Disusun Oleh:
Yoss Robertho Patai 19 141 021
2) Wilayah Subtansi
Wilayah Substansi terdiri atas Sektor Pertanian
3.1.2 Iklim
Wilayah Kabupaten Raja Ampat beriklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan
yang tinggi sepanjang tahun. Curah hujan maksimum di wilayah ini berlangsung pada
periode Mei–Juli dengan curah hujan bulanan lebih dari 220 mm per bulan. Curah hujan
tahunan di wilayah Raja Ampat berkisar antara 2.000–3.000 mm per tahun dengan j umlah
hari hujan di wilayah ini berkisar antara 170–230 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah
ini berkisar antara 22°–33 °C dengan tingkat kelembapan nisbi ±83% Meskipun ada musim
kemarau, musim hujan, dan musim angin yang khas, di bawah ini adalah pedoman umum
untuk pola musim di Raja Ampat. Banyak pulau, terutama pulau-pulau besar Salawati,
Batanta, Waigeo dan Misool, yang memiliki iklim mikro yang sangat bervariasi dari pulau-
pulau terdekat. Ada sejumlah variasi yang unik terkait kondisi cuaca setempat. Iklim mikro
ini, misalnya, dapat menyebabkan hari cerah di Gam, sementara hujan deras di pulau-pulau
terdekat Kri atau Waigeo. Berikut adalah Peta Curah Hujan Kabupaten Raja Ampat:
Tabel 2
Pengamatan Unsur Iklim Menurut Bulan di Kabupaten Raja Ampat, 2021
Suhu Udara Kelembaban
NO Bulan Minimum Maksimum Minumum Maksimum
(oC) Udara (%)
1 Januari 23,2 27,2 33,2 85,4 79 92
2 Februari 23 27,3 33 83,5 78 92
3 Maret 22,6 27,1 32,8 84,5 79 91
4 April 22,5 27,4 33,2 84,6 77 90
5 Mei 23,6 27,2 32,5 87 82 94
6 Juni 22,2 26,7 33,3 87,6 82 93
7 Juli 23 26,6 33 87,7 79 94
8 Agustus 22,3 26,6 33,1 87,7 79 93
9 September 23 26,6 32,6 88,6 85 95
10 Oktober 23 27,4 33,8 85 78 93
11 November 23,4 27,4 33,9 85 77 92
12 Desember 22,4 26,9 33,2 87,3 82 95
Tabel 3
Pengamatan Unsur Iklim
Menurut Bulan di Kabupaten Raja Ampat, 2021
Jumlah
Kecepatan Tekanan Jumlah Curah Penyinaran
NO Bulan Hari
Angin (knot) Udara (mb) Hujan (mm) Matahari (jam)
Hujan
1 Januari 4 1 007,2 377 22 4,6
2 Februari 4,3 1 007,9 175 11 4,8
3 Maret 4,2 1 008,4 236 17 5,5
4 April 4,5 1 009,0 121 15 5,8
5 Mei 4,4 1 008,2 233 18 4,9
6 Juni 3,9 1 010,1 478 21 5,8
7 Juli 4,1 1 009,0 302 19 4,2
8 Agustus 4,2 1 009,9 511 26 5,5
9 September 4,2 1 009,0 519 28 5
10 Oktober 4,5 1 008,7 180 14 6,2
11 November 4,2 1 007,4 287 21 5,9
12 Desember 4,2 1 007,9 330 21 3,4
3.1.3 Topografi
Kabupaten Raja Ampat sebagai wilayah kepulauan, maka memiliki wilayah daratan
yang relatif tidak besar dan pada umumnya topografi daerahnya didominasi oleh wilayah
perbukitan yang masih dipenuhi dengan hutan alami. Sedangkan wilayah pesisir pantai
memiliki karakteristik yang beragam seperti pantai landai berpasir hitam, pantai landai
berpasir putih dengan terumbu karang yang sudah rusak sampai dengan yang masih perawan,
pantai dalam dan hutan mangrove.
