PENDAHULUAN
b. Komitmen perdagangan
Agroindustri melakukan kontrak kerja dengan peternak untuk menjamin ketersedian
dan kualitas bahan baku. Melalui kontrak kerja, industri dan supplier mendapat keuntungan
melalui transaksi yang baik. Komitmen perdagangan (tata niaga) yang dilakukan antara lain:
1. Permodalan: Pihak peternak mitra mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk uang,
pakan berkualitas, dan bibit sapi iduk produktif.
2. Teknis: Agroindustri membangun jaringan dengan mitra dengan melakukan binaan
melalui penyuluhan pada peternak oleh petugas lapang perusahaan yang diberikan
secara berkala terkait dengan peningkatan kualitas dan produktivitas susu sapi.
3. Pemasaran: Peternaak mitra diwajibkan menjual hasil susu kepada agroindustri
dengan potongan harga.
Agroindustri mendapatkan bahan baku dari supplier. Sehingga letak pabrik dengan
peternak dirancang tidak jauh agar menghindari kerusakan pada susu baik kerusakan fisik,
kimia, mapun
biologis.
Berikut adalah perencanaan tata letak
Jarak
pabrik
Li agroindustri keju:
mb
ah
La
Jau
mp
h
u
dar
Dij
i
au
are
hk
a
an
pro
dar
du
i
ksi
ba
ng
un
an
Pem
uata
Peny
n
impa
prod
nan
Pack
uk
prod
agin
jadi
uk
g
jadi
dengan
supplierRu
1Area
3 KMan B Rumpu
g Unloading
t
Pe
an
Pintu
pe bahan
ng
g
masuk
ng mentah
unj
pengunju
elo u Hig
un
ngstaf
la na hg
da n ris
sta
n Pa k
f
ae brare
Par
Aru
Pa
ra ik a
kir
s
gar
pel
an
ay
gin
an
an
2.1.2 Kualitas
Kualitas bahan baku berkaitan dengan kualitas kimia, fisik, dan biologi. Penetapan
kualitas bertujuan untuk menjamin produk keju memiliki kualitas yang baik dan konsisten.
Kualitas bahan baku ditetapkan sesuai dengan SNI untuk sus segar. Faktor kualitas yang
ditetapkan pada bahan baku, yaitu kandungan, kemurnian, karakteristik fisik, dan kerusakan.
Guna menjamin kualitas, diperlukan penentapan kualitas bahan baku yang harus disepakati
oleh pihak supllier dan pedagang. Berikut adalah kualitas susu segar yang ditetapkan dalam
SNI 3141.1:2011
Tabel 2. Syarat Mutu Susu Segar
No.
1.
Karakteristik
Satuan
o
Berat jenis (pada suhu 27,5 C)
g/ml
minimun
2.
Kadar lemak minimum
%
3.
Kadar bahan kering tanpa lemak
%
minimum
4.
Kadar protein minimum
%
5.
Warna, bau, rasa, kekentalan
o
6.
Derajat asam
SH
7.
pH
8.
Uji alkohol (70%) v/v
9.
Cemaran mikroba, maksimum:
- Total Plate Count
CFU/ml
- Staphlococcus aureus
CFU/ml
- Enterobacteriaceae
CFU/ml
10. Jumlah sel somatis maksimum
Sel/ml
11. Residu antibiotika (Golongan
penisilin, Tetrasiklin,
Aminoglikosida, Makrolida)
12. Uji pemalsuan
o
13. Titik beku
C
14. Uji proxidase
15. Cemaran logam berat, maksimal:
- Timbal (Pb)
g/ml
- Merkuri (Hg)
g/ml
- Arsen (As)
g/ml
Sumber: Badan Standarisasi Nasional Indonesia
Syarat
1,0270
3,0
7,8
2,8
Tidak ada perubahan
6,0-7,5
6,3-6,8
Negatif
1x106
1x102
1x103
4x105
Negatif
Negatif
-0,520 s.d -0,560
Positif
0,02
0,03
0,1
2.1.3 Waktu
Bahan baku susu segar termasuk kedalam jenis bahan baku yang dapat selalu tersedia
tanpa dipengaruhi oleh faktor seperti iklim, input, dan sebagainya. Berdasarkan survei dan
kajian dari literatur, diketahui bahwa untuk satu ekor sapi dapat menghasilkan 10-11 liter
susu dan dapat dilakukan pemerahan sebanyak dua kali dengan jarak waktu 10-11. Apabila
produktif, sapi dapat diperah sebanyak tiga kali dan dapat menghasilkan susu sebanyak 20
liter. Berikut adalah waktu perencanaan pasokan bahan baku dalam 1 minggu produksi:
Tabel 3. Waktu Perencanaan Pasokan Bahan Baku
Hari
Seni
n
Susu segar
Keterangan :
Selas
Rab
Kami
Juma
Sabt
Minggu
2.1.4 Harga
Penentuan harag atau pricing bahan baku ditentukan oleh komitmen perdagangan dan
tata niaga bahan baku yang digunakan. Pada umumnya, harga susu segar di pasar terbuka
adalah Rp. 5.000/liter. Melalui kontrak kerja (cintract farming), maka agroindustri mendapat
harga susu segar yang lebih murah, yaitu Rp 4.300/liter.
