PAGAR DEWA 0 0 1 1 1 1 1.303 1.533 1.763 1.991 2.219 0 1 1 1 1 1.303 1.533 1.763 1.991 2.219
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 723 847 969 1.090 1.211 0 0 0 0 0 723 847 969 1.090 1.211
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 430 502 574 646 718 0 0 0 0 0 430 502 574 646 718
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 556 594 631 667 702 0 0 0 0 0 556 594 631 667 702
8 TANJUNG JATI 1 0 0 0 0 0 816 915 1.012 1.109 1.205 -1 -1 -1 -1 -1 -1.884 -1.785 -1.688 -1.591 -1.495
GRAND TOTAL 5 11 11 13 14 16 27.996 31.490 34.921 38.315 41.681 6 6 8 9 11 14.496 17.990 21.421 24.815 28.181
Keterangan :
Angka minus (-) menunjukan bahwa tidak perlu adanya penambahan fasilitas / sarana atau dengan kata lain nol (0), karena sudah terpenuhi dengan jumlah fasilitas/sarana eksisting (sudah melebihi kebutuhan ideal)
Penduduk pendukung dan luas tiap unit (m2) didapat dari standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Standar Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana Perumahan
Sarana kesehatan merupakan salah satu fasilitas pelayanan bagi masyarakat untuk
berobat dan memeriksa kesehatannya. Fasilitas kesehatan terdiri dari balai pengobatan
dan poskesdes, posyandu dan praktek dokter, apotek, BKIA atau rumah sakit bersalin,
puskesmas dan pustu untuk skala sampai kecamatan, serta rumah sakit untuk skala
kabupaten/kota/provinsi.
Kondisi sarana kesehatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau sudah dilayani hampir merata
pada setiap desa yang ada. Baik itu mulai dari Posyandu, Pustu, Puskesmas dan
Puskesmas Rawat Inap. Untuk pelayanan Rumah Sakit masyarakat di Kawasan Sekitar
Danau Ranau berobat ke di Ibukota kabupaten di Liwa (Kab. Lampung Barat) dan Muara
Dua (Kab. OKU Selatan) dan Ibukota Provinsi. Keberadaan sarana kesehatan di Kawasan
Sekitar Danau Ranau saat ini sekitar 98 unit yang tersebar di 4 Kecamatan, dan terdiri
dari 35 unit balai pengobatan/ poskesdes, 51 unit praktek dokter / posayandu, dan 12
unit puskesmas rawat inap / puskesmas pembantu.
Dalam memenuhi kebutuhan sarana kesehatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam
kurun waktu 20 tahun mendatang (2039), diperlukan analisis proyeksi kebutuhan sarana
kesehatan dengan standar operasional untuk 1 posyandu melayani 3.000 jiwa dengan
luasan 300 m2, praktek dokter melayani 10.000 jiwa, 1 apotik melayani 20.000 jiwa
dengan luasan 350 m2, 1 puskesmas melayani 30.000 jiwa dengan luasan 1.200 m2, 1
rumah sakit melayani 240.000 jiwa dengan luasan 86.400 m2. Dalam melakukan analisis
proyeksi kebutuhan sarana kesehatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau adalah
menggunakan dasar perhitungan dari jumlah penduduk proyeksi. Untuk lebih jelasnya
mengenai hasil analisis proyeksi kebutuhan sarana kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4-
34.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa kebutuhan sarana
kesehatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam kurun waktu 20 tahun mendatang
(2039) diperkirakan masih dapat tercukupi, hanya saja perlu adanya peningkatan
pelayanan terutama peningkatan fasilitas di Puskesmas Rawat Inap, penyediaan BKIA /
Klinik Bersalin sebanyak 4 Unit dengan kebutuhan lahan sekitar 0,69 ha (6.966,00 meter
persegi) dan sarana apotek sebanyak 4 unit dengan kebutuhan lahan sekitar 0,15 ha
(1.523,81 meter persegi) yang tersebar di 4 kecamatan.
Tabel 4- 34
Proyeksi Kebutuhan Sarana Kesehatan Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. BALAI PENGOBATAN DAN POSKESDES
Jumlah
BP Kebutuhan BP (Unit) Luas Kebutuhan BP (m2) Kebutuhan Penambahan BP (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan BP (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 13 7 8 9 10 11 2.201 2.480 2.753 3.022 3.289 -6 -5 -4 -3 -2 -1.699 -1.420 -1.147 -878 -611
1 AIR RUPIK 1 0 0 0 0 1 124 132 140 148 155 -1 -1 -1 -1 0 -176 -168 -160 -152 -145
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 1 1 2 2 2 390 421 452 482 512 1 1 2 2 2 390 421 452 482 512
3 BANDING AGUNG 1 0 0 0 0 0 87 92 97 103 108 -1 -1 -1 -1 -1 -214 -208 -203 -197 -192
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 37 39 41 43 45 0 0 0 0 0 37 39 41 43 45
5 MERBAU 1 0 0 0 0 0 89 95 101 106 112 -1 -1 -1 -1 -1 -211 -205 -199 -194 -188
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 75 80 85 89 93 0 0 0 0 0 75 80 85 89 93
7 RANTAU NIPIS 1 0 0 0 1 1 131 139 148 156 164 -1 -1 -1 0 0 -169 -161 -152 -144 -136
8 SIDODADI 1 0 0 0 0 0 67 69 72 74 77 -1 -1 -1 -1 -1 -233 -231 -228 -226 -223
9 SIPATUHU 0 1 1 1 1 1 204 217 231 244 257 1 1 1 1 1 204 217 231 244 257
10 SIPATUHU II 0 1 1 2 2 2 249 379 505 628 749 1 1 2 2 2 249 379 505 628 749
11 SUGIH WARAS 0 1 1 1 1 1 154 164 173 183 193 1 1 1 1 1 154 164 173 183 193
12 SUKA NEGERI 1 0 0 0 0 0 67 71 75 79 83 -1 -1 -1 -1 -1 -233 -229 -225 -221 -217
13 SUKAMAJU 1 0 0 0 0 0 71 75 79 83 87 -1 -1 -1 -1 -1 -229 -225 -221 -217 -213
14 SURABAYA 1 0 0 0 0 0 91 97 102 108 113 -1 -1 -1 -1 -1 -209 -203 -198 -192 -187
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 26 28 29 31 32 0 0 0 0 0 26 28 29 31 32
16 TANGSI AGUNG 1 0 0 0 0 0 41 44 46 49 51 -1 -1 -1 -1 -1 -259 -256 -254 -251 -249
17 TANJUNG AGUNG 1 0 0 0 0 0 96 102 108 114 120 -1 -1 -1 -1 -1 -204 -198 -192 -186 -180
18 TANJUNG HARAPAN 1 0 1 1 1 1 120 151 181 211 241 -1 0 0 0 0 -180 -150 -120 -89 -59
19 TERAP MULIA 1 0 0 0 0 0 36 38 40 42 44 -1 -1 -1 -1 -1 -264 -262 -260 -258 -256
20 WAY TIMAH 1 0 0 0 0 0 46 48 50 52 54 -1 -1 -1 -1 -1 -255 -252 -250 -248 -246
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 12 5 5 5 6 6 1.439 1.539 1.637 1.735 1.831 -7 -7 -7 -6 -6 -2.161 -2.061 -1.963 -1.866 -1.769
TENGAH
1 GEDONG BARU 1 0 0 0 0 0 43 46 48 51 53 -1 -1 -1 -1 -1 -257 -254 -252 -249 -247
2 HANGKUSA 1 0 0 0 0 0 46 49 52 54 57 -1 -1 -1 -1 -1 -254 -251 -248 -246 -243
3 JEPARA 1 0 0 0 0 0 57 60 63 66 69 -1 -1 -1 -1 -1 -244 -240 -237 -234 -231
4 PADANG RATU 1 0 0 0 0 0 52 55 57 60 63 -1 -1 -1 -1 -1 -249 -246 -243 -240 -237
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 28 30 31 33 35 0 0 0 0 0 28 30 31 33 35
6 SIMPANG SENDER 0 2 2 2 2 3 585 635 685 734 783 2 2 2 2 3 585 635 685 734 783
7 SIMPANG SENDER TENGAH 1 0 0 0 0 0 65 69 73 77 81 -1 -1 -1 -1 -1 -235 -231 -227 -223 -220
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 24 25 27 28 29 0 0 0 0 0 24 25 27 28 29
9 SUKA MARGA 1 0 0 0 0 1 122 129 136 143 150 -1 -1 -1 -1 0 -178 -171 -164 -157 -150
10 SUKABUMI 1 0 0 0 0 0 54 57 60 63 66 -1 -1 -1 -1 -1 -246 -243 -240 -237 -235
11 SUKARAMI 1 0 0 0 0 0 69 73 77 81 85 -1 -1 -1 -1 -1 -231 -227 -223 -219 -215
12 TANJUNG BARU RANAU 1 0 0 0 0 0 28 30 31 32 34 -1 -1 -1 -1 -1 -272 -271 -269 -268 -266
13 TANJUNG KEMALA 1 0 0 0 0 0 62 66 69 73 76 -1 -1 -1 -1 -1 -238 -234 -231 -228 -224
14 TANJUNG SARI 1 0 0 0 0 0 35 37 39 41 43 -1 -1 -1 -1 -1 -265 -263 -261 -259 -257
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 110 117 123 130 136 0 0 0 0 0 110 117 123 130 136
16 WAY RELAI 1 0 0 0 0 0 59 63 66 70 73 -1 -1 -1 -1 -1 -241 -237 -234 -231 -227
III WARKUK RANAU SELATAN 7 4 5 6 7 8 1.337 1.579 1.818 2.055 2.290 -3 -2 -1 0 1 -763 -521 -282 -45 190
1 BEDENG TIGA 1 1 1 1 2 2 193 287 379 470 561 0 0 0 1 1 -107 -13 79 170 261
2 GUNUNG AJI 1 0 0 1 1 1 125 146 166 186 206 -1 -1 0 0 0 -175 -154 -134 -114 -94
3 KOTA BATU 1 1 1 1 1 1 338 366 393 420 446 0 0 0 0 0 38 66 93 120 146
4 PAGAR DEWA 1 1 1 1 1 1 232 273 313 354 395 0 0 0 0 0 -68 -27 13 54 95
5 PILLA 1 0 1 1 1 1 129 151 172 194 215 -1 0 0 0 0 -172 -149 -128 -106 -85
6 SUKAJAYA 1 0 0 0 0 0 76 89 102 115 128 -1 -1 -1 -1 -1 -224 -211 -198 -185 -172
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 99 106 112 119 125 0 0 0 0 0 99 106 112 119 125
8 TANJUNG JATI 1 0 1 1 1 1 145 163 180 197 214 -1 0 0 0 0 -155 -137 -120 -103 -86
GRAND TOTAL 32 16 18 20 23 25 4.977 5.598 6.208 6.812 7.410 -16 -14 -12 -9 -7 -4.623 -4.002 -3.392 -2.789 -2.190
C. APOTEK
Jumlah
Apotek Kebutuhan Apotek (Unit) Luas Kebutuhan Apotek (m2) Kebutuhan Penambahan Apotek (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Apotek (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 0 1 1 1 2 2 385 434 482 529 576 1 1 1 2 2 385 434 482 529 576
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 22 23 24 26 27 0 0 0 0 0 22 23 24 26 27
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 0 0 0 0 0 68 74 79 84 90 0 0 0 0 0 68 74 79 84 90
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 15 16 17 18 19 0 0 0 0 0 15 16 17 18 19
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 6 7 7 8 8 0 0 0 0 0 6 7 7 8 8
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 16 17 18 19 20 0 0 0 0 0 16 17 18 19 20
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 13 14 15 16 16 0 0 0 0 0 13 14 15 16 16
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 23 24 26 27 29 0 0 0 0 0 23 24 26 27 29
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 12 12 13 13 13 0 0 0 0 0 12 12 13 13 13
9 SIPATUHU 0 0 0 0 0 0 36 38 40 43 45 0 0 0 0 0 36 38 40 43 45
10 SIPATUHU II 0 0 0 0 0 0 44 66 88 110 131 0 0 0 0 0 44 66 88 110 131
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 27 29 30 32 34 0 0 0 0 0 27 29 30 32 34
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 12 12 13 14 15 0 0 0 0 0 12 12 13 14 15
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 12 13 14 15 15 0 0 0 0 0 12 13 14 15 15
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 16 17 18 19 20 0 0 0 0 0 16 17 18 19 20
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 6 0 0 0 0 0 5 5 5 5 6
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 7 8 8 9 9 0 0 0 0 0 7 8 8 9 9
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 17 18 19 20 21 0 0 0 0 0 17 18 19 20 21
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 0 21 26 32 37 42 0 0 0 0 0 21 26 32 37 42
