LENBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
RINGKASAN
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
I. PENDAHULUAN .........................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan ......................................................................................
D. Kegunaan .................................................................................
E. Hipotesis...................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
A. Landasan Teoritis......................................................................
B. Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................
C. Kerangka Berfikir.....................................................................
III. METODOLOGI .............................................................................
A. Waktu dan Tempat ...................................................................
B. Batasan Operasional.................................................................
C. Pelaksanaan Kajian...................................................................
D. Prosedur Pelaksanaan ..............................................................
E. Pengumpulan Data ...................................................................
F. Analisis Data ............................................................................
IV. DESKRIPSI WILAYAH PENGKAJIAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .........................................................................................
B. Pembahasan .............................................................................
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN.....................................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang mengalami
pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari areal maupun produksi
(Sihaloho, 2009). Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di
Indonesia adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di
dalam negeri maupun luar negeri dan juga sebagian besar produksi kopi di
Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang dijual ke pasar dunia.
Kopi (Coffea Sp) merupakan komoditas eksport yang mempunyai nilai
ekonomis relatif tinggi. Kopi adalah satu komoditas unggulan yang dikembangkan
di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatra, Bali dan sebagainya. Kopi banyak
diperdagangkan di dunia karena dapat diolah menjadi minuman yang memiliki
cita rasa dan aroma yang khas. Kandungan senyawa yang terdapat pada kopi
adalah kafein yang bermanfaat untuk membantu penyegaran tubuh,
menghilangkan rasa kantuk dan merangsang kinerja otak.
Kecamatan Sipirok salah satu kecamatan terdekat dengan ibu kota
Kabupaten daerah Tapanuli Selatan dengan jarak ± 10 Km / Jarak tempuh 15
menit. Luas wilayah kecamatan sipirok 55.56.5 Ha Dengan jumlah penduduk
pada tahun 2017 35.529 jiwa terdiri dari laki laki 16,419 perempuan 19,110 jiwa
dan penduduk tersebut mata pencariannya pada umumnya bergerak di bidang
pertanian yang tersebar di 34 desa dan 6 kelurahan (Programa Kec. Sipirok,
2019). Luas Panen dan Produksi Perkebunan kopi 633,50 Ha dengan 199,50 Ton
hasil produksi pertahunnya (BPS Sipirok, 2018).
Akhir-akhir ini permintaan pasar terhadap kopi terus meningkat seiring
kebutuhan pasar dunia yang senantiasa membutuhkannya dalam jumlah cukup
besar, namun permintaan yang tinggi ini tidak diimbangi dengan ketersediaan,
sehingga mengakibatkan permintaan tersebut menjadi tidak terpenuhi. Dengan
demikian upaya untuk peningkatan kuantitas hasil sangat perlu untuk dilakukan.
Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan
keberhasilan suatu usaha pertanian, baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
Pupuk merupakan salah satu input utama dalam meningkatkan produksi pertanian.
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan
mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk
pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan
hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan
berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan
permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian
pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta
menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari. Penggunaan pupuk yang
berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman telah terbukti mampu meningkatkan
produktivitas 30-40% pendapatan petani (Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2004).
Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas produksi yang di hasilkan. Manfaat pupuk adalah
menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut (Marsono dan Lingga, 2005),
sedangkan pemupukan yang tidak tepat menyebabkan pupuk terbuang percuma,
tidak mencapai sasaran sehinnga unsur hara dalam tanah tidak mencukupi.
Sehingga kerugian pada tanaman yaitu tanaman menjadi tidak sehat dan mudah
terserang penyakit sehingga hasil produksi rendah (Marsono dan Sigit, 2005).
