Disusun oleh:
Kelompok 1/THP-A
1. Nurita Fidiana (1110101013)
2. Dewi Sekar B. (1110101043)
3. Heru Widyatmoko (1110101069)
4. Robby Akroman (1110101077)
5. Linda Yuni (1110101085)
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya danberperan penting
sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperanpenting sebagai sumber
devisa, melainkan juga merupakan sumberpenghasilan bagi tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi diIndonesia.Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas
dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia.
Kopi adalah komoditas agroindustri yang hanya bisa dikonsumsi oleh
manusia setelah melalui proses pengolahan. Kopi selama ini sudah terbiasa
diminum dalam kondisi panas. Kopi juga merupakan komoditas dengan manfaat
tunggal untuk minuman. Kopi bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang
sangat sederhana, dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian dihancurkan
dan dikemas. Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedangang
pengecer, industri dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya
dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat-alat sederhana.
Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi
akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat
antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.
Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap
tahapan pengolahan biji kopi.
PT. Kopi Jaya dalam melakukan pembangunan agroindustri kopi perlu
dilakukan perencanaan industri, diantaranya perlu dilakukan pertimbangan
perencanaan lokasi, tata letak bangunan, kapasitas produksi, mesin dan peralatan.
Maka dari itu dalam melakukan perencanaan agroindustri kopi dilakukan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif dengan menggunakan metode-metode
tertentu.
II ASPEK BAHAN BAKU
1. Spesifikasi Bahan
1.1 kopi arabika
Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa
terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji
kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah
dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin,
Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Secara umum, kopi ini
tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi arabika
tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini
dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi lingkungannya baik. Suhu
tumbuh optimalnya adalah 18-26 oC. Biji kopi yang dihasilkan berukuran
cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap
1.2 kopi arabika
Biji kopi robusta, jenis kopi kelas 2 yaitu kopi robusta pertama kali
ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat dikatakan
sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,
cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang
harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi robusta dapat
ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu,
kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini
menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan
di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan
1.3 kopi luwak
Biji kopi luwak hasil fermentasi alami di perut hewan luwak. Jenis
kopi yang lain merupakan turunan atau subvarietas dari kopi arabika dan
robusta. Biasanya disetiap daerah penghasil kopi memiliki keunikannya
masing-masing dan menjadikannya sebagai suatu subvarietas. Salah satu
jenis kopi lain yang terkenal adalah kopi luwak asli Indonesia. Kopi luwak
merupakan kopi dengan harga jual tertinggi di dunia. Proses terbentuknya
dan rasanya yang sangat unik menjadi alasan utama tingginya harga jual
kopi jenis ini. Pada dasarnya, kopi ini merupakan kopi jenis arabika. Biji
kopi ini kemudian dimakan oleh luwak atau sejenis musang. Akan tetapi,
tidak semua bagian biji kopi ini dapat dicerna oleh hewan ini. Bagian
dalam biji ini kemudian akan keluar bersama kotorannya. Karena telah
bertahan lama di dalam saluran pencernaan luwak, biji kopi ini telah
mengalami fermentasi singkat oleh bakteri alami di dalam perutnya yang
memberikan cita rasa tambahan yang unik.
Seperti disajikan pada Tabel 1, bahwa pada periode waktu hampir sepuluh
tahun terakhir (1990 – 2002), areal kopi perkebunan rakyat di Propinsi
Lampung mengalami peningkatan sebesar 4,59 persen per tahun. Peningkatan
areal tersebut secara dominan memicu peningkatan produksi sebesar
1,42%/tahun . Perlu di informasikan bahwa areal kopi di Lampung hampir
secara keseluruhan merupakan areal perkebunan rakyat, dengan jenis kopi
dominan yang ditanam adalah kopi robusta. Antara kurun waktu 1997 –
1999, terlihat bahwa areal kopi di Lampung megalami penurunan. Penurunan
areal kopi rakyat di Lampung mencapai 0,76 %/tahun. Namun produksinya
masih dapat meningkat sebesar 10,83%/tahun, akibat masih dapat
meningkatnya produktivitas sebesar 10,83%/tahun. Peningkatan produktivitas
kopi disebabkan oleh latar belakang membaiknya harga kopi yang mendorong
untuk tetap memperbaiki produksi yang dihasilkan dengan penyediaan input
produksi seperti pupuk pada usahatani dengan harapan harga tetap tinggi
sehingga pendapatan akan lebih baik lagi. Sementara alasan penurunan areal,
sama seperti telah dijelaskan pada level nasional. Selanjutnya, pada selang
tahun 1999 – 2002, areal kopi rakyat di Lampung mulai meningkat lagi
sebesar 11,50%/tahun, yang menyebabkan produksi meningkat 1,60%/tahun.
Namun produktivitas kopi rakyat mengalami penurunan sebesar
12,98%/tahun. Hal ini diduga dengan fenomena harga kopi yang semula
diharapkan naik, tapi justru terus menurun. Di sisi lain, harga pupuk dan obat-
obatan dirasakan tinggi oleh petani. Rendahnya pendapatan usahatani kopi
yang diperoleh, menyebabkan sangat jarang petani melakukan kegiatan
pemupukan terlebih menggunakan pupuk berimbang. Hal ini tentunya
berdampak terhadap penurunan produktivitas kopi rakyat. Pada tahun 2002,
luas arealnya mencapai 203.281 hektar, dengan tingkat produksi dan
produktivitasnya mencapai 100.207 ton dan 4,93 ku/ha
Sedangkan produksi kopi total untuk setiap kawasan perairan pada tahun 2003
disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Nama Perusahaan dan Kapasitas Produk di Lampung, 2003.
Dalam menentukan sistem pengadaan bahan baku bagi pabrik kopi maka
terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain, kuantitas,
kualitas, waktu dan musim biaya. Definisi dari ke-4 faktor tersebut yaitu
Kuantitas. Jumlah bahan baku biji kopi yang dibutuhkan oleh pabrik kopi
cukup tinggi. Suplai bahan diambil dari perkebunan di daerah lampung
Kualitas. Dalam pemilihan kualitas biji kopi, pemisahan biji kopi menurut
kualitas sangat diperhatikan, pemisahan kualitas yang berdasarkan grade
dibagi menjadi 3 grade yaitu grade 1, grade 2, grade 3.
Waktu. untuk memenuhi kapasitas produksi kopi yang telah ditentukan, agar
tidak terjadi selisih waktu pemanenan yang lama, pada proses penanaman
dilakukan system blok, agar waktu pemanenan dapat bergantian tanpa adanya
selisih waktu yang lama.
Biaya. Dengan 80% lahan perkebunan milik pabrik akan meminimalkan biaya
pengadaan bahan baku, pengambilan bahan baku dari perkebunan lain
dilakukan jika permintaan cendrung melebihi kuota.
III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
1. Perencanaan Kapasitas
a. Kapasitas Mesin
Kapasitas dari keseluruhan mesin yang digunakan dalam proses
produksi kopi bubuk pada pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya yang akan
didirikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kapasitas mesin pada produksi kopi bubuk
c. Kapasitas Produksi
Kopi dari daerah Jember dipilih karena memiliki rasa yang lebih enak
dengan harga yang terjangkau, harga kopi yang didatangkan daridaerah
tersebut untuk biji kopi kering tanpa kulit dengan harga Rp10.000, lalu setelah
mendatangkan kopi dari daerah tersebut maka biji kopi disimpan digudang
pabrik yang terletak dekat dengan lahan budidayayaitu sebesar 150 ton biji
kopi. Pabrik ini setiap bulannya membutuhkan 60-70 ton biji kopi untuk di
proses menjadi kopi bubuk. Dengan kapasitas produksi perharinya adalah 2 ton
untuk di buat menjadi 300 bungkus dengan satuan berat per 1 kg kopi bubuk
dengan harga Rp26.000 tiap unit, sedangkan untuk biaya tenaga kerja tiap
unitnya sebesar Rp2.000 dan biaya tetap perbulan yaitu Rp10.000.000 sehingga
dalam perecanaan kapasitas perlu dipertimbangkan Break event point agar
dapat diketahui berapa unit yang diproduksi untuk mengetahui titik impas.
Untuk mengetahui BEP atau titik impas, maka digunakan metode perhitungan
BEP yaitu:
X = F / (P-V)
10.000 .000
X= =¿ 714,28 dibulatkan menjadi 714 unit
26.000−12.000
Keterangan:
X = volume produksi per unit
F = biaya tetap perbulan
P = harga penjualan produk per unit
V = biaya mentah dan tenaga kerja langsung per unit
2. Perencanaan Lokasi
Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mendirikan
sebuah perusahaan atau pabrik yaitu perencanaan lokasi. Perencanaan lokasi
industri diperlukan untuk menekan biaya operasional/transportasi yang tinggi
sehingga diperoleh keuntungan yang besar. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, diantaranya adalah:
a. Bahan Mentah/Bahan Baku
Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam
kegiatan industri sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang
besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan mentah
yang dibutuhkan industri cadangannya cukup besar dan banyak ditemukan, maka
akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternatif untuk penempatan
lokasi industri. Sedangkan, apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri
cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja, maka akan
menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan untuk penempatan
lokasi industri semakin terbatas.
Pada umumnya, perkebunan kopi terletak pada tempat tertentu saja. Oleh
karena itu, dalam pemilihan lokasi pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya ini harus
ditempatkan dekat dengan perkebunan kopi agar ketersediaan bahan mentah
mudah didapatkan.
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran
proses produksi. Oleh karena itu, ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun
keahliannya harus menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi industri
karena ketersediaan tenaga kerja menjadi hal penting dalam kemajuan suatu
industri.
Penentuan lokasi pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya ini juga
mempertimbangkan tenaga kerja yaitu dengan cara membangun pabrik di dekat
pemukiman wargaagar jarak tempat tinggal pekerja tidak jauh dari pabrik yang
akan didirikan sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi.
c. Sumber Energi
Sumber energi merupakan tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin
produksi sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan dan mempengaruhi
keberlangsungan kegiatan industri. Sumber energi tersebut misalnya, kayu bakar,
air terjun, arus laut/gelombang angin, sinar matahari, bahan bakar fosil (batu bara,
minyak bumi dan gas alam) serta tenaga atom/nuklir.
Mesin-mesin produksi yang dikembangkan saat ini umumnya didesain
untuk meggunakan sumber energi fosil atau BBM (solar, premium, premix,
minyak diesel, kerosin dan yang lainnya) sehingga harga BBM akan menentukan
biaya operasional produksi dan pada gilirannya akan menentukan harga jual
produk dan upah kerja. Oleh karena itu, perlu pemikiran agar orientasi
penggunaan energi beralih ke sumber energi yang lain dan ramah lingkungan
seperti energi matahari.
d. Transportasi
Sarana transportasi merupakan penunjang kegiatan industri yang sangat
penting karena transportasi yang lancar dan baik akan menjamin pasokan bahan
yang dihasilkan. Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk kegiatan industri
diantaranya transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.
Dalam penentuan lokasi pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya ini juga harus
mempertimbangkan jalur transportasi yang baik untuk mempermudah proses
distribusi barang ke pasar. Misalnya, lokasi pabrik harus mudah dijangkau
sehingga dapat meminimalkan biaya pengangkutan produk.
e. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan
lokasi industri karena pasar sebagai sarana untuk memasarkan/menjual produk
yang dihasilkan. Lokasi pasar ada kaitannya dengan lokasi pemukiman atau pusat
penduduk karena pada hakekatnya pasar adalah tempat untuk memenuhi semua
kebutuhan hidup penduduk melalui transaksi jual beli. Lokasi pasar biasanya
terletak di tempat yang strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
Produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan kebutuhan pasar agar
segala sesuatu yang dipasarkan dapat diterima dan diperlukan oleh konsumen.
