PENDAHULUAN
Manajemen Global 1
2. Hal tersebut tentunya tak semata-mata Cina raih karena keajaiban, namun
dengan menerapkan pola manajemen yang disiplin dan kerja keras. Negara
yang memiliki sumber daya manusia terbanyak di dunia ini juga mulai
menduduki peringkat pertama di Asia sebagai negara produsen dengan
menggeser kedudukan Jepang.
Seiring semakin nyata adanya globalisasi, praktek-praktek manajemen
pun tentunya harus semakin menjurus ke arah yang dapat menanggulangi
tantangan-tantangan global. Manejemen global tak semata bagaimana
mengetahui isu-isu manajemen internasional tetapi bagaimana
mengaplikasinkan manajemen yang bermutu global di dalam sebuah
organisasi atau perusahaan hingga mampu bersaing secara global.
Pola pikir global manajerial harus mewadahi setiap level yang ada di
perusahaan, kompleksitas dan ketidakpastian selayaknya menjadi tantangan
manajerial untuk terus berkembang. Fenomena global yang berslogan “dunia
tanpa batas” ini memicu organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan
pola-pola yang inovatif dalam setiap aktivitasnya. Manajemen global yang
akan dibahas dalam bab selanjutnya memberikan gambaran mengenai
dinamika yang terjadi dalam era gobalisasi.
Manajemen Global 2
Dari uarain di atas ada beberapa masalah yang dirumuskan dalam
makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi.
2. Bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan.
3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi
dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan.
1.3. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memberkan gambaran bagaimana pelaksanaan manajemen di era
globalisasi.
2. Mengetahui bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan
khususnya perusahaan-perusahaan internasional.
3. Memberikan gambaran apakah ada hubungan antara pelaksanaan
manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap
perusahaan.
Manajemen Global 3
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Global 4
.5.4. Pengertian Manajemen Global
Globalisasi Manajemen adalah fakta kehidupan. Globalisasi
mengacu pada sikap baru, terbuka mengenai mempraktekan manajemen
secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai
dunia di luar batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan
kemampuan guna beradaptasi dalam ekonomi global. Demikian J.A.F.
Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak
ada luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang
besar (big village) dan tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui
menjadi warga penduduk dunia, konsekuensinya baik sebagai individu,
pemimpin atau manajer dituntut untuk mempunyai wawasan tentang
aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia internasional. Baik yang
menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya, perkembangan
ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas negara. Oleh
karena itu para usahawan ataupun negarawan harus memiliki
pengetahuan, keterampilan, kemampuan professional yang handal, dan
tangguh serta mandiri, agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam
dunia persaingan bebas. Transformasi arus uang/modal, teknologi,
tenaga ahli, barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi antar negara
sedang dan telah terjadi secara otomatis dengan mempergunakan jalur
informasi digital bebas hambatan (the digital information superhighway
- disk). Semua kegiatan itu hanya akan berjalan dan mencapai
keberhasilan apabila dikelola oleh tenaga ahli dan system yang
bernuansa internasional. Keahlian di bidang manajemen internasional
merupakan onditio sine quanon dalam era globalisasi.
Manajemen internasional merupakan kinerja daripada aktivitas-
aktivitas manajemen yang melewati batas-batas nasional. Dengan
tandas Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional
adalah aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas
wilayah nasional (Interational Management is management activities
that cross national borders. Fourth Edition : 571). Lebih jelas lagi
Manajemen Global 5
Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa studi manajemen
internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional di
negara-negara tuan rumah (host country) dengan mempertimbangkan
masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan arus orang,
barang, jasa, dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan
baik dalam situasi kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas wilayah
nasional (The study of international management focuses on the
operation of internasional firms in host countries. It is concerned with
the ultimate aim being to manage better in situations that involve
crossing national boundaries, 1993).
Dari definisi yang diberikan oleh kedua ahli manajemen tersebut
berarti untuk dapat berkiprah di dunia internasional seorang manajer
harus mempunyai cakrawala global atau internasional, sekalipun ia
berada pada pijakan likal. Ciri-ciri budaya nasional akan tetap menjadi
bingkai pengaman kehidupan bangsa, walaupun tak kan urung akan dan
harus menanggung akibat dampak hubungan manajemen atau
pemerintahan internasional yang pengaruhnya akan sangat besar dan
beresiko tinggi.
Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga
itu, manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga
tidak akan ada manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu
tidak pernah ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan, juga bahkan
oleh bagaimana mereka mengerjakannya, alat ditentukan oleh
sumbanganya. Dan manajemenlah yang memungkinkan lembaga untuk
menyumbang. Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu
disiplin.” Setiap karya manajemen adalah karya seorang manajer. Yang
mengelola adalah orang, bukan kekuatan atau fakta. Pandangan,
pengabdian dan integritas para manajer menentukan apakah ada
manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah
urus/mismanagement. Persepsi kebenaran berfikir itu, telah diakui dan
berlaku secara universal pada semua organisasi di dunia internasional.
Manajemen Global 6
Manajemen global adalah segenap aktivitas manusia dalam
organisasi dengan menggunakan bantuan sumber-sumbr daya dan
fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan.
Demikian pula orng yang memegang pimpinan sering disebut manager
atau pimpinan, pemimpin, Pembina, kepala, ketua, direktur,
administrator/administrator, eksekutif, pengurus, pengelola, manajer,
menejer. Manajer itu adalah orang yang aktif dan bertanggung jawab
dalam melakukan tugas-tugas manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajer berfungsi dan berperan mengatur dan
mengalokasikan sumber-sumber daya tersebut seoptimal mungkin
secara efektif dan efisien sehingga mencapai produktivitas dan
kepuasan bagi semua orang yang bekerjasama dengannya.
Dalam hal ini Drucker (1984) berpendapat, bahwa dalam cara
pelaksanaan manajemen global pada organisasi sangat dipengaruhi oleh
cirri-ciri nasional, tradisional, sejarah nasional dan kadang-kadang juga
ditentukan oleh hal-hal itu. Dengan demikian dalam prakteknya,
patriotisme dan budaya bangsa serta lingkungan turut
mempengaruhinya tak dapat diabaikan agar manajemen global dapat
dipakai/diterapkan dan berjalan secara efektif.
Bagaimana budaya ini bisa mempengaruhi praktek-praktek
manajemen, terutama wilayah ASEAN yang kental dengan budaya
ketimurannya. Hal ini diungkapkan oleh Joseph M. Putti (1991), bahwa
“The cultural roots in these countries (ASEAN) are stronges and
influences various of life, including the practice of management”.
Indonesia termasuk salah satu Negara ASEAN, tidak hanya cukup
bangga bergabung dengan mereka, tetapi harus memacu diri bagi
kemajuan dalam olah manajemen secara professional dengan tanpa
mengabaikan cirri budaya kekhasan Indonesia yang positif, bahkan
budaya-budaya impor harus di filter sehingga tidak berpengaruh
negatif. Oleh Putti dinyatakan dengan tegas bahwa mengapa terjadi
sukses di Negara-negara industri baru seperti : Hongkong, Korea,
Manajemen Global 7
Singapore dan Taiwan sehingga menarik perhatian dunia, karena : “A
single most important factor which can be identified as the main reason
for their success is the style of management”. Di Negara-negara maju
manajemen dihargai tinggi secara khusus dan professional. Dari budaya
itu mempengaruhi gaya (style) manajemen yang membawa
keberhasilan dalam pelaksanaan praktek manajemen.
Hal ini diyakini oleh Hofstede (1997), bahwa nilai budaya dan
praktek manajemen harus konsisten satu sama lain, dari praktek yang
berhasil disuatu budaya mungkin tidak akan dapat berjalan dengan baik
ditmpat lain. Apabila Indonesia ingin diakui dan dihargai sebagai
Negara yang mandiri dan berdaulat diantara bangsa-bangsa yang ada di
dunia, maka Indonesia harus dapat mengembangkan falsafah-falsafah
manajemen sendiri yang khas berdasarkan etika dan moral yang
mengakar pada nilai-nilai budaya bangsa dngan tetap memperhatikan
aspek-aspek universal manajemen yang telah berlaku di dunia
internasional.
Manajemen Global 8
Secara normal, perusahaan meningkatkan langsung potensi yang
sedang global di suatu periode. Kebanyakan perusahaan pada awalnya
menjadi global tanpa membuat cabang di negara-negara asing, dengan
pengeksporan, perijinan, atau monopoli. Pengeksporan memerlukan
penjualan luar negeri, yang manapun secara langsung atau secara tidak
langsung, dengan menahan distributor dan agen asing. Ini merupakan
suatu cara yang banyak bila bisnis kecil ingin memasuki pasar yang
global.
Perijinan adalah suatu pengaturan dimana suatu organisasi
mewariskan suatu perusahaan asing,berhak untuk kekayaan intelektual
seperti hak paten, hak cipta, proses pabrikasi, atau nama dagang untuk
suatu periode waktu spesifik. Franchising adalah suatu pilihan di mana
perusahaan induk mewariskan perusahaan lain,hak untuk menentukan
cara berdagang. Monopoli harus mengikuti pedoman operasional lebih
keras dibanding pengiriman dibanding pemegang lisensi. Perijinan pada
umumnya terbatas pada pabrikan, franchising adalah populer dengan
perusahaan jasa, seperti rumah makan dan hotel.
Franchising dilakukan dengan cepat,bahkan Negeri China
bermunculan suatu kelas menengah, yang dipimpin oleh suatu
bertumbuh populasi yang dididik professional, sedang menyiapkan
jalan bagi pengembangan monopoli.
Walaupun mengekspor, perijinan, dan franchising adalah awal baik
dari pilihan, dalam rangka mengambil keuntungan yang penuh dari
peluang global, perusahaan harus membuat suatu investasi jangka
panjang di negara lain. Perusahaan dapat bertukar-tukar derajat tingkat
mereka tentang keterlibatan global. Suatu korporasi perusahaan
multinasional ( MNC) adalah suatu perusahaan yang didasarkan satu
negeri ( orangtua atau negeri rumah) dan menghasilkan barang-barang
atau menyediakan jasa di satu negara-negara asing (negara
penyelenggara). Suatu korporasi perusahaan multinasional
mengarahkan pabrikasi dan memasarkan operasi di beberapa negara-
Manajemen Global 9
negara; operasi ini dikoordinir oleh suatu perusahaan induk, pada
umumnya didasarkan negeri rumah perusahaan.
Motor umum dan arungan sudah meningkatkan di luar menjadi
korporasi multinasional menjadi suatu korporasi global (GC); suatu
organisasi yang mempunyai unit [perseroan/perusahaan] di sejumlah
negara-negara yang terintegrasi untuk beroperasi seperti satu dunia
organisasi lebar/luas. Korporasi yang global beroperasi seolah-olah
keseluruhan dunia adalah satu kesatuan. Dunia global dengan
komponen yang mungkin adalah dibuat dan/atau dirancang negara-
negara berbeda.
Harapan adalah bahwa ketika dunia menjadi lebih serentak terbuka,
globalisasi korporasi akan menjadi hal yang biasa. Beberapa tahun
yang lalu procter & spekulasi masih hanya pada suatu bisnis U.S.
menginvestasikan dengan berat di dalam merek makanan. sekarang ini
merupakan suatu korporasi yang global dengan operasi di 140 negara-
negara dan variasi kategori produk luar biasa. Para pemimpin
[perseroan/perusahaan] 30 nya adalah suatu kelompok berbeda yang
mewakili kultur banyak orang dan latar belakang.
Pentingnya manajemen sumber daya manusia di (dalam)
lingkungan yang global digambarkan oleh fakta perusahaan
internasional yang pertama HR ujian sertifikasi akan diatur di SHRM
konferensi forum global di (dalam) 2004. Enam area sumber daya
manusia internasional manajemen telah dikenali untuk pengujian itu. Ini
adalah: strategis manajemen internasional HR, pengembangan
karyawan dan efektivitas organisatoris, susunan kepegawaian global,
manajemen tugas internasional, ganti-rugi global dan manfaat, dan
peraturan dan hubungan dengan pegawai internasional.
Manajemen Global 10
Luther George James A.F. Koontz & Nickels, McHugh & Richard W.
Ernest Dale
Gullick Terry Stones O'Donnel McHugh Griffin
Planning
Organizing
Coordinatin
Innovating
g
Representin
Reporting
g
Controlling
Tarif
Quota
Ukuran administrastif
Pengawasan pertikaian
Peraturan lokal
Subsidi
Bantuan promosi dagang
Persetujuan perdagangan dan kartel produsen
Untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan dibuat
konsep Intergrasi Ekonomi ( Economic Integration ). Konsep ini
mempengaruhi beberapa bentuk dianratanya :
1. Area perdagangan bebas (Free trade areas).
3. Koalisi merupakan suatu cara untuk berjuang jika tidak mau ditelan
raksasa seperti UE dan AS.
Isu Jasa
Perundingan jasa menginginkan terciptanya liberalisasi yang
progresif dibidang perdagangan jasa.
Fasilitas Perdagangan
Inti pokok dari fasilitas perdagangan dalah aturan untuk
memperlancar arus barang di pelabuhan, termasuk pengaturan
mengenai barang transit. Dalam modalitas ini, berbagai kemudahan
untuk nagara berkembang dipenuhi, misalnya pengembangan
kafasilitas, perlakuan khusus dan berbeda. Untuk jangka panjang,
fasilitas perdagangan sangat bermanfaat bagi Indonesia karena akan
mempermudah dalam mengatur kelancaran barang impor di
pelabuhan sehingga dapat mengurangi biaya.
Isu Pembangunan
Keputusan penting lainnya menyangkut bantuan teknis untuk Negara
berkembang guna meningkatkan partisipasi mereka dalam
perundingan, dan kemampuan Negara berkembang untuk
mengimplementasikan perjanjian WTO.
10. Menjual saham (go public) kepada para peminat di Negara pribumi.
12. Rencana investasi kembali atas pemilikan asset oleh penduduk asli.
4. Variabel ekonomi
Variabel ekonomi yang mempengaruhi proses manajerial adalah
keadaan ekonomi suatu negara. Apabila situasi ekonomi suatu
negara sedang mengalami inflasi atau mengalami deflasi, maka
hal tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan dalam suatu
perusahaan.
Aktivitas manajerial
Aktivitas manajerial dipengaruhi oleh ilmu manajemen. Praktek
manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyetapan,
pemimpinan, dan pengawasan.
Aktivitas non-manajerial
Aktivitas non-manajerial sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan
atau sains yang relevan. Paraktek non-manajerial meliputi teknik,
produksi, pemasaran, dan keuangan.
Ilmu manajemen
- Konsep
- Prinsip
-Teori Praktek-praktek
- Aplikasi pengetahuan Manajerial :
secara umum - Perencanaan
- Pengorganisasian
Fungsi-fungsi Ilmu - Penyetapan
Pengetahuan - Pemimpinan Keberhasilan perusahaan
Perusahaan - Pengawasan berdasarkan pada :
- Teknik
1. Faktor-faktor
- Produksi
manajerial
- Pemasaran
2. factor-faktor non
- Keuangan Praktek-praktek Non-
manajerial
Manajerial :
Sumber daya manusia - Teknik
dan sumber daya - Produksi
mineral - Pemasaran
- Keuangan
Lingkungan eksternal
- Pendidikan
- Politik
- Ekonomi
-Teknologi
- Sosial Budaya/Etika
2.2. Manajemen Masa Depan
2.5.1 Keahlian yang Penting Dimiliki oleh Manajer Masa Depan
Suksesnya suatu manajemen tak terlepas dari peran manajerial
yang handal, manajer harus memiliki pengetahuan mengenai teori
sistem dan empat dasar fungsi manajemen dan gaya mengetahui situasi
manajemen unik yang mereka hadapi dalam praktek dan memiliki
keahlian serta pengetahuan mengenai sistem-sistem masa depan.
Keahlian, sistem-sistem masa depan merupakan kemampuan untuk
memandang dan mengatur suatu usaha sebagai suatu kesatuan
komponen-komponen yang saling bekerja sama dan berfungsi sebagai
suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Jadi pendekatan sistem
manajemen merupakan cara menganalisis dan menyelesaikan masalah
dan mengimplementasikan solusi setelah mengidentifikasi bagian-
bagian sistem yang berhubungan dengan masalah dan mengevaluasi
efek dari tiap-taip solusi pada fungsi-fungsi dalam keseluruhan bagian
sistem. Frank T. Curtin, Wakil Presiden mesin di Cincinati, telah
melihat hasil/nilai dari aplikasi pendekatan sistem dalam masalah-
masalah manajemen dan mengindikasikan bahwa pendekatan sistem
merupakan alat yang sangat bernilai bagi manajer di masa depan.
Menurut Curtin, hanya setelah manajer mengerti “gambaran besar” atau
melihat semua bagian peralatan secara keseluruhan sehingga mereka
bisa menyelesaikan masalah-masalah manajerial secara tepat. Curtin
menyarankan agar lebih berhasil, maka harus lebih banyak individu
yang harus dididik secara formal dalam nilai pendekatan sistem ini dan
memperlihatkan langkah-langkah yang dapat diambil dalam
mengimplementasikannya.
Keahlian Fungsional Masa Depan, merupakan kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep-konsep perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengontrolan secara tepat dalam sistem menejemen.
Aplikasi dari empat fungsi dasar ini merupakan pertimbangan bagi
manajemen sebagai subsistem dari keseluruhan sistem manajemen.
Keahlian Analisa Situasional di Masa Depan, merupakan
kemampuan untuk mengaplikasikan baik sistem teori fungsional
maupun praktek-praktek situasi yang yang dihadapi manajer. Keahlian
ini menekankan bahwa manajer harus mengerti situasi untuk
manajemennya sendiri, sebelum mereka dapat menggunakan sistem dan
keahlian fungsional untuk mendapatkan hasil terbaik. Pentingnya
keahlian analisa situasioanal didukung oleh pemikiran dan ide-ide
pendekatan kontroversi manajemen. Walau bagaimanapun manajer di
masa mendatang akan menghadapi situasi yang sangat berbeda dengan
manajemen sekarang dan masa lalu.
6. Mutu
Dengan pendekatan keterlibatan dinamik, Total Quality
Management (TQM) haruslah menjadi perbendaharaan kata setiap
manjer. Semua manajer harus memikirkan mengenai bagaimana
setiap proses organisasi dapat dilakukan untuk menyediakan output
yang bertanggung jawab. Hubungan yang kuat dan jangka panjang
dapat menjadi produk samping yang bermanfaat dari kerangka
“Mutu” pikiran dan tindakan, dengan pandangan ini Total Quality
Management menambah satu lagi dimensi dinamik pada manajemen,
karena mutu juga selalu merupakan target yang bergerak. Dengan
demikian pada masa yang akan datang akan terjadi berbagai
tantangan yang lebih rumit terhadap teori dan praktek manajemen.
Pekerjaan manajer-manajer di waktu mendatang akan meminta lebih
banyak pengetahuan dan kecanggihan akibat organisasi yang
semakin kompleks. Organisasi komponen personalia akan dihitung
secara bervariasi baik gaji maupun bonus. Menurut H. Igor Ansof
dan R.G. Bradeburg berpendapat bahwa pada masa mendatang
manajer akan memberikan peranan multiplikasi, dan akan
membutuhkan kompetensi yang simultan sebagai pemimpin,
administrator, entreupreneur, negarawan, perencana dan sistem
arsitek dan lain sebagainya.
Digambarkan sebagai berikut:
Changes in Management Roles
Leader
Administrator Leader
Administrator
Entreupreneur
Entreupreneur Planner
Planner
Past Future
Peranan terpisah, Individu Kombinasi Peran, Team
Dalam era global para eksekutif di dera dan dituntut untuk mencari
cara pemikiran baru tentang ilmu dan seni manajemen, dimana mereka
berperan dan harus menerapkannya secara efektif dalam pemecahan
masalah-masalah manajemen yang kompleks dan cangging dengan
tingkat kemampuan puncak yang prima. Bagaimana pula Craig dan
Mitchael dengan pemikirannya mengajak para manajer, baik dalam
dunia usaha swasta maupun pemerintah untuk menerobos “foresight for
the future” dengan menunjukkan pola-pola pikir manajemen dalam
mengantisipasi perubahan dalam bidang-bidang era bisnis internasional.
Dalam setiap kurun waktu yang berubah-ubah, baik proses, sistem
manajemen strategi serta model konseptual mengikuti perkembangan
yang terjadi dan manajemen harus dinamis sehingga akan dapat
mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh
setiap organisasi baik yang menyangkut antisipasi yang dikemukakan
Craig dan Mitchael ataupun masalah-masalah lain. Dengan berorientasi
pada masa lalu dan masa kini, setiap eksekutif akan mendapatkan
formula baru untuk menghadapi era baru, era persaingan bebas.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Globalisasi manajemen merupakan fakta kehidupan. Manajemen global
adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas
nasional. Manajemen global membantu mengatasi masalah-masalah yang
tidak dapat dipecahkan sendiri dalam kerjasama internasional. Tumbuh dan
berkembangnya perusahaan multi nasional memerlukan manajemen yang
bermutu global. Kompleksitas dalam penanganan perusahaan lintas negara
memacu sumber daya yang ada didalamnya untuk terus kreatif dan inovatif.
Empat dasar manajemen tradisioanal memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dalam pelaksanaannya di manajemen global. Para manajer yang
bermutu haruslah memiliki kepribadian kelas dunia. Pola pikir global menjadi
dasar bertindak serta seorang manajer kelas dunia harus memiliki
management global skill.
3.2. Saran
Manajemen menyentuh dan mempengaruhi hampir semua kehidupan
manusia dalam bermasyarakat dan bernegara (Peter F. Drucker). Oleh karena
itu penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai konsep
manajemen terutama manajemen global. Manfaat yang didapat antara lain
memberikan pengetahuan pola pikir global dalam pelaksanaan manajemen,
mengetahui pemanfaatan alat-alat pemecahan masalah manajerial yang lebih
canggih, tepat guna, terpadu dan komprehensif, kesiapan menghadapi
tantangan dunia usaha, memberi gambaran aliansi multi korporat perusahaan
antara negara dengan networking perusahaannya di seluruh dunia, serta
panduan menjadi seorang manajer global.