Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEUANGAN INTERNASIONAL

“RUANG LINGKUP DAN LINGKUNGAN MANAJEMEN KEUANGAN


INTERNASIONAL”

DOSEN PENGAMPU : DR. NUR ENI P., SE., M.SA., AK., CA

OLEH :

KELOMPOK 1A

RAHENNA NURAISYAH J 1692141010

RESKI AMAL PUTRA 1692141012

ANDI NINING AF 1692141013

A.MUH. ARIS MUNANDAR 1692141020

FITRIYANI RASYID 1692141032

MUHAMMAD FAIZ HAMZAH 1692141038

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Keuangan
Internasional dengan judul “Ruang Lingkup dan Lingkungan Manajemen Keuangan
Internasional”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Wassalam.

Makassar, 25 Agustus 2019

Kelompok 1A

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3
A. Perusahaan Internasional ..........................................................................................3
B. Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional ..............................................4
C. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan Internasional9
D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional .....................................11
E. Bisnis Global ...........................................................................................................12
BAB III PENUTUP .........................................................................................................18
A. Kesimpulan .............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia 1998 membawa pelajaran
yang sangat penting bagi manajer perusahaan multinasional, pengambil
kebijakan di sektor pemerintah maupun akademisi di perguruan tinggi. Krisis
itu sendiri dimulai oleh jatuhnya mata uang Bath-Thailand yang disusul oleh
jatuhnya mata uang Peso- Philiphina, Ringgit-Malaysia dan Rupiah Indonesia.
Pengambil kebijakan di negara-negara Asia tidak menyangka bahwa
jatuhnya satu mata uang akan berdampak pada mata uang negara lain. Pada
saat yang bersamaan ketidakhati-hatian manajer keuangan perusahaan
multinasional khususnya dalam pengelolaan dana asing telah mengakibatkan
semakin terpuruknya mata uang negara yang bersangkutan.
Kondisi tersebut diperberat oleh oleh kebijakan pendanaan yang tidak
memperhatikan kesesuaian antara durasi pinjaman dan investasi yang dibiayai
dengan pinjaman tersebut. Selain itu tidak dilakukannya hedging secara tepat
untuk meminimumkan risiko perubahan nilai tukar atau foreign exchange risk.
Krisis ekonomi juga menunjukkan betapa eratnya hubungan antara
faktor-faktor ekonomi dan politik. Keduanya bagaikan dua sisi dari satu koin
mata uang. Kestabilan politik dan demokrasi sangat berpengaruh terhadap
country risk suatu negara. Semakin tinggi risiko suatu negara akibat
ketidakstabilan dan demokrasi yang tidak berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kestabilan nilai mata uang suatu negara.
Mempertimbangkan faktor tersebut di atas, pemahaman manajemen keuangan
internasional menjadi semakin diperlukan terutama bagi para manajer
keuangan perusahaan multinasional.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini


yaitu,sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Perusahaan Internasional ?


2. Bagaimana Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional ?
3. Apa saja Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan
Internasional ?

4. Apa saja Tujuan Dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional ?

5. Binis apa saja yang termasuk dalam bisnis global ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari perusahaan internasional
2. Mengetahui perkembangan dan evolusi perusahaan internasional
3. Mengetahui perbedaan manajemen keuangan dan manajemen keuangan
internasional
4. Mengetahui tujuan dan manfaat manajemen keuangan inetrnasional
5. Mengetahui bisnis apa saja yang termasuk dalam bisnis global

