internasional : yang perlu diketahui para manajer mengenai bidang- bidang internasional, agar dapat berlaku di dalam negeri yang jelas ialah ada perbedaan dalam politik, legislative, social, kebudayaan, dan ekonomi. Perbedaan-perbedaan atau variabel ini mungkin akan bersifat sebagai kendala, sehingga membatasi pilihan manajer dan organisasinya. Akan tetapi perbedaan tersebut dapat pula memberikan kesempatan- kesempatan. Manajemen Internasional mengimplikasikan perluasan proses manajemen itu sendiri di luar batas nasional. Dalam lingkungan internasional, fungsi dasar manajemen selain tetap memiliki sifat esensialnya, juga bertambah sifat kompleknya. Disamping membuat rencana, mengambil keputusan, memimpin, mengorganisasi dan melakukan pengendalian, para manajer harus menghadapi juga situasi baru yang berlainan yang merupakan ciri-ciri perspektif kebudayaan, bangsa- bangsa, pemerintah, serikat buruh dan faktor-faktor lainnya dalam area global itu. Comparative Management, area yang berhubungan dengan ini ialah praktek- praktek manajerial dalam berbagai lingkungan kebudayaan dianalisis. Tujuannya ialah : untuk memperoleh pengertian tentang alasan-alasan yang mungkin dapat menjelaskan diperolehnya hasil-hasil yang beraneka-ragam dan tentang hubungan antara situasi-situasi yang istimewa dengan kesudahannya. Umpamanya, David Granick telah mempelajari nilai-nilai manajerial dan karakteristik organisasi- organisasi di AS, Inggris, Perancis, dan Uni Sovyet. Ia ingin meninjau perbedaan perilaku manajerial dalam menyesuaikan diri pada perubahan-perubahan yang mungkin dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas yang berbeda-beda. Kesimpulan pokok Granick, yang terutama memusatkan perhatiannya terhadap para manajer Inggris dan Prancis ialah, bahwa perusahaan-perusahaan Inggris secara relative kuat dalam manajemen pada tingkat rendahan dan menengah, sedangkan manajemen puncak tampaknya kurang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang disesuaikan dengan keadaan, di Prancis, manajemen puncak lebih berkemampuan untuk mengambil keputusan guna memperbaiki produktivitas. BIsnis Internasional kadang-kadang dipergunakan secara tumpang-tindih dengan manajemen internasional. Bisnis Internasional adalah : istilah yang lebih luas dan komprehensif daripada dua istilah lainnya, yakni Manajemen Internasional, dan Perdagangan Internasional. Richard Robinson mengemukakan, bahwa para ahli ekonomi internasional dan politikus cenderung untuk menganggap bisnis internasional sebagai subdivisi dari “ekonomi internasional” Ia berpendapat bahwa difinisi yang lebih tepat akan menganggap bisnis internasional sebagai bagian dari area hubungan Perdagangan Internasional (Internasional Trade). Bisnis Internasional mengingatkan orang kepada perdagangan internasional. Arus barang dan jasa antara satu Negara ke Negara lain membentuk perdagangan internasional. Bukan hanya barang-barang, akan tetapi juga proses perindustrian, modal, orang- orang dan keahlian bergerak diantara Negara-negara. Dalam perspektif histories persaingan untuk merebut pasaran dunia telah membantu atau secara langsung menimbulkan peperangan. Sekalipun kita sekarang menggunakan istilah “proteksionisme” daripada “merkantilisme” (isme/paham yang mengutamakan perdagangan) jika kita berbicara tentang hasrat nasionalistis untuk mengembangkan perdagangan nasional yang menguntungkan, namun kompetisi antara bangsa-bangsa sampai sekarang masih terus berlangsung. Teori tentang keuntungan komparatif menyatakan, bahwa dalam perdagangan internasional, Negara yang produksinya lebih efisien, secara relative berada dalam kedudukan yang beruntung. Manajer yang berusaha memahami prinsip- prinsip perdagangan internasional menganggap teori Heckscher Ohlin bermanfaat. Teori ini menyatakan bahwa yang paling menguntungkan bagi suatu Negara ialah jika mengekpor produk-produk yang paling banyak menggunakan sumber-sumber yang melimpah- ruah di Negara itu sendiri. Sebaliknya Negara hanya mengimpor barang-barang yang jika diproduksi di dalam negeri akan mengkonsumsi sumber-dayanya yang paling langka. Jika sebuah perusahaan berusaha agar produknya lebih baik di produksi di luar negeri daripada mengekspornya, maka organisasi tersebut akan berkenalan dengan tingkat kompleksitas yang baru. Jika umpamanya tarif yang tinggi merintangi impor ke negeri itu, maka para manajer harus memutuskan mana diantara beberapa kemungkinan yang cocok baginya : 1.Melisensikan produk itu (atau jasa), sehingga para produsen setempat dapat memproduksinya di dalam negeri dengan membayar royaltis kepada perusahaan yang memiliki patennya. 2.Membentuk usaha patungan (joint venture) dengan kelompok atau perusahaan setempat untuk memproduksi produk itu secara local. 3.Mengirim bagian-bagian dan merakit produk akhir di pabrik atau cabangnya yang berada di luar negeri. Keberhasilan manajer dalam memilih salah satu dari ketiga alternative ini ditentukan oleh pengetahuannya tentang lingkungan setempat. Peranan perseroan multinasional (the role of the multinational corporation – MNC) Perseroan multinasional terdiri dari perusahaan afiliasi yang berpangkalan di beberapa Negara lain Perusahaan afiliasi ini secara khas dihubungkan dengan tali pemilikan bersama, bersumber pada pool bersama pula seperti uang dan kredit, informasi dan system, merek dagang dan paten serta memberi tanggapan terhadap strategi yang bersama juga. Perusahaan semacam ini menguasai bagian yang besar dalam produksi dan perdagangan dunia. Perusahaan tersebut bergerak secara besar- besaran dalam aktivitas seperti produksi, perminyakan, perbankan, pertambangan, pertanian, dan jasa-jasa umum. Akan tetapi perusahaan tersebut tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan Barat yang besar saja, perusaaan di Negara-negara berkembang seperti Brasil dan India misalnya telah mengembangkan jaringan transnasional di bidang produksi seperti mengembangkan jaringan transnasional di bidang produksi seperti pemrosesan bahan pangan dan tekstil. Kecondongan dalam Perdagangan Dunia (Trend in World Trade). Perkembangan MNC biasanya dimulai dengan ekspor ke sejumlah Negara disusul kemudian dengan usaha untuk mendirikan beberapa perwakilannya yang lebih permanent di berbagai Negara tuan rumah. MNC yang sudah berkembang penuh mulai mempertimbangkan dalam arti global semua fungsinya yang terpenting : strategi dan implementasi strateginya itu di bidang produksi, pemasaran, sumberdaya manusia, perencanaan keuangan dan operasi. Dalam pertumbuhan MNC terdapat aspek- aspek yang menguntungkan, maupun yang merugikan. Tuduhan yang seringkali ditujukan terhadap MNC ialah bahwa kongsi-kongsi ini dalam mengejar laba tidak memperdulikan kepentingan Negara tuan rumah, sehingga dengan demikian seringkali bertentangan dengan politik nasional Negara yang bersangkutan. Para Manajer MNC dalam menghadapi kecaman- kecaman itu mengatakan, bahwa mereka telah berusaha untuk berperilaku sebagai warga kongsi yang baik dan mentaati hukum serta peraturan-peraturan bea-cukai Negara-negara, dimana mereka beroperasi. Pandangan yang lebih positif menganggap MNC mempunyai hubungan simbolis dengan tuan rumah. Manajer dalam Arena Internasional Apakah pengelolaan di arena internasional berbeda dengan pengelolaan perusahaan yang murni bersifat dalam negeri? Richard N. Farmer berpendapat bahwa dalam banyak segi, hal itu tidaklah demikian : Manajer yang baik di mana saja dapat melaksanakan manajemen yang paling efektif. Dalam meninjau kegiatan-kegiatan para manajer di lingkungan multinasional, maupun apa yang diberitakan tentang aktivitas mereka, dapat diketahui bahwa manajemen internasional adalah kira-kira sama dengan manajemen dalam negeri. Dalam perusahaan internasional maupun perusahaan local terdapat juga manajemen operasi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan semua fungsi manajerial lainnya. Juga terdapat kegiatan-kegiatan organisasi yang biasa seperti perencanaan, pengendalian, penempatan pegawai (Staffing) dan pengarahan. Meskipun jelas bahwa perilaku individu dan kelompok berbeda sekali dalam lingkungan kebudayaan yang berlainan, namun jenis pekerjaan sosiologis dan psikologis yang sama dapat dilakukan di mana-mana. Mengorganisasi Kegiatan Internasional (Organizing for International Operation). Sebuah perusahaan mulai dapat melibatkan diri dari dalam perdagangan internasional dengan mengekpor beberapa jenis produknya. Pada tahap ini, manajernya akan berusaha mengembangkan beberapa pasaran luar negeri, manajer ekspor terutama akan berfungsi sebagai pembantu wakil direktur urusan pemasaran. Jika garis produk perusahaan meluas dan pasaran ekspor meningkat, maka tanggungjawab manajer ekspor bertambah dan ia harus dapat berhubungan langsung dengan mereka yang bertanggungjawab atas tiap-tiap jenis produk atau aktivitas. Perluasan lebih lanjut memerlukan pembentukan divisi internasional yang anggota-anggotanya terdiri dari para ahli pemasaran, dan produksi. Akhirnya jika kegiatan di bidang perdagangan itu sudah mencapai tingkat yang maju sekali, maka cabang-cabang produksi dan distribusi perusahaan tersebar di seluruh dunia dan organisasi tersebut mempunyai struktur regional. Masalah yang mungkin Akan Dihadapi Para Manajer (Problem Managers May Face). Daftar di bawah ini menguraikan perbedaan-perbedaan penting antara kebudayaan yang mempengaruhi praktek manajemen transnasional dan para manajer biasanya belum siap menghadapinya. Sikap pandangan kebudayaan terhadap factor-faktor waktu, uang, dan produktivitas. Kurang pendidikan dan keahlian, terutama di bidang teknik, dalam angkatan kerja. Kelangkaan atau perbedaan dalam standar, bahan baku, suku cadang, perlengkapan dan fasilitas. Stereotip dari peranan jenis kelamin dan penyimpangan lainnya. Sikap bermusuhan atau iklim politik yang tidak stabil. Fluktuasi dalam perekonomian internasional. Perbedaan ketat antara tingkat manajerial dan antara manajer dan karyawan. Sistem hukum yang asing. Standard dan prosedur yang komplek untuk mengukur produktivitas dan prestasi kerja. Kualitas dan Keahlian Yang Perlu Dimiliki oleh Manajer Internasional (Qualities and Skill Desirable for an International Manager) Kualitas dan keahlian manajerial pribadi seorang manajer, yang menghasilkan manajemen yang baik pada organisasi dalam negeri ternyata bermanfaat untuk diterapkan di Negara manapun di dunia. Akan tetapi di samping masalah khusus yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan transnasional, manajer perlu memiliki kualitas istimewa, agar dapat melaksanakan tugasnya seefektif mungkin. Yang paling utama ialah Kepekaannya terhadap kebudayaan dan pedoman hidup (way of life) rakyat Negara tuan rumah. Ketegasan terhadap manusianya umumnya dan tentunya menyukai pergaulan dengan orang- orang akan membantu memperlancar pelaksanaan tugas ini. Diantara keahlian yang harus dimiliki oleh manajer internasional agar Negara tuan rumah, atau setidak-tidaknya tertarik untuk mempelajarinya. Pengetahuan tentang sejarah dan bangsa Negara tuan rumah penting juga, demikian pula kondisi yang khas dari tenaga kerja di Negara itu. Akhirnya,sikap fleksibel, kemampuan untuk menyesuaikan diri dan kesabaran manajer diperlukan, juga kemauan umum untuk belajar, mendengarkan dan mencoba gagasan baru hendaknya dimiliki oleh manajer. Sekalipun MNC mendapat kecaman- kecaman yang pedas, namun yang penting dalam hal ini ialah, bahwa dalam usahanya untuk mencapai industrialisasi, banyak Negara berkembang di dunia menginginkan teknologi dan pengetahuan, termasuk pengetahuan manajerial, tetapi kekurangan modal untuk membeli kedua-duanya. MNC adalah perusahaan-perusahaan tersebar di dunia yang dapat menyediakan komoditi-komoditi ini dan oleh karenanya terus diterima oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia. Manajemen internasional dan bisnis transnasional dewasa ini merupakan kekuatan-kekuatan integrative utama dalam masalah dunia, yang mendorong komunikasi antar Negara dan penduduknya serta menciptakan barang- barang dan jasa-jasa untuk pasaran- pasaran yang makin meluas.