LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun oleh
Golongan I/ Kelompok 4
xvi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya penulis laporan penelitian Praktikum Analisis Kelayakan Agribisnis
dengan judul. “Analisis Kelayakan Usahatani Kopi Di Desa Silosanen Kecamatan Silo
Kabupaten Jember” dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin. Laporan praktikum ini
diajukan merupakan salah satu syarat dalam menempuh Mata Praktikum Analisis Kelayakan
Agribisnis.
Penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian sampai
terselesaikannya karya ilmiah tertulis ini.
xvi
Penulis
DAFTAR ISI
xvi
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman
Luas Areal dan Produksi Kopi Menurut Status
1.1 3
Pengusahaan Tahun 2010-2015
Luas Areal dan Produksi Kopi Robusta Perkebunan
1.2 Rakyat Menurut Kabupaten dan Keadaan Tanaman Tahun 4
2013
Hasil Perhitungan Analisis Finansial Usahatani Kopi
4.1 46
Kecamatan Silosanen Kabupaten Jember
Hasil Analisis Sensitivitas Usahatani Kopi terhadap
4.2 48
kondisi penurunan harga produk sebesar 10 %
4.3 Penilaian Hasil Value Usahatani Kopi 49
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
2.2 Skema Kerangka Pemikiran 31
Saluran Pemasaran Usahatani Kopi di Desa Silosanen
4.1.1 41
Kecamatan Silo Kabupaten Jember
4.1.2 Struktur Kerjasama dan Organisasi Usahatani Kopi 44
4.1.3 Logo Biji Kopi “Solong” 46
xvi
I. PENDAHULUAN
xix
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana aspek pasar, teknis dan teknologi, serta manajemen dan
organisasi usahatani kopi di Kecamatan Silosanen Kabupaten Jember?
2) Bagaimana aspek finansial dan ekonomi usahatani kopi di Kecamatan
Silosanen Kabupaten Jember?
3) Bagaimana penentuan lokasi usahatani kopi di Kecamatan Silosanen
Kabupaten Jember?
xix
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian terdahulu
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hosanna Sri Arta (2010) yang
berjudul “Analisis Usahatani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Karo”, menyatakan kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting
dalam perekonomian nasional. Peranan sektor perkebunan kopi terbukti dalam
penyediaan lapangan kerja dan penyedia devisa negara melalui ekspor.
Perkembangan kopi Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat dengan total
areal 1,06 juta ha atau 94,14%, sedangkan areal perkebunan besar negara dan
perkebunan besar swasta masing-masing memiliki luas 39,3 ribu ha (3,48%) dan
26,8 ribu ha (2,38%). Kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo ditentukan berdasarkan nilai keuntungan dari hasil analisis B/C.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa usaha tani kopi di Kecamatan
Simpang Empat Kabupaten Karo secara finansial layak untuk dilanjutkan sebab
berdasarkan kriteria investasi nilai NPV>0 yaitu sebesar 8.386.247,8, nilai IRR>i
(15%) yaitu sebesar 16,95% sedangkan nilai Net B/C>1 yaitu sebesar 30,80. Rata-
rata penerimaan adalah sebesar Rp 13.062.700 atau Rp 18.850.597,22 per hektar.
Biaya produksi total adalah sebesar Rp 3.194.223,89 per hektar. Pendapatan yang
diterima petani sebesar Rp 11.536.269,54 atau Rp 15,642.088,95 per hektar.
2. Komoditas Kopi
Tanaman kopi merupakan kelompok tumbuhan berbentuk pohon dalam
marga Coffea. Genus tersebut memiliki 100 spesies tanaman tetapi hanya 3 jenis
yang memiliki nilai ekonomis bagi manusia sehingga banyak dibudidayakan oleh
masyarakat, yaitu Robusta, Arabica dan Liberica. Morfologi tanaman kopi terdiri
dari batang, daun, buah, bunga dan akar. Seluruh bagian-bagian tanaman kopi
bekerja berdasarkan fungsi dan manfaatnya masing-masing.
xix
3. Usahatani Kopi
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari
Indonesia. Beberapa jenis kopi yang sudah dikenal di Indonesia antara lain kopi
robusta, kopi arabica, dan kopi spesial Indonesia. Kopi spesial Indonesia yang
sudah di ekspor ke luar negeri adalah kopi lintong, kopi gayo, kopi toraja, kopi
sulawesi, kopi luwak, dan lain sebagainya. Konsumsi kopi dunia mencapai 70%
berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari kopi robusta. Kopi arabika
merupakan salah satu jenis kopi yang memiliki kualitas cita rasa tinggi dan kadar
kafein lebih rendah dibandingkan kopi robusta sehingga harganya lebih mahal
(Nursamsiyah dkk., 2014).
Pengolahan pasca panen merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan mutu kopi. Terdapat dua cara yang umum digunakan yaitu
pengolahan basah dan pengolahan kering. Biaya produksi pengolahan dengan
proses basah lebih mahal dibandingkan proses kering. Pengolahan basah
umumnya digunakan untuk mengolah biji kopi arabika. Proses pengolahan basah
terdiri dari sortasi buah kopi, pengupasan kulit buah yang berwarna merah,
fermentasi, pencucian, pengeringan, pengupasan kulit tanduk dari kulit ari, sortasi
biji kopi dan pengemasan serta penyimpanan. Proses pengolahan kering umumnya
sama dengan pengolahan basah, akan tetapi pada pengolahan basah tidak melalui
proses pencucian dan fermentasi. Buah kopi langsung dikeringkan setelah buah
kopi mengalami sortasi (Yahmadi, 2007).
xix
(promosi dan edukasi), physic (bukti fisik), productivity and quality (produktivitas
dan kualitas), dan price and other cost(harga dan biaya jasa lainnya).
Menurut Salamah (2014), Indonesia memiliki faktor-faktor keunggulan
kompetitif yang dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat bersaing di
dalam pasar ekspor kopi di Amerika. Letak Indonesia yang berada di kawasan
beriklim tropis menjadikan negara Indonesia kaya akan sumberdaya alamsehingga
menjadi modal utama untuk terus menggali potensinya dalam bidang pertanian
terutama dalam pengembangan komoditas kopi.
f. Aspek Finansial
xvi
berbagai criteria penilaian investasi. Kompleks suatu proyek yang direncanakan
akan menjadi semakin rumit proses perhitungan kelayakan proyek, sehingga
memerlukan alat bantu pengambilan keputusan yang dapat berfikir dan
memutuskan seperti halnya manusia. Aspek finansial meliputi anggaran rutin dan
pembangunan dari suatu instansi pemerintahan. Aspek finansial dapat digunakan
sebagai aliran darah dalam tubuh manusia, maka aspek tersebut merupakan aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran kinerja. Kepuasaan pelanggan,
dimana dalam globalisasi perdagangan, peran dan posisi pelanggan sangat krusial
dalam penentuan strategi perusahaan. Hal ini juga terjadi pada instansi
pemerintah. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang
berkualitas, maka instansi pemerintah dituntut untuk secara terus-menerus
memberikan pelayanan yang berkualitas prima. Pengukuran kinerja perlu didesain
sedemikian rupa sehingga pimpinan dapat menerima informasi yang relevan
mengenai tingkat kepuasaan pelanggan.
