Oleh :
RITA UTARI
1904130049
DOSEN PENGAMPUH:
MUKHLIS S.P M.MA
FAKULTAS PERTANIAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi tanpa ada halangan apapun sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu
yang kami peroleh selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi yang bertempatan di Desa
Aek Sabaon , Kec. Marancar ,Kab.Tapanuli Selatan.
Laporan Praktek Kerja Profesi yang telah penulis susun ini dibuat dalam rangka satu
syarat untuk dapat mengikuti salah satu mata kuliah pada program studi Agroteknologi
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan .
Dengan ini penulis menyadari bahwa Laporan ini tidak akan tersusun dengan baik
tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, Penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam kegiatan Praktek Kerja
Profesi maupun dalam penyusunan laporan ini.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi karunia panjang umur sehingga
mahasiswa dapat melaksanakan Praktek Kerja Profesi dengan lancar.
2. Kedua orang tua penulis yang telah mendukung dan membantu penulis baik dalam hal
materil dan moril,yang selalu memberikan yang terbaik untuk penulis serta selalu
memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Bapak Mukhlis S.P M.MA selaku Dekan Fakultas Pertanian yang telah membantu
penulis dalam bidang akademik.
4. Bapak Abdul Wahid Harahap selaku founder sekaligus koordinator dan juga tim
pengajar serta yang telah memberi suport dan pelayanan fasilitas yang baik selama
kami berada di Tyyana Coffe untuk melaksanakan pkp (Praktek Kerja Profesi) Desa
Aeko Sabaon .Kec. Marancar,Kab.Tapanuli Selatan dan juga telah banyak
memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun laporan
Praktek Kerja Profesi (PKP).
5. Kepada teman-teman Semester V yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,yang
tidak pernah lelah untuk memberikan semangat.
i
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan
Laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis Laporan ini dan pada umumnya bagi parapembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II : TINJAU PUSTAKA.......................................................................................2
A. Tanaman Kopi.........................................................................................................2
1. Persiapan Lahan.................................................................................................2
2. Pembuatan Lubang Tanam................................................................................2
3. Cara Penanaman................................................................................................3
4. Pembibitan.........................................................................................................3
5. Penggunaan dan Kegunaan Naungan................................................................4
6. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kopi..........................................................4
7. Pemangkasan.....................................................................................................5
8. Pemupukan........................................................................................................7
9. Panen.................................................................................................................8
10. Pasca Panen.......................................................................................................9
BAB III : BAHAN DAN METODE.............................................................................11
BAB V : PENUTUP......................................................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
LAMPIRAN..................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perkebunan
Indonesia. Kopi secara umum dibagi menjadi dua jenis yang dihasilkan di Indonesia, yaitu
kopi arabika. Kopi jenis arabika dapat tumbuh dengan baik didaerah yang memiliki
ketinggian diatas 1.000 – 2.100 meter di atas permukaan laut. Kopi di Indonesia memiliki
luas areal perkebunan yang mencapai 11 hektar.
Total produksi kopi di Indonesia mulai dari tahun 2011 sebesar 638.646 ton yang
kedua terbesar ada pada tahun 2012, yaitu sebesar 691.163 ton lalu setelah tahun 2012 tingkat
produksi kopi mengalami penurunan. Penurunan produksi tersebut didasarkan oleh faktor
cuaca dimana sering terjadi hujan. Namun pada tahun 2015 Indonesia kembali mampu
meningkatkan produktivitas kopinya dengan total produksi yang mencapai 739.005 ton, jauh
lebih besar daripada total produksi kopi tahun 2012 (Kementerian Pertanian, 2015).Selain itu
faktor penurunan produksi dapat terjadi karena adanya pembaharuan pohon kopi, penggunaan
pupuk yang berlebihan pada tahun sebelumnya, kemarau panjang, atau kesalahan pada
pemotongan cabang kopi, sedangkan penurunan luas lahan dapat terjadi karena adanya alih
fungsi lahan.
Peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan teknik budidaya tanaman kopi mulai dari penanaman hingga perawatan.
Kegiatan penanaman diawali dengan pemiliahan varietas yang sesuai dengan kondisi lahan,
serta penentuan jarak tanam kopi yang disesuaikan dengan kemiringan tanah. Pemupukan
dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pengaplikasiannya.
