Anda di halaman 1dari 34

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu pada sektor industri,


tetapi dapat juga di arahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian dan sektor
jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dan lain-
lain. Pembangunan jangka panjang secara terpadu akan mengembangkan sumber
daya yang dapat di perbaharui (renewable resources) melalui sektor pertanian,
sektor agroindustri, sektor perdagangan, dan sektor jasa pendukung dalam
kerangka pembangunan modal insane (human capital) Indonesia yang seluas-
luasnya (Baroleh, 2016).
Pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang
tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan
bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang
menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang
tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada
kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak
menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung
padanya (Sasmita, 2015).
Salah satu parameter pembangunan suatu Negara dapat diukur dari
kemajuan penduduknya. Baik yang berjenis kelamin laki- laki maupun wanita
mempunyai tingkat urgenitas yang tinggi dalam pembangunan dan diharapkan
wanita sebagai salah satu penggerak (motor) pembangunan yang dimulai dari
peningkatan pendapatan yang berimplikasi positif terhadap kualitas keluarganya.
Wanita Indonesia terutama di pedesaan sebagai sumber daya manusia cukup
nyata berpartisipasi khususnya dalam memenuhi fungsi ekonomi keluarga dan
rumah tangga bersama pria. Partisipasi tenaga kerja wanita memang erat
kaitannya dengan latar belakang keluarga, mengingat bahwa fungsi keluarga
dalam pengambilan keputusan sangat menentukan. Kemiskinan yang dihadapi
oleh sebagian besar keluarga di pedesaan menuntut keikutsertaan semua anggota
keluarga untuk memikirkannya.
2

Menurut Sasmita (2015), wanita dari dahulu sudah bekerja tetapi baru pada
masyarakat industri modern mereka itu berhak memasuki pasaran, tenaga kerja
sendiri dan untuk memperoleh pekerjaan tanpa bantuan dan perkenan para lelaki.
Wanita telah diberikan kedudukan yang tinggi dalam segala jenis pekerjaan.
Sekarang banyak wanita rumah tangga yang bekerja untuk menambah pendapatan
bagi keluarganya.
Menurut Baroleh (2016), meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita dalam
kegiatan ekonomi disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, makin terasa adanya
perubahan pandangan dan sikap dalam masyarakat. Kedua, adanya kemauan
wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi, yaitu berusaha untuk membiayai
kebutuhan hidup keluarganya. Kemungkinan lain yang menyebabkan peningkatan
partisipasi wanita dalam angkatan kerja adalah makin luasnya kasempatan kerja
yang bisa menyerap tenaga wanita. Namun ironisnya sebagian dari perempuan
berupaya menutupi kekurangan kebutuhan keluarga dengan alasan penghasilan
suami kecil dan tidak menentu.
Wanita keluarga merasa terpaksa bekerja dikarenakan pendapatan suami
yang kurang mencukupi. Banyaknya peran yang dilakukan wanita membuat
wanita itu semakin mandiri. Peran suami sebagai pencari nafkah keluarga lambat
laun bergeser dengan banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah tangga.
Hilangnya fungsi suami tersebut diterjemahkan sebagai kehilangan tempat
bergantung pendapatan keluarga, sedangkan kebutuhan keluarga semakin
meningkat. Hal ini membuat wanita berpartisipasi dalam peningkatan pendapatan,
(Ari, 2000).
Pekerjaan mencari nafkah yang sering dilakukan wanita dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya sebagai pedagang. Bekerja sebagai pedagang di pasar
tradisional tidak membutuhkan modal yang besar dan persyaratan yang khusus,
sehingga banyak wanita yang menjadi pedagang kaki lima (PKL) atau pengecer.
Pedagang wanita mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
pendapatan rumah tangga.
Banyak wanita berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional maupun
pasar dadakan. Di Provinsi Bangka Belitung sendiri terdapat banyak pasar-pasar
tradisional yang sudah terdata maupun yang belum terdata. Menurut data dari
3