Produksi kopi arabika yang tinggi sangat ditentukan oleh ketersediaan
bahan tanaman (bibit) yang baik dan sehat serta pemupukan berimbang Oleh
karena itu pemupukan sangat diperlukan untuk meninglatkan kuantitas hasil
panen. Berdasarkan analisis keadaan di Kecamatan Sipirok petani yang
melakukan pemupukan berimbang pada tanaman kopi arabika masih sebesar 50 %
dan diharapkan 65% petani melakukan pemupuk secara rutin dengan pemupukan
berimbang. Keadaan ini tergolong kategori sedang dan perlu di tigkatkan
(Programa Kec. Sipirok, 2019)
Berdasarkan permasalahan di atas penulis melakukan pengkajian dengan
judul “Motivasi Petani Dalam Menerapkan Pemupukan Berimbang Untuk
Peningkatan Produksi Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di
Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan” guna memenuhi usulan Tugas
Akhir.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal di atas maka ada beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motivasi petani dalam melakukan pemupukan
berimbang pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabika L.) di
Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ?
2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal dengan motivasi
petani dalam melakukan pemupukan berimbang pada Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok, Kabupaten
Tapanuli Selatan ?
C. Tujuan
Dari identifikasi masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji tingkat motivasi petani dalam melakukan pemupukan
berimbang Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan
Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Untuk mengkaji hubungan faktor internal dan eksternal dengan
motivasi petani dalam melakukan pemupukan berimbang pada
Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok,
Kabupaten Tapanuli Selatan
D. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti, hasil pengkajian ini sangat bermanfaat untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang perkebunan.
2. Sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah pemberian motivasi dalam melakukan
pemupukan berimbang.
3. Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan tambahan informasi dan
pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pengkajian selanjutnya.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain :
1. Diduga tingkat motivasi petani dalam melakukan pemupukan
berimbang Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan
Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan masih tergolong rendah
2. Diduga adanya hubungan yang signifikan antara faktor internal dan
eksternal dengan motivasi petani dalam melakukan pemupukan
berimbang pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di
Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeoritis
1. Motivasi
Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengaruh dan mendorong
perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu keinginan yang
dinyatakan dalam bentuk usaha keras atau lemah. Motivasi adalah sesuatu
kekuatan potensial yang ada di dalam diri seseorang manusia, yang dapat
dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan dari luar yang
pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerja secara positif atau secara negative (Winardi, 2004).
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak.
Berdasarkan pada kata dasarnya motif, motivasi yang ada pada seseorang
merupakan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan - kegiatan tertentu guna mencapai tujuannya (Hasibuan,
2010). Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang
menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya
yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu
tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk
berbuat, karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan
didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat,
tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Dalam arti kognitif, motivasi diasumsikan sebagai aktivitas individu untuk
menentukan kerangka dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuan
itu. Dalam arti afektif, motivasi bermakna sikap dan nilai dasar yang dianut oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak
(Danim. 2012). Kekuatan, dorongan, kebutuhan, tekanan, dan mekanisme
psikologi yang dimaksud diatas merupakan akumulasi dari faktor faktor internal
dan eksternal. Faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternal bersumber dari luar individu.
Faktor internal dapat disebut akumulasi aspek-aspek internal individu,
seperti kepribadian, inteligensi, ciri-ciri fisik, kebiasaan, kesadaran, minat, bakat,
kemauan, spirit, antusiasme dan sebagainya. Faktor eksternal bersumber sebagai
lingkungan, apakah itu lingkungan fisik, sosial, tekanan dan regulasi
keorganisasian (Danim. 2012).
Menurut Uno (2016), motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam
diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapai sehingga
dengan adanya motivasi pencapaian tujuan akan lebih terarah.
Sedangkan menurut Maslow (2010), motivasi didasari oleh kebutuhan
seseorang. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
merupakan teori yang banyak dianut orang. Teori ini beranggapan bahwa tindakan
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan.
Adapun hierarki kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut :
3. Petani
petani sebagai unsur usaha tani memegang peranan yang penting dalam
pemeliharaan tanaman atau ternak agar dapat tumbuh dengan baik, ia berperan
sebagai pengelola usaha tani. Petani sebagai pengelola usaha tani berarti ia harus
mengambil berbagai keputusan di dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki atau
disewa dari petani lainnya untuk kesejahteraan hidup keluarganya. Petani yang
dimaksud dalam hal ini adalah orang yang bercocok tanam hasil bumi atau
memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.