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 6 7 7 7 8 0 0 0 0 0 6 7 7 7 8
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 8 8 9 9 9 0 0 0 0 0 8 8 9 9 9
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 0 1 1 1 1 1 252 269 287 304 320 1 1 1 1 1 252 269 287 304 320
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 8 8 8 9 9 0 0 0 0 0 8 8 8 9 9
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 8 9 9 9 10 0 0 0 0 0 8 9 9 9 10
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 10 10 11 12 12 0 0 0 0 0 10 10 11 12 12
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 9 10 10 11 11 0 0 0 0 0 9 10 10 11 11
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 5 5 5 6 6 0 0 0 0 0 5 5 5 6 6
6 SIMPANG SENDER 0 0 0 0 0 0 102 111 120 129 137 0 0 0 0 0 102 111 120 129 137
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 11 12 13 13 14 0 0 0 0 0 11 12 13 13 14
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 4 4 5 5 5 0 0 0 0 0 4 4 5 5 5
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 21 23 24 25 26 0 0 0 0 0 21 23 24 25 26
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 9 10 10 11 11 0 0 0 0 0 9 10 10 11 11
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 12 13 13 14 15 0 0 0 0 0 12 13 13 14 15
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 5 5 5 6 6 0 0 0 0 0 5 5 5 6 6
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 11 11 12 13 13 0 0 0 0 0 11 11 12 13 13
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 6 7 7 7 8 0 0 0 0 0 6 7 7 7 8
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 19 20 22 23 24 0 0 0 0 0 19 20 22 23 24
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 10 11 12 12 13 0 0 0 0 0 10 11 12 12 13
III WARKUK RANAU SELATAN 0 1 1 1 1 1 234 276 318 360 401 1 1 1 1 1 234 276 318 360 401
1 BEDENG TIGA 0 0 0 0 0 0 34 50 66 82 98 0 0 0 0 0 34 50 66 82 98
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 22 25 29 33 36 0 0 0 0 0 22 25 29 33 36
3 KOTA BATU 0 0 0 0 0 0 59 64 69 73 78 0 0 0 0 0 59 64 69 73 78
4 PAGAR DEWA 0 0 0 0 0 0 41 48 55 62 69 0 0 0 0 0 41 48 55 62 69
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 22 26 30 34 38 0 0 0 0 0 22 26 30 34 38
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 13 16 18 20 22 0 0 0 0 0 13 16 18 20 22
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 17 18 20 21 22 0 0 0 0 0 17 18 20 21 22
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 25 28 31 34 37 0 0 0 0 0 25 28 31 34 37
GRAND TOTAL 0 3 3 3 4 4 871 979 1.087 1.193 1.297 3 3 3 4 4 871 979 1.087 1.193 1.297
Jumlah
BKIA Kebutuhan BKIA (Unit) Luas Kebutuhan BKIA (m2) Kebutuhan Penambahan BKIA (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan BKIA (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 0 1 1 1 2 2 1.761 1.984 2.202 2.418 2.631 1 1 1 2 2 1.761 1.984 2.202 2.418 2.631
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 99 106 112 118 124 0 0 0 0 0 99 106 112 118 124
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 0 0 0 0 0 312 337 361 385 409 0 0 0 0 0 312 337 361 385 409
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 69 74 78 82 86 0 0 0 0 0 69 74 78 82 86
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 29 31 33 34 36 0 0 0 0 0 29 31 33 34 36
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 72 76 81 85 90 0 0 0 0 0 72 76 81 85 90
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 60 64 68 71 75 0 0 0 0 0 60 64 68 71 75
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 105 111 118 125 131 0 0 0 0 0 105 111 118 125 131
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 54 56 58 60 61 0 0 0 0 0 54 56 58 60 61
9 SIPATUHU 0 0 0 0 0 0 163 174 185 195 206 0 0 0 0 0 163 174 185 195 206
10 SIPATUHU II 0 0 0 0 0 0 200 303 404 502 599 0 0 0 0 0 200 303 404 502 599
Jumlah
BKIA Kebutuhan BKIA (Unit) Luas Kebutuhan BKIA (m2) Kebutuhan Penambahan BKIA (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan BKIA (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 123 131 139 146 154 0 0 0 0 0 123 131 139 146 154
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 54 57 60 63 66 0 0 0 0 0 54 57 60 63 66
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 56 60 63 66 70 0 0 0 0 0 56 60 63 66 70
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 73 77 82 86 90 0 0 0 0 0 73 77 82 86 90
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 21 22 23 25 26 0 0 0 0 0 21 22 23 25 26
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 33 35 37 39 41 0 0 0 0 0 33 35 37 39 41
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 77 82 86 91 96 0 0 0 0 0 77 82 86 91 96
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 0 96 120 144 168 192 0 0 0 0 0 96 120 144 168 192
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 29 30 32 33 35 0 0 0 0 0 29 30 32 33 35
20 WAY TIMAH 0 0 0 0 0 0 36 38 40 41 43 0 0 0 0 0 36 38 40 41 43
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 0 1 1 1 1 1 1.151 1.231 1.310 1.388 1.465 1 1 1 1 1 1.151 1.231 1.310 1.388 1.465
TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0 0 0 0 0 35 37 38 40 42 0 0 0 0 0 35 37 38 40 42
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 37 39 41 43 45 0 0 0 0 0 37 39 41 43 45
3 JEPARA 0 0 0 0 0 0 45 48 50 53 55 0 0 0 0 0 45 48 50 53 55
4 PADANG RATU 0 0 0 0 0 0 41 44 46 48 50 0 0 0 0 0 41 44 46 48 50
5 PAKHDA SUKA 0 0 0 0 0 0 22 24 25 26 28 0 0 0 0 0 22 24 25 26 28
6 SIMPANG SENDER 0 0 0 0 0 0 468 508 548 588 627 0 0 0 0 0 468 508 548 588 627
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0 0 0 0 0 0 52 55 58 61 64 0 0 0 0 0 52 55 58 61 64
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 19 20 21 22 23 0 0 0 0 0 19 20 21 22 23
9 SUKA MARGA 0 0 0 0 0 0 97 103 109 114 120 0 0 0 0 0 97 103 109 114 120
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 43 45 48 50 52 0 0 0 0 0 43 45 48 50 52
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 55 58 62 65 68 0 0 0 0 0 55 58 62 65 68
12 TANJUNG BARU RANAU 0 0 0 0 0 0 22 24 25 26 27 0 0 0 0 0 22 24 25 26 27
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 50 52 55 58 61 0 0 0 0 0 50 52 55 58 61
14 TANJUNG SARI 0 0 0 0 0 0 28 30 31 33 34 0 0 0 0 0 28 30 31 33 34
15 TANJUNG SETIA 0 0 0 0 0 0 88 93 99 104 109 0 0 0 0 0 88 93 99 104 109
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 48 50 53 56 58 0 0 0 0 0 48 50 53 56 58
III WARKUK RANAU SELATAN 0 1 1 1 1 1 1.070 1.263 1.454 1.644 1.832 1 1 1 1 1 1.070 1.263 1.454 1.644 1.832
1 BEDENG TIGA 0 0 0 0 0 0 155 229 303 376 449 0 0 0 0 0 155 229 303 376 449
2 GUNUNG AJI 0 0 0 0 0 0 100 116 133 149 165 0 0 0 0 0 100 116 133 149 165
3 KOTA BATU 0 0 0 0 0 0 271 293 315 336 357 0 0 0 0 0 271 293 315 336 357
4 PAGAR DEWA 0 0 0 0 0 0 185 218 251 283 316 0 0 0 0 0 185 218 251 283 316
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 103 120 138 155 172 0 0 0 0 0 103 120 138 155 172
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 61 71 82 92 102 0 0 0 0 0 61 71 82 92 102
7 TANJUNG BARU 0 0 0 0 0 0 79 84 90 95 100 0 0 0 0 0 79 84 90 95 100
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 116 130 144 158 171 0 0 0 0 0 116 130 144 158 171
GRAND TOTAL 0 3 3 3 4 4 3.982 4.478 4.966 5.450 5.928 3 3 3 4 4 3.982 4.478 4.966 5.450 5.928
4 PAGAR DEWA 0 0 0 0 0 0 93 145 167 189 210 0 0 0 0 0 93 109 125 142 158
5 PILLA 0 0 0 0 0 0 51 80 92 103 115 0 0 0 0 0 51 60 69 78 86
6 SUKAJAYA 0 0 0 0 0 0 31 48 54 61 68 0 0 0 0 0 31 36 41 46 51
7 TANJUNG BARU 1 0 0 0 0 0 40 56 60 63 67 -1 -1 -1 -1 -1 -1.160 -1.158 -1.155 -1.153 -1.150
8 TANJUNG JATI 0 0 0 0 0 0 58 87 96 105 114 0 0 0 0 0 58 65 72 79 86
-
GRAND TOTAL 10 1 3 3 3 3 1.991 2.986 3.311 3.633 3.952 -9 -7 -7 -7 -7 -9.760 -9.517 -9.275 -9.036
10.009
Keterangan :
Angka minus (-) menunjukan bahwa tidak perlu adanya penambahan fasilitas / sarana atau dengan kata lain nol (0), karena sudah terpenuhi dengan jumlah fasilitas/sarana eksisting (sudah melebihi kebutuhan ideal)
Penduduk pendukung dan luas tiap unit (m2) didapat dari standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Standar Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana Perumahan
Sarana peribadatan merupakan salah satu fasilitas pelayanan bagi masyarakat untuk
melakukan rutinitas ibadah. Sarana peribadatan yang terdapat di Kawasan Sekitar Danau
Ranau terdiri dari mushola, masjid dengan skala lingkungan dan gereja.
Kondisi sarana peribadatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau sudah dilayani hampir
merata pada setiap desa, dan kelurahan bahkan sampai RT. Baik itu mulai dari mushola /
langgar dan Masjid. Jumlah sarana peribadatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau
sebanyak 215 unit, yang terdiri dari 97 unit Langgar dan 118 unit Masjid. Hal ini
dikarenakan masyarakat Kawasan Sekitar Danau Ranau mayoritas merupakan beragam
Islam/Muslim.
Dalam memenuhi kebutuhan sarana peribadatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam
kurun waktu 20 tahun mendatang (2039), diperlukan analisis proyeksi kebutuhan sarana
peribadatan dengan standar operasional untuk 1 langgar/mushola melayani 2.500 jiwa
dengan luasan 300 m2 dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa dengan luasan 1.750 m2. Hasil
analisis proyeksi kebutuhan sarana peribadatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam
20 tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 4-35.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa kebutuhan sarana
peribadatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau pada 20 tahun mendatang (2039)
diperkirakan masih dapat tercukupi dalam melayani masyarakat setempat. Akan tetapi
perlu adanya peningkatan kualitas bangunan melalui renovasi langgar / mushola dan
masjid yang sudah tidak layak pakai.