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Provinsi Bangka


Belitung tahun 2015, jumlah pasar tradisional yang tercatat secara resmi hanya 86
pasar yang tersebar di tujuh Kabupaten/Kota dan terdapat 9.176 orang pedagang
baik wanita maupun pria. Jumlah pasar dadakan yang tersebar diseluruh
Kabupaten/Kota belum bisa dipastikan berapa banyaknya.
Dari jumlah keseluruhan pasar tradisional yang tersebar diseluruh
Kabupaten/Kota, terdapat sembilan pasar tradisional yang tercatat secara resmi di
Kota Pangkalpinang. Pasar-pasar tersebut adalah Pasar Pagi atau Pasar Pagi
Kampung Melayu, Pasar Aneka Buah, Pasar Sembako, Pasar Daging, pasar sayur
dan Pasar Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) yang berada dipasar induk, pasar
ikan yang berada di eks TPI Pasir putih, pasar rumput dan pasar parit lalang.
Selain pasar yang telah terdaftar secara resmi, ada juga beberapa pasar dadakan
lainnya yang telah lama menjadi tempat berjualan para pedagang yang belum
kebagian lapak atau kios di pasar tradisional resmi. Salah satunya pasar Kerabut
yang ada di Kelurahan Jerambah Gantung Kecamatan Gabek. Pasar tersebut tiap
harinya ramai oleh penjual dan pembeli, banyak pedagang yang berjualan dipasar
tersebut dari pagi hari pukul 05.00 sampai sore hari bahkan sampai malam hari.
Sebagian penjual tersebut adalah wanita rumah tangga yang berniat membantu
penghasilan total keluarganya dan alasan lainnya adalah bekerja sebagai pedagang
di pasar tradisional seperti Pasar Kerabut tidak membutuhkan modal yang besar
dan persyaratan yang khusus, sehingga banyak wanita yang menjadi pedagang
kaki lima (PKL) atau pengecer (DISPERINDAG Provinsi Bangka Belitung,
2015).
Pedagang wanita mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan pendapatan rumah tangga. Faktor- faktor yang mempengaruhi
pendapatan pedagang wanita yaitu modal, umur, jumlah tanggungan, pengalaman
dan tingkat pendidikan.
Dengan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
di pasar tradisional Kerabut tentang peran pedagang wanita terhadap pendapatan
rumah tangga. Penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa besar kontribusi istri
yang bekerja sebagai pedagang dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dihadapi
adalah :
1. Bagaimana pembagian waktu curahan kerja pedagang wanita di Pasar
Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung?
2. Berapa tingkat pendapatan pedagang wanita dipasar Kerabut Kelurahan
Jerambah Gantung?
3. Berapa besaran kontribusi pendapatan pedagang wanita di Pasar Kerabut
Kelurahan Jerambah Gantung terhadap total pendapatan keluarga?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari dilakukannya
penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pembagian waktu curahan kerja pedagang wanita di
Pasar Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung.
2. Menghitung tingkat pendapatan pedagang wanita di Pasar Kerabut
Kelurahan Jerambah Gantung.
3. Menghitung besaran Kontribusi pendapatan pedagang wanita di Pasar
Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung terhadap total pendapatan keluarga.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini
adalah:
1. Agar pedagang wanita mengetahui seberapa besar kontribusi
pendapatannya mampu membantu kesejahterahan keluarga.
2. Sebagai pemberi masukan bagi para pedagang wanita mengenai faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatannya dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
3. Agar pemerintah bisa mengetahui apakah layak atau tidak kemitraan
ini di terapkan.
4. Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat dilakukan peneliti lain
dimasa yang akan datang.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Peran
Menurut Soekanto (2004) peran adalah segala sesuatu oleh seseorang atau
kelompok orang dalam melakukan suatu kegiatan karena kedudukan yang
dimilikinya. Peranan adalah seperangkat harapan yang dikenakan pada
masyarakat yang menempati kedudukan sosial tertentu. Peran merupakan aspek
yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang. Apabila seseorang melaksanakan
hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan atau posisinya, maka hal ini
berarti ia menjalankan suatu peranan.
Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu
yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang
dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Selain
peranan yang melekat pada individu seperti yang telah dijelaskan, individu secara
langsung akan melakukan beberapa peranan dalam lingkungan tempat mereka
melakukan aktifitas keseharian (Alghaasyiyah, 2014).
Menurut Khairudin (2002), peranan yang dilakukan oleh individu dalam
lingkungannya adalah, antara lain:
a. Peranan Dalam Keluarga
Dalam lingkungan keluarga, individu akan bertindak sesuai dengan status
yang melekat pada dirinya. Misalnya orang tua akan mengemban tugas untuk
mengasuh dan mendidik anaknya. Kewajiban ini didasari oleh rasa kasih sayang
yang berarti ada tanggung jawab moral. Orang tua wajib membimbing anaknya
dari bayi sampai ke masa dewasanya, sehingga anak telah mampu mandiri.
b. Peranan Dalam Lingkungan Kerja
Dalam dunia kerja, menerima tanggung jawab seseorang berdasarkan atas
kemampuan atau kapasitas seseorang tersebut. Ada beberapa tanggung jawab
yang melekat dalam diri seseorang di lingkungan kerjanya, antara lain:
- Ketentuan-ketentuan yang bersifat formal sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
6

- Ruang lingkup kerja berdasarkan kapasitas dan kemampuan yang


dipercayakan oleh perusahaan atau instansi.
- Tingkat fungsional dan profesinal.
c. Peranan di Masyarakat
Manusia hidup dalam suatu lingkungan yang komplek. Lingkungan
kehidupan itu menjadi komplek karena adanya perkembangan dan perubahan
zaman. Dalam suatu lingkungan masyarakat, peranan seseorang sangat dibatasi
dengan aturan atau norma-norma yang ada dan berlaku dalam masyarakat
tersebut. Seseorang dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian atau adaptasi
dengan lingkungan masyarakat sekitar yang telah memiliki kebudayaan atau
aturan adat istiadat sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peran adalah harapan atupun keinginan yang
dikenakan orang lain kepada seseorang baik itu dalam lingkup keluarga,
lingkungan kerja maupun dalam masyarakat.

2. Peran Perempuan
Adapun pengertian peran adalah fungsi atau tingkah laku yang diharapkan
ada pada individu seksual sebagai status aktifitas yang mencakup peran domestik
maupun peran publik (Wulansari, 2011).
Menurut Hubies (dalam Alghaasyiyah, 2014), analisis alternatif pemecahan
atau pembagian peran wanita dapat dilihat dari perspektif dalam kaitannya dengan
posisinya sebagai manager rumah tangga, partisipan pembangunan dan pekerja
pencari nafkah. Jika dilihat dari peran wanita dalam rumah tangga, maka dapat
digolongkan, antara lain :
1. Peran Tradisional
Peran ini merupakan wanita harus mengerjakan semua pekerjaan rumah,
dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, mengasuh anak serta
segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga dalam mengatur rumah serta membimbing dan mengasuh
anak tidak dapat diukur dengan nilai uang. Ibu merupakan figur yang
paling menentukan dalam membentuk pribadi anak. Hal ini disebabkan
7

karena anak sangat terikat terhadap ibunya sejak anak masih dalam
kandungan.
2. Peran Transisi
Adalah peran wanita yang juga berperan atau terbiasa bekerja untuk
mencari nafkah. Partisipasi tenaga kerja wanita atau ibu disebabkan
karena beberapa faktor, misalnya bidang pertanian, wanita dibutuhkan
hanya untuk menambah tenaga yang ada, sedangkan di bidang industri
peluang bagi wanita untuk bekerja sebagai buruh industri, khususnya
industri kecil yang cocok bagi wanita yang berpendidikan rendah. Faktor
lain adalah masalah ekonomi yang mendorong lebih banyak wanita untuk
mencari nafkah.
3. Peran kontemporer
Adalah peran dimana seorang wanita hanya memiliki peran di luar rumah
tangga atau sebagai wanita karier.
Sedangkan menurut Astuti (dalam Alghaasyiyah, 2014) mengenai peran
gender wanita terdiri atas:
1. Peran produktif
Peran produktif pada dasarnya hampir sama dengan peran transisi, yaitu
peran dari seorang wanita yang memiliki peran tambahan sebagai pencari
nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran produktif adalah peran yang
dihargai dengan uang atau barang yang menghasilkan uang atau jasa yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Peran ini diidentikan sebagai peran
wanita di sektor publik, contoh petani, penjahit, buruh, guru, pengusaha.
2. Peran domestik
Pada dasarnya hampir sama dengan peran tradisional, hanya saja peran ini
lebih menitik beratkan pada kodrat wanita secara biologis tidak dapat
dihargai dengan nilai uang/barang. Peran ini terkait dengan kelangsungan
hidup manusia, contoh peran ibu pada saat mengandung, melahirkan dan
menyusui anak adalah kodrat dari seorang ibu. Peran ini pada akhiranya
diikuti dengan mengerjakan kewajiban mengerjakan pekerjaan rumah.
8

3. Peran sosial
Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari para ibu
rumah tangga untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran
wanita merupakan tata laku atau fungsi seorang wanita yang dijalankan
sesuai kewajibannya sebagai seorang perempuan secara kodrati maupun
secara kontruksi sosial.
Secara keseluruhan, peran wanita dapat diklasifikasikan ke dalam peran
untuk mengatur rumah tangganya, peran untuk turut serta bekerja dan peran
aktualisasi diri dalam masyarakat.

