Anda di halaman 1dari 45

Ass.wr.wb.

wr.wb.
Ass.

PEMBANGUNANBERKELANJUTAN
BERKELANJUTAN
PEMBANGUNAN

EKONOMIDAERAH
DAERAH
EKONOMI
BERBASISPERTANIAN:
PERTANIAN:
BERBASIS
AGROPOLITAN
AGROPOLITAN

AGROPOLITAN
Kota Pertanian
Kota yang basis ekonomi MASYARAKAT-nya
adalah sektor pertanian yg berkelanjutan:
1. Sektor Primer: Budidaya
2. Sektor Sekunder: Pengolahan Hasil
3. Sektor Tersier: Jasa Penunjang Fisik
4. SektorKuarter: Jasa Penunjang Non-fisik

AGROPOLITAN
Kota Pertanian
Kota : Memenuhi persyaratan KIMPRASWIL &
DEPDAGRI
PERTANIAN sbg basis ekonomi Masyarakat:
Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
Pangan
Non-Pangan
Investasi

BERKELANJUTAN
SEKARANG BERUSAHA = BESOK BERUSAHA
BESOK BERUSAHA = LUSA BERUSAHA

LUSA BERUSAHA = TERUS BERUSAHA

SEKARANG BERUSAHA =
ANAK-CUCU JUGA DAPAT BERUSAHA

KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Ekspor
Luar d /
aera

HASIL
Pembangunan

Domesti
k

Eksternal
input
APA YG
DIBANGUN
(Sumberdaya)

SIAPA YG
MEMBANGUN
(SDM)

KEBERDAYAAN

SISTEM
PRODUKSI
KOMODITI
UNGGULAN

SISTEM DISTRIBUSI
DOMESTIK & EKSPOR

Kaidah - kaidah global:


Standar
mutu:
ISO ..

Kesepakatan
Sistem
Perdagangan
Nasional/ Global

SINERGI POTENSI, SUMBERDAYA, ORIENTASI

KAPITAL

SD
A
Prasarana

SD
M

Kelembagaan

PELAKU

USAHA

KAWASAN / SENTRA

INFORMASI

IPTEK

Lainny
a

FILOSOFI AGROPOLITAN

masyarakat
Jasa
Penunjang
Fisik
SISTEM
PRODUKSI
PRIMER

SISTEM INDUSTRI
PENGOLAHAN
PRODUK
UNGGULAN

Jasa
Penunjang
Non-Fisik
COMMUNITY BASE ECONOMY

PENUNJANG FISIK
SUMBERDAYA
SUMBERDAYAAIR:
AIR:
Air
Airminum,
minum,Industri,
Industri,
Pertanian
Pertanian

TRANSPORTASI
-KOMUNIKASI

SISTEM
SISTEM
ENERGI:
ENERGI:
LISTRIK
LISTRIKDAN
DAN
BBM
BBM

PUSAT
PUSAT
PERDAGANGAN
PERDAGANGAN
&
&PROMOSI
PROMOSI

PENUNJANG NON FISIK


Sistem
Sistempemberdayaan
pemberdayaandan
dan
pendampingan
pendampinganmasyarakat
masyarakat

FINANCE SYSTEM:
Bank, Koperasi, LKU

SISTEM
SISTEMINFORMASI:
INFORMASI:
Keunggulan
Keunggulan
Komparatif
Komparatif
IPTEK
IPTEK
Pasar
Pasar
Investment
InvestmentProfile
Profile

SISTEM
SISTEM
TATA
TATAPAMONG
PAMONG

Paradigma pembangunan
AGROPOLITAN:

Membangun sumberdaya manusia


dan masyarakat pemilik-pengelola
sistem produksi
melalui usaha
komoditas /produk unggulan".
Usaha Komoditi Unggulan Milik
Masyarakat

Visipembangunan
pembangunan AGROPOLITAN
AGROPOLITAN : :
Visi
Mewujudkansistem
sistemproduksi
produksimilik
milik
Mewujudkan
masyarakatyang
yangefisien,
efisien,produktif
produktif, , berdaya
berdaya
masyarakat
saingtinggi
tinggidan
danberkelanjutan,
berkelanjutan,melalui
melalui
saing
pengelolaansumberdaya
sumberdayadomestik
domestiksecara
secara
pengelolaan
optimaldan
danberkesinambungan.
berkesinambungan.
optimal

Misi AGROPOLITAN :

M
I
S
I

1.1.Memberdayakan
Memberdayakanmasyarakat,
masyarakat,
2.2.Menciptakan
Menciptakan sistem
sistem usaha
usaha produktif
produktif yang
yang
berdaya
berdaya saing
saing tinggi,
tinggi, berkeadilan
berkeadilan dan
dan
berkelanjutan,
berkelanjutan,
3.3.Mengembangkan
Mengembangkanbudaya
budayaindustri
industrisebagai
sebagai
landasan
landasanpengembangan
pengembangan usaha
usaha
4.4. Mengoptimalkan
Mengoptimalkan keunggulan
keunggulan komparatif
komparatif
Wilayah
Wilayah

Nilai keadilan merupakan prasyarat pokok dalam menjamin


keberlanjutan AGROPOLITAN.

