Anda di halaman 1dari 14

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor industri sangat potensial untuk dikembangkan karena berperan dalam
peningkatan perekonomian nasional. Potensi sektor industri di Indonesia terutama protein
hewani seperti keju dapat diketahui dari tingkat permintaan keju di Indonesia. Data yang
disajikan Sumarmono (2012) menunjukkan bahwa tingkat permintaan keju di Indonesia dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya nilai impor keju
yaitu dari tahun 2002 sebesar 4.062 ton keju sampai tahun 2011 mencapai 11.800 ton keju.
Meningkatnya kebutuhan dan konsumsi keju dalam negeri perlu diimbangi dengan
produksi keju, utamanya yang berbahan dasar susu sapi yang diproduksi oleh peternak lokal.
Selain itu, pengolahan keju yang ada di Indonesia umumnya masih secara tradisional yang
mutunya belum sebaik keju skala agroindustri. Dengan demikian, pengembangan keju dinilai
mampu membawa multiplier effect yang cukup signifikan dalam pertumbuhan perekonomian
di Indonesia mulai dari sektor hulu (pertanian) hingga sektor hilir yang meliputi perindustrian
dan perdagangan. Solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi adalah dengan dilakukan
pengembangan produk keju ke dalam skala industri, sehingga produk yang dihasilkan dapat
diterima konsumen (Kusumawati et al., 1995).
Keju adalah salah satu produk olahan susu yang mempunyai kandungan protein cukup
tinggi. Keju olahan (processed cheese) adalah salah satu jenis keju yang dibuat dengan
mencampur dan menghancurkan keju alami disertai dengan pemanasan, sehingga
menghasilkan suatu produk yang seragam dan lentur. Bahan-bahan tambahan makanan yang
biasa digunakan dalam pembuatan keju olahan adalah garam-garam pengemulsi, pewarna,
air, dan flavor savori (Caric dan Kalab, 1996). Keju olahan yang berkualitas ditandai dengan
badan yang kompak, tekstur yang lembut dan bebas dari lubang-lubang gas. Keju olahan
dapat diiris tanpa meremas atau melekat, dan dengan pemanasan akan mencair secara
seragam dan lembut, tanpa pemisahan antara fase lemak dan fase protein.
Produk olahan keju secara tradisional umumnya berbentuk besar. Hal tersebut
dianggap tidak efisien dan praktis, sedangkan sebagian masyarakat saat ini telah mengarah
kepada pola hidup yang modern dan isntan. Penggunaan teknologi pada pembuatan keju
dapat memenuhi aspek kemudahan dalam penggunaan, penyimpanan, penakaran, dan
distribusi. Selain itu, produk yang dikemas secara higienis dan menarik dapat meningkatkan
daya jual produk dengan memberi nilai estetika.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, pembuatan produk keju agroindustri dianggap


sangat tepat untuk memenuhi permintaan masyarakat yang tinggi. Berbagai produk keju yang
beredar di masyarakat menjadi salah satu bahan pangan yang digemari berhasil
dikembangkan dan diterima baik oleh masyarakat akibat meningkatnya westernisasi industri
foodservice. Selain itu, konsumsi keju diperkirakan akan tetap stabil karena basis yang masih
terbatas pada orang-orang kaya, orang Indonesia dengan gaya western dan para ekspatriat di
Indonesia. Diharapkan dengan pengembangan keju akan diperoleh keberhasilan yang sama
dengan memperbanyak variasi penggunaan keju untuk menarik minat basis pelanggan dalam
bentuk lembaran untuk sandwich fillings, cheese sticks sangat menarik anak-anak, dan
banyak lagi variasi.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan study kelayakan adalah :
1. Mengembangkan produk pangan baru berbasis keju.
2. Mampu memasarkan produk keju sebagai produk hasil pertanian yang bermutu dan
sesuai dengan keinginan konsumen.
3. Menciptakan suatu usaha berbasis pertanian yang memiliki nilai keberlanjutan usaha
tinggi.
4. Meningkatkan pendapatan pelaku bisnis dan peternak susu.
1.3 Ruang Lingkup
1. Pasokan bahan baku berasal dari peternak sapi binaan yang berada di Boyolali.
2. Estimasi permintaan keju sangat tinggi mencapai 1.568.297.590 / tahun.
3. Bauran pemasaran dilakukan berdasarkan metode marketing mix