(Rodjak, 2006)
Menurut Mardikanto (2009), pelaku utama usahatani adalah para petani dan
keluarganya, yang selain sebagai jurutani, sekaligus sebagai pengelola usahatani
yang berperan dalam memobilisasi dan memanfaatkan sumberdaya (faktor-faktor
produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efisiensi
usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam berikut lingkungan
hidup yang lain.
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian
atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang
meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.
Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan
dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1994).
4. Tanaman Kopi Arabika
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).
Klasifikasi Tanaman Kopi sebagai berikut :
Kingdom : Plantea
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Gentianacea
Familia : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea arabica L
C. Kerangka Pikir
Setiap orang pastinya mempunyai dasar dalam melakukan tindakan untuk
memenuhi tujuan yang diinginkan. Motivasi timbul karena adanya kekurangan
suatu kebutuhan yang diinginkan, sehingga menyebabkan seseorang bertindak
atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan salah satu hal
yang penting dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dalam suatu usaha
yang kita lakukan.
Judul
motivasi petani dalam melakukan pemupukan berimbang pada Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan
Tujuan
Untuk mengkaji tingkat motivasi petani dalam melakukan pemupukan berimbang Tanaman Kopi
Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Untuk mengkaji hubungan faktor internal dan eksternal dengan motivasi petani dalam melakukan
pemupukan berimbang pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok,
Kabupaten Tapanuli Selatan
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana tingkat motivasi petani dalam melakukan pemupukan berimbang pada
Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabika L.) di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli
Selatan ?
2. Bagaimana hubungan faktor internal dan eksternal dengan motivasi petani dalam
melakukan pemupukan berimbang pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di
Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ?
Variabel X Variabel Y
Faktor internal :
Motivasi (Y) petani
Umur dalam Pemupukan
Pendidikan formal berimbang tanaman kopi
Pendidikan Non Formal
Pendapatan
Faktor eksternal :
Ketersediaan Sarana & Prasarana Hasil Pengkajian
Ketersediaan Modal
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Persiapan Tugas Akhir Seperti :
a) Persyaratan Umum : dapat melaksanakan tugas akhir apabila telah
menyelesaikan perkuliahan dan lulus ujian semua mata kuliah
semester VII (Tujuh).
b) Survey Lapangan: sebelum melakukan penugasan akhir mahasiswa
melaksanakan survey lapangan guna menentukan topik tugas akhir.
2. Menetapkan Topik / Judul Tugas Akhir dan Dosen Pembimbing.
3. Penyusunan Proposal Tugas Akhir.
4. Seminar dan Revisi Proposal Tugas Akhir.
5. Menentukan Metode Tugas Akhir.
6. Pelaporan Tugas Akhir dan,
7. Seminar Hasil.
D. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan pengkajian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) untuk mencari
permasalahan yang akan dikaji,
2. Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada,
3. Melakukan penyusunan proposal pengkajian dan seminar proposal,
4. Melaksanakan pengkajian dengan kuesioner terhadap sampel yang
ditarik secara keseluruhan.
5. Melalui analisis data hasil pengkajian dengan menggunakan uji
validitas dan reliabilitas.
6. Penyusunan laporan hasil pengkajian yang disertai dengan seminar
hasil pengkajian tersebut.
E. Pengumpulan Data
1. Sumber data
Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan
fakta (siregar, 2013) Sumber data terbagi atas 2 yaitu:
a) Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneeliti
langsung dari informan, misalnya perorangan atau individu, melalui
teknik kuesioner dengan responden yang ditentukan menggunakan
daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai tujuan pengkajian, dan
pengamatan langsung.
b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait, buku,
catatan, laporan, jurnal, yang ada kaitannya dengan penelitian ini serta
diperlukan untuk melengkapi data primer dalam penelitian.
Tabel 3. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 53 orang yang berada
di 2 Desa di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan
No Desa Kelompok Tani Jumlah anggota petani
1 Pahae aek sagala Saroha 26
2 Sampean Mekar Sari II 27
Jumlah 53
Sumber:Data Daftar Kelompok tani 2019
4. Sampel
Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil dari
suatu populasi. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil
dari populasi tersebut harus betul-betul representative (mewakili).
