BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam materi mengenai Purchasing Power Parity telah dibahas dampak dari laju inflasi
relatis atas nilai tukar. Ingat bahwa pada saat laju inflasi sebuah Negara naik relative terhadap
laju inflasi Negara lain, permintaan valutanya menurun karena ekspornya menurun. Selainitu
konsumen dan perusahaan-perusahaan dalam Negara yang memiliki inflasi yang tinggi
cenderung meningkatkan konsumsi import mereka. Kedua tekanan penurunan atas nilai
valuta dari Negara yang memiliki inflasi tinggi. Laju nflasi biasanya bervariasi antar Negara
yang menyebabkan pola-pola perdagangan internasional dan nilai tukar menyesuaikan diri
mengikuti gerak inflasi.
Salah satu teori yang sangat popular dan kontroversial dalam keuangan internasional
adalah teori Purchasing Power Parity (PPP)/Paritas Daya Beli yang berfokus pada
hubungan inflasi nilai tukar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi dan Bentuk dari Teori PPP?
2. Bagaimana pengujian Teori PPP?
3. Bagaimana Analisis Grafik dari PPP?
4. Bagaimana Penyebab Teori PPP Sulit Diterapkan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan definisi dan bentuk PPP
2. Untuk mengetahui pengujian mengenai teori PPP
3. Untuk mengetahui dan menganalisis grafik dari PPP
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan penyebab teori PPP
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bentuk Relatif
Penerapan paritas daya beli secara absolut mengalami kesulitan karena jarang
ditemukan kumpulan komuditi yang bisa dibandingkan antara Negara yang satu dengan
Negara yang lain (Yuliati dkk.2005:204)
Menurut Jeff Madura (2000:209) Bentuk relative dari PPP adalah sebuah versi alternative
yang memperhitungkan keberadaan ketidaksempurnaan pasar seperti biaya transportasi, tariff
dan kuota. Versi ini mengakiu bahwa keberadaan ketidaksempurnaan pasar ini, hari dar
produk-produk yang sama di Negara-negara yang berbeda bisa jadi tidak sama jika diukur
dengan valuta yang sama. Namun, bentuk relative dari PPP menyatakan bahwa laju
perubahan harga produk harusnnya tidak jauh berbeda jika diukur memakai valuta yang sama
, sepanjang biaya transportasi dan proteksi perdagangan tidak berubah.
Menurut Agustin (Jurnal 2009 : 3-4) menyatakan PPP relatif menyatakan bahwa
perubahan persentase dalam kurs antara dua mata uang selama periode tertentu sama dengan
selisih antara persentase perubahan atas tingkat-tingkat harga berbagai negara. Dengan
kalimat lain, PPP relatif menerangkan bahwa harga-harga dan kurs mengalami perubahan
sedemikian rupa se-29 hingga nisbah daya beli domestik dan luar negeri dari setiap negara
tetap ber-tahan.
Persamaan sebelumnya menunjukkan bentuk absolut dari paritas daya beli pada awal
tahun. Bentuk relative paritas daya beli akan terpenuhi, jika pada akhir tahun, sehingga
persamaannya dapat dimodifikasi menjadi:
PAS (1 + dPAS) = S($/£) [ 1 + dS ($/£)] X (1 + dP1)
Keterangan:
dPAS dan dP1 adalah laju inflasi di Amerika Serikat dan Inggris
Sisi kanan persamaan di atas menunjukkan tingkat harga di Amerika Serikat pada akhir
tahun. Sementara sisi kanan menunjukkan nilai tukar $ Amerika Serikat terhadap £ dan
tingkat harga di Inggris pada akhir tahun.
Berdasarkan rasio perubahan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
dP ($/£) =(1 + dPAS / 1 + dP1 )-1
(1 + dPAS) = [1 + dS ($/£)] x (1 + dP1)
dP($/£) = (1 + dPAS/ 1 + dP1) – (1 + dP1/ 1 + dP1)
dS($/£) = dPAS – dP1 / 1 + dP1
Persamaan di atas merupakan bentuk relative dari paritas daya beli. Bentuk relative
paritas daya beli menyatakan bahwa perubahan nilai tukar ditentukan oleh laju inflasi atau
persentase perubahan harga secara umum disetiap Negara.
Misalnya laju inflasi d Amerika Serikat 9,5% dan di Inggris 4%, maka besarnya
perubahan nilai tukar $ Amirika Serikat terhadap £ adalah:
dP ($/£) = (9,5% - 4% / 1 + 4%) = 5,29%
Titik pada gambar 6.1 memperlihatkan bahwa perbedaan inflasi antara dalam negeri dan
luar negeri sebesar perbedaan inflasi tersebut. Garis diagonal yang menhubungkan
keseluruhan titik keseimbangan tersebut dinamalan garis PPP. Titik A menggambarkan laju
inflasi di Amerika Serikat dan Inggris sebesar 9% dan 5%, karena itu dP AS – dP1= 4% .
Kejadian ini memperlihatkan apresiasi pada pound Inggris sebesar 4%.(Yuliati & Prasetyo
.2005: 106).
Titik B mencerminkan contoh dimana laju inflasi AS dan Iggris diasumsikan masing-
masing 1% dan 6% sehingga dPAS – dP1= -5%. Titik B memperlihatkan perbedaan inflasi di
Amerika Serikat dan Inggris sebesar 5%. Hal ini akan menyebabkan depresiasi pound Inggris
sebesar 5%. Apabila Kurs tidak merespon perbedaan inflasi antara kedua Negara seperti pada
teori PPP, maka titik ini akan terletak diluar garis PPP.
Teori PPP ini terbagi menjadi dua yaitu versi absolut dan versi relatif. Teori PPP versi
absolut sering dikaitkan dengan teori Law of One Price walaupun sebenarnya ada perbedaan
antara keduanya. Teori Law of One Price lebih diterapkan pada satu jenis barang saja
sedangkan teori PPP diterapkan pada tingkat harga secara keseluruhan yaitu dengan
menggunakan sekeranjang barang dan jasa. Sementara versi relatif dari teori PPP muncul
karena banyaknya kelemahan dalam versi absolut yaitu berupa asumsiasumsi yang tidak
realistis yaitu tidak adanya biaya transportasi dan bebas dari hambatan perdagangan. Dalam
kenyataannya, biaya transportasi maupun hambatan perdagangan tidaklah dapat diabaikan.
Dalam versi relatifnya, teori PPP mengubah pemyataan tingkat harga dan tingkat kurs
keseimbangan menjadi "perubahan harga" dan "perubahan" kurs keseimbangan (Agustin.
2009 dalam Salvatore, 1997:128)
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai penelitian
a. PPP dapat digunakan dengan baik untuk periode jangka panjang tidak untuk jangka pendek
b. Teori PPP cocok digunakan untuknegara-negara yangmemiliki tingkat inflasi yang tinggi dan
pasar modal yang belum maju.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Grisvia. 2009. Analisis Paritas Daya Beli Pada Kurs Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat Periode September 1997 – Desember 2007 dengan Menggunakan Metode
Error Correction Model. Vol. 1: 28-38. Website: http://fe.um.ac.id/wp-
content/uploads/2009/09/GRIS_A-PARITAS.pdf
Haryanto,Ivan. Dkk. 2000. Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing dengan Menerapkan
Konsep Paritas Daya Beli. Vol. 2, No. 2: 14 – 28. Website:
http://jurnalmanajemen.petra.ac.id/index.php/man/article/viewFile/15600/15592
Lubis, M. Roza Aulia. 2007. Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada
Mata Uang Rupiah Terhadap Dolar Amerika: 1-106. Website:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7162/1/047018031.pdf
Madura, Jeff. 2000. Manajemen Keuangan Internasional. Jakarta: Erlangga
Sartono, R. Agus. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: BPFE
Yuliati, Sri Handaru & Prasetyo, Handoyo. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Internasional. Yogyakarta: Andi
www.http://dokumen.tips/documents/purchasing-power-parity-55a752c025375.html