3. Perempuan dan Pekerjaan


Keterlibatan perempuan dalam ekonomi mau tidak mau harus diakui,
walaupun pada kenyataannya ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan
dalam kegiatan kerja. Perempuan yang bekerja dapat membantu suami dalam
mendukung perekonomian keluarga. Untuk membantu ekonomi keluarga peran
perempuan yang bekerja sangat dibutuhkan terutama dalam hal membantu
menambah penghasilan keluarga. Mereka bersedia menyumbangkan tenaganya
untuk menghasilkan Gaji/Upah (Hidayat, 2006).
Peran pedagang wanita adalah sebagai pengambil keputusan dalam
keluarga, perdagangan (Usaha berdagang di pasar tradisional) dan pendapatan
keluarga. Suadirman (2001) berpendapat bahwa pengambilan keputusan dalam
keluarga ada empat bagian, yaitu :
a. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan, terdiri atas
penentuan besarnya modal yang digunakan, lokasi berdagang,
mengatur/mempersiapkan barang dagangan, membeli, cara berdagang, jenis
komoditi, membersihkan tempat berdagang dan menentukan harga barang
dagangan.
b. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan
pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan.
9

c. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang terdiri


atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan anak.
d. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan sosial
sesuai yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan, keagamaan dan
gotong royong.
Sumber pendapatan yang diperoleh wanita adalah dari usaha berdagang di
pasar tradisional terhadap total pendapatan keluarga. Penerimaan dari usaha
berdagang tidak menentu, terkadang habis terjual dan terkadang tidak. Ada dua
faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal berupa modal, lokasi berdagang dan jumlah tanggungan,
sedangkan faktor internal berupa umur, pengalaman kerja, pendapatan dan
pendidikan (Sudarwati, 2003).
Wanita dalam kaitannya dengan pekerjaan dapat dikatakan bahwa mereka
memiliki tingkat keputusan sendiri dalam tiap bidang pekerjaan yang dilakukan.
Dalam berdagang, wanita berhak memutuskan lokasi berdagang, persiapan dalam
membuka lapak, persiapan modal yang akan dikeluarkan hingga perkiraan
keuntungan yang akan diperoleh. Ini tentunya berpengaruh terhadap pendapatan
yang akan diterima oleh wanita yang tentunya memberikan kontribusi tambahan
terhadap pendapatan total keluarga.

4. Wanita Rumah Tangga


Menurut Munandar (2003), seorang wanita rumah tangga mempunyai
peranan yang penting dalam kehidupan suatu keluarga, baik peranannya bagi
suami maupun anaknya. Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran
dalam keluarga inti yaitu sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga. Dalam dua
peran tersebut diatas wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan bagi
keluarganya,. Banyak wanita merasa yang tidak puas hanya dalam kedua peran
tersebut dan sering keadaan ekonomi keluarganya menuntut untuk bekerja di luar
atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya.
Peran wanita yang semakin meningkat dalam keluarga dan masyarakat akan
membawa pengaruh terhadap masyarakat wanita sendiri dan kehidupan
10

keluarganya. Kehidupan manusia akan selalu terikat dengan aspek ekonomi,


dalam era saat ini yang berperan mencari nafkah untuk keluarga tak hanya laki-
laki saja yang berperan sebagai kepala rumah tangga namun perempuan juga
memiliki peran dalam membantu perekonomian keluarga. Ada yang bekerja di
sektor primer (agraris), sektor sekunder (industri), dan sektor jasa (tersier)
ketiganya merupakan sektor yang memiliki peran dalam membantu perekonomian
keluarga (Daulay, 2001).
Banyak hal yang telah dilakukan ibu sebagai penopang ekonomi keluarga
dengan cara berwirausaha, bekerja di perusahaan swasta maupun pemerintah,
bahkan menjadi kuli kasar ataupun mengerjakan pekerjaan lainnya yang biasa
dilakukan oleh laki-laki. Disinilah terlihat bahwa seorang ibu sangat berperan
dalam pemberdayaan ekonomi keluarga guna mencapai kesejahteraan keluarga.
Ibu dapat berperan ganda disamping tugas pokoknya sebagai pengurus rumah
tangga, dan juga membantu perekonomian keluarga, tentu dengan izin suaminya
agar tidak menimbulkan konflik dalam rumah tangga (Musrifah, 2009).

5. Peran Wanita Dalam Rumah Tangga dan Keluarga


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, dalam Khairuddin 2002).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Soekanto, 2004).
Menurut Pujosuwarno dalam Rakomole (2016), keluarga adalah suatu
ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau
adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan dua
individu yang membentuk kelompok kecil melalui ikatan perkawinan yang sah
dan mengharapkan adanya keturunan serta melakukan pemenuhan-pemenuhan
kebutuhan hidup.
11

Peranan wanita dalam aktivitas rumah tangga berarti wanita sebagai ibu
rumah tangga. Dalam hal ini wanita memberikan peran yang sangat penting bagi
pembentukan keluarga sejahtera sebagai unit terkecil dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang sehat sejahtera harus
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Pudjiwati dalam Dumais (2016) memaparkan bahwa tugas yang
disandang oleh seorang wanita yaitu :
- Wanita Sebagai Istri
Wanita tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai
pendamping suami seperti sebelum menikah, sehingga dalam rumah
tangga tetap terjalin ketentraman yang dilandasi kasih sayang yang sejati.
Wanita sebagai istri dituntut untuk setia pada suami agar dapat menjadi
motivator kegiatan suami.
- Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga
Sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab secara terus-menerus
memperhatikan kesehatan rumah dan tata laksana rumah tangga, mengatur
segala sesuatu didalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup.
Keadaan rumah harus mencerminkan rasa nyaman, aman tentram, dan
damai bagi seluruh anggota keluarga.
- Wanita Sebagai Pendidik
Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi putra-
putrinya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga,
peran ibu sangat menentukan perkembangan anak yang tumbuh menjadi
dewasa sebagai warga negara yang berkualitas dan pandai.
Dalam keluarga dan rumah tangga wanita berperan untuk mengatur
kehidupan rumah tangga, mulai dari keseharian keluarga pengeluaran keluarga
dan wanita dapat berperan sebagai istri bagi suaminya, ibu rumah tangga dan
pendidik bagi anak-anaknya. Ini memberikan wanita peranan yang vital dalam
kehidupan keluarga dan rumah tangga.
12