Menurut Arikunto (2012) jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang,
maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih
besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah
populasinya. Berdasarkan penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih
besar dari 100 orang responden, maka penulis mengambil 100% jumlah
populasinya yang berjumlah 53 responden yang berada di 2 desa yang melakukan
pemupukan berimbang tanaman kopi di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Selatan.
F. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dilakukan untuk mengolah data menjadi informasi, data akan
menjadi mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian. Data yang akan dianalisis merupakan data
hasil pendekatan survei penelitian dari penelitian lapangan dan penelitian
kepustakaan, kemudian dilakukan analisa untuk menarik kesimpulan. Adapun
urutan analisis yang dilakukan yaitu:
a. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan
kuesioner pada populasi yang telah ditentukan.
b. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian menentukan alat
pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data dari elemen-
elemen yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini alat pengukuran
yang dimaksud adalah daftar penyusunan pernyataan atau kuesioner.
c. Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner ke kelompok tani yang di
pilih atau yang telah ditetapkan.
d. Ketika data tersebut terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data,
disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan uji statistik. Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan
data kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala
likert dengan ketentuan sebagai berikut :
Skala Keterangan Pernyataan Positif
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
2. Uji Reliabel
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, reliabilitas menunjukkan
kemantapan/konsistensi hasil pengukuran, suatu alat dikatakan mantap atau
konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali alat pengukur itu
menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama (Noor, 2012).
Reliabilitas mengacu pada instrumen yang dianggap dapat dipercaya untuk
digunakan sabagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Realibilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk menguji reabilitas
instrument digunakan formula Alpha Cronbach.
Dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
2
∑σ
r 11 [ ][
k
k −1
1− 2 b
σ1 ]
Dimana :
r 11 = Reabilitas instrumen
k = Banyak butiran pertanyaan
∑σ 2b = Jumlah butiran pertanyaan item
σ 12 = Varian total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, Kemudian untuk
menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai Alpha :
a) Jika nilai Alpha > nilai r tabel maka dapat dikatakan reliabel dan
b) Jika nilai Alpha < nila r tabel maka dapat dikatakan tidak reliabel.
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Berdasarkan Analisis Data Primer
3. Uji Hipotesis
a. Uji Hipotesis 1
b. Uji Hipotesis 2
Untuk mengetahui hubungan motivasi petani dalam Menerapkan
Pemupukan Berimbang Untuk Peningkatan Produksi Pada Tanaman Kopi Arabika
(Coffea arabika L.) di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan digunakan
SPSS Version 17 for windows dengan menggunakan rumus korelasi Rank
Spearman.
Menurut Seigel (2011) Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat
atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat,dapat diketahui dengan rumus korelasi Rank Spearman sebagai berikut :
N
6 ∑ di2
i=1
rs=1− 2
N −N
Dimana :
r2 = Nilai Korelasi Rank spearman
di = jumlah sampel
N = selisih Jumlah pasangan Rank spearman
Menurut Riduwan (2014), Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang
berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X dengan Y,
maka hasil korelas Rank spearman diuji dengan uji signifikansi dengan rumus :
N−2
t=r 2
√ 1−(rs)2
Sedangkan kriteria pengambilan keputusan adalah :
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak, Hal ini berarti faktor umur,
pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, pengalaman, luas
lahan, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan modal, dengan
motivasi petani berhubungan signifikan dalam menerapkan pemupukan
berimbang pada tanaman kopi arabika (Coffea arabika L.)
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, Hal ini berarti faktor umur,
pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman, luas
lahan, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan modal, dengan
motivasi petani tidak berhubungan signifikan dalam menerapkan
pemupukan berimbang pada tanaman kopi arabika (Coffea arabika L.)