Nilai keadilan ini dapat dikaji berdasarkan pertanyaan berikut:


(a). Apakah sumberdaya pembangunan telah terdistribusi
secara adil
(b). Apakah hasil
secara adil ,

usaha pembangunan telah terdistribusi

(c). Apakah akses terhadap kesempatan / peluang untuk berusaha


di bidang ekonomi telah terdistribusi secara adil , dan
(d). Apakah kesempatan/peluang untuk berusaha di
bidang ekonomi telah terdistribusi secara fair/ adil antar
SEGENAP PELAKU

PRAKONDISI FILOSOFIS
PENGEMBANGAN AGROPOLITAN:
1.

2.

Penumbuh-kembangan nilai-nilai yang melandasi


berkembangnya hubungan yang harmonis antara
manusia dengan alam (pendekatan ekosistem).
Sumberdaya alam bukan semata-mata sebagai sesuatu
yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, tetapi
juga menerima kehadiran makhluk lain ciptaan Allah
S.W.T. sebagai bagian yang sama seperti halnya
manusia.
Nilai ini adalah landasan untuk terbinanya hubungan
harmonis antara manusia dengan lingkungannya (nilainilai ekologi).

Pemanfaatan social capital seperti local-knowledge, institusi lokal dan sejenisnya sebagai pintu masuk dalam setiap proses pengembangan perkebunan. Hal ini sangat
penting untuk ditekankan agar konflik sosial dapat dihindari atau bahkan dicegah.
3.
Pengembangan SDM dan IPTEK yang terkait langsung dengan setiap upaya pengembangan usaha perkebunan primer hingga tersier. Hal ini sangat strategis
untuk kepentingan jangka panjang mengingat hanya dengan pengembangan SDM dan IPTEK yang terus menerus meningkat daya saing komoditas perkebunan dapat
ditingkatkan.
4.
Penerapan prinsip-prinsip efisiensi dan kreasi nilai tambah dalam setiap keputusan dan tindakan. Dengan perkataan lain hal-hal yang menimbulkan
kemubaziran harus dicegah.
5.
Pengembangan kelembagaan/institusi yang mampu meminimalkan ongkos transaksi, membangun kebersamaan dan menghidupkan cara kerja yang dinamis
dan efisien melalui pengembangan jaringan (network) yang andal.
6.
Pewilayahan komoditas perkebunan sesuai dengan agroekosistem dan pembatas pembatas ekologis sebagai landasan pengembangan perkebunan yang
berkelanjutan.
7.
Pengembangan kawasan industri perkebunan milik masyarakat (KIMBUN) sebagai media (wadah) transformasi masyarakat dari waktu ke waktu melalui
pemanfaatan usaha perkebunan yang terintegrasi dengan industri pengolahan produknya.
8.
Pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi di bidang perkebunan, khususnya berupa kebijaksanaan yang diterapkan secara konsisten dan
berkesinambungan.
9.
Jaminan keamanan usaha terhadap segala bentuk penjarahan , perambahan atau aktivitas serupa lainnya.

2.
Pemanfaatan social capital seperti
local-knowledge,
local-knowledge
institusi lokal dan sejenisnya sebagai
pintu masuk dalam setiap proses
pengembangan usaha.
Hal ini sangat penting untuk
ditekankan agar konflik sosial
dapat dihindari atau bahkan
dicegah.

3.
Pengembangan SDM dan IPTEK yang terkait
langsung dengan setiap upaya
Pengembangan usaha produktif primer
hingga tersier.
Hal ini sangat strategis untuk
kepentingan jangka panjang mengingat
hanya dengan pengembangan SDM dan
IPTEK yang terus menerus meningkat
daya saing komoditas /produk unggulan
dapat ditingkatkan.

4.
Penerapan prinsip-prinsip efisiensi dan
kreasi nilai tambah dalam setiap
keputusan dan tindakan.
5.
Pengembangan kelembagaan/institusi
yang mampu meminimalkan ongkos
transaksi, membangun kebersamaan
dan menghidupkan cara kerja yang
dinamis dan efisien melalui
pengembangan jaringan (network)
yang andal.

6.
Pewilayahan komoditas /produk sesuai
dengan agroekosistem dan pembatas
pembatas ekologis sebagai landasan
pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
7.
Pengembangan kawasan produk
unggulan milik masyarakat sebagai
media (wadah) transformasi masyarakat
dari waktu ke waktu melalui
pemanfaatan usaha produksi yang
terintegrasi dengan industri pengolahan
produknya.