Pulau Waigeo, Pulau Salawati, Pulau Batanta dan Pulau Misool merupakan pulau non-
vulkanik yang berbukit-bukit dan sebagian besar masih ditutupi oleh hutan hujan tropis yang
cukup lebat. Di Pulau Waigeo terdapat gunung Nokh dengan ketinggian 715 mdpl.
Sedangkan pulau-pulau kecil yang tersebar di antara empat kepulauan tersebut ada yang
berupa pulau karang dan pulau non vulkanik, pulau-pulau kecil tersebut pada umumnya
ditumbuhi oleh tanaman kelapa, semak-belukar dan pohon-pohon kecil.
Kemiringan lahan wilayah perencanaan merupakan lahan dengan kemiringan antara
0% sampai dengan di atas 40%. Sebagian wilayah berupa pegunungan daerah lereng-lereng
yang curam seperti di Pulau Batanta, Pulau Waigeo, dan Pulau Salawati. Daerah pegunungan
ini dapat mencapai 100 – 300 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian di
bawah 100 meter dpl umumnya terdapat pada Pulau Salawati bagian selatan. Jika dilihat dari
fisiografinya, maka Kabupaten Raja Ampat bagian utara, yaitu Pulau Waigeo dan sebagian
Pulau Batanta didominasi oleh pegunungan. Sedangkan pada bagian tengah terutama Pulau
Salawati cukup luas daerah datarnya. Untuk Pulau Misool walaupun sebagian besar
daerahnya pegunungan, tetapi pada bagian tengah pulau terdapat daerah yang datar. Berikut
adalah Peta Topografi Kabupaten Raja Ampat:
3.1.4 Demografi
Penduduk kabupaten Raja Ampat pada tahun 2019 berjumlah 93.918 jiwa dengan
rincian 50.292 jiwa laki-laki dan 43.626 perempuan. Penduduk terbanyak berada di ibukota
kabupaten, yakni kota Waisai, sebanyak 32.499 jiwa, dengan kepadatan 125, 85 jiwa/km².
Sementara penduduk paling sedikit berada di distrik kecamatan Salawati Barat yakni 1.463
jiwa, 764 laki-laki dan 699 perempuan
Penduduk kabupaten Raja Ampat mayoritas memeluk agama Kristen. Berdasarkan
data Sensus Penduduk Indonesia 2010, pemeluk agama Kristen berjumlah 68,10%, dimana
67,34% adalah Protestan dan sebagian kecil Katolik yakni 0,76%. Pemeluk
agama Islam juga cukup signifikan berjumlah 31, 83 %, kemudian Hindu 0, 06%
dan Buddha 0, 01%
Sementara itu, etnis yang ada di Raja Ampat cukup multienis. Etnis atau suku asli
kabupaten ini termasuk suku Laganyan, Matbat, Wawiyai, Kawei, Ambel, Wardo, dan Usba
dan suku lainnya yang tersebar di setiap pulau-pulau Raja Ampat. Selain itu, suku pendatang
juga cukup banyak terlebih saat ini kabupaten Raja Ampat menjadi kawasan wisata favorit
hingga mancanegara. Pendatang seperti suku Jawa, Bugis, Minahasa, Batak, dan penduduk
asli dari berbagai kabupaten di pulau Papua lainnya, mulai banyak bermukim di Raja Ampat.
