Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BRIKET KERANG
(Kemiri dan Tempurung Gorontalo)
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan Oleh :
Yusniawati Kai 614412006 Angkatan 2012 (Ketua)
Novalia Ali 614412007 Angkatan 2012 (Anggota 1)
Vindy Vebrirama Hidayat 614412009 Angkatan 2012 (Anggota 2)
Waldi Sadarudin 614412015 Angkatan 2012 (Anggota 3)
Suroro 614413025 Angkatan 2013 (Anggota 3)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO
2

2015
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
RINGKASAN ...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Alasan yang Mendasari ....................................................... 1
1.3 Urgensi/Keutamaan ............................................................ 2
1.4 Proses Identifikasi Peluang ................................................. 2
1.5 Persoalan Masyarakat Usaha ............................................... 2
1.6 Kelayakan Usaha ................................................................ 2
1.7 Masalah Prioritas ................................................................ 2
1.8 Luaran yang Diharapkan ..................................................... 3
1.9 Manfaat yang Diharapkan ................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umum Lingkungan ................................................ 4
2.2 Potensi Sumberdaya ........................................................... 4
2.3 Peluang Pasar ..................................................................... 4
2.4 Analisis Ekonomi Usaha ..................................................... 5
2.5 Gambaran Profit ................................................................. 7
2.6 Peluang Keberlanjutan ........................................................ 7
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi/Waktu ..................................................................... 6
3.2 Materi/Alat ......................................................................... 6
3.3 Teknik/Cara Pelaksanaan .................................................... 6
3.4 Tahapan Pekerjaan .............................................................. 7
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya .................................................................. 8
4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................. 8
Lampiran ............................................................................................... 9

iii
4

RINGKASAN

Briket adalah sebuah produk yang dihasilkan dari campuran antara arang
pembakaran, tepung tapioka, dan air. Produk Briket sendiri dibuat sebagai salah
satu bahan alternatif pengganti minyak tanah. Umumnya briket digunakan sebagai
bahan bakar kompor briket maupun sebagai bara untuk memanggang bahan
makanan. Saat ini briket poduksi dalam negeri mulai merambah pasar
internasional karena pasar internasional sendiri mengakui kualitas briket dari
indonesia. Olehnya untuk merespond permintaan pasar lokal maupun
internasional mendorong kami untuk menciptakan sebuah produk briket yang
diharapkan mampu bersaing dan memenuhi pasar lokal maupun internasional.
Kami menamai produk kami dengan nama BRIKET KERANG (Kemiri dan
Tempurung Gorontalo), Briket Kerang merupakan perpaduan antara arang hasil
pembakaran kulit kemiri dan tempurung/ batok kelapa yang dihaluskan dan
kemudian dicampur dengan takaran tertentu dengan serbuk kayu, tepung tapioka
dan air.
Kata Kunci : Briket, kemiri, tempurung

i
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat indonesia akan bahan bakar minyak akhir-akhir ini
semakin tinggi. Hal ini juga diperparah dengan semakin meningkatnya harga
bahan bakar minyak dari waktu ke waktu. Olehnya dengan menciptakan energi
dari bahan bakar alternatif dinilai menjadi salah satu solusi mengurangi
penggunaan bahan bakar minyak. Salah satu energi alternatif pengganti bahan
bakar minyak adalah briket arang. Produk ini merupakan salah satu bahan bakar
alternatif yang terbuat dari campuran arang dan bahan-bahan lainnya yang
kemudian dicetak menjadi bentuk balok maupun silinder.
Bagi masyarakat indonesia sendiri briket bukanlah produk baru, banyak
masyarakat indonesia terutama bagi industri rumahan yang ada di pulau Jawa.
Briket merupakan salah satu produk pengembangan dari industri rumahan arang
tempurung. Di indonesia briket arang digunakan sebagai bahan bakar dari kompor
briket yang telah didesain sedemikian rupa. Selain itu, briket arang juga umumnya
digunakan sebagai bahan bakar memanggang ikan dibeberapa usaha rumah
makan.
Di Gorontalo khususnya briket arang masih kurang dikenal oleh masyarakat
gorontalo. Umumnya masyarakat Gorontalo masih menggunakan arang
tempurung maupun arang kulit kemiri sebagai bahan bakar memanggang ikan
maupun daging. Hal ini mendorong kami untuk mencoba menciptakan sebuah
produk baru yang dikembangkan dari arang tempurung/batok kelapa maupun
arang kulit kemiri menjadi briket. Briket mempunyai kelebihan yaitu, waktu
pembakaran yang cukup lama, aroma kemiri yang dapat mempengaruhi aroma
masakan enjadi lebih enak, hasil dan panas yang dihasilkan lebih rata dan stabil.
Selain kelebihan dari segi kegunaan, merubah arang menjadi briket dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari arang itu sendiri.
Briket kerang diharapkan mampu bersaing dengan beberapa produk briket
lain dari rumah produksi briket di indonesia sebagai salah satu briket terlaris di
indonesia maupun di pasar internasional. Karena hingga saat ini produk rumahan
maupun industri briket disejumlah daerah di indonesia, belum ada yang
memproduksi briket berbahan dasar campuran arang kulit kemiri dan arang
tempurung/ batok kelapa.