BAB 2. PASOKAN BAHAN BAKU

2.1 Faktor Penentu Pasokan Bahan Baku


Bahan baku merupakan komponen penting dalam agroindustri karena ketersediaan
bahan baku menentukan kelangsungan hidup agroindustri tersebut. Bahan baku yang
digunakan pada agroindustri keju adalah susu sapi segar. Terdapat faktor yang mementukan
pasokan bahan baku, daiantaranya kuantitas (quantity), kualitas (quality), waktu (timing), dan
harga (cost).
2.1.1 Kuantitas
Kuantitas merupakan faktor penentu ketersediaan bahan baku dalam suatu
agroindustri, sehingga dengan perancangan yang baik dapat menjamin bahan baku selalu
tersedia untuk proses produksi. Faktor penentu pasokan bahan baku pada aspek kuantitas
terdiri dari kapasitas produksi, produktivitas bahan baku (produsen/supplier), harga yang
ditawarkan (budget contrains), komitmen perdagangan, serta saluran dan tata niaga bahan
baku. Berdasarkan hal tersebut, adapun komponen agroindustri keju adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas produksi dan Produktivitas Supplier
Perencanaan kapasitas produksi agroindustri adalah 10.304 kg keju/hari sehingga
untuk memenuhi kapasitas tersebut dibutuhkan bahan baku susu 93.672 Liter/hari. Bahan
baku diperoleh dari peternak sapi perah yang ada di daerah Boyolali. Melalui survei,
agroindustri keju menetapkan akan mendirikan agroindsutri di daerah Boyolali. Boyolali
merupakan sentra produsen susu sapi terbesar di Indonesia. Melalui pertimbangan tersebut,
diharapkan agroindustri mendapatkan pasokan bahan baku yang cukup dari peternak sapi
perah. Produktivitas susu sapi peternak mencapai 153.110 Liter/hari, sehingga cukup bila
digunakan untuk produksi. Berikut adalah tabel perencanaan kapasitas lini operasi pada
produksi keju.
Tabel 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Keju dan Kebutuhan Bahan Baku
Utilitas (%)
77
Rendemen (%)
11

Kapasitas Produski Keju


Efisiensi (%)
Kapasitas (kg/hari)
92
10.304
Kebutuhan Susu Sapi
Bj Susu (kg/L)
Kebutuhan Susu Sapi (L)
1,028
93.672

b. Komitmen perdagangan
Agroindustri melakukan kontrak kerja dengan peternak untuk menjamin ketersedian
dan kualitas bahan baku. Melalui kontrak kerja, industri dan supplier mendapat keuntungan
melalui transaksi yang baik. Komitmen perdagangan (tata niaga) yang dilakukan antara lain:
1. Permodalan: Pihak peternak mitra mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk uang,
pakan berkualitas, dan bibit sapi iduk produktif.
2. Teknis: Agroindustri membangun jaringan dengan mitra dengan melakukan binaan
melalui penyuluhan pada peternak oleh petugas lapang perusahaan yang diberikan
secara berkala terkait dengan peningkatan kualitas dan produktivitas susu sapi.
3. Pemasaran: Peternaak mitra diwajibkan menjual hasil susu kepada agroindustri
dengan potongan harga.
Agroindustri mendapatkan bahan baku dari supplier. Sehingga letak pabrik dengan
peternak dirancang tidak jauh agar menghindari kerusakan pada susu baik kerusakan fisik,
kimia, mapun
biologis.
Berikut adalah perencanaan tata letak
Jarak
pabrik
Li agroindustri keju:

mb
ah
La
Jau
mp
h
u
dar
Dij
i
au
are
hk
a
an
pro
dar
du
i
ksi
ba
ng
un
an

Pem
uata
Peny
n
impa
prod
nan
Pack
uk
prod
agin
jadi
uk
g
jadi

dengan
supplierRu
1Area
3 KMan B Rumpu
g Unloading
t
Pe
an
Pintu
pe bahan
ng
g
masuk
ng mentah
unj
pengunju
elo u Hig
un
ngstaf
la na hg
da n ris
sta
n Pa k
f
ae brare
Par
Aru
Pa
ra ik a
kir
s
gar
pel
an
ay
gin
an
an

Gambar 1. Perencanaan Tata Letak Agroindustri Keju

2.1.2 Kualitas
Kualitas bahan baku berkaitan dengan kualitas kimia, fisik, dan biologi. Penetapan
kualitas bertujuan untuk menjamin produk keju memiliki kualitas yang baik dan konsisten.
Kualitas bahan baku ditetapkan sesuai dengan SNI untuk sus segar. Faktor kualitas yang
ditetapkan pada bahan baku, yaitu kandungan, kemurnian, karakteristik fisik, dan kerusakan.
Guna menjamin kualitas, diperlukan penentapan kualitas bahan baku yang harus disepakati
oleh pihak supllier dan pedagang. Berikut adalah kualitas susu segar yang ditetapkan dalam
SNI 3141.1:2011
Tabel 2. Syarat Mutu Susu Segar
No.
1.

Karakteristik
Satuan
o
Berat jenis (pada suhu 27,5 C)
g/ml
minimun
2.
Kadar lemak minimum
%
3.
Kadar bahan kering tanpa lemak
%
minimum
4.
Kadar protein minimum
%
5.
Warna, bau, rasa, kekentalan
o
6.
Derajat asam
SH
7.
pH
8.
Uji alkohol (70%) v/v
9.
Cemaran mikroba, maksimum:
- Total Plate Count
CFU/ml
- Staphlococcus aureus
CFU/ml
- Enterobacteriaceae
CFU/ml
10. Jumlah sel somatis maksimum
Sel/ml
11. Residu antibiotika (Golongan
penisilin, Tetrasiklin,
Aminoglikosida, Makrolida)
12. Uji pemalsuan
o
13. Titik beku
C
14. Uji proxidase
15. Cemaran logam berat, maksimal:
- Timbal (Pb)
g/ml
- Merkuri (Hg)
g/ml
- Arsen (As)
g/ml
Sumber: Badan Standarisasi Nasional Indonesia

Syarat
1,0270
3,0
7,8
2,8
Tidak ada perubahan
6,0-7,5
6,3-6,8
Negatif
1x106
1x102
1x103
4x105
Negatif

Negatif
-0,520 s.d -0,560
Positif
0,02
0,03
0,1

2.1.3 Waktu
Bahan baku susu segar termasuk kedalam jenis bahan baku yang dapat selalu tersedia
tanpa dipengaruhi oleh faktor seperti iklim, input, dan sebagainya. Berdasarkan survei dan
kajian dari literatur, diketahui bahwa untuk satu ekor sapi dapat menghasilkan 10-11 liter

susu dan dapat dilakukan pemerahan sebanyak dua kali dengan jarak waktu 10-11. Apabila
produktif, sapi dapat diperah sebanyak tiga kali dan dapat menghasilkan susu sebanyak 20
liter. Berikut adalah waktu perencanaan pasokan bahan baku dalam 1 minggu produksi:
Tabel 3. Waktu Perencanaan Pasokan Bahan Baku
Hari

Seni

n
Susu segar
Keterangan :

Selas

Rab

Kami

Juma

Sabt

Minggu

: Waktu perah dan distribusi ke industri


: Waktu pengolahan susu menjadi keju
: Tidak ada aktivitas produksi

2.1.4 Harga
Penentuan harag atau pricing bahan baku ditentukan oleh komitmen perdagangan dan
tata niaga bahan baku yang digunakan. Pada umumnya, harga susu segar di pasar terbuka
adalah Rp. 5.000/liter. Melalui kontrak kerja (cintract farming), maka agroindustri mendapat
harga susu segar yang lebih murah, yaitu Rp 4.300/liter.
2.2 Sumber Pasokan Bahan Baku
Sumber pasokan bahan baku sus segar yang digunakan agroindusri keju didapatkan
melalui pembelian dari peternak dengan contact farming. Penetapan tata niaga pasokan bahan
baku tersebut disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan membutuhkan persayaratan
kualitas yang harus dipenuhi sehingga dihasilkan keju yang berkualitas. Kualitas tersebut
bervariasi yang dipengaruhi oleh input pertanian. Bahan baku yang sesuai dengan persyaratan
kualitas lebih efisien dan efektif apabila dilakukan dengan cara tersebut daripada
memproduksi sendiri, karena dapat meminimalisir kerugian ketika bahan baku tidak sesuai
dengan persyaratan. Selain itu, pasokan bahan baku dengan memproduksi sendiri dinilai
kurang prospek karena membutuhkan dana untuk penanganan peternakan yang cukup besar.

BAB 3. PASAR DAN PEMASARAN

3.1.

Estimasi Permintaan
Estimasi permintaan merupakan kegiatan memperkirakan jumlah permintaan konsumen

terhadap barang atau jasa dimasa yang akan datang berdasarkan data atau keadaan masa lalu
dan saat ini (Shenifa, 2011). Penentuan estimasi permintaan konsumen dapat digunakan
beberapa metode, antara lain:
a. Customer Survey adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan
persepsi para pelanggan dengan cara wawancara secara langsung atau memberikan
questioner yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Kelemahan dari metode ini,
antara lain: biaya relative mahal (besar), dan hasil survey tidak realistic karena
konsumen tidak memberkan jawaban yang akurat (ditutupi kekurangan mereka).
b. Metode Observasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui perilaku
konsumen /pelanggan dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh salesman
(ditugaskan oleh manager perusahaan). Kelemahan dari metode ini adalah hasil dari
sering kali tidak memberikan gamabarn yang objektif dari konsumen, tapi gambaran
justru subyektif dari salesman.
c. Metode Market Experiment adalah suatu cara untuk membuat estimasi permintaan
dengan malakukan uji coba dapa segmen pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan
dengan memberikan perlakukan tertentu terhadap factor factor yang mempengaruhi
permintaan (Shenifa, 2011).
Metode estimasi permintaan diatas merupakan beberapa metode estimasi yang bersifat
kualitatif direktif, artinya metode yang mengunakan data yang secara langsung diperoleh dari
konsumen untuk mengestimasi permintaan mendatang dengan mengunakan analisis secara
kualitatif. Selain ketiga metode di atas, metode peramalan permintaan dapat juga
menggunakan metode rasio rantai. Metode rasio rantai adalah metode yang menghitung
permintaan efektif dengan cara membagi dalam komponen-komponen yang lebih kecil dari
suatu mata rantai urutan dari variable yang berpengaruh terhadap produk yang bersangkutan
(Firdaus, 2015).
Tingkat permintaan keju di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dari tingginya nilai impor keju yaitu dari tahun 2002 sebesar 4.062 ton
keju sampai tahun 2011 mencapai 11.800 ton keju. Tentunya, pendirian pabrik keju sangat
realistis untuk dilaksanakan. Pabrik keju dengan bahan baku susu sapi ini akan didirikan di

Boyolali. Pabrik ini dirancang dengan kapasitas 3.091.200 kg keju/hari dan beroperasi selama
300 hari dalam setahun.
Dalam peramalan permintaan produk, keju perusahaan ini menggunakan metode rasio
rantai (chain ratio method), yaitu mengalikan angka dasar dengan beberapa prosentase
penyesuaian. Perusahaan keju mengestimasikan peramalan permintaan sebagai berikut:

Jumlah penduduk Jember: 2.451.081 (Jember, 2013)

Pendapatan per kapita : 16.000.000 (Jember, 2013)

Pengeluaran untuk makanan : 57,047% (Jember, 2013)

Pengeluaran untuk keju : 7,01 %

Peramalan permintaan
= Jumlah penduduk x pendapatan perkapita x pengeluaran untuk makanan x % pengeluaran keju

= 2.451.081 X 16.000.000 x 57,047 x 7,01 = 1.568.297.590 / tahun

3.2.

Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan

untuk mencapai tujuan (Basu dan Irawan, 1990). Strategi pemasaran merupakan pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah diterapkan
terlebih dahulu. Di dalamnya tercantum keputusan pokok mengenai target pasar yang
diperlukan (Kotler, 1991).
Penentuan strategi pemasaran industri keju dapat dilakukan oleh manajer pemasaran dengan
membuat tiga macam keputusan, yaitu :
Konsumen Manakah Yang Dituju
Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya ditujukan kepada konsumen
tertentu saja, dan bukanya masyarakat secara keseluruhan. Konsumen yang dituju
merupakan individu-individu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan

memuaskan.
Menentukan Keinginan
Strategi pemasaran yang efektif memerlukan suatu pengetahuan tentang keinginan
konsumen yang ditujukan terhadap manfaat barang.

Menentukan Marketing Mix

Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, stuktur harga, kegiatan promosi

dan sistem distribusi (Basu Swastha DH dan Irawan, 1990)


Segmentasi
Segmentasi yang digunakan oleh industri keju yaitu demografi, psikografi, geografi
dan tingkah laku. Untuk segmentasi demografi tingkat produksinya mulai dari umur
6-50 tahun, semua jenis kelamin dan semua strata tingkat pendidikan. Berdasarkan
segmentasi psikografi dari kelas sosial menengah keatas. Segmentasi geografi
dilakukan di Indonesia, jawa timur, jawa tengah dan jawa barat. Sedangkan
segmentasi tingkah laku yaiyu bagi orang yang pecinta susu dan keju.

3.3.

Bauran Pemasaran
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti

dari sistem pemasaran konsumen yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi). Adapun penempatan marketing mix perusahaan keju adalah sebagai
berikut:
Marketing Mix
1. Product (Produk)
Product Variety adalah Keju cheedar.
a. Quality :
Terbuat dari susu dengan mutu baik
Variasi rasa khas Inggris
Keju harus disimpan dalam pendingin untuk mempertahankan mutunya.
b. Features :
Sangat ideal digunakan sebagai toping keju makanan
Sumber protein hewani
Aman dikonsumsi dan tidak mengandung pengawet.
c. Services :
Sangat terbuka apabila ada saran dan kritik dari konsumen

d. Design:
Mempunyai desain kemasan yang simple dan menarik. Dalam kemasan tertera
label, merk, logo produk, tanggal produksi dan kadaluwarsa, nomor daftar produk,
tempat produksi, jenis rasa dan logo halal.

2. Price (Harga)
Harga keju per kemasan ditentukan berdasarkan biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Makanan dari olahan keju dijual dengan kisaran harga Rp 26.000,00 dengan berat 800 gram
sehingga sangat terjangkau bagi masyarakat. Harga jual keju yang masih relatif tinggi
menyebabkan konsumsi di pasar domestik masih sangat terbatas pada segmen berpenghasilan
tinggi. Sedangkan processed cheese telah mengembangkan bisnis ecerannya pada segmen
menengah ke atas.
Keju masih merupakan produk niche dan kinerjanya belum mencapai level layaknya
produk turunan susu lainnya. Namun prospeknya masih menjanjikan akibat meningkatnya
westernisasi industri foodservice dan didukung oleh perusahaan multinasional Kraft Foods
Inc. Sedangkan konsumsi keju diperkirakan akan tetap stabil karena basis yang masih
terbatas pada orang-orang kaya, orang Indonesia dengan gaya western dan para ekspatriat di
Indonesia. Sekarang banyak variasi penggunaan keju untuk menarik minat basis pelanggan,
ada yang dalam bentuk lembaran untuk sandwich fillings, ada bentuk cheese sticks sangat
menarik anak-anak, dan banyak lagi variasi. Tentu saja ini mengakibatkan variasi standard
harga jualnya.
3. Promotion (Promosi)
Promosi dapat dilakukan dengan cara:
a Advertising (Periklanan)
Cara penyajian iklan melalui :

Media massa elektronik agar iklan yang akan disampaikan menarik target sasaran.
Media sosial Membuat acount fanpage pada beberapa media sosial seperti
facebook, twitter, instagram, dll. Membuat halaman website, yang memuat

informasi penting.
Media cetak dapat dilakukan promosi pada majalah makanan.

b. Personal Selling (Penjualan Pribadi)


Mempromosikan suatu produk yang sekaligus disertai penjualan produk pada
waktu dilakukannya promosi. Hal ini dilakukan ketika ada bazar produk pada event
tertentu, mengikuti pameran atau gelar produk, sebagai sponsor disuatu event dan
mengadakan kegiatan yang menunjang promosi.

c. Sales Promotion (Promosi Penjualan)


Mempunyai staf khusus yang menangani tentang promosi penjualan produk.
Promosi penjualan digunakan untuk mempromosikan suatu produk dengan teknik
yang relatif demonstratif dan aktratif guna menarik perhatian pembeli. Promosi
penjualan dilakukan dengan memberikan informasi dan pemahaman kepada
masyarakat tentang konsep produk yang ditawarkan.
d. Publicity (Publisitas)
Memberikan informasi yang positif terhadap masyarakat melalui media massa,
agar menguntungkan perusahaan terutama jumlah penjulan produk. Hal ini dengan
memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang konsep produk
yang ditawarkan dengan menyebarkan pamflet atau leaflet.
e. Public Relation (Hubungan Masyarakat)
Suatu kegiatan yang diadakan oleh perusahaan yang memiliki nilai guna bagi
masyarakat

dan

mampu

meningkatkan

kepercayaan

konsumen

sehingga

meningkatkan image perusahaan.


4. Place (tempat)
Coverage / cakupan: Cakupan pasarnya diprioritaskan daerah Jawa dan lebih luas lagi

diseluruh wilayah Indonesia.


Assortments: Modern retail meliputi supermarket dan convenience store (alfamart dan

indomart).
Location: Tempat produksi terletak kawasan yang memenuhi standar industri. Seperti

daerah yang kami pilih yaitu di Boyolali, Jawa Tengah.


Transport: Untuk distributor menggunakan mobil box.

3.4.

Saluran Distribusi dan Pemasaran

Menurut Walters dalam Dharmmesta (1999), saluran distribusi adalah sekelompok


pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama
dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu. Saluran distribusi juga
merumakan serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk
menjadikan barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Industri dalam
memasarkan suatu produk ke konsumen memerlukan saluran distribusi yang tepat dan efisien
sehingga dapat menjadi penghubung antara produsen dan konsumen akhir. Saluran yang
diutamakan adalah saluran distribusi yang menghasilkan volume penjualan tertinggi dan
persetasi biaya distribusi yang kecil. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha
adalah evaluasi saluran dengan melakukan evaluasi dengan saluran distribusi yang tepat
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan laba atau keuntungan.

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perencanaan pendirian agroindustri keju di Boyolali layak, disebabkan karena
permintaan keju yang cukup tinggi Selain itu, pada aspek pasokan bahan baku cukup baik
dan menjamin keberlangsungan proses produksi. Aspek pemasaran yang baik dapat
meningkatkan minat masyarakat terhadap keju dari agroindustri yang didirikan.

DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Dharmmesta, B.S. 1999. Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Firdaus,
A.
2015.
Metode
Pengukuran
dan
Peramalan
Permintaan.
http://www.academia.edu/5307998/METODE_PENGUKURAN_DAN_PERAMALAN
_PERMINTAAN
Kotler Philip. 1994. Marketing. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Shefina. 2011. Estimasi Permintaan. https://shenifa.wordpress.com/2011/12/09/estimasipermintaan/

Anda mungkin juga menyukai