Tabel 4- 35
Proyeksi Kebutuhan Sarana Peribadatan Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. MUSHOLA / LANGGAR
Jumlah
Langgar Kebutuhan Langgar (Unit) Luas Kebutuhan Langgar (m2) Kebutuhan Penambahan Langgar (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Langgar (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 34 9 10 11 12 13 2.641 2.976 3.303 3.627 3.947 -25 -24 -23 -22 -21 -7.559 -7.224 -6.897 -6.573 -6.253
1 AIR RUPIK 2 0 1 1 1 1 149 159 168 177 186 -2 -1 -1 -1 -1 -451 -441 -432 -423 -414
2 BANDAR AGUNG RANAU 5 2 2 2 2 2 468 505 542 578 614 -3 -3 -3 -3 -3 -1.032 -995 -958 -922 -886
3 BANDING AGUNG 3 0 0 0 0 0 104 110 117 123 130 -3 -3 -3 -3 -3 -796 -790 -783 -777 -770
4 KARANG INDAH 1 0 0 0 0 0 44 47 49 52 54 -1 -1 -1 -1 -1 -256 -253 -251 -248 -246
5 MERBAU 2 0 0 0 0 0 107 114 121 128 134 -2 -2 -2 -2 -2 -493 -486 -479 -472 -466
6 PENANTIAN 1 0 0 0 0 0 90 96 101 107 112 -1 -1 -1 -1 -1 -210 -204 -199 -193 -188
7 RANTAU NIPIS 2 1 1 1 1 1 157 167 177 187 197 -1 -1 -1 -1 -1 -443 -433 -423 -413 -403
8 SIDODADI 1 0 0 0 0 0 80 83 86 89 92 -1 -1 -1 -1 -1 -220 -217 -214 -211 -208
9 SIPATUHU 4 1 1 1 1 1 244 261 277 293 309 -3 -3 -3 -3 -3 -956 -939 -923 -907 -891
10 SIPATUHU II 1 1 2 2 3 3 299 455 605 753 899 0 1 1 2 2 -1 155 305 453 599
11 SUGIH WARAS 1 1 1 1 1 1 184 196 208 220 231 0 0 0 0 0 -116 -104 -92 -80 -69
12 SUKA NEGERI 1 0 0 0 0 0 81 86 90 95 100 -1 -1 -1 -1 -1 -219 -214 -210 -205 -200
13 SUKAMAJU 1 0 0 0 0 0 85 90 95 99 104 -1 -1 -1 -1 -1 -215 -210 -205 -201 -196
14 SURABAYA 3 0 0 0 0 0 109 116 123 129 136 -3 -3 -3 -3 -3 -791 -784 -777 -771 -764
15 SURABAYA TIMUR 1 0 0 0 0 0 31 33 35 37 39 -1 -1 -1 -1 -1 -269 -267 -265 -263 -261
16 TANGSI AGUNG 1 0 0 0 0 0 49 52 55 58 61 -1 -1 -1 -1 -1 -251 -248 -245 -242 -239
17 TANJUNG AGUNG 2 0 0 0 0 0 115 123 130 137 144 -2 -2 -2 -2 -2 -485 -477 -470 -463 -456
18 TANJUNG HARAPAN 1 0 1 1 1 1 144 181 217 253 289 -1 0 0 0 0 -156 -119 -83 -47 -11
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 43 45 48 50 52 0 0 0 0 0 43 45 48 50 52
20 WAY TIMAH 1 0 0 0 0 0 55 57 60 62 64 -1 -1 -1 -1 -1 -245 -243 -240 -238 -236
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 31 6 6 7 7 7 1.727 1.847 1.965 2.081 2.197 -25 -25 -24 -24 -24 -7.573 -7.453 -7.335 -7.219 -7.103
TENGAH
1 GEDONG BARU 6 0 0 0 0 0 52 55 58 61 64 -6 -6 -6 -6 -6 -1.748 -1.745 -1.742 -1.739 -1.736
2 HANGKUSA 0 0 0 0 0 0 55 59 62 65 68 0 0 0 0 0 55 59 62 65 68
3 JEPARA 1 0 0 0 0 0 68 72 75 79 83 -1 -1 -1 -1 -1 -232 -228 -225 -221 -217
4 PADANG RATU 1 0 0 0 0 0 62 65 69 72 76 -1 -1 -1 -1 -1 -238 -235 -231 -228 -224
5 PAKHDA SUKA 1 0 0 0 0 0 34 36 38 40 42 -1 -1 -1 -1 -1 -266 -264 -262 -260 -258
6 SIMPANG SENDER 11 2 3 3 3 3 702 762 822 881 940 -9 -8 -8 -8 -8 -2.598 -2.538 -2.478 -2.419 -2.360
7 SIMPANG SENDER TENGAH 3 0 0 0 0 0 78 83 88 92 97 -3 -3 -3 -3 -3 -822 -817 -812 -808 -803
8 SUBIK 0 0 0 0 0 0 29 30 32 33 35 0 0 0 0 0 29 30 32 33 35
9 SUKA MARGA 1 0 1 1 1 1 146 155 163 172 180 -1 0 0 0 0 -154 -145 -137 -128 -120
10 SUKABUMI 0 0 0 0 0 0 64 68 72 75 79 0 0 0 0 0 64 68 72 75 79
11 SUKARAMI 0 0 0 0 0 0 83 88 93 97 102 0 0 0 0 0 83 88 93 97 102
12 TANJUNG BARU RANAU 1 0 0 0 0 0 34 35 37 39 40 -1 -1 -1 -1 -1 -266 -265 -263 -261 -260
13 TANJUNG KEMALA 0 0 0 0 0 0 74 79 83 87 91 0 0 0 0 0 74 79 83 87 91
14 TANJUNG SARI 1 0 0 0 0 0 42 45 47 49 51 -1 -1 -1 -1 -1 -258 -255 -253 -251 -249
15 TANJUNG SETIA 5 0 0 0 1 1 132 140 148 156 163 -5 -5 -5 -4 -4 -1.368 -1.360 -1.352 -1.344 -1.337
16 WAY RELAI 0 0 0 0 0 0 71 75 79 83 87 0 0 0 0 0 71 75 79 83 87
III WARKUK RANAU SELATAN 20 5 6 7 8 9 1.605 1.895 2.181 2.465 2.748 -15 -14 -13 -12 -11 -4.395 -4.105 -3.819 -3.535 -3.252
1 BEDENG TIGA 2 1 1 2 2 2 232 344 455 564 673 -1 -1 0 0 0 -368 -256 -145 -36 73
2 GUNUNG AJI 1 1 1 1 1 1 150 175 199 223 247 0 0 0 0 0 -150 -125 -101 -77 -53
3 KOTA BATU 5 1 1 2 2 2 406 439 472 504 535 -4 -4 -3 -3 -3 -1.094 -1.061 -1.028 -996 -965
4 PAGAR DEWA 4 1 1 1 1 2 278 327 376 425 473 -3 -3 -3 -3 -2 -922 -873 -824 -775 -727
5 PILLA 2 1 1 1 1 1 154 181 207 233 258 -1 -1 -1 -1 -1 -446 -419 -393 -367 -342
6 SUKAJAYA 1 0 0 0 0 1 92 107 123 138 153 -1 -1 -1 -1 0 -208 -193 -177 -162 -147
7 TANJUNG BARU 3 0 0 0 0 0 119 127 135 142 150 -3 -3 -3 -3 -3 -781 -773 -765 -758 -750
8 TANJUNG JATI 2 1 1 1 1 1 174 195 216 237 257 -1 -1 -1 -1 -1 -426 -405 -384 -363 -343
- - - - -
GRAND TOTAL 85 20 22 25 27 29 5.973 6.718 7.449 8.173 8.892 -65 -63 -60 -58 -56
19.527 18.782 18.051 17.327 16.608
B. MASJID
MASJID
Jumlah
Mesjid Kebutuhan Mesjid (Unit) Luas Kebutuhan Mesjid (m2) Kebutuhan Penambahan Masjid (Unit) Luas Kebutuhan Penambahan Masjid (m2)
No. Kecamatan/Desa
Eksisting
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 34 1 1 1 1 1 1.284 1.447 1.606 1.763 1.919 -33 -33 -33 -33 -33 -58.216 -58.053 -57.894 -57.737 -57.581
1 AIR RUPIK 1 0 0 0 0 0 72 77 82 86 91 -1 -1 -1 -1 -1 -1.678 -1.673 -1.668 -1.664 -1.659
2 BANDAR AGUNG RANAU 3 0 0 0 0 0 228 246 263 281 298 -3 -3 -3 -3 -3 -5.022 -5.004 -4.987 -4.969 -4.952
3 BANDING AGUNG 3 0 0 0 0 0 50 54 57 60 63 -3 -3 -3 -3 -3 -5.200 -5.196 -5.193 -5.190 -5.187
4 KARANG INDAH 2 0 0 0 0 0 21 23 24 25 26 -2 -2 -2 -2 -2 -3.479 -3.477 -3.476 -3.475 -3.474
5 MERBAU 2 0 0 0 0 0 52 55 59 62 65 -2 -2 -2 -2 -2 -3.448 -3.445 -3.441 -3.438 -3.435
6 PENANTIAN 1 0 0 0 0 0 44 47 49 52 54 -1 -1 -1 -1 -1 -1.706 -1.703 -1.701 -1.698 -1.696
7 RANTAU NIPIS 3 0 0 0 0 0 76 81 86 91 96 -3 -3 -3 -3 -3 -5.174 -5.169 -5.164 -5.159 -5.154
8 SIDODADI 1 0 0 0 0 0 39 40 42 43 45 -1 -1 -1 -1 -1 -1.711 -1.710 -1.708 -1.707 -1.705
9 SIPATUHU 1 0 0 0 0 0 119 127 135 142 150 -1 -1 -1 -1 -1 -1.631 -1.623 -1.615 -1.608 -1.600
10 SIPATUHU II 1 0 0 0 0 0 145 221 294 366 437 -1 -1 -1 -1 -1 -1.605 -1.529 -1.456 -1.384 -1.313
11 SUGIH WARAS 2 0 0 0 0 0 90 95 101 107 113 -2 -2 -2 -2 -2 -3.410 -3.405 -3.399 -3.393 -3.387
12 SUKA NEGERI 1 0 0 0 0 0 39 42 44 46 48 -1 -1 -1 -1 -1 -1.711 -1.708 -1.706 -1.704 -1.702
13 SUKAMAJU 2 0 0 0 0 0 41 44 46 48 51 -2 -2 -2 -2 -2 -3.459 -3.456 -3.454 -3.452 -3.449
14 SURABAYA 1 0 0 0 0 0 53 56 60 63 66 -1 -1 -1 -1 -1 -1.697 -1.694 -1.690 -1.687 -1.684
15 SURABAYA TIMUR 1 0 0 0 0 0 15 16 17 18 19 -1 -1 -1 -1 -1 -1.735 -1.734 -1.733 -1.732 -1.731
16 TANGSI AGUNG 1 0 0 0 0 0 24 25 27 28 30 -1 -1 -1 -1 -1 -1.726 -1.725 -1.723 -1.722 -1.720
17 TANJUNG AGUNG 3 0 0 0 0 0 56 60 63 67 70 -3 -3 -3 -3 -3 -5.194 -5.190 -5.187 -5.184 -5.180
18 TANJUNG HARAPAN 3 0 0 0 0 0 70 88 105 123 140 -3 -3 -3 -3 -3 -5.180 -5.162 -5.145 -5.127 -5.110
19 TERAP MULIA 1 0 0 0 0 0 21 22 23 24 25 -1 -1 -1 -1 -1 -1.729 -1.728 -1.727 -1.726 -1.725
20 WAY TIMAH 1 0 0 0 0 0 27 28 29 30 31 -1 -1 -1 -1 -1 -1.723 -1.722 -1.721 -1.720 -1.719
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 30 0 1 1 1 1 839 898 955 1.012 1.068 -30 -29 -29 -29 -29 -51.661 -51.602 -51.545 -51.488 -51.432
TENGAH
1 GEDONG BARU 1 0 0 0 0 0 25 27 28 30 31 -1 -1 -1 -1 -1 -1.725 -1.723 -1.722 -1.720 -1.719
2 HANGKUSA 1 0 0 0 0 0 27 29 30 32 33 -1 -1 -1 -1 -1 -1.723 -1.721 -1.720 -1.718 -1.717
3 JEPARA 1 0 0 0 0 0 33 35 37 39 40 -1 -1 -1 -1 -1 -1.717 -1.715 -1.713 -1.712 -1.710
4 PADANG RATU 4 0 0 0 0 0 30 32 33 35 37 -4 -4 -4 -4 -4 -6.970 -6.968 -6.967 -6.965 -6.963
5 PAKHDA SUKA 1 0 0 0 0 0 16 17 18 19 20 -1 -1 -1 -1 -1 -1.734 -1.733 -1.732 -1.731 -1.730
6 SIMPANG SENDER 4 0 0 0 0 0 341 371 400 428 457 -4 -4 -4 -4 -4 -6.659 -6.629 -6.600 -6.572 -6.543
7 SIMPANG SENDER TENGAH 4 0 0 0 0 0 38 40 43 45 47 -4 -4 -4 -4 -4 -6.962 -6.960 -6.957 -6.955 -6.953
Keterangan :
Angka minus (-) menunjukan bahwa tidak perlu adanya penambahan fasilitas / sarana atau dengan kata lain nol (0), karena sudah terpenuhi dengan jumlah fasilitas/sarana eksisting (sudah melebihi kebutuhan ideal)
Penduduk pendukung dan luas tiap unit (m2) didapat dari standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Standar Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana Perumahan
Analisis kebutuhan sarana olah raga dan rekreasi dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan hiburan dan aktivitas olah raga bagi penduduk di Kawasan Sekitar Danau Ranau.
Dimana penyediaan dan pemenuhan kebutuhan sarana rekreasi dan olah raga yang akan
dikembangkan di kawasan ini berupa Balai Pertemuan Warga, Gedung Serbaguna dan
Lapangan Olah Raga yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduk (jumlah penduduk)
dalam memenuhi kebutuhan pelayanan olah raga dan hiburan.
Standar operasional untuk 1 unit balai pertemuan warga melayani 5.000 jiwa dengan
luasan 300 m2, 1 unit gedung serbaguna melayani 60.000 jiwa dengan luasan 1.000 m2
dan 1 unit lapangan olahraga melayani 60.000 jiwa dengan luasan 9.000 m2. Untuk lebih
jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan sarana olah raga dan rekreasi di Kawasan Sekitar
Danau Ranau dapat dilihat pada Tabel 4-36.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, menunjukan bahwa kebutuhan sarana
olahraga dan rekreasi di Kawasan Sekitar Danau Ranau pada 20 tahun mendatang (2039)
diperkirakan perlu adanya penambahan 17 unit gedung balai pertemuan warga dengan
kebutuhan lahan sekitar 0,52 hektar (5.225 meter persegi), 1 unit gedung serbaguna
skala kawasan dengan kebutuhan luas lahan sekitar 0,14 hektar (1.451 meter persegi)
dan 1 unit lapangan olahraga terpadu skala kawasan dengan kebutuhan luas lahan
sekitar 1,31 hektar (13.061 meter persegi).