Kabupaten Raja Ampat memiliki beragam budaya yang menjadi ciri khas kabupaten
ini. Salah satu kebudayaan yang ada di Raja Ampat adalah Tradisi Wala. Wala adalah sebuah
tradisi lisan berupa nyanyian yang dibawakan bersamaan dengan gerakan tarian.Tradisi
Wala dikenal oleh Suku Matbat, yang merupakan suku asli dari pulau Misool dan tradisi
Wala hanya digelar pada acara tertentu saja. Penduduk di Misool secara umum mengenal
Tradisi Wala. Mereka menyebutnya sebagai 'lan batan o' atau lagu tanah, yang menkisah
tentang asal usul 'Batan Me' atau lahirnya komunitas di pulau Misool dan persebaran
kehidupan masyarakat suku Matbat. Tradisi ini sempat hampir punah, karena tidak
dipelihara oleh penduduk local. Namun, pada tanggal 08 Oktober 2019, tradisi Wala diakui
sebagai budaya nasional dan telah dituangkan dalam bentuk sertifikat yang ditandangani
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan , Prof.Dr.Effendy Muhadjir, di Jakarta.
Tabel 4
Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk, Kepadatan
Penduduk Menurut Distrik, 2020 dan 2021
Laju Pertumbuhan Kepadatan
Penduduk Penduduk / Tahun Presentase Penduduk
NO. Distrik (jiwa) (%) Penduduk /Km2
2020 2021 2010-2020 2020-2021 2020 2021 2020 2021
1 Misool Selatan 3504 3532 1,43 1,07 5,46 5,4 38,44 38,75
2 Misool Barat 1498 1510 1,45 1,07 2,34 2,31 4,45 4,48
3 Misool Utara 2017 2031 1,32 0,93 3,14 3,11 1,63 1,64
4 Kofiau 2599 2617 1,32 0,92 4,05 4 12,6 12,69
5 Misool Timur 2835 2855 1,32 0,94 4,42 4,37 5,12 5,16
6 Kepulauan Sembilan 1458 1468 1,32 0,92 2,27 2,24 84,72 85,3
7 Salawati Utara 2597 2629 1,87 1,65 4,05 4,02 67,42 68,25
8 Salawati Tengah 1992 2017 1,87 1,68 3,11 3,08 3,48 3,52
9 Salawati Barat 1121 1138 2,16 2,03 1,75 1,74 2,23 2,26
10 Batanta Selatan 1598 1619 1,93 1,76 2,49 2,48 8,47 8,58
11 Batanta Utara 1599 1620 1,93 1,75 2,49 2,48 5,5 5,57
12 Waigeo Selatan 2173 2210 2,32 2,28 3,39 3,38 9,05 9,2
13 Teluk Mayalibit 1297 1318 2,26 2,16 2,02 2,02 2,09 2,12
14 Meos Mansar 2221 2275 3,07 3,25 3,46 3,48 10,15 10,39
15 Kota Waisai 21797 22541 4,06 4,58 33,98 34,46 178,85 184,96
16 Tiplol Mayalibit 1171 1190 2,26 2,17 1,83 1,82 5,84 5,93
17 Waigeo Barat 1786 1816 2,32 2,25 2,78 2,78 2,34 2,38
Waigeo Barat
18 Kepulauan 2768 2828 2,78 2,9 4,32 4,32 26,8 27,38
19 Waigeo Utara 1800 1823 1,93 1,71 2,81 2,79 12,03 12,19
20 Warwarbomi 1389 1407 1,93 1,73 2,17 2,15 4,67 4,73
21 Supnin 1117 1132 1,93 1,79 1,74 1,73 4,76 4,82
22 Kepulauan Ayau 1092 1097 1,06 0,61 1,7 1,68 86,26 86,65
23 Ayau 1103 1108 1,06 0,6 1,72 1,69 189,19 190,05
24 Waigeo Timur 1609 1622 1,45 1,08 2,51 2,48 2,9 2,92
Raja Ampat 64141 65403 4,06 2,63 100 100 8,48 8,65
Tabel 5
Rasio Jenis Kelamin Penduduk
Menurut Distrik, 2020 dan 2021
Rasio Jenis
NO. Distrik Kelamin
2020 2021
1 Misool Selatan 115,1 115,5
2 Misool Barat 110,39 110,6
3 Misool Utara 112,32 112,23
4 Kofiau 114,79 114,68
5 Misool Timur 106,63 106,44
6 Kepulauan Sembilan 102,78 102,76
7 Salawati Utara 111,48 111,67
8 Salawati Tengah 109,02 109,23
9 Salawati Barat 109,53 109,19