1.2 Alasan yang Mendasari


Semakin tingginya permintaan pasar nasional maupun pasar internasional
untuk produk briket. Sementara industri briket di Gorontalo belum pernah ada.
Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan banyaknya bahan dasar pembuatan
briket di Gorontalo. Hal ini mendorong penulis untuk berwirausaha di bidang
6
2

produksi Briket Arang, dan menjadi satu-satunya rumah produksi briket arang di
Provinsi Gorontalo.

1.3 Urgensi/Keutamaan
Briket kerang mempunyai kelebihan yaitu, waktu pembakaran yang cukup
lama, sehingga menghasilkan aroma kemiri yang dapat mempengaruhi aroma
masakan menjadi lebih enak, hasil dan panas yang dihasilkan lebih rata dan stabil.
Selain kelebihan dari segi kegunaan, merubah arang menjadi briket dapat
meningkatkan nilai ekonomis dari arang itu sendiri.

1.4 Proses Identifikasi Peluang


Di Gorontalo khususnya briket arang masih kurang dikenal oleh masyarakat
gorontalo. Umumnya masyarakat gorontalo masih menggunakan arang tempurung
maupun arang kulit kemiri sebagai bahan bakar memanggang ikan maupun
daging. Hal ini mendorong kami untuk mencoba menciptakan sebuah produk baru
yang dikembangkan dari arang tempurung/batok kelapa maupun arang kulit
kemiri menjadi briket.

1.5 Persoalan Masyarakat Usaha


Ketersediaan bahan baku kelapa/batok kelapa dan kulit kemiri di Gorontalo
dapat dikatakan cukup melimpah. Namun sebagian besar masyarakat hanya
mengolah bagian dagingnya saja untuk dijadikan kopra, minyak, dan santan untuk
keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung
kelapa belum begitu dimanfaatkan. Untuk kulit kemiri hanya digunakan sebagai
bahan bakar pengganti biasa tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal jika masyarakat
memiliki pengetahuan yang cukup dalam pengelolaan limbah batok
kelapa/tempurung kelapa dan kulit kemiri menjadi briket tentunya akan
menambah penghasilan bagi mereka sendiri mengingat saat ini banyaknya
permintaan akan briket di beberpa daerah di Indonesia.

1.6 Kelayakan Usaha


Usaha ini bergerak dibidang produksi pembuatan pengganti bahan bakar
alternatif dengan memanfaatkan limbah kelapa yaitu batok kelapa dan kulit kemiri
yang diolah menjadi briket kerang (kemiri dan tempurung Gorontalo). Mengingat
usaha ini belum ada di Gorontalo dan semakin banyaknya permintaan di beberapa
daerah akan produk ini, maka usaha ini layak untuk dilakukan dan dikembangkan.

1.7 Masalah Prioritas


Mengingat saat ini bahan bakar yang semakin mahal dan ketersediaannya
yang semakin hari semakin berkurang ditambah lagi akan permintaan masyarakat
3

yang semakin tinggi terhadap jumlah bahan bakar merupakan salah satu masalah
yang menjadi prioritas. Dengan adanya usaha ini diharapkan dapat menghasilkan
bahan bakar alternatif yang efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat di Gorontalo.