IV. DESKRIPSI WILAYAH PENGKAJIAN
A. KEADAAN UMUM
1. Deskripsi Umum Wilayah
Kecamatan Sipirok salah satu kecamatan terdekat dengan ibu kota
Kabupaten daerah Tapanuli Selatan dengan jarak ± 10 Km / Jarak tempuh 15
menit. Luas wilayah kecamatan sipirok 55.56.5 Ha Dengan jumlah penduduk
pada tahun 2017 35.529 jiwa terdiri dari laki laki 16,419 perempuan 19,110 jiwa
dan penduduk tersebut mata pencariannya pada umumnya bergerak di bidang
pertanian yang tersebar di 34 desa dan 6 kelurahan.
Secara geografis Kecamatan Sipirok berbatasan dengan
- Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Utara
- Sebelah Selatan : Kecamatan Angkola Timur
- Sebelah Timur : Kecamatan Arse Dan Padang Bolak Julu
- Sebelah Barat : Kecamatan Marancar
a. Ketinggian tempat dari permukaan laut yang terletak diantara ketinggian
650 / 1250 dpl.
Keadaan Topografi berpasiasi dari :
- Datar : 11812,6 ha : 20%
- Landai : 14765,6 ha : 25%
- Berbukit : 20672,5 ha : 35%
- Bergunung : 11812,5 ha : 20%
b. Karakteristik tanah dan iklim
- Latosol
- Andosol
- Podsolid merah kuning (PMK)
Tingkat keasaman tanah PH 4,5-7
2. Potensi luas lahan
Tabel 6. Luas Lahan Menurut Ekosistem Luas Lahan Pertanian Di Kecamatan Sipirok
URAIAN
Lahan Sawah Lahan Kering Kawasan Hutan Perikanan
NO DESA 1/2 P.Penge Kolam
Irigasi Tadah Tegal/ Ladang/ Perkebuna Hutan Hutan Kolam
Tehni Sederhana ngembal Hutan Rakyat Air
Tehnis Hujan Kebun Huma n Rakyat Negara Produksi Tetap
s aan Deras
1 Tolang - 20 5 - 50 3 20 2.292 96 1890 5 5 -
2 Janji Mauli - 10 5 - 40 2.5 10 2.293 93 1400 3 5 -
3 Kilang Papan - 30 - - 3 2 3 60 64 1000 3 1 -
4 Sialaman - 30 5 - 8 3 5 96 125.5 1256 2 1 -
5 Saba Batang Miha - 60 40 0.5 15 4 1 200 323 200 15 1 -
6 Batang Tura - 60 30 15 40 8 12 500 130 300 25 2 -
7 Batang Tura Julu - 44 20 0.5 20 5 1 323 327 427 5 1 -
8 Barnang Koling - 30 30 10 30 7 15 450 200 350 23 3 -
9 Dolok Sordang - 30 30 12 20 6 17 650 200 230 14 2 -
10 Situmba - 45 4 1 40 20 2 200 80 1100 10 2 -
11 Situmba Julu - 55 4 1 40 30 3 300 120 - 10 3 -
12 Sialagundi - 25 20 60 125 - 105 - 120 400 10 0.5 -
13 Kel. Parau Sorat - 44 20 10 60 - 60 - 410 900 30 1.5 -
14 Sarogodung - 74 50 28 84 - 34 43 84 547 380 1 -
15 Kel. Baringin - 47 20 13 70 - 40 56 70 740 595 2 -
Paran Dolok
16 Mardomu - 40 20 - 23 23 9 250 144 300 250 2 -
17 Simaninggir - 20 10 - 20 10 3 - 30 - - - -
18 Padang Bujur - 30 21 - 29 18 13 242 140 315 242 2 -
19 Paran Padang - 40 20 - 40 12 2 - 40 - - 1 -
20 Kel. Pasar Sipirok - 60 375 0.5 12 15 - - 20 - - - -
21 Sibadoar - 45 5 - 23 5 1 2 30 2 6 0.5 -
22 Kel. Hutasuhut - 50 - 13 23 6.5 - - 30.75 - - 1 1
23 Kel. Sipirok Godang - 30 - 112.5 28 8 - - 445 12 12 1 1.5
24 Bagas Lombang - 40 - 8 13 4 - - 28.75 - - - 0.5
25 Pangurabaan - 40 - 18 20 5.5 - - 23.75 - - 0.5 0.5