10 Batanta Selatan 117,71 117,9
11 Batanta Utara 114,06 114,29
12 Waigeo Selatan 107,35 107,12
13 Teluk Mayalibit 112,27 111,9
14 Meos Mansar 112,54 113,01
15 Kota Waisai 112,63 112,65
16 Tiplol Mayalibit 107,26 106,96
17 Waigeo Barat 112,37 111,66
Waigeo Barat
18 Kepulauan 122,15 120,08
19 Waigeo Utara 111,02 110,75
20 Warwarbomi 107,31 107,22
21 Supnin 124,3 123,72
22 Kepulauan Ayau 106,82 107,22
23 Ayau 110,5 111,05
24 Waigeo Timur 112,83 113,14
Raja Ampat 112,21 113,14
Tabel 6
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Raja Ampat (ribu), 2021
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
0–4 3671 3449 7120
5–9 3099 2929 6028
10 – 14 3702 3342 7044
15 – 19 3461 3057 6518
20 – 24 3016 2645 5661
25 – 29 3054 2888 5942
30 – 34 2927 2719 5646
35 – 39 2799 2464 5623
40 – 44 2346 2086 4432
45 – 49 1914 1611 3525
50 – 54 1379 1117 2496
55 – 59 1185 961 2146
60 – 64 983 710 1693
65 – 69 552 463 1015
70 – 74 281 235 516
75+ 206 152 358
Raja Ampat 34575 30828 65403
dengan sistem pertanian tradisional dan pola pemanfaatan sumberdaya alam yang
bersifat musiman, kampung-kampung di distrik Waigeo utara ini masih mengalami
kendala dalam bidang transportasi. sulitnya sarana transportasi untuk dapat
menjangkau pulau-pulau lain termasuk Kabupaten sorong membuat penduduk
kesulitan dalam memasarkan hasil pertanian.
h) Distrik Kofiau
Distrik ini terdiri dari 3 kampung yaitu Tolobi, Dibalal dan Deer. Masyarakat dari
ketiga kampung ini bekerja sebagai petani terutama petani kopra. Biasanya para
pedagang pengumpul datang langsung untuk membeli kopra untuk dipasarkan ke
Bitung dan Ternate dengan harga jual berkisar antara Rp. 1.500 - 2.000/kg. Selain
Distrik Waigeo Selatan, Distrik Kofiau juga merupakan salah satu distrik penghasil
kopra terbanyak di Kabupaten Raja Ampat. Selain menghasilkan kopra, Distrik
Kofiau juga menghasilkan jagung.
Nampaknya minat pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Kabupaten Raja Ampat melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat sangat serius,
hal ini terlihat dari banyaknya distrik yang dilibatkan dalam program kebun
percontohan untuk tanaman kakao dan durian. Distrik Kofiau merupakan salah satu
distrik yang mempunyai potensi sumberdaya pertanian. Diharapkan program ini
dapat memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Kabupaten Raja Ampat
umumnya dan peningkatan pendapatan masyarakat pada khususnya.
Produksi Padi Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2021 adalah sebesar 500,29 Ton
Gabah Kering Giling (GKG). Nilai tersebut menurun dari tahun 2020 yang sebesar
565,94 Ton GKG. Produksi padi terbesar di Kabupaten Raja Ampat berada di Distrik
Salawati Tengah dan Misool Timur.
Luas panen pada Kabupaten raja Ampat pada tahun 2021 adalah sebesar 159,06
hektar. Menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 204,50 hektar. Penghitungan luas
panen padi berdasarkan pengamatan yang objektif menggunakan metodologi kerangka
sampel area (KSA) yang dikembangkan bersama BPPT.