1.8 Luaran yang Diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan yaitu akan tercipta suatu produk bahan
bakar alternatif Briket Kerang (Kemiri dan Tempurung Gorontalo) yang lebih
efisien dan terjangkau bagi masyarakat Gorontalo. Terwujudnya keterampilan
berwirausaha bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat memberikan kontribusi
nyata untuk mengurangi pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui
usaha produksi Briket Kerang (Briket Kemiri dan Tempurung Gorontalo), karena
selain melakukan kegiatan produksi kami menargetkan dapat membina kelompok-
kelompok wirausaha bagi masyarakat tani Gorontalo untuk ikut berwirausaha
briket kerang.

1.9 Manfaat yang Diharapkan


1. Akan tercipta suatu produk hasil inovasi yang berkualitas tinggi dengan
pengolahan yang sangat mudah .
2. Akan dihasilkan produk yang dapat meningkatkan nilai ekonomi dari
bahan dasarnya.
3. Dapat mendukung program pemerintah untuk mengurangi
pengangguran serta mampu meningkatkan wirausaha yang ada di Kota
Gorontalo.
4. Merespon kebijakan pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan
bakar minyak
8
4

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan


Provinsi Gorontalo adalah salah satu daerah di pulau Sulawesi yang
memiliki luas wilayah perkebunan cukup luas terutama lahan perkebunan untuk
komoditas kelapa. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo mencatat, luas lahan
perkebunan kelapa di tahun 2014 mencapai 66.800 Hektar yang tersebar di 5
Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Gorontalo. Bahkan dengan luas lahan sebesar
itu Provinsi Gorontalo memiliki capaian produksi panen kelapa sebanyak 63.386
ton pada tahun 2013 kemarin, (Sumber: BPS 2014 Provinsi Gorontalo). Hal ini
tentunya sangat membuka peluang bagi para pelaku usaha dalam mengembangkan
wirausahanya dibidang pemanfaatan hasil perkebunan kelapa. Selain itu, di
Provinsi Gorontalo hingga tahun 2015 ini masih banyak pelaku usaha yang
kurang melirik potensi pengembangan bisnis dari hasil perkebunan kelapa selain
pemanfaatan buah kelapa untuk dipasok ke beberapa pabrik minyak goreng yang
ada di beberapa wilayah di pulau Sulawesi. Olehnya peluang ini menjadi salah
satu potensi besar untuk melahirkan ide baru dalam pemanfaatan limbah hasil
perkebunan kelapa untuk dimanfaatkan menjadi sebuah produk unggulan yang
bernilai ekonomis tinggi dan kurang memiliki saingan pelaku usaha sejenis, serta
memanfaatkan peluang permintaan pasar akan energi alternatif yang cukup tinggi
di wilayah Provinsi Gorontalo maupun luar Provinsi Gorontalo.

2.2 Potensi Sumberdaya


Potensi sumberdaya yang dimiliki Gorontalo untuk produksi briket kerang
cukup besar. Namun, hingga saat ini sumberdaya yang ada tak mampu
dimanfaatkan diolah menjadi produk yang siap eksport. Utamanya potensi bahan
bau arang briket. Tidak ada kriteria mutu khusus untuk arang tempurung dan kulit
kemiri yang akan dijadikan bahan baku utama pembuatan briket.
Potensi ketersediaan bahan baku arang tempurung dan kulit kemiri untuk
pembuatan briket kerang di provinsi Gorontalo cukup melimpah. Hal ini dapat
dilihat dari total produksi kelapa yang semakin meningkat setiap tahun mencapai
63.386 ton/ha serta luasnya tanaman kemiri di Provinsi Gorontalo yang mencapai
12.897 ha dengan produktivitas 1.110 kg/ha
(http://balittro.litbang.pertanian.go.id).

2.3 Peluang Pasar


Usaha pembuatan briket arang masih kurang dikenal oleh masyarakat
Gorontalo. Umumnya masyarakat Gorontalo masih menggunakan arang
tempurung maupun arang kulit kemiri sebagai bahan bakar memanggang ikan
5

maupun daging. Hal ini mendorong kami untuk mencoba menciptakan sebuah
produk baru yang dikembangkan dari arang tempurung/batok kelapa maupun
arang kulit kemiri menjadi briket.

2.4 Analisis Ekonomi Usaha


Harga produk yang ditawarkan Rp. 8.500 untuk kemasan plastik dengan
berat 1 kg. Dengan produksi dalam skala kecil kami menargetkan produksi bisa
mencapai 250 kg dalam satu minggu. Jadi dalam 1 bulan kami menargetkan
produksi bisa mencapai 1000 kilogram.

2.5 Gambaran Profit


Produksi briket kerang (kemiri dan tempurung Gorontalo) akan diproduksi
sebanyak 250 kg tiap. Sehingga per bulannya produksi sekitar 1.000 kg. gambaran
profit yang akan diperoleh selama proses produksi yaitu :
Jumlah penerimaan hasil penjualan briket kerang selama sebulan sebesar
Rp. 8.500.000 yang didiperoleh melalui perhitungan sebagai berikut :
TR = Q x P Ket :
= 350 x Rp. 5.000 TR = Penerimaan
= Rp 1.750.000 Q = Quantity/Jumlah
P = Harga

Sehingga total pendapatan yang akan dperoleh yaitu :


Pendapatan = TR – TC Ket :
= Rp. 8.500.000 – Rp. 7.113.750 TR = Penerimaan
= Rp. 1.386.250 TC = Biaya total

Jadi produksi sebulan 1000 kilogram dengan harga Rp. 8.500, maka
penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 8.500.000,- . Dari laba kotor biaya untuk
produksi yaitu Rp. 7.113.750, maka laba bersih (profit) yang didapatkan sebesar :
Rp. 1.386.250,- untuk satu kali produksi.

2.6 Peluang Keberlanjutan


Suatu usaha yang akan dijalankan tentunya memiliki pencapaian hasil atau
target yang berbeda sesuai dengan tujuan usaha tersebut. Hal itu sangat penting
untuk melihat sejauh mana perkembangan usaha apakah memiliki kemajuan
dengan keuntungan yang maksimal atau mengalami kerugian, sehingga
keberlanjutan dari suatu usaha dapat diketahui.
Berdasarkan hasil analisis ekonomi usaha Briket Kerang, total pendapatan
lebih besar dibandingkan dengan total biaya produksi yang dibutuhkan. Sehingga
usaha ini tentunya memiliki prospek yang layak untuk dikembangkan.
610

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi/Waktu
Lokasi usaha yang dipilih yaitu didaerah pinggiran kota Gorontalo yang
terletak di sebuah lahan di Desa Bulotalangi Timur Kecamatan Bulotalangi
Kabupaten Bone Bolango. Tempat ini dianggap sangat strategis untuk dijadikan
sebagai tempat produksi. Sebagian besar masyarakat di desa ini membudidayakan
tanaman kelapa dalam mencukupi kehidupan sehari-harinya, sehingga lebih
mudah dalam memperoleh bahan baku produksi pembuatan briket kerang. Karena
terletak di daerah pinggiran kota dan berada agak jauh dari pemukiman penduduk
maka limbah dari produksi briket kerang ini berupa asap tidak akan mengganggu
kehidupan masyarakat setempat.

3.2 Materi/Alat
Bahan :
 Tempurung/batok kelapa
 Kulit kemiri
 Tepung tapioka
 Serbuk kayu
Alat :
 Mesin penghalus
 Pembuatan lubang pembakaran
 Pembuatan tempat pembakaran
 Loyang stainless
 Pipa paralon 2 meter
 Kemasan plastik
 Timbangan digital

3.3 Teknik/Cara Pelaksanaan


Briket kerang (kemiri dan tempurung Gorontalo) akan diproduksi dalam
skala kecil sebanyak 250 kg per minggu dalam bentuk kemasan plastik berat 1 kg.
Tehnik pembuatan briket yang akan dilakukan yaitu dengan melalui proses
persediaan bahan dan alat-alat penunjang, proses pembakaran, penghalusan,
pencampuran bahan adonan briket yaitu tempurung kelapa dan kulit kemiri dan
terakhir penjemuran yang memafaatkan energi dari sinar matahari. Untuk
pengawasan kualitas dititikberatkan pada proses pembakaran, karena dapat
mempengaruhi lamanya pembakaran dan meratanya suhu panas yang dihasilkan
oleh briket saat pemanggangan.
7

3.4 Tahapan Pekerjaan


Metode pelaksanaan dalam program ini adalah :
Produksi dilakukan di salah satu rumah mahasiswa, yang berlokasi di Desa
Bulotalangi, Kabupaten Bone Bolango. Dengan rencana produksi 1000 kg dalam
sebulan.