Tujuan analisis kelayakan finansial adalah untuk mengetahui usaha layak
dijalankan atau tidak. Analisis tersebut merupakan bagian dari usaha. Dalam
perencanaan usaha maka pengumpulan kebutuhan mutlak dalam kelayakan
finansial. Kesalahan dalam penentuan asumsi teknologi produksi, ketersediaan
bahan baku dan fluktuasi harganya, sensitivitas biaya operasional, perkiraan
tenaga kerja dapat menyebabkan ketidaktepatan analisis sehingga apanila rencana
tersebut direalisasikan berpotensi merugi (Kusuma dan Mayasti, 2014).
g. Aspek Ekonomi
Menurut Zaputra (2015), pemberdayaan ekonomi masyarakat petani agar
lebih mendekatkan pada keberhasilantidak dapat dilakukan secara parsial, namun
perlu dilakukan secara komporensif, terpadu dankeberlanjutan. Keterlibatan
semua unsur dan komponen dibangun secara simultan, dalam hal ini dituntut
komitmen dan keterlibatan Aparat Desa atau Pemerintah Daerah untukterlibat
langsung dan terus-menerus dalam proses pendampingan dan pembinaan agar
paramasyarakat petani kopi termotivasi untuk bangkit dan berperan aktif dalam
mambangun dan membantu peningkatan perekonomian keluarganya.
xvi
h. Aspek Penentuan Lokasi
Menurut Setyoko (2013), pemilihan lokasi usaha sangat menentukan
kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. Lokasi menentukan prestasi,
merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis kegiatan, demikian pula
untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Pemilihan lokasi usaha
membutuhkan pertimbangan yang cukup matang dan hati-hati. Lokasi sangat
mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Pemilihan
lokasi usaha memerlukan strategi yang tepat agar usaha berjalan sesuai harapan.
Teori lokasi menurut Von Thunen, mengemukakan bahwa semakin dekat
letak lokasi usaha terhadap lokasi pasar atau pusat kota maka semakin tinggi pula
sewa tanah dan semakin berkurang biaya transport. Berdasarkan hal ini,
menyusun suatu hipotesis kawasan kosentrik dari beberapa tata guna tanah
berdasarkan pada tingkat biaya transport, harga relative produksi dan faktor-faktor
tertentu. Vhon Thunen juga mengembangkan teori Ricardo menjadi lebih spesifik,
yaitu mengembangkan hubungan antara perbedaan lokasi pada tata ruang (spatial
location) dan pola penggunaan lahan.
xix
B. Kerangka Pemikiran
Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup menggembirakan
karena memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasar dunia. Kopi
merupakan salah satu hasil perkebunan Indonesia yang memberikan banyak
pemasukan khususnya di sektor perekonomian. Kopi berperan sebagai sumber
pendapatan petani kopi, sumber devisa maupun penyedia lapangan kerja melalui
kegiatan budidaya, pengolahan, pemasaran dan perdagangan (ekspor impor).
Usahatani kopi rakyat memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian yang tinggi karena memiliki pangsa pasar yang cukup besar dalam
skala regional, nasional, maupun internasional. Usahatani kopi rakyat memiliki
permasalahan yaitu skala usaha masih bersifat tradisional dan belum profesional
sehingga belum memperhatikan perincian biaya yang dikeluarkan. Salah satu
usahatani kopi rakyat yang ada di Kebupaten Jember berada di Desa Silosanen
Kecamatan Silo Kabuoaten Jember. Perlu dilakukan analisis kelayakan usaha tani
di desa tersebut untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani.
xix
Indonesia
Pertanian
xix
III. METODOLOGI KEGIATAN
A. Metode Penentuan Lokasi
Lokasi usahatani tanaman kopi bertempat di Kecamatan Silo Kabupaten
Jember. Penentuan lokasi usahatani dilakukan secara sengaja (purposive).
Purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan dan tujuan tertentu yang dipandang sesuai dengan tujuan kegiatan
(Krisdiyanto dkk., 2015). Penentuan lokasi atas dasar pertimbangan bahwa lokasi
kegiatan usahatani yang dipilih sudah sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kopi
dan sangat cocok serta mempunyai potensi untuk membudidayakan tanaman kopi
serta sumber energi (air irigasi) untuk kegiatan budidaya sudah tersedia dan
lancar. Pertimbangan lainnya yaitu lokasi pasar dari lahan cukup dekat, sehingga
dalam memasarkan produk relatif cepat sampai ke tangan konsumen.
xix
C. Metode Analisis Data
Pada permasalahan pertama dengan rumusan masalah mengenai aspek
pasar, teknis dan teknologi, serta manajemen dan organisasi mengenai usahatani
kopi dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian
diklarifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti. Analisis deskriptif
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Metode
deskriptif akan menggambarkan keadaan usahatani kopi mengenai aspek pasar,
teknis dan teknologi serta manajemen dan organisasi (Habibie, 2013)
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dan konsep pengukuran variabel dalam penelitian ini
adalah:
1) Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan tahunan yang mempunyai banyak
jenis, yaitu kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika dan lain-lain. Kopi
merupakan salah satu dari delapan komoditas utama perkebunan di Indonesia
yang memiliki luas areal yang cukup besar serta menjadi komoditas unggulan
untuk dieksporkan ke luar negeri.
2) Usahatani kopi adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi. Faktor-faktor produksi tersebut diantaranya lahan,
modal dan tenaga kerja. Pemakaian faktor porduksi akan memberikan hasil
produksi kopi yang maksimal.
3) Produksi kopi adalah hasil yang diperoleh dari usahatani kopi dan diukur
dalam satuan kilogram (kg).
4) Biaya total (TC) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk usaha produksi
yang meliputi fix cost (biaya tetap) dan variabel cost (biaya variabel). Biaya
total diukur dalam satuan rupiah.
xix
5) Pendapatan adalah total penerimaan bersih setelah dikurangi dengan biaya
produksi (biaya yang dibayarkan). Biaya produksi terdiri dari fix cost (biaya
tetap) dan variabel cost (biaya variabel).
6) Analisis kelayakan adalah suatu pengkajian yang memusatkan pada aspek
keuangan dari investasi, yaitu apakah biaya investasi yang dikeluarkan untuk
kegiatan usahatani kopi layak untuk dilakukan. Analisis kelayakan dapat
diukur dengan menggunakan kriteria investasi.
7) Investasi adalah jumlah nilai uang yang digunakan untuk mebelanjakan suatu
proyek. Investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang
dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan
jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal
(initial investement).
8) Kriteria investasi adalah metode analisis untuk menentukan apakah investasi
dalam kegiatan usahatani kopi layak untuk dilakukan. Diukur dengan
menggunakan Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost (Net B/C), Gross
Benefit Cost(Gross B/C), Internal Rate of Return (IRR), Profitability (PR) dan
Payback Periode (PP)
xix
IV. PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar, Teknis dan Teknologi, serta Manajemen dan Organisasi
Usahatani Kopi di Desa Silo Kecamatan Silo Kabupaten Jember
xix
rutin. Layak tidaknya suatu proses produksi dapat juga dilihat dari sarana produksi
yang
xvi
dimiliki. Sarana produksi merupakan alat atau bahan yang membantu proses
berlangsungnya produksi. Sarana produksi dalam suatu usahatani sangat penting
dimiliki karena dengan adanya sarana produksi maka akan membuat suatu
usahatani lancar dalam proses pengerjaannya.
Usaha tani kopi yang terdapat di Desa Silo Kecamatan Silo Kabupaten
Jember memiliki beberapa sarana produksi, seperti alat-alat dan bahan yang
diperlukan dalam proses produksi kopi. Sarana produksi alat modern yakni berupa
traktor, sedangkan alat yang masih dikategorikan tradisional yaitu cangkul, sabit,
alat pemotong kopi. Sarana produksi yang digunakan tidak hanya alat-alat saja,
melainkan bahan-bahan baku untuk melakukan usahatani kopi di Desa Silo
Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Sarana produksi berupa bahan yakni pupuk,
bibit, air dan obat-obatan. Bahan baku tersebut didapatkan dari toko-toko
pertanian yang dibeli dengan menggunakan modal sendiri, terkadang bahan baku
tersebut mendapat bantuan dari pihak kelompok tani yang diikuti Pemilik Usaha.