8.
Pengembangan iklim usaha yang
kondusif untuk investasi di bidang
poduk unggulan, khususnya berupa
Kebijakan PUBLIK yang diterapkan
secara konsisten dan
berkesinambungan.
9.
Jaminan keamanan usaha terhadap
segala bentuk penjarahan, perambahan
atau aktivitas serupa lainnya.

10.
Usaha bisnis tdk semata didasarkan atas motivasi
keuntungan maksimum individual perusahaan /
pengusaha, namun harus mengembangkan nilai
kerjasama, saling percaya dan pengembangan
jaringan kerja (networking);
11.
Aspek keberlanjutan fungsi lingkungan hidup harus
menjadi pertimbangan utama dalam
perancangan (desain) usaha bisnis.

AGROPOLITAN: MAKNA BUDAYA INDUSTRI


1. IPTEK menjadi landasan utama dalam pengambilan
keputusan
2. Inovasi IPTEK sbg instrumen untuk mengelola SDA
3. Mekanisme pasar sbg media transaksi
4. Efisiensi & produktivitas sbg landasan alokasi sumberdya
5. Mutu dan KEUNGGULAN sbg tujuan
6. PROFESIONALISME sbg yang ditonjolkan
7. REKAYASA unt mengurangi ketergantungan pd alam

REFORMASITRADISI:
TRADISI:Bisnis
Bisnis MILIK
MILIKMASYARAKAT
MASYARAKAT
REFORMASI
Tradisi: TERGANTUNG Pd ALAM
Tradisi: BEKERJA-SAMA dg ALAM
Melalui: 1. Rekayasa Teknologi
2. Rekayasa Kelembagaan

Produktivitas
Efisiensi
Stabilitas/ Sustainabilitas
Equity

PRASYARAT IMPLEMENTASI AGROPOLITAN


1. DATA & INFORMASI EMPIRIK

2. EXPERT SYSTEM
DECISSION SUPPORT SYSTEM
3. PUBLIC POLICY
PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN&&
FASILITASI
FASILITASI

REORIENTASI BISNIS MILIK MASYARAKAT


Memproduksi apa-apa yg dpt dihasilkan

Menghasilkan apa-apa yg diminta pasar

PASAR : f (taraf hidup, kesejahteraan,


selera/ cita rasa, tuntutan pasar, ...)

MUTU yg baik
WAKTU yg tepat
HARGA yg terjangkau

MAKNA INDUSTRI
REKAYASA SOSIAL

?
?
?
?
Budiday
a

Teknologi
Produksi

REKAYASA IPTEK
Tekn.
Konservasi
Rehabilitasi

Pengolaha
n

Nilai tambah
Diversifikasi

Informatik
a
LIMBAH

Promosi/
Pemasaran

Pasar
Riil
Pasar
Potensial

Ciri-ciri Masyarakat Domestik Pelaku Usaha


Lahan/lokasi
/lokasiUsaha
Usaha sngt
sngtBeragam
Beragam
1.1.Lahan
Produktivitassgt
sgtberagam
beragam
2.2.Produktivitas
Aplikasiteknologi
teknologirendah
rendah
3.3.Aplikasi
Risikogagal
gagaljual
jualumumnya
umumnyatinggi
tinggi
4.4.Risiko
Penghasilbahan
bahanmentah
mentah
5.5.Penghasil
Nilaitambah
tambahrendah
rendah
6.6.Nilai
PosisiRebut-Tawar
Rebut-Tawarrendah
rendah
7.7.Posisi
.
8.8..

STRATEGI KEMITRAAN
1. Partisipasi Masyarakat
2. Pemihakan pd yg LEMAH
3. PEMBERDAYAAN

4. Transparansi & Akuntabilitas


5. Local specific & Social Capital
6. ..

ASAS AGROPOLITAN
Kebersamaan ekonomi melalui :
PEMBERDAYAAN &
PENINGKATAN PERAN

MasyarakatLokal
Lokal
Masyarakat
PelakuBisnis
Bisnis
Pelaku
COMMUNITYBASES
BASES
COMMUNITY

PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN
PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN
AGROPOLITAN
AGROPOLITAN

Bgm
melestarikan
SDA-LH
?

Bgm
memanfaatkan
Informasi
peluang pasar
?

Bgm
Memproduksi
bahan baku
yg Benar ?

Bgm mengolah
produkproduk
UNGGULAN
?
Bgm
menyediakan
sarana /
instrumen?

PRASYARAT PEMBERDAYAAN
SIRAMAN
SIRAMAN
ROHANI
ROHANI

KESEHATAN
MASYARAKAT

PENYEHATAN
PENYEHATAN
LINGKUNGA
LINGKUNGA
NN

PENDAMPENDAMPINGAN
PINGAN

PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
KETRAMPILA
KETRAMPILA
NN

SIKLUS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PELAKU USAHA
Melindung
i
Mengajak
Mengajak
Memihaki

Mendampingi

MemberiMemberitahu
tahu

Melatih

LEMBAGA PENGELOLA USAHA EKONOMI


Wadahpemberdayaan
pemberdayaanmasyarakat
masyarakatdengan
denganpola-pola
pola-pola
Wadah
pengembangana.l.:
a.l.:
pengembangan
POLA I: Koperasi Usaha

KOPERASI

Kontrak
Kontrak
Manajeme
Manajeme
nn
(KM)
(KM)

INVESTOR

POLA II: Patungan Koperasi - Investor


Saham
Koperasi

65
35

Saham
Investor

35
:

65

POLA III: BOT = Building, Operating, Transfer

INVESTOR
(Privat /
Publik)
Membangun

PROSES ALIH
KELOLA

Pember
Pember
-dayaan
-dayaan

KOPERASI

POLA IV: BTN = Bank Tabungan Negara

BTN
DEVELOPER
yg
KOMPETEN

KOPERMAS
Koperasi
Masyarakat

SIKLUS PENGEMBANGAN AGROPOLITAN


ANALISIS
ANALISIS
KELAYAKAN
KELAYAKAN
PengemPengembangan
bangan

Penyusunan
Penyusunan
RencanaInduk
Induk
Rencana

RI
RI

Penyusunan
Penyusunan
DetailDesain
Desain
Detail

DD
DD

Implementasi
Implementasi
Ujicoba
coba
Uji

KonstruksiFisik
Fisik&&
Konstruksi
Kelembagaan
Kelembagaan

SOSIALISASI R.I. AGROPOLITAN

FINALISASI
KONSEP
R.I.
AGROPOLITAN

FORUM
FORUM
PUBLIK
PUBLIK

PERMUFAKATAN TIM KOORDINASI


SEKDA-DINAS TEKNIS

PEMBAHASAN
PEMBAHASANDENGAN
DENGAN
KOMISI
KOMISIPEMBANGUNAN
PEMBANGUNANDPRD
DPRD

PENYUSUNANRENCANA
RENCANAINDUK
INDUK(R.I)
(R.I)AGROPOLITAN
AGROPOLITAN
PENYUSUNAN
DATABASE & SISTEM INFORMASI POTENSI
WILAYAH
IDENTIFIKASI KOMODITI UNGGULAN WILAYAH

PROGRAM SEKTORAL PENGEMBANGAN KOMODITI


UNGGULAN

MASTER-PLAN
(RENCANA INDUK)

PENYUSUNANDETAIL
DETAILDESIGN
DESIGN(DD)
(DD) AGROPOLITAN
AGROPOLITAN
PENYUSUNAN
PROGRAM SEKTORAL: ACTION PLAN

UNIT-UNIT USAHA PRIORITAS

KELAYAKAN KEBERLANJUTAN USAHA


(Investment Profile)
DETAIL DESIGN:
Engineering detail design
Institutional detail design
Site/location detail design

PROFILEINVESTMENT
INVESTMENTAGROPOLITAN
AGROPOLITAN
PROFILE
PUBLIC INVESTMENT:
Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat
Luar Negeri
SOCIETY INVESTMENT:
Anggota Masyarakat
Kelompok Masyarakat
Lembaga Masyarakat
PRIVATE INVESTMENT:
Pelaku Usaha (UKM)
Pelaku Usaha Besar

Mengapa sapi potong


Kebutuhan daging sapi selalu
meningkat & tidak dapat dipenuhi
dari sumber lokal
Th 1999, import sapi bakalan 378.300
ekor & import daging 27.200 ton
Th 1996, nilai import US$ 3.014.400
(sapi bakalan) & US$32.433.900
(daging)
Import sapi bakalan berlangsung
terus hingga saat ini
Sapi potong dapat mengkonversi
limbah pertanian, industri & hijauan
bermutu rendah menjadi produk
bermanfaat & bernilai ekonomi
(daging)

Lokasi kawasan
KAPET
MIKRO I

Kapet mikro
1
Sapi Hasil
Penggemukan

Produksi
Sapi Bakalan

KAPET
MIKRO II

Kapet mikro
2

KAPET MAKRO

Perencanaan
AGROPOLITAN
KAPET
MIKRO I

multiyears

Joint
Proposal

Multi-sectors

KAPET
MIKRO II

Joint
Planning

Investment
Profile

SEKIAN
SEKIAN! !

SEMOGA
SEMOGA
BERMANFAAT
BERMANFAAT
Wassalam
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai