Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK

STRATEGI INTERNASIONAL

Disusun Oleh:

Kelompok 19

Reisya Tiara Putri 1611011037

Elvira Maulika 1611011043

Raesa Olta Frashella 1611011049

Flora Ananda Rizky 1611011059

Nadya Rana Hanum 1611011067

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan Tugas
Makalah yang berjudul “Strategi Internasional” ini tepat sesuai dengan waktu yang
telah disepakati.

Dalam makalah ini, penulis mencoba memaparkan materi dengan seefektif


mungkin, agar tidak menyulitkan para pembaca dalam memahami isi materi. Penulis
sangat berharap, agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terkhusus bagi penulis sendiri.

Namun demikian, penulis juga sangat menyadari bahwa makalah ini, masih
begitu jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu semata-mata
hanyalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, penulis sangat terbuka dan sangat
menghargai bagi para pembaca yang berkenan memberikan kritik maupun saran yang
membangun, guna penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih, kepada pihak-pihak yang


telah berkenan memberikan bantuannya, demi penyelesaian makalah ini.

Bandar Lampung, 27 April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Going International merupakan sebuah strategi dimana perusahaan akan


mengekspansi bisnis ke rancah luar negeri, yang mana berarti akan banyak hal yang
harus diupayakan. Misalnya, perusahaan harus berupaya mamahami sitem politik,
sistem ekonomi, sistem moneter, sistem administrasi negara, sistem hukum dan
perundang undangan, sistem pendidikan, tata krama sosial, budaya nasional, dan
bahkan topografi setempat karena kesemuanya itu pasti berdampak pada pengelolaan
bisnis. Globalisasi suatu perusahaan telah mengubah secara mendasar praktik-praktik
manajemen sumber daya manusia.

Situasi perusahaan yang beroperasi secara global, misalnya disamping


memepersiapkan situasi dan kondisi lain dari yang biasa dihadapi dinegara asalnya,
perusahaan tersebut juga harus memperhitungkan situasi ketenagakerjaan di negara
tempat perusahaan akan beroperasi. Seluruh proses manajemen sumber daya manusia
harus memperhitungkan kedua sisi tersebut. Bahkan sesungguhnya, bukan hanya
dalam manajemen sumber daya manusia yang menjadi kepentingan induk perusahaan
dan berbagai unsur-unsur lokal yang harus diperhitungkan melainkan semua segi dan
fungsi perusahaan. Dengan kata lain, manajemen internasional dihadapkan kepada
banyak bentuk, jenis, dan intensitas tantangan, dan peluang dalam menjalankan roda
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja peluang (opportunities) bagi aktivitas internasional?

2. Apa saja tantangan (threats) bagi aktivitas internasional?

3. Mengapa alasan perusahaan beroperasi secara internasional?

4. Bagaimana proses perumusan strategi perusahaan?

5. Bagaimana langkah-langkah strategi internasional?


1.3 Tujuan Penulisan:

1. Untuk mengetahui peluang (opportunities) bagi aktivitas internasional

2. Untuk mengetahui tantangan (threats) bagi aktivitas internasional

3. Untuk mengetahui alasan perusahaan beroperasi secara internasional

4. Untuk mengetahui proses perumusan strategi perusahaan

5. Untuk mengetahui langkah-langkah strategi internasional


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peluang (Opportunities) Bagi Aktivitas Internasional

Pertama, kita harus mengaku bahwa dunia ekonomi tidak hanya berciri dari
yang mampu atau tidak mampu. Ada negara-negara yang kaya-sumber seperti dalam
blok OPEC dan banyak bagian Afrika. Ada beberapa negara yang kaya-tenaga kerja
yang berkembang dengan cepat, seperti Hong Kong, Singapura, Korea, Meksiko,
Brazil, dan Taiwan. Ini adalah negara-negara yang berprestasi lebih baik daripada
negara lainnya yang memiliki banyak tenaga kerja tetapi kurang berkembang. Ada
pula negara kaya pasar, seperti Eropa, Brasil,Meksioko, Philipina, dan banyak negara
Amerika Latin.

Peluang lain dapat melibatkan pertimbangan ekonomi seperti keringanan


pajak yang lebih mneguntungkan apabila beroperasi pada daerah “bebas bea”.
Sumber peluang lain meliputi kesempatan mengamankan dana dari investor
internasional yang berkeyakinan bahwa kondisinya baik untuk menginvestasikan
dana di negara tersebut.

Perusahaan menjadi multinasional apabila tampak bahwa mereka dapat


mencapai tujuan dalam penjualan tingkat tinggi, laba yang lebih tinggi, biaya yang
lebih rendah, dan kepuasan karyawan. Akan tetapi, menjadi multinasional merupakan
keputusan yang rumit. Strategi multinasional dapat menyulitkan struktur perusahaan
dan hubungan antar-eksekutif puncak, dimana pertimbangan-pertimbangan mengenai
hal itu akan membawa kita pada pembahasan mengenai ancaman dari lingkungan
internasional (jauch dan William, 1988: 134).

2.2 Tantangan (Threats) Bagi Aktivitas Internasional

Ancaman utama bagi perusahaan-perusahaan di dunia tampaknya datang dari


pesaing internasional. Mereka yang memiliki keunggulan sumber daya alam dan
tenaga kerja sudah mulai menggunakannya (Jauch & William, 1988:137). Para
manajer internasional dituntut untuk meningkatkan kemampuannya menggunakan
pendekatan contingency dalam mengemudikan roda organisasi yang dipimpinnya.
Pendekatan demikian mutlak perlu karena mereka dihadapkan kepada tiga jenis
lingkungan yang tidak dihadapi oleh para manajer yang hanya bergerak secara lokal.
Ketiga jenis lingkungan tersebut adalah:
1. Lingkungan Global

Dalam berbagai segi kehidupan, manusia dihadapkan pada globalisme.


Disenangi atau tidak, siap atau tidak, globalisme sudah merupakan kenyataan hidup.
Bagi kalangan bisnis, aspek-aspek globalisme yang harus dikenali dan diperhitungkan
itu menyangkut tiga aspek, yaitu kecenderungan-kecenderungan dan kekuatan global,
persaingan global, dan interdependensi antara perusahaan multinasional dengan tuan
rumah.

Terlepas dari besaran organisasi bisnis dan sifat kegiatannya, tidak dapat
disangkal bahwa di masa depan para manajer akan makin banyak berhubungan secara
internasional, baik dalam rangka penugasannya di luar negeri maupun di dalam
negeri dengan interaksi yang makin sering dengan organisasi niaga di negara lain.

Keberhasilan seorang manajer internasional ditentukan oleh pemahamannya


tentang sumber daya manusia, tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan
lingkungan yang dihadapinya. Kecenderungan-kecenderungan global dan keukuatan
yang mempengaruhinya bersifat multifaset dan multidimensional, seperti dimensi
politik, ekonomi, dan teknologi yang saling mempengaruhi satu sama lain.

2. Lingkungan Tuan Rumah

Para manajer internasional juga menghadapi berbagai tantangan dalam


interaksinya dengan lingkungan tuan rumah dimana mereka bergerak, berusaha, dan
beroperasi. Berbagai tantangan tersebut diantaranya:

a. Faktor Politik sebagai Tantangan

Faktor politik ini yakni apabila seorang manajer internasional ditempatkan di


negara yang kondisi stabilitas politik sedang labil (diguncang oleh pergolakan
politik). Sedangkan pada umumnya, seorang manajer internasional mungkin sudah
terbiasa dengan good governance dan orientasi pelayanan aparatur pemerintahan di
negara asalnya, tetapi kesulitan menghadapi poor governance dengan orientasi
kekuasaan birokrasi pemerintahan di negara mereka ditempatkan.

Seandainya para manajer internasional tersebut ditempatkan di negara yang


menikmati stabilitas politik dengan pemerintahan yang demokratis sekalipun, mereka
tetap menghadapi tantangan karena situasi yang dihadapinya pasti berbeda
dibandingkan dengan negara asal mereka.
b. Faktor Ekonomi sebagai Tantangan

Mungkin dapat dikatakan bahwa tantangan yang cukup berat untuk dihadapi
oleh para manajer internasional terletak di bidang ekonomi. Dikatakan demikian
karena menjadi manajer dalam dunia bisnis yang bentuk konkretnya adalah
menghasilkan dan memasarkan barang dan jasa berarti bergerak di bidang ekonomi.
Aspek-aspek ekonomi yang perlu dicermati antara lain adalah:

1. Iklim yang tidak selalu kondusif bagi pengembangan usaha di negara dimana
mereka mau bergerak;

2. Kebijakan ekonomi naasional yang sering restriktif;

3. Banyaknya jumlah penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan absolut;

4. Luasnya daerah pemukiman yang kumuh;

5. Kondisi kesehatan dan mutu gizi yang rendah;

6. Daya beli masyarakat rendah;

7. Tingginya tingkat pengangguran, baik yang terbuka maupun yang terselubung;

8. Tingkat keterampilan rendah akibatnya produktivitas juga rendah;

9. Tingkat inflasi yang tinggi;

10. Tingkat suku bunga tinggi;

11. Penguasaan yang sangat besar oleh pemerintah atas kehidupan perekonomian
negara

12. Utang negara- pemerintah dan swasta yang sangat besar

c. Tantangan di Bidang Teknologi

Para manajer internasional sudah terbiasa menerapkan teknologi terkini di


negara asal perusahaan yang mereka pimpin. Kenyataan demikian bermula dari
strategi manajemen bisnis yang bersifat padat modal (capital intensive).padahal di
negara-negara yang sedang berkembang, penggunaan teknologi canggih sangat
mungkin merupakan hal baru. Tenaga kerja lokal belum tentu memiliki keterampilan
untuk menggunakan teknologi canggih itu. Disamping itu, karena berbagai masalah
ekonomi yang dihadapinya, strategi manajemen bisnis sering harus didasarkan pada
pendekatan padat karya (labor intensive).
Penerapan teknologi canggih dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas organisasi. Akan tetapi di sisi lain, penerapan yang dimaksud akan
berakibat pada pengurangan jumlah tenaga kerja yang diperlukan karena banyak
kegiatan yang tadinya diselenggarakan secara manual dan oleh karenanya
memerlukan banyak pekerja cukup ditangani oleh jumlah pekerja yang sedikit.

d. Pemahaman Budaya Nasional sebagai Tantangan

Dapat dinyatakan secara aksiomatis bahwa setiap masyarakat bangsa


mempunyai budaya nasional sendiri yang bersifat khas dan budaya nasional itulah
yang menjadi salah satu sumber penciptaan dan pemeliharaan budaya organisasi.