Tabel 4- 36
Proyeksi Kebutuhan Sarana Rekreasi dan Olah Raga Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. BALAI PERTEMUAN WARGA
Jumlah
Luas
Balai Kebutuhan Balai Pertemuan (Unit) Luas Kebutuhan Balai Pertemuan (m2)
Tiap
No. Kecamatan/Desa Pertemuan
Unit
Eksisting
(m2)
(Unit)
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 0 4 5 6 6 7 300 1.321 1.488 1.652 1.813 1.974
1 AIR RUPIK 0 0 0 0 0 0 300 75 79 84 89 93
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 1 1 1 1 1 300 234 253 271 289 307
3 BANDING AGUNG 0 0 0 0 0 0 300 52 55 58 62 65
4 KARANG INDAH 0 0 0 0 0 0 300 22 23 25 26 27
5 MERBAU 0 0 0 0 0 0 300 54 57 60 64 67
6 PENANTIAN 0 0 0 0 0 0 300 45 48 51 53 56
7 RANTAU NIPIS 0 0 0 0 0 0 300 79 84 89 93 98
8 SIDODADI 0 0 0 0 0 0 300 40 42 43 45 46
9 SIPATUHU 0 0 0 0 0 1 300 122 130 139 147 154
10 SIPATUHU II 0 0 1 1 1 1 300 150 227 303 377 449
11 SUGIH WARAS 0 0 0 0 0 0 300 92 98 104 110 116
12 SUKA NEGERI 0 0 0 0 0 0 300 40 43 45 48 50
13 SUKAMAJU 0 0 0 0 0 0 300 42 45 47 50 52
14 SURABAYA 0 0 0 0 0 0 300 55 58 61 65 68
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0 0 300 16 17 17 18 19
16 TANGSI AGUNG 0 0 0 0 0 0 300 25 26 28 29 31
17 TANJUNG AGUNG 0 0 0 0 0 0 300 58 61 65 68 72
18 TANJUNG HARAPAN 0 0 0 0 0 0 300 72 90 108 126 144
19 TERAP MULIA 0 0 0 0 0 0 300 22 23 24 25 26
B. GEDUNG SERBAGUNA
Jumlah
Luas
Gedung Kebutuhan Gedung Serbaguna (Unit) Luas Kebutuhan Gedung Serbaguna (m2)
Tiap
No. Kecamatan/Desa Serbaguna
Unit
Eksisting
(m2)
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 0 0,37 0,41 0,46 0,5 0,55 1.000 367 413 459 504 548
1 AIR RUPIK 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 1.000 21 22 23 25 26
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 1.000 65 70 75 80 85
3 BANDING AGUNG 0 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 1.000 14 15 16 17 18
4 KARANG INDAH 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 6 6 7 7 8
5 MERBAU 0 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 1.000 15 16 17 18 19
6 PENANTIAN 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 1.000 13 13 14 15 16
7 RANTAU NIPIS 0 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 1.000 22 23 25 26 27
8 SIDODADI 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 11 12 12 12 13
9 SIPATUHU 0 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 1.000 34 36 38 41 43
10 SIPATUHU II 0 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 1.000 42 63 84 105 125
11 SUGIH WARAS 0 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 1.000 26 27 29 31 32
12 SUKA NEGERI 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 11 12 13 13 14
13 SUKAMAJU 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 12 12 13 14 15
14 SURABAYA 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 1.000 15 16 17 18 19
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0,01 0,01 1.000 4 5 5 5 5
16 TANGSI AGUNG 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 7 7 8 8 9
17 TANJUNG AGUNG 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 1.000 16 17 18 19 20
18 TANJUNG HARAPAN 0 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 1.000 20 25 30 35 40
19 TERAP MULIA 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 6 6 7 7 7
20 WAY TIMAH 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 1.000 8 8 8 9 9
BUAY PEMATANG RIBU
II 0 0,24 0,26 0,27 0,29 0,31 1.000 240 257 273 289 305
RANAU TENGAH
Jumlah
Luas
Lapangan Kebutuhan Lapangan Olahraga (Unit) Luas Kebutuhan Lapangan Olahraga (m2)
Tiap
No. Kecamatan/Desa Olahraga
Unit
Eksisting
(m2)
(Unit) 2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 0 0,37 0,41 0,46 0,5 0,55 9.000 3.302 3.720 4.129 4.534 4.934
1 AIR RUPIK 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 9.000 186 198 210 221 233
2 BANDAR AGUNG RANAU 0 0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 9.000 585 632 677 723 768
3 BANDING AGUNG 0 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 9.000 130 138 146 154 162
4 KARANG INDAH 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 55 58 62 65 68
5 MERBAU 0 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 9.000 134 143 151 159 168
6 PENANTIAN 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 9.000 113 120 127 134 140
7 RANTAU NIPIS 0 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 9.000 196 209 221 234 246
8 SIDODADI 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 100 104 108 112 115
9 SIPATUHU 0 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 9.000 306 326 346 366 386
10 SIPATUHU II 0 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 9.000 374 569 757 941 1.124
11 SUGIH WARAS 0 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 9.000 230 245 260 275 289
12 SUKA NEGERI 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 101 107 113 119 125
13 SUKAMAJU 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 106 112 118 124 131
14 SURABAYA 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 9.000 137 145 153 161 170
15 SURABAYA TIMUR 0 0 0 0 0,01 0,01 9.000 39 41 44 46 48
16 TANGSI AGUNG 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 62 66 69 73 77
17 TANJUNG AGUNG 0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 9.000 144 153 162 171 180
18 TANJUNG HARAPAN 0 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 9.000 181 226 271 316 361
19 TERAP MULIA 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 54 57 60 63 66
20 WAY TIMAH 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 68 71 74 78 81
BUAY PEMATANG RIBU
II 0 0,24 0,26 0,27 0,29 0,31 9.000 2.158 2.309 2.456 2.602 2.747
RANAU TENGAH
1 GEDONG BARU 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 65 69 72 76 80
2 HANGKUSA 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 9.000 69 73 77 81 85
Keterangan :
Penduduk pendukung dan luas tiap unit (m2) didapat dari standar SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan dan Standar
Cipta Karya Dept.PU mengenai Penyediaan Sarana Perumahan
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 tentang tata cara perencanaan
lingkungan perumahan di perkotaan, ruang terbuka merupakan komponen berwawasan
lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardsekap, taman atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan
dalam Instruksi Mendagri Nomor 4 Tahun 1988, tentang “Ruang terbuka hijau yang
populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman
dalam pemanfaatan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis
dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan.
Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau berupa taman lingkungan unit permukiman berupa
taman lingkungan skala kelurahan dengan standar luas minimum per kapita 0,3 m2,
taman lingkungan skala kecamatan dengan standar luas minimum per kapita 0,2 m2 dan
taman skala kota dengan standar luas minimum per kapita 0,3 m2. Di sisi lain, penduduk
akan memerlukan RTH berupa pemakaman umum yang berfungsi untuk menampung
penduduk yang mengalami kematian dengan standar luas minimum per kapita 1,2 m2.
Dengan demikian, Kebutuhan sarana RTH taman lingkungan (kelurahan, kecamatan dan
kota) dan taman pemakaman umum di Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam kurun waktu
20 tahun mendatang terdiri dari : taman lingkungan skala kelurahan dengan kebutuhan
luas lahan sekitar 2,61 hektar (26.123 meter persegi), taman lingkungan skala kecamatan
dengan kebutuhan luas lahan sekitar 1,74 hektar (17.415 meter persegi), taman
lingkungan skala kota dengan kebutuhan luas lahan sekitar 2,61 hektar (26.123 meter
persegi) dan taman pemakaman umum dengan kebutuhan luas lahan sekitar 10,45
hektar (104.490 meter persegi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4-37
berikut :
Tabel 4- 37
Proyeksi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Sekitar Danau Ranau
A. TAMAN KELURAHAN
B. TAMAN KECAMATAN
II BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 0,2 2.878 3.078 3.275 3.469 3.662
1 GEDONG BARU 0,2 86 91 96 101 106
2 HANGKUSA 0,2 92 98 103 108 113
3 JEPARA 0,2 113 119 126 132 138
4 PADANG RATU 0,2 103 109 115 120 126
5 PAKHDA SUKA 0,2 56 59 63 66 69
6 SIMPANG SENDER 0,2 1.170 1.271 1.370 1.469 1.567
7 SIMPANG SENDER TENGAH 0,2 131 138 146 154 161
8 SUBIK 0,2 48 50 53 55 58
9 SUKA MARGA 0,2 243 258 272 286 300
10 SUKABUMI 0,2 107 113 119 125 131
11 SUKARAMI 0,2 138 146 154 162 170
12 TANJUNG BARU RANAU 0,2 56 59 62 64 67
13 TANJUNG KEMALA 0,2 124 131 138 145 152
14 TANJUNG SARI 0,2 70 74 78 82 86
15 TANJUNG SETIA 0,2 220 234 247 259 272
16 WAY RELAI 0,2 119 126 132 139 146
III WARKUK RANAU SELATAN 0,2 2.674 3.158 3.636 4.109 4.579
1 BEDENG TIGA 0,2 386 573 758 941 1.122
2 GUNUNG AJI 0,2 251 291 332 372 412
3 KOTA BATU 0,2 676 732 786 839 892
4 PAGAR DEWA 0,2 463 545 627 708 789
5 PILLA 0,2 257 301 345 388 430
6 SUKAJAYA 0,2 153 178 204 230 255
7 TANJUNG BARU 0,2 198 211 224 237 250
8 TANJUNG JATI 0,2 290 325 360 394 428
GRAND TOTAL 9.954 11.196 12.417 13.623 14.820
C. TAMAN KOTA
D. TAMAN PEMAKAMAN
Di sisi lain, dalam pemenuhan kebutuhan RTH Kota di Kawasan Sekitar Danau Ranau
diperlukannya sebuat RTH Kawasan / Kota yang didasarkan pada standar dan aturan RTH
30% dari luas wilayah / kawasan, yang terdiri dari RTH Publik sebesar 20% dan RTH Privat
10%.
Berdasarkan luas wilayah Kawasan Sekitar Danau Ranau sekitar 9.411,11 hektar maka
kebutuhan RTH Kawasan di kawasan ini sekitar 2.823,34 hektar (30% dari luas Kawasan
Sekitar Danau Ranau), yang terdiri dari RTH Publik sekitar 1.882,22 hektar dan RTH Privat
sekitar 941,11 hektar. RTH publik yang diarahkan adalah taman RW, taman Kelurahan,
taman Kecamatan, taman Kota, taman pemakaman dan RTH hutan kota, sedangkan
untuk RTH privat bisa dikembangkan melalui pengembangan RTH Kawasan Perumahan
dan Pekarangan. Untuk lebih jelasnya mengenai luas kebutuhan RTH 30% dari Kawasan
Sekitar Danau Ranau dapat dilihat pada Gambar 4-34 berikut :
Gambar 4- 34
Persentase Kebutuhan RTH 30% pada Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tabel 4- 38
Proyeksi Kebutuhan RTH Hutan Kota di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Konsumsi Oksigen (gram/hari) Luas Hutan Kota (m2)
No. Kecamatan / Kelurahan
2019 2024 2029 2034 2039 2019 2024 2029 2034 2039
I BANDING AGUNG 18.866.575 21.258.861 23.595.433 25.906.290 28.194.005 186.337 209.964 233.041 255.865 278.459
1 AIR RUPIK 1.064.572 1.132.286 1.199.143 1.265.143 1.330.286 10.514 11.183 11.843 12.495 13.139
2 BANDAR AGUNG RANAU 3.344.572 3.609.429 3.870.001 4.128.858 4.386.001 33.033 35.649 38.222 40.779 43.319
3 BANDING AGUNG 741.429 788.572 834.000 880.286 925.714 7.323 7.788 8.237 8.694 9.143
4 KARANG INDAH 315.429 333.429 351.429 368.571 385.714 3.115 3.293 3.471 3.640 3.810
5 MERBAU 766.286 815.143 863.143 911.143 959.143 7.568 8.051 8.525 8.999 9.473
6 PENANTIAN 646.286 685.714 724.286 762.857 800.572 6.383 6.772 7.153 7.534 7.907
7 RANTAU NIPIS 1.122.000 1.194.000 1.265.143 1.335.429 1.404.857 11.081 11.793 12.495 13.189 13.875
8 SIDODADI 573.429 594.857 616.286 637.714 658.286 5.663 5.875 6.087 6.298 6.502
9 SIPATUHU 1.746.000 1.863.429 1.979.143 2.093.143 2.206.286 17.244 18.404 19.547 20.673 21.790
10 SIPATUHU II 2.137.715 3.248.572 4.324.286 5.378.572 6.420.001 21.113 32.085 42.709 53.122 63.407
11 SUGIH WARAS 1.316.572 1.401.429 1.485.429 1.569.429 1.653. 429 13.003 13.841 14.671 15.501 16.330
12 SUKA NEGERI 577.714 612.000 645.429 678.857 712.286 5.706 6.044 6.375 6.705 7.035
13 SUKAMAJU 605.143 641.143 676.286 710.572 745.714 5.977 6.332 6.679 7.018 7.365
14 SURABAYA 780.000 828.857 876.000 922.286 969.429 7.704 8.186 8.652 9.109 9.575
15 SURABAYA TIMUR 222.857 236.571 249.429 263.143 276.000 2.201 2.337 2.463 2.599 2.726
16 TANGSI AGUNG 353.143 374.571 395.143 416.571 437.143 3.488 3.699 3.903 4.114 4.317
17 TANJUNG AGUNG 823.714 876.000 926.572 977.143 1.026.000 8.135 8.652 9.151 9.651 10.133
18 TANJUNG HARAPAN 1.032.000 1.290.000 1.547.143 1.805.143 2.062.286 10.193 12.741 15.280 17.829 20.368
19 TERAP MULIA 307.714 324.857 342.000 358.286 374.571 3.039 3.208 3.378 3.539 3.699
20 WAY TIMAH 390.000 408.000 425.143 443.143 460.286 3.852 4.030 4.199 4.377 4.546
BUAY PEMATANG RIBU
II 12.332.573 13.191.431 14.034.002 14.867.145 15.695.145 121.803 130.286 138.607 146.836 155.014
RANAU TENGAH
1 GEDONG BARU 370.286 391.714 412.286 433.714 454.286 3.657 3.869 4.072 4.284 4.487
2 HANGKUSA 396.000 419.143 442.286 463.714 486.000 3.911 4.140 4.368 4.580 4.800
3 JEPARA 484.286 511.714 539.143 565.714 591.429 4.783 5.054 5.325 5.587 5.841
4 PADANG RATU 441.429 467.143 491.143 516.000 540.000 4.360 4.614 4.851 5.096 5.333
5 PAKHDA SUKA 240.000 254.571 269.143 282.857 296.571 2.370 2.514 2.658 2.794 2.929
6 SIMPANG SENDER 5.014.287 5.446.287 5.872.287 6.294.858 6.714.858 49.524 53.790 57.998 62.171 66.320
7 SIMPANG SENDER TENGAH 559.714 593.143 625.714 658.286 690.000 5.528 5.858 6.180 6.502 6.815
8 SUBIK 204.857 216.000 227.143 237.429 248.571 2. 023 2.133 2.243 2.345 2.455
9 SUKA MARGA 1.043.143 1.105.714 1.166.572 1.226.572 1.286.572 10.303 10.921 11.522 12.114 12.707
10 SUKABUMI 459.429 486.000 510.857 536.572 561.429 4.538 4.800 5.046 5.299 5.545
11 SUKARAMI 592.286 626.572 660.857 695.143 728.572 5.850 6.188 6.527 6.866 7.196
12 TANJUNG BARU RANAU 240.857 252.857 264.857 276.000 288.000 2.379 2.497 2.616 2.726 2.844
13 TANJUNG KEMALA 531.429 562.286 592.286 621.429 651.429 5.249 5.553 5.850 6.138 6.434
14 TANJUNG SARI 301.714 318.857 335.143 351.429 367.714 2.980 3.149 3.310 3.471 3.632
15 TANJUNG SETIA 943.714 1.001.143 1.056.857 1.111.714 1.165.714 9.321 9.888 10.438 10.980 11.513
16 WAY RELAI 509.143 538.286 567.429 595.714 624.000 5.029 5.316 5.604 5.884 6.163
III WARKUK RANAU SELATAN 11.461.716 13.535.145 15.582.003 17.610.003 19.625.146 113.202 133.680 153.896 173.926 193.829
1 BEDENG TIGA 1.656.000 2.457.429 3.248.572 4.032.001 4.810.287 16.356 24.271 32.085 39.822 47.509
2 GUNUNG AJI 1.074.000 1.248.000 1.422.000 1.595.143 1.767.429 10.607 12.326 14.044 15.754 17.456
3 KOTA BATU 2.898.858 3.138.858 3.370.286 3.597.429 3.821.143 28.631 31.001 33.287 35.530 37.740
4 PAGAR DEWA 1.985.143 2.336.572 2.686.286 3.034.286 3.381.429 19.606 23.077 26.531 29.968 33.397
5 PILLA 1.101.429 1.290.857 1.476.857 1.661.143 1.844.572 10.878 12.749 14.586 16.406 18.218
6 SUKAJAYA 654.857 764.572 875.143 984.857 1.094.572 6.468 7.551 8.643 9.727 10.811
7 TANJUNG BARU 847.714 905.143 960.857 1.015.714 1.069.714 8.372 8.940 9.490 10.032 10.565
8 TANJUNG JATI 1.243.714 1.393.715 1.542.000 1.689.429 1.836.000 12.284 13.765 15.230 16.686 18.133
GRAND TOTAL 42.660.864 47.985.437 53.211.438 58.383.438 63.514.296 421.342 473.930 525.544 576.627 627.302
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Keterangan :
Standar Kebutuhan Oksigen:
600 L/Hari
857,143 g/Hari = Konsumsi Oksigen Manusia
Analisis struktur ruang Kawasan Sekitar Danau Ranau tidak terlepas dari arahan
kebijakan tata ruang diatasnya yaitu RTRWN, RTRWP, RTRW Kabupaten dan Kebijakan
Pembangunan Sektoral.