2.2 Sumber Pasokan Bahan Baku
Sumber pasokan bahan baku sus segar yang digunakan agroindusri keju didapatkan
melalui pembelian dari peternak dengan contact farming. Penetapan tata niaga pasokan bahan
baku tersebut disebabkan karena bahan-bahan yang digunakan membutuhkan persayaratan
kualitas yang harus dipenuhi sehingga dihasilkan keju yang berkualitas. Kualitas tersebut
bervariasi yang dipengaruhi oleh input pertanian. Bahan baku yang sesuai dengan persyaratan
kualitas lebih efisien dan efektif apabila dilakukan dengan cara tersebut daripada
memproduksi sendiri, karena dapat meminimalisir kerugian ketika bahan baku tidak sesuai
dengan persyaratan. Selain itu, pasokan bahan baku dengan memproduksi sendiri dinilai
kurang prospek karena membutuhkan dana untuk penanganan peternakan yang cukup besar.
3.1.
Estimasi Permintaan
Estimasi permintaan merupakan kegiatan memperkirakan jumlah permintaan konsumen
terhadap barang atau jasa dimasa yang akan datang berdasarkan data atau keadaan masa lalu
dan saat ini (Shenifa, 2011). Penentuan estimasi permintaan konsumen dapat digunakan
beberapa metode, antara lain:
a. Customer Survey adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan
persepsi para pelanggan dengan cara wawancara secara langsung atau memberikan
questioner yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Kelemahan dari metode ini,
antara lain: biaya relative mahal (besar), dan hasil survey tidak realistic karena
konsumen tidak memberkan jawaban yang akurat (ditutupi kekurangan mereka).
b. Metode Observasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui perilaku
konsumen /pelanggan dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh salesman
(ditugaskan oleh manager perusahaan). Kelemahan dari metode ini adalah hasil dari
sering kali tidak memberikan gamabarn yang objektif dari konsumen, tapi gambaran
justru subyektif dari salesman.
c. Metode Market Experiment adalah suatu cara untuk membuat estimasi permintaan
dengan malakukan uji coba dapa segmen pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan
dengan memberikan perlakukan tertentu terhadap factor factor yang mempengaruhi
permintaan (Shenifa, 2011).
Metode estimasi permintaan diatas merupakan beberapa metode estimasi yang bersifat
kualitatif direktif, artinya metode yang mengunakan data yang secara langsung diperoleh dari
konsumen untuk mengestimasi permintaan mendatang dengan mengunakan analisis secara
kualitatif. Selain ketiga metode di atas, metode peramalan permintaan dapat juga
menggunakan metode rasio rantai. Metode rasio rantai adalah metode yang menghitung
permintaan efektif dengan cara membagi dalam komponen-komponen yang lebih kecil dari
suatu mata rantai urutan dari variable yang berpengaruh terhadap produk yang bersangkutan
(Firdaus, 2015).
Tingkat permintaan keju di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dari tingginya nilai impor keju yaitu dari tahun 2002 sebesar 4.062 ton
keju sampai tahun 2011 mencapai 11.800 ton keju. Tentunya, pendirian pabrik keju sangat
realistis untuk dilaksanakan. Pabrik keju dengan bahan baku susu sapi ini akan didirikan di
Boyolali. Pabrik ini dirancang dengan kapasitas 3.091.200 kg keju/hari dan beroperasi selama
300 hari dalam setahun.
Dalam peramalan permintaan produk, keju perusahaan ini menggunakan metode rasio
rantai (chain ratio method), yaitu mengalikan angka dasar dengan beberapa prosentase
penyesuaian. Perusahaan keju mengestimasikan peramalan permintaan sebagai berikut:
Peramalan permintaan
= Jumlah penduduk x pendapatan perkapita x pengeluaran untuk makanan x % pengeluaran keju
3.2.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan
untuk mencapai tujuan (Basu dan Irawan, 1990). Strategi pemasaran merupakan pendekatan
pokok yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah diterapkan
terlebih dahulu. Di dalamnya tercantum keputusan pokok mengenai target pasar yang
diperlukan (Kotler, 1991).