BPS juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam menghitung
produktivitas per hektar dengan mengganti metode ubinan berbasis sampel KSA.
Penggunaan basis KSA dalam menentukan sampel ubinan bertujuan mengurangi risiko
lewat panen (non-response) sehingga perhitungan menjadi lebih akurat. Penentuan lokasi
sampel ubinan yang tadinya dilakukan secara manual saat ini menggunakan aplikasi
berbasis android.
Gambar 9.4 Produksi Padi Tahun 2020-2021
(Ton-GKG)
565,94
500,29
2020 2021
204,5
159,06
2020 2021
Tabel 8. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi menurut Distrik di Kabupaten Raja Ampat 2020-2022
Distrik Dengan Jumlah Luas Panen, Produksi, Dan Produktivitas Padi Menurut Distrik Di Kabupaten Raja Ampat
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Misool Selatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Misool Barat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Misool 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kofiau 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Misool Timur 9.70 18.90 10.75 17.46 34.02 15.00 1.80 1.80 1.40
Kep. Sembilan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Salawati Utara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Salawati Tengah 123.00 160.30 151.00 236.16 352.66 377.50 1.92 2.20 2.50
Salawati Barat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Batanta Selatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Batanta Utara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Waigeo Selatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Teluk Mayalibit 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Meos Mansar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Waisai 0.00 1.00 12.00 0.00 1.50 24.00 0.00 1.50 2.00
Tiplol Mayalibit 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Waigeo Barat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Waigeo Barat Kep. 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Waigeo Utara 2.90 0.00 0.00 6.09 0.00 0.00 2.01 0.00 0.00
Warwabomi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Supnin 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kepulauan Ayau 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ayau 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Waigeo Timur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Raja Ampat 135.60 180.20 178.75 259.71 388.18 411.50 1.92 2.15 7.90
Bentuk Produksi Berupa Gabah Kering Giling
Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Raja Ampat
Luas Panen (Ha) dan Jumlah Produksi (Ton) Tanaman Perkebunan di Kabupaten Raja Ampat 2020-2022
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 2022
Kelapa 10970.00 11000.00 10981.00 10860.00 8382.00 8779.00 0.99 0.76 0.80
Kakao 840.00 812.00 831.00 200.00 161.00 238.00 0.24 0.20 0.29
Pala - - 25.00 - - 3500.00 - - 140.00
Kopi - - - 200.00 10.00 - - - -
Pinang 98.00 94.00 97.00 13.00 13.00 9424.00 0.13 0.14 97.15
Sagu 655.00 601.00 594.00 228.00 545.00 595.00 0.35 0.91 1.00
Sumber : Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Raja Ampat
BAB IV
PENDEKATAN DAN METEDOLOGI
4.1 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan ada tiga (3) jenis yaitu; Analisa kuantitatif, analisa
komparatif dan analisa kualitatif/deskriptif
4.1.1 Analisa Kuantitatif
Metode ini di gunakan untuk menganalisis data yang terkaji dalam bentuk angka
dan dapat di ukur atau di hitung. Metode ini juga dapat digunakan dalam perhitungan di
sector kependudukan.
4.1.2 Analisa Komparatif
Metode ini dignakan sebagai perbandingan antara kondisi eksisting yang ada di
suatu wilayah dengan standar kebutuhan nasional dengan fakta-fakta dan sifat-sifat yang
sebenarnya.
4.1.3 Analisa Kualitatif/Deskriptif
Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk non numerik.
Penggunaan metode ini lebih bersifat deskriptif dengan memberikan gambaran dan
penjelasan mengenai wilayah studi, asumsi atau anggapan dan perkiraan tertentu yang
didasari pada suatu kondisi tertentu, kompratif yaitu dengan cara membandingkan berbagai
masalah serta keadaan yang ditemui di lapangan dan berbagai sektor yang berkaitan dan
analisis kondisi menurut standar umum yang berlaku.