6. Konsepsi Curahan Waktu Kerja


Menurut Sajogjo (2002), waktu sebagai sumberdaya ekonomi rumah
tangga petani dapat dialokasikan pada kegiatan yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. kegiatan yang menghasilkan pendapatan
2. kegiatan yang tidak menghasilkan pendapatan
3. santai (leisure) dan
4. waktu yang dicurahkan untuk mendapat ketrampilan.
Jumlah jam kerja yang dicurahkan pada suatu kegiatan dipengaruhi oleh
produktivitas tenaga kerja pada kegiatan tersebut, artinya semakin tinggi
produktivitas tenaga kerja mendorong orang untuk mencurahkan waktu kerja
lebih lama. Namun dalam kenyataannya, perilaku pekerja dalam mengalokasikan
waktu kerja tidak hanya dipengaruhi produktivitas tenaga kerja, tetapi dipengaruhi
juga oleh peubah-peubah sosial ekonomi antara lain : struktur pasar tenaga kerja,
ketersediaan kesempatan kerja, karakteristik demografi rumah tangga, tingkat
ketrampilan, pengalaman kerja dan penguasaan/pemilikan atas faktor-faktor
produksi.
Sudarwati (2003) mengemukakan bahwa curahan waktu kerja dari rumah
tangga pedagang wanita dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor internal yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan total keluarga
dipengaruhi modal, lokasi berdagang dan jumlah tanggungan dalam keluarga.
Sementara itu faktor eksternal dipengaruhi oleh umur, pengalaman kerja,
pendapatan dan pendidikan.
Menurut Mastuti (2008), alokasi waktu kerja adalah proporsi kerja yang
dilakukan tenaga kerja baik untuk rumah tangga, sosial, maupun untuk urusan
mencari nafkah, yang dianalisis melalui nilai waktu dan dihitung dengan melihat
banyaknya waktu yang dicurahkan.
Curahan waktu kerja pada pedagang wanita menurut Wahyu (1998),
merupakan jumlah jam kerja yang dicurahkan wanita pada usaha berdagang sayur
di pasar. Curahan kerja pedagang wanita pada usaha berdagang sayur dipengaruhi
tenaga kerja luar keluarga, modal dan jumlah tanggungan anggota keluarga.
13

Berbicara masalah tenaga kerja, Hidayat (2008) mengemukakan bahwa di


Indonesia dan juga sebagian besar negara-negara berkembang termasuk negara
maju pada mulanya merupakan tenaga yang dicurahkan untuk usahanya sendiri.
Keadaan ini berkembang dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan
semakin majunya usaha pertanian dan perdagangan, sehingga dibutuhkan tenaga
kerja dari luar keluarga yang khusus dibayar sebagai tenaga kerja upahan.
Curahan tenaga kerja pedagang sayur juga sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti yang dikatakan oleh (Sudrajat, 2014), faktor-faktor
tersebut terdiri atas pendapatan, modal dagang, jam berdagang dan pengalaman
berdagang. Selain faktor-faktor tersebut terdapat variabel lain yang
mempengaruhi curahan tenaga kerja pedagang wanita yakni sistem penjualan dan
kejujuran yang mana juga diperlukan untuk menggaet dan mempertahankan
konsumen dan pelanggan agar tetap membeli produk di lapak/kios pedagang.
Lamanya waktu kerja dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang
tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk
bekerja. Selain itu, juga dipengaruhi oleh keadaan iklim suatu tempat tertentu.
Misalnya, wilayah tropis seperti Indonesia, untuk melakukan aktivitas lapangan
seperti petani tidak dapat bertahan lama karena cuaca panas.
Menurut Hernanto (1991), satuan yang umum dipakai untuk mengukur
tenaga kerja adalah :
1. Jumlah dan hari kerja total
Ukuran ini digunakan untuk menghitung seluruh pencurahan kerja sejak
persiapan lahan sampai panen. Dapat saja menggunakan inventarisasi jam
kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total (HK total). Apabila
terdiri dari beberapa cabang usaha maka dihitung dengan menjumlahkan
setiap cabang yang diusahakan.
2. Jumlah setara pria (Men Equivalen)
Jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi diukur dengan
ukuran hari kerja pria. Ini berarti harus menggunakan konvensi berdasar
upah, untuk pria dinilai 1 HK pria, wanita 0,8 HK, ternak 2 HK dan
seterusnya, sebagaimana telah diuraikan terdahulu.
7. Pendapatan Total Keluarga
14

Pendapatan total keluarga adalah jumlah penghasilan rill dari seluruh


anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun persorangan dalam rumah tangga. Pendapatan keluarga merupakan balas
karya atau jasa atau imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan
dalam kegiatan produksi. Secara konkritnya pendapatan keluarga berasal dari;
- Usaha itu sendiri, misalnya berdagang, bertani, membuka usaha sebagai
wiraswasta.
- Bekerja pada orang lain, misalnya sebagai pegawai negeri atau karyawan.
- Hasil dari pemilihan, misalnya tanah yang disewakan dan lain-lainya.
Pendapatan bisa berupa uang maupun barang misalnya beras, fasilitas
perumahan dan lain-lainnya. Pada umumnya pendapatan manusia terdiri dari
pendapatan nomilan berupa uang dan pendapatan berupa barang (Gilarso, 2008).
Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan
formal, informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah segala
penghasilan baik berupa uang maupun barang yang diterima biasanya sebagai
balas jasa. Pendapatan informal berupa penghasilan yang diperoleh melalui
pekerjaan tambahan diluar pekerjaan pokoknya. Sedangkan pendapatan subsistem
adalah pendapatan yang diperoleh dari sektor produksi yang dinilai dengan uang
dan terjadi bila produksi dengan konsumsi terletak disatu tangan atau masyarakat
kecil (Nugraheni, 2007).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan total keluarga merupakan
keseluruhan pendapatan yang diperoleh anggota keluarga hasil dari balas
jasa/upah atas kegiatan produktif yang dilakukan oleh tiap-tiap anggota keluarga
yang telah bekerja.
Jumlah anggota keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga.
Semakin banyak anggota keluarga berarti relatif semakin banyak pula jumlah
kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi sehingga lebih cenderung mendorong
suami dan istri harus bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
Namun, berbeda halnya apabila jumlah anggota keluarga yang bekerja mengalami
peningkatan. Artinya pendapatan keluarga meningkat karena sumber pendapatan
bertambah.
15