xix
B. Aspek Finansial dan Aspek Ekonomi Usahatani Kopi di Desa Silo
Kecamatan Silo Kabupaten Jember
xix
d. Kriteria IRR
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai IRR sebesar 14%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai IRR > discount factor atau IRR > 9% sehingga
usahatani kopi layak untuk dilanjutkan. Usatani kopi layak dilanjutkan karena
kemampuan kegiatan usahatani kopi dalam mengembalikan modal investasi lebih
besar daripada modal yang disimpan di bank pada tingkat bunga yang berlaku.
e. Kriteria PR
Profitability Ratio (PR) adalah perbandingan antara Net Present Value di
luar investasi dengan Present Value Investasi. Profitability Ratio (PR)
menunjukkan perbandingan antara penerimaan (benefit) dengan biaya modal (K)
yang digunakan. Rasio ini dipakai sebagai perhitungan rentabilitas dari suatu
investasi. Nilainya akan mendekati hasil perhitungan Net B/C rasio. Berdasarkan
dari perhitungan usahatani kopi diperoleh nilai PR sebesar 1,40 sehingga lebih
dari 1, maka usahatani kopi layak untuk diusahakan (feasible).
f. Kriteria PP
Payback period (PP) merupakan jangka waktu kembalinya investasi yang
telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang
telah direncanakan. Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali. Masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode
payback maksimum yang diisyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka
pembanding. Berdasarkan hasil dari perhitungan PP pada usahatani kopi lamanya
usahatani tersebut kembali yaitu 6 tahun 2 hari.
g. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja
sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan, dengan melakukan analisis
sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut
dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya. Alasan dilakukannya analisis
sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan cost
overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku,
produksi.
xix
C. Analisis Penentuan Lokasi Usaha
xix
V. KESIMPULAN
1) Target pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usahatani kopi yaitu ditargetkan
pada konsumen langsung dengan menjual langsung hasil usahatani kopi tanpa
mengolahnya terlebih dahulu. Target lainnya yaitu kepada petani bibit, dijual
dari pihak pemilik, hingga hasil produksi kopi dipasarkan kepada pihak petani
bibit untuk dilakukan pengolahan serta pemrosesan budidaya kopi kembali.
Saluran pemasaran yang digunakan yaitu petani kopi pada UD Argopuro,
Petani bibit kopi dan konsumen.
2) Aspek finansial menunjukkan bahwa NPV sebesar Rp 77.742.851 (NPV>0),
Net B/C sebesar 1,35 (Net B/C>1), Gross B/C sebesar 1,31 (Gross B/C>1),
IRR sebesar 14% (IRR>9%), PP selama 6 tahun 2 hari, dan PR sebesar 1,4
(PR>1) yang berarti usahatani kopi layak untuk diusahakan. Analisis
sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga jual usahatani kopi hingga
10% tidak menunjukkan perilaku sensitif dan masih layak diusahatakan
sedangkan pada penurunan harga jual hingga sebesar 15% menunjukkan
perilaku sensitif dan menunjukan bahwa usahatani kopi tidak layak dilanjutkan
karena terdapat salah satu kriteria investasi yang tidak layak yaitu PR<1.
3) Penilaian penentuan lokasi menggunakan metode hasil value dipilih dalam
mendirikan usahatani kopi adalah desa silosanen karena nilai hasil value yang
diperoleh tertinggi yaitu 87.
xix
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Johar. 2007. Aplikasi Excel dalam studi kelayakan bisnis. Jakarta : PT.Elex
Media Kompitundo.
Arta, Hosanna Sri. 2009. Analisis Usahatani Kopi di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Salamah, Aiti Kurnia Laraswati Muna Zaitul 2014. Peluang, Hambatan dan
Kebijakan Ekspor Kopi di Indonesia ke Pasar Amerika Serikat. Jurnal Ilmu
Hubungan Internasional, 3(1): 169-180.
xix