26 Ramba Sihasur - 14 10 - 0.5 0.5 4 177 68 9000 - 1.5 0.5
27 Sampean - 71 12 - 1 1 10 163 416 663 - 3 1
28 Pahae Aek Sagala - 105 - 12 14 5 6 150 120 250 15 4 1
29 Paran Julu - 115 - - 16 4 4 125 142 270 17 4 0.5
30 Marsada - 91 - - 16 4 12 300 163 - 40 5 1
31 Bulu Mario - 58 - - 12 7 4 270 258 550 175 6 1
32 Ddolok Sordang Julu - - - 22 40 10 2 - 40 243 - 2 -
33 Batu Satail - 12 - - 8 3 3 125 46 150 75 2 0.5
34 Luat Lombang - 28 - - 18 9 4 175 152 350 125 0.5 1
35 Aek Batang Paya - 54 - - 12 6 6 185 84 275 115 1 1
36 Kel. Bunga Bondar - 96 35 - 320 76 1 - - 245.7 - 10 -
37 Hasang Marsada - 35 - - 180 22 - - - 125 - 2 -
38 Pangaribuan - - - 26 30 15 2 207 30 13 - 2 -
39 Pargarutan - - - 25 30 12 2 87 30 - - 2 -
40 Panaungan - - - 22 35 13 2 92 30 - - 2 -
Jumlah - 1678 791 419 1608.5 385 418 5432.585 4953.75 23503.7 2202 86 11
3. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Sipirok yang terdiri dari 34 Desa 6 Kelurahan dapat
dilihat pada tabel 7 berikut :
Tabel 9. Data Curah Hujan (mm) dan Hari hujan (Hari) di Kec. Sipirok Selama 5
Tahun terakhir.
No Bulan Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ch Hh Ch Hh Ch Hh ch hh Ch hh Ch Hh
1. Januari 59 11 1199 15 276 21 399 14 94 11 443 18
2. Februari 338 16 260 20 16 4 7 16 158 12 168 17
3 Maret 171 12 172 54 159 13 21 21 243 15 291 18
4. April 187 14 169 11 390 22 15 19 151 17 164 19
5. Mei 113 7 129 11 179 16 112 11 275 17 205 9
6. Juni 75 9 89 11 51 6 34 4 66 7 56 5
7. Juli 156 11 49 6 42 7 47 8 100 5 30,5 9
8. Agustus 65 4 198 9 322 12 225 14 32 4 110,7 14
9. September 72 9 154 10 66 9 77 12 35 5 250,5 15
10. Oktober 281 19 186 17 163 19 104 10 105 9 67,7 6
11. November 357 22 266 18 162 18 371 19 229 15 359,5 26
12. Desember 270 18 330 15 266 17 195 18 428 18 233,6 18
Jumlah 2144 152 3201 197 209 164 160 166 1916 135 1327 174
2 7
Rata –rata 178.6 12.6 226.7 16.4 174. 13.6 133. 13.8 159.6 11.2 110.5 14.5
3 9
ril
ei
i
ri
ni
li
r
r
r
s
ar
be
be
be
be
Ju
ua
tu
M
Ju
ar
Ap
nu
em
m
to
us
M
br
ve
se
Ja
Ok
Ag
Fe
pt
De
No
Se
7. Keadaan Prilaku
a. Keadaan kemampuan kualitas SDM petani
Berdasarkan aspek kualitas SDM menjadi salah satu fakta yang mempunyai peran
besar dalam upaya membantu pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian.
Dalam hal ini kaitan yang sangat penting yaitu upaya penambahan pola dan prilaku dalam
tata cara metode aplikasi anjuran teknologi kerap kali menjadi kendala kurang terapsesiasi
karena factor pemahaman petani terhadap tujuan , manfaat dan dampak dari penerapan
anjuran teknologi yang direkomendasikan .
Beberapa factor lemahnya kwalitas SDM.
1. Kurangnya basis informasi yang dimiliki petani sehingga memberikan pengaruh
terhadap kemampuan untuk mengambil keputusan yang berkrenaan dengan usaha
tani.