Secara matematis kontribusi pendapatan keluarga dapat ditulis sebagai


berikut (Mastuti dan Hidayat, 2008):

Dimana :
CP = kontribusi pendapatan dari berdagang ( % )
PDS = pendapatan dari usaha berdagang ( Rp/bln )
PTK = pendapatan total keluarga ( Rp/bln )
Untuk melihat kebutuhan hidup layak berdasarkan Upah Minimum
Kabupaten yang berlaku di Kecamatan Jerambah Gantung per anggota keluarga
per bulan kemudian dibandingkan dengan pendapatan total keluarga pedagang
serta jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan.

B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berupa penelitian-penelitian yang bersifat hampir sama
dan digunakan sebagai referensi penelitian yang akan dilakukan. Tujuan
dicantumkannya penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui bangunan
keilmuan yang sudah diletakkan oleh orang lain sehingga penelitian yang akan
dilakukan benar-benar baru. Penelitian terdahulu juga digunakan sebagai
penghindar pengulangan atau bahkan plagiasi karya ilmiah atau penelitian
(Sulistiyono, 2010).
16

Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat dilihat ditabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Penelitian terdahulu

No judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian


1 Peranan Wanita Pedagang Penelitian menggunakan Hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan
Sayur Terhadap Pendapatan studi kasus yang bersifat (serempak) ada pengaruh antara umur, modal,
Rumah Tangga. deskriptif analisis dengan pengalaman, jumlah tanggungan dan tingkat pendapatan
Sasmita Siregar, Khairunnisa pendekatan penelitian wanita pedagang sayuran. Secar persial modal dan
Rangkuti dan Yusuf Tri Darma kuantitatif dan kualikatif. pengalaman berpengaruh terhadap pendapatan wanita
(2015). Dengan metode analisis data pedagang sayur. Sedangkan umur jumlah tanggungan dan
berupa regresi berganda. tingkat pendidikan tidak ada pengaruh.
2 Kontribusi Pendapatan Penelitian ini bersifat Hasil penelitian tersebut menunjukkan perempuan bekerja
Perempuan Bekerja SeKtor deskriptif analisis, dengan sangat potensial dalam menunjukkan ekonomi keluarga,
Informal Pada Ekonomi pendekatan penelitian karena kontribusi pendapatan terhadap ekonomi keluarga
Keluarga Di Kota Pekanbaru. kuantitatif dan kualitatif. cukup besar. Namun masih ditemukan adanya berbagai
Lena farida (2011). kendala yang dihadapi perempuan bekerja,yakni masalah
modal usaha dan lokasi usaha.
3 Peran Perempuan Dalam Tipe penelitian yang Hasil dari penelitian tersebut adalah pendapatan istri
Upaya Peningkatan Ekonomi digunakan dalam penelitian dalam keluarga dapat menunjang kegiatan ekonomi
Rumah Tangga. ini adalah penelitian keluarganya dan dengan keterampilan yang dimilikinya
Ika Utami Widyaningsih deskriptif dengan para perempuan bisa menghasilkan tambahan pendapatan
(2016) menggunakan metode disamping dari hasil kerja suami sebagai kepala keluarga.
kualkitatif.
4 Peran Wanita Tani Dalam Penelitian deskriptif dengan Hasil dari penelitian ini adalah variabel yang
Usaha Pengolahan Gambir Di metode Survei menggunakan mempengaruhi curahan waktu kerja wanita tani dalam
Desa Puding Besar Kecamatan analisis data berupa regresi usaha pengolahan gambir adalah variabel pendidikan,
Puding Besar Kabupaten linier berganda. jumlah anggota keluarga dan modal. Sedangkan variabel
Bangka. jarak, umur, pengalaman kerja dan pendapatan total
M.Suanda (2015) keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan
waktu kerja wanita tani dalam usaha pengolahan gambir.
17

5 Kontribusi Pendapatan Ibu Metode yang digunakan Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa kontribusi
Rumah Tangga Penjahit Kain adalah metode deskriptif pendapatan ibu rumah tangga penjahit kain perca terhadap
Perca Terhadap Pendapatan yang dijelaskan secara
pendapatan total keluarga sebesar 42,39%. Terhadap 30
Total Keluarga. kuantitatif dan kualitatif. ibu rumah tangga penjahit kain perca berkontribusi lebih
Reni Savita Sari (2014) dari 42,39%. Sedangkan 27 ibu rumah tangga penjahit
kain perca berkontribusi kurang dari 42,39%.
6 Kontribusi Pendapatan Metode yang digunakan Hasil dari penelitian ini adalah kontribuysi pendaptan
Perempuan Tani Pisang dalam penelitian ini adalah perempuan tani dari usaha tani pisang merupakan satu
Terhadap Pendapatan Keluarga analisis deskriptif melalui sumber kontribusi pendapatan keluarga terbesar setelah
Di Kecamatan Padang Tiji metode survey yang akan pendapatan suami, hal ini sesuai dengan tingkat prsentase
Kabupaten Pidie. dijelaskan secara kuantitatif kontribusi pendapatan perempuan terhadap total
Nadya Aiza Hikmah, Sofyan dan kualitatif. pendapatan keluarga sebesar 30% dari empat sumber
dan Nita Sari tarigan (2013% pendapatan keluarga perempuan tani. Dengan demekian
kontribusi ini sangat penting bagin keluarga perempuan
tani untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka.
18

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan


diagramatis sebagai berikut:

Kegiatan Pedagang Anggota


Wanita Keluarga

Sosial Produktif Pribadi

Berdagang

Pendapatan

Total Pendapatan
Keluarga

Kontribusi Usaha
Pedagang Wanita

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan: : Menghasilkan
: Melakukan
: Mempengaruhi

Berdasarkan Gambar 1. Tentang kerangka pemikiran, dapat dijelaskan


bahwa kegiatan pedagang wanita ada tiga, yaitu yang pertama melakukan kegiatan
sosial yang berhubungan dengan kegiatan Pkk, arisan, pengajian dan lainnya.
yang kedua wanita pedagang melakukan kegiatan Pribadi seperti mengurus anak
dan suami, memasak, mencuci dan kegiatan pribadi lainnya. Yang ketiga wanita
pedagang melakukan kegiatan produktifnya yaitu berdagang di pasar Kerabut,
19

dari kegiatan tersebut wanita pedagang medapatkan hasil yaitu pendapatan.


Sedangkan anggota keluarga dan kegiatan produktif pedagang wanita yang
menghasilkan pendapatan, mempengaruhi total pendapatan keluarga yang
nantinya mempengaruhi kontribusi usaha pedagang wanita.

D. Definisi Operasional
1. Pedagang wanita adalah responden yang bermata pencarian sebagai wanita
yang berdagang, umurnya berkisar 15 sampai 63 tahun.
2. Curahan jam kerja pedagang wanita yaitu pemilahan waktu berapa jam per
hari dimana seorang pedagang wanita bersedia membagi waktunya dalam
sehari untuk mengerjakan kegiatan rumah tangga atau melakukan kegiatan
diluar urusan rumah tangga yang bersifat ekonomis (jam/hari).
3. Kegiatan rumah tangga merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan
dalam rumah tangga pedagang wanita yaitu memasak dan menyiapkan
makanan, mengasuh anak, membereskan rumah, mencuci alat rumah
tangga, pakaian serta urusan pribadi lainnya (jam/hari).
4. Kegiatan sosial adalah kegiatan yang dilakukan pedagang wanita
mencangkup arisan, pengajian, posyandu, dan menghadiri hajatan
(jam/hari).
5. Kegiatan produktif adalah kegiatan yang dilakukan pedagang wanita
mencangkup usaha berdagang yang bisa menghasilkan pendapatan bagi
wanita (jam/hari).
6. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam satu
rumah tangga yang menjadi tanggungan dan harus dipenuhi kebutuhan
hidupnya (orang).
7. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah jumlah tahun sukses yang telah
dilalui oleh responden dalam pendidikan formalnya (tahun).
8. Modal yang dimaksud adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam
berdagang untuk dijual seperti: sewa tempat dan bahan baku (Rp/bln).
9. Pengalaman kerja adalah lamanya waktu yang telah dilakukan pedagang
wanita dalam kegiatan usaha berdagang (tahun).
10. Kontribusi pendapatan adalah persentase sumbangan pendapatan usaha
berdagang terhadap total pendapatan rumah tangga (%)
11. Penerimaan berdagang adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang
dijual dengan harga jual produk (Rp/bln).
20

12. Pendapatan wanita yaitu penghasilan atau penerimaan yang diterima


responden berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan
pendapatan lainnya selama satu bulan dan diasumsikan apabila pedagang
wanita memiliki pendapatan maka pendapatan keluarga juga akan ikut
meningkat (Rp/bln).
13. Pendapatan total keluarga adalah total pendapatan keluarga dan anggota
keluarga yang berasal dari usaha berdagang dan diluar usaha tersebut
(Rp/bln).
14. Pendapatan anggota keluarga adalah pendapatan yang diterima oleh kepala
keluarga dan anggota keluarga lain yang bekerja diluar usaha berdagang
(Rp/bln).

.
21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pasar Kerabut Kelurahan Jerambah


Gantung Kota Pangkalpinang. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa berdasarkan pengamatan penulis, daerah
tersebut merupakan salah satu pasar tradisional dadakan yang ada di Kota
Pangkalpinang yang mana selalu ramai dengan kegiatan jual-beli dan masih
terdapat banyak wanita berprofesi sebagai pedagang di pasar tersebut. Penelitian
ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2017.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Umar (2011) metode penelitian deskriptif adalah penelitian
yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang. Penelitian ini memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual
sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung dalam kajian ini peneliti
melihat curahan waktu kerja pdagang wanita di pasar kerabut serta kontribusinya
terhadap pendapatan total keluarga. Melalui penelitian ini, peneliti berusaha
mendeskripsikan masalah tersebut tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap
masalah yang diteliti.

C. Metode Penarikan Contoh


Teknik penarikan contoh adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan
untuk menentukan jumlah dan anggota sampel (Sugiyono, 2001). Populasi dalam
penelitian ini adalah pedagang wanita sebanyak 22 orang yang semuanya
dijadikan responden. Jadi penarikan contoh pedagang wanita dilakukan dengan
menggunakan sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2001) sampel jenuh adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

D. Metode Pengumpulan Data


22

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Umar, 2011).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada
beberapa metode, antara lain sebagai berikut:
1. Observasi (Pengamatan)
Metode observasi atau pengamatan langsung di lapangan dalam pengumpulan
data oleh peneliti dilakukan dengan teknik observasi. Pengamatan berupa
melihat secara langsung ke Pasar Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti
dengan narasumber atau responden di lapangan. Untuk mendukung
wawancara tersebut maka digunakan beberapa pertanyaan (kuisoner) yang
diajukan kepada narasumber atau responden.
3. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan upaya untuk pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan cara penelusuri buku-buku referensi dan menjelajah melalui
media elektronik untuk memperoleh data- data pendukung yang bersifat
melengkapi data yang diperoleh dari lapangan.
4. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu
berupa catatan transkip, buku, surat kabar dan lain sebagainya. Metode
dokumentasi juga dapat diartikan sebagai suatu metode untuk mendukung
penelitian dengan pengambilan gambar atau foto keadaan yang ada di lapangan
selama penelitian berlangsung (Margono, 2007)
Menurut Hasan (2006), data yang dikumpulkan meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung dengan pedagang wanita sebagai responden dalam usaha berdagang di
Pasar Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung yang telah ditentukan melalui tanya
23

jawab dengan alat bantu berupa kuesioner yang telah ditentukan sebelumnya. Data
primer dalam penelitian ini berupa: 1) identitas pedagang wanita, 2) bagaimana
curahan waktu kerja pedagang wanita, dan 3) berapa kontribusi pendapatan
pedagang wanita bagi total pendapatan keluarga. Sedangkan data sekunder berupa
data kependudukan dan keadaan umum lokasi penelitian diperoleh dari kantor
Desa, kantor Kecamatan dan instansi terkait dengan penelitian ini serta literatur
lainnya yang terkait dengan penelitian ini seperti: jurnal, skripsi, serta data dari
internet dan perpustakaan Universitas Bangka Belitung.

