PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Secara umum, pengertian dari perusahaan multinasional (MNC) adalah perusahaan yang
berusaha di banyak Negara, dan biasanya sangat besar. Perusahaan multinasional biasanya
memiliki kantor-kantor, cabang atau pabrik di banyak Negara, dan biasanya memiliki satu kantor
pusat dimana mereka dapat mengkoordinasi manajemen pemasaran secara global. Pengaruh dari
perusahaan multinasional pun biasanya cukup besar bagi ekonomi dan politik Internasional.
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation ialah badan usaha yang
memiliki, mengendalikan, dan atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar di
sejumlah Negara (Salvatore,1995). Dari definisi tersebut paling tidak dapat dibayangkan bahwa
perusahaan multinasional adalah perusahaan yang berskala besar, memiliki gross profit yang luar
biasa, serta seringkali melibatkan manajemen yang kompleks. Pada kenyataannya, memang
secara keseluruhan perusahaan multinasional menguasai lebih dari 20% output dunia dan nilai
transaksi perdagangannya mencapai lebih dari 25% dari keseluruhan transaksi perusahaan
manufaktur dunia. Jadi, pentingnya keberadaan perusahaan multinasional bukan hanya karena
besarnya perusahaan mereka, namun lebih karena keberadaannya. Perusahaan multinasional juga
disebut sebagai non-actor state atau actor non-negara yang keberadaannya dianggap dapat
berdampak banyak bagi suatu Negara.
Prof. John Dunning, memberikan beberapa kriteria membedakan Perusahaan
Multinasional atas empat bentuk, yaitu:
1. Multinational Producting Enterprise (MPE), yakni perusahaan yang memiliki dan mengontrol
berbagai fasilitas produksi lebih dari satu negara.
2. Multinational Trade Enterprise (MTE), yaitu semata-mata bergerak dalam bidang perdagangan
dengan menjual barang yang diproduksi di dalam negeri, langsung kepada badan usaha atau
orang di negeri lain.
3. Multinational Internationally Owned Enterprise (MOE).
4. Mutinational (Financial) Controlled Enterprise (MCE); sebagaimana MOE, MCE yang diawasi
oleh lebih dari satu negara.
Kaitannya perusahaan multinasional dengan perekonomian dunia, menurut kaum
kapitalis neoliberal ialah mengenai pemenuhan kebutuhan modal yang besar, sehingga dikatakan
bahwa Negara berkembang harus melakukan liberalisasi pasar modal agar akses terhadap modal
dan sumber daya lainnya menjadi lebih terbuka dan bebas (Maulana, 2010:28).
Kehadiran anak perusahaan bagi negara cabang banyak memberikan keuntungan
untuk negara tersebut diantaranya pemberian pajak untuk perusahaan tersebut yang cukup
besar.Tidak hanya itu, dengan adanya suatu anak perusahaan dinegara lain, berarti sedikit
membantu membuka peluang kerja bagi penduduk yang belum kerja dinegara tersebut.
Motif Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional memiliki tiga dasar motif utama dalam pendirian dan
perkembangan perusahaan tersebut. Motif-motif tersebut ialah sebagai berikut:
1. Motif Mencari Bahan Baku (Raw Material Seeker)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya dalam rangka mencari bahan baku dan menjual
produknya ke luar negeri.
2. Motif Mencari Pasar (Market Seeker)
Setelah terpenuhinya pasar dalam negara tersebut (pasar domestik), perusahaan multinasional
berusaha mencari pasar-pasar baru untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat memperluas
jangkauan pemasaran barang tersebut.
3. Motif Meminimumkan Biaya (Cost Minimizer)
Perusahaan multinasional memperluas usahanya (go international) karena ingin memanfaatkan
keunggulan yang dimiliki oleh negara lain dan memperoleh beberapa keringanan. Keringanan
tersebut dapat berupa pembebasan pajak, melakukan transfer price, memperoleh biaya tenaga
kerja yang murah, meminimumkan biaya investasi, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah
dengan syarat ringan, menghindari adanya batasan kuota, dan pelayanan purna jual cepat.
Perusahaan multinasional tersebut dapat saja menggunakan transfer pricing yang lebih
rendah dari arm’s length price untuk tujuan mengefisienkan beban pajaknya atau menggunakan
harga yang lebih tinggi dari arm’s length price untuk tujuan tertentu. Apabila terjadi transaksi
yang menyimpang dari arm’s length price, apakah harga lebih tinggi atau rendah, hal ini
dianggap sebagai usaha untuk menggeser laba perusahaan dari satu grup ke grup lainnya dan hal
ini berarti pula bahwa pajak yang terutang di kedua grup yang terlibat tersebut akan mengalami
perubahan.