Selain itu, perlu adanya pemangkasan agar tanaman kopi tetap rendah sehingga mudah dalam
perawatan, pembentukan cabang-cabang produktif, mempermudah masuknya cahaya,serta
mempermudah pengendalian hama dan penyakit
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman pada komoditas kopi adalah untuk
memahami identifikasi secara umum dari tanaman kopi, sehingga dapat melakukan budidaya
tanaman kopi yang baik dari awal penanaman kopi dan selama proses perawatan kopi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3. Cara Penanaman
Penanaman tanaman kopi, dapat dilakukan dengan mengaduk kompos dengan tanah
dalam lubang kemudian membuat lubang seukuran polybag dan masukkan bibit kopi yang
akan ditanam secara hati-hati agar tanah yang berasal dari polybag tidak pecah ataupun
hancur dan pastikan agar leher akar tidak tertanam karena mampu menghambat pertumbuhan
tanaman kopi. Agar pertumbuhan kopi dapat optimal maka sebaiknya penanaman dilakukan
pada awal musim hujan serta dilakukan penambahan kompos 0,5 kg per pohon setelah tiga
bulan penanaman.
4. Pembibitan
Dalam proses pembibitan , bibit yang di tanam harus bibit yang memiliki sertifikat,agar
bibit yang ditanam sesuai dengan syarat tumbuh kopi yang baik .Bibit kopi merupakan faktor
utama dalam keberhasilan produksi kopi,bibit menentukan baiknya pertumbuhan hingga
produksi kopi.maka mengetahui kualitas bibit kopi dan menentukan bibit kopi yang ditanam
menjadi faktor yang sangat penting.
Melakukan pembibitan kopi secara mandiri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.cara generatif
2.cara vegetatif
Pembibitan yang kami pelajari selama pkp yaitu teknik pembibitan secara
generatif,yakni:
a.pemilihan biji kopi
biji yang dipilih dalam proses pembibitan adalah biji yang sudah tersertifikasi.
b.penanaman biji
dapat dilakukan langsung pada lahan persemaian atau juga dapat dilakukan dengan
menggunakan polybag,hal penting dalam mempersiapkan lokasi persemaian adalah
membesihkan areal persemaian dari rumput,ilalang dan tumbuhan lainnya,membuat bedeng
atau para-para untuk naungan.
3
Persiapan untuk tanah polybag yaitu:
Pengisian polybag dengan komposisi tanah 50%,kompos atau humus 30%,pasir atau
segal padi sebanyak 20%
Susun polybag yang sudah di isi media dibawah naungan
Substrat atau media sebaiknya dibiarkan selama satu minggu sebelum dimasukkan
benih kopi.
c.penyemaian benih
dilakukan dengan mempersiapkan polybag yang suda terisi dengan cara menyiramnya
untuk membuat tanaman lembab dan meletakkan biji kopi pada permukaan tanah dengan
posisi alur biji dibawah(ditelungkupkan)lalu tekan hingga terkubur tapi jangan terlalu
dalam.
4
Sebagai penahana angin dan erosi
Mengurangi bahaya embun upas, terutama pada daerah dataran tinggi,
mencegah over bearing
Unsur hara yang menyerap jauh kedalam tanah yang tidak terambil oleh kopi
dapat diambil oleh akar tanaman naungan,sehingga dapat dikembalikan lagi ke
permukaan tanah melalui daun yang gugur ketanah
Sumber kayu bakar bagi petani
Apabila kopi tidak beri naungan dapat mengakibatkan :
Buah terlalu bayak ( over bearing)
Umur tanaman menjadi lebih pendek
Resiko erosi cukup tinggi
Biaya produksi tanaman terlalu banyak
5
Merupakan hama sesewaktu kopi arabika .perkembangan telur berlangsung di
dalam tubuh induknya.kutu ini menyerang seluruh bagian kopi yang muda
yaitu daun,bunga,cabang,dan batang yang masih berwarna hijau dengan cara
menghisap cairannya.
Penggerek cabang (xyiocandrus spp)
Penggerek cabang menyerang sejak di pembibitan sampai tanaman dewasa.
Serangan pada tanaman produktif berakibat mengeringnya cabang primer pada
bagian ujung tanaman diatas lubang gerekan.
Penggerek batang merah (zeuzera coffeae)
Menyerang tanaman kopi muda kurang lebih 3 tahun dan batang yang bergaris
tengah sekitar 3 cm. Akibat gerakannya bagian tanaman diatas lubang gereka
layu,kering dan mati.
B. Penyakit
Karat daun(hemileia vasttatrix)
Daun akan timbul bercak yang mula mula berwarna kuning kemudian berubah
menjadi coklat dan serangan yang berat mengakibatkan pohon menjadi gundul.
Bercak daun (coffei colla)
Jamur upas
Penyakit akar coklat, hitam, dan putih
Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHPT),yaitu
Mencegah kemungkinan terjadinya permasalahn hama dan penyakit
Mengurangi jumlah persmasalahn hama dan penyakit jika sudah terjadi
Menggunakan pengendalian alami untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
Manfaat penggunaan PHPT, yaitu :
Mengurangi pengggunaan sumber daya dan produk yang mahal
Memperbaiki kualitas tanah,tumbuhan, dan lingkungan
Meningkatkan produksi dari tanah secara keseluruhn
6
Meningkatkan keanekaragaaman dan daya tahan terhadap hama,penyakit dan cuaca
ekstrim.
7. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman kopi berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan
kerangka tanaman dan untuk menjaga keseimbagan tanaman untuk menghasilkan produksi
buah yang optimal yakni dengan cara menghilangkan cabang-cabang tidak berproduktif.
Cabang tersebut meliputi cabang tua yang telah berbuah 2-3 kali, cabang balik, cabang liar,
cabang yang saling tindih, tunas cacing, serta cabang yang telah terserang hama dan penyakit
tanaman,sehingga bisa mengurangi terjadinya pembuahan yang berlebihan yang beresikao
terjadinya mati pucuk (biennial bearing dan over bearing die back).
Tujuan pemangkasan kopi yaitu :
Supaya tanaman kopi tetap rendah, sehingga memudahkan perawatan dan
pemanenan.
Dapat memperoleh cabang – cabang buah baru secara berkesinambungan
dalam jumlah yang cukup.
Memudahkan pemasukan cahaya dan memperlanjar peredaran udara dalam
tajuk kopi, seningga rangsangan dan mengintensifkan penyerbukan.
Untuk mengurangi kelembapan kebun dan dapat memeperbaiki aersi
tanah,karen cabang cabang yg tidak dikehendaki sudah dibuang.
Mempermudah pengendalian hama dan penyakit tau mampu mencegah
penyebaran
Mudah dalam pembersihan gulma di bawah batang
Mengurangi terjadi nya pembuahan berlebihan dan resiko terjadi nya mati
pucuk dan overbering.
Mengurangi dampak kekeringan
Mengurangi laju transpirasi (tanaman dari cabang cabang produktif sehingga
dengan tanah yg terbatas di musim kemarau yg lebih efisien).
7
Bagian – bagian pohon kopi terdiri dari :
Batang pokok (kayu batang / ortotrop)
Wiwilan / tunas air
Cabang primer
Cabang cambuk
Cabang kipas
Cabang caing
Cabang balik
Cabang liar
Cabang sekunder
Cabang tersier
8. Pemupukan
Pemberian pupuk sangat penting untuk pertumbuhan tanaman kopi karena mampu
menambah nutrisi bagi tanaman yang bertujuan untuk peningkatan hasil produksi,
meningkatkan kemampuan tanaman untuk tahan terhadap serangan hama serta penyakit,
memperbaiki kondisi tanah serta menambah kesuburan tanaman.
Pemupukan dalam budidaya tanaman kopi dapat menggunakan pupuk organik
maupun anorganik, keduanya memiliki tujuan yang sama yakni memenuhi kebutuhan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Waktu yang tepat untuk dilakuannya pemupukan adalah pada
awal musim hujan dan pada akhir musim hujan agar pupuk mudah diserap oleh akar tanaman
dan dilakukan setelah selesainya kegiatan pemangkasan serta dibersihkan dari rumput dan
tumbuhan liar.Pemupukan dilakukan 1 – 2 kali dalam setahun.Pupuk yang disarankan dalam
proses pemupukan tanaman kopi adalah pupuk organik. Dalam pemberian pupuk organik
dapat menggunakan pupuk kompos, pupuk kandang maupun pupuk organik cair (POC),
karena dalam proses pemeliharaan tanaman kopi tidak terlalu dianjurkan pemberian pupuk
secara berlebihan.
8
Pemupukan untuk tanaman kopi sebaiknya dilakukan dengn sistem larikan
mengelilingi kanopi daun atau tajuk tanaman ( 60 cm dari pangkal batang), dengan mengali
sekitar 20 cm pupuk diberikan dan lalukan penutupan dengan tanah tidak boleh diberikan
terbuka karna ini bisa membuat kinerja pupuk tidak efektif.
Sanitas lahan harus dilakukan secara rutin agar pertumbuhan tanaman kopi tidak sempat
terganggu oleh tanaman lain, sehingga tanaman kopi bisa tumbuh lebih leluasa dan
berproduksi seperti yang diharapkan, pada saat sanitasi lahan yang dibersihkan bukan hanya
lahannya saja melainkan bagian pohon kopi juga harus dibersihkan seperti, cabang, daun,
buah yang terserang hama penyakit, benalu, lumut di pohon,dan lainnya yang bisa merugikan
tanaman kopi tersebut. sedangkan untuk lahan kebun yang penting dibersihkan adalah rumput
atau gulma, plastik, dan sampah – sampah yang sulit terurai.
9
9. Panen
Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah yang telah
masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun. Buah matang ditandai
oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua merupakan buah masih
muda, berwarna kuning merupakan setengah masak dan jika berwarna merah maka buah kopi
sudah masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah terlampau masak penuh. Untuk
mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh
yang berwarna merah.
Kemasakan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula
di dalam daging buah. Kebiasaan meninggalkan buah yang terlalu matang dan membiarkan
buah yang busuk tetap pada tangkainya ternyata cukup berbahaya pada tanaman kopi karena
buah terseut dapat menajdi sumber penyakit bagi tanaman kopi. Ketika memanen kopi
usahakan kopi yang dipetik tidak mengikutsertakan putik buah.
10
10. Pasca Panen
Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan saat pasca panen tanaman kopi:
Pengolahan
Pengolahan buah kopi terdiri dari 4 cara yaitu:
1) Weyn dengan cara tidak boleh terkena air, dan dijemur 2hari.
2) Natural dengan cara langsung dijemur ditunggu sampai kering patah.
3) Premium dan honny, honny dengan cara dijemur dalam pelastik ultraviolet sampai
kering, setelah kering dikupas dengan mesin kuler, sedangkan premium direndam
sampai 12jam.
4) Lanang (peaberri) dengan cara setelah premium dipilih menjadi biji tunggal.
Sortasi kopi
Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang masak dan
buah yang cacat/pecah, kurang seragam dan terserang hama serta penyakit.Sortasi buah kopi
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Perambangan cara manual
Dilakukan dengan merendam buah kopi dalam air, buah yang mengapung diambil dan
dipisahkan, sedangkan buah yang terendam (yang bagus) digunakan untuk proses pengolahan
selanjutnya.
11
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang menempel di
permukaan kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan secara manual di dalam
bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin pencuci biji kopi.
2. Pengeringan
Pengeringan biji kopi dilakukan dengan suhu antara 45 – 50 oC sampai tercapai kadar air
biji maksimal sekitar 12,5%. Cara pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Penjemuran
Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk pengeringan
biji kopi. Penjemuran dapat dilakukan di atas lantai jemur.
Pengeringan Mekanis
Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca tidak memungkinkan untuk
melakukan penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara
berkelompok karena membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup besar dan
operator yang terlatih.
Pengeringan Kombinasi
Proses pengeringan kombinasi untuk kopi biji kopi arabika dilakukan dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah penjemuran untuk menurunkan kadar air biji kopi 25 – 27 %,
dilanjutkan dengan tahap kedua, menggunakan mesin pengering untuk mencapai kadar air
12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin pengering selama 8-10 jam pada
suhu 45-50oC.
