STRATEGI INTERNASIONAL
Disusun Oleh:
Kelompok 19
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
segala rahmat serta karunia-Nya, sehingga Penulis mampu menyelesaikan Tugas
Makalah yang berjudul “Strategi Internasional” ini tepat sesuai dengan waktu yang
telah disepakati.
Namun demikian, penulis juga sangat menyadari bahwa makalah ini, masih
begitu jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu semata-mata
hanyalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, penulis sangat terbuka dan sangat
menghargai bagi para pembaca yang berkenan memberikan kritik maupun saran yang
membangun, guna penyempurnaan makalah ini kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pertama, kita harus mengaku bahwa dunia ekonomi tidak hanya berciri dari
yang mampu atau tidak mampu. Ada negara-negara yang kaya-sumber seperti dalam
blok OPEC dan banyak bagian Afrika. Ada beberapa negara yang kaya-tenaga kerja
yang berkembang dengan cepat, seperti Hong Kong, Singapura, Korea, Meksiko,
Brazil, dan Taiwan. Ini adalah negara-negara yang berprestasi lebih baik daripada
negara lainnya yang memiliki banyak tenaga kerja tetapi kurang berkembang. Ada
pula negara kaya pasar, seperti Eropa, Brasil,Meksioko, Philipina, dan banyak negara
Amerika Latin.
Terlepas dari besaran organisasi bisnis dan sifat kegiatannya, tidak dapat
disangkal bahwa di masa depan para manajer akan makin banyak berhubungan secara
internasional, baik dalam rangka penugasannya di luar negeri maupun di dalam
negeri dengan interaksi yang makin sering dengan organisasi niaga di negara lain.
Mungkin dapat dikatakan bahwa tantangan yang cukup berat untuk dihadapi
oleh para manajer internasional terletak di bidang ekonomi. Dikatakan demikian
karena menjadi manajer dalam dunia bisnis yang bentuk konkretnya adalah
menghasilkan dan memasarkan barang dan jasa berarti bergerak di bidang ekonomi.
Aspek-aspek ekonomi yang perlu dicermati antara lain adalah:
1. Iklim yang tidak selalu kondusif bagi pengembangan usaha di negara dimana
mereka mau bergerak;
3. Banyaknya jumlah penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan absolut;
11. Penguasaan yang sangat besar oleh pemerintah atas kehidupan perekonomian
negara
Pemahaman budaya nasional oleh para manajer internasional mutlak perlu karena:
3. Lingkungan Operasional
Sebagai “warga negara korporasi” yang baik, suatu organisasi bisnis mutlak
perlu menaati berbagai ketentuan-ketentuan normatif yang berlaku di lingkungan
lokal dalam berbagai bentuk seperti peraturan perundang-undangan yang diterbitkan
oleh pemerintah pusat yang berarti berlaku secara nasional maupun yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah setempat. Termasuk juga ketentuan-ketentuan yang berlaku
di masyarakat seperti adat istiadat, ketentuan agama dan lain-lain.
c. Budaya Organisasi
Dalam kaitan ini terdapat dua tantangan yang dihadapi oleh para manajer
internasional. Pertama, semacam dilema bahwa budaya organisasi harus cukup kuat
sehingga kelima fungsi diatas terselenggara dengan baik. Kedua, unsur-unsur budaya
organisasi mana yang menonjol, apakah budaya organisasi induk perusahaan atau
budaya yang sudah disesuaikan dengan tuntutan budaya nasional. Kuncinya terletak
pada kemampuan para manajer internasional untuk menjalankan roda organisasi
dengan gaya manajemen yang situasional, kondisional, temporal, dan spasial.
Bukan rahasia lagi bahwa secara umum tingkat pendidikan tenaga kerja di
negara-negara yang sedang berkembang masih relatif rendah dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan pun tidak tersedia banyak. Situasi demikianlah yang
mereka bawa ke tempat kerja masing-masing. Pada gilirannya situasi demikian
mengakibatkan tingkat produktivitas mereka tidak setinggi yang diharapkan oleh para
manajer internasional. Dalam kaitan ini memang harus ditekankan pentingnya
peningkatan mutu pendidikan secara nasional di negara yang bersangkutan.
Masalah etika merupakan suatu hal yang tidak terlalu sulit untuk
membahasnya. Kesulitan baru timbul dalam implementasinya. Hal ini karena ada
kalanya timbul pandangan di masyarakat bahwa suatu tindakan tidak terpuji namun
dilakukan oleh banyak orang, seolah-olah menjadi suatu tindakan yang dibenarkan.
Yang jelas adalah bahwa pelanggaran terhadap norma-norma moral dan etika harus
dihindari terlepas dari merajalelanya tindakan itu di lingkungan tempat perusahaan
beroperasi (Siagian, 2006. 16-28)
2.3 Alasan Perusahaan Beroperasi secara Internasional
· Tuntutan Konsumen
a. Perumusan misi yang hendak diemban dan sasaran yang ingin dicapai
d. Analisis Internal
· Perlunya perlakuan pasar dengan cara identik terlepas dari wilayah atau negara
tempat perusahaan beroperasi
Perlu dipahami pula bahwa terdapat sejumlah tekanan yang mendorong globalisasi
operasi perusahaan-perusahaan besar, termasuk di antaranya:
Regionalisasi
4. Keunggulan Lokasi
c. Strategi Transnasional
Pada tahap kedua, perusahaan langsung menangani minat luar negeri mereka,
walaupun mereka mungkin juga terus menggunakan pihak ketiga. Pada tahap ini,
kebanyakan perusahaan tidak menempatkan karyawan di luar negeri, tetapi karyawan
domestik sering kali bepergian ke luar negeri untuk urusan bisnis.
Pilihan yang lain adalah usaha patungan (joint venture), yaitu perusahaan
asing dan domestik bersama-sama membiayai pengembangan produk baru atau
membangun fasilitas produksi di negara asing. Sebuah usaha patungan mungkin
adalah satu-satunya cara memasuki negara tertentu yang berdasarka hukum, melarang
orang asing memiliki bisnis.
1. Pasar Baru
2. Produk Baru
3. Fungsi
4. Pengganbungan Berurutan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jauch, Lawrence R. & William F. Glueck. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Stoner, James A.F. et al. 1995. Manajemen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Hill, CWL. 2000. International Business, Competing in the global marketplace 3d ed.
Boston: Irwin/Mcgraw Hill.
Hitt, M.A. & R.D. Treland. 2000. The Intersection of enterpreneurship and strategic
management research. In D.L section & H. Landstream (eds). The Blackwell
Handbook of Entrepreneurship. UK. Black publisher, Ltd.
Shan, W. & J. Song. 1997. Foreign Direct Investment and the Sourching of
technological advantage: Evidence from the biotechnology industry, journal of
internatinal business studies, 28.
Luo, Y. 1999. Time based exepenence and International expansion: The case of
emerging economy. Journal of Management Studies. 36.
Venables, A. J. 1995. Econimic Integration and The Location of firms, The American
Economic Review. 85.
Delios, A. & P.W. Beamish. 1999. Geographic Scope, Product Diversivication and
The Corporate Performance of Japanese firms, Strategic Management Journal. 20.