E. Metode Pengolahan dan Analisis Data


Data dan informasi yang tercatat dalam daftar pertanyaan yang diperoleh
dari lapangan diolah secara tabulasi dan dijelaskan secara deskriptif, yaitu dengan
menguraikan hasil yang diperoleh dalam bentuk tabel dan uraian yang sistematis
sehingga diperoleh hasil yang lengkap dan terperinci. Untuk metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Metode Analisis Data Yang Digunakan Dalam Penelitian
Rumusan Masalah Jenis Data
Metode Analisis
Data
Bagaimana pembagian waktu Data Primer dan Metode Deskriptif
curahan kerja pedagang Sekunder Kualitatif
wanita di Pasar Kerabut
Kelurahan Jerambah
Gantung?
Berapa tingkat pendapatan Data Primer dan Metode Deskriptif
pedagang wanita dipasar Sekunder Kuantitatif
Kerabut Kelurahan Jerambah
Gantung?
Berapa besaran kontribusi Data Primer dan Metode Deskriptif
pendapatan pedagang wanita Sekunder Kuantitatif
di Pasar Kerabut Kelurahan
Jerambah Gantung terhadap
total pendapatan keluarga?

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yakni tentang pembagian


waktu curahan kerja wanita pedangang, dapat dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Data primer dan sekunder yang diperoleh dari literatur dan hasil
wawancara dengan responden, maka data yang didapatkan akan dijelaskan secara
24

rinci pada hasil penelitian dengan menggunakan konsep curahan waktu, yaitu:
tenaga kerja pedagang wanita mempunyai waktu 24 jam per hari yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan diantaranya kegiatan produktif, pribadi dan
sosial dengan rumus (Mastuti dan Hidayat, 2008):
C = Ca1 + Ca2 + Ca3
Keterangan:
C = curahan waktu kerja pedagang wanita (jam/hari)
Ca1 = curahan waktu kerja pedagang wanita untuk produktif (jam/hari)
Ca2 = curahan waktu kerja pedagang wanita untuk pribadi
(jam/hari)
Ca3 = curahan waktu kerja pedagang wanita untuk sosial (jam/hari)
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua dan ketiga yaitu tentang
tingkat pendapatan yang diperoleh pedagang wanita dan melihat kontribusi
pendapatan pedagang wanita terhadap pendapatan keluarga juga dianalisis
menggunakan metode deskriptif kuantitatif secara tabulasi dengan menghitung
jumlah uang yang dihasilkan dari suatu kegiatan ekonomis (pendapatan pedagang
wanita dari usaha berdagang) dan pendapatan total keluarga dengan menggunakan
rumus (Soekartawi, 2006 ) :
Pd = Pn - Bp
Keterangan:
Pd = pendapatan usaha berdagang (Rp/bln)
Pn = penerimaan usaha berdagang (Rp/bln)
Bp = biaya produksi usaha berdagang (Rp/bln)

PTK = PKK + PWT + PAK


Keterangan:
PTK = pendapatan total keluarga (Rp/bln)
PKK = pendapatan kepala keluarga (Rp/bln)
PWT = pendapatan pedagang wanita (Rp/bln)
PAK = pendapatan anggota keluarga lain (Rp/bln)
25

Menurut Matuti dan Hidayat, (2008) rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:

SP = x 100%

Keterangan:
SP = sumbangan pendapatan dari berdagang (Rp/bln)
PUPG = pendapatan usaha berdagang (Rp/bln)
TPK = total pendapatan keluarga (Rp/bln)
26

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Musrifah. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat


Partisipasi Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ujan Mas Kabupaten Muara Enim Tahun 2008. Skripsi STIK.
Palembang.

Alghaasyiyah, Nauri. 2014. Kontribusi Wanita Pemulung dalam


MendukungPerekonomianKeluarga(Skripsi).UniversitasBengkulu.
Bengkulu.

Asmani. 1994. Pengantar Ilmu Pertanian. Fakultas Pertanian Unsri. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010 .Statistik Perdagangan Luar Negeri Sumatera Barat
Ekspor-Impor. Padang. Sumatera Barat.

Baroleh, J, Angelina Pesik, Rine Kaunang. 2016. Pola Alokasi Waktu Dan
Kontribusi Pendapatan Perempuan Pedagang Sayuran Di Pasar
Pinasungkulan Karombasan Manado. Agri-Sosio Ekonomi Unsrat, ISSN
19074298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 65-76. Manado.

Burhan, M.U. 2004. Wawasan Studi Kelayakan Dan Evaluasi Proyek. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta.

Daulay, Haidar Putra. 2001. Historisitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah,


Madrasah. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Dewi Wulansari. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Refika Aditama. Bandung.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2015. Sebaran Pasar Tradisional di Kota


Pangkalpinang. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Fatmawati. 2011. Kontribusi Curahan Kerja Wanita Pada Usaha Peternakan


Kelinci Di Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Fatmawati, N.R. 2011. Peranan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dalam


Menunjang Efektifitas Penetapan Harga Jual Pada CV. Jaya Agung
Surabaya (Skripsi). Stiesia. Surabaya.

Gilarso, T. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Edisi Pertama. IKAPI.


Yogyakarta
27

Harnanto, F. 1999. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hernanto, F. 2001. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Haryanto, S. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Palmall. Yogyakarta.

Hasan, I. 2006. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara.


Jakarta.

Hidayat, A. A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsepdan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, A. A. A. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsepdan Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Ihromi, 1995. Kajian Wanita Dalam Pembangunan. Yayasan Obor


Indonesia.Jakarta.

Karim, Adiwarman. 1995. Ekonomi Mikro Islam. PT Karya Grafindo Persada.


Jakarta.

Khairuddin. 2002. Sosiologi Keluarga. Liberty. Yogyakarta.

Mardikanto, T. 1999. Petunjuk Penyuluh Pertanian. Usaha Nasional. Surabaya.

Margono, S. 2007. Metodologi penelitian Pendidikan Komponen MKDK. PT


Rineka Cipta. Jakarta.

Mastuti Dan Hidayat. 2008. Peranan Tenaga Kerja Wanita Dalam Usaha Ternak
Sapi Perah Di Kabupaten Banyumas. Fakultas Peternakan Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian, Pendidikan


Dan Pengembangan Ekonomi Dan Sosial (LP3ES). Jakarta.