3. Penggilingan kopi
Penggilingan kopi diperlukan untuk memperoleh kopi bubuk dan meningkatkan luas
permukaan kopi. Pada kondisi ini, citarasa kopi akan lebih mudah larut pada saat
dimasak dan disajikan, dengan demikian seluruh citarasa kopi terlarut ke dalam air
seduan kopi yang akan dihidangkan.
12
BAB III
BAHAN DAN METODE
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan dalam sektor perkebunan
Indonesia.Kopi secara umum dibagi menjadi dua jenis yang dihasilkan di Indonesia, yaitu
kopi arabika dan robusta. Peningkatan produktivitas dan mutu hasil kopi dapat dilakukan
dengan cara memperhatikan teknik budidaya tanaman kopi mulai dari penanaman hingga
perawatan.
Perhatian pemerintah dalam hal memberikan pengetahuan atau sosilisasi kepada
petani kopi di Indonesia harus lebih ditingkatkan agar petani tradisional mampu
mengaplikasiakan teknik penanaman dan perawatan serta pemangkasan kopi yang baik dan
benar.
15
BAB V
PENUTUP
Budidaya tanaman kopi organik dan sistem agroforestry yang dilakukan merupakan
langkah awal ari tujuan jangka panjang dimana manusia bisa hidup secara sejahtera dengan
tetap menjaga kelestarian alam. Kegiatan ini adalah peletakan dasar dari upaya budidaya kopi
yang berkelanjutan dengan menghargai lingkungan terutama keberdaan utan alam yang masih
ada, serta harus terus dijaga pelestariannya.
Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap pola hidup sehat, berwawasan
lingkungan dan perubahan iklim merupakan tantangan tersendiri bagi penyediaan produk
kopi. Hal yang dapat dilakukan melalui kegiatan – kegiatan yang dapat meningkatkan
kesadaran petani, seperti pelatiha, sosialisasi,dan seminar penyususan kebijakan peraturan,
melakukan kajian dan penyususan data base kesesuaian lahn untuk jenis – jenis tanaman
tertentu misalnya kopi, serta penataan rantai perdagangan yang adil dan menguntukan para
petani yang telah menerapkan kopi konservasi baik melalui harga premium, pembayaran jasa
lingkungan dan skema perdagangan kopi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alnopri, Prasetyo dan Bandi Hermawan. 2011. Idiotipe Kopi Arabika Tanaman Belum
Menghasilkan Pada Lingkungan Dataran Rendah dan Menengah. Jurnal Agrovigor
4(2)ISSN 1997-5777.
Anggara, Anies., Marini dan Sri. 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan: Budidaya dan
Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Cahaya Atma Pustaka.
Anita, Tabrani., Gunawan dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea
arabica L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan Dosis Pupuk
Nitrogen. Jom Faperta 3(2): 1-9
Anshori, M. Fuad. 2014. Analisis Keragaman Morfologi Koleksi Tanaman Kopi Arabika dan
Robusta Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Sukabumi. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Arief, M dan Candra Wirawan. 2011. Panduan Sekolah Lapangan Budidaya Kopi
Konservasi. Jakarta: Conservation International Indonesia.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Volume dan nilai ekspor, impor Indonesia.
http://Direktorat Jenderal Perkebunan.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober
2017.
Dossa, E. L., E. C. M. Fernandez, and W. S. Reid. 2008. Above and belowground biomass,
nutrient and carbon stocks contrasting an open-grown and a shaded coffee plantation.
Agroforestry Syst. 72 : 103- 115.
Edi, Wardiana dan Dibyo Pranowo. 2014. Seleksi Karakter Vegetatif dan Generatif Kopi
Arabika melalui Penggunaan Analisis Lintasan Bertahap dan Model Persamaan
Struktural. Jurnal Littri. 20(2): 77 – 86.
Ekadinata, O. 2002. Peranan Uji Citarasa dalam Pengendalian Mutu Kopi. Materi Pelatihan
Uji Citarasa Kopi. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
17
LAMPIRAN
Pembersihan Lahan
18
Tunas air Over bearing
19
Proses pengupasan kulit dan pemisahan buah yang tidak bagus
20
Pemangkasan dan Pemanenan kopi
21