Rencana Struktur Ruang Kawasan Sekitar Danau Ranau berfungsi sebagai arahan
pembentuk sistem pusat kegiatan kawasan yang memberikan layanan bagi wilayah inti
dan wilayah penyangga di sekitarnya yang berada dalam kawasan perkotaan, dan sistem
peletakan jaringan prasarana wilayah perkotaan yang menunjang keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada didalam bagian kawasan perkotaan.
1. Optimalisasi lokasi yang dilalui jalur sirkulasi dengan aksesibilitas yang baik.
2. Pengembangan struktur tata ruang dengan meningkatkan efisiensi pelayanan sistem
perkotaan yang berfungsi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dan KSK
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Panas Bumi Gheotermal sekaligus arahan kedepannya
akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan memiliki funsgi sebagai
kawasan perkotaan Kawasan Sekitar Danau Ranau.
3. Pengembangan struktur tata ruang dengan meningkatkan aksesibilitas melalui
peningkatan jaringan transportasi yang lebih memadai untuk mendukung kegiatan
perdagangan maupun kegiatan perekonomian lainnya, baik skala lokal, regional,
maupun nasional.
4. Pengembangan pola pemanfaatan ruang kawasan melalui optimalisasi pemanfaatan
berdasarkan kesesuaian lahan.
5. Mengembangkan konsep pola pemanfaatan ruang kawasan sebagai perpaduan
antara konsep ideal dan kondisi di lapangan.
6. Perluasan pemanfaatan ruang terbangun, lebih diarahkan pada lahan yang berada di
dalam kawasan berupa lahan kurang/tidak produktif serta mengoptimalkan
pemanfaatan lahan tidur/kosong.
7. Penyebaran fasilitas pelayanan ke seluruh kawasan sesuai dengan kebutuhan.
8. Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan atau zona lindung seperti zona
sempadan sungai, sempadan danau dan kawasan konservasi.
Dengan demikian maka strategi pengembangan sistem perkotaan Kawasan Sekitar Danau
Ranau adalah :
Dengan demikian, Kawasan Sekitar Danau Ranau dibagi menjadi 4 (empat) sub WP yang
didasarkan pada batas Kecamatan, yang terdiri dari Sub A (Banding Agung), Sub B (Buay
Pematang Ribu Ranau Tengah), Sub C (Warkuk Ranau Selatan) dan Sub D (Sukau),
dengan masing-masing luasan, seperti yang terdapat pada Tabel 4-39 berikut :
Tabel 4- 39
Pembagian Sub WP pada Kawasan Sekitar Danau Ranau
No Sub WP Kecamatan Luas (Ha) (%)
1 Sub WP A Banding Agung 4.035,43 51,73
Buay Pematang Ribu
2 Sub WP B 2.533,23 32,47
Ranau Tengah
Masing-masing sub WP memiliki luasan yang berbeda, yakni : Sub WP A seluas 4035,43
hektar (51,73%), Sub WP B seluas 2533,23 hektar (32,47%), dan Sub WP C seluas
1233,03 hektar (15,80%). Lebih jelasnya mengenai persentase luas masing-masing sub
WP dapat dilihat pada Gambar 4-35 berikut :
Gambar 4- 35
Grafik Pembagian dan Luas Sub WP pada Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Arahan pembagian dan penetapan Sub WP yang akan ditetapkan di Kawasan Sekitar
Danau Ranau dapat dilihat pada Gambar 4-36 dan Gambar 4-37 berikut :
Gambar 4- 36
Analisis Pembagian Fungsi Sub WP di Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Gambar 4- 37
Peta Pembagian Sub WP Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kawasan Sekitar Danau Ranau memiliki keterkaitan sebagai Danau Prioritas Nasional,
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, dan KSK sekaligus KSP yang berada di 2 provinsi
yaitu Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung, dimana setiap rencana atau
kegiatan yang ada pada kawasan ini harus adanya saling keterkaitan. Berdasarkan hasil
analisis keseluruhan, maka terbentuklah hasil akhir dari arahan struktur hirarki ruang
yang didasarkan pada data karakteristik kawasan per desa dan per kecamatan serta hasil
analisis aksesibilitas, gravitasi, rank size dan fungsi kawasan, yang selanjutnya
terbentuklah hasil analisis skalogram yang dapat menentukan struktur hirarki ruang pada
Kawasan Sekitar Danau Ranau, seperti yang terdapat pada Tabel 4-43.
A. Hasil analisis aksesibilitas yaitu tingkat kemudahan jangkauan atau jarak tempuh
antar kecamatan, dihasilkan dari : (hasil lihat Tabel 4-40)
Keterangan :
1. Jalan Buruk : 2
2. Jalan Sedang : 1,5
3. Jalan Baik : 1
Tabel 4- 40
Analisis Aksesibilitas Kawasan Sekitar Danau Ranau
Warkuk
Banding BPR Ranau
No. Kecamatan / Desa Ranau Jumlah Range
Agung Tengah
Selatan
1 BANDING AGUNG 0 89.124,29 489.572,76 578.697,05 R
BUAY PEMATANG RIBU
2 89.124,29 0 487.997,43 577.121,72 R
RANAU TENGAH
3 WARKUK RANAU SELATAN 489.572,76 487.997,43 0 977.570,19 T
GRAND TOTAL 578.697,05 577.121,72 977.570,19
B. Hasil analisis gravitasi, digunakan untuk melihat besarnya daya tarik suatu potensi
yang berada pada suatu lokasi, kaitan potensi suatu lokasi dengan besarnya wilayah
pengaruh dari potensi tersebut (Utoyo, 2007). Rumus gravitasi adalah sebagai berikut :
Pi x Pj
Aij = k
dij b
Keterangan :
Aij = Besarnya interaksi kecamatan/desa i dengan kecamatan/desa j
Pi = Jumlah penduduk di keacamatan/desa i, dalam ribuan jiwa
Pj = jumlah penduduk di kecamatan/desa j (jiwa)
dij = Jarak dari kecamatan/desa i dengan kecamatan/desa j, dalam kilometer
k = Angka konstanta empiris, bernilai 1
b = Pangkat dari dij yang sering digunakan
b = 2
Untuk melihat keterkaitan atau interaksi antara Kecamatan maupun desa sebagai
pusat pertumbuhan dengan kecamatanatau wilayah lainnya yang menjadi hinterland
atau wilayah pendukungnya, dihasilkan dari perhitungan analisis gravitasi seperti yang
terdapat pada Tabel 4-41 berikut :
Tabel 4- 41
Analisis Gravitasi Kawasan Sekitar Danau Ranau
Warkuk
No Banding BPR Ranau
Kecamatan / Desa Ranau Jumlah Range
. Agung Tengah
Selatan
4.797.813,0 5.671.231,1
1 BANDING AGUNG 0 873.418,09 R
4 3
BUAY PEMATANG RIBU 4.782.374,7 5.655.792,8
2 873.418,09 0 R
RANAU TENGAH 7 6
WARKUK RANAU 4.797.813,0 4.782.374,7 9.580.187,8
3 0 T
SELATAN 4 7 1
5.671.231,1 5.655.792,8 9.580.187,8
GRAND TOTAL
3 6 1
Keterangan :
Rendah : <13.934.961,52
Sedang : 13934961,52-19.994.061,26
Tinggi : >19.994.061,26
C. Hasil analisis rank size, digunakan untuk mengukur besaran kawasan di dalam satu
wilayah kecamatan maupun kabupaten/kota. Dalam hal ini, besar suatu kawasan atau
kota diasumsikan pada besaran suatu desa dan kecamatan. Besar suatu desa dan
kecamatan dapat diperhitungkan secara sederhana dengan hanya mengetahui besar
jumlah penduduk suatu desa maupun kecamatan dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang terbesar. Untuk memudahkan dalam mengetahui penduduk desa
maupun kecamatan, dapat dihitung rank size dengan rumus :
Pn = P1. Rnˉ¹
Keterangan :
Pn : jumlah penduduk kecamatan/desa yang dihitung
P1 : jumlah penduduk kecamatan/desa terbesar (no.1)
Rn : Rank kecamatan/desa yang akan dicari
Berdasarkan hasil perhitungan, Kecamatan Banding Agung memiliki jumlah penduduk terbesar
yang dapat dikategorikan sebagai wilayah kecamatan terbesar perkembangannya
dibandingkan dengan kecamatan lainnya dengan nilai 4,295, sedangkan untuk tingkat desa
menunjukan bahwa Desa Simpang Sender Kecamatan BPR Ranau Tengah dengan nilai rank
size sebesar 3,749. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4-38 dan Tabel 4-42
berikut :
Tabel 4- 42
Analisis Rank Size Kawasan Sekitar Danau Ranau
Jumlah
No Kecamatan / Desa Penduduk Log x Log y Rank Size
(Jiwa) : Y
1 BANDING AGUNG 19.730 0 4,295 3
1 AIR RUPIK 1.197 0 3,078 2
2 BANDAR AGUNG RANAU 3.743 0,301 3,573 3
3 BANDING AGUNG 837 0,477 2,923 2
4 KARANG INDAH 353 0,602 2,548 1
5 MERBAU 866 0,699 2,938 2
6 PENANTIAN 728 0,778 2,862 2
7 RANTAU NIPIS 1.261 0,845 3,101 2
8 SIDODADI 652 0,903 2,814 1
9 SIPATUHU 1.941 0,954 3,288 2
10 SIPATUHU II 1.258 1 3,1 2
11 SUGIH WARAS 1.495 1,041 3,175 2
12 SUKA NEGERI 653 1,079 2,815 1
13 SUKAMAJU 686 1,114 2,836 2
14 SURABAYA 871 1,146 2,94 2
15 SURABAYA TIMUR 250 1,176 2,398 1
16 TANGSI AGUNG 400 1,204 2,602 1
17 TANJUNG AGUNG 913 1,23 2,96 2
18 TANJUNG HARAPAN 868 1,255 2,939 2
19 TERAP MULIA 347 1,279 2,54 1
20 WAY TIMAH 411 1,301 2,614 1
2 BUAY PEMATANG RIBU RANAU TENGAH 13.864 0,301 4,142 2
1 GEDONG BARU 420 0 2,623 1
2 HANGKUSA 445 0,301 2,648 1
3 JEPARA 546 0,477 2,737 1
4 PADANG RATU 499 0,602 2,698 1
5 PAKHDA SUKA 270 0,699 2,431 1
6 SIMPANG SENDER 5.606 0,778 3,749 3
7 SIMPANG SENDER TENGAH 632 0,845 2,801 1
Keterangan :
Rentang Nilai
Bobot Skala
Skala Desa Skala Kecamatan
1 Rendah <2,827 <4,134
2 Sedang 2,827-3,288 4,134-4,214
3 Tinggi >3,288 >4,214
Gambar 4- 38
Grafik Rank Size Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
k = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
k = banyak kelas
n = banyak kecamatan
Berdasarkan beberapa hasil analisis diatas, maka dihasilkan analisis skalogram secara
keseluruhan yang dapat menentukan struktur hirarki seperti yang terdapat pada Tabel 4-
43 dan Tabel 4-44.