Munandar, S.C. Utami. 2003. Pengembangan Krativitas Anak Berbakat


.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mosher. 1987. Pembangunan Ekonomi Pertanian. Genesa Exsak. Yogyakarta.

Mosher, A.T. 1981. Menggerakan Dan Membangun Pertanian. CV Agung.


Semarang.

Novari, F. 1991. Peranan Wanita Dalam Pembinaan Budaya. Departemen


Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.
28

Payaman, J.S. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. BPFE UI.
Jakarta.

Rahim. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rakomole, D. 2016. Peranan Wanita Pedagang Sayuran Terhadap


Pendapatan Keluarga di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado.
Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Rohani, S. 2011. Alokasi Waktu Kerja Wanita Dalam Usaha Peternakan Kelinci
Di Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Vi
Edisi 2-Mei 2011, Hal. 9. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sajogjo, 2002. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Yayasan


Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta.

Sasmita Siregar, Khairunissa Rangkuti dan Yusuf Tri Darma. 2015. Peranan
Wanita Pedagang Sayur Terhadap Pendapatan Rumah Tangga. Agrium
ISSN 0852-1077 (Print) ISSN 2442-7306 (Online) Oktober 2015 Volume 19
No. 3

Simanjuntak, J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Soerjono, Soekanto. 2004. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Rajawali. Jakarta.

Soekartawi. 1987. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia


Press. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Soekartawi. 2006. Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani


Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta.

Suardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Sudarman, Ari. 2000. Teori Ekonomi Mikro : Buku 1. Yogyakarta: BPFE.

Sudarwati, Lina.2003. Wanita Dan Struktur Sosial (Suatu Analisa Tentang Peran
Ganda Wanita Indonesia). Universitas Sumatera Utara. Medan.
29

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta.


Bandung.

Umar, H. 2011. Metode Prnrlitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Edisi
Kedelapan). PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Wahyu. 1998. Tenaga Kerja Wanita Indonesia.Universitas Indonesia. Jakarta.


30

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

Peran Pedagang Wanita dalam Membantu Pendapatan Total Keluarga


di Pasar Kerabut Kelurahan Jerambah Gantung Kecamatan Gabek

Peneliti : Muhammad Khoiruddin

A. Deskripsi Pedagang

1. Nama :
2. Jenis Kelamin : P/L
3. Umur :
4. Pendidikan :
5. Berdagang Sebagai : (1) Pedagang Pengumpul
(2) Pedagang Pengecer
(3) Berdagang dari hasil usahatani sendiri
(4)
6. Alamat :
7. Asal daerah :.........................................
8. Tahun Mulai Berdagang :
9. Penerimaan perbulan dari berdagang :. . . . . . . . .

B. Fungsi-fungsi Tataniaga yang dilakukan Pedagang

1. Fungsi pertukaran

No Uraian Ya Tidak

1. Apakah anda melakukan kegiatan pembelian

2. Harga terlalu tinggi/rendah

3. Harga berfluktuasi tajam

4. Ketersediaan barang tidak kontinue

5. Ketersediaaan barang sedikit dibanding kemampuan


membeli

6. Keterbatasan modal

7. Apakah anda melakukan kegiatan penjualan


31

8. Apakah harga jual ditentukan oleh pasar

9. Lainnya...

a. Tata Cara Pembelian

No Uraian No Uraian

1 Cara Pembelian 5 Cara perolehan informasi harga

a. Bebas a. Sesama pedagang

b. Kontrak/kesepakatan b. Media massa

2 Cara Pembayaran c. Kelompok pedagang

a. Tunai d. Lainnya............................

b. Dibayar dimuka 6 Alasan membeli pada sumber

c. Dibayar sebagian a. Harga lebih murah

d. Hutang b. Barang lebih bagus

3 Cara penyerahan barang c. Lokasi mudah dijangkau

a. Ditempat pembeli d. Langganan

b. Ditempat penjual e. Lainnya............................

4 Cara penentuan harga

a. Ditentukan petani

b. Ditentukan pedagang

c. Ditentukan pemerintah

d. Tawar-menawar

b. Tata Cara Penjualan

No Uraian No Uraian

1 Cara Penjualan 3 Cara penentuan harga

a. Bebas a. Ditentukan pedagang


32

b. Kontrak/kesepakatan b. Ditentukan konsumen

2 Cara Pembayaran c. Ditentukan pemerintah

a. Tunai d. Tawar-menawar

b. Dibayar sebagian 4 Darimanakah informasi harga


diperoleh

c. Hutang a. Sesama pedagang

b. Media massa

c. Kelompok petani

d. Lainnya....................

2. Fungsi Fisik

No Uraian Ya Tidak

1. Apakah anda melakukan kegiatan pengangkutan

2. Fasilitas angkutan langka

3. Apakah anda melakukan kegiatan penyimpanan

4. Apakah anda melakukan kegiatan pengolahan terhadap


suatu barang dagangan tersebut

5. Sarana jalan jelek

3. Fungsi Penunjang

No Uraian Ya Tidak

1. Apakah anda melakukan pembiayaan modal sendiri

2. Apakah anda menerapkan suatu standarisasi

3. Apakah anda yang menanggung biaya resiko dari


kegiatan penjualan
33

4. Apakah informasi mengenai pasar didapatkan dari sekitar


pasar tersebut

C. Biaya Keseluruhan

No Jenis Kegiatan Biaya (Rp)

1 Transportasi/Pengangkutan

2 Pengemasan

3 Tenaga Kerja

4 Retribusi

5 Penyusutan

6 Penyimpanan

7 Biaya bongkar muat

8 Pisau/parang

9 Timbangan

10 Ember

11 Lainnya....
34

C. CURAHAN WAKTU KERJA PEDAGANG WANITA

1. Berapa jam/hari ibu melakukan kegiatan rumah tangga (pribadi) berikut


ini:
a. Memasak : jam/hari
b. Mencuci pakaian : jam/hari
c. Mengurus anak : jam/hari
d. Membersihkan rumah : jam/hari
e. Tidur : jam/hari
f. Makan : jam/hari
g. Istirahat : jam/hari
h. Lain-lain : jam/hari
2. Berapa jam/hari ibu melakukan sosial berikut ini:
a. Mengikuti pengajian : jam/hari
b. Mengikuti arisan : jam/hari
c. Lain-lain : jam/hari
3. Berapa jam/hari ibu melakukan kegiatan berdagang ?

Anda mungkin juga menyukai