Pemahaman budaya nasional oleh para manajer internasional mutlak perlu karena:

 Implikasi yang sangat luas dalam menciptakan, menumbuhkan dan


memelihara budaya organisasi.
 Para manajer internasional harus terhindar dari kebiasaan menjatuhkan vonis
yang mengatakan bahwa suatu budaya nasional tertentu baik atau tidak baik
dengan menggunakan takaran yang berlaku di negara asalnya sebab baik
buruknya suatu budaya dimaksud oleh masyarakat yang menganutnya.
 Pemahaman demikian akan membantu para manajer tersebut untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dituntut oleh lingkungan tempat
mereka bergerak. Dengan demikian interaksinya dengan masyarakat sekitar
akan berjalan dengan mulus.

e. Persaingan Lokal sebagai Tantangan

Perusahaan yang dipimpin oleh para manajer internasional memang memiliki


berbagai bentuk keunggulan dibanding dengan pengusaha lokal terutama pengusaha
kecil dan menengah. Misalnya, keunggulan kompetitif, dalam arti produk dihasilkan
secara efisien atau mutu produk yang mungkin sudah terkenal di seluruh dunia,
kemahiran di bidang manajemen, proses produksi dengan menggunakan teknologi
canggih dan keunggula global. Akan tetapi, mereka menghadapi persaingan dengan
para pengusaha lokal yang memiliki modal bersaing, seperti:

 Pengenalan pasar lokal


 Memahami kebiasaan dan preferensi konsumen
 Kemampuan menekan harga karena proses produksi yang lebih sederhana
 Upah karyawan yang lebih rendah
 Mutu produk yang meskipun tidak terlalu tinggi tetapi masih dalam batas-
batas yang akseptabel bagi para konsumen
 Solidaritas sisoal para konsumen dengan para pengusaha lokal tersebut yang
mungkin sudah dikenal lama, mungkin bertetangga di daerah pemukiman,
atau mungkin ada pertalian darah
 Perolehan bahan mentah atau bahan baku yang lebih murah
 Menghadapi persaingan berdasarkan pendekatan zero sum game, yang
meskipun menurut prinsip-prinsip etika bisnis tidak seharusnya terjadi tetapi
tidak jarang diterapkan oleh para pengusaha lokal.

f. Interdependensi antara Cabang Perusahaan dengan Kantor Pusat

Sangat penting bagi para manajer internasional yang ditugaskan memimpin


cabang perusahaan untuk menyadari bahwa ssaling ketergantungan antara cabang
perusahaan dengan organisasi induknya perlu diciptakan, dikembangkan, dan
dipertahankan. Dikatakan demikian karena pada akhirnya keberhasilan cabang-
cabang perusahaan akan merupakan tolok ukur keberhasilan perusahaan sebagai
keseluruhan. Kriteria interdependensi dimaksud antara lain adalah:

1. Dukungan kantor pusat seperti penyediaan tenaga manajerial yang handal

2. Dukungan finansial untuk kepentingan investasi dan penelitian

3. Dukungan teknologi untuk kepentingan peningkatan produktivitas organisasi

4. Dukungan tenaga ahli untuk membantu tenaga kerja lokal

5. Kemampuan cabang perusahaan untuk bersaing di pasar lokal

6. Keberhasilan meraih sesuai target perusahaan

7. Pemeliharaan citra positif perusahaan secara global

8. Pemanfaatan para manajer yang berhasil untuk dipercayai menduduki jabatan


manajerial yang lebih tinggi.

3. Lingkungan Operasional

a. Fungsi-fungsi Manajerial dan Perlakuan Bawahan sebagai Tantangan

Fungsi-fungsi manajerial yang dimaksud diantaranya perencanaan,


pengorganisasian, penggerakan sumber daya manusia, dan pengendalian atau
pengawasan. Yang menjadi tantangan bagi para manajer internasional antara lain
dapat berupa pengaruh kebiasaan, lingkungan dan persepsi para bawahan mereka.
b. Ketentuan-ketentuan Normatif

Sebagai “warga negara korporasi” yang baik, suatu organisasi bisnis mutlak
perlu menaati berbagai ketentuan-ketentuan normatif yang berlaku di lingkungan
lokal dalam berbagai bentuk seperti peraturan perundang-undangan yang diterbitkan
oleh pemerintah pusat yang berarti berlaku secara nasional maupun yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah setempat. Termasuk juga ketentuan-ketentuan yang berlaku
di masyarakat seperti adat istiadat, ketentuan agama dan lain-lain.

c. Budaya Organisasi

Budaya organisasi bersumber dari budaya nasional. Meskipun demikian,


organisasi mempunyai budaya sendiri karena setiap organisasi memiliki kepribadian
sendiri yang membedakannya dengan organisasi yang lain. Itu sebabnya setiap
organisasi perlu memiliki apa yang disebut sebagai budaya inti (core culture) yang
berfungsi sebagai:

1. Penentu batas-batas berperilaku dalam organisasi

2. Alat menumbuhkan sense of belonging yang tinggi

3. Dasar membuat komitmen demi keberhasilan organisasi

4. Instrumen memelihara stabilitas organisasional

5. Pengganti mekanisme pengendalian yang koersif.

Dalam kaitan ini terdapat dua tantangan yang dihadapi oleh para manajer
internasional. Pertama, semacam dilema bahwa budaya organisasi harus cukup kuat
sehingga kelima fungsi diatas terselenggara dengan baik. Kedua, unsur-unsur budaya
organisasi mana yang menonjol, apakah budaya organisasi induk perusahaan atau
budaya yang sudah disesuaikan dengan tuntutan budaya nasional. Kuncinya terletak
pada kemampuan para manajer internasional untuk menjalankan roda organisasi
dengan gaya manajemen yang situasional, kondisional, temporal, dan spasial.

d. Keterampilan Tenaga Kerja Lokal

Bukan rahasia lagi bahwa secara umum tingkat pendidikan tenaga kerja di
negara-negara yang sedang berkembang masih relatif rendah dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan pun tidak tersedia banyak. Situasi demikianlah yang
mereka bawa ke tempat kerja masing-masing. Pada gilirannya situasi demikian
mengakibatkan tingkat produktivitas mereka tidak setinggi yang diharapkan oleh para
manajer internasional. Dalam kaitan ini memang harus ditekankan pentingnya
peningkatan mutu pendidikan secara nasional di negara yang bersangkutan.

e. Tanggung Jawab Sosial (corporate social responsibility)

Jika berbicara tentang tanggung jawab sosial suatu perusahaan multinasional


yang dimotori oleh para manajernya, ide pokok yang menonjol adalah kepedulian
perusahaan tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Kepedulian tersebut bisa tampak
dalam berbagai bentuk berikut.

1. Menghindari sikap eksklusivisme

2. Kesediaan menyediakan fasillitas umum dan fasilitas sosial

3. Pemberian bantuan kepada warga yang ditimpa musibah

4. Mempekerjakan tenaga kerja yang tersedia di sekitar perusahaan

5. Membeli bahan mentah dan bahan baku dari pemasok setempat

6. Memberikan beasiswa kepada anak-anak karyawan yang berprestasi

7. Tidak mencemari lingkungan sekitar

8. Daur ulang bahan-bahan yang akan dibuang oleh perusahaan.

Dari contoh-contoh diatas, kiranya terlihat dengan jelas bahwa hubungan


perusahaan dengan lingkungan sekitarnya akan harmonis apabila perusahaan ikhlas
dan bersedia menunaikan berbagai kewajiban sosialnya.

f. Masalah Etika sebagai Tantangan

Masalah etika merupakan suatu hal yang tidak terlalu sulit untuk
membahasnya. Kesulitan baru timbul dalam implementasinya. Hal ini karena ada
kalanya timbul pandangan di masyarakat bahwa suatu tindakan tidak terpuji namun
dilakukan oleh banyak orang, seolah-olah menjadi suatu tindakan yang dibenarkan.
Yang jelas adalah bahwa pelanggaran terhadap norma-norma moral dan etika harus
dihindari terlepas dari merajalelanya tindakan itu di lingkungan tempat perusahaan
beroperasi (Siagian, 2006. 16-28)
2.3 Alasan Perusahaan Beroperasi secara Internasional

Agar mampu menyelenggarakan fungsi dan memainkan peranannya dengan


berhasil, para manajer internasional mutlak untuk memahami tentang berbagai alasan
mengapa perusahaan tempatnya berkarya mengambil keputusan untuk beroperasi
pada skala global. Pemahaman ini penting karena alasan yang digunakan mungkin
berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Meskipun demikian, berbagai alasan
tersebut dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu tanggapan yang bersifat
reaktif dan tanggapan yang bersifat proaktif. (Siagian, 2006. 145-149)

1. Tanggapan yang bersifat reaktif

· Mengenai Persaingan Internasional

Persaingan merupakan alasan yang paling sering digunakan untuk beroperasi


pada skala hlobal. Dalam bidang apa pun perusahaan bergerak, pasti terdapat
keinginan untuk unggul secara kompetitif terhdap perusahaan-perusahaan lain yang
menghasilkan dan memasarkan produk sejenis, baik berupa barang maupun jasa.
Apabila ada perusahaan yang telah lebih dahulu memasuki pasaran internasional
tertentu, biasanya perusahaan lain tidak akan membiarkan dominasinya sedemikian
kuat, sehingga sulit memasukinya dikemudian hari. Keunggulan kompetitif dari
perusahaan yang lebih dahulu memasuki pasar tertentu, karena konsekuensi
perubahan politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial yang lebih rendah dengan tetap
mempertahankan mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar perusahaan.
Perusahaan-perusahaan baru yang memasuki pasar dimaksud menjadikan perusahaan
yang terlebih dahulu masuk pasar tersebut kehilangan dominasinya.

· Peraturan Perundang-undangan dan Berbagai Pembatasan

Tidak mustahil bagi perusahaan menghadapi peraturan perundang-undangan


yang bersifat msmbatasi oleh pemerintah negara asal perusahaan. Pembatasan yang
legalitis itu dapat berakibat terlalu mahalnya biaya yang harus dipikul oleh
perusahaan. Alasan itulah yang mendorong mereka untuk mencari lingkungan yang
tidak terlalu restriktif (membatasi) secara operasional. Salah satu cara untuk
menghindar dari situasi restriktif ialah dengan bergabung dengan perusahaan sejenis
di negala lain.

· Tuntutan Konsumen

Tidak jarang terjadi bahwa suatu perusahaan memuruskan untuk beroperasi di


luar negeri karena tuntutan para konsumen di samping untuk mengatasi permasalahan
logistik. Yang dimaksud ialah tuntutan para konsumen lokal agar perusahaan
menggunakan pemasok setempat Para konsumen biasanya sudah mengenal pemasok
lokal termasuk yang menyangkut mutu bahan pasokannya. Tuntutan konsumen
tersebut timbul karena adanya keinginan meningkatnya partisipasi perusahaan lokal
dalam kegiatan bisnis perusahaan asing tersebut di samping kebiasaan mereka untuk
menggunakan produk lokal.

2. Tanggapan yang bersifat Proaktif

 Menghasilkan peluang baru yang potensial


 Mengekspansi pasar baru , meluaskan kelangsungan hidup produk
 Sumber daya yang dibutuhkan dapat diberdayakan
 Potensi permintaan produk yang lebih besar

2.4 Proses Perumusan Strategi Perusahaan

Langkah-langkah dalam Perumusan Strategi Internasional

Apabila manajemen puncak suatu perusahaan telah mengambil keputusan


untuk beroperasi secara internasional, langkah-langkah yang pada umumnya diambil
sebagai bagian dari proses perumusan strategi perusahaan terdiri dari:

a. Perumusan misi yang hendak diemban dan sasaran yang ingin dicapai

b. Penilaian kondisi lingkungan

c. Identifikasi sumber-sumber informasi lingkungan

d. Analisis Internal

e. Analisis kondisi persaingan

f. Penentuan berbagai alternatif strategi yang mungkin ditemuh

g. Pemahaman pendekatan untuk mengenali pasar dunia

h. Strategi global yang bersifat integratif

i. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh untuk memasuki wilayah dan pasar


tertentu.

Penentuan alternatif yang bersifat strategis

Langkah berikut dalam proses perencanaan strategis ialah mngkaji dengan


cermat keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif yang dipertimbangkan oleh
perusahaan dengan memperhitungkan dua hal pokok, yaitu tujuan perusahaan dan
kondisi status persaingan dalam industri yang akan dimasuki di kawasan atau negara
baru itu. Dalam mengambil langkah ini perlu ditentukan dua tingkat alternatif, yang
pertamaalternatif yang bersifat global –berlaku bagi perusahaan –perusahaan yang
memang sydah beroperasi secara internasional seperti berbagai perusahaan
multinasional- yang kedua berlaku bagi semua jenis perusahaan terlepas dari tujuan,
ukuran, dan bidang bisnis yang ditekuninya, yaitu strategi masuk ke negara atau
wilayah baru tertentu. Bagi keduanya, sasarannya ialah pengenalan pasar yang
mungkin untuk dimasuki itu.

a. Pengenalan Pasar Global

Upaya mengenali pasar global menjadi sangat krusial (penting) bagi


perusahaan-perusahaan besar. Dengan kata lain, memahami dampak strategi
globalisasi berikut faktor-faktor penyebabnya:

· Kuatnya tekanan persaingan dalam negeri

· Peningkatan daya saing perusahaan di pasaran global

· Perlunya pengintegrasian operasi perusahaan pada tingkat dunia

· Perlunya perlakuan pasar dengan cara identik terlepas dari wilayah atau negara
tempat perusahaan beroperasi

· Pembentukan jaringan hubungan dengan berbagai negara di dunia

· Kemungkinan mentransfer aset perusahaan ke berbagai wilayah atau negara

· Pemanfaatan economies of scale

· Perluasan lokasi kegiatan manufaktur

· Arus uang secara internasional

Perlu dipahami pula bahwa terdapat sejumlah tekanan yang mendorong globalisasi
operasi perusahaan-perusahaan besar, termasuk di antaranya:

· Tumbuhnya perusahaan-perusahaan besar diberbagai bagian dunia, terutama di


negara-negara yang tergolong “Dunia Ketiga” yang pada gilirannya melahirkan blok-
blok perdagangan

· Menurunnya berbagai tarif yang mempermudah perdagangan lintass batas


negara
· Peluang untuk memasuki pasar baru bagi perusahaan

· Ledakan yang terjadi karena teknologi informasi yang sangat mempermudah


koordinasi secara global

· Makin seragamnya selera konsumen diberbagai bagian dunia

Regionalisasi

Makna regionalisai sesungguhnya terletak pada “gaya” mebgelola perusahaan


yang tercermin pada pendekatan “berpikir secara global, tetapi bertindak secara
lokal”. Pendekatan ini penting karena perusahaan harus memperhitungkan:

a. Preferensi konsumen lokal

b. Perbedaan-perbedaan lokal, nasional, dan regional yang mungkin bersifat


mendasar

c. Pemberian subsidi oleh pemerintah setempat kepada industri tertentu

d. Teknologi produksi baru yang memungkinkan perusahaan menghasilkan produk


tertentu dengan biaya lbih rendah

Dengan kata lain, strategi regionalisai memungkinkan perusahaan


memfokuskan perhatian dan usahanya disetiap negara atau wilayah pada hal-hal yang
mendukung keberhasilan perusahaan seperti karakteristik produk yang diinginkan
oleh konsumen setempay, jaringan distribusi, dan dukungan pelanggan dengan
menjadikan mereka sebagai pelanggan yang loyal.

Jelaslah bahwa menentukan strategi tentang penentuan lokasi di mana


perusahaan akan bergerak dalam kontinum globalisasi-regionalisasi ditentukan oleh
sifat industri yang menjadi lahan perusahaan, tipe perusahaan, keunggulan,
kelemahan, dan upaya untuk mengatasinya, bentuk aliansi strategis dengan mitra
kerjanya, serta tuntutan lingkungan tempat perusahaan ingin bergerak. (Siagian, 2006.
149-162)
2.5 Langkah-langkah Strategi Internasional

A. Mengidentifikasi Peluang Internasional: insentif untuk Melakukan Strategi


Internasional

Strategi Internasional adalah penjualan produk di pasar-pasar yang berada di luar


pasar domestik perusahaan (Hill, 2000:8).Salah satu alasan utama diterapkannya
stategi internasional (sebagai lawan dari strategi yang fokus pada pasar domestik)
adalah bahwa pasar internasional menghasilkan peluang baru yang potensial (Vernon,
1996: 190-207).

1. Meningkatnya Ukuran Pasar

Perusahaan dapat memperluas ukuran pasar potensialnya dengan beralih ke


pasar-pasar internasional. Mengikuti strategi internasional adalah pilihan atraktif bagi
perusahaan untuk bersaing di pasar-pasar domestik yang memiliki peluang
pertumbuhan terbatas. Ukuran pasar internasional tertentu juga mempengaruhi
kemampuan sebuah perusahaan untuk melakukan investasi dalam Riset dan
Pengembangan untuk mengambil manfaat dari pasar tersebut. pasa-pasar yang
ukurannya lebih besar biasanya menawarkan laba potensi yang lebih besar, dan
karenanya, pada umumnya kurang beresiko bagi investasi perusahaan. Kebanyakan
perusahaan memilih untuk melakukan investasi lebih banyak di negara-negara yang
memiliki pengetahuan ilmiah dan berpotensi menghasilkan produk-produk dan
proses-proses baru dari Riset dan Pengembangan mereka. Namun demikian, ukuran
pasar dan kekuatan pasar perusahaan tidak menjamin kesuksesan (Hitt, 2000: 10-11).

2. Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)

Pasar-pasar skala besar yang disediakan oleh ekspansi internasional ini


semakin menarik bagi banyak industri, karena mereka memperluas peluang untuk
mendapatkan kembali investasi modal pengeluaran riset dan pengembangan skala
besar (Shan & Song, 1997: 267-284).Namun demikian, harus diingat juga bahwa
alasan utama melakukan investasi dalam pasar-pasar internasional adalah untuk
memproduksi tingkat pengembalian investasi yang terbaik. Jadi, mengharapkan
keuntungan dari investasi mencerminkan determinan utama yang membawa
perusahaan ke pasar-pasar internasional (Thomas & Woring, 1999: 729-748).

3. Skala Ekonomi dan Pembelajaran

Ketika perusahaan memperluas pasar-pasar mereka, mereka mungkin mampu


menikmati skala ekonomi, khususnya dalam operasi manufaktur. Jadi, sejauh
perusahaan mampu menstandarisasi produk-produknnya di seluruh negara yang
menjadi pasar sasarannya, dan menggunakan fasilitas produksi yang serupa atau
sama, yang berarti mengkoordinasikan sember daya penting, maka perusahaan-
perusahaan itu memiliki peluang untuk mencapai skala ekonomi yang lebih optimal
(Venables, 1995: 296-300).

4. Keunggulan Lokasi

Perusahaan dapat menempatkan fasilitas di negara-negara lain untuk


merendahkan biaya dasar barang-barang dan jasa yang disediakan. Misalnya, mereka
mungkin memiliki akses yang lebih mudah ke tenaga kerja, energi dan sumber daya
lainnya dengan biaya lebih rendah. Keunggulan lokasi lainnya antara lain akses ke
perlengkapan yang penting dan ke para pelanggan. Jika sudah memiliki lokasi yang
menarik dan menguntungkan, perusahaan-perusahaan harus mengelola fasilitas-
fasilitas mereka dengan efektif untuk mendapatkan manfaat penuh dari keunggulan
lokasi tersebut.

B. Mendayagunakan Sumber Daya dan Kapabilitas Strategi Internasional

1. Strategi Tingkat Bisnis Internasional

Dalam menerapkan strategi tingkat bisnis internasional, kegiatan operasional


dari negara asal sering kali menjadi sumber keunggulan kompetitif yang paling
penting (Rugman, 1998: 6-9). Sumber daya dan kapabilitas yang dibangun di negara
asal secara berkala memungkinkan perusahaan menerapkan strategi tersebut di dalam
pasar-pasar yang berlokasi di negara lain.

a. Strategi Kepemimpinan Biaya Internasional

b. Strategi Diferensiasi Internasional

c. Strategi Fokus Internasional

2. Strategi Tingkat Perusahaan Internasional

Strategi ini diperlukan ketika perusahaan beroperasi dalam industri majemuk


dan dalam berbagai wilayah atau negara. Strategi ini diarahkan oleh unit kantor pusat
da bukan oleh para manajer bisnis atau negara. Tiga strategi tingkat perusahaan yaitu:

a. Strategi Domestik Majemuk

Strategi domestik majemuk adalah sebuah strategi yang keputusan-keputusan


strategis dan operasinya didesentralisasikan ke unit-unit bisnis strategis di setiap
negara untuk menyesuaikan produk-produk ke pasar lokal.
b. Strategi Global

Strategi Global adalah strategi yang menawarkan produk-produk standar ke


berbagai pasar di negara-negara yang berbeda dan strategi kompetitif ini ditentukan
oleh kantor pusat.

c. Strategi Transnasional

Strategi Transnasional adalah strategi yang bertujuan mencapai efisiensi


global dan daya tanggap lokal.

C. Menggunakan Kompetensi Inti

Strategi Perusahaan untuk Memasuki Pasar Internasional adalah sebagai


berikut:

Tahap pertama menyangkut mengekspor, yaitu menjual barang yang


diproduksi secara domestik di pasar luar negeri. Perusahaan yang berada pada tahap
pertama dari internasionalisasi hanya berhubungan secara pasif dengan individu dan
organisasi di luar negeri (Korth:7). Pada tahap ini mungkin perusahaan memenuhi
permintaan dari luar negeri yang masuk tanpa usaha penjualan yang serius dari
pihaknya. Kontak internasional mungkin ditangani oleh departemen yang sudah ada.
Pihak ketiga, seperti agen dan pialang, seringkali bertindak sebagai perantara untuk
perusahaan dalam tahap internasionalisasi.

Pada tahap kedua, perusahaan langsung menangani minat luar negeri mereka,
walaupun mereka mungkin juga terus menggunakan pihak ketiga. Pada tahap ini,
kebanyakan perusahaan tidak menempatkan karyawan di luar negeri, tetapi karyawan
domestik sering kali bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis.

Tahap ketiga, minat internasional membentuk wajah perusahaan secara


keseluruhan melalui cara yang cukup berpengaruh. Walaupun pada dasarnya masih
domestik, perusahaan mempunyai kendali langsung pada kegiatan impor, ekspor dan
mungkin memproduksi barang dan jasa di luar negeri.

Pada saat inilah manajer menghadapi kemungkinan menetapkan hubungan


kontrak formal dengan manajer dengan negara lain. Mereka dapat menggunakan
lisensi (licensing), yaitu menjual hak untuk memasarkan produk bermerek atau
menggunakan proses yang dipatenkan atau material yang mempunyai hak cipta, atau
mereka dapat menjual franchise, yaitu lisensi tipe khusus, dengan pengaturan ini yang
dijual adalah satu paket termasuk merek dagang, peralatan, material dan pedoman
manajerial.
Pada tahap keempat, perusahaan dapat mendirikan anak perusahaan atau
membeli saham sehingga bisa mengendalikan perusahaan asing yang sudah ada.

Pilihan yang lain adalah usaha patungan (joint venture), yaitu perusahaan
asing dan domestik bersama-sama membiayai pengembangan produk baru atau
membangun fasilitas produksi di negara asing. Sebuah usaha patungan mungkin
adalah satu-satunya cara memasuki negara tertentu yang berdasarka hukum, melarang
orang asing memiliki bisnis.

Howard V. Perlmutter dan David A. Henaan, yang telah mempelajari kerja


sama internasional, mengemukakan bahwa kemitraan strategi global (global strategic
partnership) yang merupakan aliansi yang dibentuk oleh sebuah organisasi dengan
satu atau beberapa negara asing, pada umumnya kearah mengeksploitasi peluang
negara lain dan kearah mengambil posisi pimpinan dalam pasokan atau produksi
(Stoner et al, 1996:144).

D. Variasi Strategi Internasional

1. Pasar Baru

Beberapa perusahaan berusaha membuka pasar baru di negara lain apabila


mereka mengalami pertumbuhan yang lambat di negara sendiri atau pasar domestik
yang dibatasi. Ini merupakan alasan utama bagi Jepang, misalnya untuk mengadakan
ekspansi. Perusahaan harus mengidentifikasi masa kritis dari pertumbuhan Produk
Nasional Bruto (PNB) dan populasi sebelum merambah lebih lanjut alternatif
internasional. Tentu saja, faktor-faktor lain, seperti kegiatan pesaing di pasar,
kemampuan untuk memproduksi secara domestik atau di pasar domestik dan
seterusnya harus diperhitungkan. Bagaimanapun situasinya, perencanaan strategi
yang bijaksana harus menentukan kemampuan perusahaan untuk bersaing secara
efektif.

Beberapa perencana strategi telah membuka sejumlah pasar baru untuk


maksud diversifikasi dan penyebaran risiko. Bila ekonomi domestik merosot,
ekonomi luar negeri yang beroperasi dalam daur yang longgar dapat memberi jala
menstabilkan penjualan dan keuntungan. Sampai “ekonomi global” mulai tumbuh,
barulah strategi itu dapat kehilangan daya tarik.

2. Produk Baru

Perusahaan kadang dapat memperkenalkan produk baru lebih cepat di luar


negeri daripada di dalam negeri. Suatu perusahaan memperkenalkan produk baru di
pasar internasional sebagai upaya untuk bertahan atau untuk menyerang. Untuk
tujuan bertahan, peluncuran produk baru diharapkan dapat membantu perusahaan
bersaing secara efektif. Peluncuran produk baru kadang merupakan jawaban
tantangan dari pesaing. Produk baru juga merupakan alat penyerangan untuk
mengejar pertumbuhan. Ada tiga alasan mengapa peluncuran produk baru itu penting
yaitu : (1) untuk melayani segmen lain yang belum terjamah, (2) untuk memuaskan
kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi oleh produk sebelumnya atau oleh
produk pesaing, dan (3) sebagai bentuk adaptasi untuk segmen pasar tertentu agar
sesuai. Secara umum alasan peluncuran produk baru karena siklus hidup produk.
Produk yang memiliki siklus hidup singkat akan tergantikan oleh produk – produk
baru dari pesaing.

3. Fungsi

Perusahaan dapat mengidentifikasi negara tertentu sebagai kaya energi, kaya


sumber daya, atau kaya tenaga kerja. Setiap kondisi ini dapat menghasilkan
keputusan untuk memproduksi barang di lokasi luar negeri untuk menekan harga
pokok penjualan. Selain itu, perusahaan yang telah mengekspor ke negara tertentu
dapat menemukan bahwa memproduksi bahwa memproduksi ke lokasi itu juga aka
menguntungkan. Proteksi pasar domestik, dapat menjadi alasan untuk melokasikan
fasilitas produksi ke luar negeri. Apabila suatu perusahaan menghadapi impor luar
negeri yang berharga lebih rendah, mereka dapat memindahkan sebagian atau seluruh
fasilitasnya ke sumber pesaingnya untuk memafaatkan biaya tenaga kerja, bahan, dan
energi yang lebih rendah. Persediaan bahan baku atau teknologi dapat menjadi alasan
untuk memilih lokasi fasilitas produksi di luar negeri.

4. Pengganbungan Berurutan

Pergerakan ke arah pasar internasional seringkali bersifat inkremental.


Kebayakan perusahaan memulai dari ekspor. Ini melibatkan investasi dan risiko yang
relatif kecil. Bergantung pada kemampuan internal, perusahaan dapat mengekspor
langsung (internal) atau tak langsung (eksternal). Yaitu perencana strategi dapat
menentapkan seseorang di dalam perusahaan itu untuk menangani fungsi ini untuk
membuka kantor penjualan sendiri di luar negeri. Apabila perusahaan tidak memiliki
keahlian khusus, dapat dicari agen-agen eksportir. Tahap berikut bagi sebuah
perusahaan adalah mengikutsertakan dalam usaha patungan pemasaran dengan
perusahaan setempat yang akan bertindak sebagai agennya. Setelah keberadaan di
luar negeri dicapai, perencana strategi dapat memutuskan untuk memperluas aktivitas
perusahaan (Jauch & William, 1988: 258-260).
E. Hasil Daya Saing Strategis

a. Diversifikasi dan Laba Internasional

Diversifikasi Internasional adalah sttrategi yang digunakan oleh sebuah


perusahaan untuk memperluas penjualan barang-barang dan jasanya ke lintas
perbatasan dari wilayah-wilayah dan negara-negara dunia, ke dalam berbagai lokasi
dan pasar yang secara geografis berbeda. Perusahaan memiliki sejumlah alasan untuk
melakukan diversifikasi secara internasional. Oleh karena potensi keunggulannya,
diversifikasi internasional harus berkaitan secara positif dengan laba perusahaan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa, ketika diversifikasi internasional meningkat,
maka laba perusahaan juga meningkat (Delios & Beamish, 1999: 711-727).

b. Diversifikasi dan Inovasi Internasional

Daya saing suatu bangsa tergantung pada kapasitas industrinya untuk


melakukan inovasi, dan perusahaan akan mencapai keunggulan kompetitif dalam
pasar-pasar internasional melalui inovasi. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif adalah dengan melakukan perbaikan secara
terus-menerus (Luo, 1999: 505-533). Diversifikasi internasional menyediakan potensi
bagi perusahaan untuk mencapai tingkat laba yang lebih besar untuk inovasi mereka
dan karenanya menurunkan tingkat risiko yang substansial dari investasi di bidang
penelitia dan pengembangan. Oleh karena itu, diversifikasi internasional memberikan
insentif bagi perusahaan untuk melakukan inovasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan menghadapi banyak alternatif dalam cara berpartisipasi di pasar


internasional. Mereka yang mempunyai pengalaman dalam pemasaran internasional
menyadari bahwa perlu melakukan pemasaran tanpa memperdulikan pengaturan
penetapan pemasok. Perusahaan yang berikan komitmen pada pemasaran
mempelajari pelanggan di luar negeri akibatnya mempunyai pengetahuan yang amat
mendalam mengenai pasar "luar negeri" yang bukan asing lagi, tetapi merupakan
pasar yang terletak pada lokasi geografi tertentu seperti pasar yang lain. ini
merupakan aplikasi mendasar dari konsep pemasaran. Bila diterapkan, keadaan ini
menghasilkan perumusan strategi pemasaran yang mengintegrasikan unsur produk,
harga, distribusi dan promosi dengan cara tepat, konsisten dengan kekuatan dan
kelemahan perusahaan dan produk di samping kenyataan persaingan.
Perusahaan yang telah mengembangkan strategi pemasaran yang memadai kemudian
akan mampu membuat keputusan mengenai pengaturan penetapan pemasok yang
paling efektif. Rencana penetapan pemasok harus menperhitungkan sumber daya
organisasional, kekuatan dan kelemahan, biaya faktor, biaya transportasi, kondisi
akses pasar dan cara memasukinya, serta penilaian realistis atas resiko politik dan
kondisi saat memasuki pasar masa depan, maupun keamanan investasi. Pilihan
strategi yang memadai adalah kompleks dan selalu melibatkan unsur resiko dan
ketidakpastian.
Suatu perusahaan pada dasarnya berkeinginan untuk menjadi pemimpin atau
leader dalam suatu industri yang berkaitan dengan produk yang dihasilkannya. Untuk
mencapai keinginan tersebut, dalam Abad 21 ini perusahaan harus berpikir secara
global, bukan lagi berkeinginan untuk mengembangkan usaha dalam lingkup
domestik dan berpikir untuk menjadi pemimpin pasar (market leadership). Teknologi
dan globalisasi bisnis telah menciptakan lingkungan persaingan baru abad ini.
Globalisasi dalam bidang ekonomi mempercepat langkah negara-negara yang
sebelumnya tertutup bagi perusahaan-perusahaan asing untuk membuka pasar
mereka. Saat ini, internet memungkinkan komunikasi dan koordinasi yang cepat dan
efektif antara unit-unit dan operasi global. Teknologi ini juga memfasilitasi relasi
bisnis ke bisnis, misalnya antara pemasok dan pelanggan dan meningkatkan
kecepatan di mana dengannya inovasi tersebar di seluruh dunia. Arus globalisasi
mengharuskan seluruh perusahaan di dunia untuk siap melakukan persaingan secara
global.
DAFTAR PUSTAKA

Jauch, Lawrence R. & William F. Glueck. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Stoner, James A.F. et al. 1995. Manajemen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Hill, CWL. 2000. International Business, Competing in the global marketplace 3d ed.
Boston: Irwin/Mcgraw Hill.

Vernon, R. 1996. International Investment and International Trade in the product


cycle, Quarterly journal of Economics.

Korth. International Business, Environmental and management. 2nd. Ed.

Hitt, M.A. & R.D. Treland. 2000. The Intersection of enterpreneurship and strategic
management research. In D.L section & H. Landstream (eds). The Blackwell
Handbook of Entrepreneurship. UK. Black publisher, Ltd.

Shan, W. & J. Song. 1997. Foreign Direct Investment and the Sourching of
technological advantage: Evidence from the biotechnology industry, journal of
internatinal business studies, 28.

Siagian, Sondang P. Manajemen Internasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Thomas L.G. & G. Waring.1999. Competing Capitalism: Capital Investment in


America, German, and Japanese firms, strategic Management Journal, 20.

Luo, Y. 1999. Time based exepenence and International expansion: The case of
emerging economy. Journal of Management Studies. 36.

Venables, A. J. 1995. Econimic Integration and The Location of firms, The American
Economic Review. 85.

Rugman, A. 1998. Multinational as Regional flagships, as business goes global, part


1, Financial Time.

Delios, A. & P.W. Beamish. 1999. Geographic Scope, Product Diversivication and
The Corporate Performance of Japanese firms, Strategic Management Journal. 20.

Anda mungkin juga menyukai