Dilihat dari segi kepentingan perusahaan multinasional, dalam rangka mengorganisir
transaksi antar unit dalam grupnya, memang masalah transfer pricing merupakan masalah yang
harus dipertimbangkannya, dengan catatan bahwa penyesuaian harga sebenarnya dengan harga
pasaran bebas dalam rangka menentukan penghasilan kena pajak yang wajar tidak perlu
memperhatikan kewajiban-kewajiban berdasarkan perjanjian yang ada yang harus dipenuhi oleh
negara yang bersangkutan untuk memenuhi harga-harga atau maksud-maksud tertentu dari
negara yang bersangkutan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.
Banyak permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan multinasional dalam
perencanaan perpajakannya yang berbeda dengan yurisdiksi pajaknya. Solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah perusahaan multinasional memecah-mecah penghasilan dan biaya
yang dialokasikan di berbagai yurisdiksi untuk menghindari adanya pajak berganda, melalui
perjanjian penghindaran pajak berganda. Penghindaran pajak berganda dapat dihindari dengan:
1) penghasilan yang dikenakan sebaiknya hanya satu negara saja; 2) perhitungan untuk kredit
pajak dapat dilakukan dengan pajak yang terutang. Pajak berganda dapat dikurangi dengan
banyak berbagai cara melalui kredit pajak (tax credit), perjanjian perpajakan (tax treaties), surga
pajak (tax havens), pengecualian pajak (tax exemption) dan prinsip penangguhan (the deferral
principle). Dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Kredit Pajak, wajib pajak yang dapat
mengurangi jumlah pajak terutangnya yang di luar negeri dari jumlah pajak yang berdasarkan
penghitungan peraturan pajak domestik. Pengurangan yang sifatnya langsung dari jumlah pajak
terutang, sehingga mengurangi pajak berganda; (2) Perjanjian Perpajakan, mengatur tentang
penghasilan dari antar negara yang dikenakan pajak atau tidak dikenakan pajak oleh otoritas
negara dari pengahsilan yang diperoleh atau tidak diperoleh; (3) Surga Pajak, suatu negara
yang penghasilannya rendah atau tidak ada pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh.
Kebanyakan perusahaan multinasional yang mempunyai investasi atau transfer pengahasilan
yang rendah menggunakan negara tax havens untuk menggeser penghasilannya dari negara yang
tarif pajaknya tinggi ke negara tax havens melalui transfer pricing; (4) Pengecualian Pajak,
perusahaan tertentu yang tidak perlu membayar pajak penghasilan dari penghasilan yang
diperolehnya; (5) Prinsip Penangguhan, penundaan pajak penghasilan bagi perusahaan induk
yang mempunyai penghasilan di luar negeri, sampai perusahaan induk tersebut diterima.
Permasalah yang perlu diantisipasi bukan hanya pajak berganda, tetapi juga pajak
internasional yang perlu diperhatikan karena berdampak pada keputusan manajemen, dimana
investasi yang dilakukan, produk yang dipasarkan, bentuk usaha yang baik untuk komersial dan
fiskal, lintas valas yang ketat atau pengembalian hasil keuntungan setelah pajak, cara
pembiayaannya, termasuk masalah tentang transfer pricing.
PMN sendiri juga memberikan dampak positif dan negatif kepada setiap negara. Dampak
positifnya antara lain:
peranannya dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat
investasi yang ditargetkan dengan jumlah aktual “tabungan domestik” yang dapat
dimobilisasikan.
dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta
secara financial dalam kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah
negara-negara berkembang berharap bahwa mereka tidak hanya akan menyediakan
sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja kepada negara-negara miskin
yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi mereka juga menyediakan suatu
“paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses pembangunan secara kesel
uruhan, termasuk juga pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan
kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti dapat dimanifestasikan dan diajarkan
kepada pengusaha- pengusaha domestik.
perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer lokal agar
mengetahui strategi dalam rangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri,
mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan
pemasaran sampai ke tingkat internasional.
perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu saja
dinilai sangat maju dan maju oleh negara berkembang mengenai proses produksi
sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada negara-negara
dunia ketiga.