Keterangan:
Y : Persentase nilai proyeksi pertumbuhan kontribusi sektor Pertambangan dan Penggalian ;
b : Rata-rata peningkatan kontribusi sektor Pertambangan dan Penggalian tahun
pengamatan;
a : Rata-rata persentase kontribusi sektor Pertambangan dan Penggalian tahun pengamatan;
X : Series;
Yi : Persentase kontribusi sektor Pertambangan dan Penggalian pada tahun ke-i;
N : Jumlah tahun pengamatan.
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Raja Ampat
(juta rupiah), 2017–2021
Tabel 2. Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Raja Ampat Tahun 2017-2021
Pada Tabel 2 menunjukkan, bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat pada tahun
2017 adalah 5,90 persen dengan nilai PDRB sebesar 592.869,70 sedangkan pada tahun 2018 laju
pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 1,54 persen atau naik 1,54 persen dari tahun 2018 dengan
nilai PDRB sebesar 601.999,52. Pada tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja
Ampat mencapai -1,53 persen dengan nilai PDRB sebesar 601.790,13. laju pertumbuhan ekonomi
hanya mencapai 6,33 persen atau turun 1,61 persen dari tahun 2013 dengan nilai PDRB sebesar
3.615.898,77. Pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Raja Ampat mencapai 6.30
persen dengan nilai PDRB sebesar 3.843.716,15. sehingga dapat dikatakan bahwa PDRB Kabupaten
Raja Ampat atas dasar harga konstan terus mengalami kenaikan, sementara untuk pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Raja Ampat walaupun mengalami penurunan pada tahun 2021.
Naiknya nilai PDRB Kabupaten Raja Ampat tersebut tidak lepas dari kontribusi dari seluruh sektor
lapangan usaha yang ada di Kabupaten Raja Ampat termasuk sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan. Namun sejauh mana kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tersebut
terhadap naiknya PDRB Kabupaten Raja Ampat dan bagaimana pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan terhadap PDRB Kabupaten Raja Ampat menjadi menarik untuk di analisis.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti sektor lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan sebagai salah satu sektor yang mempengaruhi naiknya produk domestik
regional bruto Kabupaten Raja Ampat dengan judul “Analisis Kontribusi Sektor Pertanian terhadap
Produk Domestik Regional Bruto Raja Ampat”.
Hasil analisis pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Raja Ampat dengan
menggunakan metode trend kuadrat terkecil seperti pada Tabel 5 menunjukkan, bahwa pada tahun
2017 pertumbuhan sektor pertanian sebesar 0,26 persen yaitu 0,28 persen. Pertumbuhan sektor
pertanian pada tahun 2022 sebesar 0,23 persen, tahun 2023 sebesar 0,22 persen, tahun 2024 sebesar
0,21 persen hingga mencapai 0,00 persen pada tahun 2044.
Secara umum selama lima tahun pengamatan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021, proyeksi
pertumbuhan kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto Kabupaten Raja
Ampat mengikuti rumus trend Y = 0,26 + -0,011X. Hasil ini juga memproyeksikan pertumbuhan
kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto Kabupaten Raja Ampat untuk
lima tahun kedepan dengan proyeksi pertumbuhan kontribusi sektor pertanian pada tahun 2044
menurun 0,00 persen.
BAB VI
2) Terminal Umum
Pengembangan terminal umum di Kabupaten Raja Ampat berupa optimalisasi
dan pengembangan yang terdapat di:
1) Distrik Waisai Kota (Pelabuhan pariwisata);
2) Distrik Waisai Kota (Pelabuhan ASDP);
3) Distrik Salawati Utara;
4) Distrik Waigeo Utara (Kabare);
5) Distrik Misool Selatan (Fafanlaf);
6) Distrik Misool Utara (Waigama); dan
7) Distrik Teluk Mayalibit (Warsambin).