2. Salah satu sumber pengetahuan dalam aplikasi pelaksanaan usaha tani sejauh
inihanya berdasarkan pengalaman
3. Penerapan teknologi yang dilaksanakan petani tergantung dari status pendidikan
dan prilaku sikap dan keterampilan (PSK)
b. Keadaan kualitas kelompok tani
Pengelolaan lembaga kelompok tani yang menjadi bahan perbaikan :
1. Kelengkapan administrasi kelompok tani propel kelompok tani AD/ART
2. Pembagian kerja dan tugas dalam stuktur organisasi kelompok
3. Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka
menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani
4. Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan subsidi
5. Kegiatan pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan perlombaan dan ajang
kompetensi
6. Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani, study banding ke
daerah yang lebih maju
c. Kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha
Saat ini beberapa aspek yang menjadi faktor perhatian untuk mendapat penanganan
adalah ;
1. Aspek ketersediaan saprodi pada saat petani menggunakannya/membutuhkannya
2. Sarana pelayanan pengairan (irigasi) yang belum memadai
3. Aspek pembiayaan yang harus ditingkatkan dengan daya jangkauan terhadap akses
pembelian infut produksi alat mesin pertanian, pemberian pupuk yang kurang
seimbang dikarenakan ketidak mampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang
dianjurkan
d. Penunjang
Lembaga instansi pemerintah maupun swasta yang tidak kalah pentingnya dalam
mendukung dan melayani kebutuhan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha di
kecamatan sipirok Terdiri atas :
1. Lembaga pendukung : - Kios saprodi 9 unit
2. BANK : - 5 unit
3. BPP : - 1 unit
4. Rumah potong hewan : - 1 unit
5. Pasar : - 1 unit
6. Gilingan Padi : - 14 unit
8. Ketenagaan / Penyuluh
Penyuluh Pertanian yang ada di BPP Simago mago kecamatan sipirok berjumlah orang
yang tersebar di WKPP terdiri dari.
a. Umur
Berdasarkan hasil rekapan kuesioner dari responden maka dapat digambarkan
karakteristik responden menurut umur di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan
dapat dilihat di tabel berikut.
Pada Tabel diatas terlihat bahwa klasifikasi responden menurut umur menunjukkan
bahwa pada umumnya responden berada pada umur 40 – 49 yaitu berjumlah 17 responden
dengan persentase 40,5% hal tersebut menunjukkan bahwa responden berada pada usia
yang produktif untuk melakukan pekerjaan.
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari responden maka dapat digambarkan
karakteristik jenis kelamin di Kecamatan Bandar Masilam seperti yang terlihat pada tabel
berikut.
Pada Tabel 14, terlihat bahwa responden umumnya berjenis kelamin laki- laki yang
berjumlah 49 orang atau sekitar 95,1% dan responden yang berjenis kelamin perempuan
berjumlah 4 orang atau sekitar 4,9%, hal ini menunjukkan bahwa umumnya laki-laki
mendominasi pekerjaan sebagai petani kopi di Kecamatan Sipirok.
c. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil rekapan kuesioner dari responden maka dapat digambarkan
karakteristik responden menurut tingkat pendidikan di Kecamatan Sipirok dapat dilihat
pada tabel berikut.
Pada Tabel diatas terlihat bahwa klasifikasi responden menurut tingkat pendidikan
di Kecamatan Sipirok, umumnya responden berpendidikan SMA dengan persentase 61,5 %
hal ini akan mempengaruhi cara pandang, sikap maupun cara berpikir seseorang dalam
mengerjakan sesuatu.
d. Luas Lahan
Pada Tabel diatas terlihat bahwa klasifikasi responden menurut luas lahan di
Kecamatan Sipirok, umumnya responden memiliki luas lahan dengan persentase 60,0%
dengan luas lahan 1,5 – 2 Ha.
e. Pendapatan
Pada Tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan paling
dominan yaitu Rp 2 – Rp 3 juta sebanyak 27 orang dengan persentase 60,8 %, dan
responden yang memiliki pendapatan Rp 1 – 2 juta sebanyak 19 orang dengan persantase
30,4 %.
f. Pengalaman
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari responden maka dapat digambarkan
karakteristik pengalaman di Kecamatan Bandar Masilam seperti yang terlihat pada tabel
berikut.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pengalaman paling
dominan yaitu 16 tahun sampai dengan 23 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase
60,5 % dan responden yang memiliki pengalaman 0 tahun sampai dengan 7 tahun yaitu
sebanyak 3 orang dengan persentase 1,5 %.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
90,94
2. Motivasi ekonomi
Untuk mengetahui tingkat motivasi ekonomi Dalam Menerapkan Pemupukan
Berimbang Untuk Peningkatan Produksi Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.)
Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan digunakan skala likert dengan
penghitungan sebagai berikut (Riduwan, 2012).
Tabel . motivasi ekonomi
Motivasi ekonomi Kriteria Jumlah Nilai Skor Presentase
(orang) total (%)
Saya melakukan pemupukan Sangat 25 5 125 47,17
berimbang agar produksi tinggi
bertambah dan untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga.
Keinginan untuk memperoleh Tinggi 18 4 72 27,17
pendapatan yang lebih tinggi
karena produksi bertambah
Saya melakukan pemupukan sedang 10 3 30 11,32
berimbang agar memiliki dan
meningkatkan tabungan karena
produksi bertambah
Jumlah 53
total skor 227
Skor ideal 265
Tingkat presentasi 85,66
Jumlah skor yang diperoleh sebesar 227 dan skor ideal sebesar 265. Berdasarkan
data yang diperoleh dari 53 responden maka tingkat motivasi petani Dalam Menerapkan
Pemupukan Berimbang Untuk Peningkatan Produksi Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea
arabica L.) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli.
85,66
Berdasarkan tabel diatas tingkat umur petani 20 tahun sampai > 60 tahun. Petani
responden yang berada di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan lebih dari
59,75% didominasi oleh umur antara 31 tahun sampai dengan 40 tahun sebanyak 41,25%,
umur 41 tahun sampai dengan 50 tahunsebanyak 25,25 dan rata-rata responden masih
dalam umur produktif. Dalam penelitian ini rata-rata responden berada pada masa
produktif dalammengelola usaha tanimya. Petani yang berada pada kisaran umur 1-64
tahun termasuk yang masih produktif untuk mengelola usahataninya (saleh,2010).
Tabel 21. Tingkat umur petani dalam melakukan pemupukan berimbang tanaman
kopi
N Umur kriteria Nilai Jumlah Total Presentase(%)
o (orang) skor
1 < 31 Sangat produktif 5 4 20 7,55
2 31-40 Produktif 4 18 72 27,17
3 41-50 Sedang 3 15 45 16,98
4 51-60 Tidak produktif 2 8 16 6,03
5 >60 Sangat tidak produktif 1 8 8 3,02
Jumlah 53
Skor yang diperoleh 161
Skor ideal 265
Presentasi tingkat umur (%) 60,75
Sumber : Hasil analisis data primer(2020)
Berdasarkan tabel diatas, jumlah skor yang doperoleh sebesar 161 sedangkan skor
ideal sebesar 265. Berdasarkan data yang diperoleh dari 53 responden maka tingkat umur
responden Dalam Menerapkan Pemupukan Berimbang Untuk Peningkatan Produksi Pada
Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli
Selatan terletak pada karegori tinggi karena berada pada nilai 60,75. Dapat dilihat pada
garis kontinum sebagai berikut :
60,75
b. Pendidikan Formal
Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan formal petani responden di Kecamatan
Sirapit Kabupaten Langkat disajikan pada tabel 22.
Tabel 22. Tingkat pendidikan responden
No Tingkat pendidikan kategori Jumlah (orang) Presentasi(%)
1 Diploma /Strata Sangat tinggi - -
2 SMA/Sederajat Tinggi 24 55,5
3 SMP/Sederajat Sedang 21 30,45
4 SD/Sederajat Rendah 8 14,05
5 Tidak Sekolah Sangat rendah - -
Jumlah 53 100
2.