Oleh karena itu, kecerdasan dalam membaca kebutuhan pasar sangat diperlukan
dalam rangka pengembangan industri di masa mendatang, sehingga penentuan
pasar yang dituju yaitu pasar dimana sangat dibutuhkan atau diminati konsumen
akan produk kopi.
f. Teknologi yang Digunakan
Teknologi yang digunakan juga ikut berperan dalam menentukan lokasi
industri. Penggunaan teknologi yang kurang tepat guna dapat menghambat
jalannya suatu kegiatan industri. Penggunaan teknologi yang disarankan untuk
pengembangan industri di masa mendatang adalah industri yang: memiliki tingkat
pencemaran (air, udara, dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat bahan
baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bahkan pasar internasional sudah
mensyaratkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan sumberdaya
sebagai salah satu syarat agar produknya dapat diterima di pasaran internasional
melalui ISO 9000 dan ISO 14000.
g. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah sumber air. iklimdan rawan
bencana (banjir, gempa dan longsor). Pada awalnya dalam menentukan lokasi
industri hanya mempertimbangkan asal jauh dari pemukiman dengan pemikiran
agar limbah yang dihasilkan tidak merugikan masyarakat. Akan tetapi, setelah
ditelaah lebih mendalam ternyata limbah yang dihasilkan dan dibuang ke alam
akan tetap berdampak pada masyarakat juga sehingga pabrik kopi bubuk PT. Kopi
Jaya ini tetap menentukan lokasi dekat dengan pemukiman, namun perlu adanya
pengolahan limbah secara tepat agar tidak berdampak buruk pada warga sekitar.
Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan biji kopi dari lendir-lendir,
daging buah dan kulit kopi.Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin
raung washer. Cara kerja dari raung washer adalh biji kopi dimasukkan ke
dalam mesin pengaduk yang berputar pada sumbu horisontal dan mendorong
biji kopi dengan air mengalir, kemudian lapisan lendir yg masih melekat pada
biji akan lepas dan dibuang bersama aliran air. Biji yang sudah bersih (tidak
licin lagi) kemudian dikeringkan.Raung washer dapat dilihat pada Gambar 5.
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada biji kopi
sehingga kadar air maksimalnya mencapai 11%. Pengeringan dilakukan
melalui penguapan dengan jalan pemanasan.Mesin yang dipakai yaitu vis
dryer. Vis dryer merupakan mesin pengeringan non mekanisberbentuk seperti
rumah dengan lantai yang berlubang-lubang. Cara kerja vis dryer adalah kopi
dihamparkan pada lantai dengan tebal hamparan 8 cm. Udara panas dilewatkan
melalui pipa-pipa. Selama proses pengeringan, biji kopidibalik setiap 1-2 jam
sekali.Vis dryer dapat dilihat pada Gambar 6.
Biji kopi
Roasting/penyangraian
Penggilingan
Pengayaan
Kopi bubuk
Pengemasan
Perendangan (penyangraian)
Perendangan dilakukan dengan cara memanaskan kopi beras pada suhu
200–225oC. Perendangan ini bertujuan untuk mendapatkan kopi rendang yang
berwarna coklat kayu manis kehitaman. Selama proses perendangan biji kopi
akan mengalami 2 tahap proses penting yaitu:
a. Penguapan air pada suhu 100oC
b. Pirolisis pada suhu 180–225oC
Pada saat proses pirolisis ini kopi akan mengalami perubahan-
perubahan kimia antara lain pengarangan serat kasar, terbentuknya senyawa
volatile, penguapan zat-zat asam dan terbentuknya zat beraroma khas kopi.
Perubahan-perubahan warna yang terjadi berturut-turut dari hijau atau
coklat muda menjadi coklat kayu manishingga hitam dengan permukaan
berminyak.Bila kopi sudah berwarna kehitaman dan mudah pecah (retak),
maka penyangraian harus segera dihentikan dan kopi segera diangkat dan
didinginkan.