1. Prosedur Kerja

Tempurung kelapa Kulit kemiri

- Memotong kecil-kecil. - dibakar.


- Memasukkan ke dalam wadah
- Dihaluskan
pembakaran.
- dibakar. - Diayak
- Dihaluskan, diayak

- Arang tempurung halus di campur dengan arang kulit kemiri,


tepung tapioka, serbuk kayu dengan persentase masing-
masing 50%, 30%, 10%, 5%, 5%.
- Dicetak berbentuk silinder dengan menggunakan pipa
paralon dengan diameter 2 cm.
- Dijemur dibawah panas matahari selama 1-2 hari.

- Dilakukan final check dan uji coba kualitas produk kualitas


12
8

BAB IV
BIAYA DAN DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Dalam memproduksi briket kerang rekapitulasi dari seluruh biaya yang
diperlukan selama proses produksi yaitu sebesar Rp. 7.113.750 dengan total
pendapatan sebesar Rp. 8.500.000 maka keuntungan yang akan diperoleh
sebanyak Rp. 1.386.250 untuk satu kali produksi. Adapun rinciannya sebagai
berikut :

REKAPITULASI BIAYA
Peralatan penunjang Rp. 3.110.000
Bahan habis pakai Rp. 2.703.750
Perjalanan Rp. 500.000
Lain (sekretariat dan sewa tempat) Rp. 800.000
TOTAL BIAYA Rp.7.113.750

4.2 Jadwal Kegiatan


Usaha ini direncanakan akan dilaksanakan selama 4 bulan. Adapun rincian
kegiatan yang akan dilkakukan sebagai berikut :

Bulan Ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Analisis Pasar
Persiapan Alat dan
2.
Bahan
3. Pelaksanaan Program
4. Evaluasi Kerja
5. Pelaporan
14
16
18
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1 Peralatan Penunjang
a.Mesin penghalus arang 1bh 1 x Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
b.Pembuatan lubang pembakaran 1 bh 1 x Rp 500.000 Rp 500.000
c.Pembuatan tempat pembakaran 1 bh 1 x Rp 750.000 Rp 500.000
d.Loyang stainless 5 buah 5 x Rp 10.000 Rp 50.000
e.Pipa paralon 2 meter 2 x Rp 30.000 Rp 60.000
f.Kmsn Plastik 1000 bh 1000 x Rp 100 Rp 100.000
h.Timbangan Digital 1 bh 1 x Rp 150.000 Rp 150.000
TOTAL Rp 3.110.000
2 Biaya Bahan Habis Pakai
a. Tempurung/Batok kelapa 2500 x Rp 600 Rp 1.500.000
b.Kulit kemiri 1400 x Rp 500 Rp 700.000
c. Tepung tapioca 200 x Rp 5.000 Rp 500.000
d.Serbuk kayu 10 x Rp 750 Rp 3.750
TOTAL Rp 2.703.750
3 Perjalanan
Transportasi pembelian bahan baku dan pemasaran Rp 500.000
TOTAL Rp 500.000
4 Lain-lain
Sekretariat :
a.Penyusunan Proposal Rp 50.000
b.Pembuatan Leaflet dan Label kemasan Rp 250.000
Sewa Tempat :
Sewa tempat untuk pemakaian listrik dan air Rp 500.000
TOTAL Rp 800.000
20

Rekapitulasi
1. Peralatan penunjang Rp 3.110.000
2. Biaya bahan habis pakai Rp 2.703.750
3. Perjalanan Rp 500.000
4. Lain-lain Rp 800.000
TOTAL Rp 7.113.750

Lampiran 3. Struktur Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Uraian
No Nama/Nim Waktu
Studi Ilmu Tugas
(jam/minggu)
Mengawasi
dan mengatur
1 Yusniawati Kai Agribisnis Pertanian jalannya
proses
produksi
Membuat
2 Novalia Ali Agribisnis Pertanian laporan
keungan
Meninjau dan
Vindy
menyediakan
3 Vebrirama Agribsnis Pertanian
bahan baku
Hidayat
produksi
Melakukan
Waldi proses
4 Agribisnis Pertanian
Sadarudin pembuatan
briket
Melakukan
proses
5 Suroto Agribisnis Pertanian
pembuatan
briket

Anda mungkin juga menyukai