Dari tabel tersebut, menunjukan Kecamatan Banding Agung merupakan Kecamatan yang
memiliki hirarki tertinggi dengan jumlah penduduk dan ketersediaan fasilitas yang cukup
lengkap dibandingkan dengan Kecamatan lainnya, sehingga termasuk pada Hirarki I yaitu
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan Hirarki I (H1). Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau
Tengah dan Kecamatan Warkuk Ranau Selatan masuk pada Hirarki II yaitu sebagai Pusat
Pelayanan Hirarki II (H2). Sedangkan untuk Kecamatan Sukau masuk pada Hirarki III
sehingga berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Hirarki III (H3).
Untuk lebih jelasnya, struktur hirarki ruang dan fungsi kegiatan pada masing-masing
Kecamatan dan Desa di Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat dilihat pada Gambar 4-39
berikut :
Tabel 4- 43
Analisis Kriteria Kawasan Sekitar Danau Ranau sebagai Pendukung Analisis Skalogram
Luas Jumlah Kepadatan
No % Lahan Kelengkapan Rank
Kecamatan / Desa Wilayah Penduduk Penduduk Aksesbilitas Gravitasi Total Nilai
. Terbangun Sarana Size
(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
I BANDING AGUNG 3.633,12 19.730 5,43 24,43 5.675 880.892,20 8.632.743,53 4,3 9.542.708,00
1 AIR RUPIK 270,31 1.197 4,43 0 327 0 0 3,08 1.801,81
2 BANDAR AGUNG RANAU 29,84 3.743 125,45 0 1.242 0 0 3,57 5.143,86
3 BANDING AGUNG 620,9 837 1,35 0 232 0 0 2,92 1.694,17
4 KARANG INDAH 96,78 353 3,65 0 98 0 0 2,55 553,97
5 MERBAU 52,56 866 16,48 0 254 0 0 2,94 1.191,98
6 PENANTIAN 121,52 728 5,99 0 200 0 0 2,86 1.058,37
7 RANTAU NIPIS 177,33 1.261 7,11 0 360 0 0 3,1 1.808,54
8 SIDODADI 81,07 652 8,04 0 184 0 0 2,81 927,93
9 SIPATUHU 204,43 1.941 9,49 0 533 0 0 3,29 2.691,21
10 SIPATUHU II 98,31 1.258 12,8 0 346 0 0 3,1 1.718,21
11 SUGIH WARAS 188,66 1.495 7,92 0 401 0 0 3,17 2.095,76
12 SUKA NEGERI 165,06 653 3,96 0 179 0 0 2,81 1.003,83
13 SUKAMAJU 129,37 686 5,3 0 185 0 0 2,84 1.008,51
14 SURABAYA 382,09 871 2,28 0 241 0 0 2,94 1.499,31
15 SURABAYA TIMUR 552,76 250 0,45 0 72 0 0 2,4 877,61
16 TANGSI AGUNG 123,03 400 3,25 0 112 0 0 2,6 640,89
17 TANJUNG AGUNG 39,85 913 22,91 0 251 0 0 2,96 1.229,72
18 TANJUNG HARAPAN 26,52 868 32,73 0 235 0 0 2,94 1.165,19
19 TERAP MULIA 179,18 347 1,94 0 96 0 0 2,54 626,65
20 WAY TIMAH 93,55 411 4,39 0 129 0 0 2,61 640,56
BUAY PEMATANG RIBU RANAU
II 2.972,02 13.864 4,66 12,03 3.998 803.659,36 7.875.861,77 4,14 8.700.375,99
TENGAH
1 GEDONG BARU 256,87 420 1,64 0 122 59,16 59,16 2,62 921,45
Tabel 4- 44
Hasil Analisis Skalogram pada Kawasan Sekitar Danau Ranau
Kepadata
Luas Jumlah % Lahan
n Kelengkapa Aksesbilita Gravitas Rank Total Pusat Hirarki/Arahan
No. Kecamatan / Desa Wilaya Pendudu Terbangu Hirarki
Penduduk n Sarana s i Size Bobot Struktur Ruang
h (Ha) k (Jiwa) n
(Jiwa/Ha)
Pusat Pelayanan
I BANDING AGUNG 3 3 1 1 3 1 1 3 16 H1
Kawasan
1 AIR RUPIK 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
2 BANDAR AGUNG RANAU 1 3 1 0 3 0 0 3 11 H1 Pusat PPK
3 BANDING AGUNG 3 1 1 0 1 0 0 2 8 H2
4 KARANG INDAH 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
5 MERBAU 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
6 PENANTIAN 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
7 RANTAU NIPIS 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
8 SIDODADI 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
9 SIPATUHU 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
10 SIPATUHU II 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
11 SUGIH WARAS 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
12 SUKA NEGERI 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
13 SUKAMAJU 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
14 SURABAYA 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
15 SURABAYA TIMUR 3 1 1 0 1 0 0 1 7 H2
16 TANGSI AGUNG 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
17 TANJUNG AGUNG 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
18 TANJUNG HARAPAN 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
19 TERAP MULIA 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
20 WAY TIMAH 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
BUAY PEMATANG RIBU Sub Pusat Pelayanan
II 3 2 1 1 3 1 1 3 15 H2
RANAU TENGAH Kawasan
1 GEDONG BARU 2 1 1 0 1 0 0 1 6 H3
2 HANGKUSA 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
3 JEPARA 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
4 PADANG RATU 2 1 1 0 1 0 0 1 6 H3
5 PAKHDA SUKA 2 1 1 0 1 0 0 1 6 H3
6 SIMPANG SENDER 2 3 1 0 3 0 0 3 12 H1 Pusat SPPK
7 SIMPANG SENDER TENGAH 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
8 SUBIK 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
9 SUKA MARGA 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
10 SUKABUMI 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
11 SUKARAMI 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
12 TANJUNG BARU RANAU 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
13 TANJUNG KEMALA 2 1 1 0 1 0 0 1 6 H3
14 TANJUNG SARI 2 1 1 0 1 0 0 1 6 H3
15 TANJUNG SETIA 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
16 WAY RELAI 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
Sub Pusat Pelayanan
III WARKUK RANAU SELATAN 1 1 3 1 1 3 3 1 14 H2
Kawasan
1 BEDENG TIGA 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
2 GUNUNG AJI 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
3 KOTA BATU 1 2 1 0 2 0 0 3 9 H2 Pusat SPPK
4 PAGAR DEWA 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
5 PILLA 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
6 SUKAJAYA 1 1 1 0 1 0 0 1 5 H3
7 TANJUNG BARU 2 1 1 0 1 0 0 2 7 H2
8 TANJUNG JATI 1 1 1 0 1 0 0 2 6 H3
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Tabel 4- 45
Skala Penilaian Kriteria Analisis Skalogram
Rentang Nilai
No Variabel Bobot Skala
Skala Desa Skala Kecamatan
1 Rendah <209,73 <2.035,30
1 V1 Luas Wilayah (Ha) 2 Sedang 209,73-415,32 2.035,30-2.834,21
3 Tinggi >415,32 >2.834,21
1 Rendah <2.023 <14.104
2 V2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 2 Sedang 2.023-3.815 14.104-16.917
3 Tinggi >3.815 >16.917
1 Rendah <149 <7
3 V3 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 2 Sedang 149-296 7--8
3 Tinggi >296 >8
1 Rendah - <24,87
Persentase Luas Lahan Terbangun
4 V4 2 Sedang - 24,87-38,67
(%)
3 Tinggi - >38,67
1 Rendah <612 <3.834
5 V5 Kelengkapan Sarana 2 Sedang 612-1.157 3.834-4.755
3 Tinggi >1.157 >4.755
1 Rendah - <1.421.934,85
6 V6 Aksesibilitas 2 Sedang - 1.421.934,85-2.040.210,33
3 Tinggi - >2.040.210,33
1 Rendah - <13.934.961,52
7 V7 Gravitasi 2 Sedang - 13934961,52-19.994.061,26
3 Tinggi - >19.994.061,26
1 Rendah <2,827 <4,134
8 V8 Ranksize 2 Sedang 2,827-3,288 4,134-4,214
3 Tinggi >3,288 >4,214
Gambar 4- 39
Analisis Struktur Hirarki Ruang Kawasan Sekitar Danau Ranau
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Rencana skala pelayanan kegiatan meliputi semua sistem kegiatan primer, sistem
kegiatan sekunder sampai pada kegiatan lokal dan lingkungan (tersier). Struktur
pelayanan kegiatan merupakan komponen perencanaan yang bertujuan dalam distribusi
jenis dan pelayanan kegiatan yang ditetapkan dalam struktur ruang kawasan. Sehingga
rencana skala pelayanan kegiatan terdiri dari Pusat Pelayanan Kota/Kawasan Perkotaan
(PPK) sebagai pusat kegiatan primer, Sub Pusat Pelayanan Kota/Kawasan Perkotaan (SPK)
sebagai pusat kegfiatan sekunder dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat
kegiatan tersier.
Rencana skala pelayanan kegiatan di Kawasan Sekitar Danau Ranau dibagi atas :
1. Kegiatan Sentra Primer sebagai PPK, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala
regional, pusat kegiatan pemerintahan dan skala sarana wilayah (daerah), yang
diarahkan di Sub WP A.
2. Kegiatan Sentra Sekunder sebagai SPK, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi, pusat
pemerintahan dan sarana daerah skala sub wilayah dengan jangkauan pelayanan
beberapa kecamatan. Corak pelayanan mengarah kepada kegiatan perdagangan,
kegiatan jasa pribadi dan jasa perdagangan. Dimana akan diarahkan di Sub WP B dan
Sub WP C.
3. Kegiatan Sentra Tersier/Lokal sebagai PPL, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi,
pusat pemerintahan dan sarana wilayah berskala lingkungan dengan jangkauan
pelayanan desa atau beberapa RW, serta corak pelayanan perdagangan eceran dan
kegiatan pribadi. Dimana akan diarahkan di Sub WP D.
Rencana penataan ruang dijabarkan ke dalam rencana pola ruang yang merupakan
rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah perencanaan yang meliputi rencana
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Rencana pola eruang
berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat serta
kegiatan pelestarian lingkungan ;
2. Sebagai pendetailan pola ruang dalam RTRWN, RTRWP dan khusunya RTRW
Kabupaten dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang ;
3. Sebagai dasar penyusunan program jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh
(20) tahun mendatang, yakni tahun 2039 ; dan
4. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang .
Analisis pola ruang, bertujuan untuk mengetahui pola atau fungsi dari masing-masing
kegiatan yang akan direncanakan di Kawasan Sekitar Danau Ranau, yang dihasilkan dari
beberapa tahapan analisis sebelumnya. Tahapan analisis pola ruang di Kawasan Sekitar
Danau Ranau, juga dilakukan dengan cara overlay peta-peta pendukung berdasarkan hasil
analisis dan dasar-dasar pertimbangan diatas, seperti yang terdapat pada Gambar 4-40
berikut :
Gambar 4- 40
Tahapan Analisis Pola Ruang
Sumber: Hasil Studi Literatur, 2019
1. Pemanfaatan yang disesuaikan dengan pola ruang dua dan tiga dimensi ;
2. Kebijakan pembangunan spasial dan sektoral, berdasarkan rencana tata ruang
diatasnya (RTRWN, RTRWP dan RTRW Kabupaten ) serta hasil focus group discussion
(FGD) dengan instansi-instansi terkait dan masyarakat setempat (lingkup provinsi dan
daerah). Juga didasarkan strategi penataan ruang diatasnya ;
3. Potensi daya dukung lahan berdasarkan karakteristik fisik dan prasarana/utilitas
dalam blok perencanaan, untuk tata guna lahan yang sesuai dengan rencana
peruntukan kawasan dan disesuaikan dengan kecenderungan perkembangan saat ini
serta proyeksi pengembangan pada masa yang akan datang. Juga potensi daya
tampung lingkungan hidup untuk menampung kegiatan penduduk ;
4. Pengkajian alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai pemanfaatannya berdasarkan
hasil analisis kesesuaian lahan ;
5. Perkembangan penduduk dalam kawasan ;;
6. Kondisi struktur fisik tata ruang kawasan saat ini. Pola jaringan dan bentuk
pengelompokan bangunan serta karakteristik fisik kawasan akan memberi batasan
dan arahan pengembangan kegiatan dan tata guna lahan ;
7. Perkembangan kegiatan dan penggunaan lahan eksisting kawasan ;
8. Kebutuhan pengembangan ruang kawasan yang didasarkan atas kebutuhan
pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan, pelayanan fasilitas/sarana,
jaringan prasarana, serta fisik bangunan ;
9. Status penguasaan lahan ;
10. Keinginan pembentukan karakter kawasan yang akan dicapai pada masa yang akan
datang ; dan
11. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Berdasarkan beberapa dasar pertimbangan diatas, arahan pola pemanfaatan ruang yang
akan direncanakan pada Kawasan Sekitar Danau Ranau adalah pengembangan pola
pemanfaatan dan peruntukan ruang untuk zona lindung dan zona budidaya.
1. Permen ATR/Kepala BPN Nomor 11 tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang;
2. Permen ATR/ Kepala BPN Nomor 14 tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis
Data dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota,
Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota;
3. Rencana pola ruang yang akan dikembangkan pada Kawasan Sekitar Danau Ranau;
dan
4. Berdasarkan pola kecenderungan perkembangan struktur dan pola pemanfaatan
ruang pada masa yang akan datang .
Zona Lindung adalah kawasan atau zona yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan
nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.
Mengacu pada Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,
mengarahkan perlunya upaya perlindungan terhadap kawasan yang termasuk kedalam
kategori kawasan lindung. Kawasan lindung yang ada berpotensi untuk dipertahankan dan
dilindungi terdiri dari :
Kawasan atau zona perlindungan setempat (PS), menurut Keppres Nomor 32 Tahun
1990 adalah daratan sepanjang tepian danau/situ/sungai/mata air yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/situ/sungai/mata air antara 50-
100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Kawasan Sekitar Danau Ranau, terdapat sungai dan danau, sangat perlu diperhatikan
zona/kawasan tersebut supaya tidak terjadinya alih fungsi lahan di sekitarnya. Upaya
yang dapat dilakukan adalah penetapan delineasi untuk zona perlindungan setempat
(PS) pada area wilayah sungai dan danau, berupa pengalokasian ruang peruntukan
zona sempadan sungai dan zona sekitar danau. Penetapan delineasi zona
perlindungan setempat, dengan kriteria berikut :
Tujuan utama penataan daerah sepanjang aliran sungai adalah untuk melindungi
fungsi sungai dari kegiatan manusia yang dapat menganggu dan merusak kondisi
sungai tersebut. Dengan demikian daerah sepanjang aliran sungai tersebut dapat
berfungsi sebagai daerah konservasi dan preservasi serta mempermudah
pengontrolan dari masyarakat seandainya terjadi gangguan akibat pencemaran
sungai.
Pembuatan sempadan sungai di sepanjang sisi kiri dan kanan sungai, juga dapat
difungsikan sebagai ruang terbuka hijau dalam bentuk kebun/tegalan, sawah, taman
kota, sarana olah raga (khusus kawasan perkotaan).
Tujuan utama penataan daerah sekitar danau adalah untuk melindungi fungsi danau
dari kegiatan manusia yang dapat menganggu dan merusak kondisinya. Dengan
demikian daerah sekitar danau dapat berfungsi sebagai daerah konservasi dan
preservasi serta memperrmudah pengontrolan dari masyarakat seandainya terjadi
gangguan akibat pencemaran.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Penetapan zona ruang terbuka hijau (RTH) dalam rencana pengembangan pola ruang
di Kawasan Sekitar Danau Ranau, dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan
Kawasan Sekitar Danau Ranau secara berkelanjutan (sustainable) dengan tetap
memperhatikan kesinambungan/keseimbangan lingkungan dan ekologis kawasan.
Penyediaan ruang terbuka hijau (RTH), didasarkan pada Permen ATR/Kepala BPN
Nomor 14 tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau,
dan didasari tiga (3) hal lainnya yaitu luas wilayah, jumlah penduduk dan fungsi
tertentu.
Kebutuhan ruang untuk zona ruang terbuka hijau (RTH) didasarkan pada hasil analisis
kebutuhan (disesuaikan dengan banyaknya penduduk). Sedangkan dikaitkan dengan
pemenuhan kebutuhan RTH kota minimal 30% (20% publik dan 10% privat), seiring
dengan perkembangan kawasan yang akan semakin pesat dengan fungsinya sebagai
kawasan perkotaan di Kawasan Sekitar Danau Ranau. Rencana peruntukan zona
ruang terbuka hijau (RTH) yang direncanakan perlu ditingkatkan hingga mencapai
30% dari luas wilayah total.
Zona budidaya adalah zona atau kawasan tempat pengembangan berbagai usaha dan
kegiatan, pengembangan pemukiman, transportasi, energi, jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi dan sarana penunjang lainnya.
Kondisi relief muka bumi kawasan yang berbentuk dataran, merupakan suatu pembatas
tersendiri dalam upaya pengembangan Kawasan Sekitar Danau Ranau. Pemanfaatan
lahan untuk pengembangan zona budidaya, diarahkan pada kegiatan yang mampu
mendukung perkembangan kawasan perkotaan di Kawasan Sekitar Danau Ranau.
Luas lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi zona budidaya di
Kawasan Sekitar Danau Ranau, berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan adalah
seluas 7.801,68 hektar yang terdiri dari lahan available/potensial seluas 4.247,43 hektar
(54,44% dari luas Kawasan Sekitar Danau Ranau), 2.218,33 hektar pada lahan
conditional/kendala (28,43% dari luas Kawasan Sekitar Danau Ranau), dan lahan non
available/limitasi 1.335,92 hektar (17,12% dari luas Kawasan Sekitar Danau Ranau).
1. Badan Jalan
Jaringan jalan merupakan satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hirarki, dan merupakan salah satu aspek
terpenting dalam suatu perencanaan tata ruang. Ketersedian jaringan jalan
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak dan faktor penunjang yang sangat vital bagi
pertumbuhan dan perkembangan kota serta daerah sekitarnya. Dalam
perencanaannya, rencana pengembangan jaringan jalan di Kawasan Sekitar Danau
Ranau bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan memenuhi kebutuhan
infrastruktur wilayah dalam menunjang kegiatan perkotaan.
dan pisang. Selain itu akan dikembangkan kegiatan pertanian holtikultura dan sayuran
dalam skala kecil untuk menunjang kegiatan pertanian lahan basah (padi) yang
sifatnya musiman.
Tujuan penetapan Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM), adalah menyediakan ruang
untuk untuk industri-industri kecil dan menengah yang mengakomodasi kegiatan
industri skala kecil dan menengah yang ditata dalam perpetakan kecil dengan lantai
dua sampai empat lapis, sehingga memungkinkan masyarakat luas berusaha pada
bangunan industri yang berdekatan dengan rumah tinggalnya.
Sentra industri kecil menengah (SIKM) yang akan dikembangkan di Kawasan Sekitar
Danau Ranau, berupa industri rumah tangga (home industry) berbasis kopi dan coklat
dengan jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang, dengan lokasi kegiatan yang diarahkan
pada bangunan atau zona tersendiri dan/atau bergabung dengan tempat tinggal
pemilik industri kecil tersebut.
Tujuan penetapan zona peruntukan Pariwisata (W) di Kawasan Sekitar Danau Ranau
adalah mengembangkan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi alam (nature)
dan budaya (culture) yang ada di Kawasan Sekitar Danau Ranau dan terpusat di
wilayah Danau Ranau yang dapat mendukung kegiatan wisata pantai, wisata air dan
wisata alam lainnya.
a. Rumah kepadatan tinggi (R-2), dengan ketentuan Koefisen Dasar Bangunan (KDB)
sekitar 70% - 80%, dan mensyaratkan pembangunan tipe rumah kepadatan tinggi
dengan menyediakan minimum 20% lahannya untuk penghijauan sebagai zona
RTH pekarangan.
b. Rumah kepadatan sedang (R-3), dengan ketentuan Koefisen Dasar Bangunan
(KDB) sekitar 50% - 60%, dan mensyaratkan pembangunan tipe rumah kepadatan
sedang dengan menyediakan minimum 20% lahannya untuk penghijauan sebagai
zona RTH pekarangan.
c. Rumah kepadatan rendah (R-4), dengan ketentuan Koefisen Dasar Bangunan
(KDB) sekitar 30% - 50%, oleh karena itu pada kelompok perumahan ini
diharapkan dapat mendukung realisasi proporsi RTH private sebesar 10%. Juga
mensyaratkan pembangunan tipe rumah kepadatan tinggi dengan menyediakan
minimum 20% lahannya untuk penghijauan sebagai zona RTH pekarangan.
akan dikembangkan , terdiri dari sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1), sarana
pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2), sarana pelayanan umum skala kelurahan
(SPU-3) dan sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4).
Zona Campuran (C) yang diarahkan di Kawasan Sekitar Danau Ranau adalah
Campuran Intensitas Menengah/Sedang (C2) merupakan campuran hunian dan non
hunian dengan intensitas pemanfaatan ruang/kepadatan zona terbangun sedang.
Apabila tidak ada keterbatasan daya dukung lingkungan dan ketentuan nilai sosial
budaya setempat maka KDB kawasan campuran intensitas menengah maksimum
70% dan ketinggian bangunan 3 (tiga) sampai 5 (lima) lantai.
TPST yang dimaksud untuk dikembangkan di Kawasan Sekitar Danau Ranau adalah
sebuah zona yang berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, pendaur ulangan, dan pemrosesan akhir sampah.
Alokasi peruntukan ruang untuk Zona Pengelolaan Persampahan (PP) yang diarahkan
adalah ruang yang berdekatan langsung dengan hutan kota dan jauh dari permukiman
penduduk, dengan aksesibilitas pembangunan jaringan lokal menuju TPA.
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan ketentuan
pemanfaatan ruang. Analisis pemanfaatan ruang merupakan upaya mewujudkan rencana
pengembangan dan pengendalian ruang dalam bentuk program pengembangan kawasan
yang diprioritaskan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan yaitu 20 tahun.
Ketentuan pemanfaatan ruang di Kawasan Sekitar Danau Ranau, disusun dengan kriteria :
Tabel 4- 46
Ketentuan Umum Pemanfaatan Ruang Kawasan Sekitar Danau Ranau
ANALISIS POLA
NO KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
RUANG
I ZONA LINDUNG
2 Zona Perlindungan Kawasan ini harus dihijaukan sebagai lapisan pelindung dari objek
Setempat (PS) : perlindungan. Lapisan perlindungan ini jika rusak/ beralih fungsi, maka akan
Sempadan Sungai mengakibatkan bencana bagi daerah sekitarnya dan daerah dibawahnya.
(SS), dan Sempadan Besarnya sempadan masing-masing objek perlindungan ditetapkan oleh PP,
Danau (DW) Permen, dan peraturan lainnya.
Kawasan perlindungan setempat ini harus dikuasai oleh pemerintah untuk
kepentingan masyarakat banyak.
3 Zona Ruang Terbuka Hutan Kota bisa diterpkan sebagai hutan produksi
Hijau (RTH) berupa Hutan produksi dan hutan produksi terbatas berada dibawah pengawasan
Hutan Kota (RTH-1) Dinas Kehutanan.
Tanaman yang ditanam ditetapkan oleh Dinas Kehutanan dengan
pertimbangan fungsi hutan, tanaman lokal yang berfungsi penyangga,
tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tanaman lokal, dan
ketentuan lainnya.
Alih fungsi lahan hutan produksi diijinkan untuk kepentingan pembangunan
(bukan komersil) dan harus sesuai dengan RTRW Kabupaten dan RDTR
Kabupaten/Kota maupun Kecamatan.
Ahli fungsi lahan hutan produksi dan hutan produksi terbatas ditetapkan oleh
keputusan bupati/Perda kabupaten.
4 Zona Ruang Terbuka Taman dan pemakaman merupakan kawasan hijau yang wajib dipertahankan
Hijau (RTH) berupa keberadaannya.
Taman Kota (RTH-2), Setiap desa idealnya juga harus memiliki RTH dengan standar luas minimal
Taman Kec. (RTH-3), 30 % dari luas wilayah.
Taman Kel. (RTH-4), RTH yang harus disediakan pemerintah 20 % sisanya 10% dari permukiman
Taman RW (RTH-5), penduduk.
Pemakaman (RTH-7) RTH dapat berupa alun-alun, taman kota, taman desa, taman lingkungan,
taman bermain, taman bunga, taman buah, hutan kota, taman pulau,
boulevard jalan, dan taman hijau lainnya.
Persentase lahan terbangun pada RTH ini maks 5 % (untuk infrastrukturnya).
Taman dan pemakaman memiliki salah satu fungsi estetis (keindahan),
ekologi (lingkungan: sebagai daerah resapan air, penyeimbang lingkungan,
dan social budaya (untuk rekreasi, untuk bertemu dengan tetangga dalam
suasana taman, untuk makam, dan lainnya).
RTH tidak boleh beralih fungsi kecuali untuk kepentingan umum sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
RTH yang dialihfungsikan harus dikonversi ke daerah lain untuk mencukupi
lebutuhan RTH minimal 30% dari luas kawasan.
Pemakaman standar perkotaan harus disiapkan oleh pemerintah daerah.
Setiap desa harus menyediakan pemakaman agar sebaran makam
terkonsentrasi.
RTH pemakaman maksimal 5% yang boleh diperkeras.
RTH pemakaman harus menyediakan lahan untuk parkir kendaraan.
RTH pemakaman tidak boleh dialih fungsikan kecuali untuk kepentingan
umum dan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
II ZONA BUDIDAYA
1 Zona Perumahan (R) Perumahan kepadatan sedang-tinggi yang berada di Kawasan Pengembangan
berupa Perumahan terfokus di pusat kota dengan aturan yang ketat.
Kepadatan Rendah- Perumahan kepadatan rendah yang berada di Kawasan Pengembangan yang
Sedang-Tinggi (R4, terfokus tersebar disemua Desa.
R3, R2) Harus memenuhi standar rumah layak huni dan wajib dilengkapi prasarana
mck dan sistem pengolahan air limbah.
Aturan tata masa bangunan dan intensitas ruang harus dipenuhi dalam
pembangunan perumahan.
ANALISIS POLA
NO KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
RUANG
Alih fungsi lahan perumahan harus sesuai dengan RTRW Kabupaten dan
RDTR terkait.
2 Perdagangan (K) Pembangunan sentra oleh-oleh di pasar eksisting dan koridor jalan utama.
Pasar basah yang modern diarahkan ke lokasi Banding Agung sebagai pasar
rakyat.
Perdagangan di sepanjang koridor jalan utama harus menyediakan lapangan
parkir dan mundur ke belakang minimal 12 m.
Perdagangan di sepanjang jalan minimal memiliki luas 1000 m2 (untuk
menghindari kemacetan dan untuk keselamatan).
Pasar basah tidak boleh di koridor jalan utama (pindah ke dalam).
PKL diatur di alokasi dengan baik dan terarah.
3 Jasa (K) Pembangunan sarana jasa harus mengikuti standar PKN, PKW dan PKL
(perkotaan).
Jasa yang berkembang diarahkan pada lokasi yang telah ditetapkan dalam
RTRW dan RDTR terkait (koridor jalan utama dan Jalan Kolektor).
Pembangunan sarana jasa harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
peluang investasi, dan harus memiliki ijin usaha.
Jasa penginapan berupa Hotel dan cottage di kawasan wisata alam, budaya
dan agro.
4 Sarana Pelayanan Sarana pelayanan umum (skala PKL, PKW dan PKN) berada di pusat kota.
Umum (SPU) Sarana pelayanan umum boleh beralihfungsi menjadi perdagangan dan jasa.
Sarana pendidikan tidak boleh berada dijalan arteri primer/ jalan utama, demi
keselamatan, keamanan dan kenyamanan proses belajar mengajar.
Sarana pendidikan dan kesehatan ini akan melayani penduduk Kawasan
Sekitar Danau Ranau, Seluruh Kecamatan, Kabupaten bahkan Provinsi.
Sarana transportasi bandara dan pelabuhan danau yang mampu melayani
pergerakan orang dan barang dengan skala regional, nasional.
5 Terminal, Bandara Terminal yang akan dibangun adalah terminal tipe B dengan memenuhi
dan Pelabuhan (SPU) standar terminal (minimal 3 ha).
Terminal yang baru dilengkapi dengan akses jalan yang memadai.
Terdapat bangkitan pasar basah modern (pasar baru) sebagai bangkitan dari
terminal.
Kawasan di sekitar terminal diarahkan untuk perdagangan dan jasa skala
Lokal, Regional dan Nasional.
Peningkatan pelayanan pelayaran dan angkut muat orang dan barang pada
Pelabuhan Danau Ranau.
Peningkatan pelayanan bandar udara Danau Ranau yang mampu melayani
pergerakan orang dan barang
Pembangunan infrastuktur penunjang di sekitar pelabuhan dan bandara
sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.
6 Zona Industri (I) Home industry berada dalam permukiman penduduk dengan catatan:
berupa Home penggunaan ruang/ lahannya tidak boleh melebihi dari 25 % dari luas lahan
Industry atau Sentra terbangun rumah (jika > 25% maka fungsi rumah sudah berubah menjadi mix
Industri Kecil used).
Menengah (SIKM) Home industry yang dikembangkan merupakan industri yang berbahan
mentah dari Kawasan Sekitar Danau Ranau dan wilayah sekitarnya untuk
mengembangkan industri hulu (pengolahan).
Home industry harus membentuk kelompok pengrajinnya untuk pembinaan
pengembangan.
Home industry yang sudah beraglomerasi/ berspesialisasi dan memiliki omset
yang besar harus membuat lokasi/ studio/ showroom tersendiri agar tidak
menganggu aktifitas permukiman masyarakat disekitarnya.
Pengembangan home industry harus melibatkan/ menyerap tenaga kerja
disekitarnya.
Pengembangan home industry dengan produk kopi dan coklat.
7 Zona Peruntukan Pertanian dan perkebunan harus diselangi tanaman berakar keras (buffer).
ANALISIS POLA
NO KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
RUANG
Lainnya (PL) berupa Alih fungsi lahan pertanian dan perkebunan dilakukan secara selektif sesuai
Pertanian dan peraturan perundang-undangan dengan tetap mengindahkan kaidah
Perkebunan (PL-1) konservasi.
Bisa diterapkan kegiatan agrobisnis.
Penggunaan lahan pada kawasan agrobisnis meliputi pertanian, perkebunan,
dan peternakan.
Perumahan kepadatan rendah bagi penduduk yang bekerja disektor
perkebunan dan pembangunan prasarana perkebunan diijinkan pada
kawasan .
Diijinkan pembangunan perumahan kepadatan rendah dan pembangunan
infrastruktur pendukung bagi penduduk yang bekerja di sektor tersebut.
Kegiatan agrobisnis harus ramah lingkungan.
Kegiatan agrobisnis mendorong masyarakat untuk membuka kegiatan onfarm
dan offfarm (industri pengolahan hasil pertanian di hulu dan hilir) pada
kawasan tersebut.
9 Zona Peruntukan TPS yang ada saat ini harus mampu melayani sampah dari wilayah sekitarnya.
Lainnya (PL) berupa Pengolahan sampah harus segera menjadi sanitary landfill.
TPS dan TPA (PL-9) Penggunaan lahan permukiman tidak boleh berada di dekat TPS maupun
TPAS.
Harus ada zona penyangga/ greenbelt antara TPS maupun TPAS dengan
permukiman penduduk.
TPS dan TPAS tidak boleh melebihi daya tampung dan apabila sudah penuh
harus segera ditutup dan dihijaukan (untuk kestabilan lahan selama + 25
tahun).
Penerapan konsep 3 R (Reuse, Reduce, Recycle)
10 Zona Peruntukan Pariwisata yang dikembangkan wisata alam, wisata budaya dan agrowisata.
Lainnya (PL) berupa Diperbolehkan membangun sarana dan prasarana penunjang wisata di
Pariwisata (PL-13) kawasan ini.
Jasa penginapan yang diijinkan pada kawasan ini adalah cottage.
Pengembangan kawasan wisata harus bersinergis dengan alam.
Pengembangan objek wisata alam beserta infrastruktur penunjangnya.
Pengembangan infrastruktur tidak boleh lebih dari 20% dari luas objek wisata,
mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan wisata alam.
Pelestarian bangunan cagar budaya sebagai heritage.
Pembangunan sarana wisata budaya.
Pembangunan sanggar seni baru dan peningkatan kualitas dan kuantitas
sanggar seni yang sudah ada (pendidikan non formal).
Diijinkan pembangunan sarana prasarana lain pendukung wisata budaya di
kawasan ini sesuai dengan peraturan tata ruang yang berlaku (RTRW
Kabupaten dan RDTR).
Perumahan penduduk yang berada di sekitar pusat pengembangan wisata
budaya ini boleh berubah fungsi sebagai sarana perdagangan dan jasa
(koridor jalan).
Pengembangan objek agrowisata beserta infrastruktur penunjangnya.
Pengembangan infrastruktur tidak boleh lebih dari 20% dari luas objek wisata,
mengingat kawasan tersebut merupakan kawasan wisata agro.
Sumber: Hasil Analisis, 2019
Rencana program ini disusun sesuai dengan skala prioritas pembangunan, dengan
dicantumkannya :
1. Program pembangunan ;
2. Lokasi pembangunan ;
3. Besaran pembangunan ;
4. Biaya pembangunan ;
5. Sumber pembiayaan/pendanaan ;
6. Instansi pelaksana/penanggung jawab dalam pembangunan ; dan
7. Target pencapaian tahun program (waktu dan tahap pelaksanaan).
Program pemanfaatan ruang yang akan diarahkan di Kawasan Sekitar Danau Ranau,
terdiri dari program-program utama berikut :
e. Pelestarian/pelindungan Blok/Kawasan.
4. Program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim, berupa program
penanganan kawasan rawan bencana.
Strength dan opportunity terbuka sebagai faktor positif (+), sedangkan weakness dan
threat sebagai faktor negatif (-). SWOT secara harfiah merupakan akronim yang terdiri dari
konsep atau kata :
S : (Strength atau Kekuatan atau Potensi). Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau
dimiliki yang dianggap merupakan hal yang sudah baik.
W : (Weakness atau Kelemahan atau Masalah). Suatu keadaan atau kondisi yang
dianggap memiliki kelemahan atau masalah.
O : (Opportunity atau Kesempatan atau Peluang). Suatu keadaan atau kondisi yang ada
atau yang akan terjadi di dalam atau sekitar daerah yang dianggap berpeluang
untuk digunakan bagi pengembangan potensi.
T : (Threat atau Ancaman atau Tantangan). Suatu keadaan atau kondisi yang ada atau
yang akan terjadi di dalam atau sekitar daerah yang dapat dianggap menghambat
atau mengancam pengembangan potensi.
Dimana analisis SWOT merupakan metoda analisis dengan cara menggabungkan hasil
analisis yang sudah ada dengan temuan fakta dilapangan seperti potensi, masalah,
peluang dan ancaman.
Dari nilai tersebut, selanjutnya akan diperoleh skor yang mampu memberikan nilai total
dari faktor internal dan eksternal yang hasilnya dapat dijadikan sebagai gambaran
keadaan atau perbandingan dari pengaruh masing-masing faktor. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 5-41 berikut :
Gambar 4- 41
Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Sumber: Hasil Studi Literatur, 2019
Dari gambar di atas maka diperoleh kuadran yang menujukkan posisi SWOT pada suatu
wilayah, seperti yang tersaji pada Gambar 4-42 berikut :
II
IV
III
Gambar 4- 42
Posisi Kuadran Analisis SWOT
Sumber: Hasil Studi Literatur, 2019
Strategi stabilitas adalah strategi konsolidasi untuk mengurangi kelemahan yang ada, dan
mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicapai (Oka A.Yoeti,1996:144). Stabilitas
diarahkan untuk mempertahankan suatu (sadaan dengan berupaya memanfaatkan
peluang dan memperbaiki kelemahan). Strategi stabilitas terbagi dua, yaitu :
1. Turn around strategy (strategi memutar balik), adalah strategi yang membalikan
kecenderungan-kecenderungan negatif sekarang, yang paling umum tertuju pada
pengelolaan.
2. Guirelle strategy (strategi merubah fungsi) adalah strategi merubah fungsi yang
diselidiki dengan fungsi lain yang benar-benar berbeda.
Tabel 4- 47
Hasil Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
Kawasan Sekitar Danau Ranau
ASPEK URAIAN NILAI BOBOT SKOR
Memiliki Sumber Air Danau 4 0,016 0,0656
Memiliki Keindahan Alam dan Panorama. 5 0,020 0,1025
FISIK Mempunyai iklim yang sejuk antara 20 - 26ºC 5 0,020 0,1025
Lingkungan dengan ekosistem yang masih alami. 5 0,020 0,1025
Keberadaan Air Danau yang cukup stabil. 4 0,016 0,0656
sebagai Kawasan Pariwisata Nasional (KPN) 3 0,012 0,0369
INTERNAL (NILAI Danau Prioritas Nasional dan merupakan Kawasan
3 0,012 0,0369
STRATEGIS) Strategis Provinsi
KSK Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Panas Bumi
3 0,012 0,0369
Gheotermal.
Perkembangan jumlah penduduk yang cukup tinggi 4 0,016 0,0656
Daya tampung penduduk yang tinggi 5 0,020 0,1025
KEPENDUDUKAN Didominasi oleh penduduk laki-laki 4 0,016 0,0656
Didominasi oleh penduduk usia produktif (25 – 54
4 0,016 0,0656
tahun)
sarana pelayanan umum yang sudah cukup lengkap
5 0,020 0,1025
dan memadai
sarana perumahan yang sudah mencukupi untuk
4 0,016 0,0656
Strenght / Kekuatan / Potensi (S)
Berdasarkan hasil analisis peluang dan ancaman (EFAS) di Kawasan Sekitar Danau Ranau
dalam analisis SWOT, menunjukan bahwa Kawasan Sekitar Danau Ranau memiliki nilai
total IFAS yang positif (+) dilihat dari semua aspek terkait (fisik, intenal nilai strategis,
Tabel 4- 48
EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary)
ASPEK URAIAN NILAI BOBOT SKOR
Kemampuan lahan dan daya dukung lahan
5 0,039 0,1953
yang cukup tinggi
Sumber air danau yang akan memberikan
FISIK 4 0,031 0,125
peluang terhadap pelestarian Danau Ranau
Tidak adanya alih fungsi lahan dari kawasan
3 0,023 0,0703
lindung
Disediakan lapangan kerja agar meningkatkan
KEPENDUDUKAN 3 0,023 0,0703
angkatan kerja
Opportunity / Kesempatan / Peluang (O)
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang diambil dari penggabungan total nilai IFAS (internal
strategic factors analysis summary) dan EFAS (eksternal strategic factors analysis
summary), menunjukan bahwa Kawasan Sekitar Danau Ranau terletak pada Kuadran I
(Growth) dengan total nilai IFAS dan EFAS yang positif (+). Posisi Kuadran I ini merupakan
strategi pertumbuhan yang didesain untuk mencapai pertumbuhan Kawasan Sekitar
Danau Ranau yang stabil dan cepat. Sehingga strategi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan potensi yang ada di Kawasan Sekitar Danau Ranau untuk mendukung
perkembangan wilayah disertai dengan memperhatikan kelemahannya, serta
memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya untuk masa yang akan datang
dan mampu menghadapi tantangannya.
Strategi tersebut termasuk pada kategori Stable Growth Strategy (strategi pertumbuhan
stabil) yaitu strategi dengan mempertahankan pertumbuhan yang telah ada (terjadi
kenaikan yang stabil dan diusahakan jangan sampai turun), dan Rapid Growth Strategy
(strategi pertumbuhan cepat) yaitu strategi meningkatkan laju pertumbuhan wilayah
dengan waktu lebih cepat (tahun ke 2 lebih besar dari tahun ke 1, dan selanjutnya).
Untuk lebih jelasnya mengenai penggabungan nilai IFAS dan nilai EFAS pada Kawasan
Sekitar Danau Ranau dan posisi kuadran pada Kawasan Sekitar Danau Ranau dapat
dilihat pada Gambar 4-43 berikut :
Gambar 4- 43
Posisi Kuadran Kawasan Sekitar Danau Ranau dalam Hasil Analisis SWOT
Sumber: Hasil Analisis, 2019