Perendangan dilakukan secara terbuka dan tertutup.Perendangan secara
terbuka dilakukan menggunakan wajan. Perendangan secara tertutup akan
menghasilkan kopi bubuk yang mempunyai rasa agak asam akibat tertahannya
air dan beberapa jenis asam yang mudah menguap. Aromanya juga lebih tajam
karena senyawa kimia yang mempunyai aroma khas kopi tidak banyak yang
menguap.Selain itu, kopi akan terhindar dari pencemaran bau yang berasal dari
luar seperti bau bahan bakar atau bau gas hasil pembakaran yang tidak
sempurna.
Alat penyangrai yang digunakan adalah coffea roaster terdiri dari
silinder, pemanas dan alat penggerak atau pemutar silinder.Cara kerja silinder
yaitu dipanaskan sampai suhu 340oC dengan 10 putaran/menit atau 310oC
dengan putaran 20 putaran/menit.Setelah itu, kopi dimasukkan ke dalam
silinder sampai mencapai tahap roasting point (kopi masak sangrai).Setelah
mencapai tahap tersebut pemanasan segera dihentikan dan didinginkan. Waktu
yang dibutuhkan selama 1 jam untuk 15 kg kopi, sedangkan 15 menit untuk
3kg kopi.Mesin coffea roaster dapat dilihat pada Gambar 9.
Penggilingan (penumbukan)
Penggilingan yaitu proses pemecahan (penggilingan) butir-butir biji
kopi yang telah dilakukan perendangan untuk mendapatkan kopi bubuk yang
berukuran maksimal 75 mesh.Ukuran butir-butir (partikel-partikel) bubuk kopi
akan berpengaruhterhadap rasa dan aroma kopi. Semakin kecil ukuran butir
kopi, maka akan semakin baik rasa dan aromanya karena sebagian besar bahan-
bahan yg terdapat didalam kopi bisa larut dalam air ketika diseduh.
Penggilingan kopi skala luas selalu menggunakan mesin coffea grinding
yang memiliki gerinda beroda (roller) dengan gerigi 2 sampai 4 pasang.
Partikel kopi dihaluskan selama melewati tiap pasang roller. Sedangkan, alat
penggilingan yang digunakan oleh industri kecil/pabrik yaitu menggunakan
mesin giling yang dilengkapi dengan alat pengatur ukuran partikel kopi
sehingga secara otomatis bubuk kopi yg keluar sudah mempunyai ukuran
seperti yg diinginkan dan tidak perlu dilakukan penyaringan ulang.
Hasil penggilingan biji kopi dibedakan menjadi 4 yaitu coarse (bubuk
kasar), medium (bubuk sedang), fine (bubuk halus), dan very fine (bubuk
sangat halus). Penggilingan melepaskan sejumlah kandungan CO2 dari kopi.
Sebagian besar dilepaskan selama proses dan setelah penggilingan. Sejumlah
besar mungkin masih tertahan terutama pada kopi giling kasar.Mesin coffea
grinding dapat dilihat pada Gambar 10.
2 5
1 4 6 7
3
8 9
14 15
10
13 12 11
15
16 18 19
17
Skala 1 cm : 15 m
Gambar 1. Desain tata letak pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya
Keterangan:
10.Pengeringan
V. ASPEK MANAJEMEN
2. Manajemen Administrasi/Akuntansi
1. Menghitung rugi/laba
2. Pengamatan harta
3. Menyusun rencana keuangan
4. Menyusun efisiensi
5. Pengendalian biaya
3. Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan
Kabid rekrutment
5. Manajer pemasaran
Pada dasarnya manajemen itu terdiri atas perancangan dan
pelaksanaan rencana-rencana. Dalam membuat suatu perencanaan,
dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi dan rencana. Untuk
rencana jangka panjang maka dibutuhkan waktu yang lebih banyak.
Sedangkan untuk pelaksanaan rencana tersebut, dia harus mendelegasikan
keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada para
bawahan.
6.1 Perizinan.
Untuk melaksanakan proyek investasi pabrik tepung ikan ini ada beberapa
izin yang diperlukan sebagai aspek hukum lainnya antara lain :
DAFTAR PUSTAKA