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perusahaan Internasional
Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam buku ini identik dengan
istilah Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporation sering disingkat
MNC), atau Transnational Coorporation juga disingkat dengan TNC), adalah
merupakan perusahaan yang beroperasi di dua Negara atau lebih. Perusahaan
multinasional biasanya terdiri dari perusahaan induk yang lokasinya berada di
Negara asal, dan lima atau enam perusahaan di luar negeri, secara khusus
mempunyai hubungan strategik di antara unit-unit. Beberapa perusahaan
multinasional mempunyai lebih dari 100 anak perusahaan tersebar di seluruh
dunia.
Untuk selanjutnya istilah perusahaan internasional dan perusahaan
multinasional, serta TNC silih berganti akan digunakan dalam buku ini dengan
pemahaman yang sama.
Eiteman et al (2010) mendefinisikan Multinational Enterprise (MNE)
adalah Perusahaan multinasional, sebagai perusahaan yang memiliki anak-anak
perusahaan, cabang-cabang, dan afiliasi yang berlokasi di negara-negara lain.
MNE juga mencakup berbagai perusahaan yang bergerak dalam aktivitas-
aktivitas jasa, seperli konsultasi, akuntansi, konstruksi, hukum, periklanan,
hiburan, perbankan, telekomunikasi. dan penginapan.
MNE memiliki kantor pusat di seluruh dunia dan banyak diantaranya
dimiliki oleh gabungan pemegang saham dalam negeri dan asing. Kepemilikan
sejumlah perusahaan ini begitu tersebar secara internasional sehingga dikenal
sebagai perusahaan transnasional. Perusahaan transnasional biasanya dikelola
dari perspektif global dan bukan dari perspektif negara tunggal.

Menurut Sartono, (2001: 2-4) Perusahaan multinasional atau


multinational Coorporation adalah perusahaan yang memproduksi dan

3
menjual produknya didua atau lebih negara; sehingga dalam aktivitas utamanya
melibatkan lebih dari dua mata uang yang berbeda. Pada umumnya perusahaan
multinasional memiliki kantor pusat di suatu Negara dan didukung oleh
beberapa anak perusahaan di beberapa Negara. Diantara anak perusahaan dan
kantor pusatnya dihubungkan dengan sarana telekomunikasi yang canggih
guna menjamin integrasi operasi secara efektif dan efisien.
Pengalokasian sumber daya yang terkoordinasi secara global dalam suatu
manajemen terpusat tunggal (single centralized management) membedakan
perusahaan multinasional dengan perusahaan lain yang terkait dengan bisnis
internasional. Perusahaan multinasional membuat keputusan tentang strategi
memasuki pasar, kepemilikan operasi luar negeri; dan produksi, pemasaran dan
aktivitas keuangan dengan melihat apa yang terbaik untuk perusahaan secara
keseluruhan. Perusahaan multinasional lebih menekankan kekuatan group
daripada kekuatan individu-individu dalam group.

Perusahaan domestik murni juga sering melakukan berbagai aktivitas


internasional yang signifikan. Aktivitas tersebut mencakup impor dan ekspor
berbagai produk, komponen, dan jasa. Perusahaan domestik juga dapat
memberikan izin kepada perusahaan asing untuk melakukan bisnis mereka.
Perusahaan itu juga menghadapi persaingan asing dalam pasar domestik
mereka. Mereka juga secara tidak langsung berhadapan dengan berbagai risiko
internasional melalui hubungan mereka dengan para pelanggan dan pemasok.
Oleh karena itu, para manajer perusahaan domestik perlu memahami risiko
keuangan internasional, khususnya yang terkait dengan kurs/nilai tukar valuta
asing dan risiko kredit yang terkait dengan pembayaran perdagangan.

B. Perkembangan dan Evolusi Perusahaan Internasional


1. Perkembangan Perusahaan Internasional
Perkembangan perusahaan multinasional menurut Kuntjoro (2000 : 11) “
diwarnai oleh peristiwa penting dan membentuk arah ekonomi global yakni