Penentuan strategi pemasaran industri keju dapat dilakukan oleh manajer pemasaran dengan
membuat tiga macam keputusan, yaitu :
Konsumen Manakah Yang Dituju
Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya ditujukan kepada konsumen
tertentu saja, dan bukanya masyarakat secara keseluruhan. Konsumen yang dituju
merupakan individu-individu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan
memuaskan.
Menentukan Keinginan
Strategi pemasaran yang efektif memerlukan suatu pengetahuan tentang keinginan
konsumen yang ditujukan terhadap manfaat barang.
Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, stuktur harga, kegiatan promosi
3.3.
Bauran Pemasaran
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran konsumen yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi). Adapun penempatan marketing mix perusahaan keju adalah sebagai
berikut:
Marketing Mix
1. Product (Produk)
Product Variety adalah Keju cheedar.
a. Quality :
Terbuat dari susu dengan mutu baik
Variasi rasa khas Inggris
Keju harus disimpan dalam pendingin untuk mempertahankan mutunya.
b. Features :
Sangat ideal digunakan sebagai toping keju makanan
Sumber protein hewani
Aman dikonsumsi dan tidak mengandung pengawet.
c. Services :
Sangat terbuka apabila ada saran dan kritik dari konsumen
d. Design:
Mempunyai desain kemasan yang simple dan menarik. Dalam kemasan tertera
label, merk, logo produk, tanggal produksi dan kadaluwarsa, nomor daftar produk,
tempat produksi, jenis rasa dan logo halal.
2. Price (Harga)
Harga keju per kemasan ditentukan berdasarkan biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Makanan dari olahan keju dijual dengan kisaran harga Rp 26.000,00 dengan berat 800 gram
sehingga sangat terjangkau bagi masyarakat. Harga jual keju yang masih relatif tinggi
menyebabkan konsumsi di pasar domestik masih sangat terbatas pada segmen berpenghasilan
tinggi. Sedangkan processed cheese telah mengembangkan bisnis ecerannya pada segmen
menengah ke atas.
Keju masih merupakan produk niche dan kinerjanya belum mencapai level layaknya
produk turunan susu lainnya. Namun prospeknya masih menjanjikan akibat meningkatnya
westernisasi industri foodservice dan didukung oleh perusahaan multinasional Kraft Foods
Inc. Sedangkan konsumsi keju diperkirakan akan tetap stabil karena basis yang masih
terbatas pada orang-orang kaya, orang Indonesia dengan gaya western dan para ekspatriat di
Indonesia. Sekarang banyak variasi penggunaan keju untuk menarik minat basis pelanggan,
ada yang dalam bentuk lembaran untuk sandwich fillings, ada bentuk cheese sticks sangat
menarik anak-anak, dan banyak lagi variasi. Tentu saja ini mengakibatkan variasi standard
harga jualnya.
3. Promotion (Promosi)
Promosi dapat dilakukan dengan cara:
a Advertising (Periklanan)
Cara penyajian iklan melalui :
Media massa elektronik agar iklan yang akan disampaikan menarik target sasaran.
Media sosial Membuat acount fanpage pada beberapa media sosial seperti
facebook, twitter, instagram, dll. Membuat halaman website, yang memuat
informasi penting.
Media cetak dapat dilakukan promosi pada majalah makanan.
dan
mampu
meningkatkan
kepercayaan
konsumen
sehingga
indomart).
Location: Tempat produksi terletak kawasan yang memenuhi standar industri. Seperti
3.4.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan pendirian agroindustri keju di Boyolali layak, disebabkan karena
permintaan keju yang cukup tinggi Selain itu, pada aspek pasokan bahan baku cukup baik
dan menjamin keberlangsungan proses produksi. Aspek pemasaran yang baik dapat
meningkatkan minat masyarakat terhadap keju dari agroindustri yang didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Dharmmesta, B.S. 1999. Saluran Pemasaran: Konsep dan Strategi Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Firdaus,
A.
2015.
Metode
Pengukuran
dan
Peramalan
Permintaan.
http://www.academia.edu/5307998/METODE_PENGUKURAN_DAN_PERAMALAN
_PERMINTAAN
Kotler Philip. 1994. Marketing. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Shefina. 2011. Estimasi Permintaan. https://shenifa.wordpress.com/2011/12/09/estimasipermintaan/