6.1 Potensi Pengembangan Wilayah
Wilayah yang teridenifikasi sebagai wilayah yang memiliki potensi budi daya
pengembangan pertanian lahan basah yaitu Waigeo, Samate, dan Salawati, sedangkan di lahan
kering semua distrik memiliki potensi. Pengembangan lahan pertanian abadi cocok
dikembangkan di kawasan Waigeo dan Salawati dan sekaligus menjadi lahan untuk
mendukung ketahanan pangan dan agroindustri. Optimalisasi lahan untuk tanaman
perkebunan pada dasarnya dapat dikembangkan di 24 Distrik. Revitalisasi kawasan
perkebunan rakyat dan pengembangan kawasan perkebunan komoditas unggulan
dikembangkan di seluruh Distrik. Khusus kawasan perkebunan skala besar berada di Salawati
dan Misool sedangkan kawasan industri paling tepat dikembangkan di Waigeo dan Salawati.
Mengingat Kabupaten Raja Ampat memiliki potensi dalam sektor perikanan dan kelautan,
maka pembangunan sarana prasarana untuk sektor tersebut perlu dikembangkan pada semua
distrik. Di samping itu pula, Kabupaten Raja Ampat memiliki potensi pariwisata yang sangat
besar karena keindahan alamnya. Oleh karena itu peningkatan daya tarik objek wisata
dilakukan di seluruh objek kawasan di Kabupaten Raja Ampat. Penataan lingkungan kawasan
wisata dan pembangunan sarana prasarana wisata dilakukan di 16 (enam belas) kampung
wisata prioritas yaitu Arborek, Saonek, Meosmanswar, Sawinggrai, Yembuba, Arefi,
Fafanlap, Harapan Jaya, Saleo, Serpele, Usaha Jaya, Sauwandarek, Yenwaupnor, Waisai dan
Yellu.
6.1.1 Peluang pengembangan sektor pertanian melalui strategi intensifikasi lahan.
Intensifikasi lahan terutama dapat dilakukan di daerah-daerah yang memiliki lahan tidak
begitu luas namun memiliki produktivitas tinggi, seperti di Kepulauan Sembilan, Batanta
Selatan, Misool, Warwabomi, Teluk Mayalibit, dan Kofiau untuk tanaman Jagung; Misool,
Misool Timur, Batanta Selatan, dan Waigeo Selatan untuk Kacang Tanah; serta Misool Barat,
Misool, Waigeo Selatan, dan Waigeo Utara untuk Kacang Hijau. Jenis tanaman lain adalah
ubi kayu, ubi jalar, dan sagu. Sektor pertanian akan lebih berkembang dan produktif dengan
mengintensifkan pengolahan lahan di daerah-daerah tersebut untuk mendukung produktivitas
pertanian di Salawati Utara sebagai daerah utama pengembangan pertanian.
BAB VII PENTUP
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dinyatakan bahwa kontribusi
sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Raja Ampat selama lima tahun pengamatan dari
tahun tahun 2017 sampai dengan tahun 2021, rata-rata kontribusi sektor pertanian sebesar 0,26
persen dari total PDRB Kota Parepare. Serta proyeksi pertumbuhan kontribusi sektor pertanian
terhadap produk domestik regional bruto Kabupaten Raja Ampat mengikuti rumus trend Y =
0,26 + -0,011X. Hasil ini juga memproyeksikan pertumbuhan kontribusi sektor pertanian
terhadap produk domestik regional bruto Kabupaten Raja Ampat untuk lima tahun kedepan
dengan proyeksi pertumbuhan kontribusi sektor pertanian pada tahun 2044 menurun 0,00 persen.
Berdasarkan kesimpulan yang diambil berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis
menyampaikan saran kepada semua pihak agar lebih meningkatkan perhatian di bidang pertanian
menunjang peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Raja Ampat yang
mengakselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.