4
Krisis sistem moneter Internasional (Bretton Woods), krisis utang luar negeri,
krisis minyak dan komoditas primer lainnya, munculnya negara-negara industri
baru (New Industrial Country), terjadinya crash di pasar modal Internasional
(Oktober 1987), bubarnya negara Uni Soviet yang diikuti dengan
kecenderungan menuju free market socialism, dan integrasi Eropa menuju Uni
Moneter Eropa”.
Dasar perkembangan perusahaan multinasional dapat dibedakan
menjadi tiga atas dasar motif utama pendirian perusahaan tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Raw materials seekers (pencari bahan mentah) adalah multinasional awal,
berperan jahat pada bisnis internasional. Tujuan perusahaan tersebut
adalah untuk mengeruk bahan yang dapat digunakan untuk membuat suatu
produk di luar negeri. Sama seperti cara modern sekarang pada perusahaan
minyak dan pertambangan multinasional, yang pertama membuat investasi
besar di luar negeri, yang memulai sejak tahun-tahun awal abad ke- 20.
2. Market Seekers (pencari pasar) adalah merupakan pola dasar pada
perusahaan multinasional yang menuju luar negeri untuk menghasilkan
dan menjual dalam pasar luar negeri, contohnya termasuk IBM,
Volkswagen, dan Unilever. Walaupun ada beberapa contoh awal pada
perusahaan multinasional pencari pasar (seperti Colt Firearms, Coca-cola,
Singer, N.V.Philips dan Imperial Chemicals) bagian terbesar pada
investasi langsung luar negeri, yang mana akuisisi keluar pada asset-asset
fisik seperti peralatan dan bangunan, mengambil tempat setelah Perang
Dunia II.

3. Cost Minimizers adalah kategori baru pada perusahaan yang melakukan


bisnis secara internasional. Perusahaan-perusahaan ini mencari dan
menginvestasikan dalam Negara yang biaya produksinya rendah (sebagai

5
contoh Hongkong, Taiwan dan Irlandia) untuk menyisakan kompetitif
biaya antara Negara asal dan Negara luar. Banyak dari perusahaan-
perusahaan ini adalah industry elektronik. Contohnya Texas Intruments,
Atari dan Zenith.

Menurut Madura (2003) mengungkap setidaknya ada 3 teori yang


mendasari motivasi perusahaan-perusahaan domestik melakukan ekspansi
Bisnis Internasional yakni;
1. Theory of comparative advantage ( spesialisasi dari satu negara dapat
meningkatkan efisiensi produksi )
2. Imperfect markets theory ( pasar untuk berbagai sumberdaya yang
digunakan untuk berproduksi bersifat “imperfect” )
3. Product Cycle Theory ( perusahaan yang telah memasuki tahapan pasar
yang telah mapan (maturity cycle), dapat menambah kesempatan diluar
negeri )

2. Evolusi Perusahaan Multinasional


Perusahaan multinasional mengalami perkembangan melalui berbagai
alternatif dengan memanfaatkan globalisasi yang sedang terjadi dan masih
akan terus terjadi. Proses mengarah menjadi perusahaan multinasional
dilakukan semata-mata ingin selalu menjadi monopolis atau oligopolis dengan
secara terus menerus mencari dan mengembangkan sustainable competitive
advantages. Cara ini dilakukan tidak saja menyangkut desain produk tetapi
juga inovasi produk baru sehingga produk lama menjadi usang, mencari
alternatif sumber bahan baku yang lebih murah, mengembangkan alternatif
bahan baku, promosi secara bersar-besaran, pemanfaatan jaringan pemasaran
melalui mega chain store, pengusaha dan pemanfaatan perkembangan
teknologi infornmasi, mengembangkan strategi yang semakin sophisticated
serta penguasaan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

6
Melalui cara-cara semacam itu maka pesaing yang tidak mampu mengimbangi
akan dengan sendirinya keluar dari persaingan atau hanya akan menjadi market
follower saja, sehingga perusahaan multinasional dapat mempengaruhi pelaku
yang lain secara mudah.

Memang tidak selalu bahwa perusahaan multinasional melalui tahap-tahap


konvensional yaitu mulai dengan mengekspor, memberikan lisensi, mendirikan
fasilitas produksi, atau investasi langsung di luar negeri – Foreign Direct
Investment. Masing-masing tahap tentu memiliki kelebihan dan kelemahan dan
tidak jarang perusahaan domestik menjadi perusahaan multinasional dengan
cara investasi langsung seperti halnya yang dilakukan Industri Pesawat
Terbang Nasional (IPTN) dari Indonesia yang mendirikan pabrik di luar
negeri.
Terlepas dari tahap mana yang akan ditempuh untuk menjadi perusahaan
multinasional, prinsip dasar menjadi sangat penting untuk dikuasai adalah
bahwa fasilitas produksi dibeberapa negara harus fleksibel, adaptif, kecepatan
dan ketetapan. Fleksibel dalam arti bahwa fasilitas produksi dapat digunakan
untuk memproduksi berbagai produk sejenis tanpa harus melakukan
penambahan investasi yang berarti.
Faktor lain yang penting adalah bahwa sekalipun menjadi perusahaan
multinasional nampaknya memberikan beberapa manfaat karena dapat
mengeksploitasi pasar asing, tetapi harus disadari bahwa konglomerasi yang jauh
dari core businessnya sangat tidak menguntungkan untuk jangka panjang.
Dengan kata lain perusahaan multinasional harus tetap fokus pada core
businessnya. Fokus berarti tetap mempertahankan bidang dinama perusahaan
dapat melakukan yang terbaik dari berbagai segi dan mampu mengembangkan
daya saing yang berkesinambungan. Perkembangan aliansi bisnis dan
terciptanya kerjasama ekonomi seperti: GATT (General Agreement on Tarif
and Trade), AFTA (Asian Free Trade Aggreement), NAFTA (North America
Free Trade Area), dan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) tidak

7
dapat diabaikan oleh manajer global. Terciptanya blok-blok perdagangan
tersebut memberikan tekanan tersendiri dalam strategi persaingan antar negara
dan antar blok ekonomi.

Perkembangan lain yang menarik adalah bahwa negara-negara ASEAN


yang pada tahun 2015 yang terdiri dari 10 negara ASEAN yakni; Indonesia,
Malaysia, Philipina, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Vietnam, Laos,
Kamboja, dan Myanmar, telah memberlakukan 3 cetak biru dari Asean
Economic Community (AEC), atau dalam bahasa Indonesi yakni Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).

Adapun ke 3 cetak biru MEA antara lain:

(a) menuju single market dan production base (arus perdagangan bebas
untuk sektor barang, jasa, investasi, pekerja trampil, dan modal,
(b) menuju penciptaan kawasan ekonomi regional Asean yang berdaya
saing tinggi (regional competition policy), action plan, infrastructure
development ICT, energy coorporation, taxation, dan pengembang UKM,

(c) menuju satu kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata


(region of equitable economic development) melalui pengembangan UKM dan
program- program Initiative for Asean Integration (IAI), (d) menuju integrasi
penuh pada ekonomi global (pendekatan yang koheren dalam hubungan
ekonomi eksternal serta mendorong keikutsertaan dalam global supply
network.

Demikian juga sudah mulai memikirkan untuk menggunakan mata uang


tunggal seperti halnya Euro currency. Meskipun proses itu diperkirakan masih
memerlukan waktu yang panjang tetapi dapat saja diperoleh terobosan baru
sehinga penggunaan mata uang tunggal dapat dipercepat. Integrasi pasar dunia
sebagai kelanjutan dari proses globalisasi masih akan terus berlangsung dan

8
bagi manajer global serta pengambil kebijakan tidak ada pilihan lain kecuali
menerima integrasi tersebut atau tertinggal oleh integrasi pasar dunia dan
menjadi sekedar penonton saja.

C. Perbedaan Antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan


Internasional

Pada prinsipnya manajemen keuangan internasional memiliki dan


menggunakan prinsip dasar yang sama dengan manajemen keuangan atau
corporate finance. Tiga bidang utama dalam corporate finance lebih
ditekankan untuk perusahaan domestik yang tidak menghadapi risiko perubahan
nilai tukar atau foreign exhange risk dalam kegiatan.

Disamping itu karena perusahaan domestik hanya melibatkan satu mata


uang dan meskipun memiliki anak perusahaan tetapi masih berada dalam satu
negara maka tidak terjadi masalah perpajakan dan akuntansi khususnya dalam
pembuatan laporan keuangan rekonsiliasi. Namun demikian baik manajemen
keuangan maupun manajemen keuangan internasional keduanya memiliki
tujuan nirmatif yang sama yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. Maksimisasi nilai perusahaan
dapat dicapai dengan memaksimumkan harga saham perusahaan.

Secara garis besar ruang lingkup bahasan dalam manajemen keuangan


internasional adalah:
- lingkungan Manajemen Keuangan Internasional
- Pasar Valuta Asing
- Mengukur dan Manajemen Eskposur Mata Uang Asing
- Analisis Investasi Langsung
- Manajemen Operasi Multinasional

9
- Perbankan Internasional dan Topik Khusus

Eiteman et al (2010) mengutarakan tentang perbedaan utama antara


manajemen keuangan domestik dan internasional. Perbedaan tersebut
mencakup institusi, nilai tukar mata uang/valuta asing, dan risiko politik, serta
modifikasi yang diperlukan terhadap teori dan instrumen keuangan.
Manajemen Keuangan internasional memerlukan pemahaman tentang
perbedaan budaya, sejarah, dan institusional dengan pengaruh potensialnya
terhadap tata kelola perusahaan (corporate governance). Meskipun baik
perusahaan domestik maupun perusahaan mutlinasional pasti menghadapi
risiko nilai tukar valuta asing, perusahaan multinasional sendiri menghadapi
risiko unik tertentu yang biasanya tidak mengancam operasi domestik, seperti
risiko politik. Perusahaan multinasional juga menghadapi tugas lain yang dapat
diklasifikasikan sebagai perpanjangan dari teori keuangan domestik.
Sebagai contoh, pendekatan domestik biasa terhadap biaya modal,
sumber utang dan ekuitas. penganggaran modal, manajemen modal kerja,
perpajakan, dan analisis kredit perlu dimodifikasi untuk mengakomodasi
kompleksitas asing. Selanjutnya, sejumlah instrumen keuangan yang
digunakan dalam manajemen keuangan domestik telah dimodiflkasi untuk
digunakan dalam manajemen keuangan internasional. Contohnya adalah opsi
(options) dan future valuta asing, swap tingkat bunga dan valuta asing interest
rate and currency swaps), serta letters of credit.

Perbedaan Keuangan Multinasional dengan Keuangan Domestik dapat


diilustrasikan pada Tabel 1.2, sebagai berikut :

Tabel 1.2. Perbedaan Keuangan Multinasional dan


Domestik
No Konsep Keuangan Multinasional Keuangan Domestik
1 Budaya, sejarah dan institusi Setiap negara asing bersifat unik dan tidak Setiap negara memiliki dasar kasus yang
selalu dimengerti oleh telah diketahui
manajemen perusahaan multinasional

10
2 Tata kelola perusahaan Peraturan dan praktek institusi negara asing Peraturan dan institusi diketahui
semuanya berbeda secara unik dengan baik
3 Risiko nilai tukar Perusahaan multinasional Risiko nilai tukar dari ekspor/impor dan
menghadapi risiko nilai tukar, karena persaingan luar negeri (tidak ada anak
anak perusahaannya dari perusahaan)
ekspor/impor serta para pesaing asing
4 Risiko politik Perusahaan multinasional Risiko politik hampir tidak ada
menghadapi risiko politik, karena anak
perusahaan asing mereka dan sifat
perusahaan multinasional yang
terkenal
5 Modifikasi teori keuangan Perusahaan multinasional harus Teori keuangan tradisional berlaku
domestik memodifikasi teori keuangan seperti;
Capital Budgeting dan Cost of Capital,
karena kompleksitas asing
6 Modifikasi keuangan instrumen Perusahaan multinasional Penggunaan terbatas instrumen dan
domestik menggunakan instrumen keuangan derivatif keuangan, karena risiko nilai tukar
yang dimodifikasi seperti; opsi, futures, valas dan politik yang lebih kecil
swap dan letter of credit
(Sumber : Eiteman et al, 2010)

D. Tujuan dan Manfaat Manajemen Keuangan Internasional


Tujuan normatif yang ingin dicapai adalah memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau maksimize shareholder wealth.
Maksimisasi kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan akan
dicapai melalui maksimisasi nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan
akan maksimum juga harga saham maksimum. Tentu saja tujuan ini
didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal efisien yang berarti alokasi dana
dilakukan secara efisien dan harga saham selalu mencerminkan keuntungan
yang diharapkan oleh investor dan risiko investasi.

Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham secara instan


merefleksikan seluruh investor/pelaku pasar yang dapat secara konsisten
memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan informasi personal.

a. Manfaat Mempelajari Keuangan Internasional

Pengetahuan tentang keuangan internasional membantu dalam dua hal


penting. Pertama, membantu manajer keuangan memutuskan bagaimana
pengaruh kejadian internasional pada perusahaan dan langkah apa yang dapat

11
diambil untuk memanfaatkan perkembangan positif dan mengisolasi
perusahaan dari perkembangan yang merugikan. Kedua, membantu manajer
mengantisipasi kejadian dan membuat keputusan yang menguntungkan
sebelum kejadian itu terjadi.
Alasan meningkatnya arti penting Perdagangan Internasional. Ada dua
alasan pokok mengapa perdagangan internasional tumbuh dengan cepat dalam
hubungan dengan aktivitas ekonomi secara keseluruhan :

i. Liberalisasi perdagangan dan investasi telah terjadi melalui penurunan


tarif, kuota, pengendalian mata uang dan hambatan arus barang dan
modal internasional lainya.
ii. Penyempitan ”ruang ekonomi” yang belum pernah terbayangkan
sebelumbya telah terjadi melalui perbaikan pada teknologi kumunikasi
dan transportasi yang sangat pesat dan berakibat pada pengurangan
biaya.

b. Manfaat perdagangan internasional


Manfaat utama perdagangan internasional adalah meningkatkan
kemakmuran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada setiap Negara
untuk mengkhususkan diri dalam memproduksi barang dan jasa yang relative
efisien.

E. Bisnis Global

a. Bisnis Internasional
Bisnis internasional adalah segala aktivitas bisnis yang melewati batas-
batas wilayah suatu Negara. Pelaku bisnis yang terlibat dalam bisnis
internasional dapat perorangan, swasta, pemerintah, atau campuran. Ada dua

12
macam pengolongan bisnis internasional. Pertama, berdasarkan jenis aktivitas
bisnisnya, bisnis internasional dapat digolongkan dalam empat jenis :
1. perdagangan luar negeri, yaitu aktivitas ekspor impor barang
2. perdagangan jasa, seperti jasa asuransi, perbankan, hotel, konsultan, travel
dan transportasi
3. Investasi portofolio, pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh
orang/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen.
4. Investasi langsung, sering disebut Penanaman Modal Asing (PMA) atau
Foreign Direct Investment (FDI). (Khambata dan Ajami, 1992)

Penggolongan bisnis internasional yang kedua berdasarkan tahapan


evolusioner perkembangan perusahaan (Higgins dan Vincze, 1994).

b. Berbagai Metode Go Internasional


Suatu perusahaan yang bermaksud melakukan ekspansi usahanya ke
luar negeri dapat menempuh beberapa alternatif metode sebagai berikut:

1. Ekspor
Aktivitas ekspor adalah bentuk keterlibatan perusahaan dalam bisnis
internasional yang paling sederhana. Perusahaan menggunakan kapasitas
produksi domestik yang dimilikinya untuk produksi, distribusi, administrasi dan
mengalokasikan sejumlah produksi dalam negeri tertentu untuk pasar luar
negeri.
Mekanisme aktivitas ekspor memerlukan hal-hal berikut ini :
1) izin dari pemerintah dalam negeri (misalnya untuk produk makanan,
teknologi dan beberapa produk yang penting dipandang dari keamanan
nasional).
2) jaminan transportasi yang dapat dipercaya dan asuransi transit.
3) dipenuhinya persyaratan-persyaratan yang diminta negara pengimpor,

13
seperti pembayaran bea cukai, deklarasi, dan pengawasan.

2. Lisensi
Melalui lisensi (licensing), suatu perusahaan pemberi lisensi
menghibahkan beberapa hak (intengibel rights) kepada perusahaan asing, yang
meliputi pemberian hak untuk memproses, hak paten, program, merek, hak
cipta, atau keahlian. Intinya, penerima lisensi membeli kekayaan milik
perusahaan lain dalam bentuk pengetahuan (know how) atau riset dan
pengembangan. Pemberi lisensi dapat memberikan lisensi hak-hak khusus ini
secara eksklusif kepada suatu perusahaan atau beberapa perusahaan.

c. Franchising
Franchising hampir sama dengan pemberian lisensi. Bedanya, selain
menghibahkan izin penggunaan nama, proses, metode, atau merek, perusahaan
membantu penerima franchise dalam operasi dan atau pasok bahan mentah.
Pemberi franchise biasanya lebih memiliki kontrol terhadap kualitas produk
daripada hanya memberikan lisensi. Sama dengan lisensi, penerima franchise
membayar sejumlah komisi dan sebagian tertentu dari penjualan/penerimaan
yang diperolehnya kepada perusahaan pemberi franchise.

Contoh perusahaan pemberi franchise adalah perusahaan jasa dan


restoran, khususnya fast-food dan minuman ringan, seperti Mc Donald,
Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Holiday Inn, Hilton.
Manfaat utama bagi perusahaan pemberi franchisee adalah
meningkatnya penerimaan dan perluasan nama merek produk, serta perluasan
pasar. Kelemahan utama metode ini sama seperti lisensi, yaitu : bagaimana
mengatasi masalah kontrol terhadap kualitas dan standar operasi. Kesulitan
lain adalah perlunya melakukan sedikit adaptasi terhadap produk atau jasa
yang sudah distandardisasi.

14
4. Kontrak Manajemen
Kontrak manajemen terjadi bila suatu perusahaan menyewakan
keahliannya atau pengetahuannya kepada pemerintah atau perusahaan luar
negeri dalam bentuk orang yang datang kepada pemerintah/perusahaan dan
mengelola kepentingan mereka. Metode semacam ini sering digunakan bila
terjadi nasionalisasi oleh pemerintah, atau bila operasi perusahaan berada
dalam kesulitan.

5. Kontrak Manufaktur
Dalam kontrak manufaktur, Trans National Coorporation (TNC), atau
perusahaan multinasional melakukan kontrak dengan mitra lokalnya dalam
jasa manufaktur. Boleh dikata, kontrak ini semacam integrasi vertikal. Namun
TNC tidak mendirikan lokasi produksi sendiri, melainkan melakukan
subkontrak produksi yang dapat berupa :
a. kontrak produksi penuh, dimana pabrik lokal memproduksi barang untuk
dijual dengan nama sama seperti pabrik asalnya
b. kontrak jasa manufaktur parsial, seperti merakit barang atau memproduksi
komponen.

6. Investasi Langsung
Sama seperti metode go international yang lain, investasi asing dapat berupa:
(1) patungan, bila risiko dan keuntungan dibagi dengan mitra lokalnya, (2)
mendirikan cabang yang dimiliki penuh, di mana TNC memiliki
kesempatan untuk meraup keuntungan sekaligus menanggung sendiri
seluruh risiko.

(2) Banyak TNC memilih melakukan investasi langsung setidaknya karena


tiga alasan. Pertama, memperoleh akses terhadap pasar yang lebih besar.
Kedua, mengambil keuntungan atas perbedaan biaya di pasar luar negeri.
Ketiga, sebagai strategi bertahan untuk menghadapi gerakan pesaing

15
utamanya atau untuk mengikuti ”pemimpin pasar” (market leader) yang
memasuki pasar baru.

7. Patungan (Joint Ventures)


Patungan adalah kerja sama bisnis di mana satu atau lebih perusahaan
bergabung bersama untuk mendirikan beberapa jenis operasi. Patungan dapat
dilakukan antara dua TNC, suatu TNC dengan pemerintah, atau suatu TNC
dengan pelaku bisnis lokal. Bila terdapat lebih dari dua pemrakarsa dalam
perjanjian patungan disebut operasi konsorsium.
Tiap pihak dalam patungan menyumbang modal, ekuitas, atau
kekayaan. Pemilik dalam patngan tidak selalu 50-50, dan dapat bervariasi
tergantung dari jumlah yang disumbangkan masing-masing pihak dalam usaha
patungan tersebut.

8. Cabang yang Dimiliki Penuh


Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dimiliki penuh, suatu
perusahaan dapat menjaga kontrol menyeluruh terhadap pemasaran, penentuan
harga, keputusan produksi, dan mempertahankan kelebihan teknologi.
Akibatnya, perusahaan juga berhak mendapatkan 100% laba yang ditimbulkan
oleh cabangnya di luar negeri. Risiko yang dihadapi perusahaan sama dengan
yang dihadapi bila beroperasi di dalam negeri, namun masih ditambah dengan
risiko khusus sehubungan dengan aktivitas bisnis internasional, seperti
kemungkinan dinasionalisasi, keterbatasan melakukan repatriasi keuntungan,
UU dan peraturan lokal termasuk ketentuan mempekerjakan karyawan dan
manajer lokal.

9. Operasi Global

16
Suatu perusahaan yang melakukan globalisasi operasi akan dapat
mengambil peluang bisnis yang terjadi di seluruh dunia dan tidak terbatas pada
sektor tertentu. Banyak perusahaan yang telah melakukan globalisasi usahanya
secara substansial karena percaya bahwa konsumen di seluruh dunia semakin
sama dalam tujuan dan persyaratan terhadap produk berikut atributnya.

10. Investasi Portofolio


Investasi portofolio dapat berupa investasi dalam bentuk surat-surat
berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar internasional, seperti uang,
obligasi, surat dagang, sertifkat deposito, dan saham; dapat pula berupa
investasi dalam rekening bank di luar negeri ataupun pinjaman luar negeri.
Bedanya dengan investasi langsung, investasi portofolio tidak menghendaki
kehadiran produk atau karyawan perusahaan di luar negeri.

Investor yang memutuskan untuk membeli surat berharga


(menginvestasikan uang ke luar negeri) didorong oleh beberapa alasan,
terutama: (1) melakukan diversifikasi portofolionya diantara berbagai pasar
dan lokasi, (2) untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi, (3)
menghindari risiko politik (political risks), (4) berspekulasi di pasar valuta
asing.

c. Risiko Perdagangan Internasional


Risiko yang paling nyata dari perdagangan internasional dibandingkan
dengan perdagangan domestik ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian kurs.
Perubahan kurs yang tak terduga memiliki dampak penting pada penjualan,
harga, dan laba ekportir dan importer.
Risiko perdagangan internasional yang lain adalah risiko Negara
(country risk). Mencakup risiko tidak terbayarnya ekspor perusahaan sebagai
akibat perang, revolusi, atau peristiwa politik dan sosial lainnya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan Internasional yang dimaksudkan dalam buku ini identik
dengan istilah Perusahaan Multinasional, (Multinational Coorporation
sering disingkat MNC), atau Transnational Coorporation juga disingkat
dengan TNC), adalah merupakan perusahaan yang beroperasi di dua Negara
atau lebih. Perusahaan multinasional biasanya terdiri dari perusahaan induk
yang lokasinya berada di Negara asal, dan lima atau enam perusahaan di luar
negeri, secara khusus mempunyai hubungan strategik di antara unit-unit.
Beberapa perusahaan multinasional mempunyai lebih dari 100 anak
perusahaan tersebar di seluruh dunia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh,. 2004. Manajemen Keuangan Internasional, Yogyakarta : BPFE

Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Internasiona. BPFE Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai